26
Adi Rahmawan-Silmi Kaaffah Pembimbing: dr. Djalil Matondang, Sp.An

Terapi Oksigen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

aaa

Citation preview

Adi Rahmawan-Silmi Kaaffah

Pembimbing: dr. Djalil Matondang, Sp.An

Yang dapat dilakukan dengan cara:a.Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (Orthobarik )b.Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik)

Suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasiSuatu tindakan untuk meningkatkan

tekanan parsial oksigen pada inspirasi

Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk memfasilitasi metabolisme aerob

Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk :

• Mencegah dan mengatasi hipoksemia / hipoksia serta mmempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.

• Menurunkan kerja nafas dan miokard.

• Menilai fungsi pertukaran gas

• Mencegah dan mengatasi hipoksemia / hipoksia serta mmempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.

• Menurunkan kerja nafas dan miokard.

• Menilai fungsi pertukaran gas

Tidak ada kontra indikasi absolut. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong

jika ada obstruksi nasal. Kateter nasofaringeal / kateter nasal jika

ada fraktur dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.

Sungkup muka dengan kantong rebreathing pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.

Kateter nasal. Kanul

nasal/binasal/nasal prong

Sungkup muka sederhana.

Sungkup muka rebreathing dengan kantong oksigen.

Sungkup muka non rebreathing dengan kantong oksigen.

Sungkup muka Venturi

Jelly. Plester. Gunting. Sumber oksigen. Humidifier. Flow meter. Aqua steril. Selang oksigen.

Alat oksigen aliran rendah cocok untuk pasien stabil dengan pola nafas, frekuensi dan volume ventilasi normal, misalnya pasien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16 – 20 kali permenit.

Low flow low concentration :◦ Kateter nasal. (aliran 1-6 liter/menit)◦ Kanul nasal / kanul binasal / nasal prong. (aliran

1-6 liter/menit) Low flow high concentration

◦ Sungkup muka sederhana. (aliran 5-8 liter/menit)◦ Sungkup muka dengan kantong rebreathing.

(aliran 6 – 10 liter/menit) ◦ Sungkup muka dengan kantong non rebreathing.

(aliran 6 – 15 liter/menit)

Keuntungan :Pemberian oksigen stabil, pasien bebas bergerak, makan dan berbicara, dan membersihkan mulut, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. Dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Keuntungan :Pemberian oksigen stabil, pasien bebas bergerak, makan dan berbicara, dan membersihkan mulut, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. Dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Kerugian:Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, nyeri saat kateter melewati nasofaring, dan mukosa nasal akan mengalami trauma

Kerugian:Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%, tehnik memasukan kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, nyeri saat kateter melewati nasofaring, dan mukosa nasal akan mengalami trauma

Keuntungan Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teraturpemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, murah, disposibel, klien bebas makan, minum, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir dan terasa nyamanDapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut, bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga menyebabkan oksigen yang diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui hidung.

KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila pasien bernafas melalui mulutmudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm, tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasalKecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2, bahkan hanya pemborosan oksigen dan menyebabkan mukosa kering dan mengiritasi selaput lendir.Dapat menyebabkan kerusakan kulit diatas telinga dan di hidung akibat pemasangan yang terlalu ketat.

Masker ini kontra indikasi pada pasien dengan retensi karbondioksida karena akan memperburuk retensi. KeuntunganKonsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.

KerugianTidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah. Menyekap, tidak memungkinkan untuk makan dan batuk.Bisa terjadi aspirasi bila pasien mntah. Perlu pengikat wajah, dan apabila terlalu ketat menekan kulit dapat menyebabkan rasa pobia ruang tertutup, pita elastik yang dapat disesuaikan tersedia untuk menjamin keamanan dan kenyamanan.

Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35 – 60% dengan aliran 6 – 10 liter/mnt , serta dapat meningkatkan nilai PaCO2.

KeuntunganKonsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.

KerugianTidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, kantong oksigen bisa terlipat atau terputar atau mengempes, apabila ini terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida. Pasien tidak memungkinkan makan minum atau batuk dan menyekap, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah, serta perlu segel pengikat.

Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt.

Keuntungan Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat

mencapi 90%, tidak mengeringkan selaput lendir.

KerugianTidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar, menyekap, perlu segel pengikat, dan tidak memungkinkan makan, minum atau batuk, bisa terjadi aspirasi bila pasien muntah terutama pada pasien tidak sadar dan anak-anak.

Alat ini cocok untuk pasien dengan pola nafas pendek dan pasien dengan PPOK

yang mengalami hipoksia karena ventilator.

Alat ini cocok untuk pasien dengan pola nafas pendek dan pasien dengan PPOK

yang mengalami hipoksia karena ventilator.

Sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi (High flow low concentration). (aliran 2-10 liter/menit

Bag and Mask / resuscitator manual

Keuntungan◦ Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan /

tepat sesuai dengan petunjuk pada alat.◦ FiO2 tidak dipengaruhi oleh pola ventilasi, serta

dapat diukur dengan O2 analiser.◦ Temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol.◦ Tidak terjadi penumpukan CO2.

KerugianHarus diikat dengan kencang untuk mencegah oksigen mengalir kedalam mata.Tidak memungkinkan makan atau batuk, masker harus dilepaskan bila pasien makan, minum, atau minum obat.Bila humidifikasi ditambahkan gunakan udara tekan sehingga tidak mengganggu konsentrasi O2.

Digunakan pada pasien : Cardiac arrest Respiratory failure Sebelum, selama dan sesudah suction Gas

flows 12 – 15 liter, selama resusitasi buatan, hiperinflasi / bagging, kantong resusitasi dengan reservoir harus digunakan untuk memberikan konsentrasi oksigen 74 % - 100 %.

Kekuatan pemijatan menentukan volume tidal ( VT ).

Jumlah pijatan permenit menentukan frekuensi Kekuatan dan frekuensi menentukan aliran

puncak.

keracunan oksigen, saluran pernafasan akan teriritasi,

menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk,

displasia bronkopulmonal, fibroplkasia retrolental iritasi trakeobronkial, kedutan otot, bunyi berdering dalam telinga, rasa pening, kejang dan koma.

Astowo. Pudjo. 2005. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta.

Ikawati, Z. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pernapasan. PDF. Rohsiswatmo, R. 2010. Terapi Oksigen Pada Neonatus. Divisi Perinatologi Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCMk FKUI – RSCM. Jakarta.

Rogayah, R. 2009. The Principle Of Oxigen Therapy. Departemen Pulmonologi Dan Respiratori FK UI. Jakarta.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi bahasa Indonesia, vol. 8. EGC. Jakarta.

Astowo. Pudjo. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta. 2005

Ganong, F. William. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 20. EGC. Jakarta.

Latief, A. Said. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intesif. Jakarta.