TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

Embed Size (px)

Citation preview

Page | 35

TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

Disusun Oleh:

Nadhilah WaliuddinD41111278

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, makalah mata kuliah Teknologi Jaringan Akses tentang perkembangan teknologi jaringan akses ini dapat terselesaikan. Terima kasih juga kami ucapkan pada dosen mata kuliah teknologi jaringan akses, Bapak Achmad Andani dan seluruh yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan mengenai perkembangan Teknologi Jaringan Akses. Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan pada makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Makassar, 6 Mei 2014Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..iiDAFTAR ISIiiiABSTRACT..ivBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang5BAB II PEMBAHASANA. Komponen dari Jaringan Akses..8B. Ciri dari Jaringan Akses..8C. Struktur Jaringan Akses..9D. Pengembangan Teknologi..10E. Implementasi Teknologi.10F. Tren.12G. Perkembangan Jaringan Aksesa. Dari kabel ke kabel...14b. Dari PDH ke SDH17c. Dari STM ke ATM29d. DWDM.31BAB III PENUTUPA. Kesimpulan.34B. Saran...34

DAFTAR PUSTAKA..35

Abstract

Cable network is an anchient technology that connect public telephone network to its subcribers. Optical network then will replace it. Even its a conventional technology without any significant techniques, cable networks are still the primary subscriber networks in many developing countries. DSL technology for TV cable or Internet access, and optical network for multimedia services are developed based on the cable network, on it, mixed, or using the same technique.This article describes design technique to develop a cable network, including demand forecasting, basic design, and detil design. This article also give a basic knowledge to design the other access network technology.

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangJaringan akses merupakan kelanjutan dari jaringan komputer, kedua jaringan ini saling berhubungan erat dan saling mendukung agar suatu jaringan dapat berfungsi secara optimal. Jaringan akses menyediakan UNI (user-network interface) ke terminal pelanggan, sementara jaringan inti menyediakan layanan telekomunikasi dan transportasi antar jaringan akses. Jaringan akses terhubung ke setiap layanan dalam jaringan inti melalui SNI (service node interface).Awal mula jaringan akses terbentuk, pada tahun 1950-an di Amerika melakukan penelitian bagaimana sebuah perangkat komputer dapat bekerja secara bersamaan. Dan pada tahun pada tahun itu pula jenis komputer mulai membesar dan terciptalah super komputer.Dan inilah awal mula konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), bentuk pertama kali jaringan (network) komputer diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke sebuah host komputer.Kemudian menginjak tahun 1960-an departerman pertahanan Amerika membentuk Defense Advance Research Projects Agency ( DARPA ) yang bertujuan mengadakan riset mengenai cara menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik dan riset ini kemudian dinamakan sebagai riset ARPANET ( Advance Research projects Agency Network ). Dan dari riset yang membutuhkan waktu yang lama inilah, kemudian pada tahun 1970-an berhasil menghubungkan 10 komputer dan satu komputer dengan komputer lain dapat berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.Semakin lama semakin bertambah orang yang memiliki komputer dan membentuk sebuah jaringan komputer. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah aturan atau protocol resmi yang dapat diterima dan diakui oleh seluruh jaringan. Pada tahun 1980-an maka dibentuklah sebuah komisi yang mengurusi protocol tersebut. Dan komisi ini bernama TCP ( Transmission Control Protocol) atau lebih dikenal dengan sebutan IP ( Internet Protocol ). Kemudian di eropa juga muncul jaringan lain yang dikenal dengan Europa Network (EUNET). Jaringan ini menyediakan jasa email dan newsgroup USENET.Karena banyaknya alamat jaringan komputer,agar semua jaringan bisa saling berkomunikasi. Maka perlu melakukan penyeragaman alamat jaringan komputer. Pada tahun 1984 diperkenalkanlah DNS ( Domain Name Server ). Dengan DNS jaringan komputer dapat tehubung lebih dari 1000 komputer. Tahun 1990 merupakan tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee merancang sebuah program editor dan browser yang dapat menjelajai komputer yang satu dengan yang lainnya dengan membentuk jaringan. programe inilah yang disebut WWW atau World Wide Web.

BAB IIPEMBAHASAN

Yang disebut jaringan akses adalah jaringan backbone ke terminal pengguna untuk semua perangkat. Panjangnya umumnya beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer, yang tepat disebut "last mile." Biasanya digunakan sebagai tulang punggung serat optik struktur, kecepatan transmisi, oleh karena itu, jaringan akses telah menjadi hambatan dari sistem jaringan secara keseluruhan. Metode akses jaringan yaitu, termasuk tembaga (saluran telepon biasa) akses, akses serat, serat koaksial (kabel TV kabel) akses hibrida dan akses nirkabel dalam beberapa cara. Menurut ITU kerangka proposal tentang jaringan, jaringan akses dalam pelayanan simpul antarmuka (SNI) dan antarmuka pengguna-jaringan (UNI) untuk mentransfer identitas dari serangkaian kapasitas transmisi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem diakses melalui antarmuka manajemen (Q3) konfigurasi dan manajemen. Oleh karena itu, interface jaringan akses yang ditetapkan oleh tiga, yaitu sisi jaringan terhubung dengan service node melalui SNI, sisi pengguna oleh UNI dan pengguna terhubung ke antarmuka manajemen melalui Q3 Telekomunikasi Manajemen Jaringan (TMN) terhubung.Layanan simpul adalah untuk menyediakan badan usaha, dapat memberikan yang diperlukan bisnis simpul layanan memiliki switch lokal, leased line service node atau konfigurasi tertentu on-demand TV dan radio dan televisi simpul layanan dan sebagainya.SNI adalah jaringan akses dan antarmuka antara node layanan dapat dibagi menjadi dukungan akses tunggal dan akses terintegrasi SNI. Mendukung akses antarmuka standar tunggal terutama untuk memberikan ISDN tingkat dasar (2B D) dari antarmuka V1 dan Tingkat Primer (30B D) dari antarmuka V3, dukungan untuk akses antarmuka layanan terpadu saat antarmuka V5, termasuk V5.1 , V5.2 antarmuka.Jaringan akses dan antarmuka UNI antara pengguna dapat mendukung jaringan saat ini sehingga dapat menyediakan berbagai jenis akses dan pengembangan bisnis tidak harus membatasi akses jaringan dan akses jenis bisnis yang ada.

Jaringan Akses area manajemen TMN harus dimasukkan dalam rangka untuk mengkoordinasikan manajemen elemen jaringan yang berbeda. Pengelolaan jaringan akses ke jaringan akses tidak hanya blok fungsional manajemen, tetapi juga untuk melampirkan baris untuk menyelesaikan pengujian pengguna dan lokasi gangguan.

Komponen dari jaringan aksesSeluruh jaringan telekomunikasi oleh fungsi jaringan dibagi menjadi tiga bagian: jaringan transmisi, jaringan switching dan jaringan akses. Jaringan akses bertanggung jawab atas layanan telekomunikasi transparan kepada pengguna, khususnya, akses ke bursa lokal adalah bagian hubungan antara pengguna, biasanya mencakup sistem saluran transmisi pelanggan, multiplexer, perangkat cross-connection atau peralatan terminal user / jaringan . Faktanya adalah bahwa badan usaha yang menyediakan layanan node.

Ciri dari jaringan aksesMenurut kerangka jaringan akses dan persyaratan institusional, fitur penting dari jaringan akses dapat diringkas sebagai berikut:1. Jaringan Akses menyediakan layanan akses untuk daya dukung usaha untuk mencapai transmisi transparan.

2. Signaling jaringan akses adalah transparan kepada pengguna, selain untuk beberapa format sinyal petunjuk, sinyal dan fungsi pengolahan layanan masih dalam simpul layanan.

3. Pengenalan tidak harus membatasi akses jaringan akses dan berbagai jenis bisnis yang ada, akses harus antarmuka standar terbatas terhubung ke node dengan bisnis.

4. Jaringan akses independen dari node layanan sistem manajemen jaringan, sistem melalui antarmuka standar TMN, implementasi TMN dari operasi jaringan akses, pemeliharaan dan manajemen.

Struktur jaringan akses(1) Berbentuk Bus struktur. Mengacu pada serat optik sebagai bus umum, masing-masing pengguna terminal melalui coupler dan bus langsung terhubung struktur jaringan. Karakteristiknya dibagi serat batang, garis tabungan investasi, menambah atau menghapus node mudah, memerlukan rentang dinamis yang lebih tinggi, kurang interferensi dengan satu sama lain. Kerugian adalah akumulasi kerugian, pengguna menerima ketergantungan yang kuat pada tulang punggung serat optik.

(2) Struktur cincin. Mengacu pada semua node berbagi link serat, serat optik link dari ujung ke ujung, struktur jaringan loop tertutup. Fitur self-healing dapat dicapai, yaitu, tanpa campur tangan luar, jaringan bisa dalam selang waktu singkat otomatis pulih dari pemberitaan bisnis, dan kehandalan yang tinggi. Salah satu kelemahan adalah sejumlah pengguna terbatas menggantung cincin, polisiklik interoperabilitas lebih rumit, tidak cocok untuk distribusi CATV, seperti jenis usaha.

(3) struktur bintang. Struktur ini sebenarnya titik ke mode titik, masing-masing pengguna terminal terletak di titik pusat melalui kontrol dan fungsi switching dari coupler bintang untuk pertukaran informasi. Ditandai dengan struktur sederhana, perawatan mudah, mudah untuk meng-upgrade dan ekspansi, relatif independen dari masing-masing pengguna, kerahasiaan, adaptasi bisnis. Kerugian adalah lebih tinggi biaya yang diperlukan untuk serat, fleksibilitas jaringan yang miskin, titik pusat dari persyaratan keandalan yang tinggi.

(4) struktur pohon. Serupa dengan bentuk cabang, menunjukkan struktur hirarkis, kotak mentransfer dan kotak persimpangan pada penggunaan sejumlah splitter, langkah demi langkah menuruni distribusi sinyal, kantor akhir paling maju memiliki koordinasi kontrol yang kuat. Karakteristik diterapkan pada layanan siaran. Kelemahan adalah bahwa kehilangan daya besar, komunikasi dua arah sulit.

Momentum pengembangan teknologi

Pengembangan jaringan komunikasi telah mengalami perubahan yang sangat besar dari analog ke digital, dari kabel ke kabel, dari PDH ke SDH, dari STM ke ATM, dari ATM ke IP / DWDM ......, generasi demi generasi teknologi baru, sistem baru diperkenalkan. Namun, sebagian besar teknologi baru, sistem baru yang digunakan dalam jaringan backbone, jaringan akses pengguna masih didominasi oleh teknologi twisted pair analog. Karena pembangunan ekonomi dan sosial teknologi komunikasi, bisnis suara sederhana telah sulit untuk memenuhi kebutuhan pengguna dan pasar, khususnya munculnya teknologi serat optik, serta pengguna layanan baru, terutama untuk video broadband dan layanan data meningkatkan permintaan untuk seluruh berdampak pada struktur jaringan, tetapi juga untuk transformasi jaringan akses pengguna dan memperbarui membawa titik balik. Singkatnya, pengguna broadband layanan terpadu: kebutuhan dan perkembangan pesat teknologi akses teknologi jaringan komunikasi untuk menjadi kekuatan pendorong di belakangan ini.

Teknologi ImplementasiJaringan akses tembaga terutama dalam bentuk pengguna layanan suara dalam jumlah kecil umum dan layanan data. Seperti pembangunan sosial dan ekonomi, orang-orang di berbagai layanan baru, terutama broadband terintegrasi layanan meningkatnya permintaan, serangkaian teknologi jaringan akses baru telah muncul, termasuk berbagai aplikasi yang lebih luas berdasarkan ada tembaga twisted pair teknologi baru kabel, serat hibrida / coax (HFC) teknologi dan hibrida optik / nirkabel teknologi akses, teknologi wireless local loop (WLL / DWLL) dan Ethernet-Rumah Teknologi [ETTH (fiber to the curb, serat ke gedung, serat ke mana saja secara kolektif) ETTH (EthernetTotheHome)]. (1) twisted-pair tembaga teknologi berbasis. Saat ini, teknologi jaringan akses pengguna terutama didasari oleh sejumlah komponen tembaga twisted-pair. Lebih mahal, cara bermain efektivitas dan sejumlah bisnis baru mungkin untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk mengakses pengembangan jaringan merupakan topik utama, tetapi juga operator telekomunikasi untuk memenuhi persaingan dan untuk mengurangi biaya, meningkatkan pendapatan sarana utama. Pengembangan teknologi baru, membuat penuh penggunaan twisted pair, sektor telekomunikasi selalu menjadi fokus perhatian. Yang disebut teknologi akses tembaga, mengacu pada peningkatan non-sense dari subscriber line, penggunaan teknologi pengolahan digital canggih untuk meningkatkan kapasitas transmisi twisted pair, untuk menyediakan pengguna dengan berbagai teknologi bisnis, ada jaringan digital pada keuntungan (DPG ), bit-rate tinggi Digital Subscriber Baris (HDSL), Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), data rate yang tinggi subscriber line (VDSL) teknologi

(2) hybrid fiber / coax (HFC) jaringan. Hybrid fiber / coax network adalah sebuah divisi teknologi frekuensi multiplexing berbasis broadband akses, penggunaan jaringan backbone serat optik, dengan menggunakan pembagian frekuensi multiplexing transmisi dari berbagai informasi, jaringan distribusi adalah topologi pohon dan kabel koaksial sistem untuk transmisi dan distribusi informasi pengguna. HFC adalah serat secara bertahap ke evolusi pengguna dari strategi ekonomi baru, yang memungkinkan komunikasi multimedia dan bisnis visual interaktif. Saat ini, termasuk ITU-T, termasuk banyak organisasi dan forum internasional sedang dikombinasikan dengan generasi berikutnya MPEG-2 sistem HFC digital dan standarisasi ATM, yang selanjutnya akan mempromosikan pembangunan.

(3) FTTx ETTH. FTTH ETrH adalah serat untuk bangunan, serat ke tepi jalan, Ethernet akses pengguna. Ini menyediakan pengguna dengan jaminan broadband yang sangat handal, benar-benar Gigabit kepada masyarakat, Cepat ke unit lantai dan Shizhao kepada keluarga, dan dengan pertumbuhan lebih lanjut permintaan broadband, Anda dapat mencapai upgrade halus untuk Cepat keluarga tanpa rewiring. Sepenuhnya komunikasi interaktif multimedia dan layanan visual dan layanan lainnya. Lin Bao dua tahun sebagai hidup perumahan sistem akses broadband Angkatan Laut menggunakan teknologi ini.

(4) Wireless pelanggan jaringan akses lingkaran. Wireless Local Loop dapat disebut "akses pengguna nirkabel," yang merupakan penggunaan microwave, satelit, teknologi transmisi nirkabel seluler dan lainnya, untuk mencapai saluran langganan di daerah terpencil dan pulau-pulau buta beberapa pengguna didistribusikan atau layanan akses kelompok pengguna ke dalam sistem akses pengguna. Ini memiliki konstruksi cepat, peralatan instalasi cepat dan fleksibel, fitur yang mudah digunakan. Dalam kasus menggunakan biaya akses pengguna nirkabel untuk jarak transmisi, kepadatan pengguna tidak sensitif. Jadi untuk akses jarak jauh, di daerah dengan kepadatan pengguna yang tinggi sangat tidak cocok.

Tren

Dengan hilangnya industri telekomunikasi dan telekomunikasi monopoli jaringan liberalisasi pasar jasa, fungsi bisnis telekomunikasi, akses ke teknologi terus meningkatkan, jaringan akses juga disertai dengan pengembangan, terutama dalam poin-poin berikut:(1) kompleksitas jaringan akses meningkat. Antara teknologi yang berbeda akses dan pemanfaatan yang terintegrasi dari kompetisi, dan membutuhkan sejumlah besar dukungan layanan telekomunikasi, dll, sehingga akses dari meningkatnya kompleksitas.

(2) Jaringan akses untuk memperluas cakupan layanan. Sebagai teknologi komunikasi dan pengembangan jaringan komunikasi, pertukaran lokal memperluas kapasitas, jumlah beralih kantor mengurangi kapasitas daerah kecil, penggunaan hub dan multiplexer, yang membuat layanan jaringan akses terus diperluas.

(3) Jaringan akses, meningkatkan tingkat standardisasi. Dalam pertukaran V5.X secara bertahap terbuka, antarmuka berbasis standar lokal, operator telekomunikasi lebih banyak kebebasan untuk memilih teknologi jaringan akses dan sistem peralatan.

(4) jaringan akses harus mendukung kelas yang lebih tinggi dari layanan. Pengembangan ekonomi pasar, mempromosikan bisnis dan permintaan klien perusahaan untuk kapasitas jalur akses yang lebih besar untuk aplikasi data, khususnya LAN interkoneksi, kehandalan diperlukan, koneksi waktu singkat bingkai. Dengan teknologi serat optik meluas ke jaringan pengguna, CATV pengembangan subscriber loop peluang pembangunan.

(5) untuk mendukung teknologi jaringan akses yang lebih beragam. Meskipun transmisi optik dalam jaringan konten akses meningkat, tapi bagaimana untuk membuat lebih baik menggunakan yang ada UTP masih perhatian, tetapi membutuhkan pesatnya pembangunan jalur akses berkapasitas besar, Anda dapat menggunakan link nirkabel

(6) Yang digunakan dalam teknologi serat optik akan jaringan akses yang lebih. Dengan perluasan cakupan serat, teknologi serat optik akan semakin digunakan untuk jaringan akses, dari perspektif pembangunan, SDH, ATM, IP / DWDM saat ini hanya tersedia di kantor digital trunk segmen kabel pusat dan interface komputer, dengan bisnis pengembangan, antarmuka optik akan diperpanjang ke sisi jalan, dan akhirnya ke dalam keluarga, akses serat benar-benar broadband, untuk mencapai broadband terpadu semua-optik struktur jaringan, oleh karena itu, jaringan telekomunikasi akan benar-benar menjadi abad informasi superhighway dasar jaringan yang solid.

Bisnis DukunganLayanan jaringan akses didukung Kelas Voice bisnis: telepon bisnis baru, layanan telepon magnetik, dll Data kelas bisnis: jasa DDN, layanan packet-switched, dll Gambar kelas Komunikasi bisnis: jasa videoconference, layanan video telephony, dll Layanan Multimedia: kantor rumah, belanja, VOD, telemedicine

Perkembangan Jaringan Akses Dari kabel ke kabelPengertian Protokol X.25X.25 adalah protokol standar ITU-T untuk komunikasi packed switched wide area network (WAN). Sebuah X.25 terdiri dari node packet-switching exchange (PSE) sebagai perangkat jaringan, dan layanan koneksi telepon atau koneksi ISDN sebagai physical links. X.25 adalah keluarga dari protokol yang digunakan khususnya pada tahun 1980an oleh perusahaan telekomunikasi dan sistem transaksi finansial seperti automated teller machines (ATM). X.25 secara original didefinisikan oleh International Telegraph and Telephone Consltative Committee (CCITT, sekarang ITU-T) dalam beberapa draft dan difinalisasikan dalam sebuah publikasi yang dikenal dengan The Orange Book pada 1972.Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu : Data Terminal Equipment (DTE) Data Circuit-terminating Equipment (DCE) Packet Switching Exchange (PSE)Device yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal, PC, host jaringan (user device), Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE. Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar carrier network.

Hubungan DTE-DCE dan PSEProtokol Pada X.25Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu: Packet-Layer Protocol (PLP) Link Access Procedure, Balanced (LAPB) Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.Perbandingan Protokol X.25 Pada Tiga Layer Terbawah OSITipe Paket X.25Packet TypeDCE -> DTEDTE -> DCEServiceVCPVC

Call setup and ClearingIncoming CallCall RequestX

Call ConnectedCall AcceptedX

Clear IndicationClear RequestX

Clear ConfirmationClear ConfirmationX

Data and InterruptDataDataXX

InterruptInterruptXX

Interrupt ConfirmationInterrupt ConfirmationXX

Flow Control and ResetRRRRXX

RNRRNRXX

REJREJXX

Reset IndicationReset RequestXX

Reset ConfirmationReset ConfirmationXX

RestartRestart IndicationRestart RequestX

Restart ConfirmationRestart ConfirmationX

DiagnosticDiagnosticX

RegistrationRegistration ConfirmationRegistration RequestX

Karakteristik X.25Ukuran paket maksimum dari X.25 berkisar antara 64 bytes sampai 4096 bytes, dengan ukuran default pada hampir semua network adalah 128 bytes. X.25 optimal untuk line kecepatan rendah, 100kbps kebawah. Karena fasilitas X.25 seperti ukuran paket yang kecil, pengecekan error tersembunyi dan lainnya tidak akan signifikan seperti halnya pada kecepatan rendah. X.25 telah menjadi dasar bagi pengembangan protokol paket switch lain seperti TCP/IP dan ATM. Sama seperti X.25, kedua protokol ini juga mempunyai kemampuan untuk meng-handle dari satu source ke banyak koneksi serta kemampuan menyamakan kecepatan pada DTE yang memiliki line speed yang berbeda.X.25 telah diciptakan sejak pertengahan tahun 70 dan sudah banyak diperbaiki sehingga stabil. Dikatakan bahwa tidak ada data error pada modem di network X.25 Kekurangan X.25 adalah delay tetap yang disebabkan oleh mekanisme store dan forward, sehingga menyebabkan pengaturan rate transmisi data. Frame Relay dan ATM tidak punya kontrol flow dan kontrol error sehingga waktu hubungan end-to-end bisa menjadi minimal.Penggunaan X.25 kini semakin berkurang, digantikan oleh sistem yang berbasis TCP/IP, walau X.25 masih banyak digunakan pada autorisasi Point-of-Sale credit card dan debit. Tetapi, ada mulai ada peningkatan pembangunan infrastruktur X.25 dengan investasi besar pada seluruh dunia. Sehingga mungkin, X.25 masih tetap penting untuk beberapa waktu kedepan.Kelebihan protokol X.25 : Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps). Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan logical channel per aplikasi. Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan. Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan. Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction.Kekurangan protokol X.25 : Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25. Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama untuk pembelian card adapter X.25. Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor tertentu yang berjalan di atas protokol X.25.

Dari PDH ke SDHSynchronous Digital Hierarchy (SDH) merupakan hirarki pemultiplekan yang berbasis pada transmisi sinkron yang telah ditetapkan oleh CCITT (ITU-T). Dalam dunia telekomunikasi, rentetan pemultiplekan sinyal-sinyal dalam transmisi menimbulkan masalah dalam hal pencabangan dan penyisipan (drop and insert) yang tidak mudah serta keterbatasan untuk memonitor dan mengendalikan jaringan transmisinya. Sebelum kemunculan SDH, standar transmisi yang ada dikenal dengan PDH (Plesiochronous Digital Hierarchi) yang sudah lama ditetapkan oleh CCITT. Suatu jaringan plesiochronous tidak menyinkronkan jaringan tetapi hanya menggunakan pulsa-pulsa detak (clock) yang sangat akurat di seluruh simpul penyakelarnya (switching node) sehingga laju slip di antara berbagai simpul tersebut cukup kecil dan masih bisa diterima (misalnya plus/minus 50 bit atau 5x10-5 untuk jaringan/kanal 2,048 atau 1,544 Mbps). Mode operasi seperti ini barangkali memang merupakan suatu implementasi yang paling sederhana karena bersifat menghindari pendistribusian pewaktuan di seluruh jaringan. Ternyata bahwa PDH tidak begitu cocok untuk mendukung perkembangan teknik pengendalian dan pemrosesan sinyal untuk masa kini yang makin banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. Dalam PDH, sebuah peralatan transmisi tertentu umumnya hanya menangani dengan baik satu fungsi tertentu saja dalam jaringan, sementara dalam SDH, ada integrasi dari berbagai tipe peralatan yang berbeda-beda yang mampu memberikan kebebasan baru dalam perancangan jaringan. Sudah bukan merupakan berita baru bahwa SDH dapat dipergunakan untuk transmisi optik kapasitas besar, pengaturan lalu lintas komunikasi dan restorasi jaringan. SDH memiliki dua keuntungan pokok : fleksibilitas yang demikian tinggi dalam hal konfigurasi-konfigurasi kanal pada simpul-simpul jaringan dan meningkatkan kemampuan-kemampuan manajemen jaringan baik untuk payload trafic-nya maupun elemen-elemen jaringan. Secara bersama-sama, kondisi ini akan memungkinkan jaringannya untuk dikembangkan dari struktur transport yang bersifat pasif pada PDH ke dalam jaringan lain yang secara aktif mentransportasikan dan mengatur informasi. Tawaran-tawaran spesifik yang diciptakan oleh SDH diantaranya termasuk: Self-healing; yakni pengarahan ulang (rerouting) lalu lintas komunikasi secara otomatis tanpa interupsi layanan. Service on demand; provisi yang cepat end-to-end customer services on demand. Akses yang fleksibel; manajemen yang fleksibel dari berbagai lebarpita tetap ke tempat-tempat pelanggan.Standar SDH juga membantu kreasi struktur jaringan yang terbuka, sangat dibutuhkan dalam lingkup yang kompetitif sekarang ini bagi perusahaan-perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. Hirarki dan Komponen pada SDHSebelum munculnya SDH, hirarki pemultiplekan sinyal digital untuk Amerika/Kanada, Jepang dan Eropa berbeda-beda seperti dinyatakan pada tabel 1. Dengan adanya SDH, hirarkinya diseragamkan menjadi seperti terlihat pada Gambar 1. Tabel 1. Hirarki sinyal digital di Amerika, Jepang dan Eropa

Level hirarki ke:Amerika/kanada (Mbps)Jepang (Mbps)Eropa (Mbps)

123451,5446,31244,736274,176-1,5446,31232,06497,728397,2002,0482,44234,368139,264560,840

Dari Gambar 1 tersebut terlihat bahwa pada level atau tingkat yang paling tinggi, jaringan transport SDH adalah jaringan n x STM-1 (n x 155 Mbps). STM-1 (Synchronous Transport Module) adalah modul transport sinkron level-1 . Sebuah frame tunggal STM-1 dinyatakan dengan sebuah matriks yang terdiri dari sembilan baris dan 270 kolom. Frame ini dibentuk dari 2430 byte, setiap byte terdiri dari 8 bit. Frame STM-1 berisi dua bagian, bagian SOH (Section Overhead) dan bagian VC (Virtual Container) yang merupakan payload-nya. Gambar 2 menyatakan struktur frame STM-1, Gambar 3 menyatakan struktur VC-nya, sedang Gambar 4 menyatakan alokasi byte pada SOH. SOH menyediakan informasi antara dua buah LTE (Line Terminating Equipment) tentang frame alignment, pemonitoran BER (Bit Error Rate) dan transfer informasi antara dua buah LTE dan sebagainya. Sedangkan VC digunakan untuk mentransportasikan sinyal-sinyal tributary-nya (sinyal masukan individual yang diumpankan ke multiplekser) melalui sebuah jalur. Setiap VC terdiri dari sebuah POH (Path Overhead) dan sebuah Container.POH seperti tercantum dalam Gambar 2 membawa informasi antara titik-titik asembly dan disasembly seperti pemeriksaan paritas, pelabelan jalur, pemonitoran alarm, dan monitoring kinerja. Sebuah Container membawa sinyal tributary, sedang pointer menunjukkan lokasi dari bit pertama pada VC-nya.

Arsitektur umum Jaringan SDHArsitektur jaringan SDH secara umum adalah seperti terlihat pada Gambar 5. Level yang paling tinggi, jaringan transport SDH adalah n x STM-1 (n x 155 Mbps), yang dihubungkan secara bersilangan oleh peralatan DXC 4/4 (Digital Cross Connect ). Penjelasan singkat mengenai DXC ini adalah sebagai berikut; pada telekomunikasi digital, sinyal-sinyal digital diarahkan atau dirutekan ke lokasi sentral-sentral telepon yang disebut DXC ini. DXC ini berfungsi untuk menyediakan tempat bagi interkoneksi hubungan-hubungan jalur kawatnya (hardwire) serta pemeliharaan rutin maupun troubleshooting-nya. Setiap tipe sinyal digital ini memiliki penyakelar digitalnya sendiri-sendiri, misalnya pada sinyal digital DS-1 pada 1,544 Mbps disebut DXC-1, DS-4 pada 274,176 Mbps disebut DXC-4. DXC 4/4 berarti merupakan penghubung antar sesama jaringan pada pemultiplekan hirarki ke 4.

