6
Teknologi beton Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya.Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikrenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai pada hasil yang diinginkan.Sehingga dengan diadakannya analisa bahan terhadap material yang akan digunakan untuk pembuatan beton maka hasil dapat diperoleh dengan baik. Teori Dasar Asal-Usul Beton Material beton terdiri dari agregat dan matriks pasta semen. Antara agregat dan mortar terdapat interface zone (zona antar permukaan). Interface zone merupakan daerah yang paling lemah pada beton. Kehancuran pada beton biasanya terjadi pada interface, yaitu bidang kontak antara pasta semen dengan agregat, dimana ikatannya tidak sempurna. Memperkuat zona antara permukaan mortar dan agregat merupakan suatu pemecahan permasalahan untuk mendapatkan beton mutu tinggi. Beberapa bahan tambahan yang dapat dipakai untuk memperbaiki interface antara lain, terak nikel, abu terbang dan silica fume, karena memiliki kandungan silika yang cukup tinggi. Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan-ikat. Singkatnya dapat dikatakan pasta bahwa semen mengikat pasir dan bahan-bahan agreget lain (kerikil,basalt, dll). Sifat-sifat beton pada suhu tinggi di pengaruhi dalam batas tertentu oleh jenis agregat. Beton structural dapat digolongkan ke dalam tiga jenis agregat, antara lain:

Teori Dasar teknik beton

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Dasar teknik beton

Teknologi beton

Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya.Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikrenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai pada hasil yang diinginkan.Sehingga dengan diadakannya analisa bahan terhadap material yang akan digunakan untuk pembuatan beton maka hasil dapat diperoleh dengan baik.

Teori Dasar Asal-Usul Beton Material beton terdiri dari agregat dan matriks pasta semen. Antara agregat dan mortar terdapat interface zone (zona antar permukaan). Interface zone merupakan daerah yang paling lemah pada beton. Kehancuran pada beton biasanya terjadi pada interface, yaitu bidang kontak antara pasta semen dengan agregat, dimana ikatannya tidak sempurna. Memperkuat zona antara permukaan mortar dan agregat merupakan suatu pemecahan permasalahan untuk mendapatkan beton mutu tinggi. Beberapa bahan tambahan yang dapat dipakai untuk memperbaiki interface antara lain, terak nikel, abu terbang dan silica fume, karena memiliki kandungan silika yang cukup tinggi.

Beton adalah suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan oleh bahan-ikat. Singkatnya dapat dikatakan pasta bahwa semen mengikat pasir dan bahan-bahan agreget lain (kerikil,basalt, dll). Sifat-sifat beton pada suhu tinggi di pengaruhi dalam batas tertentu oleh jenis agregat. Beton structural dapat digolongkan ke dalam tiga jenis agregat, antara lain:

· Karbonat. Meliputi batu kapur dan dolomite dan dimasukkan dalam satu golongan kedua zat ini mengalami perubahan susunan kimia pada suhu antara 1300F sampai 1800F.

· Silikat. Meliputi granit, kuarsit, batu pasir. “schist”, dan bahan lain yang mengandung silikat, tidak mengalami perubahan kimia pada suhu yang biasa dijumpai dalam kebakaran. Walaupun silikat mengalami perubahan volume yang tiba-tiba setelah inverse kuarsa

Page 2: Teori Dasar teknik beton

terjadi pada suhu sekitar 1060F, beton yang beragregat silikat tidak menunjukan perubahan volume atau sifat fisika lain yang tiba-tiba.

· Berbobot ringan. Bisa diproduksi dengan mengekspansi batu karang, batu tulis tanah liat, dan karang yang diekspansi dipanasi sampai sekiyar 1900F sampai 2000F selama pembuatan. Pada suhu ini, agregat tersebut menjadi cair. Akibatnya, agregat berbobot ringan ini yang berada dekat permukaan beton yang mengalami uji kekealan standar mulai melunak setelah terbakar selama sekitar empat jam. Dalam praktek, pengaruh pelunakan ini umumnya kecil. Selain sifat sifat beton, aspek lain yang besar pengaruhnya terhadap pembentukan panas hidratasi adalah faktor-air-semen.

· Faktor air semen (F.A.S) adalah perbandingan antara berat air dan berat semen:

Berat air (kg/m3) = F.A.S x berat semen (l/m3) · Bila spesi beton di tambah extra air, maka sebenarnya hanya pori-

porinya yang bertambah banyak. Akibatnya beton lebih berpori-pori dan kekuatan serta masa pakainya berkurang. Pedoman untuk komposisi spesi beton yang dapat dipegang yaitu, semen:pasir:kerikil=1:2:3.Satuan perbandingan ini adalah volume.

a) Sifat Teknis Beton Non-Pasir, adalah kajian tentang pengertian, manfaat, dan sifat-sifat beton non-pasir, serta penerapannya baik pada struktur atau pada non struktur pekerjaan Teknik Sipil.

b) Bahan – bahan Penyusun Beton, adalah kajian tentang air sebagai bahan penyusun, fungsi dan kriterianya, Semen Portland, dan agregat, meliputi jenis, fungsi dan perannya, serta proses pembentukan beton.

c) Sifat Teknis Agregat, adalah kajian tentang agregat dan permasalahan nya, jenis dan macam-macamnya, sifat-sifat teknis, cara pembuatan serta fungsi dan perannya dalam pembentukan beton.

d) Pembuatan Agregat Beton Non-Pasir, adalah kajian dan pelaksanaan tentang metodologi pembuatan, gradasi, pengkondisian dan pengujian sifat teknis agregat untuk beton non-pasir.

e) Perancangan adukan Beton, adalah kajian dan pelaksanaan tentang Mix Design adukan beton berdasarkan coba-coba, SNI, ACI, dan ROAD NOTE No.4, sehingga kebutuhan bahan dapat dianalisis secara pasti.

f) Pengujian Beton Segar, adalah kajian dan pelaksanaan tentang proses

Page 3: Teori Dasar teknik beton

pengadukan, pengujian beton dalam keadaan plastis, meliputi sifat teknis, kelecakan (Consistency), dan Slump Test.

g) Pembuatan Spesimen Beton Non-Pasir, adalah kajian dan pelaksanaan tentang pembuatan benda uji baik berupa kubus atau silinder Beton Non-Pasir, berdasarkan variasi adukan yang telah ditentukan, ketepatan dimensi, serta ketentuan kepadatannya.

h) Pengendalian Mutu Beton, adalah kajian dan pelaksanaan tentang pengendalian mutu beton, meliputi pengawasan, perawatan / Curing, Caping, kodefikasi, Evaluasi dan Rehabilitasi cacat yang terjadi.

i) Pengujian Spesimen Beton Non-Pasir, adalah kajian dan pelaksanaan tentang pengujian sifat teknis Beton Non-Pasir, meliputi dimensi, Berat Jenis, Volume Rongga, dan Kuat Tekan

kesimpulannya:Beton adalah campuran agregat halus dan kasar sebagai bahan pengisi. Di tambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Material beton teriri dari agregat dan matriks pasta semen. Beton structural dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, antara lain:

1. Karbonat2. Silkat3. Berbobot ringan

Sumber: (http://mbenkroom.blogspot.com/2010/11/teknologi-beton.html)

Page 4: Teori Dasar teknik beton

NAMA : MUHAMMAD FATHUL ROHMAN

NO.REG : 5415100248

S1 REGULER

TUGAS : ARTIKEL CAMPURAN PEMBUATAN BETON DENGAN SEMEN

Page 5: Teori Dasar teknik beton

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA