16
Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang 197 TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN RESEPTIF DAN PRODUKTIF BAHASA ARAB Farhatul Atiqoh Universitas Negeri Malang [email protected] ABSTRAK: Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa Semit yang hingga saat ini masih bertahan daripada rumpun bahasa Semit lainnya. Bahasa Arab memiliki posisi yang penting dalam ilmu pengetahuan, karena banyak sumber pengetahuan yang menggunakan bahasa Arab. Karena itu, mempelajarinya adalah hal yang penting. Dalam pembelajaran bahasa Arab ada empat komponen pokok berbahasa Arab, yang menjadi dasar mula pembelajaran bahasa Arab. Empat komponen tersebut adalah keterampilan menyimak (istima’), keterampilan membaca (qiraah), keterampilan berbicara (kalam) dan keterampilan menulis (kitabah). Keempat keterampilan ini, digolongkan pada dua jenis keterampilan, yaitu keterampilan reseptif dan produktif. Namun dalam mempelajari empat keterampilan ini, banyak ditemui kendala diantaranya adalah kurangnya inovasi teknik pengajaran dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, teknik maudhu’ usbu’iy merupakan inovasi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran keterampilan berbahasa Arab, agar tujuan yang pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. KATA KUNCI: Maudhu’ Usbu’iy, keterampilan reseptif bahasa Arab, dan keterampilan produktif bahasa Arab. لخص: الغةمية أخرى. لدى الى لغات سا كائنة عل تزال ة التيلساميلغة اة هي من ال العربيغة العربية. لذلك،لستخدم العلمية تدر الصا كثير من ا ن ،علمم في اللعربية موقف ها اذهتعلم في ه اللغةسية لت الرئيكوناك أربعة العربية هنالغة ام الهم. في تعللغة هو أمر م الاع ، ومهارة ستم ي مهارة ربعة ه كوناتغة العربية. الم لتعلس الي أصبحت أسا العربية التهارة القسمين هما ربعة تنقسم إلى ا راتهاذه الكتابة. هرة ا، ومها مرة الكءة، ومها القرا ا ت مالك اةا ربعة، توا راتهاذه اكن في تعلم هية. ولتاة ستا هارةلية وا ستقباوضوع ية. ولذلك أن الطريقة "الغورات الهاة في تعلم اتعليمي نقص إبداع الطريقة الث يمكنية، بحي ات العربهارلية تعلم ا في عمستخدمي تيم التتعلي" هي من إبداع ال سبوع تحقيم بحد أعلى.تعل ق أهداف الفتاحية:ت اكلما الية العربية.تاة ستا هارةلية العربية، ا ستقبا هارة سبوعي، ا وضوع اBahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan untuk komunikasi dan tukar fikiran antar kelompok manusia tertentu. Bahasa Arab adalah bahasa Al Quran, bahasa komunikasi dan informasi, sekaligus menjadi salah satu dari bahasa Dunia atau Internasional. Karena itu, mempelajari bahasa Arab sangatlah

TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

197

TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN RESEPTIF

DAN PRODUKTIF BAHASA ARAB

Farhatul Atiqoh

Universitas Negeri Malang

[email protected]

ABSTRAK: Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa Semit yang hingga saat ini masih

bertahan daripada rumpun bahasa Semit lainnya. Bahasa Arab memiliki posisi yang

penting dalam ilmu pengetahuan, karena banyak sumber pengetahuan yang

menggunakan bahasa Arab. Karena itu, mempelajarinya adalah hal yang penting. Dalam

pembelajaran bahasa Arab ada empat komponen pokok berbahasa Arab, yang menjadi

dasar mula pembelajaran bahasa Arab. Empat komponen tersebut adalah keterampilan

menyimak (istima’), keterampilan membaca (qiraah), keterampilan berbicara (kalam)

dan keterampilan menulis (kitabah). Keempat keterampilan ini, digolongkan pada dua

jenis keterampilan, yaitu keterampilan reseptif dan produktif. Namun dalam mempelajari

empat keterampilan ini, banyak ditemui kendala diantaranya adalah kurangnya inovasi

teknik pengajaran dalam pembelajaran keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, teknik

maudhu’ usbu’iy merupakan inovasi pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran keterampilan berbahasa Arab, agar tujuan yang pembelajaran dapat

tercapai dengan maksimal.

KATA KUNCI: Maudhu’ Usbu’iy, keterampilan reseptif bahasa Arab, dan keterampilan

produktif bahasa Arab.

