28
DESAIN TEKSTIL OLEH : Ariana Restu Handari TEKSTIL TEKSTIL adalah sebuah hasil karya buatan manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melindungi tubuh dari udara panas dan dingin, kebutuhan dari sikap kesusilaan, dan sebagai wujud/ bagian dari gaya hidup sebagai manusia modern. Tekstil terbuat dari lembaran kain yang terbentuk dari anyaman benang lungsi dan pakan. Digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kebutuhan sandang dan sejenisnya. DESAIN TEKSTIL Desain tekstil adalah `rancangan motif dan corak baik struktur kain maupun permukaan kain dengn teknik titik,garis,bidang warna. Proses merencana motif atau pola pada kain dengan memperhatikan fungsi,komposisi warna, bentuk, taawal/pra desain tata letak,harga dan bisa di produksi banyak,sambungan ,langkah dan pengulangan motif.juga dipikirkan keinginan pasar serta bisa laku dijual. Desain Artinya membuat pola-pola; proses merencana suatu karya seni yang terpakai dengan meningdahkan fungsi,komposisi warna,tata letak,bentuk,harga memenuhi keinginan pasar dan bisa dijual. Tahap-Tahap desain: 1. Desain awal/pra desain Rancangan awal desain, biasanya hanya brupa beberapa skets dengan beberapa alternative motif dan warna yang akan dipilih. 2. Desain pengembangan/developing desain

Tenun dan Sulaman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sulaman di Minangkabau

Citation preview

Page 1: Tenun dan Sulaman

DESAIN TEKSTIL

OLEH : Ariana Restu Handari

TEKSTIL

TEKSTIL adalah sebuah hasil karya buatan manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melindungi tubuh dari udara panas dan dingin, kebutuhan dari sikap kesusilaan, dan sebagai wujud/ bagian dari gaya hidup sebagai manusia modern.

Tekstil terbuat dari lembaran kain yang terbentuk dari anyaman benang lungsi dan pakan. Digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kebutuhan sandang dan sejenisnya.

DESAIN TEKSTIL

Desain tekstil adalah `rancangan motif dan corak baik struktur kain maupun permukaan kain dengn teknik titik,garis,bidang warna.

Proses merencana motif atau pola pada kain dengan memperhatikan fungsi,komposisi warna, bentuk, taawal/pra desain tata letak,harga dan bisa di produksi banyak,sambungan ,langkah dan pengulangan motif.juga dipikirkan keinginan pasar serta bisa laku dijual.

Desain

Artinya membuat pola-pola; proses merencana suatu karya seni yang terpakai dengan meningdahkan fungsi,komposisi warna,tata letak,bentuk,harga memenuhi keinginan pasar dan bisa dijual.

Tahap-Tahap desain:

1. Desain awal/pra desain

Rancangan awal desain, biasanya hanya brupa beberapa skets dengan beberapa alternative motif dan warna yang akan dipilih.

2. Desain pengembangan/developing desain

Sesudah ada yang terpilih dari pra desain maka angsung diproses lenngkap menjadi desain utuh dengan beberapa alternative lain untuk dipilih.

3. Desain akhir

Sesudah ada yang dipilih dari developing desain maka ditambah atau dikurangi sesuai dengan keinginan konsumen lalu dibuatkan color way-nya serta model sehingga menjadi satu port folio.

Page 2: Tenun dan Sulaman

Unsur desain tekstil

Beberapa unsur yang harus diperhatikan di dalam membuat desain tekstil antara lain:

1. Ide2. Motif3. Warna4. Teknik5. Ukuran6. Step dan repeat7. Joint8. Colour window9. Drapping model10. Presentasi

Jenis desain tekstil:

1. desain flora2. Desain fauna3. Desain geometris4. Desain abstrak5. Desain tradisional/etnik6. Desain polkadot7. Desain paisley8. Desain black and white9. Desain strip/garis10. Desain check/kotak

Perkembangan teknologi finishing tekstil dalam memberikan nilai pada permukaan kain yaitu painting,batik,cap, print.

Penggunaan alat produksi kain/motif dengan beragam jenis mesin:

Mesin otomatis

Mesin semi otomatis

Mesin computer

Era digital

Sejarah tekstil.

Di masa lalu nenek moyang kita yang sudah mulai mengenal dan berfikir untuk menutupi sebagian dari auratnya berusaha menutupinya dengan daun-daunan atau kulit kayu dll, kemudian mereka berfikir dan mencari akal untuk menganyam serat alam yang terbuat dari sejenis tumbuhan menjadi sebuah benang, dan akhirnya ditenun menjadi kain.

Maka diciptakan selembar kain sebagai alat untuk melindungi badan dari cuaca dan keadaan alam. Sejalan dengan ditemukannya ATBM yaitu alat tenun bukan mesin, maka dapat dibuatlah kain dengan cara yang sederhana.

Secara garis besarnya desain tekstil terbagi menjadi 2 bentuk. Yaitu:

Page 3: Tenun dan Sulaman

1. Desain struktural

Adalah sebuah cara membuat desain pada kain yang dilakukan perubahan pada struktur kain itu sendri. Contoh antara lain adalah: tapestry, pembuatan seni serat yang diberlakukan hiasan struktur benangnya.

Yang dimaksud desain struktural yaitu bentuknya menyatu dengan struktur tenunan kainnya. Desain tersebut diperoleh dengan merubah variasi konstruksi tenunan, merubah variasi susunan bentuk maupun warna benang yang ditenun.

Celup ikat pada serat /benang di daerah NTT khususnya di Manggarai, watublapi dan Ende.dan juga berkembang di Timor Timur, Sumba,Waingapu dll.

contoh tapestry

2. Desain permukaan.

Membuat hiasan atau motif tertentu pada kain namun hanya pada permukaannya saja. Atau membuat pola motif di atas kain.Contoh: batik, menyulam, melukis diatas kain, tie dye, jumputan, sasirangan dan lain lain.

Page 4: Tenun dan Sulaman

contoh karya lukis yang disulam

RUANG LINGKUP TEKSTIL

Yang termasuk dalam tekstil adalah mulai dari bahan baku pembuatan tekstil, serat atau benang, kain dengan segala jenisnya yang sangat beragam dan hasil karya menjadi sebuah benda pakai.

Bahan baku dalam pembuatan tekstil dikategorikan dalam 2 jenis yaitu:

1. Bahan alamBahan alam yaitu jenis bahan untuk pembuatan tekstil yang berasal dari bahan alam baik dari binatang dan juga tumbuhan. Yang berasal dari binatang terbagi menjadi beberapa jenis:a. Dari sutera alam, benang dan kain suterab. Dari kulit binatang,benang dan kain wool

Yang berasal dari tumbuhan antara lain adalah:

a. Serat kapas, disebut kain katunb. Serat rami,jenis kain karungc. Serat sisal,untuk pembuatan tali atau kerajinan tas dlld. Serat nanas,menjadi kain serat nanase. Serat cemara,menjadi kain serat cemara

2. Bahan buatanBahan buatan yang digunakan dalam pembuatan serat dan kain yaitu berasal dari kimia polimer, sejenis senyawa an organik yang diciptakan manusia dengan teknologi canggih, sehingga dapat dijadikan benang dan akhirnya diproduksi menjadi kain.Beberapa jenis serat buatan antara lain:a. Serat nilonb. Serat serat polimerc. Serat fiber

3. Campuran bahan alam dan bahan buatanPenemuan baru dalam industri modern dihasilkan jenis bahan alam, buatan atau campuran keduanya sehingga dihasilkan sebuah bahan yang lebih lentur dan

Page 5: Tenun dan Sulaman

lebih tahan lama, dan dapat digunakan dalam industri atau kebutuhan produksi barang khususnya.Misalnya adalah: pembuatan bahan jok, taplak plastik, dan lain-lain

Proses karya tekstil

Serat dan benang baik dari alam maupun buatan dapat dibuat menjadi barang kerajinan maupun benda lainnya, antara lain menghasilkan karya dalam bentuk:

1. MELUKIS DENGAN BERBAGAI CARA MENGGUNAKAN BAHAN KAIN DAN SERAT

2. SENI SERAT MENGGUNAKAN JENIS SERAT YANG BERAGAM; dengan teknik ikat dan simpul, tempel, jahit, rajut, susun, kait mengkait dll.

3. TAPESTRY: karya tenun sederhana dengan bahan serat alam dan buatan serta penambahan dalam kreasi unik lainnya.

4. LENAN RUMAH TANGGAMeliputi semua hasil karya yang terbuat dari serat dan kain yang digunakan untuk menunjang keindahan rumah tangga secara keseluruhan.

5. ASSESORIES,kalung,gelang,rompi, tas, ikat pinggang, scraf, selendang dll dari bahan serat tertentu.

MENGHIAS KAIN

BERBAGAI MACAM CARA ORANG UNTUK MENGHIAS SEBUAH KAIN DAN MENJADIKANNYA SEBUAH BENDA PAKAI YANG MEMILIKI NILAI TAMBAH LEBIH DENGAN HIASAN YANG SESUAI.

Cara untuk menghias desain permukaan pada kain sangat beragam, baik dengan cara di sulam, maupun di songket atau dilukis atau dapat pula dengan cara dicelup dan diikat, atau di hias dengan motif dan teknik pembatikan.

Kain-kain di Indonesia diproduksi dengan berbagai macam cara dan dihias juga dengan cara yang beragam;Kain tersebut dapat dibuat menjadi pakaian, pelengkap pakaian seperti selendang, scraf, topi,ikat pinggang dll. Namun dapat pula menjadi hasil lenan rumah tangga.

Lenan rumah tangga adalah hasil yang dibuat dari bahan kain menjadi barang kebutuhan rumah tangga; misalnya: sapu tangan, horden, taplak meja dll.Sekarang ini dengan kemajuan cara hidup manusia yang berbeda dan beragam, maka pembuatan kain menjadi lenan rumah tangga pun menjadi kebutuhan utama, seperti misalnya; membuat celemek, membuat tas , mukena dan sejadah yang digunakan oleh para wanita.

Teknik campuran; sulaman dan lukisan

Page 6: Tenun dan Sulaman

Teknik menghias kain dengan cara disulam

Teknik menghias kain dengan aplikasi

batik yang menjadi busana siap pakai

Terdapat beberapa model dan cara menjahit, misalnya untuk menyelesaikan sebuah pakaian atau lenan rumah tangga.

