20
7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 1/20 TEORI ETIKA HEDONISME Hilmy Haydar El Fauzy 201510300511002 Mata Kuliah Etika Keperawatan D3-Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 1/20

TEORI ETIKA HEDONISME

Hilmy Haydar El Fauzy

201510300511002

Mata Kuliah Etika Keperawatan

D3-Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Page 2: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 2/20

ii |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang

Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Aini Alifatin selaku dosen mata

kuliah Etika Keperawatan UMM yang telah memberikan tugas ini

kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka

menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Etika kita

sebagai calon Perawat, terutama kepada pasien di rumah sakit. Kami

 juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap

adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah

kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna

 bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami

mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang

 berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi

 perbaikan di masa depan.

Malang, 3 Oktober 2015

Penyusun

Hilmy Haydar El Fauzy

Page 3: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 3/20

iii |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Daftar Isi

Kata Pengantar ............................................................................ iiDaftar isi ............................................................................ iii

Bab I ............................................................................ 1

L. Belakang ............................................................................ 1

R. Masalah ............................................................................ 2

Tujuan ............................................................................ 2

Bab II ............................................................................ 3

Pengertian ............................................................................ 3

Sejarah & Tokoh ............................................................................ 4

Faktor E. Hedon ............................................................................ 7Karakteristik E.H ............................................................................ 8

Analisis E.H ............................................................................ 13

Bab III ............................................................................ 16

Daftar Pustaka ............................................................................ 18

Page 4: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 4/20

1 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Bab I : Pendahuluan

A.  Latar Belakang

Hidup ini singkat, bahkan ketika kita membaca tulisan ini, waktu

yang tak pernah mau bersabar terus saja berjalan. “Carpe Diem. Seize

the day”,  bisik professor John Keating kepada murid-muridnya yang

sedang mencoba menafsirkan puisi Herrick, “To the virgins, to make

much of time.” Carpe diem;  bisikan para arwah agar orang tidak

terlambat menyadari kesempatan yang dapat diraih selagi hidup. Kita

mungkin masih ingat, itulah adegan awal filmDead Poets Society karya

Thomas Schulman yang dibintangi oleh Robin Williams. Petikan kata

tersebut semula dikemukakan oleh Quintus Horatius Flaccus, penyair

Romawi yang lahir tahun 65 SM. Ia menulis sebuah syair puji-pujian

yang ditutup dengan kalimat berbunyi,“Carpe diem, quam minimum

credula poster o.”  Raihlah hari ini, jangan terlalu percaya pada

esok. Carpe diem menjadi slogan yang gampang diingat untuk

 pandangan hidup yang mengagungkan jangka pendek, sekaligus

merengkuh kesenangan sebanyak-banyaknya.

Kita tentu saja bisa menafsirkan ungkapan itu menurut dua

makna yang berlawanan.Pertama, orang hidup dalam kepunahan

eksistensinya sebagai manusia selagi ada kesempatan. Artinya ia

mengembangkan diri sepenuhnya, dan merasa tidak cukup jika hanya

mencapai yang minimal. Kedua, orang mencari kesenangan sebanyak-

 banyaknya selagi bisa. Jika pengertian yang kedua ini kita hamparkan

di atas permadani modernitas, maka carpe diem ini ibarat untuk masuk

ke gerbang gaya-hidup, life style sebagai dampak dari sikap hedonisme.Bagi para hedonis, yang sungguh baik bagi manusia adalah yang

memberi kesenangan. Bukankah sudah sejak kecil manusia selalu

merasa tertarik terhadap kesenangan? Bila kesenangan sudah tercapai,

ia tidak akan mencari sesuatu yang lain lagi.

Prolog di atas menggambarkan pengaruh hedonisme yang begitu

luas dalam kehidupan manusia dari abad ke abad selalu kita temukan

kembali. Banyak orang yang belum pernah dengan sadar merumuskan

filsafat hidup untuk diri mereka sendiri, hidup mengikuti prinsip aliran

Page 5: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 5/20

2 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ini. Bagi aliran ini kesenangan (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup

dan yang baik yang tertinggi.

B.  Rumusan Masalah

1. 

Apa pengertian secara umum Etika Hedonisme ?

2. 

Bagaimana Sejarah dan Tokoh Etika Hedonisme ?

3. 

Apa Faktor Etika Hedonisme ?

4.  Bagaimana karakteristik Etika Hedonisme ?

5.  Bagaimana analisis tentang Etika Hedonisme ?

C. 

Tujuan

1. 

Mengerti pengertian dari Etika Hedonisme

2.  Mengetahui Sejarah dan tokoh dari Etika Hedonisme

3.  Mengerti tentang karakteristik dari Etika Hedonisme

Page 6: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 6/20

3 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Bab II : Isi

A. 

Pengertian

Hedonisme adalah untuk menghindari kesengsaraan dan

menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.

Ciri aliran hedonisme adalah kebahagiaan diperoleh dengan mencari

 perasaan-perasaan menyenangkan dan sedapat mungkin menghindari

 perasaan-perasaan yang tidak enak. Contohnya adalah makan akan

menimbulkan kenikmatan jika membawa efek kesehatan, tetapi makan

yang berlebihan akan menimbulkan badan sakit. Hedonisme memilikidampak negatif, yang paling banyak terjadi adalah manusia sibuk

mencari kesenangan yang lebih dan lebih sehingga muncul rasa ‘tidak

akan pernah puas’ dalam dirinya. Dengan tidak pernah puasnya

tersebut, manusia yang termasuk dalam golongan hedonis akan

cenderung egois atau mementingkan kepentingan pribadi demi

kebahagiaan pribadi pula.

Hedonisme diambil dari Bahasa Yunani

ἡδονισμός  (hēdonismo s) dari akar kata ἡδονή  (hēdonē ), artinya

"kesenangan". Paham ini berusaha menjelaskan adalah baik apa yang

memuaskan keinginan manusia dan apa yang meningkatkan kuantitas

kesenangan itu sendiri. Atau pengertian lainya adalah

Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa orang

akan menjadi bahagia dengan mencari kebahagiaan sebanyak mungkin

dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan yang

menyakitkan. Hedonisme merupakan ajaran atau pandangan bahwa

kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan

manusia. Terdapat tiga aliran pemikiran dalam hedonisyakni Cyrenaics, Epikureanisme, dan Utilitarianisme. 

 para penganut Hedonisme, orang bijaksana akan berusaha sedapat

mungkin untuk terlepas dari keinginan di luar darinya. Dengan cara ini

orang dapat mencapai suatu puncak kesenangan yang bernama

Ataraxia. Ataraxia adalah kesenangan jiwa/individu yang betul-betul

terlepas dari ikatan orang lain. Yang dimaksud ikatan dalam

orientasinya banyak diartikan sebagai gangguan.

Page 7: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 7/20

4 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Segala sesuatu tidak akan terlepas dari adanya baik dan buruk,

kalau dalam penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa semangat

kerja yang tinggi dan etos kerja yang tinggi menjadi aspek positif

terhadap Hedonisme, maka Hedonisme juga memiliki asperk negatif.

Aspek negatifnya adalah dihindarinya segala sesuatu yang dapat

memicu untuk menimbulkan rasa yang kedepannya menghasilkan atau

mengarah kepada pengurangan kenikmatan atau rasa sakit. Serasa

mereka para penganut Hedonisme ingin lari dari kesusahan.

B. 

Sejarah dan Tokoh

1. Sejarah

Hedonisme muncul pada awal sejarah filsafat sekitar tahun

433 SM. Hedonisme ingin menjawab pertanyaan filsafat "apa yang

menjadi hal terbaik bagi manusia?” Hal ini diawali dengan

Sokrates yang menanyakan tentang apa yang sebenarnya menjadi

tujuan akhir manusia.  Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355

SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusiaadalah kesenangan. Aristippos memaparkan bahwa manusia sejak

masa kecilnya selalu mencari kesenangan dan bila tidak

mencapainya, manusia itu akan mencari sesuatu yang lain lagi.

Pandangan tentang kesenangan (hedonisme) ini kemudian

dilanjutkan seorang filsuf Yunani lain bernama Epikuros (341-270

SM).  Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan

adalah kodrat alamiah.  Meskipun demikian,

hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakupkesenangan badani saja seperti Kaum Aristippos , melainkan

kesenangan rohani juga, seperti terbebasnya jiwa dari keresahan.

Page 8: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 8/20

5 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2.  Tokoh

a) 

Aristippus

Aristippus dari Kyrene adalah seorang filsuf Yunani yang

memperlajari ajaran-ajaran Protagoras.  Ini dilakukannya selama

 berada di kota asalnya, yaitu Kyrene,  Afrika Utara.  Aristippus

kemudian mencari Sokrates dan menjalin hubungan baik

dengannya.Setelah Sokrates wafat, Aristippos tampil

sebagai "Sofis" dan menjadi guru profesional di Atena.  Lalu di

Kyrene ia mendirikan sekolah yang dinamakan ''CyrenaicSchool'' yang merupakan salah satu sekolah Sokratik yang tidak

dominan.Sekolah ini mengajarkan perasaan-perasaan sebagai

kebenaran yang paling tepat dalam hidup. Kesenangan adalah

 baiktermasuk juga kepuasan badani Kehidupan orang bijak selalu

mencari jaminan kesenangan maksimal.

Aristippus menyetujui pendapat Sokrates bahwa keutamaan

adalah mencari "yang baik". Akan tetapi, ia menyamakan "yang

 baik" ini dengan kesenangan "hedone" . Menurutnya, akal (rasio)menusia harus memaksimalkan kesenangan dan meminimalkan

kesusahan. Hidup yang baik berkaitan dengan kerangka rasional

tentang kenikmatan.

Kesenangan menurut Aristoppus bersifat badani (gerak dalam

 badan). Ia membagi gerakan itu menjadi tiga kemungkinan:

1. Gerak kasar, yang menyebabkan ketidaksenangan seperti rasa

sakit

2. Gerak halus, yang membuat kesenangan 3. Tiada gerak, yaitu sebuah keadaan netral seperti kondisi saat

tidur.

Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya

kesenangan terjadi kini dan di sini. Kesenangan bukan sebuah masa

lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya ingatan akan

kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang

 belum jelas.

Page 9: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 9/20

6 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Meskipun kesenangan dijunjung tinggi oleh Aristoppus, ada

 batasan kesenangan itu sendiri. Batasan itu berupa pengendalian diri.

Meskipun demikian, pengendalian diri ini bukan berarti

meninggalkan kesenangan. Misalnya, orang yang sungguh-sungguh

mau mencapai nikmat sebanyak mungkin dari kegiatan makan dan

minum bukan dengan cara makan sebanyak-banyaknya atau rakus,

tetapi harus dikendalikan/dikontrol agar mencapai kenikmatan yang

sebenarnya.

b)  Epikuros

Epikuros lahir tahun 342 SM di kota Yunani,  Samos,  dan

meninggal di Atena tahun 270 SM. Ajaran Epikuros menitikberatkan

 persoalan kenikmatan. Apa yang baik adalah segala sesuatu yang

mendatangkan kenikmatan, dan apa yang buruk adalah segala

sesuatu yang menghasilkan ketidaknikmatan. Namun demikian,

 bukanlah kenikmatan yang tanpa aturan yang dijunjung

Kaum Epikurean, melainkan kenikmatan yang dipahami secara

mendalam. Kaum Epikurean membedakan keinginan alami yang perlu (seperti makan) dan keinginan alami yang tidak perlu (seperti

makanan yang enak), serta keinginan yang sia-sia (seperti

kekayaan/harta yang berlebihan). Keinginan pertama harus

dipuaskan dan pemuasannya secara terbatas menyebabkan

kesenangan yang paling besar. Oleh sebab itu kehidupan sederhana

disarankan oleh Epikuros. Tujuannya untuk mencapai''Ataraxia'', 

yaitu ketenteraman jiwa yang tenang, kebebasan dari perasaan risau,

dan keadaan seimbang.

Epikuros sangat menegaskankebijaksanaan (phoronesis).  Menurutnya, orang yang bijaksana

adalah seorang seniman yang dapat mempertimbangkan pilihan

nikmat atau rasa sakit. Orang bijaksana bukanlah orang yang

memperbanyak kebutuhan, tetapi mereka yang membatasi kebutuhan

agar dengan cara membatasi diri, ia akan mencapai kepuasan. Ia

menghindari tindakan yang berlebihan. Oleh karena itu, ada sebuah

 perhitungan yang dilakukan oleh Kaum Epikurean dalam

mempertimbangkan segi-segi positif dan negatif untuk mencapai

kenikmatan jangka panjang dan mendekatkan diri kepada ataraxia.

Page 10: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 10/20

7 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Kebahagiaan yang dituju oleh Kaum Epikurean adalah

kebahagiaan pribadi (privatistik). Epikuros menasihatkan orang agar

tidak mendekatkan diri kepada kehidupan umum

(individualisme). Ini bukanlah egoisme.  Menurut Epikuros,

kebahagiaan terbesar bagi manusia adalah persahabatan. Berkumpul

dan berbincang-bincang dengan para kawan dan membina

 persahabatan jauh lebih menguntungkan dan membantu mencapai

ketenangan jiwa.

c)  Jeremy Bentham

Bentham adalah pendiri pandangan utilitarian,  dia memilikihubungan erat dengan John Stuart Mill. Bentham membagi prinsip

manusia kepada tiga hal yakni ascesticism, sympathy, dan

anthipathy. Menurut Bentham tugas negara adalah mengarahkan

warganya kepada kesenangan, untuk menjamin kesenangan adalah

tugas dari negara untuk menggunakan metode hadiah dan hukuman

 pada warganya

C.  Faktor Etika Hedonisme

1. Faktor eksternDerasnya arus industrialisasi dan globalisasi yang menyerang

masyarakat merupakan faktor yang tak dapat dielakkan. Nilai-nilai

yang dulu dianggap tabu, kini dianggap biasa. Media komunikasi,

khususnya media iklan memang sangat bersinggungan dengan

masalah etika dan moral. Melalui simbol-simbol imajinatif mediakomunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan

memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan.

2. Faktor intern

Lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh

terhadap perilaku sebagian masyarakat yang mengagungkan

kesenangan dan hura-hura semata. Binzar Situmorang menyatakan

 bahwa, “Kerohanian seseorang menjadi tolak ukur dalamkehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang suka

mengejar kesenangan.

Page 11: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 11/20

8 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

D.  Karakteristik Etika Hedonisme

Untuk membedakan etika hedonisme perlu kiranya membedakan

dengan sistem etika yang lain, karena setiap teori etika memiliki titik

tekan masing-masing. Ada lima tipe umum teori etika. Pertama, teori

etika yang tertua hedonisme, teori yang berusaha untuk memandang

upaya moral manusia dalam term prinsip-prinsip dasar bahwa

kesenangan merupakan satu-satunya kebaikan bagi manusia. Kedua,

teori utilitarian, yang menekankan “salah” dan “benar” dari perbuatan

manusia dilihat dari dampaknya terhadap banyak orang, yang

dipandang baik atau buruk. Ketiga, teori yang menyebutkan bahwa

sumber bagi perbuatan etis adalah rasa kewajiban ide. Kewajiban

merupakan hal yang mendasar. Teori ini yang disebut dengan

deontologi yang berasal dari bahasa Yunani (deon), yang bermakna

“kewajiban”.  Keempat, teori idealis, yang mencari dasar perbuatan

yang benar dan akhir yang baik dalam konteks relasinya dengan seluruh

rangkaian kehidupan. Kelima, teori subyektifisme yang mencoba untuk

menjelaskan pertimbangan-pertimbangan moral sebagai ekspresi

subyektif dari perasaan atau emosi.

Secara umum, dari kelima tipe tersebut, pandangan-pandangan

mengenai etika yang berkembang di belahan dunia ini dikelompokkan

menjadi tiga: etika hedonistic, utilitarian, dan deontologist. Hedonisme

mengarahkan etika kepada keperluan untuk menghasilkan sebanyak-

 banyaknya kesenangan bagi manusia. Kesenangan dalam term

hedonisme ini tidak sembarang kesenangan, tetapi kesenangan yang

secara instrinsik diinginkan (intrinsically desirable).

Pandangan ini berangkat dari argumentasi bahwa sesuatu yangdiinginkan (desirable), baik (good), atau

 bermanfaat (worthwhile), adalah ketika hal itu datang dengan

sendirinya dan tanpa pertimbangan-pertimbangan tertentu. Banyak hal

(misalnya, orang yang pergi ke dokter) termasuk dalam bermanfaat jika

dilihat dari dampaknya, akan tetapi tidak akan ada seorangpun yang

mengatakan bahwa pergi ke dokter itu adalah sesuatu yang secara

intrinsik diinginkan.

Page 12: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 12/20

9 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Kaum hedonist tidak menyangkal bahwa terdapat sesuatu yang

diinginkan, tetapi mereka menyangkal bahwa sesuatu itu secara

intrinsik memang diinginkan. Kaum hedonist juga sepakat bahwa ada

sesuatu yang bisa diinginkan secara instrumental, sekalipun tidak

diinginkan secara intrinsik. Menurut mereka, memang tidak menutup

kemungkinan bahwa terdapat sesuatu yang sama-sama diinginkan, baik

secara instrumental maupun secara intrinsik. Sebuah pengalaman yang

menyenangkan bisa menjadi baik dalam dirinya sendiri dan juga baik

secara instrumental, jika, misalnya, ia menjadi relax dan mampu

 bekerja lebih baik pada hari berikutnya”. Singkatnya, batasan

kesenangan menurut hedonisme adalah ketika kesenangan itu secaraintrinsik diinginkan, bukan secara instrumental ataupun lainnya.

Berpijak kepada batasan kesenangan di atas, dapat dikemukakan

 bahwa kesenangan indrawi dalam konteks hedonisme tidak

 berseberangan dengan kesadaran moral, kecuali kesadaran moral ini

dikaitkan dengan dogma agama. Contohnya, jika sepasang laki-laki dan

 perempuan sepakat untuk berhubungan seksual tanpa melalui proses

 pernikahan sebagaimana lazimnya, dan mereka menyepakati bahwa

apapun yang terjadi merupakan tanggung jawab mereka berdua, serta berkomitmen untuk tidak melibatkan pihak manapun, maka perbuatan

mereka tidak melanggar kesadaran moral, sebab perbuatan itu

dilakukan atas dasar suka sama suka dan juga tidak mengganggu orang

lain.

Akal manusia pun tidak akan menyalahkan perbuatan itu.

Alasannya, hubungan seksual merupakan kesenangan yang diinginkan

secara instrinsik dan mungkin juga diinginkan secara instrumental, jika,

misalnya, dengan berhubungan seksual itu seseorang bisa menjadi lebihkonsentrasi dalam belajarnya. Perbuatan mereka akan berbeda jika

dilihat dari kacamata agama, yang umumnya melarang hubungan

seksual pra nikah; dan berbeda juga jika dilihat dari perspektif undang-

undang negara yang menganggapnya sebagai perbuatan yang

melanggar konstitusi. Pendek kata, kesenangan moral tidak akan

 berseberangan dengan kesadaran moral, dan juga tidak akan menyalahi

kemauan akal.

Page 13: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 13/20

10 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Konsep kesenangan atau kebahagiaan etika hedonisme di atas

cenderung bersifat individual. Karena itu, etika utilitarianistik

kemudian mengoreksinya dengan menambahkan bahwa kesenangan

atau kebahagiaan yang dihasilkan oleh suatu etika yang baik adalah

kebahagiaan bagi banyak orang, dan bukan kesenangan atau

kebahagiaan individual  –   yang di sisi lain, mungkin justru

mengakibatkan kesengsaraan bagi banyak orang. Sementara itu, etika

deontologis memandang bahwa sumber bagi perbuatan etis adalah rasa

kewajiban. Sejalan dengan itu, aliran ini mempercayai bahwa sikap etis

 bersifat fitri, dan pada saat yang sama, tidak (murni) rasional. Pada

kenyataannya, hasil pemikiran para filosof Barat mengenai etika seringmerupakan irisan dari ketiga aliran besar itu. Dengan kata lain,

 pemikiran masing-masing mereka bisa mengandung prinsip-prinsip

lebih dari satu aliran besar tersebut di atas.

Uraian di atas menggambarkan bahwa etika hedonisme dan

utilitarianisme sejatinya saling berkaitan, karena dipengaruhi oleh latar

 belakang kemunculannya. Jeremy Bentham yang pertama kali

melahirkan teori utilitarianisme didasari atas paham hedonisme.

Menurut utilitarianisme, manusia harus bertindak sedemikian rupasehingga menghasilkan akibat baik yang sebanyak mungkin dan

sedapat mungkin mengelak dari akibat-akibat buruk. Kekhasan

utilitarianisme adalah bahwa akibat baik itu tidak hanya dilihat dari sisi

kepentingan si pelaku sendiri, melainkan dari sisi kepentingan banyak

orang yang terkena akibat tindakan pelaku tersebut. Dengan kata lain,

utilitarianisme tidak lagi termasuk kelompok etika egois.

Utilitarianisme bersifat universal, artinya ia mengaku adanya suatu

kewajiban terhadap semua orang. Untuk menegaskan bahwa dalam

segala tindakan kita harus selalu memperhatikan akibat-akibatnya bagi

semua orang yang secara langsung atau tidak langsung terkena olehnya.

Berbeda dengan egoisme etis, utilitarianisme membenarkan bahwa

 pengorbanan kepentingan atau nikmatnya sendiri demi orang lain dapat

merupakan tindakan yang secara moral bernilai tinggi. Karena

 perspektifnya tidak egois, melainkan universal, wawasan

utilitarianisme secara hakiki bersifat sosial. Jadi, utilitarianisme

mempunyai unsur yang cocok bagi suatu moralitas manusia sebagai

makhluk sosial.

Page 14: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 14/20

11 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Paparan di atas memperjelas bahwa etika hedonisme lebih

 bercorak individual. Ia hanya mencari kebahagiaan pribadi, bukan

kebahagiaan orang banyak. Hedonisme sendiri muncul dengan beragam

 bentuk. Pertama, hedonisme etis, yang memandang bahwa manusia

akan menjadi bahagia asal saja ia mengejar nikmat dan menghindari

 perasaan-perasaan yang menyakitkan. Garis pokok argumentasinya

adalah bahwa manusia akan bahagia apabila ia mencapai perasaan

nikmat sebanyak mungkin dan menghindari perasaan-perasaan yang

tidak enak.

