Terapi Nyeri Sendi-Otot

Embed Size (px)

DESCRIPTION

muskuloskeletal

Citation preview

  • Terapi Nyeri Sendi-Otot

  • Klasifikasi NyeriNyeri nociceptive: berlangsung tak lama, respon thd stimulus/cedera akut, aktifasi nociceptor, diteruskan ke medulla spinalis dan SSP. Nyeri neuroplastic (inflammatory pain): ada radang, dilepaskan mediator, berlangsung lebih lama, tingkatkan eksitabilitas nociceptive pathway, rasa sakit sertai aktifitas fisik.Nyeri neuropathic: timbul krn kerusakan saraf, disertai munculnys kanal ion dan reseptor ektopik di saraf yg rusak dan saraf yang sehat disekitarnya, timbulkan hipersensitifitas nyeri dan gangguan sensorik. Nyeri idiopathic: kerusakan saraf perifer minimal, gejala timbul karena gangguan di SSP.

  • Nyeri Sendi (Arthritic Pain)Lokal, mediator dilepas dari synovium, tulang atau jaringan lain, timbulkan sesnsitisasi reseptor nyeri di sendi. Timbul nyeri musculoskeletal sewaktu stimuli mekanis (berdiri/berjalan).Pada nyeri sendi kronis (OA/RA), sensitisasi tak terbatas di perifer, ttp menjalar ke spinal dan SSP (central sensitization). Persepsi nyeri pada sendi meningkat, nyeri juga terasa dan bengkak menjalar ke jaringan sekitar.Faktor sosiologis dan psikologis pengaruhi intensitas nyeri melalui pengaruhnya di korteks.

  • Tatalaksana Nyeri SendiBertujuan cegah/ringankan kerusakan sendi, cegah pemburukan fungsi, dan kurangi nyeri.Terdiri dari terapi lingkungan-perilaku, obat, dan bedah.Terapi lingkungan-perilaku: rupakan komponen dasar tatalaksana nyeri sendi, cakup latihan fisik, penurunan BB, terapi kognitif & psikoterapi bila ada chronic pain syndrome. Tongkat dan kaos lutut boleh digunakan

  • Farmakoterapi Nyeri SendiParacetamolTramadolNSAIDsOpioidsAntidepressants/AnticonvulsantsKombinasi analgesik: paracetamol-codein, paracetamol-tramadol

  • Terapi TambahanTerapi topikal (NSAID, capsaicin).Suntikan intraartikular.Glucosamine-chondroitin.Cannabinoids.Akupunktur.Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS)

  • Prinsip TatalaksanaTerapi dilaksanakan bertahap, sbb: 1) self help: analgesic sederhana, obat topikal, gaya hidup. 2) Intervensi sederhana: NSAIDs, obat lain, terapi fisik. 3) Intervensi lanjut nonbedah: suntikan, psikoterapi/perubahan perilaku. 4) Bedah: ganti sendi

  • Farmakologi ParacetamolCara kerja: hambat cycoloxygenase sentral, hambat aktifitas reseptor N-methyl-D-aspartate. stimulasi descending inhibitory pathway.Untuk nyeri ringan/sedang OA.Keracunan timbulkan nekrosis hati, obat dengan N-acetyl cysteine.Dosis maksimal: 3 gram/hari; dosis rerata: 2 gr/hari.

  • Farmakologi NSAIDsKhasiat utama adalah antiinflamasi dan antinociceptive, melalui efek hambatan thd cycloxygenase, hambat PGE2 dan prostacyclin, diperifer, spinal, dan sentral. Bermanfaat utk nyeri akut, obat utama utk nyeri sendi, lebih kuat sedikit dari paracetamol.Masalah utama adalah efek toksik: cidera lambung (iritasi, ulserasi, perarahan, perforasi), udema, gagal ginjal, risiko kardiovaskular terutama dgn COXIBS (COX-2 selective inhibitor).Gunakan dosis terendah, dan sesingkat mungkin.Interaksi dengan : ACEI, warfarin, sulfonylurea, kortikosteroid, diuretika, methotrexate.

  • Farmakologi OpioidsDikenal reseptor opioid , , ; agonist punya efek analgesi dan ketergantungan paling kuat.Codein, opioid lemah, bila dikombinasikan dengan paracetamol dapat bermanfaat dan aman digunakan jangka panjang.Morfin, opioid kuat, berpotensi utk nyeri sendi kronik, penggunaan jangka lama diperdebatkan.Fentanyl transdermal efektif kurangi nyeri dan perbaiki fungsi sendi lutut dan pinggul

  • Farmakologi TramadolAnalgesik kerja sentral (agonist lemah reseptor , hambat reuptake NE dan serotonin. Digunakan sbg anti nyeri sedang dan berat; terapi penguat pada nyeri sendi, diberikan bersama dengan paracetamol, bila tak toleran lagi dgn NSAIDs.Tak boleh diberikan dgn serotonin-selective reutake inhibitor (SSRI) timbulkan kejang, serotonin syndrome.ES: vertigo, nausea, konstipasi.

  • Farmakologi AntidepressantsBerkhasiat antinociceptive, terutama untuk komponen nyeri neuropatik, terlepas dari efek antidepresi, pada dosis rendah. Cara kerja: hambat uptake NE dan serotonin, hambat reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA) yg berperan dalam sensitisasi sentral nyeri neuroplastik dan neuropatik.Merupakan terapi penguat, disamping pemberian obat lini pertama nyeri sendi.Amitriptyline disukai krn punya efek sedatif.ES: hipotensi ortostatik, mulut kering, konstipasi, BB naik.KI: aritmia jantung, hipertrofi prostat, glaukoma sudut sempit.

  • Chronic Pain SyndromesArthritic / musculoskeletal pain.Cancer painPostherpetic neuralgia.Diabetic neuropathyPhantom limb painSpinal cord injuryShoulder painLow back painFibromyalgia Postmastectomy painPost stroke pain