Upload
padlah-riyadi-se-ak-ca
View
46
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Auditing
Citation preview
Teknik Sampling
DISAMPAIKAN OLEH :
AUDIT INTERN BIDANG PSKA
2014
SOSIALISASI PANDUAN AUDIT INTERN
Tujuan Pengujian
Secara umum, terdapat dua tujuan pengujian yakni :
pengujian yang dilakukan untuk meneliti kewajaran nilai informasi kuantitatif disebut
pengujian substantif (substantive testing)
Contoh: pengujian perhitungan kebutuhan kredit
pengujian yang dilakukan untuk meneliti tingkat efektivitas pengendalian intern disebut
pengujian kepatuhan (compliance testing) atau pengujian pengendalian (test of control)
Contoh: pengujian kegiatan monitoring yang dilaksanakan atasan
Dalam menetapkan jumlah dan metode sampling, Auditor agar
mempertimbangkan tujuan pengujian yang akan dilakukan
Pengertian SamplingSampling audit adalah pelaksanaan pengujian audit yang digunakan apabila pertimbangan
waktu dan biaya tidak memungkinkan untuk memverifikasi 100% transaksi/kejadian dalam
sebuah populasi.
Populasi terdiri dari seluruh kelompok item yang perlu diteliti. Sebagian dari populasi
disebut sampel.
Sampling digunakan untuk menyimpulkan karakter dari sebuah populasi berdasarkan
pemeriksaaan karakteristik sampel dari populasi tersebut.
Risiko sampling (sampling risk) adalah risiko dimana Auditor mengambil kesimpulan
yang salah tentang populasi karena sampel yang diuji tidak mewakili populasi
tersebut.
Sampel Pengujian
1Menetapkan Jumlah Sampel
Metode Statistik
Metode Non Statistik
2Metode Pengambilan Unit Sampel
Random Sampling
Monetary Unit Sampling
Stratified Sampling
Attribute Sampling
Variable Sampling
Judgement Sampling
Discovery Sampling
Jumlah Sampel
Metode Statistik
1. Menetapkan tingkat risiko sampling yang dapat diterima (acceptable level of
sampling risk)
Secara umum terdapat 2 (dua) pilihan acceptable sampling risk yang sering
digunakan, yaitu 5% dan 10%.
Jika acceptable sampling risk = 5% berarti tingkat keandalan 95%,
Jika acceptable sampling risk = 10%, berarti tingkat keandalan 90%.
Jumlah Sampel
Metode Statistik
2. Menetapkan tingkat toleransi kesalahan yang dapat diterima (tolerable error).
Toleransi kesalahan (tolerable error) merupakan maksimal kesalahan dalam
populasi yang dapat diterima oleh Auditor.
Dalam tabel statistik, pilihan tolerable error antara 2% - 20% (penyimpangan
tertinggi yang dapat ditolerir dalam kegiatan audit adalah 20%).
Rencana Sampling Risk Tingkat Tolerable Error
Rendah 2% - 7%
Moderat 6% - 12%
Tinggi 11% - 20%
Jumlah Sampel
Metode Statistik
3. Menetapkan perkiraan penyimpangan dalam populasi (estimated population
exception rate)
Merupakan persentase penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam suatu
populasi yang diuji. Hal tersebut dapat ditetapkan berdasarkan hasil audit tahun
sebelumnya pada populasi yang sama di Unit Kerja yang memiliki level UKO
sama (Divisi, Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor
Kas atau BRI Unit).
Dalam statistik, perkiraan penyimpangan biasa disebut dengan proporsi (p).
Dalam tabel statistik, pilihan perkiraan penyimpangan antara 0,00% - 7,00%.
4. Menetapkan jumlah sampel
Penetapan jumlah sampel mengacu pada tabel statistik berikut
Jumlah Sampel
Metode Statistik
Contoh:
1. Apabila akan dilakukan pengujian terhadap tabungan dengan jumlah populasi =
6.200 rekening dan Ketua Tim Audit menetapkan sampling risk = 5%, tingkat
tolerable error = 4%, perkiraan penyimpangan dalam populasi = 1%. Maka jumlah
sampel (berdasarkan tabel 1) = 156
2. Apabila akan dilakukan pengujian terhadap tabungan dengan jumlah populasi =
3.000 rekening dan Ketua Tim Audit menetapkan sampling risk = 5%, tingkat
tolerable error = 4%, perkiraan penyimpangan dalam populasi = 1%.
