Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TEKPRO BUAH MINGGU KE-4
CAPAIAN PEMBELAJARAN:
• MAHASISWA MENGETAHUI PEMULIAAN DAN
SELEKSI TANAMAN BUAH
PEMULIAAN TANAMAN BUAH
• Koleksi plasma nutfah (germplasm collections) sangat
penting dalam program pemuliaan tanaman.
• Metode pemuliaan paling sederhana yg telah dilakukan
sejak berabad lalu adalah seleksi tanaman terbaik dari
alam dan plasma nutfah lokal, lalu ditanam sebagai
cultivar (cultivated varieties) baru.
• Persilangan cukup mudah dan sederhana untuk karakter
kualitatif. Yaitu karakter yg dikontrol oleh 1 gen, seperti
warna dan bentuk bunga.
• Kebanyakan karakter yg diinginkan, seperti tinggi
tanaman, jumlah buah, produksi, dan yang lainnya
dikontrol oleh beberapa gen, masing2 berkontribusi dlm
ekspresi karakter.
• Sifat penurunan gen ini biasanya aditif: artinya, karakter
yg tampak bisa positif dan negatif dari masing2 gen. Ini
disebut karakter kuantitatif. Akibatnya, timbul variasi
karakter tanaman, tidak hanya tinggi atau pendek, tapi
juga ukuran diantaranya
Strategi Pemuliaan Buah
• 1. Population breeding : Strategi untuk pemuliaan populasi : menggunakan `recurrent selection', bertujuan untuk meningkatkan frekuensi gen yg disukai, tapi tetap menjaga variabilitas genetik yg ada.
• • Lalu dilakukan persilangan untuk kombinasi terbaik.
• • Variasi genetik penting dipelihara untuk mencegah penyempitan sumber genetik. Dlm jangka panjang ini dpt menyebabkan penurunan vigor, seperti rentan terhadap hama penyakit.
2. Meningkatkan Ploidi : Pemulia juga menggunakan berbagai
alternatif teknik pemuliaan. Salah satunya: manipulasi jumlah
kromosom sets (ploidy) dengan bantuan colchicine.
3. MUTATION BREEDING• Umum dilakukan pada tanaman buah
• Metode yg sering digunakan : radiasi, mutagen kimia.
• Kelemahan:
1. sering berefek mematikan (deleterious) shg jarang dirilis cultivar
baru dg metode ini.
2. spontaneous mutants (sports) hasil pengamatan di lapang :
penting untuk pemuliaan
Kelebihan :
1. karena tanaman buah umumnya diperbanyak secara
vegetatif, hasil mutasi bisa dirilis sbg kultivar baru (mis.
warna buah, waktu berbuah beda)
Pada buah kiwi, sangat susah melihat variasi karena selalu
dilakukan pemangkasan (pruning).
4. INTERSPESIFIC HIBRID
• Pada Kiwi (Actinidia sp), interspecific hybrid
memperlihatkan segregasi pd warna kulit buah dan
daging buah (HortResearch).
• Pada apel & buah berry : interspecific hybridisation untuk
memasukkan gen tahan hama dan penyakit.
• Cultivar development • Sifat yg dicari dlm pemuliaan apel:
tahan penyakit, growth habit, produksi, kekuatan
(hardiness), eating quality.
• Disease Resistance • Produsen dan konsumen ingin
mengurangi pemakaian pestisida. Sehingga prioritas
pemuliaan: cultivar yg tahan penyakit, mis. Tahan apple
scab, dg rasa sesuai selera konsumen.
Environmental Stress
• Adaptasi terhadap iklim.
• Di Canada, suhu bisa mencapai -34oC pada musim
dingin. Ingin dicari tanaman apel yg tahan suhu sangat
rendah.
GROWTH HABIT
• Columnar, compact trees, disukai karena lebih mudah
memangkas, lebih mudah dipelihara.
• Mengurangi kebutuhan pestisida, karena ditanam lebih
rapat.
BIOTEKNOLOGI
• Pemulia apel mulai memanfaatkan bioteknologi seperti
transformasi genetik untuk menyelipkan gen yg diinginkan ke
varietas tertentu.
• Transformasi sudah digunakan utk mendptkan apel yg tahan fire
blight.
• Tapi teknik ini belum dpt diterima semua orang.
• Marker-assisted selection (MAS) berpotensi utk pemuliaan buah
yg lebih efisien. Teknik ini mengurangi jmlh tanaman dan waktu yg
diperlukan utk evaluasi, sehingga varietas baru dpt dirilis lebih
cepat.
SELEKSI TANAMAN BUAH
• Seleksi merupakan salah satu kegiatan utama dalam pemuliaan tanaman.
Pekerjaan seleksi berkaitan dengan pemisahan atau pemilihan tanaman dari
suatu populasi campuran berdasarkan penampilan karakter tertentu (fenotip).
Tujuan seleksi adalah untuk memilih fenotip tertentu yang dikehendaki
sebagai upaya memperoleh genotip yang lebih baik.
• Seleksi dapat dilakukan pada individu maupun pada populasi tanaman.
Dalam populasi maupun antar populasi tergantung dari cara penyerbukan
tanaman dan tujuan seleksi.
• Pada dasarnya ada 3 metode seleksi yaitu
• seleksi massa,
• seleksi keturunan atau galur,
• seleksi berulang.
Pemilihan metode yang digunakan tergantung pada
macam varietas yang diinginkan, sifat yang diinginkan,
dan cara penyerbukan tanaman.
SELEKSI MASA
• Metode ini tetap digunakan untuk memperoleh varietas baru.
• Walaupun ini disebut seleksi massa namun pemilihan tetap dilakukan
terhadap individu tanaman pada sifat yang diinginkan untuk generasi
berikutnya.
• Seleksi ini dapat dilakukan satu generasi atau dilakukan pada generasi
berurutan, sehingga diperoleh suatu populasi yang sifatnya sesuai dengan
tingkat yang diinginkan. Seleksi tanaman didasarkan atas fenotipnya. Agar
seleksi efektif dibutuhkan pengalaman atau kemampuan pendugaan hingga
dapat menilai fenotipe yang tidak menyimpang jauh dari nilai genotype.
Metode ini juga digunakan untuk memurnikan varietas dengan
menghilangkan tipe-tipe yang menyimpang.
SELEKSI KETURUNAN / GALUR MURNI
• Seleksi galur murni ialah menyeleksi tanaman yang
tumbuh bercampur untuk memperoleh tanaman murni
yang lebih baik daripada rata-rata populasi campuran
tadi. (Soepomo,1968)
SELEKSI BERULANG
• Metode pemuliaan seleksi silang berulang (SSB) atau
recurrent selection (RS), adalah metode seleksi dan
penyilangan tanaman terpilih dari suatu populasi secara
sistematik untuk membentuk populasi yang lebih baik.
• Seleksi harus dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi seleksi adalah dengan memanfaatkan
marka (penanda) seleksi sebagai parameter pengamatan untuk
seleksi.
• Sebagai contoh, seleksi untuk ketahanan terhadap serangga
pengganggu pada komoditi tertentu dapat didekati dengan
menggunakan marka seleksi berupa kepadatan bulu (trikoma)
pada buah. Marka seleksi ditentukan dengan memilih penanda
yang paling mudah dan paling awal dapat diamati, tetapi harus
representatif untuk menunjukkan karakter yang sesungguhnya.
• Salah satu parameter yang dapat diukur dari kegiatan
seleksi adalah respon seleksi atau kemajuan genetik dari
suatu kegiatan seleksi.
• Semakin besar kemajuan genetik, maka peluang untuk
mendapat hasil yang lebih baik akan semakin besar dan
semakin cepat.
• Kemajuan genetik (KGH) dapat diketahui dengan
menghitung selisih antara rerata tanaman dari biji hasil
seleksi dengan rerata tanaman populasi awal.
• Respon seleksi akan menurun dari generasi seleksi satu
ke generasi seleksi berikutnya.
• Pada generasi seleksi yang sudah sangat lanjut, nilai
respon seleksi akan menjadi sangat kecil sehingga
kegiatan seleksi tidak menguntungkan lagi untuk
dilanjutkan.
SELEKSI TANAMAN BUAH
• Bibit yang unggul atau berkualitas diperoleh dari tanaman
induk yang unggul. Untuk mendapatkan hasil dan kualitas
buah yang diinginkan, meskipun dari bibit yang unggul
namun perlu didukung oleh lingkungan (kecocokan
wilayah untuk suatu komoditi, ketersediaan air, hara dll)
Untuk mendapatkan bibit unggul dapat dilihat dari:
• 1. Genetik/ keturunan (antara lain pendekatan Morfologi
dan molekuler)
• 2. Fisiologi
SIFAT GENETIK
• Sifat genetis dapat diketahui melalui seleksi masa dimana individu
tanaman dipilih dengan didasarkan pada fenotip atau penampilan
dari sifat yang diinginkan untuk generasi berikutnya. Contoh:
warna, ukuran, bentuk dll
• Seleksi ini dapat dilakukan satu generasi atau dilakukan pada
generasi berurutan, sehingga diperoleh suatu populasi yang
sifatnya sesuai dengan tingkat yang diinginkan.
• Seleksi keturunan yaitu dengan memilih tanaman untuk diperoleh
tanaman yang lebih baik daripada rata-rata populasi campuran
tadi.
PEMILIHAN GENETIK YANG BAIK
• 1. SIFAT KUANTITATIF: produksi, ukuran buah, tinggi
tanaman, jumlah buah dll
• 2. SIFAT KUALITATIF: rasa, warna, bentuk buah.
Karakter ono yg dikontrol oleh 1 gen
PENDEKATAN MORFOLOGIS
• Morfologi didefinisikan sebagai bentuk atau struktur
organisme atau beberapa bagiannya (Haase, 2008).
Parameter morfologi merupakan parameter yang populer
dalam pengukuran kualitas bibit. Kroteria morfologi yang
umum digunakan adalah tinggi, diameter batang, banyak
daun
FISIOLOGIS
• Permasalahan dalam pengadaan bibit vegetatif asal stek yang
berkualitas adalah status fisiologi bahan stek. Kemampuan
berakar bahan stek semakin rendah seiring dengan semakin tua
umur fisiologinya.
• Memperbanyak tanaman dari bagian vegetatif pohon berkualitas
genetik unggul maka bahan tanaman untuk kebun pangkas
diambil dari pohon yang secara fisiologi telah berumur tua. Umur,
status fisiologi bahan stek juga dipengaruhi oleh posisinya pada
pohon yang menunjukkan bahwa semakin tinggi posisi bahan
stek di pohon semakin rendah kemampuan berakarnya (Bhardwaj
& Mishra, 2005).
• Untuk mengatasi kendala fisiologi ini, upaya memudakan kembali
(rejuvenasi) bahan stek maupun pohon induk perlu dilakukan
melalui pemupukan dan pemangkasan.
• Lingkungan seperti air, suhu, cahaya, CO2dan nutrisi pada kebun
pangkas yang mempengaruhi kondisi fisiologi stock plant menurut
Hartman et al. (1990) juga menentukan keberhasilan perakaran
stek, sehingga upaya untuk meningkatkan kualitas fisiologi bahan
stek dapat dilakukan dengan manipulasi lingkungan kebun
pangkas seperti perlakuan etiolasi, shadding dan bending
• Kualitas fisiologi bahan stek yang dicirikan dengan kemampuan
berakar juga sangat tergantung pada teknik pengambilan stek
dan penanganannya sebelum diakarkan (Babaie et al., 2014).
Faktor yang berpengaruh antara lain adalah waktu pengambilan
stek, baik pemilihan waktu (jam) dalam sehari maupun pemilihan
waktu (bulan) pada kurun satu tahun. Selain itu, kemampuan
kebun pangkas menghasilkan jumlah bahan stek secara optimal
dan kualitas dari stek yang diproduksi tergantung pada umur dari
stock plant atau kebun pangkas
BAGAIMANA SAUDARA HARUS MEMILIH TANAMAN
BUAH UNTUK SKALA HOBI, USAHA KECIL DAN BESAR?