34
TES PENDENGARAN

Tes Pendengaran

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Macam Tes Pendengaran

Citation preview

TES PENDENGARAN

TES PENDENGARAN

Gangguan pendengaran (Tuli)

Tuli Konduktif

Gangguan hantaran suara :telinga luar, telinga tengah

Tuli sensorineural

Kombinasi konduktif+sensorieural

Infeksi telinga tengah+komplikasi

Tuli campuran

Kelainan di koklea,n.VIII,atau pusat pendengaran

2 penyakit : radang telinga tengah+tumor n.VIII

Serumen proops, udem,dll

Pemeriksaan Pendengaran

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik

Tes Berbisik

Tes Penala (garpu tala)

Tes Rinne

Tes Weber

Tes Schwabach

Tes Bing

Audiometri

Timpanometri

1. Anamnesis & Pemeriksaan Fisik

Anamnesis

Pemeriksaan fisik : otoskop

2. Tes Berbisik

Merupakan tes semikuantitatif

Tujuan : menentukan derajat ketulian secara kasar

Orang normal daat mendengar bisikan dari jarak 6-10 meter

Cara pemeriksaam:

Ruangan cukup tenang, dengan panjang 6 meter

Berbisik pada akhir ekspirasi

Dibisikkan kata desis dan lunak

Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat, maju tiap satu meter sampai dapat mengulangi tiap kata dengan benar

Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat pemeriksa (pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)

..cont

Interpretasi :

Normal : 5/6 sampai 6/6

Tuli ringan bila suara bisik 4 meter

Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter

Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter

3. Tes Penala (Garpu Tala)

Dasar fisiologi pemeriksaan:

Telinga dalam (koklea) terletak pada kavitas bertulang di dalam os temporalis (labyrinth tulang) getaran di seluruh tulang tengkorak dapat menyebabkan getaran pada cairan koklea

Masking phenomenon adanya bunyi akan menurunkan kemampuan seseorang mendengar bunyi lain masa refrakter relatif dan absolut reseptor dan serat n.auditorik berkaitan dengan nada

a. Tes Rinne

Merupakan tes kualitatif

Tujuan: membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran melalui tulang

Cara pemeriksaan:

Penala digetarkan

Dasar penala diletakan pada prosesus mastoideus telinga yang akan diperiksa

Jika op tidak mendengar bunyi lagi, penala di pindahkan ke depan liang telinga, 2,5 cm dari liang telinga

Cont

Interpretasi :

Normal AC : BC = 2:1

Rinne (+) : intensitas AC > BC Telinga normal atau tuli saraf

Rinne (-) : intensitas AC < BC Tuli Konduktif

b. Tes Weber

Tujuan : membandingkan hantaran tulang telinga kiri dengan telinga kanan

Cara pemeriksaan:

Penala digetarkan

Dasar penala diletakkan pada garis tengah kepala : ubun-ubun, glabella, dagu, pertengahan gigi seri paling sensitif)

Interpretasi :

Tak ada lateralisasi normal

Lateralisasi ke telinga yang sakit telinga tsb tuli konduktif

Lateralisasi ke telinga yang sehat telinga yang sakit tuli saraf

c. Tes Schwabach

Tujuan : membandingkan hantaran tulang orang yang diperiksa dengan pemeriksa yang pendengarannya normal

Cara pemeriksaan :

Penala digetarkan

Dasarnya diletakkan ada prosesus mastoideus op

Bila sudah tidak didengar lagi, penala dipindahkan pada proc.mastoideus pemeriksa

Bila masih terdengar kesan: pendengaran op memendek

Bila pemeriksa juga tidak mendengar ulangi tes kembali.

Penala digetarkan kembali dan diletakkan di proc.mastoideus pemeriksa terlebih dahulu, bila sudah tidak terdengar lagi pindahkan pada op

Interpretasi :

Normal apabila BC op = BC pemeriksa

Bila BC op < pemeriksa Schwabach memendek telinga op yang diperiksa tuli saraf

Bila BC OP > pemeriksa Schwabach memanjang telinga op yang diperiksa tuli konduktif

d. Tes Bing (Tes Oklusi)

Cara pemeriksaan :

Tragus telinga yang diperiksa ditekan (ditutup) sehingga terdapat tuli konduktif kira2 30 Db.

Penala digetarkan, diletakkan di tengah kepala seperti pada tes weber

Interpretasi:

Lateralisasi ke telinga yang ditutup telinga normal atau tuli saraf

Tidak ada lateralisasi ke telinga yang ditutup (yang diperiksa) telinga tersebut tuli konduktif

4. Audiometri

Tujuan : untuk menentukan sifat kelainan pendengaran

Merupakan earphone sederhana yang dihubungkan dengan ossilator elektronik yang mampu memancarkan suara murni dengan kisaran frekuensi rendahtinggi

Tingkat intensitas nol pada masing2 frekuensi adalah kekerasan yang hampir tidak bisa didengar oleh telinga normal

Volume dapat ditingkatkan,bika harus ditingkatkan hingga 30 desibel dari normal org tsb dikatakan kehilangan pendengaran 30 dB untuk frekuensi tertentu

Kesimpulan Tes Penala

Tes Rinne Tes WeberTes SchwabachInterpretasiPositifLateralisasi tidak adaSama dengan pemeriksaNormal NegatifLateralisasi ke telinga yang sakitMemanjangTuli KonduktifPositifLateralisasi ke telinga yang sehatMemendek Tuli sensorineural

Pada tiap pemeriksaan digunakan 8-10 frekuensi yang mencakup spektrum pendengaran

Hasil audiogram

Audiogram pada tuli saraf

Audiogram pada tuli konduksi

Audiometri

5. Timpanometri

Definisi : pengukuran tekanan telinga yang berhubungan dengan tuba saluran eustachius pada membran tImpani

deteksi kehilangan pendengaran

instrumen diagnostik

Tujuan, mengetahui:

Compliance/mobilitas membrana timpani

Tekanan pada telinga tengah

Volume canalis auditorius eksterna

Cont

Hasil timpanogram

Klasifikasi timpanogram :

tipe A (normal)

type B (menunjukkan adanya cairan di belakang membrana timpani)

tipe C (menunjukkan adanya disfungsi tuba eustachius)

Berguna untuk diagnosis dan follow-up penyakit pada telinga tengah (aling sering : otitis media pd anak-anak)

..cont

Cara pemeriksaan: menggunakan probe dengan frekuensi 226 Hz

Interpretasi :

Compliance membrana tympani (normal volume: 0.2 to 2.0 mL),

normal tekanan pada telinga tengah = +100 mm H2O s/d -150 mm H2O

Volume canalis auditorius eksternal = 0.2 s/d 2.0 mL).