Upload
dangbao
View
292
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN PUBLIK PROGRAM PASCASA.RJANA UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2006
Jaoharul Alam NPM : 6605220292
Oleh:
Dlajukan untuk mernenuhl sel::agian per:>yar11tan clalam meny~l~aikan studi p~-:lai Maglster Peren<:anaan dan «ebijakan Publlk
Un lversitas Indonssta
TES JS
DISPARJTAS PENOAPAT AN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCAPArAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BEKASI
Ketua,
C1 A A·h<i 1 b/J~ . •j[!-V v l.fo')' . ~
i-f>r.-B. Raksaka Mahi) NIP. 131 923 199
Mengetahui : Maqister Perencanaan dan Kebijakan Publik
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(Dr. Jossy P. Moeis)
Menyetujui Pembimbing
September 20~f> oecok,
Judul Tesis Disparitas Pendapatan dan Faktor-faktor
yang Berpengaruh Terhsdap Pencapaian
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bekasi
NPM 6605220292 Tempat/Tanggal Lahir Cikajang, 03 November 1968 Nama Jaoharul Alam
LEMBAR PENGESAHAN
)tnaW, tfaiz :M.. Jvasli.i.ej (a!in)' ('Meningga{9 )tgustus 2006 tfa(am usia 2 tali.un) juga uu.tuk,J strikJt )ti Jfoufafi.,; anakf<p. <Jliifman Jauliar 911.a/(arim da« }f u(ra <Jfzifar JI{jauliari
Untuk:
ABSTRAKSI Kcnmpanqen oembanqunan antar wuavah <11 l<abupaten Bekas1 sucah
cl1p~rbinc• ngkan oieh berbagal kalangan se,ak beberapa tahun terakh 1 r. I su 1n1 sernakm mencapat tcrnpat sctelah be'9u irnya era pemcnntanan eacran dengon xonsep yang icbrn uesentrausnk metann Unelang Unaang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Disparitas pembangu~an yang paling mendapat sorotan adatah kenmpanqan antara w1layah ·~tara dan w1layah setatan, :ser.a antara koridor uara; Claro umur Kabllpateri sekast, w<>lcoupun 9auny11ya todak sexeras C11~pacotas Utara • setetan. Isu kenrnpanqan tni telah memocu beberapa ke ompok <~Pert• tSM d•n tokoh rnasvarakat cit Wolayah Utara untuk meovuarakan pernckaran Kabupatcn Bekas1.
saran satu rnoucator yang C119unakan untul< meogukur has1I pembanguncn adalah dengan rnehhet tmgl<at kesejehteraan den kuautas hodup masvarakatnva. ukuran yang sering <11gunakan adalah denqan mengamati Indeks Pembanguf'lan Manus1a (IPM).
Adapun Tu]uan Penehttan dan tesis adalah ur.tuk: a. Menganallsa tmgkat ketimpangan pendapatan antar kecarnatan ch Kabupateri
Bek~s1 sorta Kecenderungannya dalam tenon 1996-2004 b. Mengkaji t1n91<at kernajuan perekororntan ant.ar kecametan d1 Kabupaten
Bekas1. c. Men9anal1sa faktor-faktor sosia! den ekonoml yang mcmponqarut» penceperan
JPM C11 23 kecamatan dalam w11ayah Kabupaten tsekas1 entara tanun 2001-2.004 Tehriok Analls.s yang d1gunekan Calam oenenuan iru i1:1alah Anal1s1s Weighted
Coefficient Var atoon (CVw) atau W1l 1amson (lw) N1h.l 1ndeks be:i<1sar antara oo! '.!en !S8t1,,. Aliit An11hs1s png kE!dLi!I adaJ,;,h Tipr>/09/ Kl1!111:11::r den!jlir mettr-at perband•ngar antara laju pertumbuhan ~kcnoml (LPE) dan PDRB per kemta kecamatan t<'!rh~dap 11ngk<> LPE den PO~B perbpota rata-reta Kabupaten. Sed;ing~_,., alat Anolls1s selan1utny1> adolah regre'' data panel dengan !PM sebeg111 var1abel eeees, den varlabel teriKatrya tercnuri diiri: PCRB per kc1pita kecamatan ADHK 199:1; Sarana pendttl•kAn (Jumlah oerlung SO den Ml); Ras10 ourw SD dan M!; Jumlah saran., kcm~hat.:in kecom.:i~im; Rasio Tenaga Med•s per 1000 pendu<luk; Kepadat1i1 Pen.iuauk kecamatan; AKses pend1Jduk terhadap 111; bersoh.
Adan yd ker sauan beberape l<alangan masyarakat Kabupaten Bekas1 tentang ket1mpan9an antar kecama~n terbukt1 dart hasrl pertutungan dlstrrbus1 pcndapetan (PDRB) dengor. menggunaKan tndeks Wllliainson, dtm11n<1 has1lnyo 1.h1>tlroleh nil~• moeks yang sangat tlngg1 clan secara 1Jmum cenderuno menini;ikat.
UntL1k me:\cari upaya daiam men<Jatas1 ket1ml)iln9an m1, seran}(.ltnya d11oent1f1kasi kecamatan-kecamatan mane yang te:tln9gal, maslh berkemb<ing atau sudah ma)u dalam '1'1po1091 Klaasen. Has1lnya menunJukkan kecamatan yang tertinggaJ maslh cukup ba nyak d•b.(lnclingk.(ln deng/ln yang sud ah maiu, bahkan aoa kecamatan van;} r,;..;n9alom1 kcmunduran kcseJahteraan ekonomi.
Setela'1 diidentlfikas1 keseJahteraan dari sosl p3ndapatan (PDRB) dan laiu pertumbuhan el(onoml, maka <lilanJutkan dengan anallsa t1ngk11t kesejahter111ln dan fa<tor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan ukuran '(ang le:boh lua~, dalam hal 1ni vconabel anal1sa yang cl1gunakan adalah Jndeks Pembangunan Manus1c (IP"'.).
Dari persamaan regresi diperoleh dat~ t.ah·.va dari tujL!1 varidbel yang doduga mempunyai pengaruh terhadaµ l111gk~t penc<111<11dr• lndeks Pemllangunan Manus1a d1 Kabupaten Bekasi, terryata hanya empat variabel yang secara s1gnif1kan berpengarun. Ke empat variabel terseb•Jt adalah variabel PDRB, Ras10 gJru terhadao murod pa<la tmgket seKolah dasar, kepadatan penduduk dan prosenta~e ·umah tangga yan~ memt11K1 akses terhadap air bersih.
I I
r--
ii
Dengan mengucap Syukur Atharndufiflah, akhimya Kami tldpal
rneyetesaikan penulisan Tesis dengiln judul DlSPARITAS PENDAPATAN
DAN FAKTOR-FAKTOR YANG l:St:KPENGARUH TERHADAP PENCAPAIAN
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KABUPATEN BEKASI.
Den9an setesainva penulisan tests ini, maka pada kessmpatan yang ba1k mi penuhs 1ngin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
l. &pak Kepata 8adan Perencanaan dan Pembanguna'l t.asional Cq
Kepala Pu sat Pendidikan ca n Pelatihar. Perencana
(Pusbmdiklatren) Bappenas selaku penanggunqjawab program
beaslswa ba~u aparatur perencaoa dt daerah, yang telah
membenkan kesempatan kepada penulis untuk menglkut1
pendldlka n program 1::; bu Ian Ba ppenas di MPKP FE Unlve!">•tas
lndo.1es1a;
2. Bapak Elupati Bekasl selakl• pembtna kepeoaw"ian di daerah, atas
:Jin cen kesempatan ya ni; dlberik1m kepada per.ulls untuk r:ielanjutkan pendldikan;
:3. Bapak Rektor dan dan segenaf civ1tas academlka Universitas
Indonesia, khususnya Plmpinan MPKP, Guru Besar, para dosen,
asisten dosen dan seluruh sraf pada program Maglster
Perenca.,aan dan Keb11akan Publik (MPKP) FE ur, yang telah
mcmbenka.1 pe1ayanan den brmbinqen selerna proses pendld.ken
bag i penulis berlanysung;
4. Bapak Dr. Jossy P. Moeis, seteku pE:mbimbing penuusan tests yang telah mencurankan waktu dan perhatiannya untuk
membenkan arehan dan bimbingan bagl penulis dalam rnenvelesaikan tests mi;
5. '<t:pada Dewan pengUJi yang terdtn dan lbu Ine Minara S. Ruky
selaku Ketua Sidan9, Bapak Andri Asmoro SE, MA, dan Bapak Dr.
lossy P. Moeis selaku anggota dewen penguji bagi penulis;
KATA PENGANTAR
iii
Jaoharul Alam
Oepok, 5eptember 2006
Penulis,
6. Rekan-rekan MPKP Angkatan XIV Pagi Salemba atas dukungan
dan kekompakannya dalam mendorong semangat bagi pPnulis;
7. lstri dan Anak-anakku terconta atas dukunga11 moril dan
kesebarannye delam mendukung keberhasilan penulis; dan
B. Semua reken, sahabat, kl:!!luarga dan handa1 taulan yang tidak
dapat penuns seoetxan satu persatu.
Tentu!Wa uaoa gading yang tak retak, trade tulisan can pemikiran man usia yang sempurna, demi kian jug a tulisan dan pemiki ran kami
masih pertu pcrbaikan da n penyempurnaan, saran dan kntik yang
positif ten tu nva aka n sangat barmanfaat untuk perbaikannva.
Akhirnya han;a satu harapan bag1 penulis, mudah-mudahan
tuhsa'I ini bermanfaat bogi siapa saja yang membacanya dan menjadi
bah an pernikiran bersa ma untuk kema;ua n den perbaik.an d1 mesa
Y<' ng akan datang dar juga mudah-mudahan bermanfaat bagi
penelitian dan risert selanjutnva.
I
~·
Hal.
ii iv vi
VIII
IX
1 1 5 6 6 7 8
10 10
1:? 1~ 15 18
21 29
32 32 33 33 33 36 38 42
42 43 43 43 44 47
49 49 49 50
iv
l:Sab IV Gambaran Umum Ka bu paten Bekas . 4.1. Kondisi Umum Kabupateo Sekas . 4.1.1 Letak Strategis Kabupaten 8ekasi . 4. 1.2 Visi dan M1s1 Kabupaten Bekasi .
8ab rrr Metodologi Penellt1an . 3.1. Ruang Lingkup PeneJitJan .. 3.2. Metode Pengumpulan Data .. 3.3. Tehnik Analisis .. 3.3. l AnaliSis weighted Coefficient of Variation .. 3.3.2 AnaliSis Tipolcgi Klaasen . 3.3.3 Anallsls Regresi Data Panel . 3.4 Pendek;,tan dan PemilHian Model . 3.4.1 Pendekaten Kuadrat terkecil (Pooled Least
Squared) . 3.4. 2 Pendekatan Efek tctap (Foxed Effect) .. 3.4.3 Pendekaatan Efek Acalc (Random Effect) . J.4.4 Pemilih?r. Model . 3.5 Penyujian Model . 3.6 Ke1ebihan dan Keterbatasan Model ..
Flab J1 Landasan Te;ir: .. 2.1. t<onsep Dasar dan Tujuan Pefllbangunan . 2.2. Oispantas Pembangunl'n dan Disparitas
Pendapatan Antarwil3yah . 2..2..1 Dlsparitas Pembangunal'I Antarwilayah .. 2.2..2 Penyebab Dtsnantas Antar w:layah . 2.2.3 Drsparitas Pendapotan antllrwil~yah . 2.3. PembanoJnan Manusia dan Indeks Pernbangunan
Manusoa . 2.4. Faktor-Faktor yang 8erpengan.ih Temadap Indeks
Pemban9unan Manusia ..
Abstraksi .. Kata Pengantar . Daft a r Is i .. Oaftar Taber . Daftar Gambar . Dafrar tamprran ..
Bab I Pendahulian .. 1.1. Latar 8elakang .. 1.2. Rumusan Masafah .. L.3. ruiuan Penelitian . 1.4. Hipotesa . 1.5. Manfaat PPnel1tian .. ,,. .. 1.6. Sistem11tika penuhsan .
D4FTAR ISi
\'
OAFTAR PUST AKA 95 lAMPIRAN.......................... 98
Bab V Analisa Data.............................................................. 69 5.1. Perkembangao T1ngkat Keseniangan 69 5.2. Tingkat xernejuan Kecamatan............................. 78 5.3. Hasil PenQhitungan Regrest temadap Faktor-faktor
yang mempengaruht tingkat kemajuan Indeks pembangunan Manusia . .... ... .. . . . . . . . . . . . .. .. .. .. . .. .. . S2
t12b !oJ 1<.esrmpulan den Saran............................................... 91 6.1. Kesimpulan 91 6.2. saran dan Rek~mend~Si Kabijakan..................... 93
4. 2.. Perkembangan Pembangunan Kabupaten Bekasi 51 4.2. l Pendapatan dom Pertumbuhan Ekol'l<lmr 51 4.1. 2. Kepandudukan dan Sumnerdava Manusia .. .. 56 4.2.2.1 Penduduk 56 4. 2. 2. 2. 6idan9 Pendidtkan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. 58 4. 2. 2 .3 Btdang Kesehatan .. . .. .. . .. . 62 4.3. Perkembangan !PM Kabupaten Bekasi 65 4.3.1 Indeks Hara pan Hidup 66 4. 3.2 Indeks Pengetahuan .. . .. . .. .. .. .. .. .. .. 66 4.3.3 Daya Sell .. 67 4.'3.4 Perkembangao IPM Kecamatan 67
vi
74
72
71
69
68
66
57 58
59 50 61 62 63 64 65
53 55
46 52
37 40
Perkembanga n Coeficient Variation I CV) dan Werghtsd Coeficient of Variation (CVw) atau Indeks Wilia mson Tcihu n l 996· 2004 . Nrlal lndeks Williamson (CVW) berdaserxan Wilayah . .. . . .. · • Nilai Indeks Williamson (CVw) ~belun1 dan Setelah D1keluarkannya Kecamatan yang Mempunyai Nilai PDRB Sangat Ekstrim .
•H+++o••+++••+ •••<•+++++++ +O•+•+++• •+•+0•••••••**'>0••••0••••+•0•+000
Perkemha nga n Weighted Coeficient of Variation (CVw) atau Indeks W1liamson Tahun !996·2004
Penge1ompokan Kecamatan Berdasarlcan tipologi klaasen . fndikiltor dan VariahP.I - variabel Penelitian . Perbandi ngan Nllai Durbin Watson Statistik untuk Uji Autokorelas1 . Drsrtr1busi persentase PDR8 Kabupaten 8ekasi Tahun 2001- 2004 .. D!srtn l>usi Persentase Pl"JRB Kat>upaten Bekasi per Kecamatan Tahun 2001- 2004 .. Laju Pertumbuhan Ekonom1 Ker.amatan . Jumlah pend uduk da n lues wilayan keca meten Se Kabupater> Bekas1 ,. . Indikator pembangunan sektor ,:.end1dikan . ~asio guru can mund tingkat Sekolah Dasar (SD/Ml) .. . . .. Ras10 guru dan mu rid tingkat SM P/MTS ..
Jumla h bangunan gedung SD/MI . Jumlah gedung SLTP/MTS .. Ind 1 kator Ma kro B1d~ng Kesehatan . J umlah saran a keseh a tao .
Rasio tenaga medis/1000 penduduk . Perker.ibangan Indeks Harapan Hidup, lndeks Pengetahua n, Indeks Daya ~cli, da n Inceks Pembangunan Manusia Kabupaten Bekasi Tahun 2001-2004 . Angka IPM Per Kecamat<: n se Kabupcst.an Bekasi 2001 .... 2004,' ··············································
IPM .. 28
4
Hal. Data IPM, PDRB Per1<ap1ta, Jumlah Penduduk dan Luas Wiiayah . Nllai Maksimum dan N1la1 Minimum Komponen
DAFTAR TABEL
Tabel S.4
Tabel 5.3
Tabel 5.2
Tabel 5.1
Tabe1 4.14
Tabel 4.7 Tabel 4.R
T.-il!el 4.9
Tabe1 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.5 Tabel 4.6
Tabel 4.3 Tabel 4.4
Tallel 4.2
Tabel 4.1
Taber 3.2., Tabel 3.3.
Tabel 3.1
Tabel 2
Tabel 1
vit
90
as 86 88 RR
84 80
79
77
75
Model Tipologi Klaasen Kecamatan se Kabupaten Bekasi tahun 2001 2004 .. Data T1polog1 l(laasen Kecamatan se Kabupaten BekaSl Tahun 2001 2004 . Data Hasil RegreSt Semua Vanabel Model Fixed Effe<:t . Hasd Perllitunga'l U11 Muttikoleniarttas dengan Pearson Correlation . Data Hasil Regres1 Model dengan Mengeluar'.can Vanabel Bebas Yang Berkorelast .. Pengujran Masalah Autoeorelast . Data H11sil kegresi Model Fixed Effect .. varrasl Kunstanta Antar Kecamatan Model Fixed Effects ..
Perkembanqen Weighted Coefident of venenon (CVw) dan PDRBJcap dan IPM Kabupaten Bekasi Tahun 1996-2004 .
Perkembangan Indeks G1ni Kabupatcn Bekasi 'ranun 1996·2004 .
Tabel S.12 Tabel s.u Tabel 5.12
Tabel 5.11
Tabel s.10
Tabel 5.9
Tabel 5.8
Tabel 5.7
Tabel 5.6
Tabet 5.5
viii
78 77
75 76
74
73
71
70 50
Hal Peta Wilayah Adm1nistrasi Kabupaten 6el<asi. . PP.rlcP.mba09an lndeks W1lhamson (Olw) Kab. 6ekas1tahun1996-2:)()4 . Pertland•ngan CV dan Olw (lndeks willtamsnn) xabuoetcn Bekasi t;>hun 1996-2004 .. Trend cvw Kabupaten ~kas1 W1layah Utara dan Selatan tahun 1996-2001 . Perbandingan cvw Sebelum dan seteien Dikeluarkannya Kecamatan yang Mempuriya1 N1lai PORB Sangat Ekslnm . Perkembanoan Gini Indeks K<>bupaten Bekasi tahun 1996-2004 . Kurva Lorenz Tc;hun 1996 dan 2004 . P:irbandingan Kurva Lorenz Tahun 1996, 1999, 2002 dan 2004 . CVw PORB dan cv« lPM Kabupaten Bekasi Tahun 2001-2004 ······················ ·······························
DAFTAR GAMBAR
Gambar9
Gambar 7 GambarS
Gambar6
Gambar 5.
Gambar4
Gambar 3
Gambar 2
Gambar 1
Tabel Perh1tungan lndeks Kesenjan9an anter Kecamatan Tahun 2004 Perhitungan T1polog1 Klaasen Kabupaten Bekasi tahun 2004 Vanabel Penelittc:n Hasil Running E-.~ws Model Cornman dan Fixed terhadap semua -.anabel ycing diduga mempel)garuh1 lPM Hasil Running Eviews Model Fixed Effect Terhadap Vanabel yang 01duga Mempengaruhl IPM Model l (Tanpa RASD!K dan PDDK) Has1I Runnrnq Eviews Model Fixed Effect Temadap Vanabel yan9 O:du9a Mempengaruhi IPM Mooe! '2 (Tanpa SARKES dan PDDK)
Has1I R11nning Eviews Model Fi><ed Effect Terhadap Variabel yanQ 01:luga Memoengaruhi IPM Mode: 3 (Tanpa SARDIK dan SARKES)
HasH R•Jnnmg Ev1ews Model Fixed Tanpa SARDfK dan SARKt::S (setelah diben penaocvan cross section weights d'!l'l white heteroscedasticity-conslstent standard error and covariance)
DAFTAR l.AHPIRAN
Lamoiran 7:
lampiran 6:
tamprran 5:
lampiran 3: Lampiran 4:
Lampiran 2:
Lamp1~an 1:
1
1 Mwgm·e, Richard A don M""8Jave Peggy D t'ubtu: l')noncc 1,, Tlwury <rnJ fraai""- F11U1 EdJuon. M<Onw-Hdl, USA (1'189) p 224. menyebutl<all llgll tuglll p.1.enntahan dalam l)e(dtononu81). yanu fJngs1 8lo""11f yang berl<aitan det1.<l8!1 peogzlvran sunt>ttdayalrc:sources. funpo d1Stnbut1f Yan& berkaitan d01lll80" pem..,,i.,.,. """""!"""" al.au moome; fun!jSi Slab1l=sl yong berlwtzn dengan pengalUran k .. m""1bung.:m pc<ckonom111n, pol11!k dan p<rulw...,, ke""'""""
Ketimpangan oernbaneunan antar wilayah di Kabupaten liekas1
sudah dmermncenakan olen berbagai kalangan sejak beberapa tahun
terakhir. lsu mi semakin rnendapar ternpat setetah bergulirnya era
pemertntahan daerah den9an konsep yang lebih dasentrahsnk melalui
Undang Undang Nomor 22 Tahr.m 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
Disparitas pembangunan yang paling mendapat sorotan adttlah
ketimpangan entara wllayah utare den wilayah selatan, serta antare
kortdcr barat dan tlmur Kabupaten Bekas1, walaupun gaungnya tidak
sekeres disparitas utera • Selatan. lsu ketimpanqan in1 telah memicu
beberapa kelompok seperti ISM dan tokoh rnasvarakat di Wliayah
Utara untuk menvuarakan pemekaran Kabupaten Bekai;I.
Mesklpun Isu Iru tentu saja C:engan sekuet tt>naga disangkal dan
diellmlnlr olen l't>merlntah Kabupaten 6ek11sl, tetavi tetep s11ja menarlk
untuk diamat1, karena wal1:1upun dlsangkal ternyata Pemerlntah
Kabu~ten Bekas1 berupa~a meredam isu ketlmpangan tersebut mel:ilul pelaksanaan berbagal crloritas program yang lebH1 mengarah
kepada pt>mbangun<1r: Wllayah Utl!ra dan Timur Kabupaten Bekasl.
Mengapa ketimpangan lnl bisa terj.,<.11 pada daerah yang telah
lama mengalami "booming• perekonomlan. Mengapa lompaten
kcmajuan yang telah dibukukan Kabupaten Bekasl, ~rnyata Udak
membawa "spread effect" yang u1:1ik den merata terhadap semua wilayahnya. Mungkinkah telah terjadi keselahan kebij.,;..an dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan, khususnya yang berl(altan
dengan alokasi somber dava (resource all<>GJtion) dan distribusi
pendapatan (fncome distribution)?. 1
1.1. Latar Belakano
BAB1 PENDAHULUAN
2
Dengan terbentuknya Kotamadya Bekasi pada tahun 1996, maka
ketrmpa ngan rm;n1ad1 leb1h tam pa k la 91, karena sebagian besar
kecarnatan yang telah /eoding adalah kecamatan-kecamatan yang
masuk wilaya h Kotamedya, Sedangka n sebag ran kecarnaten yang
masuk wilayah Kabupaten yang tokast wllayahnya agak jauh darl pusat
kota, :<etertlnggalannya sangat mencotok, ba1k dari sisi infrastrul<.tur,
tingkat pennapatan, maupun kondisi sosial budava masyarakatnya.
Apabila kendakrnerataa n in 1 terus dibiarkan berjalan seperti apa
adanya, maka berbagai dampak negatif yang mungkin timbul blsa
terjadi, mulai darl sikap a pa tis terhadap semua keb1jaka n pemeri ntah
<iaerah, eriggan untuk membayar pajak, sampai ombulnva gejolak
masyarakat yang drsertal penoll<ka11, pembangkangan maupun
perlawanan !erhadap keb1jakan peme.tntan uaeran, dan ~anq leblh
ekstrim adalah desakan untuk ms1Y1ist'hkan diri darl Kabupatan Bekasi.
Kondt!ll demlklan sudah cukup lama diingatkan oleh Soetomo (1986)
bahwa ketertinggala'1 dan perbedaan yang stmal<m beser mempunya1
potensi bag1 tumbuh den bcri<.embangnya ke~egangan sosial yang
dapat membahay11kan steib1ht!ls dan mt~9rit11s bangs&; dalarn konteks Jn• 1.1tegntas daerah.
TelXalt dengan hal terse but, pemeri nta h Kabupacen ~ekasl,
menyadarl bahwa masalah ketlmp11n11an dan pemerataan wilayah
sanaat panting untul. segera 01tanganl, namun dengan keterbatasan
sumberdaya yang dimlltki, tidak rnunqkln membangl'n semua wllayah
kabupaten secara keseluruhan dalam waktu Yilng soma, maka
l<eb•Jakan yang sedang diupayakan aclalah de11gan memberil<.an
priontas pen~emban9an wilayah kecemetan-kecerneten yang mas•h tertinggal.
Sala h satu indikator yang digunakan untu k mengukur hasr I
pembaneunen adalah den9an melihat t1ngkat kesejahteraan dan
kuahtas h•dup masyarakatnya. Ukuran yang sering digunakan adalah
dengan mengamati lndeks Pembangunan M&nusia (IPM). Dalam
Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2004, ye:i9 merupeken
pubiikasi bersama 6PS, 6appenas clan UNDP dlsebutl<.an bahwa sareh
3
s<1tu tugas pembangunan yang terpenting adalah menerjemabken
pertumbuhan ekonorm menjadi peninqkatan pembaneunan manusia.
!PM dianggap tel ah dapat rnewakili tingkat kesejanteraa n
penduduk yang ada di Kabupaten Bekasi, karena sebagaimana
rnmaklurni bahwa IPM rnencakun unsur analisis yang meliputt variabel
ekonomi dan non ekonorru, Var.be: non ekonomi diukur dari ti:igkat
pendidikan masvarakat, derajat kesehatan masvarakat sedangkan
variabel ekonomi dilihat da n pend a paten yang menunjukkan day a beli
masyaiakat, maka dengan asumsi 1m kecamatan yang nilai IPM nya
111asih rend ah dianggap tin~ kar kesejanteraan penduduknya mas1h
rendan, sehingga pertu me11da~at priorilas penanganan yang lebih
banyak untuk dapat disejajark.an dengan kecamatan la.nnya.
Pe'1ingkatan IPM d, selu ruh Kecamatan di Ka bu paten ~kaso jug a
sa ngat sejalan dengan kel>ijakan Pemerinta h Prop inst Jaw a Ba rat yang
Lelah menjadlkan JPM sebag a1 salah :.atu elat an,,lisis untuk menilai
kenu1juan 1neupun dlsparltas antar Kabuparen d1 wilayah Jawa barat.
Dem1klan juga dalam stcala oaslonal IPM adal<rh salah satv ln111<a:or
untuk mellhat tlngkat keSPJahte1aan penduduk Indonesia.
Sebagat oambaran awal menoenal ketimpangan antar kecernazan d' Kabvpaten Belrni;i da pat dlllhat darl ketlmpanoan oeroleha n
pendapatan antar kecamatan yang digambarkan oleh perolehan PDRB
perkaplta. perbedaan Jumlah penduduk yang mencolok, ketersedlaan
fasllitas dasar seperti faslhtas pendldikan, kesehatan, infrastruktur
jaleu dan sebagainya. Gdmbaran awa: tersebut, knususnve yang
berkaitan dengan perotensn PDRB per kapita, jt:mlah pend1.oduk,
oencapetan IPM samoat tahun 2004 jika dlbandlogkan denoan luss wilayahnva tersaji detam tabel I berikut.
l)ari data PDRB dan jumlah penduduk sel>agaimana diperlit.atkan
dalam Tabet 1 tergamb"r dengan jelas babwa hanya 7 (tujuh)
kecamatan yang mempunyai PDRB d1 ates rate-rate kabupaten den 3
(tiga) kecamatan o:1engan PDRB tertin11gt yaitu Clkarang Barat,
Cikarang seietan, dan Cibitung menguasai 52,25% PORB Kabupaten
Bekasi, sedangkan sisenva 47,75% PDRB dibagi-baqi kepada 20
4
S umber dOla: BPS dan llappe<Sa Kab. !ht.a.;. d""°".
~ ... I PORB/ ·-~ LUAS No KECAMATAH I IPM ICAPrTA KEC .Wlill.Nt
2004 l"ENDUDUK WILAYAH • ADH1<1tt3 Illa)
1 SIOTU 66.44 1.066~.02 73868 e.216 -.- SERANG BARU ..
2 69,00. 16970S3,08 59.943 !>.~ - a Cll<ARANG PUSA7 53,41 . . ~!i84,52 39.712 ~.7$0. ~ SLAT P.l'i"'
~ 4 74.91 13 en.796 15 78.155 5.174 : - s (;1 'lARUt;AH s~.:16 1 i15.53S.16 57 921 5.~·~q 6 !'----·--· BOJ0NGMANGU .L~.57 .i _!E8.1~!:!!'.. 23446 6000
CIKAAANG rrt..uR' ... - 7 71,Q7 ~ 4 Q36670,4• '""' - '"~ 6 KfOUNGWAR1NGIN :> 1,46 ~ 4 675.a11,43 i-- 49.5~~- 3.153 Cli<ARANO UTAR:\ .•• ·--· Ii 74.84 I 6.134.809,05 154 216 4.3.~
10 KARANG BAHAGiA \ 61,07 ' 2 121 Oa3,4l 73.004 ·- 4.&10 11 ClBITUNG 76.09 n2.443 s22.oo 138.398 4·.s30 .
c·1i<AAAN0 BAAA'r - s.aeei 12 74,96: 24 8'!0.3<'6.08 149.594 TAMBUN $EV.TAN 5298864.08
... 13 76.98 :528., 10 4_310 J ·~···· 3.175 3°92.19 14 TAMBUN UT.ARA .. 65,47. 85.609 3 4-42 J - -- ....___ .... _, ··- 15 BABEL.AN ea.ee 1 7e4.331,21 141 500 =ij 16 TARUMAJAYA 64.75 1.179.538.37 79.204 B3 -·· :fa,374 17 TAMBELANG 60,92 1 ~1703.~ 1 18 SUKAWANGI 50.41. 1057700,79 39s·rf - GJ19)
l 19 I SUKto,TANI • ··64.50 2.041 801,58 61.057 ; 3.752' 20 su~.KARYA 63,47 1.034 711,35 42.085 4240 I 21 PEBAYURAN - 62,01 83133161 88.~9 9634 22 CABANGBUNGIN -· 1.579.173, 17 61.72. .a552 4.970 23 MUARA GEM BONG 63,44 r 1.717.668,29 ··34.7231 14.0091 . ··- 127.408 : KABBEKASI 72,tl 6.580.021, U I 1.950.209
Tat..11 DATA IPM, PDREI PERKAPITA, J\JMLAH PEHOUl>UK DAN LUAS WILAYAH
KECAMATAN SE KASuPAreH BEJ<AS1TAhUN2004
kecamatan lainnya. Hal ini menggambarialn suatu kesenjangan yang
sangat mencolok.
Demlkian halnva bila kita anahsis dan distribusi [urnlah per-duduk
yang terkonsentrasi pada 5 kecamatan yang berlolcasi di sentre-seotre
industri dan perl<otaan. Tambun Selatan dengan jumlah penduduk
paling banvak, disusut Ci!<arang Utara, Cilearang Barat, Babelan den Cibitung. Dengan kata lain 45.32% penduduk Kllbupaten Bekas1
t1n~9al di lima kecamatan tersebut, dan hanya 54.68% yang menyebar
di 18 kecamatan lamnya.
5
' /IP.~ B<>ppems dan UNDl' delam Indonesia L.,,.,,.,. Pembangww• Meol.lS"' 2004. E1o.nom1 don l)em•~nlSI Mcmb··~ ,, rcmbongia"'" Manusoa ln~ooc.ia
Pendapatan sebagai salah sato faktor yang membentuk IPM
di~amping f<tktor lamnya, tentunya berperan penting dalam
men(lorong pemnqkatan lPM. Namun demikian, timbol pertanyaan
yang cukup menenk "Apakah pendapatan yang tingg1 akan secara
otomatis rnenvebabken IPM yang tinggi?" ApaKah Ketimpangan dalam
hal pendapata n JUgci a kan menvebabka n pencapaian IPM menjadi
<1mpang? Selain pendapaten, faktor c:;:a lagi yang mempunyai
pengaruh kuat terhadap pen ca paiar> IPM? Pertanyaan-pertanyaan
tarsebut cukup menarik untuk diamati.
Oleh karena itu dari uraian \fang telah disampalkan oalam latar belakang, Pen uhs rnencoba mengidentifik.asikan rnasaleh yang akan
diteliti dalam penel1tian inr dalam rumusan masalah sebagai benkut :
1.2. Rumu5an Masalah
d1ukur dengan pengeluaran per kaprta yang telah disesuaikan.
Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2004 juga
mcngelompokkan !PM menjadi empat kategori yaitu; rendah (JPM d1
bawah 50), menengah rendah (IPM antara 50-65), mene119ah ti!'1gg1
(IPM antara 66-70) can tlnggi (IPM di atas 70). ~rdasarl<an
pengelompokl.cin tersebut dan dan datli yang ada ter1ihat beihw!'I ada 6
(enam) kecarnatan dengan kcstegori !PM tinggi, 14 (empatbelas)
Kecami'ltan rnasuk kategorl !PM menengah rencah dan tiga kecamatan
deuoen If'M mcnengah tmgg 1.
Dalam Laporan PP.mb;ingunan Indonesia 2004i disebutkan bahwa
IPM mengulcur pencaparan kesel u ruhan dan suatu ne9ara datam tiga
dimensi dasar pembangunan manusra, yertu lamanya h1dup, diukur
dengan harapan h1dup ptidti saat lahir, pengettihuan at.au tingkat pendid1kan, diukur dengan kcmbmast antara angkei melek huruf pada
penduduk dewasa ( ~~ny<m bobot dua per tiga) dan rata-rata lcwia sexotan (denaan bobot sepertiQa) dan suatu standar hidup yang layak
•
6
Agar penenusn ini lebih rerarah ses11a1 de,1gan tuJuan yang telah d rtetapkan, maka d 1 rumuskan rnpotests sebagai berll<ut:
1. D1duga tv1gk11t dtsoarltes pendaoatan (degree of dis."arity) antar
kecarnetan di Kabupaten Bekasi tahun 1996-2004 sangat tlnggi
namun ccnderunq rnenurun.
2. Diduga perekonornlen seluruh kecamatan d1 Kabupoten Bet<as1
dalam tshun 2001-2004 sudab mengalami nerturnbunan atau
perkembangan secera mcrata. 3. Diduga taktor-tal<tor PDRB per kapita, sarana pendidikan dasar,
rasio 9uru terhadap murid, sarana kesehatan, rasio tenaga medis,
kepadatan penduduk da n persentase rumah tangga yang
mempunyai akses terhadap air bersih bcrpengaruh terhadep
1.3. Hlpotesa :
Penelelltian im bertujua n u nt1..k:
1. Menganalisa tmgkat ket1mpangan pendapatan antar kecamatan di
Kabupaten Bel<as1 serta kecenderuncennva dalam tahun 1996-
2001, selein itu juga akan dlllhat dan dlbandlngkan bagalmana
ketlmpangan Jndeks Pemban911nan Ma11uslanya.
2. Men<1ka11 tln'1kat kemajuan pereko11omlan autar kecamatan d1 K2bupaten Bekasl apabil::i d1lihat dan Li!J11 Pf!rtumb1.1han Ekonorr.1 dan PDR6 nva,
3. Menganahsa faktor-fektor sosial dan eko11omi yang
mem p<1n9aru hi pencapalon IPM ell 23 kecametan dalam wllbybh
Kabupaten 8el<asr 1Jnt1Jr1J t11hun 2001·2004-.
1.3. Tujuan Penelitian
kecenden.ingannya?
2. Apakah telah terjadi penmgkatkan kemajuan perekonouuan
kecernetan pad a penode 2001- 2004?
3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh temadap eien~apaian
!PM di Kabupaten Bekasi?
dan Elekasi Kabupaten di pendapatan
1. Ba9111manakah tinqkat ketimpanqan (degree of disparity)
7
Hasil penelitlan iru diharapkan dapat memberikan masukan yang
bermanfaat bag1 Pemenntah Kabupatcn Bekasi dalam memilih
kebijakao dan mengalokasikan anggaran yang lebih efektif dalam
1.4. Manfaat Penelitian :
µencaQa1an !l'M Jcecamatan cJi Kabupaten Bekas1 tahun 2001-
2004. Adapoin pola hubungan vanabelnya adalah seba9a1 benkut:
Vanabel PDRB per kao1ta diduga berpengaruh posmf terhadap
IPM, arbnya makrn ting91 PDR6 per kaprta di suatu kecernaten,
meke !PM k.ecamatan tersebur ma kin tinggi;
• Variabel sarana peodid1kan dasar drduga berpengaruh posttrf
ternedap ;PM, artinya ma Ion banyak jumlah saran a pend1dikan
kecamatan maka JPM kecamatan tersebut makin tingg1;
• Vanabel rasio guru tethadap murid diduga berpengaruh positif
terhedap fPM, artinya mak1r t1nggi rasio guru terlladap round
suatu kecarnatan, maka IPM kecamatan terseuut noakin tinggi;
• Vanabel sarana kesehatan b~11ga:vh poslllf te-nadap l:>M,
artmva .nakln banyak jumran sarana kesehatan kecamatan,
r.iaka !PM keciimaran tersenut makln tingg1;
• Vanabel raslo tena9a medos dtd,jga berpengaruh :>o.>lttf
terhadap !PM, artonya malcJn banyak jumlah tenaga medrs per
senbu penduduk di suatu kecamatan, maka IPM kecematao
tersebut makon tongg1;
• variabel kepaJatan penduduk dlduga berpengarult postt1f atau
negacof temadap !PM, artmva ma kin t1ngg1 kepadatan
pen<ll•duk kecamatan, maka IPM kecamatan tersebut makin
t1n9g1 atae seballknya mak1n rendah;
• Vanabel pcrsentase tumah tangga yang mernpunvat akses
terhadap air bersrh dodug3 oerpengaruh posmf terhedap !PM,
artonya rnakln tin991 persentase ruman tangga yang
mernpunvar akses terhadap air bersih d1 suatu kecamatan,
maka IPM kecamatan tersebot rnalcln tin(lgi.
8
kesirnpulan dan saran atau rekomendasi kebijakan yang berkaitan
denga n hasu penelitian dalam rangka mereduksi ketimpangan dan pemngkatan !PM d1 Kabuµatt.:"I Bekesi.
beberapa disajikan Sebaga1 penutup dalam Bah VI akan
Selanjutnva Bab V akan drbahas dan dlana11sa secara rinc1
perkembar.gan kesenjanqan pendapatan, tini;ikat kPmaJuan kecamatan clan faktor-faktor yang memVEnoaruhi IPM.
1.5. Sistematika penulisan :
Penulisan tesis ini direncanakan akan d1tulis delern 6 (enam) bab,
denqan nncian St!bi:lydi berikut :
D1mulai dan Bab I yang merupakan !:lab pendahuluan, belis1
ureran tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat peneutran, hipotesa daa sistematika penuli.c:an.
Selanjutnya da.am Bab 11 tentang taudasan teorl ale.an dibahas
tecri dan konsep yang melandas! ketimpani;ian (dlsparitas), Oisparitas
pendapa:an dan lndeks Pembangunan Manusia dengan indikator·
md.katoenva serta i<.o%ep-konsep mengenat pembangunan lPM.
3ab l:l ak~n d111ra1k<1n menoen;i1 fT\ett)dolo91 penelitian yan1.1
mellpun metnde peuqumpulan cara, tehnlk anaus-s, ruc.ng hngkup
penehtlan serta kelemahan dan kelebi:ian model yang dlgunakan.
Dalam Bab I'/ m~ng6na1 gambaran urnum daerah penehtlan
akan membahas ko11a1si umum Kabupaten Bekasl dar kebljakan
perr.erintah daerah dalam mengurangi dispar1tas dan Pembangunan
!PM.
men1ngkatkan versebsl !PM, st>hingga dapat mengurang1 lcet1mpangan
peribangrnan dan menmqkatkan kesejallteraan masyarakatnya. Lebih
tanjut 1uga brsa digunakan sebaga1 bahan rujukan bagi nset masalah
maseten sosisl dan ekonorru.
9
llJ! l:rlterta ekonorri, kriteria statlstlk dan ekonometnka dengan soft.Nam Evlews S.
<1 Klasifik.asl uee . tipe kealmatan I
l. l
11na11sas ~ <Sala panel var te~kat : 11>14 Vllr, BebH. • POIUI l>'!I" kapita tecamaun IJlH K
199); • Sorallll penclldikati (Jumlan oeQ.no SD
don MC); • Aaslo g...u SD <Ian Ml; • lllmlah graia "-"hat.an ~; • R.asio Ttt:l'\a9A MedloiJ, per 100() Plf"lu'1i11k,; • K~" PIW>d•.td"* kecamatilnf • - pond..Wk leri>adap .... ~h.
MalGIS 11p>lo!J' Klaas~ dengan mtftllat ~·n antara taJu pertU.-h"'1 el:onoml (lllfl dan PO~ -
I tapl!i> totcam•tan tert1.a<1.>11 anou lP¬ dl!ll PORO oetl<~a j r01a~rata Kab<Jpaten
i
Pe11ghitungan lndeKs W1Uianson
l.
- .,,,..-~-- AraliS1$ We1gnted Cottl\otl'll vanat1on (l.'\'w) auu 'N1lli1mso1 {lw) Nita. lndel<s be<i<15"r antara no/ den saru semak1n rnendetca11 saw t>erartl kesenJangat'I regiona' se1nak::l11 besar~ mcilnn men<1ekat1 nol tlngi<l.t l:a,_,,anoan arltar kec.amatiin kedl.
--~~~~~---~ I , Rekomendasi
Hasil Peneliti3.~-~~n P:mbahasan I Kebijakan
i. OtdJ9a Mgt.at d1Spantas (tlegr-e of dlspe(ify) ~n antar l<eninaQn di Kbbu-. Bekl!si lanun 19%·20t4 '"'IO"' tinog1 .,.,,..,, oan<Mur>Q menurun
l Olduga te<)adl ~not•t ktmajuan ~ko.>Omlan kec:oma~ rang mor1ta di Kabullall!n BebSi d•l•m l<ohun 200 l • 20 O•
3. 01du9a fattor-lltrtcr PO~e per l<apota. sai-..,. P<ndtdibn. raslo 0""'· .,..,. .. -.otM, ""'• ten•oa m"(l15 dan JtJmlah P<!l'ldu<U: ll"'pengaruh 1><1-Jl(l•p pone-""' !PM di l(abupaten 8ekasl tal'iun 2001·2004
l '
Analisis Disparitas Pendapatan dan Faktor - faktor: yang Berpengaruh Terhadap Indeks Pembangun;m Manusia
di KabupaJeti Bekasi ~~~~~~~~~~~~~~~~~
I a Mengaftill4'l tlng4(« ketfmpafl9.ltl penctapatan antM t«le.lmat.in di KatkJpate:n Be1c.s1 $ert.a ke<:ef'IGerungann~ dallam t11hur. 1996~2004
b. Men9ka~ tlnglat k•m•J""" ~ko,,..,...., ..- •eu~ di K<>-en Bc~asl. c Me1HJ1'1"1atl~ fati«or·f'a'l.t<W 'a&-81 d4t,, er.onot"11t yaing ~arvh ~ian IPfi di 23
kecamatan ciat.:tn w1t~yM Kabupaten 3eUsl anta<a t.Ahun 2001·2.00•
Teiµ<11 ~merat.n pembo~unao antar tecamait::i!ln: D>StnblsSI pendapinan ret;mf merata; Pertumbuhan ekonom1 cul<up berlmbang; Pencapaian IPM cuto:up merata.
JtAAAPAN
Ket1mpan9an pembangunan antar kecamatan d1 Kabupaten Bekas. ba1k dalam pendapaun (PDRI! per Kal)ita), LaJu pertumoohan Er1<0i1om1 imupun Pemban<1unan Manusia (IPM) sa1111at mAn1.'l"ll(ilc. '
FAKTA
Diagram Alur Fikir Penelitian
Disparitas Pendapatan dan Faktor - faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembanounan Manusia di Kabupaten Bekasi
:>engujian Hlpo~sis:
hipotP.sls:
Tujuan:
La tar Belakang:
10
Bappenas (1999) rnendefimsrkan pembangunan sebagai suatu rangk111an keg•atan untuk meni•1gkatk.an kesejehteraen mesyarekat
datam berbaga• aspek kerndupan yang drlakukan secara terencana dan
berxeranjutan dengan memanfaatl<an dan rnernperrutunckan
kemampuan sumber daya, informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan te1cnologr, serta rnempemat1kan perkembangan global.
Sedangkan pembangunan dacrah adalah bagian integral den
pembangunan nas.onal yang dilaksanakan melalui otonomi daerah dan •
pengaturan sumber cava m:1s1unC1I. H11l im memberi kesempatan bagl
per11119kllt.an dernokrasi dan klnel)a eeerar- yang berdaya guna dalam
penyelen11garaan pemenntan nan pelayanan masyarakat un:uk
mentnckatkan keselahteraen masvarakar d1 daerah seca.a merata dan
beri<ead1lan.
Dalam melaksanakan pembangunan, menurur Kunarjo (lG92) pad& umumnya negara ·negar11 Ylln9 sedang berkembang m'lslh mempunyai ha•.1batan·hambatan antara latn: l) Harnbataa ararn (kekuranoan sumber daya atarn)
2) Hambatan yang <l<!ngan optaan manusia (kekurangan peraturan
pendukung), hambatan olljekbf (kekurangan modal) dan
hambatan subJektif {kekurangan j1wa kepemimpinan).
Sedangkan Tujuan pembangunan menuret Kunarjo (1992) pada umumnya mencakup hal-hat sebagai berikut;
l) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
2) Meningkatkan pemerataan pendapatan masyarakat;
3) Meningkatkan kesenoatan kerja; dan
4) Menlngkatkan pemerataan antar daerah.
Ke.empat tujuan tersebut bdak munqkin diwujudkan semuanya
dalam waktu yang bersamaan, bahkan ada tujuan ~a;;g terpaksa harus
d1abaikan Jika ingin mencapai tu}uan yang laln. Miscrlnya jikfl tujuan
2.1. Konsep Dasar can nouan Pembangunan
BABD
LANDASAH TEORI
11
oembanqunannva mengejar pertumbuhen ekooomi yang tinggi, maka
biasanva tujuan tersebut diperoleh dengan penggunaan modal yang besar dan teknotogi yang intensif, hal mi akan berakrbat pada
penguran9an kesempatan ke1Ja, sehingga banyak tenaga kerja yang
menganggur dan pernerataan pembangunan tidak tercepat. Sebaliknya
jika tujuan pembangunan adalah pemeretaan pendapstan, maka
pernertntan ~arus membuka kesempatan kerja yang setuas-luasnva,
!1>ehingga penggunaan tenaga kerja lebih intensif danpaca modal can
teknologi, akibatnya dengan nanva mengandalkan tenag;i kerja yang
besar, pertumbuhan eknnorru yang tinggi sulrt dicapai.
Pembangunan daeran pada hakekatnya merupakan upa/a untuk
mernngkatkan kapas•tas pemerintahan daerxh dalam mengelota
sumber da,ra ekonominva secar .. berdayaguna dan berhasif guna de-mi
kesejanteraan masyarakatnya, untuk tuiuen itu maka diperlu~an
pertumbuhan ekonomi vang tinggi. PertUmbuhan ekonomi yang tingg;
juga berus diimtang1 de'19<':i fungs1 lain yang oleh Musgoave (1989)
d.sebut fun9si alok3SI dan fungSi distribuSi somber d:tya (Resourc~s alocat1on and Income distribution). ~a:nun dalam lcenyataanya,
pertumbuhen dan pemerataan tidak selalu berjalan !>eriringan, ada
trade off yang menyertar kebijakan pemoani;:.inar. dacrah, anzara
pertumbuhan yang tingg1 atau pcrnerataan yang diutamakan.
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan da'!rah adalah
pertumbuhan ekonorra di'n pendepatan per kapita yang tinggl. Namun
demikian kernajuen pembangunan tidak selatu diil<.uti dengail pemerataan dtstrtnus: penuepatan dan hasil oembancunan, di srnilah terjadi kesenjanaen, demikian halnya d• f(abupaten Bekasi.
Menurut Soni Sumarsono (2001), telah terjadi pergeseran
pemlkiran tentanq pembangunan (paradigma), yaitu dari
per.-ibangunan yang berorientas. pada produksi (pmd<JCtion c.entered
development) pada dekede tahun 60-an "e paradigmei pembangunan
yang lebih menekenkan pada distribusi hasil-hasil pembangunan
(distribution growth develcpment) setema dekade 70-an. Sedangkan pada dekade 80-an, muncul paradigma r-embangunan yang
12
' Som Sumarsono, £1".lcla l'embangwtan Man"9<i @.tt 1'"""'1jla"111Wfl Ja/om Pt"'~ L>ac,..,,., . Ba.-.dung 200 I p 8
Disparitas antarw1layah adalah petbedaan tingkat pertumbuhan
antar wilayah. Set1ap negara setalu mempunyai wilayah yang maju
secara ekononu dan ada yang tertinggat. Perbedaan ini terletalc pada perkembangan sektor-sektor ekooomlny<.: balk sektor pertanian,
partambangan, rndustn, konstruksi, perda9an11an, transi)orta;i,
komunlkasi, sektcr jsi.sa sepcrtl perbankan, asuransi, kesehatan,
maupun sektor •nf;-estruktur, perumahan dan fain sebageiny't.
Pembangunan w•layah yang merate tidak berarn setiap l"lilayato
mempunyal t1119kilt pertumbuhan atau per1<emban9an yan11 sama,
atau mempunyai pote pertumbuhan yano ser.1oam untuk setiap
wilayah. Pengert1an Pembangunan w1layah yang merata mE>m)arah
pada pengembangan potensi wllayah secara menyeluruh sesual
kaoasttas dan potensi y;ing dimlliki, sehingga dampak positif dari
pertumbuhan ekonorm terbagi secere seimb11ng kepede se•unih
wilayah atau daerah.
Pada dasarnya tujuan akrnr dari !'~mbangunan wilayah yang seimbano adalah untuk meningkatkan taraf hldup penduduk di wilayah pedesaan/daerah belakdng (backward area11) sehingg;; taraf hidupnya
sejajar atau setara dengan taraf hidup penduduk di wilayah
perkotaan/maiu (advanced areas) melalui pembangunan sekl:or
pertanian, Industrt, ,:ierdagangan etau blsnis, fds:l:tas pelayanan d11s1:1r
sepern pendidikan dan kesehatan.
2.2.l. Pisparitas Pembangunan Antarwilayah
2.2. Oisparltas Pembangunan dan D\sparitas Pendapatan Antarwitayah
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar (basic need
development) baru, dan akhirnya rnenuju paradigma pembanguoan yang terpusat pada manusra (human centered development) y;ing
muncul pada dekade tahun 1990-an3•
!.3
• The World Bank, World Dewlopmcm &:pmT ]{)()6 page J
Pada umumnya n~gara-neqara maju telah rnarnpu rnewujudl<an
pembangunan wilayal> yang se1mbang atau relatif merata. Masalah
disparitas regional dalam pembangunan ekonomi biasanve terjadi di
negara-negara berkembang atau negara-~aro belum berkembang.
Oalam World Development Report 2006, World Bank
mendefinisikan kesetaraan se0aga1 lc.ondisi c.Jimana seueo or;ir.g
mem1lik1 kesempetan yan.g sarns untuk meogejar kehidupan yang
mereka pilih dan terhindar dari hasil-hasil yang secara ekstnrn
merugikan.
Selanjutnya laporan tersebut rnenvirnoulkan bahwa antara
kesetaraan dan kese1ahteraan 1nempunyai sifat saling melen;ikar11
(komplementer), yong muncul karena dua etasan dasar yaitu: Pertam<J
karena banvak kegagalan peser (market failure) di negara-r.egara
yan\) sedang berkembang, khu:aisnya delam pasar kredit, asunmsi,
tanah dan modal manusia. Alasan k'91Jua adalah rakta bahwe
:<eaaaksetaraan ekonorm dan polltlk yang tmgg1 cenc!erung mendorony
pada penciptaan berbagai institusi dan ancanoan sosiel y~ng secara
sistamatts mernihak kepentingan kalanga:i yang memililo pengarJh
besar", Laporan tersebut ju\ja rr.~ngemukakan tiga perspektif baru (yang
senn9kali diabaikani dalam pembuatan kebijak.iln yang bcrkaitan
dt!ngan kesetaraan ruang gel'2k ekonomi dan polittk yaitu;
Pettam<J, keblj~kan ya'lg paHng baik untuk rnengurang1
kernrskrnan seharusnya r1wl1batkan redistribuSi penqaruh, keur.tungan
dan subsidl, sehinga ndak iatuh atau d1kuasai oieh kelompok yang
domlnan;
Kedua, sementara upaya-upaya redlstribust (atas kekuasaan,
atau akses ke anggaran pemerintah dan pasar) yang bisa
meningkatkan keset~·a~·•, serlngkali juga dapat meniogkatkan
efiSiensi, berl::aya1 konsekwensi yang mungkin (muncul) pun perlu
dipert.irnbangkan delern rancangan kebijakan;
14
'1,thlll T<>doro (2000). N\lrul A<l>Jor(2t)05)
dimana; y,, Output rlil.
A= Pengernhuan dan teknologi;
K= Kap1tal Stok dan L= tenaoa Kerja.
Dari pcrsamaan tersebut llapat dlsimp..ilkan bahwa PertJedaan yang bereklbat nada adilnya disoarita~ per',umouhan datsm saw
region tel)adl ka ran a: • Kemajuan teknolog1 ::mtar daer11h bervartasl, • Pertumbuhsn stok kapltr:il antar deerah berbeda, dari
• pertt.:mbuhan tenaga ke1J1;1 a11tor d1;1erah berbeda.
Namun auran neoklaslk percava bahwc1 dalam jangka panjang
akan terjadl i<onveroensi pendacaren karena adanya kemafttan
teknologi dan ilmu pengetahuan.
Pendapat yang berbeda dtkamukakan oleh Dixon Thirwal, bahwa
daerah rnaju yang berada dalam ,...,omentum pertumbuhao akan
semakin tum bu h, sementera daereh tertir.gga I tetap stag nan dan
dlsperitas akan semakin besar.
Disparitas antar daerah bukan satu-satunva vartabel yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi regional, 11asi studi Nazara
(1994) menunju~kan bahwa untuk beberaoa kasus, investasi model,
pemerataaan pendidikan, aglomerasi, pemerataan tenaqa ~rja
terbukti menghil~•lkan tambahan output yang lei;ih baik di daerah
yang maju daripado deerah yang kurang rnaiu.
Y :::: f (A, K, L),
digambarkan datarn persamaan:
oerturnouhan Neoklasik, pertumbuha n model Dalam
J<etiga, d1kotomi antara kebijaka n untuk pertumbuhan denoan
kebijakan yang secare knusus bertujuan membangun kesetarean
adalah kehru. Dengan kata lain drstribusr kesempatan dan proses
pertumbuhan rnerupeken dua hal yang s11hng men9andalk11n,
Kebtjakan yang mempengaruhi yang satu akan mempengaruhi pula
yang lam.
15
• Unned l'&uons· Eoonom1c wd .Social Co•umss1on for Asia and llre Pasrfic, Reducing /)1J{XJl'1tQJ. JJa!ane<d V.velopmc111 'll Urban and Rur<1/ Area.< and Rel(lo1111 W11lun die Counme« "f 1"a 1111J tl>P Pn•ifk. New York,2001. p S
Nunmaooyah Ha>1bwul, />c.,bc'""°)""~ /(e/~ M<•,..,l{(>)t /nJO'f<."" dakmt P~mt Kcs••Jang<in F,lwnwi1, dlliom ;umar PeDJlOOll>"'W' W1nuwas1a. Vol4 No J Apnl 2001, hi! 7-X ' Scio 8unwdjm. Kc11mpangan-kcnmpangan da1am l'cmh<lngunan: Ptn)!alallton ll>lcn<:.na. dal:im Juwono Sudarsono, Pembangunan Pchhk dan Pcruhahan Pohbk i<ebuah 81111$8 Ramp.,, Yayasan Obor Jndooe.,a JakanaJ'l'll hal 122
Disparitas pembangunao terjaeli karena tiya faktor yaio:u tal<tor
alarm, kondisl sosial budaya dan keputusan-keputusan kebuekan, Faktor alami meliputi kondrsl iklim pertaman (agro climate},
sumberdaya alam, lokasi geograf1s, jarak pelal:luhan dengan pusat
aktiv1tas ekonomi, wilayah poter-sia' untuk pembangunan ekonomi.
Sementara faktor·faktor sosrel budaya meliputi nila1 dan tradtsi,
mobititas ekonomt, inivasi, kewira usahtu111. Sedangkan f dktor
keputusan kebijakan adalah sejumlah keb1jakan ~'<-nn me"dl'kt•r.g
secara langsun9 atau bda~ langsung tenadmva disparitas pembi!'ngun;i n6.
Pertumbuhan ekonomi tinggi yang kurang diimbangi dengan
xekuatan-kekuatan re'1istributif balk secara ekonomis maupun potitls
akan menfmbulkan ke~enjangan. Kesenjaogan in• muncol disebabkan
berb'9al faktor yllltu s1stern :;er.trallslt~i negara yang tP.1 lalu kuat,
seaangkan k~kuata:i penyelmbang t1dak sebandlng; kon.i1s1 duallsme
yan11 dlpertajam dengan keb1jakan pemenntah, mlsalnv~ kota desa,
sektor formal-Informal; bangunan i)iram1da peranan sedemiidiJn ruca,
sehlngga lang$ung berhadapan antara skala besar dan keel• (ekonoml rak)lat); konsenuasl kekayaan yang JUga ~d11k imbang dengan
kebijakan distnous. den redistrtbust; adanya kekuatan·kekuatan
ekonoml dan pcllt;k yang bersnet eksptuitatif, k.oruptif dan kolusif;
kekuatan demokrasr ekonoml dan pol1t1k yang be/um memadai7•
Sedangkan -nenurut Sela sumerojan", kesetanan-kesatenen kebijakan pembanguncm mengakibatkan pembangunan menjadl
timpanp dan tidak seimbang, dimana satu sektor berkembang jauh
lebih cepat dari saktor lainnya. Dalarn hal ini dimana sektor ekonomi
mendaoatkon prioritas terti ngg 1 dalam program pembangunan, para
2.2.2. Penyebllb Disparitas Antarwilayah
16
• L1ha1 fr:.l<'osoo Anggaw«i, Dupa-<10< Ko•mi>11si PaJD< .W. RJ:1r1/n.s1 Daorali da1- &«aru1ya Jmgau l'~•k<Mlxmgun Wtl<"<1h J1 Ka/Jwf"'l<n Bogor, 20()6 IJaJ 18.
a. faktor Geogr.::fi
Suatu daerah yang me:np:.ioyai cakupan wdilyal, yang cukup luas,
ma ka akan terjadi perbedaa n d 1stnbus1 surnber dava ala:n,
surnber !lava oertaman, topogruf1, iklim, curah huj~n, dan sebagainya. A11a bila kondisi geograf1 suatu wilayah eukup baik,
mlka akan menempatkan wilayah tersebut pada kondisi yang
lebih ba ik pula.
b. Faktor Sejarat.
Tingk<'t perkembanuao suatu masyarakat sangat tergaoh1ng pada
apa yang telah mereka lakukan pada masa lalu. Bentuk orgarisasi
dari perekonomian pada mass lampau merupakan penyebab
penting, teruterna berka ita n dengan sistem intensif untuk pekerja
da n entrepreneur. s.stern yang memberi kebebesen unt.uk
bekerja dan berusahe a kan dapat berkernbang lebih cepat.
perencana kebijakan cenderung untuk demikian memusatkan
perhatian pada faktor faktor ekonomi, sPhmgga msreka lupa membeli
perh;:itian secukupnva pad a seg 1-segi non ekonomis yang menunjang.
Penekanan yang berlebm lebihan pada pembangunan ekonorr» seraya
mengaba1kan pel'1(embangan-perkemban9an sosial atau dengan kata
lain terlal u menguta maken saten satu sektor ekonomi l!kan
rnendptakan ancaman born waktu pslkolog1s dan politis yang dapet
mengha ncurkan nasu-hasn pembangunan. Sebab ju rang perbedaan
dalam pembangunan sektor-sektor dapat menimbulkan ketegangan
d1m rasa tidak puas yang setan] utnva akan mengundang reakst-reeksi
politls atau psikolog1s yang rneruqlkan pembanqunan ekonomi.
Selanjutnya menurut Rust1ad1 et al {2003)9 dal:im Anggawen
(2006), mengemukakan bahwa secara umvm faktor-faKtor utama
yan~ menyebcibka n terjadi nya disparitas regional a ntara lain foktor
gisografi, sejarah, politil.:, kebuakan pernenntah, edmnustrast, sosial
dan taktor ekonorru.
17
c. Fa ktor Politik
l<ond isi pohtik sangat berpengaruh pad a proses pembaneunan suatu wilaya h. l<ond 1s1 politik yang tidak stab ii dapat
menimbulkan ketldakpesnan d1 berbaga1 bidang yang berdampak
pada keraguan investor untuk menanam modal, keraguan
pengusaha u ntuk memperluas usene den sebagainya.
d. Faktor ~eb1jakan Pemerintah Keb11akan pemerintah yang tepar dalam perencanaan
pembanounan akan menghasilkan perkembangan yang seimbang
anti.r wilayah. Selama rm dalam pembangunan, kebiiakan pe:nerintah lebih menekankan pada sasaran makro berupa
pertumbuhan yang tinggi dan membangun pusat-pusat pertumbuhan ya11g justru menimbulkan kesenjnngan antar
wil11yah. Wilayah pusat pertumbuhan bergerak deogan pesat, namun wili'ya h hinterland terkures sumber d11y;,nya dao tida !I: rnarnpu mengenibengkan dm.
E'. Faktor Administras1 Adminrstrasi yang !idak efis1en dapat mengakibatkan dispantas regional. Pelayana n yang bu ruk, la rnbar- dan berbelit-belit pad~
ka ntor-kantor pernen ntah yang merupakan kantor pelayar.a n
publik untuk penJinan usaha akan menyebahkan keengganan para
investor menanam modal d1 w1layah eersebut. Sebaliknya mereka
akan menanamkan modal ny a d1 wilayciti yang mud ah dan cepat
pelayanan adm 1 mstrasi nya.
f. Fat<tor Sosial
Banyak faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan suatu
wilayah. Ma!lyarakat yang teitinggal umumnya tldak mempunyai
institus1 dan perilaku yang kondusil temadap perkembangan
ekonomt. Mereka percaya pada kepercevaan yang primitif dan
tradtsronal, serta nilai-nilai sosial yang menghambat
pelkembangan ekonomi. Sebaliknya masyarakat di daereh yang
leb1h rn<1ju mempunyai 1nst1tusi dan µerilaku yang kornlusif
18
l• W1lbams011, Jeffrey G. ( 1')77) K•!i•daksamaan R•p,wnal Ja., Prrn"' P1wtilnngnJWM NM•""4l P"1fggambara11 .l'ol<>it~ (T ~~emahnn)
Hasil r.enelitian Williamson (1975) menunju!ckan babwa :
1. Dispantas pendapatan antar daerah akan berkurang dengan menmg katnva perekonorman nasional;
2. Dispimtas enter daerah di negera yang sedang berkembang
lebih tmgg 1 dari disparitas an tar daera h cli ne!Jara maju,
Sedangkan tingkat kesenjanga" antar -wilayeth dip1!11y1:1ruhi oleh
beberapa faktor yalcu : Perplndahan tenaga kelja (labor
migration), perpindahan modal (capit.al migration}, kebijakan
pemerinatah pusat (central go1•ernment policy), dan 1ceter1caitan antar daerah (Interregional linkages). Setiap faktor tersebut atau kombinasinya boleh jadi cukup menvebabkan ketidaksamaan
regional menJad1 berkurang atao.1 bertambah10•
immobilitas, kebijakan
tenaga kerja da n
terhadap perkembangan ekooorm, karena mereka percava pada
agan lit, rradisr, n1la1-nila1 sosial da n perilaku yang lebih fteksibel.
g. Faktor Ekonom1 Faktor-faktor ekonomi penyebab disparitas dapat dikelompokkam
sebagai berikut:
• Perbedaa n kuant•tiltif dan kualitatif faktor produksi seperti
lahen, tenaga kerja, modal, organisasi dan perusahaan;
• Proses akumulas1 den berbagai faktor, seperti lingkarcin set.an
kem1skinan;
• Kekuatan pa sa r da n pengaru hnya terhadap sprea<J effect dan
backwash effect. Pasar bebas telah mengakibatkan faktcr faktor ekonorrn cenderung terkonsentrasi di wilayat>-wilayah
berkembang. Perkembangan w1tciyah ini terjadi karena penverapen sumber dava dan v1llayah sekitamya. Spread
effect yang di nara pkan terjodi ternyata Jebih lemah
ci1baru:li11gki!P denga11 /Mr.kwasl1 effect.
• Pasar tida k sernpurna seperti fa ktor harga, l<eterbatasan keterempuan
sebagainya.
19
" Robert A Simanj11111a~ . ''Re{omt.iSJ H~.,,gan K~ l':tSot-l'Jaerah .. : Makalab Seminar SEhan Flatform unrui: Mara Depan ~ Jr.donma, Jah.<t 199'J " Doclley Seers, .W..loMl Pcmbon::i-. daUm kwooo S"'1an>ono, Pent~ P<>lirik tkm f>eru/JUhun Poim/c, Sebuah Bung;>~ OpCsl Ul 61 '' Anef Bud 1man. Tc'"' Pem~m Dim.> Kenga. PT Omnodia l'ustllla Uiama, Jakarta t99S hal 2·M "Mtdwol P Todaro. Pembonft""O" f:1a»tomJ til Dwua Ket>tp. !idm K<rujuh. Alih Bahaoa Hans Munandar. J.Uarta llrlang~a 2000
l.l.3. Disparitas Pendapatan Antar wilayah
Menurut Dudley Seersu ada tidaknya pembangunan suatu bangsa
dapat riilihat dan tiga masalah ya1tu masalah kemiskinan,
penga ngguran dan kenmpanqan pendaeatan, Jika ketiga masalah
tersabut dalarn jangka waktu tertentu dapat rnenurun dari tinglan
yang lebih t:n~g1 m3k<1 p;1sti sudah menandeken adanye>
penrbangumrn. Sementara faktor yang clapat mengukur pembitng11nar1
dalam masvarakat menurut Arlef Budiman13 adalah pendapatan
perkapita, pernerataan, kualrtas kehidupan, kerusekan lingkunqan.
keadilan sosrsl dan keseimbancan.
Pertumbuhan ekoncm.i yang tinggi oan dlstribusi pendapatan vang
merata merupakan suatu masataf yong besar b6gi negara yang baru
berkembang, kedua-duanya sama-sarne penting, namun sulit
diwu1udkc>n secara bersamaan, ads trade off antara pertumbuhan
ekonomi deri;;an perueretaen. Onentasi pembenounen yang bertujuan
untuk rnencapei pertumbuhcm ekonomi yang tinggi, maka pemerataan
akan rendah, jika proses pembangunan lebih menftlk beratkan pacta
pemerataan make pertumbuhan ekonomi akan cenderunc rendah'",
xessnjancan entar caeran juqa disebabkan oleh pola pendekatan
perenr.<1naan yang lahrh berorientasi pada top down planning dengan
standard sektoral yang t1dak didasan pada kondisr, potensr, peluang
dan permasalahan yang dim11ikl daerah masing-masing, sehingga
usaha pembangunan ndek membawa manfaat yang seimbanq untuk
dirasakan secara adil dan merata, tetapi useha pembangunan akan
rm:!lrlL>aV1a rnanfaat yc111y lebih besar untuk rnernpersempa
kesenJangan yang terjadr, apabila penerapannya dllakukan rnelalul
pendel<atan reqlonaltsas: atau perwilayahan11•
20
" Kalil (ZOOC), Pc<wanbm /2000), S.ntoso (1•RQ) dan ~rinl (1999)
Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk
menjelaskan tCF'}ad1nya ketimpangan pendapatiln maupun hasil-hasll
pembangunan, misalnya dengan Koefisien Ginl R1ttio1 Kurva Lorenz,
toaek» Theil, Indei<s Williamson dan sebagainya. Indeks Williamson
merupakan indeks yang sering digunaka!l para peneliti, pen911mat dan
perancana pembangunan untuk meng;ikur tingkat kesenjangan
pembangLnan antar wilayah reaionet (Propinsi, Kabupaten/kota) ' seh1ng90 diperoleh gambaran tentang konsisi suatu wilayah dibanding
wdayah /ainnya.1~
wm,arnson (1975) mengatakan bahwa pengul<uran dlsparltas Pt:<ndapatan rP.g1onal dapat digunakan dengan lndel<s ketlmnangan
yaflg dinotaslkan dengan Vw. Nllai Indeks Williarriso'l ini lebih
rr. enggi;m barkan kesenjangan y1mg teljad1 a kl bat pertumbuhsn PDR.B
dan penduduk den mas111g-maslng daeren. Sem11kin besar angkanya
berarn tlngkat d1svttrltas pendeoatan reglona1 yar.g semakln besar pu1a.
Indeks Willtamsor. merupeken koeflsien variasi (COt!ff/cient of
Varle.tion) dari pendapatan per ~al)ita, d1 mana reta-rata den nllal
sel:l<111'8n (varlans) dlhitung berdasarkan estill'asl '1arf nlial-ntfal !'OIUJ clan jumtan penduduk daerah yang sedang d1amatf.
Azman (1967) menyataki!ln bahwa pembentvkan PDRB per Kaplta
ternyata dipeogaruhi oJeh :iar1yak faktor ekonoml maupun non ekonorru.
Beberapa has1J penelitlan lam mengena1 pe11garu'1 fakoor sosial
ekonomi terhad:!!fl PORB dengan variasl mdikatornya diantarcmy;i hasil
penelitian Santoso (1989) menunjukkan bahwa l<.etimpangan
pendapetan antar daerah di Propmsl Bah disebabl<an oleh adanva
perbedaan potcns1 sumberdaya elem, kerersediaan modal, teknolooi, kuelltas sumber day;, manusla dan fasilitas lainnya sepertt prasarans
transportasi, kornunrkas: lembaga keuangan oan sebagainya.
Setyarioi (1999) da lam hasil penelitian kesenjangan
pembancunan ekonorrn antar daerah di Jewa tengah mengemukakan
.21
faktor yang menyebabkan kescn1<1ngan antara lain distribvsi
presentase sektor mdustn, pendapatan asli daerah, panjang jalan
aspat berpengarun pos1t.f terhadap penoapatari per kapita. Sedangkan
hasil peneJitian Purwantim (2000), Kesenjangan pembangunan di Nus~
Tenggara Barat disebabkan oleh raktor distribusi persentase sektor
perdagangan, Prt!sentase bantuan propmsi dan persentase kredit tersalur.
Azman {19ti7) catarn hasil penehtiannya mengemukakan faktor
yang berpengaruh terhadap PDR8 perkapita secara nasional dibagl dalarn empat kategori yaitu: (1) potensi dsersn yang tergambar dalarn PDRB sektoral, terutama sektor yang sumbangar.nya besar t.erhadap
pembent1Jkan PDRB perlcapitanya. Valial'ei yang digunakan untuk
menggambarkan potens: daerah antara lain selctor perta man, sektor
p~rdagangirn, sektor ln1ustrl penoolahan, dan sektor jasa; (2)
pendidldkan dan keseha1an van? mellputi varldbe! angl(zi melei< huruf, ~ngl<a harapan hidJµ dan anoka kesa1<Jtar.; (3) Sarana d11n prasarana
dengdn vari3bel pan1an9 ja/an d'ln real/s,,si penena man modal dal1tm
negert; (<:) }um/ah penduduk . ttasil penelltlanoya menylmpulkan
bahwa faktor yang ser.ara slgnlflkan !)erpcngaruh temaJap
pembentukon PORO perkapita a<lalah semua var1abel P!:ltensi daerah, tir.gkat buta nuruf, total panjano jatan dan jumlah penduduk.
2.3. Pembangunan Manu5ia dan Indeks Pembengunan Manusia
Pencetus awal incllkator sosral ekonomt dalam mengukur k.eberhasilan pembangunan adalah Mahbub ul Haq, rnantan Kepala
Badan Perencanean Nasional Pakistan pada tahun 1970 dalam
bukunya Tirel Kemiskinan. Ia menyampaikan kritik yang pedas
terhedap kecenderungan para ahli dan pohtikus yang mengulcur
k1nerja ekonomi sosial suatu negdra menurut indikator rece-rata GNP
(Pendepaean Nas1om11 8ruto) dan turunannya dalarn inC:ikc:tor makro
sepern tingkat inflasi, pengangguran, tmglc"t tnvestest, tingkat
pembelanjaan pemenntah, tir>gkat konsumsi dan posisi neraca
pembayaran. Mahbub ul Haq mencoba mengkuantitatifkan berbag<2i
22
re Lihar Pulu Eka Cllh~adlu doJ..,, l'ckcakan Fdaor,fQJ.1ar JW>g Memf)<!11ga,uh1 ltllk/4 Pembanf<llnan Afa"'"'a ( Stud1 1>89.tl .KlbupateuiKota di l'ropm$i Bali} 2<J(IS ha! J-2
1nd1kator keseJahteraan yang kebaoyakan bersifat kualitatif antara Jain
tingkat kekurangan g1zi, kematian bay1, usia harapan hidup, melek
huruf, akses te1hadap air bersrh, fasr/1tas kesehatan sampai ke
pembcrdayaan gi:nder dan tmgkat kemtskinan, sehin99a 'Tlenjadi mdeks kompfementer atas md1kator-md1katx>r makro ekonor11r~.
Dengan munculnya paradigma tuJuan pembangunan yang
berpuset peda manusra (human centered development), rm1ka fokus
utama pembangunan bu~an hanya sekedar menlngkatkan perturnbuhar ekonornt, memperoesar pendepatan pert.:apita dan lain
sebagainya, akan tetapi pem~aagunan Ju;)a harus menampakkan hasil
pada i:e:i:ngkatan kualitas kehidupzn manusianya. Denoan kata lain
p~mbangunan harus juga diaral:kan i:;ada pencapalan tahapan-t:ahaoan
kualitas kchodupan manusia yang dapat diukur. ltulah sebabnya dalarri
dekode 1990-an UNDP menerapkan pengukuran pembJngunan
manusia datam Human C'evelopment Inde~s eteu Indeks Pernbangunan Manus1a (IPM).
Menuru• Soetomo (19d9) lndikatcr-lndikat:or unruk mellhat p~nlngkatan tarap hidup pada awa!nya lebih ber'!Wat tfconomlc Oriented. Hal 1:i1 !;epcnuhnyc!I dapat <!lpahamt karena bet>erapa faktor
antara lam: (l} espek ekonomi merupaki'n aspek yang lebih cepar
tampak di permukaan apabtla apablra klta blnra ~ent:ang taraf hidup,
(2) gejaia-geiala ekonorms leb1h mudah dikuantitatifkan darfpado
gejala S-Oslal yang pada das:irnya bersifat kuahtatif, (3} di ent~ra
rumpur ilmu-ilmu sosial, ekoncmi dianggap sudah lebih rneju uan lebit> awaf dalam melakukan studr pembangunan.
Dalam perkemoangannya kemudian disadari bahwa taraf hidup
masyarakat trdak cukup dl:;oroti dart aspek ekonominya saja,
melainkan juga aspek-aspek lain termasuk aspek sosiaL Todaro (.2000)
mengernukakan bah1va penerapan tolok ukur ~mbangunan yang
bersrfat el<onomis, sepertt oendapatan per kapita, herus didukung oleh lnd1kator sosret, sehmgga lehih ak.urat dan berrnanfoat.
23
Dalam Human Development Report tahun 1990 (UNDP) d1sebutk.an:
"Nan11sia aoa/ah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tufuan utama dari pembang1.man ildalah menoptakan l;ngkun~n yang
memungkinkan bilgi rak:yatnya untuk menikmati amur ptmjang, sehat
don menji:Jlankan kehiduMn yang proc/uktif. Hof fni tamµakny3
merupakan. suatu kenveteen se!Jerhona. TelDpi ha! ini seringkali te1fupakan oleh berbagai keSibuk8n jangka vendek untuk mengumpulkan h.;rta den uang".
Dafam Laporan Pembangunan Manusia tahun 1990 tersebut Pembangunan maousio (l:uman development) dirumuskan seba9<1i oertuasan pihhan bagi peoduduk (enlar!}ITlg the choice of people), yang
dapat d1fihat darr proses ke a:ah •perluasan pilihanH dan sekaligus
si!bagai taraf yang dlc;ipai dari upaya terseout. Pada saat )'ano sama pembangunan rnar-usra dapet dilihat j:..~a sebagai pcmbanguoan
(tormauon) kemampuan manusla melalui perbaii<an taraf kesebatan, pengetahuan dan keterampilan, sekaligus seb:tgal pemanfaatan
(utilizatiori) kemampuan/l<eterampilan mereka rersebut. Konsep
pemban911n3n di atas jauh lebih :uas pengertiannya dibandingkan
den9an konssp oernbangunan ekonomi yang menekankan kepada
pertumbuhan (economic growth), kebutuhan dasar (basic needs),
keseiaht'!raan masyarakat (soda/ welfare), atau penge1,1bangan
sumber daya manusia (human resource devt>Jopment). Secara jelas d1111 {!~mblang kaltmat tersebut menekankan pembangunan yang
berpusat pada rnenusla, ya1bJ pembangunan yang menempatki.'~
manussa sebagai tuiuan akhir dari pembangunan dan bukan seba9ai alat bagi pe'71ban9unan.
Menurut UNOP upaya ke arah "pertuasan pilihan» hanya rnunnktn
dapat direalisas.kan jika penduduk paling tld11k memlllkl! !)eluano berumur panjang dan sehat, pengetahuan dan keterampllan yang
memadai, den peluang untuk mereebsasikan pengetahuan yang
dim11iki dalam kegiatan pro<luktlf (rnrsatnve dapat bekerja dan memperoleh uang, sehingga memiliki oava bsu).
24
1' HWIWI V<vclop.•er.t Report 19?i haJ I}
kesernpaten harus terst:dla bukan nanva uotuk oenerasi sekarang
tap1 harus Juga rnenlamm ketersediaan untuk generasi yang akiln
datang. Sela in ttu semua hP.ntuk sumber daya fisik, 1nar.usia dan alam iuga harus dapat diperbaharu;.
4. 0emberdayaan (Enpowennent}, Pembangunan harus dilkulaln oleh
semua orang, bukan semata-mata dilnkukan untuk. semua orang.
semua orang harus berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputuseu dan proses mempengaruhi mereka17•
SPGangkan menurut Sumatldumin dan Abdurrahim (:>001),
pembanquneu manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan rnanusia {penduduk) sebagai fokus dan ...asaran akhir
dari seluruh kegiatan pembangunan, yaltu tercapalnya peng~ai.aan
van~ sa.na. Semu;,, h~Mbatan terhada;> paluang ekonorr» dan poiltik harus dihapuskan, sehingga sernue orang daoeit berpartts.past dan mendapatkan keuntun\)nn dari peluang yang tersed1a;
3. Keb~rlanjutan (Sustain~bility ), akses terhadap pel1.ang atau
Sedangkan dalam Human Development RP.port tahun 1995 (UNDPJ, Pembangunan rnanus.a dJdefm1sikan sebagai suatu proses
untuk mernpertuas pilihan pilihan bagr oenduduk. Dalam konsep ini
penduduk d1jadikan sebagai tujuan akhor pembangunan (The uftimate
end}, sedangk.:in upaya-upaya dalam proses pembangunan dipandang
sebagai serene (principd1 means) untuk rnencapat tujuan tersebut.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan -neousta dlmaksud, ada
4 (empat) hal pokok yang harus dioerhatikan sebagai komponen kunc1 nembancunan rnanusia yaitu:
l. Produkhfiras (Productivity), ini berartl bahwa manusia harus
mempunya1 kemarnpuan untuk menmgkadca!"I produlttifit.asnya dan
barpartislpasi penuh dalam proses mencari penghasllan dan
lopangan kerja. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi merupakan
bagian darl model pembangunan manusla;
2. Keddllan (eQuity), bahwa setidp orang harus memilikl kesemoatan
25
:s Ltlo>l 0 S~ dtm Dtidt S Abd1nhnn d:ilam P~ °"'"' P~...,n MaNISUl Untu.t Pctv1Ct1"'1'1fl Pcmho1lf!IJl")TI Doua>, Ba;>eda. Prcpittsi Jawa B1re1 200 I, p Hi "S-0"'1)anl>ol:o. />tD!er AJMa:an doM i'~ l.P3ES J.,_ 1983. p 14S
ates sumber daya (cencapeten untuk mencapal hldup layak),
peningkatan darajat keseheteu (usla tudup panjang dan senat) dan
meningkatl<an pendid•kan {kemampuan bace tulis dan keten1rnpilll11
untuk dapat berparusrpast dalam masyarakat dan keglatan eko11omi)'"
Oleh karena rtu pengertran pembangunan manusia lebih ditu1uka11
kepada peningkatan kulitas yang mendukung human growth (pertumbuban manusla ), vaitu ban9klt11ye rakyat, yang tanpa merasa
kurano dari orang lain, secara sosial efel<tlf dan merasa mampu serta bebas memilo.JI tanggungjawab bag1 kehldupannya seodirl, bagi keluarga serta komurntasnya19•
Laporan Pembangl.!nan Manusla (Human Development Report)
yang dll<eh.111ri<a11 oleh BPS, Bappenas dan UNOP (2001) meriyebutkan
?ahwa teporsn remt,angunan manusla merupaluln upaya untuk
mernbertkan 9\lmbaran tentang pencap~ian pemt;an9unan yang
dlcapal <ilel'l suatu wtlayah denpar. rrn!nqgunakim alat ukur berupa
:nd1kator kcmposir 1ndeks Pemb6ng..,nan Manusla (IPM) yang
merupakan ~e(jcmahan den Hu/11lJn D~velopmen Index (HDl).
Pencapaian pemban9ur.an 1Jimaksud akan dapat dliihat dorl apakah
konsep pemba119unan suda:-t berwawasan pembarigunan manusta at.au
bel~··n, hat lnl berartl bahwa secars konsen, pembangunan rt1;inusia
ya1.g diajukan oleh UNDP mengandung makna untuk melihcit
keterllbatan secare aktlf manusia atau penduduk dalam proses
pembangunan sejak perumusan i<eb,jakon, penentuan sampill pada
evaluasi kliblJdkan. Dalam ...aporan pemba09unan manusla inl, selatn
lndlkator utamo IPM, juga disajlkan 1ndill.ator kompOS{t lain yaitu:
• lndeks Pembangunan Gender (IPG); • Indeks Pemberdayaan Gender (!CG); llan
• lllUeks Kemisldnan Manusala (IKM}.
Sebagai ind1katnr komposlt, IPM, IPG, roe den IKM mel'!'lpu11fai
mantaat terbatas, tarutama kalau disajikan tersendlri, hanva dapat
menunjukkan status pcmbangunan manusia suaw wilayah. Namun
26
'° l.1har F.n Ha<rom (200J).A"'1it'1.<i /Jupantas Ptm!JangtVIQll !leg).ONII Ji 1'"'fl'""' SulaM..,, Utara den J>. •opuus (i<Jrcn1afc>
derrukian manfaat yano terbata!'> ini dapat diperluas kalau dilakukao
perbandingan antar waktu dan aotar wilayah, sehin99a posisi relatif
suatu wilayah terhadap w1layah lam dapat d1ketahui, serta kemajuan
antar waktu di suetu wilayah den perbandingannya dengan pencapaian
kemajuan w1layah lam Juga dapat ohmali~i:>. secara umum indikator
tersebut bermanfaat setlagai alat advokas1 ternecap perumus dan
peoeotu keqiiak.~r. d1 setiap wilayah, khususnya yang berkaitan denqan
kebnakan publik yang akan dipllih dan d1tetapkanm.
Selanjutnya dalam Laporan Pembangunan ManuSla Indonesia
2004 yang diterbitkan oleh lembaga yang sama menyatakan bahwa
untuk melihat mentaat indeks pembangunan manusia (IPM) pertarna • tame k.lta perlu melihat hubungan antara konsep pembangunan
manusta dan mdeks pembangunan manusia.
Konsap Pembangundn manusla sanqatlah luas, mencakup hamplr
saiuruh aspek kehictupan manusia, mular d;ui kebe!:lasan
mengungkapl;an pendapat nm,>a• k.esetaraan jender, lai:angan
oekenean, gizl anak, sampei melek huruf orang dewa;;a. Seballknya
mdeks pernbanjunan manus1a mempunvar llngkup yang lebih sernplt,
mdeks 1nl hanya :lapat mengukur sebdg1an s11j11 dari keadaan
pembangunan rnanusra, terutama karena banyak aspek c!a1i ket:ldupan
rnanusia, sepert1 kebahag1aan atau hub\Jngim Clalam masyarak.at tidak
dapat diukur dengan angka.
Oleh karena rtu pusat perhatian naruslah diletakka'l lebih kepada
konsep dan pada mdeksnva, lm berern bahwa setiap keoijakan
pembangunan harus mendahulukan manusre, dengon menganggap
manusta bukan sebagai serene tetapi tujuan. Jadi setiap keb:lakan
harus bertujuan untuk mempertues pillhan yang tersedla bagl seluruh
warga dan sernuanva narus dilaksanakan secara setara dan
berkelanjutan.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM} merupakan indikator
komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian
27
" Bapeda dal\ ilfS Kallupaten Bekosi. Ain~l'U don PerkllJRl!P" [RtkkJ l'IMllJQJl/lt>JUH Atamma lll'MJ. /tide~ K;<m;sictl1lllt Mcnus1a (l1'MJ dml Jndd:s I'~ Jl!tldeT (U'J) ~ Beka« 20(13 ha! 9-111 " L1""1 ixl;s Lal>oran P""'DMGlJMn Maoos•a llldone<la 2004 ha! 12.
pembangunan rnanusra yang telah dilalOJkan di suatu wilayah.
Walaupun tidak dapat manqucur semua dimensi dan pembangunan
manusia, namun mampu mengukur climens1 pokok pembangunan
manusia yang dinile: mencerminkan status kemampoan dasar ibes«:
capabilities) penduduk, Ket1ga kemampuan oeser itu adalah umur
paniang dan senat yang diukur dari angka harapan hidup waktu lahir,
berpenaetahcan dan berketerarncueo yano dtukur melafui angka metek
hurup dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadan sumber daya
yang dibutuhkan untuk mencapai stanear hidup yang layak yang
diukur dengan pengeluaran konsumsi. Oleh karena it\J pemanfaatan
IPM detarn perencanaan Pembangunan harus duengkapi dengan kajran
dan analisis situas• ternedap hodikator·ind1kator yang mempenqaruhi
i<etiga komponen tersebut, metalut suatu pendeketan logis untuk
rnenentukan lndikator yanQ mempengaruhi perkembangan nllal IPM". Inrfeks Pembangunan Manusla mer.lberi beberapa petunjuk.
Keseniarga~ antara mceks te.:i<1ni dan 100 mer.:::e•m!nkan
"ke1<urangan" pembangunan mar.usla - jarak yanQ perlu ditempuh
oleh sedap kabupaten. Pcrbandingan selam" beberapa waktu akan
memperllhatkan kepada ~~ta kemaju:in atau lcurangnya kemejuan
suatu kabupaten tertentu. A~tcor kabupaten juga dapat depat
dlbandlnekan dan diberi peringkat, dengan demlkian !PM napat
berfungs1 sebaga1 pegangan untuk alokasi sumber daya22•
~PM mengukur pencapaian k<1seluruhan dari suaru negara datam
t1ga d1mensi dasar pembangunan .r.anus1a, yaitu larr.anya hidup,
diukur dengan harapan hidup pada saat lahir, pengctahu&n/tl'lgkat
pendidikan, diuku r dengan kombinas1 antzir;i angka melek hurup pada
penduduk dewasa (dengan bobot dua per ti911) den rata-rata lama
sekotan (dengan bobot sepertlga) dan suatu standar hidup yang layak
diukur denaan peneeluaran pe• kapita yang telah disesuaikan
(Purchasing Power Peritv P.:iµi;,h).
Menurut Laporan Pembangu:un Manusia Indonesia 2004, daerah
dapet dlkelompokkan rnenurut oencapatan !PM menjadi ernpat kategori
yaitu:
1. Daerah dengan IPM rendah veitu IPM di bawah 50;
2. Oaerah dengan JPM menenqah rendeh (!PM antara 60-65);
3. Daerah dengan JPM mener.gah tinggi (IPM entara 66-70);
4. Daerah dengan !Pi-1 tinggi (!PM di atas 70).
jKomPOn'en JPM ··- 1 Nllal I N!lal Keterangan
M~ks1mul'll . HJ!'llmum ··- Angka Harapan Hldup 85 25 Slandar UllOP
- ......... SYondar 1i11ni> · _,, Angka Melek Hurup 100 0 ....... IJHOP "m-un>l<an I Rata-rata Lama 100 0
Sekolah C:Vmbf(l'f<I !I"'" onroimen r.ttM
Oaya Bell 737,72 360 UNDP m~9.,.•ka" •oe 1 t1I Pf:' k.ap"- Yla"9 tetotl
-·-·· .. !IJ~e<ualkan
Tabet 2 Nllal Makslmum dan Nllai Minimum 11.omi:;onen IPN
Adapun nllal minimum dan nllal makslmum darl senap kumponen
adalah seba9a1 bsnkut:
lndeks X (t,j1 = (X{1,j) - )( (inlinl) I (><u ma<) - X (I min))·
Dimana : X 1,,11 "' lndikator ke i dari daerah j (i = 1,2,3 j ~
1,2, ... n);
X Umin! = Nilai Minimum dari Xl;
X.1 m•~l = Nilai Maksimum dari xi.
Dimana Xl = Larnenva rudup: X2 = Tingkat pent11dikan;
X3 = Tingkat kehsdupan.
lndeks Xl, lndeks X2, dan Indeks X3, dihitung deogan formula :
[PM :: i./3 (Indeks X1 + [ndeks X2 + Jndeks X3)
29 a Uhat Tambun.an ( 200 l) Transform~ El::Dnotn1 ds /rKJ(Jl)eSa., Tt!(~i 0.1 ~n Emplns.
2.4. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terttadap lndeks Pembangunan Manusia
Menurut Tambunan (2001), Hvman Development Indeks (HD!)
depat juga drqunakan se1l9a1 salah satu indikator sosial untuk
mengukur tingkat kesenjangan pembangunan antar proprnsr. Secara
hipotetik cepar dikatakan bahwe semekm bail< pemba:'lgunan di suaru
wilayah sernakln tingg1 HD! daerah tersebut.
watauoun, data menunU]ul<l<an bahwa korelasi antara pendapatan
perkaplta dan HD! trdak terlalu kuat. M1salnya tahun 1996 Jakarta
menduduki pcsrsi teratas dalam HD! dan nornor d11a dalam PDRB per
kapita. Sementara Kalimantan Timur pal1119 tinggi PDRB per kap1tanya
tetar:i HDI nya berada pada posrsi ke delapan. Oemikian juga HDI
Yogyakarta paling tmggi !'etelah ()l(! J~kzrt3, tetapi posi&inya
terrnasuk rencah dalam PORB per kapita. Walaupun demiki;m satu hal
yang jelas a<lalah bahwa cropmsr-procmst yang ranki11~ KDl-nya
renJah leb1h w:iyak terdepat d1 I:idori!!s1a 8agian sarat~). Oe;ngar dernlkian kito dapat rnemaklumi bahwa peca aakekatnya
pernuancunan manusia yang berkuelitas bisa dilak<.1lcan percepatan
melalul pe:igembangan komponen-komponen indeksnva, namun
aem1!~1a., :idak semua komponen dapat diperoleh rnelalui pcnyediaan
fasilitas atau bantuan pemeriotah saja, eda komponen IPM. kbesesnva
yang bernubunqan dengan cave beli yang juga rnemerlukan upaya
upaya ~ang senus dan seluruh masyarakat. Tir.gka~ pt:ndapatan rnasvarakat yang berkoitan langsung dengan
eava beu, diduga mernpunyai peran yang sangat C10111in;o11 dalarn
peningkatan kuelitas hidUP manusia fl)ng diukur dengan pencapatan
IPM, o!eh karena ltu pendapatan masyarakat yang sannat timpang
akan menyebabkan kualitas hidup yang timpang juga, sehlngga pada
akhirny:o akan mengurangi kualttac hidup manusia dalam satu wilayah
tertenru secere kumulatif. Dari uraien di atas dapatlah ditank setu kesimpulao bahwci
terdapat hubungan antara pendepeten yang l<urang merata dan
30
tmukat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia. Kesenjangan
pendapatan akan mengakibatkan pencapatan IPM mengalam1
hambatan atau gangguan, walaupun pendapatan bukan satu-satunya
faktor yang berpenga ruh tcrhadap IPM. Belum benyak penelltian yang dilakuken untuk menga nalisis
faktor-faktor yang beq:.it!nydruh terhadap penc<ii;aian IPM suatu negara
a tau daerah .. Dan bebarapa tuhsan dan la poran yang ditt!rbitkan oleh ' lembaga dunia seperti World Bank dan UNDP serta taooran
oernbencunan manusia Indonesia dan tulisan tentang pembangunan
daerah lebih ban yak meng upas pen ca pa ran target atau realisasi IPM dari tahun ka tahun, hanva sec:likit y<1n9 mengup'ls tentang faktor yang
• mem pengaruhinya. Has ii penentia n yang cukup relevan dilakukan oleh
A. Guriadi Baratil (2005} don Putu Eka Cahadhi (200!;) tentang
pelacakan faktor-taktor yang mempengaruhi Indeks Pembangunan
Manus1a ~1 Propinsi ~all menunjukkan bahwa Pembi'ngunan m;mu:>1a
sa 'lgat ::l1penqarun1 olet: fa/I.tor pemt>angundn ekonorm, iaktor
pembevaan pembangunan deerah, faktor kemisk•nan, dan taktor
kesehatan. Da lam penahnan 1n1 a kan d1laku kan pengidentifikasian faktor
f<'lktor yang merr.pengaruhi Indeks Pembangunan Ma r.usia. Pemiliha n
va riabel penel1tian dic:las<irkan pada tiga aspek yang tercakup dalam
IPM yait11 aspek keseneten, aspek perid1cikan dan aspek pendapatan.
llntuk asrek p~ndC1µata n akan d1gunakan vanabel PDRB per kapita,
untl.k a,.pek pendu!i kar. aka n d1gunaka n variabel sarana pendidika n
dan rasio guru ternaoap mund eada nnekat sekolah dasar. Sedangkan
aspek ke<:ehatan akan dig unakan variabel sarana kesenatan, rasro tenaga medis per seribu penduduk, dan persentase rumah tangga
Yil ng mempunyai akses terhadap air bersih. Variabel-variabel ini akan
IT'eniadi peubah bebas delam reg resi va rta bel IOM. Dengan demikian
a ken da pat drembil implikas1 keb•Jaka n dari hasil ana lisa terse but
untuk meningkatkan IPM suatu daereh.
Kepadata n pend udu k merijath peuba h bebas untuk rnenjadl
kontrol variabel lam, karena pemer1 nten daerah cenderung untuk
31
melekukan berbaga1 program pembanqunan yang berkartan dengan
percepata n pemngkatan IPM pad a daeran-eeeran yang kepada tan
penduduknva t1ngg1. Sebaliknva daerah yang padat penouduk Juga
akan mengakibatkan pemenuhan jasa kesebatan dan pend1d1kan yano kuranq ha1k dan t1d11k rnarata, sP.hmgga h1sa herdarnpak nP.g<it1f
terhadap IPM.
-- ------~
32
24 Lihat Khusaini (2002) ha! 30-31.
Jangka waktu observes: untuk menganalisis tinnkat dispantas
pendapatan ditentukan selama 9 (sembilan) ta'iun yakni antara tahun 1996-2004, sementara itu rr.engingat adanya kebijakan perubahan
jumlah kecamstan. maka untuk manqanehsis tingkat kernajuen kecarnatan hanva akan dianalisis pada 4 (ernpat) tahun terakhir
observasi, yaitu rahun 2001-2004. Sedangkan unttrl< rnenganalisis
faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian IP~ akan digunakan
data panel atau gabungan data "cross secsion" dari 23 kecamatan
selama 4 (empat) tahun, yaitu tahuu 2001-2004 sebagai data "time
series" nya. Menurut Baltagi (1955) dalam Khusairu (2002) keuntungan
menggunakan data panel24 adalah:
1. Mampu mengontrol heterogenitas individu;
2. Ban -ak memperoleh informasi lebih bervariasi, mengurangi kolenierttes antar variabel, meningkatkan degree of freedom
dan lebih efisien; 3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment;
4. Mampu lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur effek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross
section murni atau data time series mumi. 5. Dapat menguji dan mengembangkan model perilaku yang
lebih kompleks.
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada Ketimpangan antar
Ker:amatan (meliputi 23 Kecamatan) yang ada di linqkunqan Pernerintah Kabupaten Bekasi. Sementara obyek penelitian adalah . PDRB riil perkapita (PDRB Perkapita atas harga konstan tahun 1993),
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) nenqan seluruh indikatornya.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
33
Analisis Weighted Coefficient of Variation {CVw) eteu dil<enal
dengan lndeks Williamsofl, yang digunakan untuk menglden!itikasi disparitas pendapatan antar kecarnatan detarn wilayah Kabupaten
Bskas], Nilai rndeks ini berkisar antara fl()/ dan ~w. lika nilai indeks
semakm mendekati satu berarti kesenjangan regional semakin besar,
3.3.1. 4nallsis Weighted Coefficient of Vart,.don (CVw}
Penelitian im menggun11kan metods penelitian analisa data secara C:eskriptif dengan menggunakan alat ana6sa berupa :
3 ,J, Tehnlk A11alisis
Pengumpulan data c!ilaKukan dengan memantaatkan data-d~ta seKunder yang bersifot kuant1tatif uan kuaMtatif, yang dlperoleh
dengan memanfaatkan doku .. ~n-dokumen resml fang dlterbitkan oleh
1nstans1-!nstan~i terk~il di Kabupaten Bekasi sep@rrl Bappeda, Badan
Pemberdayarn masyarakat, Dmas Pendidik~n. Dinas Kesehat;in, Badan
Puset St?-tistlk Ka!lupetcn Bekas1, Ba~1an Keuit.1910 dan Bag1an Bina
Tata Pemenntahan Setda Kabupaten Sel<<!s1. Selain itu peneiltlan lril
NDa memanfaatkan sumber-sumb'!r literetur dan Jumaf yang t>erkaitan dengan objek penehtlan.
Vntuk melengkapr dat11 yang kurang Clan untuk kepentinqan validas1 keakuratannya, maka drlakukan wawancara dengttn pihak
pihak yang memlhki keter1<aitan dengan peningkatan Indeks PP.111bangurian Manus1a d1 Kabcpaten Bekasi.
3.2. Metode pengumpulan data
Karena penin9katan IPM diduga dipengaruhi ole)l faktor ekonorm
dan raktor non ekonom1 seperti pend1dikan 1an kesehscan, rnaka untuk
mernudahkan pembukt.an adanya urspantas pendapatan da n
pengar;.ihnya terhadap penc;ipa1an Ii>M, maka akan dianalisa terfebih
dahulu tingkat disparttas pendapatan yan!J teljadi dengan
menggunakan lnl.leks Williamson (I"·), baru kemudian akan dianalisis t1pologi kecarnatan dan faktor-faktor yang mempcngaru~i pencapatan IPM dengan 'men!'.;gunakan regresi data panel.
34
Der.gan mengJunakan lndeks Williamson inl, llasil penelitlen
Safrizal (1997) dalam Salmon (2005/, pede periode 1971-L993
m=nunjukkan Jcesenjangan antar proplnsi Ji Indonesia Bagiim BarJt
berada pada CVw entera 0,179 - 0,392. Sedanakan unwk wilay~h
lndonesra Ba91an Tunur berada pada Cl/w 0,396 - 0, 544 dan
cendertJng meninykat Has1l penel1tian orcing yang sama pada tahun
2000, menun)ukkan bJllw~ pada periode 1971-199G terjadi penurunan
ln1eks wuuamson yang herkisar antara 0,4 - 0,7, sedangkan tanun
199!! turun darf :J,671 (pada tahun 1997) menjadl 0,65 (pada tahun
1998). Penurunan 1ni diseba!:>kan terjad1nya k.nsrs ekonorru, eimana
banvak daerah ma}u dengan tingkat konsentrasi industri yang tinggi
sepem di Pulav Jawa mengalami kernundura n ekonomi yang sangat
tajarn, Berbi1ga1 kecenderunqan osa terjadi da:am masalah ke~njangan
antar daerah (Indeks W1Jliamson), ada naerah yang mempunyai tren
kesenjangan yang menurun, Joa yang ma kin meningkat don ada yang
berfluktuasi da!i tahun ke tahun. Kesenjangan pendapetan antar
Olmana:
Iw = Jndeks Kesenjangan regional
Yi = PendaP<Jtan regional atau PORB riil per kapita kccamirran «e I dafam Ksbupeten Bel:asi
Y ~ Pendapetan regional iiJUJtJ PDRB riil per kapita Kabuf)8ten Beka<>i
n = F!anyaknya kecsmeten;
Pi = Jum/ah oeoduauk. per tengahan tenun kecamatltn ke i P = jun-:lah penduduk certf:r.gahan tstu»: Kab,1pate.1 Bekasi
lw = V ~(Yi-Y)2PVP y
Jlka n1la1 mdeks semakin rnendekau nol berarti tmgkat kescnjangan antar kecamat:an keen.
Ru mus.an matematika dari Indeks W1Jlramson adalah:
35
15 L.1hat Antlrftm Salmon. D1.tpi1r1t(1.f J'endafl(l1an lkln Tr'ati.tforl'ltllM .~n&.uual J1 flwnalt:ro llt1vo. T..,s MPKP UT ha! )0 ~I ~ L1ha1 Me1<..i., J>"lsllllW~• \nm lndels (fooaro2•.~)0, page 187·1~8)
daerah yang c:enderung menmgkat selain yang terjadi di Jndones1a
Bagian Timur penode 1971-1993, JU<.Ja dapat dilihat dari hasil
oenehtian V1c~or Winarno (2005) yang meneqanahsrs Oisparitas
Pendapatan d1 Kabupaten l<laten, has1I penelitiannya menunjukkan
ba hwa dtspantas pend a pstao antar kscarnatan di kabupaten Kia ten
oertode ~993-2002 cenderung meningkat (lw 0,3578 pada tahun 1993
dan 0,5896 paua tahun 2002).
Sementara 1tu hasil Penelltlan Akita dan Lukman (1995)
menemukan bahwa ketimpanqan antar ceeran di Indonesia periode
1975-1992 mengalam1 penurunan, dermkren h~lnya hasil penelitian
Lub1s (1995) pada periode 1983·•993 kcsenjangan pendapatan anter
daerah di Indonesia makin menu··Lm25•
Has I Penehtran Salmon ( 2005) O/w nenode 1923· 1~97
cenderung mcngecil/menurun sedanqkan CW periode 1999·2003
menaik kembali. Ker.1mderungan yJng fluktuatif ini juga di'lpat dilihat
dart has11 penebnan Saf1tr1 (2005) ternada p d•sparitai:: an tar daerah c1
Propins1 Bengkulu pP.riode 1983-2003, di mana lndeks Wi:liamson
cenderung berftuktuatif dan sernekin rnenurun,
Mela I u; pengh1tunga n Indeks W1iliamson pada periode 19S.6· 2004
untuk K;,bupat~n 8ekasi diliarapkan dapat manunjukkan tren atau
kecenderungan kcsenjangan antar kecamatan di Kabupaten Bekasi
delarn periode tersebut, Sf!hingg& a kan tergambar suetu gambaran
polo ketidakmeralaan anta r we ktu yang te•Jadi, dengan metode yang
sa ma akan d ia nahsts va •1as1 pencapaian IPM setiap kecamatan untue
melihat <!1 .. pantes atau kesenjanqan 1P"'1. Selam Indeks Williamson, untu k peroa ndingan jug a dilakukan
perhitungan disparitas denaan menggunakan Gini Indeks (kurva
Lorenz)26 dan Coeffic1en of variation. Namun demikian hasil i;enghitungan iodeks ini belum dapat
menggambarkan tmgkat perkembanqen pendapatan maupun
perturnbuhe n ekonorm yiiog teried 1 seca re horizontal pada masing·
36
:r. Lihal Kai~ (2COQ) d.an l<.aryan1 (1'>911)
1. WI/ayah Keramatan Maju clan tvmbuh cepat (Keamalan Se;"ahtera), yaitu kecernatan yang laju pertum!Juhan ekoriomi dan PDRB per Kapltanve feblh tlng9/ darl rata-rata Kahupat~n.
Kecamatan 1n1 merupakan kecernseen yang paling maju tlngkat
pemba11gunan dan pertumbuhan ekonomlnya. Kecamatan in;
bt>rl'dA pada kuadrvn I, yaltu kecematen yang paling maju tingkat
pembangunan den pertumbuhan ekonorrunva.
2. Wilayah Kecamatan Berkembanp, vartu kecamatao yang l<fju pertumbu!'lan ekonomi lebih tinggi dari reta-rete l<ebup11ten, tetapi
PDRB per Kapitanya lebih rendah dari rata-reta kebuperen.
Kecamatan lnl bereda pada kuadran II, yaitu kecernaten yen9 mempunyai potensi tinQkat pemoancunen yang nesar tetal)i belurn
diolah sepenuhnya.
3. Wilayah Kecsmstsn Relatif Tertinggal (Kurang berl<embang), yaitu
k.ecamatan yang laju pertumbuhan ekonominya lebilJ rendah dari
Kl1:1<1sen, a<ld empat ketornpok
perkeml:'angan pembangunan antar eerd.isa rka 11 Tipologi
daera h/keca mata n dalam
kecemetan ;aitu: r
Tipologi Klaasen, telah banyak d1gunakan oleh Badan Pusat
Stanstik yiing digunak.an untuk mengetahui tingkat kemajuan
kecamatan, deuga n ka Lil l<1in keca matim mana saja yang suuan
mengalami kemajuan, sedang berkembang, masih tertinggal maupun
yang mengalami kemunduran atau penurunan perturnnunan ekonorni.
Penggolongan suatu daerih/lcecamatan dilakukan berdasarken
perband1ngan antara laju pertumbuhan ekonomi (l.PE) dan PD~B per
kap1ta kecamatan tcraadep angka PDRB parkapita rata-rate
Kabupaten.
3.3.2. Tipologi Klaasen
masmg kecamata n, untu k keperluan rtu maka digunaka n a lat anali$i$
la111 ya1tu T1pologi Klaasen.
37
Hasil pengelompokkan kecamotan ini juga akan dlgunakan untuk
membandingkan tingkat pencapaian IPM dari masin~-masing
LPEi < LPE rata-rata Kab PDRBi > PDRB rata-rata Kab
LPEi < LPE rate-reta ~- eb l PDRBI < PDRR_r_~~~-rata Kah
~·~~-K-U~A-DRA:-:-'.N:-:-=1~11::-~~-r~~~~-K~U~~~D~RA::-:-N:-:-=l~Y,--~~~ ~~~~--~~~.~~~~-+-~~-·~~~~~~~~~~~-
] Wilayah Kecamatan Relatif Wllayah Kecamatan Maju Tetapi
Terttnggaf (Kurang Tumbuh L..amban (Kesejahteraan berkembang) menurun dan berpotenst tertinggal),
!
LPE1 > LPE reta-rate Kab PDRBi > PDRB rata-rata Kab
LPEi > LPE rete-rata Kab PDR6i < PDRB rata-reta Kab
KUADRANI Wiiaf<ih Kecamatan Muju dan tumbuh
cepat (Kecamat.ln ~ej::ihtera},
- . UADRANll veh Kecamatu 11 embang Cepat.
-rabel 3.1 Pengelompokan Kecamatan Berdasarlcan tipologi ld;;asan
4. Wi/ayah Kecamaran Ma)u Tetapi Tumbuh Lamban (Kesejaflteraan
menurun clan berpotensi tertinggal), vaitu kecamatan yang laju
pertumbuhan el<onomi lebih rendah dari rata-rata Kabupaten,
tetapl PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata kabupaten. Kecamatan ini berada pada kuadran N, yaitu kecamatan yang
relaef maju, tetapi kini tingkat pertumbuhannya melamban akibat
tertekannya ke91atan utama d1 kecamatan ini.
Berdasa rka n Tipologi Klaasen, kecemeten yang ada di Kabupaten
Bekasi ake n dihrtu ng da n diba'ldingk<ln Laju Pertumbuh<1 n Ekonomi
(LPE) per kecarnat:in dan PDRB per kaptta masing masing dec:gan LPE
dan ?ORB per Kap1ta reta-rata Kabupaten Bekasi. Has1\ dan
pHhi~ungan terse but akan meng hasuka n emper kuadran kelompnk
Kecamatan berdasarkan pert'Jmb\.!han ekonomi dar. pembang•J:lan
PDRB per kapita nya. Keempat kuadrat' terseb::t adalah :
rata-rata Kabupaten, nan PDRB per Kapitanya febih «ecn dari rata
rata kebuparen. Kec:amata11 ini berada pada kuadran III.
38
Dimana : Y, = Vanabel terikat untuk µengamatan kP. i periode t; Ile = Intercept atau konstanta;
Y,. = Po +px .. + s11
3.3.3. Ana1is!s Regresi Data Panel, Anansis Regr<:si data panel d1gunakan untuk men~anali~is faktor
faxtor ekono-m dan sosiet yang rr>empen9a1 uhi uenceperen TPM di 23
kecernatan yang ada detarn wilayah xanupaten Bekasi seiarna 4 tahun
ya1tu tahun 2001-2004. Hal oni dliakulo.an mengingat pennamatan terhadap !PM baru berkembong ':Ian menjad: pertiatian pemerintah
pada akhrr dekade semb;!a'l outunan, sehingga data y3ng tP.~rli<t
s;;ngat terbatas. Mcnuo ut GoJah (2000) datam Lyndon (2001), pcnggunaan data
panel merruhkt keuntunqan-keu.mmqan: pertama, memur.gkinkan
jurnlah data mernngkat, dan ha! ini akan menghas1Jkan derajet bebes
tambahan, s~hingga dapat menguran91 ko!eniaritas antar variabel;
kedua, memasukkan lnformas! yang berkattan, baik den9an variabel
kerat lintang ~cross section) mauoun deret waktu (time sefie:;J lebih
bervanasi dan dapat mengurangi masalah yang rnuncul apabila ade
vanabel yang dihilangkan. Panel data juga dapat mengontrol
hetero~enitas individu (daerah).
Bentuk Persarnaan umum regresi data panel adalah sebagai
cerikut :
kecamatan. Apakah peda kecamatan yang masuk kategori rneju dan
tumbuh cenat. tmgkat pencaaarain IP1\I nya juga cepat atau malan sebaliknya. oermkran juqa pada kecamatan yang relanf tertinggal,
apakah pencapaian IPM nya 1uga tertingga! atau sebaliknya malah
relatif rnaju dibandingkiln pencepaian !PM pada tipologi kecamatan
yang lainnya.
Setel(!h g~rnbaran rnenqenar vanas1 pencapaian IPM peda rnesinq
rnasing noe kecamatan d1peroleh, maka untuk menganallsis faktor
faktor yang berpengarut: ternacao IPM digunakan anausrs regresi linier
:Jerg~nda.
39
Dari fungs1 umum te:rsebut kemudian d1hasilkan varlabel -
vanabel vana akan l.iigu11akan dalarn regresi yaitu:
: Pembangunan Manusia xecernatan:
: lndi kator Perekonomia n Kecerneten,
: Indtkator Pendldikan Kecamatan; : Indiklator Kesehatan Kecamatan;
: Indi kator Demog rafi.
Dirrana : IPM
IPK !PEND
IKES IDEM
JPM = J (IPK, IPEND, lKES, IDEM)
~" lh, ~a_ •••• ,Jl,. = Knefisien regresi;
X1, X21 X,,, ••• ,x. = Vanabel BP.bas (variable sosial dan
ekonomi yang berpenqnruh terhadap pencapaian IPM);
= t , 2, J, ... N, menunjuk ke data cross section
( mdrvtdual/daerah );
t = 1,2, ..... T merujuk ke periode waktu tertentu;
s a = eatat/error untuk daerah ke i dan penooe waktu
t dan drasumsrkan mempnnyai rata-rata 0
dengan varians konstan serta tenlistribusi
!ndcpenden an-ar waktu dan individu/daerah.
Penggunaan data panel juga menernbah dlmensi kesulitan baru
mengenai masalah spesifikasi model; dengan data panel pen;iganggu
(d1sturbanre tl"rm), kernunqk.nan menganclung pengganggu yang
oerkaitan tiengan time series, cross section dan Komblnasinva. Oleh
karena itu pertu dllakukan oenguj1an dalam rl'l'lgka menenrukan model
rnana yang pahng sesue: dengan karaktaristrk data y:ing dlm1hk1.
8erdas<1rkan lendasen teorl untuk faktor-mktor yang
men>pengarut:I pembangunan manusi.l yang diwal(ill IPM, bentuk
umum model yang d1peroleh dan llteratur den beberapa ptmelitlan
\'ang teian dilakukan sebetumnve, antare lalr. oleh A. Gunadl Brata
(2005) dan Putu Eka Catwadh1 (2005), setelah mengalaml beberapa
oenvesuelan den9an tujuan ca11 data yang ter~di11 adalah:
40
'Y = IPM kecamatan
Xl = PDRB per kapita kea.matan ADHK 1993;
X2 = Jumlah sarana sekoJah dasar:
X3 ~ Rasio guru tertladap rrurid paoa tingkat sekolah
dasar;
X4 = Jumlah sarana kesenatan kecamatan;
XS = Rasio te.1aoa medis per 1000 penduduk;
X6 = Kepadatan penduduk kecamatan;
Dengan mengambl1 n.ode1 tersebut kaml menemnatxan IPM sebaoa1 vC1ridbel tenkat, sedancken beberapa variabel l>ebasnya
adalah vanabel yang diduga beroengaruh terhadap !PM, maka mode!
regres1 yang akan d1k~mbangkan adalah:
lua.;
Persentase
nrang/tOOO pendvd1.1k
I • Rasio ')uru terhadap murid tlngkat SD/tU
! ··--:------t----,------,--,----+--...,..,.---- . Kasehat:m • Jumlah sarana kesehatan Un'Vkec;;matan ( Kec:arr.aran (RS, Puskesmas, Pustu)
• Raslo tenaga medls (ookter, b1dan, per'lwat) per seribu penduduk
• Rumah T11n9911 puny~ .----.,.-.,.----1---"a~es terhatiap air-,,..:.be""""""'h~-1-----.-
Kependudukan • kepadatan per-duduk Oran9/Krr. kecamatan
( ·-·--+-------------+-·-·· . ·---· I Pendidikan • Jumlah gedung SD/MI I un1t/kecamatan · Kecamatan
I Orang/murid
Tabel 3.2 Indikator dan Vanabel - variabel Penelitian
sla Manusia (!PM) l erikat ,_ JJ.!L. . J
konomian : • PDRB per Kapita ADt-!K Jutaan Rupiah j VariabE.I · · Kecamatan 1993 bebas
j (Xl) _ _J · Van<1bel 1 bebas 1
{Xl) I Vanabel J bebao; <>CJ> .. ·-I
l Vanabel , bebas I (X4) '
I '1 bebes (XS) v. bebas
X.7
41
Def1 russ 11ari11hlP. saca ra operasional dala rn tulisan ini menggunakan definisi BPS kecuali untuk data yang diambil dan luar
BPS, yaitu :
1. IPM Kecamatan adalah Nilai pencepaton Il'M kecamatan yang
ada di Kabupaten 8ekas1 peda tahun pengamatan.
2. PDRB Riil per kaoiUt adalah nilai produksl l:>arang dan jase ates dasar hama l'<:>ns!<on teh1111 1 ~<n, v~ng dif)ro<luksi (dillasifkan)
olen berhaga i unit nrodcksi di suatu wilayah/reglon pada
jangka waktu setahun d1b:ig1 .'.!<!ngan jumlah pendurluk
;iertengahan tahun wrlayah tersebut.
3. Jumtet» sarana pendldlken dsssr: adal;ih Jumlah gedung
Sekolah Oasar (SD) clan Madrasah lbt1daiy"'h (MI) yang ada di
tlap kecarnaran: 4. Raslo guru terneaeo murid pada tmgkat pen<1/dlkan d3sar
adalah banvaknve gu•u Sekolah oeser (SD) dan Madrasah
Ibt1da1yah (MI) dibandlntiken deng?.n juml1th muridny .. ;
5. Jumlah sarana kesehl'tan: adalah ~umlah rvmeh sakit, puskesmas den puskesmas pembantu yang ado di clap
kecamaten. 6. Rasio tenaga kesehatan per 1000 penduclul< adalah bllnydk11yt.
tenaga kesehatan yan9 terdin dan dokter, bidan, oan !)erawat
d1 pussesmas dan rumah saklt umum pemenntah dlbagi
dengan jumtah penduduk kemudlan dlkalikan 1000.
7. Kepadatan Penduclul< adalah jumlah penduduk yang ada di
kecamatan yang drarnatt dibag1 dengan luas kecamatannya;
8. Persenrasi rumah tJngga yang mempuny<1i ekses terhildap air
berstn adalah [umlah rumen tangga ycm•J punyet akses
ternacap atrt bersth d1bag1 seluruh rumah cangga dalam satu
kecamatan kemudran drkalikan 100. llntuk mend uga para meter da r1 persa rnaan reoresi data panel
digunakan rnetode kuadrat terkec1I (Ordinary least Squares/OLS),
'X7 = persentase rumah tangga yang mempunyai
akses terh<>dap air berssh.
42
?¥ \VJdal)l)nO dalam 1:.·1«.momerr1ka. T1tor1 ,fa1t AplsJ<"',.,, pa,ge 262.1ih:u ~uga S\.3t1f S~'Dhtltl l'.:uiolalMn Data Pq,,el, pase S
= 1, 2, 3, ... N, menunjuk ke data cross cecnon
(i nd1v1dual/ oaeran ); t = 1,2, ..... T merujuk ke perioae waktu tertentu;
3.4.1. Pe11dekataan Ku3drat l'erkec!I (Fooled Least Square)
Pendekatan paling sederhana dalam pengolahan data panel
ade1lah denga n mengg unaka n metode l<uadrat terkecll : 01.:3) brase
yang urterapkan dalam data yang barbentuk panel (kombin.ll>i antara
data nme series dan data cross secton). Tehni~{ ini 111ga d1kenal dengan
nama esttmasi Common effea. IJalam model ini perrl'lku diasuons1kan
sama antar indiv1du (daerah) dan antar waktu. Oengan demikian baik inrPrsep maupun slop antar waktu maopun antar if'ldividu dianggap
konstan, asumst rru jelas sangat berbeda derrqan kenvataan
sebenarnva, karena karakteristik antar indiv1du Jelas tidak sama.
Dalam anansa model reg•esi data panel ada t1ga pendekatan yaitu
( 1) pendekataan kuadrat terkec.t (Pooled I.east Square) arau estimasi
common effect, (2) pendekatan efek terap (Fi)(ed Effect) atau sering
j~ga drsebut tehruk Least Square Dummy Vansbel (LSDll) dan (3)
model pcndekaten eFek ecak (Random ~fleet)-;:>..
3.4. Pendekatan dan Pemllhan Mo'!lel
vaitu dengan mengoptimumkan jumlah kuadrat dari residual (sisa)
yang rnerupaxan jarak dan nil;u pengamatan dengan 9t1ns n~gresL Bila
sem ua asu ms: terpsnuh i, koef1sien reg resr pada persamaan regrest
terse but mcngu kur besarnva penga ruh vari<1bel bebas X terhadap
variabel reriket Y. Sementara kemarnpuan model secara keseluruhan
dalam menerangkan variasi perilaku vitria~el tenkatnya ditunjukkan
oleh 11lai ~oefisien determlnannye (R2),
Pengola nan data dilakukan denaan bantua n komputer
menggunakan Software EVlews 3.
44
l.5. Pengujhm Model
PenguJ1an model ini lebih diarahkan kepada uji model dan uji
asurnst pada modal rP,f)resi delta panel. sedangkan untul< Indeks Wrliiamson dan T1pologi Klaasen s11dah cukup jelas dapat dilihat dari has1I analisis, pengujian mocel dimai<sud meliputi:
a) Uji Prlrsial (uji t), dil~kuklln untuk mengetilhui apakah valiabel
bebas dalam model regrl!si bener-oeoer mernpunyai penqaruh
yang berart1 terhadap varibel tP.nkacnya. Statls1:1i<. -.;ji yang
d1gunakan adalah stansnk t hitUng yang meruoakan rasio antara
koefisren regresi terhadap standard ermrnva. Oalam hal ini
chgunakan p-value (Probabilitas menerima Ho} atau juga disebut
signifikansi t (s1g.t) yang dibandingkan dengan taraf ..iji o. Jika p-
a. PenguJ1an F untuk pemilihan model Pooled atau Fixed Effect
UJ1 F digunakan untuk mengetahui apakah tehnik regres• data panel
dengan Fixed .,rr.,<.t lebrh lliiik dan model negres1 date panel tanpa
vanabei dummy dengan rnennar nes1dua1 sum square (RSS).
Adapun uji F statistiknva auaran set>gai berikut:
F N+T·2.N'·IH = (RSS. - RSS2) / IN + I - 2) (RSS2) I (NT - N - T)
D1mana : RSS1 ~ residual sum square model pooled
RSS2 = residual sum square model fixed effect;
N = jumlah kecamatan; I ., jumlah waktu.
Jrka dari hasil perhltungan tersebut F uj1 lebih besa_r dari F tabei,
rnska model yang cocok untuk karakteristik data yang sda adalah
model efek tetap (Fixei.J Effect).
b, PP.ngu11an Hausman untul' menentu~an pemihhan mod~I Fixe1 F.ffect at;w Random E:~ct
UJI Hausman tJdak kam1 lakukan, kanena data van~ digunakan
adalah data POPvlasi, bukan sampel yang dlp11th secara acek, rJengan dem1k1an kc:ml hanya alc"n rnen\)uji pemihhan model antara
pooled atau fixc1d effect dan tidak melakukal' perruhhan model random effect.
45
value -e; a, maka rupotests no\ d1tolak, yang bcrart\ bahwa
variabel be bas tersebut mernpu nya1 pengaruh yi:inq signifikant
terhadap vana bel teri katnya.
b) IJJI model secara keseturuhan (uji F}, dllakukan untuk
rnengetahui apakan model regresi secara keseluruhan dapat
menjelaskan vanasl perilaku var.abel terfk11r.. Statistik uji yang
digun!'lkan adalah Statistik F hitung yang dibandingkan dengan F tabelnva. Dalam Eviews bisa Juga digunakan o-etue (Probabilitas
menerima Ho) atau juga disebut s1gn1fikansi F (sig.F) yang
dibandingkan dengan taraf u.!i o. Jikcs ~11a/ue < a, make
hlpotesis nol ditolak, yang oerarrt banwa model tersebut deoet
menjelaskan variasl perilaku vanabel terikat secara slgn:fikant. c) Ujl Koefisien Detennin;;,s/ (R2), adalah 11nh1k m~ngetahul
pros-entase dari model datam menjelaskah vartasl perilaku
vsnebel terikat. Makin t1ngg1 persantase R2 (mcndckati 100%), oerern mak:n t1n991 kemampuan model c!al11m menjelai:k.an
prllal<u vartabel terikat.
d) UJI Ast:msl, Asumst yang harus ,jlpen uhl da tam penggunaan OLS
adalah: t) E(g,) = O; I= t , 2, 3 .... , N. Asumsi inl menvatakan bahwa
nllal harapan (rata-rata) dart a, (selis1h antara nital penduga Y
dengan nllnl seber-arnva) adalah nol (O). Menurut Gujarati
(1978), esums: in1 mungkin tidak sangat kritis darl segl
prakt.s karena hal fni hanya mempengaruhi intP.rsep dari
reoresr dan dalarn praktek nilai mtersep biasanyo !ldak
terlalu pentir.g.
2) Var (•,) = cr2 ; i = 1, 2, 3 .... , N, Asumsf ini menyatakan
bahwa keragaman (Varian) dari o; untuk setiap penggunaan
adalah same yaitu sebescr <!. Kondisl ini di sebut
Homo:skedastis!tas ateu verlans sama. Penggunaan data
panel berarti juga meng9unakan data keret lintang (cross
section date) dan ini bisa dresumsikan bahwa model
melakukan pelanggaran homoskedastisitas. Salah satu cara
46
'.>l' SyahnaJ. Syar1f. Pettt;t>luhun Dalo Pm.sl. J>*.ge h 7-l !bJ~ :w (,
4) Tidak ada Afultllcoleniaritas diantarz v;,.iabe1 bebas. Kondisi
multrkolenierltas terjad1 Jika ada vartabel bebas yang
mempunyai ko,elas1 (hubungan linier) 'fang kuat dengan
!"(4-dl) < DW< 4 j Terdepat autokorelasi negatif r di :5 ow s du atau ·-··rTldak dapat disim-pclkail.- 1 (4·du) S DW S (4·cll) ;
~------
I >--------------·t-=--:-----:---:--:----,C":":'--t ' OW < di Terdapat autokorelasi positif
! du < ow < (4;du) I Tidak terdapat autokorclasi
Kestmputan Nllal Slatlstlk DW
Tabel 3.3 Perbandlngan Nllal Durbin Watsor. Statlstl!< untuk
UJI Autokorelasi
untuk mengecek bomcskedastisuas yaitu dengan melihat
Sum SquiJre Error (SSE) sebelum dan sesudah diben
perla kua n c:1oss section weights dan White Heterskedastidty
coasssten: standard error and covanil11ce. J1ka nilai SSE
sebelum d1 benka n pertakuan terse but lebil\ besar dart SSE
sesudahnva, dapat drasumsikan terjadc heteroskedastisitas, den setelah diberi pertakuan seperti di etas. model dapat
drasumsikan homoskedast1s1tas30•
3) E {e,. e1) = O; l "' j; Asurnst ini mcnyatakan bah1•:a tidak ada
Autokorelasi dari e, y6ng berurutan. Robert S. Pindyck
(1991) datam Syahrtal mengatakan bahwa autokorel.>1 dapat
memoeneaarvm efes1ens1 dan estiri''dtornya. Asumsi inl
dapat ~1uii dengan meinbandingkan angka Durllin WalSon di h;incllngka:i dengan rabemva, nllai OW yang ideal l>erada di
sekitar angka 2, dan care mengatasinya dalah der.gan
membcnken p!>!rlPkuan cross sect1un v:eight:;, seh1ngga
diperoleh angka Durbin Watson yc.og lebih balk:.'
A1:tokorelas1 b1ase nyai sering tened I ptiuti d11ta time srrtes.
47
.'2 lb1d haf 6 "L1h~' AchJar, NuJul dalam f>tspr.rtlrl• I'cmtxmgrmun Ht:gwnnl
Keleb1han tnceks Williamson adalah mudah dar, prakns untuk
mehhat adenva ketrmpa ngan c1ta u disparitas antar region rneupun
w1Jayah da:am satu re(i1on tertentu, seda1~~kan kelerr.ahan 1ndeks mi
ada lah ka rena tiersifat agre9at, sehingga tidak dapat dikf!tahui deeran
mana saJ<' yang mernbenkan kontnnus, terhadap disparitas".
Namun dermkian karena tujuan penuhsan ini SP.ndiri hanya untuk
mehhat tingkat dispantas yang te rjad1 di Kabupaten Bekasi, m~k<1
pengunaan rndeks ini sucah cukup untuk d1gunakan.
Mengingat Indeks Wi!lla,nson hanya mampu memberikan
gam bar an ten tang terjodinya keum l)angan secara cigre9at dari tahun
ke tehun, aka n tetept t1di!k bisa rnernberlken g;1mllara n mengenai
variast kernajuen atau pertumbuhan perekonom1an m:;:;mg-masing
kecamatan, maka untuk mencoba rnenqunqkap t1ngkat kesejahteraan
senap kecamatan dari sisi pertumbuhan PDRB per lcap1ta dan Laju Pertumbuhan Ekonominya, d1gunakan anahsa Tipologi Klaasen.
Tipologi Klaasen mempunya: k9lebi han dapat mengelornl)ClloJc:an
kecamatan berdesarkar. laju pertumbuhan ~konomi dan pertumbuhan
PDRB nya, seh1ngga dapat dilih;it tingkat kemajuan bcrdasarkan
perkernbangan pendapatan dan laju pertumbunen ekonomi masing-
3-6. Ke•ebihan dan Keterbatasa'l Mode!
variabel hP.has la inn ya. Pendeteksian Multikoleniaritas dapat
d1la kukan dengan m~h hat a pakah korelast sederbana anter
variabel bebasnya adala h t1n991, ka rena untuk data panel
dalam Eviews udak ada fas1l1tas untuk mengeceknya, maka
akan didetek$1 dengan menggunakan SPSS 13.0. Dengan
r-iennet Pearson Correlation matr/ks-nya, apabila tidak ada
~nQka yang melebihi 0.8, berarti tidak ada multikolineanta s". Sa la h satu pemecaha n yang sering
rlilakukan untuk mengats1 mult1koleniaritas adalah dengan
r.ienghllangkan variabel yang sangat berkorelasi, dengan
resiko kehilangan i nformasi dari variabel tersebut.
48
masin9 kecamatan. Kelemahan alat aoatis1s ini adalah karena terlatu
scderhana, sehingga ndak dapat mengungkap tin9kat kesejahteraan
secara menveluruh.
Pendekatan mengenai tingkat kesejahteraan yang dianalisa
uenqan model Tipologi Klaasen h;myatah pendekatan dari sisi ekonomo,
belurn rnencakup variabel lain, khususnya variacel sosial. Di sist l'lin
akhir-akhrr ini para pemerhati kesejanteraen manusia telan
rnensvaratkan agar pP.nilaian tirrgkat kesejahteraan mencakup variabel
ekonomi dan non ekonomi, sz!ah satu ukuran yang sedC1ng digalakkan
oleh Badan lnternasronal, pemenntah pusat maupun pemerintail daerah adalah indikator lndeks Pemb.angunan Manusia {IF-M). Dengar>
dermkian urgensi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiBrt Indeks
Pembe:myunan Manusia rmmjad1 sangat rnenenk untuk diunqkapken,
Kelemahan kedua metooe dicoba 1~mpumakan dengan model
ket1ga vaitu reyresi data par.el ya;;g al<an mencoba mengunQka p
faktor-raktor yang mempengc.r..1h1 pencaoaran IP~1.
49
4.1. Kondisi Umum l<abupaten Belcasi 4.1.1. Letak Strateois Kabupaten BekaSI
Secara geogra'is Kabupaten Bekasi memi!iki letak yang sangat
strateg1s. Bersama daerah yang lain y-dng masuk dalam kawasan
8odetabek1 Kabupaten 8ekasi adalah S<llah saw wilayah penyangga
OKI Jakarta, maka kDnsekwenSI arah kebiJak;;m pembangunan
K'\lbup~t"n 6ekasi pun tak teneoas dari orle1ltaSI l<epentingan naSiona1.
Hal ini terlihat dari kedudukan Kabupaten Bekasi dalam kcbijakan tata ruang rnakro baik dalam Rencan'l Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN), Rencana Tata Rt;ang Wilaya:1 Propinsi (RTRWP) Jawa Barat,
maupun Jabodetabek
Luas w1layah K<ibupaten Bekasi -nencapai kurang lebih 127.408
lia. Secara admmistrasi te1bagi dalam wila~ah yang terdiri d • .ri 2'3
kecematan can 187 desa, dan ~mpai dengan akhir tahun 2005
Kabupaten 8e~as1 belum memiJunyat kelurcihan. Dari 23 keramatan
~ar.g ada, kecamatan Muara Gemoong rneruoaxen kecamacan fang
ralln~ luas wilayahnyd (4 009 I-ta) atau 9,6% dari luas Kat>upaten
8ekasi, dan bcrada di wilayall paling utara yang lc.ngsung t>erbatasan
dengan Laut Jawa
Sebagai salah satu w•!ayalt per.yan99a ibukota Jakarta, maka
wilayah Kabupaten Bekasi 1u~a men1adi alternatif pilihan tempat
oernukiman, penyed1a lahan 1ndustn dan lciycman ja'.:" lainnya. Hal im
tentu saja berpengaruh ternadap pertumbuhan jumlah penduduk dan
perkembangan wilayah. Kecamatan-kecamatan yarig dekat dengan
Ibukota dan mempunyai akses tranwortasi yang bagus seperti kereta api. dan jalan tol, serta !<ecamatan yang berada di seldtar kawasan
Industri dan ousat pelayanan jasa, penduduknva cenderung lebih
banyak drbandmqkan kecamatan lainnya. Salah saru kecamatan di
Kabupaten sekas- yang paling banyak jumlah penduduknya adalah
Kecamatan Tambun setatan.
BA81V
GAMBARAN UHUH KABUPATEN BEKASI
50
Rurnusan V1si Kabupaten Bekasi Tahun 2005-2009 adalah
mewujudkan "Hanusia Unggul rang Agamls berbasi:s Agribisnls dan Industri Berkelanjutaa•. V1&' ini akan diwujudkan melalui tujuh
M1si yaitu: (1) Meningkatkan kuahtas manusia yang sehet, pinter dan
oener; (2) Menlngkatkan profestonahtas institusi f'emerinlah Daerah,
Of'RD, dan rnasvareket: (J) Mendorong terclptanva masyarakat
berbedeva, demokratis dan agam1s; ( 4) Memberdayakan usana kecil,
4.1.2. Visi dan Mls:l Kaoopaten Bekasl
..... ·--·· --~.t:.· .. ·~,:.':'t::;:' .. "- . - ·-··-·-'---'----'--- -'--------·- ..
~
·~r-tf4t~ ~i fil-
~'~ II, s
·~ ii z ~
' 13 '
..• - ' H+---+,_-. -r-i'··~ ''· . ·. r s
Pl:TA. ADNDJL~r ~~ .• \TOl.c\.\~I
----'"""'· ~
(. ·--·,··-------
Gambar 1 PETA ADMINISTRASI KABUPATEN BEKASI
52
Besarnya peran sektor mdustn bisa dipahami Karena di wilayah
Kabupaten Bekasi terdapat benvak St:!l<ali keqlatan indu~tri be!'.ar dan
i<ecd, baik yang tergabung dalam kawasan industri, sentra industri
keol rnaupun bcrdtri sendi ri terpisah darl kawasan.
Sumber data PDRB Kab Bilkasi Menurut Lapang~n U.aha lallun 2001-2004.
.• f-.1-! _!:erta111an . - . ..ll! 2.;\2 2,W 2 37 I ~- . --- ... l--l : J ' Pertsmbannan Pen""311an _ ..•.. !',F 0 30 034 0 361 ·L...}: lnduslli Penoolahan ····-~·3.d!i. 62,67 . .... 82 24 81 77. ! ..... t 4 L1Mk osn A1r berSlh 079 0.90 1 00 111
1 '7 . I 22 124' 1 2,7 S . Banouna.!1.!.~~stn;~~.·- ·---·- I 6 ! Perc1a~a1gan, Hotel oan J l Restoran __ ....!!J~ I 6,60 ~ 6,92' 9.1;?_
I 9 Annkutan ~~. Komurnkasi 0 95 099 1.021 1.Q? ... \ 8 Keuanoan dan Persewaan 0 80 1,041 1,20 i 1, 19 l . 9 I Jasa-ia$ll 1 66' 1,72 ,,,,_ 1,12 J 1:~ ····-'-
Titel 4.1. Ol4rtribual PeraenlaH PDRB Kabupaten Beka•I Tatnm 2001· 20M
(Alu Dasar H•"'• BtollkU dll•m ~,..n1 .•• SEKT(JR 2001 ! 20112 ~~-~ ·-··~;;.-i
•
mengingat sektor 1ni justru dapat menvediaken lapangan kerja yang
cuku p besa r, tsrutema di pedesaen. Selain sektor pertaman, sektor-sektor yar.9 memllik1 potensi
kuat dalarn rnempercepat dinamika oerekonormen tsrsebut adalah
sektor industri pengolahan; bangunan/konstruksi; perdagangan, hotel
dan restorsr.; keuangan, persewaan dan jasa perusanaan: dan sektor
jasa-jasa l!)innya. Sumbangan sektor mdustn terhadap PDRB tanun 2001 mencapai
83,48%, tahun 2002 senesar 82,87%, tahuo 2003 sebeser 82,24, dan
pads tanen l004 rnencaoat 81,77%. Dari data tersebot terlih11t tiahwa
konrnbi-sl sektor industri penqotanan terhadap PORB Kabupaten
Bekasi, walaupuo rnasih sangat besar, tetapi cenderunq mengalarr.1
per.mur.an, sedangkan sektor-sektor lamnya, terutama sekror
perdag11ngan, banqunan, keuangao dan jasa, justru seballknya,
cenderunq menga~~mi pcnmgk11tan.
Gambaran lebih l.;ngkap mengen31 kontribosi seKtor terhad3p
perekonorman :<ai.>upaten Bekasl tersa11 delern tabet 4.1 ber-knt ml:
53
Sumber <1au: PORB Ka00pa\e11 Be~ lllenJM Lapill'llllf' Usalla 13hun 2001-2004.
....J.< , gA8ANOBUN.t;OlN ' 0.51 >--- _ (?,"'53'-+---'-0=.53. .. !),53 23 • l!IUARA GEMBONG ···---+---'0:.38=-i---=0.,,39o:..+--0"",.4""'1'-+-----=0"-'40=-l
TOTAL 100 100 100 100 ~---··-· ------~---~----~--~~---~
2003 2001 KEC zo02 I ~~~~-+~~~~ r- 1_ SETU -·· f----f:,59:...'---=0"".S'-'-f·t· .. !),6,,_3-+---0"-'.=64'-! t, ~•~S-=E=RA~N~"'=~-=e~A~R=u___ G.60, 0.11 o 74-+- o~.7-~_.1 ' ~ CIKARANG PUSAT --+---=c,,.s:-:1,...: __ -:o,,.,.5=3+----=0-:.5=5-r---· _ _Q,56 ; I 4 CIKARANG ~E:.L/~T_.AN __ ..., __;B=.M'--. __ .:.•"-7.='+----=':r.:··7'9~f- -----~li..; ! s CIBAPUS"-H ----+-----'C=82= ; 0 ~ 1----=-0'-",84-'--+---'0~.SS~! }- F, BOJONGMANcU .... _ _,,o"""- .,.,-l---0"""'234' __ 0"62~~ . . . o. n · 9 CIKARAN_·~G_T_IM_U~R---+--~3=.24'--+-·· 3,22 j 3.23 1 3"-,2_1_, i 6 KEDUNGWARINO,,; 1.~ 159 ~ -···· .t.6=0-+---~1 =Se"-' !-E cn<ARANG UTA.AA-·.··-~ 8,11 8,65 [ _ _,8"-'.6'-'3-+-----'l"',S"'O--li . 1C KARP.NG BAf-AGIA 0.57 0,80 i Oo1 0.61 !
11 gr_BITUNG . ···-+---'-f"'.(=- :Hl- __ ..:.14.=13::...! 14.46 14.23 I f.!!2:-...:· Cl=':'-'KA"':'RA':!N'CG'=6e::AAA7."-T:----t--'36,:="03:7-f---'·~""Z='0;-1i-' __ 36,02 __ __.3'-"5=,~-· 13 TAMBUN SELATAN 17"-~ 1728 ! 1127 · 17 28 14 • TAMBUIJ \JJ~:.:FiA~:_---4---'0"'.94~f----'0=9C..}_ 0,95-1-.-....:0:.:··9~4-l 15'-=BAB'-=E"'LA"-"-N------! ·--'1'--',4-'-1+---1"-,4"-'5'-+----"1''-'46 _ 1,4~.
;-J.? TARUMAJAYA ---.+----=0.,6"-1+----"0<=63=+---"0"'65"'-+---"'0'--".?"-l5 ! 17 · TAMBE;..ANG 040 0.40. 0.41 0.41 I 18 SUKAWANGI 032 03J 033 033 ]__!JI SUKATANI 1 1,05 . 1 CS 1.0'-7+---1'-",D6=-I I 20 SUKAKARYA --·- o.34 o 35 o.35 o.se ! 21 PEBAYURAN 0.55 0 5F> 0.55 O.SS
, ...
Pada masa pertumbuhan mdustrl dtirinqi pula oleh penarnbahen
jumtsh penduduk, karena pengembangan industn membututtkan
tenaga kena yang banvak outa, sehingga pada wilayah keca matan
yang banyak pahriknya atau yang berada dalam k~asan industri,
jumlah penduduknya cenderung meningkat dengan pesat.
Penmgkatan sektor-sektor lam di luar indu~tri pengolahan tentu
saja d1harcipkan eken mampu mengurangi konsentrasi penduduk pada
wilayah tertentu, seh1ngga d1harapkan pula kegiatan perekonomian
tidak berpusat pada satu wilayah tertentu seje, dan pemerataan
pembangunan dapat dirasakan oleh semua masyarakat.
Jika d•l:hat dan kontribusi PORS per kecamatan ternacao PDRB total Kabupaten Bekasi dari tahun ke tahun selama oerode 2001- ?004, dapac d1ar.;ilisis dari taoet 4.2 berikut iru:
T ii bel .l.2. Disrtribusi PGrseirtase PDRB Kabupabln &.lcasi.,.... Kecamatan
_'!_ahun 21101· 20C4 Ata,._OUM'~~ Be'1alcu :ciaiam pe_rs_•'""nl~---~
54
Dari , data tersebut juga ~rgamb<lr bahwa secara umum
kontnbusi masing-masing kec:amatan terhadap total PDRB cenderung
menmqkat, namun apabila d1kaji lebih jauh ternyata hanya ada S
(lima) kecamatan yang PORB nya mampu memberi kontribust di etes
5% terhadap PDR8 total Kabupaten Bekas1, dan selerne periode 2001-
2004 temvsta 5 kecamatan tersebut mampu member! kontribusi rata
rate sebesar 85,05% per tahun, ~dangkan kontrtousi 18 kecamatan
lainnya hanya sebesar 14,95%. Hal im berartr juga bahwa lebih dari
85% oerekonorruan Kabupaten Bekasi dikua~ai oleh hanva S
kecemata.i tac1 nan l<urang dart 15% d:n1lcmati oleh 18 kecamatan lainnya.
t.aju Pertumbuhan Ekonorr.i Kabupaten Sekc>~i antera tahun
2001-.?.004 juga cenderung memngkat, rata-rata rnencapat angka
S,27% eer-tabuo. La;u Pertumbuhen Ekonomi l<abupaten Sekasl f'~da
tahun 2001 seb~sar 4,3%per ranun, pada tahun 2002 mencapai
4,95% per-tahun, ta'iun 2003 sebesar !i,73 % pcr-tahun, clan pada tahun 2004 mencapai i;, 11 % per-tahun.
Secara umum Laju Pertumbuhan Ekonomi mengoambarkan
tingkat kernajuan dan perkernbanqan perekonomian dararn satu
witayah/kecamatan datam tahun tertentu, uleh karena itu LPE jugil
sering dijadikan sebagai salah satu ind1kator pembangunan. Demikian
juga dalam hal pembangunan kecamatan, loju pertumbuhan ekonoml
kecamatan yartQ dlcapal sering dijadikan tolok ukur oleh pemerintah
daerah delern meoilai perxembanqan kecamatan, dan menjadi banan
pertimbangan dalam menentukan garts ketiijalcan pada tahun berikutnya untuk kecamatan tersebut.
Persentase sumbangan kecamatan terhadap pembeotukan PDRB
total Kabupaten Bekas• sangat bervanasi, namun dem:kian
kecenderungan yang terjadi adalah kontribust utama tetap dldomtnes,
o\eh kecamatan-kecarnatan yang mempunyai karaktertsnk wilayah
induscn ateu pusat peteyanan jasa llengan konsentrasi penduduk yang besar,
Dari tat;el 4.3 terllhat dengar jelas bahwa nenva oeberepe
kf!(:;iomatan saJ<1 y;ing me!')unyai taju perrurnbuhan ekonoml konslsten
di atas laju pertumbuhan ekonomi kabupaten Belt-3st, ~c1aflgkar.
sebagian besar masih berada d1 bawah laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bekasi.
Kedua tabel terakhhsr (tabel 4.2 den tabel 4.3) secera konsisten
menuojukken keadaaar. yang cukup rnempnhennkan mengenai tingk<it
kettrnpanqan pembanqunen d1 Kabupaten Bekasi. Dengan k.ata lam
dapat dikatakan juga bahwa tidak semua wilayah di Kabupaten Bekasi
mempunyai tingl<at kesejahteraan yang same, yang bersrn juga
terdapat k.esenjangan dalam perek.onomiannya.
Sumb@rdata. PORB Kabupa1en Bekas1 Menurut Lapangan Usaha tahun 2001-2004
15 f!A8Eo...AN 365 JM i-- .. - .!>.~ 583 .. , ,.,. __ ---~s1 I .1! TARUMAJAYA ·-·- _ .••. 3.11 ... 3,_9 .. ---~.!.
17 -TAMBELANl'l ·--· 2.07 :< 4S. 5,45 .. 5,~ 16 SUKAWANGI 1 81 2.21 4 79 4 7~ -- 19 1 SUKATANI 3 411 4 31 60A 5 7'9
" . -=·· J.9.1..fil.M~~ .... 2.01 337 4Mi ... ~<~ -- .. ,., _ _..,_
21 PE6AYURAN 1.63 342 .. 4 5~ 4.54 ..... 22 CARAN$9UfllGIN 1 97 3.03 4 89 5 11 I 23 MUARA GEMBONG 2.95 3.57 '"7 4,~ l R~ta-~ta l<.tb bekas~ 4,J __ 4~1!~ ___ 5J.'S 6.11
Laju l'ertumbuhan Ekonom1 (LPE) untuk seluruh kecamatan
secara lengkap daoat dilihat dalarn tabel 4.3 berikut ini. Tt1>4114.3.
LaJu Pertumbuhan Ekonomi Keeamatan se Kebuoaten Bcl<HI Tahun 2001 • 2004
I NO. i<E.c~AM~A"""r"'"Ati I - 2001 2002 ; 2003 ! 2004 1 SETU i 3 34 - . ~.06 ( ... S.67 I 6,13 2 SERANG BARJ 3,64 4,34 · -~,61 f?,g_ 3 CIKARANG PUSAl' a.56 . 4.13 . •. 4.74"('"""_ . ..£?~ 4 i CIKARANG SELA TAN 4 37 4,91 5,BS T' . 6, 16 '
>-· 5 CIBARUS~~. 3 64 .. ··457"""°- ··- 4 95' 5,59 ! __§ BQ.j()NGMANGJJ ... -- .. J. 2,92 3,76 4.42 4,78 :
'ii CIKAKANG TIMUR • 4,15 4,63' 5,64 ~.1 8 KEDUNGWARINGIN 4 19 4 ti7 5 81 ~5.7. J
,_fl,..Q~RANG UTA~~ .. ---'.... 4.31 5.22 ! 5.74 - 614; 10 KARANG BAHAGIA . 2,73 5,65 ~.~_1 5.83 11 CIBITUHG •.43 s.os 5 69 8 21
,....J.£_ i GJKARANG aARA r .. - 4.7B i 2.67 s.rt; ·- .... '·~ I:!. TAMBUN SELA TAN 4 !!.,.::.._~_,_! · S 13 6.18 14 TAMAUN UTARA 3.6 5,47 5 93 5 9£_
56
·" Kobupaten B<l•&S• Dal am Angl;a 20C4 bal 12
Berdasarkan data dan BPS dan Bappeda Kabupaten Bekesf",
jumlah penduduk Kabupaten Belc<!si tahun 2004 dari hasil P4B (Pendaftaran Pcmrhh dan Pendataan Pendud11k Beri<elanjutan) untuk
memilih !egislat1f den presiden mencapai L 950. 209 jiwa, terom dan
996.150 Jakt~lak1 can 954.059 pererupuan, dengan rasio jerns kelam1n
104,4. Penduduk menurut umur rnenunjukkan bahwa penduduk usia
produktif (15-64 Tahun) mencapai 1.310.2.37 orang atau o9%,
sedanqkan penduduk y;ing belum produktif (0-14 Tahun) sebesar
545. 766 .orang atau 28%, sementara jumlah penduduk yang tidak
produktiF Jagi (65 tahun ke etas) sebanyak 94.206 orang atac 3%,
sehingga beban ke!ergantung'n sebesar 48,04%. Senumta•a pen1-ebaran pendud•1k di Kabupaten Bekasi t1dak
menyebar secers merara, e-nnva aria beberaoa kecamatan yang
jumlah penduduknva sangat ~nyak, aka.) te~pi ada juga kecematen
yang jumlah penduduknya dr bJwah rata-rata kabucaten, Konsentrasl
penduduk terbanyak berdomihst di Kecar.iatan Tam~un Selatan yaltu
16,8;%, ~dang y01n9 pahrog ~ikit ber~da d1 i<:ecamat.an
Bojongman9u seoeser 1,20%. setatn di xecerneten Tambun Selatan, konsentrest penduduk
Juga terjad1 di Kecamatan Cik.:1rang serer, Clb1tvng, Clkarang utara dan Babelan. Hal .roi terjadi karena lokas1 kecamatan tersebut letaknva
berbatasan dengan Kota BekaSJ (Tambun Selatan dan Ba!>elan),
dengan akses transportasi yang bagus, juga merupakan ternpat
beriokasinya kawasan industri (Cibitung, Clkarang Utara tlan Cikarang
Borat) dan pusat perekonomian dan jasa ( Tambun Selatiln, Cibitung
dan Cikanmg Utara ). Per1<embangan penduduk selama tahun :2001-2004 yang
tersebar dalam 2.3 kecamatan di Kabuoeten l:Selc:asi, tersaji dalam tabel
<t.4 berikut 1n1:
4.2.2 Kependudukan dan Kua!ltas SUmber Daya Manusia
4.2.2.1 Penduduk
57 " Ibid ha! 13
Sumber d6ta. BP5 dan Bsppeila Ksb Bekasi, C1olah
Masalah laln dalarr bidang kependudukan yang mendapat
perhatiari secara senus oleh Pemkab Bekasi adalah rnasalah tenaga kelja, yang cenderung merunqket se1rrng dengan pertumbuhan jurnlah
penduduk. Penduduk yang berumur 15 tahun ke at~s adalan mereka yan11 digolo11ykan penduduk usra kerja, pede tahun 2004 usla mi
berjumlah 1.404.443 orang atau 72,01 % dar1 jumlah seluruh penduduk. Sementara itu, pencari kerta yang terdaftar di disnaker
tercatat sebanva k 22.435 orang, mereka yang ;>a lino banyalc adalah
kelompok pria (11.747 ora11~ atau 52,36%). Dari pencari lcerj;i
tersebut, jumlah yang rersalurkan hanva 6.068 orang atau 27,04 %. Dari 1umlah int kelompok perempuan paling banyak mendapatkan penemp<:1tan35•
Tabe14-4 JUMLAH f'ENDUDtlK DAN 1..UAS WILAYAH KecAMATAN
SE KABUPATEN BEl':ASI r I .. ·- ---·· ·- -··
Wl~All I 1 No I JUM!.AH PENDUDUK
KECAMATA~ . 2001 2002 2DDJ 2004
G7-7&0 >-·--68 606 7i898 - (H<1l..~ i SETU 611 742 6.216 2 SERANG eAiuT 50611 - . ·- SI 604 53.291 5'1.9(j 6.)80
i 3 CIKARANG-PUSAc 31018 32 042 I 33.849 ,, 71~ --._7(,~ I CIKARANG St.ATAN S9.601- 6(1.90~ : 63.757 78155 5.174
.. • 5 I CIBAWSAH 48 952 I sc_242 : si 305 5i~il s o:I~ -- 6 eoiONGMANGU : Z2.654 2:< 740 I ii4ll 23 446 6 006
[_ i- ao<A.V..irc 111-t.m. 64.343>--6s 623 I 6~ 871;- ~··· '1o.9S5 5.131 I ; I 8 . KEDUNGWARIHGINT 45 892 --46.BSO 46-954 49 S7S J 1~3 .
···---- .. J. -· I 9 CU<ARANG UTAAA 145.908 148.430 1~~.44G. 1!.oi.:216 ·- •. :i~n 1-10 l<ARANG BAHAGI/. -10-309 - ··-11.866 n.1193 ·- 73.964 4.610. ' :1 CIBITUNG
,_, ..... lC!l,359 110.500 115.708 138.3911 4.530 1
' 12 Cll<Alll<~G BARA~ 129.634 132.227 USl.333 1-D.5_9~ _ 5.3&il ·13 Tiliiteoii SELATAN t 21:3.•10>--21a.303 2!14.335 3.2&.110 4.310 14 . TAHBU'I UTARA l 10.;~o 71.660 7S.578 SS .~n9 3.44~ i __ ,____
I 15 i 8A&a.Afll I 116.640 1l,,SS3 1Z6.1f9 14J 500 6360 . t 16 [ Tf,RUMAJAYA I 61:843 62.845 66.0Sl -79 204 S.483 i
- -31.370 _,
17 TAMBEL,NG 33 6S3 34426 . 33 ~741 J.7~1' ..... ' 18 I SIJKAWANG! 36.811 ;1,611 I ·--37.977 39.8~9 6719 .. ssns ! ···--57 007. ~.iiJ 3.7S2: 19 SUKATANI
·t 61 057
20 · Sl;K.6JCARYA 39.017: 39549 <Ml.378 42.085 4.240' Bl 66fJ - I
21 FEBAYURAN I 82.542 ·, 83 6St 88.349 ~34· r 22 I CABAt:Gl!IU>lGlri . i 47 770 ......... 4~.735 4S SO:! 46 ss2 ~ •. 970 I 231 MUARA GEMBONG. - J~ 5931 33052 33.014 34.723 14 009 I ~ BEICASE : 1 696 4l5 1.727.066 l 8118 817 1 '.150.lG~ 127 408 i
58
Sementara rtu, APM bngkat SLTP justru mengalami trend yang
lebih rendah d1bandingkan dengan APM SD tahun 2001-2004. Hal oni
menunjukan bahwa semakin tinggi .ien.iang pendidikao semakm renclah
pula angka rnelanjutkan. Sedangkan untuk angk.a melek hurJf dan rata
rata lama sekolah menunjukkan angka yan9 terus meningkat.
Angka Melek Huruf (AJl1H) pana tahun 2001-2004 mengalami peningkatan, derruktan juqa dengan Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Sumber da:a !:!PS dan Sapped a r.aD Se.l!SI
IlldlbCDr HAik"' TalllMI i 2'01 20e2 )003 2004 ·- I 1. Anglc..i Part•Sipasi l'lumt SQ(%) 94.13 95,96 93.53 95,10 1 A119ka Partlsip.as1 Murn1 SLlP (~) 67,Sl ~,91 49.~9 64,97 3 Angl«! Melek Hurul ( '!'o} 87,18 91,10 92,24 92,.67
j• R•t•-rata 1..ama Se•olah (Tahl.11} 7,11 7,15 1,20 8,08
4.2.2.2. Bidang Penatdlkan
Dalarr. hal oernbaneunan bldang pendidikan, knususnva
llerkenaan denqan prcgram Wajib !:JelaJar pada tingkat pendidikan
dasa- (WaJar Dt!:lias 9 tahun), secara umum mengalami per1in9katan. Hal ini terlihat p;ida perkembang..n Angk<t Partis1pas1 Mumi (APM)
tingkat pendid1kan Dasar tahun 2001-2004, angl<a Mele!( Huruf den
Rata rata lama SeKola:1 (RLS) sebagalmana tersajt dalam tebel 4. s. Angka Partisi9as1 Murni tingkat SD mempunyai rata-rata di atas 90% denga;i rincran pada tahun 2001 sebesar 94,13%, tahun 2002
(95,96%), 2C03 (93,63%) dan tahun 2004 (95,20%}. TABEl.4.5.
INUil<ATOR PEMBAl'IGUNAN SEICfOk PeNotoiu.N
knsis ekonorm.
Data kondisi kependudukan Kabupaten 6ekasi tahun 2.000-2004
menunjukkan bahwa teryad1 pergt!Seran peran sektor pertaruan dalam
penyerapan tenaga kelJa. Pade tahun 2002 masvaraxat yang bekerja
d1 sektor pertanian ten:atat sebanyak 23.185 orang meningkrtt
mef'!Jad1 116.451 oraflJ;i pada tahun 2004. Peningkatan di sektor
pertanian terjad. aklbat banyaknya perusahaan yang merakeken
resronansas: teneca kena di sektor selain pertanian s..bagai dampak .
59
lh1.,i..r clat<I: BPS ~11 01nas Pend'dikan Kab Bekasi. <liclall
Dari tabel 4.6 tersebut terhha~ oahwa kecamatan vang
mernpunval rasio guru dan mund rata-rata paling baik adalah kecamatan C1bitung (0,47) dan C1karang Uldra ~0,46), sedangkan
yang paling rendah adalah kecamaten Serang Baru (0,16).
I io CIK.o\RAllG llTARA c 121 0008 . __ o.ms 0.()2C ... .....:.- l<:ARANG SAfiAGL\ 0 01,§_J.__Q,!>54 O.Qn_ 0,025 ·--·
\-ii· CJBJTVl'lG O,Q.1_S I 0 12t .- 0.026 0 02'\~ +----· - 2 Cll<ARANG 3ARAT 0,01S 0,022 .0.027 0,027 ~ i 13 TA1'11lUN SCIATAN : 0.013; 0.01~ 0,02:! - 0,032; L- ..
i-0:010 ! - ():(114 - I 14 TAM6UN UTARA 0022 0,023 l .. _.. ' rs I SABEll\N ' 0 01 ~ 0 016 0033 0032
.~ _l~RUMl\J~YA __ ·· ~o,,_o~ . 0.021 '- 0030 0.033' ~- TAM8E:LA~G-·· _ _ .. 0015 . 0,013 l o.~~ 00271
_ ~~WMGI __ . . 01013 0 01~ " . 0.024 ·- o'.032 I
. 19 SUKATMI 0,018 · O.C17 0031 0-~0 . ~ ~ SUKAKARYA __ ~-=r 0,0161 .0,021. L __ 0.:...~ I- _.o.<>:;g
21 PEMIDAAN Q_016 ! _ O,C19 0.021 0,023 1-- - - ·-· 22 CABANGEluNGIN . 0,019 0022 0.032 0_030 ·- ,__23 MUAAA GEMBOHG ._i.-9,!)18 ,' 0029 0.031 0034
! KAB BEKASl 0.011 0.018 D "27 o.12a
--· -· -- .. ---U C.028 • (l.~41 0,032 • 0,Q.!l..;__. 0,074. D.02~ 0,019 I _Q.,02~ i O,Q..2Q.l
- RASIO GURUNUlllD TAHUN ,,__ .
001 2o00.2 I 200J ! 2o04 . -----
OH. __Q.QT7~ 0020 0.023 •. 01:.i o.q11_. 0.0~6 .. ___!!.016' ,045 I 0,022 I 0026 0.030'• .015. o.~'o p,025 0,027 i -r-- ·.02~ . 1),021 0,0?.4 0,029
Tabel 4.6.
Kabupeten Bekasi menunjukkan per:1ngkatan yang cukup baik.. Hal int terhhat ba:iwa pada tahun 2004, R:.S Kabupaten Bekasi rnem:apai 8,08
atau te1Jad1 peningkatan seoeser 0,88 dan t;shun sebelumnya (Tahun 200J RLS sebesar 7,20).
Apalnlci d11ihat dan kerersedraen tenaga pendidik atau guru, maka
koriaisl pend1d1kan 01 l<.abupaten Bekasi dapat llilacak dari jumlah
guru. Apab!la d ibanding kan dengan jum lah muridnya yang terg;imbar
daiam rasio gum dan mund pada tmgkat Sekolah Dasar sepern tersaji nalern tabel 4. 6:
60
Menurut mformasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan
Kabupaten Bekasi, masalah utama yang menjadi pernatian khusus
&umber dat• Dinss Pendldd<en Ksb B<kaso. dla!!h
I • criv.RA11GSELATAN ' 001~ 0023 0030 ~o·N' 1
ils c19ARUSAH -~~=-~~=+--0:021 ·a:ro'::'.!3~--'~"":o"";"-'tl . s 60)0NGMANGll ~ 0.020 0.035 0,0<6 I :=...:.---+---=~f----""'0:::..,'----""'::::::..+-
7 ( Cli<ARAr..;; TIMUR ---+---=0,.,.02=0+- 0,025 0 037 0.037 ~;_3'--!·~K~a:>~U~~~GW'--AA--'-'lN~G..cIN __ -+-~0~02:::..:..1.,_ __ 0~030::o:::;::'-l--"0~0~32=..i __ J~ 19" C!QllWIG UTARA 0,066 _ __,0,.,,01=9+-_,,0,,,.035=+---"0..::,0::::3=-j: ~· KARANG llA'iAGlA. 0 n13 0 038 0 034 0 036 : , 11 'crerruHG . _ .___Q.Q:l.::8-1-- _ __.,.o"'o'-n:....i---'o""o~=-l1----o"-' . .::cos,,:::"c,· j 12 CJKA'1ANG .oAAAT 0,;)19 0,02_4 0.034 0 03~.i l1J TAMeUN SELATAll _ 0,•)18 0,026 0,03.2 0,0.l7
~·I ~1·.,-+·~T~AM_eu'-'..Cn__,uc'-"-'~"-'-·---+--0~ •. ~0~12=+---"0~0~17'-!---'0~-·~035""-~-·--"0~02~8~ ! is r SA.3flAN = o a22 o 024 o 043 o.041 I 16 !TARu~.:..:c._Y~A-----+--o"'.~026=-1----..:o"'.029=:-+--=o~04'-'-'-t~:- o~
17 TAH8ELAllG 0,021 0 (l?~ 0,~'!:....:! __ _:0cc.0:::3:..:.7-lj i 18 SUl<J\W . ..cAN=G=-1-·---+--'='0,_,,.02,.,4"-+- C.027 0,043 j 0,045_ ~19 I siii<.Al-ANJ. --''--=~·~::+---.9,030 o,~~; ---'o,,.,,,,056~ l-"2_0..!...:s~u~KAl<A-'-~R~_A ,_o.=::0~16 --'0==02~1"-+-__,o~.04"""0-l'--~o~.048"""'-i
2i i ~~l!AYIJAAN Oe:..:•0::::23::::..+ __ D,,,.c:,;030""-f---'0'-",0:::3:.!1+-·- 0.030 ~~l.:...l~i__,0.~;::;:.81\N=G=B.:...UN.:.:G=IN:.:_ __ -+-"""0025""-~---'D~-030~+-"0~0::::3~6+- __ -o.o~~
23 I ltUAllA GfM6UNG .. _ _,___,0~020 I 0 034 0 036 1\!.)421 : . KAS SEKASI 0 """ 0-026 0 "'5 ;..o;J7 i
-- ---+-0~;...::CC'-'~5=->--- 0,025 I 0,,023 0.025 ' I 0045 COZ, 0031 0035 I
<.......:2_,__S CR.ANG CAi>.lJ 3 ; CIK.l\RAHG "VSA T
srni
,_: N.:.:o_ • ...ll K_EC_A._M_~_T_A_" +--=,...,_~1t-•~SJ~O"'QU,...;..R.:.:U,MUJU11~,;;...~T.:.:A~H-UN~·= ·-· 2001 ~2 2003 20~ --+-~--+-----~---+-·~~ 0,018 0 029 0.033 0 03S
·ubcl4.7. RASIO GUltU DAit MURlI> IlNGl(AT SMP/NTs
Sedangkan kalau dianal:sa menur ul ketentuan wajib belajar
penctidik4111 dasar selama 9 tenun, rnaka raslo yang d1hitung adalah
rasro guru rnund pada tlngkat pendidrkan easer (tingkat SD/MI dan
SMP/MTs). Dari tabel 4. 7 tertihat bahwa rasio guru mu rid pada tingkat
wajar dikdas 9 tahun lebih tinggi dibandinglc.an dengan rasio guru
murid pada tinqkat sekolat: dasar. Hal ini terjadi karena jumlah murid
SD yang rnelanjutkan ke tingkat Sl.TP tidak sebanyak jurnlah murid
SD/MI itu sendm, sehingga akan menaikkan rasionya. Rasio tertinggi
rata-rata ada di Kecamatan C1bitung dan Sukatani (0,40}, sedanckan yang terendah terjad1 di Kecamatan Serang Baru (0,22.).
61
Sedangkan untuk sarana gedung SMP/MTS (Tsbel 4.9), Jumlah
gedung SMP/MTS selama tahun 2001-200'4- rsta-rata 8,08 buah per
-·----\ iiio1 I 2oiii""" 12003 ·-.- '1DIM · · KfCA""T"'ll I SD I .oir , SD NI ' SD Kl SD Ml
ffi) ~ 91 :13· •• - 33° ;· 36 2 f~I.~ OA~- .~~ _E l j_J• I 21 ~ ,_ i° - a•:--
'.2 2 . 20 z, ~~~·~ _ ""!" 12....!. 1 20 I 1 _20 ·
ll<AAAJ,G SolATAH 2C , l 29 I 30 1 31 1 Bol.l>.IJ!:.1111 • 2t ~ 1" : 5 l 27 5 28 ·5
.?~OMGMAN~':.._ ·--· -- IS 4 15j 4o LS 4 16 • lAAAA~G nMU!I. 1 :-iT--j 31 --, 31 7 31 7 ·----- -3. ' e<JUl'IC,WARI ~GIN 26: 26 • ~6 - 26 - IKAAAl'r. t.tTA'<A .~I 6 l 6L 6 ~6 7 62 7 ---- 30' -.1 NG 111\HAG lA 2~ s 28 5 28 " 1ilii'UiiG ·- -·-- I 39 ! 4 -39 • )-36 • 39 • KARA~-~-- I ·~ 6 A4
1~ I ., . 7 4g~
12 r . AM8\JN StU\T!.N _ ~21 11 7S 11 75 11 AM8UN llTAAA 18 6 31 6 :.2 L 6 3.: ·-o ,
ELAN - • .i· 26 .... 25 •i. 25 ' . 47 l ~ 1 Al{UMA.JAYA ·-t· ~__.!!!.
27 18 26 18 30 18 ' ·--·-· ·- -· - ~- -· AMBELMG 16 5 16 z 16 3 16 l ·- . ·- "Ul<AYIANG! 17 6 17 6 l7 6 17 6 ,..__ UKATAIU 26 9 26 ' 26 2 26 z ---- \JKAl<ARY ... 1 U. 5 21 5 21 s 2.1 s - so. EBllYIJRAN 5 S2 s 52 4 52 ~ -- 'i-t-·r I .c : BANGllU·•G!~ 27 I 27 9 28 s
.u_1 11 ;:l)u - UAAA C,EMeoNG n 11 _2'rl .. H --- --- '7a3 1u I aEl<A&t 733 ! U2 729 143 7$!> 143_
[~-i- 1_!_ s
:' s r··3· ct
c:..,,.. + . s Cl ,_ 6 B
·2-1..S.. & . I(
I 9 C, µo KAM 11 c
' 12 Cl r.· ·- . lJ T 14 T
i ~~ r.~ ~ ~ 20 s
21 p 21 CA lJ 11
ICU "'s""um::;b6:""r- 011••• Pendl<lkan KaD Bel<aS<, <!l<ll4n
dalam pembangunan sektor pendochkiHI di Kabupaten Bekasi, adalah
mesetah drstnbusr sel<olah yang tJdak merata dan daya tampuno
sekoiah y;ong iuga terxait dengan kondisi geografis; dan masalah jalur transportast sexotan,
Dari data yang tersa11 dalam tabel 4.8, jumlah gedung SD/Ml
selarna tahun 2001-2004 rata-rata 38 buan per kecemetan, nsmun
demikian a~a beberapa kccarnetan yang henva meonpunyai gedung SD
kurang dari 30 buah den yang paf111g sedlkrt adalah di Kecamatan
8ojongm~ngu dan Tambelang, jumlah sarana gedung SD/MI paling
banyak terdapat di xecarnacan ramoun Selatan rata-rata 82 buah)
tJ1susu1 Babelan 71 dan Cikarang Utara sebanvak 65 huah. Tabel4.8 -
llJtfUltt llAHGUNAll Gf'DUJllG '>O/ MI PEil KJ!CA!o!AATAN TAlfUN 2'H>1-~004
62
4,2. 2.3 Bidany K.esehatiln
Berdasarl<an data tahun .<!OCl-2:004, tmgltal kesehatan penduduk Kabupaten Bekasi ter!1i1at dari Indelcs Harapan Hidup (2001- 2004) dengan kenaikan rata-rata seoesar 0,56%. Pada tahun 2001 Indeks Harapar: h1dup sebesar 69,83. tahun 2002 mencapai 70,00,
tahun 2003 (70,80), dan tahun 2004 (71,50). Peningkatan Indeks
kecamatan, nernun d<:!mili:ran eoa oeberapa kecamatan yang hanya
mempunya1 gedung SMP/MTs kurang dan 5 buah dan yang paling
sedikrt adalah d1 Kecamatan BojongmanQu dan Tambe!ang, jumleh
sarane gedung SMP/MT~ paling banyak terdapat di Kecamaten Tambun
Selatan (rata-reta 25,5 buah) d1susul Babelan 16,75 dim Sukatan1 seb~nyak 14,25 buah.
