30
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut dalam makalah ini kami akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh. 1.2. Rumusan masalah 1. Bagaimana perubahan suhu tubuh yang terjadi pada manusia? 2. Bagaimana sistem dan mekanisme perubahan pada suhu tubuh ? 3. Darimana asal panas dalam tubuh manusia ? 4. Bagaimana sistem pengaturan suhu tubuh? 5. Apa fungsi dari reseptor suhu? 6. Bagaimana penjalaran sinyal suhu tubuh pada system saraf? 7. Apa factor yang mempengaruhi suhu tubuh? 8. Apa saja yang mengganggu pengaturan suhu tubuh? 1.3. Tujuan 1

termoregulasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askep termoregulasi

Citation preview

Page 1: termoregulasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan

menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara

lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.Suhu tubuh kita sering kali berubah-

ubah tanpa kita tau sebab-sebabnya dan mekanismenya,dikarenakan hal tersebut

dalam makalah ini kami akan membahas tentang mekanisme perubahan suhu tubuh.

1.2. Rumusan masalah

1.      Bagaimana  perubahan suhu tubuh yang terjadi pada  manusia?

2.      Bagaimana sistem dan mekanisme perubahan pada suhu tubuh ?

3.      Darimana asal panas dalam tubuh manusia ?

4.      Bagaimana sistem pengaturan suhu tubuh?

5.      Apa fungsi dari reseptor suhu?

6.      Bagaimana penjalaran sinyal suhu tubuh pada system saraf?

7.      Apa factor yang mempengaruhi suhu tubuh?

8.      Apa saja yang mengganggu pengaturan suhu tubuh?

1.3. Tujuan

1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang mekanisme perubahan

suhu tubuh.

2. Dapat mengetahui tentang asal panas suhu tubuh manusia, system pengaturan

suhu tubuh,reseptor suhu, penjalaran sinyal suhu tubuh pada system saraf.

3. Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan suhu

suhu tubuh.

1

Page 2: termoregulasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Termoregulasi Suhu Tubuh

Termoregulasi adalah Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai

keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat

dipertahankan secara konstan. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang

dproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Adapun

tempat pengukuran suhu tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti

rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih dan suhu

permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa

dingin dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas dan

refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam

system syaraf pusat. Dengan pengukuran waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa

kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan hantaran

rasa panas.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat

menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam

keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan

mekanisme umpan balik (feedback) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di

hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu

panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini

terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan

suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh

inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus

akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu

dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga

suhu kembali pada titik tetap.

Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun

subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:

1. Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static )

2

Page 3: termoregulasi

Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan

dialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan dan

kalau ia keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan merasakan hangat kembali.

Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh terhadap suhu kulit yang

baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang

mantap akan dirasakan bila suhu berada di atas 36C dan rasa dingin dirasakan pada

suhu 17C.

2. Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik )

Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal

kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap rangsangan

suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi sedangkan untuk rasa

dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa hangat menurun dan ambang rasa

dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa

panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga berpengaruh pada rasa

timbulnya panas/dingin.

3. Titik rasa dingin dan panas

Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap rangsangan dingin

dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa suhu lebih

rendah dibandingkan dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih banyak

dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit wajah daerah yang paling peka terhadap

rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin paling tinggi.

2.2.  Asal Panas Pada Tubuh Manusia

Pembentukan panas (heatproduction) dalam tubuh manusia bergantung pada tingkat

metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh:

1.    BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.

2.    Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan panas.

3.    Termogenesis menggigil (shiveringthermogenesis);

4.    Termogenesistak-menggigil (non-shiveringthermogenesis) Hal ini terjadi pada

bayi baru lahir

Sumber energi pembentukan panas ini ialah brownfat. Pada bayi baru lahir, brownfat

ditemukan pada skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak biasa,

3

Page 4: termoregulasi

ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak mitokondria, banyak dipersarafi saraf

simpatis, dan kaya dengan suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan

meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brownfat, yang kemudian akan

mengativasifosforilasioksidatif di mitokondria melalui lipolisis. Hasil dari

fosforilasioksidatif ialah terbentuknya panas yang kemudian akan dibawa dengan cepat

oleh vena yang juga banyak terdapat di sel brownfat. Brown fat ini merupakan sumber

utama diet-inducedthermogenesis.

Pengeluaran panas (heatloss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung

secara fisika. Permukaan tubuh dapat kehilangan panas melalui pertukaran panas secara

radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Radiasi ialah emisi energi panas dari

permukaan tubuh dalam bentuk gelombang elektromagnetik melalui suatu ruang.

Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang berbeda suhunya melalui kontak

langsung obyek tersebut. Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran udara/ air.

Evaporasi ialah perpindahan panas melalui ekskresi air dari permukaan kulit dan saluran

pernapasan saat bernapas.

2.3 Fisiologi Terkait Dengan Mekanisme Pengaturan Suhu

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah

hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior (AH/POA)

berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan menimbulkan keringat.

Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi meningkatkan penyimpanan panas,

menurunkan aliran darah, piloerektil, menggigil, meningkatnya produksi panas,

meningkatkan sekresi hormon tiroid dan mensekresiepinephrine dan norepinephrine

serta meningkatkan basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti,

maka akan terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui

mekanisme feedback negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal

(Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus mengirimkan impuls syaraf

ke area preoptic dan pusat peningkata panas di hipotalamus, serta sel neurosekretory

hipotalamus yang menghasilkan hormon TRH (Thyrotropinreleasing hormon) sebagai

tanggapan.hipotalamus menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang

sebaliknya merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan

TSH (Thyroidstimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH kemudian

mengaktifkan beberapa organ efektor.

4

Page 5: termoregulasi

Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk

mencapai nilai normal, diantaranya adalah :

1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis yang

menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi.

Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan panas dari

organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya panas menyebabkan

temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi metabolic melanjutkan untuk

produksi panas.

2. Impuls syaraf di nervussimpatis menyebabkan medulla adrenal merangsang

pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah. Hormon sebaliknya,

menghasilkan peningkatan metabolisme selular, dimana meningkatkan produksi

panas.

3. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan tonus otot

dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi siklus yang berulang-

ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil maksimum, produksi panas tubuh

dapat meningkat 4x dari basalrate hanya dalam waktu beberapa menit.

4. Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan melepaskan lebih hormon

tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon tiroid secara perlahan-lahan

meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan suhu tubuh. Jika suhu tubuh

meningkat diatas normal maka putaran mekanisme feedback negatif berlawanan

dengan yang telah disebutkan diatas.

Tingginya suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf

ke area preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat

pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi

pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas hilang ke

lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volume aliran

darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Pada waktu yang

bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak terjadi menggigil. Tingginya suhu

darah merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktivasi syaraf simpatishipotalamik.

Saat air menguap melalui permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin. Respon ini

melawan efek penghasil panas dan membantu mengembalikan suhu tubuh kembali

5

Page 6: termoregulasi

normal. Skema mekanisme feedback negatif menghemat atau meningkatkan produksi

panas menurun.

2.4    Macam – macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (TamsuriAnas 2007) :

       Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

       Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

       Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

       Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core temperatur), yaitu

suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan

rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu,

ada suhu permukaan (surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan

subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

2.5    Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakan

thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,

hipertermi, hipotermi, dan febris.

Suhu dapat di bagi, antara lain:

1. Suhu inti (coretemperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ

dalam (kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37C.

2. Suhu kulit (shelltemperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh,

jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu

lingkungan.

3. Suhu tubuh rata-rata (meanbodytemperature) merupakan suhu rata-rata

gabungan suhu inti dan suhu kulit.

Pengukuran suhu tubuh

Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:

1.      The mercury-in-glassthermometer

2.      The electrical digital readingthermometer

3.      A radiometerattachedtoanauriscope-likehead (untuk pengukuran suhu timfani)

6

Page 7: termoregulasi

2.6    Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

1. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

a. Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua area tubuh.

Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis pada hipotalamus

posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi vasodilatasi yang

kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan pemindahan panas dari tubuh ke

kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak.

b. Berkeringat

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang

melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan

peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi. Peningkatan suhu tubuh

sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang cukup banyak

sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme basal

10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh

ketika suhu meningkat melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat

dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui

jaras saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan

pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat.

Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat karena rangsangan dari

epinefrin dan norefineprin.

c. Penurunan pembentukan panas

Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis kimia dan

menggigil dihambat dengan kuat.

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :

a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh

b. Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus

posterior.Rangsangan simpatis menyebabkan otot erektorpili yang melekat pada

folikel rambut berdiri. Mekanisme ini tidak penting pada manusia, tetapi pada

binatang tingkat rendah, berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas

terhadap lingkungan.

c. Peningkatan pembentukan panas

7

Page 8: termoregulasi

Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme

menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis, serta peningkatan

sekresi tiroksin.

3. Mekanisme Pengaturan suhu tubuh

Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer otak.

Fungsi hipotalamus adalah seperti termostart. Suhu yang nyaman merupakan set point

untuk operasi system pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan mengaktifkan

pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan mematikan system pemanas tersebut.

Pada umumnya penjalaran sinyal suhu hampir selalu sejajar, namun tidak persis sama

seperti sinyal nyeri. Sewaktu memasuki medulla spinalis, sinyal akan menjalar dalam

traktus lissaueri sebanyak beberapa segmen diatas atau dibawah dan selanjutnya akan

berakhir terutama pada lamina I, II, III radiks dorsalis sama seperti untuk rasa nyeri.

Sesudah ada percabangan satu atau lebih neuron dalam medulla spinalis maka sinyal

akan menjalarkan keserabut termal asenden yang menyilang ke traktus sensorik

anterolateral sesi berlawanan dan akan berakhir di (1) area reticular batang otak dan

(2) kompleks vetro basal thalamus. Setelah dari thalamus sinyal di hantarkan ke

hipotalamus. Dihipotalamus mengandung dua pusat pengaturan suhu. Hipotalamus

bagian anterior berespon terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan

vasodilatasi dan karenanya panas menguap. Sedangkan hipotalamus bagian posterior

berespon terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan vasokontriksi dan

mengaktivasi pembentukan panas lebih lanjut.

2.7 Reseptor Suhu

Setimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara,

kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang reseptor,sedangkan alat penghasil

tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana hanya berupa ujung

dendrit dari suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi selubung / selaput myelin dan

dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (freenerveending) atau nociresetor.

Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang:

1. INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang

dari dalam tubuh.

2. KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula

dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.

8

Page 9: termoregulasi

3.  EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari

lingkungan di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat

pendengaran) dan cahaya (dalam alat pengelihatan).

4. HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system

syaraf,reseptor biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT)

sedang efektor erat dengan syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi

sebagaipengubahenergy, mengubah bentuk suatuenergy menjadi bentuk tertentu.

dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy listrik dan selanjutnya

akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial aksi. Apabila

suaturesektor menerima rangsangan yang sesuaimakamembrane reseptor akan

mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima reseptor cukup

kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang

di terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan sehingga dapat

melampoi batas ambang perangsangan pada membrane potensial generator.

2.8   Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Exercise

Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet

dapat meningkat menjadi 20 x dari basalratenya.

2. Hormon

(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal metabolisme

rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat

meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

3. Sistem syaraf

Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf otonom

terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan

juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh

medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.

4.   Suhu tubuh

9

Page 10: termoregulasi

Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan 1

% suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.

5. Asupan makanan

Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi

protein.

6. Usia

Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas

meningkatseiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu

akannormal setelah anak mencapai pubertas.Lansia sensitif terhadap suhu yang

ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu (terutama kontrol vasomotor),

penurunan jumlah jaringan subkutan,penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan

metabolism.

7. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak

dankarbohidrat.

8. Kadar Hormon

Suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

9. Stres

Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan

persyarafan

10. Lingkungan

Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun

terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis yang

dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah

mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami

fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu tertinggi

pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.

11. Demam ( peradangan ).

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar

120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

10

Page 11: termoregulasi

2.9    Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh

1. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan

suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh. Demam juga merupakan bentuk

pertarungan akibat infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang

bersifat melawan virus).Pola demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan

dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang

berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah.

Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Frekuensi

jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh

terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang

memproduksi panas tambahan.

2.   Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan

kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan. Disebabkan oleh lingkungan yang

terpajan panas. Tanda dan gejala kurang volume cairan adalah hal yang umum selama

kelelahan akibat panas. Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan

yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.

3.      Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk 

meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas adalah

hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat mempengaruhi

mekanisme pengeluaran panas. Hipertermiamalignan adalah kondisi bawaan tidak

dapat mengontrol produksi panas, yang terjadi ketika orang yang rentan

menggunakan obat-obatan anastetik tertentu.

4.      Heatstroke

Paparan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan suhu

tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut

heatstroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka mortalitas yang

tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda atau sangat tua, yang

memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme, diabetes atau alkoholik. Yang

11

Page 12: termoregulasi

termasuk beresikoadalah orang yang mengkonsumsi obat yang menurunkan

kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik,

diuretik, amfetamin, dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang

menjalani latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan

petani).

Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium, sangat

haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia. Tanda lain yang

paling penting adalah kulit yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat

berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar dari

40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ tubuh. Tanda

vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45°C, takikardia dan

hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih dahulu terkena karena

sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit. Jika kondisi terus berlanjut, klien

menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif. Terjai kerusakan neurologis yang

permanen kecuali jika tindakan pendinginan segera dimulai.

5.      Hipotermia

  Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin

memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan

mengakibatakanhipotermia.

Tingkatan hipotermia:

~ Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal

~ Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal

~ Berat 17,0 - 27,5°C per rektal

~ Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermiaaksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui

selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami

hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan

tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung,

pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia

jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap

stimulus nyeri.

12

Page 13: termoregulasi

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

1.      ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

2.      anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit

3.      mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:

USIA SUHU(DERAJAT CELCIUS)

3 Bulan 37,5°C

6 Bulan 37,5°C

1 Tahun 37,7°C

3 Tahun 37,2°C

5 Tahun 37,0°C

7 Tahun 36,8°C

9 Tahun 36,7°C

11 Tahun 36,7°C

13 Tahun 36,6°C

Dewasa 36,4°C

>70 Tahun 36,0°C

2.10. Askep Termoregulasi

1. Pengkajian

Data Subjektif

pasien mengemukakan derajat temperatur tubuhnya meningkat atau menurun

pasien mengekspresikan perasaan panas atau hangat atau dingin & menggigil

pasien mengatakan alat bantu apa yang dia gunakan bila kedinginan (misal :

sweater atau selimut)

pasien dapat mengemukakan faktor resiko terjadinya hipertermi atau

hipotermi. Misal : masalah metabolisme karena kanker atau

13

Page 14: termoregulasi

ketidakseimbangan hormon; integritas kulit; riwayat penyakit kronis seperti

penyakit paru dan jantung; obat obat yang dikonsumsi faktor resiko lain yang

dapat diidentifikasi adalah lingkungan dimana pasien berada atau tinggal.

Pasien mengemukakan lamanya hipertermi atau hipotermi dialami yaitu

andermitten , remitten atau relapsing

Data Objektif :

perubahan yang terjadi pada permukaan kulit baik warna, kelembaban, secara

lokal atau sistemik.

tingkat kesadaran

berat badan

status hidrasi dan nutrisi

2. Diagnosa Keperawatan

1) resiko perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan :

Pakaian tidak sesuai

Cidera sistem saraf pusat

Paparan terhadap lingkungan ( panas dingin)

Kerusakan sistem termoregulasi

1) Termoregulasi tidak efektif yang berhubungan dengan :

Imaturitas

Perubahan fisiologis

Penuaan

Cedera sistem saraf pusat

14

Page 15: termoregulasi

Suhu lingkungan

2) hipotermia yang berhubungan dengan :

Penurunan kecepatan metabolik

Pakaian tidak adekuat

Paparan terhadap lingkungan dingin

Ketidakmampuan untuk menggigil

Konsumsi obat atau alkohol

Inaktifitas

Penuaan

3) hipertermia yang berhubungan dengan :

Peningkatan laju metabolik

Pakaian tidak sesuai

Paparan terhadap lingkungan panas atau dingin

Tidak dapat berkeringat

Medikasi

Aktifitas berat dan banyak

Proses infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri

3. Intervensi

1) Pendidikan kesehatan pada klien tentang penyebab, cara mengatasi, dan mencegah

gangguan termoregulasi

15

Page 16: termoregulasi

2) Penatalaksanaan pasien panas

Selama menggigil :

Untuk meningkatkan rasa nyaman, pasien dapat diberikan selimut atau pakaian

ekstra

Berikan intake cairan yang adekuat

Observasi tanda tanda vital

Selama terjadi peningkatan suhu

Berikan pakaian tipis

Berikan intake cairan yang adekuat

Tingkatkan istirahat pasien

Jaga kelembaban bibir dan mukosa hidung

Berikan cooling sponge bath

Tingkatkan sirkulasi udara untuk meningkatkan rasa nyaman pasien

Lakukan tindakan pencegahan injury pasien gelisah atau terjadi kejang

Dorog pasien untuk mendapatkan intake oral

Batasi aktifitas

Pakaikan baju dan selimut yang tipis

Selama terjadi peningkatan suhu

berikan pakaian tipis

berikan intake cairan yang adekuat

16

Page 17: termoregulasi

tingkatkan istirahat pasien

jaga kelembaban bibir dan mukosa hidung

berikan cooling sponge bath

tingkatkan sirkulasi udara untuk meningkatkan rasa nyaman pasien

lakukan tindakan pencegahan injury pasien gelisah atau terjadi kejang

dorong pasien untuk mendapatkan intake oral

batasi aktifitas

pakaikan baju dan selimut yang tipis

4. Implementasi

1) memberikan pendidikan kesehatan pada klien tentang penyebab, cara mengatasi,

dan mencegah gangguan termoregulasi

2) penatalaksanaan pasien panas

selama menggigil :

memberikan selimut atau pakaian ekstra

memberikan intake cairan yang adekuat

mengobservasi tanda tanda vital

Selama terjadi peningkatan suhu :

memberikan pakaian tipis memberikan intake cairan yang adekuat

meningkatkan istirahat pasien

menjaga kelembaban bibir dan mukosa hidung

17

Page 18: termoregulasi

memberikan cooling sponge bath

meningkatkan sirkulasi udara untuk meningkatkan rasa nyaman pasien

melakukan tindakan pencegahan injury pasien gelisah atau terjadi kejang

mendorong pasien untuk mendapatkan intake oral

membatasi aktifitas

memakaikan baju dan selimut yang tipis

5. Evaluasi

Data Subjektif :

pasien mengemukakan derajat temperatur tubuhnya normal

pasien mengekspresikan perasaan nyaman dan tidak menggigil

pasien mengatakan sudah tidak menggunakan alat bantu yang dia gunakan bila

kedinginan (misal : sweater atau selimut)

pasien dapat mengemukakan faktor resiko terjadinya hipertensi atau hipotermi

sudah tidak dirasakan lagi.

Data Objektif :

kondisi nampak normal pada permukaan kulit baik warna, kelembaban, secara

lokal atau sistemik.

tingkat kesadaran pasien berada pada composmentis

berat badan sesuai dengan bb idealnya

status hidrasi dan nutrisi baik dan normalPola demam :Terus menerus : tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1oC – 2oC.Intermiten : demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu

18

Page 19: termoregulasi

kembali normal paling sedikit sekali dalam 24 jam.Remiten : demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.Relaps : periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal, episode demam dan normotemia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan

menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu, antara

lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss) dari

tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh

dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi, konveksi,

dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat penghasil

tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize, hormone, system

saraf, asupan makanan, gender iklim (lingkungan), usia, aktivitas otot, stress.

3.2  Saran

Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu sehat

dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam keadaan

normal dan dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar kita.

19

Page 20: termoregulasi

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan buku  2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika

Supatmi, Yulia. (2008). Panduan Praktek Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: PT Citra Aji parama

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/thermoregulation.pdf

20