Hasil karya makrame

Batik tie dye

Melukis di atas kain

Page 7: Tenun dan Sulaman

JENIS-JENIS TUSUK DASAR

Ada beberapa jenis tusuk dasar yang seringkali digunakan dalam menjahit atau menyulam, baik secara manual maupun dengan mesin. Seringkali disebut juga dengan tusuk hias,diantaranya adalah:

1. Tusuk jelujur 2. Tusuk feston3. Tusuk flanel 4. Tusuk sejajar5. Tusuk silang 6. Tusuk rantai7. Tusuk tangkai 8. Tusuk tikam jejak/tusuk balik9. Tusuk batang10.Tusuk ikat11.Tusuk lurus12.Tusuk chevron13.Tusuk bulion14.Tusuk bulu15.Tusuk meander16.Tusuk anyam sarang laba-laba17.Tusuk timbul/rya18.Tusuk gerigi

TENUN SONGKET

SEJARAH TENUN

Asal mula penemuan teknik tenun diilhami oleh sarang laba-laba. Sejak saat itu

penguasa Mesir di tahun 2500 SM memerintahkan rakyatnya untuk membuat bentuk

yang serupa untuk membuat busana para bangsawan pada saat itu.

Tenun ikat mulai diperkenalkan ke Eropa sektar tahun 1880 oleh Prof. A.R Hein

dengan nama Ikatten. sejak itu nama “ikat” menjadi populer di manca Negara sebagai

sebuah istilah internasional untuk menyebut jenis tenunan dengan menggunakan tehnik

ini.

Mahatma Gandhi seorang tokoh masyarakat di India; membuat sendiri pakaian

sederhana yang dikenakannya dengan menenun dengan alat tenun bukan mesin;

Page 8: Tenun dan Sulaman

sebagai sebuah propaganda kepada rakyatnya agar melakukan gerakan Swadesi, yaitu

membuat barang-barang produksi negaranya sendiri dan menolak hasil dan barang dari

Negara lain (Inggris).

Mahatma Gandhi menenun

Pada zaman dahulu, menurut Warming dan Gaworski tenunan dengan desain

ikat pakan diterapkan di Indonesia yang dibawa oleh pedagang Islam India dan Arab ke

Sumatera dan Jawa. Terutama di daerah yang telah kontak dengan islam dan letaknya

strategis penting bagi lalu lintas perdagangan. Pada saat itulah awal mulanya

berkembang seni tenun yang menggunakan sutera dan benang emas ini.

Gittinger menambahkan bahwa daerah yang menghasilkan tenunan dengan desain

benang emas dan perak terdapat di daerah yang membuat desain ikat pakan dan

mempergunakan benang sutera. Daerah itu diantaranya Sumatera dan kepulauan Riau.

Bahkan di Palembang sejak abad ke-15 telah ditanam pohon murbei dan peternakan

ulat sutera.

PENGERTIAN TENUN

Tenun merupakan hasil kerajinan manusia di atas kain yang terbuat dari benang,

serat kayu, kapas, sutera dll dengan cara memasukkan benang pakan secara

melintang pada benang yang membujur atau lungsi. Kualitas sebuah tenunan biasanya

tergantung pada bahan dasar, motif, keindahan tata warna, ragam hiasnya. Seni tenun

ini berkaitan dengan budaya, kepercayaan, lingkungan, pengetahuan dll.

Tenun yang berkembang di Sumatera khususnya memiliki kreasi baru dalam

desain serta penggunaan bahan emas dan perak khususnya benang sutera dan

benang kapas. Kadangkala ditambahi dengan aplikasi, manik-manik dan kaca. Secara

keseluruhan tenunan yang kompleks, rumit dan indah dengan kemilau benang emas

dipadu dengan sutra menjadi warna yang hidup, agung dan bergairah.

Namun selain penggunaan benang sutera, kapas/katun, juga ada yang

menggunakan benang sulam, benang sintetis lain seperti: rayon, benang wol dsb.

Page 9: Tenun dan Sulaman

KAIN TENUN SUMATERA

Sebagai sebuah negeri yang kaya dengan berbagai jenis kain tenun

tradisionalnya, maka Sumatera memiliki keragaman yang sangat variatif antar satu

propinsi dengan propinsi lainnya. Tenun Tapis Lampung, tenun Songket Palembang,

Tenun Songket Padang (Pande Sikek) dan Silungkang, Tenun songket Jambi serta

tenun Riau semuanya dibuat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM); namun satu

sama lain memiliki teknik pengerjaan yang sama dengan motif dan bahan serta ciri

khas berbeda-beda.

ATBM jenis Tijak

Songket

Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau

benang perak dan dihasilkan di daerah daerah tertentu saja; misalnya: Palembang,

Minangkabau dan sebagainya.

Songket adalah kain yang termasuk dalam brokat /keluarga tekstil . Ini adalah

tenunan tangan dalam sutra atau kapas dan rumit, berpola dengan emas atau perak

benang. Benang metalik mencolok dengan kain latar belakang untuk menciptakan efek

berkilau. Dalam proses menjalin benang logam dimasukkan di antara kapas sutra atau

pakan (garis lintang) benang.

Desain pola motif songket ini timbul pada permukaan kain. Ada yang menghias

dan menutup seluruh permukaan kain, ada yang menghias bagian tertentu dimana

motif yang dibentuk menyebar di berbagai bagian dari kain. Ada kombinasi, ada yang

menyebar pada satu permukaan kain. Benang yang disongket tersebut disisipkan

dengan benang tambahan di atas maupun di bawah benang lungsi dan benang pakan.

Page 10: Tenun dan Sulaman

Istilah kata songket kalau di Palembang berarti Songko yaitu orang yang

pertama menggunakan benang emas itu untuk hiasan ikat kepala. Ikat kepala itu

bernama songko. Kemudian benang emas dipakai sebagai hiasan pada kain tenun

lainnya yaitu kain sarung dan baju kurung.

