54
MAKALAH TERAPI MINYAK LAVENDER PADA MANAGEMENT OF PAIN Disusun Oleh : Kelompok 1 Ahmad Irfan (10213001) Yosep Peregrinus S. (10213017) Khunazatul Aprilia F. (10213004) Advensiana Raudas (10213019) Ninglinda Rohania (10213008) Ima Febriani (10213024) M. Diyan Hermanto (10213010) Lilis Sugiarti (10213025) Nalendra Gita A.P.(10213011) M. Fathul Ulum (10213026) Adi Purwa Akbar S.(10213014) Sinta Fatmala (10213029) 1

Terapi Lavender Management of Pain

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan

Citation preview

Page 1: Terapi Lavender Management of Pain

MAKALAH TERAPI MINYAK LAVENDER PADA

MANAGEMENT OF PAIN

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Ahmad Irfan (10213001) Yosep Peregrinus S. (10213017)

Khunazatul Aprilia F. (10213004) Advensiana Raudas (10213019)

Ninglinda Rohania (10213008) Ima Febriani (10213024)

M. Diyan Hermanto (10213010) Lilis Sugiarti (10213025)

Nalendra Gita A.P. (10213011) M. Fathul Ulum (10213026)

Adi Purwa Akbar S. (10213014) Sinta Fatmala (10213029)

Heri Setiawan (10213015) Wulandari (10213031)

Naning Nurmala S. (10213016)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2015

1

Page 2: Terapi Lavender Management of Pain

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu

tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun

mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah

Terapi Komplementer.

Dalam penyusunan tugas dan materi, tidak sedikit hambatan yang penulis

hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini

tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-

kendala yang penulis hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui penggunaan terapi

minyak lavender pada management of pain, yang kami sajikan berdasarkan

pengamatan dari berbagai sumber informasi. Makalah ini disusun oleh penyusun

dengan berbagai rintangan. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Terimakasih kami ucapkan kepada orang tua, dosen pembimbing dan

teman-teman yang telah mendukung dalam pembuatan makalah hingga selesai.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa IIK Bhakti

Wiyata Kediri S1-Keperawatan tingkat 2. Penyusun sadar bahwa makalah ini

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen

pembimbing penyusun meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah

kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca.

Kediri, 14 Juni 2015

Penyusun

2

Page 3: Terapi Lavender Management of Pain

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. 1

KATA PENGANTAR................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah............................................................................... 5

1.3. Tujuan................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi.................................................................................................. 6

2.2. Sejarah................................................................................................... 7

2.3. Apa zat yang terkandung pada minyak lavender.................................. 8

2.4. Bagaimana proses pembuatan minyak lavender................................... 8

2.5. Bagaimana pengaruh terapi terhadap kesehatan................................... 12

2.6. Indikasi penggunaan terapi lavender.................................................... 14

2.7. Efek samping pemberian terapi minyak lavender................................. 17

2.8. Apa manfaat ekstrak lavender............................................................... 18

2.9. Tehnik dan tahapan pelaksanaan.......................................................... 19

2.10. Perspekstif keperawatannya............................................................... 23

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan........................................................................................... 33

3.2. Saran..................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 35

3

Page 4: Terapi Lavender Management of Pain

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Aromatherapy ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan

alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap.

Dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari

tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau kesehatan

seseorang. Sering digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan

kepercayaan kebatinan. Aromatherapy memiliki banyak khasiat dan manfaat.

Berbagai jenis aromatherapy yang berasal dari tumbuhan masing-masing

memiliki khasiat yang berbeda. Jenis-jenis aromatherapy dengan berbagai

bentuk membuat aromatherapy banyak diminati oleh masyarakat.

Aromatherapy yang dapat dipergunakan untuk pengobatan alternatif.

Pengobatan alternatif menggunakan aromatherapy dikenal nyaman dan aman

sehingga banyak masyaakat yang meminta jasa aromatherapy. Penyembuhan

berbagai penyakit dan dapat memberikan kesehatan bagi tubuh menjadikan

aromatherapy sebagai alternatif pengobatan yang banyak dipergunakan.

Proses dan bahan yang alami dianggap dapat menimbulkan keseimbangan

harmonis serta rasa nyaman pada fikiran dan tubuh. Penggunaan aromatherapy

juga dilakukan dengan berbagai cara, seperti obat hisap, mandi, compress,

pengharum ruangan dan parfum. Kemuudahan penggunaan dan cara

memperoleh tersebut manjadikan minyak aromatherapy banyak diminai oleh

masyarakat. Aromatherapi yang cukup terkenal berkaitan dengan khasiatnya

diantaranya adalah lavender. Lavender berasal dari bunda dan kelopak bunga,

dan menjadi minyak aromatherapy yang banyak dipergunakan. Kandungan

utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O).

Linalool adalah kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas

(relaksasi) pada lavender. Menurut hasil dari beberapa jurnal penelitian,

didapatkan kesimpulan bahwa minyak esensial dari bunga lavender dapat

memberikan manfaat relaksasi (carminative), sedatif, mengurangi tingkat

kecemasan, dan mampu memperbaiki mood seseorang. Lavender Minyak

4

Page 5: Terapi Lavender Management of Pain

lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak

aromatherapy yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup)

ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromatherapy yang digunakan

melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic yang nantinya

aroma akan diproses sehingga dapat dicium baunya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi terapi minyak lavender ?

2. Bagaimana sejarah terapi minyak lavender ?

3. Apa saja zat yang terkandung pada minyak lavender ?

4. Bagaimana proses pembuatan minyak lavender ?

5. Bagaimana pengaruh terapi terhadap kesehatan ?

6. Apa indikasi penggunaan terapi lavender ?

7. Apa efek samping pemberian terapi minyak lavender ?

8. Apa manfaat ekstrak lavender ?

9. Bagaimana tehnik dan tahapan pelaksanaan ?

10. Bagaimana perspekstif keperawatannya ?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang terapi minyak lavender

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apakah definisi terapi minyak lavender

2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah terapi minyak lavender

3. Untuk mengetahui apa zat yang terkandung pada minyak lavender

4. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan minyak lavender

5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh terapi terhadap kesehatan

6. Untuk mengetahui apa indikasi penggunaan terapi lavender

7. Untuk mengetahui apa efek samping pemberian terapi minyak

lavender

8. Untuk mengetahui apa manfaat ekstrak lavender

9. Untuk mengetahui bagaimana tehnik dan tahapan pelaksanaan

10. Untuk mengetahui bagaimana perspekstif keperawatannya

5

Page 6: Terapi Lavender Management of Pain

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

2.1.1. Bunga Lavender

Bunga lavender memiliki 25-30 spesies, beberapa diantaranya

adalah Lavandula angustifolia, lavandula lattifolia, lavandula stoechas

(Fam. Lamiaceae) (Barocelli, 2004). Penampakan bunga ini adalah

berbentuk kecil, berwarna ungu kebiruan, dan tinggi tanaman mencapai 72

cm. Asal tumbuhan ini adalah dari wilayah selatan Laut Tengah sampai

Afrika tropis dan ke timur sampai India. Lavender termasuk tumbuhan

menahun, tumbuhan dari jenis rumput-rumputan, semak pendek, dan

semak kecil. Tanaman ini juga menyebar di Kepulauan Kanari, Afrika

Utara dan Timur, Eropa selatan dan Mediterania, Arabia, dan India.

Karena telah ditanam dan dikembangkan di taman-taman di seluruh dunia,

tumbuhan ini sering ditemukan tumbuh liar di daerah di luar daerah

asalnya.

Gambar 1. Bunga Lavender (McLain DE., 2009)

6

Page 7: Terapi Lavender Management of Pain

Tanaman ini tumbuh baik pada daerah dataran tinggi, dengan

ketinggian berkisar antara 600-1.350 m di atas permukaan laut. Untuk

mengembangbiakkan tanaman ini tidaklah sulit, dimana menggunakan biji

dari tanaman lavender yang sudah tua dan disemaikan. Bila sudah tumbuh,

dapat dipindahkan ke polybag. Bila tinggi tanaman telah mencapai 15-20

cm, dapat dipindahkan ke dalam pot atau bisa ditanam di halaman rumah.

2.1.2. Aromaterapi

Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan

alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap,

dikenal sebagai minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya

dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi suasana hati atau

kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik pengobatan

alternatif dan kepercayaan kebatinan. Minyak esensial berbeda susunan

kimianya dari produk herbal lainnya karena proses distilasi yang hanya

memulihkan fitomolekul ringan.

2.2. SEJARAH

Nama lavender berasal dari bahasa Latin “lavera” yang berarti

menyegarkan dan orang-orang Roma telah memakainya sebagai parfum dan

minyak mandi sejak zaman dahulu. Bunga lavender dapat digosokkan ke kulit,

selain memberikan aroma wangi, lavender juga dapat menghindarkan diri dari

gigitan nyamuk. Bunga lavender kering dapat diolah menjadi teh yang dapat kita

konsumsi. Manfaat lain bunga lavender adalah dapat dijadikan minyak esensial

yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat

relaksasi dan memiliki efek sedasi yang sangat membantu pada orang yang

mengalami insomnia. Minyak esensial dari lavender biasanya diencerkan terlebih

dahulu dengan minyak lain dari tumbuh-tumbuhan (carrier oil) seperti sweet

almond oil, apricot oil, dan grapeseed oil agar dapat diaplikasikan pada tubuh

untuk massage aromaterapi (Buckle J. 2001).

7

Page 8: Terapi Lavender Management of Pain

2.3. ZAT YANG TERKANDUNG PADA MINYAK LAVENDER

Minyak lavender memiliki banyak potensi karena terdiri atas beberapa

kandungan. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas

beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1-3%), alpha-pinene (0,22%),

camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene

(1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinen-4-ol

(4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene

(7,55%). Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama

dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool (C10H18O) (McLain

DE., 2009).

Diteliti efek dari tiap kandungan bunga lavender untuk mencari tahu zat

mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi)

menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Cineol, terpinen-4-

ol, alpha-pinene, dan beta-myrcene tidak menghasilkan efek anti cemas yang

signifikan pada tes Geller. Linalyl asetat sebagai salah satu kandungan utama

pada lavender tidak menghasilkan efek anti cemas yang signifikan pada kedua

tes. Borneol dan camphene memberikan efek anti cemas yang signifikan pada

tes Geller, tapi tidak signifikan pada tes Vogel. Linalool, yang juga merupakan

kandungan utama pada lavender, memberikan hasil yang signifikan pada

kedua tes. Dapat dikatakan, linalool adalah kandungan aktif utama yang

berperan pada efek anti cemas (relaksasi) pada lavender (McLain DE., 2009).

2.4. PROSES PEMBUATAN MINYAK LAVENDER

Kandungan minyak esensial dari tumbuh-tumbuhan, seperti pada batang,

daun, akar, buah, dan bunga dapat diisolasi atau dipisahkan dengan berbagai

cara, salah satunya adalah dengan penyulingan (distilation). Penyulingan

merupakan proses yang sangat menentukan untuk mendapatkan minyak

esensial dari suatu tanaman. Terdapat beberapa cara penyulingan yang dapat

dilakukan untuk menghasilkan minyak esensial dan cara-cara tersebut

tergantung pada volume serta ketersediaan alat-alat pendukung di lokasi

penyulingan. Alat penyulingan minyak sebaiknya terbuat dari bahan stainless

8

Page 9: Terapi Lavender Management of Pain

steel. Jika proses penyulingan dibuat dari bahan lain (non-stainless steel),

minyak yang dihasilkan akan tampak keruh (Taufiq T. 2007).

Pertama yang harus kita lakukan sebelum penyulingan adalah memotong

bunga lavender menjadi bagian yang lebih kecil. Hal ini bertujuan agar

kelenjar minyak pada bunga dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga

memaksimalkan produksi minyak esensial (Taufiq T. 2007). \

Tahap selanjutnya adalah mengeringkan bunga lavender pada tempat yang

teduh atau ruang tertutup selama kurang lebih dua hari. Hal ini bertujuan

untuk mempercepat proses penyulingan dan mendapatkan hasil yang lebih

baik. Jangan langsung mengeringkan di bawah sinar matahari karena dapat

mengakibatkan sebagian minyak dari bunga ikut menguap. Selain itu,

pengeringan yang terlalu cepat dapat mengakibatkan bunga menjadi rapuh dan

sulit untuk disuling. Bila dua tahap di atas telah dikerjakan, bunga lavender

siap untuk disuling menjadi minyak esensial (Taufiq T. 2007).

Menurut Tuhana Taufik (2007), teknik penyulingan minyak esensial dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu penyulingan dengan air (direbus),

penyulingan dengan air dan uap (dikukus), dan penyulingan dengan uap

(diuapkan).

1. Penyulingan dengan air (direbus)

Teknik penyulingan ini adalah teknik yang paling pertama dilakukan

dan masih digunakan sampai saat ini oleh petani tradisional. Dalam teknik

ini, ketel penyulingan diisi air sampai sampai volumenya hampir separuh

dari volume ketel, lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih, bahan baku

dimasukkan dalam ketel penyulingan. Dengan demikian, penguapan air

dan minyak terjadi secara bersamaan, sehingga disebut teknik penyulingan

langsung (direct distilation). Uap air yang keluar dialirkan melalui

kondensor (alat pendingin) agar menjadi cair (terkondensasi). Selanjutnya,

cairan tersebut (campuran minyak dengan air) ditampung dan dibiarkan

beberapa saat sampai cairan terpisah menjadi bagian air dan minyak.

Bahan yang berat jenisnya lebih besar akan berada di bawah. Lalu, dengan

membuka keran pada alat penampung, minyak dan air dapat dipisahkan.

9

Page 10: Terapi Lavender Management of Pain

Teknik ini adalah yang paling sederhana dan tidak memerlukan

banyak modal, namun teknik ini lebih cocok terhadap bahan yang

jumlahnya tidak terlalu banyak. Ada beberapa kelemahan dari teknik ini,

yaitu kualitas minyak yang dihasilkan cukup rendah, kadar minyak sedikit,

dan produk minyak bercampur dengan hasil sampingan.

2. Penyulingan dengan air dan uap (dikukus)

Teknik penyulingan ini menghasilkan kualitas dan produksi minyak

esensial yang lebih baik dibandingkan dengan teknik direbus. Prinsip

kerjanya adalah ketel penyulingan diisi air sampai batas saringan. Bahan

baku diletakkan di atas saringan sehingga tidak berhubungan langsung

dengan air yang mendidih, tetapi nantinya akan berhubungan dengan uap

air. Oleh karena itulah, teknik ini disebut penyulingan tidak langsung

(indirect distilation). Pada teknik ini, air yang menguap akan membawa

partikel-partikel minyak dan dialirkan melalui pipa ke alat pendingin

sehingga terjadi pengembunan dan uap air yang bercampur minyak akan

mencair kembali. Selanjutnya, campuran ini dialirkan ke alat pemisah

untuk memisahkan minyak dari air dengan membuka keran pada tabung

pemisah.

Teknik ini cocok untuk penyulingan bahan yang jumlahnya lebih

banyak dibandingkan dengan teknik merebus. Teknik penyulingan ini

sering dipakai petani untuk mendapatkan minyak dengan kualitas baik

untuk diekspor dan alat-alatnya pun dapat dibuat sendiri oleh petani.

3. Penyulingan dengan uap (diuapkan)

Teknik ini tergolong untuk penyulingan dalam skala perusahaan

besar dan memerlukan biaya yang cukup besar karena memakai dua buah

ketel dan sebagian besar peralatan memakai bahan stainless steel (SS) dan

mild steel (MS). Biaya besar untuk pengadaan alat-alat sepadan dengan

hasil minyak esensial yang diperoleh, dimana kualitas minyak jauh lebih

sempurna dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dijabarkan

sebelumnya.

10

Page 11: Terapi Lavender Management of Pain

Gambar 2. Alat Penyulingan dengan Uap

Prinsip kerja teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik dikukus,

namun antara ketel uap dan ketel penyulingan harus dipisah. Ketel uap yang

berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi

bahan baku. Suhu uap diusahakan tidak lebih dari 1000 celcius, agar tidak

terlalu panas dan dapat merusak hasil sulingan. Partikel-partikel minyak pada

bahan baku terbawa bersama uap dan dialirkan ke alat pendingin. Di dalam

alat pendingin terjadi proses pengembunan sehingga uap air yang bercampur

minyak akan mengembun dan mencair kembali. Setelah itu, campuran ini

dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak dari air. Dalam

tabung pemisah, minyak akan berada di bagian atas karena berat jenisnya

lebih ringan daripada air. Selanjutnya, dengan membuka keran pada tabung

pemisah, air yang ada dalam tabung dapat dikeluarkan dan yang tertinggal

dalam tabung hanya minyak hasil penyulingan (Taufiq T. 2007).

Gambar 3. Alat Penyuligan Lavender

11

Page 12: Terapi Lavender Management of Pain

2.5. PENGARUH TERAPI TERHADAP KESEHATAN

2.5.1. Kerja Ekstrak Lavender Sebagai Media Relaksasi

Indra penciuman memiliki peran yang sangat penting dalam

kemampuan kita untuk bertahan hidup dan meningkatkan kualitas hidup

kita. Dalam sehari kita bisa mencium lebih kurang 23.040 kali (Buckle J.

2001). Bau-bauan dapat memberikan peringatan pada kita akan adanya

bahaya dan juga dapat memberikan efek menenangkan (relaksasi)1. Tubuh

dikatakan dalam keadaan relaksasi adalah apabila otot-otot di tubuh kita

dalam keadaan tidak tegang. Keadaan relaksasi dapat dicapai dengan

menurunkan tingkat stres, baik stres fisik maupun psikis, serta siklus tidur

yang cukup dan teratur.

Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu

minyak aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi

(dihirup) ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang

digunakan melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic

dimana nantinya aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium

baunya. Pada saat kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan

masuk ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Limbic

adalah struktur bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti cincin yang

terletak di bawah cortex cerebral. Tersusun ke dalam 53 daerah dan 35

saluran atau tractus yang berhubungan dengannya, termasuk amygdala dan

hipocampus. Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut,

depresi, dan berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua

informasi dari sistem pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem

penciuman. Sistem ini juga dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh,

rasa lapar, dan haus. Amygdala sebagai bagian dari sistem limbic

bertanggung jawab atas respon emosi kita terhadap aroma. Hipocampus

bertanggung jawab atas memori dan pengenalan terhadap bau juga tempat

dimana bahan kimia pada aromaterapi merangsang gudang-gudang

penyimpanan memori otak kita terhadap pengenalan bau-bauan (Mackle

J.2001).

12

Page 13: Terapi Lavender Management of Pain

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal

memiliki efek menenangkan. Menurut penelitian yang dilakukan terhadap

tikus, minyak lavender memiliki efek sedasi yang cukup baik dan dapat

menurunkan aktivitas motorik mencapai 78%, sehingga sering digunakan

untuk manajemen stres. Beberapa tetes minyak lavender dapat membantu

menanggulangi insomnia, memperbaiki mood seseorang, dan memberikan

efek relaksasi.

Penelitian lain yang dilakukan terhadap manusia mengenai efek

aromaterapi lavender untuk relaksasi, kecemasan, mood, dan kewaspadaan

pada aktivitas EEG (Electro Enchepalo Gram) menunjukkan terjadinya

penurunan kecemasan, perbaikan mood, dan terjadi peningkatan kekuatan

gelombang alpha dan beta pada EEG yang menunjukkan peningkatan

relaksasi. Didapatkan pula hasil yaitu terjadi peningkatan secara signifikan

dari kekuatan gelombang alpha di daerah frontal, yang menunjukkan

terjadinya peningkatan rasa kantuk (Diego AM. 1998).

2.5.2. Manajemen Nyeri

Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara

yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu

menjelaskan tiga komponen fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan

reaksi. Stimulus penghasil nyeri mengirimkan implus melalui serabut saraf

perifer. Serabut saraf memasuki medulla spinalis dan menjalani salah satu

dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam massa berwarna

abu-abu di medulla spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi

dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak

mencapai otak atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali

stimulus mencapai korteks cerebral, maka otak menginterpretasikan

kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan

pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya

mempersepsikan nyeri (Potter dan Perry, 2005).

Menurut Perez (2003) hal ini dikarenakan aroma bunga lavender

merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi organ

yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat terhadapa emosi.

13

Page 14: Terapi Lavender Management of Pain

Selain itu aroma ditangkap oleh reseptor dihidung yang kemudian

memberikan informasi ke area otak yang mengotrol emosi dan memori

maupun memberikan informasi ke hipotalamus yang merupakan pengatur

sistem internal tubuh termasuk suhu tubuh dan reaksi terhadap stress.

Aroma terapi bunga lavender juga mempunyai beberapa molekul

yang dilepaskan ke udara sebagai uap air. Ketika uap air yang

mengandung komponen kimia tersebut dihirup, akan diserap tubuh melalui

hidung dan masuk ke paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah.

Bersamaan saat dihirup, uap air akan berjalan dengan segera ke sistem

limbik otak yang bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi

perasaan, belajar, ingatan, emosi serta rangsangan fisik. Aroma terapi

bunga lavender sangat efektif dan bermanfaat saat dihirup atau digunakan

pada bagian luar, karena indra penciuman berhubungan dekat dengan

emosi manusia dan tubuh akan memberikan respon psikologis.

2.6. INDIKASI PENGGUNAAN TERAPI LAVENDER

1. Gelisah

Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute for

Environmental Studies di Jepang , menunjukkan bahwa linalool, senyawa

yang ditemukan dalam minyak lavender menunjukkan efek anti

kecemasan. Temuan ini mendukung penggunaan minyak lavender sebagai

obat tradisional untuk mengobati kecemasan.

2. Luka

Minyak lavender efektif digunakan untuk mengobati luka dan

melawan infeksi. Kandungan linalool dalam minyak lavender memiliki

sifat antiseptik yang kuat, sehingga cocok untuk mematikan virus dan

bakteri. Berikut adalah tips untuk menggunakan minyak lavender untuk

mengobati luka.

Pastikan jika Anda telah membeli minyak lavender asli, sehingga

bisa memberikan hasil yang efektif. Ada banyak jenis tanaman lavender,

tetapi hanya dari jenis Lavendula augustifolia, Lavendula Spica, dan

Lavendula stoechas yang diketahui berkualitas menyembuhkan.

14

Page 15: Terapi Lavender Management of Pain

Lakukan tes sebelum mengoleskan minyak lavender pada luka,

karena beberapa orang mungkin saja bisa alergi. Encerkan minyak

lavender dengan minyak zaitun atau minyak  jojoba untuk mengurangi

reaksi alergi. mencampur 1 bagian minyak lavender dengan 10 bagian

minyak esensial lainnya akan membantu menghindari alergi seperti gatal-

gatal, kulit kering atau kemerahan.

Teteskan 1 tetes minyak lavender pada luka, untuk membantu

menghentikan pendarahan . Ulangi meneteskan minyak lavender pada

luka, dua atau tiga kali sehari untuk menjaga agar luka bersih dan

mencegah infeksi. Terus gunakan minyak lavender setiap hari, bahkan

setelah luka telah menutup untuk membantu regenerasi sel kulit,

mempercepat penyembuhan luka, dan mengurangi pembentukan bekas

luka.

3. Gangguan pada Kulit

Linalool dalam minyak lavender juga bermanfaat untuk menjaga

kesehatan kulit. Ketika dioleskan, minyak lavender bisa membantu

meringankan iritasi kulit, membersihkan jerawat, menyembuhkan luka

bakar, memar, dan luka.

Menggunakan minyak lavender untuk mengobati jerawat bisa

menjadi alternatif pengobatan, atau bisa jadi sebaliknya. Gunakan minyak

lavender murni untuk mengobati jerawat yang hampir pecah. Namun

jangan mengoleskan minyak lavender ke seluruh wajah. Minyak lavender

murni yang memiliki konsentrasi tinggi mungkin saja tidak cocok untuk

semua jenis kulit.

Untuk jerawat yang berada di bagian tubuh lain, seperti lengan atau

punggung, bisa menggunakan minyak lavender untuk mandi. Tambahkan

beberapa tetes minyak lavender dalam air mandi, dan kemudian

pergunakan berendam selama sekitar 15 menit. Lavender juga dikenal

dapat mengurangi ketegangan dan stres. Berendam air lavender sebelum

tidur akan membuat istirahat malammenjadi lebih nyenyak.

15

Page 16: Terapi Lavender Management of Pain

4. Insomnia

Lavender sangat bermanfaat untuk mengurangi stres dan

ketegangan, dan juga bisa digunakan sebagai aromaterapi untuk membantu

meringankan insomnia.

5. Masalah otot

Minyak lavender bisa digunakan untuk minyak pijat, karena

bermanfaat untuk mengendurkan otot dan meredakan ketegangan. Minyak

lavender kaya akan ester, yaitu senyawa yang membantu mencegah kram

otot.

6. Cemas

Ester yang terdapat dalam minyak lavender juga bisa membantu

meningkatkan suasana hati, sehingga sangat berguna untuk meredakan

kecemasan, ketegangan, dan depresi.

7. Migrain

Karena minyak lavender juga dikenal sebagai analgesik yang

efektif, ia juga bisa digunakan untuk mengatasi migrain. Berikut ini adalah

beberapa tips menggunakan minyak lavender untuk meringankan

migraine.

Gunakan hanya minyak Lavender murni untuk mengobati migrain.

Oleskan dua tetes minyak lavender pada pelipis, dahi, atau tengkuk. Hal

ini akan memungkinkan minyak lavender untuk menembus titik-titik yang

menyebabkan rasa sakit. Atau bisa juga menambahkan 2-3 tetes minyak

lavender murni di atas bantal sebelum digunakan untuk tidur. Anda juga

bisa menambahkan 2-3 tetes minyak lavender pada diffuser, sehingga

aroma minyak lavender bisa menyebar ke seluruh ruangan.  Mulailah

dengan mengambil napas dalam-dalam secara perlahan untuk menghirup

aroma minyak lavender .

8. rambut rontok

Selain mampu membuat pikiran rileks, minyak lavender juga merupakan

salah satu minyak alami yang baik untuk rambut. Kandungan minyak

esensial di dalamnya juga efektif mencegah rambut rontok, dengan cara

mengurangi kelebihan minyak. Dengan mencampur 15 tetes minyak

16

Page 17: Terapi Lavender Management of Pain

esensial lavender dengan 2 sendok makan minyak almond atau minyak

zaitun, Anda sudah dapat memulai perawatan rambut Anda sendiri.

2.7. EFEK SAMPING MINYAK LAVENDER

Ada beberapa efek samping yang mungkin dapat ditimbulkan dari penggunaan

minyak lavender. Berikut beberapa efek samping penggunaan minyak

lavender yang perlu Anda ketahui:

1. Efek Samping pada Anak. Dalam sebuah studi yang diterbitkan New

England Journal of Medicine pada tahun 2007 menyatakan bahwa, minyak

lavender bisa tidak aman jika digunakan oleh anak-anak karena dapat

menyebabkan gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan

pertumbuhan pay*dara. Dianjurkan untuk hanya memberikan minyak

lavender secara topikal pada anak-anak, dan hanya setelah diencerkan.

2. Alergi. Beberapa orang mungkin alergi terhadap lavender. Gejala alergi

lavender termasuk mual, muntah, menggigil, dan sakit kepala, bisa karena

menghirup atau mengoleskan minyak lavender pada kulit. Mereka yang

alergi atau sensitif terhadap minyak lavender harus menghentikan

penggunaannya dan berkonsultasi dengan dokter.

3. Operasi. Lavender dapat memperlambat kinerja sistem saraf pusat, dan

dapat meningkatkan efek anestesi. Jangan menggunakan minyak lavender

paling tidak dua minggu sebelum melakukan operasi medis.

4. Interaksi obat. Obat penenang seperti barbiturat dan kloral hidrat bisa

berinteraksi dengan minyak lavender. Kombinasi obat penenang dan

lavender oil bisa meningkatkan efek obat penenang. Minyak lavender juga

berpotensi untuk berinteraksi dengan obat herbal lain. Jadi pastikan untuk

berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan minyak lavender,

ketika Anda sedang melakukan pengobatan lainnya.

5. Efek samping lainnya. Beberapa orang melaporkan mengalami

peningkatan nafsu makan dan mengalami sembelit, ketika menggunakanl

minyak lavender secara oral. Efek samping bagi kehamilan dan menyusui

belum sepenuhnya diketahui, jadi disarankan untuk menghindari minyak

lavender dalam masa ini.

17

Page 18: Terapi Lavender Management of Pain

2.8. MANFAAT EKSTRAK LAVENDER

Minyak lavender berwarna jernih sampai kuning pucat dengan bau wangi

yang sangat khas (Sweetman SC. 2002). Minyak lavender adalah salah satu

aromaterapi yang terkenal memiliki efek sedatif, hypnotic, dan anti-

neurodepresive baik pada hewan maupun pada manusia (Yanada K. 2005).

Karena minyak lavender dapat memberi rasa tenang, sehingga dapat

digunakan sebagai manajemen stres. Kandungan utama dalam minyak

lavender adalah linalool asetat yang mampu mengendorkan dan melemaskan

sistem kerja urat-urat syaraf dan otot-otot yang tegang. Dikatakan juga

linalool menunjukkan efek hypnotic dan anticonvulsive pada percobaan

menggunakan tikus (Yanada K. 2005). Karena khasiat inilah bunga lavender

sangat baik digunakan sebagai aromaterapi. Selain itu, beberapa tetes minyak

lavender dapat membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood

seseorang, menurunkan tingkat kecemasan, meningkatkan tingkat

kewaspadaan, dan tentunya dapat memberikan efek relaksasi.

Manfaat aspek fisik dari aromaterapi ini dapat merelaksasikan otot-otot

yang kaku setelah melakukan perjalanan wisata yang cukup jauh. Aroma

lavender juga memberikan efek sedatif yang cukup baik sehingga para

wisatawan dapat beristirahat dengan cukup setelah melakukan perjalanan

wisatanya dan dapat melakukan perjalanan wisata lain dengan kondisi tubuh

yang lebih baik. Dari segi psikis, melihat adanya manfaat dalam memperbaiki

mood dari minyak lavender, tentunya para wisatawan dapat melakukan

wisatanya dengan perasaan yang tenang dan nyaman serta jauh dari depresi

dan tekanan. Pemakaian minyak lavender sebagai aromaterapi telah dilakukan

sejak zaman dahulu. Seiring perjalanannya, sempat dilaporkan bahwa ada

beberapa efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian minyak lavender

secara inhalasi, diantaranya, mual, muntah, sakit kepala, dan menggigil.

Dermatitis kontak dan phototoxicity juga dilaporkan terjadi pada

penggunaan minyak lavender secara topikal (Sweetman SC. 2002).

18

Page 19: Terapi Lavender Management of Pain

2.9. TEHNIK DAN TAHAPAN PELAKSANAAN

2.9.1. Penggunaan pada Kulit

1. Penggunaan langsung pada lokasi

Oleskan langsung minyak lavender pada lokasi kulit yang sedang

mengalami masalahnya (misalnya saat gatal, terbakar, lebam, nyeri,

dsb.). Penggunaan menggunakan 1-6 tetes tergantung kebutuhan.

a. Telapak kaki adalah bagian tubuh kedua tercepat dalam hal

penyerapan minyak lavender karena telapak kaki memiliki pori-

pori yang besar. Bagian tubuh lain yang memiliki penyerapan

baik adalah telinga dan pegelangan tangan

b. Untuk ketenangan, kenyamanan, relaksasi dan kesehatan energy,

gunakan 3-6 tetes minyak di tiap telapak kaki.

c. Jika bagian tubuh yang hendak dioles atau dipijat menggunakan

minyak lavender cukup lebar bidangnya.

2. Vita Flex Therapy

Teknik sederhana untuk mengaplikasikan minyak lavender pada

ujung syaraf di telapak kaki atau telapak tangan, dilanjutkan dengan

gerakan ringan berputar pada titik tersebut untuk menciptakan getaran

energy elektrik melalui jalur energy. Teknik ini akan membantu

membuka sumbatan energy yang pada dasarnya dapat membuat

seseorang tidak sehat secara fisik maupun emosional.

19

Page 20: Terapi Lavender Management of Pain

3. Raindrop Technique

Sebuah teknik aplikasi terapi minyak lavender dengan meneteskan

oil tertentu seperti tetesan air hujan, di sepanjang tulang spinal. Teknik ini

sangat berpengaruh dalam meningkatkan sistem imunitas tubuh, karena

mampu membuang racun dan membunuh virus maupun bakteri yang

bersarang di sepanjang tulang spinal.

4. Auricular Therapy

Teknik sederhana dalam mengoleskan minyak lavender di pinggir

telinga. Teknik ini sangat bermanfaat untuk pembersihan emosi, walaupun

kebutuhan fisik juga bermanfaat.

20

Page 21: Terapi Lavender Management of Pain

5. Parfume

Menggunakan minyak lavender sebagai parfum dapat

mempengaruhi kondisi emosi dan fisik yang baik, bukan hanya untuk

wangi saja.

2.9.2. Ditelan (Diminum Langsung)

1. Cara penyerapan minyak lavender adalah dengan meneteskan 1-3 tetes

di bawah lidah

2. Tempelkan di langit-langit mulut

3. Masukkan 5-6 tetes dalam kapsul dan campur dengan minyak nabati

untuk dikonsumsi langsung

4. Campur dalam air hangat atau minuman seperti juice

5. Gunakan untuk berkumur lalu ditelan

6. Sesuai petunjuk dokter atau tenaga medis lain yang berpengalaman

dalam pemberian minyak essensial.

2.9.3. Kompres

1. Pada baskom

Isi baskom sekitar 2 liter air panas atau dingin, lalu berikan

beberapa tetes minyak lacvender dan aduk air dengan cepat, Lalu

letakkan handuk di bagian permukaan air. Hal ini disebabkan karena

minyak lavender akan berada pada permukaan air. Setelah handuk

sudah menyerap sempurna, peraslah kelebihan air (dimana minyak

lavender akan tetap berada pada handuk) dan letakkan handuk pada

bagian yang diinginkan.

2. Pijat

Letakkan handuk hangat diikuti dengan handuk kering di bagian

tubuh yang sudah selesai dipijat. Kelembaban pada handuk akan

mendorong minyak lavender lebih masuk ke dalam jaringan tubuh.

2.9.4. Inhalasi

1. Diffuser

Cara untuk melepaskan partikel-partikel minyak lavender ke udara.

Janganlah menggunakan diffuser yang cara kerjanya menggunakan uap

panas atau pembakaran, karena hal ini akan mengubah struktur pada

21

Page 22: Terapi Lavender Management of Pain

minyak lavender dan menghilangkan khasiat terapinya. Saat minyak

lavender disebar ke udara melalui proses diffuse, maka berbagai jenis

bakteri, virus, dan racun di udara dapat dibersihkan.

2. Tissue atau kain

Teteskan minyak lavender pada tissue atau kain, bantal, kasur, dsb.

dan biarkan terhirup.

3. Air Panas

Masukkan 1-3 tetes minyak lavender dalam air panas (1 gelas), lali

hirup uapnya. Namun ingat bahwa udara panas dapat mengurangi

khasiatnya.

4. Humidifer atau filter udara

Teteskan pada humidifer atau filter udara.

5. Fan atau AC

Teteskan minyak lavender pada gumpalan kapas, dan sematkan di

depan kipas angin atau AC.

2.9.5. Air Mandi

1. Air rendaman mandi

Saat bak sedang mengisi teteskan 3-6 tetes minyak lavender karena

saat air mulai diam, masing-masingminyak akan saling terpisah dan

kulit akan menyerap minyak yang berada pada permukaan.

2. Sabun mandi

Campurkan 3-6 tetes pada 15ml sabun mandi (cair) dan campurkan

pada air di bak mandi saat di isi. Hal ini akan lebih efektif untuk

menyebarkan minyak lavender pada air mandi dibandingkan ditetes

langsung.

3. Busa mandi

Campurkan 3-6 tetes pada sabun mandi (cair) dan gunakan

menggunakan busa/spons.

4. Body Spray

Campurkan 10-15 tetes minyak lavender ke dalam 1 botol air

matang (mineral lebih baik), sekitar 1000 cc. Sebelum

disemprotkan kocok dahulu

22

Page 23: Terapi Lavender Management of Pain

2.10. PERSPEKSTIF KEPERAWATAN

2.10.1. Prespektif Keperawatan Anak

A. Pengertian

Prespektif keperawatan anak merupakan landasan berfikir bagi

seorang perawat anak dalam melakukan pelayanan keperawatan

terhadap klien anak maupun keluarganya. Isi bahasan keperawatan

anak mencakup keperawatan anak, falsafa keperawatan anak, dan

peran perawat anak.

B. Prinsip/cara keperawatan anak

1. Cegah atau turunkan dampak perpisahan antara orang tua dan

anak dengan menggunakan pendekatan family centered.

2. Tingkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawataan

anaknya. Pendidikan kesehatan merupakan strategi yang tepat

untuk menyiapkan orang tua sehingga terlihat aktif dalam

perawatan anaknya.

3. Modifikasi lingkungan fisik rumah sakit, dengan mendisainnya

seperti di rumah, yaitu penataan dan dekorasi.

C. Paradigma Keperawatan Anak

Ada 4 komponen dalam keperawatan anak yaitu manusia, sehat,

lingkungan, dan keperawatan itu sendiri.

a. Manusia (anak)

Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa

dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat

memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk

belajar mandiri.

b. Sehat

Sehat dalam keperawatan anak adalah kesejahteraan optimal

antara fisik dan mental dan sosial yang harus dicapai sepanjang

kehidupan anak.

c. Lingkungan

23

Page 24: Terapi Lavender Management of Pain

Terdiri atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang

dapat mempengaruhi kesehatan anak.

d. Keperawatan

Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah

yang utama, yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada

keluarga dan perawatan terapeutik.

D. Peran Perawat

Beberapa peran penting seorang perawat anak yaitu sebagai

pembela (advokat), pendidik, konselor, kordinator, pembuat

keputusan etik, perencanaan kesehatan, pembina hubungan

terapeutik, pemantau, evaluator dan peneliti.

2.10.2. Prespektif Keperawatan Maternitas

A. Pengertian

Keperawatan maternitas merupakan persiapan persalianan serta

kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada

kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga, dab bayi baru

lahir (May & Mahlmeister, 1990).

B. Peran Perawat

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Reader

(1997) :

1. Pelaksana

2. Pendidik

3. Konselor

4. Role model bagi para ibu

5. Role model bagi teman sejawat

6. Perumus masalah

7. Ahli keperawatan

Peran perawat dalam keperawatan maternitas menurut Old (1988),

Bobak & Jensen (1993) :

24

Page 25: Terapi Lavender Management of Pain

1. Member pelayanan

2. Advocate

3. Pendidik

4. Change Agent

5. Political Activist

6. Peneliti

C. Pendekatan Pelayanan Keperawatan

Pendekatan pelayanan dalam keperawatan maternitas yaitu :

1. Holistik

2. Penghargaan terhadap pasien

3. Peningkatan kemampuan pasien kemandirian

4. Pemanfaatan & peningkatan sumber daya yang diperlukan

5. Proses keperawatan

6. Berpusat pada keluarga (FCMC)

7. Caring : siap dengan klien : menghargai system nilai :

memenuhi kebutuhan dasar klien : penyuluhan/konseling

kesehatan.

D. Model Konsep

1. Melaksanakan kelas untuk pendidikan perinatal orang tua

2. Mengikutsertakan keluarga dalam perwatan kehamilan,

persalinan, dan nifas.

3. Mengikutsertakan keluarga dalam operasi

4. Mengatur kamar bersalin seperti suasana rumah

5. Menjalankan system kunjungan tidak ketat

6. Pemulangan secepat mungkin dengan diikuti Follow-up

*Tradisional Care

1. Memisahkan ibu dan keluarga selama proses persalinan

2. Memindahkan klien : dari ruang penerimaan ke ruang bersalin

3. Melarang ibu beraktifitas selama proses persalinan

4. Tidak ada keluarga ikut dalam proses persalinan dan operasi

*Model Konsep « Self Care Orem » :

25

Page 26: Terapi Lavender Management of Pain

1. Penekanan pada aktifitas mandiri kemudian mencapai

kesejahteraan ibu & bayi

2. Pada maternal : mampu mandiri dalam perawatan diri

3. Melihat dari kemampuan

*Berdasarkan Kondisi

*Model Konsep « Adaptasi » :

1. Mempunyai kemampuan adaptasi dalam rangka mencapai

kebutuhan

2. Manusia selalu konstan berinteraksi dengan lingkungan (selalu

berubah)

3. Maternal sepanjang proses konsepsi sampai postpartum terjadi

perubahan fisik, psikologi, dan sosial.

*Model Konsep “I King” :

1. Personal

2. Interpersonal

3. Sosial (dinamik, interaksi mudah diberikan informasi &

memberikan informasi).

E. Tujuan

Tujuan keperwatan maternitas adalah :

1. Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi

& menghadapi kehamilan.

2. Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas

adalah normal.

3. Memberi dukungan agar ibu memandang kehamimalan,

persalinan, & nifas adalah pengalaman positif dan

menyenangkan.

4. Membantu mendeteksi penyimpagan secara dini.

F. Karakteristik

Karakteristik keperawatan maternitas yaitu :

1. Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera

26

Page 27: Terapi Lavender Management of Pain

2. Pendekatan Keluarga = FCMC

3. Tindakan khusus dengan peran perawat

4. Terjadi interaksi = Strategi pelayanan

5. Kerja dalam Tim = Semua yang terkait

2.10.3. Paradigma Keperawatan Maternitas

Paradigma Kerawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi

keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara

langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut.

A. Keperawatan Ibu

Keperawatan Ibu merupakan pelayanan kesehatan profesional

berkwalitas yang di fokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik &

psikososial ibu selama proses konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas,

keluarga & bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan

keluarga sebagai sentra pelayanan.

B. Tatanan Pelayanan

Tatanan pelayanan keprawatan maternitas yaitu :

a. Rumah Sakit

b. Puskesmas

c. Rumah bersalin

d. Komunitas

e. Polindes

C. Standar Praktek

Menurut OGNN :

*Area Klinik*

a. Keperawatan Antepartum

b. Keperwatan Intrapartum

c. Keperawatan Postpartum

*Praktek Keperawatan*

a. Perawatan Obstetrik

b. Perawatan Ginekology

c. Perawatan Neonatal

27

Page 28: Terapi Lavender Management of Pain

Praktek keperawatan yang komprehensif disediakan untuk individu,

keluarga & masyarakat dengan kerangka proses keperawatan.

*Pendidikan Kesehatan*

Pendidikan kesehatan untuk individu, keluarga, & masyarakat

merupakan bagian integral dari prktek keperawatan OGIN.

2.10.4. Perspektif Keperawatan Jiwa

A. Pengertian Kesehatan Jiwa

Kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan

mempertahankan keselarasan, dalam mengendalikan diri serta

terbebas dari stress yang serius.

B. Kriteria Sehat Jiwa menurut Yahoda

1. Sikap positif terhadap diri sendiri

2. Tumbuh kembang dan aktualisasi diri

3. Integrasi (keseimbangam/keutuhan)

4. Otonomi

5. Persepsi realitas

6. Environmental mastery

C. Rentang Sehat Jiwa

1. Dinamis bukan statis

2. Rentang dimulai dari sehat optimal mati

3. Ada tahap-tahap

4. Menggambarkan kemampuan adaptasi

5. Berfungsi secara efektif sehat

D. Pengertian Keperawatan Jiwa

Keperawatan adalah ilmu atau jiat dan merupakan perpaduan

dan integrasi dari area-area teori yang berbeda: ilmu social, seperti

psikologi, dan sosiologi, ilmu-ilmu dasar seperti anatomi, fisiologi,,

dan biokimia serta ilmu media tentang diagnose dan pengobatan

terhadap penyakit.

E. Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

1. Peran dan fungsi kesehatan jiwa

28

Page 29: Terapi Lavender Management of Pain

2. Hubungan terapeutik antara perawat dank lien

3. Konsep model keperawatan jiwa

4. Model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa

5. Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa

6. Keadaan-keadaan social budaya dalam keperawatan jiwa

7. Keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa

8. Keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa

9. Keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa

10. Penatalaksanaan proses keperawatan: dengan standar-standar

keperawtan

11. Aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan-

penampilan standar keperawatan

2.10.5. Perspektif Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu kesatuan yang unik dari

praktek keperawatan dan keadaan kesehatan masyarakat yang ditujukan

pada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri

sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,

kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup

spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

2.10.6. Perspektif Keperawatan Medikal Bedah

KMB membahas tentang masalah kesehatan yang lazim terjadi

pada usia dewasa baik yang berssifat akut maupun kronis dengan atau

tanpa tindakan operatif yang meliputi gangguan fungsi tubuh pa sistem

cardiovascular, penginderaan, pencernaan,dan urologi oleh karena

berbagai patologis seperti infeksi atau peradangan, congenital, neoplasma

trauma, dan degenerative.

2.10.7. Perspektif Keperawatan Gerontik

A. Pengertian

Gerontologi : ilmu yang mempelajari khusus mengenai faktor-

faktor yang menyangkut lansia.

Geros : lanjut usia

Logos : ilmu

29

Page 30: Terapi Lavender Management of Pain

B. Proses Menua

Secara fisiologis dan biologis, wajar terjadi dimana sel-sel tubuh

mengalami kematuran degenerative

C. Kategori Lansia secara Kronologi

I. Usia lanjut muda : 65-74 th

II. Usia lanjut menengah : 75-84 th

III. Usia lanjut tua : 85 th ke atas

D. Teori Proses Penuaan

a. Proses Penuaan Primer : berjalan secra normal sesuai umur

kronologis

b. Proses Penuaan Sekunder : terjadi karena adanya masalah fisik,

psikologis, dan social

E. Tahap Proses Menua

Masa bayi dan masa permulaan anak-anak

Menjelang usia remaja (7-11 th)

Masa pancaroba dan masa remaja (L: 13-21 th P: 12-14 th)

Kedewasaan dan ketuaan

F. Perubahan yang Terjadi pada Lansia

1. Otot

a. Berkurangnya masa otot

b. Perubahan degenerative jaringan konektif

c. Osteoporosis

1) Kekuatan otot menurun

2) Endurance dan koord menurun

3) ROM terbatas

4) Mudah jatuh/fraktur

2. Kulit

a. Poliferasi epidermal menurun

b. Kelembaban kulit menurun

c. Suplai darah ke kulit menurun

d. Dermis menipis

e. Kelenjar keringat (-)

30

Page 31: Terapi Lavender Management of Pain

1) Kulit kering

2) Pigmentasi ireguler

3) Kuku mudah patah

4) Kulit berkerut, elastisitas berkurang

5) Sensitivitas kulit menurun

3. Seksual

P :

a. Post menopause

b. Vagina tipis dan kering

c. Panjang dan lebar vagina berkurang

d. Lubricasi vagina berkurang selama intercrouse

L: Degeneratif organ reproduksi

a. Intensitas respon terhadap stimulus sex berkurang

b. Aktivitas sex berkurang

c. Gg. Kelenjar prostat

4. Pola Tidur

a. Butuh waktu lebih lama untuk jatuh tidur

b. Sering terbangun

c. Mutu tidur berkurang

d. Lebih lama berada di bed

5. Fungsi Kognitif

a. Penurunan ketrampilan intelektual, mampu menhgembangkan

kemampuan kognitif

b. Penurunan kemampuan mengingat/memori

6. Perubahan Penglihatan

a. Kornea kuning/keruh

b. Ukuran pupil mengecil/ atrofi m. Cilliaris

c. Atropi sel-sel fotoreseptor

d. Penurunan suplai darah dan neuron dan retina

e. Pengkapuran lensa katarak

7. Fungsi Kardiovaskuler

a. Pengerasan pembuluh darah

31

Page 32: Terapi Lavender Management of Pain

b. Hipertropi dinding ventrikel kiri

c. Vena tebal, kurang elastic

d. Perubahan mekanisme konduksi

e. Peningkatan resistensi perifer

8. Perubahan Frekuensi Respirasi

a. Otot-otot reseptor melemah

b. Kapasitas vital berkurang

c. Berkurangnya elastisitas paru

d. Alveoli melebar

e. Dinding dada mengeras

9. Perubahan aspek psikososial

Fungsi Mental

1) Kognitif

a. Proses belajar

b. Pemahaman

c. Pengertian

d. Tindakan

G. Tujuan Keperawatan Gerontik

a. Mempertahan kan derajat kesehatan lansia

b. Memelihara kondisi kesehatan lansia gengan aktivitas fisik dan

mental

c. Diagnosa dini jika ada gngguam

d. Berupaya agar usia lanjut mandiri

e. Jika usia lanjut sakit/ gangguan dapat memahami, beradaptasi,

memelihara kemandirian yang optimal

f. Usia lanjut dalam keadaan terminal : beri bantuan dan simpati agar

lansia meninggal dengan tenang.

32

Page 33: Terapi Lavender Management of Pain

BAB III

PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Minyak lavender dengan kandungan linalool-nya adalah salah satu minyak

aromaterapi yang banyak digunakan saat ini, baik secara inhalasi (dihirup)

ataupun dengan teknik pemijatan pada kulit. Aromaterapi yang digunakan

melalui cara inhalasi atau dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana

nantinya aroma akan diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat

kita menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke bulbus

olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak.

Minyak lavender adalah salah satu aromaterapi yang terkenal memiliki efek

menenangkan, membantu menanggulangi insomnia, memperbaiki mood,

seseorang, dan memberikan efek relaksasi.

Aroma bunga lavender merangsang sensori, reseptor dan pada akhirnya

mempengaruhi organ yang lainnya sehingga dapat menimbulkan efek kuat

terhadapa emosi.

Aroma terapi bunga lavender juga mempunyai beberapa molekul yang

dilepaskan ke udara sebagai uap air. Ketika uap air yang mengandung

komponen kimia tersebut dihirup, akan diserap tubuh melalui hidung dan

masuk ke paru-paru yang kemudian masuk ke aliran darah. Bersamaan saat

dihirup, uap air akan berjalan dengan segera ke sistem limbik otak yang

bertanggung jawab dalam sistem integrasi dan ekspresi perasaan, belajar,

ingatan, emosi serta rangsangan fisik. Aroma terapi bunga lavender sangat

efektif dan bermanfaat saat dihirup atau digunakan pada bagian luar, karena

indra penciuman berhubungan dekat dengan emosi manusia dan tubuh akan

memberikan respon psikologis.

Sistem limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan

berbagai emosi lainnya. Sistem limbic menerima semua informasi dari sistem

pendengaran, sistem penglihatan, dan sistem penciuman. Sistem ini juga

dapat mengontrol dan mengatur suhu tubuh, rasa lapar, dan haus

33

Page 34: Terapi Lavender Management of Pain

III.2. Saran

Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan kita mampu memahami dan

mengetahui penggunaan terapi minyak lavender. Tentunya kita sebagai

seorang perawat harus mampu dan menguasai konsep/teori sebagai dasar

untuk melakukan terapi minyak lavender yang nantinya sebagai bekal pada

saat terjun langsung ke rumah sakit dan berhadap langsung dengan pasien.

34

Page 35: Terapi Lavender Management of Pain

DAFTAR PUSTAKA

AP, Iga Prima Dewi. 2013. Aroma Terapi Lavender Sebagai Media Relaksasi.

(online). Di akses dari ojs.unud.ac.id/index.php (diaskes pada

11 Juni 2015)

Barocelli E, Calcina F, Chiavarini M, Impicciatore M, Bruni R, Bianchi A,

Vallabeni V. Antinociceptive and Gastroprotective Effect of Inhaled and

Orally Administered Lavandulahybrida Reverchon “Grosso” Esensial oil.

Science Direct 2004: 76; 213-223

Buckle J. Aromatherapy and Diabetes. Diabetes Spectrum 2001: vol. 4 no. 3; 124-

126

Diego AM, Jones NA, Field T, Hernandez-Reif M, Schanberg S, Kuhn C,

McAdam V, Galamaga R, Galamaga M. Arometherapy Positively Affects

Mood, EEG Pattern of Alertness and Math Computations. International

Journal of Neuroscience 1998: vol 96; 217-224

http://aromaterapisehat.com/penggunaan-essential-oil/(diaskes pada 15 Juni 2015)

http://www.carakhasiatmanfaat.com/artikel/manfaat-dan-efek-samping-

penggunaan-minyak-lavender.html#sthash.Bp6nEvxz.dpuf (diaskes pada

15 Juni 2015)

McLain DE. Chronic Health Effects Assessment of Spike Lavender Oil. Walker

Doney and Associates, Inc 2009; 1-18

Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. (Ed 4).

Jakarta: EGC

Perez, C, (2003) Clinical Aromatherapy Part I: An Introduction Into Nursing

Practice. Clinical Journal of Oncology Nursing Volume 7, Number 5.

Sweetman SC. 2002. The Complete Drug Reference. Pharmaceutical Press:

London

Taufiq T. 2007. Menyuling Minyak Atsiri. PT. Citra Pramana: Yogyakarta

Yamada K, Mimaki Y, Sashida Y. Effect Inhaling of the Vapor of Lavandula

burnatii super-Derrived Esensial Oil and Linalool on Plasma

Adrenocorticotropin Hormone (ACTH), Catecholamine and Gonadotropin

35

Page 36: Terapi Lavender Management of Pain

Level in Experimental Menopausal Female Rats. Pharmaceutical Society

of Japan 2005: 28 (2); 378-379

36