11
WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011 109 TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR Oleh Ni Nengah Widyani 1 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik Supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan dapat me- ningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru dalam melak- sanakan pembelajaran. Metode yang digunakan untuk mengum- pulkan data adalah wacana dan observasi. Metode analisis data- nya adalah metode deskriptif. Hasil yang diperoleh dari peneliti- an ini adalah: 1) untuk SD No 3 Kesiman kemampuan guru awal 58,33, pada siklus I naik menjadi 73,33, dan pada siklus II naik menjadi 95,00. Profesionalisme guru awal masih pada kategori D, pada siklus I naik menjadi C, dan pada siklus II naik menjadi A; 2) untuk SD No 10, kemampuan guru awal 56,66, pada siklus I naik menjadi 71,66, dan pada siklus II naik menjadi 90,00. Sedangkan profesionalisme guru awal masih kategori D, pada siklus I naik menjadi C, dan pada siklus II naik menjadi A. Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan keterampilan dan profe- sionalisme guru SD No 3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Kata kunci: Kemampuan, profesionalisme, pembelajaran, dan teknik supervisi. I. PENDAHULUAN Kemampuan dan profesionalisme guru sangat penting untuk ditingkatkan mengingat kedua hal tersebut apabila belum mencukupi akan mempengaruhi proses pembelajaran. Guru yang tidak profesional sama saja dengan guru yang masih kon- vensional dan mereka akan mengajar sesuai kemauannya sendiri, tidak sesuai dengan aturan yang ditentukan seperti Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses. Tuntutan-tuntutan yang ada pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan Pemerintah, baik Permen No. 41, Permen No. 16, Permen No. 19, Permen No. 20, Permen No. 22, 1 Ni Nengah Widyani adalah Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar.

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

109

TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN PROFESIONALISME

GURU SD 3 DAN 10 KESIMAN DENPASAR

Oleh Ni Nengah Widyani1

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

teknik Supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan dapat me-

ningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru dalam melak-

sanakan pembelajaran. Metode yang digunakan untuk mengum-

pulkan data adalah wacana dan observasi. Metode analisis data-

nya adalah metode deskriptif. Hasil yang diperoleh dari peneliti-

an ini adalah: 1) untuk SD No 3 Kesiman kemampuan guru awal

58,33, pada siklus I naik menjadi 73,33, dan pada siklus II naik

menjadi 95,00. Profesionalisme guru awal masih pada kategori

D, pada siklus I naik menjadi C, dan pada siklus II naik menjadi A;

2) untuk SD No 10, kemampuan guru awal 56,66, pada siklus I

naik menjadi 71,66, dan pada siklus II naik menjadi 90,00.

Sedangkan profesionalisme guru awal masih kategori D, pada

siklus I naik menjadi C, dan pada siklus II naik menjadi A.

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah supervisi

kunjungan kelas dapat meningkatkan keterampilan dan profe-

sionalisme guru SD No 3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar

Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Kata kunci: Kemampuan, profesionalisme, pembelajaran, dan

teknik supervisi.

I. PENDAHULUAN

Kemampuan dan profesionalisme guru sangat penting untuk ditingkatkan

mengingat kedua hal tersebut apabila belum mencukupi akan mempengaruhi proses

pembelajaran. Guru yang tidak profesional sama saja dengan guru yang masih kon-

vensional dan mereka akan mengajar sesuai kemauannya sendiri, tidak sesuai dengan

aturan yang ditentukan seperti Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses.

Tuntutan-tuntutan yang ada pada peraturan-peraturan yang dikeluarkan Pemerintah,

baik Permen No. 41, Permen No. 16, Permen No. 19, Permen No. 20, Permen No. 22,

1 Ni Nengah Widyani adalah Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar.

Page 2: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

110

23, 24 yang berhubungan erat dengan kemampuan dan profesionalisme guru meng-

upayakan adanya peningkatan kemampuan bagi guru-guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran. Tuntutan demi tuntutan, harapan demi harapan yang berisi pe-

nekanan-penekanan agar pendidikan di Indonesia terus meningkat ternyata belum

sesuai dengan harapan. Kenyataannya kemampuan guru SD No 3 dan SD No 10

Kesiman melaksanakan pembelajaran baru mencapai angka 58,33 dan 56,66, sedang-

kan profesionalisme mereka baru mencapai kategori D. Hasil ini patut menjadi perta-

nyaan besar apakah dengan kemampuan dan profesionalisme guru serendah itu akan

dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi bagi para siswa yang mereka ajar?