Maka jumlah sampel = n x √ { 1 – (n / N) }
= 156 x √ { 1 – (156 / 3.000) }
= 152
Jumlah Sampel
Metode Non Statistik
Auditor dapat menggunakan pendekatan non statistik apabila populasi yang diuji
memiliki suatu karakteristik tertentu yang dapat digunakan oleh Auditor sebagai
dasar penetapan kriteria parameter risiko (professional judgement).
Identifikasi frekuensi pelaksanaan pengendalian intern
Apabila Auditor dapat mengidentifikasi frekuensi pelaksanaan pengendalian
intern (internal control’s frequency), maka jumlah sampel yang ditentukan
dapat mengacu pada tabel berikut:
Langkah-langkah dalam metode non statistik antara lain:
Jumlah Sampel
Frekuensi Pelaksanaan Pengendalian Intern
(Internal Control’s Frequency)
Minimun
Sampel
Pengendalian intern dilaksanakan > 1 (satu) kali dalam 1 (satu) hari.
Sebagai contoh: pelaksanaan verifikasi awal dan verifikasi akhir. 25
Pengendalian intern dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) hari.
Sebagai contoh: pada akhir hari dilakukan pencocokkan AATR (all accepted
transaction report) dengan dokumen sumber.
15
Pengendalian intern dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu. 5
Pengendalian intern dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. 2
Pengendalian intern dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setiap triwulan. 2
Pengendalian intern dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. 1
Sumber
Diadaptasi dari Sarbanes-Oxley Act Section 404 – Practical yang dipublikasikan oleh
PricewaterhouseCoopers, Guidance for Management, July 2004
Jumlah Sampel
Metode Non Statistik
Apabila Auditor tidak dapat mengidentifikasi frekuensi pelaksanaan
pengendalian intern (internal control’s frequency), maka jumlah sampel
dapat ditentukan dengan menggunakan professional judgement.
Langkah-langkah dalam metode non statistik antara lain:
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Jumlah Sampel
Jumlah Sampel
Hasil risk assessment menunjukkan terjadi peningkatan risiko
Peningkatan batas tolerable error
Peningkatan perkiraan penyimpangan yang terjadi dalam suatu
populasi
Kebutuhan untuk meningkatkan keyakinan terhadap hasil
pengujian
Metode Pengambilan Unit Sampel
Random Sampling
Random sampling adalah pengambilan unit sampel secara acak sehingga semua
unit dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Pemilihan sampel secara acak tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
CAATs .
Monetary Unit Sampling
Monetary unit sampling digunakan apabila populasi yang diuji menggunakan
satuan moneter sebagai karakteristik (misal: sampel pengujian adalah pinjaman
yang memiliki plafond minimal Rp 1 Milyar Rupiah).
Metode Pengambilan Unit Sampel
Stratified Sampling
Stratified sampling merupakan pengambilan unit sampel dengan cara membagi
populasi (dengan kriteria tertentu) kedalam beberapa kelas sehingga sub populasi
tersebut menjadi lebih homogen
(misal: rekening pinjaman kredit ritel komersial dibagi kedalam kelas > Rp 100 juta –
Rp 500 Juta, > Rp 500 juta – Rp 1 Milyar, > Rp 1 Milyar – Rp 2 Milyar, > Rp 2 Milyar
dan kemudian diambil unit sampel dimasing-masing kelas tersebut).
Pemilihan sampel secara stratified tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan
CAATs.
Metode Pengambilan Unit Sampel
Attribute Sampling
Attribute sampling adalah metode sampling yang digunakan apabila populasi bersifat
non angka (kualitatif).
Metode ini sebaiknya digunakan apabila Auditor akan menguji dokumentasi
pelaksanaan pengendalian intern (misal: paraf, tanda tangan dan lain sebagainya).
Variable Sampling
Variable sampling adalah metode sampling yang digunakan untuk menguji data
yang bersifat angka (kuantitatif). Metode ini sebaiknya digunakan apabila Auditor
akan menguji keakuratan data.
Metode Pengambilan Unit Sampel
Judgement Sampling
Judgement sampling merupakan pengambilan unit sampel dengan menggunakan
professional judgement Auditor sehingga pengujian fokus pada unit sampel yang
diduga terjadi kelemahan pengendalian intern.
Discovery Sampling
Discovery sampling merupakan teknik sampling yang bertujuan untuk menemukan
suatu kelemahan pengendalian intern atau penyimpangan yang perlu mendapat
perhatian dalam populasi yang diuji. Discovery sampling agar diterapkan untuk
menguji kepatuhan terhadap ketentuan yang tidak ada toleransi atas suatu
penyimpangan.
T E R I M A K A S I H