129
PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh Yohanes Hendri Eko Prihono NIM : 131434035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

  • Upload
    phamthu

  • View
    234

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

PENGARUH KONSENTRASI MOLASE

TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE

CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Yohanes Hendri Eko Prihono

NIM : 131434035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

i

PENGARUH KONSENTRASI MOLASE

TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE

CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh

Yohanes Hendri Eko Prihono

NIM : 131434035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

ii

SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI MOLASE

TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE

CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN

Yang diajukan oleh :

Yohanes Hendri Eko Prihono

NIM : 131434035

telah disetujui oleh :

Pembimbing,

Retno Herrani, M.Biotech Tanggal : 2 Mei 2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

iii

SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI MOLASE

TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE

CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Yohanes Hendri Eko Prihono

NIM : 131434035

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Program Pendidikan Biologi

JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal : 19 Mei 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. ........................

Sekretaris : Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. ........................

Anggota : Retno Herrani, M.Biotech. ........................

Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. ........................

Anggota : Puspita Ratna Susilawati, M.Sc. ........................

Yogyakarta, 19 Mei 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Rohandi, Ph.D.

P.1252

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

iv

MOTTO

“Duc in Altum”

“Urip kudu urup”

“Musuh sekaligus sahabat terbesar adalah apa yang ada dalam diri kita”

Karya ini kupersembahkan untuk :

• Tuhan Yang Maha Esa

• Orang tua tercinta

• Saudara – saudaraku

• Pacar seperjuangan

• Teman-teman sepenanggungan

• Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Mei 2017

Penulis,

Yohanes Hendri Eko Prihono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta :

Nama : Yohanes Hendri Eko Prihono

NIM : 131434035

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH KONSENTRASI MOLASE TERHADAP PRODUKTIVITAS

DAN KARAKTERISTIK NATA DE CASSAVA DENGAN KECAMBAH

SEBAGAI SUMBER NITROGEN

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama

mencantumkan saya sebagai penulis.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal :19 Mei 2017

Yang menyatakan,

Yohanes Hendri Eko Prihono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas karunia Tuhan yang Maha Kuasa melalui kuasa, rahmat

dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Konsentrasi Molase Terhadap Produktifitas dan Karakteristik Nata de

Cassava dengan Kecambah sebagai Sumber Nitrogen”.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar

sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini tidak akan selesai

tanpa bantuan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

berperan mengatasi berbagai masalah yang ada selama penelitian ini. Untuk itu

penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, selaku rektor

Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku dekan FKIP

3. Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA

4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Biologi

5. Ibu Retno Herrani Setyati, M.Biotech selaku dosen pembimbing yang

tidak pernah bosan memberikan arahan, bimbingan, waktu dalam

penulisan skripsi ini.

6. Ibu Yoanni Maria Lauda Feroniasanti, M.Sc selaku dosen yang turut

membimbing dalam penulisan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

viii

7. Bapak Agus Handoyo dan Warsono selaku laboran yang memfasilitasi

terlaksananya penelitian ini.

8. Kedua orang tua tercinta yang mendukung secara moral maupun moril

selama penulisan skripsi ini.

9. Saudara- saudaraku yang mendukung terselesaikannya penelitian ini.

10. Anastia Aryantie selaku pacar seperjuangan yang memberikan

dukungan selama penulisan skripsi ini.

11. Ananta, Yogi, Siwi, Paulina, Christi, Heronimus, Br.Dieng yang

membantu selama proses penelitian.

12. Angkatan Pbio 2014 selaku panelis dalam penelitian ini.

13. Teman-teman Pbio angkatan 2013 sepenanggungan yang selalu saling

menyemangati.

14. Semua pihak yang terlibat terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini masih

terdapat banyak kekurangan sehingga terbuka pintu atas kritik dan saran berbagai

pihak yang karakteristiknya membangun dalam rangka kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 7 April 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

ix

PENGARUH KONSENTRASI MOLASE

TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KARAKTERISTIK NATA DE

CASSAVA DENGAN KECAMBAH SEBAGAI SUMBER NITROGEN

Yohanes Hendri Eko Prihono

131434035

Abstrak

Nata banyak mengandung serat yang membantu proses pencernaan

makanan. Acetobacter xylinum membutuhkan sumber karbon berupa sukrosa

untuk membentuk selulosa. Molase merupakan limbah industri gula pasir yang

masih mengandung sukrosa 30% sehingga berpotensi sebagai sumber karbon

alternatif. Limbah cair pengolahan tepung tapioka mengandung karbohidrat

sekitar 68% sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata.

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan molase terhadap

rendemen, ketebalan, uji organoleptik dan mengetahui konsentrasi molase yang

menghasilkan nata paling tebal, persentase rendemen paling tinggi, untuk

mengetahui tanggapan panelis terhadap nata de cassava yang dihasilkan.

Perlakuan dibagi menjadi: M1 (10%), M2 (15%), dan M3 (20%)

berdasarkan konsentrasi molase, sedangkan kontrol menggunakan gula pasir. Data

yang diperoleh berupa data kuantitatif meliputi ketebalan dan rendemen nata de

cassava dan data kualitatif meliputi hasil uji organoleptik terhadap warna, rasa,

aroma, tekstur dan kesukaan 20 panelis terhadap nata yang dihasilkan. Data

kuantitatif dianalisis menggunakan uji Anova one factor, sedangkan data kualitatif

dianalisis dengan mendeskripsikan rerata skor yang dihasilkan.

Penggunaan molase berdasarkan uji Anova one factor berpengaruh secara

tidak signifikan terhadap ketebalan dan rendemen tetapi dapat dijadikan sebagai

sumber karbon alternatif dalam pembuatan nata de cassava. Konsentrasi molase

yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase rendemen paling tinggi

adalah M3 (20%). Semakin tinggi konsentrasi molase yang diberikan

mengakibatkan warna nata menjadi semakin cokelat dengan aroma seperti gula

karamel yang hangus. Penggunaan molase menghasilkan nata yang mendapatkan

tanggapan panelis kurang baik dibandingkan kontrol.

Kata kunci : nata de cassava, molase, limbah cair pengolahan tepung tapioka,

kecambah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

x

THE INFLUENCE OF MOLASSES CONSENTRATION

TO THE NATA DE CASSAVA PRODUCTIVITY AND CHARACTERISTIC

WITH THE SPROUTS AS THE NITROGEN SOURCE

Yohanes Hendri Eko Prihono

131434035

Abstract

Nata contain fibers which help digestive system. Acetobacter xylinum

needs carbon source like sukrosa to form cellulose. Molase is an industrial white

sugar waste which contains 30% of sukrose and potentially become alternative

carbon source. Liquid waste of tapioca powder contain around 68% of

carbohydrates so that can be used as raw material of nata production. The aims

of the research was to know the influence of molase toward rendemen, thickness,

organoleptic test and to know molase’s consentration wich produced nata that

was the most thick, the most highest of rendemen persentation, to find out the

panelist response to the resulting nata de cassava.

The treatment is divided into M1 (10%), M2 (15%), M3 (20%) base on

molase consentration, and white sugar used as control. Data which are collected

are quantitative data including the thickness, rendemen of nata de cassava and

qualitative including organoleptic test toward color, taste, smell, texture,

prevelience of 20 panelist toward nata which is produced. Quantitative data is

analyzed using annova one factor, meanwhile qualitative data is analyzed by

describing mean score.

The use of molase according to anova one factor test was influenced not

signifikan toward the thickness and rendemen nata de cassava but can be used as

alternative carbon source of nata production. Molase’s consentration which

produce the most thickness nata and the highest rendemen persentation was M3

(20%). The more highest molase’s consentration which was given caused nata’s

colour more brown with aroma like scorched sugar caramel. The use of molase

produce nata which was less good according to panelists compare to control.

Keywords : nata de cassava, molasses, liquid waste of tapioca powder, sprouts

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii

HALAMAN MOTTO............................................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK...............................................................vi

KATA PENGANTAR.......................................................................................... vii

ABSTRAK............................................................................................................. ix

ABSTRACT........................................................................................................... x

DAFTAR ISI.......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Teori yang terkait

1. Nata...................................................................................................... 8

2. Mikroorganisme pembentuk nata....................................................... 11

3. Proses pembuatan nata dan pengendaliannya..................................... 18

4. Molase................................................................................................. 20

5. Singkong............................................................................................. 22

6. Limbah cair tapioka............................................................................. 23

7. Kecambah kacang hijau..................................................................... 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

xii

8. Uji organoleptik.................................................................................. 25

B. Penelitian yang relevan

C. Kerangka berpikir..................................................................................... 28

D. Hipotesis................................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian.......................................................................................... 31

B. Batasan Masalah....................................................................................... 32

C. Desain penelitian....................................................................................... 32

D. Alat dan bahan.......................................................................................... 34

E. Cara kerja.................................................................................................. 34

F. Analisis data.............................................................................................. 38

G. Rancangan pemanfaatan hasil penelitian dalam pembelajaran................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Data kuantitatif

1. Ketebalan nata.................................................................................... 39

2. Rendemen nata.................................................................................... 42

B. Data kualitatif

1. Warna...................................................................................................45

2. Tekstur.................................................................................................48

3. Aroma..................................................................................................50

4. Rasa.................................................................................................... 52

5. Kesukaan............................................................................................ 55

C. Rancangan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran.....................56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................... 58

B. Saran......................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 60

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Syarat mutu nata................................................................................... 10

Tabel 2.2 Kandungan molase................................................................................ 22

Tabel 2.3 Kandungan gizi singkong...................................................................... 23

Tabel 3.1 Perlakuan nata....................................................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir................................................................... 29

Gambar 3.1 Pengambilan sampel pengukuran nata de cassava........................... 37

Gambar 4.1 Rerata nilai ketebalan nata de cassava............................................. 39

Gambar 4.2 Rerata nilai rendemen nata de cassava............................................. 43

Gambar 4.3 Rerata ketertarikan warna nata de cassava....................................... 46

Gambar 4.4 Rerata ketertarikan tekstur nata de cassava...................................... 48

Gambar 4.5 Rerata ketertarikan aroma nata de cassava........................................50

Gambar 4.6 Rerata nilai rasa nata de cassava...................................................... 52

Gambar 4.6 Rerata nilai kesukaan nata de cassava.............................................. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto cara kerja pembuatan nata de cassava..................................... 63

Lampiran 2. Uji anova rendemen dan ketebalan nata de cassava........................ 66

Lampiran 3. Kuisioner uji organoleptik nata de cassava..................................... 70

Lampiran 4. Informasi panelis uji organoleptik.................................................... 72

Lampiran 5. Silabus.............................................................................................. 73

Lampiran 6. Rancangan pelaksanaan pembelajaran............................................. 78

Lampiran 7. Lembar kerja siswa........................................................................... 93

Lampiran 8. Instrumen dan rubrik penilaian....................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Singkong (Manihot esculenta) dikenal masyarakat dengan nama lain

ketela pohon. Tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan, tumbuh subur di

daerah sub tropis dan tropis. Masyarakat Indonesia telah mengenal tanaman ini

sebagai salah satu sumber pangan dan pakan ternak. Daerah budidaya singkong

yang cukup besar di Indonesia adalah Lampung dan Sumatera Utara, Jawa, dan

Sulawesi Selatan. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), produksi

singkong Indonesia pada tahun 2015 adalah 21,8 juta ton. Tingginya produksi

singkong ini sebanding dengan pemanfaatannya sebagai bahan makanan.

Bagian yang biasa dimanfaatkan yaitu bagian daging umbi dan daun. Umbi

singkong telah banyak diolah menjadi aneka produk antara lain; tepung

singkong, tepung tapioka, tepung mocaf, bioetanol, sorbitol, gula cair,

monosodium glutamat, tiwul dan berbagai produk pangan lainnya sedangkan

daun singkong digunakan sebagai bahan dasar sayuran.

Industri pengolahan umbi singkong menjadi tepung tapioka di

Indonesia pada umumnya tidak menggunakan sistem yang tepat dalam

mengolah limbah sehingga menyebabkan berbagai permasalahan bagi

lingkungan sekitar. Menurut penuturan warga Dusun Tulung, Pundong, Bantul,

limbah cair yang dihasilkan pada proses pengendapan pati yang dapat

menyebabkan aroma tidak sedap dan berbagai sumber penyakit seperti gatal-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

2

gatal apabila tersentuh oleh kulit secara langsung. Air sisa pengendapan pati

mempunyai potensi menjadi bahan baku pangan karena kandungan karbohidrat

tinggi sekitar 68 % (Naufalin, 2002). Salah satu alternatif pemanfaatan limbah

cair tepung tapioka adalah mengolah menjadi nata yang disebut nata de

cassava.

Ketersediaan limbah cair tapioka sebagai bahan pembuat nata

melimpah dan mudah didapat. Berdasarkan pengamatan di salah satu pembuat

pati tapioka yang terletak di Dusun Nangsri, Pundong, Bantul, untuk

memproduksi pati tapioka dari 2 kuintal singkong akan menghasilkan limbah

cair sebanyak 300 liter. Di Pundong, terdapat sekitar 120 pembuat pati tapioka

dengan kapasitas produksi sekitar 4 kuintal singkong dalam sebuah industri

rumah tangga sehingga dihasilkan jumlah limbah cair sebanyak 72.000 liter.

Nata de cassava merupakan inovasi baru produk makanan berserat

yang bersaing dalam industri makanan di Indonesia. Nata de cassava

merupakan jenis makanan terdiri dari selulosa (dietary fiber) yang dihasilkan

dari limbah cair tepung tapioka melalui proses fermentasi yang melibatkan

bakteri A. xylinum. Karakteristik nata pada umumnya berwarna putih, kenyal

dan transparan dengan bentuk padat. Nata dapat dimanfaatkan sebagai bahan

makanan fungsional untuk keperluan diet, memperbaiki proses pencernaan

karena sebagai sumber serat yang baik dan berfungsi untuk mengatasi

kelebihan kolesterol. Umumnya, nata yang sering dijumpai di pasaran adalah

nata de coco yaitu nata dengan bahan dasar air kelapa. Air kelapa berfungsi

sebagai media pertumbuhan bakteri A. xylinum karena nutrisinya lengkap dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

3

sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Limbah cair tapioka dapat dimanfaatkan

sebagai media dalam pembuatan nata sama seperti air kelapa karena

mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi.

Proses fermentasi nata melibatkan aktivitas bakteri A. xylinum yang

membutuhkan nutrisi meliputi jumlah karbon dan nitrogen dalam proses

pertumbuhannya. Nutrisi tersebut tidak cukup hanya berasal dari media yang

digunakan. Salah satu nutrisi yang penting dalam proses metabolisme bakteri

adalah sumber nitrogen yang ditambahkan dalam media fermentasi. Sumber

nitrogen yang digunakan umumnya berasal dari urea atau ZA dikarenakan

harganya yang murah. Namun sumber nitrogen ini bukan merupakan bahan

makanan alami. Penggunaan sumber nitrogen dari pupuk urea tidak

membahayakan bagi kesehatan karena jumlah yang digunakan sedikit dan

habis terpakai oleh bakteri dalam proses metabolisme. Namun, masyarakat

sudah mempunyai pola pikir yang beralih menggunakan bahan alami sehingga

terdapat kekhawatiran tidak aman jika mengkonsumsi nata yang menggunakan

sumber nitrogen anorganik dari urea. Oleh karena itu, penggunaan sumber

nitrogen anorganik perlu diganti sumber nitrogen organik yang salah satunya

berasal dari sari kecambah kacang hijau.

Menurut Triyono et al. (2010) kacang hijau (Phaseolus radiatus)

memiliki kandungan protein berkisar antara 20-35 %. Saat berkecambah

kandungan protein tauge kacang hijau akan meningkat dibandingkan

kandungan awal pada biji yang disebabkan sintesa protein menjadi asam

amino. Selama proses perkecambahan sehingga sangat berpeluang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

4

sebagai sumber nitrogen alami yang baik dalam pembuatan nata (Ernawati,

2012). Menurut Melina (2016) dalam penelitiannya menerangkan bahwa

penggunaan jus kecambah kacang hijau berpengaruh terhadap ketebalan dan

rendemen nata de besusu.

Nutrisi lain yang digunakan untuk perkembangan bakteri A. xylinum

adalah sumber karbon. Dalam proses pembuatan nata biasanya digunakan gula

tebu sebagai sumber karbonnya. Namun harga gula tebu di Indonesia lumayan

tinggi yaitu Rp12.000,00/kg sehingga membuat biaya produksi pada industri

penghasil nata meningkat. Oleh karena itu diperlukan alternatif sumber karbon

yang lain untuk mengatasi ketergantungan pemakaian gula tebu. Penggunaan

molase sebagai sumber karbon merupakan salah satu alternatif pengganti gula

pasir. Pada industri pembuatan gula tebu, proses pemutihan gula akan

menghasilkan produk sampingan berupa cairan kental berwarna cokelat yang

disebut molase. Molase umumnya belum banyak dimanfaatkan sehingga hanya

dibuang dalam bentuk limbah. Salah satu contoh pemanfaatan molase adalah

sebagai bahan baku dalam industri fermentasi alkohol. Menurut Simanjuntak

(2009), molase mempunyai total gula yang cukup tinggi yaitu sekitar 40-55%.

