13
Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro I Dosen : Lukman Fadhiliya, M. Pd Di susun oleh : Kelompok 2 1. Dewi Ratnawati (122130005) 2. Sulastri Tiara Pangestika (122130019) 3. Anisatul Khoiroh (122130024) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO 2014 BAB I PEMBAHASAN 1. Pengertian Teori Konsumsi dan Fungsi Konsumsi Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang telah melakukan pembelanjaan tersebut. Sedangkan teori konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. C = f (YD) Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposible) perekonomian tersebut. Selama ini, kita mengetahui konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai (disposible income). Secara metematik dapat dituliskan sebagai

TEORI KONSUMSI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teori

Citation preview

Page 1: TEORI KONSUMSI

Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Untuk Memenuhi

Tugas Kelompok Mata Kuliah Teori Ekonomi Makro I 

Dosen : Lukman Fadhiliya, M. Pd

 

 

Di susun oleh :

Kelompok 2

1. Dewi Ratnawati                           (122130005)

2. Sulastri Tiara Pangestika           (122130019)

3. Anisatul Khoiroh                                    (122130024)

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2014

BAB IPEMBAHASAN

 

1. Pengertian Teori Konsumsi dan Fungsi Konsumsi

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh

rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang telah

melakukan pembelanjaan tersebut. Sedangkan teori konsumsi adalah teori yang

mempelajari bagaimana manusia / konsumen itu memuaskan kebutuhannya dengan

pembelian / penggunaan barang dan jasa.

C = f (YD)

Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara

tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional

(pendapatan disposible) perekonomian tersebut. Selama ini, kita mengetahui konsumsi

merupakan fungsi dari pendapatan siap pakai (disposible income). Secara metematik

dapat dituliskan sebagai

 

Page 2: TEORI KONSUMSI

Dimana C merupakan besarnya tingkat konsumsi dan YD adalah besarnya pendapatan

siap pakai (Disposable Income).

APC=C/Y

Dalam hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat konsumsi dapat dikenal dua

konsep. Satu konsep disebut average to propensity to consumption (APC), yaitu

besarnya konsumsi yang terjadi dibandingkan dengan tingkat pendapatan dimana

MPC = DC / DY

Konsep kedua disamping APC ada yang dikenal dengan marginal propencity to

consume (MPC), yaitu perbandingan antara pertambahan konsumsi dibandingkan

dengan pertambahan pendapatan yang terjadi. Dimana besarnya nilai

 

1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes

                        Beberapa hipotesis Keynes tentang teori konsumsi adalah

berdasarkan intropeksi dan observasi kausal. Pertama dan terpenting, Keynes

menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal atau marginal propensity to

consume (MPC) yaitu kenaikan konsumsi dari setiap unit pendapatan, dimana

besarnya nilai MPC adalah antara nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi

marginal adalah krusial bagi rekomendasi kebijakan Keynes untuk menurunkan

pengangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi

perekonomian seperti ditunjukkan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari

umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

Kedua, Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut

kecenderungan mengkonsumsi rata-rata atau average propensity to consume (APC),

turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan,

sehingga ia berharap orang kaya akan menabung dalam proporsi yang lebih tinggi

dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.

Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi

yang penting dan tingkat tabungan tidak memiliki peran penting Asumsi dasar ini

berlawanan dengan kepercayaan diri para ekonom Klasik sebelumnya. Para ekonom

Klasik berpendapat bahwa tingkat bunga yang lebih tinggi akan mendorong tabungan

dan menghambat konsumsi. Keynes menegaskan bahwa pengaruh tingkat bunga

terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka

pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat

sekunder dan relatif tidak penting. Jadi, menurut keynes konsumsi secara mutlak

(absolut) cenderung lebih banyak dipengaruhi dari tingkat pendapatan sekarang.

Secara singkat, di bawah ini disajikan beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi

Keynes : (Soediyono Reksoprayitno, 2000: 146 ).

Page 3: TEORI KONSUMSI

1)      Variabel nyata adalah bahwa fungsi konsumsi Keynes menunjukkan hubungan

antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya

dinyatakan dengan mengunakan tingkat harga konstan.

2)      Pendapatan yang terjadi. Maksudnya, bahwa pendapatan nasional yang

menentukan besar kecilnya pengeluaran konsumsi adalah pendapatan nasional yang

terjadi (current national income).

3)      Pendapatan absolute disebutkan bahwa fungsi konsumsi Keynes variabel

pendapatan nasionalnya perlu diinterprestasikan sebagai pendapatan nasional

absolut, yang dapat dilawankan dengan pendapatan permanen, pendapatan relatif dan

sebagainya.

4)      Bentuk fungsi konsumsi Keynes. Keynes berpendapat bahwa fungsi konsumsi

berbentuk lengkung, yaituseperti tergambar pada Gambar 5.1 di bawah ini sebagai

kurva C0C’. Jika pada berbagai liteatur temasuk pada buku referensi ini fungsi

konsumsi digambarkan garis lurus, hal ini dilakukan adalah hanya untuk memudahkan

saja dalam analisis. Selanjutnya menurut Keynes adalah :

a)      Fungsi konsumsi tidak melalui titik silang sumbu nol, melainkan memotong

sumbu vertikal pada nilai C0 yang positip. Artinya, baik dalam bentuk fungsi konsumsi

garis lurus maupun melengkung, bahwa meningkatnya pendapatan nasional

mengakibatkan nilai APC menurun dan berlaku pula MPC < APC.

b)      Fungsi konsumsi bebentuk lengkung dengan nilai MPC yang menurun dengan

meningkatnya pendapatan nasional.

c)      Tingkat pembelanjaan konsumsi yang dinyatakan sebagai Co atau simbol “a”

diartikan bahwa, walaupun seseorang atau suatu keluarga tidak mempunyai

pendapatan, mereka masih tetap melakukan pembelanjaan untuk konsumsi. Karena

mereka perlu makan, membayar sewa rumah dan membeli pakaian sebagai kebutuhan

pokok esensial mereka.

(C)          Tingkat konsumsi dengan harga konstan

Y=Y

C1

Cb                                                                                                                 

B                         C’

C

Ca                                                          A                             Y               A

C0

 

Page 4: TEORI KONSUMSI

C0

0                                                                 Y0                                            Y1 Tingkat

Pendapatan (Y)

Gambar 1.1. Fungsi Konsumsi Menurut Keynes

 

 

 

1. Fungsi Konsumsi Berdasarkan Hipotesis Pendapatan Relatif

James S. Duesenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu

masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah

dicapainya. Ia berpendapat bahwa, jika pendapatan berkurang konsumen tidak akan

banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat

konsumsi yang masih tetap tinggi, mereka harus terpaksa mengurangi besarnya

saving. Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka juga akan bertambah,

tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan dengan pesatnya.

Kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah

pernah dicapai dapat dicapainya lagi. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya

telah dapat dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan

bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi. Sedangkan di lain pihak, bertambahnya

saving tidak begitu cepat. (Soediyono Reksoprayitno, 2000).

Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan asumsi yaitu :

1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen.

Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang

dilakukan oleh orang disekitarnya (lingkungan tetangganya).

2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artiya pola pengeluaran seseorang

pada saat penghasilan naik akan berbeda dengan pola pengeluaran pada saat

penghasilan mengalami penuruan.

C = f (YC, YPP)

Duesenberry juga berteori bahwa rumah tangga senang memelihara standar hidup

tertentu. Menurutnya, cukup beralasan untuk menyajikan fungsi konsumsi rumah

tangga sebagai

Page 5: TEORI KONSUMSI

Dimana Yc adalah menunjukkan pendapatan  sekarang dan YPP sebagai pendapatan

tertinggi sebelumnya. Apabila pendapatan sekarang (YC) selalu lebih tinggi daripada

pendapatan tertinggi sebelumnya (YPP), maka tingkat konsumsi akan dihubungkan

dengan tingkat pendapatan relatif seseorang di dalam suatu masyarakat.

