15
TEORI KEBAKARAN DAN MANAGEMEN K3 KEBAKARAN 1. Pengertian api dan kebakaran Didalam buku yang berjudul “ESSENTIALS OF FIRE FIGHTING” api adalah suatu reaksi rantai kimia yang dikenal sebagai pemabakaran, sementara didalam buku manual pelatihan pemadam kebakaran karangan “DAVID T. GOLD” pengertiannya diperkuat lagi dengan mengatakan bahwa Api atau pembakaran adalah suatu proses oksidasi cepat yang umumnya menghasilkan panas dan nyala. Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa api adalah hasil akhir dari reaksi kimiawi pembakaran yang berunsurkan bahan bakar,oksigen dan panas. Kebakaran adalah suatu peristiwa dimana suatu material terbakar oleh api/reaksi pembakaran yang tidak terkendali dan menimbulkan kerugian materi/nyawa manusia. Atau kebakaran juga dapat diartikan api yang tidak terkendali atau tidak dikehendaki serta merugikan. Jadi dapat disimpulkan juga bahwa suatu reaksi berantai yang menghasilkan energy panas yang cukup untuk disebarkan kepada bahan bakar lainnya yang menjadi ikut terbakar. Disini api tidak dilihat dari besar atau kecilnya api

Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

  • Upload
    alfian

  • View
    128

  • Download
    21

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kebakaran

Citation preview

Page 1: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

TEORI KEBAKARAN DAN MANAGEMEN K3 KEBAKARAN

1. Pengertian api dan kebakaran

Didalam buku yang berjudul “ESSENTIALS OF FIRE FIGHTING” api

adalah suatu reaksi rantai kimia yang dikenal sebagai pemabakaran, sementara

didalam buku manual pelatihan pemadam kebakaran karangan “DAVID T. GOLD”

pengertiannya diperkuat lagi dengan mengatakan bahwa Api atau pembakaran adalah

suatu proses oksidasi cepat yang umumnya menghasilkan panas dan nyala. Dari

kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa api adalah hasil akhir dari

reaksi kimiawi pembakaran yang berunsurkan bahan bakar,oksigen dan panas.

Kebakaran adalah suatu peristiwa dimana suatu material terbakar oleh

api/reaksi pembakaran yang tidak terkendali dan menimbulkan kerugian

materi/nyawa manusia. Atau kebakaran juga dapat diartikan api yang tidak terkendali

atau tidak dikehendaki serta merugikan. Jadi dapat disimpulkan juga bahwa suatu

reaksi berantai yang menghasilkan energy panas yang cukup untuk disebarkan kepada

bahan bakar lainnya yang menjadi ikut terbakar. Disini api tidak dilihat dari besar

atau kecilnya api tersebut, jika memang api itu kecil akan tetapi tidak terkendali serta

merugikan maka itu juga dapat di golongkan kebakaran. Dan semantara itu jika api

tersebut besar namun itu dikehendaki dan dapat dikendalikan maka ini tidak dapat

digolongkan dalam kebakaran.

2. Unsur-unsur api dan proses terjadinya

Seperti pada pengertian api diatas bahwa api terdiri dari beberapa unsur yaitu

bahan bakar(fuel), oksigen (oxygen) dan panas (heat), ini biasanya digambarkan

dalam bentuk segitiga api (triangle of fire).

Page 2: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

Panas suatu bentuk energy atau daya yang dapat dihasilkan dari : Reaksi

Kimia, kerja mekanik, Dekomposisi bahan organic oleh jasad renik dan radiasi

matahari. Sumber-sumber panas juga terdapat pada bunga api listrik, api terbuka,

gesekan, benturan, busur api las, listrik statis, faktor alam dan lain-lain. Panas dapat

berpindah-pindah dengan beberapa cara yaitu :

KONDUKSI yaitu perpindahan panas oleh aktifitas molekul dalam suatu

material, tergantung konduktivitas thermal material atau panas yang

dipindahkan dari satu ruang ke ruang yang lain memlalui bahan penghantar

panas. Cara ini terbagi dua yaitu konduksi vertical dan konduksi horizontal,

biasanya kalau pada bangunan bahan penghantar panasnya yaitu dari besi atau

baja pada kontruksi

KONVEKSI yaitu perpindahan panas oleh sirkulasi media, biasanya udara

atau liquid atau kontak nyala api langsung

RADIASI yaitu perpindahan panas secara langsung dan linier seperti cahaya

matahari atau gelombang panas yang bergerak melalui daerah yang terbakar

menuju permukaan benda-benda dihadapanya.

Energy panas tidak dapat diukur secara langsung. Suhunya hanya mengukur

derajat panas suatu benda, bukan jumlah panas didalam benda tersebut.

Page 3: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

Pemadamannya dapat dilakukan dengan memindahkan panas atau meniadakan

sumber panas yang biasa disebut pendinginan.

Oksigen suatu gas yang berasal dari udara sekeliling yang dibutuhkan untuk

berlangsungnya suatu proses pembakaran, didalam udara bebas mengandung kurang

lebih 21% Oksigen. Pada kadar oksigen 21% manusia dapat hidup normal begitu pula

terhadap api yang akan semakin membesar. Pada kadar oksigen 18% api masih dapat

menyala walau agak mengecil, akan tetapi pada posisi ini manusia sudah dalam

keadaan pingsan atau lemas. Pada kadar oksigen 15% api sudah padam, sementara

pada posisi ini manusia sudah tidak dapat hidup atau gagal pernafasan. Maka dapat

disimpulkan bahwa api dapat hidup jika minimal kadar osigen yang ada di udara

16%. Pemadamannya dapat dilakukan dengan memindahkan unsur oksigen melalui

pembatasan pasokan udara yang biasa disebut “penutupan atau Pengisolasian”

Bahan bakar adalah setiap bahan atau benda yang dapat terbakar; bahan bakar

terbagi menjadi tiga jenis yaitu :

Padat diantaranya kayu, kertas, karet, plastic, majun, kapas dan lain-lain.

Cair diantaranya bensin, solar, minyak tanah, oli, gemuk, spirtus, tiner dan

lain-lain.

Gas diantaranya LPG, LNG, karbit dan lain-lain.

Proses pemadamannya dapat dilakukan dengan memindahkan unsur bahan

bakar melalui pembatasan jumlah bahan bakar yang biasa disebut “Pembatasan

Bahan atau memindahkan bahan bakar”

3. Klasifikasi kebakaran

Kebakaran dibagi menjadi beberapa jenis atau kelas berdasarkan dari jenis

bahan bakarnya yang terbakar yaitu ;

Page 4: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

Kebakaran kelas A adalah kebakaran bahan biasa atau padat kecuali logam

yang mudah terbakar seperti kertas, kayu, pakaian, karet, plastik dan lain-lain.

Jika terjadi kebakaran kelas A maka dapat digunakan metode pemadaman

dengan cara :

- Pendinginan dengan air

- Pemadaman dengan air atau busa kelas A

Kebakaran kelas B adalah kebakaran bahan cairan dan gas yang mudah

terbakar seperti minyak, bensin, solar, gas LPG, LNG dan lain-lain. Jika

terjadi kebakaran kelas B maka metode pemadaman yang dapat digunakan

adalah :

- Penutupan atau pelapisan atau penyelimutan

- Pemindahan bahan bakar

- Penurunan temperatur

Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang diakibatakan dari kebocoran listrik,

konsleting termasuk peralatan bertenaga listrik. Jika terjadi kebakaran kelas C

metode pemadaman yang dapat digunakan adalah :

- Pemadaman menggunakan bahan yang non konduksi listrik

- Putuskan arus listrik dan padamkan seperti pemadaman kebakaran

kelas A atau kelas B

Kebakaran kelas D kebakaran ini sangat jarang terjadi dan biasanya terjadi

pada logam seperti seng, magnesium, serbuk alumunium dan lain-lain. Jika

terjadi maka metode pemadamannya adalah :

- Pelapisan atau penyelimutan dengan bahan pemadam khusus terutama

bubuk kering tertentu.

Page 5: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

4. Penyebab kebakaran

Api atau kebakaran dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1. Faktor tidak disengaja penyebab kebakarannya tidak melibatkan tindakan

manusia secara sengaja untuk membakar atau memperluas kebakaran.

Contoh. Seseorang yang membuang puntung rokok ketempat sampah

tanpa dimatikan terlebih dahulu dan ternyata didalam tong sampah

tersebut ada bahan seperti tisu yang kemudian terbakar dan akhirnya

terjadilah kebakaran. Atau peristiwa alam seperti sinar matahari, letusan

gunung berapi dan sebagainya.

2. Faktor disengaja adalah kebakaran yang diatur secara sengaja didalam

kondisi atau keadaan tertentu dimana orang tersebut mengetahui bahwa

api tidak boleh dinyalakan. Atau juga prilaku sengaja membakar untuk

menadapatkan keuntungan seperti sabotase, menghilangkan jejak, klaim

asuransi dan lain-lain, ini biasanya disebut ARSON FIRE. Tanda-

tandanya biasanya adanya pemicu, penghuni yang cidera dan sebagainya.

5. Penanggulangan kebakaran

Telah diketahui bahwa dari suatu kejadian kebakaran dapat menimbulkan

bermacam-macam akibat, antara lain korban jiwa dan harta benda. Tentunya kejadian

tersebut tidak kitainginkan, oleh karena itu dipikirkan tindakan dalam

penanggulanganya. Pada umumnya penanggulangan bahaya kebakaran dapat dibagi

menjadi 3 (tiga) tingkatan meliputi :

1. Mencegah terjadinya kebakaran

Ialah merupakan tindakan - tindakan dilakukan guna mencegah terjadinya

kebakaran, tindakan - tindakan tersebut harus dilakukan oleh setiap orang

untuk itu diharapkan pengertian dan kesadaran agar dapat melaksanakan

apa yang menjadi tujuan, maka perlu adanya pengarahan dan bimbingan

Page 6: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

mengenai pencegahan bahaya kebakaran kepada semua orang ,khususnya

yang berada dilingkungan kerja.

2. Perlindungan bahaya kebakaran

Ialah merupakan tindakan yang dilakukan guna melindungi dari bahaya

kebakaran sehingga tidak turut terbakar dalam batas waktu tertentu atau

mencegah meluasnaya kebakaran ketempat lain sebelum penanggulangan

lebih lanjut.

3. Pemadam kebakaran

Ialah merupakan salah satu tindakan dalam penanggulangan kebakaran

bersifat represif.

6. Manajemen penanggulangan kebakaran

Manajemen Penanggulangan Bahaya Kebakaran adalah suatu sistem penataan

dini dalam rangka mencegah dan mengendalikan bahaya kebakaran sehingga

kerugian berupa meterial dan jiwa manusia dapat dicegah atau diminimalkan, yang

diwujudkan baik berupa kebijakan dan prosedur yang dikeluarkan perusahaan, seperti

inspeksi peralatan, pemberian pendidikan dan pelatihan bagi penghuni/pekerja,

penyusunan rencana tindakan darurat kebakaran, maupun penyediaan sarana

pemadam kebakaran. (Dalam Skripsi Muhammad Asep Ramdan, 2000).

6.1 Program penanggulangan kebakaran

Program penanggulangan kebakaran adalah segala upaya yang dilakukan untuk

mencegah atau memberantas kebakaran. (Depertemen Tenaga Kerja, Training

Material K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran, 1997). Tindakan untuk

menanggulangi kebakaran antara lain :

a. Mengendalikan setiap perwujudan energi panas, seperti listrik, rokok, gesekan

mekanik, api terbuka, sambaran petir, reaksi kimia dan lain-lain.

Page 7: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

b. Mengendalikan keamanan setiap penanganan dan penyimpanan bahan yang

mudah terbakar.

c. Mengatur kompartemenisasi ruangan untuk mengendalikan

penyebaran/penjalaran api, panas, asap dan gas.

d. Mengatur lay out proses, letak jarak antar bangunan, pembagian zone menurut

jenis dan tingkat bahaya.

e. Menerapakan sistim deteksi dini dan alarm.

f. Menyediakan sarana pemadam kebakaran yang handal.

g. Menyediakan sarana evakuasi yang aman.

h. Membentuk regu atau petugas penanggulangan kebakaran.

i. Melaksanakan latihan penanggulangan kebakaran.

j. Mengadakan inspeksi, pengujian, Perawatan terhadap sistem proteksi kebakaran

secara teratur.

6.2 Pembentukkan petugas penanggulangan kebakaran

Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186 tahun 1999 tentang

unit penanggulangan kebakaran ditempat kerja dalam pasal 5 meyebutkan bahwa unit

penanggulangan kebakaran terdiri dari : Petugas peran kebakaran, regu

penanggulangan kebakaran, koordinator unit penanggulangan kebakaran dan ahli K3

spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.

6.3 Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Kebakaran

Tujuan dari latihan evakuasi untuk menetapkan suatu prosedur untuk

bertindak bila terjadi kebakaran dan untuk mengembangkan kebiasaan para karyawan

terhadap situasi api pada masa yang akan datang.

Page 8: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

Adapun frekuensi latihan dan pendidikan evakuasi untuk setiap perusahaan

akan selalu tergantung kepada berat ringan bahaya kebakaran dari masing – masing

perusahaan.

Pada umumnya latihan dilakukan sebagai berikut :

a. Bahaya kebakaran ringan : 1 – 2 kali / tahun

b. Bahaya kebakaran sedang : 3 – 4 kali / tahun

c. Bahaya kebakaran berat : 6 – 8 kali / tahun

Untuk melaksanakan latihan dengan baik dan efektif instruksi yang diberikan

kepada para peserta latihan harus memenuhi syarat :

a. Benar, jelas dan singkat

b. Bahasa sederhana dan dapat dilaksanakan

c. Tidak menimbulkan keragu – raguan

6.4 Perencanaan Keadaan Darurat kebakaran

Keadaan darurat kebakaran adalah situasi dalam kejadian kebakaran pada

suatu bangunan yang terbakar, semua orang yang merasa terancam dalam bahaya dan

ingin menyelamatkan diri masing – masing. Dalam mengatasi situasi tersebut harus

melakukan latihan yang berulang – ulang dan mengikuti skenario yang baku. (Dalam

Skripsi Sangnur Septa, 2007).

Sistem tanggap darurat penanggulangan kebakaran tertuang dalam buku panduan

yang berisikan siapa dan berbuat apa. Penyusunan rencana tindakan keadaan darurat

harus dikerjakan oleh tim yang melibatkan semua unsur manajemen.

Tahap perencanaan darurat keadaan darurat, adalah sebagai berikut :

Page 9: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

1) Identifikasi bahaya dan penafsiran risiko

2) Penakaran sumber daya yang dimiliki

3) Tinjauan ulang rencana yang telah ada

4) Tentukan tujuan dan lingkup

5) Pilih tipe perencanaan yang akan dibuat

6) Tentukan tugas – tugas dan tanggung jawab

7) Tentukan konsep operasi

8) Tulis dan perbaiki

6.5 Sistem deteksi dan alarm kebakaran

Dalam strategi menghadapi bahaya kebakaran yang pertama adalah perlu

adanya sistem pendeteksian dini, sistem tanda bahaya serta sistem komunikasi

darurat. Agar api bisa lebih mudah dikendalikan atau dipadamkan.

Deteksi kebakaran

Deteksi adalah alat yang berfungsi mendeteksi secara dini adanya suatu

kebakaran awal yang terdiri dari :

1. Detektor Asap (Smoke Detector) adalah detektor yang bekerjanya

berdasarkan terjadinya akumulasi asap dalam jumlah tertentu.

2. Detektor Panas (Heat Detector) adalah detektor yang bekerjanya

berdasarkan pengaruh panas (temperatur) tertentu.

3. Detektor Nyala Api (Flame Detector) adalah detektor yang bekerjanya

berdasarkan radiasi nyala api.

4. Detektor Gas (Gas Detector) adalah detektor yang bekerjanya berdasarkan

kenaikan konsentarsi gas yang timbul akibat kebakaran ataupun gas lain

yang mudah terbakar.

6.6 Sarana penyelamat jiwa

Page 10: Teori Kebakaran Dan Managemen k3 Kebakaran

Upaya penyelamatan jiwa (evakuasi) saat terjadi kebakaran dalam gedung

atau bangunan industri dapat berjalan lancar, suatu bangunan dan gedung harus

mempunyai beberapa hal sebagai berikut :

Rute evakuasi, adalah sarana penyelamatan dari daerah kebakaran ketempat

aman atau daerah yang aman, baik secara vertikal maupun horizontal, yang

dapat berupa pintu, tangga, koridor, jalan keluar atau kombinasi dari

komponen – komponen tersebut.

Pintu darurat, adalah alat bantu yang digunakan untuk keluar dan

menyelamatkan jiwa menuju tempat yang aman.

Tempat berhimpun, adalah tempat yang aman untuk berkumpul dan

menghindar dari bahaya kebakaran, atau tempat berkumpul pengungsi

ataupun untuk barang/dokumen penting, yang aman dan bebas dari pengaruh

kebakaran. Dan tempat ini harus lebih dari satu dan setiap berkumpul harus

diberi tanda yang jelas.