Istilah songket berasal dari Malaysia . Dalam Bahasa Indonesia sungkit berarti

"hook". Ini ada hubungannya dengan metode pembuatan songket, untuk hook dan

memilih kelompok benang, dan kemudian slip benang emas di dalamnya. Berarti

menyongket yaitu 'untuk menyulam dengan emas atau perak' . Benang Songket

merupakan produk mewah tradisional dipakai selama acara-acara seremonial sebagai

sarung , kain bahu atau ikatan kepala.

Tanjak atau hiasan kepala Songket yang dikenakan di pengadilan dari

kesultanan Malaysia . Secara tradisional perempuan muslim dan remaja perempuan

menenun songket; "beberapa anak laki-laki dan laki-laki juga menenun ".

Songket sebagai gaun raja juga disebutkan oleh Abdullah bin Abdul Kadir

tulisan 1849. -pola tradisional tekstil Sumatera mewujudkan suatu sistem lambang

diinterpretasi.

Di Indonesia, songket diproduksi di Sumatera , Kalimantan , Bali , Sulawesi ,

Lombok dan Sumbawa . Di Sumatra pusat produksi songket terkenal adalah di

Minangkabau , Sumatera Barat dan Palembang.

Luar Indonesia, lebih lanjut daerah produksi meliputi pantai timur Semenanjung

Malaysia dan Brunei . Songket tenun secara historis terkait dengan bidang Malay

pemukiman, dan teknik produksi bisa saja diperkenalkan oleh Arab dan India

pedagang. Secara historis, produksi terletak di kerajaan politik yang signifikan karena

tingginya biaya bahan; benang emas yang digunakan adalah awalnya luka dengan

nyata daun emas .

Page 11: Tenun dan Sulaman

Gedogan

Jenis-jenis kain tenun songket:

Kain tenun Siak Kain tenun Indragiri Kain tenun Bengkalis Songket Silungkang Songket Palembang Songket Pande sikek Tenun Tapis Lampung

TENUN DATAR

Tenun datar merupakan proses persilangan benang lungsi dan benang pakan

berdasarkan pola anyam datar dengan menggunakan alat tenun. Lungsi adalah benang

yang panjangnya sejajar vertikal dengan panjang kain pada saat menenun. Benang

pakan adalah benang yang lebarnya sejajar horizontal dengan lebar kain. Pola anyam

datar ini ini terjadi secara sama dan merata. Karena itu hasil tenunan datar

menampilkan permukaan yang rata dan datar karena meratanya persilangan kedua

arah benang tersebut. Penyebaran tenun datar di Nusantara memiliki kekayaan akan

teknik,corak dan warna.

Page 12: Tenun dan Sulaman

TEHNIK TENUN

Teknik tenun datar yang biasa digunakan untuk menenun adalah teknik tenun

ikat. Corak kain dibuat dengan cara mengikat bagian-bagian tertentu dari benang

hingga warna tidak menyerap pada bagian-bagian tertentu pada saat pencelupan

berlangsung. Bagian yang tidak terwarnai ini akan membentuk corak pada kain ketika

kain ditenun.

ALAT TENUN

Alat tenun yang digunakan yaitu alat tenun Gedogan dan alat tenun tijak.

Alat tenun gedogan terdiri dari 2 macam yaitu gedogan berfungsi sinambung dan

gedogan berfungsi tak lanjut. Alat tenun Tijak merupakan bentuk dasar dari sebuah alat

tenun mulai dari ATBM sampai dengan mesin tenun modern. Ada juga alat Tenun kartu

yakni alat tenun yang menggunakan kartu-kartu yang diberi lubang jenis tenunan ini

khusus untuk membuat kain berukuran sempit seperti sabuk, pita hiasan dll.

TENUN IKAT

Tenun ikat adalah proses penenunan benang-benang yang telah diberi corak.

Bersamaan pada saat kain ditenun corakpun muncul di permukaan. Caranya adalah

benang direntangkan pada alat perentang sambil memastikan posisi posisi, warna,

ukuran dan corak. Perentangan dibuat sama dengan lebar atau panjang kain. Bagian

yang akan diberi warna sesuai corak dan diikat perkelompok benang.

Benang yang sudah selesai diikat kemudian dilepas dari rentangan dan dicelup

dalam zat pewarna. Setelah pencelupan, benang dikeringkan,ikatan dibuka. Ketika

ikatan dibuka,bagian yang terikat tidak yang terikat tidak berwarna. Tahap berikutnya

adalah benang dipasang sesuai peruntukannya. Benang lungsi dipasang pada alat

tenun, sedangkan benang pakan digulung pada kumparan atau sekoci. Corak yang

dibuat pada kelompok benang searah lebar kain(pakan) disebut tenun ikat pakan.

Corak yang dibuat pada kelompok benang lungsi disebut tenun ikat lungsi. Adapun dari

keduanya disebut tenun ikat ganda.

Page 13: Tenun dan Sulaman

JENIS-JENIS TENUN IKAT

1. TENUN IKAT LUNGSI

Tenun ikat lungsi adalah kain yang coraknya dibuat pada benang lungsi.urutan

pembuatan kain tenun ikat lungsi adalah:

1. Membentang benang lungsi pada alat perentang.kemudian benang diberi tanda

pada bagian-bagian yang akan diikat sesuai dengan corak.

