12
1. Tentang Akuntansi Pemerintahan Apa Itu Akuntansi Pemerintahan? Akuntansi pemerintahan adalah suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediaakn informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklarifiksian, pengikhtisaran suatau transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan. Akuntansi pemerintahan termasuk akuntansi mikro yang mempunyai tujuan umum untuk mensejahterakan rakyat. . 2. Adapun mengenai pengertian/definisi Akuntansi Pemerintahan menurut Revrisond Baswir(1998:7) adalah sebagai berikut: “Akuntansi Pemerintahan (termasuk di dalamnya akuntansi untuk lembaga-lembaga yang tidak bertujuan mencari laba lainnya), adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga- lembaga yang tidak bertujuan mencari laba”. Kemudian Indra Bastian (2001:6) menjelaskan tentang pengertian/definisi Akuntansi Sektor Publik adalah sebagai berikut: mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemen departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta. Ciri-ciri umum entitas yang menjalankan akuntansi pemerintahan adalah : 1. Non-Profit Motive 2. Sumber Pendanaan dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara dsb 3.Pertanggungjawaban keuangan dan operasional kepada masyarakat (publik) dan parlemen (DPR/DPRD) 4. Struktur Organisasi bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis 5. Karakteristik anggaran terbuka untuk publik

Tentang Akuntansi Pemerintahan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

akuntansi

Citation preview

1. Tentang Akuntansi PemerintahanApa Itu Akuntansi Pemerintahan?Akuntansi pemerintahan adalahsuatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediaakn informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklarifiksian, pengikhtisaran suatau transaksi keuangan pemerintah, serta penafsiran atas informasi keuangan.Akuntansi pemerintahan termasuk akuntansi mikro yang mempunyai tujuan umum untuk mensejahterakan rakyat. .2. Adapun mengenaipengertian/definisi AkuntansiPemerintahanmenurutRevrisond Baswir(1998:7) adalah sebagai berikut:

Akuntansi Pemerintahan (termasuk di dalamnya akuntansi untuk lembaga-lembaga yang tidak bertujuan mencari laba lainnya), adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga yang tidak bertujuan mencari laba.KemudianIndra Bastian(2001:6) menjelaskan tentangpengertian/definisi Akuntansi Sektor Publikadalah sebagai berikut:

mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan departemendepartemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.Ciri-ciri umumentitas yang menjalankan akuntansi pemerintahan adalah :1.Non-Profit Motive2. Sumber Pendanaan dari pajak, retribusi, utang, obligasi pemerintah, labaBUMN/BUMD, penjualan aset negara dsb3.Pertanggungjawaban keuangan dan operasional kepada masyarakat (publik) danparlemen (DPR/DPRD)4. Struktur Organisasi bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis5. Karakteristik anggaran terbuka untuk publik

Berdasarkan pengertian di atas Akuntansi Pemerintahan adalah akuntansi yang digunakan dalam suatu organisasi pemerintahan / lembaga yang tidak bertujuan untuk mencari laba, dan merupakan suatu bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang utuh. Pemerintah sebagai entitas yang menjalankan akuntansi publikmemilikitujuanmenjalankan pemerintahan dengan baik dan supaya tujuan negaranya menjadi terwujud. Tujuan akuntansi pemerintahan memang bukan mutlak mencari laba, namun bukan berarti diharamkan mencari laba. Atas nama terselenggaranya kehidupan bernegara lebih baik, laba dapat juga diambil, tentu dengan mementingkan pelayanan kepada masyarakat terlebih dahulu.

Akuntansi sektor publik memiliki kaitan erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik yang memiliki wilayah lebih luas dan kompleks dibandingkan sektor swasta atau bisnis. Keluasan wilayah publik tidak hanya disebabkan keluasan jenis dan bentuk organisasi yang berada di dalamnya, tetapi juga kompleksitas lingkungan yang mempengaruhi lembaga-lembaga publik tersebut.

Secara kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan (Pemerintah Pusat dan Daerah serta unit kerja pemerintah), perusahaan milik negara dan daerah (BUMN dan BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi massa, serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).3. Faktor-faktor yang mempengaruhi akuntansi pemerintahan:

A. System pemerintahandalam system monarki/ kerajaan akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh raja jika dibandingkan dengan parlemen. Di dalam system demokrasi parlementer atau presidensiil, akuntansi pemerintahan banyak dipengaruhi oleh lembaga eksekutif dan legislative yang mengalami check and balances.B. Sifat sumber dayasumber daya akuntansi pemerintahan bersifat tidak berhubungan langsung dengan hasilnya. Seorang warga yang menyetorkan pajak, tidak mengharapkan kontra prestasi secara langsung dari kontribusinya tersebut. Berbeda dengan hal ini, pada akuntansi bisnis yang sumber dayanya terkait secara langsung dengan hasilnya, seperti adanya deviden.

C. Politik

Akuntansi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh politik. Sebagai contoh adalah anggaran yang sarat dengan aspek politik. Anggaran diartikan sebagai alat politik, maka dalam proses persetujuan anggaran, terjadi negosiasi politik antara lembaga legislative yang terdiri dari wakil partai politik dan pemerintah (biasanya pemenang proses politik pada suatu jangka waktu tertentu).1864 No. 106, dan diundangkan lagi teksnya yang telah diperbaharui untuk ketiga kalinya dalam Stbl. 1925 Nomor 448, selanjutnya diubah dan diundangkan dalam Lembara Negara 1954 Nomor 6, 1955 Np. 49 dan terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 1968. yangmana dalam hal ini tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan pelaksanaan APBN. Akan tetapi peraturan tersebut merupakan peraturan produksi Belanda, oleh karena itu istilah Stbl 1925 sangat populer dikalangan pengelola keuangan pemerintah sampai dengan era milenium baru. Begitu kuatnya peraturan ini di dalam pikiran para pengelola keuangan pemerintah, sehingga ketika akhirnya terbit peraturan baru yang mengatur hal yang sama, dikarenakan sifat-sifat bawaan dari Stbl 1925 masih agak sulit dihilangkan.Atas kerjasama berbagai pihak terkait, akhirnya pada tanggal 13 Juni 2005 terbit Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Menurut salah seorang Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) Jan Hoesada, terbitnya SAP untuk pertama kalinya adalah Reformasi Akuntansi Pemerintahan Tahap Pertama, disebutkannya bahwa terbitnya SAP bukan tanpa tantangan, dimana para kelompok status quo akan single entry dan akuntansi cara lama berusaha mengulur waktu, karena waktu itu kelompok ini mempunyai akses ke pusat kekuasaan dan pusat pembuatan Undang-Undang.Reformasi akuntansi pemerintahan tahap pertama berhasil menerbitkan SAP berbasis cash toward Accrual atau disebut juga semi akrual, dimana laporan keuangan menerapkan basis kas untuk pos-pos Laporan Realisasi Anggaran dan Basis Akrual untuk pos-pos Neraca. Secara sederhana Basis kas dapat diartikan pencatatan transaksi ketika kas atau uang benar-benar diterima/dikeluarkan oleh suatu entitas, sedangkan basis akrual adalah pencatatan transaksi ketika transaksi itu terjadi walaupun kas uang uang belum diterima/dikeluarkan secara nyata. Oleh karena SAP menerapkan kedua basis tersebut, maka disebut semi akrual.Sampai saat ini SAP masih diterapkan secara perlahan-lahan di semua instansi pemerintahan, termasuk dilingkungan Pemerintah Pusat sendiri, hal ini dibuktikan dengan diterimanya Opini Disclaimer (tidak memberikan pendapat) terhadap Laporan Keungan Pemerintah Pusat (LKPP) 5 tahun berturut-turut. Begitupun dilingkungan Pemerintah Daerah (Pemda), sebagian besar Pemda masih berada diantara opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan Disclaimer, sedangkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) masih menjadi sesuatu yang sulit dicapai, sehingga tidaklah banyak yang mampu mencapainya.Ditengah pembelajaran pemerintah dalam menerapkan SAP tahap pertama, saat ini KSAP sudah bersiap kembali menerbitkan SAP tahap kedua, yang masih menurut Jan Hoesada disebut sebagai Reformasi Akuntansi Pemerintahan Tahap Kedua. SAP tahap kedua ini sudah hampir selesai penyusunannya. SAP tahap kedua sebagian besar mengadopsi International Public Sector Accounting Standard (IPSAS) yang menerapkan akrual penuh (full accrual).Basis semi akrual ataupun akrual penuh bukanlah masalah yang cukup berarti bagi pemerintah. Kalaupun pemerintah kesulitan dalam melaksanakannya, saat ini banyak diproduksi sistem komputerisasasi akuntansi pemerintahan yang cukup mudah digunakan. Basis-basis tersebut hanyalah sistem pencatatan yang masing-masing memiliki kelemahan dan keunggulan. Dalam dunia akuntansi, perubahan standar adalah hal yang biasa, bahkan dilingkungan akuntansi komersial, standar bisa direvisi beberapa kali dalam setahun.Permasalahannya, akuntansi bukanlah sistem sakti yang mampu menjadikan pengelolaan keuangan pemerintah menjadi sempurna dengan penerapan standar-standar. Akuntansi sebagai sebuah sistem, sama dengan sistem-sistem lainnya dimana akuntansi mengolah data menjadi informasi yang salah satu sifatnya adalah garbage in garbage out, dimana jika data yang menjadi input adalah data sampah, maka informasi yang dihasilkanpun adalah informasi sampah.Dalam kenyataannya, di dunia komersialpun dikenal istilah window dressing, dimanapara pelaku akuntansi mempercantik laporan keuangannya agar terlihat lebih menarik dengan menghalalkan segala cara. Hal ini mungkin atau bahkan sudah terjadi juga dilingkungan akuntansi pemerintahan, yang diindikasikan dengan banyak terungkapnya temuan-temuan dalam audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).Jika kondisinya demikian, maka yang dibutuhkan bukan sekedar basis-basis pencatatan seperti basis kas ataupun akrual, lebih dari itu dibutuhkan basis moralitas yang menyentuh sisi moral para pelaku akuntansi pemerintahan. Ada 5 (lima) ciri yang mendasari akuntansi pemerintahan berbasis moral, yaitu kejujuran, kejujuran, kejujuran, kejujuran dan kejujuran. lima kejujuran itu sebagai landasan dalam lima bagian besar pengelolaan keuangan pemerintah, yaitu kejujuran dalam penganggaran, kejujuran dalam mengelola pendapatan, kejujuran dalam mengelola belanja, kejujuran dalam menyajikan laporan keuangan dan kejujuran dalam pengawasan.Untuk mewujudkannya, dibutuhkah perangkat pendukung berupa Etika dan Standar Profesional Akuntan Pemerintahan. Etika dan Standar Profesional sejatinya diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), seperti yang sejak lama dimiliki oleh akuntan publik. Kendalanya, tidak semua pelaku akuntansi pemerintahan adalah akuntan atau anggota IAI.Selain itu kalaupun diberlakukan, keterikatan akuntan pemerintahan dengan IAI tidak sekuat akuntan publik yang sangat tergantung dengan keanggotaannya di IAI.Akuntan pemerintahan digaji oleh Pemerintah, sumber penghasilannya tidak terkait secara langsung dengan organisasi IAI. Lebih jauh lagi, keberadaan seorang akuntan di instansi pemerintahan, tidaklah menjadi harga mati bahwa tugasnya selalu terkait dengan akuntansi. Walaupun demikian, penyusunan Etika dan Standar Profesional Akuntan Pemerintahan menjadi hal yang perlu diperhatikan.Perangkat lainnya adalah sistem kepangkatan khusus bagi akuntan pemerintahan. Sampai saat ini akuntan dilingkungan pemerintahan belum diposisikan sebagai profesi yang membutuhkan keahlian khusus, padahal seiring semakin kompleksnya SAP, maka dibutuhkan keahlian khusus dalam tugas yang berkaitan dengan akuntansi. Idealnya, dari sudut pandang profesionalisme akuntan dapat diposisikan dalam kelompok jabatan fungsional, sehingga sistem kepangkatannya memiliki aturan tersendiri, yang sudah lebih dulu diberlakukan untuk profesi lainnya, seperti dokter, apoteker atau guru.Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 (UU No. 17 Tahun 2003) tentang Keuangan Negara mengatur kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara sebagai berikut (Pasal 6):

1.Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagaimana dimaksud di sini meliputi kewenangan yang bersifat umum dan kewenangan yang bersifat khusus. Kewenangan yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi, dan prioritas dalam pengelolaan APBN, antara lain penetapan pedoman pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN, penetapan pedoman penyusunan rencana kerja kementerian negara/lembaga, penetapan gaji dan tunjangan, serta pedoman pengelolaan penerimaan negara. Kewenangan yang bersifat khusus meliputi keputusan/kebijakan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan APBN, antara lain keputusan sidang kabinet di bidang pengelolaan APBN, keputusan rincian APBN, keputusan dana perimbangan, dan penghapusan aset dan piutang negara.2.Kekuasaan pengelolaan keuangan negara tersebut:

a.dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan. Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia.b.dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya. Setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan. Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan lembaga adalah lembaga negara dan lembaga pemerintah nonkementerian negara. Di lingkungan lembaga negara, yang dimaksud dengan pimpinan lembaga adalah pejabat yang bertangguing jawab atas pengelolaan keuangan lembaga yang bersangkutan.c.diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkand.tidak termasuk kewenangan dibidang moneter, yang meliputi antara lain mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang.Sesuai dengan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara sebagian kekuasaan Presiden tersebut juga diserahkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku pengelola keuangan daerah. Demikian pula untuk mencapai kestabilan nilai rupiah tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dilakukan oleh bank sentral.Prinsip pembagian kekuasaan ini perlu dilaksanakan secara konsisten agar terdapat kejelasan dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab, terlaksananya mekanisme checks and balances serta untuk mendorong upaya peningkatan profesionalisme dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan.

Lingkunganakuntansipemerintahansepertiyangtelahdijelaskandiatassangatmempengaruhikarakteristikakuntansipemerintahan.Demikianpulapenjelasandalambagianperbedaanantaraakuntansipemerintahandenganakuntansikomersialjugasangatberkaitandenganpenjelasandalambagianini.MenurutRevrisondBaswir(2000),karakteristikakuntansipemerintahanadalahsebagaiberikut:a.tidakterdapatpencatatanlaba-rugikarenatujuanutamalembagapemerintahbukanlahmencarilaba.b.tidakperludilakukanpencatatanpemilikanpribadikarenalembagapemerintahadalahmilikseluruhrakyat,dankepemilikanitutidakdituliskandalamsebuahsuratbuktikepemilikan.c.bentukakuntansipemerintahanberbedaantarasuatunegaradengannegarayanglaintergantungdaribentuknegarayangbersangkutan.d.penyelenggaraanakuntansipemerintahantidakdapatdipisahkandarimekanismepengurusankeuangandansistemanggarantiapnegarakarenafungsiakuntansipemerintahanadalahuntukmenyediakaninformasitentangrealisasipelaksanaananggaransuatunegara.SedangkanmenurutMuhammadGade(2002),karakteristikakuntansi pemerintahanadalahsebagaiberikut:a.menggunakanistilahdana(fund)sehinggaakuntansipemerintahanseringjugadisebutsebagaiakuntansidana.Pengertiandanadisiniadalahsatuanakuntansidanfiskal(fiscalandaccountingentity)denganseperangkatbukubesaryangmencatatkas,sumber-sumberkeuanganselainkas,kewajiban-kewajiban,sisaatausaldomodalbesertaperubahan-perubahannyayangdipisahkanuntukmelaksanakankegiatankhususataumencapaikegiatantertentu.b.tidakadamodelataudisaintunggaluntukakuntansipemerintahankarenasangatdipengaruhiolehperaturandanhukumyangberlakudalamnegaratersebut.Selainitu,dimasukkanpulatujuanakuntansipemerintahandalamkarakteristikakuntansipemerintahan.Penjelasanlebihlanjutatastujuanakuntansipemerintahandimasukkandalamkategoriberikutini.

Organisasi Lini :

Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.Ciri-ciri:Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenangJumlah karyawan sedikitPemilik modal merupakan pemimpin tertinggiBelum terdapat spesialisasiMasing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan.Struktur organisasi sederhana dan stabilOrganisasi tipe garis biasanya organisasi kecilDisiplin mudah dipelihara (dipertahankan)Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baikDisiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)Koordinasi lebih mudah dilaksanakanProses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepatGaris kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakanRasa solidaritas pegawai biasanya tinggiPengendalian mudah dilaksanakan dengan cepatTersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.Adanya penghematan biayaPengawasan berjalan efektif-kelemahan organisasi garisTujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasiPembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiriAdanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiriOrganisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinanKurang tersedianya saf ahliCONTOH ORGANISASI NON-PROFIT

CIRI-CIRI ORGANISASI NIRLABASumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapakan pembayaran kembali atas manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuiditas atau pembubaran entitas.

Organisasi PemerintahanOrganisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan salah satu organisasi nirlaba. Karakteristik Khusus :1. Pengaruh politikPada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Tekana berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang optimum.

2. Informasi publikPemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial yang mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi efektivitas sistem.

3. Sikap yang mengutamakan pelangganPada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut. Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh penghasilan melalui masyarakat luas.

Peraturan pemerintah (Red tape)Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.SUMBER : http://id.wikipedia.org dan Buku akuntansi pemerintahan .4. KARAKTERISTIK AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN AKUTANSI PEMERINTAHAN YANG BERBASIS MORALAkuntansi pemerintahan merupakan suatu prosedur akuntansi yang telah disusun sedemikian rupa agar dapat dilakukan monitoring ( pemantauan ) secara terus menerus terhadap pelaksanaan anggaran dengan tujuan agar dapat diketahui cara penciptaan, pengurusan dan pemantauan terhadap penggunaan dana. Dan untuk karakteristik akuntansi pemerintahan ada empat point, yakni;1.Karena keinginan mengejar laba tidak inheren ditarik di dalam usaha dan kegiatan lembaga pemerintahan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan rugi laba tidak perlu dilakukan.2.Karena lembaga pemerintahan tidak dimiliki secra pribadi sebagaimana halnya perusahaan, maka dalam akuntansi pemerintahan pencatatan pemilikan pribadi juga tidak perlu dilakukan.3.Karena sistem akuntansi pemerintahan suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem akuntansi negara yang bersangkutan, maka bentuk akuntansi pemerintahan berbeda antar suatu negara dengan negara yang lainnya, tergantung pada sistem pemerintahannya.4.Karena fungsi akuntansi pemerintahan adalah mencatat, mengolong-golongkan, meringkas dan melaporkan pelaksanaan anggaran negara, maka penyelengaraan akuntansi pemerintahan tidak bisa dipisahkan dari mekanisme pengurusan keuangan negara serta sistem anggaran negara Di Indonesia sendiri, praktik akuntansi pemerintahan banyak bersumber pada ICW ( Indische Comptabiliteits Wet ) Stbl.