Menurut Tjandra (2001), dalam molase juga terkandung sejumlah mineral dan

vitamin yang dapat berperan sebagai koenzim yang diperlukan untuk

mengontrol kerja enzim ekstraseluler dari bakteri A. xylinum. Kelebihan

pemanfaatan molase sebagai sumber karbon adalah lebih ekonomis dan bahan

yang melimpah ketersediaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

5

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irdawati et al. (2013),

konsentrasi molase memberikan pengaruh paling nyata terhadap ketebalan nata

pada teh kombucha sehingga menjadi dasar penggunaan molase pada

penelitian ini. Perbedaan penelitian ini dibanding penelitian yang dilakukan

oleh Irdawati et al. (2013) adalah mengenai variabel terikat dan bahan dasar

yang digunakan. Variabel terikat dalam penelitian ini selain ketebalan nata

adalah rendemen dan terdapat uji organoleptik untuk melihat tanggapan panelis

mengenai nata yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan bahan dasar

limbah cair tapioka sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Irdawati et

al. (2013) menggunakan teh kombucha sebagai bahan dasar pembuatan nata.

Permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan molase sebagai sumber

karbon adalah bakteri A. xylinum tidak dapat tumbuh pada media dengan total

gula lebih dari 40% sedangkan molase mempunyai total gula 40-55% (Tjandra,

2001). Total gula ini belum termasuk total gula yang terdapat dalam limbah

cair tepung tapioka yang merupakan media pertumbuhan bakteri. Dalam

rangka mengatasi permasalahan tersebut perlu diketahui berapa konsentrasi

molase supaya menghasilkan karakteristik nata de cassava yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul:

Pengaruh Variasi Konsentrasi Molase Terhadap Produktivitas dan

Karakteristik Nata de cassava Dengan Kecambah Sebagai Sumber

Nitrogen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap karakteristik

fisik (rendemen dan ketebalan) nata de cassava ?

2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap karakteristik

organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur dan kesukaan) nata de cassava ?

3. Berapakah konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan

persentase rendemen paling tinggi?

4. Bagaimanakah tanggapan panelis terhadap nata de cassava yang

dihasilkan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap

karakteristik fisik (rendemen dan ketebalan) nata de cassava.

2. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi molase terhadap

karakteristik organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur dan kesukaan) nata

de cassava.

3. Untuk mengetahui konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling

tebal dan persentase rendemen paling tinggi.

4. Untuk mengetahui tanggapan panelis terhadap nata de cassava yang

dihasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan pengalaman dan pengetahuan baru tentang

pemanfaatan molase sebagai sumber karbon dalam pembuatan nata.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan wawasan tentang pemanfaatan limbah cair tapioka sebagai

bahan dasar dalam pembuatan nata dan penggunaan molase sebagai

sumber karbon dalam pembuatan nata yang bernilai ekonomis.

3. Bagi Perkembangan Ilmu

Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan sebagai

salah satu alternatif bahan ajar/praktikum dalam materi bioteknologi

mengenai penggunaan molase sebagai pengganti gula dan penggunaan sari

kecambah kacang hijau sebagai sumber nitrogen pada pembuatan nata de

cassava.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori yang Terkait

1. Nata

Nata adalah makanan hasil fermentasi berbentuk gel, padat, kokoh,

kuat, putih, dan kenyal yang mengapung pada permukaan media yang

mengandung gula dan asam. Nata dihasilkan oleh aktivitas bakteri

Acetobacter xylinum (Salim, 2012). Nata banyak mengandung serat,

selulosa dan protein. Protein yang terkandung dalam nata berasal dari

bakteri A. xylinum yang terperangkap di antara susunan benang-benang

selulosa. Oleh karena itu, nata juga dapat digolongkan sebagai probiotik

(Pambayun, 2002).

Nata merupakan makanan pencuci mulut (desert) yang bermanfaat

bagi kesehatan dalam membantu pencernaan yang terjadi dalam usus halus

dan penyerapan air dalam usus besar. Nata sering dijumpai banyak

digunakan sebagai campuran pokok minuman kemasan siap saji yang

banyak dijumpai di warung, toko, hingga supermarket. Di Indonesia,

produk minuman kemasan berbahan baku nata banyak digemari dari

kalangan anak-anak hingga orang dewasa (Salim, 2012). Nata sangat baik

apabila diolah menjadi makanan atau minuman penyegar, karena nata

mengandung serat pangan (dietary fibre). Nata baik digunakan sebagai

makanan diet karena kandungan kalori yang rendah pada nata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

9

mengakibatkan makanan ini tepat sebagai makanan diet. Nata memiliki

daya tarik yang tinggi karena mempunyai penampilan warna putih agak

bening, tekstur kenyal, aroma segar (Litbang, 2011).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Biologi LIPI,

kandungan gizi nata per 100 g nata yaitu 80% air, 20 g karbohidrat, 146

kal kalori, 20 g lemak, 12 mg kalsium, 2 mg fosfor, dan 0,5 mg ferrum

(besi). Kandungan gizi 100 g nata yang dikonsumsi dengan sirup adalah

67,7 % air, 12 mg kalsium, 0,2 % lemak, 2 mg fosfor (jumlah yang sama

untuk vitamin B1 dan protein), 5 mg zat besi dan 0,01 mikrogram

Riboflavin (Wardah dkk, 2014).

Syarat-syarat mutu nata menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Syarat Mutu Nata SNI 01-4317-1996

NO Jenis Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

1.1 Bau - Normal

1.2 Rasa - Normal

1.3 Warna - Normal

1.4 Tekstur - Normal

2 Bahan asing - Tidak Boleh ada

3 Bobot tuntas % Min. 50

4 Jumlah gula (dihitung

sebagai sukrosa)

% Min. 15

5 Serat makanan % Maks. 4,5

6 Berat tambahan makanan

6.1 Pemanis buatan

Sakarin Tidak boleh ada

Siklamat Tidak boleh ada

6.2 Pewarna tambahan Sesuai SNI 01-0222-1995

6.3 Pengawet (Na Benzoat) Sesuai SNI 01-0222-1995

7 Cemaran logam

7.1 Timbal mg/kg Maks. 0,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

10

NO Jenis Uji Satuan Persyaratan

7.2 Tembaga mg/kg Maks. 2

7.3 Seng mg/kg Maks. 5,0

7.4 Timah mg/kg Maks. 40/250,5

8 Cemaran arsen Maks. 0,1

9 Cemaran mikroba:

9.1 Angka lempeng total koloni/g Maks. 2,0 x 102

9.2 Coliform AMP/g < 3

9.3 Kapang koloni/g Maks. 50

9.4 Khamir koloni/g Maks. 50

Sumber: SNI 01-4317-1996

2. Mikroorganisme Pembentuk Nata

2.1 Klasifikasi A. xylinum

Mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan nata adalah

A. xylinum. Berdasarkan klasifikasi ilmiah, bakteri A. xylinum termasuk

dalam:

Kingdom :Bacteria

Phylum :Proteobacteria

Class :Alpha Proteobacteria

Order :Rhodospirillales

Family :Psedomonadaceae

Genus :Acetobacter

Species :Acetobacter xylinum

(Salim, 2012)

2.2 Sifat-sifat Acetobacter xylinum

2.2.1 Sifat morfologi

Bakteri A. xylinum termasuk dalam golongan genus

Acetobacter yang mempunyai ciri-ciri obligat aerobik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

11

mikroaerofilik, berbentuk batang pendek atau kokus, panjang

kurang lebih 2 mikron, membentuk kapsul, tidak membentuk

spora, bersifat non motil, termal death point pada suhu 65-70℃,

tidak membentuk spora dan permukaan dindingnya berlendir.

Bakteri ini dapat membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel

(Salim, 2012). Pada kultur sel yang masih muda, individu sel

berada soliter dan transparan. Koloni yang sudah tua membentuk

lapisan menyerupai gelatin yang kokoh setelah 48 jam inokulasi

(Ernawati, 2012).

2.2.2 Sifat Fisiologi

Bakteri A. xylinum membentuk asam dari glukosa, etil

alkohol dan propil alkohol, tidak membentuk indol dan

mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat menjadi CO2

dan H2O. Sifat yang paling menonjol dari bakteri ini adalah

mempunyai kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa hingga

menjadi selulosa. Selanjutnya, selulosa tersebut membentuk

matrik yang dikenal sebagai nata. Bakteri A. xylinum dapat

tumbuh optimal pada media dengan nilai pH 4,3. Bakteri ini dapat

tumbuh pada rentang suhu 28℃-31℃ akan tetapi tumbuh optimal

pada suhu 30℃. Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi sifat

fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi,

derajat keasaman, ketersediaan oksigen dan temperatur

(Pambayun, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

12

2.3 Pertumbuhan Sel

A. xylinum pada umumnya mengalami pertumbuhan dalam 4

fase, yaitu fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan

stasioner, fase pertumbuhan tetap dan fase kematian. Fase

pertumbuhan A. xylinum menurut Pambayun (2002) adalah sebagai

berikut:

2.3.1 Fase Adaptasi

Pada fase ini, bakteri akan menyesuaikan diri dengan

substrat dan lingkungan yang baru. Meskipun tidak mengalami

perbanyakan sel, pada fase ini terjadi aktivitas metabolisme dan

pembesaran sel. Lama fase ini ditentukan oleh ketersediaan

nutrisi dalam medium, lingkungan yang mendukung

pertumbuhan dan jumlah inokulum. Fase adaptasi ini bagi A.

xylinum dicapai antara 0-24 jam atau sekitar 1 hari sejak

inokulasi.

2.3.2 Fase Pertumbuhan Awal

Pada fase ini, sel mulai membelah dengan kecepatan

rendah dan menandai diawalinya fase pertumbuhan

eksponensial. Waktu yang dibutuhkan fase ini hanya beberapa

jam.

2.3.3 Fase Pertumbuhan Eksponensial

Fase ini ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat.

Pada A. xylinum, fase ini dicapai dalam waktu 1-5 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

13

tergantung kondisi lingkungannya. Pada fase ini A. xylinum

mengeluarkan enzim ekstraseluler polimerase dalam jumlah

banyak untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa. Fase

ini menentukan tingkat kecepatan pembentukan nata.

2.3.4 Fase Pertumbuhan Lambat

Pada fase ini umur sel telah tua dan nutrisi mulai berkurang.

Terdapat proses metabolik yang bersifat toksik sehingga dapat

menghambat pertumbuhan bakteri. Pada fase ini jumlah sel yang

tumbuh masih lebih banyak daripada jumlah sel yang mati.

2.3.5 Fase Pertumbuhan Tetap

Pada fase ini jumlah sel yang tumbuh sama dengan

jumlah sel yang mati karena kekurangan nutrisi, umur sel

semakin tua dan pengaruh metabolik toksik lebih besar. Pada

fase ini sel mempunyai ketahanan terhadap lingkungan ekstrim

apabila dibandingkan dengan ketahanannya pada fase yang lain.

Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini.

2.3.6 Fase Menuju Kematian

Pada fase ini nutrisi dalam media mulai habis dan sel

kehilangan banyak energi cadangannya sehingga bakteri mulai

mengalami kematian.

2.3.7 Fase Kematian

Pada fase ini sel A. xylinum mengalami lisis dan

melepaskan komponen yang terdapat di dalamnya sehingga sel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

14

dengan cepat mengalami kematian. Fase ini terjadi setelah hari

ke 8-15.

2.4 Aktivitas A. xylinum pada Fermentasi Nata

Bakteri A. xylinum akan memecah sukrosa ekstraseluler dalam

media menjadi glukosa dan fruktosa. Bakteri A. xylinum merombak

gula untuk mendapatkan energi yang diperlukan bagi metabolisme sel.

Senyawa glukosa dan fruktosa dikonsumsi sebagai bahan metabolisme

sel. Fruktosa selain sebagai sumber energi juga berperan sebagai

induser bagi sintesis enzim ekstraseluler polimerase yang bekerja

menyusun benang-benang nata. A. xylinum juga mampu

mempolimerisasi senyawa glukosa menjadi polisakarida yang dikenal

dengan selulosa ekstraseluler.

Pembentukan nata diawali dengan pembentukan lembaran

benang-benang selulosa. Selanjutnya bakteri A. xylinum membentuk

mikrofibril selulosa di sekitar permukaan tubuhnya hingga

membentuk serabut selulosa yang sangat banyak dan mencapai

ketebalan tertentu. Susunan selulosa tersebut akan tampak seperti

lembaran putih transparan dengan permukaan licin dan halus yang

disebut nata (Pambayun, 2002).

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan A. xylinum

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan

optimalitas produksi selulosa dari A. xylinum dan sifat fisiologi dalam

pembentukan nata adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

15

2.5.1 Sumber Karbon

Sumber karbon yang dapat digunakan dalam fermentasi

nata adalah senyawa karbohidrat yang tergolong disakarida dan

monosakarida. Pembentukan nata dapat terjadi apabila dalam

media mengandung glukosa, sukrosa dan laktosa. Sementara

yang paling banyak digunakan adalah sukrosa atau gula pasir.

Penambahan sukrosa yang berlebihan dapat menciptakan limbah

baru berupa sisa sukrosa tersebut, sedangkan penambahan yang

terlalu sedikit menyebabkan A. xylinum tidak dapat tumbuh

secara optimal (Pambayun, 2002). A. xylinum tidak dapat

tumbuh pada media dengan total gula melebihi 40% (Tjandra,

2001).

2.5.2 Sumber Nitrogen

Sumber nitrogen yang digunakan dalam pertumbuhan

nata dapat berasal dari bahan organik dan umumnya anorganik.

Sumber nitrogen anorganik yang ditambahkan adalah

ammonium sulfat atau amonium nitrat, sedangkan sumber

nitrogen organik berupa protein dan ekstrak yeast. Sumber

nitrogen anorganik tersedia berupa gas ammonia dan nitrat,

sedangkan sumber nitrogen organik ditambahkan dalam bentuk

protein (Pambayun, 2002). Menurut Atmaka dan Sudadi dalam

Ernawati (2012) ekstrak yeast dapat diganti dengan ekstrak

kecambah. Pada kecambah kacang hijau mempunyai kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

16

protein yang tinggi sehingga dapat mendukung pertumbuhan A.

xylinum secara optimal.

2.5.3 Temperatur

Berdasarkan kebutuhannya terhadap suhu, A. xylinum

termasuk ke dalam jenis bakteri mesofil, yang hidup pada suhu

ruang. Suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri ini adalah 28℃–

31℃. Pada suhu di atas 40℃ A. xylinum akan mengalami

kematian sedangkan apabila suhu di bawah 28℃ maka

pertumbuhan bakteri akan terhambat (Pambayun, 2002).

2.5.4 Ketersediaan Oksigen

A. xylinum termasuk mikrobia aerobik sehingga dalam

pertumbuhan, perkembangan, dan aktivitasnya sangat

memerlukan oksigen. Apabila bakteri ini kekurangan oksigen

maka akan mengalami gangguan dalam pertumbuhannya dan

jika kekurangan oksigen terlalu ekstrem maka akan

mengakibatkan kematian (Pambayun, 2002).

2.5.5 Tingkat Keasaman

A. xylinum sangat cocok tumbuh dalam suasana asam

(pH 4,3), tetapi masih bisa tumbuh dalam kisaran pH 3,5 – 7,5.

Apabila kondisi lingkungan dalam keadaan basa maka bakteri

ini akan mengalami gangguan proses metabolisme selnya

(Pambayun, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

17

2.5.6 Konsentrasi dan Starter

Menurut Rahman (1992) dalam Melina (2016), A.

xylinum adalah starter yang lebih produktif dibandingkan starter

yang lainnya, sedangkan konsentrasi starter yang diinokulasikan

paling baik adalah 10%.

3. Proses Pembuatan Nata dan Pengendaliannya

Tahap pembuatan nata menurut Pambayun (2002) terdiri atas

beberapa kegiatan sebagai berikut:

3.1 Penyaringan

Penyaringan dapat dilakukan dengan penyaring plastik, tetapi

lebih baik dengan penyaring kain jenis mori seperti yang digunakan

dalam penyaringan kedelai pada saat pembuatan tahu. Penyaringan

bertujuan untuk memisahkan kotoran yang tercampur dalam substrat.

Penyaringan dilakukan saat substrat akan dituangkan ke dalam panci

ataupun dandang perebus.

3.2 Penambahan Gula Pasir dan Amonium Sulfat (ZA)

Perbandingan antara gula dan ZA yang ditambahkan

merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam proses

pembuatan nata. Penambahan gula pasir minimal 2,5 % sedangkan

untuk amonium sulfat (ZA) sebanyak 0,5 %. Penambahan gula pasir

dan ZA dilakukan pada saat substrat dipanaskan, sambil diaduk

hingga larut merata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

18

3.3 Perebusan

Perebusan dilakukan sampai mendidih menggunakan panci

besar. Setelah mendidih, perebusan dipertahankan hingga 15 menit

untuk memastikan mikrobia kontaminan telah mati dan gula pasir

beserta ZA telah larut.

3.4 Penambahan Cuka

Tujuan penambahan asam asetat adalah untuk menurunkan pH

substrat sampai mencapai 4,3. Presentase penambahan asam asetat

dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat keasaman (pH) awal dari

substrat sebelum digunakan serta jenis kepekatan asam yang

ditambahkan.

3.5 Pendinginan

Pendinginan dilakukan dengan membiarkan cairan selama satu

malam dalam nampan. Pendinginan selama satu malam juga

digunakan untuk melihat ada tidaknya kontaminan pada cairan.

Setelah cairan dingin dilanjutkan dengan inokulasi bibit nata.

3.6 Pemberian Bibit (Inokulasi)

Saat pemberian bibit bagian cairan media maupun media tidak

boleh tersentuh oleh tangan. Inokulasi cukup dilakukan di salah satu

sudut nampan dan tidak diaduk. Setiap satu botol bibit dengan volume

600 ml, digunakan untuk 5-6 nampan yang setiap nampan berisi

sekitar 1 liter cairan media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

19

3.7 Fermentasi (Pemeraman)

Bibit nata akan berkembang dengan pesat setelah proses

inokulasi hingga hari kelima. Fermentasi dilakukan dalam nampan-

nampan plastik yang disusun di atas rak-rak fermentasi. Rak

fermentasi diletakkan di tempat yang bebas dari getaran dan agak jauh

dari posisi ventilasi ruangan. Pada hari ke delapan dari hari inokulasi

seluruh substrat sudah berubah menjadi nata.

3.8 Pemanenan dan Pasca Fermentasi

Pemanenan dilakukan pada hari ke 7-8 setelah proses inokulasi.

Penundaan pemanenan bisa ditolerir sampai hari ke 14. Jika fermentasi

berjalan sempurna maka pada saat pemanenan dalam nampan hanya ada

nata dan tidak tersisa air. Selanjutnya proses pencucian terhadap setiap

lembaran nata. Lembaran nata yang sudah bersih diiris-iris hingga

bentuk irisan nata yang berukuran sekitar 1 cm3. Nata yang telah diiris-

iris tersebut dipanaskan dengan direbus selama sekitar 5 menit.

Pemanasan bertujuan untuk menghentikan aktivitas A. xylinum dan

menurunkan kadar asam asetat. Setelah perebusan, selanjutnya

dilakukan perendaman air dingin selama 3 hari dengan mengganti air

perendaman setiap hari dengan air yang baru. Nata yang telah direndam

selama 3 hari telah siap dimasak sebagai bahan campuran minuman.

4. Molase

Molase (tetes) merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir

yang masih mengandung gula dan asam-asam organik. Molase berbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

20

cairan kental dengan warna cokelat gelap, berbau karamel tidak

menyengat, mempunyai nilai pH asam sekitar 5 yang disebabkan oleh

adanya asam-asam organik bebas dan mempunyai titik didih di atas 1000C.

Molase memiliki kandungan sukrosa sekitar 30% di samping gula

reduksi sekitar 25% berupa glukosa dan fruktosa. Sukrosa dalam molase

merupakan komponen yang tidak dapat dikristalkan karena mempunyai

nilai Sucrose Reducing sugar Ratio yang rendah berkisar antara 0,98 –

2,06. Brix dalam molase sebesar 88,6%, polarisasi sebesar 31,09%, kadar

abu 7,73% (Puspitasari, 2008).

Tingginya kandungan gula pada molase membuat molase sering

dijadikan sebagai tambahan sumber karbohidrat pada medium

pertumbuhan mikroorganisme. Molase selain dapat digunakan sebagai

bahan dasar pembuatan biogas, juga dapat digunakan sebagai bahan dasar

pembuatan etanol. Pemanfaatan molase dalam skala industri masih

terbatas menjadi alkohol dan MSG (Mono Sodium Glutamat). Berikut

merupakan komposisi rata-rata yang terkandung dalam molase :

Tabel 2.2 Kandungan Molase

No Komposisi %

1 Air 20,0

2 Gula : Sukrosa

Glukosa

Fruktosa

32,0

14,0

16,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

21

No Komposisi %

3 Non Gula : SIO2

K2O

CaO

MgO

P2O3

Fe2O3

Residu Sulfat

Klorida

0,5

3,5

1,5

0,1

0,2

0,2

1,6

0,4

4 Vitamin :

Biotin

Cholin

Asam folat

Niacin

Riboflavin

Asam

pantothenat

Pyridoxine

Thiamine

2

8,8

0,35

23

40

2,5

4

0,80

Sumber : Santosa dalam Puspitasari, 2008.

5. Singkong

Singkong (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan berupa

perdu. Singkong pertama kali dikenal di Amerika Selatan, kemudian

dikembangkan pada masa prasejarah di Brazil dan Paraguay. Singkong

ditanam secara komersil di Indonesia pada masa pemerintahan Hindia

Belanda sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya sudah diperkenalkan oleh

orang Portugis pada abad ke- 16 di Indonesia (Salim, 2012).

Singkong merupakan tanaman yang dapat hidup di dataran rendah

sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1300 mdpl, dengan suhu rata-rata

200C serta curah hujan 500-5000 mm (Hasbullah, 2000). Menurut Salim

(2012), taksonomi singkong diklasifikasikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

22

Kingdom :Plantae

Phylum :Magnoliophyta

Class :Magnoliopsida

Order :Malpighiales

Family :Euphorbiaceae

Genus :Manihot

Species :Manihot esculenta

Kandungan gizi yang terdapat dalam singkong (per 100 g) adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kandungan Gizi Singkong

Zat Gizi Kandungan

Kalori

Protein

Lemak

Hidrat arang

Kalsium

Fosfor

Zat Besi

Vitamin B1

Vitamin C

146 kal

1,2 g

0,3 g

34,7 g

33 mg

40 mg

0,7 mg

0,06 mg

20 mg

Sumber: (Salim, 2012)

6. Limbah Cair Tapioka

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada tempat tertentu tidak

dikehendaki lingkungan karena tidak mempunyai nilai ekonomis. Limbah

cair tapioka merupakan limbah yang dihasilkan dari proses pemisahan pati

dari airnya. Hasil limbah dari pengolahan tepung tapioka sebesar 75%

berwujud cair (Sumiyati, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

23

Limbah cair tapioka berwarna putih kecoklatan dengan kisaran pH 6-

6,5. Kisaran pH ini dapat mengalami penurunan menjadi 4 jika terdapat

aktifitas mikroorganisme yang menguraikan bahan-bahan organik tersebut

menjadi asam-asam ( Prayitno, 2008). Kandungan dari limbah tersebut di

antaranya padatan tersuspensi yang berupa kasar dan halus serta senyawa

organik. Menurut Widayatno (2008), kehadiran limbah cair tersebut dapat

menimbulkan gangguan-gangguan sebagai berikut:

a. Mengakibatkan bau yang tidak sedap

b. Menimbulkan penyakit gatal-gatal

c. Menurunkan kualitas sumur di sekitar pabrik tapioka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Naufalin (2004), limbah

cair tapioka masih mengandung bahan organik, yaitu karbohidrat (68%),

protein (1,57%), lemak (0,26%), serat kasar (10%).

7. Kecambah Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh di dataran rendah

hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Buah

kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm, setiap

polong berisi 10-15 biji. Bijinya berbentuk bulat dengan berat sebesar 0,5-

0,8 mg, mempunyai warna hijau sampai hijau mengkilap (Purwono dan

Hartono, 2005).

Biji kacang hijau memerlukan lingkungan yang memenuhi syarat

untuk proses perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan

kelembaban udara sekitar harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau sekitar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

24

5-15% sehingga diperlukan perendaman atau ditempatkan pada

lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009). Proses perkecambahan

biji kacang hijau disertai dengan mobilisasi cadangan makanan dari keping

biji ke bagian lembaga. Germinasi selama 2 hari dapat menghasilkan

kecambah dengan panjang mencapai 4 cm, dan dalam 3-5 hari dapat

mencapai 5-7 cm jika dalam temperatur optimum sekitar 34℃. Faktor-

faktor yang berpengaruh dalam perkecambahan adalah gas, air, suhu dan

cahaya (Astawan, 2005).

Saat perkecambahan terjadi hidrolisis karbohidrat, protein dan

lemak menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Selama

perkecambahan terjadi peningkatan jumlah protein, vitamin B1 (thamin),

B2(riboflavin), B3 (niasin), piridoksin, biotin, sedangkan kadar lemaknya

mengalami penurunan (Astawan, 2005).

8. Uji Organoleptik

Organoleptik merupakan pengujian secara subyektif yaitu suatu

pengujian penerimaan selera makanan yang didasarkan atas pengujian

kegemaran dan analisa pembeda. Mutu organoleptik didasarkan pada

kegiatan penguji (panelis) yang pekerjaannya mengamati dan menilai

secara organoleptik. Mutu organoleptik yang diamati adalah bau atau

aroma, rasa, warna dan tekstur (Winarno, 2004).

Penilaian aroma makanan berkaitan dengan kelezatan bahan

makanan tersebut, dalam hal aroma kepekaan indra pembau sangat

menentukan, penilaian rasa makanan yang terletak pada papilla lidah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

25

penilaian warna dapat dikenali oleh indera penglihatan, penilaian tekstur

makanan dapat dikenali oleh indera lidah dan indera kulit, penilaian tekstur

dapat digunakan untuk menguji kerenyahan makanan (Winarno, 2004).

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irdawati dkk. (2013)

dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Molase terhadap Jumlah Mikrobia dan

Ketebalan Nata pada Teh Kombucha” menemukan bahwa konsentrasi molase

20% dan waktu fermentasi 15 hari memberikan pengaruh paling nyata terhadap

ketebalan nata. Pada perlakuan tersebut ketebalan nata yang dihasilkan yaitu

4,67 mm sedangkan nata yang paling tipis dihasilkan pada perlakuan

konsentrasi molase 5% dan waktu fermentasi 5 hari yaitu 1,00 mm.

Berdasarkan penelitian tersebut pemanfaatan molase dengan kadar yang

berbeda dan waktu fermentasi yang berbeda berpengaruh terhadap jumlah

mikroba dan ketebalan nata pada teh kombucha yang dihasilkan.

Penelitian yang dilakukan oleh Tjandra (2001) dengan judul “Pengaruh

Proporsi Molase dan Air Kelapa sebagai Media terhadap Sifat Fisik-Kimia

dan Organoleptik Nata de Coco” menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis

sidik ragam dan uji Duncan diperoleh bahwa perbedaan proporsi molase dan

air kelapa sebagai media fermentasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata

terhadap pemanfaatan total gula media selama fermentasi, pH media setelah

fermentasi, peningkatan total media setelah fermentasi, rendemen nata, kadar

air nata, kadar serat kasar nata, tekstur nata, ketebalan nata, serta uji

organoleptik terhadap kekenyalan dan warna nata. Dari hasil penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

26

diperoleh hasil terbaik pada perlakuan proporsi molase dengan air kelapa 18:82

(M4) dengan pemanfaatan total gula dalam media selama fermentasi 7,63%,

peningkatan total asam dalam media setelah fermentasi 1,67%, rendemen nata

21,89%, ketebalan nata 0,55 em, kadar serat kasar nata 5,60%, kadar air nata

78,62%, tekstur nata 1,27 mm/g/detik, nilai organoleptik kekenyalan sebesar

6,01 (menyukai) dan organoleptik warna nata sebesar 6,54 (menyukai).

C. Kerangka Berfikir

Nata adalah makanan hasil fermentasi yang membentuk gel yang

mengapung pada permukaan media yang mengandung gula dan asam yang

berwarna putih, berbentuk padat dan kenyal. Nata dihasilkan oleh aktivitas

bakteri A. xylinum. Proses pembuatan nata pada umumnya menggunakan air

kelapa, tetapi dengan ketersediaan yang terbatas dan harga air kelapa yang

lumayan tinggi sekitar Rp1.000,00/liter maka diperlukan pengganti bahan

dasar dalam pembuatan nata.

Limbah cair dalam industri tepung tapioka biasanya hanya dibuang tanpa

ada pemanfaatan padahal masih mengandung karbohidrat sekitar 68%.

Ketersediaan yang melimpah dan nilai ekonomis yang rendah membuat

limbah cair pabrik tepung tapioka mempunyai peluang digunakan sebagai

bahan dasar dalam pembuatan nata. Dalam proses pembuatan nata pada

umumnya menggunakan ZA sebagai sumber nitrogen dan gula pasir sebagai

sumber karbon. Penggunaan ZA kurang dapat diterima oleh masyarakat

karena ZA dikenal sebagai pupuk bukan sebagai bahan dasar makanan.

Berdasarkan alasan tersebut maka diperlukan sumber nitrogen alternatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

27

pengganti ZA. Kecambah kacang hijau mengandung protein sebesar 22% dan

mengandung berbagai vitamin lain yang diperlukan dalam aktivitas bakteri A.

xylinum.

Kecambah kacang hijau mempunyai kandungan protein yang tinggi dan

merupakan bahan organik sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti ZA.

Penggunaan gula pasir sebagai sumber karbon membuat biaya produksi nata

menjadi cukup tinggi karena harga gula pasir sekitar Rp.15000/kg terlampau

mahal sehingga diperlukan alternatif bahan pengganti gula pasir yang lebih

ekonomis. Molase merupakan limbah dalam pembuatan gula pasir dan masing

mengandung kadar sukrosa sekitar 30%. Biaya penggunaan molase juga

cukup terjangkau dengan harga hanya Rp2.000,00/kg. Kandungan sukrosa

yang cukup tinggi dan biaya yang lebih ekonomis membuat molase

mempunyai potensi dijadikan pengganti gula pasir sebagai sumber karbon

dalam pembuatan nata. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat

disusun kerangka berpikir dalam bentuk bagan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

28

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan molase berpengaruh secara signifikan terhadap ketebalan dan

rendemen nata de cassava.

2. Penggunaan molase berpengaruh terhadap karakteristik organoleptik

(warna, aroma, tekstur, rasa dan kesukaan) nata de cassava.

Ketersediaan Limbah cair industri

pengolahan tepung tapioka

melimpah

Nata adalah makanan fermentasi yang

dihasilkan oleh aktivitas bakteri

Acetobacter xylinum

Pembuatan nata membutuhkan sumber

nitrogen dan sumber karbon

Kecambah kacang hijau

sebagai sumber nitrogen

Molase sebagai sumber

karbon dengan konsentrasi

10%, 15% dan 20%

Uji kualitatif nata menggunakan uji

organoleptik (warna, rasa, tekstur, aroma

dan kesukaan) & Uji kuantitatif nata

menggunakan rendaman dan ketebalan

nata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

29

3. Konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase

rendemen paling tinggi adalah konsentrasi molase 20%.

4. Penggunaan molase menghasilkan nata de cassava yang mendapatkan

tanggapan paling baik dibandingkan dengan kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen murni. Penelitian ini

bersifat kuantitatif dan kualitatif. Variabel yang digunakan meliputi :

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi molase sebagai

sumber karbon dalam pembuatan nata.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dari penelitian ini adalah ketebalan nata, rendemen nata,

tekstur nata, warna nata, bau nata dan kesukaan nata.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol dari penelitian ini adalah asal limbah tepung tapioka,

lama inkubasi, sumber nitrogen menggunakan jus kecambah kacang hijau

dengan konsentrasi 10%, ukuran loyang yang dipakai 32,5 x 23,5 x 4 cm,

starter yang ditambahkan yaitu sebanyak 10% dari media yang

digunakan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak

Lengkap) dengan 1 faktorial yang terdiri dari konsentrasi molase (10%, 15%,

20%) dan 1 kontrol yaitu sumber karbon dengan gula pasir 10% (400 g).

Masing-masing perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali sehingga total

ulangan dalam penelitian ini sebanyak 12 loyang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

31

Rincian perlakuan pada penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Perlakuan Nata de cassava

No Kelompok

Uji

Sumber Karbon

Molase Gula Pasir

1 Kontrol - 10%

2 Perlakuan 1 10% -

3 Perlakuan 2 15% -

4 Perlakuan 3 20% -

B. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak luas maka permasalahan dibatasi

sebagai berikut:

1. Limbah cair tepung tapioka

Limbah cair tepung tapioka yang digunakan dalam penelitian

berasal dari industri rumah tangga pembuatan tepung tapioka di Dusun

Nangsri, Pundong, Bantul dengan bahan dasar singkong (Manihot

esculenta) .

2. Starter nata

Starter nata (A. xylinum) yang digunakan berasal dari starter

industri nata yang dibeli dari CV. Agrindo Suprafood.

3. Molase

Molase yang digunakan merupakan limbah dalam proses

pemutihan gula pasir di PT/PG Madukismo, Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

32

4. Kecambah

Jenis kecambah yang digunakan adalah kecambah kacang hijau

(Phaseolus radiates). Kecambah digunakan yang berusia 4 hari dan sudah

dibersihkan dari kulit biji.

5. Rendemen

Rendemen adalah perbandingan berat nata yang dihasilkan

dengan berat media saat proses pembuatan nata.

6. Kondisi Optimal Nata

a) Uji kualitatif nata

Uji kualitatif nata yaitu uji organoleptik yang dilakukan pada

20 panelis yang memiliki rentan umur 19-22 tahun untuk mencicipi

dan memberikan penilaian secara tertulis menggunakan angket

tentang tekstur, bau, rasa, warna dan kesukaan terhadap nata de

cassava. Uji organoleptik dilakukan terhadap nata yang telah direbus

15 menit dan sebelumnya sudah melalui proses perendaman selama 3

hari tanpa penambahan gula.

b) Uji kuantitatif

Uji kuantitatif nata yaitu uji ketebalan nata de cassava dan rendemen

7. Loyang

Pada penelitian ini digunakan loyang cetakan nata yang berukuran 32,5 x

23,5 x 4 cm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

33

8. Lama waktu fermentasi

Lama waktu fermentasi dalam penelitian ini adalah 14 hari

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah, timbangan,

erlenmeyer 500 ml, gelas beker 500 ml, gelas ukur 100 ml, blender,

jangka sorong digital kertas indikator pH, kain saring, kompor, koran

bekas, loyang, , pisau, karet ban bekas, pengaduk, panci, baskom, botol

sirup, besek, kain basah, sprayer.

2. Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah

cair tepung tapioka singkong (Manihot esculenta) 15 liter, kecambah

kacang hijau 2000 g, molase 5400 ml, gula pasir 400 g, starter nata 1200

ml, air 1 galon, cuka, air 1 galon.

D. Cara Kerja

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5-19 Maret 2017 di laboratorium

Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penelitian

ini terdapat tahapan langkah kerja yang meliputi:

1. Pembuatan sari kecambah kacang hijau

Kacang hijau direndam dengan air bersih selama satu malam. Biji

kacang hijau yang terapung selama proses perendaman dibuang karena

biji tersebut berkualitas buruk. Selanjutnya dilakukan proses

perkecambahan dengan meletakkan biji kacang hijau di wadah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

34

berlubang seperti besek. Wadah tersebut ditutup dengan kain basah dan

dilakukan penyiraman terhadap biji kacang hijau menggunakan sprayer

sebanyak 4 kali selama sehari. Setelah 4 hari maka kecambah kacang

hijau dapat dipanen. Pada saat panen kecambah dibersihkan kulit bijinya

dengan air sampai bersih. Kecambah kacang hijau kembali dibersihkan

dengan dicuci dengan air bersih dan ditiriskan. Selanjutnya kecambah

kacang hijau ditimbang menjadi 1600 g. Kemudian kecambah kacang

hijau diblender dengan menambahkan air dengan perbandingan 1:1 (1600

g : 1600 ml air). Setelah diblender maka hasilnya disaring dengan kain

saring sebanyak 2 kali untuk memisahkan sari kecambah kacang hijau

dengan ampasnya. Penyaringan pertama dengan saringan plastik

dilanjutkan dengan kain saring. Air hasil penyaringan dimasukkan ke

dalam baskom yang telah disediakan.

2. Pengenceran molase

Molase yang digunakan merupakan molase murni 100% hasil

pemutihan gula pasir sehingga perlu dilakukan pengenceran untuk

menurunkan kadar gulanya. Pengenceran dilakukan dengan perbandingan

1:3. Molase murni sebanyak 1800 ml dituangkan ke dalam baskom dengan

menambahkan air sebanyak 5400 ml selanjutnya diaduk sampai tercampur

antara molase dengan air.

3. Pembuatan nata

Limbah cair tepung tapioka sebanyak 15 liter disaring dengan

menggunakan kain saring untuk menghilangkan kotorannya. Limbah cair

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

35

tepung tapioka yang telah disaring dimasukkan ke dalam 4 panci dengan

volume 3200 ml pada setiap panci. Limbah cair tepung tapioka yang

sudah dimasukkan ke dalam panci direbus hingga mendidih. Pada saat

proses perebusan ditambahkan sumber karbon dan nitrogen (tabel 3.2).

Sebelum mendidih ditambahkan asam cuka ke dalam panci hingga

diperoleh pH larutan antara 3 sampai 4. Pengecekan pH dilakukan

dengan kertas indikator pH universal. Buih–buih yang muncul di

permukaan saat proses perebusan dibuang. Setelah mendidih,

selanjutnya dituang ke dalam 12 loyang dengan volume setiap loyang

1000 ml. Loyang ditutup dengan menggunakan koran dan diikat bagian

pinggirnya dengan karet ban. Media didinginkan semalam sampai

suhunya sekitar suhu 30℃. Selanjutnya ditambahkan starter nata

sebanyak 100 ml (10%) di salah satu sudut nampan dan tidak diaduk

pada setiap loyang. Media yang sudah ditambahkan starter nata

selanjutnya diinkubasi selama 14 hari pada suhu ruang.

Tabel 3.2 Penambahan Sumber Karbon dan Sumber Nitrogen dalam

Media Fermentasi

Perlakuan

Substrat (ml) Sumber C Sumber N

Molase

(ml)

Gula

Pasir (g)

Sari Kecambah

kacang hijau

(ml)

M1 4000 400 - 400

M2 4000 600 - 400

M3 4000 800 - 400

KO 4000 - 400 400

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

36

4. Pemanenan Nata

Setelah diinkubasi selama 14 hari, nata dipanen dengan

mengeluarkannya dari tempat inkubasi dan dibersihkan lapisan lendir yang

berada di atas dengan cara dikeruk menggunakan sendok. Selanjutnya

dilakukan pengukuran terhadap ketebalan nata. Pengukuran ketebalan

nata pada setiap loyang dilakukan pada setiap titik sebagai sampel

(gambar 3.1). Nata selanjutnya direndam menggunakan air bersih selama 3

hari dengan mengganti air rendaman setiap sehari sekali. Selanjutnya nata

diiris menyerupai bentuk dadu dengan ukuran sekitar 1 cm3. Irisan nata

direbus selama 5 menit untuk menghentikan aktivitas bakteri A. xylinum.

Nata kemudian siap untuk ddilakukan pengujian organoleptik.

Gambar 3.1 Pengambilan sampel pengukuran nata.

5. Analisis karateristik Nata de cassava

Nata yang terbentuk kemudian dilakukan uji untuk memperoleh

data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif meliputi uji rasa, uji bau,

warna, tekstur dan kesukaan panelis terhadap nata. Dalam pengambilan

data kualitatif dipilih 20 panelis yang terdiri dari 10 panelis laki-laki dan

10 panelis perempuan yang merupakan mahasiswa Pendidikan Biologi

Universitas Sanata Dharma. Pada saat mengisi kuesioner yang telah

B

C

D

E

A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

37

disediakan harus urut dari warna, tekstur, aroma, rasa, kesukaan panelis

terhadap nata. Panelis diminta mengambil nata secara acak pada setiap

nampan yang mewakili kelompok uji. Saat melakukan pengamatan warna

diusahakan tepat di bawah sinar cahaya matahari atau cahaya ruangan

yang terang. Panelis harus minum/berkumur dahulu dengan air putih

sebelum dan sesudah melakukan uji organoleptik mengenai rasa.

Data kuantitatif meliputi data tentang pengukuran rendemen nata

dan pengukuran ketebalan nata. Cara pengambilan data kuantitatif

sebagai berikut:

a) Rendemen nata

Rendemen nata dihitung berdasarkan perbandingan antara bobot

media dengan bobot nata setelah fermentasi.

b) Ketebalan nata

Ketebalan nata diukur setelah dilakukan pembersihan lendir pada

permukaan nata. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital

dan dihitung nilai rerata dari setiap perlakuan.

% Rendemen = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑛𝑎𝑡𝑎

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎 x 100%

Sumber: (Andra, 2015)

E. Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis dengan software SPSS 17.0 for

windows dengan menggunakan analisis varians (ANNOVA). Data yang

diperoleh dari kuesioner panelis dianalisis secara deskriptif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

38

F. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam mata pelajaran Biologi

kelas XII semester II pada materi Bioteknologi sub bab materi Bioteknologi

Konvensional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nata de cassava merupakan bahan pangan hasil fermentasi limbah cair

industri pengolahan tepung tapioka dengan bantuan bakteri A. xylinum. Pada

penelitian ini, pembuatan nata menggunakan bahan limbah cair industri

pengolahan tepung tapioka dari Dusun Nangsri, Pundong, Bantul. Dalam melihat

produk nata yang dihasilkan maka diperlukan data dalam bentuk kuantitatif dan

kualitatif.

A. Data Kuantitatif

1. Ketebalan nata

Ketebalan nata adalah tingginya lapisan selulosa yang mampu

dihasilkan oleh bakteri A. xylinum. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan diperoleh hasil rerata pengukuran terhadap ketebalan nata dari

limbah cair industri pengolahan tepung tapioka sebagai berikut:

Gambar 4.1 Rerata ketebalan nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%;

M3 = Konsentrasi 20%

7,34

5,07

8,42 8,31

0

2

4

6

8

10

M1 M2 M3 KO

Ket

ebal

an n

ata

(mm

)

Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

40

Berdasarkan gambar 4.1 tersebut diketahui terdapat perbedaan

ketebalan nata antar perlakuan yang digunakan. Pada konsentrasi 10%

(M1) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 7,34 mm; konsentrasi

15% (M2) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 5,07 mm;

konsentrasi 20% (M3) mempunyai nilai rerata ketebalan nata sebesar 8,42

mm; dan pada perlakuan kontrol (KO) mempunyai nilai rerata ketebalan

nata sebesar 8,31 mm.

Konsentrasi molase 10% dan 15% mempunyai nilai rerata

ketebalan nata yang lebih kecil dibandingkan rerata pada perlakuan

kontrol sedangkan pada konsentrasi molase terbesar yaitu 20% mempunyai

nilai rerata ketebalan nata lebih besar dibandingkan kontrol. Perlakuan

konsentrasi molase 20% mempunyai nilai ketebalan nata 8,42 mm,

sedangkan kontrol mempunyai nilai ketebalan nata 8,31 mm. Selisih rerata

nilai ketebalan nata di antara perlakuan konsentrasi molase 20% dengan

perlakuan kontrol terpaut sangat tipis yaitu 0,11 mm.

Menurut Hardi et al. (2013) A. xylinum membutuhkan sukrosa

sebagai sumber karbon atau penyedia energi untuk tumbuh dan

berkembangbiak. Sukrosa dibutuhkan dalam konsentrasi yang tepat untuk

mendukung aktivitas bakteri tersebut. Berdasarkan gambar 4.1 maka

perlakuan dengan konsentrasi 20% molase menghasilkan rerata nilai

ketebalan nata paling tebal. Hal ini dikarenakan molase mempunyai

kandungan sukrosa sekitar 30%. Kandungan sukrosa dalam molase akan

diubah menjadi glukosa dan fruktosa. Menurut Nainggolan (2009) A.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

41

xylinum menghasilkan enzim ekstraseluler yang dapat mempolimerisasi

zat gula (glukosa) menjadi ribuan rantai selulosa. Glukosa diubah melalui

reaksi heksokinase menjadi glukosa -6-fosfat. A. xylinum dapat

mensintesis sebagian gula menjadi selulosa dan sisanya diubah menjadi

asam asetat yang akan menurunkan pH media. A. xylinum yang mampu

tumbuh di dalam media akan dihasilkan jutaan lembar benang selulosa

kokoh membentuk suatu jalinan seperti tekstil yang akhirnya tampak

berwarna putih hingga transparan yang disebut nata. Berdasarkan proses

tersebut nata merupakan hasil metabolit sekunder dari A. xylinum.

Proses pembentukan selulosa oleh A. xylinum menurut Mahadi et

al. (2015) terdiri dari empat tahap reaksi. Tahap pertama adalah hidrolisis

sukrosa yang menghasilkan fruktosa dan glukosa oleh enzim sukrase, yaitu

sejenis protein yang berperan sebagai katalis. Tahap kedua adalah reaksi

pengubahan intramolekuler α-D-glukosa menjadi β-D-glukosa dengan

bantuan enzim isomerase. Proses ini karena glukosa yang berperan dalam

pembentukan selulosa adalah glukosa dalam bentuk β. Tahap ketiga adalah

reaksi intermolekul glukosa melalui ikatan 1,4 B-glikosida. Tahap terakhir

adalah pembentukan selulosa dengan unit ulangnya adalah selobiosa.

Penambahan sukrosa yang banyak tidak selalu berdampak positif

terhadap aktivitas A. xylinum. Menurut Iskandar et al. (2010) penambahan

sukrosa terlalu banyak akan mengakibatkan penurunan pH fermentasi

akibat pengubahan gula menjadi asam. Penambahan sukrosa yang terlalu

banyak justru akan menyebabkan terjadinya plasmolisis (dehidrasi) di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

42

dalam sel – sel A. xylinum sehingga menurunkan pembentukan selulosa

sedangkan ketersediaan sukrosa yang terlalu sedikit akan menghambat

aktivitas dari bakteri A. xylinum. Hal ini berdasarkan gambar 4.1 yang

terjadi pada perlakuan molase konsentrasi 10% dan 15%. Dengan

ketersediaan sumber karbon yang sedikit menyebabkan pertumbuhan

bakteri tidak maksimal karena karbon selain dipolimerisasi menjadi nata

juga digunakan sebagai sumber energi dalam proses metabolisme bakteri

A. xylinum.

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi molase terhadap nilai

ketebalan nata maka dilakukan uji Anova one way. Berdasarkan analisis

data dengan menggunakan uji anova diperoleh nilai probabilitas

signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti terdapat

perbedaan yang tidak signifikan ketebalan nata pada keempat perlakuan

penambahan konsentrasi molase. Perbedaan yang tidak signifikan ini dapat

dilihat pada hasil analisis uji Anova one way (lampiran 2). Perbedaan yang

tidak signifikan ini diakibatkan selain konsentrasi sukrosa terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi ketebalan nata. Faktor tersebut antara lain

kandungan nutrisi selain sumber karbon yaitu kemampuan A. xylinum yang

berbeda dalam mensintesis selulosa, sumber nitrogen, tingkat keasaman

(pH), temperatur dan udara.

2. Rendemen Nata

Rendemen nata adalah berat basah nata yang diperoleh dari berat

nata hasil fermentasi dibanding volume media awal dikali 100%. Tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

43

perhitungan rendemen untuk mengetahui efisiensi penggunaan substrat

fermentasi. Hasil perhitungan rerata nilai rendemen nata de cassava dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Rerata rendemen nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3

= Konsentrasi 20%

Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

hasil perhitungan rerata nilai rendemen nata de cassava. Nilai rerata

rendemen nata yang terbesar dalam penelitian ini adalah pada perlakuan

konsentrasi molase 20% yang menghasilkan nilai rerata rendemen nata

sebesar 70%. Nilai rerata rendemen nata yang terkecil adalah pada

perlakuan konsentrasi molase 10% yang menghasilkan nilai rerata

rendemen nata sebesar 61,67 %. Pada Perlakuan konsentrasi molase 15%

menghasilkan nilai rerata rendemen nata sebesar 48,33 %. Pada perlakuan

kontrol menghasilkan nilai rendamen nata sebesar 62,33 %.

Menurut Ernawati (2012), rendemen dipengaruhi oleh berat nata

dan ketebalan nata yang dihasilkan setelah fermentasi selama 14 hari.

Semakin tinggi berat dan ketebalan nata maka akan berbanding lurus

61,67

48,33

7062,33

0

10

20

30

40

50

60

70

80

M1 M2 M3 KO

Ren

dem

en n

ata

(%)

Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

44

dengan rendemen yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan

gambar 4.2 menunjukkan nilai rerata rendemen nata terbesar adalah pada

perlakuan konsentrasi molase 20%. Apabila dibandingkan dengan hasil

rerata ketebalan nata pada gambar 4.1 menunjukkan nilai rerata ketebalan

nata terbesar juga pada perlakuan konsentrasi molase 20%. Nilai rerata

rendemen nata terkecil berdasarkan tabel 4.2 pada konsentrasi molase

10%, apabila dibandingkan dengan hasil rerata ketebalan nata pada

gambar 4.1 menunjukkan nilai rerata ketebalan terkecil juga pada

perlakuan konsentrasi molase 10%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai

rerata rendemen nata berbanding lurus dengan rerata nilai ketebalan nata.

