Upload
imrand-civl
View
208
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Mekanika Tanah
Citation preview
BAB IPENDAHULUAN
Dalam mekanika tanah kita pelajari kondisi tanah yang berbeda-beda yang
sering kita temukan dalam praktek. Tanah tidak seperti besi/baja dan beton tidak
banyak ragam siat-sifat fisiknya.
Istilah “tanah” sendiri dalam bidang mekanika tanah dimaksudkan untuk
mencakup semua bahan dari tanah lempung (clay) sampai berangkal (batu-batu
yang besar), jadi semua endapan yang bersangkutan dengan teknik sipil kecuali
batuan tetap. Tanah umumnya terdiri dari tiga bahan yaitu butiran tanahnya
sendiri, serta air dan udara yang terdapat di dalam ruangan antar butir-butir
tersebut yang dinamakan pori (voids). Kita sering mendapatkan tanah yang tidak
mengandung udara ataupun sebagian besar yang mengandung air. Dari hal ini,
kita dapat mengetahui bahwa tanah merupakan sesuatu yang bersifat dinamis dan
tidak tetap sehingga tanah memiliki banyak sifat.
Keragaman tanah ini menentukan sifat tanah dengan berbagai persoalan
sesuai dengan kondisi tertentu yang dikehendaki dalam pelaksanaan. Tetapi
kesimpulan ditentukan oleh penggunaan dari tanah dengan anggapan-anggapan
yang disederhanakan untuk memberi tafsiran-tafsiran terhadap situasi terakhir dan
dengan kemungkinan – kemungkinan yang ada dalam pengetahuan mekanika
tanah untuk membantu para ahli menyelesaikan/memecahkan berbagai macam
persoalan yang berhubungan dengan tanah.
I. Persoalan Mekanika Tanah
Persoalan mekanika tanah secara garis besar diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Hal keseimbangan atau stabilitas
Untuk hal ini perlu diketahui :
a. Beban/muatan yang bekerja pada tanah
Muatan yang bekerja pada tanah tergantung dari tipe/macam struktur
dan berat tanah
b. Besar dan distribusi tekanan akibat muatan terhadap tanah
Tanah dianggap material yang isotropis, tekanan dapat dihitung secara
1
analisa matematik.
c. Perlawanan dari tanah
Perlu adanya pengambilan contoh tanah untuk penyelidikan di
laboratorium untuk mengetahui karakteristik/sifat tanah.
2. Deformasi
Dapat dalam keadaan plastis atau elastis, sehubungan dengan hal tersebut
perlu diketahui :
a. Muatan yang bekerja (beban kerja)
b. Besar dan distribusi tekanan yang berpengaruh
c. Besar dab perbedaan penurunan
3. Drainase
Menyangkut hal deformasi dan stabilitas
II. Sifat –sifat penting tanah
Sifat-sifat penting untuk sebuah proyek tergantung pada jenis/fungsi proyek.
Sesuai dengan sifat-sifatnya penting diketahui tipe proyek yang dilaksanakan
Adapun sifat-sifatnya antara lain :
a. Permeabilitas
Sifat ini untuk mengukur/menentukan kemampuan tanah dilewati air
melalui pori-porinya
b. Konsolidasi
Pada konsolidasi dihitung dan perubahan isi pori tanah akibat beban. Sifat
ini digunakan untuk menghitung penurunan bangunan
c. Tegangan Geser
Untuk menentukan kemampuan tanah menahan tekanan-tekanan tanpa
megnalami keruntuhan. Sifat ini dibutuhkan dalam perhitungan stabilitas
pondasi/dasar yang dibebani, stabilitas tanah isian/timbunan di belakang
bangunan penahan tanah dan stabilitas timbunan tanah.
Sifat-sifat fisik lainnya adalah batas-batas Atterberg, kadar air, kadar pori,
kepadatan relatif, pembagian butir, kepekaan dan sebagainya.
