16
Posisi Terkini dari Asam Traneksamat dalam Manajemen Perdarahan B. J. Hunt (1,2) 1) Thrombosis & Haemostasis Professor of Kings College University, 2) Consultant, Guy's & St Thomas' NHS Foundation Trust, London, UK Ringkasan Telah terjadi peningkatan ketertarikan dalam hal kemampuan asam traneksamat untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dalam hal perdarahan bedah dan trauma. Asam traneksamat telah terbukti mengurangi angka kematian akibat perdarahan traumatik sebanyak sepertiga, tanpa isu-isu keamanan yang nyata. Sekarang dengan jelas diketahui bahwa asam traneksamat intravena mengurangi perdarahan pada pasien- pasien dengan perdarahan bedah dan kebutuhan terhadap transfusi darah. Asam traneksamat juga dapat digunakan secara topikal untuk mengurangi perdarahan. Penggunaannya sedang diteliti lebih lanjut dalam penelitian-penelitian- penelitian-penelitian pragmatis besar dari cedera kepala traumatis, perdarahan postpartum dan pada perdarahan gastro- intestinal. Ada beberapa efek samping dari penggunaan asam

Terjemahan jurnal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Terjemahan jurnal kedokteran

Citation preview

Posisi Terkini dari Asam Traneksamat dalam Manajemen Perdarahan

B. J. Hunt (1,2)

1) Thrombosis & Haemostasis Professor of Kings College University,

2) Consultant, Guy's & St Thomas' NHS Foundation Trust, London, UK

Ringkasan

Telah terjadi peningkatan ketertarikan dalam hal kemampuan asam traneksamat untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dalam hal perdarahan bedah dan trauma. Asam traneksamat telah terbukti mengurangi angka kematian akibat perdarahan traumatik sebanyak sepertiga, tanpa isu-isu keamanan yang nyata. Sekarang dengan jelas diketahui bahwa asam traneksamat intravena mengurangi perdarahan pada pasien-pasien dengan perdarahan bedah dan kebutuhan terhadap transfusi darah. Asam traneksamat juga dapat digunakan secara topikal untuk mengurangi perdarahan. Penggunaannya sedang diteliti lebih lanjut dalam penelitian-penelitian-penelitian-penelitian pragmatis besar dari cedera kepala traumatis, perdarahan postpartum dan pada perdarahan gastro-intestinal. Ada beberapa efek samping dari penggunaan asam traneksamat kecuali bila diberikan dalam dosis tinggi di mana efek-efek samping neurologis telah diketahui, mungkin berkaitan dengan asam traneksamat yang mengganggu reseptor-reseptor-reseptor-reseptor GABA dan glisin otak. Namun, penelitian-penelitian klinis menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan efikasi dalam menggunakan dosis yang lebih tinggi, dan bahwa dosis 1 g intravena pada pasien-pasien dewasa memiliki efikasi yang maksimal, yang tidak meningkat pada dosis yang lebih tinggi. Penelitian trauma CRASH-2 dengan jelas tidak menunjukkan peningkatan kejadian trombosis setelah penggunaannya dalam trauma, walaupun memang ada penurunan yang signifikan dalam hal infark miokard. Namun, penelitian-penelitian dari asam traneksamat dalam hal pembedahan telah gagal untuk secara memadai mempelajari dampaknya pada risiko vena pasca operasi dan reduksi yang mungkin dalam thromboemboli arteri, dan ini perlu menjadi subyek penelitian-penelitian di masa depan.

Pengantar

Dalam dekade terakhir, telah terjadi peningkatan ketertarikan dalam hal penggunaan asam traneksamat (tranexamic acid/TA) dalam mengurangi perdarahan, yang didorong, khususnya, dengan publikasi dari CRASH-2 [1], penelitian trauma terbesar yang pernah dilakukan. Hal ini juga telah mendorong ketertarikan dari peran fibrinolisis dalam pendarahan. Artikel ini menyajikan sebuah gambaran dari pemahaman kita sekarang sampai mana TA mungkin memiliki manfaat klinis, dosis yang tepat dan efek-efek samping yang mungkin terjadi.

Farmakologi TA

Asam traneksamat (trans-4- (aminomethyl) cyclohexane-carboxylic acid) merupakan sebuah turunan sintetis dari asam amino lisin yang secara kompetitif menghambat aktivasi dari plasminogen menjadi protease serin, plasmin, melalui pengikatan terhadap domain kringle. Asam traneksamat juga merupakan sebuah inhibitor kompetitif dari aktivator plasminogen jaringan (tissue plasminogen activator). Zat tersebut memblok lokasi pengikatan lisin dari plasminogen, sehingga menghambat aktivasi plasminogen dan pengikatan fibrin terhadap plasminogen dan oleh karena itu menyebabkan gangguan fibrinolisis [2].

Asam traneksamat juga dapat langsung menghambat aktivitas plasmin, tetapi dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk mengurangi pembentukan plasmin. Asam traneksamat adalah sekitar sepuluh kali lebih poten secara in vitro daripada asam aminokaproat, dan mengikat lebih kuat daripada asam aminokaproat baik untuk lokasi-lokasi reseptor yang kuat dan lemah dari molekul plasminogen dalam rasio yang sesuai dengan perbedaan potensi diantara senyawa. Asam traneksamat didistribusikan pada seluruh jaringan tubuh dan waktu paruh plasma adalah 120 menit.

Efikasi dari TA dalam mengurangi perdarahan traumatik

Penelitian terbesar sampai saat ini mengenai antifibrinolitik: penelitain the Clinical Randomisation of Antifibrinolytics in Significant Haemorrhage (CRASH-2), menilai efek-efek pemberian dini dari TA pada pasien-pasien trauma dengan, atau yang berisiko, perdarahan yang substansial [1]. Sebanyak 20.211 pasien-pasien trauma dari 40 negara secara acak diberi perlakuan dalam 8 jam sejak cedera ke salah satu TA (1 g load , kemudian 1 g selama 8 jam) atau plasebo. Keluaran utama adalah mortalitas di rumah sakit dalam waktu 4 minggu sejak cedera. Mortalitas dari semua penyebab secara signifikan berkurang dengan TA (14,5% vs 16%; risiko relatif (RR) 0,91, 95% CI 0,85-0,97; p=0,0035). Data dari CRASH-2 menunjukkan bahwa, setelah hari kedua, perdarahan bukanlah penyebab utama kematian, dan dianggap berasal dari cedera kepala, kegagalan multi-organ dan komplikasi vaso-oklusif, yang semuanya berkurang, meskipun semua kecuali infark miokard adalah berkurang namun tidak-signifikan pada mereka yang menerima TA. Namun, pertanyaan kritis adalah apakah ada penurunan dalam kematian oleh karena perdarahan, dan memang, penurunan yang signifikan dalam kematian karena perdarahan pada sepertiga kasus terjadi. Ketertarikan tentang penerapan temuan dari CRASH-2 adalah bahwa kematian akibat perdarahan traumatik adalah sebuah masalah global, dan jika TA diberikan kepada semua orang dengan, atau yang berisiko, perdarahan trauma, ini akan menghasilkan penurunan di seluruh dunia dalam hal jumlah kematian 120.000 per tahun. Respon di Inggris adalah positif, dengan NHS England memastikan bahwa semua ambulans dan paramedis membawa TA; apalagi TA perlu diberikan pada pasien-pasien yang menerima produk darah dalam waktu 3 jam dari cedera di bawah Major Trauma Best Practice Tariff [3].

Meskipun menurunkan angka kematian akibat perdarahan, TA tidak mengurangi kebutuhan transfusi. Mengapa hal ini terjadi? Manajemen perdarahan selama trauma tidak diatur untuk mengkompensasi kehilangan seperti dalam praktek bedah; darah diberikan secara empiris dan kehilangan darah tidak secara akurat diukur. Juga, investigator diminta untuk menggunakan praktek normal mereka dan ketersediaan dari komponen-komponen darah adalah bervariasi diantara 40 negara yang terlibat dalam studi ini - secara luas diakui bahwa praktek transfusi darah bervariasi secara luas. Kami juga berhipotesis bahwa proporsi pengurangan kematian bukan karena perdarahan tapi karena mekanisme lain, mungkin karena efek-efek anti-inflamasi dan/atau anti-trombotik dari TA [4].

Waktu pemberian TA adalah penting. Analisis lebih lanjut dari CRASH-2 menunjukkan bahwa pengobatan yang diberikan dalam 3 jam pertama mengurangi risiko kematian akibat perdarahan, dengan pengurangan RR pada jam pertama dari 0,68 (95% CI 0,57-0,82; p