Tugas utama jaringannya adalah menyediakan trunk kapasitas besar antara sentral-sentral telepon dengan DXC 4/4 untuk memungkinkan restorasi yang cepat terhadap koneksi-koneksi jika sebuah simpul jatuh atau gagal berfungsi (mengalami gangguan). Dengan menggunakan DXC 4/4 dan peralatan terminal jalur untuk n x STM-1 (n x 155 Mbps), lebarpita yang paling kecil ditangani oleh jaringan transport, granularitasnya (salah satu bagian kanal sebelum pemultiplekan) adalah STM-1 (ekivalen dengan kanal-kanal 63 x 2 Mbps atau 1890 x 64 kbps). Hirarki jaringan turun lebih bawah, DXC 4/1 (penghubung hirarki ke 4 dengan hirarki ke 1) memecah lebarpita STM-1 menjadi level VC-12 (yang membawa E1). Setiap VC-12 dapat dirutekan secara individual ke simpul DXC 4/1 lainnya atau ke dalam jaringan akses. Melalui suatu kombinasi DXC 4/4 dan 4/1, granularitas dari jaringan transport menjadi E1 atau 2 Mbps (untuk Amerika T1 = 1,544Mbps). Sebuah DXC 4/1 digunakan untuk menyediakan granularitas VC-12 (E1) di antara lapisan-lapisan transport dan lapisan akses. Jaringan akses SDH umumnya tersusun dalam ring-ring (bentuk-bentuk cincin) STM-1. ADM 4/1 (Add and Drop Multiplexer) untuk mendemultiplek aliran STM-1 ke aliran E1, atau memultiplek aliran E1 ke dalam aliran STM-1 (hirarki ke 4 dengan hirarki ke 1). Sedang aliran-aliran E1 disediakan bagi para pengguna akhir melalui antarmuka standar G.703. Mengacu pada gambar 5 tersebut, seperti telah disinggung di atas, jaringan SDH dibagi menjadi dua lapisan (layer); lapisan transport dan lapisan akses. Lapisan transport terdiri dari peralatan-peralatan DXC yang berlokasi di sentral-sentral telepon serta koneksi-koneksi kapasitas tinggi di antara sentral-sentral telepon. Sedang lapisan akses terdiri dari peralatan ADM yang berlokasi di sentral-sentral telepon atau kabinet-kabinet di jalanan, yang merupakan penyedia lebarpita saluran bagi para pengguna akhir. Evolusi Jaringan PDH ke SDHKarena format transmisi SDH dirancang untuk mengatasi keterbatasan PDH, maka semua perusahaan telekomunikasi memang ditantang untuk memperkenalkan transmisi SDH ke dalam jaringan-jaringan PDH yang sudah mereka bangun lebih dulu. Isu yang penting adalah masalah keseimbangan antara keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh SDH dan hambatan biaya dalam investasi jaringan. Untuk itu diperlukan strategi mengenai evolusi jaringan dari PDH ke SDH. Ada tiga alternatif utama, yang masing-masing memiliki keuntungan dan kerugian. Perusahaan telekomunikasi mungkin perlu untuk mengadopsi suatu strategi campuran sebagai jawaban yang terbaik bagi kondisi lingkungannya masing-masing. Tiga alternatif tersebut adalah : Top-down (metode level atau layer) Bottom-up (metode pulau atau branch) Paralel (Metode overlay)Metode lapisan teristimewa relevan dengan perusahaan layanan telekomunikasi yang masih memperkenalkan digitalisasi pada level trunk dari jaringan yang dimilikinya atau bagi yang membutuhkan untuk mendukung layanan-layanan baru pada lapisan-lapisan yang lebih atas dari jaringan-jaringan antar urban (sebagai contoh untuk koneksi MAN-MAN) Tujuan pokoknya adalah penghematan biaya untuk transportasi kapasitas besar dalam menangani pertumbuhan lalu lintas komunikasi. Dalam strategi ini introduksi untuk SDH dimulai pada level tulangpunggung/supernode level dengan sedikit simpul-simpul yang dihubungkan dengan sistem-sistem STM-16 atau STM-4 SDH. Interkoneksi ke suatu jaringan PDH adalah dengan sebuah gateway (gerbang penghubung), umumnya pada port-port cross connect dan persediaan port-port cross connect yang memadai untuk mendukung semua fungsionalitas PDH dan SDH yang diperlukan. Ini merupakan suatu aspek yang penting dari perencanaan jaringan. Langkah berikut adalah mengubah lapisan-lapisan berikutnya yang lebih rendah ke SDH, dan memindahkan gateway-nya ke titik dimana keuntungan-keuntungan SDH paling dapat dijamin. Dengan demikian SDH memberikan keuntungan secara penuh bagi lapisan-lapisan yang lebih tinggi dan secara selektif pada lapisan-lapisan yang lebih rendah. Strategi dengan metode pulau adalah memasang SDH pada simpul-simpul jaringan pada level tengahan maupun level bawah, yakni menyediakan pulau-pulau SDH untuk komunitas tertentu (sebagai contoh pusat-pusat perdagangan dan finansial). Dengan pendekatan lapisan, dibutuhkan gateway-gateway untuk jaringan PDH. Pada level ini, beberapa cross-connect utamanya akan menjadi produk-produk pitalebar (wideband), menginterkoneksi sistem-sistem transport STM-1 melalui antarmuka-antarmuka 155 Mbps (atau 140 Mbps melalui sebuah antarmuka gateway), dengan menyalurkan dan memadukan fasilitas pada VC level 1, 2 dan 3 yang dibawa dalam kecepatan 2 Mbps atau 1,5 Mbps. Melalui metode paralel, SDH diinstalasi dalam sebuah jaringan overlay (yang ditumpang-tindihkan) di samping jaringan PDH nya dalam beberapa simpul. Tujuannya adalah untuk mengimplementasikan layanan-layanan baru tertentu (seperti videoconferencing dan interkoneksi LAN/LAN) serta memperoleh keuntungan dari semua fungsi SDH sesegera mungkin, dan menyediakan perbaikan-perbaikan dalam hal kualitasnya. Gateway bagi jaringan PDH masih dibutuhkan, meskipun ada segregasi (pemisahan) antara layanan-layanan lama dan baru antara fasilitas-fasilitas SDH dan PDH. Penting juga bahwa semua peralatan yang diperlukan untuk menyediakan fungsionalitas SDH secara penuh dalam SDH yang ditumpang-tindihkan ini sudah dipasang. Strategi ini menarik bagi perusahaan telekomunikasi dengan pertumbuhan lalu lintas komunikasi yang cepat, dan bagi yang berharap untuk menambahkan fungsionalitas SDH (sebagai contoh, untuk menawarkan premium services; yakni pemanggil/penelpon yang ditarik biaya pulsa dengan tarif khusus, yang biasanya diterapkan pada layanan-layanan