 

 

 

 

 

 

Y=C

C/tahun                                                                                                                        

LRC

C3

cb                                                                              T                                                G

C2                                  C3                                                               F

ca                                                              S

C1                       C1                                         E

c0                                           R

C0

 

450

0                                      Y0             Ya        Y1 Yb                 Y2                Y3          

Y/tahun

 

Gambar 1.2. Fungsi Konsumsi Jangka Pendek dan Panjang dengan Hipotesis

Pendapatan Relatif

Page 6: TEORI KONSUMSI

Berdasarkan Gambar 1.2 di atas nampak terdapat beberapa situasi yang dapat di

alami seseorang pada situasi tingkat konsumsinya. Situasi pertama, pertumbuhan

konsumsi konstan pada tingkat pendapatan relatif. Konsumsi rumah tangga saling

tergantung dan karena itu didasarkan pada tingkat pendapatan relatif yang pernah ia

capai. Konsumsi agregatif sama dengan C0, C1,C2, dan C3. Untuk masing-masing tingkat

pendapatan absolut Y0, Y1, Y2, dan Y3. Situasi kedua, Fluktuasi pada tingkat pendapatan

relatif. Rumah tangga akan mencoba memelihara standar hidup mereka sebelumnya

bila tingkat pendapatan mereka merosot (jatuh). Misal dengan asumsi tingkat

pendapatan merosot dari Y3 ke Y1. Konsumsi akan turun dari C3 ke Ca di titik S dan

bukan ke C1 di titik E, karena tingkat pendapatan Y2 masih mempengaruhi tingkat

konsumsi tersebut, sehingga ia merasa keseimbangan konsumsi di titik S adalah lebih

baik daripada di titik E. Jika tingkat pendapatan naik kembali ke Yb, maka tingkat

konsumsi akan tetap di atas Ca, (yaitu yang diinginkan antara Ca dan Cb) karena tingkat

konsumsi masih dipengaruhi tingkat tertinggi sebelumnya Y2. Jika sekali lagi Y2dapat

dicapai, maka konsumsi akan berjalan sebagai fungsi LRC.

Perubahan-perubahan dalam pendapatan akan menghasilkan fungsi konsumsi jangka

pendek. Karena itu, MPC di bawah hipotesis pendapatan relatif tidak akan tetap

melainkan berubah-ubah. Beberapa hubungan dasar dalam teori konnsumsi dengan

tingkat pendapatan relatif dapat dilihat dari kecondongan rata-rata mengonsumsi

(APC) dan kecondongan marginal berkonsumsi (MPC) sebagai berikut :

a)      Ada pertumbuhan konstan tingkat pendapatan, maka APC konstan dan

MPC = APC

b)      Pendapatan sekarang turun di bawah tingkat pendapatan sebelumnya. APC naik,

maka MPC < APC

c)      Pendapatan naik, tetapi dibawah tingkat pendapatan sebelumnya. APC turun,

dan MPC naik, maka MPC < APC.

d)     Pendapatan naik di atas tingkat pendapatan sebelumnya. APC konstan,

MPC = APC

 

1. Fungsi Konsumi Berdasarkan Hipotesis Siklus Hidup ( Life Cycle

Hypothesis)

Teori konsumsi berdasarkan hipotesis siklus hidup ( life cycle hypothesis) mulai ditulis

pada abad ke 18 atau tahun 1950-an, (Mankiw, 2007). Teori ini merupakan hasil

kolaborasi dari tiga ekonom yakni: Albert Ando, Ricard Brumberg dan Franco

Page 7: TEORI KONSUMSI

Modigliani. Teori ini menerangkan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran

konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya.

Karena orang cenderung menerima penghasilan atau pendapatan yang rendah pada

usia muda, tinggi pada usia menengah dan rendah pada usia tua, maka rasio tabungan

akan berfluktuasi sejalan dengan perkembangan umur mereka yaitu orang muda akan

mempunyai tabungan negatif (dissaving), orang berumur menengah menabung dan

membayar kembali pinjaman pada masa muda mereka, dan orang usia tua akan

mengambil tabungan yang dibuatnya di masa usia menengah.

C = (W+RY) / T

Salah satu argumentasi yang penting bahwa pendapatan bervariasi selama kehidupan

seseorang adalah masa pensiun. Kebanyakan orang merencanakan pensiun bekerja

ketika umur kira-kira 65 tahun ke atas, dan mereka sadar bahwa pendapatan mereka

akan turun setelah itu. Tetapi, mereka tidak ingin standar kehidupannya turun besar

dibanding konsumsi saat sekarang. Misal, seseorang berharap dapat hidup selama T

tahun lagi dan memiliki kekayaan total sebesar W dan mengharapkan pendapatan

terbesar Y selama pensiun R tahun dari sekarang. Berapa tingkat konsumsi yang akan

dipilih konsumen tersebut jika ia ingin mempertahankan tingkat konsumsi merata

selama hidupnya? Jika sumber daya hidup konsumen adalah dari kekayaan awal W

dengan penghasilan seumur hidup R x Y, dengan asumsi bunga nol, maka kita dapat

mengetahui besarnya tingkat konsumsi total adalah W+RY, sehingga konsumsi rata-

rata selama hidupnya (T) tahun adalah

Kita dapat pula menulis fungsi konsumsi seseorang sebagai :

