Teknik Eksplorasi Dan Eksploitasi

Embed Size (px)

Citation preview

TEKNIK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI

TEKNIK EKSPLORASI DAN EKSPLOITASILina AdriantiEko Bambang MinartoIna KarunianiPendahuluanNegara kita ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang banyak baik yang dilaut maupun yang di darat, sudah seharusnya kita memanfaatkan sumberdaya tersebut dengan semaksimal mungkin dan tentunya tanpa melupakan aspek kelingkunganan. Eksploitasi pun harus memperhatikan lingkungan agar tidak rusak dan dapat kita lestarikan kembali seperi semula bahkan harus bisa lebih baik dari sebelumnya agar bisa dipertahankan untuk masa depan kita kelak. EKSPLORASIPengertianEksplorasi (exploration) adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu (searching) atau perjalanan untuk mengungkap (discovery) keadaan suatu daerah, ruang ataupun suatu wilayah yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya, baik fisik maupun non fisik (misalnya: pengetahuan).

Tujuan Eksplorasi Tujuan eksplorasi adalah untuk menemukan serta mendapatkan sejumlah maximum dari cebakan mineral ekonomis baru dengan biaya seminimal mungkin dalam waktu seminimal mungkin.

Pembagian Bahan Galian IndustriPembagian bahan galian industry brdasarkan atas asosiasi dengan bantuan tempat terjadinya, dengan mengacu pada Tushadi dkk (1990) adalah sebagai brikut :

Kelompok I : Bahan Galian Industri yang berkaitan Dengan Batuan Sedimen. Klompok ini dibai menjadi :- Sub Klompok A : Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batugamping.- Sub Klompok B : Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainya.Kelompok II : Bkaitan Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung api.Kelompok III : Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intruksi plutonik batuan asam dan ultra basa.Kelompok IV :Bahan Galin Industi yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakanKelompok V : Bahan Galian Industri yang brkaitan dengan proses ubahan hidro temal.Kelompok VI: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuam metamof.

TEKNIK EKSPLORASITeknik ekspolari awal yang di tetapkan adalah pemetaan geologi permukaan utamanya mendasarkan atas singkapan batuan di permukaan.

Untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha mengetahui jumlah cadangan/ketebalan perlapisan dan kualitas/mutu bahan galian diperlukan pekerjaan, teknik eksplorasi yang dapat dilakukan yang dituliskan oleh sukandarrumidi dalam bukunya bahan galian industry:

Pemboran intiPembuatan sumur uji

Pemboran IntiTujuan utama pemboran inti adalah untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal yang berada dibawah pemukaan tanah, disamping itu mengetahui ketebalanya.Sesuai dengan tingkat kedalaman pemboran yang di inginkan dan waktu yang tersedia, pemboran inti dapat dilakukan dengan.1. Alat bor augar, yang dioperasikan secara manual oleh tenaga manusia. Alat ini sesuai diterapkan apabila sasaran pemboran merupakan batuan yang lunak, oleh sebab itu apabila batuan yang akan di bor cukup tebal maka perpindahan pemboran secara sistematis perlu di lakukan.2. Alat bor inti yang di operasionalkan dengan mesinAlat ini sesuai diterapkan pada batuan yang lunak maupun padat, kemampuan membor alat ini cukup dalam sehingga pemindahan pemboran dapat dillakukan seminimal mungkin. Dalam opreasinya, mengerjakan pemboran dengan alat ini membutuhkan keahlian khusus.Dengan kedua alat pemboran inti akan didapatkan inti pemboran yang siap untuk dilakukan analisa laboratorium untuk masing-masing lubang pemboran di susun log litologinya.

Pembuatan Sumur UjiPembuatan sumur uji bertujuuan untuk mendapatkan variasi data hubungan galian secara vertikal yang berada dibawah permukaan. Tidak seperti pada pemboran inti, kedalaman perolehan data cukup dangkal dan pembuatanya dilakukan oleh tenaga manusia dengan peralatan sederhana, antara lain skop, linggis, pacul dan ember. Pembuatan sumur uji dilakukan terutama pada batuan yang lunak.

Cara pembuatan sangat sederhana. Sesudah tumbuhan dan tanah dibersihkan dibuat lubang berbentuk bujur sangkar ukuran 2m x 2m, dengan arah sisi Barat Timur dan Utara Selatan. Sesudah kedalaman 5 m, sisi lubang dibuat menyempit secara berjenjang, hingga membentuk bujur sangkar bersisi 1m. pengambilan contoh batuan dapat dilakukan saat pembuatan sumur uji sedang berlangsung atu sesudah pembuatan sumur uji selesai.

Pengambilan batuan dilakukan sesuai dengan kepentinganya baik ukuran atau jumlahnya. Untuk masing masing sumur uji di susun log litologinya.

METODE EKSPLORASIMetode dalam eksplorasi dapat digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu:Metode langsung, terdiri atas1. Metode langsung di permukaan, dan 2. Metode langsung di bawah permukaan

Metode tidak langsung, terdiri atas1.Metode tidak langsung cara geokimia, mencakup: geokimia batuan dasar (bed rock), soil, air, vegetasi dan endapan sungai (stream deposit);2. Metode tidak langsung cara geofisika, mencakup metode-metode: magnetik, gravitasi, seismik, geolistrik (resistivity).

Metode langsung di permukaanMetode langsung di permukaan meliputi: penyelidikan singkapan, penjejakan, pendulangan

Penyelidikan singkapan (out crop)Singkapan segar umumnya dijumpai pada :Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan nampak sebagai singkapan segarBentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

Tracing Float (penjejakan)Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.

Tracing dengan Panning (mendulang)Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicari, biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar.

Metoda Langsung Bawah Permukaan Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baikEksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika dilakukan eksplorasi permukaan.Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain. Tunnel = suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki bukit. Shaft= suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan. Drift = suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran). Winze = lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari level ke arah level yang dibawahnya.

Metoda tidak langsung cara geofisika Metoda Gravitasi Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali gravitasi. Metoda Magnetik Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai berikut : Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai mineral ikutan Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit dalam jumlah cukup Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang mengandung mineral magnetik.

Metoda Seismik Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda.

Metoda Geolistrik Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode potensial atau potential electode disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger. Metoda tidak langsung cara geokimia Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada batuan, tanah, stream, air atau gas. Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia. Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispersi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik lainnya. Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.

Dampak Eksploitasi dan Eksplorasi Terhadap LingkunganEksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana alam sepertiBencana tanah longsor disebabkan oleh penggundulan yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam keadaan gundul maka formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang licin pada saat terjadi hujan. Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak dapat dihindarkan lagi.Bencana banjir yang selalu terjadi setiap tahun hampir di seluruh wilayah Indonesia tidak hanya disebabkan oleh pola tingkah manusia yang suka membuang sampah sembarangan, tetapi rusaknya tata guna lahan dan air. Tata guna lahan dan air menyebabkan laju erosi dan frekuensi banjir meningkat.Hampir disetiap musim kemarau kita melihat kasus-kasus kabut asap yang terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-pihak yang ingin mendapatkan secuil keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan baru di hutan. Pembakaran yang dilakukan umumnya hanya menggunakan alat pengendali api seadanya sehingga laju api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap tebal menyelimuti wilayah tersebut.