العربية هي من اللغة السامية التي لا تزال كائنة على لغات سامية أخرى. لدى اللغة الملخص:

العربية موقف هام في العلم، لأن كثير من المصادر العلمية تستخدم اللغة العربية. لذلك،

اللغة هو أمر مهم. في تعلم اللغة العربية هناك أربعة المكونات الرئيسية للغة التعلم في هذه

العربية التي أصبحت أساس التعلم للغة العربية. المكونات الأربعة هي مهارة الاستماع ، ومهارة

القراءة، ومهارة الكلام، ومهارة الكتابة. هذه المهارات الأربعة تنقسم إلى القسمين هما المهارة

ستقبالية والمهارة الاستاتاةية. ولكن في تعلم هذه المهارات الأربعة، تواةا الملكلات ما ا الا

نقص إبداع الطريقة التعليمية في تعلم المهارات اللغوية. ولذلك أن الطريقة "الموضوع

الأسبوعي" هي من إبداع التعليم التي تستخدم في عملية تعلم المهارات العربية، بحيث يمكن

ق أهداف التعلم بحد أعلى.تحقي

الموضوع الأسبوعي، المهارة الاستقبالية العربية، المهارة الاستاتاةية العربية. الكلمات المفتاحية:

Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan untuk

komunikasi dan tukar fikiran antar kelompok manusia tertentu. Bahasa Arab adalah

bahasa Al Quran, bahasa komunikasi dan informasi, sekaligus menjadi salah satu dari

bahasa Dunia atau Internasional. Karena itu, mempelajari bahasa Arab sangatlah

Page 2: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

198 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

penting, ditambah lagi, dengan banyaknya sumber ilmu pengetahuan menggunakan

bahasa Arab, jadi bahasa Arab merupakan bahasa penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan.

Dalam mempelajari ilmu bahasa, baik bahasa Arab, Indonesia maupun lainnya

memiliki 4 komponen keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh

para pelajar bahasa, yaitu keterampilan menyimak (maharotul istima’),keterampilan

membaca (maharotul qiroah), keterampilan menulis (maharotul kitabah),dan

keterampilan berbicara (maharotul kalam). Setelah menguasai 4 komponen

keterampilan tersebut, maka pembelajaran lain tentang ilmu bahasa Arab akan berjalan

dengan baik.

Setiap keterampilan itu berhubungan erat sekali dengan tiga keterampilan

lainnya dengan cara yang beranekaragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa,

biasanya melalui sesuatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula dari keterampilan

menyimak kemudian berbicara, membaca dan menulis (Tarigan, 2008: 1). Karena itu,

banyak diantara pebelajar bahasa Arab yang menganggap bahasa Arab sebagai pelajaran

yang sulit dan membosankan. Maka dalam pembelajaran bahasa Arab, disamping

membutuhkan guru bahasa Arab yang kompeten dan ahli dalam bahasa Arab, juga

dibutuhkan beberapa inovasi teknik pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Sehingga para pelajar bahasa Arab akan merasa tertarik dan bersemangat ketika proses

pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam makalah ini akan disajikan inovasi

teknik pembelajaran kemahiran berbahasa, khususnya untuk para pebelajar bahasa

Arab. Sehingga proses pembelajaran bahasa Arab dapat berjalan dengan semangat dan

lancar.

BAHASA ARAB DAN PEMBELAJARANNYA

Bahasa Arab dalam kajian sejarah, termasuk rumpun bahasa Semit yaitu rumpun

bahasa yang dipakai bangsa-bangsa yang tinggal di sekitar sungai Tigris dan Furat,

dataran Syiria dan Timur Tengah (Rosyidi dan Ni’mah, 2012: 3). Dari sekian banyak

bahasa pada saat itu, yang hingga kini bertahan hanyalah bahasa Arab.

Bahasa Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya

dalam rumpun bahasa Semit. Bahasa Arab juga merupakan bahasa resmi beberapa

Page 3: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

199

negara, yang memiliki dialek yang bermacam-macam. Karena itu, dalam mempelajari

bahasa Arab, dibutuhkan guru yang profesional serta teknik mengajar yang sesuai agar

materi yang ada dapat tersampaikan dengan baik kepada pebelajar bahasa Arab.

Sedangkan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebagai

bentuk usaha menyampaikan materi tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun pembelajaran bahasa Arab adalah suatu kegiatan yang dilakukan berupa

penyampaian materi tentang bahasa Arab untuk mencapai tujuan pembelajan bahasa

Arab.

Tujuan pembelajaran bahasa Arab tentunya adalah menumbuhkan kemampuan

dan kemahiran siswa dalam berbahasa Arab. Dalam menumbuhkan kemampuan dan

kemahiran berbahasa Arab, dapat diperoleh dengan latihan yang terus menerus. Dengan

kata lain, tujuan dari pembelajaran bahsa Arab adalah siswa atau pebelajar bahasa Arab

mampu menggunakan bahasa Arab baik secara aktif maupun pasif.

Ada tiga kompetensi yang hendaknya dicapai dalam mempelajari bahasa Arab.

Tiga kompetensi yang dimaksud adalah: Pertama kompetensi kebahasaan, yang berisi

diantarnya penguasaan bunyi bahasa, struktur bahasa, gramatika dll. Kedua kompetensi

komunikasi, maksudnya adalah pebelajar mampu menggunakan bahasa Arab secara

otomatis, mengungkapkan dan menyerap ide-ide dan pengalaman dengan lancar. Ketiga

kompetensi budaya, yakni memahami apa yang terkandung dalam bahasa Arab dari

aspek budaya, adat, etika dan seni. Dari tiga kompetensi yang disebutkan di atas, terlihat

bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab diarahkan kepada: 1) penguasaan unsur bahasa

yang dimiliki bahasa Arab, yaitu aspek bunyi, kosa kata dan ungkapan, serta struktur. 2)

penggunaan bahasa Arab dalam komunikasi yang efektif. 3) pemahaman terhadap

budaya Arab, baik berupa pemikiran, nilai-nilai, adat, etika, maupun seni (Muradi,

2013: 142)

KETERAMPILAN BERBAHASA DALAM BAHASA ARAB

Dalam mempelajari bahasa Arab, pasti dihadapkan dengan komponen penting

keterampilan berbahasa. Bahasa Arab memiliki empat komponen berbahasa yang harus

dikuasai dengan baik oleh para pelajar bahasa Arab. Keempat komponen berbahasa ini

memiliki hubungan erat satu sama lain. Berbahasa merupakan gabungan berurutan

antara dua proses dari dua aspek. Pertama, proses produktif artinya proses yang

Page 4: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

200 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

berlangsung pada diri pembicara yang menghasilkan kode-kode bahasa yang bermakna dan

berguna. Kedua, proses reseptif artinya proses yang berlangsung pada diri pendengar yang

menerima kode-kode bahasa yang bermakna dan berguna yang disampaikan oleh pembicara

melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat-alat pendengar (Al Bantani).

Dari uraian diatas, empat komponen berbahasa ini dapat dikelompokkan

menjadi 2 kelompok, yang ditinjau dari pemahaman dan pengungkapan pikiran. Yaitu

pertama keterampilan reseptif untuk keterampilan pemahaman, yang berisi keterampilan

menyimak (istima’) dan keterampilan membaca (qiraah). Kedua adalah keterampilan

produktif untuk keterampilan pengungkapan pikiran, yang berisi keterampilan berbicara

(kalam) dan keterampilan menulis (kitabah).

Empat komponen berbahasa ini merupakan komponen pokok dalam berbahasa

karena di awal pembelajaran bahasa Arab, keempat keterampilan ini harus dikuasai

dengan baik oleh pelajar bahasa Arab.

Keterampilan Berbahasa Reseptif

Keterampilan berbahasa reseptif merupakan salah satu dari jenis keterampilan

berbahasa Arab yang bersifat penerimaan dan penyerapan. Keterampilan berbahasa

reseptif adalah terampil atau mampu menerjemahkan kembali kode-kode bahasa

menjadi sebuah makna dalam komunikasi baik lisan maupun tertulis (Al Bantani).

Dalam keterampilan ini, siswa dituntut untuk mampu menerima dan menyerap materi

yang disampaikan. Keterampilan ini mencakup dua keterampilan berbahasa, yaitu

keterampilan menyimak (istima’) dan keterampilan membaca (qiraah).

a. Keterampilan Menyimak (Istima’)

Menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang utama. Karena

sebelum kita mengenal keterampilan lain, keterampilan ini lah yang pertama kali

digunakan ketika lahir di dunia. Adawiyah (2016: 30-31) menjelaskan, seseorang

yang memiliki kemampuan menyimak yang baik akan mampu menangkap,

memahami dan mengabstraksikan hasil simakannya. Topik yang disimak akan

menambah pengetahuan dan wawasannya. Selanjutnya pengetahuan dan wawasan

itu akan menjadi sesuatu yang bermakna bagi dirinya. Maka keterampilan

menyimak sangatlah penting dalam kegiatan pembelajaran berbahasa. Menyimak

berarti mendengarkan suatu dengan segaja dan teliti. Berbeda halnya dengan

Page 5: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

201

mendengar, menyimak lebih menuntut pada konsentrasi dan perhatian penyimak,

karena dilakukan dengan sengaja dan teliti.

Keterampilan menyimak masuk dalam kategori keterampilan berbahasa reseptif,

karena dalam keterampilan ini siswa dituntut untuk menerima dan menyerap

informasi yang diperdengarkan. Dalam keterampilan ini, siswa dilatih untuk

mampu membedakan bunyi suara, memahami, dan menganalisa apa yang ada pada

sumber yang diperdengarkan.

b. Keterampilan Membaca (Qiraah)

Membaca adalah sumber segala pengetahuan. Keterampilan membaca termasuk

pada keterampilan yang mencakup seluruh aspek bahasan ilmu bahasa Arab.

Karena dalam membaca tidak hanya merubah lambang bahasa tulisan menjadi

lambang bahasa lisan, tetapi dalam keterampilan membaca bahasa Arab

membutuhkan kerja akal dan pikiran. Membaca merupakan kegiatan yang meliputi

semua bentuk-bentuk berfikir, memberi penilaian, memberi keputusan,

menganalisis dan mencari pemecahan masalah (Mustofa dan Hamid, 2011: 99).

Kegiatan membaca bukanlah kegiatan yang sederhana. Membaca dalam makna

sebenarnya adalah kegiatan mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks.

Oleh karena itu, seorang pembaca harus menyiapkan dan mengaktifkan berbagai

proses mental dan sistem kognisinya (Adawiyah, 2016: 32).Adapun dalam bahasa

Arab, keterampilan membaca disebut dengan mahaarah al-qiraah.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang mampu membaca

dengan baik, maka dia akan mampu menguasai beberapa aspek pengetahuan bahasa

Arab dengan baik. Keterampilan membaca juga masuk dalam keterampilan

berbahasa reseptif, karena ketika membaca siswa tidak diharuskan untuk

menghasilkan suatu produk bahasa tertentu, namun membaca merupakan syarat

penting untuk pengembangan keterampilan produktif, karena hasil dari membaca

siswa akan memiliki banyak kosakata, gaya bahasa serta pengetahuan lainnya, yang

menunjang keterampilan produktif.

Keterampilan Berbahasa Produktif

Page 6: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

202 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Keterampilan berbahasa produktif merupakan salah satu dari jenis keterampilan

berbahasa arab yang digunakan untuk keterampilan pengungkapan pikiran.

Keterampilan berbahasa produktif adalah terampil atau mampu membuat kode-kode

kebahasaan yang bermakna baik lisan maupun tertulis (Al Bantani).

Dalam keterampilan ini, siswa tidak hanya dituntut untuk menerima dan

menyerap materi yang disampaikan, tetapi juga mampu untuk mengungkapakan pikiran

mereka terhadap materi yang telah diberikan baik secara lisan maupun tertulis. Pikiran

yang diungkapkan disajikan melalui sajian produk pembelajaran lisan maupun tetulis,

sesuai dengan keterampilan berbahasa yang digunakan. Keterampilan ini mencakup dua

keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan berbicara (kalam) dan keterampilan menulis

(kitabah).

a. Keterampilan Berbicara (Kalam)

Keterampilan berbicara merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa lisan.

Berbicara adalah kemampuan mengemukakan hal-hal yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari secara lisan dengan kemudahan dan keafsihan yang memadai

sehingga dapat dipahami oleh lawan bicaranya (Halidjah)

Secara umum tujuan dari pembelajaran kalam untuk siswa adalah agar siswa

mampu menyusun kalimat sempurna yang sesuai dengan tata bahasa Arab yang

baik dan benar serta mampu menggunakan kosakata yang dipelajari dalam kalimat

yang sempurna. Serta mampu menerapkan intonasi, pilihan kata, struktur kata yang

tepat (Rosiyana, 2017: 33). Dalam keterampilan berbicara, siswa dituntut untuk

mampu menuangkan apa yang ada dalam pikiran mereka melalui bahasa lisan,

dengan lancar, baik dan benar.

b. Keterampilan Menulis (Kitabah)

Keterampilan ini merupakan aspek kebahasaan yang penting. Keterampilan

menulis memiliki arti menuangkan segala bentuk pemikiran, ide dan imajinasi

penulis dalam bentuk tulisan. Artinya, segala ide, pikiran, gagasan dan imajinasi

penulis diungkapkan melalui tulisan dengan pola yang teratur. Sehingga dapat

dimengerti dan difahami oleh orang lain.

Keterampilan menulis sangat membutuhkan pemahaman penulis tentang

pola menulis yang tepat, serta penggunaan gramatika bahasa Arab yang benar. Agar

pesan yang ada dalam tulisan tersebut, dapat diterima dengan baik oleh pembaca.

Page 7: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

203

Keterampilan menulis, masuk dalam keterampilan produktif, dikatakan produktif,

karena merupakan proses dalam menghasilkan satuan bahasa berupa karya nyata,

hingga lahir dalam bentuk tulisan (Sardila, 2015:113). Dalam keterampilan ini,

siswa dituntut untuk mampu menguasai konsep dasar gramatika arab, mufrodat atau

kosa kata arab yang sesuai dengan gagasan yang ingin mereka sampaikan. Maka

dibutuhkan latihan yang terus menerus, untuk melatih keterampilan menulis.

KONSEP TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY

Pengertian Teknik Pembelajaran

Teknik yang dalam bahasa Arab disebut sebagai uslub atau yang populer dengan

strategi memiliki arti, suatu kegiatan spesifik yang diimplementasikan di kelas, selaras

dengan pendekatan dan metode yang terpilih (Rosyidi dan Ni’mah, 2012: 34).

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang

dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan

metode ceramah pada kelas dengan jumlah mahasiswa yang relatif banyak

membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan

penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah mahasiswanya terbatas. Dalam hal

ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama

(Sudrajat).

Dari beberapa uraian diatas, maka teknik pembelajaran adalah suatu model

pembelajaran yang digunakan dalam suatu kelas tertentu yang sesuai dengan

pendekatan dan metode yang digunakan dalam pembelajaran, guna memudahkan guru

dan siswa dalam menyampaikan materi dan menerima materi pembelajaran, sehingga

tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik kepada siswa.

Teknik pembelajaran merupakan hal yang penting dalam suatu pembelajaran.

Karena dengan memilih dan menggunakan teknik yang sesuai dengan metode, materi

dan keadaan siswa, maka pembelajaran akan berjalan dengan efektif serta tujuan

pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.

Konsep Teknik Maudhu’ Usbu’iy

Maudhu’ Usbu’iy merupakan sebuah konsep teknik pembelajaran bahasa Arab

yang digunakan untuk meningkatkan semangat pebelajar bahasa Arab. Dalam hal ini,

yang menjadi sasaran praktik teknik ini adalah para mahasiswa bahasa Arab. Sehingga

Page 8: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

204 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

dalam mempelajari bahasa Arab terasa mudah, dan menjadikan bahasa Arab sebagai

bahasa yang menyenangkan dan menarik untuk dipelajari, khususnya ketika

mempelajari empat keterampilan berbahasa dalam bahasa Arab atau biasa disebut

dengan al-mahaarah al- lughowiyah.

Pada hakikatnya keterampilan berbahasa merupakan kunci awal dari

pembelajaran suatu ilmu bahasa. Sehingga, sebelum pelajar bahasa Arab khususnya

mahasiswa mempelajari materi bahasa Arab lainnya, mahasiswa akan dihadapkan dulu

dengan empat komponen keterampilan berabahasa, agar ketika mempelajari materi

bahasa Arab lainnya dapat mempelajarinya dengan mudah. Dengan syarat, mahasiswa

tersebut mampu menguasai keterampilan tersebut dengan baik. Dan untuk mendapakan

hasil yang maksimal empat komponen keterampilan berbahasa adalah dengan cara

memperbanyak praktik atau dalam istilah Arab disebut dengan tathbiq.

Konsep ini disajikan sebagai inovasi teknik pembelajaran keterampilan

berbahasa Arab pada tingkatan mahasiswa yang lebih fokus pada praktik, agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Karena, banyak mahasiswa yang sudah mengerti teori kebahasaan, tetapi ketika praktik

dalam keterampilan berbahasa mereka merasa kesulitan. Melalui teknik ini, mahasiswa

akan diajak untuk terus aktif dalam mempraktikkan keterampilan berbahasa. Sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Dalam teknik ini, akan disajikan maudhu’ atau judul baru pada tiap minggu

pembelajaran, yang judul tersebut menjadi patokan praktik keterampilan berbahasa

Arab, baik untuk keterampilan istima’, qiraah, kalam maupun kitabah. Maudhu’ baru

yang disajikan mencakup keseluruhan praktik dari empat keterampilan berbahasa Arab.

Maudhu’ yang telah disampaikan kepada mahasiswa, akan di praktikkan dalam empat

keterampilan berbahasa pada kelas masing-masing, dengan durasi waktu 15-20 menit

setiap praktik. Dengan ini, mahasiswa diwajibkan untuk mempraktikan empat

keterampilan berbahasa Arab yang sedang dipelajari, berdasarkan pada maudhu’ yang

telah ada, dan dosen hanya membimbing dan mengawasi jalannya praktika tau tathbiq

tersebut. Dalam teknik ini, hanya akan ada satu judul yang digunakan pada semua

keterampilan berbahasa, sehingga materi yang didapatkan akan saling berhubungan.

Dengan ini, mahasiswa diharapkan untuk dapat menguasai materi dengan baik, tidak

hanya pada segi keterampilan tapi juga pada fokus berfikir mahasiswa. Karena dalam

Page 9: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

205

teknik ini, hanya dibatasi praktik pada maudhu’ tertentu. Kemudian pada sisi

keterampilan berbahasa, mahasiswa mampu mempraktikkan melalui empat

keterampilan berbahasa Arab dengan baik, dan maksimal.

Melalui banyaknya latihan yang dilakukan dengan teknik ini, mahasiwa bahasa

Arab di harapkan mampu menguasai empat komponen keterampilan berabahasa, dan

nantinya memudahkan mereka dalam mempelajari bidang ilmu bahasa Arab lainnya.

PENERAPAN TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY DALAM KETERAMPILAN

BERBAHASA BAHASA ARAB

Teknik Maudhu’ Usbu’iy merupakan salah satu strategi alternatif yang dapat

digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa Arab pada tingkatan

mahasiswa, guna untuk meningkatkan penguasaan keterampilan berbahasa Arab

mahasiswa, baik keterampilan reseptif maupun produktif.

Penerapan teknik ini, dapat dilakukan pada empat kemahiran berbahasa

sekaligus. Dengan menggunakan judul yang sama untuk di praktikkan dalam 4

kemahiran berbahasa Arab, yang dikelompokkan menjadi dua kelompok.Yaitu, pertama

kemahiran reseptif atau dalam bahasa Arab disebut dengan al-mahaarah al-

istiqbaaliyah, yang berisi dua keterampilan berbahasa yaitu menyimak (istima’) dan

membaca(qiraah). Kedua, kemahiran produktif atau al-mahaarah al-istintajiyah, yang

berisi keterampilan berbicara (kalam) dan kemahiran menulis (kiatabah).

Sebelum memulai teknik ini, Para dosen kemahiran berbahasa Arab,

menyepakati terlebih dahulu materi yang akan digunakan dalam maudhu’ usbu’iy.

Sehingga akan terjadi kesinambungan materi antara keterampilan satu dengan lainnya.

Adapun pengelompokan proses penerapan teknik maudhu’ usbu’iy, adalah sebagai

berikut:

Maudhu’ Usbu’iy dalam keterampilan Reseptif Bahasa Arab

a. Maudhu’ Usbu’iy dalam keterampilan menyimak (istima’)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan teknik maudhu’ usbu’iy ini adalah

sebagai berikut:

1) Pada pertemuan pertama, dosen menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud

dengan teknik maudhu’ usbu’iy. Dan menjelaskan keterkaitan maudhu’ usbu’iy

Page 10: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

206 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

dalam maharah al-istima’ dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Untuk

peretemuan selanjutnya dosen tidak perlu menjelaskan hal tersebut.

2) Setelah dosen menyampaikan materi, di akhir pertemuan dosen menjelaskan

maudhu’ yang akan di praktikkan dan didiskusikan pada minggu yang akan datang.

Dosen juga menjelaskan bahwa, sebelum praktik di munggu yang akan datang,

mahasiswa diwajibkan untuk mempelajari materi terlebih dahulu, dengan

mendengarkan, memahami isi serta menulis kata atau gaya bahasa baru yang ada

dalam maudhu’ yang telah diberikan.

3) Pada minggu selanjutnya, sebelum memulai penyampaian materi baru, dosen

terlebih dahulu mendiskusikan maudhu’ yang telah dijelaskan pada minggu

sebelumnya dengan durasi waktu 15-20 menit. Dalam tahap ini, dosen

memperdengarkan ulang maudhu’ satu kali, kemudian dosen dapat menugaskan

mahasiswa beberapa pilihan tugas misalnya menentukan ide pokok, meringkas teks,

atau mahasiswa membuat pertanyaan dan jawaban seputar maudhu’.

b. Maudhu’ Usbu’iy dalam keterampilan membaca (qiraah).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan teknik maudhu’ usbu’iy pada

keterampilan qiraah adalah sebagai berikut:

1) Seperti halnya pada keterampilan mendengar,pada pertemuan pertama, dosen

menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan teknik maudhu’ usbu’iy.

Dan menjelaskan keterkaitan maudhu’ usbu’iy dalam maharah al-qiraah dengan

tiga keterampilan berbahasa lainnya. Untuk peretemuan selanjutnya guru tidak

perlu menjelaskan hal tersebut.

2) Setelah dosen menyampaikan materi, di akhir pertemuan dosen memberikan dan

menjelaskan teks bacaan dengan maudhu’ baru yang akan di praktikkan dan

didiskusikan pada minggu yang akan datang. Dosen juga menjelaskan bahwa,

sebelum maudhu’ tersebut dipraktikkan di minggu yang akan datang, mahasiswa

diwajibkan untuk membaca teks terlebih dahulu, serta menulis beberapa kata atau

gaya bahasa baru yang ada dalam teks tersebut.

3) Di awal pertemuan selanjutnya, dosen memeberikan waktu 15-20 menit pertama,

untuk praktik maudhu’ yang telah diberikan pada minggu sebelumnya. Dalam tahap

ini mahasiswa ditugaskan beberapa pilihan tugas diantaranya membaca ulang teks

yang telah diberikan tanpa syakal berdasarkan pada teks yang telah dipelajari dan

Page 11: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

207

diperdengarkan ketika kelas istima’. Kemudian setelah membaca mahasiswa

diarahkan untuk menentukan pokok pikiran dalam teks tersebut atau mahasiswa

ditugaskan untuk membuat peta konsep terkait maudhu’.

4) Dan pada akhir pertemuan, dosen memberikan maudhu’ baru untuk dibahas pada

minggu yang akan dating dan begitu seterusnya.

Maudhu’ Usbu’iy dalam keterampilan Produktif Bahasa Arab

a. Maudhu’ Usbu’iy dalam keterampilan berbicara (kalam)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan teknik maudhu’ usbu’iy pada

keterampilan kalam adalah sebagai berikut:

1) Pada pertemuan pertama, dosen menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud

dengan teknik maudhu’ usbu’iy. Dan menjelaskan keterkaitan maudhu’ usbu’iy

dalam maharah al-kalam dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Untuk

peretemuan selanjutnya dosen tidak perlu menjelaskan hal tersebut.

2) Setelah dosen menyampaikan materi, di akhir pertemuan dosen memberikan dan

menjelaskan maudhu’ baru yang akan di praktikkan dan didiskusikan pada minggu

yang akan datang. Selain itu dosen juga menjelaskan tugas apa yang akan diberikan

pada minggu yang akan datang. Adapun piilhan tugas dapat digunakan dalam

teknik ini diantaranya menceritakan kembali maudhu’ yang telah diberikan atau

praktik hiwar (percakapan). Mahasiswa juga dapat ditugaskan untuk membuat teks

percakapan dsb. Setelah itu, dosen menugaskan mahasiswa untuk mencari

informasi tambahan yang berhubungan dengan jenis tugas yang diberikan. Hal ini

dilakukan agar pada minggu praktik, mahasiswa tidak kesulitan dan waktu yang

digunakan tidak terlalu banyak.

3) Di awal pertemuan selanjutnya, dosen memeberikan waktu 15-20 menit pertama,

untuk praktik maudhu’ yang telah diberikan pada minggu sebelumnya. Dalam tahap

ini mahasiswa ditugaskan sesuai dengan apa yang diberitahukan pada minggu

sebelumnya, dan mempraktikkannya di depan kelas. Praktik dapat dilakukan

individu, maupun berkelompok. Sesuai dengan kesepakatan dosen dan mahasiswa

pada minggu sebelumnya.

4) Dan pada akhir pertemuan, dosen memberikan maudhu’ untuk dibahas pada

minggu yang akan dating dan begitu seterusnya.

Page 12: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

208 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

b. Maudhu’ Usbu’iy dalam keterampilan menulis (kitabah)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan teknik maudhu’ usbu’iy pada

keterampilan kitabah adalah sebagai berikut:

1) Seperti halnya pada kelas keterampilan berbahasa lainnya, pada pertemuan

pertama, dosen menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan teknik

maudhu’ usbu’iy. Dan menjelaskan keterkaitan maudhu’ usbu’iy dalam maharah

al-kitabah dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Untuk peretemuan

selanjutnya dosen tidak perlu menjelaskan hal tersebut.

2) Setelah dosen menyampaikan materi, di akhir pertemuan dosen memberikan dan

menjelaskan maudhu’ baru yang akan di praktikkan dan didiskusikan pada minggu

yang akan datang.

3) Setelah memberikan maudhu’, dosen menjelaskan jenis tugas yang harus

dikerjakan oleh mahasiswa. Adapun piilhan tugas dapat digunakan dalam teknik ini

adalah pertama, membaca ulang maudhu’ yang diberikan, kemudian mencatat gaya

bahasa baru yang ada didalamnya, serta mengembangkan gaya bahasa tersebut

dengan cara membuat contoh kalimat yang sesuai dengan gaya bahasa tersebut.

Kedua, mahasiswa ditugaskan untuk memprafrase maudhu’ yang diberikan dan

beberapa macam tugas lainnya.

4) Pada pertemuan selanjutnya, dosen memeberikan waktu 15-20 menit pertama,

untuk diskusi maudhu’ yang telah diberikan pada minggu sebelumnya. Dalam tahap

ini dosen dan mahasiswa mendiksusikan hasil kerja mahasiswa yang ditugaskan

pada minggu sebelumnya.

5) Dan pada akhir pertemuan, dosen memberikan maudhu’ baru untuk dibahas pada

minggu yang akan datang dan begitu seterusnya.

Adapun contoh materi maudhu’ yang dapat digunakan pada teknik maudhu’ usbu’iy

ini dapat disesuaikan dengan buku ajar yang digunakan. Maudhu’ yang digunakan lebih

baik sama dengan materi buku ajar, namun muatan isi yang diberikan berbeda dengan

yang ada pada buku ajar. Hal ini digunakan sebagai langkah pengembangan materi,

tidak hanya dari buku ajar tetapi juga dari sumber lain yang diberikan oleh dosen.

Misalkan dalam buku ajar, materi pertemuan pertama adalah al-usroh (keluarga) dan

pertemuan kedua adalah al-mihnah (profesi). Berpacu pada materi buku ajar, dosen

dapat memberikan tugas pada keterampilan berbahasa istima’, qiraah, kalam dan

Page 13: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

209

kitabah tentang profesi, namun isi materi yang diberikan berbeda dengan apa yang ada

dalam buku ajar.

Pada artikel ini, penulis menyajikan contoh isi materi tentang profesi, untuk

dipraktikan dalam keterampilan berbahasa Arab yakni istima’, qiraah, kalam dan

kitabah dengan menggunakan teknik maudhu’ usbu’iy.

Pada keterampilan menyimak (istima’) dosen memberikan audio yang berhubungan

dengan profesi dan berbeda dengan yang ada pada buku ajar. Durasi audio diberikan

bertahap, sesuai dengan keamampuan mahasiswa. Di minggu awal, dosen memberikan

audio yang berdurasi lebih pendek dibandingkan dengan audio yang diberikan pada

minggu yang akan datang. Berdasarkan pada audio yang diberikan, mahasiswa

ditugaskan untuk menyimak audio tersebut dengan baik, kemudian dosen menugaskan

mahasiswa beberapa pilihan tugas. Contoh isi audio adalah sebagai berikut:

م يك

م عل

لا حمد: الس

أ

م لا م الس

يك

بدر: وعل

حمد: كيف حالك؟ أ

بدر: الحمد لله بخير والعافية، وكيف حالك أنت؟

حمد: الحمد لله، على مايرام أ

بدر: ماذا تعمل أنت يا أخي؟

حمد:أنا مهندس. وأنت ماذا تعمل؟ أ

بدر: أنا طبيب

حمد: طيب، أين تعمل؟ أ

بدر: أعمل في المستلفى العام في مدينة مالانج، ثم أين تعمل؟

حمد: أنا تعمل في اللركة الملهورة بمالانج، وأنا مسرور ب ذا العمل. رغم أنني يذهب إلى اللركة أ

مبكرا وأرةع إلى البيت ليلا كل يوم.

