18
BAB I PENDAHULUAN Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit pasien akan kehilangan refleks nafas, denyut jantung, dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam bahasa lain kematian dari individu tersebut. 1,2 Dari semua kasus tersedak yang terjadi pada anak- anak, sepertiganya terjadi di saluran napas. Lima puluh lima persen dari kasus benda asing di saluran napas terjadi pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada tahun 1975 anak di bawah uur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat aspirasi atau tertelan benda asing lebih tinggi. Bayi dibawah umur 1 tahun, gawat napas karena aspirasi benda asing merupakan penyebab utama kematian (National Safety Council, 1981). 1 Pada dasarnya kita mengenal dua jenis tersedak. Tersedak sebagian (partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian dari jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling berat adalah tersedak total (total blockage/severe) dimana benda asing yang masuk sudah menutup semua bagian jalan 1

Tersedak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Referat Choking dan penanganannya

Citation preview

Page 1: Tersedak

BAB I

PENDAHULUAN

Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya,

karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau

menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit pasien akan kehilangan refleks

nafas, denyut jantung, dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam

bahasa lain kematian dari individu tersebut.1,2

Dari semua kasus tersedak yang terjadi pada anak-anak, sepertiganya

terjadi di saluran napas. Lima puluh lima persen dari kasus benda asing di saluran

napas terjadi pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada tahun 1975 anak

di bawah uur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat aspirasi atau tertelan

benda asing lebih tinggi. Bayi dibawah umur 1 tahun, gawat napas karena aspirasi

benda asing merupakan penyebab utama kematian (National Safety Council,

1981).1

Pada dasarnya kita mengenal dua jenis tersedak. Tersedak sebagian

(partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian dari

jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling berat

adalah tersedak total (total blockage/severe) dimana benda asing yang masuk

sudah menutup semua bagian jalan napas, sehingga pasien menjadi jatuh tidak

sadarkan diri.2

Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal untuk

keberhasilan dalam penanganan kasus tersedak. Penting untuk membedakan

kondisi tersedak dengan kasus-kasus lain seperti asma, serangan jantung, stroke,

atau kondisi sakit lain yang menyebabkan gangguan pernapasan. 2

BAB II

1

Page 2: Tersedak

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing (makanan,

minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam saluran napas sehingga

menimbulkan keadaan gawat napas yang dapat mengakibatkan kematian.1

2.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi

Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam

saluran napas antara lain, faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi

sosial, tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (tidur, kesadaran

menurun, alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik yaitu kelainan dan penyakit

neurologik, proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor dental,

medikal dan surgikal (antara lain tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum

tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur <4 tahun), faktor kejiwaan

(emosi, gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing, faktor

kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang kurang

baik, makan atau minum yang tergesa-gesa, makan sambil bermain biasanya pada

anak-anak, memberikan kacan atau permen pada anak yang gigi molarnya berlum

lengkap.1

2.3 Patogenesis

Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung

menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,

epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing

hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan derajat

bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang

hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.1,3

Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada anak

dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat benda atau

makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga pada saat

2

Page 3: Tersedak

inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam laring.

Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk berulang-ulang,

sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing telah masuk ke dalam

trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau

lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum dengan gejala yang tergantung pada

derajat sumbatan bronkus.1,3

Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat

higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta menyebabkan

iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan meradang, serta dapat

pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm sehingga gejala sumbatan

bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul gejala laringotrakeobronkitis,

toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus-menerus.1,3

Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,

dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena umumnya

benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat dari metal dan

tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang lebih distal,

dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di bronkus dapat

menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi,

antara lain penyakit paru kronik supuratif, bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan

granulasi yang menutupi benda asing.1,3

2.4 Gejala dan Tanda

Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada

lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk, dan

ukuran benda asing. 1

Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3

stadium, yaitu:1,2

1. Stadium permulaan, yaitu batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysm of

coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging),

bicara gagap (sputtering), dan obstruksi jalan napas yang terjadi segera.

3

Page 4: Tersedak

2. Stadium kedua, ialah gejala stadium permulaan diikuti oleh interval

asimtomatik. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-

refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini

berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis karena gejala

belum jelas.

3. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau

infeksi sebagai akibat rekasi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-

batuk, hemoptisis, pneumonia, dan abses paru.

2.5 Diagnosis

Diagnosis klinis tersedak ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya

riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, tiba-tiba timbul choking

(rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan auskultasi, palpasi dan

pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan penunjang. Diagnosis pasti benda

asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan endoskopi atas indikasi

diagnostik dan terapi.1,2

Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda

asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Perlu diketahui

macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa lama tersedak benda

asing tersebut.1,2

2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan

radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.1,3,4

1. Pemeriksaan radiologi

Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan

pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada

aspirasi benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di

orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu

diagnosis.

4

Page 5: Tersedak

2. Video fluoroskopi

Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan,

dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi

parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti radiologik benda asing di

saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran emfisiema

tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat

ekspirasi dan pelebaran interkostal.

3. Bronkogram

Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer pandangan

endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat benda asing

yang lama berada di bronkus.

4. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan

keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.

5

Page 6: Tersedak

BAB III

PENATALAKSANAAN

Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang masih

sadar2,,3,4

Untuk tersedak ringan:

Jika korban masih bisa batuk, anjurkan korban untuk batuk terus menerus sekeras-

kerasnya

Yang tidak boleh dilakukan:

Memberi minum pada korban (jalan napas hanya boleh dilalui oleh udara)

Memasukkan jari ke dalam mulut sebagai usaha untuk mengeluarkan

benda asing

Untuk tersedak berat:

Tanyakan kepada korban “Apakah Anda tersedak?”, sekilas langkah ini

terlihat agak rancu dan tidak mungkin dilakukan. Tetapi hal ini dilakukan

untuk membedakan antara tersedak dan penyakit lain yang menyebabkan

gawat napas.

Lakukan abdominal thrust (Heimlich manuever) selama beberapa kali

sampai benda asing keluar atau sampai korban menjadi tidak sadar.

Berikut ini merupakan langkah-langkah melakukan Heimlich manuever:2,3,4

Berdiri atau berlutut di belakang korban (posisikan tubuh sesuai dengan

tinggi tubuh korban, pada pasien anak kemungkinan harus berlutut)

Kepalkan salah satu telapak tangan

Letakkan kepalan tangan dengan arah ibu jari menempel ke dinding perut

korban, posisikan kepalan tangan 2 jari di atas pusat (pusat selalu sejajar

dengan tulang pinggul atas)

Kencangkan kepalan tangan dengan tangan satunya sehingga kedua lengan

melingkar di perut korban.

Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda asing keluar

6

Page 7: Tersedak

Abdominal thrust atau Hemlich manuever

Jika korban tersedak adalah wanita hamil atau orang dewasa yang terlalu gemuk

(obesitas) kita bisa melakukan pilihan lain dengan melakukan “chest thrust” yaitu

dengan meletakkan kepalan tangan di tengah-tengah tulang dada.2,3,4

Pengganti Hemlich manuever pada korban wanita hamil

7

Page 8: Tersedak

Penanganan tersedak untuk anak usia >1 tahun – dewasa yang tidak

sadar2,3,4

Jika korban menjadi jatuh tidak sadar lakukan langkah-langkah berikut:

Panggil bantuan medis segera

Buka jalan napas korban, jika benda asing dapat terlihat lakukan finger

swab atau sapuan jari untuk mengeluarkan benda asing

Segera lakukan CPR/ RJP. Perbedaannya dengan CPR biasa adalah setelah

melakukan 30 kali kompresi dada, periksalah mulut korban terlebih dahulu

sebelum memberikan 2 kali napas bantuan.

Dikatakan telah sukses menangani korban tersedak yang tidak sadar jika ada

tanda-tanda berikut:

Dada korban terlihat naik ketika memberikan bantuan napas

Melihat benda asing keluar dari mulut korban.

Lakukan langkah-langkah berikut ini jika sudah berhasil menangani korban

tersedak. Karena ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi setelah benda asing

keluar dari mulut korban:

Berikan 2 kali napas

Lihat respons korban (batuk, muntah, pergerakan), kemudian periksa nadi

di leher korban selama 10 detik.

Jika nadi tidak teraba dan korban juga tidak bernapas, lanjutkan CPR dan

pasang AED segera (jika tersedia). Jika nadi ada tetapi napas tidak ada

maka berikanlah bantuan napas saja selama 2 menit, dalam 1 menit harus

memberikan 10 kali napas (jadi jeda antara napas adalah 6 detik). Setelah

2 menit periksalah apakah napasnya sudah ada atau belum, jika korban

sudah bernapas normal posisikan korban miring (posisi pemulihan) sambil

menunggu bantuan datang.

Penanganan tersedak untuk bayi (<1 tahun)2,5

Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang

berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich

manuever) pada bayi karena dapat mencederai organ dalam. Penanganan tersedak

8

Page 9: Tersedak

untuk bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan

punggung (back slaps).

Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap bayi

yang masih sadar:2,5

Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut

Buka pakaian bayi

Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan

tangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan

rahang bawah bayi menggunakan tangan (hati-hati untuk tidak menekan

leher bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran napas).

Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang

belikat bayi, jangan menepuk di tengkuk). Gunakan pangkal telapak

tangan ketika memberikan tepukan.

Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang

bayi dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi

terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya

Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi

penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/di

bawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan 2 jari saja

yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.

Ulangi langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.

Teknik chest thrust atau tekanan dada

9

Page 10: Tersedak

Teknik back slaps atau tepuk punggung

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi tidak sadar (bayi terkulai

lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau

mengeluarkan suara) penanganannya adalah sebagai berikut:2,5

Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras

Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat

atau tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari. Jika benda

asing tidak terlihat jangan lakukan “blind finger swab”/mengkorek-korek

mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut

Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu

lakukanlah CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali

napas. Tetapi, perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah

setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu mulut

bayi sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.

Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan bayi

masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan CPR

sampai bantuan medis datang atau benda asingnya keluar.2,5

BAB IV

10

Page 11: Tersedak

KESIMPULAN

Tersedak merupakan salah satu kasus kegawat daruratan yang sangat

berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Karena

apabila tersedak berlangsung lama tanpa penanganan, akan menyebabkan

kurangnya suplai oksigen secara menyeluruh sehingga korban akan kehilangan

refleks nafas, denyut jantung, dan dapat menyebabkan kematian pada batang otak,

bahkan kematian.

Untuk mendiagnosa suatu keadaan tersedak ditegakkan melalui anmnesis

berupa adanya riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, didapatkan

gejala dan tanda berupa rasa tercekik, sulit bernapas, bicara gagap, bahkan sampai

tidak sadarkan diri.

Penanganannya sendiri berbeda-beda, tergantung dari usia pasien (bayi,

anak, atau dewasa) dan juga kondisi pasien sendiri (sadar atau tidak sadar).

Beberapa manuever dapat diaplikasikan dalam menolong pasien tersedak, seperti

Haemlich mauever, abdominal thrust, chest thrust, ataupun back slaps tergantung

dari kondisi dan usia pasien. Dengan mengetahui cara penanganan awal dapat

menghentikan komplikasi yang lebih lanjut.

BAB V

11

Page 12: Tersedak

DAFTAR PUSTAKA

1. Boies LR, Adams GL. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1997.

2. Purwadianto A, Sampurna B. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta:

Penerbit Binarupa Aksara; 2000.

3. Prakash UBS, Cartese DA. Tracheo-bronchial Foreign Bodies. In: Prakash

UBS, eds. Brochoscopy. Raven Press, New York 1994: p.253-74

4. Darraw DH, Holinger LD. Foreign bodies of the larynx, trachea, and

bronchi. In: Bluestone CD, Stool SE, Kenna MA, eds. Pediatric

Otolaryngology, vol.2. Piladelphia, Pa. WB. Saunders, 1996: p.39-401

5. Birrel JF. Paediatric Otolaryngology, Wright, Bristol 1986: p.212-55

12