41
Jurnal Seminar Endodontik Pengaruh Tipe Pasak dan Inti pada Kontinuitas Marginal In Vitro, Ketahanan Fraktur, dan Mode Fraktur Mahkota Ceramic Berbahan Dasar Lithia Disilicate Nicole Foberger, med dent, a and Till N. Göhring, Dr med dent b Center for Dental and Oral Medicine, University of Zurich, Zurich, Switzerland Seminaris: Erizka Vidiantari 160112130029 Pembimbing: Rahmi Alma Farah, drg., Sp.KG Sulistianingsih, drg.

Terjemahan Endo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

terjemahan endo

Citation preview

Page 1: Terjemahan Endo

Jurnal Seminar Endodontik

Pengaruh Tipe Pasak dan Inti pada Kontinuitas Marginal In Vitro, Ketahanan Fraktur, dan Mode Fraktur Mahkota Ceramic Berbahan Dasar Lithia Disilicate

Nicole Foberger, med dent, a and Till N. Göhring, Dr med dentb

Center for Dental and Oral Medicine, University of Zurich, Zurich, Switzerland

Seminaris:Erizka Vidiantari160112130029

Pembimbing:Rahmi Alma Farah, drg., Sp.KG

Sulistianingsih, drg.

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG2014

Page 2: Terjemahan Endo

Masalah

Pengaruh dari perbedaan dasar mahkota pada marginal seal dan ketahanan fraktur dari

mahkota ceramic yang ditempatkan pada gigi yang dirawat endodontik belum ditetapkan

dengan jelas.

Tujuan

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kontinuitas marginal dan perilaku fraktur

dari mahkota ceramic berkekuatan tinggi dengan perbedaan substruktur pada premolar yang

dirawat endodontik.

Bahan dan metode

Empat puluh delapan premolar rahang bawah terbagi menjadi 6 grup, termasuk grup yang

tidak dirawat (UNTREAT), dan grup yang kavitas aksesnya direstorasi dengan resin

komposit (Tetric Ceram) (COMP). Empat grup lainnya, gigi dipersiapkan untuk menerima

mahkota ceramic dengan lebar shoulder 0.8mm dan tinggi dentin aksial 2mm. Tidak ada

pasak yang digunakan pada grup ENDOCROWN. Pasak glass fiber (FRC Postec)

digunakan pada grup FRC-POST. Grup ZRO-POST menerima pasak zirconia ceramic

(CosmoPost), dan grup GOLD-POST menerima pasak cast gold (CM). Eksperimen

mahkota ceramoc berbahan dasar lithia disilicate dibuat dan direkatkan dengan semen

(Variolink). Semua gigi yang menjadi subjek untuk siklus termal dan beban mekanik

(TCML) dalam simulator mastikasi (beban 1.200.000 kali, 49 N, 1.7 Hz, 3000 kali siklus

suhu dari 5oC-50oC-5oC). Kontinuitas marginal dievaluasi dengan scanning mikroskop

elektron pada 200x. Semua spesimen diberikan beban sampai hancur di mesin tes universal

pada 0.5mm/menit setelah TCML. Data dianalisis menggunakan 1-way ANOVA dan t-test

post hoc dengan koreksi Bonferroni (α =0.05)

Page 3: Terjemahan Endo

Hasil

Awalnya, nilai rata-rata (SD) antara 72.4 (15.8) % (ENDOMAHKOTA) dan 94.8 (3) %

(FRC-POST) untuk margin kontinu telah ditemukan. Dengan TCML, kontinuitas marginal

menurun secara signifikan hanya pada FRC-POST, sampai 75.5 (8.4)%, dan pada

ENDOCROWN sampai 44.7 (14.5)%. Tes beban mekanik mengukur beban rata-rata

sampai hancur antara 1092.4 (307.8) N (FRC-POST) dan 1253.7 (226.5)N (ZRO-POST)

tanpa perbedaan yang signifikan antara kedua grup tersebut. Fraktur akar dalam diobservasi

pada setengah bagian dari spesimen, tanpa tergantung dengan grup lainnya.

Kesimpulan

Kontinuitas marginal pada mahkota yang dipelajari lebih baik dan lebih tahan tekanan

ketika pasak dan inti dikutsertakan pada restorasi gigi yang dirawat dengan perawatan

endodontik dengan mahkota ceramic yang lengkap. Penempatan dasar dari pasak dan inti

tidak mempengaruhi pola kegagalan.

Implikasi klinis

Berdasarkan pola perbandingan nilai kontinuitas marginal,

penggunaan dari dasar inti direkomendasikan untuk meningkatkan

ketahanan tekanan dari mahkota ceramic berbahan dasar lithia

disilicate ditempatkan pada premolar yang dirawat endodontik.

Nampaknya tidak ada bahan uji yang dapat lebih baik dari yang lain

dalam pembuatan dasar mahkota ceramic.

Page 4: Terjemahan Endo

Meskipun terdapat bukti bahwa kehilangan jaringan keras gigi selama persiapan

pembuatan pasak mengurangi kekokohan gigi, gigi dengan kehilangan struktur gigi yang

besar secara umum membutuhkan dasar pasak dan inti untuk mendukung retensi restorasi.

Untuk menghindari kemungkinan kesalahan operasional selama pembuatan pasak, muncul

alternatif tanpa menggunakan pasak endodontik, dideskripsikan sebagai endo-crown. Endo-

crown dideskripsikan sebagai mahkota fiber untuk perawatan gigi endodontik tanpa

penempatan restorasi kavitas akses. Endo-crown secara keseluruhan menutupi semua cusp

dan memperpanjang kavitas akses ke dasar pulpa. Molar yang dirawat endodontik

direstorasi dengan endo-crown telah dilaporkan sukses secara klinis. Bagaimanapun, studi

klinis dan in vitro mengindikasikan frekuensi masalah berlebih dengan premolar yang

dirawat endodontik direstorasi dengan endo-crown. Resin komposit endo-crown dan

mahkota resin komposit dengan perbedaan tipe substruktur pasak dan inti menunjukan

sedikit perbedaan mengenai pola fraktur dan beban sampai kegagalan. Setelah beban

termomekanikal pada alat simulasi mastikasi yang dikontrol oleh komputer, resin komposit

endo-crown memperlihatkan kehilangan kontinuitas marginal yang besar, mengindikasikan

resiko lebih tinggi untuk diskolorasi marginal, karies sekunder, atau kegagalan restorasi.

