tesis ugm.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

library

Citation preview

  • i

    HUBUNGAN PREEKLAMPSIA/EKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

    DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

    TESIS

    HALAMAN JUDUL Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

    Mencapai Derajat Sarjana S-2

    Minat Kesehatan Ibu dan Anak - Kesehatan Reproduksi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Diajukan Oleh:

    SRI WAHYUNI 08/277947/PKU/10262

    Kepada

    PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

    2011

  • Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkanyang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

    Yogyakarta, Desember

    Sri Wahyuni

    iii

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

    oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

    Desember 2011

  • iv

    KATA PENGANTAR Segala puji syukur dan dengan kerendahan hati penulis panjatkan ke

    hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini merupakan persyaratan untuk memperoleh derajat sarjana S-2 pada Minat Kesehatan Ibu dan Anak - Kesehatan Reproduksi. Secara khusus, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada: 1. Prof. dr. Djauhar Ismail, Sp. A(K), MPH., Ph.D. dan dr. Shinta Prawitasari,

    Sp.OG(K), M.Kes., selaku pembimbing dalam penyusunan tesis ini, atas bimbingan, koreksi, dukungan dan ilmu yang berharga.

    2. Dewan penguji dan narasumber dalam penyusunan tesis atas semua masukan dan bimbingan yang sangat bermanfaat.

    3. Seluruh bidan yang bertugas di ruang VK dan nifas di Rumah Sakit Islam Klaten

    4. Direktur Rumah Sakit Islam Klaten berserta staf Bagian Diklat, yang telah memberi izin penelitian, dukungan, dan bantuan selama penelitian.

    5. Stikes Muhammadiyah Klaten yang telah memberi izin dan biaya selama pendidikan.

    6. Teman-temanku di Program Studi kebidanan yang telah memberi doa dukungan dan bantuan selama penelitian.

    7. Keluargaku tercinta, suamiku, dan kedua buah hatiku Sunan, Puan serta keluarga besarku yang turut berkorban dan memberi semangat, doa, perhatian dan semua pengorbanan yang menjadikan perjuangan terasa ringan.

    8. Para guru besar dan dosen di Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat yang penulis hormati, khususnya Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU., MSc., ScD dan Prof dr. Mohamad Hakimi, SpOG(K), PhD., yang memberikan bekal ilmu, wawasan, kepedulian, value, dan keakraban kepada kami sebagai murid yang akan kami kenang, dan dapat tetap berkenan membimbing di waktu-waktu mendatang.

    9. Segenap pengelola dan staf minat Kesehatan Ibu-Anak dan Kesehatan Reproduksi: Pak Wahab, mbak Antini, Pak Althaf, Mas Sugeng, Pak Agung, Mas Adhi, Mas Dwi, Mas Widodo dan semuanya, untuk kebersamaan dan segala bentuk bantuan.

  • v

    10. Teman-teman dan sahabat seperjuangan angkatan 2008 11. Semua pihak (keluarga dan handaitaulan) yang tidak dapat penulis sebutkan

    satu per satu, atas setiap bentuk bantuan dan dukungan. Allah sebagai sumber segala berkat, kiranya senantiasa melindungi dan

    memberikan rahmat yang berlimpah. Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi kesehatan Ibu dan Anak. Saran dan kritik untuk perbaikan akan penulis terima, agar lebih bermanfaat.

    Yogyakarta, Desember 2011

    Sri Wahyuni

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii PERNYATAAN .......................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix INTISARI ....................................................................................................x ABSTRACT ............................................................................................... xi

    BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian...................................................................... 4

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6 A. Telaah Pustaka ........................................................................... 6

    1. Asfiksia bayi baru lahir ............................................................ 6 2. Preeklampsia/eklampsia ....................................................... 12

    B. Landasan Teori ......................................................................... 22 C. Kerangka Teori Penelitian ......................................................... 24 D. Kerangka Konsep...................................................................... 25 E. Hipotesis Penelitian ................................................................... 25

    BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 26 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................... 26 B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 27 C. Populasi dan Subjek Penelitian ................................................. 27 D. Besar Sampel ........................................................................... 27 E. Sumber Data ............................................................................. 28 F. Variabel penelitian dan Definisi Operasional ............................. 29 G. Sumber Data dan Instrumen Penelitian .................................... 30 H. Analisis Data ............................................................................. 30 I. Etika Penelitian ......................................................................... 31 J. Tahapan Penelitian ................................................................... 32 K. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian......................................... 32

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 34 A. Hasil Penelitian ......................................................................... 34

    1. Gambaran umum lokasi penelitian ....................................... 34

  • vii

    2. Analisis univariabel .............................................................. 34 3. Analisis bivariabel ................................................................ 36 4. Analisis stratifikasi ................................................................ 38 5. Analisis multivariabel............................................................ 40

    B. Pembahasan ............................................................................. 44

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 49 A. Kesimpulan ............................................................................... 49 B. Saran ........................................................................................ 49

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 50 LAMPIRAN

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 1. Skore Apgar ................................................................................. 9

    Tabel 2. Indikator untuk menentukan beratnya hipertensi karena kehamilan ................................................................................... 19

    Tabel 3. Variabel penelitian dan definisi operasional ............................... 29

    Tabel 4. Karakteristik subjek penelitian.................................................... 35

    Tabel 5. Hubungan preeklampsia dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir............................................................................................. 36

    Tabel 6. Hubungan kejadian asfiksia bayi baru lahir dengan paritas, kunjungan ANC, pendidikan, dan usia ibu saat hamil ................ 37

    Tabel 7. Hubungan preeklampsia dengan paritas, kunjungan ANC, pendidikan, usia ibu saat hamil .................................................. 38

    Tabel 8. Analisis stratifikasi hubungan preeklampsia/eklampsia dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir ..................................... 39

    Tabel 9. Analisis stratifikasi hubungan preeklampsia/eklampsia dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir ..................................... 39

    Tabel 10. Perkiraan Odds Ratio hasil analisis multivariabel dengan pemodelan regresi logistik tentang kejadian asfiksia bayi baru lahir .................................................................................... 40

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman Gambar 1. Manajemen asfiksia bayi baru lahir ........................................ 10

    Gambar 2. Manajemen air ketuban bercampur mekonium ...................... 11

    Gambar 3. Kerangka teori pengaruh faktor risiko terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi ...................................24

    Gambar 4. Kerangka konsep penelitian ................................................... 25

    Gambar 5. Skema rancangan penelitian kasus kontrol ........................... 26

  • x

    INTISARI Latar Belakang: Preeklampsia adalah keadaan hipertensi disertai dengan proteinuria, oedem atau keduanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat hidatiformis yang luas pada villi khorialis. Risiko kejadian asfiksia bayi baru lahir pada kasus preeklampsia banyak diketahui, sehingga perlu diketahui seberapa besar risiko preeklampsia terhadap kejadian asfiksia bayi baru lahir. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan preeklampsia dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kejadian asfiksia bayi baru lahir. Metode: Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah observasional dengan rancangan kasus kontrol (case-control study). Sampel dalam penelitian ini adalah semua bayi baru lahir di kamar bersalin RSI Klaten dari 1 Januari 2005 sampai 31 Desember 2010. Kelompok kasus adalah bayi baru lahir dengan asfiksia pada usia kehamilan 34-42 minggu. Kelompok kontrol adalah bayi baru lahir normal dengan usia kehamilan 34-42 minggu. Analisis data univariabel secara distribusi frekuensi karakteristik masing-masing variabel, bivariabel dengan menggunakan uji X2 (chi square) dan analisis multivariabel secara regresi logistik untuk menentukan nilai OR dan 95% CI risiko melahirkan bayi asfiksia pada kasus ibu hamil dengan preeklampsia. Hasil :Kasus preeklampsia pada ibu hamil mempunyai hubungan yang signifikan dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir (OR: 2,20; 95% CI=1,10-4,41). Paritas dan kunjungan ANC mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir. Usia ibu saat hamil dan pendidikan ibu tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir. Kesimpulan : Kasus preeklampsia meningkatkan risiko terjadinya asfiksia bayi baru lahir.

    Kata Kunci: asfiksia, preeklampsia/eklampsia

  • xi

    ABSTRACT

    Background: Preeclampsia is a condition of hypertension accompanied by proteinuria, edema, or both that occurs due to pregnancy after week 20 or sometimes arises earlier when there is a wide hidatiformis at villi khorialis. The risk of neonatal asphyxia is known in many cases of preeclampsia; it is necessary to know how much risk of preeclampsia on the incidence of neonatal asphyxia. Objective: To determine the relationship of preeclampsia and other factors influencing the incidence of neonatal asphyxia. Methods: This was an observational study carried out with the design of case-control (case-control study). The samples in this study were all newborns in the maternity room of Islamic Hospital of Klaten from January 1, 2005 to December 31, 2010. The case group was newborns with asphyxia at the age of 34-42 weeks gestation. The control group was normal newborn infants with gestational age of 34-42 weeks. The univariable data analysis was with the frequency distribution on the characteristics of each variable, namely bivariate using X2 test (chi square) and the multivariable analysis with logistic regression to determine the value of OR and 95% CI of risks of delivering asphyxia babies in the case of pregnant women with preeclampsia. Results: The case of preeclampsia in pregnant women had a significant relationship with the incidence of neonatal asphyxia (OR: 2.20, 95% CI = 1.10 to 4.41). Parity and ANC visits had a significant relationship with the incidence of neonatal asphyxia. Age of the mother during pregnancy and maternal education had no significant relationship with the incidence of neonatal asphyxia. Conclusion: The case of preeclampsia increases the risk of neonatal asphyxia.

    Keywords: asphyxia, preeclampsia/eclampsia

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Asphixia neonatorum atau asfiksia bayi baru lahir di definisikan

    sebagai kegagalan untuk memulai bernafas atau nafas megap-megap segera setelah lahir. Asfiksia bayi baru lahir ialah emergensi neonatal yang akan mengarah pada hipoksia (kekurangan suplai oksigen ke otak dan jaringan) dan dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian jika tidak ditangani dengan tepat (Laberge, 2006).

    Asfiksia bayi baru lahir merupakan salah satu penyebab utama kematian perinatal, baik di negara sudah berkembang maupun negara berkembang (Oswyni et al., 2000). Berdasarkan National Center for Health Statistics (NCHS) tahun 2002, kematian bayi yang disebabkan oleh asfiksia bayi baru lahir sebesar 14,4/100.000 kelahiran hidup di Amerika yang merupakan urutan kesepuluh penyebab kematian bayi. Di negara berkembang, diperoleh sekitar 4-9 juta kasus asfiksia pada kelahiran setiap tahun. Di seluruh dunia lebih dari 1 juta bayi meninggal setiap tahun akibat komplikasi asfiksia (Zupan, 1999; Laberge, 2006).

    Berdasarkan data survei demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka kematian bayi di Indonesia 34/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal 20 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain.

    Menurut Sjoer (2005), identifikasi komplikasi kehamilan dapat dilakukan sebelum persalinan, yaitu saat kunjungan antenatal terhadap risiko kehamilan merupakan bagian penting dari pencegahan asfiksia. Marsh et al. (2002) menyatakan bahwa sebagian besar persalinan di negara berkembang terjadi di rumah dan tidak didampingi oleh tenaga kesehatan, sehingga sering terjadi trauma dan asfiksia yang tidak dapat segera dilakukan pertolongan pertama. Untuk mencegah dan menurunkan kematian bayi baru lahir karena asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh

    1

  • 2

    tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia bayi baru lahir yang sesuai dengan standar atau mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2006).

    Mutu pelayanan kesehatan diperlukan, karena pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan akan memberi dampak terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2005). Asuhan persalinan normal mempunyai kontribusi besar dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Asuhan persalinan normal disertai dengan partograf untuk mencatat dan memantau kemajuan persalinan, memantau keadaan ibu dan janin serta mendeteksi persalinan lama, selain juga dibekali dengan manajemen resusitasi pada bayi baru lahir (Depkes RI, 2004). Bidan yang mempunyai keahlian dalam pertolongan persalinan dan resusitasi pada bayi baru lahir dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyelamatan bayi baru lahir dengan asfiksia (Pattinson, 2000; Depkes RI, 1998).

    Berdasarkan data SDKI 2007, angka kematian ibu di Indonesia menduduki urutan pertama di negara-negara Asia Tenggara yaitu sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (BPS and Macro International, 2008). Penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan sebesar 28%, eklampsia 24%, dan 11% infeksi, penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain kurang energi kronis (KEK) pada kehamilan sebesar 37%, dan anemia pada kehamilan 40% (SKRT, 2001).

    Preeklampsia/eklampsia merupakan komplikasi yang terjadi selama kehamilan dan merupakan hal yang perlu diwaspadai karena merupakan penyebab mayor terjadinya angka kesakitan dan kematian ibu di seluruh dunia. Pada tahun 2002, lebih dari 4 juta kasus preeklampsia/eklampsia di seluruh dunia dan 63.000 ibu meninggal (Ridge, 2010). Preeklampsia atau sering disebut dengan keracunan kehamilan secara pasti belum diketahui penyebabnya. Hal tersebut biasanya terjadi saat kehamilan minggu ke 20 atau lebih dengan tanda hipertensi, proteinuri, oedem (WHO, 2002). Salah satu faktor penyebab asfiksia bayi baru lahir antara lain preeklampsia dan

  • 3

    eklampsia. Keadaan tersebut dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang yang berakibat terjadi gawat janin. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.

    Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Islam Klaten Tahun 2010 diperoleh sebanyak 665 bayi baru lahir dan di antaranya terjadi asfiksia bayi baru lahir sebesar 62 kasus (9,3%). Kasus preeklampsia/eklampsia sebanyak 94 kasus (14,1%).

