75

TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

  • Upload
    buingoc

  • View
    260

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori
Page 2: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PUPUK ORGANIK LOKAL DARI LIMBAH KARET:

TEORI DAN APLIKASI

ISBN: 978-602-5483-05-9

Page 3: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori
Page 4: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

PUPUK ORGANIK LOKAL DARI LIMBAH KARET:

TEORI DAN APLIKASI

RIWANDI

PRASETYO

HASANUDIN

INDRA CAHYADINATA

PENERBIT YAYASAN SAHABAT ALAM RAFFLESIA

Page 5: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

Teknologi Tepat Guna Pupuk Organik Lokal dari Limbah Karet: Teori dan Aplikasi

Penulis: Riwandi, Prasetyo, Hasanudin, Indra Cahyadinata

ISBN: 978-602-5483-05-9

Tata Letak: Suhendra Desain Sampul: Suhendra

Hak Cipta © 2017, pada penulis

Hak publikasi pada Penerbit Yayasan Sahabat Alam Rafflesia.

Dilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh isi dari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin

tertulis dari penerbit.

Cetakan ke- 01 Tahun 2017

Penerbit:

Yayasan Sahabat Alam Rafflesia Jl Raya Lempuing Kota Bengkulu Phone (sms): +62 852 7378 9888 (WA)/+62 857 5811 5868 Email: [email protected] Site : www.salamrafflesia.id

Undang-Undang No. 19 tahun 2002

tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 12 tahun 1997

Pasal 44 tentang Hak Cipta

Pasal 72

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan

dan memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)

bulan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)

2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum

suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau

Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau

denda paling banyak rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

Page 6: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

v

TEKNOLOGI TEPAT GUNA GUNA PUPUK ORGANIK LOKAL DARI LIMBAH KARET:

TEORI DAN APLIKASI

Dibiayai oleh DIPA Direktorat Jenderal Penguatan Riset

& Pengembangan, Kemenristekdikti No.SP DIPA

042.06.1.401516/2017 Tanggal 6 Desember 2016

Page 7: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

vi

Kata Pengantar

Puji syukur disampaikan kepada Allah SWT dengan kasih

sayang-Nya, penulis telah menyelesaikan buku yang

berjudul: “Pupuk Organik Lokal dari Limbah Karet, Teori

dan Aplikasi”. Buku ini dibuat untuk kebutuhan petani

karet, pelajar, mahasiswa, pengguna teknologi pertanian,

akademisi, dan stakeholder yang lain. Buku ini sebagai

salah satu luaran penelitian Masterplan Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

tahun 2011-2025 yang didanai tahun 2016-2017 oleh

Direktorat Riset, Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM),

Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti), Jakarta, Indonesia.

Buku ini berisi teori yang dimuat dalam Bab I s.d

Bab III dan aplikasi dimuat dalam Bab IV s.d Bab V. Bab

Penutup berisi rangkuman isi tulisan dalam buku ini.

Daftar Pustaka dilampirkan agar pembaca dapat merujuk

kembali ke sumber pustaka yang asli. Biodata Penulis

Page 8: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

vii

juga dilampirkan untuk melihat kompetensi penulis buku

ini.

Bab I berisi pengertian, istilah, definisi, tujuan,

dan manfaat tulisan ini. Bab II berisi aspek pupuk organik

terutama macam pupuk organik yang dikenal,

keunggulan dan kekurangan pupuk organik dibanding

dengan pupuk anorganik, dampak pupuk organik

terhadap kesuburan tanah dan juga terhadap hasil

tanaman (baca: karet). Bab III berisi aspek getah karet

yang dimuat di dalam sejarah perkembangan budidaya

tanaman karet di dunia dan di Indonesia, komposisi yang

dikandung di dalam getah karet (serum, protein, lemak,

dan karbohidrat), dan peluang limbah karet sebagai

pupuk organik lokal untuk pupuk tanaman karet di

Indonesia.

Bab IV berisi metode pembuatan pupuk organik

lokal dan aplikasinya di kebun karet rakyat. Parameter uji

yang digunakan sudah baku sehingga tidak perlu

diragukan lagi keabsahannya. Aplikasi pupuk organik

lokal dari limbah karet telah dicobakan di kebun karet

rakyat yang telah menghasilkan getah (umur tanaman

karet 8 tahun).

Page 9: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

viii

Bab V berisi hasil percobaan terdiri atas pupuk

organik lokal yang siap diaplikasikan di lapangan, dan

hasil percobaan pupuk organik lokal di kebun karet

rakyat.

Bengkulu, September 2017

Penulis

Page 10: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

ix

Page 11: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

x

Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR vi

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xiv

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. PENGERTIAN 3

1.2. TUJUAN DAN MANFAAT 7

Bab II. PUPUK ORGANIK 9

2.1. MACAM PUPUK ORGANIK 9

2.2. KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN

PUPUK ORGANIK

11

2.3. PUPUK ORGANIK VS KESUBURAN

TANAH

14

2.4. PUPUK ORGANIK VS HASIL

TANAMAN

16

Page 12: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

xi

BAB III. GETAH KARET 18

3.1. SEJARAH TANAMAN KARET 18

3.2. KOMPOSISI GETAH KARET 21

3.3. PELUANG LIMBAH KARET SEBAGAI

PUPUK ORGANIK LOKAL

22

BAB IV. METODE PENELITIAN 27

4.1. PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

LOKAL DARI LIMBAH KARET

27

4.2. PARAMETER MUTU BAKU PUPUK

ORGANIK LOKAL

32

4.3. APLIKASI PUPUK ORGANIK LOKAL

DARI LIMBAH KARET DI KEBUN

KARET

38

BAB V. HASIL PENELITIAN LIMBAH

KARET

41

5.1 HASIL ANALISIS PUPUK ORGANIk

LOKAL SELAMA 7 MINGGU

INKUBASI

41

Page 13: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

xii

5.2 HASIL PENGAMATAN GETAH KARET

SEBELUM DAN SETELAH DIBERI

PUPUK ORGANIk LOKAL DI KEBUN

KARET

44

PENUTUP 47

DAFTAR PUSTAKA 50

BIODATA PENULIS 54

Page 14: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

xiii

Daftar Tabel

Tabel Halaman

1 Hasil analisis pH dan unsur hara

bahan limbah karet dan kotoran

sapi

24

2 Rerata hasil analisis pupuk organik

lokal (POL) selama 7 minggu

inkubasi

41

3 Hasil analisis POL komposit setelah

akhir inkubasi (7 minggu)

42

4 Rerata hasil lateks sebelum dan

setelah diberi POL di kebun karet

setelah 3 bulan pemupukan

44

Page 15: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

xiv

Daftar Gambar

Gambar Halaman

1 Inkubasi pupuk organik lokal di

dalam bak kompos (Foto:

Riwandi, 2017)

32

2 Pengukuran pH pupuk organik

lokal dengan indikator pH skala

1-14 made in Merck, Germany

(Foto: Riwandi, 2017)

32

3 Pembalikan pupuk organik lokal

(Foto: Riwandi, 2017)

32

4 Metode Indore: Pupuk kompos

disiram dengan urine sapi

(Sumber: HDRA, 2001)

32

5 Pengukuran temperatur pupuk

organik lokal setiap lapis 0-20

cm, 20-40 cm, 40-60 cm (Foto:

Riwandi, 2017)

33

Page 16: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

xv

6 Seperangkat alat dan bahan uji

pupuk organik lokal (Foto:

Riwandi, 2017)

35

7 Pengukuran pH pupuk organik

lokal dengan indicator pH Merck

Germany (Foto: Riwandi, 2017)

36

8 Penggalian lubang pupuk (Foto:

Riwandi, 2017)

39

9 Pemupukan pupuk organik lokal

diawali dengan pemupukan

unsur mikro besi dan tembaga

(Foto: Riwandi, 2017)

40

Page 17: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori
Page 18: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 1

Bab 1. Pendahuluan

Kita mengenal bermacam-macam pupuk (organik dan

anorganik) sebagai bahan penyubur tanah dan pengasup

unsur hara bagi pertumbuhan tanaman (pertanian,

perhutanan, padang rumput, dan lain-lain). Pupuk

organik dan pupuk anorganik sebenarnya dua macam

pupuk yang saling melengkapi di dalam menyuburkan

dan mengasup unsur hara bagi tanaman. Pupuk organik

mampu memperbaiki sifat tanah (fisik, kimia, dan biologi)

sehingga tanah tersebut layak untuk tempat budidaya

tanaman pertanian. Pupuk organik juga mampu

menyediakan unsur hara (karena tidak terlindi) sehingga

Page 19: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

2 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

tanaman mudah mengambil unsur hara dari dalam tanah

yang subur (kaya nutrien) dan memberikan hasil

tanaman pertanian yang sangat tinggi.

Pupuk anorganik (baca: pupuk berasal dari

pabrikan, seperti urea, sp36, tsp, kcl, dan lain-lain)

mampu menyediakan unsur hara atau nutrien bagi

tanaman dengan mudah, tetapi juga unsur hara tersebut

dengan mudah hilang melalui pencucian (termasuk

pelindian, infiltrasi, perkolasi, erosi, runoff, dan lain-lain).

Untuk mencegah terjadinya kehilangan unsur hara dari

dalam tanah, maka ditambahkan pupuk organik yang

mampu mengikat unsur hara dan unsur hara tetap

tersedia secara kontinyu di dalam tanah bagi

pertumbuhan tanaman. Pupuk organik mempunyai

keunggulan sebagai berikut: 1) memperbaiki kualitas,

kesehatan, dan kesuburan tanah; 2) meningkatkan hasil

tanaman, dan 3) bersifat ramah lingkungan. Sekarang

timbul pertanyaan yang mendasar: (1) Apakah

pengertian pupuk organik? (2) Apa saja faktor-faktor

(lingkungan dan non lingkungan) yang berpengaruh

terhadap ketersediaan pupuk organik? Apa komposisi

pupuk organik? (3) Bagaimana pupuk organik diproduksi?

Page 20: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 3

(4) Bagaimana pupuk organik mempengaruhi kualitas

tanah dan pertumbuhan tanaman? Berbagai pertanyaan

muncul di benak kita untuk mengetahui lebih rinci

mengenai pupuk organik (baca: pupuk organik lokal).

Berbagai hasil penelitian telah banyak

dipublikasikan baik luar dan dalam negeri yang

mengatakan bahwa pupuk organik mampu memelihara

kualitas, kesehatan, kesuburan tanah, dan meningkatkan

hasil tanaman. (5) Pupuk organik yang mana dimaksud?

(6) Atau pupuk organik seperti apa dimaksud? (7) Apakah

semua pupuk organik mempunyai keuntungan yang

sama, mampu memelihara tanah dan tanaman sehingga

terjaga kualitas, kesehatan, kesuburan tanah, dan

produksi tanaman di masa yang akan datang? Hal inilah

yang menjadi pertanyaan yang mendasar dan harus

dicari jawabannya.

1.1 Pengertian

Dalam sub-bab ini akan dijelaskan beberapa

pengertian yang berkaitan dengan pupuk organik (lokal).

Istilah-istilah yang lazim dipakai misalnya, pupuk organik

atau anorganik, pupuk tunggal atau majemuk, pupuk

Page 21: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

4 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

campuran, pupuk masukan rendah, produktivitas tanah,

kesuburan tanah, kesehatan tanah, kualitas tanah,

limbah karet, dan lateks. Marilah kita bahas satu per satu

istilah-istilah tersebut di atas di bawah ini.

Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa

organik (Rosmarkam 2001). Radjagukguk 1982

mengatakan bahwa pupuk organik adalah suatu produk

biologis yang sebagian besar unsur-unsur hara yang

dikandung ada dalam bentuk senyawa-senyawa organik

(seperti misalnya asam amino, protein, dan karbohidrat).

Contoh pupuk organik adalah pupuk hijau, pupuk

kandang, kompos, fishmeal, guano, dan sebagainya.

Pupuk anorganik ialah pupuk yang berasal dari

senyawa anorganik (Rosmarkam 2001). Contoh pupuk

anorganik adalah urea, SP36, TSP, KCl, K2SO4, MgSO4,

Ca3(PO4)2 dan sebagainya.

Pupuk tunggal ialah pupuk yang biasanya

mengasup satu unsur hara, tetapi kadang-kadang lebih

dari satu (Radjagukguk 1982). Misalnya, ammonium

sulfat, urea, SP36, KCl, kieserite, dan sebagainya.

Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung

formulasi butir dari dua atau lebih pupuk tunggal. Setiap

Page 22: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 5

butir mempunyai proporsi yang sama dari komponen-

komponen tunggalnya yang merupakan ciri khas dari

pupuk majemuk tersebut (Radjagukguk 1982). Misalnya,

amophoska, nitrophoska, rustika, dan banyak yang lain.

Pupuk campuran ialah pupuk yang berasal dari

campuran secara fisik dari dua atau lebih pupuk tunggal,

dan dipakai untuk mengatasi kekahatan dua atau lebih

unsur hara (Radjagukguk 1982). Misalnya pupuk

campuran nutrex, campuran RRIM dan sebagainya.

Pupuk masukan rendah (slow release) ialah pupuk

yang melepaskan unsur-unsur hara dalam suatu

kecepatan yang memungkinkan dapat menghasilkan

kondisi penyerapan maksimum oleh tanaman serta

mengurangi kehilangan unsur-unsur hara melalui

pelindian dan aliran permukaan tanah (Radjagukguk

1982). Contohnya adalah crotonylidine diurea (Floranid),

urea formaldehyde, isobutylidene diurea (IBDU), dan

magnesium ammonium fosfat.

Produktivitas tanah ialah kapasitas tanah untuk

memproduksi hasil (yield) tertentu dengan pengelolaan

optimum (Munawar 2011; Foth & Ellis 1997). Tanah yang

produktif itu subur, sedangkan tanah yang subur boleh

Page 23: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

6 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

jadi tidak produktif, karena kekeringan atau tidak dikelola

dengan cara yang tepat (Munawar 2011; Foth & Ellis

1997).

Kesuburan tanah ialah kemampuan tanah

memasok hara dalam jumlah yang cukup dan

berkeseimbangan untuk pertumbuhan suatu tanaman

tertentu. Pegertian ini menunjukkan bahwa tanah yang

subur mempunyai kemampuan memasok unsur hara

dalam jumlah yang cukup dan berimbang kepada

tanaman, sehingga tanaman tumbuh dan berkembang

dengan sehat dan berproduksi sesuai dengan potensinya

(Munawar 2011; Foth & Ellis 1997).

Kesehatan tanah ialah kemampuan tanah secara

berkelanjutan melakukan fungsi-fungsinya sebagai suatu

ekosistem kehidupan yang vital di dalam batas-batas

ekosistem dan tataguna-lahan tertentu, untuk

melestarikan produktivitas, mempromosikan kualitas

lingkungan udara, air, dan memelihara kesehatan

tanaman, hewan, dan manusia (Riwandi dkk 2012 dan

2015; Doran et al. 1994 & 1997).

Kualitas tanah ialah kemampuan tanah

menghasilkan luaran yang tertentu (Bremmer & Ellert

Page 24: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 7

2004). Luaran yang dimaksud adalah meningkatkan hasil

tanaman, membersihkan udara dan air, mengurangi

emisi gas rumah kaca, mengkonservasi keanekaragaman

hayati alami, dan menjamin kualitas makanan (Bremmer

& Ellert 20014).

Limbah karet adalah sisa hasil pengolahan karet

mentah (lump) di pabrik pengolahan karet dapat berupa

padatan, dan/atau cairan yang ditampung di dalam kolam

pertama pengendapan karet.

Lateks adalah getah karet yang dihasilkan dari

penyadapan karet.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan buku ini ditulis untuk memberikan petunjuk,

pengetahuan teori dan praktis, dan pemahaman yang

benar kepada petani (pekebun, pesawah, dan peladang),

pebisnis pertanian (pupuk, benih, pestisida, dan obat-

obatan tanaman), praktisi pertanian, akademisi, dan

pejabat pemerintah/non pemerintah mengenai seluk

beluk pupuk organik (lokal), keunggulan/keutamaannya

dalam pengelolaan kesuburan tanah, kualitas tanah,

kesehatan tanah, dan peningkatan hasil tanaman pada

masa kini, dan masa yang akan datang.

Page 25: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

8 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Manfaat buku ini ditulis untuk mendorong petani

mampu meningkatkan keterampilannya di dalam hal

ihwal pembuatan dan penggunaan pupuk organik (lokal)

untuk peningkatan pendapatan petani terutama

pekebun, pesawah, dan peladang. Buku ini juga dapat

digunakan sebagai acuan bagi para pengambil kebijakan

(publik) untuk pengembangan pertanian organik pada

masa kini dan masa yang akan datang.

Page 26: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 9

Bab 2. Pupuk Organik

2.1 Macam Pupuk Organik

Pada prinsipnya pupuk organik berasal dari sisa

biomasa tanaman/gulma, kotoran hewan/manusia, dan

limbah industri (pertanian, perikanan, perhutanan,

perkebunan, dan rumah tangga). Sisa biomasa tanaman

banyak dijumpai ketika petani memanen hasil

tanamannya. Hasil tanaman pokok (misalnya padi,

jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan sebagainya)

diambil dan dijual ke pasar, sedangkan sisa biomassa

tanaman tersebut ditinggal atau diambil petani untuk

makanan ternaknya. Sisa biomasa tanaman inilah yang

dijadikan bahan pupuk organik misalnya, jerami, sekam

padi, batang, akar, dan daun jagung, seresah kedelai dan

Page 27: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

10 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

kacang-kacang, dan yang lain. Gulma yang banyak

dijumpai di tepi jalan, ladang, kebun, dan pekarangan

rumah juga dapat menjadi bahan pupuk organik yang

berharga, seperti misalnya titonia diversifolia (kipahit),

widelia trilobata (tusuk konde), asystasia gangetica

(arasungsang), calopogonium esculentum, flemengia

congesta, legume cover crop (LCC), dan banyak yang

lain. Kotoran hewan merupakan sumber bahan membuat

pupuk organik, misalnya dari kotoran hewan vertebrata

(sapi, kerbau, banteng, babi, kambing, kuda, rusa),

kotoran unggas (burung, ayam), kotoran hewan melata

(biawak, ular, buaya), dan banyak yang lain. Kotoran

manusia juga merupakan sumber bahan pupuk organik

yang sangat andal ketika petani dari Cina yang menanam

sayur mayur, mereka menggunakan kotoran manusia

(baca: tinja) yang sangat kaya nutrien sehingga sayur

mayur yang mereka tanam tampak menghijau. Tidak

hanya kotoran hewan yang padat, tetapi urine hewan

sangat kaya nitrogen (N) sehingga juga sebagai bahan

pencampur pupuk organik yang ampuh. Limbah industri

yang berasal dari berbagai kegiatan industri (pertanian,

perikanan, perhutanan, perkebunan, dan rumah tangga)

Page 28: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 11

baik berupa limbah padat dan limbah cair juga

merupakan bahan pupuk organik yang baik. Limbah

industri pertanian misalnya, limbah kelapa sawit, limbah

karet, limbah kopi, limbah sekam padi, limbah ubi kayu,

limbah tahu dan tempe, dan banyak yang lain. Limbah

industri perikanan misalnya, isi perut, sisik, kepala, ekor,

dan banyak yang lain. Limbah industri perhutanan

misalnya, kulit kayu, serbuk gergaji, ranting, cabang

kayu, dan banyak yang lain. Limbah industri perkebunan

misalnya, limbah kelapa sawit, limbah karet, limbah kopi,

limbah kakao, dan banyak yang lain. Limbah industri

rumah tangga/limbah rumah tangga misalnya, berupa

limbah organik.

2.2 Keunggulan dan Kekurangan Pupuk Organik

Pupuk organik berasal dari berbagai sumber bahan

organik (tanaman, hewan, jasad renik, dan/atau

manusia) yang mempunyai nisbah C/N yang tinggi dan

rendah. Nisbah karbon (C) dan nitrogen (N) merupakan

salah satu indikator sangat penting untuk menentukan

kualitas pupuk organik yang dihasilkan dari permentasi

bahan organik. Bahan organik yang mempunyai nisbah

C/N >30 akan lebih sulit membusuk (dekomposisi)

Page 29: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

12 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

daripada yang mempunyai nisbah C/N <30 (Riwandi dkk

2015). Bahan organik dengan nisbah C/N >30 tergolong

ke dalam tanaman yang banyak mengandung lignin.

Lignin adalah senyawa organik yang sulit membusuk atau

dirombak oleh jasad renik tanah, tetapi sangat

dibutuhkan dalam pembentukan humus tanah.

Contohnya, tanaman yang kaya lignin adalah tanaman

yang berasal dari kayu-kayuan seperti tanaman meranti,

merawan, ulin, durian, mangga, cemara dan sebagainya.

Humus tanah mengandung ligno-protein yang bersifat

rekalsitran (stabil, tidak mudah terombak) oleh jasad

renik tanah. Humus tanah sangat berharga untuk tanah

yang sehat dan berkualitas, karena dapat berfungsi

sebagai pemelihara sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Humus tanah mampu mengikat unsur hara dari pupuk

anorganik yang diberikan ke dalam tanah sehingga tidak

tercuci oleh air hujan atau air perkolasi (air yang masuk

ke dalam tanah). Bahan organik yang mempunyai nisbah

C/N < 30 mudah dirombak (dekomposisi) oleh jasad renik

tanah sehingga dapat melepaskan dan menyediakan

unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Contohnya,

bahan organik berasal dari tanaman sayuran, buah-

Page 30: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 13

buahan, tanaman penutup tanah termasuk legume cover

crop (LCC), dan tanaman gulma (tusuk konde, titonia,

dan sebagainya). Bahan organik ini sangat cepat hilang,

karena dirombak menjadi senyawa-senyawa organik

yang sederhana dan mudah sekali tercuci oleh air hujan

atau air perkolasi. Sumber dan nisbah C/N bahan organik

sebagai sumber pupuk organik sangat mempengaruhi

keunggulan dan kekurangannya. Pupuk organik yang

berasal dari bahan organik yang nisbah C/N >30 mampu

memperbaiki humus tanah, tetapi kekurangannya tidak

mampu menyediakan unsur hara dari dirinya sendiri,

sedangkan pupuk organik yang nisbah C/N < 30 mampu

menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman,

tetapi kekurangannya adalah mudah tercuci oleh air

hujan atau air perkolasi sehingga tidak dapat bertahan

lebih lama di dalam tanah. Atas dasar keunggulan dan

kekurangan pupuk organik inilah, maka ditemukan

inovasi baru yang menggabungkan antara bahan organik

yang nisbah C/N > 30 dengan yang nisbah C/N < 30,

sehingga diperoleh keuntungan yang berkesinambungan,

yaitu peningkatan humus tanah (baca: kualitas tanah)

dan tersedianya unsur hara yang terus menerus di dalam

Page 31: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

14 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

tanah. Unsur hara yang semula mudah tercuci oleh air

hujan atau air perkolasi, sekarang dengan adanya pupuk

organik dari sumber bahan organik yang nisbah C/N >30

dapat dicegah terjadinya pencucian unsur hara tersebut.

Humus tanah mampu mengikat unsur hara sehingga

terhindar dari tercuci oleh air hujan atau air perkolasi.

2.3 Pupuk Organik Vs Kesuburan Tanah

Pupuk organik (baca: kompos) ialah pupuk yang

berasal dari sisa biomassa tanaman dan/atau hewan

yang mengalami pengomposan dalam waktu tertentu

sehingga membentuk humus tanah yang stabil (HDRA

1998, IFOAM 2012, Riwandi dkk 2015). Lama waktu

pengomposan yang biasanya dilakukan peneliti adalah

dari beberapa hari sampai dengan 3 bulan (Inckel et al.

2005; van Scholl & R. Nieuwenhuis. 2007). Berbagai cara

pengomposan yang dikenal, yaitu indore, bengalore,

blok, pit, trench, basket, dan boma (HDRA 2001; Riwandi

dkk 2012 & 2015). Macam biomassa tanaman ada yang

kaya nitrogen (N), dan ada biomassa yang kaya karbon

(C). Ke dua macam biomassa tanaman ini sangat

bermanfaat bagi pertumbuhan jasad renik tanah sebagai

sumber energi (baca: karbon, C). Pupuk kompos terdiri

Page 32: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 15

atas pupuk padat, pupuk cair, dan biogas. Kesuburan

tanah merupakan proses penyuburan tanah dengan

memberikan masukan ke dalam tanah berupa pupuk

(Riwandi dkk 2015). Pupuk yang dimaksud disini adalah

pupuk organik atau kompos, pupuk anorganik, bahan

kapur, dan/atau bahan pembenah tanah seperti zeolit,

batu fosfat, dan klei berkadar besi (Fe) tinggi. Istilah

tanah subur, kurang subur, atau tidak subur seringkali

muncul ketika pertumbuhan dan/atau produksi pertanian

mengalami kegagalan tumbuh atau panen. Apakah

hubungan antara pupuk organik dengan kesuburan

tanah? Pupuk organik memberikan unsur hara, hormon,

zat pengatur tumbuh (IAA), dan/atau senyawa organik

sederhana ke dalam tanah. Semua unsur hara, zat,

dan/atau senyawa yang terkandung di dalam pupuk

organik mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi

tanah, dan meningkatkan pertumbuhan tanaman yang

ada di atas tanah tersebut. Tanah yang mempunyai ke

tiga sifat yang optimum dan mampu meningkatkan

pertumbuhan tanaman dikatakan bahwa tanah tersebut

subur. Lawannya tanah subur adalah tanah tidak subur.

Tanah tidak subur adalah tanah yang mempunyai ke tiga

Page 33: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

16 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

sifat yang buruk dan tidak mampu meningkatkan

pertumbuhan tanaman di atas tanah tersebut. Hubungan

antara pupuk organik dengan kesuburan tanah adalah

sangat erat dalam hal mempertahankan ke tiga sifat

tanah tersebut dan mampu meningkatkan pertumbuhan

tanaman.

2.4 Pupuk Organik Vs Hasil Tanaman

Pupuk organik mengandung unsur hara esensial

yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk

pertumbuhan dan peningkatan hasil (yield). Unsur hara

yang banyak dijumpai di dalam pupuk organik adalah

unsur hara makro/mikro seperti misalnya, unsur makro

terdiri atas nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), belerang

(S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg), dan unsur hara

mikro terdiri atas besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu),

seng (Zn), molybdenum (Mo), boron (B), dan khlor (Cl) .

Pupuk organik juga mengandung hormon pertumbuhan

atau zat pengatur tumbuh (IAA), dan vitamin. Ke dua zat

ini juga sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan

tanaman yang normal. Hasil tanaman (yield) sangat

dipengaruhi oleh kecukupan unsur hara esensial makro

dan mikro. Tiap tanaman membutuhkan unsur hara

Page 34: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 17

dalam jumlah yang berbeda-beda satu sama lainnya.

Semakin bertambah umur tanaman semakin banyak

jumlah unsur hara esensial (makro dan mikro) yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman.

Misalnya, tanaman tahunan (perennial crop) seperti

tanaman karet, kelapa sawit, kopi, dan coklat

membutuhkan unsur hara esensial yang cukup banyak.

Biasanya tanaman tersebut mempunyai umur produktif

yang berbeda- beda satu sama lain, tetapi pada

umumnya berkisar antara 5 sampai dengan 15 tahun,

setelah lebih 15 tahun, hasil tanaman menurun sesuai

dengan bertambah umur tanaman.

Page 35: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

18 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Bab 3. Getah Karet

3.1 Sejarah Tanaman Karet

Karet alam adalah produk dari pengolahan lateks

pohon yang diperoleh melalui torehan tanaman karet.

Lateks berfungsi sebagai cadangan makanan dan ‘bahan

penyembuh’ bila kulit pohon terluka (Siswoputranto

1981). Sebelum ditemukannya tanaman karet (Hevea

brasiliensis), penduduk Amerika Selatan, Afrika, dan Asia

telah mengenal pohon karet penghasil getah. Hasil getah

karet dipasarkan ke Eropa dari Amerika Selatan pada

pertengahan abad ke 19 dalam bentuk lateks beku dan

kering untuk bahan pembuatan sepatu, kain kedap air

Page 36: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 19

dengan cara yang sangat sederhana. Tanaman Castilla

elastic yang tumbuh luas di hutan Bolivia sampai dengan

Meksiko sebagai penghasil getah karet dengan cara

menebang pohonnya. Semakin lama semakin habis

pohon Castilla elastic karena ditebang untuk mengambil

getahnya. Banyak sekali pohon penghasil getah bila

ditoreh batangnya yang tumbuh di hutan Amazon.

Misalnya, tanaman guayule (Parthenium orgentatum)

yang tumbuh di utara Meksiko, tanaman Funtumia elastic

yang tumbuh di Afrika, Ficus elastic yang tumbuh di

India, dan tanaman perdu Kok-saghyz yang terdapat di

Rusia. Tanaman elastica yang tumbuh di hutan semakin

lama semakin habis karena di tebang. Orang mencari ke

dalam hutan sepanjang sungai Amazon dan menemukan

pohon hevea yang dapat ditoreh dan menghasilkan

getah. Dengan cara melukai kulit batangnya tanpa perlu

menebang untuk memperoleh getah karet. Mulailah saat

itu dikenal pohon hevea brasiliensis yang dapat

menghasilkan getah karet bila disadap secara teratur.

Mulai saat itu penelitian tanaman karet dilakukan

terutama di Eropa dan Brazil. Mulai tahun 1770 sampai

dengan 1819 di Inggris ditemukan produk karet rubber

Page 37: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

20 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

yang dapat menghapus tulisan pensil, ditemukan pula

cara mengangkut lateks dari Inggris ke Eropa tanpa ada

kerusakan karena sifat-sifat karet yang tahan panas,

kenyal, dan tidak mengalirkan arus listrik. Pada tahun

1825 diterbitkan buku botani ‘Hevea brasiliensis Muell

Erg., berasal dari daerah Amazon Brasilia, tetapi pada

saat itu belum ada arti ekonomis karet. Pada tahun 1839

Charles Goodyear menemukan cara vulkanisasi melalui

mencampur karet dengan belerang (S), dipanaskan pada

temperatur 120o-130oC. Cara ini memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan mekanis karet. Misalnya, sifat kenyal, tidak

menyerap air, tahan panas, tahan asam atau alkali.

Dengan ditemukannya cara vulkanisasi karet maka

terbuka peluang dibuatnya ban dari karet. Dunlop

membuat ban dari karet dan Goodrich (Amerika)

membuat ban pompa untuk mobil. Dengan ditemukannya

cara vulkanisasi maka permintaan karet terus meningkat

dan harga karet semakin mahal. Sejarah budidaya karet

alam di Asia Tenggara dikenal dari Wichkam. Pada tahun

1876 H.A Wichkam, Direktur Kew Garden (London)

berhasil mengumpulkan biji-biji karet (Hevea brasiliensis)

dari Brasilia ke Kew Garden. Kemudian biji-biji karet

Page 38: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 21

disemaikan di Kew Garden pada tahun 1876. Inilah titik

awal dimulainya penanaman karet di Asia Tenggara. Pada

tahun 1877 tanaman karet yang tumbuh dikirim dari Kew

Garden ke Kebun Raya Bogor Indonesia, kebun raya di

Srilanka, kebun raya di Penang, dan kebun raya di

Singapura. Pada tahun 1905 dibuka perkebunan karet di

Malaysia. Hubungan dagang antara penduduk daerah

pantai Sumatera dan Kalimantan dengan penduduk

daerah Malaka terjalin. Biji-biji karet dibawa pulang dan

ditanam di kampungnya terutama buruh-buruh dari

Sumatera dan Kalimantan. Mulailah dikenal usaha

penanaman karet di Jambi, Palembang, dan pantai

Kalimantan.

3.2 Komposisi Getah Karet

Karet alam diperoleh dari Hevea brasiliensis, suatu

tanaman karet dari familia Euphorbiacieae dan dikenal

dengan nama “rubber tree”. Lateks disadap dan

dikumpulkan dari getah karet (milky sap) dan dihasilkan

33% karet, cis-1,4-polyisoprene, 2% resin, 65% air dan

protein. Lateks mentah (crude latex) dikumpulkan di

dalam larutan ammonia untuk mencegah pertumbuhan

mikrob. Lateks mengandung 2% protein atau asam

Page 39: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

22 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

amino, 1% lemak, 0,5% karbohidrat, dan garam-garam

mineral 0,5% (Dupont et al. 1995; Khan et al. 2016).

Protein, asam amino, dan lemak sebagai penyebab alergi

kulit (Khan et al. 2016). Kualitas getah karet/lateks

dipengaruhi oleh protein/asam amino, lemak, dan

karbohidrat. Lateks yang mempunyai kualitas baik

biasanya mengandung kadar protein/asam amino cukup

tinggi.

3.3 Peluang Limbah Karet Sebagai Pupuk

Organik Lokal

Limbah karet dikelompokkan ke dalam 2 golongan,

pertama, limbah cair, dan limbah padat. Limbah cair

biasanya digunakan sendiri oleh perusahaan pengolahan

getah karet untuk pupuk perkebunan karet. Limbah

padat yang dihasilkan dari kolam pertama pengendapan

sisa-sisa karet yang terbuang dikumpulkan di dalam

kolam tersebut. Kolam pengendapan sisa-sisa karet

setelah penuh kira-kira 2 minggu, sisa-sisa karet diambil

dari kolam dan diangkut dengan kendaraan truk untuk

ditumpuk di lapangan. Bertahun-tahun sisa-sisa karet

ditumpuk di lapangan, tanpa ada yang memanfaatkannya

untuk keperluan pemupukan. Umur sisa-sisa karet yang

Page 40: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 23

ditumpuk mulai dari nol tahun sampai dengan 4 tahun

atau lebih. Pada saat kini sisa-sisa karet tersebut hanya

diambil penduduk setempat untuk media tanaman

bunga. Apakah sisa-sisa karet (sebut saja ‘limbah karet’)

mempunyai peluang untuk dijadikan pupuk organik lokal?

Bila ya, apakah limbah karet mengandung unsur hara

atau nilai pH yang sesuai dengan kebutuhan tanaman?

Bagaimanakah pengomposan limbah karet untuk dapat

dijadikan pupuk organik lokal? Beberapa pertanyaan

yang harus dijawab agar diperoleh manfaat yang besar

dari limbah karet. Pertanyaan pertama dapat dijawab

peluang limbah karet dijadikan pupuk organik lokal

sangat besar, karena jumlahnya sangat besar dan belum

banyak orang yang memanfaatkannya untuk pupuk bagi

tanaman pertanian termasuk tanaman karet itu sendiri.

Pertanyaan ke dua dapat dijawab dengan menyajikan

hasil analisis Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian UNILA dan hasil analisis Laboratorium

Ilmu Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Hasil

analisis Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

UNIB dan Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Tanah

Fakultas Pertanian UNILA tentang kotoran sapi sebagai

Page 41: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

24 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

pencampur limbah karet yang dijadikan pupuk organik

lokal.

Tabel 1. Hasil analisis pH dan unsur hara bahan limbah

karet dan kotoran sapi

Bahan pH C (%) N (%) P

(%)

K

(%)

Keteran

gan

Limbah Karet 1 6,6 14,65 0,50 0,25 0,01 UNILA

Limbah Karet 2 7,0 36,45 1,10 0,35 0,03 UGM

Kotoran Sapi 1 7,4 15,71 1,20 0,25 0,19 UNIB

Kotoran Sapi 2 7,0 22,52 1,56 0,17 0,70 UNILA

Keterangan: Limbah karet 1 dan kotoran sapi 1 digunakan pada

penelitian tahun 2016 dan limbah karet 2 dan kotoran sapi 2

digunakan pada penelitian tahun 2017

Tabel 1 menunjukkan bahwa limbah karet 1

berumur 8 tahun lebih yang mempunyai pH 6,6 (netral)

dan karbon (C) 14,65%, nitrogen (N) 0,50%, fosfor (P)

0,25%, dan kalium (K) 0,01%. Rasio C/N limbah karet 1

= 29,3 artinya limbah karet ini telah mengalami

dekomposisi lanjut oleh jasad renik tanah. Limbah karet

2 berumur kurang dari 4 tahun yang mempunyai pH 7,0

dan karbon (C) 36,45%, nitrogen (N) 1,10%, fosfor (P)

0,35%, dan kalium (K) 0,03%. Rasio C/N limbah karet 2=

33,1, artinya limbah karet sedang mengalami

Page 42: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 25

dekomposisi oleh jasad renik tanah. Pupuk organik lokal

membutuhkan kotoran sapi sebagai pencampur limbah

karet dalam pembuatannya. Kotoran sapi 1 yang berumur

1 tahun mempunyai pH 7,4 dan karbon ( C) 15,71%,

nitrogen (N) 1,20%, fosfor (P) 0,25%, dan kalium (K)

0,19%. Kotoran sapi 2 yang berumur kurang dari 1 tahun

mempunyai pH 7,0 dan karbon ( C) 22,52%, nitrogen (N)

1,56%, fosfor (P) 0,17%, dan kalium (K) 0,70%. Rasio

C/N kotoran sapi 1 = 13, artinya kotoran sapi sudah

matang atau masak. Rasio C/N kotoran sapi 2 = 14,

artinya kotoran sapi sudah matang atau masak. Limbah

karet 1 dan/atau 2, ditambah dengan kotoran sapi 1

dan/atau 2 dapat memberikan peluang yang besar untuk

pembuatan pupuk organik lokal yang bermutu baik.

Kelemahan yang ditemukan ketika pembuatan pupuk

organik lokal dari limbah karet adalah masih ditemukan

butiran-butiran karet yang utuh tidak dapat

terdekomposisi dengan sempurna. Dalam waktu 7

minggu pengomposan limbah karet dan kotoran sapi

tidak cukup waktu untuk mendekomposisi butiran-butiran

karet. Dengan demikian, perlu diayak dengan ayakan

diameter 1 cm untuk mendapatkan pupuk organik lokal

Page 43: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

26 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

yang bebas dari butiran-butiran karet. Bagaimanakah

caranya membuat pupuk organik lokal dari limbah karet

dan kotoran sapi? Bab selanjutnya akan menerangkan hal

ini.

Page 44: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 27

Bab 4. Metode Penelitian

4.1 Pembuatan Pupuk Organik Lokal dari Limbah

Karet

4.1.1 Bahan

a. Limbah karet 1000 kg: Limbah karet diayak

untuk memisahkannya dari batu, krakal, krikil

dan ditimbang menggunakan neraca kapasitas

100 kg, dan dimasukan ke dalam karung

kapasitas 50 kg. Limbah karet berasal dari pabrik

pengolahan karet dari PTPN VII Padang Plawi

Bengkulu.

Page 45: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

28 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

b. Kotoran sapi 1000kg: Kotoran sapi diambil yang

sudah matang atau masak, dibersihkan dari

batu, krakal, krikil, dan seresah tanaman pakan

sapi. Kotoran sapi berasal dari Kandang

Peternakan Sapi Fakultas Pertanian UNIB.

c. Effective Microorganism 4 (EM4) 2 Liter: EM4

dapat diperoleh di Toko Pertanian setempat.

Periksa masa berlaku sampai kapan. Beli EM4

yang masih baik, belum kadaluarsa.

d. Urea 2 kg: Urea dapat diperoleh di Toko

Pertanian setempat. Beli urea yang masih baik

mutunya, biasanya warna putih dan kering.

e. Gula 2 kg: Gula dapat dibeli di warung atau toko

Swalayan.

f. Tanah bagian atas (topsoil) 4 kg: Tanah ini

diperoleh dari kebun yang kaya humusnya,

biasanya di bawah tegakan pohon pisang.

g. Abu bakaran sekam padi 4 kg: Sekam padi

dibakar sampai warnanya putih, dan abunya

dikumpulkan dan ditimbang.

h. Urine sapi 10L: Ditampung air kencing sapi

dengan menyalurkan air kencing ke dalam

Page 46: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 29

saluran dan ditampung di ujung saluran dengan

ember.

4.1.2 Alat

a. Karung cap. 50 kg, 100 lembar: Karung dibeli di

Toko Plastik terdekat untuk wadah limbah karet,

kotoran sapi, dan/atau pupuk organik lokal.

b. Bambu gelondongan 1 buah: Bambu dipotong

setiap 1 meter dan diberi lubang untuk ventilasi

udara/gas dibuat setiap jarak bambu 10 cm,

selang-seling.

c. Neraca gantung cap.100kg, 1 buah: Neraca

dibeli di Toko Bangunan atau Toko Pertanian

untuk menimbang bahan pupuk organik lokal.

d. Sekop 1 buah

e. Cangkul 2 buah

f. Gerobak merek Arco 1 buah

g. Parang 1 buah

h. Selang air 10 M: Untuk menyiram bahan pupuk

agar tetap basah/lembab.

i. Ember 4 buah: Untuk mencampur EM4 1 L +

gula 1 kg + urea 1 L dengan air bersih 10L.

Page 47: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

30 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

j. Garpu 1 buah: Untuk membongkar pupuk

organik lokal.

k. Bak kompos ukuran 7 m (p) x 2 m(l) x 1m (d):

Untuk mengomposkan bahan pupuk.

l. Ayakan ukuran 2 m (p) x 1 m (l): Terbuat dari

kawat anti karat yang berlubang diameter 1-2

cm untuk menyaring bahan pupuk organik lokal.

m. Terpal ukuran 6 m x 4 m 1 buah: Untuk

menutup bahan yang dikomposkan atau bila

tidak ada, dapat diganti dengan daun pisang.

4.1.3 Prosedur

a. Disiapkan semua bahan: Limbah karet 1000 kg,

kotoran sapi 1000 kg, EM4 2 L, gula 2 kg, urea 2

kg, tanah topsoil 4 kg, abu bakaran sekam padi

4 kg, dan urine sapi 10L.

b. Dibuat larutan EM4 dengan cara sebagai berikut:

EM4 2 L, gula 2 kg, dan urea 2 kg dimasukkan

ke dalam ember dan ditambahkan air bersih 12

L, kemudian didiamkan semalam sampai dengan

keesokan harinya.

c. Keesokan harinya, terlebih dahulu limbah karet

dimasukkan ke dalam bak kompos, diratakan

Page 48: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 31

dengan lantai bak kompos, disusul dengan

kotoran sapi di atas limbah karet, diratakan,

disusul lagi dengan tanah topsoil di atas kotoran

sapi, diratakan, disusul lagi dengan abu bakaran

sekam padi, diratakan, disusul lagi dengan

disiram menggunakan larutan EM4.

d. Dipasang pipa PVC panjang 1 M yang telah

dilubangi 4 buah di 4 titik sudut. Pipa

dibenamkan separuh dari panjang pipa PVC.

e. Inkubasi bahan pupuk organik lokal selama 6

sampai dengan 7 minggu dalam bak kompos

(Gambar 1).

f. Ditutup bahan dengan terpal rapat-rapat atau

daun pisang (bila tidak ada terpal).

g. Tiap minggu dilakukan pengukuran sifat pupuk

organik lokal (Gambar 2), dan tiap 2 minggu

sekali dilakukan pembalikan pupuk organik lokal

(Gambar 3).

h. Urine sapi 10L disiramkan pada minggu ke 3 dan

5 dengan menggunakan gembor di permukaan

pupuk organik lokal kemudian disiram dengan air

bersih (Gambar 4).

Page 49: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

32 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Gambar 1. Inkubasi pupuk organik lokal di dalam bak kompos (Foto:

Riwandi, 2017)

Gambar 2. Pengukuran pH pupuk organik lokal dengan indikator pH

scala 1-14 made in Merck, Germany (Foto: Riwandi, 2017)

Gambar 3. Pembalikan pupuk organik lokal (Foto: Riwandi,

2017)

Gambar 4. Metode Indore : Pupuk kompos disiram dengan

urine sapi (Sumber: HDRA, 2001)

4.2 Parameter Mutu Baku Pupuk Organik Lokal

4.2.1 Temperatur

Temperatur sampel pupuk organik lokal diukur

dengan termometer Hg setiap minggu pada kedalaman

0-20 cm, 20-40 cm, dan 40-60 cm sebanyak 5 titik

Page 50: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 33

sampel. Caranya adalah dimasukan sebatang besi ke

dalam pupuk organik lokal sesuai dengan kedalaman

pupuk organik lokal, batang besi diangkat ke atas, dan

dimasukkan termometer Hg ke dalam lubang yang dibuat

dengan batang besi, ditunggu kira-kira 2-3 menit,

kemudian termometer diangkat dan dibaca

temperaturnya, kemudian dicatat pada buku

pengamatan. Untuk lebih jelas dapat disajikan dalam

Gambar 5.

Gambar 5. Pengukuran temperatur pupuk organik lokal setiap

lapis 0-20 cm, 20-40 cm, 40-60 cm (Foto:Riwandi, 2017)

Page 51: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

34 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

4.2.1 Kadar air

Kadar air sampel pupuk organik lokal diukur

secara gravimetrik di laboratorium. Caranya sebagai

berikut: Pertama, ditimbang cawan porselin kosong

(misalnya a gram), kemudian sampel pupuk organik lokal

dimasukkan ke dalam cawan porselin kosong lalu

ditimbang (misalnya b gram). Cawan porselin berisi

sampel pupuk organik lokal dikeringkan di dalam oven

pada temperatur 105oC selama 4 jam lebih (semalam).

Keesokan harinya diambil cawan porselin berisi sampel

pupuk organik lokal kemudian dimasukkan ke dalam

desikator sampai dengan dingin. Setelah itu cawan

porselin berisi sampel pupuk organik lokal tadi ditimbang

beratnya (misalnya c gram). Dihitung persen kadar airnya

dengan rumus: KA (%) = (b-c)/(c-a) x 100

4.2.3 Warna

Warna sampel pupuk organik lokal ditetapkan

dengan buku Munsell’s soil color chart yang mempunyai

Hue, Value, dan Chroma. Caranya sebagai berikut:

sebongkah kecil pupuk organik lokal diambil, kemudian

dicocokan warnanya dengan warna yang tertera di buku

tersebut. Dicatat nilai hue, value, dan chrome. Contoh:

Page 52: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 35

10YR 2/1 dengan keterangan 10YR = hue; 2 = value; dan

1 = chrome. 10YR2/1 artinya warnanya hitam.

Seperangkat alat dan bahan uji pupuk organik lokal

termasuk uji warna disajikan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Seperangkat alat dan bahan uji pupuk

organik lokal (Foto: Riwandi, 2017)

4.2.4 pH

pH pupuk organik lokal ditetapkan dengan

indikator pH universal skala 1-14 Merck, Germany.

Caranya sebagai berikut: diambil sebongkah pupuk

organik lokal, dimasukkan ke dalam botol film, ditambah

air suling (akuades) sampai penuh. Kemudian diaduk

Page 53: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

36 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

menggunakan gelas pengaduk (bila tidak ada, dapat

diganti dengan sebilah bambu), didiamkan selama 30

menit. Setelah itu, diambil 1 lembar kertas indikator pH

dicelupkan ke dalam larutan yang berisi pupuk organik

lokal dan diangkat dari larutan tersebut. Warna yang

timbul pada lembar kertas pH dicocokan dengan warna

yang tertera pada kotak kertas pH. Dicatat berapa nilai

pHnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Pengukuran pH pupuk organik lokal dengan

indikator pH Merck Germany (Foto: Riwandi, 2017)

4.2.4 Jamur

Jamur yang tumbuh di atas permukaan pupuk

organik lokal ada/tidak ada. Bila ada diberi tanda +

Page 54: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 37

artinya sedikit; ++ artinya cukup; +++ artinya banyak.

Bila tidak ada jamur diberi tanda -.

4.2.5 Cacing tanah

Cacing tanah yang dijumpai di atas permukaan

pupuk organik lokal ada/tidak ada. Bila ada diberi tanda

+ artinya sedikit; ++ artinya cukup; +++ artinya banyak.

Bila tidak ada jamur diberi tanda -.

4.2.6 Tekstur

Tekstur atau kasar/halus partikel pupuk organik

lokal. Caranya sebagai berikut: Diambil sebongkah pupuk

organik lokal, digosok di antara ibu jari dan telunjuk jari.

Bila terasa kasar artinya tekstur kasar, dan bila terasa

licin artinya tekstur halus.

4.2.7 Nitrogen (N)

Nitrogen pupuk organik lokal ditetapkan di

Laboratorium Ilmu Tanah dengan metode Kjeldhal.

4.2.8 Fosfor (P)

Fosfor pupuk organik lokal ditetapkan di

Laboratorium Ilmu Tanah dengan metode pembakaran

basah (wet combustion).

Page 55: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

38 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

4.2.9 Kalium (K)

Kalium pupuk organik lokal ditetapkan di

Laboratorium Ilmu Tanah dengan metode pembakaran

basah (wet combustion).

4.3 Aplikasi Pupuk Organik Lokal dari Limbah

Karet di Kebun Karet

4.3.1 Menggali lubang pupuk

Lubang untuk meletakan pupuk organik lokal

digali menggunakan alat khusus mirip dengan alat dodos

buah kelapa sawit, sebut saja ‘dodos tanah’. Ukuran

lubang pupuk adalah 60 cm (p) x 60 cm (l) x 60 cm (d).

Setiap pohon karet mempunyai 4 buah lubang yang

dibuat mengikuti mata angin. Jarak antara pohon dan

lubang pupuk adalah 1 meter. Untuk lebih jelas dapat

dilihat dalam Gambar 8.

Page 56: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 39

Gambar 8. Penggalian lubang pupuk (Foto: Riwandi

2017)

4.3.2 Meletakan pupuk organik lokal ke dalam

lubang

Pupuk organik lokal diletakan ke dalam lubang

kemudian ditutup dengan tanah sampai dengan

mendekati sejajar permukaan tanah semula (kira-kira 5

cm), kemudian diberi potongan karung plastik (tujuannya

untuk menghindari diganggu babi yang mengorek-ngorek

tanah untuk mencari cacing tanah), dan ditutup kembali

dengan tanah sampai dengan rata permukaannya. Dosis

pupuk organik lokal yang diaplikasikan sebagai berikut: 0

Page 57: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

40 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

tonha-1, 5 tonha-1, 10 tonha-1, 15 tonha-1, 20 tonha-1, dan

25 tonha-1 setara dengan 0 kgpohon-1, 10 kgpohon-1, 20

kgpohon-1, 30 kgpohon-1, 40 kgpohon-1, dan 50 kgpohon-

1. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam Gambar 9.

Gambar 9. Pemupukan pupuk organik lokal diawali dengan

pemupukan unsur mikro besi dan tembaga warna biru (Foto:

Riwandi, 2017)

Page 58: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 41

Bab 5. Hasil Penelitian

Limbah Karet

5.1 Hasil Analisis Pupuk Organik Lokal Selama 7

Minggu Inkubasi

Tabel 2. Rerata hasil analisis pupuk organik lokal (POL)

selama 7 minggu inkubasi

Minggu ke

Bahan

Temperatur (oC)

Warna Munsell

Tekstur

Bau pH (H20)

Kadar Air (%)

I POL 27,2 hitam kasar bau 8,0 62,840 II POL 31,3 hitam kasar bau 8,0 61,654 III POL 35,0 hitam kasar bau 8,0 60,215 IV POL 33,4 hitam kasar bau 8,0 62,894 V POL

34,3 hitam kasar

tidak bau 7,2 63,278

VI POL 34,2 hitam halus

tidak bau 6,9 63,669

VII POL 35,7 hitam halus

tidak bau 7,0 60,000

Berdasarkan atas hasil analisis pupuk organik lokal (tabel

2) dapat diterangkan bahwa setelah 7 minggu inkubasi

Page 59: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

42 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

pupuk organik lokal sudah masak/matang dengan ciri-

cirinya sebagai berikut: warna hitam, tekstur halus, tidak

berbau, pH 7,0, dan kadar airnya 60%. Kadar air pupuk

organik lokal ini sangat tinggi sehingga perlu dilakukan

pengeringan dengan cara diangin-anginkan di atas

tampah atau niru agar kadar airnya menurun sampai

dengan kurang dari 50%. Pengeringan pupuk organik

lokal dengan cara diangin-anginkan sangat baik karena

tidak akan merubah sifat pupuk organik lokal seperti

misalnya C-organik/bahan organik, nitrogen (N), nisbah

C/N, fosfor (P), kalium (K), pH, kapasitas jerap air dan

kapasitas tukar kation, dan lain-lain.

Tabel 3 Hasil analisis POL komposit setelah akhir

inkubasi (7 minggu)

Bahan C (%) N (%) C/N P (%) K (%)

POL 17,12 0,87 19,7 0,57 0,83

Tabel 3 menunjukkan bahwa pupuk organik lokal (POL)

mempunyai kadar C-organik yang tinggi (17,12%),

nitrogen (N) yang tinggi (0,87%), nisbah C/N pupuk

organik lokal 19,7 lebih tinggi sedikit dibanding dengan

Page 60: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 43

nisbah C/N tanah 10-12. Hal ini sangat baik karena proses

pembusukan atau pengomposan bahan organik terus

berlangsung. Dengan demikian, penyediaan unsur hara

terutama nitrogen (N) cukup banyak. Kemungkinan

membutuhkan waktu yang cukup lama (mungkin 6 bulan

s.d 1 tahun) agar supaya dapat tercapai nisbah C/N

pupuk organik lokal yang sama dengan nisbah C/N tanah.

Kalau telah tercapai nisbah C/N 10-12 ini berarti proses

pembusukan atau pengomposan telah selesai. Pupuk

organik lokal telah menjadi humus tanah. Humus tanah

disebut juga bunga tanah karena mengandung nutrisi

yang sehat untuk tanaman dan organisme yang lain

seperti cacing tanah.

Page 61: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

44 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

5.2 Hasil Pengamatan Getah Karet Sebelum dan

Setelah Diberi Pupuk Organik Lokal di Kebun

Karet

Tabel 4. Rerata hasil lateks sebelum dan setelah diberi

POL di kebun karet setelah 3 bulan

pemupukan

Berdasarkan atas hasil lateks pada Tabel 3 marilah kita

bahas satu per satu sebagai berikut: Dengan asumsi

bahwa jarak tanam karet 6 m x 3,1 m, luas lahan 1 hektar

= 10 000 m2, jumlah pohon per hektar 538 (dibulatkan)

pohonha-1 dan frekuensi penyadapan 3 hari sekali atau 10

kali sadap dalam 1 bulan. Asumsi ini berlaku untuk semua

variabel yang diukur.

Volume lateks 10 menit pertama disadap tidak

menunjukkan beda nyata secara statistik antara

perlakuan POL dengan kontrol (tanpa pupuk). Namun,

terdapat kecenderungan meningkatnya volume lateks 10

menit pertama dengan adanya pupuk organik lokal.

Page 62: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 45

Volume lateks 10 menit pertama yang tertinggi, 26, 7475

mL per pohon. Hal ini berarti bahwa aliran lateks selama

10’ (sejak mulai disadap sampai dengan 10 menit aliran

lateks) meningkat dengan pesat sehingga volume lateks

yang dihasilkan selama 10 menit berjumlah 26,7475 mL

per pohon setara dengan 431 (dibulatkan) liter ha-1

dijumpai pada dosis POL 5 tonha-1.

Secara statistik terdapat perbedaan yang nyata

volume lateks total antara perlakuan POL dan tanpa

pupuk. Volume lateks total yang tertinggi 197,66250 mL

per pohon. Hal ini berarti bahwa aliran lateks setelah 3

jam sejak mulai sadap diperoleh volume lateks total

197,66250 mL per pohon setara 3188 liter ha-1 dijumpai

pada dosis POL 10 tonha-1.

Secara statistik bobot lateks basah terdapat

perbedaan yang nyata antara perlakuan POL dengan

tanpa pupuk. Bobot lateks basah yang tertinggi 197,5250

gram per pohon setara dengan 3540 kgha-1 dijumpai pada

dosis POL 10 tonha-1.

Secara statistik bobot lateks giling terdapat

perbedaan yang nyata antara perlakuan POL dengan

tanpa pupuk. Bobot lateks giling yang tertinggi 76,6975

Page 63: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

46 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

gram per pohon setara dengan 1238 kgha-1 dijumpai pada

dosis POL 10 tonha-1.

Secara statistik bobot lateks kering terdapat

perbedaan yang nyata antara perlakuan POL dengan

tanpa pupuk. Bobot lateks kering yang tertinggi 65,8275

gram setara dengan 1062 kgha-1 dijumpai pada dosis POL

10 tonha-1.

Kadar abu dalam lateks karet tidak menunjukkan

perbedaan yang nyata secara statistik. Kadar abu dalam

lateks mencerminkan kadar mineral dalam lateks. Kadar

abu dalam lateks sangat kecil kurang dari 0,50% dari

total bobot lateks kering. Demikian juga dengan kadar

kotoran dalam lateks tidak menunjukkan perbedaan yang

nyata secara statistik. Kadar kotoran dalam lateks

mencerminkan kemurnian lateks dari campuran bahan

yang lain. Kadar kotoran dalam lateks yang diperoleh dari

percobaan adalah kurang dari 0,05% berarti bahwa

lateks yang dihasilkan dari penyadapan murni.

Page 64: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 47

Penutup

Tiga belas langkah pokok yang diperhatikan untuk

pembuatan pupuk organik lokal dari limbah karet sebagai

berikut:

1. Bahan pupuk organik lokal yang dipakai adalah

limbah karet yang berasal dari pabrik pengolahan

karet milik PTPN VII Padang Plawi Bengkulu.

Limbah karet yang telah berumur lebih dari 4

tahun dengan pH 7.

2. Kotoran sapi yang setengah matang sebagai

pencampur bahan pupuk organik lokal dengan

perbandingan antara kotoran sapi dan limbah

karet 1:1.

3. Tanah atasan (topsoil) yang kaya humus tanah

dipakai sebagai sumber jasad renik tanah dan

unsur hara nitrogen (N).

Page 65: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

48 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

4. Abu bakaran sekam padi juga dipakai untuk

menambah kalium (K) ke dalam pupuk organik

lokal.

5. Urine sapi dipakai untuk menambah kadar

nitrogen (N) dan merangsang perkembang-biakan

jasad renik (mikroorganisme).

6. Effective Microorganism 4 dikenal dengan EM4

dipakai untuk mengasup jasad renik yang

berfungsi sebagi perombak bahan organik dari

limbah karet dan kotoran sapi.

7. Lokasi pembuatan pupuk organik lokal sebaiknya

dekat dengan sumber air dan dibawah naungan

pohon pisang atau diberi atap dengan kelembaban

tanah yang terjaga.

8. Bak tempat pembuatan pupuk organik lokal

berukuran 7 m (p) x 2 m (l) x 1 m (d) dengan

lantai bak miring 5o.

9. Susunan bahan pupuk organik lokal di dalam bak

dimulai dari lantai dasar bak sampai ke permukaan

adalah limbah karet, kotoran sapi, topsoil, abu

bakaran sekam padi, dan disiram dengan EM4 dan

urine sapi.

Page 66: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 49

10. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan air

bersih ke seluruh permukaan bahan pupuk organik

lokal sampai dengan terlihat air drainase mengalir

di bagian lantai bak, penyiraman dihentikan.

11. Metode pembuatan pupuk organik lokal ini adalah

metode aerob artinya ada lalu-lintas udara/gas

dari/ke dalam pupuk organik lokal. Pemasangan

bambu yang telah diberi lubang setiap jarak 10 cm

selang-seling agar udara/gas dapat melalui lubang

tersebut.

12. Jumlah pupuk organik lokal yang dianjurkan setiap

kali dibuat 2000 kg dengan waktu inkubasi selama

7 minggu inkubasi.

13. Aplikasi pupuk organik lokal di kebun karet rakyat

dengan dosis pupuk yang berbeda mulai dari

tanpa pupuk, 5, 10, 15, 20, dan 25 tonha-1.

Hasilnya sangat memuaskan karena ada

peningkatan jumlah dan kualitas getah karet yang

dihasilkan setelah dicobakan pupuk organik lokal.

SELAMAT MENCOBA

Page 67: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

50 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Daftar Pustaka

Bremmer, E. & K. Ellert. 2004. Soil quality indicators: a

review with implications for agricultural

ecosystems in Alberta. Alberta Env.Sustainable

Agric. Soil Quality Program, Alberta Agric., Food,

and Rural Dev. Lethbridge, Alberta.

Doran, J. W., D. C.Coleman, D. F. Bezdicek, and B. A.

Stewart .1994. Defining Soil Quality for a

Sustainable Environment. SSSA Special Publ.

Number 35. Madison,USA

Doran, J.W. and Safley, M. 1997. Defining and assessing

soilth and sustainable produkcitivity. In:

Pankhurst, C. et al. (eds). Biological indicators of

soil health. Wallingford, UK: CAB International.

p. 1–28.

Page 68: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 51

Dupont, J., F. Moreau, J.L. Jacob, and C. Lance, 1995.

Some Characteristic of The Lutoid in Hevea

brasiliensis latex. International Rubber

conference.Rubber Riset Institute of Malays.

Kuala Lumpur.

Foth, H. D., & B. G. Ellis. 1997. Soil Fertility. CRC Press,

Inc Boca Raton FL.

HIDRA, 1998. Composting inthe Tropics. The organic

organization, Ryton Organic Gardesn Coventry

CV8 3LG, United Kingdom. www. hdra.org.uk

HIDRA, 2001. Composting inthe Tropics II. The organic

organization, Ryton Organic Gardesn Coventry

CV8 3LG, United Kingdom. www. hdra.org.uk

IFOAM, 2012. Composting. Training Manual on Organic

Agriculture in the Tropics.

http://betuco.be/compost/Composting.pdf

Inckel, M., P. de Semet, T. Tersmette, T. Veldkamp.

2005. Preparation and use of compost. Agrodok

8. Agromisa Foundation, Wageningen. 65 pages.

Khan, S.L; J.O.Podjasek; V.A. Dimitropoulos; C.W.

Brown Jr. 2016. Natural rubber latex allergy.

Page 69: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

52 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Science Direct disease-a-month. J.

homepage:www.elsevier.com/locate/disamonth.

Email: [email protected]

Munawar, A. 2011. Kesuburan tanah dan nutrisi

tanaman. IPB Press. Bogor. 240 halaman

Radjagukguk, B. 1982. Daur Hara pada Pertanaman

Karet, Kopi, dan Coklat. Lecture Notes and

Discussion Material Soils and Nutrition

Workshop/Seminar Lembaga Pendidikan

Perkebunan, Yogyakarta, 8-20 Februari 1982.

Radjagukguk, B. 1982. Pupuk: Karakteristik-

Karakteristiknya dan Cara Pemberiannya. Lecture

Notes and Discussion Material Soils and Nutrition

Workshop/Seminar Lembaga Pendidikan

Perkebunan, Yogyakarta, 8-20 Februari 1982.

Riwandi, Merakati, and Hasanudin. 2012. Pupuk kompos

& teknologi pembuatannya. Teknologi Tepat

Guna. Unib Press. ISBN: 978-979-9431-74-5.

Bengkulu. Indonesia.

Riwandi, Prasetyo, and Hasanudin. 2015. Pupuk kompos

input ganda metode indore. Teknologi Tepat

Page 70: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 53

Guna. Unib Press. ISBN: 978-979-9431-89-9.

Bengkulu. Indonesia.

Rosmarkam, A. 2001. Ilmu kesuburan tanah. Jurusan

Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

209 halaman

Siswoputranto,P. S. 1981. Perkembangan karet

Internasional. Lembaga Penunjang Pembangunan

Nasional (LEPPENAS). Jakarta. Indonesia.

Van Scholl, L. & R. Nieuwenhuis. 2007. Soil fertility

management. Agrodok 2. CTA. Agromisa

Foundation, Wageningen. Pages 83.

Page 71: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

54 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Biodata Penulis

Prof. Dr. Ir. Riwandi, MS. dilahirkan di desa Sumanik, Batusangkar, Sumatera Barat pada tanggal 19 Agustus 1956. Sejak kecil penulis merantau ke Palembang, Sumatera Selatan dan menamatkan pendidikan di SD Muhammadiyah Balayudha Palembang tahun 1970, kemudian meneruskan ke

SMP Negeri X Palembang, lulus pada tahun 1973. Pendidikan menengah atas ditamatkan tahun 1976 di SMA Negeri III Palembang. Pada tahun 1977, penulis meneruskan kuliah di Fakultas Pertanian UGM dan lulus dengan gelar insinyur bidang Ilmu Tanah tahun 1983. Setelah selesai pendidikan S1, penulis menimba pengalaman survei tanah P4S (Proyek Pengembangan Persawahan Pasang Surut) di Kalimantan Tengah bergabung dengan tim survei tanah Fakultas Pertanian UGM. Kemudian penulis mulai mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Pertanian UNIB sejak bulan Maret 1984. Pada tahun yang sama, penulis mengikuti kursus pengembangan metode analisis tanah, air, dan tanaman di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM (6 bulan) dengan biaya dari UNIB. Setelah selesai kursus,

Page 72: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 55

penulis kembali ke Fakultas Pertanian UNIB untuk mengabdikan diri sebagai dosen dan diangkat sebagai CPNS pada bulan Maret 1985. Selama 3 tahun berturut-turut sejak 1986-1988, penulis menimba pengalaman managemen laboratorium di Universitas Andalas dengan penyandang dana dari WUAE kerjasama dengan negara Inggris. Penulis melanjutkan studi S2 bidang IlmuTanah di Program Pascasarjana UGM pada bulan Agustus 1988 dengan beasiswa TMPD Dikti dan lulus Desember 1991 dengan gelar MS. Pada tahun 1996 berkesempatan melanjutkan studi S3 di Institut Pertanian Bogor bidang Ilmu Tanah dengan beasiswa Bank Pembangunan Asia (ADB) kerjasama dengan Dikti dan lulus pada tahun 2001 dengan gelar Doktor bidang Ilmu Tanah. Setelah selesai studi S3, penulis kembali ke UNIB untuk mengabdi sebagai dosen di Fakultas Pertanian UNIB. Penulis memperoleh hibah penelitian yang didanai Kemenristekdikti (dulu: Kemdikbud), Hibah Bersaing 2 tahun (2004-2005), Hibah Fundamental 1 tahun (2007), Hibah Strategis Nasional 3 tahun (2009, 2012, 2013), Hibah Kompetensi 2 tahun (2014-2015), dan Hibah MP3E1 2 Tahun (2016-2017). Beberapa hasil karya ilmiah yang telah dihasilkan penulis antara lain: 1. Menulis artikel ilmiah di koran, majalah, dan jurnal nasional dan internasional, 2. Membuat buku Teknologi Tepat Guna dengan judul: Pupuk Kompos dan Cara Pembuatannya, 3. Buku Teknik Budidaya Jagung Dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal, 4. Membuat buku ajar dengan judul: Kualitas Tanah, 5. Buku Analisis Tanah, Air, dan Tanaman. Kerjasama penelitian juga dilakukan penulis dengan pemda kabupaten/kota dan perusahaan perkebunan besar dan kecil terutama PT Agromuko (PMA).

Page 73: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

56 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

Dr. Ir. Prasetyo, MS. Dilahirkan di Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah pada tanggal 26 Juli 1958. Pendidikan yang ditempuh sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas ditempuh di Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Sekolah Dasar di SD Negeri I

Ungaran yang ditamatkan pada tahun 1970, kemudian melanjutkan di SMP Negeri I Ungaran yang tamat pada tahun 1973. Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri I Ungaran jurusan Paspal yang ditamatkan pada tahun 1976. Pada tahun 1977 melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Perkebunan (STIPER) Yogyakarta Jurusan teknik Perkebunan dan ditamatkan pada tahun 1982. Penulis melanjutkan studi Pascasarjana di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1988 dan selesai pada tahun 1990 di program studi Ilmu tanaman. Melanjutkan pendidikan S-3 di Universitas Brawijaya Malang pada tahun 1998 dan diselesaikan pada tahun 2005. Penulis pernah menulis buku dengan judul “Teknik Budidaya Karet di Unib Press” dan “Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-obatan (Bahan Simplisia)” pada Badan Penerbitan Fakultas Pertanian Unib.

Page 74: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

T e k n o l o g i T e p a t G u n a | 57

Ir. Hasanudin, MP. dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1959 di Desa Ambula, Cirebon, Jawa Barat. Pendidikan yang didapat meliputi SD Negeri Losari lulus tahun 1971, SMP Negeri Losari lulus tahun 1974, SMA Negeri Sindang Laut lulus tahun 1979, S1 Fakultas Pertanian di dapat dari

Institut Pertanian Bogor (IPB) lulus tahun 1985 dengan gelar insinyur (Ir), S2 Fakultas Pertanian dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung lulus tahun 1995 dengan gelar magister pertanian (MP). Setelah lulus dari IPB penulis mengabdikan diri sebagai dosen di Universitas Bengkulu sejak tahun 1986 hingga sekarang. Pengalaman pelatihan diantaranya Penataran Metodologi Penelitian tahun 1994 di Pascasarjana UNPAD Bandung, Short Training in Academic Networking in the Field of Management and Development of Animal Husbandary in the Land tahun 2005 di Jerman, dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Laboratorium Perguruan Tinggi Negeri tahun 2005 di Riau. Selanjutnya pengalaman penelitian meliputi: Peneliti Muda tahun 1989, 1998, dan 1999 dari Dikti; ADB Loan tahun 1999 dari Dikti; Hibang Bersaing tahun 1999, 2000, dan 2003 dari Dikti; PHK A2 tahun 2007 dari Dikti; Stranas tahun 2012, dan 2013 dari Dikti; dan Hibah Kompetensi tahun 2014, dan 2015. Kemudian karya ilmiah yang telah dihasilkan terdiri atas: menulis buku ajar Ilmu Gizi Tanaman, Buku Teknologi Tepat Guna dengan judul: Pupuk Kompos dan Cara Pembuatannya, Buku Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal; menulis karya ilmiah lewat jurnal JIPI, Poster Sesion, dan Prosiding. Sedangkan kerjasama yang telah dilakukan meliputi

Page 75: TEKNOLOGI TEPAT GUNA - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/15042/1/BUKU_TTG 30 Oktober 2017_RIWANDI.pdf · teknologi tepat guna pupuk organik lokal dari limbah karet: teori

58 | P u p u k O r g a n i k L o k a l d a r i L i m b a h K a r e t

kerjasama dengan perusahaan Kelapa Sawit PT Agricinal Bengkulu.

Indra Cahyadinata, S.P, M.Si dilahirkan di Mukomuko, Provinsi Bengkulu pada tanggal 7 Mei 1978. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 4 Mukomuko pada Tahun 1990, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Mukomuko pada Tahun 1993, dan pendidikan menengah atas di SMA

Negeri 1 Mukomuko pada Tahun 1996. Pada Tahun 1996, penulis diterima pada program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) dan lulusa pada Tahun 2001 dengan gelar Sarjana Pertanian. Tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan pada program studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Sekolah Pascasarjana IPB, dan lulus pada Tahun 2005. Penulis mulai mengabdikan diri sebagai dosen di Fakultas Pertanian UNIB sejak bulan Desember 2001. Penulis pernah memperoleh hibah penelitian yang didanai Kemenristekdikti, diantaranya Penelitian Hibah Bersaing, Penelitian Fundamental dan Penelitian Strategis Nasional. Disamping itu, penulis juga pernah memperoleh Hibah Pengabdian, diantaranya Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) dan Ipteks Bagi Inovasi Kreativitas Kampus (IbIKK).