Jawabannya tentu tidak. Hal inilah yang menyebabkan penelitian ini perlu dilakukan

demi mengupayakan peningkatan kemampuan dan profesionalisme mereka dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan supervisi kunjungan kelas.

Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah supervisi kunjungan kelas

dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme guru SD No 3 dan No 10

Kesiman? Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa tinggi peningkat-

an kemampuan dan profesionalisme mereka.

Supervisi kunjungan kelas adalah salah satu bentuk supervisi yang bisa dilaku-

kan seorang pengawas sekolah dalam upaya untuk dapat meningkatkan kemampuan

dan profesionalisme guru. Dalam upaya pencapaian target yang direncanakan, para

pengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas

dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar segala bentuk tindakannya

bisa berlangsung dengan efektif dan efisien. Salah satu teknik yang bisa dilakukan

dalam supervisi kunjungan kelas adalah teknik tanya jawab awal. Yang dimaksud

dengan tanya jawab awal adalah peneliti menemui guru sebelum mereka melaksa-

nakan pembelajaran di kelas. Pada saat itu guru diajak bertanya jawab terlebih dahulu

agar mereka betul-betul paham bagaimana semestinya melaksanakan pembelajaran

di kelas. Sahertian dan Mataheru (2000) menyatakan ada beberapa teknik supervisi

yang bersifat individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas, percakapan indi-

vidu. Teknik yang penulis gunakan merupakan inovasi gabungan antara percakapan

individu dengan observasi kelas. Dalam percakapan individu digunakan tanya jawab

sebelum guru masuk ke kelas untuk memperdalam pengertian-pengertian tentang

proses pembelajaran dalam pelaksanaannya di kelas. Sedangkan observasi kelas di-

laksanakan di kelas dengan cara mengamati proses pembelajaran yang dilakukan

guru dengan sekaligus menilai kemampuan mereka melaksanakan pembelajaran.

Pada saat observasi kelas tidak dilakukan pembinaan, tidak dilakungan bimbingan,

tidak dilakukan isyarat atau jenis penguatan yang lain mengingat apabila hal-hal ter-

sebut dilakukan akan dapat mengganggu proses pembelajaran.

Page 3: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

111

Purwanto (2005) memberi penjelasan bahwa teknik supervisi perseorangan

ada beberapa seperti: 1) mengadakan kunjungan kelas, 2) mengadakan kunjungan

observasi, 3) membimbing guru dalam mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi

problem yang dialami siswa, 4) membimbing guru dalam hubungan dengan kuri-

kulum. Sebagai inovasi dari teknik yang disampaikan tersebut, penulis memilih

bentuk yang pertama dan kedua di atas.

Purwanto (2005), selanjutnya menyatakan bahwa teknik kunjungan kelas

(classroom visitation) yaitu kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang

supervisor (kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk melihat atau mengamati

seorang guru yang sedang mengajar. Tujuannya untuk mengobservasi bagaimana

guru mengajar apakah sudah memenuhi syarat-syarat didaktis atau metodik yang

sesuai.

Ringkasnya bahwa supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala sekolah dan

pengawas sebagai supervisor berkunjung ke kelas mengadakan peninjauan suasana

belajar untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar serta mengamati

kelemahan atau kendala yang dihadapi guru yang nantinya supervisor dapat meno-

long guru dalam memecahkan kesulitan atau kendala yang dihadapi guru di dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yang fungsinya untuk memajukan cara mengajar

dan membantu meningkatkan kemampuan serta profesionalisme guru di dalam pe-

laksanaan tugasnya.

Dengan kata lain, melalui teknik supervisi kunjungan kelas akan diperoleh data

yang objektif mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Berdasarkan kesulitan itu, guru akan dibantu mencari solusi dari permasalahan-per-

masalahan yang dihadapi guru.

Teknik kunjungan kelas ini sering dilakukan oleh pengawas sebagai supervisor

pada saat melakukan kegiatan supervisi terhadap guru-guru. Penerapan prinsip dan

fungsi teknik kunjungan kelas tidaklah merupakan hal yang sulit untuk dilakukan oleh

pengawas karena tujuannya untuk memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya

selama guru terlibat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan adanya data

yang objektif itulah, pengawas sebagai supervisor dapat melakukan pembinaan ter-

hadap guru melalui diskusi atau percakapan pribadi tentang hasil pengamatan super-

visi dengan teknik kunjungan kelas sehingga upaya perbaikan dan peningkatan

kualitas kemampuan dan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran dapat ter-

capai dengan baik.