C = (1/T) W + (R/T) Y atau

C = aW + bY

Misal, jika seseorang ingin hidup selama T = 50 tahun dan bekerja selama R =30

tahun, maka fungsi konsumsinya dapat ditulis sebagai :

C = (1/50) W + (30/50) Y atau

C = 0.02 W + 0.6Y.

Asumsi dasar teori konsumsi siklus hidup adalah menganggap bahwa individu

merencanakan perilaku konsumsi dan tabungan mereka selama periode yang panjang

dengan tujuan mengalokasikan konsumsi mereka untuk membuat hidup mereka lebih

baik. Asumsi utamanya bahwa kebanyakan orang memilih gaya hidup yang stabil,

Page 8: TEORI KONSUMSI

secara umum bukannya menabung habis-habisan di suatu periode demi pendapatan

besar di periode berikutnya, namun mengkonsumsi yang sama di setiap periodenya.

Menurut teori konsumsi siklus hidup, karena orang ingin meratakan konsumsi selama

hidupnya, maka kaum muda yang sedang bekerja menabung, sedangkan kaum tua

yang pensiun menghabiskan tabungannya atau dissaving, ( mankiw, 2007).

 

 

 

 

C/tahun

C3                                              D

C2                                                                           B                                      C

Bag III

Bag II

 

Y

C1                         A

 

C0          Bag I

 

0

T1                       T2                        T3             Waktu (T)

Gambar 1.3. Pola Pendapatan dan Pola Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Kehidupan

 

1. Fungsi Konsumsi Berdasarkan Hipotesis Pendapatan Permanen

Teori konsumsi berdasarkan hipotesis pendapatan permanen (permanentincome

hypothesis) dikemukakan oleh Milton Friedman. Menurut teori ini, pendapatan

Page 9: TEORI KONSUMSI

masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent

income) dan pendapatan sementara (transitory income).Pengertian dari pendapatan

permanen adalah

a)      Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat

diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari gaji, upah.

b)      Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan

seseorang ( yang menciptakan kekayaan).

Pengertian pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa diperkirakan

sebelumnya. (Guritno Mangkoesoebroto, 1998: 72).

Friedman menyimpulkan studinya bahwa konsumsi permanen seseorang konsumen

atau suatu masyarakat mempunyai hubungan yang positif dan proporsional dengan

pendapatannya atau pendapatan mereka yang bersangkutan (Soediyono, 2001)

Milton Friedman mengatakan bahwa, pendapatan sekarang (Y) terdiri dari pendapatan

permanen (Yp) dan pendapatan sementara atau pendapatan transitori (YT). Secara

matematik dapat ditulis sebagai: Y=YP+YT.

Jika pendapatan sekarang dapat ditulis sebagai: Y=YP+YT maka, tingkat konsumsi juga

dapat ditulis sebagai fungsi dari C=CP+CT.

C                                                           Y=C

CP=kYP

 

C2                                                                            G                    SRCF1

 

SRCF0

F

C1

C0                                 E

 

 

 

0                             Y0=Y0P             Y1                    Y1

P                           Y

Gambar 1.4. Fungsi Konsumsi dengan Pendekatan Pendapatan Permanen

Page 10: TEORI KONSUMSI

Pada Gambar 1.4 di atas, misal pendapatan permanen berada pada Y0, jika pendapatan

aktual naik ke Y1, makakonsumsi hanya akan berpindah (naik atau turun) sepanjang

kurva SRCF0 yaitu pada C1 atau konsumsi hanya naik dari C0 ke C1 atau hanya naik dari

titik E ke titik F. Tetapi, perubahan pendapatan permanen akan menggeser kurva

konsumsi jangka pendek ke atas. Misal, ketika pendapatan permanen berubah (naik)

dari Y0P ke Y1

P, maka SRCF0 akan bergerser ke SRCF1.Ini berarti konsumsi naik dari

C0 keC2, atau naik dari titik E ke titik G.

Apabila kita tulis kembali persamaan teori Friedman di atas sebagai :

Y = YP + YT, dan C = CP + CT.

Dimana Ct = kYt, maka Ct = k[YP t-1 = j(Yt – YP 

t-1)] atau

Ct =kYPt + kj (Yt – YP 

t-1)

Dengan demikian, maka disimpulkan bahwa fungsi konsumsi Milton Friedman

tersebut memiliki dua nilai MPC, yaitu; kecondongan konsumsi marginal dari

pendapatan permanen dan kecondongan konsumsi marginal dari pendapatan

transitori. Nilai MPC dari pendapatan permanen adalah k, sedangkan nilai MPC dari

pendapatan transitori adalah kj. Nilai k atau MPC dari pendapatan permanen sering

disebut sebagai MPC dalam jangka panjang, dan nilai kj atau MPC dari pendapatan

transitori sering disebut sebagai MPC dalam jangka pendek. Selanjutnya, juga

dijelaskan bahwa umumnya nilai MPC dalam jangka panjang lebih besar dari pada

nilai MPC dalam jangka pendek, atau secara metematik dapat ditulis sebagai : nilai k

> nilai kj.

 

1. Faktor – Faktor Penentu Tingkat Konsumsi

Faktor – faktor yang menentukan tingkat konsumsi adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan rumah tangga (household income), semakin besar pendapatan,

semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.

2. Kekayaan rumah tangga (household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat

konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham,

deposito berjangka dan kendaraan bermotor.

3. Prakiran masa depan (household expectations), bila masyarakat memperkirakan

harga barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak

membeli / belanja barang-barang.

4. Tingkat bunga (interest rate). Bila tingkat bunga tabungan tinggi / naik, maka

masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan.

Berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi mempunyai korelasi

negatif.

5. Pajak (taxation), pengenaan pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang

diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.

6. Jumlah dan konsumsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan

memperbesar pengeluaran konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk yang

Page 11: TEORI KONSUMSI

didominasi pendududuk usia produktif usia kerja (15-64 tahun) akan

memperbesar tingkat konsumsi

7. Faktor sosial budaya, misalnya berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan

etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap

lebih modern. Contohnya adalah berubahnya kebiasaan orang Indonesia

berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan (super market)

 

 

 

 

 

 

 BAB II

 

A.    Kesimpulan

Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara

tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional

(pendapatan disposible) perekonomian tersebut.

Menurut teori keynes konsumsi secara mutlak (absolut) cenderung lebih banyak

dipengaruhi dari tingkat pendapatan sekarang.

Dalam teori konsumsi hipotesis pendapatan relatif Dusenberry menggunakan asumsi

yaitu Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen dan

pengeluaran konsumsi adalah irreversibel

Asumsi dasar teori konsumsi siklus hidup adalah menganggap bahwa individu

merencanakan perilaku konsumsi dan tabungan mereka selama periode yang panjang

dengan tujuan mengalokasikan konsumsi mereka untuk membuat hidup mereka lebih

baik.

Pada teori konsumsi hipotesis pendapatan permanen, konsumsi permanen seseorang

konsumen atau suatu masyarakat mempunyai hubungan yang positif dan proporsional

dengan pendapatannya atau pendapatan mereka yang bersangkutan

Page 12: TEORI KONSUMSI

Faktor-faktor penentu tingkat konsumsi yaitu pendapatan rumah tangga, kekayaan

rumah tangga, prakiran masa depan, tingkat bunga, pajak, jumlah dan konsumsi

penduduk serta faktor sosial budaya.

 

1. Rekomendasi

Setelah mempelajari teori konsumsi tersebut semua pembaca diharapkan mampu

memahami teori – teori konsumsi tersebut, sehingga mampu memanage konsumsi

(pengeluaran-pengeluaran) kebutuhan hidup sehari-hari dan tabungan kita.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA     

 

Kurniawan, Haris. 2012. Teori Konsumsi. Diakses

darihttp://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/teori-konsumsi.html Pada tanggal

03 Maret 2014 pukul 07.10

Prasetyo, P. Eko. 2012. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta : Beta Offset.

Sukiro, Sadono. 2010. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada