17
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI 1. Latar Belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. 2. Pengertian/ Landasan Theory a. Defenisi Halusinasi Halusinasi adalah Satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar.(maramis,1998)

Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TAK halusinasi

Citation preview

Page 1: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

1. Latar Belakang

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan

persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik

diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga

semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK)

klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan

lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah

mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama

dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

2. Pengertian/ Landasan Theory

a. Defenisi Halusinasi

Halusinasi adalah Satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang

(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987).

Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi,

suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar.(maramis,1998)

Sebagai suatu persepsi dari luar tanpa adanya sumber dari luar. (Schultz.J.ra. dark, 1986).

b.  Klasifikasi Halusinasi

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik

tertentu, diantaranya :

1. Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang,

biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

2. Halusinasi penglihatan

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,

gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.

Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

Page 2: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

3. Halusinasi penghidu

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan

seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya

berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

4. Halusinasi peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang

terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang

lain.

5. Halusinasi pengecap

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.

6. Halusinasi sinestetik

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui

vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

c. Tanda dan gejala (Townsend, 1998)

1. Berbicara sendiri

2. Tersenyum atau tertawa sendiri

3. Disorientasi

4. Pikiran cepat berubah – ubah

5. Bersikaap seperti mendengar

6. Konsentrasi rendah

7. Berhenti berbicara di tengah-tengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu

8. Kekacauan alur piker

9. Respon tidak sesuai

c. Penyebab dari Halusinasi

Salah satu penyebab dari Perubahan sensori perseptual : halusinasi yaitu isolasi social :

menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).

d. Akibat dari Halusinasi

Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori: halusinasi dapat beresiko mencederai

diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan

yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Page 3: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

e. Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi

Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi

pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara–

suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata–kata yang tersusun dalam

bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan

respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain yang membahayakan.

Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan mendengarkan

penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati. Halusinasi

pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan satu syarat

diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan syndroma otak

organik.

Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga halusinasi

menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi

menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau

mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.

Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara – suara biasanya

berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan

tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas ( tingkat

halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati ).

3. Metode Therapy Aktifitas Kelompok.   

Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode:

a. Diskusi dan tanya jawab.        

b. Melengkapi jadwal harian.

Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki

tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan kegiatan TAK

sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima yaitu tentang program pengobatan.

A. Tata Tertib

1. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.

2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.

3. Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.

4. Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK) berlangsung.

Page 4: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

5. Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan dan

berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

6. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.

7. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.

8. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai, maka

pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu TAK

kepada anggota.

B. Program Antisipasi

Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang

akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program

antisipasi masalah adalah:

1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat

pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:

mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan telah

disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata tertib

yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila

masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.

3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan

kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.

C. Penutup

Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam

kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.

4. Sesi – sesi Terapi Aktivitas Kelompok.

Page 5: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

Sesi II : Kemapuan menghardik halusinasi

1) Tujuan terapi aktivitas kelompok

a) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi.

b) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.

c) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

2) Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :

a) Klien dengan riwayat schizophrenia dengan disertai gagguan persepsi sensori halusinasi.

b) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengaklami perilaku agresif atau mengamuk, dalam

keadaan tenang.

c) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

d) Klien sudah mengikuti TAK Sesi I.

3) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal        : Kamis, 02 Januari 2013

Waktu                   : 09.00 wib

Tempat                  : Ruang TAK Merpati

4) Nama Klien dan Ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan

jika klien yang ditunjuk berhalangan.

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien cadangan yaitu :

Klien peserta TAK :

1.  Ny. Wati

2.  Nn. Ida

3. Ny. Dadah

4.  Nn. Najah

5.  Ny. Rodiah

5) Media dan Alat

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat hanya yang

ada diruangan saja seperti :

a) Spidol dan whiteboard / papan tulis

Page 6: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

b) Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya)

c) Beberapa contoh obat

d) Tape recordr untuk game jika ada

6) Metode

a) Diskusi dan Tanya jawab

b) Bermain peran / simulasi

7) Susunan Pelaksana

Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah

disepakati. Sebagai berikut :

a. Leader  : Martinah

b. Co. Leader     :  A d a m

c. Fasilitator 1   : Juju Juleha

d. Fasilitator 2    : Surtinem

e. Fasilitator 3     : Didah Hamidah

f. Fasilitator 4     : Yeni

g. Fasilitator 5     : Dwi Lestari

h. Observer  : Lina Sumiati

8) Uraian Tugas Pelaksana

a. Leader

Tugas :

1) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.

2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

4) Memimpin diskusi kelompok.

b. Co. Leader

Tugas ;

1) Membuka acara.

2) Mendampingi Leader.

3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

4) Menyerahkan kembali posisi pada Leader.

c. Fasilitator

Page 7: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

Tugas :

1) Ikut dalam kegiatan keompok

2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti

jalannya terapi.

d. Observer

Tugas :

1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)

2) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga

penutupan .

9) Setting Tempat

a) Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah sebagai

berikut Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

b) Ruangan nyaman dan tenang.

denah

10) Mekanisme Kegiatan

a. Persiapana

1) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.

2) alat dan tempat pertemuan.

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

- Salam dari Terapis kepada klien.

- Klien dan terapis pakai papan nama.

2) Evaluasi / Validasi.

- Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.

- Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, situasi, dan

perasaan.

3) Kontrak

a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol halusinasi

(menghardik Halusinasi).

Page 8: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

b) Menjelaskan aturan main, yaitu :

- Jika ada klien ang ingin meninggalkan kelompok, harus minta ijin pada terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Setiap klien mengikuti kegiatan harus dari awal sampai selesai.

c. Tahap Kerja

1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami

halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.

2) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.

3) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat

halusinasi muncul.

4) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu : “Pergi,.jangan ganggu

saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan teman saya…”.

5) Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardikhalusinasi

dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua

peserta mendapat giliran.

6) Terapis memberikan pujian dan mengajak semuaklien bertepuk tangan saat klien

selesai menghardik halusinasi.

d. Tahap Terminasi.

1) Evaluasi

a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

2) Rencana Tindak Lanjut

a. Terapis menganjurkan klien utuk menerapkan cara yang telah dipeljari jika

halusinasi muncul

b. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.

3) Kontrak yang akan dating

a. Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya, yaitu

belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.

b. Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

11) Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Page 9: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAk berlangsung, khususnyapada tahap kerja. Aspek yang

dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi

persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi

dengan menghardik.

b. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan roses

keperawatan tiap klien.

Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi Sesi 2. Klien mampu

memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika

halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal). 

12) Tata Tertib dan Program Antisipasi

a. Tata Tertib :

1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK

2) Berpakaian rapi dan bersih.

3) Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.

4) Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5 menit,

dan bila peserta tidak kembali ke ruangan  maka peserta tersebut diganti peserta

cadangan.

5) Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan. Bila

peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk

oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan.

6) Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.

7) Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu dan

berbicara setelah dipersilahkan.

8) TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 13.00 sampai 13.45.

b. Program Antisipasi

1) Usahakan dalam keadaan terapeutik.

2) Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok, menahan

diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.

3) Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh cadangan

yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada peserta.

Page 10: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

4) Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa

diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.

5) Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari peserta

TAK yang lain.

6) Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, leader

memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan dari

kelompok.

7) Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator

Page 11: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

13) Lembar Evaluasi Kemampuan Pasien

Sesi 2 : Stimulasi Persepsi ; halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi

No.Nama

Klien

Aspek yang dinilai

Cara yang selama

ini digunakan

mengatasi

halusinasi

Efektivitas

cara

Cara mengatasi

halusinasi dengan

menghardik.

Memperagak

an

menghardik

halusinasi

1. Ny.Wati

2. Nn. Ida

3. Ny.Dadah

4. Nn. Najah

5. Ny.Rodiah

6.

7.

8.

9.

10.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang bisa digunakan untuk

mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi, dan

memperagakannya.Beri tanda centang(√)  jika klien mampu dan tanda silang(x) jika klien

tidak mampu.

Page 12: Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC.

2. Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.

3. Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama