22
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak menjadi lebih baik hanya dari jumlah atau kuantitas cahaya tetapi juga dari kualitasnya. Kuantitas dan kualitas pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio pencahayaan pada ruangan. Keutungan-keuntugan penerangan yang baik yaitu: Peningkatan produksi Peningkatan kecermatan Terjaminya kesehatan Suasana lebih nyaman Penerangan suatu rumah tinggal pertama-tama harus nyaman, tidak melelahkan mata dan juga tidak melebihi batas terang sehingga masih terdapat bayangan yang mempengaruhi indera pengelihatan. Selain itu juga kuat intesitas penerangan harus nyaman dan tidak menyilaukan mata, perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan (P.van Harten,1974). Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 1

Tekpen Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vhgyutynnfh

Citation preview

Page 1: Tekpen Isi

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang berlebihan tidak

akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak menjadi lebih baik hanya dari jumlah

atau kuantitas cahaya tetapi juga dari kualitasnya. Kuantitas dan kualitas

pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio

pencahayaan pada ruangan.

Keutungan-keuntugan penerangan yang baik yaitu:

Peningkatan produksi

Peningkatan kecermatan

Terjaminya kesehatan

Suasana lebih nyaman

Penerangan suatu rumah tinggal pertama-tama harus nyaman, tidak

melelahkan mata dan juga tidak melebihi batas terang sehingga masih terdapat

bayangan yang mempengaruhi indera pengelihatan. Selain itu juga kuat intesitas

penerangan harus nyaman dan tidak menyilaukan mata, perbedaan intensitas

penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus

dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar

sehingga melelahkan (P.van Harten,1974).

Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya

digunakan:

Intensitas penerangan di dalam rumah

Intensitas penerangan dalam ruangan secara umum

Biaya instalasi

Biaya pemakaian energi

Biaya pemilihan instalasi, seperti untuk penggantian lampu-lampu.

Maka dari itu dibuatlah sebuah standart yang dikenal sebagai standart SNI 03-

6197-2000 yang bertujuan sebagai acuan dalam pencahayaan pada bangunan

untuk memperoleh sistem pencahayaan dan pengoperasian yang optimal sehingga

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 1

Page 2: Tekpen Isi

penggunaan energi dapat efisien tanpa harus mengurangi atau mengubah fungsi

bangunan, kenyamanan dan produktivitas kerja huni serta mempetimbangkan

aspek biaya. Dengan menghitung intensitas pencahayaan setiap ruangan akan

didapat data-data yang akan di evaluasi sebagai parameter untuk kualitas

intensiatas pencahayaan yang mengacu pada standard SNI tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapakah jumlah intensitas penerangan disetiap ruangan yang akan

dievaluasi ?

2. Apakan intensitas ruangan tersebut sudah sesuai dengan standar SNI ?

3. Bagaimanakan sistem penerangan yang baik didalam ruangan sesuai

dengan Standar SNI ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan evaluasi penerangan

rumah ini yaitu :

1 Mengetahui besarnya intensitas setiap ruangan tersebut pada saat ini.

2 Membandingkan besar intensitas penerangan dengan standar intensitas

penerangan yang telah ditetapkan dari SNI.

3 Merekomendasikan apabila intensitas penerangan setiap ruangan tersebut

dibawah standar yang ditetapkan dari SNI.

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 2

Page 3: Tekpen Isi

BAB II

Landasan Teori

2.1. Tinjauan Pustaka

2.2.1. Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah flux cahaya

yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan unttuk intensitas penerangan ialah lux

(lx) dan lambangnya E jadi :

1 lux = 1 lumen per m2

Kalau suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan Ф lumen, maka intensitas

penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :

Erata−rata=φA lux

Intensitas penerangan harus ditentukan ditempat dimaan pekerjaannya

akan dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm atas lantai. Intensitas

penerangan juga dapat ditentukan dari efisiensi penerangan dan faktor

depresiasinya.

E = Ø x η x d

A

2.2.2. Luas bidang

Luas bidang kerja merupakan luas dari suatu bidang yang akan diukur.

h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m.

p = panjang ruangan dalam m.

l = lebar ruangan dalam m.

A = luas ruangan dalam m2 = p x l

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 3

Page 4: Tekpen Isi

2.2.3. Indeks Ruangan dan Indeks Bentuk

Indeks ruangan atau indeks bentuk K menyatakan perbandingan antara

ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujursangkar :

k= px ℓh( p+ℓ )

Dimana :

p = Panjang ruangan dalam m

ℓ = lebar ruangan dalam m

h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m

2.2.4. Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi

Untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai

rendeman yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor

depresiasinya. Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama yaitu :

Pengotoran ringan

Pengotoran biasa

Pengotoran berat

Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui digunakanfaktor depresiasi 0,8.

2.2.5. Jumlah Kebutuhan armatur Yang Di Butuhkan

Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan faktor

depresiasinya adalah :

n = E x A

Ø x η x d

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 4

Page 5: Tekpen Isi

2.2. Tabel – Tabel Pada Sistem Penerangan dan Lampiran

2.2.1. Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan

(terlampir)

2.2.2. Tabel efisisensi dalam keadaan baru (terlampir)

2.2.3. Denah bangunan (terlampir)

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 5

Page 6: Tekpen Isi

BAB III

Metode Evaluasi Intensitas Penerangan

3.1. Tempat Ealuasi

Evaluasi sistem penerangan rumah di Jalan RE Martadinata Komplek

PHDM 12 No. 84 Palembang.

3.2. Data Ruang

3.2.1. Ruang Tamu

A = 5,5 m x 5 m = 27,5 m2

h = 2,5 m – 0,5 m = 2 m

2 lampu SL 25 W = 2 x 1600 lm

rw = 0,5 (cream)

rp = 0,7 (putih)

rm = 0,5 (cream)

d = 0,85

3.2.2. Ruang TV

A = 5 m x 5 m = 25 m2

h = 2,5 m – 0,5 m = 2 m

2 lampu SL 25 W = 2 x 1600 lm

rw = 0,5 (cream)

rp = 0,7 (putih)

rm = 0,5 (cream)

d = 0,85

3.2.3. Ruang Kamar 1

A = 4 m x 2,5 m = 10 m2

h = 3 m

1 lampu SL 25 W = 1 x 1600 lm

rw = 0,5 (cream)

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 6

Page 7: Tekpen Isi

rp = 0,7 (putih)

rm = 0,5 (cream)

d = 0,85

3.2.4. Ruang Kamar 2

A = 3,5 m x 2,5 m = 8,75 m2

h = 3 m

1 lampu SL 25 W = 1 x 1600 lm

rw = 0,5 (cream)

rp = 0,7 (putih)

rm = 0,5 (cream)

d = 0,85

3.2.5. WC 1

A = 1,5 m x 2 m = 3 m2

h = 3 m

1 lampu SL 25 W = 1 x 1100 lm

rw = 0,5 (cream)

rp = 0,7 (putih)

rm = 0,5 (cream)

d = 0,85

3.2.6. WC 2

A = 2 m x 2 m = 4 m2

h = 3 m

1 lampu SL 25 W = 1 x 1100 lm

rw = 0,5 (cream)

rp = 0,7 (putih)

rm = 0,5 (cream)

d = 0,85

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 7

Page 8: Tekpen Isi

3.3. Kalkulasi Data

Pernghitungan intensitas penerangan sesuai data yang didapat adalah.

3.3.1. Ruang Tamu

Indeks bentuknya adalah :

k = p x l

h( p+l)

k = 5,5 m x 5m

2m(10,5 m) = 1,31

Interpolasi :

k 1 = 1,2 η1 = 0.47

k 2 = 1,5 η2 = 0.51

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1¿

η = 0.47 + 1,31−1,21,5−1,2

(0.51−0.47¿ = 0,48

maka, intensitas penerangan :

E = nxØ x η xd

A

E = 2 x 1600 x 0.48 x0.85

27,5 = 47,47≈ 47 lux

3.3.2. Ruang TV

Indeks bentuknya adalah :

k = p x l

h( p+l)

k = 5m x 5 m

2m(10 m) = 1,25

Interpolasi :

k 1 = 1,2 η1 = 0.47

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 8

Page 9: Tekpen Isi

k 2 = 1,5 η2 = 0.51

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1¿

η = 0.47 + 1,25−1,21,5−1,2

(0.51−0.47¿ = 0,47

maka, intensitas penerangan :

E = nxØ x η xd

A

E = 2 x 1600 x 0.47 x 0.85

25 = 51,13 ≈ 51 lux

3.3.3. Ruang Kamar 1

Indeks bentuknya adalah :

k = p x l

h( p+l)

k = 4 m x2,5 m3 m(6,5 m) = 0,51

Interpolasi :

k 1 = 0 η1 = 0,26

k 2 = 0,6 η2 = 0.3

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1¿

η = 0.26 + 0,51−00,6−0

(0.3−0.26¿ = 0.29

maka, intensitas penerangan :

E = nxØ x η xd

A

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 9

Page 10: Tekpen Isi

E = 1 x 1600 x 0.29 x0.85

10 = 40 lux

3.3.4. Ruang Kamar 2

Indeks bentuknya adalah :

k = p x l

h( p+l)

k = 3.5 m x2.5 m

3 m(6 m) = 0,48

Interpolasi :

k 1 = 0 η1 = 0,26

k 2 = 0,6 η2 = 0.3

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1¿

η = 0.26 + 0,48−00,6−0

(0.3−0.26¿ = 0.29

maka, intensitas penerangan :

E = n x Ø x η xd

A

E = 1 x 1600 x 0.29 x0.85

8,75 = 45 lux

3.3.5. WC 1

Indeks bentuknya adalah :

k = p x l

h( p+l)

k = 1,5 m x 2 m3 m(3,5 m) = 0,28

Interpolasi :

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 10

Page 11: Tekpen Isi

k 1 = 0 η1 = 0,26

k 2 = 0,6 η2 = 0.3

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1¿

η = 0.26 + 0,28−00,6−0

(0.3−0.26¿ = 0,27

maka, intensitas penerangan :

E = nxØ x η xd

A

E = 1 x 1600 x 0.27 x 0.85

3 = 122 lux

3.3.6. WC 2

Indeks bentuknya adalah :

k = p x l

h( p+l)

k = 2m x 2 m

3 m(3,5 m) = 0,38

Interpolasi :

k 1 = 0 η1 = 0,26

k 2 = 0,6 η2 = 0.3

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1¿

η = 0.26 + 0,38−00,6−0

(0.3−0.26¿ = 0,29

maka, intensitas penerangan :

E = nxØ x η xd

A

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 11

Page 12: Tekpen Isi

E = 1 x 1600 x 0.29 x0.85

4 = 99 lux

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 12

Page 13: Tekpen Isi

BAB IV

Hasil Evaluasi Penerangan

No Nama RuanganJumlah

Lampu

Luas

Ruangan

(m2)

Efisiensi

Penerangan

Intensitas

Penerangan

(lux)

1 Ruang Tamu 2 27,5 0,48 47

2 Ruang TV 2 25 0,47 51

3 Ruang Kamar 1 1 10 0,29 40

4 Ruang Kamar 2 1 8,75 0,29 45

5 WC 1 1 3 0,27 122

6 WC 2 1 4 0,29 99

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 13

Page 14: Tekpen Isi

BAB V

Analisa dan Evaluasi

Analisa hasil pengukuran yang didapat pada setiap ruangan di Rumah

Junidar Mayang dan merekomendasikan hasil yg didapat dengan intensitas

penerangan yang ditetapkan pada standar SNI.

1. Ruang Tamu

Berdasarkan standar SNI, tingkat pencahayaan pada ruang tamu sebesar

120 – 150 lux. Data data yang di dapat pada ruang tamu memiliki

intensitas penerangan sebesar 50 lux, sehingga tidak sesuai standar SNI.

n= E x Aϕ0 x η x d

= 120 x27,51600 x 0,48 x0,85

=5,05 ≈ 5

2. Ruang TV

Berdasarkan standar SNI, tingkat pencahayaan pada kamar tidur 1 sebesar

120 – 250 lux. Data data yang di dapat pada kamar tidur 1 memiliki

intensitas penerangan sebesar 60 lux, sehingga tidak sesuai standar SNI.

n= E x Aϕ0 x η x d

= 120 x251600 x 0,47 x0,85

=4,7 ≈ 5

3. Ruang Kamar 1

Berdasarkan standar SNI, tingkat pencahayaan pada ruang kamar tidur 1

sebesar 120 - 250 lux. Data data yang di dapat pada kamar tidur memiliki

intensitas penerangan sebesar 40 lux, sehingga tidak sesuai standar SNI.

n= E x Aϕ0 x η x d

= 120 x101600 x 0,29 x0,85

=3,04 ≈ 3

4. Ruang Kamar 2

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 14

Page 15: Tekpen Isi

Berdasarkan standar SNI, tingkat pencahayaan pada ruang kamar tidur 2

sebesar 120 - 250 lux. Data data yang di dapat pada kamar tidur memiliki

intensitas penerangan sebesar 45 lux, sehingga tidak sesuai standar SNI.

n= E x Aϕ0 x η x d

= 120 x 8,751600 x 0,29 x0,85

=2,66 ≈ 3

5. WC 1

Berdasarkan standar SNI, tingkat pencahayaan pada kamar mandi 2

sebesar 250 lux. Data data yang di dapat pada kamar mandi memiliki

intensitas penerangan sebesar 122lux, sehingga tidak sesuai standar SNI.

n= E x Aϕ0 x η x d

= 250 x31600 x 0,29 x0,85

=1,9 ≈ 2

6. WC 2

Berdasarkan standar SNI, tingkat pencahayaan pada kamar mandi 2

sebesar 250 lux. Data data yang di dapat pada kamar mandi memiliki

intensitas penerangan sebesar 99 lux, sehingga tidak sesuai standar SNI.

n= E x Aϕ0 x η x d

= 250 x 41600 x 0,29 x0,85

=2,53 ≈ 3

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 15

Page 16: Tekpen Isi

5.1.1. Tabel Hasil Analisa

No Nama RuanganJumlah

Lampu

Luas

Ruangan

(m2)

Intensitas

Penerangan

(lux)

Yang Diinginkan

Standar SNI

Intensitas

Penerangan

(lux)

Jumlah

Lampu

1 Ruang Tamu 2 27,5 47 120 5

2 Ruang TV 2 25,5 51 120 5

3 Ruang Kamar 1 1 10 40 120 3

4 Ruang Kamar 2 1 8,75 45 120 3

5 WC 1 1 3 122 250 3

6 WC 2 1 4 99 250 3

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 16

Page 17: Tekpen Isi

BAB VI

Penutup

6.1. Kesimpulan

1. Nilai intensitas penerangan pada rumah ini masih tidak mencukupi

dengan standar SNI yang sudah ditetapkan .

2. Faktor yang membuat buruknya intensitas penerangan adalah tidak

cocoknya antara lampu yang digunakan dengan luas ruangan untuk

bekerja.

3. Penggunaan penerangan hampir semuanya menggunakan lampu Hemat

energi yaitu SL 23 Watt.

4. Jumlah lampu membuat nilai intensitas penerangan yang buruk.

5. Penyebab tidak sesuainya intensitas penerangan di rumah dengan

intensitas penerangan yang telah ditetapkan nasional adalah kurangnya

pengetahuan tentang teknik penerangan.

.

6.2. Saran

Berdasarkan dengan kesimpulan diatas, maka sebaiknya pengetahuan akan

teknik penerangan harus diperbanak agar intensitas penerangan disetiap ruangan

rumah dapat ditingkatkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh

Standar Nasional Indonesia.

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik Page 17