Gigi yang dirawat endodontik direstorasi dengan pasak berkelenturan tinggi (alloy emas: 90

GPa dan zirconia ceramic: 200 GPa) memiliki penurunan yang tidak berarti pada

kontinuitas marginal pada gigi dengan permukaan resin luting komposit. Dasar pasak glass

fiber (30 GPa) dan inti resin komposit (14 GPa) dikombinasikan dengan mahkota resin

komposit mahkota dengan modulus elastisitas rendah (14 GPa) menghasilkan kehilangan

kontinuitas marginal yang bertambah secara signifikan. Disimpulkan bahwa semakin kokoh

Page 5: Terjemahan Endo

material pasak mempunyai efek positif signifikan pada kontinuitas marginal dari mahkota

resin komposit.

Meskipun modulus elastisitas yang optimal pada pasak telah didiskusikan, isu

tersebut masih kontroversional. Pasak dan inti yang kokoh dapat menyokong restorasi

koronal dengan lebih baik dan pendistribusian tekanan lebih seragam; bagaimanapun jika

gigi kelebihan beban, kehancuran yang parah, seperti fraktur akar vertikal atau dalam dapat

dihasilkan. Pasak yang lebih elastis dapat bengkok dibawah beban tinggi, menghasilkan

kehilangan atau kegagalan pada restorasi, tetapi akan meninggalkan akar utuh untuk

dirawat kembali. Bagaimanapun, pasak yang elastis meungkinkan restorasi untuk bergerak

dan menyesuaikan dengan semen lutingnya. Kebocoran ini akan menyebabkan gigi

beresiko untuk karies sekunder dan atau terinfeksinya saluran akar. Hipotesa ini mungkin

dikonfirmasi dengan data klinis, yang mengindikasikan lebih banyak karies sekunder pada

premolar yang dirawat endodontik dengan restorasi pasak fiber dan resin komposit

dibandingkan dengan restorasi amalgam. Bagaimanapun, berdasarkan pada tinjauan suatu

literatur, tidak ada keuntungan yang jelas teridentifikasi untuk semua jenis bahan dari pasak

yang diuji coba. Namun, pada tinjauan literatur yang lain mendeskripsikan keuntungan

untuk pasak glass fiber-reinforced resin komposit.

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kontinuitas marginal, mode fraktur,

dan beban sampai kegagalan dari kekokohan mahkota ceramic berbahan dasar lithia

disilicate diletakan pada premolar yang dirawat endodontik didukung oleh substruktur yang

berbeda. Alat yang dikontrol oleh komputer mensimulasikan mastikasi dengan siklus suhu

yang bersamaan dipilih untuk mensimulasikan degradasi material restorasi dalam lubang

gigi oleh pembebanan siklus. Sesudah itu, spesimen dibebani sampai hancur untuk

Page 6: Terjemahan Endo

mengevaluasi perilaku kegagalan. Beban statik digunakan dengan arah oblik, yang lebih

merusak daripada beban aksial. Prosedur preparasi mahkota, dasar, dan pembebanan

identik dengan studi sebelumnya, kecuali material ceramic yang digunakan untuk membuat

mahkota. Dihipotesiskan bahwa material mahkota rigid, digabungkan dengan desain

preparasi meninggalkan sisa residual substansi struktur gigi, akan membatasi pergerakan

lengkung dari mahkota yang dibebani secara intermiten dengan mengurangi pengaruh

kelenturan dari dasar. Oleh karena itu, hipotesis nol pertama adalah kontinuitas marginal

dari semua restorasi mahkota ceramic ditempatkan pada gigi premolar yang dirawat

endodontik tidak akan berkurang oleh beban berulang. Hipotesis nol kedua adalah

pembebanan sampai kegagalan tidak berbeda diantara grup yang diuji.

Bahan dan metode

Dari data yang dipelajari sebelumnya, analisis daya dilakukan untuk menentukan

jumlah spesimen yang diperlukan dalam setiap kelompok uji untuk menentukan perbedaan

statistik antar kelompok. Berdasarkan analisis tersebut, 48 premolar rahang bawah telah

dipilih dengan inspeksi visual, pengukuran caliper digital (Capa 150; Tesa SA, Renens,

Switzerland), dan radiografi (Digora FMX; Sore-dex, Helsinki, Finland) dari kumpulan gigi

yang diekstraksi. Gigi dibagi menjadi 6 kelompok eksperimen (n=8). Seluruh gigi memiliki

1 foto radiografi saluran akar, tanpa karies servikal atau karies akar, dan diameter yang

serupa (buccolingual: 7.3 ± 0.6 mm; mesiodistal: 4.7 ± 0.3 mm) diukur dari garis akhir

prospektif. Gigi dengan akar bengkok dan saluran akar lebar atau tidak beraturan tidak

termasuk. Gigi disimpan dalam 0.1-M thymol solution (Kantonsapotheke, Zürich,

Switzerland) dari waktu ekstraksi sampai persiapan untuk studi. Pasien telah diberikan

Page 7: Terjemahan Endo

informed consent sebelum dilakukan ekstraksi pada gigi mereka yang akan digunakan

untuk tujuan penelitian. Gigi diekstraksi yang merupakan bagian dari rencana perawatan

yang komprehensif. Para donor seluruhnya dibuat anonim. Komite Etik pusat untuk Dental

and Oral Medicine dan Oral and Maxillofacial Surgery dari Universitas Zurich mengawasi

penanganan yang benar dari spesimen. Semua debris eksternal dibersihkan secara manual

dengan scaler, sikat bulu nylon, dan pumice.

Gigi dikelompokkan menjadi COMP, ENDOCROWN, FRC-POST, ZRO-POST,

dan GOLD-POST yang menerima perawatan saluran akar seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Kavitas akses ditutup dengan material restorasi sementara (Cavit; 3M ESPE,

Seefeld, Germany). Untuk memastikan waktu setting tambalan sementara selesai, semua

gigi dicelupkan ke saluran air pada suhu 37oC selama 7 hari.

Gigi pada kelompok UNTREATED dibiarkan tidak diobati (Tabel 1). Pada

kelompok COMP, material restorasi sementara dibersihkan dan material pengisi saluran

akar (Gutta Percha; Roeko GmbH, Langenau, Germany and AH Plus; Dentsply DeTrey,

Konstanz, Germany) dibersihkan pada bagian cementoenamel junction menggunakan

diamond rotary cutting instrument (45-µm abrasive grit, intensiv No. 4036; intensiv SA,

Grancia, Switzerland). Enamel secara selektif dietsa dengan 35% phosphoric acid (Ultra-

Etch; Ultradent, South Jordan, Utah) selama 30 detik dan dibilas dengan semprotan air

selama 40 detik, dan dentin adhesive system (Syntac Classic; Ivoclar Vivadent, Schaan,

Liechtenstein) diaplikasikan pada enamel dan dentin berdasarkan instruksi manufaktur.

Kavitas akses diisi dengan resin komposit fine hybrid (tetric Ceram; Ivoclar Vivadent)

dalam tahapan 1 horizontal dan 2 oblik, masing-masing dipolimerisasi terpisah selama 60

detik (1000mW/cm2, Optilux 500 with Turbo Tip; Kerr Corp, Orange, Calif). Permukaan

Page 8: Terjemahan Endo

restorasi diselesaikan dengan 8 µm abrasive grit diamond rotary cutting instrument

(Intensiv No. 9274) dan dipolish (Occlubrush; Kerr-Hawe, Bioggio, Switzerland).

Mahkota klinis dari semua gigi pada kelompok ENDOCROWN, FRC-POST, ZRO-

POST, dan GOLD-POST dihilangkan, menyisakan panjang akar 13±1 mm. Akar gigi

difiksasi dicarrier pada surveyor gigi (PFG 100; Cendres & Metaux SA, Biel, Switzerland),

dan preparasi mengitari dengan lebar shoulder 0.5 mm dan tinggi dinding aksial 2 mm

dibuat dengan 4O tapered, 80 µm abrasive grit size diamond rotary cutting instrument

(intensiv No. FG 8113NR; Intensiv SA) dengan semprotan air. Dengan instrumen yang

sama, kedalaman kavitas bagian tengah inlay 2 mm dipreparasi berbentuk oval antirotasi

dan ketebalan dinding dentin minimal 1 mm. Preparasi garis akhir mengikuti bentuk asli

cementoenamel junction dan hanya berlokasi pada dentin.

Pada kelompok ENDOCROWN, tidak ada pasak yang diinsersikan. Setelah

preparasi awal kasar, preparasi diselesaikan dengan 25 µm abrasive frit diamond rotary

cutting instrument (Intensiv No. FG 3113NR; Intensiv SA) dengan bentuk dan taper yang

sama seperti spesimen yang digambarkan sebelumnya, menghasilkan preparasi dengan

lebar shoulder 0.8 mm dan panjang dinding aksial 2 mm. Pada kelompok FRC-POST,

ukuran 1 (diameter servikal 1.5 mm) ditempatkan pasak cylindroconical glass fiber (FRC

Postec, lot GL0015; Ivoclar Vivadent). Ruang pasak dibuat dengan memperlebar saluran

akar sampai kedalaman 10 mm diukur dari permukaan penampang akar menggunakan bur

yang direkomendasikan manufaktur menggunakan contra-angle handpiece dengan

kecepatan rendah (Sirius; Micro-Mega, Besancon, France). Saluran akar dibilas dengan air

keran dan sistem adhesif (Syntac Classic; Ivoclar Vivadent) diaplikasikan dengan paper

point berdasarkan instruksi manufaktur. Bonding agent (Heliobond; Ivoclar Vivadent)

Page 9: Terjemahan Endo

diaplikasikan dengan paper point, tetapi tidak dipolimerisasi secara terpisah. Pasak glass

fiber diperpendek dengan panjang 15 mm menggunakan 80 µm abrasive grit size diamond

rotary cutting instrument (intensiv No. FG 8113NR; Intensiv SA) tanpa pendinginan air.

Silane (Monobond-S, lot G20300; Ivoclar Vivadent) diaplikasikan pada pasak. Setelah 60

detik pengeringan udara lapisan tipis adhesif (Heliobond; Ivoclar Vivadent) diaplikasikan

kepada pasak dan ditipiskan secara hati-hati dengan udara. Bahan resin luting dual-

polimerizing (Variolink; Ivoclar Vivadent) dicampur dalam rasio 1:1 base dengan katalis.

Campuran tersebut diaplikasikan pada permukaan silanated dan bonding agent melapisi

pasak, yang kemudian diinsersikan pada ruang preparasi pasak. Material berlebih dibuang

dengan probe sebelum polimerisasi dari permukaan buccal dan lingual dengan light-

polymerizing unit (1000 mW/cm2, Optilux 500 dengan Turbo Tip; Kerr Corp) pada jarak 1

mm untuk setiap 60 detik. Pasak diperpanjang 3 mm melebihi permukaan penampang akar.

Resin komposit fine hybrid (Tetric Ceram, lot D00163; Ivoclar Vivadent) digunakan untuk

membuat inti disekitar pasak, yang dipolimerisasi dari permukaan buccal dan lingual

menggunakan light polymerizing unit (Optilux 500 dengan Turbo Tip; Kerr Corp) masing-

masing selama 60 detik. Inti sebagian dipreparasi dan kemudian diselesaikan dalam

surveyor dengan tapered diamond rotary cutting instruments dibawah pendinginan air.

Pada kelompok ZRO-POST, ukuran 2 (diameter servikal 1.7 mm; ukuran 1 tidak

tersedia pada saat penelitian dilakukan) ditempatkan pasak cylindroconical zirconia

ceramic (CosmoPost, lot F34596; Ivoclar Vivadent). Untuk mengakomodasi pasak, saluran

akar diperbesar dari permukaan penampang akar hingga kedalaman 10 mm menggunakan

contra-angle handpiece kecepatan rendah sesuai rekomendasi manufaktur. Pasak dengan

panjang 20.6 mm dipasang pada ruang pasak dan impresi dibuat (President Plus light body;

Page 10: Terjemahan Endo

Coltene/Whaledent AG, Altstatten, Switzerland). Cetakan diproduksi (Fujirock; GC Corp,

Tokyo, Japan), dan pasak dikurangi panjangnya menjadi 15 mm dengan diamond rotary

cutting instrument. Inti dari lilin dibuat disekitar pasak (Schuler-Dental; Ulm, Germany).

Pasak zirconia ceramic dengan inti dari lilin tertanam (Empress 2 speed, lot D98022,

F98047 dan liquid lot D98023; Ivoclar Vivadent). Setelah pemanasan selama setengah jam

pada suhu 850oC, liquid glass ceramic (Experimental press, lot HAT300/2366; Ivoclar

Vivadent) ditekan ke dalam ruangan lost-wax pada 920oC dan tekanan 5 bar. Setelah 60

menit pendinginan di suhu ruang, pasak dan inti dihilangkan dan partikel udara dikikis

menggunakan aluminium oksida (50 µm; Kaladent, Zurich, Switzerland) pada tekanan 2

bar. Pasak dibersihkan dengan uap dan diisi dengan resin luting (Variolink; Ivoclar

Vivadent), dan prosedur dentin bonding dilakukan seperti yang dijelaskan untuk kelompok

FRC-POST (Gambar 1, A).

Pada kelompok GOLD-POST, kedalaman preparasi 10 mm, impresi, dan cetakan

untuk ukuran 4 (diameter servikal 1.5 mm) pasak cylindroconical precious alloy (CM RCP,

lot 029144; Cendres 7 Metaux) dibuat seperti yang digambarkan untuk ZRO-POST. Pasak

dikurangi sampai panjang 15 mm dan ditempatkan pada ruang preparasi pasak didalam

akar. Inti dari lilin dibentuk secara langsung (Schuler-Dental), dan pembuatan pasak dan

inti tersebut dipasang (Fujivest Super; GC Corp). Setelah pemanasan selama 50 menit pada

suhu 750oC, inti dituang dengan gold alloy (Aurofluid, lot 0052577; Metalor Dental AG,

Oensingen, Switzerland). Coran dibiarkan mendingin selama 30 menit, kemudian

dipisahkan dari investment, partikel udara dikikis, dan bersihkan (Deoxybath; DeguDent,

Hanau, Germany). Sebelum insersi, pasak dan dentin dibersihkan dengan etanol 75%.

Semen glass-ionomer (Ketac Cem; 3M ESPE) diaplikasikan pada pasak dan inti yang

Page 11: Terjemahan Endo

diinsersikan secara langsung kedalam ruang preparasi pasak (Tabel 1). Setelah

membersihkan kelebihan semen atau resin luting, semua inti diselesaikan pada surveyor

dengan tapered 25 µm grit diamond rotary cutting instruments (Intensiv No. FG 3113NR;

Intensiv SA) dibawah pendinginan air. Hasil dari preparasi dengan lebar shoulder 0.8 mm

dan dinding aksial dengan tinggi dentin 2 mm untuk kelompok ENDOCROWN, FRC-

POST, ZRO-POST, dan GOLD-POST. Untuk 3 kelompok dengan dasar pasak dan inti,

tinggi preparasi mahkota diperluas 3 mm setelah dasar ditempatkan. Jadi, preparasi gigi

memiliki total tinggi dinding aksial 5 mm.

Tabel 1 Kelompok studiKelompok uji ET* Ferrule Pasak Cement IntiUNTREATED Tidak Tidak Tidak Tidak TidakCOMP Ya Tidak Tidak Tidak TidakENDOCROWN Ya Ya Tidak Variolink

(Ivoclar Vicadent)

Tidak

FRC-POST Ya Ya FRC Variolink Resin**ZRO-POST Ya Ya ZrO Variolink CeramicGOLD-POST Ya Ya Gold Ketac Cem

(3M ESPE)Gold

FRC: glass fiber-reinforced composite; ZrO: zirconia ceramic; *ET: perawatan endodontik; **Resin: inti dengan resin komposit

Untuk seluruh ke-4 kelompok uji, dibuatkan masing-masing cetakan (President Plus

Light Body, Coltene/Whaledent AG) untuk setiap akar / pemasangan pasak-dan-inti dan

die dental stone yang diproduksi (Fujirock; GC corp). Mahkota dalam bentuk premolar

kedua dibentuk dengan lilin (Schuler dental) menggunakan cetakan terpisah berstandar.

Sedikit perbedaan dalam diameter servikal gigi premolar secara manual dikoreksi dengan

lilin (Gambar 1, B). Die dengan mahkota lilin ditanamkan (Empress 2 speed, lot D98022,

Page 12: Terjemahan Endo

F98047 and liquid lot D98023, F98057; Ivoclar Vivadent) dalam tabung dan disiapkan

untuk penekanan mahkota ceramic. Setelah pemanasan, bahan ceramic berbahan dasar

lithia disilikat (Experimental press, lot HAT No/VP No: 300/2366, 200/2681, 100/2566;

Ivoclar Vivadent) ditekan ke dalam cetakan pada 920o C dan tekanan 5 bar. Setelah

pendinginan selama sekitar 60 menit, investment dikeluarkan, dan mahkota dibersihkan

dengan 50-mikrometer aluminium oksida pada tekanan 2 bar dan disesuaikan dengan die

masing-masing (Gambar 1, C). Akhirnya, mahkota ceramic dikilapkan (Empress 2

universal glaze and stain liquid, lot 65392; Ivoclar Vivadent) pada 730oC. Penyesuaian

marginal dan internal dievaluasi (Fit Check-er;GC Corp) pada preparasi gigi. Ketebalan

ceramic oklusal adalah 2.2 ± 0.2 mm diukur dengan kaliper (Mod. 25502; Asa Dental SpA,

Boz-zano, Italy). Selanjutnya, permukaan intaglio dari mahkota dikikis dengan 50

mikrometer partikel aluminium-oksida dan dietsa dengan 5% asam hydrofluoric (IPS

Ceramic Etching Gel; Ivoclar Vivadent) selama 20 detik. Setelah dibersihkan dengan air,

sebuah silane (Monobond-S; Ivoclar Vivadent) yang diaplikasikan pada permukaan intaglio

mahkota. Pelarut dibiarkan menguap selama 60 detik. Permukaan intaglio ditutupi dengan

lapisan tipis bonding agent, yang tidak dipolimerisasi. Sebuah resin komposit hibrida

(Tetric; Ivoclar Vivadent) diaplikasikan pada permukaan mahkota intaglio dan disesuaikan

pada dinding dengan instrumen tangan berbentuk bola (MB 5; Deppeler SA, Rolle,

Switzerland). Dalam persiapan untuk luting adesif, semua gigi dibersihkan dengan air,

pasta gigi (Cleanic; Kerr Hawe), dan sikat nilon yang diputar perlahan (Kerr Hawe). Semua

persiapan secara hati-hati diselesaikan kembali dengan instrumen tangan 25-mikron

diamond rotary cutting (Intensiv No. FG 3113NR; Intensiv SA) dengan semprotan air pada

perbesaran 10x (Stemi 2000; Carl Zeiss AG, Oberkochen, Germany) untuk menghilangkan

Page 13: Terjemahan Endo

permukaan yang terkontaminasi dari persiapan dentin dan untuk menghasilkan lapisan

smear baru dengan jumlah kehilangan permukaan minimal. Dentin dilapisi Primer (Syntac

Primer; Ivoclar Vivadent) selama 15 detik, diaplikasikan dengan gosokan lembut. Setelah

15 detik, primer dengan hati-hati dikeringkan. Berikutnya, syntac adesif (Ivoclar Vivadent)

diaplikasikan dalam cara yang sama dan dikeringkan setelah 20 detik. Bonding agent

(Heliobond; Ivoclar Vivadent) diaplikasikan, dan setelah 40 detik waktu penetrasi, itu

ditipiskan dengan udara dan dipolimerisasi dari aspek oklusal selama 60 detik

(800mW/cm2, Optilux 500, standardlight tip; Kerr Corp). Mahkota dengan aplikasi resin

luting ditempatkan pada preparasinya dan dibawa ke posisi akhir dengan perangkat

Ultrasound (SP Tip and Piezon Master 400; EMS, Nyon, Switzerland). Kelebihan resin

luting dihilangkan secara hati-hati dengan probe. Lalu resin luting dipolimerisasi (Optilux

500 with Turbo Tip; Kerr Corp) melalui mahkota selama 120 detik. Untuk menstimulasi

situasi klinis, cahaya diaplikasikan secara oklusal dan dari setiap sudut garis aksial. Jumlah

kecil resin luting terekspos sepanjang margin mahkota dipoles dengan cakram abrasif

dalam ukuran grit yang semakin menurun (Softlex Discs; 3M ESPE) dengan perbesaran

10x.

Page 14: Terjemahan Endo

1. A. Zirconia ceramic pasak endodontik dengan inti ceramic yang telah dipanaskan dan diberi tekanan. Seluruh preparasi memiliki tinggi vertikal 5 mm (2 mm dentin koronal, 3 mm tinggi inti). B. pola mahkota lilin yang terstandarisasi. C. mahkota ceramic berbahan dasar lithia disilicate yang telah dipanaskan dan diberi tekanan

Semua akar, pada semua kelompok, dilapisi dengan air-thinned, tebal lapisan sekitar

0.3 mm dari vinyl polysiloxane (President Plus light body; Coltene/Whaledent AG) untuk

menstimulasi ligamen periodontal. Setelah polimerisasi, ketebalan dari lapisan diukur

dengan probe kalibrasi pada servikal, sentral, dan bagian apikal akar. Maka akar akan

dipusatkan pada carrier (SEM carriers; Bal-Tec AG, Balzers, Liechtenstein) dengan

perangkat centering (PPK, Zurich, Switzerland) dan posisi difiksasi dengan resin akrilik

autopolimerisasi (Paladur; Heraeus Kulzer GmbH, Hanau, Germany). Jarak vertikal antara

persiapan garis akhir dan level resin akrilik 3 mm secara bukal dan lingual, dan 4 mm pada

Page 15: Terjemahan Endo

permukaan proksimal, mensimulasikan lebar biologis yang dapat diterima antara margin

mahkota klinis dan tulang alveolar.

Untuk mengukur perubahan dalam kontinuitas marginal menggunakan mikroskop

elektron scanning (SEM), gigi dan restorasi dibersihkan dengan pasta gigi (Signal

AntiCaries; Unilever GmbH, Steinhausen, Switzerland), sikat nylon berputar, dan air.

Tanda ditempatkan pada setiap sudut garis setiap mahkota, pada jarak 1 mm koronal dari

garis akhir, dengan pena anti air (Staedtler permanent; Staedtler Mars GmbH, Nurnberg,

Germany). Tanda ini terlihat pada replika yang dibuat untuk studi SEM dan membantu

mencegah duplikasi pengukuran daerah marginal. Cetakan permukaan gigi bukal, lingual,

mesial, dan distal dibuat sebelum dan setelah beban termomekanis (President Plus light

body; Coltene/Whaledent AG). Replika dari permukaan ini dibuat dengan resin epoxy

(Stycast 1266; Emerson & Cuming, Westerlo, Belgium) dan dilapisi dengan emas selama 1

menit (Balzers Sputter SCD 030; Bal-Tec AG). Kontinuitas marginal sepanjang antarmuka

antara gigi dan resin luting komposit, dan antara resin luting komposit dengan restorasi,

dianalisis secara kuantitatif menggunakan SEM (Amray 1810 T; Amray, Inc, Bedford,

Mass) pada 15 kV dan pada jarak kerja 20-30 mm pada 20x pembesaran asli. Operator

tidak diberi tahu pada kelompok spesimen yang diperiksa. Garis akhir dan margin mahkota

dinilai untuk kriteria berikut, dinyatakan sebagai persentase dari total panjang yang

diperiksa: batas kontinu (tidak ada celah, tidak ada gangguan kontinu), atau tidak

berkelanjutan, “imperfect” margin (terdapat celah karena kegagalan adhesi dan kohesi,

fraktur dari bahan restorasi, atau fraktur dentin yang berkaitan dengan margin restorasi).

Operator dikalibrasi untuk prosedur ini dengan bantuan sebuah buku dengan khas foto SEM

Page 16: Terjemahan Endo

kriteria kedua. Menurut kalibrasi ulang internal, kesalahan pengukuran untuk metode ini

adalah kurang dari 3%.

Semua spesimen dibebankan secara mekanik pada bagian tengah permukaan oklusal

pada computer-controlled masticator (CoCoM 2; PPK). Tekanan terdiri dari 1.2 juta beban

oklusal dari 49 N pada 1.7 Hz dan tegangan termal simultan dengan 3000 siklus suhu 5o C-

50o C-5o C. Spesimen selanjutnya ditempatkan pada carrier yang dibuat custom dengan

inklinasi 60o (loading angle: 120 ± 5 o) dan pembebanan mesin tes universal (Schenck

Trebel; TeMeCo, Dubendorf, Switzerland) dengan bola baja 5 mm, dipusat bagian tengah

celah lingual pada cusp bukal (Gambar 2). Kecepatan crosshead 0.5 mm/menit dilanjutkan

sampai penurunan beban besar pertama terjadi. Sepotong timah foil 0.5 mm antara bola

baja dan mahkota memungkinkan distribusi beban lebih merata pada permukaan mahkota

ceramic. Beban dicatat dalam Newton dan nilai rata-rata dihitung per kelompok. Setelah

fraktur, fragmen dianalisis untuk modus kegagalan: fraktur mahkota, fraktur gigi atau akar,

dan fraktur pasak. Fraktur gigi secara klinis memungkinkan untuk mengganti mahkota

baru, dinilai “reparable”. Fraktur gigi atau akar yang membutuhkan pencabutan gigi, dinilai

“problematic”. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan bantuan stereomikroskop (Stemi

2000; Carl Zeiss AG). Selama pemeriksaan, gigi ditransluminasi (Translight 5000; Volpi

AG, Schlieren, Switzerland). Klasifikasi didasarkan pada kesepakatan 2 pemeriksa. Nilai

kappa Cohen’s untuk perjanjian pemeriksa adalah 0.9. Setelah pengujian untuk distribusi

normal menggunakan tes Kolmogorov-Smirnov, kontinuitas marginal antara kelompok

dibandingkan secara statistik menggunakan varian analisis 1 arah (ANOVA). Karena

terdapat beberapa rentang variasi, data dianalisis tambahan dengan tes Mann-Whitney U,

yang memberikan hasil yang sama. Karenanya, pengujian berpasangan dilaporkan. Nilai

Page 17: Terjemahan Endo

awal dan akhir dibandingkan dengan pengukuran berulang ANOVA. Beban kegagalan

dibandingkan dengan menggunakan Anova 1 arah. Tes post hoc dilakukan dengan t tests

dan koreksi Bonferroni-Dunn untuk beberapa pengujian. Tingkat alpha adalah .05 untuk

semua pengujian. Interval kepercayaan (95% Cl) dihitung untuk membandingkan

kemungkinan fraktur yang dapat diperbaiki.

2. Untuk uji berat statis, panah besi dipusatkan di lingual ridge bukal cusp. Lapisan tipis ditempatkan diantara pasak dan permukaan ceramic.

Hasil

Seluruh gigi dan restorasi tahan dari beban termomekanis dalam mastikator yang

dikontrol komputer tanpa kerusakan yang terlihat. Replika dibuat untuk analisis kontinuitas

marginal. Selama penyimpanan air diantara pembuatan replika dan pengujian beban statis,1

mahkota pada kelompok endocrown menunjukkan tanda-tanda kegagalan. Mahkota ini

dilepaskan tanpa kerusakan baik pada restorasi maupun gigi. Karena mahkota ini dapat

Page 18: Terjemahan Endo

ditempatkan kembali pada gigi, keputusan itu dibuat untuk memasukkannya kedalam

pengujian pembebanan statis.

Pada replika awal, 83.9 ± 12.9% dari margin antara struktur gigi dan resin luting

komposit dinilai terus-menerus. Perbedaan yang signifikan ditemukan hanya antara

endocrown (endo-crown, 72.4 ± 15.8%) dan FRC-POST (FRC posts, 98.8 ± 3%, p<.001).

Setelah pembebanan termomekanis, persentase margin kontinu menurun menjadi 44.7

±14.5% pada kelompok ENDOCROWN, 83.9 ± 4.4% pada FRC-POST, 75.5 ± 8.4% pada

ZRO-POST, dan 68.6 ± 19.8% pada GOLD-POST. Penurunan kontinuitas margin

dibandingkan dengan replika awal signifikan pada kelompok ENDOCROWN (p<.001) dan

FRC-POST (p<.001). Setelah beban termomekanis, kontinuitas marginal berkurang secara

signifikan untuk ENDOCROWN dibandingkan dengan kelompok lain (p<.01).

Antara resin luting komposit dan lithium disilicate-reinforced mahkota ceramic,

persentase margin kontinu adalah 67.2 ± 12.7% sebelum pembebanan termomekanik.

Perbedaan yang signifikan ditemukan antara ENDOCROWN (76.9 ± 11.5) dan ZRO-POST

(56.1 ± 3.4, p<.001). Setelah pembebanan termomekanik, penurunan yang signifikan pada

kontinuitas marginal diamati pada kelompok FRC-POST, ZRO-POST, dan GOLD-POST

(p<.001). kontinuitas marginal menurun pada nilai antara 33.5 ± 7.7% (ZRO-POST) dan

53.9 ± 16.9% (ENDOCROWN). Namun, perbedaan antara setiap kelompok tidak

signifikan setelah pembebanan termomekanik (Gambar 3).

Rata-rata pembebanan sampai gagal pada kelompok uji di catat antara 1092.4 ±

307.8 N untuk FRC-POST dan 1253.7 ± 226.5 N untuk ZRO-POST. Tidak ada perbedaan

yang signifikan pada pembebanan sampai kegagalan yang dicatat antara kelompok uji.

Perbandingan data kelompok uji dengan kelompok kontrol, tidak ada perbedaan yang

signifikan dengan kelompok perawatan endodontik, COMP, yang diamati. Rata-rata

pembebanan sampai gagal sedikit lebih tinggi dicatat untuk ZRO-POST dibandingkan

dengan premolar yang tidak dirawat (UNTREATED, df:5, residual:42, F=2.717, p=.032).

Pada seluruh kelompok uji dan pada kelompok kontrol COMP, sekitar setengah dari

spesimen menunjukkan karakteristik masalah kegagalan, mengindikasikan bahwa hal

tersebut akan sulit secara klinis atau bahkan tidak mungkin untuk memulihkan gigi setelah

kegagalan tersebut. Hanya pada kelompok UNTREATED semua fraktur dinilai dapat

Page 19: Terjemahan Endo

diperbaiki (Tabel II). Pada semua kelompok dengan pasak endodontik, kedalaman fraktur

akar melibatkan ujung akar dari jarak post diamati menggunakan translumination (Gambar

4).

3. Marginal continuity dianalisis pada gigi ke resin luting dan resin luting ke permukaan mahkota, sebelum (plot kotak abu-abu dengan median, 25 dan 75 percentil; lingkaran: nilai diatas 90 dan dibawah 10 percentil) dan setelah (white box plots) siklik beban termomekanis.

Tabel 2 Banyak kegagalan dan karakteristik kegagalan (n-8)

Kelompok

Banyak kegagalan (N) Karakterstik kegagalan

Rata-rata (SD) Signifikan Min Max Permasalahan n (%)

Yang dapat diperbaiki

n (%) 95% ClUNTREATED 849.0 (94.0) A 713 1037 0 (0) 8 (100) 63-100COMP 1031.9 (266.7) AB 500 1433 3 (37) 5 (63) 25-92ENDOCROWN 1107.3 (217.1) AB 700 1367 4 (50) 4 (50) 16-84FRC-POST 1092.4 (307.8) AB 528 1420 4 (50) 4 (50) 16-84ZRO-POST 1253.7 (226.5) B 792 1488 5 (63) 3 (37) 9-76GOLD-POST 1101.2 (182.9) AB 896 1404 3 (37) 5 (63) 25-92Kelompok dengan huruf besar yang sama (A, AB, B) tidak signifikan berbeda secara statistik (p>.05); *95% interval kepercayaan untuk probabilitas fraktur yang dapat diperbaiki

Page 20: Terjemahan Endo

4. Mode fraktur diamati setelah kegagalan beban statis. Garis menunjukkan fraktur lengkap dengan pemisahan fragmen dan anak panah menunjukkan garis fraktur tanpa pemisahan. Angka memberikan hitungan fraktur masing-masing diamati per kelompok. Angka dan garis hitam menunjukkan fraktur non kritis; angka dan garis merah menunjukkan fraktur kritis, yang menandakan bahwa gigi akan sulit atau tidak mungkin untuk direstorasi pada fraktur tipe ini. Satu spesimen dari tiap kelompok UNTREATED, ZRO-POST, dan GOLD-POST, dan 2 spesimen pada kelompok FRC-POST, tidak memiliki fraktur gigi yang terlihat setelah mahkota hancur, dan dinilai sebagai fraktur yang dapat diperbaiki.

Diskusi

Data mendukung penolakan hipotesis nol pertama, yang menyatakan bahwa nilai

penilaian kontinuitas marginal tidak akan menurun di bawah pembebanan berulang. Nilai

marginal kontinuitas pada semua restorasi mahkota ceramic yang ditempatkan pada

premolar yang dirawat endodontik menurun meskipun bahan yang digunakan untuk

pembuatan mahkota bersifat kaku. Bagaimanapun, penurunan hanya signifikan pada dasar

dengan glass fiber yang diperkuat pasak resin komposit dan endocrown. Dengan pasak

yang lebih kaku, penurunan ini tidak signifikan. Data tidak mendukung penolakan hipotesis

nol kedua bahwa pembebanan sampai gagal tidak berbeda diantara kelompok uji.

Kebocoran koronal dan fraktur dianggap sebagai alasan utama pada kegagalan akhir dari

gigi yang dirawat endodontik. Oleh karena itu, parameter penting ini dianalisis pada studi

ini. Kontinuitas marginal telah dianalisis sebelumnya dan setelah pembebanan

termomekanikal dinamik. Pembebanan statis selanjutnya digunakan untuk mengukur

pembebanan sampai kegagalan dan untuk menganalisis pola kegagalan pada spesimen uji.

pembebanan diterapkan dalam arah oblik, yang lebih merusak daripada pembebanan aksial.

Page 21: Terjemahan Endo

Meskipun banyak usaha yang dilakukan untuk menstimulasi layanan klinis pada

premolar yang dirawat endodontik, keterbatasan studi adalah bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi ketahanan restorasi, seperti nutrisi, bruxism, dan kebiasaan parafungsional

individu lain, tidak disimulasikan. Keterbatasan lain adalah bahwa hasil yang diperoleh

dengan spesimen uji dibuat dengan bahan ceramic mahkota tunggal, yang membuat

generalisasi hasil sulit didapatkan.

Untuk mengevaluasi pengaruh bahan mahkota pada kontinuitas marginal dan sifat

fraktur, penelitian ini dirancang untuk mirip dengan sebuah studi yang baru-baru ini

diterbitkan oleh Stricker dan Gohring. Maka, semua restorasi, bahan pasak dan inti, dan

prosedur pembuatan fondasi serupa. Kontras dengan penelitian sebelumnya, dimana

mahkota resin komposit hibrida digunakan (Targis; Ivoclar Vivadent), mahkota dalam

penelitian ini dibuat dari ceramic eksperimen pressable high-strength. Ceramic ini dipilih

karena dideskripsikan sebagai ceramic asam hidrofluorik, yang kompatibel dengan

prosedur luting adesif. Apalagi, ia memiliki kekuatan lentur yang tinggi 400 Mpa ketika

mengalami uji lentur 3-titik pelengkungan, seperti yang diklaim oleh manufaktur.

Berdasarkan kekuatan ini, material dinilai cocok untuk menaungi sebuah gigi dan kerangka

gigi tiruan parsial tetap pada regio anterior dan premolar. Untuk mencapai standar

maksimal, cetakan split yang sama digunakan untuk membentuk mahkota resin komposit

dalam studi sebelumnya digunakan dalam penelitian ini untuk cetakan lilin mahkota. Oleh

karena itu, ukuran dan dimensi mahkota sama pada semua kelompok, di kedua penelitian.

Karenanya, hasil dari kedua penelitian dapat dibandingkan. Pada kedua penelitian,

kontinuitas marginal yang paling buruk antara struktur gigi dan resin luting komposit

diukur dari endocrown tanpa pasak setelah diberi pembebanan termomekanikal. Hal ini

dapat menunjukkan resiko yang lebih tinggi untuk kegagalan klinis pada endocrown yang

dihasilkan dari penetrasi bakteri, karies sekunder, dan kehilangan retensi, terlepas dari

material yang digunakan. Hal ini sesuai dengan data klinis mengenai endocrown yang

ditempatkan pada premolar. Nilai kontinuitas marginal yang lebih baik diperoleh setelah

pembebanan termomekanis ketika pasak endodontik digunakan dalam restorasi.

Pengamatan ini sesuai dengan temuan yang dilaporkan oleh Stricker dan Gohring pada

Page 22: Terjemahan Endo

penelitian mahkota resin komposit. Tidak ada perbedaan yang signifikan yang ditemukan

diantara kelompok, terlepas pada bahan pasak dan inti yang digunakan. Sekali lagi,

kehilangan terbesar kontinuitas marginal diamati dengan pasak FRC yang kurang rigid saat

data sebelum dan setelah pembebanan termomekanis dibandingkan. Hasil ini dapat

mendukung data dari studi analisis elemen terbatas, dimana stres yang tinggi diukur

servikal pada permukaan restorasi gigi di gigi yang direstorasi dengan pasak FRC.

Bagaimanapun, pada penelitian ini, penurunan pada kontinuitas marginal seluruh mahkota

ceramic dihasilkan pada pengukuran lebih dari 80% batas kontinu. Sebagai perbandingan,

kontinuitas marginal pada mahkota resin komposit berkurang dari sekitar 95% batas

kontinu, pada mulanya, ke 65% setelah pembebanan termomekanik. Pada keadaan ini,

dimana preparasi gigi dan dasar mahkota sama, semakin kuat, bahan mahkota ceramic yang

lebih kaku terlihat memiliki dampak positif pada nilai kontinuitas marginal. Bahan mahkota

ini, digabungkan dengan efek ferrule yang disediakan desain mahkota, dapat juga

menjelaskan mengapa tidak ada perbedaan yang signifikan dapat dideteksi pada kontinuitas

marginal antara kelompok restorasi pasak dan inti setelah pembebanan termomekanik.

Mengenai kerentanan terjadinya karies sekunder, permukaan antarmuka resin luting

komposit dan mahkota mungkin tidak sama pentingnya dengan antarmuka resin luting

struktur gigi. Bagaimanapun, jika terjadi jeda pada antarmuka ini, perubahan warna dapat

mengakibatkan delineasi tak terlihat dari margin mahkota. Nilai awal 70%, yang menurun

setelah pembebanan termomekanis dengan nilai sekitar 40%, tidak diduga. Oleh karena itu,

peneliti kedua, yang lagi-lagi tidak tahu mengenai tugas kelompok dari spesimen tersebut,

mengulang semua pengukuran. Kedua set pengukuran memiliki hasil identik. Mungkin

bahwa retensi mikromekanik dihasilkan dengan etching permukaan mahkota intaglio

dengan asam fluorida tidak cukup untuk menciptakan ikatan yang memadai antara resin

komposit dan ceramic lithia berbasis disilikat. Sedangkan kontinuitas marginal adalah

indikator yang baik dari ikatan resin efektif pada akar servikal dentin, pretreatment ideal

untuk perekat resin adhesive untuk permukaan ceramic berbahan dasar lithia disilikat harus

dievaluasi dan dioptimalkan dalam studi lebih lanjut.

Page 23: Terjemahan Endo

Ketika dibebani hingga hancur, gigi dengan perawatan endodontik dengan mahkota

ceramic berbahan dasar lithia disilikat hancur pada nilai rata-rata sekitar 1100N. Ini

merupakan nilai yang tinggi dibandingkan dengan  nilai pembebanan sampai hancur lain

untuk gigi yang direstorasi antara sekitar 200N dan 900N. Nilai yang dicatat dalam

penelitian ini adalah nilai-nilai untuk kegagalan katastropik.  Pembebanan minor pertama

dan suara retak pertama tercatat pada nilai yang lebih rendah, antara 212-944N untuk

beberapa spesimen sebelum kegagalan. Bagaimanapun, pada sekitar sepertiga dari

spesimen, suara retakan atau pembebanan pertama identik dengan kegagalan

katastropik. Tidak ada pola karakteristik dari tanda-tanda keretakan pertama, dan

distribusinya tidak merata. Oleh karena itu, dibuat keputusan hanya untuk menyajikan data

kegagalan katastropik.

Dengan perbandingan pembebanan tinggi sampai hancur, mahkota ceramic

berbahan dasar lithia disilikat tampaknya unggul daripada mahkota resin komposit, yang

hancur pada nilai rata-rata antara 450-670N. Berbeda dengan penelitian mahkota resin

komposit, dimana tidak ada fraktur akar dalam yang diamati, seperti fraktur terdeteksi pada

semua kelompok dalam penelitian ini. Satu gigi dengan endocrown, 3 gigi dalam kelompok

GOLD-POST, dan 4 gigi di setiap kelompok FRC-POST dan ZRO-POST menghasilkan

fraktur akar yang mendalam. Fraktur ini mempengaruhi langsung ujung apical ruang pasak.

Penyaluran beban dari mahkota ceramic rigid melalui pasak rigid pada dinding ruang pasak

dihasilkan pada tekanan tinggi pada antarmuka pasak ke akar dentin. Hal ini dihasilkan

pada fraktur akar yang mendalam seperti yang diamati dalam penelitian lain. Fraktur ini

terjadi tidak berkaitan dengan bahan yang digunakan untuk pembuatan pasak. Meskipun

tidak ada fraktur akar dalam yang diamati dengan mahkota resin komposit, dan sebagian

besar spesimen ini gagal dari fraktur bahan mahkota resin komposit, spesimen dengan

jumlah yang sama gagal dengan mode fraktur problematik dalam kedua studi. Kerusakan

mahkota resin komposit biasanya disertai dengan fraktur chiplike dari servikal dentin, 3

sampai 5 mm di bawah garis akhir asli. Oleh karena itu, fracture dari mahkota resin

komposit dibawah pembebanan rendah tidak menimbulkan kerusakan yang dapat

diperbaiki. Akibatnya, jenis mahkota ini tidak dapat direkomendasikan.

Page 24: Terjemahan Endo

Kurangnya keuntungan dari pasak FRC berkaitan dengan penyaluran beban dalam

penelitian ini berbeda dengan penelitian finite elemen sebelumnya. Hal tersebut juga

berbeda dengan kajian literatur dari penelitian in vitro, di mana pasak FRC sering

menunjukkan mode kegagalan yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan pasak

logam. Bagaimanapun, studi lain menunjukkan bahwa pasak FRC dapat menghasilkan

kegagalan serupa dengan yang dilaporkan untuk pasak ceramic rigid. Dalam tinjauan

literatur yang berbeda pada kinerja pasak endodontik, disimpulkan bahwa perbedaan besar

dalam tingkat kegagalan untuk sistem pasak yang berbeda tidaklah pasti. Hal ini sesuai

dengan hasil dari penelitian ini. Faktor-faktor seperti jumlah struktur gigi yang tersisa, efek

ferrule mahkota, dan komposisi bahan mahkota, serta besar dan arah beban fungsional,

tampaknya memiliki pengaruh lebih besar pada keberlangsungan dari sistem pasak spesifik

yang digunakan.

Seperti yang ditunjukkan dalam penelitian ini, spesimen tanpa pasak endodontik

menampilkan kontinuitas marginal yang tidak baik tanpa keuntungan dengan kaitan

perilaku kegagalan. Dengan demikian, gagasan bahwa risiko terkait preparasi ruang pasak

di premolar dapat dihindari dengan menggunakan bahan bonding adhesif yang tersedia

harus dipertimbangkan kembali. Jika persiapan ruang pasak tidak dapat sepenuhnya

dihindari, mungkin menguntungkan untuk memiliki studi lebih lanjut in vitro fokus pada

penggunaan pasak short adhesif bonding. Pendekatan ini dapat menurunkan risiko

kesalahan operasional dalam persiapan ruang pasak dan mungkin mengatasi masalah

aplikasi yang menyertai penggunaan sistem perekat sementara dalam persiapan ruang pasak

dalam. Meskipun pasak FRC dalam penelitian ini tidak unggul dari pasak dan inti cetak,

menurut kontinuitas marginal dan sifat kegagalan, mereka, bagaimanapun, tidak kalah.

Selain itu, pasak FRC telah menampilkan beberapa keuntungan dalam praktek klinis.

Mereka melibatkan waktu klinis dan laboratorium dan biaya yang lebih kecil, dan dasar

mahkota dapat diselesaikan dalam satu kunjungan pasien. Pendekatan ini juga menghindari

atau meminimalkan paparan ruang pasak terhadap kontaminasi bakteri selama perawatan

sementara dan penundaan terkait dengan prosedur laboratorium. Juga, pasak FRC mudah

diangkat dalam saat perawatan endodontik diperlukan.

Page 25: Terjemahan Endo

Hasil dari penelitian in vitro ini tampaknya menunjukkan pasak FRC merupakan

alternatif yang sebanding dengan bahan pasak yang diteliti dalam proyek ini. Meskipun

studi in vitro telah dikenal kelemahan dan keterbatasannya, kondisi standarisasi dari

penelitian ini memungkinkan beberapa kesimpulan yang bisa ditarik untuk restorasi

mandibular yang dirawat secara endodontik dengan 2 mm dari struktur gigi yang ada tetap

oklusal untuk menyelesaikan garis akhir mahkota

Kesimpulan

Dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat ditarik:

1. Restorasi premolar rahang bawah yang dirawat endodontik dengan endo-crown

tidak direkomendasikan pada perawatan menggunakan dasar pasak dan inti ketika

mahkota ceramic berbahan dasar lithia disilicate ceramic mahkota diindikasikan.

2. Berdasarkan pada penilaian kontinuitas marginal, gigi yang direstorasi dengan dasar

pasak dan inti dan mahkota ceramic menunjukkan resistrensi lebih besar secara

signifikan menekankan pada pembebanan termal dan dinamis dibandingkan dengan

gigi yang direstorasi dengan mahkota ceramic dari desain endo-crown. Tekanan

resistensi yang lebih besar diobservasi tidak disertai dengan efek negatif yang

signifikan pada resistensi fraktur dan mode fraktur.