3
Hukum Termodinamika II: Setiap perubahan energi menghasilkan diorder atau entropi. Entropi adalah jumlah diorder (ketidakurutan) dalam suatu sistem. Disorder adalah keacakan atau ketidakurutan atau ketidakteraturan atau random. Dengan kata lain hukum termodinamika kedua mengatakan kepada kita bahwa entropi jagad raya meningkat; setiap perubahan atau pemindahan energi meningkatkan entropi jagad raya. Secara tersirat bahwa implikasi dari hukum termodinamika kedua ini adalah apabila suatu sistem menjadi lebih baik, teratur atau tersusun, maka lingkungan di sekitar sistem tersebut menjadi disorder (tidak teratur). Dan konsep tersebut memiliki aplikasi langsung pada aktivitas sel.Sebuah sel menghasilkan struktur teratur berasal dari materi yang mulanya tidak teratur. Hukum kedua termodinamika tersebut menyebabkan transformasi engergi yang dilakukan sel tidak dapat menghasilkan efisiensi 100%. Untuk itu, pendekatan hukum ke-2 Termodinamika telah memberikan konsep efisiensi yang lebih baik. Dalam hukum ke-2 Termodinamika atau dikenal juga sebagai hukum degradasi energi dikemukakan bahwa tidak ada proses pengubahan energi yang efisien sehingga pastilah akan terjadi penurunan kualitas energi didalamnya.

termodinamika 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

as

Citation preview

Page 1: termodinamika 3

Hukum Termodinamika II:

Setiap perubahan energi menghasilkan diorder atau entropi. Entropi adalah jumlah

diorder (ketidakurutan) dalam suatu sistem.

Disorder adalah keacakan  atau ketidakurutan atau ketidakteraturan atau random.

Dengan kata lain hukum termodinamika kedua mengatakan kepada kita bahwa entropi

jagad raya meningkat; setiap perubahan atau pemindahan energi meningkatkan entropi

jagad raya.

Secara tersirat bahwa implikasi dari hukum termodinamika kedua ini adalah apabila suatu

sistem menjadi lebih baik, teratur atau tersusun, maka lingkungan di sekitar sistem

tersebut menjadi disorder (tidak teratur).

Dan konsep tersebut memiliki aplikasi langsung pada aktivitas sel.Sebuah sel

menghasilkan struktur teratur berasal dari materi yang mulanya tidak teratur.

Hukum kedua termodinamika tersebut menyebabkan transformasi engergi yang

dilakukan sel tidak dapat menghasilkan efisiensi 100%.

Untuk itu, pendekatan hukum ke-2 Termodinamika telah memberikan konsep efisiensi yang

lebih baik. Dalam hukum ke-2 Termodinamika atau dikenal juga sebagai hukum degradasi

energi dikemukakan bahwa tidak ada proses pengubahan energi yang efisien sehingga pastilah

akan terjadi penurunan kualitas energi didalamnya. Kualitas energi ini disebut sebagai exergi.

Energi ini dapat ditransfer di antara sistem dan dapat dihancurkan oleh irreversibiltas di dalam

sistem. Dalam pendekatan hukum ke-2 Termodinamika ini strategi efisiensi energi yang

direkomendasikan adalah pemanfaatan energi secara optimal termasuk di dalamnya pemanfaatan

energi-energi. Sehingga dalam pendekatan ini diharapkan tidak ada energi dan energi yang

terbuang percuma ke lingkungan.

Penerapan Hukum Termodinamika II dalam bidang Farmasi

Penggunaan energi panas dalam pengobatan

Alur Perjalanan Energi Panas Dalam tubuh :

1. Jika energy panas mengenai salah satu bagian tubuh, maka suhu pada bagian tersebut

akan meningkat.

Page 2: termodinamika 3

2. Kemudian melalui bagian tubuh tersebut, energy panas akan melakukan penetrasi ke

dalam jaringan kulit dan menghilang ke jaringan tubuh yang lebih dalam berupa panas

3. Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi, malalui cairan

tubuh.

Aplikasi koefisien distribusi dalam bidang farmasi yaitu untuk menentukan pengawet yang

akan digunakan dalam sediaan , pengawet yang baik dalam sediaan emulsi, misalnya, harus

dapat larut dalam air dan dalam minyak, sebab jika pengawet hanya larut air maka fase

minyak akan ditumbuhi oleh mikroorganisme sehingga tidak menghasilkan suatu sediaan

yang baik

Untuk menentukan absorbsi dan distribusi suatu bahan obat dalam tubuh, misalnya dalam

pembuatan salep untuk menentukan bahan salep yang bekerja pada lapisan kulit tertentu

sehingga menghasilkan efek yang diinginkan.

Dalam pembuatan obat harus tahu waktu paruh obat. Waktu paruh suatu obat dapat

memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan terurainya obat atau

kecepatan degregasi kimiawinya. Panas, asam-asam, alkali-alkali, oksigen. Cahaya, dan

faktor-faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat disebabkan

oleh pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies atau perpindahan atom-atom dna ion-ion jika

dua molekul bertabrakan dalam tabung reaksi. Kecepatan dekomposisi obat ditujukan oleh

kecepatan perubahan konsentrasi mula-mula satu atau lebih reakyan dan ini dinyatakan

dengan tetapan kecepatan reaksi “K”, yang untuk oede satu dinyatakan sebagai harga

resiprok dari detik, menit, atau jam. Dalam suatu reaksi kecepatan terurainya suatu zat padat

mengikuti reaksi orde nol, orde I ataupun orde II.