Teladan Kepemimpinan Umar Bin Khattab

Embed Size (px)

Citation preview

KepemimpinanPage 2

Nama: Nurbetty gultomNim: 121000114Kelas: B

TELADAN KEPEMIMPINAN UMAR BIN KHATTAB

Sejak terlahir ke dunia, manusia telah menggenggam berbagai macam takdir dan ketentuan yang berbeda-beda dari Tuhannya. Bisa jadi misalkan, satu takdir yang diemban kepada seorang manusia tidak diembankan kepada manusia yang lain. Namun, takdir yang sudah pasti diemban oleh di setiap manusia adalah menjadi pemimpin. Menjadi seorang pemimpin atau khalifah bukanlah suatu pilihan, namun itu merupakan suatu kewajiban yang harus di jalani oleh setiap manusia.Minimal ia menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri.

"Bagaimana kamu bisa memimpin 200 juta orang, sedangkan kamu tidak bisa memimpin tubuhmu sendiri". Demikianlah nasehat Ainun kepada Habiebie. Tentu, melihat sosok pemimpin yang baik dapat kita lihat dari keperibadiannya. Jika ia memiliki kepribadian yang mulia, maka pasti keperibadiannya itu akan bersinergi dengan amanah kepemimpinan yang ia emban. Sehingga ia akan menjadi pemimpin yang baik bagi ummatnya, misalnya kepemimpinan Umar Bin Kattab.

Umar Bin Khattab adalah sosok teladan pemimpin sepanjang masa. Beliau dikenal sebagai pribadi yang sederhana. Bertanggung jawab atas kepemimpinan yang beliau jalankan. Pernah suatu saat Umar Bin Kattab berkata ketika ia melihat kondisi jalan yang rusak "Aku akan segera perbaiki jalan itu. Sebab aku takut diminta pertanggung jawaban dihadapan Allah nanti, hanya karena ada seekor unta yang terjungkal". Kepribadian Umar tidak diragukan lagi sampai saat ini. Oleh karena itu tak heran jika di dalam bukunya, Michael H. Hart, menuliskan Umar pada urutan ke 51 dari 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah.

Banyak hal-hal yang mengagumkan di dalam pribadi Umar Bin Khattab. Misalnya ketika beliau menyuruh anaknya untuk mematikan lampu di dalam ruangan (sejenis kantor khalifah) hanya karena alasan lampu itu di biaya oleh negara, sedangkan kedatangan anaknya karena alasan pribadi keluarganya. Ia tak mau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, walaupun hanya sebatas cahaya lampu. Subhanallah. Sungguh keperibadian yang mulia telah dicontohkan oleh Umar untuk generasi calon pemimpin masa depan bangsa di zaman sekarang. Dan masih banyak lagi contoh-contoh teladan yang bisa kita kaji dalam kepemimpinan Umar Bin Khattab, yang kemudian bisa kita aplikasikan, entah saat kita menjadi pemimpin bagi diri sendiri, pemimpin bagi keluarga, maupun pemimpin bagi bangsa dan negara. Umar keluar untuk melakukan patroli malam dalam rangka mencari informasi di masyarakat. Sampailah beliau di perkampungan Ali setelah menempuh lima mil dari Madinah. Beliau melihat-lihat, ternyata di dalamnya ada sebuah kemah yang apinya menyala. Ketika beliau mendekat, beliau melihat seorang perempuan yang di sekelilingnya terdapat anak-anak kecil sedang menangis. Umarradhiyallahu anhupun bertanya tentang kondisi mereka, lalu perempuan tersebut menjawab, Kami dihantam kedinginan dan kerasnya malam. Umarradhiyallahu anhuberkata, Mengapa anak-anak itu menangis? Perempuan tersebut menjawab, Mereka menangis lantaran kelaparan. Umar bertanya lagi, Apa yang ada di dalam periuk? Dia menjawab, Air yang saya gunakan untuk mendiamkan mereka sampai mereka tidur. Kemudian perempuan tersebut berkata, Allah di antara kami dan Umar. Perempuan tersebut tidak mengetahui bahwa orang yang diajak bicara adalah Umarradhiyallahu anhu. Lalu umarradhiyallahu anhuberkata kepadanya, Semoga AllahSubhanahu wa Taalamerahmatimu. Apakah Umarradhiyallahu anhutidak mengetahui kondisi kalian? Perempuan tersebut menjawab, Mahasuci Allah, apakah dia mengurusi urusan kami, buktinya dia melupakan kami. Lantas Umarradhiyallahu anhuberjalan dengan cepat menuju ke Baitul Mal. Dia kembali lagi dengan memikul sendiri makanan di atas pundaknya. Dia membawakan tepung yang bagus dan minyak untuk perempuan tersebut dengan dipikul di atas punggungnya sendiri. Dia menolak seorang pun yang hendak menggantikannya memikulkan barang tersebut seraya mengatakan bahwa sesungguhnya siapa pun tidak akan dapat menggantikan untuk memikul dosa-dosanya di hari kiamat. Umarradhiyallahu anhumemasakkan makanan untuk anak-anak tersebut sedangkan si perempuan kagum dengan tindakan Umarradhiyallahu anhuini. Dia berkata kepada Umarradhiyallahu anhu, Semoga AllahSubhanahu wa Taalamembalasmu dengan kebaikan. Demi Allah, Anda lebih berhak memegang kekuasaan dari pada Umarradhiyallahu anhu, Sang Amirul Mukminin.