Hedonisme ini secara paling jelas menyingkapkan sifatnya ketika

mengajarkan bahwa kenikmatan itu sendiri adalah berharga, sehingga

yang penting bukanlah sifat kenikmatannya, melainkan semata-mata

 jumlah kenikmatannya. Semakin banyak kenikmatan yang diperoleh,

semakin baik bagi manusia yang bersangkutan; mengenai apakah yang

dinikmatinya tidak dipersoalkan. Karena pemenuhan hasrat jasmani

 biasanya memberikan kepuasan yang paling menggairahkan, maka

 bentuk hedonisme semacam ini mengajarkan orang mengusahakan

kenikmatan jasmani, yang mengingat sifatnya senantiasa merupakan

kenikmatan sekejap. Ciri khas nikmat ialah bahwa ia berkaitanlangsung dengan sebuah pengalaman, yaitu pengalaman terpenuhinya

sebuah kecondongan; begitu pengalaman itu selesai, nikmat pun habis.

Kedua, hedonisme psikologis, yang mendasarkan diri pada suatu

teori yang mengatakan bahwa manusia, bagaimanapun juga, selalu toh

hanya mencari nikmat dan mau menghindari perasaan-perasaan yang

tidak enak saja. Menurut hedonisme ini, selain tujuan-tujuan yang luhur

(misalnya memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan) dan motivasi suci

(misalnya menyebarkan agama, berdakwah), motivasi manusia yangsebenarnya adalah mencari nikmat saja. Jadi teori hedonisme psikologis

adalah sebuah teori yang sinis, yang tidak percaya bahwa manusia dapat

 betul-betul tergerak oleh cita-cita yang luhur, misalnya dorongan untuk

membantu orang lain dan sebagainya. Menurut teori ini, manusia pada

hakekatnya seorang egois yang hanya mencari nikmat saja, tetapi

menyembunyikannya di balik suatu tirai cita-cita suci.

Selain itu, memang harus diakui bahwa rasa nikmat serta

kebalikannya, yaitu rasa sakit, merupakan faktor penting dalam

Page 15: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 15/20

12 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

kehidupan manusia. Menurut kodratnya manusia cenderung

mengingkari rasa sakit dan memandang rasa nikmat sebagai sesuatu

yang berharga. Itulah sebabnya mengapa hedonisme teoritik dan

terutama hedonisme praktik begitu tersebar luas.

Kenikmatan merupakan kenyataan hidup, dengan frekuensi,

kadar, dan bentuk yang berbeda orang suka merasakan kenikmatan.

Misalnya yang satu lebih cenderung pada kenikmatan dalam kadar yang

 berbeda, yang lainnya lebih pada kenikmatan yang mewah. Ada yang

lebih suka kepada kesenangan jasmani, atau mungkin kenikmatan

religius. Namun, apakah kenikmatan dapat dijadikan prinsip dan

 pegangan untuk menilai hal, perkara, dan perbuatan secara etis,

sebagaimana yang dianut oleh hedonisme?

Bila mengacu kepada pandangan para tokohnya maka etika

hedonisme tidak menganjurkan agar kita mengikuti segala dorongan

nafsu begitu saja, melainkan agar kita dalam memenuhi keinginan-

keinginan yang menghasilkan nikmat bersikap bijaksana dan seimbang

dan selalu dapat menguasai diri. Intinya karakteristik di bagi 2 yaitu :

1)  Hedonisme Egoistis

Yaitu hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan

semaksimal mungkin. Kesenangan yang dimaksud ialah dapat

dinikmati dengan waktu yang lama dan mendalam. Contohnya:makan-makanan yang enak-enak, jumlah dan jenisnya banyak,

disediakan waktu yang cukup lama untuk menikmati semuanya,

seperti pada perjamuan makan ala Romawi. Bila perut sudah penuh,

maka disediakan sebuah alat untuk menggitit kerongkongan, dengandemikian isi perut dapat dimuntahkan keluar, kemudian dapat diisi

kembali jenis makanan yang lain, sampai puas.

2)  Hedonisme Universal

Yaitu suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme =

kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang. Contohnya:

 bila berdansa, haruslah berdansa bersama-sama, waktunya semalam

suntuk, tidak boleh ada seorang pun yang absen, ataupun

Page 16: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 16/20

13 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

kesenangan-kesenangan lainnya yang dapat dinikmati bersama oleh

semua orang.

E.  Analisis Etika Hedonisme

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam hedonisme terkandung

kebenaran yang mendalam, yaitu manusia menurut kodratnya mencari

kenikmatan dan berupaya agar terhindar dari hal-hal yang menyakitkan.

Karena sejak kecil manusia pasti menginginkan kesenangan

hidup. Memang harus diakui, bahwa banyak tindakan manusia

terdorong oleh cenderung untuk mencapai kepuasan. Bahkan ada ahli psikologi yang berpendapat bahwa semua tindakan itu berdasarkan atas

cenderung yang tak terdasari, ialah cenderung untuk mencapai

kepuasan semata, yang disebutnya libido seksual (Sigmun Freud), atau

cenderung untuk mencapai kepuasan dalam kekuasaan (adler).

Walaupun teori ini sekarang tidak diterima oleh psikologi lain, akan

tetapi tetaplah benar, bahwa cenderung mencari kepuasan itu masih

merupakan suatu (bukan satu-satunya) factor yang mendorong manusai

untuk bertindak.

Dengan beberapa gambaran di atas kritik atau keberatan yang

dilontarkan kepada hedonisme; pertama, keberatan atau kritik

 psikologis, benarkah manusia secara kodrati mencari kesenangan? Bagi

 penganut hedonisme rasa puas dan bahagia disamakan. Adapun bahagia

itu menenangkan manusia dan mau apa lagi manusia, jika ia sudah

tenang hidupnya? Tetapi betulkah tiap kepuasan rasa selalu

mengakibatkan ketenangan? Maka timbul kemungkinan harus

dibedakan macam dan sifat kepuasan itu. Ada kepuasan yang

merupakan kebahagiaan dan menenangkan, tetapi ada juga kepuasan

rasa belaka yang kemudian menimbulkan kehausan dan kegelisahan.

Kepuasan manakah yang benar membahagiakan? Kalau sebenarnya

sifat dan macam kepuasan itu yang membahagiakan maka apakah

ukuran sifat itu.

Kedua, kritik yang bersifat praktik. Maksudnya adalah perilaku

manusia yang timbul dari paham tersebut. Nampaknya pengaruh

hedonisme sebagai sebuah praktek atau perilaku hidup yang paling

Page 17: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 17/20

14 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

 berpengaruh pada manusia, ditunjukkan dengan fenomena gaya hidup

hedonis manusia.

Akibat atau dampak dari paham tersebut adalah untuk mencapai

tingkat kenikmatan yang dicita-citakan manusia dituntut bagaimana

supaya hidupnya ‘survive’ (berkecukupan,  berkelimpahan). Maka,

falsafah yang dianut manusia hedonis adalah ‘Struggle for life’ (Hidup

ini perjuangan). Artinya, tidak boleh menyerah kepada keadaan,

sebesar apapun gelombang dan tantangan harus mampu diterobos,

nasib manusia bukanlah ditentukan oleh kenyataan yang harus diterima

 begitu saja. Bagi seorang hedonis hidup dipandang sebagai kondisional,

yaitu; suatu keadaan yang dapat berubah.

Percaya atau tidak, kita terjebak dalam hidup yang serba instan.

Setiap orang selalu ingin menikmati kepuasan hidup, praktis tanpa

susah payah. Contoh sederhana, hidangan menu sarapan pagi tak perlu

lagi nasi dan lauk-pauk, cukup digantikan sereal. Toh, hasilnya perut

tetap kenyang. Itu baru dari aspek makan dan minum, belum aspek life

style (gaya hidup), lalu parahnya lagi sampai menyentuh tujuan hidup

(way of life).

Ketiga, secara umum kenikmatan tidak dapat dijadikan nilai etis

yang paling tinggi dan dijadikan dasar pendirian untuk menilai baik-

 buruknya hal, perkara, perbuatan. Sebab kenikmatan itu bermacam-

macam tingkat dan bentuknya dan bersifat subyektif, berbeda untuk

masing-masing orang dan relative, menurut orang-perorangan yang

merasakan. Disamping itu karena coraknya yang individualis, sehingga

hedonisme mengandung suatu egoisme, karena hanya mementingkan

diri sendiri. Yang dimaksud dengan egoisme di sini adalah egoisme etis

atau egoisme yang menyatakan bahwa saya tidak mempunyaikewajiban moral membuat suatu yang lain selain bagi diri sendiri.

Keempat, kenikmatan makin tak dapat dijadikan cita-cita dan

kriteria etis, karena menyetarakan kenikmatan, kesenangan atau

kepuasan dengan moralitas yang baik. Agar tidak terjadi hal tersebut,

maka sebaiknya etika hedonisme membatasi diri pada etika deskriptif

saja dan tidak merumuskan suatu etika normative, yang baik secara

moral adalah mencari kenikmatan.

Page 18: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 18/20

15 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Kelima, etika hedonisme bersifat subyektif, karena ukuran

kenikmatan tersebut tidak bisa disamaratakan bagi semua

orang. Manusia dilengkapi dengan berbagai daya kemampuan

(faculty). Ada daya kemampuan indrawi, inetelektual, dan spiritual.

Perwujudan dan pemenuhan daya-daya kemampuan itu membawa rasa

nikmat tersendiri. Kita mengenal beberapa tingkat dan macam nikmat.

Ada kenikmatan indrawi karena dorongan panca indra, satu, beberapa,

atau semua, terpenuhi. Kenikmatan intelektual merupakan buah

 pemenuhan kemampuan budi entah karena keinginan tahu kesampaian

atau pemahaman baru, lebih mendalam, lebih berarti, diperoleh.

Kenikmatan estetis terjadi manakala hasrat akan keindahan

manusia mendapatkan saluran lewat imajinasi atau karya seni. Bila

dipersempit menjadi kenikmatan indrawi, kenikmatan sensual, karena

manusia itu makhluk rohani, dan perbuatan etis manusia justru

 berpangkal pada sifat rohaninya itu. Itulah kelemahan hedonisme.

Adapun kelemahan itu masih diperbesar atau diperparah karena dalam

 praktek hedonisme diikuti oleh konsumerisme seperti yang menggejala

 pada masyarakat dunia dewasa ini.

Ada juga hedonisme estetik yang mengandung nikmat keindahan

sebagai kebaikan tertinggi. Bahkan ada juga hedonisme keagamaan,

hedonisme semacam ini terdapat bila agama berfungsi untuk

membangkitkan perasaan-perasaan tertentu yang dapat memberikan

keinsyafan terhadap kenikmatan. Manusia tidak ditentukan oleh satu

dorongan saja, melainkan oleh beragam dorongan yang semuanya

memang mempunyai fungsi khas dalam menunjang kelestarian jenis.

Dorongan untuk mencari nikmat hanya salah satu di antaranya. Jadi ada

nikmat jasmani, nikmat sosial, nikmat rohani, dan lainnya.Kenikmatan etis-moral dialami manakala manusia berhasil

memahami, mempraktekkan dan menghayati nilai-nilai etis-moral.

Kenikmatan religius mendatangi manusia jika berhasil memahami dan

menghayati nilai-nilai religius, apalagi bertemu dengan “Realitas

Tinggi”, Tuhan yang dipuja. Singkatnya, dalam hidup kita dapat

mendapatkan berbagai pengalaman nikmat karena daya-daya

kemampuan kita terwujud dan terpenuhi.

Page 19: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 19/20

16 |UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB III : Kesimpulan

Etika hedonisme adalah sebuah doktrin yang berpegang pada

anggapan bahwasanya kebiasaan manusia itu dimotivasi oleh hasrat

akan kesenangan atau kenikmatan dan menghindar dari penderitaan.

Hedonisme mau mencapai kebahagiaan dengan cara mencari nikmat

sebanyak-banyaknya.

Hedonisme pertama kali dimunculkan oleh Aristippos yang lebih

menekankan pada kenikmatan jasmani, kemudian diperluas kembali

oleh Epikuros. Menurut Epikuros kenikmatan tidak saja pada

kenikmatan jasmani. Baginya kesenangan tetap menjadi sumber norma.

Tetapi tidak sekedar meliputi kesenangan jasmaniah semata-mata.

Senang bagi Epikuros bermakna tidak adanya rasa sakit dalam badan

dan tidak adanya kesulitan kejiwaan. Pandangan mereka dilanjutkan

kembali oleh Jeremy Bentham kemudian melahirkan etika baru yaitu,

utilitarianisme.

Karekteristik hedonisme lebih bersifat individualis, yang dicari

adalah kebahagiaan pribadi. Karena coraknya yang privatistik

cenderung hedonisme muncul dalam beragam bentuk, ada hedonisme

etis dan hedonisme psikologis.

Demikian makalah ini saya susun, semoga bermanfaat. Adapun

masukan dan kritikan dari kawan-kawan dan Bapak Dosen merupakan

 perbaikan bagi makalah ini agar dapat disempurnakan kembali. Terima

kasih atas segala respon dan perhatian kawan-kawan semua.

Page 20: Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

7/23/2019 Teori Hedonisme dalam Etika Keperawatan Makalah

http://slidepdf.com/reader/full/teori-hedonisme-dalam-etika-keperawatan-makalah 20/20

Daftar Pustaka

1. 

Supelli, Karlina, “Instanisasi dan Hedonisme” dalam Pesona, Edisi November 2003

2. https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme 

3.  Dr. K. Bertens.2000, Etika. Jakarta: Gramedia. Hlm. 235-238. 

4. 

www.dosenpendidikan.com 

5. 

https://id.wikipedia.org/wiki/Tokoh-Tokoh-Henodisme 

6. 

www.slideshare.net/henodisme 

7. 

www.academia.edu/henodisme