Page 4: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

112

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian tindakan. Jenis dari penelitian tindakan yang

dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan

suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut di-

berikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa (Arikunto,

Suhardjono, Supardi, 2006).

Subjek penelitian yang dituju adalah guru-guru SD No. 3 dan 10 Kesiman

Denpasar dengan upaya yang dilakukan adalah untuk peningkatan kemampuan dan

profesionalisme mereka dalam melakukan proses pembelajaran. Penelitian ini dilaku-

kan selama 5 bulan, mulai dari bulan Juni dan berakhir pada bulan Oktober 2009.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini diadopsi dari Arikunto (2006), arah

penelitian dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang

merupakan langkah-langkah siklus dari sebuah penelitian tindakan. Metode pene-

litiannya menggunakan wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan pada saat

guru-guru belum memasuki ruangan kelas untuk melakukan aktivitas pembelajaran

dan observasi digunakan pada saat guru telah melakukan pembelajaran di kelas.

Variabel yang ada hanya dua yaitu variabel bebas yang dipilih oleh peneliti berupa

teknik supervisi kunjungan kelas dan variabel terikatnya adalah kemampuan dan

profesionalisme guru. Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan analisis des-

kriptif. Sedangkan untuk menguji hipotesisnya dicocokkan dengan indikator keberha-

silan penelitian. Apabila indikator keberhasilan penelitian belum tercapai berarti pe-

nelitian belum berhasil dan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya, namun apabila

hasil yang didapat sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian maka penelitian

tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil yang Diperoleh dari Siklus I

Hasil observasi kemampuan guru-guru SD No. 3 dan SD No 10 Kesiman dapat

disampaikan sebagai berikut:

a) Untuk SD No. 3 Kesiman, skor yang diperoleh mencapai 88 dari total skor yang

mesti diperoleh sebanyak 120. Dari klasifikasi kemampuan ketetapan yang berisi

empat butir soal dua diantaranya mendapat kategori penilaian 4. Dari klasifikasi

penguasaan yang terdiri dari 8 soal ada 6 soal yang mendapat nilai 4 sedangkan 2

mendapat nilai 3. Sedangkan dari klasifikasi ketiga yang berisi kategori kemam-

puan dalam bentuk keterampilan empat di antaranya mendapat nilai 3 dan 8

kategori yang lain mendapat nilai 4. Keseluruhan nilai yang didapat adalah 77,33

Page 5: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

113

dengan rata-rata yang diperoleh adalah 3,66 dari rentangan nilai 1 sampai 5.

Dengan semua perolehan angka di atas dapat diambil simpulan refleksi bahwa ke-

mampuan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran belum mencapai kriteria

nilai yang diusulkan, yaitu 75 sampai 84 sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan.

b) Untuk SD No.10 Kesiman skor yang diperoleh adalah 86 dari total skor yang mesti

diupayakan sejumlah 120. Ini berarti baru 71,66% tercapai. Jadi kemampuan guru

dalam melaksanakan tugas pembelajaran nilainya adalah 71,66. Rentang penilaian

1-5 dengan jumlah soal 24, nilai yang tertinggi semestinya didapat adalah 120

sedang rentang nilai yang paling rendah adalah 24 sudah diperoleh sebanyak 86.

Rata-rata perolehan nilai sudah 3,58. Simpulan hasil refleksi terhadap kemampuan

guru melaksanakan tugas pembelajaran pada siklus I ini belum memadai karena

usulan penelitian mengharap nilai 75 pada akhir siklus I namun pencapaian skor

guru baru 71,66. Oleh karenanya penelitian ini masih perlu untuk dilanjutkan.

Hasil penilaian profesionalisme guru dapat disampaikan:

a) Untuk SD No. 3 Kesiman Denpasar dapat disampaikan bahwa skor yang diperoleh

adalah 95 dari total skor yang mesti diupayakan yaitu 135. Dengan rentangan skor

antara 1-5, hasil minimal yang didapat menurut perhitungan adalah 1 x jumlah

soal yaitu 1 x 27 = 27 dan total skornya adalah 5 x jumlah soal yaitu 5 x 27 = 135.

Dari rentangan skor tersebut, baru 95 hasil yang didapat dan bila dicari nilainya

adalah 95/135 x 100 = 70,37. Jadi nilai yang didapat adalah 70,37 atau sama

dengan tingkat pencapaian 70,37%. Rentang skor 1-5 baru tercapai dengan rata-

rata 3,52. Semua hasil yang didapat pada paparan di atas yang dapat diambil se-

bagai simpulan refleksi mengatakan bahwa profesionalisme guru baru mencapai

tingkat rata-rata dengan perolehan nilai 70,37. Hasil ini masih di bawah kriteria

usulan penelitian yang diinginkan yaitu mencapai nilai 75 pada akhir siklus I. Oleh

karenanya penelitian ini perlu untuk dilanjutkan.

b) Untuk profesionalisme guru SD No. 10 Kesiman dapat dilihat seperti perolehan

berikut:

Pencapaian skor adalah 80 dari total skor 135 yang mesti diperoleh. Nilai yang

dicapai adalah 59,26 agak jauh dari kategori pencapaian yang diharapkan sesuai

usulan kriteria yaitu mencapai nilai minimal 75 pada siklus I. Dari rentang skor 1-

5 dengan skor minimal 1 x 27 dan skor maksimal 5 x 27, persentasenya baru

mencapai 59,26% dengan rata-rata 2,96. Dengan hasil ini berarti profesionalisme

guru belum mencapai kriteria usulan penelitian yang diharapkan sehingga

penelitian ini masih perlu dilanjutkan.

Page 6: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

114

3.2 Hasil yang Diperoleh dari Siklus II

Hasil observasi kemampuan guru-guru SD No. 3 dan SD No. 10 Kesiman dapat

disampaikan sebagai berikut.

a) Untuk SD No. 3 Kesiman skor yang diperoleh adalah dari total yang mesti di-

peroleh sebanyak 120. Dari klasifikasi kemampuan yang berkategori sangat baik

empat butir soal dua di antaranya mendapat kategori penilaian 5. Dari klasifikasi

penguasaan yang terdiri dari 8 soal ada 1 soal yang mendapat nilai 5 sedangkan 7

mendapat nilai 4. Sedangkan dari klasifikasi ketiga yang berisi kategori kemam-

puan dalam bentuk keterampilan lima di antaranya mendapat nilai 5 dan 6 kate-

gori yang lain mendapat nilai 4. Keseluruhan nilai yang didapat adalah 95 dengan

rata-rata yang diperoleh adalah 4,75 dari rentangan nilai 1 sampai 5. Dengan

semua perolehan angka di atas dapat diambil simpulan refleksi bahwa kemam-

puan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran sudah memadai sesuai

dengan kriteria nilai yang diusulkan, yaitu 85 sampai 100 sehingga penelitian ini

tidak perlu dilanjutkan.

b) Untuk SD No. 10 Kesiman, skor yang diperoleh adalah 109 dari total skor yang

mesti diupayakan sejumlah 120. Ini berarti sudah 90,00% tercapai. Jadi kemam-

puan guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran nilainya adalah 90. Rentang

penilaian 1-5 dengan jumlah soal 24, nilai yang tertinggi semestinya didapat

adalah 120 sedang rentang nilai yang paling rendah adalah 24 sudah diperoleh

sebanyak 109. Rata-rata perolehan nilai adalah 4,50. Simpulan hasil refleksi ter-

hadap kemampuan guru melaksanakan tugas pembelajaran pada siklus II ini

sudah memadai karena usulan penelitian mengharap perolehan skor 85, sedang-

kan pencapaian skor guru sudah mencapai 109 dari total skor yang harus dicapai

yaitu 120 dengan nilai 90. Oleh karenanya penelitian ini tidak perlu lagi dilanjut-

kan ke siklus berikutnya.

Hasil penilaian profesionalisme guru dapat disampaikan sebagai berikut.

a) Hasil penilaian profesionalisme guru-guru SD No. 3 Kesiman, skornya diperoleh

adalah 116 dari total skor yang mesti didapat yaitu 135. Dengan rentangan skor

antara 1-5, hasil minimal yang didapat menurut perhitungan adalah 1 x jumlah

soal, yaitu 1 x 27 = 27 dari total skornya adalah 5 x jumlah soal yaitu 5 x 27 = 135.

Dari rentangan skor tersebut, sudah 86 hasil yang didapat dan bila dicari nilainya

adalah 116/135 x 100 = 86,3%. Jadi nilai yang didapat adalah sama dengan

tingkat pencapaian 86%. Rentang skor 1-5 sudah tercapai dengan rata-rata 4,3.

Semua hasil yang didapat pada paparan di atas, dapat diambil simpulan refleksi

bahwa profesionalisme guru sudah mencapai tingkat sangat baik dengan peroleh-

an nilai 86. Hasil ini sudah di atas kriteria usulan penelitian yang diinginkan yaitu

Page 7: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

115

mencapai nilai 85 pada akhir siklus II. Oleh karenanya maka penelitian ini tidak

perlu dilanjutkan.

b) Hasil penilaian profesionalisme guru SD No. 10 Kesiman adalah perolehan skor

sudah mencapai 115 dari skor total yang mesti diraih adalah 135. Nilai yang di-

dapat adalah 85,19 sesuai skala penilaian 100. Rata-rata yang diperoleh dari ren-

tangan skor 1-5 adalah 4,26, persentase pencapaian profesionalisme adalah

85,19%. Dengan hasil refleksi seperti ini maka pencapaian profesionaisme guru

sudah memenuhi kriteria usulan penelitian yang diharapkan yaitu pada siklus II

mencapai nilai antara 85-100. Oleh karena sudah memenuhi usulan kriteria yang

diharapkan, maka penelitian ini tidak perlu lagi dilanjutkan

Tabel 1. Rekapitulasi hasil penelitian.

Variabel Sekolah

Awal Siklus I Siklus II

Perolehan

Skor

Rata-

rata %

Perolehan

Skor

Rata-

rata %

Perolehan

Skor

Rata-

rata %

Kemampuan

Menyampaikan

Pelajaran

SD 3

Kesiman 70 2,91 58,33 88 3,66 73,33 114 4,75 95,00

SD 10

Kesiman 68 2,83 56,66 86 3,58 71,66 109 4,50 90,00

Profesionalisme

SD 3

Kesiman 78 2,93 58,52 95 3,52 70,37 116 4,30 86,00

SD 10

Kesiman 78 2,89 57,78 80 2,96 59,26 115 4,26 85,19

Page 8: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

116

Gambar 1. Grafik peningkatan kemampuan guru menyampaikan proses pembelajaran.

Peningkatan nilai kemampuan menyampaikan pelajaran SD No. 3 Kesiman dari

awal ke siklus I sebesar 0,75 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 1,09 yaitu dari 2,91

menjadi 3,66 dan dari 3,66 menjadi 4,75; sedangkan peningkatan kemampuan me-

nyampaikan pelajaran SD No. 10 Kesiman dari awal ke siklus I sebesar 0,75 dan dari

Siklus I ke siklus II sebesar 0,92 yaitu dari 2,83 menjadi 3,58 dan dari 3,58 menjadi

4,50.

Page 9: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

117

Gambar 2. Grafik peningkatan profesionalisme guru menyampaikan proses

pembelajaran.

Peningkatan nilai profesionalisme SD No. 3 Kesiman dari awal ke siklus I se-

besar 0,59 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 0,78 yaitu dari 2,93 menjadi 3,52 dan

dari 3,52 menjadi 4,30; sedangkan peningkatan nilai profesionalisme SD No. 10

Kesiman dari awal ke siklus I sebesar 0,07 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 1,30

yaitu dari 2,98 menjadi 2,96 dan dari 2,96 menjadi 4,26.

3.3 Pembahasan

Untuk kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran di SD No. 3

Kesiman, pada awalnya memperoleh skor 70 (dengan nilai 58,33), pada siklus I

mencapai 88 (nilai 73,33) dan pada siklus II sudah mencapai 114 (nilai 95). Untuk

profesionalismenya, pada awalnya baru memperoleh nilai 70, pada siklus I naik men-

jadi 88 dan pasa siklus II naik menjadi 95. SD No. 10 Kesiman pada awalnya mem-

peroleh nilai 78, naik menjadi 80 pada siklus I dan naik menjadi 85,19 pada siklus II.

Untuk kemampuan SD No. 10 Kesiman perolehan awalnya adalah 78 dengan

nilai 57,78, pada siklus I naik menjadi 80 dengan nilai 59,26 dan pada akhir siklus II

pencapaian skornya adalah 115 dengan nilai 85,19. Demikian upaya-upaya yang telah

penulis lakukan dalam upaya menjawab rumusan penelitian yang telah disampaikan.

Dari hasil awal yang didapat oleh guru-guru, baik guru-guru SD No. 3 maupun

guru-guru SD No. 10, kemampuan pada awalnya hasil mereka masih cukup rendah. SD

Page 10: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

118

No. 3 Kesiman baru mencapai nilai 58,33; sedangkan SD No. 10 Kesiman baru men-

capai 57,78. Hasil ini tentu sangat rendah. Rendahnya kemampuan guru-guru tentu

disebabkan banyak hal, seperti kesibukan guru di rumahnya, keadaan lingkungan

yang sudah tidak terbiasa membuat persiapan yang baik sebelum mengajar, kemam-

puan membaca aturan dan buku-buku pegangan rendah, dan lain-lain. Walaupun ke-

mampuan mereka sangat rendah, namun peneliti tidak berdiam diri melihat keadaan

yang sudah sedemikian rupa. Peneliti giat mengambil langkah-langkah untuk dapat

memecahkan masalah yang ada, salah satunya adalah dengan giat melakukan super-

visi kunjungan kelas. Kegiatan yang dilakukan tanpa henti dan tanpa mengenal lelah

akhirnya juga membuahkan hasil yaitu pada siklus II kemampuan mereka naik cukup

berarti, yaitu SD No. 3 Kesiman mampu mencapai 95, namun SD No. 10 Kesiman

hanya mampu mencapai nilai 90. Untuk profesionalisme mereka, setelah peneliti

sangat gencar datang ke sekolah mengamati proses yang mereka lakukan akhirnya

dapat meningkat mencapai nilai 86 untuk SD No. 3 dan 85,19 untuk SD No. 10

Kesiman. Upaya ini tentu bukan upaya yang sia-sia untuk dilakukan sehingga untuk

hari-hari mendatang peneliti mesti melakukannya dengan lebih giat lagi.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dapat ditarik simpulan se-

bagai berikut.

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas yang dilaksanakan peneliti yang sekali-

gus sebagai supervisor di SD No. 3 dan SD No. 10 Kesiman Denpasar sudah sesuai

dengan prinsip supervisi kunjungan kelas, sehingga upaya-upaya yang mengarah pada

perbaikan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan supervisor berdampak

positif pada perbaikan dan peningkatan kemampuan dan keterampilan guru dalam

melaksanakan tugas pembelajaran di kelas.

Teknik supervisi kunjungan kelas yang telah dilakukan terhadap guru di SD No.

3 dan SD No. 10 Kesiman Denpasar ternyata sudah sesuai dengan prinsip-prinsip

supervisi yang benar dan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru

dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas, baik yang menyangkut penyusunan

perencanaan pembelajaran maupun penerapannya di dalam kelas.

4.2 Saran

Berdasarkan temuan dari penelitian tindakan di atas, maka saran yang ingin

disampaikan adalah sebagai berikut:

Page 11: TEKNIK SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS SEBAGAI · PDF filepengawas sekolah perlu merencanakan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas dengan baik diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

WIDYATECH Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 11 No. 1 Agustus 2011

119

1) Pengawas atau supervisor hendaknya betul-betul mengerti, memahami, dan

mampu menerapkan kegiatan supervisi sesuai dengan tujuan, fungsi, prinsip, dan

teknik supervisi khususnya dengan teknik kunjungan kelas.

2) Semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan hendaknya memberi-

kan masukan tentang bagaimana melaksanakan kegiatan supervisi agar pelaksa-

naan pembelajaran berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan dengan

meneliti bagian-bagian yang belum sempat diteliti.

3) Bagi peneliti lain diharapkan untuk melakukan penelitian yang sama untuk dapat

memverifikasi data hasil penelitian ini.

Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Gronlund, Norman E dan Robert L. Linn. 1990. Measurement and Evaluation in

Teaching. New York: Mc. Millan Publishing Company.

Pidarta, Made. 1977. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sahertian Piet A dan Mataheru Frans. 2000. Prinsip Teknik Supervisi Pendidikan.

Surabaya: Usaha Nasional.

Sahertian Piet A. 1992. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Surabaya: Usaha

Nasional.