30
BAB I TEKNIK DAN PERALATAN PENGEBORAN Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi. Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak saja dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain sehingga secara keseluruhan kegitan pemboran bertujuan sebagai berikut: Eksplorasi mineral dan batubara Ekplorasi dan produksi air tanah Eksplorasi dan produksi gas Eksplorasi dan produksi minyak Peledakan Geoteknik Ventilasi tambang Penirisan tambang Keperluan perhitungan cadangan Perolehan data geologi Pengontrolan tambang dan Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll Maksud Dan Tujuan Pemboran Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan pengeboran itu berlangsung, dapat mengetahui tahap – tahap dari pada kegiatan pemboran, juga dapat mengetahui 1 | Page

Teknik Pemboran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mengenai teknik pengeboran

Citation preview

BAB I

TEKNIK DAN PERALATAN PENGEBORAN

Di dalam suatu industri pertambangan, kegiatan pemboran adalah suatu aktivitas vital baik

dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi.

Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam , pemboran tidak saja dilakukan

dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain sehingga secara

keseluruhan kegitan pemboran bertujuan sebagai berikut:

Eksplorasi mineral dan batubara

Ekplorasi dan produksi air tanah

Eksplorasi dan produksi gas

Eksplorasi dan produksi minyak

Peledakan

Geoteknik

Ventilasi tambang

Penirisan tambang

Keperluan perhitungan cadangan

Perolehan data geologi

Pengontrolan tambang dan

Serta pembuatan lubang pipa air untuk PDAM dan kabel listrik untuk PLN, dll

Maksud Dan Tujuan Pemboran

Dilakukanya pemboran adalah agar dapat mengetahui bagai mana kegiatan pengeboran itu

berlangsung, dapat mengetahui tahap – tahap dari pada kegiatan pemboran, juga dapat

mengetahui peralatan – peralatan yang digunakan dalam pengeboran. Sehinga apa bila terjun

kelapangan nantinya sudah dapat mengetahui apa – apa yang harus dikerjakan juga yang

harus dipersiapkan. Dalam pencapaian target dari tujuan tersebut maka dibutuhkan

perlengkapan ,tipe serta kapasitas mesin yang berbeda pula , baik dari pemboran yang

vertical keatas, kebawah maupun yang horizontal atau miring dengan sudut tertentu.

Didalam laporan ini kapasitasnya adalah mengenai pemboran air tanah , adapun

pembahasannya adalah sebagai berikut:

1. Peralatan pemboran, meliputi jenis bor , pompa atau kompresor,stang bor, casing,

mata bor, dan perlengkapan lainya.

2. Lumpur pemboran

1 | P a g e

3. Teknis pemboran ,meliputi metode/klasifikasi pemboran dan tahapan-tahapan

pemboran.

PERALATAN PEMBORAN

Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mesin Bor

2. Pompa atau Kompresor

3. Stang Bor

4. Pipa Casing

5. Mata Bor

6. Dan Perlengkapan lainya

1. MESIN BOR

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan

mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:

• Tipe/ model mesin bor

• Diameter lubang

• Sliding stroke

• Berat mesin bor

• Power unit

• Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu

• Hoisting capacity (kapasitas)

• Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai berikut

1. Mesin Bor Tumbuk

2. Mesin Bor Putar

3. Mesin Bor Putar – Hidrolik

1. 1. Mesin Bor Tumbuk 

Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan

dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam

lubang bor.

Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan

melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan

2 | P a g e

campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak

dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan

volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan

mengurangi daya tumbuk bor.

Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry

diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Beberapa factor

yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk

diantaranya adalah:

• Kekerasan lapisan batuan

• Diameter kedalam lubang bor

• Jenis mata bor 

• Kecepatan dan jarak tumbuk

• Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tumbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang

merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-stemnya. Adapun

beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor

putar dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kelebihannya:

• Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil

-Biaya transportasi lebih murah

- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah

- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat

• Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik

• Tanpa sistem sirkulasi.

• Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer

• Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya:

• Kecepatan laju pemboran rendah

• Sering terjadi sling putus

• Tidak bisa mendapatkan core

• Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor

3 | P a g e

• Terbatasnyaa personil yang berpengalaman

• Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan

1. 2 . Mesin Bor Putar

Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling

sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan

putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan

yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan

batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan

fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis

meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran

horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur – alur yang

berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk

memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada sebuah

elektro motor.

Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah:

• Swivel

• Kelly bar

• Stabilizer

• Mata bor

• Stang bor

• Stang pemberat

1. 3. Mesin Bor- Hidrolik

Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem

hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor

dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik,

stang bor dan putaran mata bor di atas formasi batuan. 

Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga

anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang

digunakan.

Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah:

1. 3.a. Top Drive 

Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal dari

unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa.

4 | P a g e

Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m – 9

m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik.

1. 3. b. Spindle

Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh

panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan. 

Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:

• Merk

• Kapasitas

• Berat

• Kemampuan rotasi

• Dimensi

• Diameter lubang

• Tipe/ model

2. POMPA ATAU KOMPRESOR

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya adalah:

a. Tipe acting piston

b. Diameter piston

c. Power

d. Dimensi

e. Berat

f. Volume/ pressure

g. Working pressure

Adapun hal – hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah:

a. Tekanan udara yang dihasilkan

b. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu

Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga untuk

mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah lumpur, maka sebagai

sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor yang digunakan adalah udara maka

sumber tenaganya adalah kompresor. Adapun pompa/ kompresoe yang digunakan adalah:

• Merk

• Model

5 | P a g e

• Kapasitas

• Dimensi

• Diameter piston

• Berat

• Power

• Volume/ pressure

• Working pressure

3. STANG BOR

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung – ujungnya

terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah stang bor.Dalam

kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai:

1. Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin bor

menuju mata bor.

2. jalan keluar – masuknya fluida bor

Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10 ft (3m) dan

30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran.

Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi:

a. Tujuan pemboran

b. Kedalaman pemboran

c. Kekerasan batuan

d. Metode sirkulasi fluida

e. Diameter lubang bor

Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung dari

mekanisme pemboran yang diterapkan.

- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar. Rangkaian stang bor pada pemboran putar

hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada

pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter dalam ,

jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi yang berbeda.

- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk. Rangkaian stang bor pada mesin bor

tumbuk terdiri dari:

1. Mata bor pahat.

6 | P a g e

2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang. 

3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk melepaskan bit

jika tejepit dengan sentakan ke atas.

4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk

meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran kabel ke

alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang bor lurus

Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah :

• Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.

4. PIPA CASING

Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps

(keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan – gangguan.

Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:

1. Tipe Flash Joint, dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya dilakukan

secaraLangsung.

2. Tipe Flash Coupled, dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah coupling.

Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah:

1. Casing Swivel 

Alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor,

2. Casing Head

Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian atas,

3. Casing Shoe

Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan

4. Casing Cutter,

Digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinya 

untuk memotong casing pada titik yang diinginkan,

5. Casing Band

Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan dan 

Penurunan.

Di dalam praktikkum pemboran yang dilakukan, casing yang digunakan adalah tipe flash

jouint, dimana penghubungan antara pipa yang satu dengan yang lainya dilakukan secara

langsung.

7 | P a g e

5. MATA BOR (BIT)

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan khususnya

sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja pada bit agar bit dapat

bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya

dorong dan gaya putar.

Keekfetifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua gaya jenis

ini.

Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran

tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan.

Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin

putar mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan

bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat

static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat

dari stang bor dan berat rig.

Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:

1. Ukuran dan bentuk mata bor

2. Ukuran gigi mata bor

3. Berat mata bor

4. Kekerasan matriks.

Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya

1. Mata Bor Rotasi

Mata Bor Pisau

Air Coring Bits

Roller Bits

2. Mata Bor Tumbuk

Cross Bit

Button Bit

Chisel Bit

3. Mata Bor Auger

Tipe Kelly

Tipe Auger

8 | P a g e

4. Mata Bor pada Pengeboran Kabel

Mata Bor Tabung

Mata Bor Chisel

5. Mata Bor Intan

Mata Bor Formasi Lunak

Surface Set Bits

Impregnated Bits

6. PERALATAN PELENGKAP

Adapun mata bor yang digunakan didalam pemboran air tanah yang menjadi bahan

praktikum adalah :

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya

meliputi:

a. Water Swivel,

Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa menuju ke

dalam stang bor.

b. Hoisting Water Swivel

Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar

selama proses pengangkatan dan penurunan.

c. Hoisting Plug

Alat ini dihhubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses pengangkatan dan

penurunan stang bor.

d. Hoisting Rope Socket 

Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas menggunakan

babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug.

e. Pipe Wrench

Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain – lain.

f. Snatch Block

Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan

menurunkan stang bor core barrel dan mata bor.

Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena

itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan

dan penurunan. 

9 | P a g e

g. Travelling Block

Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau menurunkan

peralatan pemboran.

h. Come Along

Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran dangkal

i. Rod Coupling Tap

Alat I ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal

dalam lubang bor.

j. Rod Band

Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor. 

k. Knocking Block

Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi

peralatan bor. 

l. Drive Hammer with Chain

Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.

m. Menara

Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya adalah derrick

n. Permale Wrench

Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa yang kecil, seperti

kabel core barrael tanpa merusak tabung.

o. Rod Holder

Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau penurunan.

p. Super Strong

Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa – pipa dengan ukuran besar

dengan diameter berukuran di atas 100 mm.

10 | P a g e

BAB II

PROSES DRILLING

A.     Prinsip Dasar

1.      Definisi

Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist

drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non logam yang

masih pejal atau material yang sudah berlubang. 

Proses menghasilkan lubang dapat pula dilakukan dengan cara yang lain yaitu dengan

proses boring (memperbesar lubang).

Perbedaan proses drilling dan boring :

Drilling Boring

Alat potong Mata bor Pahat ISO 8/9

Material awal Bisa pejal Harus sudah berlubang

Ukuran lubang Sama dengan mata bor Lebih besar dan dapat diatur

Alat pencekam Drill chuck, sleeve Boringhead.

2.      Prinsip dasar gerakan pengeboran

Mesin bor mempunyai prinsip dasar gerakan yaitu gerakan berputar spindel utama (n) dan

gerakan/laju pemakanan (f).

a. Putaran mata bor ( n )

Gerakan putaran mata bor ini merupakan gerakan berputarnya spindel mesin bor.

Gerakan ini sering disebut gerakan utama ( main motion ). Besarnya putaran spindel ini

tergantung oleh material benda kerja, material mata bor dan diameter mata bor. Gerakan

utama ini diukur dalam m/menit.

b. Laju pemakanan ( f )

Laju pemakanan adalah gerakan turunnya mata bor menuju benda kerja tiap satuan

waktu. Besarnya laju pemakanan ini mempengaruhi kualitas permukaan hasil lubang. Laju

pemakanan diukur dalam mm/putaran.

Gerak berputar spindel utama dihasilkan dari gerak putar motor utama yang diteruskan

melalui beberapa sistem transmisi yaitu :

a. Sistem transmisi sabuk (belt)

(1)   Biasanya digunakan untuk mesin bor meja atau mesin yang dayanya kecil.

(2)   Jika terjadi kelebihan beban memungkinkan adanya selip sehingga aman tetapi

efisiensi dayanya rendah.

11 | P a g e

b. Sistem transmisi roda gigi (gear)

(1)   Biasanya digunakan untuk mesin bor yang dayanya besar.

(2)   Efisiensi daya tinggi, tidak memungkinkan adanya selip.

c. Sistem transmisi gabungan sabuk dan roda gigi

Ukuran dari mesin bor ditentukan oleh beberapa hal, yaitu :

a.       Jarak dari tiang ke poros utama

b.      Besarnya mata bor yang dapat dipasang

c.       Panjang langkah poros utama

d.      Jarak dari permukaan meja ke spindel utama

B.     Bagian Mesin

1.      Badan / Rumahan

2.      Pilar / Tiang

3.      Tenaga Penggerak       

4.      Transmisi

5.      Spindel Head ( Spindel tempat memasang mata bor )

6.      Meja

7.      Perangkat Kontrol

a.       Saklar utama

b.      Tombol emergency

c.       Saklar pemutar spindel

d.      Saklar penggerak laju pemakanan

C.     Jenis Mesin

1.      Berdasar tenaga penggerak :

a.       Mesin bor tangan

b.      Mesin bor listrik

2.      Berdasar kedudukan spindel :

a.       Mesin bor vertikal

b.      Mesin bor horizontal

D.    Alat Potong

1.      Notch Centre Drill       

12 | P a g e

Digunakan sebagai takikan awal dalam proses pembuatan lubang.

2.      Twist Drill ( mata bor )

a.       Merupakan alat potong yang digunakan pada proses pengeboran.

b.      Bagian – bagian mata bor :

(1)   Tangkai : lurus, tirus

(2)   Badan  :

(3)   Alur / flute : berfungsi untuk alur pengeluaran chip.

(4)   Mata potong

c.       Keuntungan menggunakan mata bor :

(1)   Mudah dijepit dan dilepas

(2)   Diameter yang dihasilkan tetap

(3)   Chip mudah keluar melalui alur bor

(4)   Pengasahan mudah karena hanya bagian ujung yang diasah.

d.      Sudut – sudut mata bor:

Sudut-sudut mata bor disesuaikan dengan material yang akan dikerjakan agar hasilnya

baik. Sudut – sudut tersebut yaitu :

(1)   Sudut a / sudut bebas               = clearance angle

(2)   Sudut b / sudut baji                  = wedge angle

(3)   Sudut g / sudut garuk                = rake angle

(4)   Sudut s / sudut puncak = point angle

(5)   Bibir serong                              =  chisel edge

(6)   Bibir potong alur spiral

e.       Tipe mata bor

(1)   Menurut sudut spiral     :

(a)    Tipe N (normal)

digunakan untuk mengerjakan material normal, misal St. 37, St. 60. Sudut spiral (g)

berkisar antara ( 160 – 300 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk nikel, sudut puncaknya 1400.

(b)   Tipe H (hard)        

digunakan untuk mengerjakan material yang cukup keras  (material keras dan rapuh).

Sudut spiral (g) berkisar antara ( 100 – 130 ) dengan sudut puncak 1180. Untuk material

cetakan plastik, batu, sudut puncaknya 800.

(c)    Tipe W (weak)

13 | P a g e

digunakan untuk mengerjakan material yang lunak dan ulet, misalnya alumunium,

tembaga, kuningan. Sudut spiral (g) berkisar antara ( 350 - 400 ) dengan sudut puncak

tergantung dari materialnya. Untuk alumunium dan tembaga, g = 1400, seng g = 1180.

(2)   Menurut sudut puncak  :

(a)    Tipe N ( 1180 )

(b)   Tipe H ( 800 )

(c)    Tipe W ( 1400 )

E.     Kecepatan Potong

Kecepatan potong adalah jarak yang ditempuh selama langkah pemotongan dalam satuan

m/menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi cutting speed :

1.      Material benda kerja

2.      Material alat potong

3.      Kedalaman pemotongan

4.      Pendingin (coolant)

5.      Kondisi mesin

6.      Sistem pencekaman benda kerja.

F.      Aksesoris Mesin

1.      Penjepit alat potong

Pencekaman alat potong dapat dilakukan dengan :

1.      Drill Chuck

a.       Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk lurus (straight

shank)

b.      Ukuran bor yang bisa dicekam tertera pada rumahan chuck-nya, misal 1 – 13 mm;

yang artinya chuck mampu mencekam bor maksimal diameter 13 mm.

2.      Sleeve

a.       Digunakan untuk mencekam alat potong yang tangkainya berbentuk tirus (taper

shank)

b.      Ukuran ketirusan sesuai standar internasional yang disebut Morse Taper (MT).

Pada spindel utama mesin bor terdapat lubang celah yang digunakan untuk melepas drill

chuck maupun sleeve. Untuk melepasnya digunakan baji / counter sleeve yang terbuat dari

plat yang berbentuk tirus.

2.      Penjepit benda kerja

14 | P a g e

a.       Hand vice

b.      Machine vice

c.       V – block dan clamp

d.      T – bolt dan clamp

e.       Jig

3.      Setting / marking koordinat

a.       scriber dan square line

b.      height gauge

c.       center punch

d.      center tap

4.      Alat keselamatan kerja

a.       Kacamata

b.      Wearpack

c.       Sepatu

G.    Proses pengeboran

Urutan pengeboran yang benar :

1. Tandai dengan garis pada bagian yang akan dibor dengan menggunakan scriber

dengan jarak sesuai dengan gambar kerja.

2. Pada perpotongan tanda garis tersebut, buatlah titik dengan menggunakan centre

punch.

3. Pasang benda kerja pada tanggem dan cekam dengan kuat. Pastikan benda kerja

terpasang tegak lurus terhadap sumbu spindel bor.

4. Pasang centre tap pada drill chuck untuk menepatkan pusat lubang yang akan dibuat.

5. Pasang NC drill pada drill chuck untuk membuat awalan lubang. NC drill hanya boleh

masuk sampai pada batas sisi potongnya karena pada spiralnya tidak terdapat sudut bebas

sehingga kalau dipaksakan maka NC drill akan terjepit.

6. Setelah lubang awal dibuat, mulailah pengeboran dengan menggunakan mata bor. Jika

lubang berukuran besar, maka pengeboran dilakukan bertahap ( kira – kira 5 mm ).           

              

15 | P a g e

Mengoperasikan Mesin Boring Horizontal dan atau Vertikal

Uraian

Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan aspek

keselamatan kerja, menentukan persyaratan kerja, melakukan operasi bor dan pemeriksaan

komponen untuk kesesuaian terhadap spesifikasi yang digunakan dilingkungan kerja

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

PB.OMP.02.A.01

Memperhatikan aspek keselamatan kerja

01.1. Mengetahui prosedur keselamatan

kerja dan baju pelindung dan kaca mata

pengaman yang dipakai

PB.OMP.02.A.02

Menentukan persyaratan kerja

02.1     02.1. Memahami gambar teknik,

penentukan operasi dan pemilihan alat bantu

untuk menghasilkan komponen yang spesifik

menggunakan Organisasi Standar

Internasional atau prosedur operasi standar.

02.2     02.2. Parameter-parameter pemotong

ditentukan.

PB.OMP.02.A.03

Melakukan operasi bor

03.1. Operasi-operasi mengebor horizontal

dan vertical dilaksanakan termasuk mengebor

lurus, konus, facing, memperbesar lubang,

membuat lubang, mereamer sesuai spesifikasi

gambar

PB.OMP.02.A.04

Pemeriksaan komponen untuk kesesuaian

terhadap spesifikasi

Komponen diperiksa terhadap spesifikasi

menggunakan teknik, alat-alat, dan peraltan

yang tepat.

BAB III

16 | P a g e

OPERATOR MENARA MESIN DRILL

Standard Operating Procedure (SOP) – Kementrian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia telah menetapkan standar kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang operator menara mesin bor, sebagaimana berikut :

Dasar Pelatihan :

Peraturan  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 20 tahun 2008 tentang

Pemberlakuan Standard Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia di Bidang Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi Secara Wajib.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Kep.241/MEN/V/2007 tentang

Penetapan Standart Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Minyak Dan Gas Bumi

Serta Panas Bumi Sub Sektor Industri Minyak Dan Gas Hulu Bidang Pengeboran Sub Bidang

Peneboran Darat

Abstraksi :

Perusahaan yang maju adalah perusahaan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia yang

berkualitas. Dalam sebuah perusahaan minyak dan gas yang padat modal dan beresiko tinggi

dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi sesuai dengan yang telah

ditetapkan oleh  Standar Nasional Indonesia Tenaga Teknik Khusus Migas (TTK MIGAS)

untuk bidang – bidang tertentu, salah satunya bidang Pemboran.

Pemboran minyak dan gas bumi serta panas bumi merupakan kegiatan yang padat modal,

padat teknologi dan berisiko tinggi. Untuk menangani pekerjaan ini diperlukan tenaga yang

mempunyai kompetensi dengan standar minimal sesuai yang telah ditetapkan dalam Standar

Nasional Indonesia Kompetensi Tenaga Teknik Khusus Migas (TTK MIGAS) Bidang

Pemboran.

Seorang pekerja di bidang pemboran, untuk dapat mencapai tingkat jabatan sesuai dengan

yang telah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia kompetensi tenaga teknik khusus

migas bidang pemboran, dapat diperoleh dengan melalui jalur pengalaman keria, namun

diperlukan waktu yang cukup lama. Untuk mempercepat waktu ini bisa ditempuh cara lain

ialah memakai jalur pendidikan dan pelatihan.

 

Operator Menara Bor (OMB II) atau disebut Derrickman.

17 | P a g e

Kompetensi Umum :

Melaksanakan persyaratan kesehatan keselamatan kerja dan lindungan lingkungan di

tempat kerja pengeboran.

Melaksanakan pembinaan kerja sama

Melaksanakan pencegahan, pemadaman kebakaran

Menyesuaikan diri dalam hal menagani bahan kimia berbahaya dan melakukan

pertolongan pertama pada kecelakaan

Kompetensi Inti :

Mengerjakan cabut masuk pipa

Membantu pelaksanaan penurunan rangkaian pipa selubung (casing) dan penyemenan

Mengerjakan kegiatan operasi penyelesaian sumur (well completion).

Mengerjakan rig-up dan rig-down

Melaksanakan bongkar pasang pencegah semburan liar

Melaksanakan pencegahan semburan liar

Melaksanakan pemeliharaan peralatan putar

Membantu perawatan lumpur.

Mengoperasikan pompa lumpur.

Kompetensi Khusus :

Mengerjakan pencegahan bahaya Hydrogen sulfide.

Membantu operasi pemancingan

 

Uraian Tugas

Membantu dan menerima perintah dari Juru Bor.

Membantu pembongkaran, transportasi, serta pemasangan kembali rig.

Bertanggung jawab pengoperasian pompa lumpur pemboran.

Mengatur penempatan pipa bor serta pemasangan elevator pada pipa bor pada saat

operasi cabut atau masuk pipa

 

Unjuk Kerja :

Pengetahuan :

Mempunyai pengetahuan dasar tentang geologi dan produksi.

Mengetahui spesifikasi pipa bor dan perawatannya.

Mengetahui spesifikasi pipa casing dan persiapan serta prosedur memasukkan pipa

casing.

18 | P a g e

Mengetahui material lumpur, pembuatan, perawatan serta pengukurannya.

Mengetahui sebab serta tanda tanda terjadinya hambatan dalam pemboran.

Mengetahui fungsi, jenis, operasi serta perawatan pompa lumpur.

Mengerti teknik pemancingan dalam pemboran.

Mengerti operasi dan perawatan alat angkat, alat pemutar, alat pencegah semburan liar.

Mengerti fungsi dan jenis pelumas dan sistem pelumasan.

Mempunyai pengetahuan dasar tentang keselamatan kerja di pemboran di darat.

Ketrampilan :

Melakukan pelumasan dan perawatan rutin peralatan pemboran

Melakukan penggantian peralatan yang aus

Melakukan penggeseran / pemotongan kabel

Mengoperasikan peralatan sirkulasi

Melakukan operasi cabut / masuk pipa bor, casing, tubing

Praktek :

Melakukan pelumasan dan perawatan rutin peralatan pemboran.

Melakukan penggantian peralatan yang aus.

Melakukan penggeseran / pemotongan kabel.

Mengoperasikan peralatan sirkulasi.

Melakukan operasi cabut / masuk pipa bor, casing, tubing.

Standard Operating Procedure (SOP) – Drill Press dari UCLA Engineering:

DRILL PRESS

STANDARD OPERATING PROCEDURE ‘S.O.P’

Know the location of start and stop switches or buttons and keep the drill press table free

of tools and other materials.

 

Use only properly sharpened drill bits, sockets and chucks in good condition. Remove

dull drill bits, battered tangs, or sockets from service.

Do not remove by hand metal or wood chips from the table or stock. Use brushes or other

tools to properly remove chips.

Do not attempt to oil the machine or make adjustments to the work while the drill press is

in motion.

19 | P a g e

Do not insert a drill chuck key into the chuck until the power is shut off and the machine

has come to a complete stop.

All belts and pulleys must be guarded; if frayed belts or pulleys are observed, the drill

press must be taken out of service and the belts or pulleys must be replaced.

All stock must be properly secured with a vise or clamps prior to a machining process.

If the stock slips in the vise or clamp, the operator must not attempt to hold the work with

his/her hand or try to tighten the vise/clamp while the machine is in motion. Shutdown the

power to the machine prior to re-tightening the loose stock.

Use the correct speed and drill for the type of stock being machined.

Use the appropriate bit for the stock being machined. Bits with feed screw or extremely

long bits should not be used.

The drill bit should be mounted the full depth and in the center of the chuck.

Position the table and adjust the feed stroke eliminating the possibility of the bit striking

the table.

Feed the bit smoothly into the work. If the hole being drilled is deep, withdraw the bit

frequently to remove shaving on the bit.

Never attempt to remove a broken drill with a center punch or hammer.

When an operator has finished working on the drill press, and before leaving the drill

press for any reason, the power must be shut off and the machine must come to a

complete stop.

When an operator observes an unsafe condition on the drill press, or stock that is being

worked on, they must report it immediately to the Supervisor and the press will be taken

out of service until the problem has been corrected.

DAFTAR PUSTAKA

20 | P a g e

Dasuha Poerba, 2011, Teknik Pemboran,

http://reallifedasuha.blogspot.com/2011/02/real-life.html, diakses pada tanggal 2 Desember

2013.

Admin2, 2013, Pemboran (Drilling) Tingkat Operator Menara Bor (MIGAS),

http://infotrainingcenter.com/2013/07/27/pemboran-drilling-tingkat-operator-menara-bor-

migas/, diakses pada tanggal 2 Desember 2013.

Fuadul Behri, 2011, Mining Engineering, http://miningunmul.blogspot.com/, diakses pada

tanggal 2 Desember 2013

M.ST, Petrus, 2011, Pengeboran (Drilling), http://petergo-

civilengineering.blogspot.com/2011/08/pengeboran-drilling.html, diakses pada tanggal 2

Desember 2013

UCLA, 2013, Standard Operating Procedure (SOP) – Drill Press,

http://www.seasshops.ucla.edu/services/student-faculty-shop/standard-operating-procedure-

sop-drill-press, diakses pada tanggal 4 Desember 2013

21 | P a g e