informasi) selagi mereka menambah kapasitas jaringannya. Implikasi LayananUntuk memaksimumkan keuntungan-keuntungan teknologi SDH yang dapat diraih, sangatlah perlu untuk mempertimbangkan lapisan-lapisan yang berbeda yang ada dalam suatu jaringan telekomunikasi. Ada dua lapisan jaringan layanan di atas jaringan transport multiguna, yang mana SDH menyediakan suatu layanan transportasi aliran bit yang sifatnya transparan. Artinya bahwa jaringan transport itu sendiri tidak menyadari isi dari payload yang dibawa dari A ke B (sebagai contoh, apakah suatu jalur telekomunikasi sedang membawa suara atau data). Aplikasi-aplikasi pelanggan yang baru dan layanan-layanan dengan nilai tambah muncul pada lapisan jaringan layanan pada level yang lebih tinggi dan dapat mengambil bentuk yang sulit untuk diramalkan (seperti aplikasi-aplikasi multimedia). Bagian bawah dari kedua lapisan layanan ini umumnya mencakup jaringan-jaringan layanan dasar dan jaringan-jaringan overlay layanan khusus. jaringan-jaringan layanan-merupakan suatu area dari evolusi yang lebih dapat diprediksi. Jaringan-jaringan layanan dasar mencakup aplikasi-aplikasi suara, ISDN dan radio bergerak (mobile), seperti GSM, mengingat jaringan-jaringan overlay untuk layanan-layanan khusus (sebagai contoh jalur sewa 64 kbps yang disediakan untuk pelanggan-pelanggan kelompok perusahaan/industri). Pola-pola pertumbuhan lalu lintas suara (telepon) umumnya stabil, tetapi layanan-layanan yang berkembang dengan pesat seperti GSM dalam beberapa kasus mengharuskan pembangunan dari jaringan transport overlay sepanjang maupun di atas jaringan multiguna. Dalam kondisi normal, karakteristik yang memang sudah menjadi sifat dari suatu jaringan yang sudah ada seyogyanya harus membuat overlay ini, yang sifatnya lebih merupakan suatu perkecualian daripada suatu keharusan. Ketika sebuah layanan baru diperkenalkan melalui area geografis yang luas, hal ini tentunya tidak diperlukan untuk menggandakan jaringan-jaringan overlay untuk dirancang dan diimplementasikan. Perencanaan jaringan yang tepat pada tingkat-tingkat awal dari suatu proyek dapat menjamin bahwa jaringan transport multiguna dari awalnya akan dapat menghubungkan sebagian besar pelanggan-pelanggan potensial. Layanan-layanan barunya dapat juga dikaitkan dengan aplikasi-aplikasi jaringan cerdas (IN; Intelligent Network), jaringan data atau jaringan bergerak (mobile). Tak seperti lapisan-lapisan layanan, evolusi dari lapisan jaringan transport agak sulit diprediksi, tetapi umumnya dapat dicirikan dengan kondisi pertumbuhan keseluruhan yang perlahan-lahan, dengan fase yang bersifat periodik terhadap pertumbuhan yang cepat. Akses dalam KenyataanUntuk menyediakan lebarpita tingkat bawah sub-2Mbps dalam lingkup SDH, beberapa pabrik menyediakan akses frekuensi suara pada ADM 4/1 mereka untuk memultipleks dan mendemultipleks aliran E1. Ini bukan merupakan bagian dari hirarki SDH dan sifatnya memang tidak berbeda dengan pemultiplekan dan pendemultiplekan suatu aliran E1 yang diberikan oleh peralatan PDH. Jika diinginkan adanya pemultiplekan orde pertama untuk membuat kanal 64 kbps selalu tersedia bagi penggunanya, beberapa ADM 4/1 sebenarnya mempunyai keterbatasan kemampuan cross connect 1/0 (hubungan hirarki ke 0 atau 64 kbps ke hirarki pertama atau E1) untuk menyalurkan dan memadukan kanal-kanal ke dalam aliran-aliran E1 sebelum mengemasnya ke dalam struktur VC-12. Banyak rekayasawan (engineer) jaringan menganggap bahwa DXC-DXC 1/0 tidak lagi dibutuhkan, bila cross connection 1/0 dapat dibuat dalam ADM-nya. Jika ADM-ADM nya dimungkinkan dapat memenuhi dalam skala kecil provisi rangkaian 64 kbps, sedang mereka tidak mempunyai kemampuan cross connection maupun pengaturan terhadap DXC 1/0, maka ketergantungan semata-mata pada ADM-ADM untuk cross connection dapat menimbulkan banyak masalah bagi para operator jaringan SDH yang menyediaan layanan-layanan sub E-1. Dalam merencanakan migrasi ke SDH secara penuh, para operator jaringan harus mempertimbangkan dua peran yang dibawa oleh DXC 1/0 dalam memberikan layanan n x64 kbps secara efisien sepanjang jaringan campuran SDH/PDH: yakni menyalurkan dan memadukan layanan n x 64 kbps tersebut ke dalam akses jaringan dan memusatkannya (hubbing) ke dalam jaringan transportasi inti. Kapasitas tinggi yang dimiliki DXC 1/0 membuatnya sangat efisien untuk menyalurkan dan memadukan lalu lintas komunikasi 64 kbps maupun n x 64 kbps sebelum menuju ke jaringan SDH. Hubbing dengan DXC -DXC 1/0 dalam jaringan transport meniadakan kebutuhan untuk suatu meshing yang lengkap di jalur highway E1 melalui transport jaringan SDH untuk memberikan layanan-layanan sub-E1. DXC 1/0 dapat digunakan untuk memecah-mecah fasilitas E1 menjadi sebuah level 64 kbps DXC dan mengemas kembali mereka untuk transmisi berikutnya. Strategi penyebaran DXC 1/0 dengan cara ini juga akan memungkinkan suatu sistem manajemen jaringan "sub-E1" yang dihamparkan secara paralel dengan keseluruhan sistem manajemen SDH. Hubungan ADM secara ring (bentuk cincin) pada lapisan akses SDH dapat dipandang sebagai suatu entiti dengan antarmuka antara E1 dengan saluran 64 kbps dengan kemampuan cross connect, namun demikian dapatkah cincin ADM ini dipandang sebagai sebuah DXC 1/0? Betapapun kunci perbedaan antara cincin ADM yang memiliki kemampuan 1/0 dan sebuah DXC 1/0 yang benar adalah dalam hal kapasitas maksimum. Antarmuka STM-1 (atau STM-4, jika tersedia) akan membentuk hambatan yang bersifat bottle neck untuk mentransportasikan kanal-kanal 64 kbps melalui ring atau cincin tersebut. Batasannya adalah 1890 kanal atau 63 E1. Selagi cincinnya bersifat unidirectional, kondisi ini tidak dapat dibuat untuk yang keduakalinya. Bagaimana jika sebuah flexmux dengan kemampuan terintegrasi 