Pertambahan berat nata dipengaruhi oleh lembaran selulosa yang

terbentuk di atas media fermentasi. Selulosa terbentuk dari aktivitas A.

xylinum yang dapat mengubah sebagian sukrosa seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya menjadi substansi gel pada permukaan cairan

fermentasi. Berdasarkan hal tersebut maka apabila ketersediaan sukrosa

kurang mencukupi bagi aktivas metabolisme A. xylinum mengakibatkan

berat nata rendah, berat nata yang rendah berpengaruh terhadap rendemen

nata yang rendah. Hal ini berdasarkan tabel 4.2 terjadi pada nilai

rendemen nata perlakuan molase 10% dan perlakuan molase 15%.

Rendemen selain dipengaruhi oleh ketersediaan sumber karbon

juga dipengaruhi oleh variasi substrat, komposisi bahan, kondisi

lingkungan, dan kemampuan bakteri A. xylinum dalam menghasilkan

selulosa dan lama fermentasi. Hal ini diperkuat melalui penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

45

dilakukan oleh Lempang (2006), jika nata sudah terbentuk sempurna tetapi

tidak segera dilakukan pemanenan maka nata akan terurai kembali atau

terkontaminasi oleh jamur atau bakteri lainnya sehingga rendaman nata

yang diperoleh rendah. Lama fermentasi yang digunakan dalam penelitian

ini selama 14 hari sesuai dengan penelitian yang dilakukan Indah dan Siti

(2013) bahwa lama fermentasi hari ke-14 mengakibatkan ketebalan dan

rendemen nata paling baik. Pada hari ke-7 berdasarkan pengamatan pada

beberapa nampan sudah terbentuk nata tetapi ketebalannya masih rendah

sehingga tidak dilakukan pemanenan dan dilanjutkan sampai hari ke-14.

Hal ini sesuai dengan Pambayun (2002), lama fermentasi optimal bagi

nata adalah 7-8 hari tetapi batas toleransi pemanenan dapat diberikan

sampai hari ke-14.

Berdasarkan hasil uji Anova one way (lampiran 2) diperoleh nilai

probabilitas signifikansi > 0,05 maka hipotesis diterima yang berarti

terdapat perbedaan yang tidak signifikan. Secara statistik tidak

signifikannya hasil perhitungan Anova ini menunjukkan bahwa perlakuan

molase sebagai sumber karbon alternatif tidak berpengaruh nyata terhadap

rendemen nata de cassava.

B. Data Kualitatif

Data kualitatif pada penelitian ini dapat diperoleh dengan melakukan

uji organoleptik. Dalam penelitian ini uji organoleptik terdapat 5 aspek yang

akan dilihat berdasarkan pengujian yang dilakukan langsung oleh 20 panelis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

46

Aspek tersebut adalah warna, tekstur, aroma, rasa dan kesukaan nata de

cassava.

1. Warna

Kuesioner yang digunakan untuk melihat tanggapan panelis

terhadap warna nata de cassava dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan

uji organoleptik yang telah dilakukan, rerata tanggapan panelis terhadap

warna nata de cassava adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Rerata ketertarikan warna nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3

= Konsentrasi 20%

Pada gambar 4.3 terlihat bahwa perlakuan kontrol mempunyai nilai

rerata 4,55 (menarik). Perlakuan konsentrasi molase 15% mempunyai nilai

rerata 2,6 (tidak menarik). Perlakuan konsentrasi molase 20% mempunyai

nilai rerata 2,4 (tidak menarik). Perlakuan konsentrasi molase 10%

mempunyai nilai rerata 2,1 (tidak menarik). Hasil rerata uji organoleptik

nata de cassava menunjukkan bahwa semua perlakuan yang menggunakan

molase sebagai sumber karbon mendapat tanggapan panelis tidak menarik.

2,1

2,62,4

4,55

0

1

2

3

4

5

M1 M2 M3 KO

Ket

erta

rikan

War

na

Nat

a

Perlakuan Nata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

47

Warna nata de cassava yang dihasilkan pada perlakuan dengan konsentrasi

molase semuanya berwarna cokelat. Hal ini disebabkan molase yang

digunakan sebagai sumber karbon alternatif mempunyai warna dasar

karamel cokelat pekat sehingga saat terjadi proses sintesis sukrosa

membuat selulosa yang dihasilkan juga akan berwarna cokelat. Santosa et

al. (1999) menyatakan di dalam molase masih mengandung sukrosa cukup

tinggi yaitu 32% tetapi juga terkandung berbagai bahan non gula yang lain

seperti K2O dan residu sulfat yang dapat mempengaruhi warna nata yang

dihasilkan.

Pada perlakuan kontrol yang menggunakan sumber karbon gula

pasir berdasarkan nilai rerata yang dihasilkan mendapat tanggapan menarik

dari panelis. Nata de cassava dengan perlakuan kontrol mempunyai warna

putih bersih. Warna nata putih bersih yang dihasilkan pada perlakuan

kontrol disebabkan karena sukrosa yang digunakan yaitu gula pasir

mempunyai warna dasar putih bersih. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan

sebelumnya bahwa warna dasar sukrosa yang digunakan berpengaruh

terhadap warna selulosa yang dihasilkan.

Panelis pada umumnya sudah mengetahui bahwa nata yang biasa

dijumpai dipasaran berwarna putih sehingga akan mempunyai daya tarik

sendiri saat melihat nata de cassava dengan warna putih dan akan

sebaliknya saat melihat nata de cassava dengan warna cokelat keruh. Hal

ini diperkuat dengan pernyataan Saragih (2004) bahwa ciri-ciri nata

bermutu baik adalah nata yang mempunyai warna putih bersih, tampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

48

licin dan agak mengkilap, sedangkan ciri-ciri nata yang bermutu rendah

adalah mempunyai penampakan agak kusam dan berjamur.

2. Tekstur

Tekstur merupakan salah satu parameter pengujian yang bertujuan

untuk mengetahui tingkat kekenyalan nata. Kuesioner beserta rentang nilai

yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tanggapan panelis

terhadap tekstur nata terdapat pada lampiran 3.

Berdasarkan hasil uji organoleptik yang telah dilakukan, rerata nilai

tanggapan panelis terhadap tekstur nata sebagai berikut:

Gambar 4.4 Rerata ketertarikan tekstur nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3

= Konsentrasi 20%

Berdasarkan gambar 4.4 didapatkan hasil bahwa perlakuan kontrol

mendapat rerata nilai tanggapan panelis mengenai tekstur nata 3,15

(kenyal). Tiga perlakuan mempunyai nilai rerata tanggapan panelis

terhadap tekstur kurang kenyal.

Tekstur suatu makanan dipengaruhi oleh komposisi di dalamnya.

Singkong mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu 37%.

2,6 2,452,75

3,15

0

1

2

3

4

5

M1 M2 M3 KO

Tek

stur

Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

49

Kandungan karbohidrat yang tinggi akan menghasilkan serat nata yang

lebih kuat karena karbohidrat sebagai salah satu nutrisi yang dapat

memacu pertumbuhan bakteri A. xylinum. Selain itu, tekstur juga sangat

berkaitan dengan selulosa. Menurut Andra dan Yusuf (2015), bahwa

terbentuknya nata dengan tekstur yang baik dan kenyal dipengaruhi oleh

kerapatan jaringan selulosa. Serat kasar yang terbentuk merupakan hasil

perombakan gula pada media fermentasi. A. xylinum mengambil glukosa

kemudian digabungkan dengan asam lemak membentuk prekursor pada

membran sel. Prekursor ini keluar bersama enzim yang mempolimerasi

glukosa menjadi selulosa di luar sel. Jadi adanya penambahan sukrosa

akan meningkatkan serat yang terbentuk sehingga tekstur yang terbentuk

akan semakin kenyal.

Ernawati (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tekstur

nata dipengaruhi oleh kadar air yang terdapat di dalam media yang

digunakan. Molase mengandung air sebanyak 20%, air dalam kandungan

molase ini yang menyebabkan selulosa yang terbentuk tidak mempunyai

kerapatan jaringan yang bagus. Air yang terkandung dalam molase tidak

akan digunakan oleh A. xylinum untuk proses metabolisme menjadi

selulosa, justru akan membuat serat pada nata yang dihasilkan menjadi

longgar dan membuat air terperangkap di dalam nata. Terperangkapnya air

di dalam nata ini yang juga membuat kekenyalan nata menurun.

Indah (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa semakin

lama fermentasi akan membuat tekstur nata semakin lembek karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

50

lapisan nata yang terbentuk semakin tebal. Hal tersebut sesuai dengan

hasil ketebalan nata yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa konsentrasi

molase 20% mempunyai rerata ketebalan nata paling tinggi tetapi saat uji

organoleptik tentang aspek tekstur mendapatkan penilaian kurang kenyal

oleh panelis.

3. Aroma

Aroma merupakan salah satu parameter yang menentukan

ketertarikan atau tidak dari produk makanan tertentu. Kuesioner dan

penilaian yang digunakan untuk melihat ketertarikan panelis mengenai

aroma nata de cassava dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan hasil uji

organoleptik yang telah dilakukan maka didapatkan rerata nilai tentang

ketertarikan panelis terhadap aroma nata sebagai berikut:

Gambar 4.5 Rerata ketertarikan aroma nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3

= Konsentrasi 20%

Berdasarkan gambar 4.5 menunjukkan bahwa kontrol mendapatkan

rerata nilai ketertarikan panelis terhadap nata de cassava 3,75 (kurang

2,152,35

1,75

3,75

0

1

2

3

4

5

M1 M2 M3 KO

Ket

erta

rikan

Aro

ma

Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

51

menarik). Perlakuan konsentrasi molase 10% dan 15% mendapatkan rerata

nilai ketertarikan panelis terhadap aroma 2,15 dan 2,35 (tidak menarik).

Perlakuan konsentrasi molase 20% mendapatkan nilai rerata ketertarikan

aroma sebesar 1,75 (sangat tidak menarik).

Menurut Ernawati (2012) salah satu yang mempengaruhi mutu

suatu produk adalah aroma yang ditimbulkan oleh produk pangan tersebut,

karena aroma dapat merangsang sensasi sehingga timbul keinginan untuk

mengkonsumsi produk pangan tersebut. Indah dan Siti (2013) menyatakan

aroma nata yang baik adalah yang tidak berbau asam. Dalam penelitian ini

cara yang digunakan untuk menghilangkan bau asam adalah dengan

mencuci bersih lembaran nata setelah dipanen dan merendam dengan air

bersih tanpa tambahan bahan apapun selama 3 hari. Setiap hari dilakukan

pergantian air bersih. Setelah 3 hari nata direbus air mendidih selama 15

menit dengan tidak menambahkan bahan apapun. Setelah direbus maka

nata siap untuk dilakukan uji organoleptik dengan aroma asli nata yang

dihasilkan tanpa penambahan aroma seperti layaknya nata yang dijual di

pasaran.

Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa perlakuan kontrol mendapat

rerata nilai ketertarikan aroma paling baik yaitu 3,75 (kurang menarik).

Tanggapan kurang menarik dari panelis terkait dengan aroma asam yang

ditimbulkan oleh nata tersebut. Aroma asam ini karena nata mengandung

asam asetat. Mahadi et al. (2015) menyatakan bahwa asam asetat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

52

merupakan hasil metabolit primer dari oksidasi alkohol A. xylinum pada

proses fermentasi nata.

A. xylinum dapat mensintesis sebagian gula menjadi selulosa dan

sisanya diubah menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH media.

Semakin tinggi kandungan sukrosa dalam gula media maka akan

menghasilkan asam asetat yang tinggi juga. Hal ini menurut gambar 4.5

terjadi pada konsentrasi molase 20% yang mendapatkan nilai rerata

tanggapan panelis masuk dalam kategori sangat tidak menarik.

Aroma sumber karbon yang digunakan juga mempengaruhi aroma

nata yang dihasilkan. Molase mempunyai aroma dasar berbau seperti

karamel gosong sedangkan gula pasir cenderung tidak berbau. Hal ini

mengakibatkan nilai rerata panelis terhadap nata dengan perlakuan molase

cenderung lebih rendah daripada nata dengan perlakuan kontrol. Aroma

dasar molase tidak dapat hilang walaupun sudah melalui proses

perendaman selama 3 hari dan perebusan selama 15 menit sehingga perlu

ada usaha lanjutan dalam rangka menghilangkan bau tersebut.

4. Rasa

Rasa merupakan salah satu faktor penting sebagai pertimbangan

konsumen dalam memilih suatu produk makanan. Kuesioner yang

digunakan untuk melihat tanggapan panelis terhadap rasa nata de cassava

terdapat pada lampiran 3. Berdasarkan uji organoleptik yang telah

dilakukan, didapatkan rerata nilai tanggapan panelis terhadap rasa nata de

cassava sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

53

Gambar 4.6 Rerata nilai tanggapan panelis terhadap rasa nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%; M3

= Konsentrasi 20%

Berdasarkan gambar 4.6 kontrol mendapatkan rerata nilai

tanggapan panelis mengenai rasa nata de cassava 4 (enak). Perlakuan

konsentrasi molase 10% dan 15% mendapatkan rerata nilai tanggapan

panelis 2,15 dan 2,65 yang termasuk kategori tidak enak. Perlakuan

konsentrasi molase 20% mendapatkan rerata nilai tanggapan panelis

paling rendah yaitu 1,7 (sangat tidak enak).

Rasa yang normal untuk nata adalah normal atau hambar setelah

dilakukan proses perebusan. Pada penelitian ini nata yang dilakukan uji

organoleptik merupakan nata yang belum ditambahkan perasa tambahan

setelah maupun saat proses perebusan seperti nata yang dijual di pasaran.

Rerata nilai tanggapan panelis yang paling tinggi adalah pada kontrol

yaitu masuk dalam kategori enak. Hal ini karena pada kontrol gula yang

digunakan merupakan gula pasir yang tidak mempunyai rasa lain selain

2,152,65

1,7

4

0

1

2

3

4

5

M1 M2 M3 M4

Ras

a N

ata

Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

54

manis sehingga tidak mempengaruhi rasa lembaran selulosa yang

dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri A. xylinum.

Rasa juga berhubungan dengan keasaman pada nata yang

dihasilkan. Semakin banyak asam asetat yang terbentuk membuat rasa

nata cenderung asam sehingga membuat konsumen tidak tertarik

terhadap rasa tersebut. Hal ini menurut gambar 4.6 terjadi pada

konsentrasi molase terbanyak yaitu 20% dengan nilai rerata rasa nata

terendah yang masuk dalam kategori sangat tidak enak. Seperti yang

sudah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin tinggi kandungan sukrosa

maka akan membuat nata semakin asam. Winarno (2002) menyatakan

bahwa senyawa kimia mempengaruhi rasa yang dihasilkan. Molase

mengandung berbagai senyawa non gula yang membuat selulosa hasil

proses fermentasi mempunyai rasa tidak enak.

Penilaian panelis terhadap rasa nata de cassava juga dipengaruhi

oleh kepekaan pada indera pengecap. Pada manusia terdapat 3 papila

yang berfungsi dalam pengecapan yaitu papila sirkumvalata, filiformis

dan fungiformis. Sensitivitas ketiga papila tersebut dipengaruhi oleh

kebiasaan orang merokok, minum kopi dan usia. Menurut Melina (2016)

saat orang mempunyai kebiasaan merokok maka nikotin yang terhisap

akan menutupi taste buds sehingga menghalangi interaksi zat-zat

makanan dengan reseptor pengecap. Saat usia seseorang sudah tua maka

akan mengalami kemunduran kemampuan dalam pengecapan sehingga

dalam penelitian ini digunakan rentang usia yang masih mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

55

kemampuan indera pengecap yang baik yaitu rentan 20-22 tahun. Daftar

tabel panelis berdasarkan usia, kebiasaan merokok atau minum kopi

terdapat dalam lampiran 4.

5. Kesukaan

Kesukaan merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi

keputusan konsumen dalam memilih suatu produk tertentu. Rentang nilai

dalam kuesioner yang digunakan untuk melihat tanggapan panelis

mengenai kesukaan nata de cassava dapat dilihat pada lampiran 3.

Berikut ini merupakan rerata nilai tanggapan panelis mengenai kesukaan

terhadap nata de cassava berdasarkan uji organoleptik yang telah dilakukan:

Gambar 4.6 Rerata nilai kesukaan panelis terhadap nata de cassava.

Keterangan : KO = Kontrol; M1 = Konsentrasi 10%; M2 = Konsentrasi 15%;

M3 = Konsentrasi 20%

Berdasarkan gambar 4.6 kontrol mendapatkan nilai rerata kesukaan

dari panelis 6,45 (agak suka). Perlakuan konsentrasi molase 15%

mendapatkan nilai rerata kesukaan dari panelis 4 (agak tidak suka).

Perlakuan konsentrasi molase 10% mendapatkan nilai rerata kesukaan dari

3,24

2,95

6,45

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

M1 M2 M3 KO

Kes

ukaa

n

Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

56

panelis 3,2 (tidak suka). Konsentrasi 20% mendapatkan rerata nilai

kesukaan dari panelis 2,95 (sangat tidak suka). Panelis menentukan

kesukaan setelah terlebih dahulu melakukan uji organoleptik mengenai

aroma, warna, tekstur dan rasa pada nata de cassava. Selulosa yang

terbentuk dengan sumber karbon menggunakan gula pasir mempunyai

kualitas yang baik dari segi rasa, warna, tekstur dan aroma sehingga dapat

diterima oleh panelis.

Semua perlakuan yang menggunakan molase sebagai sumber

karbon mendapat nilai rerata kesukaan yang rendah. Perlakuan dengan

konsentrasi molase terbesar yaitu 20% mendapatkan rerata nilai kesukaan

dari panelis paling rendah hanya 2,95 (sangat tidak suka). Berdasarkan

gambar 4.1 ketebalan nata yang dihasilkan paling baik adalah pada

konsentrasi molase 20% tetapi justru berbanding terbalik dengan rerata

nilai tanggapan kesukaan panelis. Kandungan kimia non gula yang masih

banyak dalam molase mempengaruhi hasil selulosa yang terbentuk dari

aktivitas bakteri A. xylinum kurang optimal dari segi uji organoleptik.

C. Rancangan Penerapan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

Rancangan penerapan hasil penelitian dalam pembelajaran akan

digunakan untuk mengadakan praktikum pada Materi Bioteknologi subbab

Bioteknologi Konvensional Kelas XII. Rancangan pembelajaran ini

merupakan pengembangan dari Kompetensi Dasar :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

57

3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan

bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan

manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-

prinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan

mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan.

Alokasi jumlah jam pertemuan materi bioteknologi di dalam silabus ada

15 jam pertemuan dalam waktu 3 minggu. Apabila dihitung setiap minggu

maka akan ada 5 jam pertemuan dibagi menjadi 3 dan 2 jam pertemuan.

Penerapan hasil penelitian ini menggunakan waktu 3 jam pertemuan. Berikut

ini merupakan kegiatan yang dilakukan pada materi bioteknologi:

1. Pertemuan Pertama (2 JP)

- Konsep dasar secara umum mengenai Bioteknologi

2. Pertemuan Kedua (3JP)

- Bioteknologi Konvensional

3. Pertemuan Ketiga (2JP)

- Merancang praktikum bioteknologi konvensional : Nata de cassava.

4. Pertemuan Keempat (3JP)

- Praktikum pembuatan nata de cassava

5. Pertemuan Kelima (2JP)

- Pemanenan dan uji organoleptik nata de cassava.

6. Pertemuan Keenam (3JP)

- Konsep Bioteknologi modern

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan molase berpengaruh secara tidak signifikan terhadap ketebalan

dan rendemen nata de cassava tetapi dapat dijadikan sebagai sumber

karbon alternatif dalam pembuatan nata de cassava.

2. Semakin tinggi konsentrasi molase yang diberikan mengakibatkan warna

nata de cassava menjadi semakin cokelat dan aroma semakin berbau

seperti gula karamel yang hangus.

3. Konsentrasi molase yang menghasilkan nata paling tebal dan persentase

rendemen paling tinggi adalah konsentrasi molase 20%.

4. Penggunaan molase menghasilkan nata de cassava yang mendapatkan

tanggapan panelis kurang baik dibandingkan dengan kontrol.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka terdapat beberapa

saran penulis untuk penelitian yang relevan selanjutnya sebagai berikut :

1. Perlu ditambahkan perasa tambahan, misalnya daun pandan untuk

menghilangkan aroma khas dari molase pada nata yang dihasilkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

59

2. Perlu dilakukan penelitan penggunaan buah-buahan sebagai pengganti

penggunaan asam asetat untuk menurunkan pH dalam pembuatan nata de

cassava.

3. Penggunaan molase sebagai sumber karbon alternatif dalam pembuatan

nata de cassava berdasarkan uji statistika pada ketebalan dan rendemen

nata lebih baik menggunakan konsentrasi molase 10% sehingga lebih

ekonomis jika akan dikembangkan secara industri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

60

DAFTAR PUSTAKA

Andra,T., Yusuf, 2015, Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Urea Terhadap

Karateristik Nata De Soya Asam Jeruk Nipis, Jurnal Bioproses, Vol 3:1, 2-9.

Anggrahini Sri. 2009. Pengaruh Lama Pengecambahan Terhadap Kandungan a-

Tokoferol dan Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus

radiatus), https://patpijogja.wordpress.com/2009/08/27/pengaruh-lama-

pengecambahan-terhadap-kandungan-a-tokoferol-dan-senyawa-proksimat-

kecambah-kacang-hijau-phaseolus-radiatus-l-oleh-sri-anggrahini-staf-

pengajar-fakultas-teknologi-pertanian-ugm/, diakses tanggal 10 Januari 2017.

Astawan, M., 2005, Kacang Hijau, Antioksidan yang Membantu Kesuburan Pria,

http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kacanghijau.php, diakses pada

10 Januari 2017.

Badan Litbang, 2011, Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai

Substrat Pembuatan Nata De Cassava, Agroinovasi No.3406/XLI, Kementrian

Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi (ton),

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/880, diakses tanggal 20

September 2016.

Badan Standarisasi Nasional, Syarat Mutu Nata,

sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/detail_sni/4763 ,diakses 20 September

2016.

Ernawati, 2012, Pengaruh Sumber Nitrogen Terhadap Karateristik Nata de Milko,

Skripsi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Hardi, Dewi, Abdullah, 2013, Pengaruh Penambahan Gula, Asam Asetat dan Waktu

Fermentasi Terhadap Kualitas Nata de Corn, Jurnal Bioproses, Vol 19,

Hasbullah, 2000, Jenis Umbi-umbian, Jakarta: Gramedia.

Indah, Siti, 2013, Mutu Fisik dan Sifat Organoleptik Nata de Cassava Berdasarkan

Lama Fermentasi, Jurnal Pangan dan Gizi, Vol 04:07, 2-6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

61

Irdawati, Fifendy, Eldini, 2013, Pengaruh Pemanfaatan Molase Terhadap Jumlah

Mikrobia dan Ketebalan Nata Pada Teh Kombucha, Jurnal, 67-71.

Iskandar,Zaki, Mulyati, Fathanah, Sari, 2010, Pembuatan Film Selulosa dari Nata de

Pina, Jurnal Rekayasa Lingkungan dan Kimia, Vol 7:3, 106-111.

Lempang, M., 2006, Rendemen Dan Kandungan Nutrisi Nata Pinata Yang Diolah

Dari Nira Aren, Jurnal Teknologi Pangan, Vol 24:2, 3-6.

Mahadi, Nurlinda, Darmawati, 2015, Efektifitas Penambhan Gula Terhadap Kualitas

Nata de Cassava Dari Limbah Cair Tapioka Sebagai Pengembangan Modul

Pada Konsep Bioteknologi Konvensional Kelas XII SMA, Jurnal..

Margaretha, Y.M., 2015, Pengaruh Kadar Gula Terhadap Pembuatan Nata de Yam,

Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Melina, M.M., 2016, Pengaruh Penggunaan Jus Kecambah Kacang Hijau Sebagai

Sumber Nitrogen Alternatif Terhadap Karateristik Nata de Besusu, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Nainggolan, J., 2009, Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp Dalam Kombucha-

Rosela Merah (Hibiscus sabdariffa) Pada Kadar Gula Dan Lama Fermentasi

Yang Berbeda, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Naufalin, Wibowo, 2004, Pemanfaatan Hasil Samping Pengolahan Tepung Tapioka

Untuk Pembuatan Nata de Cassava: Kajian Penambahan Sukrosa dan Ekstrak

Kecambah, Jurnal Teknologi Pangan, Vol XV:2.

Nainggolan, J., 2009, Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp Dalam Kombucha-

Rosela Merah pada Kadar Gula dan Lama Fermentasi Yang Berbeda, Tesis,

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pambayun, R., 2002, Teknologi Pengolahan Nata de Coco, Yogyakarta:

Kanisius.Salim, E., 2012, Sukses Bisnis Nata de Cassava Skala Rumah

Tangga, Yogyakarta: Lily Publisher.

Pascual, Sabularse, Castillo, Serrano, 2016, Efficacy of Nata de Coco-carboxymethyl

Cellulose-Based Composite Coating on The Storage Quality of Calamundin

[Citrofortunella microcarpa (Bunge) Wijnands] Fruits, International Food

Journal, 25(5).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

62

Prayitno, H.T., 2008, Pemisahan Padatan Tersuspensi Limbah Cair Tapioka dengan

Teknologi Membran Sebagai Upaya Pemanfaatan dan Pengendalian

Pencemaran Lingkungan, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Purwono dan R. Hartono, 2005, Kacang Hijau, Jakarta: Penebar Swadaya.

Puspitasari, R., 2008, Kualitas Molase Sebagai Bahan Baku Produksi Alkohol Pabrik

Spritus Madukismo Yogyakarta, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Rahman, A., 1992, Teknologi Fermentasi Industri II, Jakarta : Penerbit Arcan.

Santosa, Toharisman, dan Aris, 1999, Mutu Bahan Baku Dan Preparasi Medium

Fermentasi Pelatihan Teknologi Alkohol, Jurnal, 95-98.

Saragih, 2004, Membuat Nata de Coco, Jakarta: Puspa Swara.

Simanjuntak, 2009, Studi Pembuatan Etanol dari Limbah Gula (Molase),

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15011/1/09E01152.pdf,

diakses pada 5 November 2016.

Sumiyati, 2009, Kualitas Nata de Cassava Limbah Cair Tapioka Dengan Penambahan

Gula Pasir dan Lama Fermentasi yang Berbeda, Skripsi, Universitas

Muhammadiyah, Surakarta.

Tjandra, E.Y., 2001, Pengaruh Proporsi Molase dan Air Kelapa Sebagai Media

Terhadap Sifat Fisik-Kimia dan Organoleptik Nata de Coco, Tesis, Widya

Mandala Catholic University, Surabaya.

Triyono, Rahman, Andriana, 2010, Pengaruh Proporsi Penambahan Air Pengekstraksi

dan Jumlah Bahan Penstabil terhadap Karateristik Susu Kacang Hijau, Jurnal

Pangan dan Gizi, ISSN 1693-4393.

Wardah, Rini, Devy, 2014, Aspek Mutu Produk Nata de Coco Dengan Penambahan

Sari Buah Mangga, Jurnal Pangan, Vol 11:2, 4.

Widayatno, Sriyani, 2008, Pengolahan Limbah Cair Industri Tapioka Dengan

Menggunakan Metode Elektroflokulasi, Jurnal Teknologi Pangan, ISBN :

978-979-3980-15-7, 84-88.

Winarno, F.G., 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

63

Lampiran 1

FOTO CARA KERJA PEMBUATAN NATA DE CASSAVA

1. Gambar A dan B pada saat membersihkan kecambah dengan air mengalir untuk

menghilangkan kulit ari dan kotoran .

2. Proses pemblenderan kecambah (A) dan penyaringan sari kecambah menggunakan kain

saring (B)

3. Proses pengenceran molase dengan menggunakan air

A B

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

64

4. Proses penyaringan limbah cair tepung tapioka dengan menggunakan kain saring untuk

menghilangkan kotorannya.

5. Proses penambahan molase pada saat perebusan limbah cair tepung tapioka (A) dan proses

penuangan media ke dalam nampan (B)

6. Proses penyimpanan nata (A) dan pengukuran ketebalan nata yang dihasilkan (B)

A

B

A

B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

65

7. Proses Penimbangan berat nata (A) dan perendaman nata dengan menggunakan air (B)

8. Proses perebusan nata yang telah dipotong-potong bentuk dadu (A) dan uji organoleptik

yang dilakukan panelis mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2014 (B).

A

B

A

B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

66

Lampiran 2

A. Penghitungan SPSS Ketebalan Nata de cassava

Test of Homogeneity of Variances

Ketebalan Nata

Levene Statistic df1 df2 Sig.

170.652 3 7 .000

ANOVA

Ketebalan Nata

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 21.576 3 7.192 2.464 .147

Within Groups 20.433 7 2.919

Total 42.009 10

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Nata A 3 7.300 .6083 .3512 5.789 8.811 6.9 8.0

Nata B 3 5.033 .4163 .2404 3.999 6.068 4.7 5.5

Nata C 3 8.367 .2517 .1453 7.742 8.992 8.1 8.6

Nata D 2 8.500 4.3841 3.1000 -30.889 47.889 5.4 11.6

Total 11 7.191 2.0496 .6180 5.814 8.568 4.7 11.6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

67

Post Hoc

Multiple Comparisons

Ketebalan Nata

LSD

(I)

Perlakua

n

(J)

Perlakua

n

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Nata A Nata B 2.2667 1.3950 .148 -1.032 5.565

Nata C -1.0667 1.3950 .469 -4.365 2.232

Nata D -1.2000 1.5597 .467 -4.888 2.488

Nata B Nata A -2.2667 1.3950 .148 -5.565 1.032

Nata C -3.3333* 1.3950 .048 -6.632 -.035

Nata D -3.4667 1.5597 .062 -7.155 .221

Nata C Nata A 1.0667 1.3950 .469 -2.232 4.365

Nata B 3.3333* 1.3950 .048 .035 6.632

Nata D -.1333 1.5597 .934 -3.821 3.555

Nata D Nata A 1.2000 1.5597 .467 -2.488 4.888

Nata B 3.4667 1.5597 .062 -.221 7.155

Nata C .1333 1.5597 .934 -3.555 3.821

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

68

B. Penghitungan SPSS Rendemen Nata de cassava

Descriptives

Rendemen Nata

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Nata A 3 61.667 14.4338 8.3333 25.811 97.522 45.0 70.0

Nata B 3 48.333 7.6376 4.4096 29.360 67.306 40.0 55.0

Nata C 3 70.000 .0000 .0000 70.000 70.000 70.0 70.0

Nata D 3 62.333 31.0859 17.9475 -14.888 139.555 30.0 92.0

Total 12 60.583 17.0425 4.9197 49.755 71.412 30.0 92.0

Test of Homogeneity of Variances

Rendemen Nata

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.332 3 8 .077

ANOVA

Rendemen Nata

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 728.917 3 242.972 .788 .534

Within Groups 2466.000 8 308.250

Total 3194.917 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

69

Post hoc

Multiple Comparisons

Rendemen Nata

LSD

(I)

Perlakua

n

(J)

Perlakua

n

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Nata A Nata B 13.3333 14.3353 .380 -19.724 46.391

Nata C -8.3333 14.3353 .577 -41.391 24.724

Nata D -.6667 14.3353 .964 -33.724 32.391

Nata B Nata A -13.3333 14.3353 .380 -46.391 19.724

Nata C -21.6667 14.3353 .169 -54.724 11.391

Nata D -14.0000 14.3353 .357 -47.057 19.057

Nata C Nata A 8.3333 14.3353 .577 -24.724 41.391

Nata B 21.6667 14.3353 .169 -11.391 54.724

Nata D 7.6667 14.3353 .607 -25.391 40.724

Nata D Nata A .6667 14.3353 .964 -32.391 33.724

Nata B 14.0000 14.3353 .357 -19.057 47.057

Nata C -7.6667 14.3353 .607 -40.724 25.391

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

70

Lampiran 3

KUISIONER UJI ORGANOLEPTIK NATA

Nama : Jenis Kelamin:

Umur : Merokok/Minum Kopi:

Petunjuk Pengisian

Saudara diminta untuk memberikan penilaian dengan mencoba langsung mengenai rasa, tekstur

(kekenyalan), warna , aroma terhadap 4 sampel nata. Nilai yang diberikan diantara 1-5.

Pengisian dilakukan dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan yang mewakili penilaian

anda.

Langkah uji organoleptik :

1. Ambilah nata secara acak pada setiap nampan yang mewakili kelompok uji dalam

penelitian ini.

2. Saat melakukan pengamatan warna diusahakan tepat di bawah sinar cahaya matahari atau

cahaya ruangan yang terang.

3. Panelis harus minum/berkumur dahulu dengan air putih sebelum dan setelah pengujian

organoleptik mengenai rasa.

Kode Warna

1 = Sangat

tidak menarik

2 =Tidak

menarik

3= Kurang

menarik

4=Menarik 5= Sangat

menarik

P1

P2

P3

G

Tekstur

1 = Tidak

kenyal

2= Kurang

Kenyal

3= Kenyal 4= Sangat

Kenyal

5= Keras

P1

P2

P3

G

Aroma

1= Sangat

tidak menarik

2= Tidak

menarik

3= Kurang

menarik

4=Menarik 5= Sangat

menarik

P1

P2

P3

G

Rasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

71

1= Sangat

tidak enak

2= Tidak

Enak

3= Kurang

Enak

4 = Enak 5= Sangat

Enak

P1

P2

P3

G

Kesukaan

Perlakuan Penilaian

1 =Amat sangat tidak suka

2 =Sangat tidak suka

3 =Tidak suka

4 = Agak tidak suka

5 =Netral

6 =Agak suka

7 =suka

8 =Sangat suka

9 =Amat sangat suka

P1

P2

P3

G

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

72

Lampiran 4

Tabel Panelis Uji Organoleptik Nata de cassava

No InisialNama

Jenis Kelamin

Usia Merokok/Minum Kopi

1 AK L 22 Merokok

2 VJ L 22 Merokok & minum kopi

3 KY L 21 Minum kopi

4 FS L 23 Tidak merokok & tidak minum kopi

5 DN L 22 Merokok & minum kopi

6 TH L 20 Tidak merokok & tidak minum kopi

7 AS L 19 Merokok dan minum kopi

8 MS L 20 Merokok

9 AD L 21 Tidak merokok & tidak minum kopi

10 BY L 22 Merokok & minum kopi

11 AK P 20 Tidak merokok & tidak minum kopi

12 HM P 20 Tidak merokok & tidak minum kopi

13 BY P 21 Tidak merokok & tidak minum kopi

14 KK P 20 Tidak merokok & tidak minum kopi

15 MV P 20 Minum kopi

16 KP P 21 Tidak merokok & tidak minum kopi

17 PT P 22 Tidak merokok & tidak minum kopi

18 RT P 20 Tidak merokok & tidak minum kopi

19 ER P 22 Tidak merokok & tidak minum kopi

20 FY P 20 Tidak merokok & tidak minum kopi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

73

Lampiran 5

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

Satuan Pendidikan : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Kelas :XII MIA

Total JP :15 JP

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin

tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

74

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

75

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

10. Bioteknologi

1.2 Menyadari dan

mengagumi pola pikir

ilmiah dalam kemampuan

mengamati bioproses

Bioteknologi

• Konsep dasar

Bioteknologi

• Jenis

Bioteknologi

• Bioteknologi

Konvensional

• Produk

Bioteknologi

Konvensional

• Bioteknologi

modern

• Produk

Bioteknologi

modern

Mengamati

• Mengkaji gambar-gambar

produk bioteknologi dari

literatur

Menanya

• Bagaimana produk tersebut

dapat dihasilkan ?

• Apa itu bioteknologi ?

• Apakah perbedaan

bioteknologi konvensional

dan bioteknologi modern ?

Mengumpulkan Data

• Mengidentifikasi produk

bioteknologi yang beredar di

masyarakat berdasarkan

prinsip perbedaan

bioteknologi konvensional

dan bioteknologi modern.

• Melaksanakan praktikum

Tugas

Membuat

peta konsep

tentang

bioteknologi

Observasi

Observasi

guru

Fortofolio

Laporan

praktikum

pembuatan

nata de

cassava

Tes

Pemahaman

prinsip

bioteknologi

dalam

3 minggu

x 5 JP • Buku paket

siswa kelas

XII

• Artiket dari

media

online

maupun

media

cetak

1.3 Peka dan peduli

terhadap permasalahan

lingkungan hidup, menjaga

dan menyayangi

lingkungan sebagai

manifestasi pengamalan

ajaran agama yang

dianutnya

2.1 Berperilaku ilmiah:

teliti, tekun, jujur terhadap

data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli

dalam observasi dan

eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan

pertanyaan dan

berargumentasi, peduli

lingkungan, gotong royong,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

76

berkerjasama, cinta damai,

berpendapat secara ilmiah

dan kritis, responsif dan

proaktif dalam setiap

tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan

percobaan di dalam

kelas/laboratorium maupun

diluar kelas/laboratorium.

• Dampak

pemanfaatan

bioteknologi

bagi

masyarakat

pembuatan nata de cassava

• Melakukan uji organoleptik

dan mengukur ketebalan dari

nata yang dihasilkan

Mengasosiasi

• Membuat kesimpulan

tentang prinsip bioteknologi

konvensional dan

bioteknologi modern

• Menyusun laporan hasil

praktikum pembuatan nata

de cassava

• Membuat kesimpulan hasil

diskusi tentang dampak

penggunaan prinsip

bioteknologi di masyarakat

Mengkomunikasikan

• Mempresentasikan hasil

diskusi berdasarkan

praktikum pembuatan nata

de cassava

• Memaparkan hasil diskusi

tentang dampak penggunaan

prinsip bioteknologi di

masyarakat.

berbagai

produk di

masyarakat

2.2 Peduli terhadap

keselamatan diri dan

lingkungan dengan

menerapkan keselamatan

kerja saat melakukan

kegiatan pengamatan dan

percobaan di laboratorium

dan di lingkungan sekitar

3.10 Memahami tentang

prinsip-prinsip bioteknologi

yang menerapkan bioproses

dalam menghasilkan

produk baru untuk

meningkatkan

kesejahteraan manusia

dalam berbagai aspek

kehidupan.

4.10 Merencanakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

77

melakukan percobaan

dalam penerapan prinsip-

prinsip bioteknologi

konvensional untuk

menghasilkan produk dan

mengevaluasi produk yang

dihasilkan serta prosedur

yang dilaksanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

78

Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan :SMA

Mata Pelajaran :Biologi

Kelas/Semester :XII/2

Materi :Bioteknologi

Sub Materi :Bioteknologi Konvensional

Alokasi waktu :3 minggu x 3JP (1 JP x 45 menit)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 :Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

79

bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan.

A. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

KD 1.2 Menyadari dan mengagumi

pola pikir ilmiah dalam kemampuan

mengamati bioproses

1.2.1 Menunjukkan rasa syukur

kepada Tuahan atas kemampuan

berpikir ilmiah dalam kemampuan

pengamatan bioproses

KD 1.3 Peka dan peduli terhadap

permasalahan lingkungan hidup,

menjaga dan menyayangi

lingkungan sebagai manifestasi

pengamalan ajaran agama yang

dianutnya

1.3.1 Memperhatikan permasalahan

yang terjadi di lingkungan sekitar,

menjaga dan menyayangi

lingkungan sebagai manifestasi

pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

KD 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,

tekun, jujur terhadap data dan fakta,

disiplin, tanggung jawab, dan peduli

dalam observasi dan eksperimen,

berani dan santun dalam

mengajukan pertanyaan dan

berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong royong, berkerjasama, cinta

damai, berpendapat secara ilmiah

dan kritis, responsif dan proaktif

dalam setiap tindakan dan dalam

melakukan pengamatan dan

2.1.1 Menunjukkan perilaku teliti

saat melakukan eksperimen

2.1.2 Menunjukkan perilaku

tanggung jawab atas hasil

eksperimen yang dilakukan

2.1.3 Menunjukkan perilaku

kerjasama satu kelompok saat

berdiskusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

80

percobaan di dalam

kelas/laboratorium maupun diluar

kelas/laboratorium

KD 2.2 Peduli terhadap keselamatan

diri dan lingkungan dengan

menerapkan keselamatan kerja saat

melakukan kegiatan pengamatan

dan percobaan di laboratorium dan

di lingkungan sekitar

2.2.1 Menunjukkan perilaku

tanggungjawab sesuai pedoman

kerja saat melakukan eksperimen.

KD 3.10 Memahami tentang

prinsip-prinsip bioteknologi yang

menerapkan bioproses dalam

menghasilkan produk baru untuk

meningkatkan kesejahteraan

manusia dalam berbagai aspek

kehidupan.

3.10.1 Menjelaskan prinsip

bioteknologi

3.10.2 Menjelaskan perbedaan

bioteknologi konvensional dengan

bioteknologi modern

3.10.3 Mengidentifikasi produk –

produk yang ada di masyarakat

berdasarkan prinsip perbedaan

bioteknologi konvensional dengan

bioteknologi modern

3.10.4 Menjelaskan dampak positif

dan negatif pemanfaatan prinsip

bioteknologi bagi masyarakat dan

lingkungan.

KD 4.10 Merencanakan dan

melakukan percobaan dalam

penerapan prinsip-prinsip

bioteknologi konvensional untuk

menghasilkan produk dan

mengevaluasi produk yang

dihasilkan serta prosedur yang

4.10.1 Merancang langkah kerja

pembuatan produk bioteknologi

konvensional berupa nata de

cassava.

4.10.2 Membuat produk

bioteknologi konvensional berupa

nata de cassava.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

81

dilaksanakan 4.10.3 Menyajikan hasil praktikum

dalam bentuk laporan portofolio.

C. Tujuan Pembelajaran

1.2.1.1 Siswa mampu menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas

kemampuan berpikir ilmiah dalam kemampuan pengamatan

bioproses melalui kegiatan berdoa sebelum pembelajaran dimulai.

1.3.1.1 Siswa mampu memperhatikan permasalahan yang terjadi di

lingkungan sekitar, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai

manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya melalui

kegiatan refleksi akhir pelajaran.

2.1.1.1 Siswa mampu menunjukkan perilaku teliti saat melakukan

eksperimen melalui penjelasan dari guru.

2.1.2.1 Siswa mampu menunjukkan perilaku tanggung jawab atas hasil

eksperimen yang dilakukan melalui kegiatan praktikum.

2.1.3.1 Siswa mampu menunjukkan perilaku kerjasama satu kelompok

melalui kegiatan diskusi.

3.10.1.1 Siswa mampu menjelaskan prinsip bioteknologi melalui kajian

literatur.

3.10.2.1 Siswa mampu menjelaskan perbedaan bioteknologi konvensional

dengan bioteknologi modern beserta bioprosesnya melalui

kegiatan diskusi kelompok.

3.10.3.1 Siswa mampu mengidentifikasi produk – produk yang ada di

masyarakat berdasarkan prinsip perbedaan bioteknologi

konvensional dengan bioteknologi modern melalui kegiatan

diskusi kelompok.

3.10.4.1 Siswa mampu menjelaskan dampak positif dan negatif

pemanfaatan prinsip bioteknologi bagi masyarakat dan

lingkungan melalui diskusi kelompok.

4.10.1.1 Siswa mampu merancang langkah kerja pembuatan produk

bioteknologi berupa nata de cassava melalui diskusi kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

82

4.10.2.1 Siswa mampu membuat produk bioteknologi konvensional berupa

nata de cassava melalui kegiatan praktikum.

4.10.3.1 Siswa mampu menyajikan hasil praktikum dalam bentuk laporan

tertulis setelah melaksanakan praktikum.

D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Pendekatan :Saintifik

Metode :Studi literatur, diskusi kelompok dan Praktikum

E. Media dan Sumber Belajar

Media :LKS dan Gambar

Sumber :Buku Paket Siswa kelas XII, Buku Pegangan Guru dan

Internet

F. Langkah Pembelajaran

1. Pertemuan I (3 JP X 45 menit)

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik

Pendahuluan

(30menit)

Guru membawa produk

bioteknologi tradisional berupa

yoghurt dan susu yang beredar

di masyarakat dan beberapa

siswa diminta untuk

merasakannya.

Guru mengajukan pertanyaan :

“Apakah terdapat perbedaan

diantara kedua produk tersebut

?”

Guru menyampaikan

permasalahan: Apakah yang

terjadi dalam proses

pembuatan yoghurt, sehingga

Apersepsi

Motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

83

rasanya menjadi asam ?

Guru menayangkan pokok

materi bioteknologi yang akan

dipelajari : 1) konsep dasar

bioteknologi, 2) bioteknologi

konvensional (fermentasi)

Orientasi

Tahap Inti

(75menit)

Siswa dibagikan beberapa

produk hasil bioteknologi

konvensional yang biasanya

beredar di masyarakat

Siswa diminta bertanya tentang

bahan dasar yang digunakan

dalam pembuatan produk

tersebut .

Siswa melakukan kegiatan

identifikasi pada produk

yang dibagikan.

Siswa diminta mengaitkan

proses terbentuknya produk

tersebut dengan materi

bioteknologi tentang

fermentasi.

Mengamati

Menanya

Mencoba/

mengumpulkan data

Menalar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

84

Setiap kelompok menyajikan

hasil diskusi kelompoknya di

depan kelas.

Siswa melakukan diskusi

untuk membahas hasil

presentasi tiap kelompok

Siswa membuat kesimpulan

1.

Mengkomunikasikan

Penutup(30menit)

Rangkuman

Evaluasi

Refleksi

Tindak lanjut

1. Siswa membuat

rangkuman tentang materi

yang telah dipelajari.

2. Diajukan beberapa

pertanyaan terkait prinsip

dasar bioteknologi

3. Siswa membuat refleksi.

4. Menugaskan siswa untuk

mencari artikel tentang

nata.

2. Pertemuan II (2 JP X 45 menit)

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik

Pendahuluan

(15menit)

Guru mengingatkan siswa

tentang tugas membawa

artikel tentang nata pada

pertemuan sebelumnya.

Guru mengajukan pertanyaan

: “Apakah bahan dasar yang

Apersepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

85

digunakan dalam pembuatan

nata pada artikel yang kalian

cari dan bagaimana cara

pembuatannya ?

Guru membawa produk

bioteknologi konvensional

berupa minuman berasa

dengan bahan dasar nata.

Guru menanyakan kepada

siswa : “apakah terdapat nata

dalam minuman tersebut dan

apakah ciri-ciri nata yang

terdapat di dalam minuman

berasa tersebut ?”

Guru menayangkan pokok

materi dalam pembelajaran

ini yaitu membuat rancangan

dalam pembuatan nata.

Motivasi

Orientasi

Tahap Inti

(60menit)

Siswa melihat video proses

pembuatan nata de cassava

dan membaca LKS dengan

cermat.

Siswa diminta bertanya

tentang fungsi masing-

masing langkah dalam

pembuatan nata tersebut

Mengamati

Menanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

86

Siswa membuat rancangan

berupa cara kerja nata de

cassava dengan sumber

karbon alternatif dari

molase.

Siswa diminta mengaitkan

cara kerja dalam pembuatan

nata dengan artikel yang

sudah dibawa sebelumnya.

Setiap kelompok menyajikan

hasil diskusi kelompoknya

mengenai rancangan cara

kerja dalam pembuatan nata

de cassava

Siswa melakukan diskusi

untuk membahas hasil

presentasi tiap kelompok

Siswa membuat kesimpulan

tentang materi yang telah

disampaikan oleh guru

Mencoba/

mengumpulkan data

Menalar

Mengkomunikasikan

Penutup(15menit)

Rangkuman

Evaluasi

1. Siswa membuat

rangkuman pelajaran

yang telah disampaikan

secara lesan

2. Diajukan beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

87

Refleksi

Tindak lanjut

pertanyaan dalam bentuk

lesan terkait urutan proses

pembuatan nata de

cassava.

3. Siswa membuat refleksi

bersama.

4. Menugaskan siswa untuk

membawa alat dan bahan

yang akan digunakan

membuat nata pada

pertemuan berikutnya.

3. Pertemuan III (3 JP X 45 menit)

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik

Pendahuluan

(30menit)

Guru menanyakan kepada

siswa apakah telah membawa

alat dan bahan yang akan

digunakan untuk praktikum

pembuatan nata de cassava.

Guru menanyakan kepada

siswa : Apakah fungsi dari

alat dan bahan tersebut ?

Guru membawa produk nata

de cassava dan nata de coco

Guru menanyakan kepada

siswa : “apakah perbedaan

nata de cassava dengan nata

de coco dan apakah yang

Apersepsi

Motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

88

menyebabkan perbedaan

tersebut ?

Guru mengarahkan siswa

untuk menyiapkan alat dan

bahan di atas meja praktikum

sesuai kelompok dan

memakai jas laboratorium

sebelum praktikum dimulai

Orientasi

Tahap Inti

(75menit)

Siswa melihat video proses

pembuatan nata de cassava

dan membaca LKS dengan

cermat.

Siswa diminta bertanya

tentang langkah-langkah

pembuatan nata de cassava

yang belum jelas

Siswa membuat nata de

cassava dengan sumber

karbon alternatif dari

molase.

Siswa diminta mengaitkan

langkah-langkah dalam

pembuatan nata de cassava

dengan materi tentang proses

Mengamati

Menanya

Mencoba/

mengumpulkan data

Menalar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

89

terbentuknya nata.

Setiap kelompok menyajikan

hasil diskusi kelompoknya

mengenai proses pembuatan

nata yang telah dilakukan

beserta kendalanya di depan

kelas.

Siswa melakukan diskusi

untuk membahas hasil

presentasi tiap kelompok

Siswa membuat kesimpulan

Mengkomunikasikan

Penutup(30menit)

Rangkuman

Evaluasi

Refleksi

Tindak lanjut

1. Siswa membuat

rangkuman

pembelajaran yang telah

disampaikan oleh guru

2. Diajukan beberapa

pertanyaan dalam bentuk

lesan terkait urutan

proses pembuatan nata

de cassava.

3. Siswa membuat refleksi

mengenai praktikum

pembuatan nata yang

telah dilakukan

4. Menugaskan siswa untuk

membaca materi yang

akan dipelajari minggu

depan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

90

G. Penilaian

Aspek Teknik Instrumen

Afektif Observasi

Lembar refleksi

Kognitif Non tes

Tes

Fortofolio:

Laporan praktikum

Post test

Psikomotor Observasi Lembar observasi

kinerja

H. Lampiran

1. Lembar kerja siswa

2. Instrumen penilaian dan rubrik penilaian

Yogyakarta................. 2017

Guru Biologi

Yohanes Hendri Eko Prihono

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

93

Lampiran 7

A. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Lembar Kerja Siswa 1 (LKS)

Materi : Bioteknologi

Kegiatan :Produk Bioteknologi Konvensional

Nama Kelompok :

A. Tujuan

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian bioteknologi konvensional.

2. Siswa mampu mengidentifikasi berbagai macam produk yang

termasuk dalam bioteknologi konvensional.

3. Siswa mampu mengidentifikasi mikrobia yang berperan dalam proses

pembuatan produk bioteknologi konvensional

B. Alat dan Bahan

1. Tempe

2. Kecap

3. Yoghurt

4. Keju

5. Tape

C. Cara Kerja

1. Amatilah ciri-ciri berbagai macam produk bioteknologi konvensional

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

94

2. Dalam proses pengamatan boleh dimakan sedikit untuk mengetahui

rasa dan tekstur produk tersebut.

3. Carilah dalam literatur mikrobia yang berperan dalam fermentasi

masing-masing produk tersebut beserta proses pembentukannya.

4. Tulis hasil pengamatan di LKS secara lengkap.

D. Hasi Pengamatan

Nama produk Bahan dasar Mikrobia yang

berperan

Proses terbentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

95

Lembar Kerja Siswa 2 (LKS)

Materi : Bioteknologi

Kegiatan :Rancangan Pembuatan Nata de cassava

Nama Kelompok :

A. Tujuan

1. Siswa mampu menyusun rancangan pembuatan nata de cassava.

2. Siswa mampu menjelaskan tujuan dari masing-masing langkah

pembuatan nata de cassava

B. Alat dan Bahan

Artikel dan Internet.

C. Cara Kerja

Tulislah rancangan langkah kerja dan tujuan dari masing-masing langkah

pembuatan nata de cassava tersebut pada kolom hasil pengamatan.

D. Hasi Pengamatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

96

Lembar Kerja Siswa 3 (LKS)

Materi : Bioteknologi

Kegiatan :Praktikum Pembuatan Nata de cassava

Nama Kelompok :

A. Tujuan

1. Siswa mampu menjelaskan proses pembuatan nata de cassava.

2. Siswa mampu menjelaskan bioproses dalam pembuatan nata de cassava.

3. Siswa mampu membuat produk nata de cassava dengan sumber karbon

alternatif dari molase.

4. Siswa mampu menjelaskan pengaruh molase terhadap hasil uji

organoleptik nata de cassava.

B. Alat dan Bahan

Alat :

1. Kompor 8. Koran bekas

2. Kain saring 9. Loyang

3. Karet ban bekas 10. Pengaduk

4. Panci 11. Baskom 10 buah

5. Timbangan 12. Erlenmeyer 500 ml 6 buah

6. Gelas ukur 100 ml 2 buah 13. Kertas indikator pH

7. Ember

Bahan :

1. Limbah cair tepung tapioka singkong (Manihot esculenta) 1 liter

2. Kecambah kacang hijau 100 gram

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

97

3. Molase 1800 ml

4. Gula pasir 100 gram

5. Starter nata 1200 ml

6. Air 1 galon

7. Cuka

C. Cara Kerja

1. Pembuatan Sari Kecambah Kacang Hijau

a) Timbang kecambah sebanyak 100 gram

b) Masukkan ke dalam blender dan ditambahkan air dengan

perbandingan 1:1

c) Blender sampai halus

d) Saring larutan menggunakan kain saring sebanyak 2 kali.

2. Pembuatan Nata

a) Encerkan molase dengan perbandingan 1:3 (molase sebanyak 100 ml

dengan air 300 ml)

b) Saring limbah cair tapioka sebanyak 700 ml menggunakan kain

saring sampai bersih

c) Rebus limbah cair tapioka sampai mendidih

d) Sebelum mendidih tambahkan sari kecambah kacang hijau sebanyak

100 ml dan molase sebanyak 200 ml

e) Tambahkan cuka sebanyak 2-3 tetes sampai pH berkisar 3-4

f) Buang buih-buih yang muncul di permukaan

g) Aduk terus sampai mendidih

h) Masukkan ke dalam loyang sebanyak 1000 ml dan didinginkan

sampai suhu ruang

i) Tambahkan starter nata sebanyak 100 ml

j) Peramlah selama 8 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

98

3. Pemanenan Nata

a) Setelah 8 hari, keluarkan nata dari loyang dan keruk bagian atas

yang berlendir

b) Rendam lembaran nata selama 3 hari dengan setiap hari air bersih

yang digunakan untuk perendaman diganti yang baru.

c) Setelah perendaman, potong nata menjadi bentuk dadu sekitar 1x1

cm

d) Merebus potongan nata dalam air mendidih selama sekitar 15 menit

e) Nata siap dilakukan uji organoleptik.

f) Menuliskan hasil uji organoleptik ke dalam tabel yang sudah

disediakan

g) Menjawab pertanyaan yang tersedia dalam LKS

D. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Uji Organoleptik Nata de cassava

Kelompok

Uji

Rasa Tekstur Warna Aroma

Keterangan :

Rasa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

99

+ hambar

++ rasa substrat

+++ Kecut

Tekstur:

+ lunak

++ kenyal

+++ keras

Warna : sesuai hasil pengamatan

Aroma:

+ busuk

++ tidak mempunyai aroma

+++ asam

E. Pertanyaan

1. Apakah perbedaan bioteknologi modern dengan bioteknologi

konvensional ?

2. Bagaiman proses pembentukan nata ?

3. Mikroorganisme apakah yang berperan dalam pembentukan nata ?

4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembentukan

nata ?

Jawaban :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

100

F. Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

101

Lampiran 8

Instrumen Penilaian

A. Instrumen Penilaian Afektif 1

a) Lembar Instrumen Penilaian Afektif

Nama Siswa :

No. Absen :

Kelas :

No Kriteria Penilaian Nilai

1 Isi presentasi

2 Mengajukan pertanyaan

3 Menjawab pertanyaan

4 Menyimpulkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

102

b) Rubrik Penilaian

No Aspek yang diamati KRITERIA PENILAIAN SKOR

1

Isi presentasi

Siswa mempresentasikan sesuai

dengan topik, menguasai materi,

sistematis dan tampilan power

point menarik.

Siswa melakukan presentasi dan

hanya 3 aspek yang benar

.

Siswa melakukan presentasi dan

hanya 2 aspek yang benar.

Siswa melakukan presentasi dan

hanya 1 aspek yang benar.

Siswa tidak mengikuti presentasi

20

15

10

10

0

2

Mengajukan

pertanyaan

• Siswa mengajukan pertanyaan

sesuai topik

• Siswa mengajukan pertanyaan

yang tidak sesuai topik

• Siswa tidak mengajukan

pertanyaan

20

10

0

3

Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh penanya dengan

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

103

Menjawab pertanyaan

tepat

Siswa dalam menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh

penanya kurang tepat

Siswa tidak menjawab pertanyaan

10

0

4

Menyimpulkan hasil

Siswa dapat menyimpulkan

pokok- pokok bahasan sesuai hasil

diskusi

Siswa dalam menyimpulkan sudah

sesuai materi diskusi tetapi masih

terdapat pokok-pokok bahasan

yang belum terangkum

Siswa dalam menyimpulkan tidak

sesuai dengan materi diskusi

Siswa tidak bisa menyimpulkan

20

10

5

0

Jumlah Skor 80

Pedoman Penilaian :

NILAI : Jumlah skor penilaian

80 X 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

104

B. Instrumen Penilaian Afektif 2

a) Instrumen Penilaian Afektif 2

Nama Siswa :

No.Absen :

Kelas :

No Kriteria Penilaian Penilaian

1 Siswa melakukan praktikum sesuai standar tata

tertib keselamatan diri di laboratorium

2 Siswa melakukan praktikum tidak mengganggu

keselamatan teman sejawat

3 Siswa bertanggungjawab terhadap barang

laboratorium yang digunakan.

4 Siswa bekerjasama dengan teman sekelompok

saat melakukan praktikum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

105

b) Rubrik penilaian

No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian Skor

Penilaian

1

Teliti

Siswa melakukan praktikum

dengan memakai standar

keselamatan diri berupa jas

laboratorium

10

Siswa melakukan praktikum

dengan tidak memakai standar

keselamatan diri berupa jas

laboratorium

0

2

Teliti

Siswa melakukan praktikum

sesuai dengan peraturan yang

terdapat di dalam laboratorium

sehingga tidak mengganggu

keselamatan teman sejawat

10

Siswa melakukan praktikum

tidak sesuai dengan peraturan

yang terdapat di dalam

laboratorium sehingga

mengganggu teman sejawat

0

3

Tanggung jawab

Siswa membersihkan dan

mengembalikan peralatan

laboratorium yang digunakan

selama praktikum

20

Siswa tidak membersihkan dan

mengembalikan peralatan

laboratorium yang digunakan

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

106

selama praktikum

Siswa tidak membersihkan dan

tidak mengembalikan peralatan

laboratorium yang digunakan

selama praktikum

0

4

Kerjasama

Siswa mau berbagi tugas pada

saat melaksanakan praktikum

dengan teman satu kelompok

20

Siswa mendominasi sendiri

sehingga tidak mau berbagi tugas

pada saat melaksakan praktikum

dengan teman satu kelompok

10

Siswa tidak mau mengambil

bagian tugas yang telah

disepakati dengan teman satu

kelompok

0

Pedoman Penilaian :

NILAI : Jumlah skor penilaian

60 X 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

107

C. Instrumen Penilaian Psikomotor

a) Rubrik Penilaian

No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian Skor

Penilaian

1

Kemampuan

menggunakan timbangan

Menggunakan timbangan

dengan benar saat menimbang

kecambah kacang hijau sehingga

sesuai takaran

20

Tidak tepat dalam menggunakan

timbangan dengan benar saat

menimbang kecambah kacang

hijau sehingga tidak sesuai

takaran

10

Merusakkan timbangan karena

kesalahan prosedur pemakaian

0

2

Kemampuan

menggunakan kertas

indikator pH

Menggunakan indikator kertas

pH dengan benar sehingga

mampu mencocokkan warna

yang timbul dengan skala pH

dengan tepat.

20

Menggunakan indikator kertas

pH dengan benar tetapi tidak

mampu mencocokkan warna

yang timbul dengan skala pH

dengan tepat.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

108

Tidak dapat menggunakan

indikator kertas pH dengan

benar dan tidak mampu

mencocokkan warna yang timbul

dengan skala pH dengan tepat.

0

3

Kemampuan

menggunakan gelas ukur

Siswa dapat menggunakan gelas

ukur dengan baik sehingga tepat

dalam melakukan pengukuran

volume bahan yang akan

digunakan

10

Siswa tidak dapat menggunakan

gelas ukur dengan baik sehingga

tidak tepat dalam melakukan

pengukuran volume bahan yang

akan digunakan

0

4

Kemampuan

menginokulasikan starter

Siswa dapat menuangkan starter

ke dalam loyang dengan benar

sehingga tidak menyentuh tutup

loyang dan tidak tumpah.

20

Siswa tidak dapat menuangkan

starter ke dalam loyang dengan

benar sehingga menyentuh tutup

loyang dan tidak tumpah.

10

Siswa tidak dapat menuangkan

starter ke dalam loyang dengan

benar sehingga menyentuh tutup

loyang dan starter tumpah.

0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

109

Pedoman Penilaian :

NILAI : Jumlah skor penilaian

70 X 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

110

b) Instrumen Penilaian Psikomotor

No Kriteria Penilaian Skor

Penilaian

1 Kemampuan menggunakan timbangan

2 Kemampuan menggunakan kertas indikator pH

3 Kemampuan menggunakan gelas ukur

4 Kemampuan menginokulasikan starter bakteri

Acetobacter xylinum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

111

D. Instrumen Penilaian Kognitif

Panduan Penilaian Laporan Praktikum

Nama :

Kelas :

No. Absen :

Aspek Penilaian Kriteria Penilaian Skor

Acara Praktikum Apabila judul praktikum, waktu pelaksanaan

dan tempat pelaksanaan diisi semua dengan

benar

5

Apabila hanya terdapat dua aspek yang benar 3

Apabila hanya terdapat satu aspek yang benar 1

Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah

ditentukan

0

Tujuan Apabila siswa menyebutkan tujuan praktikum

berikut dengan lengkap:

1. Siswa mampu menjelaskan proses

pembuatan nata de cassava.

2. Siswa mampu menjelaskan bioproses dalam

pembuatan nata de cassava.

3. Siswa mampu menjelaskan pengaruh

molase terhadap hasil uji organoleptik nata

de cassava.

5

Apabila siswa hanya menyebutkan 2 tujuan

dengan benar

3

Apabila siswa hanya menyebutkan 1 tujuan

dengan benar

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

112

Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah

ditentukan

0

Dasar Teori Apabila dasar teori terdapat :

• Pengertian Bioteknologi konvensional

• Cirikhas bakteri Acetobacter xylinum

• Faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan nata

20

Apabila hanya terdapat dua aspek saja dengan

benar

10

Apabila hanya terdapat satu aspek saja dengan

benar

5

Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang

ditentukan

0

Alat dan Bahan Menyebutkan 20 alat dan bahan sesuai dengan

LKS praktikum

5

Menyebutkan alat dan bahan sesuai dengan

LKS tetapi hanya 15-19

4

Menyebutkan alat dan bahan sesuai dengan

LKS tetapi hanya 10-14

3

Menyebutkan alat dan bahan sesuai dengan

LKS tetapi dengan jumlah dibawah 10

2

Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah

ditentukan

0

Cara Kerja Menyebutkan cara kerja sesuai dengan LKS

dan menggunakan kalimat pasif

5

Menyebutkan cara kerja sesuai dengan LKS

dan menggunakan kalimat pasif

3

Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

113

ditentukan

Hasil

Pengamatan

Apabila mengisi data pengamatan sesuai hasil

uji organoleptik yang telah dilakukan

10

Apabila mengisi data pengamatan tidak sesuai

hasil uji organoleptik yang telah dilakukan

5

Apabila tidak terdapat aspek-aspek yang telah

ditentukan

0

Pembahasan Apabila siswa membahas tentang :

Proses pembentukan nata

Ujiorganoleptik yang telah dilakukan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pembentukan nata

30

Siswa hanya membahas 2 aspek dengan benar 20

Siswa hanya membahas 1 aspek dengan benar 10

Pembahasan diluar aspek yang ditentukan 5

Siswa tidak mengisi pembahasan sama sekali 0

Kesimpulan Siswa membuat kesimpulan sesuai tujuan

praktikum dan hasil praktikum

10

Siswa membuat kesimpulan tidak sesuai tujuan

praktikum tetapi sesuai hasil praktikum

7

Siswa membuat kesimpulan tidak sesuai

dengan tujuan praktikum dan sesuai hasil

praktikum

3

Tidak membuat kesimpulan 0

Daftar Pustaka Mencantumkan daftar pustaka sesuai landasan

teori yang digunakan minimal 3

5

Mencantumkan daftar pustaka sesuai landasan

teori yang digunakan kurang dari 3

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

114

Mencantumkan daftar pustaka tidak sesuai

landasan teori yang digunakan.

1

Tidak mencantumkan daftar pustaka 0

Lampiran Memuat foto-foto selama praktikum minimal 3

disertai keterangan

5

Memuat foto-foto selama praktikum minimal 3

tidak disertai keterangan

3

Memuat foto-foto selama praktikum kurang

dari 3

1

Tidak mencantumkan foto 0

SKOR MAKSIMAL= 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN … Hendri Eko Prihono NIM : ... Bapak Dr. Marcelinus Andy Rudhito, S.Pd selaku kepala JPMIPA 4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc selaku Ketua

115

E. Post Test

No Pertanyaan dan Jawaban Skor

Penilaian

1 Apakah perbedaan bioteknologi modern dengan

bioteknologi konvensional ?

Jawaban :Bioteknologi konvensional merupakan

bioteknologi yang dikembangkan secara turun temurun oleh

masyarakat dengan belum menggunakan teknologi yang

rumit sedangkan bioteknologi modern merupakan

bioteknologi yang sudah menggunakan teknologi rekayasa

genetika dan membutuhkan biaya lumayan besar,

40

2 Bagaiman proses pembentukan nata ?

Jawaban :Bakteri Acetobacter xylinum

mempolimerisasi/mengubah sukrosa menjadi serat-serat

selulosa yang terus menebal selama proses fermentasi

20

3 Mikroorganisme apakah yang berperan dalam pembentukan

nata ?

Jawaban :Acetobacter xylinum

10

4 Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

pembentukan nata ?

Jawaban : sumber karbon, sumber nitrogen, udara, suhu,

lama fermentasi, starter Acetobacter xylinum

30

SKOR MAKSIMAL 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI