2
TEHNIK DASAR WAWANCARA Bila pasien datang bersama orang lain sebagainya wawancara yg lebih dahulu baru kemudian pengantarnya, sesudah pasien diberitahu bahwa pengantarnya itu juga akan ditanya tentang pasien. Dengan demikian kita menghargai pasien dan tidak menimbulkan kesan padanya seakan-akan kita bersekongkol dengan pengantarnya sehingga dapat menimbulkan kesukaran berlebih dengan pasien yang berkepribadian curiga. Wawancara harus berjalan secara spontan. biarkanlah pasien, bila ia mengambil inisiatif sendiri untuk melanjutkan dan menghubungkan ceritanya. Wawancara juga harus flesibel, tidak kaku atau secara obsesif mengikuti suatu skema tertentu. Kita harus mengetahui apa yang perlu diperiksa sambil dalam pikiran kita mempunyai gambaran skema pemeriksaan. Jangan mengharapkan terlalu banyak dari wawancara pertama tetapi pupuklah kepercayaan secara pelan pelan. Jangan terlalu mendesak, sebab bila satu kali pasien sudah merasa dalam keadaan defensif, maka sukar baginya lagi untuk menceritakan sesuatu dengan hati terbuka. untuk dapat mendengarkan dengan baik dibutuhkan beberapa hal dibawah ini Kontak mata (sesuaikan dengan budaya) Memberikan perhatian, misalnya dengan anggukan kepala Lakukan bantuan agar klien meneruskan ceritanya, misal dengan “Mm-hmm”, “Ya” Kurangi hal hal yang menarik perhatian, misalnya TV, telepon, bising Jangan melakukan pekerjaan selain wawancara saat wawancara Kenali perasaan pasien, misal “Nampaknya anda sedih” Jangan menginterupsi jika tidak diperlukan Jika tidak mengerti ajukan pertanyaan Jangan ambil alih pembicaraan dan menceritakan diri anda sendiri Ulangi kembali pokok pokok dalam diskusi secara ringkas menggunakan kata kata kita sendiri untuk menunjukkan bahwa kita mengerti benar apa yang dikatakan pasien. (dikenal dengan

Teknik Dasar Wawancara2

  • Upload
    mrwicak

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

wawancara

Citation preview

TEHNIK DASAR WAWANCARA

Bila pasien datang bersama orang lain sebagainya wawancara yg lebih dahulu baru kemudian pengantarnya, sesudah pasien diberitahu bahwa pengantarnya itu juga akan ditanya tentang pasien. Dengan demikian kita menghargai pasien dan tidak menimbulkan kesan padanya seakan-akan kita bersekongkol dengan pengantarnya sehingga dapat menimbulkan kesukaran berlebih dengan pasien yang berkepribadian curiga.

Wawancara harus berjalan secara spontan. biarkanlah pasien, bila ia mengambil inisiatif sendiri untuk melanjutkan dan menghubungkan ceritanya. Wawancara juga harus flesibel, tidak kaku atau secara obsesif mengikuti suatu skema tertentu. Kita harus mengetahui apa yang perlu diperiksa sambil dalam pikiran kita mempunyai gambaran skema pemeriksaan.

Jangan mengharapkan terlalu banyak dari wawancara pertama tetapi pupuklah kepercayaan secara pelan pelan. Jangan terlalu mendesak, sebab bila satu kali pasien sudah merasa dalam keadaan defensif, maka sukar baginya lagi untuk menceritakan sesuatu dengan hati terbuka.

untuk dapat mendengarkan dengan baik dibutuhkan beberapa hal dibawah ini

Kontak mata (sesuaikan dengan budaya)

Memberikan perhatian, misalnya dengan anggukan kepala

Lakukan bantuan agar klien meneruskan ceritanya, misal dengan Mm-hmm, Ya

Kurangi hal hal yang menarik perhatian, misalnya TV, telepon, bising

Jangan melakukan pekerjaan selain wawancara saat wawancara

Kenali perasaan pasien, misal Nampaknya anda sedih

Jangan menginterupsi jika tidak diperlukan

Jika tidak mengerti ajukan pertanyaan

Jangan ambil alih pembicaraan dan menceritakan diri anda sendiri

Ulangi kembali pokok pokok dalam diskusi secara ringkas menggunakan kata kata kita sendiri untuk menunjukkan bahwa kita mengerti benar apa yang dikatakan pasien. (dikenal dengan parafrase, refleksikan perasaan, klarifikasi, menyimpulkan), misalnya:

Anda mengatakan.............................

Dengan kata lain,....................

Anda merasa.................karena................

Nampaknya anda............ Apa yang telah terjadi? Apa yang anda pikirkan?

Saya merasa anda.............karena............?

Kalau tidak salah tangkap................

Coba saya ulangi, barangkali saya salah pemahaman. Apakah benar.............?

Saya dengar anda mengatakan.................

Mengulangi frase dengan kata sendiri atau dengan apa yang dibahas pada pasien sendirimenggunakan isi pembicaraan yang disampaikan pasien namun diucapkan dengan kalimat terapis sendiri.