21
TEORI LANSIA Konsep Teori Lansia Batasan Lansia Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi: 1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun. 2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun 3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun 4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun Proses Menua Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah. Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan: 1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, 2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan

teori lansia & konsep penyakit katarak

  • Upload
    brenz73

  • View
    21

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: teori lansia & konsep penyakit katarak

TEORI LANSIA

Konsep Teori Lansia

Batasan Lansia

Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

2) Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun

3) Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Proses Menua

Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang

berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak,

masa dewasa dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik

secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti

mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik

ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan

pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, kelainan berbagai

fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah.

Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ,

tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus

sehat. Sehat dalam hal ini diartikan:

1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,

2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari,

3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat

(Rahardjo, 1996)

Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan – perubahan

yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus – menerus. Apabila proses

penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah berbagai

masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto (1994)

menyebutkan masalah – masalah yang menyertai lansia yaitu:

1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada

orang lain,

Page 2: teori lansia & konsep penyakit katarak

2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam

pola hidupnya,

3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah

meninggal atau pindah,

4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang

bertambah banyak dan

5) Belajar memperlakukan anak – anak yang telah tumbuh dewasa.

Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa

perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak.

Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri

makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga

minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan –

kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan

motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran

fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk

melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran

fisiknya.

Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa

perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap

perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap

yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung

dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan

ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan

masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein,

1992)

Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri

– ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar,

1994) adalah:

1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.

2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi

3) Selalu mengingat kembali masa lalu

4) Selalu khawatir karena pengangguran,

5) Kurang ada motivasi,

6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan

7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.

Page 3: teori lansia & konsep penyakit katarak

Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah: minat

yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati

kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki

kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.

Teori Proses Menua

1) Teori – teori biologi

a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)

Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik

untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat

dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul – molekul

/ DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin

(terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)

b) Pemakaian dan rusak

Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh

lelah (rusak)

c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)

Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat

diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang

tidaktahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh

menjadi lemah dan sakit.

d) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)

Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia

dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab

kerusakan organ tubuh.

e) Teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa

digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan

usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

f) Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak

stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan

osksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan

protein. Radikal bebas ini dapat menyebabkan sel-sel tidak

dapat regenerasi.

Page 4: teori lansia & konsep penyakit katarak

g) Teori rantai silang

Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya

menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen.

Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan

hilangnya fungsi.

h) Teori program

Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel

yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2) Teori kejiwaan sosial

a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)

- Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah

kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia

lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak

dalam kegiatan sosial.

- Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari

lanjut usia.

- Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu

agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia

b) Kepribadian berlanjut (continuity theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada

lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas.

Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe

personality yang dimiliki.

c) Teori pembebasan (disengagement theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,

seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi

sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun

kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda (triple

loss), yakni :

1. kehilangan peran

2. hambatan kontak sosial

3. berkurangnya kontak komitmen

Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia

Page 5: teori lansia & konsep penyakit katarak

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian

kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)

1) Permasalahan umum

a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.

b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga

yang berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.

c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.

d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional

pelayanan lanjut usia.

e) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan

kesejahteraan lansia.

2) Permasalahan khusus :

a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah

baik fisik, mental maupun sosial.

b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.

c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.

d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.

e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan

masyarakat individualistik.

f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat

mengganggu kesehatan fisik lansia

Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan

1) Hereditas atau ketuaan genetik

2) Nutrisi atau makanan

3) Status kesehatan

4) Pengalaman hidup

5) Lingkungan

6) Stres

Perubahan – perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

1) Perubahan fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim

organ tubuh, diantaranya sistim pernafasan, pendengaran,

penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,

muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan

integumen.

2) Perubahan mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

Page 6: teori lansia & konsep penyakit katarak

a) Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.

b) Kesehatan umum

c) Tingkat pendidikan

d) Keturunan (hereditas)

e) Lingkungan

f) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan

ketulian.

g) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.

h) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan

dengan teman dan famili.

i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan

terhadap gambaran diri, perubahan konsep dir.

3) Perubahan spiritual

Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam

kehidupannya (Maslow, 1970)

Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal

ini terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari

(Murray dan Zentner, 1970)

Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia

Menurut the National Old People’s Welfare Council , dikemukakan

12 macam penyakit lansia, yaitu :

1) Depresi mental

2) Gangguan pendengaran

3) Bronkhitis kronis

4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.

5) Gangguan pada koksa / sendi pangul

6) Anemia

7) Demensia

Page 7: teori lansia & konsep penyakit katarak

Konsep Penyakit Katarak

Definisi

Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur –

angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara

C.Long, 1996)

Etiologi

1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis

2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar

oleh sinar X atau benda – benda radioaktif.

3) Penyakit mata seperti uveitis.

4) Penyakit sistemis seperti DM.

5) Defek kongenital

Patofisiologi

Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena

adanya keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang

tidak dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi

peningkatan jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat

mengakibatkan penurunan sintesa protein, perubahan biokimiawi dan

fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam lens

melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam

bagian ynag lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal

dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan

desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya

terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.

Macam – macam Katarak

1) katarak kongenital

Adalah katarak sebagian pada lensa yang sdah idapatkan pada

waktu lahir. Jenisnya adalah:

a) Katarak lamelar atau zonular.

b) Katarak polaris posterior.

c) Katarak polaris anterior

d) Katarak inti (katarak nuklear)

e) Katarak sutural

Page 8: teori lansia & konsep penyakit katarak

2) Katarak juvenil

Adalah katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir.

3) Katarak senil

Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia.

Ada beberapa macam yaitu:

a) katarak nuklear

Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa

b) Katarak kortikal

Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa

c) Katarak kupliform

Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.

Katarak senil dapat dibagi atas stadium:

a) katarak insipiens

Katarak yang tidak teratur seperti bercak – bercak yang

membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih

di antaranya.

b) katarak imatur

Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum

mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian-

bagian yang jernih pada lensa.

c) katarak matur

Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi

pengeluaran air bersama – sama hasil desintegritas melalui

kapsul.

d) katarak hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa

mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.

4) Katarak komplikasi

Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular

atau penyakit umum.

5) Katarak traumatik

Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.

Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi Katarak

Pengkajian

1) Data Subyektif

Page 9: teori lansia & konsep penyakit katarak

a) Nyeri

b) Mual

c) Diaporesis

d) Riwayat jatuh sebelumnya

e) Pengetahuan tentang regimen terapeutik

f) Sistem pendukung, lingkungan rumah.

2) Data obyektif

a) Perubahan tanda – tanda vital

b) Respon yang azim terhadap nyeri

c) Tanda – tanda infeksi:

- Kemerahan

- Edema

- Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva

menonjol)

- Drainase pada kelopak mata dan bulu mata

- Zat purulen

- Peningaktan suhu tubuh

- Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan

SDP, hasil pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal.

d) Ketajaman penglihatan masing – masing mata.

e) Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya.

f) Kemungkinan penghalang lingkungan seperti;

- kaki kursi, perabot yang rendah

- Tiang infus

- Tempat sampah

- Sandal

g) Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap

informasi.

Perumusan Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh

2) Resiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan perentanan

sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh.

3) Resiko tinggi terhadap cidera b/d keterbatasan penglihatan, berada

di lingkungan yang asing dan keterbatasan mobilitas dan

perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata.

Page 10: teori lansia & konsep penyakit katarak

4) Resiko tinggi terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik

b/d kurang aktivitas yang diijinkan, obat – obatan, komplikasi dan

perawatan lanjutan.

Perencanaan

1) Nyeri akut

a) Tujuan: nyeri teratasi

b) Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif

dan penghilangan nyeri setelah intervensi.

c) Intervensi:

Bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan

penghilangan nyeri yang efektif.

Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan

kebutuhan terapi.

Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai

beberapa jam setelah pembedahan.

Rasional: Nyeri post op dapat terjadi sampai 6 jam post op.

Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif

atau non farmakologik, seperti berikut;

- Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur,

berubah – ubah antara berbaring pada punggung dan

pada sisi yang tidak dioperasi.

- Distraksi

- Latihan relaksasi

Rasional: beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif

adalah tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat

dalam usaha meningkatkan kenyamanan pada klien.

Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri

dengan aalgesik yang diresepkan.

Rasional: Analgesik mambantu dalam menekan respon

nyeri dan menimbulkan kenyamanan pada klien.

Beritahu doker jika nyeri tidak hilang setelah ½ jam

pemberian obat, jika nyeri disertai mual atau jika anda

memperhatikan drainase pada pelindung mata.

Rasional: Tanda ini menunjukkan peningaktan tekanan intra

okuli (TIO) atau komplikasi lain.

Page 11: teori lansia & konsep penyakit katarak

2) Resiko tinggi terhadap infeksi

a) Tujuan: infeksi tidak terjadi.

b) Kriteria hasil: klien akan menunjukkan penyembuhan insisi

tanpa gejala infeksi.

c) Intervensi:

Tingkatkan penyembuhan luka:

- Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang

seimbang dan asupancairan yang adekuat.

- Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai

hari pertama setelah operasi atau sampai diberitahukan

Rasional: Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan

kesehatan secara keseluruhan, yang meningkatkan

penyembuhan

Gunakan teknik aseptik untuk meneteskan tetes

mata:

- Cuci tangan sebelum memulai

- Pegang alat penetes agak jauh dari mata

- Ketika meneteskan, hindari kontak antara ata,

tetesan dan alat penetes.

Ajarkan teknik ini kepada klien dan anggota keluarganya.

Rasional: Teknik aseptik meminimialkan masuknya

mikroorganisme dan mengurangi resiko infeksi.

Kaji tanda dan gejala infeksi:

- Kemerahan, edema pada kelopak mata

- Infeksi konjungtiva (pembuluh darah menonjol)

- Drainase pada kelopak mata dan bulu mata

- Materi purulen pada bilik anterior (antara korm\nea

dan iris)

- Peningkatan suhu

- Nilai laboratorium abnormal (mis. Peningkatan SDP,

hasil kultur dan sensitivitas positif)

Rasional: Deteksi dini infeksi memungkinkan penanganan

yang cepat untuk meminimalkan keseriusan infeksi.

Lakukan tindakan untuk mencegah ketegangan

pada jahtan (misal anjurkan klien menggunakan kacamata

protektif dan pelindung mata pada siang hari dan pelindung

mata pada malam hari).

Page 12: teori lansia & konsep penyakit katarak

Rasional: Ketegangan pada jahitan dapat menimbulkan

interupsi menciptakan jalan masuk untuk mikroorganisme.

Beritahu dokter tentang semua drainase yang

terlihat mencurigakan.

Rasional: Drainase abnormal memerlukan evaluasi medis

dan kemungkinan memulai penanganan farmakologi.

3) Resiko tinggi terhadap cidera

a) Tujuan: Cidera tidak terjadi.

b) Kriteria hasil: Klien tidak mengalami cidera atau trauma

jaringan selama dirawat.

c) Intervesi:

Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba.

Rasional: Pengenalan klien dengan lingkungan membantu

mengurangi kecelakaan.

Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan

kemungkinan bahaya.

- Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.

- Singkrkan sedotan dari baki.

- Pastikan pintu dan laci tetap tertutup atau terbuka

secara sempurna.

Rasonal: Kehilangan atau gangguan penglihatan atau

menggunakan pelindung mata juga apat mempengaruhi

resiko cidera yang berasal dari gangguan ketajaman dan

kedalaman persepsi.

Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda

dimana klien dapat melihat dan meraihnya tanpa klien

menjangkau terlalu jauh.

Rasional: Tinakan ini dapat membantu mengurangi resiko

terjatuh.

Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan

rumah untuk kemungkinan bahaya.

- karpet yang tersingkap.

- Kabel listrik yang terpapar.

- Perabot yang rendah

- Binatang peliharaan

- Tangga

Page 13: teori lansia & konsep penyakit katarak

Rasional: Perlunya untuk empertahankan lingkungan yang

aman dilanjutkan setelah pulang.

4) Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen

terapeutik

a) Tujuan: Inefektif penatalaksanaan regimen tidak terjadi.

b) Kriteria hasil: Berkaitan dengan rencana pemulangan rujuk

pada rencana pemulangan.

c) Intervensi:

Diskusikan aktifitas yang diperbolehkan setelah

pembedahan.

- Membaca

- Menonton televisi

- Memasak

- Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan

- Mandi siram atau mandi di bak mandi.

Rasional: Memulai diskusi dengan menguraikan aktifitas

yang diperbolehkan daripada pembatasan memfokuskan

klien pada aspek positif penyembuhan daripada aspek

negatifnya.

Pertegas pembatasan aktifitas yang disebutkan

dokter yang mungkin termasuk menghindari aktifitas berikut:

- Berbaring pada sisi yang dioperasi

- Membungkuk melewati pinggang

- Mengangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg.

- Mandi

- Mengedan selama defekasi.

Rasional: Pembatasan diperlukan utnuk menguangi gerakan

mata dan mencegah peningkatan tekanan okuler.

Pembatasan yang spesifik tergantung pada beberapa faktor,

termasuk sifat dan luasnya pembedahan, preferensi dokter,

umur serta status kesehatan klien secara keseluruhan.

Pemahaman klein tentang alasan untuk pembatasan ini

dapat mendorong kepatuhan klien.

Tekankan pentingnya tidak mengusap mata atau

menggosok mata dan menjaga balutan serta pelindung

protektif tetap pada tempatnya sampai hari pertama setelah

Page 14: teori lansia & konsep penyakit katarak

operasi.

Rasional: Mengusap atau menggosok mata dapat merusak

integritas jahitan dan memebrikan jalan masuk untk

mikroorganisme. Menjaga mata tertutup mengurangi resiko

kontaminasi oleh mikroorganisme di udara.

Jelaskan informasi berikut untuk tetap setiap obat –

obatan yang diresepkan.

- Nama, tujuan dan kerja obat.

- Jadwal, dosis (jumlah dan waktu)

- Teknik pemberian

- Instruksi atau kewaspadaan khusus

Rasional: Memberikan informasi yang akurat sebelum

pulang dapat meningkatkan kepatuhan dengan regimen

pengobatan dan membantu mencegah kesalahan dalam

pemberian obat.

Instruksikan klien dan keluarga untuk melaporkan

tanda dan gejala berikut:

- Kehilangan penglihatan

- Nyeri pada mata

- Abnormalitas penglihatan (misalnya, kilasan cahaya

atau mengeras)

- Emerahan, drainase meningkat, suhu meningkat.

Rasional: Melaporkan tanda dan gejala ini lebih awal

memungkinkan intervensi yang cepat untuk mencegah atau

meminimalkan infeksi, peningkatan tekanan intra okular,

perdarahan, terlepasnya retina atau komplikasi lain.

Instruksikan untuk menjaga hygiene mata

(membuang drainase yang mengeras dengan menyeka

kelopak mata yang terpejam menggunakan bola kapas yang

dielmbabakan dengan larutan irigasi mata).

Rasional: Sekresi dapat melekat pada kelopak mata dan blu

mata. Pembuangan sekresi dapat memberikan kenyamanan

dan mengurangi resiko infeksi dengan mneghilangkan

sumber mikroorganisme.

Tekankan pentingnya perawatan lanjutan yang

adekuat, dengan adwal yang ditentukan oleh ahli bedah.

Klien harus mengetahui tanggal dan waktu jadwal perjanjian

Page 15: teori lansia & konsep penyakit katarak

pertamanya sebelum pulang.

Rasional: Perawatan lanjutan memberikan kemungkinan

penyembuhan dan memngkinkan deteksi dini komplikasi.

Sediakan instruksi tertulis pada waktu klien pulang.

Rasional: Instruksi tertulis memberikan klien dan keluarga

sumber informasi yang dapat merekam rujuk jika diperlukan.

Pelaksanaan

Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta

keadaan umum klien.

Evaluasi

Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan,

menggunakan metode SOAP.