Upload
adri-alfiza
View
283
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
as
Citation preview
Hukum Termodinamika II:
Setiap perubahan energi menghasilkan diorder atau entropi. Entropi adalah jumlah
diorder (ketidakurutan) dalam suatu sistem.
Disorder adalah keacakan atau ketidakurutan atau ketidakteraturan atau random.
Dengan kata lain hukum termodinamika kedua mengatakan kepada kita bahwa entropi
jagad raya meningkat; setiap perubahan atau pemindahan energi meningkatkan entropi
jagad raya.
Secara tersirat bahwa implikasi dari hukum termodinamika kedua ini adalah apabila suatu
sistem menjadi lebih baik, teratur atau tersusun, maka lingkungan di sekitar sistem
tersebut menjadi disorder (tidak teratur).
Dan konsep tersebut memiliki aplikasi langsung pada aktivitas sel.Sebuah sel
menghasilkan struktur teratur berasal dari materi yang mulanya tidak teratur.
Hukum kedua termodinamika tersebut menyebabkan transformasi engergi yang
dilakukan sel tidak dapat menghasilkan efisiensi 100%.
Untuk itu, pendekatan hukum ke-2 Termodinamika telah memberikan konsep efisiensi yang
lebih baik. Dalam hukum ke-2 Termodinamika atau dikenal juga sebagai hukum degradasi
energi dikemukakan bahwa tidak ada proses pengubahan energi yang efisien sehingga pastilah
akan terjadi penurunan kualitas energi didalamnya. Kualitas energi ini disebut sebagai exergi.
Energi ini dapat ditransfer di antara sistem dan dapat dihancurkan oleh irreversibiltas di dalam
sistem. Dalam pendekatan hukum ke-2 Termodinamika ini strategi efisiensi energi yang
direkomendasikan adalah pemanfaatan energi secara optimal termasuk di dalamnya pemanfaatan
energi-energi. Sehingga dalam pendekatan ini diharapkan tidak ada energi dan energi yang
terbuang percuma ke lingkungan.
Penerapan Hukum Termodinamika II dalam bidang Farmasi
Penggunaan energi panas dalam pengobatan
Alur Perjalanan Energi Panas Dalam tubuh :
1. Jika energy panas mengenai salah satu bagian tubuh, maka suhu pada bagian tersebut
akan meningkat.
2. Kemudian melalui bagian tubuh tersebut, energy panas akan melakukan penetrasi ke
dalam jaringan kulit dan menghilang ke jaringan tubuh yang lebih dalam berupa panas
3. Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara konveksi, malalui cairan
tubuh.
Aplikasi koefisien distribusi dalam bidang farmasi yaitu untuk menentukan pengawet yang
akan digunakan dalam sediaan , pengawet yang baik dalam sediaan emulsi, misalnya, harus
dapat larut dalam air dan dalam minyak, sebab jika pengawet hanya larut air maka fase
minyak akan ditumbuhi oleh mikroorganisme sehingga tidak menghasilkan suatu sediaan
yang baik
Untuk menentukan absorbsi dan distribusi suatu bahan obat dalam tubuh, misalnya dalam
pembuatan salep untuk menentukan bahan salep yang bekerja pada lapisan kulit tertentu
sehingga menghasilkan efek yang diinginkan.
Dalam pembuatan obat harus tahu waktu paruh obat. Waktu paruh suatu obat dapat
memberikan gambaran stabilitas obat, yaitu gambaran kecepatan terurainya obat atau
kecepatan degregasi kimiawinya. Panas, asam-asam, alkali-alkali, oksigen. Cahaya, dan
faktor-faktor lain dapat menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme degradasi dapat disebabkan
oleh pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies atau perpindahan atom-atom dna ion-ion jika
dua molekul bertabrakan dalam tabung reaksi. Kecepatan dekomposisi obat ditujukan oleh
kecepatan perubahan konsentrasi mula-mula satu atau lebih reakyan dan ini dinyatakan
dengan tetapan kecepatan reaksi “K”, yang untuk oede satu dinyatakan sebagai harga
resiprok dari detik, menit, atau jam. Dalam suatu reaksi kecepatan terurainya suatu zat padat
mengikuti reaksi orde nol, orde I ataupun orde II.