Tekn. Solida

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    1/32

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Jaringan mesenkim atau jaringan lunak terbentuk dari susunan sel. Secara wajar, sel yang

    membentuk jaringan tubuh membelah dan tumbuh dengan cepat, apalagi sel-sel yang

    membentuk jaringan rahim selama masa anak-anak dan masa pubertas. Setelah dewasa, sel

    baru tumbuh, untuk mengganti sel yang rusak akibat trauma, atau penyakit, atau karena sudah

    tua. Pembelahan sel dikendalikan oleh gen yang terdapat pada setiap sel. Sebagaimana

    diketahui, gen terdiri atas DNA sehingga apabila DNA rusak, kontrol pembelahan sel

    terganggu. Kanker jaringan lunak bermula dari satu sel yang tidak normal. Satu sel yang tidak

    normal ini menghasilkan jutaan sel, malahan mungkin milyaran sel yang mirip dengan sel

    asal yang disebut klon. Sel hasil kloning ini juga berfungsi tidak wajar, malah mengambil

    energi dari sel normal dan masih sehat untuk pertumbuhan dan pembelahannya sendiri.

    Jutaan sel yang tidak normal tersebut, akan berkelompok dan membentuk tumor.

    Pengertian lebih luas, tumor adalah suatu pembengkakan. Kelompok sel-sel yang tidak

    normal ini bisa menimbulkan infeksi, peradangan, kanker atau jadi apa saja. Apabila tumor

    hanya berkembang secara local, meskipun besar, tidak mempunyai kemampuan menyebarke

    tempat lain yang jauh letaknya. Ini disebut tumor lunak, dan bukan kanker. Penyebaran tumor

    ke tempat berjauhan dari asalnya disebut anak sebar (metastase). Yang paling perlu

    dilakukan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker adalah mencegah kontak yang tidak perludengan zat-zat yang bersifat menimbulkan kanker (karsinogen), dan menghidari kontak

    dengan sinar X bila tidak perlu sekali. Apalagi pada penderita yang mempunyai riwayat

    kanker pada keluarga. Tumor rahim adalah jenis tumor jinak yang berkembang pada rahim

    wanita.

    Tumor rahim adalah tumor jinak otot dinding rahim yang muncul pada wanita dimasa

    reproduksi, Tumor ini sedikit unik karena tidak ditemukan pada wanita yang belum masuk

    pubertas, dan hampir tidak ditemukan tumbuh menjadi besar pada wanita yang sudah dalam

    usia menopouse.Tumor Rahimbanyak menyerang kelompok wanita berusia sekitar 30 tahun.

    1.2 Manfaat

    Dapat memahami ilmu tentang Suppositoria

    Lebih mengetahui tentang Suppositoria

    Dapat mengetahui cara pembuatan Suppositoria

    Dapat mengetahui komposisi dan sifat Suppositoria

    Lebih mengetahui kelebihan dan kekurangan Suppositoria

    http://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/03/untuk-kebaikan-rahim-anda-perlu-apa-itu.htmlhttp://tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com/2013/03/untuk-kebaikan-rahim-anda-perlu-apa-itu.html
  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    2/32

    1.3 Tujuan

    Untuk mengetahui cara membuat sediaan suppositoria yang baik.

    Untuk mengetahui sifat fisika pada sediaan suppositoria.

    Untuk mengetahui memilih komposisi bahan pembawa yang cocok Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sediaan suppositoria.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    3/32

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. 1 Definisi

    Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melal

    ui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak, atau melarut dalam suhu tubuh. Su

    ppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat atau sebagai pembawazat tera

    peutik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria yang umum digunakan adal

    ah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glik

    ol, dan esterasam lemak polietilen glikol. (Depkes RI, 1995)

    Bahan dasar suppositoria mempengaruhi pada pelepasan zat terapeutiknya. Lemak co

    klat capat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan dengan cairan tubuh, sehingga m

    enghambat difusi obat yang larut dalam lemak pada tempat yang diobati. Polietilen glikol ada

    lah bahan dasar yang sesuai dengan beberapa antiseptik, namun bahan dasar ini sangat lambat

    larut sehingga menghambat pelepasan zat yang dikandungnya. Bahan pembawa berminyak, s

    eperti lemak coklat, jarang digunakan dalam sediaan vagina, karena membentuk residu yang t

    idak dapat diserap. Sedangkan gelatin jarang digunakan dalam penggunaan melalui rektal kar

    ena disolusinya lambat. (Depkes RI, 1995).

    Bobot suppositoria bila tidak dinyatakan lain adalah 3 gr untuk dewasa dan 2 gr untukanak. Penyimpanan suppositoria sebaiknya di tempat yang sejuk dalam wadah tertutup rapat.

    Bentuknya yang seperti torpedo memberikan keuntungan untuk memudahkan proses masukn

    ya obat dalam anus. Bila bagian yang besar telah masuk dalam anus, maka suppositoria akan

    tertarik masuk dengan sendirinya. (Moh. Anief, 2007)

    2. 2 Tujuan Sediaan Suppositoria

    - Untuk tujuan lokal, seperti pada pengobatan wasir atau hemoroid dan penyakit infeksi

    lainnya. Suppositoria juga dapat digunakan untuk tujuan sistemik karena dapat disera

    p oleh membrane mukosa dalam rectum. Hal ini dilakukan terutama bila penggunaan

    obat per oral tidak memungkinkan seperti pada pasien yang mudah muntah atau pings

    an.

    - Untuk memperoleh kerja awal yang lebih cepat. Kerja awal akan lebih cepat karena o

    bat diserap oleh mukosa rektal dan langsung masuk ke dalam sirkulasi pembuluh dara

    h.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    4/32

    - Untuk menghindari perusakan obat oleh enzim di dalam saluran gastrointestinal dan p

    erubahan obat secara biokimia di dalam hati

    2. 3 Macam-Macam Suppositoria

    Macam-macam Suppositoria berdasarkan tempat penggunaannya :

    - Rektal Suppositoriasering disebut Suppositoriasaja, bentuk peluru digunakan lewat

    rektal atau anus, beratnya menurut FI.ed.IV kurang lebih 2 g. Suppositoria rektal

    berbentuk torpedo mempunyai keuntungan, yaitu bila bagian yang besar masuk

    melalui jaringan otot penutup dubur, maka Suppositoria akan tertarik masuk dengan

    sendirinya.

    -

    Vaginal Suppositoria (Ovula),bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewatvagina, berat umumnya 5 g.Supositoria kempa atau Supositoria sisipan adalah

    Supositoria vaginal yang dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk

    yang sesuai, atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak. Menurut FI.ed.IV,

    Suppositoria vaginal dengan bahan dasar yang dapat larut / bercampur dalam air

    seperti PEG atau gelatin tergliserinasi berbobot 5 g. Supositoria dengan bahan dasar

    gelatin tergliserinasi (70 bag. gliserin, 20 bag. gelatin dan 10 bag. air) harus

    disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 350 C

    - Suppositoria untuk saluran urin (uretra)

    Suppositoria untuk untuk saluran urin juuga disebut bougie, bentuknya rampiung sepe

    rti pensil, gunanya untuk dimasukkan kesaluran urin pria atau wanita. Suppositoria sal

    uran urin pria bergaris tengah 3 sampai

    6 mm dengan panjang 140 mm, walaupun ukuran ini masih bervariasi satu dengan y

    ang lainnya. Apabila basisnya dari oleum cacao beratnya 4 g. Suppositoria untuk sal

    uran urin wanita panjang dan beratnya dari ukuran untuk pria, panjang 70 mm da

    n beratnya 2 g, bila oleum cacao sebagai basisnya.

    - Suppositoria untuk hidung dan telinga,Suppositoia untuk hidung dan telinga yang dise

    but juga kerucut telinga, keduanya berbentuk

    sama dengan suppositoria saluran urin hanya ukuran panjangnya lebih kecil, biasanya

    32 mm. Suppositoria telinga umumnya diolah dengan suatu basis gelatin yang mengandung gliserin. Seperti dinyatakan sebelumnya, suppositoria untuk obat hidung dan tel

    inga sekarang jarang digunakan.

    2. 4

    Teori Sedian

    Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat, sebagai

    pembawa zat terapetik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria

    yang umum digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati

    terhidrogenasi, campuran polietilen glikol berbagai bobot molekul, dan ester asamlemak polietilen glikol.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    5/32

    Bahan dasar suppositoria yang digunakan sangat berpengaruh pada pelepasan zat

    terapetik. Lemak coklat cepat meleleh pada suhu tubuh dan tidak tercampurkan

    dengan cairan tubuh, oleh karena itu menghambat difusi obat yang larut dalam lemak

    pada tempat diobati. Polietilen glikol adalah bahan dasar yang sesuai untuk beberapa

    antiseptik. Jika diharapkan bekerja secara sistemik, lebih baik menggunakan bentukionik dari pada nonionik, agar diperoleh ketersediaan hayati yang maksimum.

    Meskipun obat bentuk nonionik dapat dilepas dari bahan dasar yang dapat bercampur

    dengan air, seperti gelatin tergliserinasi dan polietilen glikol, bahan dasar ini

    cenderung sangat lambat larut sehingga menghambat pelepasan. Bahan pembawa

    berminyak seperti lemak coklat jarang digunakan dalam sediaan vagina, karena

    membentuk residu yang tidak dapat diserap, Sedangkan gelatin tergliserinasi jarang

    digunakan melalui rektal karena disolusinya lambat. Lemak coklat dan penggantinya

    (lemak keras) lebih baik untuk menghilangkan iritasi, seperti pada sediaan untuk

    hemoroid internal.

    Suppositoria Lemak Coklat

    Suppositoria dengan bahan dasar lemak coklat dapat dibuat dengan mencampur bahan

    obat yang dihaluskan ke dalam minyak padat pada suhu kamar dan massa yang

    dihasilkan dibuat dalam bentuk sesuai, atau dibuat dengan minyak dalam keadaan

    lebur dan membiarkan suspensi yang dihasilkan menjadi dingin di dalam cetakan.

    Sejumlah zat pengeras yang sesuai dapat ditambahkan untuk mencegah

    kecenderungan beberapa obat, (seperti kloralhidrat dan fenol) melunakkan bahan

    dasar. Yang penting, suppositoria meleleh pada suhu tubuh.

    Perkiraan bobot suppositoria yang dibuat dengan lemak coklat, dijelaskan dibawah

    ini. Suppositoria yang dibuat dari bahan dasar lain, bobotnya lebih berat dari pada

    bobot yang disebutkan dibawah ini.

    Suppositoria rektal.Suppositoria rektal untuk dewasa berbentuk lonjong pada satu

    atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang 2 g.

    Suppositoria vaginal.Umumnya berbentuk bulat atau bulat telur dan berbobot lebih

    kurang 5 g, dibuat dari zat pembawa yang larut dalam air atau yang dapat bercampurdalam air, seperti polietilen glikol atau gelatin tergliserinasi. Ukuran berkisar, panjang

    1,251,5 inchi dan diameter 5/8 inchi

    2. 5

    o Tujuan penggunaan (ovula)

    Biasanya digunakan untuk lokal dengan efek sebagai antiseptik, kontrasepsi,

    anastetik lokal, dan pengobatan penyakit infeksi seperti trichomonal, bakteri dan

    monilial

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    6/32

    o Absorpsi Vagina

    Absorpsi sediaan vaginal terjadi secara pasif melalui mukosa. Proses absorpsi

    dipengaruhi oleh fisiologi, pH, dan kelarutan dan kontanta partisi obat. Permukaan

    vagina dilapisi oleh lapisan film air (aqueous film) yang volume, pH dan

    komposisinya dipengaruhi oleh umur, siklus menstruasi, dan lokasi. pH vagina

    meningkat secara gradien yaitu pH 4 untuk anterior formix dan pH 5 di dekat

    cervix. Pada umumnya ovula digunakan untuk efek lokal. Tapi beberapa

    penelitian menunjukkan ada beberapa obat yang dapat berdifusi melalui mukosa

    dan masuk dalam peredaran darah. Sebagai contoh, kadar propanolol dalam

    plasma untuk sediaan ovula lebih besar dibandingkan dengan rute oral pada dosis

    yang sama.(Husas, Pharmaceutical Dispensing, hal. 117)

    Suppositoria dengan bahan lemak coklat harus disimpan dalam wadah tertutup

    baik, sebaiknya pada suhu dibawah 30 derajat (suhu kamar terkendali).

    Pengganti Lemak Coklat

    Suppositoria dengan bahan dasar jenis lemak, dapat dibuat dari berbagai minyak

    nabati, seperti minyak kelapa atau minyak kelapa sawit yang dimodifikasi dengan

    esterifikasi, hidrogenasi, dan fraksionasi hingga diperoleh berbagai komposisi dan

    suhu lebur (misalnya minyak nabati terhidrogenasi dan lemak padat). Produk ini dapat

    dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi terjadinya ketengikan. Selain itu sifat

    yang diinginkan seperti interval yang sempit antara suhu melebur dan suhu memadat

    dan jarak lebur juga dapat dirancang umtuk penyesuaian berbagai formulasi dan

    keadaan iklim.

    Suppositoria Gelatin Tergliserinasi

    Bahan obat dapat dicampur ke dalam bahan dasar gelatin tergliserinasi, dengan

    menambahkan sejumlah tertentu kepada bahan pembawa yang terdiri dari lebih

    kurang 70 bagian gliserin, 20 bagian gelatin dan 10 bagian air. Suppositoria ini harus

    disimpan dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada suhu dibawah 35 derajat.

    - Dapat digunakan sebagai bahan dasar Vaginal Suppositoria.

    - Tidak melebur pada suhu tubuh, tetapi melarut dalam sekresi tubuh- Perlu penambahan pengawet ( Nipagin ) karena bahan dasar ini merupakan

    media yang baik bagi pertumbuhan bakteri.

    - Penyimpanan harus ditempat yang dingin

    - Bahan dasar ini dapat juga digunakan untuk pembuatan Urethra

    Kebaikan :

    dapat diharapkan berefek yang cukup lama, lebih lambat melunak, lebih mudah

    bercampur dengan cairan tubuh jika dibandingkan dengan Ol.Cacao.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    7/32

    Keburukan :

    cenderung menyerap uap air karena sifat gliserin yang hygroskopis yang dapat

    menyebabkan dehidrasi / iritasi jaringan, memerlukan tempat untuk

    melindunginya dari udara lembab supaya terjaga bentuknya dan konsistensinya.

    - Dalam farmakope Belanda terdapat formula Suppositoria dengan bahan dasar

    Gelatin. yaitu : panasi 2 bagian Gelatin dengan 4 bagian air dan 5 bagian Gliserin

    sampai diperoleh massa yang homogen. Tambahkan air panas sampai diperoleh

    11 bagian. Biarkan massa cukup dingin dan tuangkan dalam cetakan hingga

    diperoleh Suppositoria dengan berat 4 gram. Obat yang ditambahkan dilarutkan

    atau digerus dengan sedikit air atau Gliserin yang disisakan dan dicampurkan pada

    massa yang sudah dingin.

    Bahan dasar lainnya :

    - Bersifat seperti lemak yang larut dalam air atau bercampur dengan air,

    beberapa diantaranya membentuk emulsi tipe A//MFormulasinya : Tween 61 85 % dan Gliserin laurat 15 %

    Bahan dasar ini dapat menahan air atau larutan berair. Berat Suppositoria 2,5 g

    Suppositoria dengan Bahan Dasar Polietilen Glikol

    Beberapa kombinasi polietilen glikol mempunyai suhu lebur lebih tinggi dari suhu

    badan telah digunakan sebagi bahan dasar suppositoria. Karena pelepasan dari bahan

    dasar lebih ditentukan oleh disolusi dari pada pelelehan, maka massalah dalam

    pembuatan dan penyimpanan jauh lebih sedikit dibanding massalah yang disebabkan

    oleh jenis pembawa yang melebur. Tetapi polietilen glikol dengan kadar tinggi dapatmemperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan. Pada etiket

    suppositoria polietilen glikol harus tertera petunjuk basahi dengan air sebelum

    digunakan, meskipun dapat disimpan tanpa pendinginan, suppositoria ini harus

    dikemas dalam wadah tertutup rapat.

    - mempunyai titik lebur350- 630

    - tidak meleleh pada suhu tubuh tetapi larut dalam cairansekresi tubuh

    - Formula yang dipakai :

    Bahan dasar tidak berair: PEG 4000 4 % ( 25 % ) dan PEG 1000 96 % ( 75

    % )

    Bahan dasar berair: PEG 1540 30 %, PEG 6000 50 % dan Aqua + Obat 20

    %

    Keuntungan :

    tidak mengiritasi / merangsang

    dapat disimpan diluar lemari es

    tidak ada kesulitan dengan titik leburnya, jika dibanding Ol.Cacao.

    tetap kontak dengan lapisan mokosa karena tidak meleleh pada suhu tubuh

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    8/32

    Kerugian :

    menarik cairan dari jaringan tubuh setelah dimasukkan, sehingga terjadi rasa

    yang menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara mencelupkan Suppositoria

    ke dalam air sebelum digunakan. Pada etiket Supositoria ini harus tertera

    petunjuk " Basahi dengan air sebelum digunakan ". dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga menghambat pelepasan obat.

    - PEG merupakan polimerisasi etilenglikol dengan berat molekul antara 300 -

    6000 Dalam perdagangan terdapat : PEG 400 (Carbowax 400), PEG 1000

    (carbowax 1000), PEG 1500 (carbowax 1500), PEG 4000 (carbowax 4000),

    PEG 6000 (carbowax 6000). PEG di bawah 1000 berbentuk cair, sedangkan di

    atas 1000 berbentuk padat lunak seperti malam.

    - PEG sesuai untuk obat antiseptik.Jika diharapkan bekerja secara sistemik,

    lebih baik menggunakan bentuk ionik dari pada nonionik agar diperolehketersediaan hayati yang maksimum. Meskipun bentuk nonionik dapat

    dilepaskan dari bahan dasar yang dapat bercampur dengan air seperti gelatin

    tergliserinasi atau PEG, tetapi cenderung sangat lambat larut sehingga dapat

    menghambat pengelepasan obat.

    - Pembuatan Suppositoria dengan PEG dilakukan dengan melelehkan bahan

    dasar lalu dituangkan ke dalam cetakan seperti pembuatan Suppositoria dengan

    bahan dasar lemak coklat.

    Suppositoria dengan Bahan Dasar Surfaktan

    Beberapa surfaktan nonionik dengan sifat kimia mendekati polietilen glikol dapat

    digunakan sebagai bahan pembawa suppositoria. Contoh surfaktan ini adalah ester

    asam lemak polioksietilen sorbitan dan polioksietilen stearat. Surfaktan ini dapat

    digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan pembawa suppositoria lain

    untuk memperoleh rentang suhu lebur yang lebar dan konsistensi. Salah satu

    keuntungan utama pembawa ini adalah dapat terdispersi dalam air. Tetapi harus hati-

    hati dalam penggunaan surfaktan, karena dapat meningkatkan kecepatan absorpsi obat

    atau dapat berinteraksi dengan molekul obat yang menyebabkan penurunan aktivitasterapetik.

    Suppositoria Kempa atau Suppositoria Sisipan

    Suppositoria vaginal dapat dibuat dengan cara mengempa massa serbuk menjadi

    bentuk yang sesuai. Dapat juga dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    9/32

    2. 6 Karasteritik Bahan

    Basis suppositoria mempunyai peranan penting dalam pelepasan obat yang

    dikandungnya. Salah satu syarat utama basis suppositoria adalah selalu padat dalam

    suhu ruangan tetapi segera melunak, melebur atau melarut pada suhu tubuh sehingga

    obat yang dikandungnya dapat tersedia sepenuhnya, segera setelah pemakaian (H.C.

    Ansel, 1990, hal 375).

    Menurut Farmakope Indonesia IV, basis suppositoria yang umum digunakan adalah

    lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran

    polietilenglikol (PEG) dengan berbagai bobot molekul dan ester asam lemak

    polietilen glikol. Basis suppositoria yang digunakan sangat berpengaruh pada

    pelepasan zat terapeutik (FI IV,hlm.16).

    Yang perlu diperhatikan untuk basis suppositoria adalah :

    - Asal dan komposisi kimia

    - Jarak lebur/leleh

    - Solid-Fat Index (SFI)

    - Bilangan hidroksil

    - Titik pemadatan

    - Bilangan penyabunan (saponifikasi)

    - Bilangan iodida

    -

    Bilangan air (jumlah air yang dapat diserap dalam 100 g lemak)

    - Bilangan asam

    (Lachman, Teory and Practice of Industrial Pharmacy, 568-569)

    Syarat basis yang ideal antara lain :

    -

    Melebur pada temperatur rektal

    -

    Tidak toksik, tidak menimbulkan iritasi dan sensitisasi

    -

    Dapat bercampur (kompatibel) dengan berbagai obat

    -

    Tidak berbentuk metastabil-

    Mudah dilepas dari cetakan

    -

    Memiliki sifat pembasahan dan emulsifikasi

    -

    Bilangan airnya tinggi

    -

    Stabil secara fisika dan kimia selama penyimpanan

    -

    Dapat dibentuk dengan tangan, mesin, kompresi atau ekstrusi

    Jika basis adalah lemak, ada persyaratan tambahan sebagai berikut :

    Bilangan asam < 0,2Bilangan penyabunan 200 - 245

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    10/32

    Bilangan iodine < 7

    Interval antara titik lebur dan titik pemadatan kecil (kurva SFI tajam)

    (Lachman, teory and Practice of Industrial Pharmacy, 575)

    Tipe basis suppositoria berdasarkan karakteristik fisik yaitu (H. C. Ansel, 1990 hal

    376) :

    Basis suppositoria yang meleleh (Basis berlemak)

    Basis berlemak merupakan basis yang paling banyak dipakai, terdiri dari oleum

    cacao, dan macam-macam asam lemak yang dihidrogenasi dari minyak nabati seperti

    minyak palem dan minyak biji kapas.

    - Menurut USP, oleum cacao merupakan :

    - Lemak yang diperoleh dari biji Theobroma cacao yang dipanggang.

    - Secara kimia adalah trigliserida yang terdiri dari oleapalmitostearin dan oleo

    distearin- Pada suhu kamar, berwarna kekuning-kuningan sampai putih padat sedikit

    redup, beraroma coklat

    - Melebur pada 30-36oC

    (H. C. Ansel, 1990 hal 376)

    - Titik leleh :31-34 oC

    -

    Kelarutan : mudah larut dalam kloroform, eter, petroleum spirit, larut dalam

    etanol panas, sedikit larut dalam etanol 95%

    -

    Stabilitas dan penyimpanan : pemanasan diatas 36 oC menyebabkan

    pembentukan kristal metastabil. Oleum cacao disimpan di suhu < 25 oC

    (HOPE , ed. IV hal. 639)

    - Bilangan iod 34 - 38

    -

    Bilangan asam 4

    - Mudah tengik dan meleleh harus disimpan di tempat sejuk dan kering

    terhindar dari cahaya. (Lachman,575)

    Bentuk polimorfisa

    - Bentuk melebur pada 24C diperoleh dengan pendinginan secara tiba-tiba

    sampai 0oC.

