Teori Beton Dan Beton Bertulang

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    1/28

    BAB II

    TEORI DASAR

    2.1 Beton dan Beton Bertulang

    Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau

    agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat

    dari semen dan air membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih

    bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu,

    seperti kemudahan pengerjaan (workability), durabilitas, dan waktu pengerasan.

    Seperti substansi-substansi mirip batuan lainnya, beton memiliki kuat tekan

    yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton bertulang adalah suatu

    kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi menyediakan kuat

    tarik yang tidak dimiliki beton.

    2.2 Kelebihan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur

    Beton bertulang boleh jadi adalah bahan konstruksi yang paling penting.

    Beton bertulang digunakan dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur,

    besar maupun kecil bangunan, jembatan, perkerasan jalan, bendungan, dinding

    penahan tanah, terowongan, jembatan yang melintasi lembah (viaduct), drainase

    serta fasilitas irigasi, tangki, dan sebagainya.

    Sukses besar beton sebagai bahan konstruksi yang universal cukup mudah

    dipahami jika dilihat dari banyaknya kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan tersebut

    antara lain :

    1. beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    2/28

    kebanyakan bahan lain.

    2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air,bahkan merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak

    bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-

    rata, batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang

    memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada

    permukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan.

    3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.5. Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat

    panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat

    digunakan sampai kapan pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk

    menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataannya bahwa kekuatan

    beton tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama

    semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses

    pemadatan pasta semen.

    6. Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untukpondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-

    bangunan semacam itu.

    7. Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadibentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang

    sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar.

    8. Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yangmurah (pasir, kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    3/28

    semen dan tulangan baja, yang mungkin saja harus didatangkan dari

    daerah lain.

    9. Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi betonbertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti

    struktur baja.

    2.3 Kelemahan Beton Bertulang Sebagai Suatu Bahan Struktur

    Untuk dapat mengoptimalkan penggunaan beton, perencana harus mengenal

    dengan baik kelemahan-kelemahan beton bertulang disamping kelebihan-

    kelebihannya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :

    1. Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga memerlukanpenggunaan tulangan tarik.

    2. Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap ditempatnya sampai beton tersebut mengeras. Selain itu, penopang atau

    penyangga sementara mungkin diperlukan untuk menjaga agar bekisting

    tetap berada pada tempatnya, misalnya pada atap, dinding, dan struktur-

    struktur sejenis, sampai bagian-bagian beton ini cukup kuat untuk

    menahan beratnya sendiri. Bekisting sangat mahal. Di Amerika Serikat,

    biaya bekisting berkisar antara sepertiga hingga dua pertiga dari total

    biaya suatu struktur beton bertulang, dengan nilai sekitar 50%. Sudah

    jelas bahwa untuk mengurangi biaya dalam pembuatan suatu struktur

    beton bertulang, hal utama yang harus dilakukan adalah mengurangi biaya

    bekisting.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    4/28

    3. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan betonbertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-

    struktur bentang-panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan

    sangat mempengaruhi momen lentur.

    4. Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinya proporsi-campuran dan pengadukannya. Selain itu, penuangan dan perawatan

    beton tidak bisa ditangani seteliti seperti yang dilakukan pada proses

    produksi material lain seperti struktur baja dan kayu.

    2.4 Sifat-sifat Beton Bertulang

    Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat

    penting sebelum dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat

    beton bertulang antara lain :

    2.4.1 Kuat Tekan

    Kuat tekan beton (fc) dilakukan dengan melakukan uji silinder beton dengan

    ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm. Pada umur 28 hari dengan tingkat

    pembebanan tertentu. Selama periode 28 hari silinder beton ini biasanya ditempatkan

    dalam sebuah ruangan dengan temperatur tetap dan kelembapan 100%. Meskipun

    ada beton yang memiliki kuat maksimum 28 hari dari 17 Mpa hingga 70 -140 Mpa,

    kebanyakan beton memiliki kekuatan pada kisaran 20 Mpa hingga 48 Mpa. Untuk

    aplikasi yang umum, digunakan beton dengan kekuatan 20 Mpa dan 25 Mpa,

    sementara untuk konstruksi beton prategang 35 Mpa dan 40 Mpa. Untuk beberapa

    aplikasi tertentu, seperti untuk kolom pada lantai-lantai bawah suatu bangunan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    5/28

    tingkat tinggi, beton dengan kekuatan sampai 60 Mpa telah digunakan dan dapat

    disediakan oleh perusahaan-perusahaan pembuat beton siap-campur (ready-mix

    concrete).

    Nilai-nilai kuat tekan beton seperti yang diperoleh dari hasil pengujian sangat

    dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk dari elemen uji dan cara pembebanannya. Di

    banyak Negara, spesimen uji yang digunakan adalah kubus berisi 200 mm. untuk

    beton-beton uji yang sama, pengujian terhadap silinder-silinder 150 mm x 300 mm

    menghasilkan kuat tekan yang besarnya hanya sekitar 80% dari nilai yang diperoleh

    dari pengujian beton uji kubus.

    Kekuatan beton bisa beralih dari beton 20 Mpa ke beton 35 Mpa tanpa perlu

    melakukan penambahan buruh dan semen dalam jumlah yang berlebihan. Perkiraan

    kenaikan biaya bahan untuk mendapatkan penambahan kekuatan seperti itu adalah

    15% sampai 20%. Namun untuk mendapatkan kekuatan beton diatas 35 atau 40 Mpa

    diperlukan desain campuran beton yang sangat teliti dan perhatian penuh kepada

    detail-detail seperti pencampuran, penempatan, dan perawatan. Persyaratan ini

    menyebabkan kenaikan biaya yang relatife lebih besar.

    Kurva tegangan-regangan pada gambar dibelakang menampilkan hasil yang

    dicapai dari uji kompresi terhadap sejumlah silinder uji standar berumur 28 hari yang

    kekuatannya beragam.

    Kurva hampir lurus ketika beban ditingkatkan dari niol sampai kira-kira1/3 -

    2/3 kekuatan maksimum beton.

    Diatas kurva ini perilaku betonnya nonlinear. Ketidak linearan kurvategangan-regangan beton pada tegangan yang lebih tinggi ini

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    6/28

    mengakibatkan beberapa masalah ketika kita melakukan analisis

    struktural terhadap konstruksi beton karena perilaku konstruksi tersebut

    juga akan nonlinear pada tegangan-tegangan yang lebih tinggi.

    Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah kenyataan bahwaberapapun besarnya kekuatan beton, semua beton akan mencapai

    kekuatatan puncaknya pada regangan sekitar 0,002.

    Beton tidak memiliki titik leleh yang pasti, sebaliknya kurva beton akantetap bergerak mulus hingga tiba di titik kegagalan (point of rupture) pada

    regangan sekitar 0,003 sampai 0,004.

    Banyak pengujian yang telah menunjukkan bahwa kurva-kurva tegangan-regangan untuk silinder-silinder beton hampir identik dengan kurva-kurva

    serupa untuk sisi balok yang mengalami tekan.

    Harus diperhatikan juga bahwa beton berkekuatan lebih rendah lebihdaktail daripada beton berkekuatan lebih tinggi artinya, beton-beton

    yang lebih lemah akan mengalami regangan yang lebih besar sebelum

    mengalami kegagalan.

    Gambar.2.1 Kurva tegangan regangan beton yang umum,

    dengan pembebanan jangka-pendek (Daftar Pustaka no.1)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    7/28

    2.4.2 Modulus Elastisitas Statis

    Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi

    tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan, dan karakteristik dan

    perbandingan semen dan agregat. Sebagai tambahan, ada beberapa defenisi mengenai

    modulus elastisitas :

    a. Modulus awal adalah kemiringan diagram tegangan-regangan pada titikasal dari kurva.

    b. Modulus tangen adalah kemiringan dari salah satu tangent (garissinggung) pada kurva tersebut di titik tertentu di sepanjang kurva,

    misalnya pada 50% dari kekuatan maksimum beton.

    c. Kemiringan dari suatu garis yang ditarik dari titik asal kurva ke suatutitik pada kurva tersebut di suatu tempat di antara 25% sampai 50% dari

    kekuatan tekan maksimumnya disebutModulus sekan.

    d. Modulus yang lain, disebut modulus semu (apparent modulus) ataumodulus jangka panjang, ditentukan dengan menggunakan tegangan dan

    regangan yang diperoleh setelah beban diberikan selama beberapa waktu.

    Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus

    elastisitas beton yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 kg/m

    3

    .

    Ec = wc1,5

    (0,043) 2.1

    Dimana :

    wc : berat beton (kg/m3)

    fc : mutu beton (Mpa)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    8/28

    Ec : modulus elastisitas (Mpa)

    Dan untuk beton dengan berat normal beton yang berkisar 2320 kg/m3

    Ec = 4700 2.2

    Beton dengan kekuatan diatas 40 Mpa disebut sebagai beton mutu-tinggi.

    Pengujian telah menunjukkan bahwa bila persamaan ACI yang biasa

    digunakan untuk menghitung Ecdipakai untuk beton mutu tinggi , nilai

    yang didapat terlalu besar. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan di

    Cornell University, persamaan berikut ini direkomendasikan untuk

    digunakan pada beton dengan berat normal yang memiliki nilai fc antara

    40 Mpa dan 80 Mpa, dan untuk beton ringan dengan fc 40 dan 60 Mpa.

    Ec = (3,32 + 6895) 2.3

    2.4.3 Modulus Elastisitas Dinamis

    Modulus elastisitas dinamis, yang berkorespondensi dengan regangan-

    regangan sesaat yang sangat kecil, biasanya diperoleh dari uji sonik. Nilainya

    biasanya lebih besar 20%-40% daripada nilai modulus elastisitas statis dan kira-kira

    sama dengan modulus nilai awal. Modulus elastisitas dinamis ini biasanya dipakai

    pada analisa struktur dengan beban gempa atau tumbukan.

    2.4.4 Perbandingan Poisson

    Ketika sebuah beton menerima beban tekan, silinder tersebut tidak hanya

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    9/28

    berkurang tingginya tetapi juga mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah lateral.

    Perbandingan ekspansi lateral dengan pendekatan longitudinal ini disebut sebagai

    Perbandingan Poisson(Poissons ratio). Nilainya bervariasi mulai dari 0,11 untuk

    beton mutu tinggi dan 0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-rata 0,16.

    Sepertinya tidak ada hubungan langsung antara nilai perbandingan ini dengan nilai-

    nilai, seperti perbandingan air-semen, lamanya perawatan, ukuran agregat, dan

    sebagainya.

    Pada sebagian besar desain beton bertulang, pengaruh dari perbandingan

    poisson ini tidak terlalu diperhatikan. Namun pengaruh dari perbandingan harus

    diperhatikan ketika kita menganalisis dan mendesain bendungan busur, terowongan,

    dan struktur-struktur statis tak tentu lainnya.

    2.4.5 Kuat Tarik

    Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan

    utama dari kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh

    retak-retak halus. Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban

    tekan karena beban tekan menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan

    terjadinya penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok menerima beban

    tarik.

    Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik tetap

    merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar retak

    yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu akan

    mengurangi jumlah lendutan. (Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya sedikit

    usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas tarik dari beton. Namun,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    10/28

    berdasarkan informasi yang terbatas ini, diperkirakan bahwa nilai modulus elastisitas

    tarik beton sama dengan modulus elatisitas tekannya.)

    Selanjutnya, anda mungkin ingin tahu mengapa beton tidak diasumsikan

    menahan tegangan tarik yang terjadi pada suatu batang lentur dan baja yang

    menahannya. Alasannya adalah bahwa beton akan mengalami retak pada regangan

    tarik yang begitu kecil sehingga tegangan-tegangan rendah yang terdapat pada baja

    hingga saat itu akan membuat penggunaannya menjadi tidak ekonomis.

    Kuat tarik beton tidak berbanding lurus dengan kuat tekan ultimitnya fc.

    Meskipun demikian, kuat tarik ini diperkirakan berbanding lurus terhadap akar

    kuadrat dari fc. Kuat tarik ini cukup sulit untuk diukur dengan beban-beban tarik

    aksial langsung akibat sulitnya memegang spesimen uji untuk menghindari

    konsentrasi tegangan dan akibat kesulitan dalam meluruskan beban-beban tersebut.

    Sebagai akibat dari kendala ini, diciptakanlah dua pengujian yang agak tidak

    langsung untuk menghitung kuat tarik beton. Keduanya adalah uji modulus

    keruntuhan dan ujipembelahansilinder.

    Kuat tarik beton pada waktu mengalami lentur sangat penting ketika kita

    sedang meninjau retak dan lendutan pada balok. Untuk tujuan ini, kita selama ini

    menggunakan kuat tarik yang diperoleh dari uji modulus-keruntuhan. Modulus

    keruntuhan biasanya dihitung dengan cara membebani sebuah balok beton persegi

    (dengan tumpuan sederhana berjarak 6 m dari as ke as) tanpa-tulangan berukuran

    15cm x 15cm x 75cm. hingga runtuh dengan beban terpusat yang besarnya sama

    pada 1/3 dari titik-titik pada balok tersebut sesuai dengan yang disebutkan dalam

    ASTM C-78. Beban ini terus ditingkatkan sampai keruntuhan terjadi akibat retak

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    11/28

    pada bagian balok yang mengalami tarik. Modulus keruntuhannya fr ditentukan

    kemudian dari rumus lentur. Pada rumus-rumus berikut ini :

    fr =2

    6

    bh

    M2.4

    dimana :fr = modulus keruntuhan

    M = momen maksimum

    b = lebar balok

    h = tinggi balok

    Tegangan yang ditentukan dengan cara ini tidak terlalu akurat karena dalam

    menggunakan rumus lentur kita mengasumsikan beton berada dalam keadaan elastis

    sempurna dengan tegangan yang berbanding lurus terhadap jarak dari sumbu netral.

    Asumsi-asumsi ini tidak begitu baik.

    Berdasarkan beratus-ratus hasil pengujian, peraturan ACI menyebutkan nilai

    modulus keruntuhanfrsama dengan 7,5 dimanafcdalam satuan psi.

    Kuat tarik beton juga dapat diukur dengan melakukan uji pembelahan-

    silinder. Sebuah silinder ditempatkan di posisinya pada mesin penguji dan kemudian

    suatu beban tekan diterapkan secara merata di seluruh bagian panjang dari silinder di

    dasarnya. Silinder akan terbelah menjadi dua dari ujung ke ujung ketika kuat tariknya

    tercapai. Kuat tarik pada saat terjadi pembelahan disebut sebagai kuat pembelahan-

    silinder(split-cylinder strength) dan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:

    fr = LD

    P

    2

    2.5

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    12/28

    dimana : P = gaya tekan maksimum

    L = panjang

    D = diameter silinder

    Meskipun digunakan bantalan di bawah beban-beban tersebut, beberapa

    konsentarsi tegangan lokal tetap terjadi selama pengujian dilakukan. Selain itu,

    terbentuk pula sejumlah tegangan yang membentuk sudut siku-siku terhadap

    tegangan-tegangan tarik. Akibatnya, nilai-nilai kuat-tarik yang diperoleh tidak terlalu

    akurat.

    Gambar.2.2 Uji pembelahan silinder (Daftar Pustaka no.1)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    13/28

    2.4.6 Kuat Geser

    Melakukan pengujian untuk memperoleh keruntuhan geser yang betul-betul

    murni tanpa dipengaruhi oleh tegangan-tegangan lain sangatlah sulit. Akibatnya,

    pengujian kuat geser beton selama bertahun-tahun selalu menghasilkan nilai-nilai

    leleh yang terletak di antara 1/3 sampai 4/5 dari kuat tekan maksimumnya.

    2.4.7 Kurva Tegangan-Regangan

    Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk menurunkan

    persamaan-persamaan analisis dan desain juga prosedur-prosedur pada struktur

    beton. Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan-regangan tipikal yang

    diperoleh dari percobaan dengan menggunakan benda uji silinder beton dan dibebani

    tekan uniaksial selama beberapa menit. Bagian pertama kurva ini (sampai sekitar

    40% dari fc) pada umumnya untuk tujuan praktis dapat dianggap linier. Sesudah

    mendekati 70% tegangan hancur, materialnya banyak kehilangan kekakuannya

    sehingga menambah ketidaklinieran diagram. Pada beban batas, retak yang searah

    dengan arah beban menjadi sangat terlihat dan hampir semua silinder beton (kecuali

    yang kekuatannya sangat rendah) akan segera hancur.

    Gambar.2.3 Kurva tegangan-regangan beton (Daftar Pustaka no.1)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    14/28

    Gambar.2.4 Kurva tegangan-regangan untuk berbagai kekuatan beton

    (Daftar Pustaka no.1)

    2.5 Kolom

    Definisi kolom menurut SNI-T15-1991-03 adalah komponen struktur

    bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial desak vertikal dengan

    bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

    Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur yang memikul

    beban dari balok induk maupun balok anak. Kolom meneruskan beban dari elevasi

    atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui`pondasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    15/28

    Keruntuhan pada suatu kolom merupakan kondisi kritis yang dapat menyebabkan

    runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse)

    seluruh struktur.

    Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari atap, balok dan berat

    sendiri yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom menerima beban vertikal

    yang besar, selain itu harus mampu menahan beban-beban horizontal bahkan momen

    atau puntir/torsi akibat pengaruh terjadinya eksentrisitas pembebanan. hal yang perlu

    diperhatikan adalah tinggi kolom perencanaan, mutu beton dan baja yang digunakan

    dan eksentrisitas pembebanan yang terjadi.

    2.6 Balok

    Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban

    vertikal dan horizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang

    diterima plat lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya.

    Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa.

    Balok merupakan bagian struktur bangunan yang penting dan bertujuan untuk

    memikul beban tranversal yang dapat berupa beban lentur, geser maupun torsi. Oleh

    karena itu perencanaan balok yang efisien, ekonomis dan aman sangat penting untuk

    suatu struktur bangunan terutama struktur bertingkat tinggi atau struktur berskala

    besar.

    2.7 Pengantar Gempa

    Kerak bumi terdiri dari beberapa lapisan tektonik keras yang disebut litosfer

    yang mengapung di atas medium fluida yang lebih lunak yang disebut mantle,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    16/28

    sehingga kerak bumi ini dapat bergerak. Teori yang dipakai untuk menerangkan

    pergerakan-pergerakan kerak bumi tersebut adalah teori perekahan dasar laut (Sea

    Floor Spreading Theory) yang dikembangkan oleh F. V. Vine dan D. H. Mathews

    pada tahun 1963 (Irsyam, 2005).

    Bersatunya masa batu atau pelat satu sama lain dicegah oleh gaya-gaya

    friksional, apabila tahanan ultimate friksional tercapai karena ada gerakan kontinyu

    dari fluida dibawahnya dua pelat yang akan bertumbukan satu sama lain akan

    menimbulkan gerakan tiba-tiba yang bersifat transientyang menyebar dari satu titik

    kesuatu arah yang disebut gempa bumi. Gempa bumi yang menimbulkan kerusakan

    yang paling luas adalah gempa tektonik. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh

    terjadinya pergeseran kerak bumi (lithosfer) yang umumnya terjadi didaerah patahan

    kulit bumi.

    Dalam beberapa dekade belakangan, para insinyur struktur mulai mengalami

    kemajuan yang berarti dalam memahami perilaku struktur terhadap beban gempa.

    Kemajuan ini dikombinasikan dengan hasil penelitian modern yang membuat para

    insinyur struktur dapat mendesain suatu struktur yang aman ketika mengalami beban

    gempa yang besar, selain itu dapat pula mendesain bangunan yang tetap dapat terus

    beroperasi selama dan setelah gempa terjadi.

    Struktur suatu bangunan bertingkat tinggi harus dapat memikul beban-beban

    yang bekerja pada struktur tersebut, diantaranya beban gravitasi dan beban lateral.

    Beban gravitasi adalah beban mati struktur dan beban hidup, sedangkan yang

    termasuk beban lateral adalah beban angin dan beban gempa.

    Berdasarkan SNI 1726-2002 Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa

    seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.5. Dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    17/28

    dengan kegempaan yang paling rendah dan wilayah gempa 6 adalah wilayah dengan

    kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan

    puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang 500

    tahun, yang nilai rata-ratanya untuk setiap wilayah gempa ditetapkan dalam Tabel

    2.1.

    Gambar2.5 Wilayah gempa Indonesia dengan percepatan puncak batuan dasar dengan perioda

    ulang 500 tahun.

    Tabel 2.1 Percepatan Puncak Batuan untuk Masing-masing Wilayah Gempa

    (Daftar Pustaka no.6).

    Wilayah

    Gempa

    Percepatan

    puncak batuan

    dasar (g)

    1 0.03

    2 0.10

    3 0.15

    4 0.20

    5 0.25

    6 0.30

    Gempa yang bekerja pada suatu struktur menyebabkan struktur tersebut akan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    18/28

    mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan tanah

    tersebut menimbulkan percepatan sehingga struktur yang memiliki massa akan

    mengalami gaya berdasarkan rumus F = m x a. Namun struktur pada umumnya

    memiliki faktor keamanan yang cukup dalam menahan gaya vertikal dibandingkan

    dengan gaya gempa lateral. Gaya gempa vertikal harus diperhitungkan untuk unsur-

    unsur struktur gedung yang memiliki kepekaan yang tinggi terhadap beban gravitasi

    seperti balkon, kanopi dan balok kantilever berbentang panjang, balok transfer pada

    struktur gedung tinggi yang memikul beban gravitasi dari dua atau lebih tingkat

    diatasnya serta balok beton pratekan berbentang panjang. Sedangkan gaya gempa

    lateral bekerja pada setiap pusat massa lantai.

    Berdasarkan UBC 1997, tujuan desain bangunan tahan gempa adalah untuk

    mencegah terjadinya kegagalan struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga

    kriteria standar sebagai berikut:

    a. Tidak terjadi kerusakan sama sekali pada gempa kecilb. Ketika terjadi gempa sedang, diperbolehkan terjadi kerusakan arsitektural

    tapi bukan merupakan kerusakan struktural

    c. Diperbolehkan terjadinya kerusakan struktural dan non struktural padagempa kuat, namun kerusakan yang terjadi tidak menyebabkan bangunan

    runtuh.

    Beban gempa nilainya ditentukan oleh 3 hal, yaitu oleh besarnya probabilitas

    beban itu dilampaui dalam kurun waktu tertentu, oleh tingkat daktilitas struktur yang

    mengalaminya, dan oleh kekuatan lebih yang terkandung didalam struktur tersebut.

    Peluang dilampauinya beban nominal tersebut dalam kurun waktu umur gedung 50

    tahun adalah 10% dan gempa yang menyebabkannya adalah gempa rencana dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    19/28

    periode ulang 500 tahun. Tingkat daktilitas struktur gedung dapat ditetapkan sesuai

    dengan kebutuhan, sedangkan faktor kuat lebih (f1) untuk struktur gedung secara

    umum nilainya adalah 1,6. Dengan demikian, beban gempa nominal adalah beban

    akibat pengaruh gempa rencana yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama

    didalam struktur gedung, kemudian direduksi dengan faktor kuat lebih (f1).

    Daktilitas adalah kemampuan suatu struktur gedung untuk mengalami

    simpangan pasca-elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat

    beban gempa diatas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama,

    sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur

    gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah berada dalam kondisi diambang

    keruntuhan.

    Faktor daktilitas struktur gedung () adalah rasio antara simpangan

    maksimum struktur gedung akibat pengaruh gempa rencana pada saat mencapai

    kondisi diambang keruntuhan (max) dan simpangan struktur pada saat terjadinya

    sendi plastis yang pertama (y), seperti terlihat pada persamaandi bawah ini:

    2.6

    Untuk =1 adalah nilai faktor daktilitas untuk struktur gedung yang

    berprilaku elastik penuh, seangkan m adalah nilai faktor daktilitas maksimum yang

    dapat dikerahkan oleh sistem struktur gedung yang bersangkutan.

    2.7.1 Analisis Beban Gempa

    Struktur beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal

    akibat pengaruh gempa rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    20/28

    struktur tersebut, berupa beban gempa nominal statik ekivalen. Beban geser dasar

    nominal statik ekivalen (V) yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut

    persamaan di bawah ini:

    Wt 2.7

    Dimana C1 adalah nilai faktor respon gempa yang didapat dari respon spektra

    gempa rencana untuk waktu getar alami fundamental T1, Wt adalah berat total

    gedung termasuk beban hidup yang sesuai, R adalah faktor reduksi gempa, dan I

    adalah faktor keutamaan.

    Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur

    gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang menangkap

    pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan di bawah ini:

    2.8

    Dimana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang

    sesuai, zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral,

    sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling atas. Ilustrasi dari hal tersebut dapat

    dilihat pada Gambar 2.6.

    Gambar 2. 6 Ilustrasi Beban Gempa Nominal

    Stratik Ekivalen F (Daftar Pustaka no.6)

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    21/28

    Apabila rasio antara tinggi struktur gedung dan ukuran denahnya dalam arah

    pembebanan gempa sama dengan atau melebihi 3, maka 0.1 V harus dianggap

    sebagai beban horizontal terpusat yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat

    paling atas, sedangkan 0.9 V sisanya harus dibagikan sepanjang tinggi struktur

    gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen.

    Untuk struktur gedung tidak beraturan, pengaruh gempa rencana terhadap

    struktur gedung tersebut harus ditentukan melalui analisis respons dinamik 3

    dimensi. Untuk mencegah terjadinya respons struktur gedung terhadap pembebanan

    gempa yang dominan dalam rotasi, dari hasil analisis vibrasi bebas 3 dimensi, paling

    tidak gerak ragam pertama (fundamental) harus dominan dalam translasi.

    Daktilitas struktur gedung tidak beraturan harus ditentukan yang representatif

    mewakili daktilitas struktur 3D. Tingkat daktilitas tersebut dapat dinyatakan dalam

    faktor reduksi gempa (R) representatif, yang nilainya dapat dihitung sebagai nilai

    rata-rata berbobot dari faktor reduksi gempa untuk 2 arah sumbu koordinat ortogonal

    dengan gaya geser dasar yang dipikul oleh struktur gedung dalam masing-masing

    arah tersebut sebagai besaran pembobotnya menurut persamaan ini:

    2.9

    Dimana Rx danVx0

    adalah faktor reduksi gempa dan gaya geser dasar untuk

    pembebanan gempa dalam arah sumbu-x, sedangkan Ry dan Vy0

    adalah faktor

    reduksi gempa dan gaya geser dasar untuk pembebanan gempa dalam arah sumbu-y.

    Metoda ini hanya boleh dipakai, apabila rasio antara nilai-nilai faktor reduksi gempa

    untuk 2 arah pembebanan gempa tersebut tidak lebih dari 1,5. Nilai akhir respons

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    22/28

    dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh

    Gempa Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai

    respons ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan

    dalam gaya geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan

    menurut persamaan berikut:

    V 0,8 V1 2.10

    Dimana V1 adalah gaya geser dasar nominal sebagai respons ragam yang

    pertama terhadap pengaruh Gempa Rencana menurut :

    2.11

    2.7.2. Respon Spektra

    Untuk menentukan pengaruh gempa rencana pada struktur gedung, yaitu

    berupa beban geser dasar nominal statik ekivalen pada struktur gedung beraturan

    atau gaya geser dasar nominal sebagai respon dinamik ragam pertama pada struktur

    gedung tidak beraturan, untuk masing-masing wilayah gempa ditetapkan respon

    spektra gempa rencana.

    Respon spektra adalah suatu diagram yang memberi hubungan antara

    percepatan respon maksimum suatu sistem Satu Derajat Kebebasan (SDK) akibat

    suatu gempa masukan tertentu, sebagai fungsi dari faktor redaman (dumping) dan

    waktu getar alami sistem SDK tersebut (T).

    Bentuk respon spektra yang sesungguhnya menunjukkan suatu fungsi acak

    yang untuk waktu getar alami (T) meningkat menunjukkan nilai yang mula-mula

    meningkat dulu sampai suatu nilai maksimum, kemudian turun lagi secara asimtotik

    mendekati sumbu-T. Didalam peraturan respon spektra tersebut distandarkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    23/28

    (diidealisasikan) sebagai berikut: untuk 0 T 0.2 det ik, C meningkat secara linier

    dari percepatan puncak muka tanah (A0) sampai Am; untuk 0.2 detik T Tc, C

    bernilai tetap C=Am; untuk T > Tc, C mengikuti fungsi hiperbola C = AT/T. Dalam

    hal ini Tc disebut waktu getar alami sudut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan,

    bahwa Am berkisar antara 2A0 dan 3A0, sehingga Am = 2,5 A0 merupakan nilai

    rata-rata yang dianggap layak untuk perencanaan. Contoh gambar respon spektra

    untuk wilayah gempa 4 dapat dilihat pada Gambar 2.7.

    Gambar 2.7 Respon Spektra Wilayah Gempa 4(Daftar Pustaka no.6)

    Mengingat pada kisaran waktu getar alami pendek 0 T 0.2 detik terdapat

    ketidak-pastian, baik dalam karakteristik gerakan tanah maupun dalam tingkat

    daktilitas strukturnya, faktor respon gempa (C) dalam kisaran waktu getar alami

    pendek tersebut nilainya tidak diambil kurang dari nilai maksimumnya untuk jenis

    tanah yang bersangkutan.

    2.8 Falsafah Pembebanan LRFD

    Metode ASD ( Allowable Strength Design) telah digunakan selama kurun

    waktu 100 tahun, dan dalam 20 tahun terakhir telah bergeser ke metode perencanaan

    batas (LRFD , Load and Resistance Factor Design) yang lebih rasional dan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    24/28

    berdasarkan konsep probabilitas.

    Keadaan batas adalah kondisi struktur diatas ambang kemampuan dalam

    memenuhi fungsi-fungsinya. Keadaan batas dibagi dalam dua kategori yaitu tahanan

    dan kemampuan layan. Keadaan batas tahanan (keamanan) adalah perilaku struktur

    saat mencapai tahanan plastis. Keadaan batas kemampuan layan berkaitan dengan

    kenyamanan penggunaan bangunan, antara lain masalah lendutan, getaran,

    perpindahan permanen, dan retak-retak. Kriteria penerimaan (acceptence criteria)

    harus mencakup kedua keadaan batas tersebut. Konsep probabilitas dalam mengkaji

    keamanan struktur adalah metode keandalan mean value first-order second-moment

    dimana pengaruh beban (Q) dan tahanan (R) dianggap sebagai variabel acak yang

    saling tak bergantung, dengan frekuensi distribusi tipikal yang dapat dilihat pada

    Gambar 2.8.

    Gambar 2.8 Distribusi Tahanan dan Beban Vs Frekuensi

    (Mangkoesoebroto,2007)

    Agar lebih sederhana maka digunakan variabel R/Q atau ln(R/Q) dengan ln(R/Q) < 0

    menunjukkan kegagalan seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.9 berikut ini,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    25/28

    G

    ambar 2. 9 Kurva Definisi Kegagalan Struktur(Mangkoesoebroto,2007)

    Besaran ln(R/Q) menjadi definisi kegagalan. Variabel disebut indeks kegagalan

    (reliability index), dan bermanfaat untuk beberapa hal sebagai berikut:

    a. Menunjukkan konsistensi perencanaan berbagai jenis komponen struktur.b. Dapat digunakan untuk menemukan metode baru dalam perencanaan

    komponen struktur.

    c. Dapat digunakan sebagai indikator dalam mengkalibrasi tingkat factor

    keamanan komponen struktur.

    Secara umum, suatu struktur atau komponen struktur dikatakan aman bila hubungan

    pada Persamaan 2.12 dan Persamaan 2.13 dapat terpenuhi,

    Ru Rn 2.12

    Rn iQi 2.13

    Dimana: Ru adalah tahanan ultimate

    adalah faktor tahanan,

    Rn adalah tahanan nominal,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    26/28

    i adalah faktor beban

    Qi adalah (pengaruh) beban,

    Rn adalah tahanan rencana,

    iQi adalah (pengaruh) beban terfaktor.

    2.8.1 Probabilitas Beban

    Besaran angka beban yang terdapat pada peraturan pembebanan Indonesia

    (PBI) adalah angka nominal, yang didapat dari probabilitas beban-beban yang

    bekerja pada bangunan. Angka tersebut didapatkan dengan analisis pembebanan

    LRFD, seperti yang dijelaskan di atas dengan memperhitungkan faktor luas tributary

    bangunan. Angka tersebut biasanya merupakan angka maksimum atau angka terbesar

    yang pernah terjadi pada bangunan. Pada saat mendesain, beban inilah yang kita

    jadikan ukuran, karena akan memberikan faktor beban yang lebih besar

    dibandingkan jika kita menggunakan besaran beban yang lebih kecil.

    PBI tidak menjelaskan karakteristik beban beban nominal yang tercantum,

    apakah merupakan 10% upper tail, atau 5% upper tail. Juga tidak dijelaskan standar

    deviasi atau koefisien korelasi bagi tiap beban.

    Ketika bangunan berada pada masa layannya, maka yang patut menjadi

    perhatian adalah beban rata-rata yang terjadi, bukan beban maksimal yang mungkin

    terjadi. Oleh karena itu, untuk analisa elemen struktur bangunan pada masa layan,

    diperlukan informasi mengenai beban rata-rata.

    2.9 Metode Analisis

    Metodologi yang digunakan untuk mengerjakan tugas akhir ini adalah

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    27/28

    melakukan kajian literatur dan menganalisa perilaku penampang elemen-elemen

    struktur terhadap beban. Kajian literatur meliputi pembahasan mengenai gaya gempa,

    pembebanan pada bangunan, dan perhitungan momen inersia.

    Setelah modul bangunan sudah ditetapkan, pertama kali akan dilakukan

    analisis elemen struktur terhadap perubahan inersia penampang. Analisa penampang

    dilakukan dengan menghitung gaya-gaya dalam yang terjadi dengan menggunakan

    bantuan program komputer SAP 2000. Setelah gaya-gaya dalam diketahui kemudian

    dilakukan analisi untuk perhitungan reduksi inersia.

    Angka reduksi inersia dianalisis yaitu dengan menghitung tegangan terjadi

    akibat gaya-gaya dalam tersebut, tegangan yang terjadi ini akan dibandingkan

    dengan batas tegangan tarik beton. Tegangan yang melebihi tegangan tarik beton

    akan diabaikan sehingga didapatkan penampang yang baru. Dari penampang tersebut

    akan didapatkan inersia baru, inersia baru ini akan dibandingkan dengan inersia

    semula(Ig) sehingga didapat reduksi momen inersia.

    Reduksi inersia hasil analisis akan dievaluasi ulang terhadap perubahan gaya-

    gaya dalam yang terjadi, dan kemudian dianalisa ulang berapa reduksi momen

    inersianya. Analisa akan dilakukan berulang-ulang kali dan berhenti apabila inersia

    yang dihasilkan sama dengan inersia yang dimasukkan. Prosedur analisis dapat di

    lihat pada bagan (flow chart) dibawah ini:

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/4/2019 Teori Beton Dan Beton Bertulang

    28/28

    start

    Angka reduksi

    momen inersia

    Input Sap 2000

    Analisis Sap 2000

    Gaya-gaya dalam

    (Momen, Lintang, Normal)

    Analisis tegangan

    Angka reduksi

    momen inersia

    Non-convergen selesaiNo

    Yes

    convergen

    Gambar 2.10 Flow Chart Anlisis Angka Reduksi Momen Inersia