2. Mengikat benang lungsi yang sudah ditandai

3. Mencelup dalam larutan warna benang yang sduah dilepas dari bentangan

4. Melepaskan ikatan setelah benang kering

5. Benang yang sudah bercorak digulung dengan alat penggulung lungsi (BUM)

lalu dipasang pada alat tenun.setelah terpasang corak hasil ikatan akan terlihat

jelas

6. Menenun dengan benang pakan warna polos

2. Teknik tenun ikat pakan

Benang yang diikat adalah benang pakan yang searah dengan lebar kain.

setelah benang diikat, dicelup dan dikeringkan benang kemudian digulung pada

kumparan atau sekoci yang akan menjalinkannya dengan ada benang lungsi.

1. Membentang benang pakan pada alat perentang, kemudian kumpulan benang pakan

itu ditandai menurut corak

2. Mengikat kumpulan benang pakan yang sudah ditandai

3. Melepas kumpulan benang dari bentangan dan mencelupnya dalam larutan warna

4. Mengeringkan ikatan benang yang sudah dicelup

5. Melepas ikatan

6. Menggulung benang yang sudah bercorak pada kumparan

7. Menenun benang lungsi warna polos.

3. TENUN IKAT GANDA

Teknik ikat ini mengikat corak kain pada kumpulan benang lungsi dan benang

pakan sekaligus. Corak terbentuk pada persilangan antara benang lungsi dan benang

pakan tepat pada titik pertemuannya. Setiap benang bercorak harus bersilang pada titik

yang tepat agar corak dapat muncul.

Page 14: Tenun dan Sulaman

4. TENUN IKAT KHUSUS/ikat tambahan

Yang dimaksud dengan tenun ikat khusus yakni adanya pakan tambah (songket)

dan lungsi tambah. Jadi tenun songket merupakan teknik menenun dengan

menambahkan bahan lain ke dalam struktur kain. Bahan tambahan yang digunakan

yaitu benang emas. Kain-kain dengan teknik ini yaitu tenun songket Sumatra Barat,

Jambi, Palembang dan Riau.

JENIS ALAT TENUN

ALAT tenun yang digunakan untuk tenun khusus sama dengan tenun datar yaitu

Gedogan, Tijak dan ATBM.

1. GEDOGAN

Gedogan adalah alat tenun yang pada bagian ujungnya diikatkan pada badan

penenun. Ujung lainnya dipasang pada bagian rumah atau pohon, oleh karena itu kain

yang dihasilkan mempunyai lebar maksimum 80 cm sesuai dengan jangkauan tangan

penenun. Penenun dengan gedogan umumnya dilakukan oleh kaum perempuan saat

menunggu panen.

Alat tenun Gedogan

ALAT tenun gedogan ada 2 jenis yitu:

1. Gedogan lungsi sinambung

2. Gedogan lungsi tak lanjut/tidak sinambung.

Page 15: Tenun dan Sulaman

2. Alat tenun TIJAK

Alat tenun yang dapat berdiri sendiri. Alat ini memiliki bingkai-bingkai persegi

yang mengikat sejumlah kawat berlubang tempat lewat benang lungsi. Alat tenun ini

dilengkapi dengan seperangkat pedal (tijakan) yang berfungsi untuk menaik-turunkan

bingkai lungsi.

Naik turunnya bingkai-bingkai diperlukan untuk membuat bukaan diantara

susunan benang benang lungsi sehingga benang pakan dapat lewat dengan mudah.

Umumnya alat tenun Tijak digunakan secara penuh waktu bukan digunakan untuk

kegiatan musiman. Alat ini digunakan untuk membuat kain songket

RAGAM HIAS DI KAIN TENUN

Pada umumnya desain motif ragam hias yang diterakan pada kain dengan

songket ini berupa motif: geometris dan stilasi flora dan meander. Terdapat pula motif

binatang tertentu; misalnya: berbagai jenis burung, reptilia, dan naga. Seperti burung

kakak tua, burung merak, burung phoenix, ayam, itik, motif naga dan sayap burung

garuda dsb. Terdapat pula motif yang merupakan unsur hindu, misalnya: nekara, motif

bunga manggis. Tetapi pada umumnya dipengaruhi oleh unsur-unsur agama islam.

Bentuk desain geometris menurut masyarakat Minangkabau bersumber dari

alam lingkungannya sendiri. Misalnya: motif kaluak paku yang berarti: mencerminkan

budi pekerti yang luhur, atau sulur daun pakis, pucuak rebung atau motif tumpal artinya:

sifat yang pandai menyesuaikan diri.

Page 16: Tenun dan Sulaman

Motif yang digunakan dalam kain tenun Riau diambil dari lingkungan sehari-hari

seperti tumbuhan, hewan dal alam yang kemudian di stilir menjadi motif yang menarik.

Motif asli ini tidak diketahui siapa perancang dan penciptanya. Jenis-jenis motif antara

lain: tampuk manggis, bunga melur, bunga cina, bunga tanjung, bunga teratai, bunga

kecubung, kaluk paku, akar berjalin, pucuk rebung dll

TENUNAN SONGKET SILUNGKANG

Di Sumatra Barat ada dua daerah yang dikenal sebagai penghasil tenunan

songket yang bagus. Selain Pandai Sikek di Kabupaten Tanah Datar, satu lagi adalah

Silungkang, Kota Sawahlunto. Tenunan Silungkang mempunyai kelebihan pada motif.

Keistimewaan lain terdapat pada ragamnya. Ada songket ikat, songket batabua, penuh,

benang dua, dan songket selendang lebar. Keunikan itulah yang membuat songket

Silungkang diminati pembeli dari Malaysia dan Singapura.

Asal Usul

Silungkang adalah sebuah desa di Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung, Sumatera

Barat, Indonesia. Desa kecil yang luasnya sekitar 4800 hektar ini penduduknya

sebagian besar bermatapencaharian dalam bidang pertanian (padi dan palawija).

Dahulu, hasil pertaniannya tidak hanya dipasarkan di daerah sekitarnya saja, tetapi juga

ke provinsi lain, malahan sampai ke Pahang (Malaysia).

Dewasa ini pengrajin tenun Songket Silungkang tidak hanya memproduksi satu jenis

songket tertentu, seperti sarung dan atau kain saja. Akan tetapi, sudah merambah ke

produk jenis lain, seperti: gambar dinding, taplak meja, permadani bergambar, baju

wanita, sprey, baju kursi, bantal permadani, selendang, serber, kain lap dapur, sapu

tangan, bahan kemeja (“hem”), tussor (bahan tenun diagonal), dan taplak meja polos.

Peralatan dan Bahan

Peralatan tenun songket Silungkang sama dengan tenun Pandai Sikek.

Peralatan itu pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni peralatan pokok

dan tambahan. Keduanya terbuat dari kayu dan bambu.

Peralatan pokok adalah seperangkat alat tenun itu sendiri yang oleh mereka disebut

sebagai “panta”. Seperangkat alat yang berukuran 2 x 1,5 meter ini terdiri atas

gulungan (suatu alat yang digunakan untuk menggulung benang dasar tenunan), sisia

Page 17: Tenun dan Sulaman

(suatu alat yang digunakan untuk merentang dan memperoleh benang tenunan),

pancukia (suatu alat yang digunakan untuk membuat motif songket, dan turak  (suatu

alat yang digunakan untuk memasukkan benang lain ke benang dasar).

Panta tersebut ditempatkan pada suatu tempat yang disebut pamidangan (tempat

khusus untuk menenun songket), di depannya diberi dua buah tiang yang berfungsi

sebagai penyangga kayu paso. Gunanya adalah untuk menggulung kain yang sudah

ditenun.

Sedangkan, yang dimaksud dengan peralatan tambahan adalah alat bantu

yang digunakan sebelum dan sesudah proses pembuatan songket. Alat tersebut adalah

penggulung benang yang disebut ani dan alat penggulung kain hasil tenunan yang

berbentuk kayu bulat dengan panjang sekitar 1 meter dan berdiameter 5 cm.

Bahan dasar kain tenun songket adalah benang tenun yang disebut benang

lusi atau lungsin. Benang tersebut satuan ukurannya disebut palu. Sedangkan,

hiasannya (songketnya) menggunakan benang makao atau benang pakan. Benang

tersebut satuan ukurannya disebutpak. Benang lusi dan makaoitu pada dasarnya

berbeda, baik warna, ukuran maupun bahan seratnya.

Perbedaan inilah yang menyebabkan ragam hias kain songket terlihat menonjol dan

dapat segera terlihat karena berbeda dengan tenun latarnya. Di Silungkang dan Pandai

Sikek tenunan dasar atau latar biasanya berwarna merah tua (merah vermillion), hijau

tua, atau biru tua.

Motif ragam hias Songket Silungkang selain dibentuk dengan benang mas, juga

dengan benang berwarna lainnya. Oleh sebab itu, terdapat dua macam kain songket

yaitu:

(1) kain songket dengan ragam hias yang dibentuk oleh benang mas; dan

(2) kain songket dengan ragam hias yang dibentuk bukan dari benang yang berwarna

emas.

Kain songket yang motifnya dibuat dengan benang mas pemasarannya relatif terbatas

karena harganya mahal dan pemakaiannya hanya pada saat ada peristiwa-peristiwa

atau kegiatan-kegiatan tertentu, seperti: perkawinan, batagakgala (penobatan

penghulu), dan penyambutan tamu-tamu penting.

Sedangkan, kain songket jenis kedua yang motifnya tidak dibuat dengan benang mas

adalah untuk memenuhi pasaran yang lebih luas karena jenis ini tidak hanya untuk

busana tradisional, tetapi juga untuk bahan kemeja, selendang, taplak meja dan hiasan

dinding.

Page 18: Tenun dan Sulaman

Sebagai catatan, pada masa lalu pewarnaan benang lusi dilakukan secara tradisional.

Caranya, sebelum diberi warna, benang harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan

unsur-unsur lain yang akan menghalangi masuknya zat pewarna. Kemudian, benang

diberi zat pemutih (soda abu). Zat itu dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko kimia

atau apotek. Setelah itu, benang itu dibagi menjadi beberapa bagian yang kemudian

dicelup dengan warna yang diperlukan.

Proses selanjutnya adalah mencelupkan benang tersebut ke air panas (mendidih) yang

telah diberi zat pewarna tertentu (sesuai selera atau pesanan), kemudian dijemur. Saat

ini proses pewarnaan dengan cara-cara tersebut sudah jarang dilakukan sebab

penenun dapat langsung membeli benang-warna yang telah banyak diproduksi oleh

pabrik-pabrik tekstil.

Teknik Pembuatan Tenun Songket

Pembuatan tenun songket pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap. Tahap

pertama adalah menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos. Tahap

kedua adalah menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari

benang pakan. Masyarakat Amerika dan Eropa menyebut cara menenun seperti ini

sebagai “inlayweavingsystem”.

Pada tahap pertama benang-benang yang akan dijadikan kain dasar

dihubungkan ke paso. Posisi benang yang membujur ini oleh masyarakat Silungkang

disebut “benang tagak”.

Setelah itu, benang-benang tersebut direnggangkan dengan alat yang disebut

palapah. Pada waktu memasukkan benang-benang yang arahnya melintang, benang

tagak direnggangkan lagi dengan palapah. Pemasukkan benang-benang yang arahnya

melintang ini menjadi relatif mudah karena masih dibantu dengan  alat yang disebut

pancukia. Setelah itu, pengrajin menggerakkan karok dengan menginjaksalah satu tijak-

panta untuk memisahkan benang sedemikian rupa, sehingga ketika benang pakan yang

digulung pada kasali yang terdapat dalam skoci atau turak dapat dimasukkan dengan

mudah, baik dari arah kiri ke kanan (melewati seluruh bidang karok) maupun dari kanan

ke kiri (secara bergantian). Benang yang posisinya melintang itu ketika dirapatkan

dengan karok yang bersuri akan membentuk kain dasar.

Tahap kedua adalah pembuatan ragam hias dengan benang makao (benang

masatau benang yang berwarna lain). Ragam hias tenun diciptakan dengan teknik

menenun yang dikenal dengan teknik pakan tambahan atau suplementaryweft. Caranya

agak rumit karena untuk memasukkannya ke dalam kain dasar harus melalui

perhitungan yang teliti. Dalam hal ini bagian-bagian yang menggunakan benang lusi

ditentukan dengan alat yang disebut pancukie yang terbuat dari bambu.

Page 19: Tenun dan Sulaman

Konon, pekerjaan ini memakan waktu yang cukup lama karena benang makaoitu

harus dihitung satu persatu dari pinggir kanan kain hingga pinggir kiri menurut hitungan

tertentu sesuai dengan contoh motif yang akan dibuat. Setelah jalur benang makao itu

dibuat dengan pancukie, maka ruang untuk meletakkan turak itu diperbesar dengan alat

yang disebut palapah. Selanjutnya, benang tersebut dirapatkan satu demi satu,

sehingga membentuk ragam hias yang diinginkan.

Sebenarnya lama dan tidaknya pembuatan suatu tenun songket, selain

bergantung pada jenis tenunan yang dibuat dan ukurannya, juga kehalusan dan

kerumitan motif songketnya. Semakin halus dan rumit motif songketnya, akan semakin

lama pengerjaannya.

Pembuatan sarung dan atau kain misalnya, bisa memerlukan waktu kurang lebih

satu bulan. Bahkan, seringkali lebih dari satu bulan karena setiap harinya seorang

pengrajin rata-rata hanya dapat menyelesaikan kain sepanjang 5--10 sentimeter.

Sebagai catatan, kain songket tidak boleh dilipat, tetapi harus digulung

dengan kayu bulat yang berdiameter 5 cm. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar

bentuk motifnya tetap bagus dan benang mas-nya tidak putus, sehingga songketnya

tetap dalam keadaan baik dan rapi.

Motif Ragam Hias Tenun Songket Silungkang

Kekayaan alam Minangkabau sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias

denganpola-pola yang mengagumkan. Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang

sederhana dan proses kerja yang terbatas, namun tenunannya merupakan karya seni

yang amat tinggi nilainya. Jadi, songket bukanlah hanya sekedar kain, melainkan telah

menjadi suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya.

Motif-motif ragam hias biasanya diberi nama tumbuh-tumbuhan, binatang ataupun

benda-benda yang ada di alam sekitar.

Beberapa nama ragam hias dari Nagari Silungkang antara lain adalah:

Bungo Malur, Pucuak Ranggo Patai, Kudo-Kudo, Pucuak Jawa, Pucuak Kelapa, Tigo

belah, Kain Balapak Gadang, Bungo Kunyik, Kaluak Paku, Bungo Ambacang, Barantai,

Sisiak dan lain-lain. Sedangkan untuk hiasan tepi kain terdapat beberapa nama motif

seperti Bungo Tanjung, Lintahu Bapatah, Itiak Pulang Patang, Bareh Diatua, Ula

Page 20: Tenun dan Sulaman

Gerang dan lain-lain. Melihat bentuk ragam hiasnya, kelihatan bahwa ragam hias

songket dari Silungkang terkesan lebih sederhana bila dibandingkan dengan ragam

hias dari Pandai Sikek. Ragam hias Pandai Sikek kelihatan lebih rumit-rumit dan

bervariasi.

Selain bersifat menghias, ragam hias kain songket tersebut juga memiliki makna.

Salah satu contohnya adalah bentuk ragam hias yang tekenal yaitu “pucuak rabuang”.

Rebung dianggap sebagai tumbuhan yang sejak kecil sudah berguna bagi

masyarakat. Sewaktu rebung masih kecil dapat digunakan untuk bahan sayuran. Ketika

telah tumbuh besar dan menjadi bambu pun masih tetap berguna, yaitu sebagai bahan

bangunan dan lain sebagainya. Orang yang memakai motif ini tentulah diharapkan akan

berguna pula bagi masyarakatnya (seperti bambu yang sangat berguna bagi manusia).

NILAI BUDAYA

Tenun Songket Silungkang, jika dicermati secara seksama, di dalamnya

mengandung nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam

kehidupan sehari-hari bagi masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai itu antara lain:

kesakralan, keindahan (seni), ketekunan, ketelitian, dan kesabaran.

Nilai kesakralan tercermin dari pemakaiannya yang umumnya hanya

digunakan pada peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan

upacara, seperti perkawinan, upacara batagakgala (penobatan penghulu) dan lain

sebagainya. Nilai keindahan tercermin dari motif ragam hiasnya yang dibuat sedemikian

rupa, sehingga memancarkan keindahan. Sedangkan, nilai ketekunan, ketelitian, dan

kesabaran tercermin dari proses pembuatannya yang memerlukan ketekunan,

ketelitian, dan kesabaran. Tanpa nilai-nilai tersebut tidak mungkin akan terwujud

sebuah tenun songket yang bagus.

TENUN SONGKET RIAU

Pada awalnya tenun yang diajarkan adalah tenun tumpu,kemudian berganti dengan

alat yang bernama “Kik”. Kik adalah alat tenun sederhana terbuat dari bahan kayu

berukuran sekitar 1 X 2 meter. Kain ini tidak terlalu lebar maka untuk menjadi satu

sarung harus disambung dua yang disebut kain berkampuh. Untuk menghasilkan 1 kain

diperlukan waktu 3-4 minggu.

Tenun songket Riau seringkali disebut dengan tenun songket Indragiri. Pada

awalnya alat tenun Indragiri adalah alat tenun Tumpu yang kemudian diganti dengan

Kik dan ATBM. Pada tahun 1992 pemerintah daerah Kabupaten Indragiri Hulu mengkaji

dan mengangkat tenun songket Indragiri.

Page 21: Tenun dan Sulaman

Dalam perkembangan tenun saat ini sudah tidak digunakan Kik atau gedokan

sebagai alat tenun, digantikan dengan menggunakan ATBM. Dengan ATBM maka

pembuatan sehelai kain tenun membutuhkan waktu 4 atau 5 hari saja. Dan

dipergunakan benang border sebagai pengganti benang emas.

Kerajinan kain tenun songket yang sangat popular adalah tenun Siak, Bengkalis,

Indragiri Hulu, Indragiri Hilir.

Jenis-jenis kain tenun songket Riau antara lain:

Kain tenun songket bahan katun

Kain tenun bahan katun dengan variasi benang emas

Kain tenun songket bahan sutera

Kain tenun songket bahan sutera dengan variasi benang emas

Kain tenun lejo(lajur)

Kain tenun pola berkotak-kotak

Pada bagian ujung terdapat gulungan benang yang sudah diani dengan benang

lungsi dan ditarik ke pangkal dengan terlebih dulu disisipkan melalui gun dan sisir besi.

Pada diikatkan ke paku penggulung kain.

Pemasangan benang pakan pada benang lungsi dimasukkan dari kiri ke kanan

melalui sebuah teropong yang dalamnya terdapat peleting yang melalui celah benang

lungsi lalu sisir dihentakkan kea rah penenun sehingga berbunyi plak-plak tak maka

terbentuklah satu garis kain baru dari persilangan benang lungsi dan pakan.

Keindahan kain tenun Siak antara lain terletak pada pada perpaduan warna serta

rapat tidaknya susunan benang yang digunakan.pewarna pada benang dapat dilakukan

dengan pencelupan sendiri dengan pilihan yang mudah dan banyak diperjual belikan di

pasaran.

Di dekranasda Riau dikelola unit pelatihan bagi pengrajin tenun songket Riau.

Digunakan alat tenun bukan mesin beberapa jenis antara lain: Tijak, ATBM yang

menggunakan kartu, mesin jaguar. Dengan ATBM yang sudah lebih disesuaikan ini,

proses penenunan bisa dilakukan oleh lebih dari 1 orang, dan pengerjaannya relative

lebih cepat.

PENUTUP

Seni tenun di daerah Sumatera sangat besar pengaruh keragaman seni kain

songketnya. Yang khusus menggunakan benang emas sebagai pakan atau lebih

dikenal dengan tenun ikat khusus atau ikat tambahan. Untuk benang lungsi digunakan

bahan sutera, katun maupun campuran(rayon dll).

Songket Sumatera memiliki kualitas yang baik, dari sisi penggunaan seratnya

dan juga teknik penggunaan ATBM dari yang sederhana Gedogan/kik, Tijak sampai

dengan yang lebih agak modern(jaguar)=bisa dikerjakan oleh 2 orang sehingga

memungkinkan diproduksi lebih cepat(di Riau).

Yang disebut dengan kain tenun disini adalah kain yang dibuat dengan cara

sederhana, tradisional yaitu dilakukan oleh seorang penenun secara perseorangan.

Page 22: Tenun dan Sulaman

Membuat atau menenunnya memerlukan waktu khusus antara 3 hari sampai dengan

3/6 bulan. Lebar kain tenun tidak lebih dari 1 meter dan panjang biasanya sepanjang 1

kain antara 2 sampai dengan 2,5 meter.

Motif pada benang lungsi diikat pada bagian seratnya sesuai dengan desain

motif yang diinginkan dan dibuat pula pola motif pada benang pakannya. Sehingga hasil

tenun songket ini begitu rumit dari sisi motif dan cara menenunnya.

Dapat dikatakan bahwa kain tenun Sumatera atau songket, adalah seni tenun

yang sangat tinggi nilainya; sangat berhubungan erat dengan Kebudayaan dan

kebiasaan masyarakat setempat dalam kegiatan adatnya seringkali berpakaian

menggunakan kain tenun songket; baik untuk kain kebaya, ikat kepala, sarung, baju

teluk belanga,dll