1
Telah lama aku bertahan Demi cinta wujudkan sebuah harapan Namun rasa cukup ku menunggu Semua rasa tlah hilang Sekarang aku tersadar Cinta yang kutunggu tak kunjung datang Apalah arti aku menunggu Bila kamu tak cinta lagi Namun kurasa cukup ku menunggu Semua rasa tlah hilang Dahulu kau lah segalanya Dahulu hanya dirimu yang ada dihatiku Namun sekarang aku mengerti Tak perlu ku menuggu sama cinta yang semu

Telah Lama Aku Bertahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FKDJFDKJFKKKDFKKKDLSSLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLDSJDKKDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDDMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM.…Tersentak hati Bu Dina mendengar permintaan anaknya. Anak laki-lakinya ingin ditiduri, ingin diberi kehangatan darinya….kehangatan seorang wanita. Kehangatan…hmm……—oooOooo—Sebagai seorang wanita yang cantik, Dina memiliki hampir segala yang diimpikan kaum wanita. Parasnya ayu, manies dan selalu enak dipandang. Bentuk hidung, mata, alis, bulu mata hingga ke garis pipi yang tertata indah bak bulu perindu diatas bintang timur diwaktu senja. Posturnya tubuhnya sangat ideal untuk seorang wanita. Kulitnya yang putih dan jenis rambutnya yang panjang hitam bergelombang menambah nilai keaggunannya. Kemolekan lekuk tubuhnya menyebabkan ia sering disebut wanita terseksi.Dina, seorang wanita karir pada salah satu perusahaan swasta besar di Ibukota, termasuk wanita yang cerdas. Ditunjang pendidikan formalnya yang merupakan alumni Pasca Sarjana Komunikasi Universitas ternama.Loyalitas terhadap perusahaan tidak diragukan lagi, sehingga menjadikan dirinya sebagai salah satu ’maskot’ pegawai diperusahaannya. Tak heran bila karirnya bagai ’rising’ star. belum sepuluh tahun bekerja, dia sudah menduduki jabatan penting, setingkat Department Head (Kepala Bagian). Dikenal dekat dengan bawahan. Suppel dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan jajaran pimpinan. Tipikal Dina selalu menjadi bahan pembicaraan dikalangan pegawai, gunjingan hingga tentu saja ’fitnah’ dari orang-orang yang tidak menyukainya. Apalagi ketika terdengar kabar bahwa dia akan dipromosikan menjadi salah satu deputy kepala divisi.’ah…paling dengan keseksiannya’ kata mereka yang tidak suka.—oooOooo—”Ibu mau kemana….?” tanya Fitri, puteri bungsunya”Ibu mau berangkat ke kantor nak…” jawab Dina, sambil merapihkan pakaiannya”Kok masih gelap bu….bareng ayah gak bu…?” tanya Fitri lagi dengan bahasa anak yang agak cadel”Ayah khan belum pulang nak. Masih di Bandung…” jawab dina, tanpa memalingkan wajah dari cermin hiasnyaJam masih menunjukkan pk. 04.25 pagi. Hari masih gelap. Anak-anaknya masih terlelap, kecuali Fitri yang terbangun karena mendengar suara peralatan riasnya.”Aku tidak boleh terlambat…aku harus tiba sebelum Bos dan Klienku datang..” pikir Dina dalam hati”Bu, aku masih mau tidur….” kata Fitri”Iyya nak….”.Dina mencium kening anak puteri satu-satunya itu. Dengan penuh kasih sayang dipeluknya erat sambil berkata pelan, ”Nanti sekolah sama si Mbok ya….sarapan disekolah juga gak apa-apa kok…Ibu harus berangkat pagi-pagi…””Ah, Ibu…kemarin sudah pegi pagi…kemarinnya lagi pagi, sekarang pagi lagi…” keluh Fitri, dengan menggeleng-gelengkan kepalanya”Fitri, Ibu bekerja juga untuk Fitri. Untuk sekolah Fitri dan Adit…..untuk membelikan Fitri rumah-rumahan dan masak-masakan…” jawab Dina pelan”Tapi Ibu selalu pulang malam. Fitri gak pernah tidur bareng Ibu. Makan sama si Mbok…sekolah juga sama si Mbok….” keluh Fitri lagi sambil menggulingkan tubuhnya.”Fitri, Ibu mau berangkat…..kamu berangkat sama si Mbok ya…!” seru Dina dengan sedikit keras dan wajah agak memerah.Dina segera keluar kamar. Dia memang tidur bersama anak puterinya yang masih berusia tiga tahun. Ketika akan membuka pintu kamar, Dina menyempatkan diri melihat raut wajahnya dicermin.Terlihat jelas rona merah diwajahnya. Warna kulitnya yang putih menambah kejelasan ’rona merahnya’. Dina menghela nafas panjang, kemarahan sesaat telah merubah tutur bahasanya. Sudah merubah pula paras ayunya…”Huh…Fitri selalu membuat aku marah….Fitri sering memperlambat jalanku ke kantor…” keluhnya sambil mengusap keringat didahinya.”Ah sudah pk. 04.45…aku bisa terlambat …”Dina mempercepat langkahnya. Sampai diteras rumah keraguan munc

Citation preview

Page 1: Telah Lama Aku Bertahan

Telah lama aku bertahan

Demi cinta wujudkan sebuah harapan

Namun rasa cukup ku menunggu

Semua rasa tlah hilang

Sekarang aku tersadar

Cinta yang kutunggu tak kunjung datang

Apalah arti aku menunggu

Bila kamu tak cinta lagi

Namun kurasa cukup ku menunggu

Semua rasa tlah hilang

Dahulu kau lah segalanya

Dahulu hanya dirimu yang ada dihatiku

Namun sekarang aku mengerti

Tak perlu ku menuggu sama cinta yang semu