13
Makalah Termodinamika Pemicu II Neraca Energi Sistem Tunak dan Tak Tunak Disusun oleh: Kelompok A Angela Susanti / 1206247303 Gabriela Putri N. / 1206239983 Hana Julia / 1206202066 Rizky Ramadhan / 1206201920 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014

Termo Hana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Termodinamika Teknik Kimia

Citation preview

  • Makalah Termodinamika

    Pemicu II Neraca Energi Sistem Tunak

    dan Tak Tunak

    Disusun oleh:

    Kelompok A

    Angela Susanti / 1206247303

    Gabriela Putri N. / 1206239983

    Hana Julia / 1206202066

    Rizky Ramadhan / 1206201920

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2014

  • Halaman | 1

    First Problem Internal energy and enthalpy are two thermodynamics quantities or variables that are used in energy

    balance equations. Thermal energy added to a gas of polyatomic molecules can appear as rotational

    and vibrational, as well as translational energies of the gas molecules. Explain how we could estimate

    the isobaric heat capacity of methane as an ideal polyatomic gas as a function of temperature from 300

    to 800 K based on the equipartition principle. Plot the theoritical values of methane heat capacity and

    compare them with the values you obtained using the ideal gas heat capacity equation and parameters

    given in the book by Smith et al. or by Moran and Saphiro. Do you think it is reasonable to assume a

    constant ideal gas heat capacity for the whole temperature range? Explain.

    Jawab :

    Teorema ekuipartisi, atau yang disebut juga dengan ekuipartisi energi,menyatakan bahwa setiap

    derajat kebebasan yang muncul pada energi total memiliki nilai rata-rata energi senilai 1 2 kBT pada

    kesetimbangan termal dan menyumbang 1 2 kB ke dalam sistem kapasitas panas. Dalam konteks ini,

    kB merupakan konstanta Boltzmann dan T merupakan temperatur yang dinyatakan dalam satuan

    Kelvin. Teorema ini dihubungkan dengan molekul-molekul gas monoatomik dan poliatomik.

    Nilai energi dalam dari gas monoatomik ideal yang mengandung sebanyak n partikel,

    dinyatakan dengan 3 2 nkBT. Hal ini berarti bahwa setiap partikel memiliki rata-rata 3

    2 kBT unit

    energi.Partikel monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan translasional, sesuai dengan gerakannya

    dalam tiga dimesi. Partikel monoatomik tidak memilki derajat kebebasan dari gerak rotasi ataupun

    vibrasi.Oleh karena itu, energi dalam yang ditunjukkan untuk setiap derajat kebebasan dari gas ideal

    monoatomik adalah kBT.

    Seperti yang tertera pada pernyataan diatas, untuk molekul yang terdiri dari lebih dari satu atom,

    maka terdapat tiga gerakan yang mungkin dimiliki molekul tersebut. Perbedaan yang sangat signifikan

    antara molekul monoatomik, diatomik, dan poliatomik adalah perhitungan energi dalamnya. Energi

    dalam dapat dinyatakan sebagai

    = 1

    2 =

    1

    2 ...(1)

    dimana f adalah derajat kebebasan untuk setiap gerakan tersebut. Maka, energi internal total dari

    sistem dapat dinyatakan sebagai

    = + + ..(2) Penentuan derajat kebebasan untuk masing masing gerakan pada molekul dapat dipelajari

    melalui contoh berikut :

    1. Molekul Monoatomik Molekul monoatomik hanya memiliki satu gerakan yang mungkin yaitu translasi pada sumbu

    x,y, dan z. Molekul monoatomik memiliki derajat kebebasan sebesar 3 (karena kedua gerakan

    lain diabaikan). Persamaan energi dalam untuk molekul ini adalah

    =3

    2..(3)

    2. Molekul Poliatomik dengan Bentuk Linear Pada molekul poliatomik bentuk linear, terdapat gerakan translasi pada arah x,y,z sehingga

    nilai derajat kebebasan untuk gerak translasi ini adalah:

    doftrans = 3

    Pada molekul ini, terdapat pula dua kemungkinan gerakan rotasi, yaitu berimpitan dengan

    ikatannya dan tegak lurus dengan ikatannya , sehingga nilai derajat kebebasan untuk gerak rotasi

    ini adalah:

    dofrot = 2

    Untuk gerak vibrasi, formula dari derajat kebebasannya adalah :

    dof = (3N 5) Berdasarkan ketiga gerakan tersebut, total energi dalam untuk molekul poliatomik dengan bentuk

    linear adalah :

    = 3

    2 + + 3 5

    1

    2 ..(4)

  • Halaman | 2

    3. Molekul Poliatomik dengan Bentuk Non-Linear Pada molekul poliatomik non-linear, terdapat kemungkinan gerak translasional pada arah x,

    y,dan z. Perbedaan antara molekul poliatomik linear dan non-linear terletak pada kemungkinan

    banyak gerak rotasinya.

    Gambar 1. Ilustrasi molekul poliatomik non-linear

    Apabila dilihat dari gambar diatas, terdapat tiga sumbu rotasi pada molekul poliatomik non-

    linear, yakni saat berimpitan dengan AB, berimpitan dengan BC, dan saat tegak lurus dengan AB

    dan BC. Oleh karena itu, nilai derajat kebebasan untuk gerak rotasi ini adalah :

    dofrot = 2

    Selanjutnya, jumlah gerakan vibrasi dapat ditentukan dengan formula :

    dof = (3N 6) Berdasarkan ketiga gerakan tersebut, total energi dalam untuk molekul poliatomik dengan bentuk

    non- linear adalah :

    = 3

    2 + + 3 6

    1

    2 ..(5)

    Gas Monoatomik

    Untuk gas monoatomik, penentuan nilai kapasitas panas (cp) dapat diperoleh melalui rumus :

    = + R ..(6)

    =3

    2 ..(7)

    U = T ..(8) Nilai cv bagi gas monoatomik ialah 3 2 R, sehingga

    = 3

    2R + R =

    5

    2R ..(9)

    Gas Poliatomik Linear

    Untuk gas poliatomik linear, penentuan nilai kapasitas panas (cp) dapat diperoleh melalui

    persamaan (6), sedangkan energi dalamnya dapat diperoleh melalui persamaan (4). Nilai cv bagi gas

    monoatomik ialah 5 2 R, sehingga :

    = 5

    2R + R =

    7

    2R ..(10)

    Gas Poliatomik Non-Linear

    Untuk gas poliatomik linear, penentuan nilai kapasitas panas (cp) dapat diperoleh melalui

    persamaan (6), sedangkan energi dalamnya dapat diperoleh melalui persamaan (5). Untuk CH4 sebagai

    salah satu molekul poliatomik non-linear, jika terdapat 1 mol CH4 maka nilai cv adalah :

    = 3

    2R +

    3

    2R + 3.5 6

    1

    2R = 7.5 R .(11)

    = 15

    2R + R =

    17

    2R ..(12)

    Berdasarkan perhitungan ekuipartisi diperoleh nilai cp/R = 8,5.

    Berdasarkan prinsip ekuipartisi energi, tampak bahwa pada tekanan tetap, suatu molekul CH4

    memiliki nilai kapasitas kalor tekanan tetap (cp) sebesar 8,5R. Nilai tersebut dianggap konstan di

    setiap suhu.

    Menghitung Nilai Kapasitas Kalor Teoritis (pada Tekanan Tetap)

    Tabel 1. Kapasitas Kalor Isobarik Metana Teoritis

    T (K) cp/R

    300 8,512

    350 9,049

  • Halaman | 3

    Grafik 1. Kapasitas Kalor Isobarik Metana Teoritis

    Menghitung Nilai Kapasitas Panas (cp) Berdasarkan Persamaan Kapasitas Kalor Gas Ideal

    Nilai cp dapat dihitung menggunakan persamaan

    = + + 2 + 2 .(13)

    dengan nilai T (temperatur) dalam satuan Kelvin. Nilai A, B, C, dan D adalah konstanta yang berbeda

    untuk masing masing gas dalam keadaan ideal.

    Menghitung Kapasitas Kalor Metana dari 300-800 K Kapasitas kalor metana untuk suhu 300 800 K dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (13) serta konstanta-konstanta metana yang terdapat pada Tabel C.1 (Van Ness, 1998).

    Konstanta A,B,C, dan D yang diperoleh adalah sebagai berikut :

    A = 1,702

    B = 9,081 x 10-3

    C = -2,164 x 10-6

    D = 0 Tabel 2. Kapasitas Kalor Isobarik Metana Berdasarkan

    Persamaan Kapasitas Kalor Gas Ideal

    400 9,656

    450 10,336

    500 11,048

    550 11,755

    600 12,451

    650 13,124

    700 13,774

    750 14,401

    800 15,002

    T(K) cp/R

    300 4,23154

    350 4,61526

    400 4,98816

    y = 0,013x + 4,418

    R = 0,999

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    0 200 400 600 800 1000

    c p/R

    (k

    al/

    mo

    l K

    )

    Suhu (K)

    Kapasitas Kalor Metana

    Series1

    Linear (Series1)

  • Halaman | 4

    Grafik 2. Kapasitas Kalor Isobarik Metana Berdasarkan

    Persamaan Kapasitas Kalor Gas Ideal

    Jika dibandingkan, Grafik 1dan Grafik 2 memiliki kemiripan yang menandakan bahwa

    kapasitas kalor teoritis memiliki nilai yang hampir sama dengan kapasitas kalor yang dihitung dengan

    menggunakan persamaan kapasitas kalor gas ideal. Selain itu, jika dihubungkan dengan cp dari prinsip

    ekuipartisi energi, diketahui bahwa pada suhu dibawah 300 K, molekul sudah dapat melakukan gerak

    translasi. Pada suhu sekitar 450 K, molekul sudah melakukan gerak rotasi, sedangkan pada suhu di

    atas 800 K, molekul baru dapat melakukan gerak vibrasi.

    Dengan demikian, kita tidak bisa mengasumsikan bahwa di setiap temperatur nilai kapasitas

    panas adalah konstan. Hal ini dikarenakan umumnya, pada setiap senyawa, ketika temperaturnya

    dinaikkan, maka nilai kapasitas panasnya pun akan naik seperti yang terjadi pada gas diatomik

    maupun poliatomik, sesuai dengan teorinya bahwa dengan meningkatnya suhu maka kalor yang

    diberikan akan terdistribusi menjadi gerakan, sehingga nilai energi dalam akan bertambah.

    Second Problem

    Give examples of isobaric processes, isochoric, isothermal, adiabatic, steady (steady-state), and

    unsteady state using examples from everyday life. Also examples of conduction, convection, and

    radiation.

    Jawab :

    Isobarik Isobarik merupakan proses perubahan keadaan gas pada tekanan yang konstan. Dalam

    kehidupan sehari-hari biasanya sistem ini berinteraksi langsung dengan tekanan atmosfer,

    contohnya adalah pemanasan air tanpa tutup sebelum 100C dan pemanasan pada balon udara.

    450 5,35024

    500 5,7015

    550 6,04194

    600 6,37156

    650 6,69036

    700 6,99834

    750 7,2955

    800 7,58184

    y = 0,006x + 2,302

    R = 0,998

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 200 400 600 800 1000

    cp/R

    (J

    /mo

    l)

    T (K)

    Kapasitas Kalor Metana

    Series1

    Linear (Series1)

  • Halaman | 5

    Isokhorik Isokhorik merupakan proses perubahan keadaan gas pada volume tetap. Dalam kehidupan

    sehari-hari sistem ini berupa sistem yang ditutup secara rapat tanpa ada volume yang dapat keluar-

    masuk, contohnya adalah pemanasan gas pada ruang tertutup dan panci presto.

    Isotermal Isotermal merupakan proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap. Dalam kehidupan sehari-

    hari proses ini merupakan sistem yang dijaga agar tidak ada suhu yang dapat berpindah. Contohnya

    adalah perebusan air kondisi saturation pada sistem yang terbuka, tabung oksigen para penyelam,

    dan kulkas.

    Adiabatik Adiabatik merupakan proses tanpa perpindahan panas diantara masing-masing sistemnya

    ataupun lingkungannya. Sistem ini dijaga sedemikan sehingga tidak terdapat perpindahan panas

    yang keluar-masuk, contohnya adalah termos gas yang diisolasi dalam silinder, proses pembakaran

    dalam mesin mobil dan piston motor.

    Aliran Steady-State Steady-state merupakan proses dimana parameter aliran tidak berubah menurut waktu. Sistem

    aliran ini tidak memiliki akumulasi yang menyebabkan aliran bertambah ataupun berkurang

    volumenya (dipengaruhi oleh waktu). Contoh dari aliran steady-state adalah aliran pada pipa

    dengan kecepatan yang konstan, aliran sungai tanpa hujan dan aliran banjir, aliran air pada keran,

    dan pengisian bak mandi dengan lubang.

    Aliran Unsteady-State Unsteady-state merupakan proses aliran dimana parameter aliran berubah menurut waktu.

    Dalam sistem ini, terdapat akumulasi yang menyebabkan aliran bertambah ataupun berkurang

    volumenya seiring dengan perubahan waktu. Contoh dari aliran unsteady-state adalah aliran pada

    pipa yang dipompa, aliran sungai dengan hujan dan aliran banjir, dan pengisian bak mandi.

    Konduksi Konduksi merupakan proses perpindahan panas (panas mengalir dari tempat yang suhunya

    tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah) melalui media penghantar panas. Contoh dalam

    kehidupan sehari-hari adalah penggunaan panci logam pada saat memasak, panasnya gelas pada

    saat membuat minuman hangat atau panas, setrika listrik, dan solder.

    Konveksi Konveksi merupakan proses perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat dengan

    fluida yang mengalir disekitarnya. Contoh peristiwa konveksi dalam kehidupan sehari-hari adalah

    terjadinya angin darat dan laut, radiator mobil, dan pengering rambut

    Radiasi Radiasi merupakan perpindahan kalor yang terjadi karena pancaran /sinar / radiasi gelombang

    elektromagnetik tanpa memerlukan perantara. Contoh peristiwa radiasi dalam kehidupan sehari-

    hari adalah oven microwave, radiasi panas dari tungku perapian, dan radiasi panas dari bola lampu

    Third Problem

    One needs to understand the concept of conservation of energy and mass, in order to understand how a

    calorimeter works. Read a paper on the development of a calorimeter to measure heat capacity and

    enthalpy of fluids (An automated flow calorimeter for the determination of liquid and vapor isobaric

    heat capacities: Test results for water and n-pentane, J.A. Sandarusi, K.Mulia and V.F. Yesavage, Rev.

    Sci. Instrum., 63, 2, (1992), 1810:1821). Read only the first two pages of the paper and then starting

    from the general formula of the first law of thermodynamics; simplify. If you work in a systematic

    way then you should obtain the first equation (equation 1) given in the paper. State all of your

    assumptions clearly. Apparently heat loss term, Qist, is not included in the final working equation for

    heat capacity measurement (equation 3). Consider all kind of heat transfer modes that potentially

    contribute to this term and explain how they were minimized in the experiment.

  • Halaman | 6

    Jawab :

    Hukum Pertama Termodinamika

    Hukum Pertama Termodinamika menyatakan bahwa :

    Meskipun energi terdapat dalam berbagai bentuk, jumlah energi bersifat konstan, dan ketika salah satu bentuk energi menghilang, energi akan timbul dalam bentuk lain secara bersamaan.

    EnergiInput

    EnergiOutput

    = Akumulasi Energi

    dalam Proses

    Neraca Laju Energi

    = + +

    2

    2+ +

    2

    2+ ...(14)

    Bentuk kerja dapat dinyatakan dalam dua bentuk kontribusi. Kontribusi pertama adalah kerja yang berhubungan dengan tekanan fluida, di mana zat dimasukkan pada sisi masuk atau

    dikeluarkan dari sisi keluar. Bentuk kontribusi lainnya dinyatakan sebagai , termasuk semua pengaruh kerja lainnya, seperti pengaruh yang berhubungan dengan putaran poros, pergeseran batas,

    listrik, magnetik, dan akibat tegangan permukaan.

    Laju perpindahan energi melalui kerja dapat dinyatakan sebagai perkalian dari gaya dengan

    kecepatan titik di mana gaya tersebut bekerja. Dengan demikian, laju dimana kerja dilakukan pada sisi

    keluar oleh gaya normal yang disebabkan oleh tekanan adalah perkalian antara gaya normal tersebut

    dengan peAe dengan kecepatan aliran fluida Ve. Besar AV setara dengan . Atas pertimbangan tersebut bentuk kerja dapat dinyatakan sebagai

    = + ()

    maka persamaan (14) berubah menjadi

    = + + +

    2

    2+ + +

    2

    2+ ...(15)

    = + +

    2

    2+ +

    2

    2+ ...(16)

    0 = + +

    2

    2+ +

    2

    2+ ...(17)