63
Dari data tersebut dan berdasarkan informasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten B.ikasi dtp"?roleh gambaran buhwa penveberen
serana kasehatan m(lsih belum cukup rnerata. Demikian juga dengan
jurnlahnya yang rnasth belum rnemac.lai untuk dapat mentanqkau
seiuruh masyaraker, rerutarna 11ntuk kecametan-kecamatan yang
Jarakny<; jauh dari pusat pernermtahen mauoen pusat i.:egi<1tan perekonomian.
Indikator ma~ro bld1rn9 keser.eten tersebut perkembanqannya dipenglTr:.ihi oleh banyak faktor. Sel11in tfngl«lt pendapar.an masyaraket
juga dlpengaruhl oteh ketersemaen saran'I kcsehatan da:i teilaga med1s.
Sebagai oambaran umum, d1peroleh data bahwa sampal dengan
tahun 4004 111 Kabupaten Bekasf terdapa t 8 buah R..;mi;h sakit, 34
ouskesmas, 49 puskesrnas pernoentu, 12 puskesrnes kellling, 14
polikhnik de!:.i cen l. i40 cosvand«, lilformasl lebih lonjut men9e11al
alstrlbusl serene kesehatan berupa ruma:i sal:lt, poskesmas.
puskesmas pembantu, puskesmas f:e1iUng, pollklin1k desa dan pos
vanclu pada setlap kscarneten dt Kabupaten Bekasi tP.rsajl clalam tabel 4.ll.
- - - h!cl11cator Mlllcro I T«hlon
! 2001 20~. - "-. 2003 21)0f f lndeks H!!_~n H1dun 6983 7000 70.113 I 71,50 2 Angka Kem&ban Bay1 per-senbu
52,94 55.00 53,00 I 46,61 i<elahirao H1duo I I
3 Auuka Ha\jpan Hroup (Ta11un1 66,90 • 67.00 66.M ' 66,64 ' &umber <lata· PS, B•peda <1an oii1as i<ise~etan Kab Bekas.. dioral
Harapan Hidup di ates disebabka" ole'1 Angka Harapan Hidup yang
cenderung meningkat, yair~ Clan 69. 90 paela tanun 2001 menjadi
68.64 pada tanun 2004. serneneara itu, Angka Kematian Aayi (AKB)
menurun dan SS per 1000 kelah1ran hidup pada tahun 2002, 53
(tahun 2003) da» menj11dd1 46,61 (tahun 2004).
Tabel 4.10 Indilrator Makro Bldang Kesehatan
Perken1bangan Jumlah tenaga rned1s '/ang paling bagus terjadi
di Kecamatan Cil<arang Selatan, Cikarang Utara dan Okarang Sarat,
d1mana raslo tenaga medis per seribu penduduk menunjuklcan angka leb1h den satu,
I
[ff ). L Suonberc!ito O,nas K~l'>•>M Kao Bekasi, ~.
Hal yang ssma Juga teljadi pada k'!terse<ltaan jumlah, jents dan
penyP.baran tenaga madrs, rerutarna dokter, perawat dan btdan van9 tersebar oada sarane kesehatan yang ada.
Mengena• Jumlah tenaga me<11s ya1g eersedte jik' dil>aodingkau dengan jurnlah pendudok kernudia'l d1kalikan 1000 untuk masmg
masing kscamatan, make diperoleh resio tenaqa meets untulc melayanl
kesehatan 1000 penduduk di w1layah tersebut, gambaran mengenai
keterseeleen tenaga medis per kecamatan selarna tal1lm 2001-2004 tercingkuno cztam ta bel 4.12.
-·----· ' . .!l' BAilELAN I · w!..j_ 114 • 154 165 .i~ TARUMAJAY;;.==----=-' - 7fi ~--:~.+ : __ 63 ' - ,_ .. __ I ..... __ §LJ 1.~ TAMBELANG ______ _!_ __ 56-1..-_~-t-·- ~- 4C · >-·---~ 18 SUl<AWANGI .. ___ . _ 4S 1 67 . ~~ 53
~Kf.TANl ' Ila I 75 sg S9 I • 20 - r<A~RYA ---~ - - 39 48 <le 40 I 21_ .!:!=.BAYUR~ti_ ____ ._ __ 97 131 -.i1L ... _ 90 I .... _ . - 14 ! 22 CABANGBUNGIN ' 64 55 76 -- ,..._,_ 2., MUARA GEMBONG 3S ~ 22 ~1 I , KAB B~KASJ..... ____ I 1.612 1.1~1 - I _ t.e~_ . .__t,en;
65
Renstra Kabupaten Be~si Tahun 2004·2009, menitikl>eratlr~n ;:iada tingkat kesejahrsraan penduduk Kabupaten Bel<asi dalam hal inl
<:J1ukur dari !PM dan IMHnya. Kualitas pembangunan manusia, atau TPM (Indeks Pembangunan Manusia) merupalqin indikator komposisl
tunggal yang mengukur tige dimefl.SI pokok pembangunan, yaitu (l)
narapan hrdup waktu !ahir (2) angka melel< :"!uruf can reta-rata lama
sekolah serta (3) tingkat daya beli. [MH (lndeks Mutu Hidup)
merupeken indlkator komposit yang ten:liri dari komponen-kornponan
AKB (Angka Kemat1an Bayi), anoka Harapan Hidup 1 tahun (AHP) dan
4.3. Pe:-kembangan IPN Kabupaten Bekasi
66
4.3.1. Harapan Hidup Berdasarkan data target dan rcahsasl in11kal:N malcro ViSi dan
M:sr KabtJp<!ten Bekasl Tahun 2001-2004, membenkan beeerapa
tnforrnas; bahwa 'ndek Harai:~n Hidup Kobupatef' 6ekas1 menga1ami
kenaikan rata-rata 0.56% per tahun. Perkembanga" untuk masrnq-rnasinq kecarm.tan t>ervariasi.
Angk.i Indeks Horapan Hidup tertinggi rerja:1i di Kecamar.an Tambun
Selatan yaitu 72,33 pada tahun 2001, i<emudian 73,10 pada ta!lun
2002, meningkat sebesar 0,6% rr.enjad1 n,23 pada t;;hun 2003, pada
ta'iun 2004 nark sebesar 05% nli!njaill 74,20%. Ail9!<a Indek.s t-larapan Hidup terendah berturut-turut pada tahun
2001, 2002, 2003 dan 200-1 teljadi di Kecamstan Muaragembong yaitu
65,08; 67,10; 67,65 dan 68,60.
4.3.2. Indeks Pengetahuan {Pendidlkan)
Jndeks Pengetal'luan secara i.:.eseturuhan di Kabupaten Belcasl
terus menunjukkan peoinokatan kualitas yang rnenggemblraki!n hal lnl dltunjukkan dari data statistlk tithun 2001 sampal 2004 yaito.: !)ad&
tahun 2001 sebesar 73,9?.; tahun 2002 sebesar 77,18 meningkat
menjadi 78,60 pada tabun 2003, pada tahun 2004 terjadi le'}i
peningkatan menj<1d1 79,74. Dari data di etas dapat dilihat bahwa
Sumber d3ta. BI'S d•n ~!)P1<.d~ Kat>OpM<!<l Be~. dalam Pn)~r:!m Pendanaan Ko!1!PE(Jlll \Pl'K !Pf') Kabooateo llekaSI la~un 20!)5.
IMibtor 2"1 20112 Wttatlt.an 2003 2004 llala-t'.Ma
1. !<"ldeks tt.>n~•n tiJOOn 69,83 70,00 ,0.8'3 71,50 0.56 2. lncl,.ks P•noetahu.an 73,92 77,lS 78,60 79,14 1,94 3. lndei<:< o~ • -, 6;/,40 65,01 65.SS 57,19 JM) 4. lnC!el<s Pemt>aogunan 68,72 70.73 71,f\6 72,Sl Manll5&a 1,JO
Angka Mclek Hurut (AMH}. Pert>edaan IMH dengan lPM ial.ilr tanpe menyertakan mdikator eknnorm.
Tab1!14.13. ~!pl lmeks H....- Hic!up, lltdei<a Pe¢4•!1Q, lltdeb Daya Ber~ clan '"deb Pembengunan llalusla ~ Bebsi Talw1t 2001-2C04
67
4.3.4. Perlcembangan IPM ~matan
Secara umum Indeks Pembanguoan Mam·~ia di Kabupaten 8ekasi
menunjukan trend yan9 menmgf<at setama kurun waktu dari tahun
2001-2004, yaitu dari tiS,72 pada tahuo 200L menjadi 70,73 pada
tahun. 2002, naik sebesar 0,93 menjadi 71,.66 pada tahun 2003,
kemudian naik sebesar 0,04 memad• 71,70 pada tahun 2004. Sedangkan kenaikan rata-rata selama kurun tahun 2001·2004 adalah sebeser 1,36 per tahun.
Sedangkao rindan lengkap perkembangan IPM per kecerneran selama periode 2001- 2004 tersaji dalam tabel 4.14 berikut:
Indeks Daya Beh d1 Kabupaten Bekasi mengalami lcecenderungan
meningkat dan tahun ke tahun dengan kenalkan rata-rata 1,60. Hal ini ter1ihat dar, data stetrsuk dart tahun 2001 sampai 2004. Pada taliun
2001 indeks day a bell masyaral<at sebesar 62,40; pada tahun 2002 menJadi oS,Ol; kemudian ~II< menJddi tiS, SS a tau sebes;ir 0,53% di Lahun 2003; kemudian tahun 2004 ~jac!i 67,19.
Kecamatan yanc;i memihlc.i Inoel-s Daya Beli ~ertinggi berterut turut Clari tahu 2001-2004 yaitu Kecamat<.n Oka"Ong Selatan dengar. angka 62,03; 72,34; 72,55; dan 64,34.
Sedangkan kecarnatan dengan angka lnd~ks Daya Beli tP.rendah
berturut·turut dar1 tahun 200i-2004 terjadi di Kecamatan 3ojong
Mangu yaitu 28,24; 28,43, 28,20; Clan 30,99 . Akdn tetapi perubahan terk~cil eteu sarna sekah t1dak berubah peda tahun 2003 tel)adi di
Ke<::amatan Muaragembong dengan anglca konstant sebesar 47,72.
indek penqetahuan secara kesefuruhao menunjukkan trend yang rerus
menini;l<11t den9an kenaikan rata-rata Pet" tahun aoalah 1,94 %. Dalam hal Indeks Pengetcthuan di Kabupaten Belcasi, dari tahun
).001-2004 tertmggi berturut-lurut tel)ad1 di Kecamatan Tambun
SeJatan yaibJ 90,04; 92,07; 92,63; dan 93,67. Indeks Pengetahuan
terendan berturut·turut dari tahun 2001-:?005 terjadi di Kecamatan Sukawang1 yaitu 64,93; 65,75; 67,30; dan 69,90.
4.3.3. Daya Beli
68
Tilbel 4.14 ANGkA IPM PER l<e<:AMATAN
1_ ------SE K~_UPATAN BEK.1151 2001 - :Z004 r'~i°" J..SETul<ECA~ATA~ - _I _2001 .:J._"'=:~~!l.-=-0"'2,,.I ::..2_0_0_3_op.,.-2-0_0_~~1 ,- ..J_______ -1 63,91 . 64,89 66,44 66,46 J 1-2 SERANQ._6ARU --·- 66 42 67 28 68,03 69.02 f _l PKARAN~J?US~--.\.- 60,60 .l.....2.l,sa_ µ2.,30 63,43 1-± CIKllRANG ~C-lATAN --J -~18 J 76,:n f--!2f07 +-?4,91 1-5 CJBARUSAH __ -- ---t-S8,7Q_j S9,5J- ( 61,64 D2,36
6 BOJ01'lGMllN_Gu I 56,06 ,. i-s6-:83-~:Sa 82 sS,56 1-2. QKARAN~ .. _T~MUR _ __ 29,97_ 7_.Q,91 t71,53 71,96 I ~.J!... KEDUNGWARINg_t!_ --!= 58,46 - -5?,37 - 60,!iO -61,47 I
9 CIKAR.ANG llrA~ _ 74 55 75,31 76 30 74,85 ;.._lQ...l l<ARANG BAHAGIA__ S9,E3 60 so 61,31 61,06 . 11 . c1e11ur1G 12,62 73 66 • n 43 76 11 I 12 . CIKARANG BARAT =l 71,95 73,2.0 75,27 ~4 95 ~..:.I~MBUN.SElATAN - ~ 76.ss-_ 77_,5.Q_ 78 s 76,97 . 14 .1..!AMBU~ IJT~A- __ , ...§1.f?S _63.._JL 64,!_9 . .6~5- 1 is . 6ABELAN 1 64 98 66 05 67 96 68 8f ' 16 'TARUMAii\of; -. -T 61,87-+ 61,86 6) 93 64 77 1 17 TAMSELANG l 57,'..!7 58,27 59 46 60 91 . '18 SIJKAWANGr-- l~s93 :18 no s 12 6 40 L..19 I SUKATANI --- ...:--:.....):. 61,80 62 73 64 OS 64 4g~
20 SUKAKARYA 60,98 62 00 62 83 63 47 ~t}tl !:§~RAN __ . _ • 61,18 . 60.g 6!.J3_f2,02 ~ . 1.2 CABANGB<,JNGJN __ ] 59,21_ +- 60.2!Jj .. E.!.J!9 ~ 72
23 MUAF\A GF~ 60,96 61188 •. 62 6E 63 44 ~-1 ~IKASI... --- 6~~.L...:.. 70,73 I 71,66 ~;u
1 Sumb•r O.ta: R<1ppeda ~b. SekaSI, diolah. ·- -· 1
Angl<a Jndeks Pemtiangunan Manusia tertinggi dari kurun tahun
2001-2004 dicapal oleh Kecamatan Tambun Se!atan yaitu 76,68;
77,50; 78,95 dan 76,97. Angka lndeks Pembangunan Mam1si&
terencah terjadi do Kecamatan BoJOng Mangu dar1 tahun 2001-2004
yaitu 56,06 pacta tahun 2001 kemud1ar. oert\lrut-turut 56,83; 58,82; dan pada tahun 2004 ad<1lah 58,56.
D<Hi selurull uraian mengenai gambaran umum lc<!!>upaten Bekas1, dapat d1tarik suatu kesrmpulan sementara bahwa masih terjadi
ketimpangan antar kecamatan Y"mg cukup tajam balk da\;,m bidang
ekonomi maupun b•dang sosial seperti bidang J)endidikan dan
kesehatan. Keadaan tersebut aken akzn diuraikan daiam analisa data hasil penel1tian pada bab berikut ini.
69
Tingginya tingkat disparitas dengan nilai indeks mendekati angka
1 untuk tahun 1996-2000, dan nilai CVw tahun 2001-2004 yang
nilainya berada di ates 1 menunjukkan tingkat dlsparrtas yang sangat
ekstrim dan duuar pola umum yang ada dimana nilai CVw berklsar
antara 0 dan 1. Hal ini tentu saja sangat menarik untuk dicermati lebih
lanjut, sehingga kami mencoba menganalisis keadaan ini dengan cara
rnenqhitur.q kesenjangan dengan ukuran lain sebagai bahan
perbandingan, balk dengan menghitung indeks tanpa pembobotan
(CV), membagi kecamatan ke dalam dua wilayah, mengeluarkan
kecamatan ydng mempunyai pendapatan (PDRB sangat ekstrim), dan .
juga dengan menggunakan Gini Indeks. Hasilnya kami tampilkan
dalam tabel S.2, S.3,S.4 dan tabel S.S.
Sumber data: BPS dan Bappeda Kab. Bekasl, diolah.
' 1397 0 9448 1998 0 8751 1999 0,869~ 2000 0 8706 :::!001 1, 1660 2002 1, 1527 2003 1 1219
I 2004 1,1262
Tabel 5.1 Perkembangan Weighted Coefficient of Variation (CVw)
atau Indeks Williamson Tahun 1996-2004 .---- TAHU N lndeks Wllliamson (CVw,
1996 0 9352
Dari hasil penghitungan terhadap Indeks Williamson menunjukkan
bahwa secara umum angka CVw di Kabupaten Bekasi cenderung
meningkat, hal ini berbeda dengan hipotesis awal dimana indeks
kesenjangan diperkirakan akan menurun. Narnun demikian dugaan
tentang tingginya tingkat disparitas (degree of disparity) di Kabupaten
Bekasi ternyata terbukti benar, hal ini dapat dilihat dari tingginya n!lai
CVw atau angka Indeks Williamson sebagaimano tersaji dalam tabel
S.1.
5.1. Perkembangan Tingkat Kesenjangan
BABV' ANALISA DATA
70
berbarengan dengan upaya pernenntah Kabupaten Bekasi unruk
mernekerkan wilayah kecamatan dari 15 kecamatan menjacli 23
kecernatan. Pemekaran wilayah ini rupanva menyebablc:an tingkat
disparitas menjadi semakrn tinggi.
yang penquranqan pendai;atannya tidak setsjarn mereka
berpenghasilen tingg 1.
Peningkatan CVw yan9 sangat tajam pada tahun 2001-2002
drastis,
bawah
sanqat unggi tiba-tiba menurun pendapatannya secsre
sedangkan masyarakat berpenghas~an menengah ke
Penurunan mdeks kese:ijangan pada tahun 1998-1999 dapet
difahaml Karena saat itu Indonesia baru mengalami goncangan krtsis
ekonomi, sehingga menyebabkan banyak penduduk berpenghasila11
Sumbetd.\tl.: l'OR8 K.o.l>. Sel<OSI. ko<jas11111 BPS don S.FPO'I• Kab Beltasi, ll!Ol.lh
I ...... ------------------~·---· ""'""" i• tM tot,• 1• ._. lOCO JOit 2QOl2: ~ 2l)Oic. ':'.XO
------·- .. -. . .. .... ..... ...... C.MIO .. ------------------· --··-
----.
, ______ ... ·-· ··-~- ··1-. "-·
--·--;-·-----·· >. ·t-·-
"----·- r
---·. ~--··--
·- IZl)O ··---
-· llnl<EMIM.Jr«LUll IN!8CI .. LJAMl()lf.,.,.. KA& mtUI TAHl.lrl 1-..9M -
lndeks Kesenjangan tertioggi antara tahun 1996-2000 terjadi
pede tahun 1997 sebesar 0.9448 sedangkan indeks terendah terjadi
pada tahun 1999 sebesar 0.8693. Pilda tahun 1996 - 1997 Iw cenderung rnernnckat, untuk kemudian menurun pada tahun 1998-
1999. Mulai tahun 2000 CVw meranglcak naik dan melonjalC cukup
tajam dan mencapai angka tertinggi pada tahun 2001. Antara tahun
2002-200'! CVw kembali menunjukkan angka penurunan.
71
&umber aot., PORI:! Kab. e<kaao. k"')osama BPS oan S.pPeda !(ab. Bel<a9, di~a~.
..... ..... -'-~-~~-~---~~~~-~--· ,.., \-M 19t1 1M '\IRt 'JQCO 2001 100J aDm ~ 20CJG.
I ----------! •-t-; ------
!-"" " .. , i.:.-::.Cf'v!(bwe'f9n!m•
l ~-t------·-·--·--·---------J
'
---·-
' ··-t---·-·- . ·- .. -----,.:=::::-:- ---j - _,. i """''r--------1-r-"-=----· .. _ _;
Apabiht dilihat kecenderungannya maka perkembangan CV selama
tahun 1996-2004 terlihat dalam gambar 3 bertkut ini:
!lumber doc.: PORB l<ab 8el<a.l. MllJU>«m• BPS~·· eappeda K•O B<!l<r.11. dlOI••
__ J
Tabel6.2 Perkembanoan C0<rfl'klent Variation (CV)
dan Weighted Coefficient Of Variation (CVW) ata11 Indeks Williamson Tahun 1996-2004
TAHUN CV I lndelrs WlllamsOCI .... fCVw! . - . --·
19W 0,8221 ····--· ; 0 0352 1997 0.8~ ' o.~48 ........... 1998 0.7786 ! 0 B7-"1 1999 0.7775 i 0 8693
" - 2~ 0,7615 ' 0,8706 I --· 2001 1,0254 1 1H'lll
2002 09824 1,1527 ·- 2003 r,9944 . ~,1;)1'!' _. _ ....... -·- L 2004 09884 I 1.12,g__
Apablla perhitungan ini bdak diboboti dengan jumlah penduduk
atau hanye mengg1.makan perhilun9an Coefflcrent vartaton (CV) saja,
maka besaran indeks kesenjangan (CVw) dan Coefficient Variation
ranpa dfboboti dengan penduduk (CV) antara tahun 1996-2004 adalah sebagai beril<ut:
72
· Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kesenjangan di wilayah Bekasi bagian selatan antara tahun 1996-2004 berkisar antara 0,6884
pada tahun 2000 sampai dengan 0,9371 yang terjadi pada tahun 2001. Sedangakan tingkat keser:jangan di wilayah utara pada penode
yang sama, nilai CVw hanya berkisar antara 0,1866 (2000) sampai
dengan 0,5512 (2002).
Sumber data: PORE Kab. Bekasi, kerjasarna BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, dlolah.
I CVw cvw CVw TAHUN KAB. WILAYAH SELATAN WlLAYAH UTARA BEKASI 1996 0,9352 0,7339 0,2194 1997 0,9448 0,7353 0,2036 1998 0,8751 0 6908 0,1812 1999 0,8693 0,6869 0,1870 zooo 0,8706 0 6884 0,1866 2001 1, 1660 0,9371 0,5472 2002 1, 1527 0,9241 0,5512 2003 1,1319 0,9074 0,5493 2004 1,1262 0,9023 0,5483
Tabel 5.3 Nilai lndeks Williamson (CVw) Berdaserkan Wilayah
Terlihat dengan jelas bahwa pola perkembangan (trend)
kesenjangan dengan menggunakan perhitungan CV rnaupun CVw
mempunyai kecenderungan yang sama, dimana pada periode tahun
1997-2000 kesenjangan berada pada tingkat yang paling rendah. Hal
ini berarti pada periode tersebut telah terjadi distribusi pendapatan
yang lebih merata dibanding penode lainnya dalam tahun
penqamatan. Lonjakan ketimpangan yang sangat mencolok kembali
terjadi pada tahun 2001 dan secara perlahan menurun kembali, akan
tetapi penurunan kesenjangannya masih jauh di atas tinokat
kesenjangan tahun 1997-2GOO.
Selanjutnya apabila perhitungan Indeks Williamson dilakukan
terhadap kecamatan dengan cara mengelompokkannya terlebih dahulu
ke dalam 2 wilayah ;·ang saat ini sering c.iidikotomikan sebagai wilayah
utara dan selatan, maka hasilnya menujukkan bahwa kesenjangan di
wilayah selatan lebih tinggi dibandlnqkan dengan keser.jangan yang
terjaoi di wilayah utara
73
Angka kesenjangan yang lebiil tinggi di wilavah selatan ini dapat
dimaklumi karena tiga kecarnatan yang mempunyai PDRB paling tinggi (Cikarang Selctan, C.ikarang Baral. dar. Cibitung) berada di wilayah selatan, sedangkan kecamatan-kecamatan di i.viiayar. utara mempunyai PDRB yang relatip homogen.
Selenjutnva untuk mengetahui validitas indeks kesenjar.gan yang telah dikernukakan di awal bab ini, dimana nilai CVw sangat ekstrim,
maka untuk mengeceknya, kami terlebih dahulu mengeluarkan
kecamatan-kecamatan yang mempunyai nilai PDRB vanq sanqat ekstrim, yaitu Kecamatan Cikarang Selatan, Cikarang Barat dan Cibitung (untuk tahun 2001-2004) dan Kecamatan Cibitung, Lemahabang dan Tambun (untuk tahun 1996-2000), baru dihitung
kembali nilai CVw nya. Adapun hasilnya menunjukkan banwa kesenjangan pendapatan di
Kabupaten Bekasi apabila tidak ada kecamatan-kecamatan yang
mernpunvai nilai PDRB sangat ekstrim, nilai CVw nya berkisar antara 0.2681 sampai dengan 0.6220.
Sumber data: PDRB Kab. Bekasi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.
1!:95 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2'105
0.1000+---------------- ------'
03000+------------'~-------~
0.4000+-----------....+---------
!--+-- CVw Wit.A Y:AH SELA TA -e- CV'w Wll..A '(AH VTllRA
0.6000+----------------------'
0.8000+-----------.,__ _
1.ooooevw:.=..:.:-.------------------
GAMBAR4. TREND CVw Wll.AYAH UT/..RA DAN SELATAN KAS. BEKASI TAHUN 1~804
74
Sedangkan kesenjangan pendapatan tahun 2001-2004 sudah masuk kesenjangan pendapatan yang tinggi dengan nilai OJw di atas 0,5.
Sumber data: PDRB Kab. BekaSi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.
0.0000 +-----,---.--.,..----,---.--.,..---..--.--.----< 1~ 1996 1997 1996 1009 2000 2001 2002 2003 ~ 2005 TAHJH
i-+-cvw SEBHUM PENGURANGAN
' 1--- CVw setelah dikurango l<ecamatao yang _________ ,L..:::::!!=:::l!::=--~----l I mempun)-a•POOBel<o!rm
::r 1.0000
0,8000
0.6000
G.4000
• 0.:1000
GAMBARIS Pi:RBAi.lDINGAN CVw SEBELUM DAN SESUOAI; DIKB.UARIUNNY A KECAMATAH YANG
MEMPUNYAI PDRB SANGAT EJ<STRtM
Hal ini membuktikan banwa apabila tidak ada kecamatan yang
PDRB nya sangat ekstrim dibanding kecamatan yang lain, maka antara tahun 1996-2000 kesenjanqan pendapatan di Kabupaten Bekasi masuk
kategori tingkat kesenjangan yang rendah va.tu antara 0,2681-0,3359 (masih di bawah O,S).
Sumi:>er data: PDRB Kab. Bekasi, kerjasama BPS dan Bappeda Kab. Bekasi, diolah.
Kecamatan yang mpunyai • i ai ngat kstrim Nilai CVw
TAHUN Nilai CVw Setelah Dikurangi Kecamatan Sebelum Pengurangan Yang Mempunyai PDRB
Ekstrim 1996 0,9352 0,3121 1997 0,9448 (),3359 1998 0,8751 0,2681 1999 ; 0,8693 0,2733 2000 0,8706 0,2837 2001 1,1660 0,6184 2002 1,1527 0,6220 2003 I 1,1319 0,6210 2004 1,1262 0,6177
Tabel 5.4 Nilai lndeks Wuillia~on (CVw) Sebelum dan Setelah Dikeluartcannya
Me N I PDRB Sa E .
75
Somber data: PORa Kab. liel<aSt, l:sl)asama BPS oan aappeaa IUD. 'lekasi. diolah.
....... - - I _7
·-'-------· • J - OI' ;
·-··· - ··--- ·-'----- •-1-------- ------· --··
----··· -···-· ·-1------ -------- 04'00 _., -- •
- ····---- 0*9 ... ..,.·
TABEl. 6.6 PEAKEMSANGAN GINI INOEKS KABUPA TEN
BEKASI TAHUN IHl-2004
f.~_uN1-llH ! -·iNOEKSGIM- 0.31~1· r--- 19'7 a.;i,02
81~· ::: i.. ::::~,
aOa O.~l'I_, .2001. 0.3114111~ 002 . 0.3&~.
200 3 D.3798 20iM - -- . ci.37tS !
lumber a$: BPS oar BaGj)e(!a Kab Betas. . .110lah .
Dari tabel 5.5 dan gambar 6 terlihat b'lhwa kec:endeningan tipe
kesenjan1:1an menuniukl<.an tN!nd yan9 sama dcngan h;>s•I perh1tun9an
OI rnaupun CVw. 01mana kesenjangan terttn99i t.erjzdi pada tahun
2001·2002 den kes.,11j~ngan yang pal!ng rendah arau pemerataan
va~g paling ba1k tet1adl pada tanun 19?9-2000.
Sebi!yili pembanding lain kami mencoba melakukan penghitungan
:<esenjangJn pendapatan dengan menggunakan tnoexs Gin1. Dan flas1I
pertlltungan Gint Indeks diketahu1 banwa tingkat kesenjangan
pendapatan antar golongan secara agregat d1 Kahupaten Bekas1 adalah se baqa i beri ku t :
76
Dari gambar 7 terlihet bahwo Kurva Lorenz sating berpotongan,
berartl kurva Udak dapat diperbandingkan untnk mengukur tingkat
kesenjanoan agregat. Akan tetapi kurva Lorenz dapat memperlihatkoil
perubahan distribusi antar golongan. Pada tahun 1996 hampir 60%
penduduk hanya menguasal 20% PDRB, dan 50% lebih pendapatan
tertinggi hanya dikuasai oleh 20% penduduk.
Apablla dibandingkan dengan Kurva Lorenz tanun 2004, terlihat
bahwa kurva makln landai pada kelompok per.:luduk berpeoghasilan
rendah (penduduk yanq berpenghasilan di bawa~. 10% PDRB
bertarnban banvak menjadi 40%), dan oada golongan penduduk
berpenoapetan tinggi, 10% penduduk menguasai hampir 40% PORB.
• •• •• •• ••
j -1..CMt:NZ :bXI• ! -LtAl=Nt 'mt ~ .
•• •• 07
•• ' ! -·--1-i /fl:
! I ;/f /J ' i I ~/i T/ I 1-- / 7 f7 I !
l./l - / H' ' ·- ! . -/.'."I I/.
' I j ,/ / I ' J
:/ j,..!'/ !/: - . ! i I I • ' .J_ ,,/'I -' - ! I I ; ' :
••
.... ..,...
Rend<ihnya indeks gini menunjukkan bahwa dlstribusl pendapetan
enter go!ongan penduduk (antara golongan yang berpanqhasilan tinggi
den rnesvarakat yang berpenghasllan rendan) secara agregat memang
retanf merata, akan tetapi perbedaan distribusi pendapatan antar
wilayah atau antar kecamatan sangat tinggi sebagaimana dib.mjukkan
hasil perhitungan OJ dan Cl/w .
77
SumlH:r dala: PORB Kob 11.<kA ... k•~•Mma BPS .... Bopped& K•b Bekasi, c(<Jlah.
,- lnde4l11 Wllllamson -- ~-- I TAHUN
I CV
I . ~I f'DRl!lc:ap IPM IPM .. --··· ... ' 1900 0.9352 Tidak ade data T1dak ade data
1~7 0,9446 ; TIClak aoa oata Tidak ada data ,_. .... 1008 ?.~!~ T«lak ada data Tidak ada data
' .. _
11*19 '1 0.8,593 ! Ttdall a<1a da1a Tioa\. ada data 2000 08706 ; Tidak sda data Tidak ada data 2001 ! 1 1000 0 1027 0.1043 - 0,1051 2002 ' 1 1527 ... 0.1166 . ··-
I 2003 I 1, 1319 0,1179 0,1037 : 2004 ! 1,_1,252 ... ! 0,1113 Q,0947
Apab!la keseniangan pendapatan ini dlkaitkan dengan kesenjangan dalam hal lndeks ~en1bangunan Manusla (]PM), maka ~asil perhitungan rr-eounjukkan bahwa p11d11 tenon 2001-:wo4 dlspantes I;l"'I al Kabupaten bekasi tergolong rendah deng<1n Olw antara 0,0947 sampal dengan 0,1051.
Tabel&.6 Perkembangan Weighted Coefficient ofVaridtion (CVw) dari
PDRB/c:ap dan JPM Kabupaten 1Jekasi Tllhun 1996·201t4
S11mber dlitl: PC.RB Kab. S.kAI&•. ko~AOAmA EIPS dan Bilppoe!a kab. Beta ... dlol1h
•• •• 01 •• •• •• . , or •• -·- •• •• •• 1~:-.:.,~
···~1,.n - .Ot.SO >001
--i--i---::>!--+--t---;'f-;,:~1---+--i ! .:- ..,~~-~_.:
••
GAMAAR• ~IC~At..ORENZTAH• 'tffS., •ttt, 2tta~2tot
Datam gambilr 8 dopat d1l1hat bahwa Kurva Lorenz t.ah1m 1996
dan 1999 mempunya1 pota yang harnpsr sama, dP.mikian juqa dengan Kur>1a Lorenz tahun 2002 den 2004.
78
5 • .2. -i1ngkilt Kemajuan Kecamatan
Dengan mempematikan tingkat pertumbuhan PDRB perkapita
kecamal:an dan Loju Pertumbuhan Ekonoi, maka kecamatan yang ada
dikelompolc;kan dalarn empat kuadran menurut tingk.at
kese1ahteraan11yci dari sisi ekonoml. Pengelompkkan tersebut ~hlalah sepertl yang terl I hat dalarn tabel 5. 6:
l) Kuadran I adalah kecamatan m~u dan tumbuh cepet (Kecametim SejJhtera), yaitu kecamatan yang /aju pertumbuhan ekom>mi ae»
PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata Kabu~aten.
s..,,i..,, -: rORD K•b. Beka", ke~a•am• BPS dao Bappeda Kai>. WaSI. ~I01a~ - ""'
. .,..,.._ _ ,,..,.
"'""+----- .. ---···----- ··---··------ •-t-----
"'°""+--
--------·---··---- --- ~fOOI) ··--- --·-------·· ---·----
---·· --· . --···--
Hal ini berart1 bahwa keum pang an pendapatan tidak serta merta
rnenyebabkan terjadinya l(etimpangan dalarn pencapaen IPM, karena
sebagaimana kilil tahu bahwa selain pendapatan, juga ada beberapa
faktor lain yang berpenoarun terhadap pembentukan angka IPM.
Perlcembangan CVw Pendapatan (PDRB) d;in Olw JPM l<abupaten
Bekasi dari tahun 2001·2004 menUOJU kka n model perkt!mbangan yang
sama wal<iupun pada tin9kat kesenjang;m yang berbeda seb1.1gaimana teriihat dalam gambar 9 berikut i ni,
79
Berdasarkan perhitungan data yang ada, maka diperoleh hasil penelitian mengenai perkembangan Tipologi Klaasen yang terjadi di Kabupaten Bekasi pada tahun 2001-2004 seperti yang kami tampilkan dalam tabel 5.8.
4) Kuadran IV adalah wilayah kecamatan meju tetapi tumbuh lamban
(kesejahteraan menurun dan berpotensi tertinggal), yaitu kecarnatan yang laju pertumbuhan ekonomi iebitt rendah dari rata
rata Kabupaten, tetapi PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata rata kabupaten.
3) Kuadran I adalah kecamatan maju dan tumbuh cepat (Kecamatan
Sejahtera), yaitu kecamatar. yang leju pertumbuhan ekonomi dan
PDRB per Kapitanya lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten.
;
KUAORANII KUADRANI Kee. Sedang berkembang Kec.Maju Pesat
- B - pita - piah).
KUADRAN nr KU!~DRANIV Kecamatan Relatif I Kee. Maju tapi tumbub
Teringgal, melamban
I Laju Pertumbuhan Ekonomi (%). I
PDR perka (Ru
label 5.7 MODEL TIPOLOGI KLAASEN
KECAMATAN SE KABUPATEN BEKASI TAHUN 2001 2004
2) Kuadran II adalah kecamatan berkembang, yaitu kecamatan yang
laju pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten, tetapi PDRB per Kapitanya lebih rendah dari rata-rata kabupaten.
80
Dari hasil pengolahan data sebagaimana yang tersaji dalarn tabel 5.8 tersebut terlihat bahwa karakteristik kemajuan atau tingkat kesejahteraan kecamatan di Kabupaten Bekasi sangat bervariasi
apabila dilihat dari pertumbuhan PDRS dan Laju Pertumbuhan Ekonomi, hal ini berbeda dengan dugaan awal pada hlpotests bahwa
setiap kecamatan diduga mengalami pertumbuhan perekonomian. Adapun variasi pertumbuhan kesejahteraan kecamatan secara lengkap dapat diuraikan menjadi:
1. Kecamatan yang relatif stabil dalam tipologi yang sama, yaitu :
a. Kecamatan yang berkembang pesat dan tetap berada pada
kuadran I (Kecamatan Maju), hal ini menunjukkan kesetabilan
dalam laju pertumbuhan ekonomi maupun PDRB yaitu
Sumber data: PDRB Kabupnten Bekasi menurut lapangan usaha tahun 2001-2004, Kerjesama Bappeda Kab. Bekasi dan BPS Kab. Bekasi, diolah.
No KECAMATAN KUADRAN DALAM TIPOLOGI KLAASEN (TAHUN)
2001 2002 2003 2004 1 SETU III III II II 2 SERANG BARU II II II II 3 CIKARANG PUSAT II III III II 4 CIKARANG SLATAN I. I I I 5 CIBARUSAH II II III III 6 BOJONGMANGU III III III III 7 CIKARANG TIMUR I I I I 8 KEOUNGWARINGIN I I I IV 9 CIKARANG UTARA I I I I
10 KARANG BAHAGIA III II II II 11 CIBITUNG I I I I 12 CIKARANG BARAT I IV I I. 13 TAMBUN SELATAN I I I I 14 TAMBUN UTARA III II 11 II 15 BABELAN II II II II 16 TARUMAJAYA Ill III II III 17 TAMBELANG III III II m 18 SUKAWANGI III ~II Ill III
- 19 SUKATANI II II II II 20 SUKJ\J<ARYA III III III 1II 21 PEBAYURAN III III 1II rn 22 CABANGBUNGIN 1:1 III III III 23 MUARA GEMBONG III III IIi III
Tabel 5.8 DATA TIPOLOGI KLAASEN
KECAMATAN SE KABUPATEN BEKASI TAHUN 2001 2004
81
dalam tipolog1 mi vaitu kecamatan Bojongmangu, Sukawangi,
Sukakarya, Pebayuran, Cabangbung1n dan Muaragembong.
2. Kecamatan yang menunjukkan adanya kemiitjuan atau
peningkatan dalam pertumbuhan PDRB etau l.aju pertumbuhan
ekononu, sehrngga tipologinya ber1.1bah c!11ri kecamatlln tertin99al
menjad1 keeamaeen yang sed<ing berkembanc ya1tu Kecamatan
Selu, Karang Bahag1a, dan Tambun Utara;
3. Kecamatan yang mengal<tmi fluktuasi peningkatan dan pen urunen
oertumbuhan ?DRB atau laJU pertumbuhan eko'lcm1 ya1tv:
a. Keca mata n yang telah mengalami :tuktuasi positif dar1
kecamatan yar.g maju, tertinggal kernudian maju kembali
seperti Keca mata n Ci ka rang Ba rat a tau dari kecematan
berkembang, terti ng~al da n ber1<embang lagi seperti
Kecamatan Cikarang Pusat;
b, Keca matan yang m~ngolorni fluktu<1sl negatif, yaitu kecamatan
yang rnenqalatm pertumbuhan clan Kecama:an tertinggal
kemudian berl<embang dan kembali masuk kecamaran
tertinooal laoi sepern Kecamatan Tarumajaya (tar! T;imi>elang; 4. Kecamatan yang mengalami kemunduran/penurunan
kesejahteraan seperti Kecamatan Kedungwaringin, yang pada
tahun 2001-2003 sudah menjadi kecamaten berkembang
(kuadran II) kemudlan pada tahun 2004 mengalami decline
menjadi kecamatan menqalarru pertumbuhan meh1mbon (kuadran
IV). Hai ini Lerjcidi karene sektor utamanya mengalami tekanan,
atau surnber daya potens1alnya berpindall ke kecamatan lain
karena kebija kan pemekaran wilayah.
Kecamatan C1karang Selatan, Cikarang nmur, Cikarang Utara,
Cibitung dan Tambun Selatan.
b. Kecamatan dalam kuadran II (Kec:amatan Berkemb.:ng) dan
masih tetap dalam status yang serna selama empet tehun
terakmr vaitu kecamatan Serang Baru, Babelan dan Sul<atani;
c. Kecamatan yang relatif tertinggal dan tidak mengalamt
kemajuan (tetap masuk kategori tertinggal pada kuadran IV) •
82
5.3. Hasil Penghltungan Rearesi terhadap Faktor-faktor yang memp1mgaruhi tingkat kemajuan lndek'> pambangu11an
~an1.1sia 5.3.1 Hasll Pemilih2n Hodel
Sebagaimana tel ah d! kemukakan sebeiumnva bahll"c. untuk
memilih model regresi panel antara model Pooled Least Squc;re etau Fixed effect aken diuji melalul ujt F. Walaupun pemilihan antar"I model
pooled a tau Fixed secara seclerha na dapat dilakukan melal ui
pengamatan pada tingkat perbedaan atau l<etimpangan dalam variabel
bebasnya, nemun !JT'tuk kepastiannya tetap dilak11kan uji F. Uji F
diguna kan untuk mengeta hui a pa kah tehnik reg resi data panel dengan
F-1xed 1>ffect leb11! ba 1k dan model reg resi data panel ta npa varidbel
dummy den9an melihat residual sum square (RSS).
Ji;ui dari hasil perhitungan tersebut F uji lebih besar dari F tabel,
maka model yang cocok untuk karektensuk data yang ada adalah
model efek tetap ( nxea Effect). Adapun ujl F stattsnknva adalah sebgai berlkut:
F N+T-2,N1"-•-,. ~ (RSS, - RSSa) I (N + T - 2) (RSS1) I (NT - N - T)
Perkernbanqan kesejahteraan kecamatan dari sisi ekonorni
tersebut menunjukkan va riasi tingkat kemaJuan clan dincimika a ntar
kecamatan. Tabel 5.8 juga rnenunjukkan bahwa sampai dengan tahun
2004, dengan PDRB perkapita rata-rata Kabupaten Bekasi atas dasar harga konstan tahun 1993 sebesar Rp 4.504.265,76 dengan rata-rata Laju Pertumbuhan Ekonom1 (LPE) Kabupi"ten Bekasi sebesar 5.63%, maka darj hasil klas1fikas1 denQan menggunakan Tlpoloyi Kt<1<1sen
• diperoleh hasil banwa nanva ada 6 (enam) Kecamatan yang masuk
kate~ori kecamatan maju dengan pertumbuhan cepet, 7 (tujuh)
kecamatan sedang berkembang, 1 (satu) kecamatan tumbuh lamban
(mengalznoi penurunan) dan 9 (sembitan) Kecamatan kurang berkembang atau masih tertinggal.
83
Y = IPM kecamatan Xl = PDRB per kapita kecamatan ADHK 1993; X2 = Jumlah sarana sekolah dasar; X3 = Rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah
dasar;
X4 = Jumlah sarana kesehatan kecarnaten:
XS = Rasia tenaga medis per 1000 penduduk; X6 = Kepadatan penduduk kecamatan;
X7 = persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih.
5.3.2 Uji Parsial, Uji Model dan Uji Koefisien determinasi Dari hasil pengujian terhadap variabel-variabel bebas yang diduga
dapat menjelaskan variasi pencapaian IPM Kecamatan se Kabupaten
Bekasi, ternvata dari tujuh variabel bebas ya11g dicoba koefisien regresinya, banyak variabel bebas yang tidak signifrkan menjelaskan
perubahan I?M pada tarao nyata a (alf~) = 5%,di samping itu
persamaan yang dihasilkan setelah dilakukan uji asumsi masin
mengandung masalah heteroskedastisitas, dimana banvak probabiutv t yang tidak signifikan walaupun probability (F stet) nva srqnifikant, (Data tersaji dalam Lampiran). Maka untuk menghilangkan masalah ini
persarnaan kemudian ditransformasi kedalarn bentuk log ganda, sehingga menjadi :
LnY1 = ~o +P1LnX1 + ~~LnX2 + ~3LnX3+ .... + P1LnX1+t>1
Dengan demikian, maka model yang sesuai dengan karakteristik data
dan dipilih dalam regresi data panel ini adalah model Fixed effect.
60,69 1,84 F UJI > F2s,6s
FUJI:
kemudian kami uji dengan menggunak.:m formula di atas dan
menghasilkan output sebagai berikut :
RSSl: 0,191067 RSS2: 0,007849 N 92 T 4
Dari hasil awal running Eviews model pooled dan fixed effect,
84
Selain diduga ada masahlh heteeoskedasttsltes, untuk rnenqecex
asumsi ldin 11;engenai al!<1n7a vc.riabel bebas yang mempunyai korelasi
(hubt•ngan llnier) yang kuat dengan venabel bebas lainnya, rnaka
d1lakuk.an uJt mutnkotententes dengan menggunakan SOftware SPSS
(karena dalam E>1iews trdak tersedie tools untuk mengetahui
mult\kolmearitas untuk data panel). Dengan melihat Pearson
Core/ation Matrik:; datam SPSS, jika angka nya melebihi 0,8, maka
diasurnsikan ter:iadi ge3ala multikoleniaritas antar variabel bebas.
Dari hasil pengecekan Pearson Corelation Matriks, ternyata
terdapat hubungan enter variebel bebas y11ng cukup kuat antara
variatie! sarana pendrdikan dengan variabel sarana kesehatan (0,869),
dan variabel sarana kesehatan dengan variabel kepaElatan
cenduduk(0,823).
Dengan demlkian, maka untuk. memperoleh model yang tidak bias
(Unbiased), saiah satu pemecahan yang sering dilakuk.an untuk
mengatas1 rnuttlkoleruarttas adalah dengan mengeluarkan valiabel
__ x_1 __ .! 0.147175 .J e,ooooSf J, _
Variable 'i<oet1si ent Prob t I I c__,. . I X1 0,001694 0,1470 • Prob (F.Stat) 0,000000 ' . '----- I X2 -0,048211 0, 1019 Adj. R2 ' 0,985662 R ... 0,00'3472 o.~ o.w. stat I 2,0a282S ! I . t ·0.0074sS
. (1,3912 '
~ X5 .{l,002686 0,5563 • I ---- -··-- _, :. _ ~.__L 0.056H2 e,cm i
.. --·· -····
r.tbel S.9 Dau Hasil Regresi Sernua Val'iatlel Model Fixed Effect
Dari hasd transformasi persamaan tersebut diperolch data bahwa
henve variabel POR8, variabel penduduk dan air berslb yang yang
signifikan nie11jelaskan vaiiabel IPM pad;s taraf nyata o (alfa) = 5%,
hasil re9res1 tersebut menunjukkan bahwa masalah neteroskedasnsuas
belum sepenuhnya dapat diatas1 melalui transfonnasi persamaan ke dalarn log ganda.
85
Karena ya:ig berkorelasi cukup kuat ada tiga variabel, maka
dalam penelitian ini kami mencoba bebcrapa model untuk mencari variabel mana yang i)aling layak ur.tuk dikeluarkan dari model. Formasi tersebut adalah : 1) Mengeluarkan variabel yang paling oanvak berkorelasi dengan
variabel bebas lainnya yaitu variabel sarana kesehatan (Model l);
2) Mengeluarkan variabel sarana kesehatan dan kepadatan penduduk (Model 2).
3) Mengeluarkan variabel Sarans Pendidil<an dan Sarana Kesehatan (Model 3);
Setelah dilakukan regresi terhadap ketiga model tersebut diperoleh output Eviews sebagai berikut:
Dari Regresi Model 1 diperoleh hasil bahwa ada dua variabel bebas yaitu variabel kepadatan penduduk dan air bersih yang
siqniflkant berpengaruh terhadap variasi perubahan IPM pada taraf nyata a (alfa) = 5%! (probabllltv t di bawah 0,05) dan ernpat variabel
lainnya tidak signifikan, sementara probability (F stat) nya signifikant, dengan tingkat kepercayaan 98,47% (Adj. R2 0,985621).
... Correlation rs significant "at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pearson Conelation PDRB SARDIK RASGUR I SARKES RAS MED I KPDT AIR8SH
PDRB 1 .241 (") .097 .314("") .600("*) .342.("J I .138 SARDIK .
.241 o 1 .106 .869("•) .084 .773(:"") .215(") RASGUR .097 .106 1 .007 .077 .121 .114 SARKES .314(•") .869(**) .007 1 .054 .823(**) .280(**) RASMED .600(*") .084 .077 .054 1 .107 . iS'J KPDT .342(**) .773("") .121 .823(01 .107 'l .22~(*) AIRBSH .138 .215(*) .114 .280(*") .150 .224(*) 1
Tabet 5.10 Hasil Perhitungan Uji Multikoleniaritas
Dengan Pearson Correlation
yang sangat berkorelasi, dengan resiko kehilangan informasi dari
variabel tersebut.
86
Dari Regresi MO<lel 2 diperoleh hasll bahwa hanva variabel air
bersih yang signifikant pada taraf nyata a (alfa) = 5%, (probabitity t 01 bawali 0,05) dan empa~ variabel lain~a tidal< signifikan. sernentara
probabi:ity (F stat) nya signiflkant, dengan tingkat kepereavaan
98,47% (AdJ. R1 0,984797)
Dari Regresl Model 3 direroleh hasil yang juga r.ienunjukkan
bahwa hanva ada satu vaoabel bebes yang l:leroengaruh secara
s1gnifik.3nt ternacap pencapaian IPM paoa taraf oyata a (alfa) "" 5%,
(probability t ui bawan 0,05) yaitu variabel air bersih. Sedangkan dua
variabel lainnva tidak signifikan, sementara probabilitv (F stat) nva
signifikant, dengan tingkat kep•m:ayaan 98.60% (Adj. R2 0.985000)
Dengan dem1kian dari perbandingan hasil regresl tersebut tertihat bahwa model yang paling !ayak dipilih untuk dilanjutkan pada tahap pengujian berikutnva adalah model yang pertama, karene variabel
yan9 signifikan leb1h banyak dan mempunyai Adj. R2 paling tinggi. (hal
lni dapat d1faham1 men9in9at vartal>el yang palin9 l:>anyak berl<orelasi
dengan vanabet lam adalah vanabel sarana keseneten), sehingga
model tersebut menjadi:
- .. ---- .. . .. - Variable Probt
··-- ·-- --· MONU MODEL2 NODE'L3
.. ·- .... - Xl 0.1171 ! 0.2924 0.0677 ... 0,0548 l X2 • 0 1515 -. _ _J
X3 0.3049 _Q,_2322 0.2786 ---- 'X4 - - - -- ~s 0.4629 0.3494 0.1414 X6 0,032;9 _. - . >-· ·- .0,0872 - -- X7 0.0000 0.0000 0.0000
- Prob {F.Statl 0.0000 00000 0,0~ Adj. Ri 0,985621 0,984797 0,985000 -
Tabel 5.11 Data t:asll Reeresi Model Clengan Mengeluarkan
Vulabel Bebas Y1n11 diduga Berkorelasi sa11gat kuat
87
kerat lmtanq (cross seaion data), sehirvjqa diasumsikan bahwa model ketiga ini masih melakukan pelanggaran homoskedastisitas (masih
rr.enqandunq masalah heterskedustisitas), Ini dapat dilihat dari sum
square error (SSE) sebelum dan sesudah diberi perlakuan cross
section weights dan white hetcroscedasticity-consistent standard error
and covariance.
Nilai sum square error sebelum perlakuan (SSE: 0,007942) adalah
lebih besar daripada sum square error sesudah "ditiireet" dengan cross section weights dan white heteroscedasticity-consistent standard
error and covariance (SSE: 0,006556). Setelah diberi perlakuan seperti di atas diasumsikan model sudah bebas dari masalah heteroskedastisttas.
Uji asumsi yang terakhir adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya masalah autokorelasi. Dengan menggunakan formula yang
telah diuraikan dalam metode penelitian, uji autokorelasi dilakukan dengan cara membandingl<an nilai Durbin Watson (DW stat) hasil regresi dengan angka dalam tabel Durbin - Watson. Sebagaimana ·
diketahui bahwa jumlah observasi (n = 92) dan variabel bebas (k = 6), maka hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
AIRBSH
KPDT RASMED
RASGUR
PDRB
SARDIK
IPM
Dimana:
= IPM kecamatan
= PDRB per kapita kecamatan ADHK 1993;
= Sarana pendidikan tingkat SD di Kecamatan; = Rasio guru terhadap murid pada tingkat sekolah
dasar;
= Rasio tenaga medis per 1000 penduduk;
= Kepadatan penduduk kecamatan; = persentase rumah tangga yang mempunyai akses
terhadap air bersih. Wala1Jpun model sudah lolos dari uji asumsi multikolinearitas,
namun karena data panel ini jugei lebih banyak menggunnkan data
LnIPM = Po +P1lnPDRB + lhlnSARDIK + p3LnRASGUR + P4LnRASMED+ PslnKPDT + P&LnAIR~SH + Ei
88
Hasil pengujian yang tercermin dari output eviews menunjukkan bahwa dari variabel yang diasumsikan berpengaruh terhadap variasi
pencapaian IPM, ternyata hanya lima variabel yaitu variabel PDRB, sarana pendidikan, Rasio guru, kepadatan penduduk dan persentase
rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang secara signifikan berpengaruh terhadap variabel IPM pada tarap nyata a (alfa)
I Variable koefisient Prob t I ,_____ I PD Re 0,141194 j 0,0000 Prob (F.Stat) i 0,000000 SARDIK -0,038296 0,0000
- RASGUR 0,004232 0,0483 Adj. R2 I o,999993 RAS MED -0,005029 0,3481 D.W. stat 2,001913 KPDT 0,100735 0,0000 AIRBSH 0,099488 0,0000
Tabel 5.13 Data Hasil Regre~i Model Fixed Effect
(terhadap 6 variabel)
Der.gan demikian model secara keseluruhan telah bebas dari masalah-masalah penggangu, sehingga dapat dikategorikan sebagai
model yang "blue". Hasil persamaan regresi terhadap enam variabel
yar.g ada setelah dilakukan berbagai uji asumsi serta telah diberikan perlakuan cross section weights dan white heteroscedesttcitv
consistent stenderd error and covariance, adalah sebagaim::ma ~erl~hat dalam tabot 5.13 berikut ini:
Jumlah observasi 92 di 1,566 du 1,751
(4-du) 2,249 DW Stat 2,185521
Du< DW < (4-du) 1, 566 < 2, 186 < 2,249 ; Kesimpulan Tidak terdapat autokorelasi
Tabel s.12 Pengujian Masalah Autokorelasi
49
Dari persamaan tersebut cllket.ahui batiwa setiap kenalkan 1 % PDRG maka akan menyebabkan k.ena1kan tPM SEbesar 0,14%, setla\l
kenalkan 1 % raslo guru terhada p mu;fd maka li'M akan naik sebesa r 0.004'%, setlap penembatlan kepodcitan pe"duduk seceser 1 % 'lken
menyababkan kemslkan IPM sbesar 0, 10% den setiap kenalkar 1 % rumah tangga vany memltll<.I akses terhadap air berslh, maka l"M akan
nalk sebesar 0,099%.
Adapu n variasl dan lntersep atau konstanta antar kecematan
dapat dianalisa darl tabel 5.14. Dari tebel tersebut dlketahui bahwa
perbedaan lntersep antar kecarnaten relatif tidal< terlalu mencolok. hal
ini menunjukkan bahwc keseniangan IPM antar kecamatan tidak
terlalu jauh ateu relatif homogen. Intersep tertioggi terjadi di
kecernaten Muara gembong (l, 729751) dan yang terendah adalah
kecametan Cikar;:ing Baret (1,304340).
= 5%, dengan tmgkat kepertavaan 99.99%, sedangka11 vanabel rasio
mechs t1dak signifikan.
Dengan adanva vanabel yang signifikant tetapi rnernpunvai
koP.li5ien regresi yang berrulai negatif, yaitu pada variabel sarana
pendidikan, sementara diduga bahwa peningkatan jumlah sarana
pendidikan akan mcnyebabkan kenaikan anqka JPM, bukan matai)
rnenurunkannva, hal fnl terjadi karena perubahan atau penambahan
sarana pendidikan dari tahun ke tahun perubahannya tidak sebesar
perubanan vartabel lain termasuk IPM itu sendm, bankan ell beberapa
kscamatan sarana pendidskan daser ada yang mengalami penurunan.
Di samping rtu indikator pendidik1'n yang membentuk IPM dalarn
pendUtian ln1 selain sarana pendidikan juga dlsumbang oleh rasio guru
tcrhadap mund.
90
8erbeda dengan varlas1 oendepeten yang cukup mencolok den
terg;:unbar den d1sparltas PORB y;,ng sangat tinggl, rneka varlasl lPM
antar kecamatan lni cenderunq homogen. Hal lnl menglncllkasikan
bahwa IPM d1pengaruhi oleP. banvak faktor d1 luar pendapatan, peran 1ndlkator pendidil<.an, kesehatan dan indik.ator kepenoudvxan yang
tergambar dari hasil regres1 vanabel-vanabel ya11g bsrpenqaruh
terhadap IPM di Kabupaten Bekasi selama pertode penqarnatan.
No. KECAMATAN KOEFISIEN ~£GRESi , SET\J-C 1,697143 2 SERANG--C 1.675525 3 :'.:IKPUSAT-C 1.580522 4 CfKARANG SELA TAN-·C 1,"6Q078 5; CIBARUSAH--C 1.551777 6 BOJONGMANGU- C 1.635841 7 CIKARANG TIMUR-C 1,543()00 8 KEDUNGWARINGIN--C 1,363345 9 CIKARANG UTARA-C 1,506946
KARANGBABAHAGIA-C -
10 1,488565 11 CIBITUNG-C 1,397386 12 CfKARANG BARAT-C 1,30434fi 13 TAMBUN SELATAN·-C 1.479387 14 TAMBUN UTARA--C 1.~0166 15 9ABELAN-C 1.605120 16 rARUMAJAYA--C 1,64058)
TAMBELANG--C - 17 1,&47li07 18 SUKAWANGl··C 1.632892 19 SUKATANl-C 1.532489 ?.Cl SUKAKARYA-(; 1,654948 21 PEBAYURAN-C 1,704351 22 CABANGBUNGIN-C 1.585069 23 MUARAGEMBONG-·C 1,729751
Tabet S.14 Variasi KoMtanta Antar Kecamalan
Model Fi>-eei Effects
91
Adanya kensauan beberapa kalangan masvaraket Kabupaten
Bekasi tentang ket1mpangan antar kecamatan terbukti dari hasil
perhitungan distribusi pandapatan (PORB) dcngan menggunakan
Indeks Williamson, drrnana h<>silnya diperoleh nilei indeks yang sangat
ting91 dan secere umum cenderunq meningkat. Geir:'\~<snm tersebut
diperkuat den9dn hasil permtunqan lndeks Gini yang menunjukkan
perbe-teen pendapaten anrar golongan, Clan hasilnya jug<1 menenjukkan l<etimpangan yang ting91.
Untuk rnencari upaya dalam mengatas• ketimpangan 1r11,
selanjutnya diidentifikas1 kecamatan-kecamatan rnana y2 ng tertinggal,
mas;h berkemilang atau sucah maju dalarn T.pologi Klaas~u. Hasilnya
menunjukkan kecarnatan yang tertinggal masih cukup banyak
dibendlnqkan dengan yar.g sudah maju, bahkan ada kecamatan yang meng<ilam1 kemunduran kesejanteraar; ekonoml,
Setelah dlidentifikasi kesejahteraan dan sisi pendapatan (!>ORR)
dan laju perturnbuhan ekonomi, maka dilaojUtkan dengan analisa
tingkat kesejahteraan don faktor-raktor yang rnernpenuaruhtnya
dengan menggunakan ukuran yang lebih luas, dalam hal ini variabel anausa yang digunakan adalah lndeks Pernbangunan Manusia (IPM),
Dengan dem•k•<'~ bentuk program yang bisa dilaksanakan untvk
meningkatkan kesejahtcraan masyarakat secara ekonomi dan sosial
ddai<ukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Pencapalan IPM .
. Dari perhltungan ketiga metode tersebut, secara keseluruhan dlperoleh kesimpulan sebaga1 berikut:
1) Melalui upaya-upaya pemerataan pembangunan daerah,
Pemenntah Kabupate11 Bek~5i mengharapkan teljadinya
penurunan tingkat dlsoentas antar kecamatan, namun dalam
kenvataannva tingkat disparitas di Kabupaten Bekasi rnasih
6.1. Kesimpulan
BAB VI KESJNPULAN DAN SARJ\N
92
4) Dari persamaan reqresi diperoleh data bahwa dari tujuh vanabel yang diduga mempunyai pengaruh terhadap tingkat pencapaian Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Bekasi, ternyata
hanya empat variabel yang secara signifikan berpenqaruh. Ke empat variabel tersebut adalah variebel PDRB, Rasio guru
terhadap murid pada tingkat sekolah dasar, kepadatan penduduk dan prosentase rumah tc:igga yang memiliki axses terhadap air bersih.
3) upava-uoava pemerataan pernbenqunan daerah juga diarahkan
agar semua kecamacan dapat mencapai tingkat kesejahteraan
yang sama, atau paling tidak pada saat yang sarna dapat tumbuh dan berkernbanq secara bersarna-sarna. Namun dari hasil analisis Tipologi Kiaasen berdasarkan tingkat perturnbuhan PDRB dan t.aju
Pertumbuhan Eko11omi, antera tahun 2001-2004 tidak semua
kecamatan mengalami pertumbuhan, sebagian besar adalah tetap pada pola pertumbuhan yang sama (yang maju terus maju, yang tertinggal tetap tertinggal), bahkan ada beberapa xecarnatan yang mengalami penurunan tingkat kesejahteraan.
2) Disparitas pendapatan yang begitu tinggi ternyata tidak serta
merta menyebabkan disparitas yang tinggi juga pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM), hal ini terjadi karena selain faktor . ekonomi seperti pendapatan, IPM juga dipengaruhi oleh faktor- faktor lain khususnva faktor sosial seperti pendidikan dan
kesehatan.
sangat tinggi - bahkan bisa dikatakan ekstrim sekali. Hal ini
diperlihatkan oleh hasil perhitungan indeks kesenjangan regional
(Indeks Wiliamson) dari 1996 sampai dengan tahun 2004.
Tingginya angka Indeks Williamson terutama disebabkan oleh terlalu dominannya kecamatan tertentu dalam menguasai
perolehan PDRB, terbukti dari hasil pengujian, apabila kecamatan tersebut dikeluarkan dari perhitungan, maka persebaran PDRB relatif lebih merata dan angka Indeks wiliamson jauh lebih kecil.
93
a. Perhatian Pernerintah daerah selama ini yang terlalu fokus pada
daerah perkotaan dan kecamatan-kecamatan yang memiliki basis industri serta perhatian yang kurang terhadap wilayah kecamatan pinggiran, sebaiknya paradigmanya dibalik menjadi fokus ke
daerah pinggiran tanpa mengabaikan wilayah kota dan kawasan
industri, sehingga disparitas antar kecamatan tidak terlafu ekstrim.
b. Pemerintah Kabuoaren Bekasi perlu menga!T!hil kebijakan yang
lebih berani untuk mendorong kemajuan kecamatan-kecarnatan
yar.g Laru berkembang den relatif tertinggal, terutarna pcningkatan kualitas sumber daya manusia, disarnpinq
pengembangan sektor-sektor ekonominya. Pemerintah Kabupaten
Bekasi juga perlu segera mencari penvebab utama dan rnenerapkar: Kebijakan yrir1g responsif untuk menanqaninya.
c. Dalam mensikapi kenvataan masih sangat banyaknya kecamatan
yang perekonormannvs masuk kareqori kecamatan yang tertinqqal dan kecamatan yang pertumbuhannya melamban dan
berpotensi tertinggal dalam err.pat tahun terakhrr, beberapa saran yang munqkin bisa dilaksanakan adaiah :
• Mempercepat dan memperluas jalur-ja!ur transcortasl seperti jalan, jembatan dan sarana pendukung transportasi lainnya untuk memperlancar arus perekonomian pada daerah-daerah
keccmatan yang terisolir dan jauh dari pusat perekonomian.
• Mengembangkan sektor-sektor ungulan kecamatan dengan bantuan tehnis dan permodalan yang memadai. Setiap
kecamatan didorong untuk berkembang sesuai potensinya, ada kecamatan yang unggul di sektor jasa, ada yang berpotensi di sektor pertanian dan ada yang unggul di sektor industri kecil dan lain sebagainya.
• Mendorong pembangunan sarana-sarana perekonomian seperti pasar, lembaga keuangan dan perbankan, pembangunan
industri dan juga pemukiman harus mempertimbangan
6. 2. Saran dan Rekomendasi Kebijakan
94
d. Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian Indeks Pembangunan
Manusia, maka faktor - faktor yang perlu mendapat perhatian
adafah peningkatan pendapatan masyarakat yang tercermin
dalam kenaikan PDRB per kapita, peningkatan dan pemerataan
guru,; penyebaran penduduk yang febih merata dan peningkatan
pelayanan akses air bersih.
e. Mengenai keberadaan sarana pendidikan yang seharusnya
berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia.
namun dari hasif penelitiar. ternyata justru menyebabkan
penurunan IPM walaupun kecil pengaruhnya, hal ini bisa saia
terjadi apabila sarana pendidikan tersebut belurn dimanfaatkan
secara optimal, atau bisa jadi sarana pendidikan banyak, tetapi
kurang berkuafitas sehingga tidak bisa digunakan dalam
mendorong peningkatan inc:ieks pendidikan masyarakat. Dengan
demikian upaya yang bisa dilakukan untuk menqetasinva adalah
dengan mengoptimafkan pengunaannya sarana pendidikan serta
mernperbaiki serta meningkatkan kualitas sarananya, sehingga
sarana pendidikan tersebut menjadi nyaman, aman, dan dapat
menarik murid dan guru untuk meningkatkan kuafitas
pendidikannya. Namun demikian diperlukan penelitian lanjutan
untuk mengetahui penyebab masafah ini secara lebih akurat.
f. Untuk rnecvernpurnakan hasil penelitian ini, kiranya perlu
penelitian lanjutan khususnya mengenai penyebab disparitas
pendapatan yang sangat tinggi, penyebab masih banyaknya
kecamatan yang tertinggal kesejahteraan ekonominya, serta
. bentuk program yang cocok untuk memperbaiki faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap pencapaian IPM di Kabupaten Bekasi.
g. Dengan pelaksanaan program-program yang disarankan inl, maka
diharapkan masafah isu untuk memekarkan wifayah d: Kabupaten
Bekasi dapat diredam.
pemerataan dan dapat mendorong perekonomian kecamatan
yang tertinggal.
-- - -~ ~
95
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, Nuzul (2005), Disparitas Pembangunan Regional, Bahan Kuliah MPKP, Tidak dipublikasikan;
Anggawen, Franciscus (2006) Disparitas Kontribusi Pajak dan Retribusi Daerah dalam Kaitannya dengan Perkembangan Wi/ayah di Kabupaten Bogor, Sekolah Pdscasarjana IPB Bogar;
Budiman, Arief (1995) Teori Pembangunan Dunia Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta;
Cahvadhl,' Putu Eka, P"?lacakan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (Studi Kasus Kabupaten/Kota di Propinsi Bali) 2005, Tesis MPKP, Tidak dipublikasikan;
Gujarati, Damodar (2005) Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Soemarno Zein, Jakarta: Erlanqqa:
Hastotc, Eri (2003), Analisisi Disparitcis Pembangunan Regional di Fropinsi Sulawesi Utnre dan Proptnsi Gorontalo, Sekofah Pascasarjane !PB Bogor;
Kalil, M. Sayuti, (2000) Pertumbuhan Ekonomi dan Kesenjangan Regional di Propinsi Jambi, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;
Karyani, Tuti, (1998) Anaiisis Pertumbuhan dan Ketimpangan Wilayah di Propinsi Jawa Barat tahun 1991-1.995, Bandung· Lembaga Fenetitian Fakultas Pertanian UMPAD;
Khusairu, (2002) Analisis Disparitas AntarDaerah Kabupaten/Kota dan Peng;uu!Jnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi regional di Propinsi Banten, Tests MPKP UI ;
Musgrave, Rihard A. dan Musgrave, Peggy B. Public Finance in Theory and Fractice, Flfth Edition, McGraw-Hill, USA (1989)
Nazara, Suahasil, (1994) Periumbuhen Ekonomi Regional Indonesia; Suatu Aplikasi Fungsi Agrega.t indonesia, Pnsma, Jakarta;
Purwantini, Ari, (2000) Kesenjangan Pembangunan Ekonomi di Propinsi fiusa Tenggara Barat., Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;
Santoso, Budi, (1989) Ketimpangan Pendapatan Antardaerah di Propinsi Bali, Malang: Fakultas Pases Sarjana UGM, Program
. KOK UGM -Universitas Brawijaya;
Setyarini, Djati, (1999) Faktor-faktor Yang Nempengaruhi Kesenjangan Pembangunan Ekonomi Antardaerah di Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta: Program Pasca Sarjana UGM;
Soetomo, (1986), Strategi Pembangunan Pedesaan Menuju Pemerataan Hasil-hasil Pembangunan, Makalah seminar
96
tentang Dlstribusi Pemerataan hasil hasil Pembangunan di Pedesaan, Yogyakarta FISIP-UGM;
Sudarsono, Juwono (1991), Pembangunan Politik dan Perubahan Politik sebuah Sunga Rampai, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta;
Sumahdumin, D. dan Dudi S. Abdurahim (2001), Pemanfaatan Indeks Pembangunan Manu.;ia tmtuk Perencanaan Pembangunan Daerah, Bapeda Propinsi Jawa Barat, Bandung;
Sumarsono, Soni (2001), Indeks Pembangunan Manusia dan Pemanfaatannya dalam Pembangunan Daerah, Bappeda Propinsi Jawa Barat, Bandung;
Syahrial, Svarif, Pengolahan Data Panel, Bahan Pelatihan Ekonometrika LABKOM Dep. Ilmu Ekonomi FE UI Jakarta, tidak dipublikasikan;
Tambunan, Thulus,T.H. (2001) Transformasi Ekonomi di Indonesle, Teori den Penemuan Empiris, Jakarta: Salemba Em pat;
The World Bank. (2006) Laporan Pemba1'gunan Dunia 2006, Kesetaraan dan Pembaneunan, Penerjemah Dono Sunardi, Jakarta: Salerr.ba ernpat;
Todaro, Michael P. (2000) fiembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Ketujuh, Aiih Bahasa Haris Munandar, Jakarta: Erlangga;
Widardjono, Agus (2005) Ekonometrika, Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Yoqyakarta, Penerbit Ekonisia FE UII Yogyakarta.
Williamson, Jeffrey G. (1977) Ketidaksamaan Regional dan Proses Pembenaunen Nasional: Penggambaran Polan ya (Terjemahan), Jakarta: t.ernbaqa Penerbit FE Universitas Indonesic::.
Bahan/Sumber Lain
Badan Pusat Statistik Kabupate n Bekasi, PDRB Kabupaten Bekasi; Beberapa tahun terbitan:
Bappeda Kabupaten Bekasi, Bekasi Dalam Angka; Beberapa tahun terbitan:
Bappeda Kabupaten Bekasi, Selayang Pandang Kabupaten Bekasi; . Beberapa tahun terbitan;
Bappeda Kabupaten Bekasi, Analisis dan Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia; Beberapa tahun terbitan.
BPS, Bappenas dan UNDP, Indonesia Laporan Indeks Pembangunan Manusia 2004, Ekonomi dari Demokrasi:. Membiayai Pembanguanan Manusia Indonesia; Publikasi bersama BPS, Bappenas dan UNDP.
97
United Nations, Economic and Social Commission for Asia and the Pasitic, Reducing Dlsparltas: Balanced Development of Urban and Rural Areas and Regions Within the Countries of Asia and the Pasific, New York,2001.
; .. ~-, -
-NM~l()~~mmo~N("')V~W~~~o-N~ ~or--or-...-.---..--..--NNNN o z
gggggggggggggggggggggggg ::.:: N ~ m ,...: '° ~ c0 ~ <DIM a> M ..n tt5 m N o ,...: Lri «> ....: N ~ m g~~~~~~~~~~R~~~~~~~~~~~~~ a.~MMMNN~~MN~m~~ww-~roOM~MN
"'f (0 l.t) (I') <D ti) N CO V -.:!°,,..._ ..- (") (1) r- N <O (""') ("') U') -.:t" CO -.:t" M t-... O ~ .- ..-..-N ..- ,..._ 0 ~ ~ "ti g~ .... ..:.;.-1--4--l--<l--l--l-.+--+--l--4---l--l--4--<--<l--l-.+--+-·-l---l--l--4--<"--I g~ ~~~~~~~~~f~~~~ro~~~~~~~g~~ N ~~~~~~~~~~~~~6~~~~~~~~~6 z c~w-N~~wo~m~NNo~~~~m,.._w~M ~ •ro~M-NNNr-.vor-.roWMN~~oo~o-~ x ~~~~g~g~~-~~~g~~-~~~t~~~~~ :!: I~ o. "'· ~· r-.. -, N ro. w_ o_ o. N_ ~- N_ - r-, -- ~- o_ o_ o eo ~- w_ ~-I ~ o•--M--••<DNNVOM----N• --~ ::J (L - ..-!-N--+-4--<i-1--1-.j...-l-..j...-l---+--I-"--! § ooooooooloooooooooooooooo 0 000000000000000000000000 z ~8~~8~~~~g~g~gg~~~~~~~~~~ w §~~qm~~~~~~~N~ID~~~~o~~~o~ ~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~ ~ - ..-...-N .- ~ ::;; ~~ .... -:+-l-_..--l--<l--l---l--l--.j...-l-..j...--l--1--4--1'---l--l-.+--+---l---l-~--l--<"--I :;) 0 -,N
NCON~C.O~VM~NO~CDa>.-r-vmcoU">...-r-mM 00lt')-..-OV~OVOOO.-NMMr-~MW-Nr- ~~~g~~R~g~~g$~~~gg~~~~~~ ~Oll),...._<D.-<DO>CDCD~MOOM~~r-~CD,....~.-(0~ W,..._ccN~~a;j~V~~Qro~~~~,.._:~V~O>~N ~~m~~~~~~~~;~~~~~~~~~~~~~
0..-.--r-M..--VVC.ONN~~("').-.--r-.-N.- --~ Q.. ...-- ..-N
ci z
CO"lif,.._Q)ll.)U")U")00-(00.-f""..CO~ -..-cocoocolOO,....<ONC'flOMN ..... ~ ,...: N O. ,....: .¢ <D r'4 ai N N cD cO d M· 0 1'-1'-0)1'-0)V\ll·C:Oll)-f"'..0,...._,...._,....""" MO>~.- ..... ONO>MNWNO>".'.JMO m-riC"fm~ocimciW~OOor--orim mmoooN-m~MCO~~-MMCO ~~~~~~~qomm~~N~~o 0---m.-1~-v .--..--r-N~
0. -
'"lf',....,..._NO"'>"'COr-..-c">Ni.()lt'>CO,.... N ,..._ C.O 0 CO U"> 0) N M f"'- <O - <D O> <O ,..._ t;~~~~8~~~~~~;gi~:g CO ..- CD ("') 0 U> ,..._ f"".. O> M ..-- N S"-- C> r-, cQ ,..:v·ov,....oocn_"lif_,...:v_.-,....N-N~
~N~N-~ ...... ~~NN.-~mMNO> --NM~m~wNmmN-rom..- ~~-~~-N-~ ~-~--~ ll.
NOJO>C.OMCOON,...._ONM..--MNM ,..._ 0) co co ti) a> - a> ....... r-, co a> ,..._ co O> 0 ~c0mocio,...:lriM&0oc0,....;c0ww M..-OONOO<:J>Nv~covvco,.._ M0>00)lt')Q)NU">MVO...-a:>"3'"T"""C0 ri~coo~NM~~m~mmcoro~
0 ~~~~~~~~~~~g~~~~~ g 0 .-..--,..._.-..-OOM ..- .- ~M "' ll. ~t-+-+-o-+-o-+-o-+o-+o--t-o-+-o-+-o-+o--t-o-+-o-+-o-+o-+o--to--t-o-1 m 0000000000000000 5~~~~~g~~~~~~~~R~ OM~~~~~~~~~~-~ID~- ~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~ ..-..- NN ...- ~
::;: 5 ~~ .... ...:.+-4--l~l--l--1-.j...-l-..j...-1--4--1--<l--+--l--i-~ g~ ~gM~~~~~~~~g~~~~ 0 ~~~~~~~~~~~~~~~~ z ON~~.M-~~mroN~Oo~• ~ ID '$ .. ,.J~ ..-· cD ,.._ .. ci Nd ui ci m or--~ v ~1 ; ~~~~~~~~~11~~a*~~ ~ 0 ..-...-co.-.-roM - ..- -r-M ::;: ll. ~~~ J oooooooooocooooo .... 0000000000000000 z ~O~~~~~~~ciM~N~~N~ ~ g~~~~~~~-a~~~~~~~ m ~~~~~M~~~~~ra~~~~~ ~ ~ -- NN ~ ~ ~~ .... ...:.+~--l--<1--1--1--i--l--4--l-~~l--ll--l--l--l-~ < "' I- .... < 0
0000000000000000 0000000000000000 ~~o~~MM~~NM~m~~ciN QOVNr-.....--vma>oN.-..-mM~~ o~N~~~~~~m~~(j'Jco~~~ ~~o~wrow..--or-...v~Nm,...._ID~ , ...... ,....(X)~M~VM~-w~,..._vNn _,, .-..-- NM ..-- (D
o::;: Q'"")
~ O>NmO,....IDMO..--M-~-~c»~ N ,..._ l'"- 00 ..- ,...._ ,..._ l() V ,...._ ~ ,..... CO tl) <D i.O ~mwoo~~~ID~~~~M~M \llMU">C0"'1'0>NNOO'>N0>0>VC()T"" Nl.000,..._M..--OM~o-c»<.DCOCSJ m~~ON~NID~m ...... NOmW~M !~~~~-~~~~~~28a~~ ~ ........ ,..._..--..--~M .-..-..--~...-(")
...
0 0 0 N
3
VO .... ..,, MN l'-M v °' r-, ~ ~~ Vl• ,...,~ ~-: NN .... 00 cxi.,; o\cxi ~o a.~ ~"' MM 00 co ~"' 1-.. ~ .... 00 '<t - .... ~ ~o a: ~ t-; ~ N~ 00~ aoo "' ..... v 00 "'~ -~ ><a M~ ~ 00 co~ ~ .... N r-, .... a v~ M!"l ~ ·-"" M,v ~ .... .... ~ >0 .... ,'<t N .... . !.M "' ... "'~ > NM
:-
~~ ... v O> M 0 r-.M ~N r-, ... N 0 ~~ vN N 00 Vl .... M!"l ~"' ~"' 0
Q.. - N,... ... - ~~ 0 1 ..... ci 0 ci 0 N ·- 0 00
Q.. ~ ... 00 00 00 00 00 00 00 C! C! NM ~di .0 -i ~~ ON ....... QOM ~~ ~~ ~o ~"' V\O M
0" '<t~ N 00 ~\OM Q~ .... ~ ~~ '<t N 00 Q.. .... '<t
~ 00 Ov "'~ ... 00 00 ~ 00 N ID 00 cxi cxi r--'. ri \OM cxi '<t '<t N Vl -M CX) M.-< ~~ N .-< 0 ~ ..... ~v r- CX) 0
I~~ VO \00 .-<0 ~N NM MM
)-N ~o ~~ ... ~ • ll"l ...... M ' v,..., ·-M ~ r-, i-. "":. -~ tll"l ... c. .... M NN.-< .... v
,_,_ ,_ - ~~ MN MM .... co ~ ... "' ~~ v v .0 o~ -i r-:. cxi NM ~"" ~ 00 ~ )-N Ov ""'<t OOM . .!. °' ~M 00 - ... 00 > Vl vO I~ V I~~
I~ ~ ....
.-<M ... ~ -~ ~ :il:i ~v ~CX) "'~ '<t ... rri vi ..; °' uo ~N ~~ -e 00 C!lM v 0 T""I °' \OCX) a: ~ ,..... N 0 0\ "'~ o~ ,.... NO Ln 00 Q.. 00 CX) .-tQO o~
I <~ - ... .... - N 00 ~~ .-<O ... 00
...J~ .... ~ 00 0 ~'<t -N <~ ~~ ~M .-<O+ .... .... ~ ~ °' MO OOw M o~ co°' OM M.-<v ~ .... ~ '<tO oao - ........ co or- ...... ~ 0> QOM .... C!l~ 00 '<t !"10 '<tMN 0 a:~ ~~ ~v ""'~ ... o~ ~N NM ~ Vl . Q.. '<t ~~ ~ 00 v '<t v
'iii
~ ft) ...
< (,!) ·- QI C!l I- ~ z Ill
:::> o~ .Q
_j ~ (,!) <D QI ft)
o zZ L .c :..: '"'< z z ~~ w .Q Q ~< z5 (,!) ., ft)
< ::>l!) u UL '.5w s >z ~:..: li! w :::> wtD << ~a: ID L <D <D -c ~ <( -c ::> ~16 ::> w
<DI- Vl L a. o~ 0.-< NM '<t~ ... .... - ... ... .... z
C1> C1>
O\NO'IO,......:>MO Q~,....,....~~":l':LI'! ~"°''°00\0\0U"\ UU'\MLnCX> V O'\N N ~:""U100"M"0 o:::O\O\ON-N\OV Q~~~~~~~~ a.
COV'l1C0Mo.-.\Or-.... .,... r-, \() "'M,..... N Q'\ ,.....vr'~~~Na:i r....O'l,.....VO\MCTIO )- ,..._ V ~ON \000
.!.t'•N.-tOO,:J'\VCO >MO\O'IMNO"il.l')M M..-fO,.....V,....M~
,~r:?1~""1~~'<t
0 OUlOO \0 C\O~ r-; ...t CJ\ (1\ N LI) IJ"I....,. o\a)rii,...:M,....,01.1") uicov,....-coccN "t.nCOCX>l.O\OIJ"IO\ "IJ"IC"OCOV'l\O....,
I~~~ ~g ~ ~~ ~ >MN U10 V ....COi 0
t ONNC\Nl°'"'"'l..O ):VOM~wrn....cCX)
1'- r-, N O ,.... r.... ,...., CO O'I ,s ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ....-t00\?\U1f'.GO - - ....
000000000 000000000 \l)ciaialrilT'i\0-Lll OVN,.....-"V0\0\0\
~U1NO\O\-tnt--.VLfl QU10U1\DOOIDT"'l'~Ln ~f'f',.(O~~tn~~:
...
0 0 0 N
~
U'l(X)l.OLn\/'\~a'.)f',.O\,....a) ¢N....-4U')C000Ml.0..-4....CCX) OOuiuiMciN\l),...:c)a>~
Q.O't\ONO\NO\IJ"l('.C"'l .... 0 I...._ 0\ V \0 CJ\ N N 0 -o M e-,
0: g;s;~ ~;;; ~~~~~ XNOO'IOM ...... VNMO'I NNr-..CD,....a:)OV'\t""lNN
I- tn 0\ 00 \0 0 ...-. en M V >r....~cooo-vir....c.oo ~ U'l0\000 M\O -0\ >N-t..-tt""lOa>t.Dtna>
1- r-, \0 e-, M ,..._ M 0\ N \0
IM co
O"NO\O,.....\OMO.....tM...-t\0.-.LnCJ\ r- ,.....,.....°'",.....,.....U")vr....v,......ooLfl\O
g~~~cici~~~~~~Mll'iMO\ utnMUla) VCJ\N N 0 O'\NO\ 0\ V CO
NIJ"l00'r"'"'l,.....0MVO,.....O\\{)(X)
~~g;~~;a~~~~~~g~~~ 0 0\0 - V CO V l.O Ma> CO_. 00 0,..... Q..
VNY:>O,.....NOMLnN...._OVOOO\ N e- CJ\ l.O 0 V (X) 00 V V L,.. V'I CX) I' I' tnai\l)cOll'iMcrir'c\u:>r...:\f.iMOV> •'VN\nU1U")Q\.,..c(7\r--,O'\NO\O VIJ"l\OO"IN00\NV0\1./')V0"CO -oCX)-..OVO\N\O,..'\t:JNl.1''3'"0 ~~g~~~~R~~:~~~~~
>oq U")VO\O .... COVOCOvVr--.O'I J.. ,.....N ..-f\()\00\00'\CX)\OOO"ll.O_.N > :"') 0 CO l.O N _. (X) U"1 a) 0 1'4 V ..0 l.O f'.. 1-COM~COU"ll.1'~ NM~O"IU'\0\0 -ir....MVN"\O LnO\N,.....OVO
l.OO'IU'\,....._.MN 00\00M,...M\O U"\VV\ONMCO \OU">VLnl.l"llJ")N
- N
0 a 0 N :i: :! w < Q z < e z < ..... z w Ill w :.: Ill :.: w c. z ... z < e z :::> 1- ... :i: c: w Q..
0000000000000000 0000000000000000 \lic)a:ia)rriM\J:i_;Nri-tir.iii.ri~°'N OVN,....._.VO\O\ON-.-fa)M,....Lfl ~U"INO\O\_.IJ"),....~0-.,.....00\1.0Vl.OO\
C~OU"ll.OCC"'1.-f0,.....VLflNC0,.....\0Q) ~""CO~~Ln~~Lfl=~O\,.....VN~ -
f'-\OMCO,....OMLflMO,....O"l .... VCO 0 CO V r.... NLn IJ"'I \0 M 0\0 "'1 O°'N l.DNNLnVVr....-U"IOO-.\OCCCOl.O VVU"IO\U>MVOM,.....t""lLl'lVN_. CL.oooooo-~0000000 l~ciciciOOOOciciciciOcicici Q..
OOMM,.....U">-MVVO\~,....O\M,....CO\O~ -N..OM~~~~~~~-..-fNr....N~~ _ .... \ON-r....U"IONNCX),....\OM,....V~~
l~~~~~~~~~~~~g~~~~~ci ~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~IJ"'l __ ,.....,....U"IO\OMO\N0\\0000\VCO ~l.Or....V(X)MNCOOOOLfl~Nl.OVOON 1-MNU"),....~V"NVO~(X)NNMO >ro-~-ovo~ro~~~-ooMoo ~OOM~V~~o M~-v~vN- >Lfl-Mor....-r.... --~OVLnVll) 1-NNN..0 NV-MN-~
- v ro
I 0 ii::
I
~~~~~~~~~~~R~R~~~~~~~~~ oo ro · c-:> o:i a:;«> m ceim o:i a;; c0 oo c:0 oo a:> c0 c0 c0 ci c0 c0 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ >0000WOOOOOOOOOOOO~OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
v 0 0 N z s J: < ,J w :.: a: ;: z < z ct Cl z < .., z w (/) w :.: (/) :.: w 0 z ...
OOMN~~~~~~~ro~o~o~~~~~ONMO ~V~~N~~~~~~~~MOO~~~~V~NO ~m~~~~moN~M~~~~N~NOO~~~o ~~~~~ricicici~~~~~~cirici~~~~~~ ~~~M~~N~~~~~~M~~~~M~~~~M~
IO co_ ....
NM ""a:> 0.,., II> N "'v °' .... ~N ~o 0 c:i
~~~~~g~~;~~~~~~~~s~~~~ ~~~~~~~R~gg~g~~~~~~~~: ~~~~~,~~~:~~~~~~~~~~~ -NM~~~~MOO~OO~~~~ONO~O~ ~oN-~VNV ...... M~OO~VNOmVNN~ N~~NV¢N~~o~~o~~~¢N~~~ VOMMm~~~~~~vN-~OM"OM ~voo~~~~~O~NONO~M~N~~ ~~~~~~$~~g~8~g$~$~~~ VN ~00~ M~OOMVV~~~M~
N eo ...... ~ N N V
0 0
"' c: e 'ii E !:!
I
R :< "'0 0 .. .. ·~ ~~ R 0 ~.., .... ,.. _ .., N h N N
~~ ~~ ~~ ~~ " ., ill i !~ ~ ~ .. !! .. ~ ,, .. :g ~· .. :!l i!! ~~ ~! >~<1; a .. .. .. ~ ,; " ..
102
Sumber data: PDRB Kabupaten Bekasi Menurut Lapangan Usaha tahun 2001-2004, Kerjasama Bappeda Kab. Bekasi dan BPS Kab. Bekasi
LPE PDRB/CAP TH < < TIPOLOGI No KEC 2004 2004 LPE PDRB KLAAS EN
ADHK1993 > >
1 SETU 6.13 1, 086, 882. 02 > < II 2 SERANG BARU 6.12 1,697,053.08 > < II 3 CIKARANG PUSAT 6.13 1, 898, 584. 52 > < II 4 CIKARANG ~ELATAN 6.16 13,872,798.15 > > I 5 CIBARUSAH 5.59 1,715,635.16 < < Ill 6 BOJONGMANGU 4.78 1,228,151.01 < < Ill 7 CIKARANG TIMUR 6.11 4,938,670.44 < > I
8 KEDUNGWARINGIN 5.57 4,675,911.43 < > IV
9 CIKARANG UTARA 6.14 6,134,809.05 > > I - ~ 10 KARANG BAHAGIA 5.83 2,121,833.42 > < II
11 CIBITUNG 6.21 12,443,522.00 > > I 12 CIKARANG BARAT 6.26 24,830,~06.08 > > I -- 13 TAMBUN SELATAN 6.i6 5,298,864.08 > > I 14 T AMBUN UT ARA 5.92 3,175,392.19 < < II 15 BABE LAN 5.83 ·1,784,331.21 < < 1: 16 TARIJMAJAYA 5.61 1, 179, 588.37 < < Ill 17 TAMBE LANG 5.36 1,541, 703.34 < < Ill 18 SUKAWANGI 4.73 1,057.700.79 < < 111 19 SUKATMJI 5.79 2,041,801.58 > < II 20 SUKAKARYA 4.49 1,034,711.35 < < Ill 21 PEBAYURAN 4.54 831,331.61 < < Iii 22 CABANGBUNGIN 5.11 1,579.173.17 -: < 111 23 MUARA GEMBONG 4.98 1,717,668.29 < < Ill
Kab bekasi 5.6326 4,504,265. 76
Contoh Perhitungan Tipologi Klaasen Kabupaten Bekasi Tahun 2004
Larnpiran 4
103
n..,pendent Variable. LOG(iPM?J Method Poofed Loost SqlJ3reS Dale 09/19/06 Time· 19 47 Sample. 2001 2004 I ndud ed obser Jations: 4 Total ~nel obServatiol\$ 92
Variable Coeficieirt Sid. Etror t -Stattst1c Prob ~OG\PDRB?) 0081694 00~929 1 460675 01470
LOG(SARDIK?) -0048211 OJY.!9219 .1 649985 0 1019 LOG(RASGUR?) 0003472 0.003598 0.964767 0 3368 LOG(SARKES?j -0007458 0.005663 -0 860905 0.3912 LOG{RASMED?) -0.002686 0.004551 ..() 590166 05563
LOG(KPDT?) O.OC6142 0020505 2.118143 00365 LOG(.O.IRBSH?) 0147175 0 03')661 4 800118 00000
F1xe:i Effucts _SETU-C 2.488791
_S<:RANC-C 2 472910 _ CIKPUS.l\ T ··C 2.376869
_CJKSEL-C 2404736 _C18ARU5.AH-C 2.364766 _OOJONGMU-C 2.373601
_CIKTlM-C 2.430740 - i<EOUNG-C 2.246717
_CIKUT-C 2 453257 KARANGt!A-C 2 331772 _ClBlTUNG-C 2.374063 _CIKBAR··C 2.321382
_ TAMBUNSC:·-C 2.459683 _TAMBUNUT-C 2.324945 _BABELAN--C 2.4606n _TARUMA-C 2.441167
_ TAMBElANC-C :<.334930 _Sl.!KAWANGl--C 2.385075
_SUKATANl-C 2 373490 _ SUKAKAKY A-·C 2.429034 _PEBAYURAN-C 2.475181 _CASANG-C 2.387337 MUARA-C 2.473435
Fl-squared 0.990163 Mean dependent var 4175485 Adjusted R-squared 0.985562 s o depenaent var 0 093637 S. E. of regression 0.011251 Sum squared reSJd 0 007849 F~tistic 1040 140 Ourlm-Watson slat 2 082828 Prob{F-sta11stk:) 0000000
Hasil Running El<iews Model Common dan Fixed Terhadap Semua Variabel Y«ll!I Oktuga Mempengaruhi IPM
Lampiran 5
104
4 175465 0.093637 0.007942 2.052522
Mean dependent var s.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Walson stat
0.990046 0.9l!5621 0.011228 1253 168 0000000
R-squared Adjusted R-6quare:l S. E. of ragreS$lon F-sts11st1c Prob(F-statistlc)
2 420575 2403868 2.307070 2.324978 2:.195443 2307999 2M5oe7 7172376 2.374)917 2200145 2.291432 2 2353!;0 2 379913 2 251591 2 390797 2375962 2.20070S 2 318645 2302069 2 364405 2 4'·0558 2 3"9816 2 4',()142
LGJG(PDRB?) 0 087521 LOG(SARDIK?) -0 054690 LOG\RASGUR?) 0.003692 LOG(RASMED?) -0 003303
LOG(i<POT?) 0.0571C'5 LOG(AIRBSH?) 0.141441
Fixed F.ffeo:t~ SETU-C
_SEAANG-C _CtKPUSAT--C
CIKSEL-·C _ciBARUSAH·-C _BOJONGMU--C
CIKTIM-·C _KEOUNG--C
CIKUT-C KARANG5A·-C
- Cl61TUNG--C - CIKBAR--C
_ TA"18UNSE-C TAMBUNUT·-C
-_BABELAN-C: TAF<UMA·-C
_ TAMBELANG--C _SUl<AWANGl-..C _SUKATANl-·C _SUKAKARY~C _PEBAYURAN-C
CABANG-C -MUARA-C
Std. Error I-Statistic Prob. 0 055404 1 579701 o 1171 0028175 -1.941123 o 054B 0.003582 1.030859 o 3049 0.004484 -0.736671 0 <1629 0026427 2.160866 0 0329 0 0'19867 4.735693 0.000(1
Variable Coefficient
oeoenceot Variaole LOG(IPM?) Method Poole(i Leasl Squares Date 09/19/06 Time 21 10 Sample. 2001 2004 Included observations 4 Total panel observations 92
H.;isll Running Evit!ws Model Fixed Effs~t Terhadap Variabel yang Okluga Mflnpengaruhl IPM Model 1
(Tanpa SARKES)
Lampiran 6
105
H1sll Running Evltws Model Fixed Effect Terhadap Varlabel yang Olduga Mempenganihi lf>M Moael 2
(Tan pa SARDIK dan KPDT)
Depenoent Vanable LOG{IPM?) Method Pooled Least Squares Date: 09/19106 Time· 21 13 sample· 2001 2004 lnclud.id observations 4 To:al 2anel eoservanons 92
Van able CAlellicient Std. Error !-Statistic Prob LOG(PORB?) 0.058469 0.055267 1 057941 0 2924
LO'G(SARDJK?) -0.040727 0.028199 -1 444283 0 1515 LOG{RASGUR?) 0.004406 0003$67 1.201455 0 2322 LOG(RASMEO?) -0.004309 0.004586 -o 939007 D.3494 LOG(AIRBSH?) 0.175519 0.025081 6.729757 0 0000
F IXeQ Effects _SETU--C 2 763083 SERANG-C 274a763
_CIKPUSAT--C 2.650104 _Cll<SEL--C 2.753150
_ CIBAAUS/' H--C 2.650016 _BOJONGMU-C 26il2309
_ClKTlM--C 2 750523 l<EDUNG-C 2.578875 _CIKLIT--C 2 8277:51
_KARANGBl>··C 2.&41498 _CIBITUNG-·C 2 740652
CIKBAR-C 2.712806 _TAMBUNSE··C 2.859478 _TAMBUNUT--C 1.663639 _BABELAN-C 2.76t'755 _TARUMA-C 2 722270
_TAMBELANG··C 2 6142S3 _SUKAWANGl-C 2.628580 _SUKATANl-C 2.684216
_SUKAKARYA--C 2 702133 _PESAYURAN·<: 2.725763 _CABANG-C 2.661877
MUARA--C 2.630037 --~""- R-squared 0.9ll9JOB Mean depenaenl var 4.1~5485 Adjusted R-squared 0.984797 S.O dependent var 0.093637 S. E. of regression 0.011546 Sum squared resid 0.008531 F-statlsbc 1480.416 Durbin-Watson slat 2.004224 Prob(F-stat1st1c) 01>)0000
Lamplran 7
106
Dependent Variable: LOG(IPM?) Method: Pooled Least Squares Date: 09/19/06 Time: 21:17 Sample: 2001 2004 Included observations: 4 Total 12anel observations 92
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOG(PDRB?) 0.103298 0.055977 1.845357 0.0677
LO(p(RASGUR?) 0.003981 0.003655 1.088948 0.2786 LOG(RASMED?) -0.006354 0.004290 -1.481189 0.1414
LOG(KPDT?) 0.045340 0.026273 1.725727 0.0872 LOG(AIRBSH?) 0.139855 0.030495 4.586209 0.0000
Fi~ed Effects SETU--C 2.037935
SERANG-C 2.033575 - CIKPUSAT--C 1 .. 943721
CIKSEL--C 1.921808 - CIBARUSAH--C 1.9n697 - BOJONGMU--C 1.948451
CIKTIM--C 1.951099 - KEDUNG--C 1.788768
CIKUT--C 1.956726 - KARANGBA--C 1.876913 _Cl BITUNG--C 1.871466 -· CIKBAR--C 1.799312
_TAMBUNSE--C 1.949616 _TAMBUNUT--C 1.859439 - BABELAN--C 1.970507 _TARUMA--C 1.981615
_ TAMBELANG--C 1.913265 - SUKAV.JANGl--C 1.954349
SUKATANl--C 1.923051
- SUKAKARYA--C 2.000509
- PEBAYURAN--C 2.00651)2
- CABANG--C 1.929354 MUARA--C 2.009044
R-squared 0.989450 Mean dependent var 4.175485 Adjusted R-squcred 0.985000 S.D.dependentvar 0.093637 S.E. of regression 0.011468 Sum squared resid 0.008417 F-statistic 1500.618 Durbin-Watson stat 2.050165 Prob(F-statistic) 0.000000
Hasil Running Eviews Model Fixed Effect Terhadap Variabel yang Diduga Mempengaruhi IPM Model 3
(Tanpa SARDIK dan SARKES)
Lampiran 8
107
4.175485 0.093637 0.008454
Mean dependent var S.O.dependentvar Sum squared .Wd
C.9'39404 095461>5 0 011584 213176d
R-squared Adjusted R«iuered s. E. of regreS$10n Ourbif)-W8tson stat
Unweighted Statistics
6695944 3.832842 0.006556 2 001913
Mean clepefldent v&r S.O. oependent var Sum squared resid Durblll-Watson stat
09;9995 0 999993 0.010201 2569194. 0.000000
R-squared Adjusted R-squared S E. of regression F-statiatic Prob( F-statislic)
Weighted Stotistics
1.697143 1 675525 1 580522 1.466078 1.551777 1.6358H 1 543000 ~.363345 1 508948 1468565 1 3973ll6 1.30434() 1.47S387 1.440166 1.60512C 1.640581 1.5475"7 1.632892 1.532489 1 6:'>4948 1.764351 1.58506!? 1.729751
LOG(PDRB?) 0.141194 0.014352 9."43336 0 0000 LOµ(SARDIK?) -0 038296 0.005478 -0 991112 0 0000
LOG(RASGUR?} 0.004232 0 002118 U197449 0 0483 LOG(RASMEO?) -0.005021! 0 005336 -0.94230B 0 3481
LOG(KPOT?) 0.100736 0 012709 1 926128 0.0000 LOG(AIRBSH?) 0.09948e 0.011572 8.597422 0.0000
Fiiced Effects _SET\J-C
_SERANG~ CIKPUSAT-C
- CIKSEL--C _CJBARUSAH-C _BOJONGMU--C
CIKTIM··C _KEDUNG-C
C!KUT--C KARANGBA--C
- •. CIBITUNG-C CIK9AR--C
_ TAMBUNSE-·C TAMB:.JNUT-C
- BABF.1.AN--C :TARUMA--C TAMBELANG-·C
:suKAWANGt--C _SUKATANl-C
_SUKAKARYA-C _PEBAYURAN--C
_CABANG-C MUARA·-C
Vanable Coefficient Std Error t-Statistic Prob.
\...ampiran S Has ii Running Eviews Model 1 (setelah Cross Section Weights dan White
Heteroscedastlcity..ConslS1entStandard Errot and Cov•riance)
Dependent Variable: LOG(IPM?) Methoc;l. GLS (Cross Section Wetghts) Date 09119/06 Time 21.35 Sample 20C1 2004 ln~uded coservauons 4 Total panel observatio1s 92 White Heteroskedasticily-Consi$tent standard Errors & Covariance