2
III. Tanah Sebagai Pondasi
Tanah selalu mempunyai peranan yang penting pada suatu lokasi
pekerjaan konstruksi bangunan. Tanah adalah pondasi pendukung suatu
bangunan, atau bahan konstruksi suatu bangunan itu sendiri seperti tanggul atau
bendungan, atau kadang-kadang sebagai sumber penyebab gaya luar pada
bangunan, seperti pada tembok/dinding penahan tanah. Jadi tanah itu selalu
berperan pada setiap pekerjaan tekanan sipil.
Mengingat hampir smeua bangunan itu dibuat di atas atau di bawah
permukaan tanah, maka harus dibuatkan pondasi yang dapat memikul beban
bangunan itu atau gaya yang bekerja melalui bangunan itu. Misalnya, jika tanah
itu cukup keras dan mampu untuk memikul suatu bangunan, maka pondasi
bangunan itu dapat langsung dibangun di atas tanah itu. Bila dikhawatirkan tanah
itu akan rusak atau turun akibat gaya yang bekerja melalui bangunan itu, maka
kadang-kadang diperlukan suatu alat/konstruksi seperti tiang pancang untuk
meneruskan gaya tersebut ke dalam lapisan tanah yang mampu memikul gaya itu
sepenuhnya.
Dalam perencanaan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam pondasi. Pemiliha tipe pondasi didasarkana tas :
Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi tersebut
Besarnya beban dan beratnya bangunan atas
Keadaan tanah di mana bangunan tersebut akan didirikan
Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas.
3
BAB II
RUMUS DASAR YANG DIGUNAKAN
1. Rumus Dasar Yang Digunakan
Diagram dalam bentuk volume
V = Volume keselurahan massa tanah Vv = Volume pori
Va = Volume udaraVw = Volume airVs = Volume butiran tanahVv = Va + VwV = Va + Vw + Vs = Vv + Vs
Diagram blok dalam bentuk berat
W = Volume keselurahan massa tanah
Air Wa Wv= Volume poriWa= Volume udara
Wv Ww = Volume airWater Ww W Ws = Volume butiran tanah
Wv= Wa + WwW = Wa + Ww + Ws = Wv + Ws
Soil Ws
Beberapa defenisi sehubungan dengan diagram phase tanah :
1. Angka pori (void ratio) = e
Angka pori adalah perbandingan antara volume pori dengan volume butiran. Angka pori dinyatakan dalam angka desimal.
VvRumus : e =
Vs
4
Air
Water
Soil
Va
Vw Vv
Vs
V
2. Porositas (porosity) = n
Porositas adalah perbandingan antara volume pori dnegan volume total massa tanah. Porositas dinyatakan dalam angka desimal maupun persen.
VvRumus : e =
V
3. Derajat kejenuhan (S)
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara volume air dengan volume pori (dinyatakan dalam angka desimal maupun persen).
Vv VvRumus : S = atau S = x 100%
Vs Vv Untuk tanah kering : S = O = O % Untuk tanah sebahagian jenuh air : O S 1 Untuk tanah jenuh air : S = 1 = 100 %
4. Kadar air (water content) = w
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran. Kadar air dapat dinyatakan dalam persen maupun desimal.
Ww W - Ws WRumus : e = = = - 1
Vs Ws Ws
5. Berat satuan isi air (w)
Untuk temperatur tertentu dapat dinyatakan sebagai suatu perbandingan antara berat air terhadap volume air pada temperatur yang sama.
Ww t qrRumus : w = atau
Vw m3 cm3
5
6. Berat satuan isi butir (s)
Berat satuan isi butir adaalh perbandingan antara berat butir dengan volume butir.
Ws t qrRumus : s = atau
Vs m3 cm3
7. Berat satuan isi massa tanah ()
Berat satuan isi massa tanah adalah perbandingan antara berat massa tanah terhadap volume massa tanah.
W t qrRumus : = atau
V m3 cm3
8. Berat satuan isi massa tanah kering (d)
Berat satuan isi massa tanah kering adalah perbandingan antara berat butir terhadap volume tanah.
Ws t qrRumus : d = atau
V m3 cm3
9. Berat satuan isi massa tanah jenuh air (sat)
Berat satuan isi massa tanah jenuh air adalah perbandingan antara berat butir dengan volume total.
Ww t qrRumus : sat = atau
Vw m3 cm3
10. Berat jenis butir (berat butir spesifik)
Berat jenis butir adalah perbandingan antara berat satuan isi butir dengan berat satuan isi air temperatur 4 C.
sRumus : G = untuk o = 4 C.
o
sG = untuk w 4 C.
w
6
Hubungan – hubungan antara beberapa simbol yang berbeda :
Hubungan antara porositas ( n ) dan angka pori ( e )
Vv Vv Vv ee = : n = = = Vs V Vv + Vs e + 1
e nn = dan e = e + 1 1 - n
Hubungan antara e , G , dan SwG
e = : e . S = . G S
Hubungan antara g , , w , dan es = G . w
(1 + ) (1 + ) = s = G . w dalam t/m3 atau qr/cm3
(1 + e) (1 + e)
Untuk tanah kering :
G . t qrd = atau
1 + e m3 cm3
Untuk tanah jenuh air :
( G + e ) t qrsat = atau
1 + e m3 cm3
Untuk tanah terendam air :
( G + e ) t qrsub = atau
1 + e m3 cm3
(Sumber literatur : “Mekanika Tanah”, Ir. Sunggono Kh. )
7
ANALISA PENURUNAN
Semua konstruksi cenderung mengalami penurunan. Tanah lempung akan mengalami penurunan yang lebih besar bila dibandingkan tanah pasir, tetapi kecepatan penurunan tanah lempung lebih rendah dari tanah pasir. Oelh karena itu penurunan pada tanah lempung saja yang dipertimbangkan.
Penurunan ada 3 macam :
1. Penurunan mula-mula /distorsi /penurunan kontak2. Penurunan konsolidasi3. Penurunan sekunder
Penurunan mula-mula diakibatkan oleh kompressi elastis dari tanah. Penurunan konsolidasi diakibatkan oleh lapisan tanah mampu mampat (dikemukan oleh Tarzaghi). Penurunan sekunder diakibatkan oleh konsolidasi sekunder dari lapisan tanah yang mampu mampat.
KONSOLIDASI
Pemeriksaan konsolidasi dimaksudkan untuk menentukan sifat pemampatan suatu tanah yang diakibatkan adanya tekanan vertikal (berupa berat konstruksi di atasnya atau tanah isian) dan sifat pemampatan ini berupa adanya perubahan isi dan prosesnya keluarnya air dari dalam pori tanah.
Dilapisan yang terdiri dari pasir akan segera terjadi penurunan yang hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah bekerjanya beban/tekanan. Penurunan akan agak besar dan biasanya makan waktu yang lama, oleh karena itu penelitian konsolidasi umumnya terhadap lapisan tanah berbutir halus.
Besarnya penurunan tergantung pada kecendrungan sifat tanah dapat dirembes dan ditekan atau tergantung pada koefisien rembesan dan koefisien konsolidasi.
k avCv = dan mv =
v . mv I + eo
e - eo e deCv = = =
P P dP
8
dimana :Cv = koefisien konsolidasi (cm2/detik)k = koefisien rembesanw = berat isi airav = koefisien pengecilan isimv = koefisien pengecilan isie = angka pori sebelum ada tambahan tekanan (P)eo = angka pori sesuadah ada tambahan tekanan (P)P = tekanan tambahan
Selanjutnya dapat ditulis sebagai berikut :
av e 1 hMw = = = .
1 + eo P ( 1 + eo ) P h
dimana :h = tebal contoh tanah sebelum penambahan bebanh = selisih tebal contoh tanah sebelum dan sesudah adanya
penambahan beban
Hubungan antara angka pori dan tebal contoh tanah
Contoh tanah dengan luas penampang A dan tebal h serta isinya V, diberi penambahan tekanan dan oleh karena itu terjadi perubahan angka pori dan tebal contoh tanah.
Vs adalah isi butir tanah.
isi rongga Vv V - Vseo = = =
isi butir tanah Vs V
h . a V Ws Ws
= - 1 = - 1 (V = h,a : Vs = ) Vs s V
h . a . s h . a . G . w = - 1 = - 1
Ws Ws
A . G . w 1 + eoe = . h = .
Ws h
9
Hubungan antara tekanan dan angka pori
Tekanan “preconsolidation” adalah tekanan yang pernah bekerja pada suatu lapisan tanah. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan bahwa suatu lapisan tanah (lempung) pada tempo dulu pernah megnalami beban/tekanan, misalnya dari lapisan endapan dan pada saat ini karena sebab-sebab geologi menjadi hilang. Tekanan preconsolidaion dan angka pori mempunyai hubungan sebagai berikut :
eo - e = Cc ( log p - log po )
e = eo - Cc log P/po
dimana : Cc = compression indeks (indeks pemampatan)
Lapisan tanah yang belum pernah mengalami tekanan di atasnya lebih tinggi daripada tekanan yang bekerja pada saat sekarang disebut “normally consolidated”.
Cc = 0,009 ( L . L - 10 )
dimana : L . L = batas cair dari tanah dalam prosen
Persamaan Penurunan
Koefisien pengecilan isi mv ikut menambah pemampatan dalam setiap penambahan tekanan.
Kalau tinggi/tebal asli dari tanah adalah h dan penambahan tekanan disebut P, maka didapat suatu persamaan penurunan sebagai berikut :
S = mv . h . P p Po + P
eo - e = Cc log = Cc log po Po
eo - e Cc Po + P av = = . log
P P Po
av Cc Po + P mv = = . log
1 + eo P (1 + eo) Po
Cc . h Po + P Jadi : S = . log
1 + eo Po
10
Teori Konsolidasi dari Terzaghi
Teori ini merupakan dasar yang telah disederhanakan untuk menentukan distribusi tekanan hidrostatis yang bekerja dalam lapisan-lapisan yang berkonsolidasi didalam waktu tertentu sesudah bekerjanya beban/muatan dan ini disebut juga derajat konsoldiasi.
Terjadi satu lapisan lempung yang tipis, yaitu setebal dz, pada lapisan itu telah bekerja tekanan H. Terzaghi memberikan persamaan differensial sebagai berikut :
u 2u = Cv , t 2t
dimana : u = tekanan hidrostatis pada suatu titik dalam lapisan
lempung
k (cm/detik)Cv = = cm2/detik
v (gr/cm3) . mv (cm2/gr)
Penentuan distribusi tekan hidrostatis yang bekerja dalam lapisan tanah pada interval waktu yang berbeda, dapat dilakukan sebagai berikut :
= f ( Tv) Cv
T = t h2
dimana : = deerajat konsolidasiT = faktor waktu
Tv . h2
Jadi : Cv = t
h = jalan air terpanjang tanah yang berkonsolidasi
11
2h h
(a) (b)
Gambar (a) adalah jalan air dengan dua arahGambar (b) adalah jalan air dengan satu arah
Derajat konsolidasi :
penurunan dalam waktu t =
penurunan setelah selesai ( t = oo )
4 Cv . t 4 . T 60% : 2 = . =
h2
T = / 4 . 2
- 2 8 4 Cv . t
> 60% : 2 = 1 - . e . 2 h2
Seandainya kita ingin waktu yang diperlukan oleh suatu lapisan tanah sampai penurunan 90% selesai, maka kita ambil harga Tv dan = 90%.
Tv = Cv / h2 . t90
0,848 = Cv / h2 . t90
t90 = 0,848 . h2 / Cv
Jadi dalam waktu t90, konsolidasi sudah mencapai 90% dari keseluruhannya. Untuk mencapai konsoldiasi seluruhnya, memerlukan waktu yang lama (t100), yaitu untuk menyelesaikan “secondary consolidation”.
Menurut teori konsolidasi dari Terzaghi, konsolidasi seluruhnya terdiri dari dua bagian :
1. Primary consolidation
Penurunan ini terjadi karena adanya air yang mengalir keluar dan berarti
12
adanya perubahan tegangan sfektif.
2. Secondary consolidation
Penurunan berjalan terus setelah primary consolidation selesai. Secondary consolidation berlangsung dalam waktu yang lama dan nilainya kecil. Penurunan ini terjadi karena adanya penyesuaian diri satu sama lain.
13
BAB IIILANGKAH KERJA
1. Membuat gambar kerja mekanika tanah
2. Memeriksa stabilitas tiang
Perhitungan berat volume
a Tanah organikb Tanah pasir padatc Tanah lempung mampu mampat
Rumus Umum :
G + S = x W
1 + e n
dimanan : c = (1 + e)
G = berat jenis butirann = porositasS1 = derajat kejenuhanW= kadar air = berat satuan isi
Data-data yang diperlukan ntuk menghitung berat volume
a. Untuk tanah organik
= …………. t/m3
b. Tanah pasir padatG = …………n = ………….c = 0 kg/cm2
S = (0 – 100) % = …………..
14
Air Vv n Water c =
V 1 n Soil Vs c = angka pori
n = poristas tanah
Air c.Va dry S = 0 G.I.e.S Water V Vs.S.c.W dry = W (t/m3)
1 + e wet S = 1 Soil Vs.G.W G.I.e.S
wet = W (t/m3) 1 + c
Di mana : dry berat satuan isi pasir keadaan keringwet berat satuan isi pasir keadaan jenuh airG berat jenis butirS derajat kejenuhan
c. Tanah lempung mampu mampat
S . c1 w . G w . G Water c1 = Va.S.c.W S cS = W C.G = S1
1 = W : I + e c = WC . G
Soil W.G.W ( c + G )= W
I + e (We . c + G)= . W 1 + We . G
15
(We.c + G)= . W
1 + We . GDimana :
Wc = derajat kejenuhan lempung ct = angka pori lempungG = berat jenis butirW = berat jenis air
Penampang / penurunan yang diperhitungkan hanya pada tanah lempug sedang pada tanah pasir dan cadas diabaikan.
G berat jenis butirann porositasS derajat kejenuhan sudut geser dalamw kadar airWc kadar air efektifCc koefisien kompeksiCv koefisien konsolidasi berat satuan isic kohesi
Stabilitas menurut Terzaghi :
Untuk pondasi ligkaran :
qd = 1,3.c.Nc. + . D1 . Nq + 0,6 . . R . N
Untuk pondasi bujur sangkar
qd = 1,3 . c . Nc + . D1 . Nq + 0,4 . . B . N
dimana : 228 + 4,3 Nc =
40 - 40 + 5,0
Nq = 40 -
60 N =
40 -
c = kohesi
16
D1 = dalamnya pondasi = sudut geser dalam
B = lebar pondasiR = jari-jari pondasiQd = stabilitas keseimbangan
Kontrol faktor keamananqd
tot
Fk = > 1 : qtot q beban + q pasir + q1 + q11 + q111 qtot
Dimana : q1 beban akibat tanah lempung 1q11 beban akibat tanah empung 11q111 beban akibat tanah lempung 111CE koefisien kompaksiCv koefisien konsolidasi
3. Penentuan taraf + A
Tanah organik10,00
Z8 Z7 Z6 Z5 Z4 Z3 Z2 Z1 Z0 Tanah pasir padatB
X = C – Btanah lempung
Mampu mampat
A
Tanah cadas keras
Penentuan taraf dapat digunakan persentase dari kedalaman lempung mampu mampat.
Jika kedalamannya yang terlalu dalam ( > 15 m), yaitu :
2% ; 3% ; 5% ; 8% ; 12% ; 17% ; 23% ; 30% (untuk 8 data)
contoh perhitungan :
Z0 = 8
2% ------ Z1 = Z0 + (2% x X)3% ------ Z2 = Z1 + (3% x X)5% ------ Z3 = Z2 + (5% x X)
17
8% ------ Z4 = Z3 + (8% x X)12% ------ Z5 = Z4 + (12% x X)17% ------ Z6 = Z5 + (17% x X)23% ------ Z7 = Z6 + (23% x X)30% ------ Z8 = Z7 + (30% x X)
Jika kedalamannya yang tidak terlalu dalam ( < 15 m), yaitu :
C - BKenaikan rata – rata dapat diambil (untuk 9 data)
8
4. Penentuan tegangan efektif (cl) pada tiap kedalaman tanah
* Kasus I * Kasus II
10,00 10,00
h 1
H-h 2
h
an an (H h) an an . htot 1 . h 1 2 (H h) tot . hef tot - air ef tot air
dimana : air = berat satuan isi air (t/m3) = berat satuan isi tanah (t/m)
h = kedalaman tanah (m)
5. Penentuan tekan an tambahan akibat galian
m : B/z : n L/z
dan m dan n dapat diperoleh nilai lw index (westergaard) pada nomogram.Index Westergaard (lw) dapat diperoleh melalui suatu rumus :
1 1 1 1
18
lw = cot-1 + + 360 2m2 2n2 4m2n2
Z = q . N . IW ; q = O hO
dimana : n = berat isi tanah organik (t/m3)hO = kedalaman tanah organik (m)q = tekanan tanah akibat lapisan tanah organik (t/m3)N = banyaknya luasan yang ditinjauZ = tegangan vertikal tanah terhadap titik yang ditinjau
(t/m3)Keterangan gambar :
B = ukuran tanah yang ditinjau arah xL = ukuran tanah yang ditinjau arah yZ = kedalaman tanah
Logika Peninjauan Kolom
AX
{ BX } tekanan tanah akibat galian pondasi pada kolomCX
6. Penentuan Tekanan Tanah Netto di bawah Kolom
Z = q . N . IW dimana q adalah tekanan pondasi (t/m3)
dimana : Z = tegangan vertikal tanah terhadap titik yang ditinjau (t/m3)q = tekanan pondasi (t/m3)N = banyaknya luasan yang ditinjaulw = Index Westergaard
Logika peninjauan kolom
Ax ---- Ay - By - CyBx ---- Ay - By - Cy tekanan tanah netto pada kolom X, akibat
kolomX.Cx ---- Ay - By - Cy
7. Rekapitulasi Tekanan Tanah di Bawah Kolom X Akibat Beban Kolom
# Tekanan tanah rata-rata kolom yang mempengaruhi (Z kolom) adalah jumlah tekanan neto pada kolom X akibat kolom-kolom yang mempengaruhi (Z rata-rata)
# total adalah jumlah dari tekanan tanah rata-rata kolom yang mempengaruhi
19
(Z kolom)
Logika Peninjauan Kolom
AX
{ BX } Ay - By - CyCX
8. Penentuan Tekanan Tanah Netto Untuk Kolom X (P rata-rata)
Pnetto Ppondasi - Z galian
Prata-rata ZK rata-rata - Z galian
Dimana :ZK rata-rata total pada perhitungan tekanan tanah dibawah kolom X
akibat beban-beban kolom (t/m3)ZK rata-rata rata-rata pada perhitungan tekanan tanah akibat galian
pada kolom X (t/m3) Logika Peninjauan Kolom AX , BX, CX
9. Penentuan Penurunan Differensial
Cc P2
Rumus : AH = . H . log ……….. 1 + e P1
Dimana :Cc = koefisien kompaksie = angka poriH = tebal lapisan tanah (beda ketinggian antar taraf) dalam cmH = penurunan differensial (cm)
P1 = P1 rata-rata = tekanan tanah di bawah kolomsebelum atau P1 = tekanan tanah akibat kedalaman pembebanan/sebelum ada bangunanP2 = tekanan efektif setelah ada bangunan P2 = P1 + Pnetto
Grafik Hubungan Tegangan Tanah dan Kedalamantegangan tanah (t/m3)
20
kedalaman (m)
Logika Peninjauan Kolom AX , BX, CX
10. Penentuan Penurunan Terhadap Waktua. Drainase Tunggal
TanahPasir padat
Tanah lempungMamapu mampat
Tanah cadas
H2 . Tv ……………
CvDimana : Cv = koefisien konsolidasi (m2/tahun)
H = kedalaman (m)Tv = faktor waktut = interval waktu (tahun)
Tabel faktor waktu
Tv
0,10,20,30,40,50,60,70,80,91,0
0,00790,03140,07070,12570,19630,28270,40290,56720,8481
0,0
H kolom (cm) adalah H pada penurunan totalDi bawah kolom dikalikan % konsolidasi ()
1 60% - Tv = 2
4
60% Tv = - 9332 . log (1 - ) – 0,0851
Grafik hubungan antara kelangsungan penurunan terhadap waktu untuk drainase tunggal
21
Waktu (tahun)
Dapat ditentukan H kolom sesuai umur
bangunan secara grafis
H kolom (cm)Logika peninjauan kolom : AX , BX, CX
b. Drainase Tunggal
TanahPasir padat
H2 . Tv t1 = ……… Cv H2 . Tv t2 = ……… Cv t = t1 + t2
Tanah lempungMamapu mampat
Tanah cadas
Tabel faktor waktu (Tv), garafik hubungan kelangsungan penurunan terhadap waktu, dan logika peninjauan kolom seperti pada drainase tunggal
Menentukan % konsolidasi () yang sebenarnya secara analitis untuk drainase tunggal dan ganda :
t = X Tv Tv = t / Xdimana :
X koefisien hubungan antara interval waktu (t) dengan faktor waktu (Tv)
Apabila nilai Tv < 0,2827 ; maka < 60%. Jadi rumus yang digunakan adalah
1Tv = . 2
4 4 . Tv
Tv =
4 . TvTv =
22
apabila nilai Tv > 0,2327 maka > 60%. Jadi rumus yang digunakan adalah :
Tv = - 0,9332 . log (1 - ) - 0,0851
Logika peninjauan kolom : AX , BX , CX
Kemudian gambarkan grafik hubungan penurunan terhadap waktu
23
1) Pondasi Tiang Pancang Jilid I, Ir. Sardjono HS2) Pondasi Tiang Pancang Jilid II, Ir. Sardjono HS3) An Introduction To Soil Mechanics And Foundation, C.R. Scott.
B.A.,M.I.C.E.,M.I.Struct. E.4) The Design of Foundation for Buildings by Design M.Johnson, Thomas C.
Kavanach5) Mekanika Tanah, Ir. Sunggono6) Mekanika Tanah, Dr. Ir. I. D. Wesley7) Catatan kuliah Mekanika Tanah oleh Ir. Amin Hayat
24
GAMBAR KERJA MEKANIKA TANAH
1.3000 6.0000 6.0000 6.0000 1.3000 a b c d e
25
f 1.4000
g 7.0000
h 7.0000
I 7.0000
j 1.3000
C1 B3 B2 C2
B4 A2 A1 B1
B5 A3 A4 B8
C3 B6 B7 C4
tanah pasir padat
tanah lempung mampu mampat
tanah cadas keras
± 0.0000 m
+ 1.2500 m
- 5.5000 m
- 10.0000 m
26