7
Telat dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah, Komisi Fatwa Saudi Arabia ditanya, Barangsiapa mendapati tasyahud akhir sebelum imam salam, apakah ia dianggap mendapatkan keutamaan shalat jama’ah atau ia terhitung mendapatkan pahala shalat sendiri? Mana yang afdhol ketika seseorang masuk masjid dan imam berada di tasyahud akhir, apakah ia menyempurnakan tasyahud atau afdholnya ia menunggu orang lain datang dan ia shalat bersamanya? Jawaban para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah, Barangsiapa yang mendapati imam tasyahud akhir dalam shalat, maka ia tidak dianggap mendapatkan shalat jama’ah. Akah tetapi ia mendapati pahala sesuai dengan kadar yang ia dapati imam saat itu. Seseorang baru dikatakan mendapatkan jama’ah ketika ia mendapatkan minimal satu raka’at. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لاة ص ل ا درك د ا ق ف لاة ص ل ا ن م عة رك درك ا ن م“Barangsiapa mendapati satu raka’at dari shalat, maka ia berarti mendapati shalat.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dll). Namun yang afdhol baginya, ketika ia telat, ia tetap ikuti imam. Hal ini berdasarkan keumuman hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, وا ض ق ا م ف ك ت ا وما ف وا ل ص ق م ت ك در ا ما“Apa saja gerakan imam yang kalian dapati, maka ikutilah (shalatlah). Sedangkan yang luput bagi kalian, maka sempurnakanlah.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dll)

Telat Dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir

  • Upload
    amminur

  • View
    215

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Telat Dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir

Telat dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir

Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah, Komisi Fatwa Saudi Arabia ditanya,

Barangsiapa mendapati tasyahud akhir sebelum imam salam, apakah ia dianggap mendapatkan keutamaan shalat jama’ah atau ia terhitung mendapatkan pahala shalat sendiri? Mana yang afdhol ketika seseorang masuk masjid dan imam berada di tasyahud akhir, apakah ia menyempurnakan tasyahud atau afdholnya ia menunggu orang lain datang dan ia shalat bersamanya?

Jawaban para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah,

Barangsiapa yang mendapati imam tasyahud akhir dalam shalat, maka ia tidak dianggap mendapatkan shalat jama’ah. Akah tetapi ia mendapati pahala sesuai dengan kadar yang ia dapati imam saat itu. Seseorang baru dikatakan mendapatkan jama’ah ketika ia mendapatkan minimal satu raka’at. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصالة أدرك فقد الصالة من ركعة أدرك من

“Barangsiapa mendapati satu raka’at dari shalat, maka ia berarti mendapati shalat.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dll). Namun yang afdhol baginya, ketika ia telat, ia tetap ikuti imam. Hal ini berdasarkan keumuman hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فاقضوا فاتكم وما فصلوا أدركتم ما

“Apa saja gerakan imam yang kalian dapati, maka ikutilah (shalatlah). Sedangkan yang luput bagi kalian, maka sempurnakanlah.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, dll)

Page 2: Telat Dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir

3 Hal yang Tidak Mungkin :

1. Tidak mungkin Hidup tanpa dosa : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda dalam hadits qudsy, Allah ta’ala berfirman (yang artinya),

لكم أغفر فاستغفرونى جميعا الذنوب أغفر وأنا هار والن يل بالل تخطئون كم إن عبادى يا

“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di siang dan malam hari, dan Aku akan mengampuni seluruh dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku, niscaya akan Aku ampuni dosa-dosa kalian” (HR. Muslim)

2. Tidak mungkin tidak berbuat dosa lagi setelah bertaubat : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita tentang kisah Nabi Adam, beliau mengatakan,

ته ي ذر فخطئت آدم وخطئ ته ي ذر فنسيت آدم ونسى ته ي ذر فجحدت آدم فجحد

“Adam telah melanggar larangan Allah, maka anak keturunannya pun juga akan melanggar larangan Allah. Adam telah lupa, maka anak keturunannya pun juga akan lupa. Adam telah berbuat dosa, maka anak keturunannya pun juga berbuat dosa” (HR. Tirmidzi, hasan shahih)

3. Tidak mungkin Allah SWT tidak mengampuni dosa : Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

هو ه إن جميعا الذنوب يغفر ه الل إن ه الل رحمة من تقنطوا ال أنفسهم على أسرفوا ذين ال عبادي يا قلحيم الر الغفور

“Katakanlah, wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka sendiri, Janganlah kalian putus asa terhadap rahmat dari Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa, sungguh Dialah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az Zumar : 53)

Page 3: Telat Dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir

JADI ORANG BAIK DAN BENAR JAGA IMAN - DIRIKAN SHALATJAGA AKHLAQ TUTUPLAH AURAT

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

البذيء وال الفاحش وال عان الل وال بالطعان المؤمن ليس

Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya. [HSR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839 dan lain-lain]

Page 4: Telat Dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir

Benarnya Iman Memudahkan Terkabulnya Doa

Pahamilah bahwa doa itu mudah terkabul jika keimanan seseorang itu benar. Jika iman pada Allah itu keliru, itulah yang menyebabkan doanya sulit terkabul. Jadi perbaikilah iman agar mudah diijabi doa.

Allah Ta’ala berfirman,

هم لعل بي وليؤمنوا لي فليستجيبوا دعان إذا الداع دعوة أجيب قريب ي فإن ي عن عبادي سألك وإذايرشدون

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Ada ulama yang mengatakan bahwa terkabulnya doa dilihat dari benarnya akidah atau keimanan seseorang sebagaimana yang namanya ketaatan pun demikian. Allah pun menyebut iman dalam membawakan konteks doa,

بي وليؤمنوا لي فليستجيبيوا

“Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku.”

Ketaatan dan ibadah adalah maslahat untuk hamba yang dapat mengantarkan mereka pada kebahagiaan dan keselamatan. Namun

isi doa yang diminta kadang bermanfaat dan kadang berbahaya. Allah Ta’ala berfirman,

عجوال اإلنسان وكان بالخير دعاءه ر بالش اإلنسان ويدع

“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (QS. Al Isra': 11).

أجلهم إليهم لقضي بالخير استعجالهم ر الش اس للن ه الل يعجل ولو

“Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan kejahatan bagi manusia seperti permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. ” (QS. Yunus: 11) (Majmu’atul Fatawa, 14: 33-34).

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa -pertama- taat pada Allah dalam ibadah dan meminta pada-Nya, juga -kedua- beriman pada rububiyah dan uluhiyah-Nya, yaitu Allah diyakini sebagai Rabb dan ilah (sesembahan), itulah yang disyaratkan dalam terkabulnya doa.

Page 5: Telat Dan Mendapati Imam Tasyahud Akhir