1/0 digunakan dalam kombinasi dengan sebuah ADM 4/1? Sebuah flexmux umumnya memultipleks laju bit rendah dan kanal-kanal frekuensi suara ke dalam beberapa aliran E1 dan mungkin juga dihubungkan dengan port-port E1 dari sebuah ADM 4/1. Selama sejumlah saluran keluar (outgoing) E1 dalam sebuah flexmux dibatasi pada dua atau tiga, mereka harus diisi selengkap mungkin. Pemaduan ini mungkin dibentuk dengan menggunakan kemampuan cross connection dari flexmux-nya, yakni sebuah kanal masuk (frekuensi suara) ditempatkan ke dalam aliran E1 yang diberikan ke ADM 4/1. Kemampuan 1/0 dalam ADM 4/1 dan flexmuxnya digunakan untuk memadukan lalu lintas komunikasi menuju sisi high end jaringannya. Namun demikian, ring ADM 4/1 akan bertindak sebagai sebuah DXC 1/0 hanya dalam kasus berikut ini: ADM 4/1 mempunyai kemampuan DXC 1/0 non-blocking antara tributary E1 dan aliran 63 E1 yang dikemas dalam aliran STM-1 yang dikerjakan melalui ADM 4/1-nya. Sejumlah tributary E1 dalam virtual cross connect tidak melampaui 63. Kemampuan 1/0 digunakan untuk memadukan lalu lintas pada level akses ditinjau dari arah jaringannya.Radio Gelombang Mikro SDH Walaupun optik fiber secara prinsip telah menjadi medium pilihan untuk transmisi long-haul maupun dari sudut pandang kapasitasnya, radio gelombang mikro SDH masih dibutuhkan oleh banyak perencana jaringan. Alasan pokoknya adalah berkaitan dengan masalah ekonomi, kecepatan penyebaran dan keamanannya. Dari segi ekonomi, radio SDH menyediakan solusi yang paling ekonomis bagi para perencana jaringan jika infratruktur yang ada (sebagai contoh menara, shelter, power-plant dan sistem-sistem pengumpan antena) yang sudah ada dapat dimanfaatkan lagi ketika ijin melintasi suatu daerah memang telah dimiliki lebih dulu. Juga daerah yang tidak cocok medannya (seperti bergunung-gunung atau melintasi bangunan-bangunan air/bendungan) membuat penyebaran fiber sangatlah mahal. Pertimbangannya adalah bahwa untuk implementasi sebuah jaringan fiber, bagian terbesar pengeluaran modal awalnya untuk intalasi kabel-kabel fiber, yang sifatnya tidak tergantung pada kapasitasnya. Hasil studi ekonomi gabungan yang dilakukan oleh Northern Telecom (Nortel) dan Stentor (aliansi dari perusahaan-perusahaan operator telepon di Kanada), yang bertujuan menentukan perancangan jaringan transmisi paling hemat biaya untuk pemasangan rute sepanjang 2000 km, yang berbasis pada kapasitas yang dibutuhkan maupun kondisi-kondisi lapangan, menunjukkan bahwa untuk kondisi lingkungan yang sulit, radio lebih hemat biaya untuk kapasitas sampai 2,5 Gbps (setara dengan 16 x STM-1). Untuk kondisi lingkungan medan yang tidak berat, jaringan fiber menjadi lebih hemat biaya untuk kapasitas yang lebih besar daripada 310 Mbps (setara dengan 2 x STM-1). Berdasar pada studi ini, Stentor dapat mengoptimalkan perancangannya sepanjang 6500 km jaringan sinkron kapasitas besar Trans Canadian secara ekonomis dengan penyebaran baik melalui fiber maupun radio. Yang perlu dicatat di sini ialah bahwa studi perbandingan biaya tersebut berbasis pada rute fiber dan radio yang bersifat tunggal. Betapapun untuk memenuhi tujuan-tujuan ketersediaan yang bersifat long-haul dari ITU-T, sebuah rute ganda (dual) fiber (yang berarti difersitas rute) dibutuhkan, yang umumnya untuk mengkompensasi penyusutan/pengurangan kabel, yang terjadi secara rata-rata dua sampai tiga kali pertahun per rute sepanjang 1000 km. Harap dicatat bahwa dalam mendesain jaringan telekomunikasi selalu ada istilah degradasi/penurunan kualitas kerja kabel maupun berbagai peralatannya karena faktor usia, tak terkecuali pada optik fiber. Setiap pemotongan kabel dapat membutuhkan sampai 12 jam untuk reparasi. Dibanding dengan rute-rute radio long-haul yang dapat dirancang sebesar 99,98 persen ketersediannya untuk jarak sampai dengan 6500 km, yang jika dikonversikan menjadi kurang dari dua jam down time per tahun dengan menggunakan sebuah rute tunggal. Oleh sebab itu, jika studi ini diperuntukkan bagi perbandingan rute radio tunggal versus rute fiber ganda, yang memberikan ketersediaan jaringan yang sama, radio akan memiliki keuntungan dalam hal biaya bahkan dalam kapasitas yang lebih besar maupun kondisi-kondisi lingkungan yang disebutkan di atas. Dari segi kecepatan penyebaran, radio SDH menawarkan penyebaran yang lebih cepat dan menghasilkan pendapatan yang lebih cepat pula daripada fiber, terutama ketika infrastruktur yang ada dapat digunakan kembali. Konsekuensinya, strategi penyebaran yang praktis bagi para perencana jaringan adalah menyebarkan jaringan radio SDH pada awalnya. Kemudian, ketika pendapatan/pemasukan bagi perusahaan telah diperoleh, dan kapasitas yang dibutuhkan naik, sebuah rute fiber lalu disebarkan supaya diperoleh bermacam-macam rute dan media jaringan maupun untuk mendudukkan fiber bagi kapasitas yang lebih tinggi yang bersifat potensial (sekitar 10 Gbps) jika memang dikehendaki dan memungkinkan. Dari segi keamanan, jaringan radio, yang terdiri dari sheltered radio site yang berjarak setiap 40 sampai 60 km, adalah lebih mudah untuk diamankan daripada jaringan fiber. Jaringan-jaringan fiber lebih sulit untuk diamankan karena keseluruhan rute fiber memang harus dilindungi dari berbagai macam gangguan alam dan tangan usil. Integrasi Radio SDH dengan Elemen-elemen Jaringan FiberUntuk memaksimumkan keuntungan-keuntungan radio SDH, radio harus dapat berfungsi sebagai pelengkap bagi suatu jaringan fiber sinkron. Betapapun, supaya radio SDH dapat diinteroperasikan dan diintegrasikan dengan elemen-elemen jaringan optik fiber, rancangannya harus mengarah pada beberapa parameter, termasuk kapasitas dan pertumbuhannya, manajemen jaringan, penyesuaian terhadap evolusi standar-standar SDH, antarmuka dan kinerjanya.

Dari STM ke ATM

Synchronous Communication

Synchronous transmission ini dikenal juga dengan istilah synchronous transfer mode (STM). Proses pengirim dan penerima diatur sedemikian rupa agar memiliki pengaturan yang sama, sehingga dapat dikirimkan dan diterima dengan baik antar alat tersebut. Umumnya pengaturan ini didasarkan terhadap pewaktuan dalam mengirimkan sinyal. Pewaktuan ini diatur oleh suatu denyut listrik secara periodik yang disebut dengan clock atau timer.Pada metode ini, clock antar pengirim dan penerima harus benar-benar sama dan akurat. Clock yang ada pada penerima akan memberitahu kepada clock yang ada pada penerima kapan proses serah terima dilakukan. Dengan adanya keakuratan clock ini, clock yang ada pada pengirim dan clock yang ada pada pada penerima akan melakukan proses secara bersamaan.Asal kata dari Synchronous sendiri adalah istilah yang digunakan pada bidang komunikasi atau sistem operasi untuk suatu kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan dengan rate yang sama, dan kejadian ini terjadi berkelanjutan dan dapat diprediksi.Asynchronous CommunicationAsynchronous adalah proses komunikasi data yang tidak terikat dengan waktu tetap, proses transformasi data kecepatannya cukup relatif dan tidak tetap. Metode komunikasi data serial dari suatu perangkat ke perangkat lainnya. Data dikirimkan perbit dalam satuan waktu. Tiap simbol yang dikirimkan mempunyai start bit dan stop bit, untuk melakukan singkronisasi dari suatu device pengirim dan penerima. Interval waktu yang terjadi antara satu karakter dengan karakter lainnya dapat bervariasi. Pada umumnya Asynchronous merupakan operasi yang tak tergantung dari mekanisme timing apapun, misalnya sebuah jam.Asynchronous transmission ini sering juga diisitilahkan dengan Asynchronous Transfer Mode (ATM). Mode ini paling sering digunakan untuk mengirimkan dan menerima data antar dua alat. Pada mode ini berarti clock yang digunakan oleh kedua alat, tidak bekerja selaras satu dengan lainnya. Dengan demikian, data harus berisikan informasi tambahan yang mengijinkan kedua alat menyetujui kapan pengiriman data dilakukan. Dengan demikian, proses transfer dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda. Contoh komunikasi data dengan Ashynchronous ini adalah Modem, Mesin Fax, dan TCP/IPKomunikasi Blocking/NonblockingSistem blocking lebih condong ke sistem Synchronous. Karena pada Synchronous ada 'perjanjian' terlebih dahulu dari sender ke receiver sehingga message tidak serta merta akan selalu dikirimkan dari sender. Pada blocking message tidak serta merta akan selalu dikirimkan dari sender (seperti pada pengertian blocking di atas).Sedangkan pada Asynchronous, pesan dikirimkan terus menerus tanpa adanya 'perjanjian' (ACK) terlebih dahulu sehingga ada kemungkinan message yang dikirimkan akan di drop. Karena itu, system unblocking condong ke sistem Asynchronous.

DWDMPerkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi semakin meningkat sejalan dengan kebutuhan masyarakat pada sarana/layanan komunikasi yang handal dan canggih saat ini hingga dimasa mendatang. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka diperlukan suatu jaringan sistem telekomunikasi yang mampu memberikan QoS (Quality of Service) yang terbaik. Dengan adanya perkembangan teknologi jaringan transport berbasis serat optic yang sebelumnya hanya mampu mentransmisikan data pada orde mega bit per second(Mbps), sekarang ini sudah mampu untuk ditransmisikan pada orde giga bit per second(Gbps) bahkan lebih cepat lagi bisa mencapai tera bit per second(Tbps) sehingga dapat memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan kapasitas transmisi pada jaringan. Teknologi jaringan transport ini berawal dari teknologi SDH(Synchronous Digital Hierarchy) dan PDH(Plesiochronous Digital Hierarchy) yang kemudian disusul oleh teknologi jaringan yang beroperasi dalam sinyal dan domain(optic) panjang gelombang yaitu DWDM(Dense Wavelength Division Multiplexing).Dense Wavelength Division Multiplexing(DWDM) merupakan suatu teknologi jaringan transport yang memanfaatkan cahaya dari serat optik dengan panjang gelombang yang berbeda-beda untuk ditransmisikan melalui kanal-kanal informasi dalam satu fiber tunggal. Jumlah panjang gelombang yang dapat ditransmisikan dalam jaringan pada satu fiber terus berkembang(4, 8, 16, 32, dan seterusnya), jenis fiber yang direkomendasikan oleh ITU-T (International Telecommunication Union) adalah G.650 G.659 dan yang sering digunakan saat ini yaitu jenis fiber G.655, jenis fiber G.655 merupakan jenis fiber yang mempunyai karakteristik umum Non Zero Dispersion Shifted Fibre(NZDSF) yaitu fiber yang memiliki koefisien dispersi kromatik lebih rendah(dispersi optimal).Gambar 1. Chromatic DispersionPrinsip kerja dari teknologi DWDM secara umum memilki persamaan dengan media transmisi lainnya dalam mengirimkan sinyal informasi dari satu tempat ke tempat lain. Untuk teknologi DWDM menggunakan media transmisi berupa fiber optic, dimana semua sumber sinyal informasi(1-n) dari transmiter akan dimultipleksikan ke dalam satu fiber, setelah itu sinyal informasi tersebut ditransmisikan kemudian masuk ke perangkat demuktiplekser untuk disebarkan kembali sesuai tujuan masing-masing sinyal yang akan diterima oleh receiver.

Gambar 2. Prinsip Kerja Jaringan Transport(DWDM)Pada teknologi DWDM ini terdapat komponen pendukung diantaranya jenis filter, serat optic dan penguat optik. Jenis filter yang digunakan pada umumya antara lain Dichroic interference Filters(DIF), Fiber Bragg Gratings(FBG), Array Wavegiude Filters(AWG) dan Hybrid Fused Cascade Fiber(FCF) dengan Mach-Zehnder(M-Z) interference. Komponen selanjutnya adalah serat optic dengan dispersi yang rendah, sementara penguat optic yang banyak digunakan adalah EDFA(Erbium Doped fibre Amplifier(1530-1565 nm)) dan msih banyak lagi jenis penguat lainnya contoh raman amplifier dll. Penggunaan penguat optic sangat penting peranannya di dalam perkembangan teknologi DWDM tersebut sebagai penguat sinyal optic dan proses 3R(Reshaping,Regenerating,Retiming) untuk menjaga kualitas sinyal yang maksimal.

Gambar 3. Penguat OptikKeuntungan menggunakan teknologi DWDM :1. Mampu untuk memenuhi kebutuhan kapasitas jaringan dimasa depan2. Dapat mengakomodasi layanan baru dan transparansi terhadap format sinyal dan protocol jaringan.3. Mampu untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh(long haul)4. Dapat menyediakan kebutuhan Bandwidth yang sangat cepat5. Teknologi DWDM dapat mentransmisikan banyak panjang gelombang() dalam satu fiber6. Penghematan biaya (low cost) dalam pembangunan infrastruktur jaringan fiber optic

BAB IIIKESIMPULAN

Jaringan akses adalah jaringan backbone ke terminal pengguna untuk semua perangkat. Panjangnya umumnya beberapa ratus meter sampai beberapa kilometer, yang tepat disebut "last mile." Biasanya digunakan sebagai tulang punggung serat optik struktur, kecepatan transmisi, oleh karena itu, jaringan akses telah menjadi hambatan dari sistem jaringan secara keseluruhan. Metode akses jaringan yaitu, termasuk tembaga (saluran telepon biasa) akses, akses serat, serat koaksial (kabel TV kabel) akses hibrida dan akses nirkabel dalam beberapa cara.

DAFTAR PUSTAKA

http://riyadi2405.wordpress.com/2010/05/12/jaringan-akses/ (diakses tanggal 6 Mei 2014)http://id.swewe.com/word_show.htm/?321911_1&Jaringan|akses (diakses tanggal 6 Mei 2014)http://laksanardie.blogspot.com/2010/09/teknologi-jaringan-akses-adsl-part-of.html (diakses tanggal 6 Mei 2014)http://www.elektroindonesia.com/elektro/telkom11a.html (diakses tanggal 8 Mei 2014)http://jeisha.blogspot.com/2009/10/synchronous-vs-asynchronous.html (diakses tanggal 8 Mei 2014)http://adeadnani.wordpress.com/2011/04/01/teknologi-dwdmdense-wavelength-division-multiplexing/ (diakses tanggal 8 Mei 2014)http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=725:teknologi-sdh&catid=11:sistem-komunikasi&Itemid=14 (diakses tanggal 8 Mei 2014)