    -

    Bentuk diperoleh dari cairan oleum cacao yang diaduk pada suhu 18-23 0 Ctitik leburnya 28-31 oC

    - Bentuk stabil diperoleh dari bentuk , melebur pada 34 -35 0C diikuti

    dengan kontraksi volume

    - Bentuk melebur pada suhu 18oC, diperoleh dengan menuangkan oleum

    cacao suhu 20oC sebelum dipadatkan ke dalam wadah yang didinginkan pada

    suhu yang sangat dingin. Pembentukan polimorfisa ini tergantung dari derajat

    pemanasan, proses pendinginan dan keadaan selama proses. Pembentukan

    kristal non stabil dapat dihindari dengan cara :

    o Jika massa tidak melebur sempurna, sisa-sisa krsital mencegah pembentukan krsital

    non stabil.

    o Sejumlah kristal stabil ditambahkan ke dalam leburan untuk mempercepatperubahan dari bentuk non stabil ke bentuk stabil. (istilahnya seeding).

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    11/32

    o Leburan dijaga pada temperatur 28-32 0C selama 1 jam atau 1 hari.

    Hal-hal yang harus diperhatikan :

    o Gunakan panas minimal pada proses peleburan, < 40oC

    o Jangan memperlama proses pemanasano Jika melekat pada cetakan gunakan lubrikan

    o Titik pemadatan oleum cacao terletak 12-13 oC dibawah titik leburnya sehingga

    dapat dimanfaatkan dalam pembuatan suppo (menjaga suppo tetap cair tanpa

    berubah menjadi bentuk tidak stabil)

    o Penambahan emulgator seperti tween 61 sebanyak 5-10 % akan meningkatkan

    absorpsi air sehingga menjaga zat-zat yang tidak larut tetap terdispersi/tersuspensi

    dalam oleum cacao

    o Kestabilan suspensi dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan-bahan seperti

    Al monostearat atau silika yang memberikan leburan oleum cacao bersifat

    tiksotropik.

    Untuk obat-obat yang dapat menurunkan titik lebur oleum cacao seperti minyak atsiri,creosote, fenol,. Kloralhidrat, digunakan campuran malam atau spermaceti (lemak

    ikan paus).(Lachman,576)

    Basis suppositoria larut air dan basis yang bercampur dengan air

    Basis yang penting dari kelompok ini adalah basis gelatin tergliserinasi dan basis

    polietilen glikol. Basis gelatin tergliserinasi terlalu lunak untuk dimasukkan dalam

    rektal sehingga hanya digunakan melalui vagina (umum) dan uretra. Basis ini melarut

    dan bercampur dengan cairan tubuh lebih lambat dibandingkan dengan oleum cacao

    sehingga cocok untuk sediaan lepas lambat. Basis ini menyerap air karena gliserin

    yang higroskopis. Oleh karena itu, saat akan dipakai, suppo harus dibasahi terlebih

    dahulu dengan air.

    Polietilen glikol (PEG) merupakan polimer dari etilen oksida dan air, dibuat menjadi

    bermacam-macam panjang rantai, berat molekul dan sifat fisik. Polietilen glikol

    tersedia dalam berbagai macam berat molekul mulai dari 200 sampai 8000. PEG yang

    umum digunakan adalah PEG 200, 400, 600, 1000, 1500, 1540, 3350, 4000, 6000 dan

    8000. Pemberian nomor menunjukkan berat molekul rata-rata dari masing-masing

    polimernya. Polietilen glikol yang memiliki berat molekul rata-rata 200, 400, 600

    berupa cairan bening tidak berwarna dan yang mempunyai berat molekul rata-rata

    lebih dari 1000 berupa lilin putih, padat dan kekerasannya bertambah dengan

    bertambahnya berat molekul. Basis polietilen glikol dapat dicampur dalam berbagai

    perbandingan dengan cara melebur, dengan memakai dua jenis PEG atau lebih untuk

    memperoleh basis suppo dengan konsistensi dan karakteristik yang diinginkan. PEG

    menyebabkan pelepasan lebih lambat dan memiliki titik leleh lebih tinggi daripada

    suhu tubuh. Penyimpanan PEG tidak perlu di kulkas dan dapat dalam penggunaan

    dapat dimasukkan secara perlahan tanpa kuatir suppo akan meleleh di tangan (hal

    yang umum terjadi pada basis lemak). (Ansel, hal 377)

    Contoh formula basis (Lachman, 578)

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    12/32

    a. PEG 1000 96%, PEG 4000 4%

    b. PEG 1000 75%, PEG 4000 25%

    Basis a) memiliki titik leleh rendah, sehingga membutuhkan tempat dingin untuk

    penyimpanan, terutama pada musim panas. Basis ini berguna jika kita ingin

    disintegrasi yang cepat. Sedangkan basis b) lebih tahan panas daripada basis a)

    sehingga dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi. Basis ini berguna jika kita ingin

    pelepasan zat yang lambat. (Lachman, 578)

    Suppositoria dengan polietilen glikol tidak melebur ketika terkena suhu tubuh, tetapi

    perlahanlahan melarut dalam cairan tubuh. Oleh karena itu basis ini tidak perlu

    diformulasi supaya melebur pada suhu tubuh. Jadi boleh saja dalam pengerjaannya,

    menyiapkan suppositoria dengan campuran PEG yang mempunyai titik lebur lebih

    tinggi daripada suhu tubuh.

    Suppo dengan basis PEG harus dicelupkan ke dalam air untuk mencegah rangsanganpada membran mukosa dan rasa menyengat, terutama pada kadar air dalam basis

    yang kurang dari 20%. (Ansel hal 377)

    Basis surfaktan

    Surfaktan tertentu disarankan sebagai basis hidrofilik sehingga dapat digunakan tanpa

    penambahan zat tambahan lain. Surfaktan juga dapat dikombinasikan dengan basis

    lain. Basis ini dapat digunakan untuk memformulasi obat yang larut air dan larut

    lemak.

    Keuntungan :

    - Dapat disimpan pada suhu tinggi

    - Mudah penanganannya

    - Dapat bercampur dengan obat

    - Tidak mendukung pertumbuhan mikroba

    - Nontoksik dan tidak mensensitisasi

    (Lachman, Teory and Practice of Industrial Pharmacy, 575, 578)

    Pemilihan Basis Berdasarkan Efek

    Suppo Untuk Tujuan Sistemik :

    - Zat aktif dapat terdispersi dengan baik dan dapat lepas dari sediaan

    - Jika zat aktif larut air gunakan basis lemak dengan kadar air rendah

    - Jika zat aktif larut lemak gunakan basis larut air dengan penambahan surfaktan

    - Untuk meningkatkan homogenitas zat aktif bisa dilarutkan dalam pelarutnya atau

    dihaluskan dulu

    -

    Zat aktif yang sedikit larut air atau pelarut lain dalam basis dilarutkan dulu denganpelarutnya

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    13/32

    - Zat aktif yang langsung dicampur basis diayak dulu dengan pengayak mesh 100

    Suppo Untuk Tujuan Efek Lokal :

    -

    Untuk hemoroid, anastetik lokal dan antiseptik tidak untuk diabsorbsi- Basis tidak diabsorbsi, melebur dan melepaskan obat secara perlahan-lahan

    - Basis melepas obat pada dosis memadai dalam waktu jam dan melepas semua

    obatnya 4-6 jam

    - Pilih basis untuk efek lokal

    - Obat harus bisa didistribusi secara homogen dalam basis suppositoria

    Pemilihan Zat Aktif

    -

    Dapat diabsorbsi mencapai kadar terapi melalui mukosa rektum- Absorbsi zat aktif per oral buruk atau adanya efek samping pada saluran cerna

    - Zat aktif untuk efek setempat

    - Zat aktif tdk tahan pH saluran cerna atas

    - Polipeptida kecil

    Pemilihan Basis

    - Inert

    -

    Kontraksi- Stabilitas

    - Pelepasan

    - Viskositas

    - Pemadatan

    - Pelunakan

    - Impurities

    - Toleransi

    - Jarak lebur

    - Bilangan iodin

    -

    Indeks hidroksil

    Ajuvan Yang Digunakan

    - Meningkatkan inkorporasi zat aktif

    - Meningkatkan hidrofilisitas

    - Meningkatkan viskositas

    - Mengubah suhu leleh

    -

    Meningkatkan kekuatan mekanis- Mengubah penampilan

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    14/32

    - Melindungi dari degradasi

    - Mengubah absorbsi

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    15/32

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1

    Formulasi Suppositoria

    Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan

    melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak, atau melarut dalam suhu t

    ubuh. Suppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat atau sebagai pem

    bawazat terapeutik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria yang umu

    m digunakan adalah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, ca

    mpuran polietilen glikol, dan ester asam lemak polietilen glikol, dalam hal ini penulis

    akan menjelaskan formulasi Suppositoria untuk penggunaan secara vaginal dan rectal,

    formulasi dari zat aktif ketoprofen dan Metronidazol yang biasa digunakan oleh dokteruntuk mengurangi rasa nyeri pada penderita tumor rahim, formulasi ini bekerja local, dan

    membantu mengurangi nyeri dan radang akibat tumor rahim, obat ini termasuk ke dalam

    golongan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)

    Formulasi Ketoprofen

    - FORMULASI

    KETOPROFEN SUPPOSITORIA

    - RANCANGAN FORMULA

    Tiap 2 gr suppositoria mengandung :

    Ketoprofen 100 Mg

    Tween 80 2%

    Komponen basis ad 2 gr

    -

    Polietilen glikol 1000 96%

    -

    Polietilen glikol 4000 4%

    -

    MASTER FORMULA

    Nama Produk :

    Jumlah Produk : 10 Suppositoria

    Tanggal formula : 133 - 2012

    Tanggal Produksi : 84 - 2012

    Expired Date : 84 - 2016

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    16/32

    NO. Registrasi :

    NO. Batch :

    Alasan Formulasi

    Suppositoria

    1.

    Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang pemakaiannya dengan

    cara memasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh, diamana ia akan

    melebur, melunak, atau melarut dan memberikan efek lokal atau sistemik

    (Ansel : 516).

    2. Suppositoria dalam sediaan berbentuk silindris atau kerucut, berbasis dan

    berbentuk mantap, yang ditetapkan untuk memasukkan ke dalam rektum.

    Sediaan ini melebur pada suhu tubuh atau larut dalam lingkungan berair

    (Voight : 281)

    .

    Keuntungan Suppositoria (Fastrack. Pharmaceutics Dosage Form and Design :

    157-156)

    1. Bentuk sediaan rektal mungkin bertujuan untuk memberikan efek lokal dalam

    pengobatan injeksi dan peradangan, misalnya wasir.

    2.

    Bentuk sediaan rektal untuk digunakan pada sembelit dan luka pada usussebelum operasi.

    Tanggal Formula Induk

    1332012

    Tanggal Produksi

    842012

    Jumlah Produksi

    20 Suppositoria

    No Kode Bahan Nama Bahan Fungsi Bahan Tiap

    Suppositoria

    Tiap Batch

    1 KETFEN Ketoprofen Zat Aktif 0,1 g 2 g

    2 PEG 1000 Poli Etilen

    Glikol 1000

    Komponen

    Basis

    1,728 g 34,56 g

    3 PEG 4000 Poli Etilen

    Glikol 4000

    Komponen

    Basis

    0,072 g 1,44 g

    4 TWN 80 Tween 80 Surfaktan 0,04 g 0,8 g

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    17/32

    3. Bentuk sediaan rektal digunakan untuk memberikan efek sistemik, dimana

    penyerapan obatnya untuk oral dapat mengiritasi lambung, sehingga dibuat

    dalam bentuk sediaan rektal.

    4. Dapat digunakan oleh pasien yang tidak sadar dan mudah muntah.

    5. Dibuat bentuk sediaan rektal karena ada obat yang rentan terhadap degradasi

    di perut, obat yang tidak terlarut diserap dalam saluran pencernaan.

    6. Obat (agen terapeutik) tidak langsung masuk ke dalam hati.

    Alasan dibuat Suppositoria Ketoprofen

    1. Ketoprofen mampu menghambat fungsi leukosit dan mempunyai efek

    samping mengiritasi saluran pencernaan (Excipient ed 6 : 760)

    2. Ketoprofen merupakan salah satu obat yang pemberian obatnya secara oral

    tidak akan ditahan aytau diabsorbsi secara tepat dan baik. Karena mampu

    menyebabkan keadaan mual yang hebat dan muntah (Lachman : 1148)

    Kesimpulan :

    Oleh karena itu ketoprofen dibuat dalam bentuk suppositoria.

    Karekteristik Ketoprofen (FI IV:487-488)1. Berbentuk serbuk hablur

    2. Tidak atau hampir tidak berbau

    3. Berwarna putih

    4. Mudah larut dalam etanol. Kloroform, dan eter

    5. Praktis tidak larut dalam air

    6. Ketoprofen konsistensinya dapat diabsorbsi dengan baik.

    Keuntungan Ketorofen Dalam Suppositoria

    1. Tidak akam mnegiritasi lambung, karena tidak melewati saluran pencernaan

    (Fastrack :158).

    2. Dapat diabsorbsi dengan baik, karena melarut pada mukosa rektum

    (Lachman:1148).

    3.

    Ringan

    Alasan Dibuat Suppositoria 2 grakan

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    18/32

    Alasan dibuat suppositoria 2 gr karena ketoprofen yang akan dibuat

    suppositoria orang dewasa, dimana menurut Voight : 281 suppositoria untuk

    orang dewasa memiliki massa 2 gr, dan untuk anak 1 gr. Menurur

    Lachman:1148, berat suppositoria rektal untul orang dewasa kira-kira 2 gr dan

    untuk anak-anak 1 gr. Menurut Fastrack:162, berat suppositoria kira-kira

    ukuran 2 gr.

    Metode pembuatan

    Metode yang digunakan dalam pembuatan suppositoria ketoprofen adalah

    metode cetak tuang kerena metode ini paling umum digunakan untul membuat

    suppositoria skala kecil dan skala besar (Lachman:180). Metode ini juga

    digunakan karena bentuk suppositoria yang dibuat adalah bentuk torpedo.

    Dimana alat pencetak suppositoria tersedia dalam cetakan logam yang

    berbentuk torpedo (Lachman:180), dan suppositoria yang menggunakan basis

    poli etileb glikol dibuat dengan metode percetakan (Lachman:1175).

    Dosis Ketoprofen

    Dosis ketoprofen adalah 100 Mg (Fater:231).

    Indikasi ketoprofen

    Untuk mengobati gejala-gejala arthirithis rematoid, ankilosing spondilitis,

    guot akut, osteoarhritis (Rapid Review Pharmacology:129).

    Farmakologi Ketoprofen

    Ketoprofen merupakan suatu antiinflamasi non steroid dengan efek

    antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik (Rapid Review Pharmacology:129)

    Ketoprofen mengakibatkan penghambatan produksi atau sintesis prostaglandin

    di dalam sistem pusat untuk mengatur suhu didalam hipotalamus, dan

    pengeluaran panas dengan adanya vasodilatasi.

    Mekanisme analgesik (Rapid Review Pharmacology:129, Fater:233)

    ketoprofen menghambat kinerja dari mediator-mediator inflamasi seperti

    leukotrin, prostaglandin, histamin dan protacyclin. Sehingga pasokan darah

    yang membawa mediator tersebut menurun. Dengan menurunnya pasokan

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    19/32

    darah tersebut, vasodilatasipun menurun dan mengakibatkan tidak adanya lagi

    penbengkakan (inflamasi).

    I.

    ALASAN PENAMBAHAN

    Penggunaan PEG sebagai basis

    1. Basis manapun yang digunakan secara homogen didalamnya, tetapi obat

    tersebut harus dapat dilepaskan dengan laju yang dikehendaki pada cairan-

    cairan tubuh. Oleh karena itu, kelarutan bahan-bahan aktif dalam air atau

    pelarut lainnya harus diketahui jika obat larut dalam air, maka basis lemak

    dengan angka air dipilih. Sebaliknya jika obat tersebut sangat mudah larut

    dalam lemak, suatu jenis basis tipe air yangditambahkan surfaktan untuk

    menambah kelarutan, mungkin merupakan pilihan utama (Lachman:1184).

    2. Tidak digunakan basis air seperti gelatin gliserin karena basis ini paling sering

    digunakan dalam pembuatan suppositoria vagina (ovula), dimana memang

    diharapkan efek setempat yang cukup lama dari unsur obatnya (Ansel:584)

    Digunakan kombinasi PEG

    1. Macam-macam kombinasi dari polietilen glikol jika digabung dengan dengan

    cara melebur. Dengan memakai dua jenis atau lebih untuk memperoleh basis

    suppositoria yang digunakan konsentrasi dan sifat khususnya (Ansel:584).

    2. Campuran poliatilen glikol dapat digunakan sebagai basis suppositoria

    diamana campuran PEG ini banyak memiliki banyak kelebihan dibandingkan

    basis lemak, misalnya titik leleh suppositoria dibuat lebih tinggi untuk

    menahan paparan iklim hangat, pelepasan obat yang tidak tergantung pada

    titik lebur, leleh, stabilitas fisik, dalam penyimpanan baik, suppositoria dapat

    segera larut dalam cairan tubuh, dalam hal ini cairan rektum (excipient:517-

    518).

    Kesimpulan :

    Oleh karena itu basis yang digunakan pada suppositoria ketoprofen ini

    menggunakan kombinasi PEG.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    20/32

    Penggunaan PEG 1000 dan 4000

    1.

    Basis ini mempunyai titik leleh rendah, dan berguna bila dibandingkan

    penghancuran yang cepat (Lachman:1174)

    2. Penggunaan basis PEG 1000 karena basis ini memiliki titik lebur 37C-40C

    (Excipient:518), dan kelembaban sekitar 0,585% (Excipient:148-209). Dengan

    melihat keterangan penglepasan diatas, digunakan PEG 1000 agar zat aktif

    mudah dilepaskan dalam cairan rektum.

    3. Penggunaan PEG 4000 karena basis ini memiliki titik lebur 50C-58C

    (Excipient:209-211) dilihat dari keterangan tersebut titik lebur dan

    kelembaban dari PEG ini hampir sama dengan PEG 1000. Sehingga PEG 4000

    ini dapat dikombinasikan dengan PEG 4000.

    4. Tidak digunakan basis PEG 200-600 kerena pemberian PEG ini adalah zat cair

    yang jika digunakan sebagai basis suppositoria mudah mengeras, dan jika

    digunakan sebagai basis PEG diatas 1000 tanpa dikombinasikan dengan PEG

    akan dihasilkan pola suppositoria yang keras dan tidak mudah melepaskan zat

    aktif, karena semakin bertambah berat molekul maka kepadatannya bertambah

    (Ansel:584)

    5. Tidak digunakan kombinasi dengan air, karena PEG yang dimiliki memiliki

    kelembaban yang memudahkan suppositoria mudah larut dalam cairan rektum

    (Excipient:204-211). Lagi pula penggunaan air tidak menambah kelarutan dari

    zat aktif, air digunakan untuk mencegah rangsangan membran mukosa

    (Ansel:585). Namun dengan kelembaban dari basis tersebut, suppositoria akan

    merangsang membran mukosa, dan untuk menjaga hal tersebut terjadi,

    suppositoria sebelum dimasukkan ke dalam dubur, dimasukkan ke dalam air

    sebelum dipakai (Ansel:585).

    6.

    Tidak adanya penggunaan air juga mampu meminimalisir bahan. Dimana

    tidak menggunakan pengawet. Penggunaan pengawet inipun tidak digunakan

    karena salah satu keuntungan suppositoria tidak membantu pertumbuhan

    jamur dan bakteri (Lacman:1174).

    Penggunaan surfaktan

    1. Jika obat tersebut sangat mudah larut dalam lemak, suatu basis tipe air yang

    ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan (Lachman:1184)

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    21/32

    2. Surfaktan dapat membantu mendispersikan zat aktif ke dalam basis dengan

    menurunkan tegangan antar muka dari zat aktif (Farfis:924).

    Uraian Bahan

    - Ketoprofen (FI IV : 487-488)

    Nama Resmi : 2-[(2,6-dichlorophenyl) amino] benzeaneccetic acid

    Sinonim :

    RM/BM : C16H14O3/254,3

    Rumus Bangun :

    Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau hampir

    tidak berbau.

    Kelarutan : Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter

    praktis tidak larut dalam air.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

    Stabilitas :

    Incomp :

    Dosis Lazim : 100 Mg (Fater:231) dosis lazim 100 Mg/200 Mg

    Farmakologi : Digunakan pada osteoarthritis, (sheumarid) arthritis, dys

    monorhea, sakit setelah pembedahan, kondisi infeksi seperti

    gout yang akut dan mengurangi demam, asma, urtikaria, dan

    iritasi saluran cerna.

    -

    Polietilen Glokol (Excipient:317)

    Nama Resmi : Polyethilene Glicol

    Sinonim : Carbowax, carbowax sentry, lipoxol letrol E, PEG,

    polyoxyethylene glycol.

    RM : HOCH2CCH2OCH2)2CH2OH

    BM : 4000 = 3000-4800

    6000 = 5700-6130

    Rumus struktur:

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    22/32

    Pemerian : Jika kisaran bobot molekul rata-rata 400-600 berupa cairan,

    jika berat molekul 1000, zat padat seperti lilin (Lachman:1179)

    higroskopis.

    Kelrutan : Larut dalam air

    Penyimpanan : Di wadah yang tertutup, kering, sejuk dan terlindung dari

    cahaya.

    Kestabilan : Semua kelarutan senyawa phenylmercuri membentuk residu

    hitam logam ketika terkena cahaya atas setelah penyimpanan

    lama. Larutan dapat disterilkan dengan autoklaf.

    Incomp : Tidak kompatibel dengan komponen bahan pembantu lainnya,

    tidak bercampur dengan garam-garam perak, asam borat,

    kinnin, lecltamol, aspirin, benzokain, incomp dengan halida,

    patikulen bromida, dan iopoda.

    Konsentrasi : 4000 = 33 %

    6000 = 47 %

    - Tween 80

    Nama resmi : Polysorbatum 80

    Nama lain : Polisorbat 80, tweenBerat molekul : 10.000700.000

    Rumus molekul : C6H9NO

    Rumus struktur :

    Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berwarna, hampir

    tidak mempunyai rasa.

    Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dalam etil

    asetat P dan dalam methanol P, sukar larut dalam

    parafin cair P dan dalam biji kapas P

    Kegunaan : Sebagai emulgator fase air.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    23/32

    II. PERHITUNGAN DOSIS

    Untuk umur 12 tahun-19 tahun (rumus dilling n/20 x DL)

    1. 20 tahun

    2. 21 tahun

    3. 22 tahun

    4. 23 tahun

    Untuk dewasa 20 tahun keatas (rumus cowling n+1/24 x DL)

    Cara Pembuatan

    Penyiapan cetakan

    Cetakan dikalibrasi, caranya : Siapkan cetakan supo dengan kondisi kering

    dan bersih. Buat lelehan basis supo 6-12 supo. Tuang lelehan, dinginkan dan

    rapikan. Keluarkan supo dari cetakan dan timbang. Hitung bobot rata-rata

    supo. Bobot rata-rata ioni sebagai nilai kalibrasi untuk cetakan tertentu.

    Cetakan sebaiknya dilubrikasi. Cetakan yang baru masih memiliki permukaan

    yang mengkilat dan dapat melepaskan suppositoria secara cepat, tetapi setelah

    beberapa kali pemakaian dapat timbul goresan yang dapat menghambat

    pelepasan suppositoria dari cetakan. Penggunaan lubrikan sesedikit mungkin

    untuk melapisi semua bagian cetakan tertutup, jika berlebihan dapat

    menyebabkan deformasi supo, jika kurang dapat menyebabkan kesulitan

    pengeluaran supo dari cetakan.

    Lubrikan yang digunakan tidak bercampur (immisibel) dengan basis. Untuk

    basis larut air, digunakan minyak mineral (contoh : parafin cair). Untuk basis

    larut lemak, digunakan gliserin, air, air-gliserin, atau PEG 400.

    Teknik lain untuk memudahkan pengeluaran suppositoria akhir dari cetakan

    adalah dengan mendinginkan cetakan sebentar di freezer setelah suppositoria

    membeku pada suhu kamar. Kontraksi tambahan dapat melepaskan

    suppositoria lebih mudah dari permukaan logam.

    Pembuatan basis supo

    Pemanasan berlebihan harus dihindari dan basis yang telah dilelehkan dituangke dalam cetakan pada suhu sedikit di atas titik pembekuan untuk:

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    24/32

    - mencegah kristalisasi basis yang dapat menyebabkan suppositoria retak.

    - mencegah presipitasi obat yang tidak larut dalam basis ke ujung

    suppositoria dan mencegah patahnya suppositoria.

    Suhu pelehan basis oleum cacao 34-35oC, jika dipanaskan melebihi suhu

    ini menyebabkan pembentukan bentuk (tidak stabil), jika dipanaskan

    kurang dari suhu ini menyebabkan ol.cacao sulit ditangani dan lengket di

    cetakan.

    PEG merupakan basis yang sangat stabil pada suhu tinggi, pelelehan

    biasanya pada suhu 60oC.

    Penyiapan zat aktif

    - Zat aktif sebaiknya digerus menjadi ukuran yang homogen, halus, dan

    dapat menjamin distribusi yang merata dalam basis.

    -

    Maksimum zat aktif / zat tambahan lain yang boleh dimasukkan ke dalam

    basis adalah 30%. Lebih dari 30% menyebabkan kerapuhan supo.

    Pencampuran dan penuangan

    - Zat aktif dapat langsung dicampurkan ke dalam lelehan basis, atau

    dibasahkan dulu sebelum dimasukkan.

    -

    Waktu pencampuran harus diperhatikan sampai diperoleh distribusi zat

    aktif yang homogen. Pencampuran yang terlalu lama dapat menyebabkan

    penguraian zat aktif atau basis.

    -

    Campuran dalam lelehan kemudian dituang pada suhu kamar sampaicetakan terpenuhi sempurna agar tidak terjadi lapisan-lapisan dalam supo.

    Cetakan dingin tidak digunakan karena menyebabkan fraktur. Hindarkan

    gelembung udara terjerat dalam lelehan.

    -

    Pendinginan dan penyempurnaan

    - Lelehan dibiarkan dalam suhu kamar 15-30 menit diikuti dengan

    pendinginan tambahan di lemari es selama 30 menit.

    Pembuatan dan penuangan Suppositoria dengan cara leburan :

    1. Panaskan dengan suhu serendah mungkin basis yang telah ditimbang

    hingga melebur di atas penangas air dengan menggunakan mangkok

    porselin berbibir dan memiliki tempat pegangan

    2. Bahan obat dicampur dengan sebagian lelehan basis, bila sudah bercampur

    baik tambahkan dengan diaduk bersama sisa leburan basis yang telah

    mendingin / hampir mengental. Untuk bahan yang menguap atau

    terganggu oleh pemanasan dicampur dengan diaduk pada suhu tertentu

    yang dapat menjamin kestabilan bahan.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    25/32

    3. Agar hasil cetakan lebih baik, cetakan didinginkan dahulu di lemari es

    sebelum penuangan campuran ke dalam cetakan

    4. Apabila berat jenis zat aktif yang tidak larut basis lebih besar dari berat

    jenis basis sehingga dapat menyebabkan pengendapan, maka ketika

    pencampuran dan penuangan ke lubang cetakan dilakukan pengadukanterus-menerus.

    5. Penuangan campuran dilakukan sedikit diatas titik (suhu) pengendapan

    (tidak dalam kondisiterlalu cair), untuk mencegah presipitasi zat yang

    tidak larut dalam basis ke ujung suppositoria.

    6.

    Penuangan dilakukan secara kontinu agar suppositoria tidak pecah akibat

    terjadinya lapisan-lapisan.

    7.

    Penuangan dilakukan secara berlebihan pada permukaan cetakan / hingga

    meluap untuk menutup semua rongga pada permukaan secara sempurna.

    Sisa luapan dapat dibersihkan dari permukaan cetakan setelah Suppositoria

    membeku.

    Pra Formulasi Sediaan Suppositoria Vagina (Metronidazol)

    Zat Aktif

    Metronidazol

    Basis

    PEG 1000:PEG 6000

    2:8

    Monografi

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    26/32

    BM 171,2

    Pemerian:

    Hablur atau serbuk hablur, putih hingga kuning pucat, tidak berbau, stabil di

    udara tetapi lebih gelap bial terpapar oleh cahaya

    Kelarutan

    sukar larut dalam eter, agak sukar larut dalam air, dalam etanol, dan dalam CH

    pH

    Larutan Metronidazole jenuh memiliki pH 5-8. Konstanta disosiasi pKa: 2,5.

    Koefisien partisi : Log P (actanol/ pH 7,4)-0,1

    Stabilitas Metronidazol

    -

    Harus disimpan pada suhu 15-30 C.

    -

    Gel vaginal tidak boleh beku (untuk 0,75% krim topikal dan 0,75% gel

    vaginal).

    -

    Krim Metronidazole 1% disimpan pada suhu 20-25C.

    - Metronidazole stabil di udara tapi menjadi gelap pada penampakan cahaya.

    - Bila disimpan dalam kondisi baik, gel vaginal dapat stabil untuk 3 bulan.

    Farmakologi Metronidazole

    Mekanisme Kerja

    Metronidazole bekerja dengan cara merusak membran sel dan juga

    menghambat sintesis DNA pada T. vaginalis dan Clostridium bifermentasis

    (Goodman and Gliman ed 9,1996, hal 996). Berdasarkan perintangan sintesisasam nukleat setelah direduksi oleh enzim yang terdapat pada bakteri anaerob.

    Efek mutagennya diperkirakan juga berdasarkan mekanisme ini (Katzung hal

    744).

    Farmakokinetik Metronidazol

    Absorpsi Metronidazole berlangsung dengan baik setelah pemberian oral 1

    jam setelah pemberian dosisi tunggal 500mg/oral. Diperoleh kadar plasma

    kira-kira 10 g/ml. Waktu paruhnya berkisar antara 8-10 jam. Obat ini

    diekskresi melalui urin dalam bentuk asal dan bentuk metabolit hasil oksidasi

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    27/32

    dengan glukoronidasi. Juga diekskresi melalui urine dalam bentuk cair melalui

    air liur, air susu, cairan vagina (Farmakologi dan terapi ed IV hal 540)

    Efek Samping

    -

    Ringan berupa gangguan saluran cerna-

    mulut kering dan rasa logam, pusing atau sakit kepala, rash kulit dan

    sewaktu-waktu leukopenia

    -

    Air kemih dapat menjadi coklat kemerah-merahan disebabkan oleh zat

    warna yang terbentuk

    Kontra Indikasi

    - Gangguan ringan seperti vaginitis

    Interaksi Obat

    - Kombinasi dengan disulfiram menyebabkan perilaku psikotik

    (kelangsungan)

    - Dengan antikoagulan dapat meningkatkan efek antikoagulan, akibatnya

    resiko pendarahan meningkat

    - Dengan alkohol dapat menyebabkan reaksi yang sama seperti yang

    disebabkan oleh disulfiram yakni dengan gejala pusing, wajah merah, sakit

    kepala dan sesak nafas.( Harkness, Richard, Interaksi Obat hal 1107)

    Dosis

    - Vaginal 500mg, diberikan pada waktu malam hari selama 10 hari (

    Goodman dan Gliman hal 1107)

    -

    Rancangan sediaan

    - Dibuat 3 tab vagina (ovula) @3g

    - Di dalam tiap ovula mengandung

    No Nama Bahan Jumlah Fungsi

    1 Metronidazol 500 mg Zat Aktif

    2 Glyserin 2% Emolien

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    28/32

    3 PEG1000:PEG6000 2:8 Basis

    Keterangan Perhitungan

    -

    Metronidazole : 500mg

    -

    Glycerin = 2% x 3g = 0,06 g ~ 60mg

    -

    PEG 1000 : PEG 6000 = 2:8

    -

    Yang dibuat adalah ovula @ 3g, sehingga basis untuk masing-masing

    ovula

    - Basis: =3000mg(500mg + 60mg)

    =3000mg560mg =2240mg

    - Dengan berat masing-masing PEG sebagai berikut:

    o PEG 1000 = x 2240 = 448 mg ~ 0,5 g

    o PEG 6000 = x 2240 = 1792 mg ~ 1,8 g

    Proses Pembuatan Ovula Metronidazol

    - Masing-masing bahan ditimbang dengan seksama

    - Basis PEG 1000 dipanaskan sampai 60C (karena jumlahnya lebih

    sedikit), lalu ditambahkan PEG 6000 sampai melelh sempurna, kemudian

    ditambah gliserin

    - Nistatin digerus sampai homogen

    - Setelah kombinasi basis meleleh dan tidak terlalu panas, lalu zat aktif

    (metronidazole & nistatin) ditambahkan ke dalamnya

    - Di aduk tetapi tidak terlalu kuat agar tidak terbentuk gelembung

    - Cetakan di isi sampai penuh (sedikit berlebih, untuk menghindari kontraksi

    volume)

    - Didiamkan sampai suhu kamar

    - Dimasukkan ke lemari pendingin (8-10C) selama 10 menit

    -

    Dimasukkan dalam freezer- Keseragaman Bobot

    - ditetapkan pada produk yang mengandung zat aktif 50mg atau lebih yang

    merupakan 50% atau lebih dari bobot sediaan

    - Keseragaman Kandungan

    zat aktif suppositoria yang tidak dinyatakan lain dalam masing-masing

    monografi terletak antara 85,0- 11,5 % dari yang tertera pada etiket dan

    simpangan baku relatif kurang dan atau sama dengan 6%. (Teknologi Farmasi,

    Voight, hal.305

    Uji Kisaran dan Waktu Leleh

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    29/32

    - Kisaran leleh merupakan rentang suhu zat padat mulai meleleh sampai

    meleleh sampai meleleh sempurna

    - waktu meleleh adalah waktu dari mulai zat padat meleleh sampai meleleh

    sempurna. Waktu meleleh supostoria diukur pada suhu (37 + 0,5 C)

    Uji Titik Patah

    -

    Dilakukan pada suhu kamar dengan cara memberikan tekanan pada ovula

    sesuai dengan air yang diteteskan pada penampung. Pada saat ovula mulai

    pecah (terpotong), berat air yang ditampung di catat dan inilah yang disebut

    titik patah (Breaking point)

    Uji Kekerasan

    -

    ovula yang baik memiliki kekesaran yang besar tetapi tetap meleleh pada suhu

    tubuh (37 + 0,

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    30/32

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melal

    ui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak, atau melarut dalam suhu tubuh. Su

    ppositoria dapat bertindak sebagai pelindung jaringan setempat atau sebagai pembawazat tera

    peutik yang bersifat lokal atau sistemik. Bahan dasar suppositoria yang umum digunakan adal

    ah lemak coklat, gelatin tergliserinasi, minyak nabati terhidrogenasi, campuran polietilen glik

    ol, dan esterasam lemak polietilen glikol. (Depkes RI, 1995)

    Metode Pmbuatan Suppositoria

    Metode pembuatan supositoria dibagi menjadi 3, yaitu :

    1. Dengan tangan

    Dilakukan dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur homogen

    dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris,

    kemudian diaduk dengan bahan-bahan aktif dengan menggunakan mortir dan stamper,

    sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa

    digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang

    dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang

    silinder dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan.

    2. Dengan mencetak kompresi

    Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang

    dikehendaki. Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa

    suppositoria yang diisikan dalam silinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.

    3. Dengan mencetak tuang

    Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau penangas

    uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlebihan, kemudian bahan-bahan

    aktif diemulsikan atau disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam

    cetakan logam yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    31/32

    Evaluasi Sediaan

    1. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah bahan aktif dapat tercampur

    rata dengan bahan dasar suppo atau tidak, jika tidak dapat tercampur maka akanmempengaruhi proses absorbsi dalam tubuh. Obat yang terlepas akan memberikan

    terapi yang berbeda. Cara menguji homogenitas yaitu dengan cara mengambil 3 titik

    bagian suppo (atas-tengah-bawah atau kanan-tengah-kiri) masing-masing bagian

    diletakkan pada kaca objek kemudian diamati dibawah mikroskop, cara selanjutnya

    dengan menguji kadarnya dapat dilakukan dengan cara titrasi.

    2. Bentuk

    Bentuk suppositoria juga perlu diperhatikan karena jika dari bentuknya tidak seperti

    sediaan suppositoria pada umunya, maka seseorang yang tidak tahu akan mengira

    bahwa sediaan tersebut bukanlah obat. Untuk itu, bentuk juga sangat mendukung

    karena akan memberikan keyakinan pada pasien bahwa sediaa tersebut adalah

    suppositoria. Selain itu, suppositoria merupakan sediaan padat yang mempunyai

    bentuk torpedo.

    3. Uji Waktu Hancur

    Uji waktu hancur ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama sediaan tersebut dapat

    hancur dalam tubuh. Cara uji waktu hancur dengan dimasukkan dalam air yang di set

    sama dengan suhu tubuh manusia, kemudian pada sediaan yang berbahan dasar PEG

    1000 waktu hancurnya 15 menit, sedangkan untuk oleum cacao dingin 3 menit. Jika

    melebihi syarat diatas maka sediaan tersebut belum memenuhi syarat untuk digunakan

    dalam tubuh. Menggunakan media air dikarenakan sebagian besar tubuh manusia

    mengandung cairan.

    4. Keseragaman Bobot

    Keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tiap sediaan sudahsama atau belum, jika belum maka perlu dicatat. Keseragaman bobot akan

    mempengaruhi terhadap kemurnian suatu sediaan karena dikhawatirkan zat lain yang

    ikut tercampur. Caranya dengan ditimbang saksama 10 suppositoria, satu persatu

    kemudian dihitung berat rata-ratanya. Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh

    dalam masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dari masing-masing 10

    suppositoria dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen. Jika terdapat sediaan

    yang beratnya melebihi rata-rata maka suppositoria tersebut tidak memenuhi syarat

    dalam keseragaman bobot. Karena keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui

    kandungan yang terdapat dalam masing-masing suppositoria tersebut sama dan dapatmemberikan efek terapi yang sama pula.

  • 8/10/2019 Tekn. Solida

    32/32

    5.

    Uji titik lebur

    Uji ini dilakukan sebagai simulasi untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sediaan

    supositoria yang dibuat melebur dalam tubuh. Dilakukan dengan cara menyiapkan air

    dengan suhu 37C. Kemudian dimasukkan supositoria ke dalam air dan diamati

    waktu leburnya. Untuk basis oleum cacao dingin persyaratan leburnya adalah 3 menit,

    sedangkan untuk PEG 1000 adalah 15 menit.

    6.

    Kerapuhan

    Supositoria sebaiknya jangan terlalu lembek maupun terlalu keras yang

    menjadikannya sukar meleleh. Untuk uji kerapuhan dapat digunakan uji elastisitas.

    Supositoria dipotong horizontal. Kemudian ditandai kedua titik pengukuran melalui

    bagian yang melebar, dengan jarak tidak kurang dari 50% dari lebar bahan yang datar,kemudian diberi beban seberat 20N (lebih kurang 2kg) dengan cara menggerakkan

    jari atau batang yang dimasukkan ke dalam tabung.