مرضهم.بدر: وأنا كذلك، لأن أستطيع أن أساعد المرض ى في علاج

حمد: الحمد لله، عس ى الله أن يرض ي عملنا أ

بدر: آمين

Page 14: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

210 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kemudian pada keterampilan membaca (qiraah) dosen memberikan bacaan seputar

profesi, yang sesuai dengan kemampuan mahasiswa. Berikut adalah contoh isi bacaan

seputar profesi:

مدر درسة فاطمة

ى الم

هب إل

ذجرا, و ت

ف

امسة

خ

ال

اعة الس

يقظ

ست

ة, هي ت بتدائي

ة الا

رحل

في الم

سة

صباحاادسة الس

اعة .الس

الث

اعة تهي الس

صباحا, و يا

ابعة الس

اعة ي الس راس

يوم الد ال

يبدأ

انية

هرا ظ

رة

.عل

عل

وال

ة مي

الإسلا

ةاف

ق والث

ة عربي

ال

ةغس الل

در يوم, ت

مس حصص في ال

خ

اطمة

س ف

در وم ت

.الديايةو صحيف

كتابا أ

قرأ

تبة, ت

ك ى الم

في الاستراحة إل

اطمة

هب ف

ذ ت

الث .ة

صل الث

س في الف

در وهي ت

ال ل فم الأط

عل

ستطيع أن ت

ا ت ا العمل لأن

ب ذ

امس. وهي سعيدة

صل الخ

ابع والف صل الر

ي والف

ك

ثيرة.وم الك

وا ماهرين في العل

ون

يك

Pada keterampilan berbicara (kalam) dan menulis (kitabah) dosen dapat

memberikan materi yang sama dengan materi diberikan pada keterampilan membaca

(qiraah), hal ini dilakukan agar mahasiswa mampu mengembangkan materi satu

keterampilan pada keterampilan yang lain. Sehingga mahasiswa akan benar-benar

memperhatikan materi yang diberikan serta menguasai materi dengan baik. Namun

dosen juga dapat memberikan materi baru yang berbeda.

KESIMPULAN

Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Dunia dan bahasa Pengetahun.

Karena banyaknya sumber pengetahuan yang menggunakan bahasa Arab, maka

mempelajari bahasa ini sangatlah penting. Pembelajaran bahasa Arab memiliki tujuan

unutuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam bahasa Arab,

baik seacra aktif maupun pasif.

Terdapat empat komponen keterampilan yang harus dikuasai dengan baik oleh

mahasiswa ketika mempelajari bahasa Arab, yakni keterampilan menyimak (istima’),

keterampilan membaca (qiraah), keteramilan berbicara (kalam) dan keterampilan

menulis (kitabah). Empat keterampilan ini, harus dikuasai dengan baik oleh mahasiswa.

Karena itu, dalam artikel ini disampaikan teknik maudhu’ usbu’iy untuk memudahkan

mahasiswa dalam menguasai keempat keterampilan berbahasa Arab. Dengan teknik

yang menghubungkan secara intensif empat kemampuan berahasa mahasiswa, sehingga

dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalan keterampilan berbahasa Arab.

Page 15: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Budaya Arab di Indonesia ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

211

DAFTAR RUJUKAN

Adawiyah, Rabiyatul. 2016. Peran Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Reseptif

Dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Berbahasa Produktif. Media Bina

Ilmiah, 10 (1): 30-31.

Al Bantani, Azkia Muharom. Proses Berbahasa Produktif dan Reseptif. (online)

http://www.academia.edu/12340792/Proses_Berbahasa_Produktif

_dan_Reseptif, diakses 14 November 2017.

Halidjah, Siti.Tanpa Tahun. Evaluasi Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran

Bahasa Indonesia. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan: 261.

Muradi, Ahmad. 2013. Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) Di Indonesia. Al

Maqoyis, 1 (1): 142.

Mustofa, Bisri dan Hamid, M. Abdul. 2011. Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa

Arab. Malang: UIN-Maliki Press.

Rosiyana, Shilvia dkk. 2017. Efektivitas Model Reflective Teaching Bagi Peningkatan

Keterampilan Berbicara Dan Membaca Bahasa Arab Mahasiswa Kelas Viii

Mts Al Irsyad Gajah Demak. Lisanul Arab, 6 (1): 33.

Rosyidi, Abd Wahab dan Ni’mah, Mamlu’atul. 2012. Memahami Konsep Dasar

Pembelajaran Bahasa Arab. Malang : UIN-Maliki Press.

Sudrajat, Akhmad.TanpaTahun. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik,

Taktik, dan Model Pembelajaran (Online),

(http://103.23.244.11/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/197012

101998022-IIP_SARIPAH/Pengertian_Pendekatanx.pdf), diakses 8 November

2017.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Page 16: TEKNIK MAUDHU’ USBU’IY SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK

ISSN 2598-0637 Pembelajaran Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab

212 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Sardila, Vera. 2015. Strategi Pengembangan Linguistik Terapan Melalui Kemampuan

Menulis Biografi Dan Autobiografi: Sebuah Upaya Membangun Keterampilan

Menulis Kreatif Mahasiswa. An Nida: Jurnal Pemikiran Islam, 40 (2): 113.