    0 = + ...(18)

    = ...(19)

    = ...(20)

    = , ( , )...(21)

    Perhitungan Kapasitas Kalor (cp)

    =

    ...(22)

    = ...(23)

    = 0

    ..(24)

    = = , ( , ) ..(25)

    = , ( ,)

    =

    ..(26)

    Asumsi asumsi yang dibuat dalam penurunan persamaan di atas antara lain :

    Sistem berada dalam keadaan tunak sehingga

    = 0

    Pengaruh kerja lainnya (putaran poros, pergeseran batas, listrik, magnetik, dan akibat

    tegangan permukaan) diabaikan sehingga = 0

  • Halaman | 7

    Perubahan energi potensial dan kinetik sisi masuk dan keluar dapat diabaikan, sehingga

    2

    2+ dan

    2

    2+ dianggap bernilai nol.

    Laju alir massa masuk dan keluar memiliki nilai yang sama sebesar Beberapa mode perpindahan panas yang dapat mempengaruhi adanya kalor yang hilang (heat

    loss) adalah konduksi dan radiasi. Untuk memperkecil kalor yang hilang dalam percobaan seminimal

    mungkin dapat digunakan bejana vakum yang dikosongkan untuk mengurangi konduksi serta dilapisi

    dengan substansi yang mudah memantulkan cahaya untuk mengurangi radiasi. Selain itu, isolasi

    adiabatik (insulating adiabatic jacket) dapat digunakan untuk mencegah perpindahan panas dari

    kalorimeter ke lingkungan.

    Fourth Problem You have summer job with a company that designs cookware. Your group is assigned the task of

    designing a better pasta pot. You are very excited by a new strong, light alloy the group has just

    produced, but will it make a good noodle pot? If it takes more than 10 minutes to boil water in a

    noodle pot, it probably wont sell. Calculate how long it would take water at room temperature to reach boiling temperature in Depok in a pot made of the new alloy. Assume that a typical noodle pot

    holds about 2 liters of water, the pot made of the alloy have a mass of 550 grams and a specific heat

    capacity of 860 J/(kg C), the burners on your stove deliver 1000 Joules of heat per second, and only

    about 20% of this heat is radiated away.

    Jawab :

    Diketahui : Vw = 2 liter

    mp = 550 gram

    cp = 860 J/(kg.C)

    Q/t = 1000 Joule/s

    Efisiensi = 20%

    T0 = 25C

    T1 = 100C

    cw = 4200 J/(kg.C)

    w = 1 kg/L

    Ditanya : t yang dibutuhkan sampai mendidih

    Jawab : Menghitung massa air

    =

    1 kg

    L=

    2 L

    = 2 kg Menghitung Qtot

    = + = +

    = 0,55 kg . 860J

    kg. C. 100 25 C + 2 kg . 4200

    J

    kg. C. (100 25)C

    = 35.475 Joule + 630.000 Joule = 665.475 Joule

    Menghitung t sampai mendidih

    =

    (20% . 1000Joule

    s) = 665.475

    Joule

    s

    t = 831,84 s t = 13,86 menit

    Karena waktu (t) yang dibutuhkan untuk mendidihkan air melebihi 10 menit, maka alloy tersebut

    belum dapat dijadikan sebagai bahan pot yang optimal.

  • Halaman | 8

    Fifth Problem Today is the first day of Kevin working in a compressed air installation. His supervisor asked him to

    fill a storage tank with compressed air until the pressure reaches 1000 psia which is also the pressure

    of compressed air at the source tank. He was told that he could do the task either by : (a) filling slowly

    such that temperature is always equal to the initial temperature of air in the storage tank (75F), or, (b)

    filling quickly so that the process could be regarded as adiabatic. Kevin was curious if the total amount

    of air present in the storage tank after it is filled using the two procedures would be different. What did

    he find out? How much heat will be released or absorbed using the two procedures? Data : volume of

    storage tank is 1ft3; initial pressure in the storage tank is 50 psia; temperature of compressed air in the

    source tank is 120F. Assume that air behaves as an ideal gas.

    Jawab :

    (a) Pengisian tangki secara lambat akan mempertahankan suhu atau temperatur yang ada pada tangki penyimpanan yaitu sebesar 75

    oF. Dengan kata lain, proses pengisian yang

    terjadi adalah secara isotermis. Dalam teori termodinamika, proses ini memiliki

    perbandingan T yang konstan atau dapat dinyatakan dalam persamaan matematis berikut :

    11 = 22 .(27) Persamaan di atas berlaku ketika tekanan awal tangki penyimpanan naik dari tekanan 50

    psia ke 1000 psia. Untuk membuatnya tetap konstan maka volume steam di tangki

    penyimpanan harus lebih kecil atau volume sistem (steam) menjadi lebih kecil atau

    dengan kata lain akan dilakukan kompresi.

    Sebelum diisi, udara pada tangki memiliki massa sebesar :

    = .

    = 8314

    Jkmol K

    . 296,89 K

    344,73 kPa= 7,16 m3/kg

    m = 1 m3

    7,16 m3/kg= 0,1397 kg

    Setelah diisi, udara pada tangki memiliki massa sebesar

    = .

    = 8314

    Jkmol K

    . 296,89 K

    6894,65 kPa= 0,358 m3/kg

    m = 1 m3

    0,358 m3/kg= 2,793 kg

    Dalam proses pertama, kalor akan mengalami perpindahan. Diasumsikan perpindahan

    kalor pada sistem terbuka memiliki energi dalam tetap dan tanpa kerja, sehingga

    = + =

    = lnP2P1

    = 8.314 2kg

    s2K297

    1000 psia

    50 psia

    = 7397.2 J Setelah perhitungan diturunkan, maka akan didapatkan nilai Q bernilai negatif, yang

    berarti sistem mengeluarkan kalor.

    (b) Proses kedua merupakan proses adiabatik di mana dalam proses ini tidak akan ada perpindahan panas ke lingkungan. Dalam proses ini, tekanan awal tangki penyimpanan

    naik dari tekanan 50 psia ke 1000 psia sedangkan temperatur udara terkompresi yang ada

    akan turun dari suhu 120oF ke suhu 75

    oF. Dalam teori termodinamika, proses ini akan

    menghasilkan persamaan persamaan sebagai berikut:

    1 = (1)/ =

  • Halaman | 9

    = Sebelum diisi, udara pada tangki memiliki massa sebesar :

    1 = .

    = 8314

    Jkmol K

    . 296,89 K

    344,73 kPa= 7,16 m3/kg

    m = 1 m3

    7,16 m3/kg= 0,1397 kg

    Volume spesifik tangki setelah diisi akan berubah menurut persamaan

    1.4 = 111.4

    1000. 1.4 = 50. 7.161.4 = 0,843 kg/m3

    m = 1 m3

    0,843 m3/kg= 1,187 kg

    Dalam proses kedua, tidak akan ada perpindahan panas karena sistem merupakan sistem

    adiabatik maka tidak akan ada panas yang dikeluarkan atau diserap atau:

    = 0 J Setelah dilakukan proses perhitungan, diketahui bahwa jumlah udara akhir yang

    tersimpan pada tangki setelah melalui kedua proses berbeda. Proses isotermis menunjukkan

    jumlah massa akhir yang lebih besar dibandingan dengan proses pemindahan secara adiabatik.

    Sixth Problem Steam is contained in a closed rigid container with a volume of 1 m

    3. Initially, the pressure and

    temperature of the steam are 7 bar and 500C, respectively. The temperature drops as a result of heat

    transfer to the surroundings. Determine the temperature at which condensation first occurs, in C, and

    the fraction of the total mass that has condensed when the pressure reaches 0.5 bar. What is the

    volume in m3, occupied by saturated liquid at the final state.

    Jawab :

    Dalam proses ini dapat diasumsikan bahwa :

    Sistem merupakan sistem tertutup (tidak ada aliran masuk maupun aliran keluar)

    Sistem berada pada keadaan steady state

    Tidak ada kerja yang diberikan pada sistem (W = 0) Jika kita tinjau soal dengan ilustrasi, maka akan nampak gambar seperti di bawah ini:

    Gambar 2. Kondisi sistem

  • Halaman | 10

    Dengan diagram p-v dapat kita lihat bahwa:

    Gambar 3. Diagram p-v sistem

    Sistem yang ada merupakan sebuah kontainer yang kaku dengan ukuran yang tetap, sehingga

    memiliki volume spesifik total yang tetap. Pada keadaan 1, tekanan 7 bar dan suhu 500oC

    menandakan keadaan superheated karena suhunya berada di atas suhu saat keadaan saturated,yaitu

    165oC. Nilai volume spesifik pada keadaan superheated ini adalah 0,5070 m

    3/kg. Pada keadaan ini

    keseluruhan sistem terdiri dari gas.

    Pada keadaan kedua, akan terjadi proses kondensasi pertama gas. Dengan begitu, dapat

    diasumsikan bahwa pada keadaan ini, volume uap hampir sama dengan volume total sehingga nilai

    volume spesifik sebelumnya dapat digunakan sebagai volume spesifik gas pada keadaan jenuh

    berdasarkan Tabel A-2 (Moran, 2003). 12 1

    = 12 1

    0,5070 0,4625

    0,5243 0,4625=

    143,6

    138,9 143,6

    = 140,2 Pada keadaan ketiga, sistem akan mengalami penurunan temperatur. Dalam kondisi ini, besar

    tekanan adalah 0,5 bar. Pada kondisi ini, terjadi kondensasi (pada keadaan saturated) dengan nilai vf 0,00103 m

    3/kg dan vg sebesar 3,240 m

    3/kg. Fraksi massa dapat kita ketahui dengan persamaan :

    v = vf + x (vg - vf)...(27)

    dimana x merupakan fraksi massa uap (kualitas). Proses perhitungan dengan persamaan di atas akan

    menghasilkan :

    v = vf + x (vg - vf)

    0,5070 m3/kg = 0,00103m

    3/kg + x(3,240

    m

    3/kg - 0,00103 m

    3/kg)

    0,50597 m3/kg = 3,23897 m

    3/kg . x

    x = 0,1562

    Nilai fraksi massa yang terkondensasi adalah sebesar 1-x atau 0,8438 (84,38%). Massa total dalam

    sistem ini dapat diperoleh dengan cara membagi volume total dengan volume spesifik pada keadaan 1,

    yaitu :

    =

    = 1 m3

    0,5070 m3

    kg = 1,972 kg

    Volume liquid pada kondisi akhir dapat ditentukan dengan cara :

    1 =

    1

    2

  • Halaman | 11

    0,8438 =

    1,972 kg

    = 1,664 kg = .

    = 0,001m3/kg . 1,664 kg

    = 0,0017 m3

  • Halaman | 12

    REFERENSI

    Anonim. Methane Specific Heat. [online]. Tersedia pada : http://www.engineeringtoolbox.com/ methane-d_980.html (diakses Rabu, 5 Maret 2014).

    Anonim. Bab III Kinematika Fluida Konsep Aliran dan Persamaan Dasarnya. [online]. Tersedia pada

    : http://web.ipb.ac.id/~erizal/mekflud/modul3.pdf (diakses Selasa, 4 Maret 2014).

    Anonim (2004) Introduction to Calorimetry. [online]. Tersedia pada : http://www.chemistry.mcmaster

    .ca/~ayers/chem2PA3/labs/CALORIMETRYINTRO.pdf (diakses Rabu, 12 Maret 2014).

    Buchori, L. Perpindahan Panas (Heat Transfer). [online]. Tersedia pada : http://tekim.undip.ac.id/

    images/download/PERPINDAHAN_PANAS.pdf (diakses pada Rabu, 5 Maret 2014).

    Cengel, Y.A. (2006) Thermodynamics : An Engineering Approach, 5th Edition. New York : McGraw

    Hill.

    Holman, J.P. (1986) Perpindahan Kalor, Edisi Keenam. Jakarta : Erlangga.

    Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. (2000) Fundamentals of Engineering Thermodynamics, 4th Edition.

    NJ: John Wiley & Sons, Inc.

    Moran, M.J. dan Shapiro, H.N. (2004) Termodinamika Teknik, Jilid 1. Jakarta : Erlangga [terjemahan].

    Sandarusi, J.A., Mulia, K., dan Yesavage, V.F. (1992) An Automated Flow Calorimeter for the Determination of Liquid and Vapor Isobaric Heat Capacities : Test Results for Water and n-

    Pentane. Review of Scientific Instruments, 63 (2) : 1810 1821. Smith, J.M., Van Ness, H.C., dan Abbott, M.M. (2005) Introduction to Chemical Engineering

    Thermodynamics, 7th Edition. New York : McGraw Hill Higher Education.