    B. Perumusan Masalah Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa preeklampsia/

    eklampsia di beberapa negara, misalnya di Amerika dan Asia, masih menjadi suatu masalah dalam morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Ramji et al. (1997) menyatakan bahwa faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan asfiksia bayi baru lahir adalah persalinan lama, persalinan sungsang vaginal, persalinan cesarean, hipertensi selama kehamilan dan gangguan pertumbuhan janin. Hal ini sama dengan hasil penelitian Lee et al. (2006). Penelitian dari Oswyni et al. (2000) menunjukkan tidak ada hubungan antara preeklampsia dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir.

    Angka kematian neonatal di Kabupaten Klaten pada Tahun 2010 adalah 32% akibat asfiksia bayi baru lahir. Penyebab kematian ibu di Kabupaten Klaten pada tahun 2010 adalah 27% disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia. Di Rumah Sakit Islam Klaten pada tahun 2010 terjadi kasus asfiksia bayi baru lahir sebesar 62 kasus (9,3%) sedangkan preeklampsia/eklampsia sebanyak 94 kasus (14,1%).

    Berdasarkan data di Kabupaten Klaten, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah preeklampsia/eklampsia dapat meningkatkan risiko kejadian asfiksia pada bayi baru lahir?

  • 4

    C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

    Untuk mengetahui hubungan preeklampsia/eklampsia dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir di Rumah Sakit Islam Klaten.

    2. Tujuan khusus a. Mengetahui besarnya risiko ibu preeklampsia/eklampsia untuk

    melahirkan bayi dengan asfiksia. b. Mengetahui faktor lain penyebab asfiksia bayi baru lahir seperti

    usia ibu saat hamil, paritas, pendidikan ibu, dan ANC (antenatal care).

    D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam deteksi dini kejadian preeklampsia dan penatalaksanaanya.

    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam deteksi dini serta penatalaksanaan pada asfiksia bayi baru lahir.

    2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan a. Sebagai masukan dalam bidang ilmu kesehatan khususnya ibu dan

    anak. b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya untuk

    mengembangkan penelitian.

    E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa pernah dilakukan di tempat lain, antara lain :

    1. Ramji et al. (1997), melakukan penelitian yang berjudul Perinatal asphixia: Multivariable analysis of risk factors in hospital births dengan menggunakan disain penelitian cohort study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko yang signifikan berhubungan dengan asfiksia meliputi persalinan lama (OR 9,4), persalinan sungsang vaginal (OR 6,6), persalinan cesarean (OR 4,6), hipertensi

  • 5

    selama kehamilan (OR 2,7) dan gangguan pertumbuhan janin (OR 2,4).

    2. Oswyni et al. (2000), melakukan penelitian berjudul Perinatal asphixsia at Port Moresby General Hospital: A study of incidence risk faktor and out come dengan menggunakan disain penelitian case-control yang sebagian besar dilaksanakan secara retrospektif (Januari 1995 sampai dengan Februari 1997) dan sebagian secara prospektif (Maret-Juni 1997). Hasil menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko yang signifikan adalah lahir mati sebelumnya, kelainan jantung pada janin,ketuban pecah dini, perdarahan antepartum, demam maternal, persalinan yang lama dan persalinan operasi.

    3. Lee et al. (2006) melakukan penelitian berjudul Risk factors for birth asphixia mortality in a community-based setting in Southern Nepal dengan menggunakan disain penelitian prospective cohort study tahun 2002-2006 di Sarlahi, Nepal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 kategori yang berpengaruh terhadap terjadinya asfiksia, yaitu: 1) faktor risiko antepartum meliputi: primipara, febris, hipertensi selama kehamilan, anemia, perdarahan antepartum, dan riwayat kematian bayi baru lahir sebelumnya; 2) faktor risiko intrapartum, yaitu: malpresentasi, persalinan lama, ketuban disertai meconeum, preeklamsia, rupture membrane, persalinan induksi oksitosin, dan prolapsus tali pusat; dan 3) faktor risiko pada bayi adalah prematur, BBLR, dan IUGR.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel penelitian, dan metode penelitian. Penelitian ini untuk melihat hubungan antara 2 variabel, yaitu: preeklampsia dengan kejadian asfiksia bayi baru lahir dengan metode penelitian yang digunakan adalah case control study, sedangkan persamaan dengan penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi kejadian asfiksia bayi baru lahir.

  • 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka 1. Asfiksia bayi baru lahir

    a. Pengertian Asfiksia bayi baru lahir adalah kegagalan untuk bernafas

    secara spontan dan teratur segera setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir atau nafas megap-megap, karena kurangnya intake oksigen sebelum, selama atau sesaat setelah persalinan. Asfiksia bayi baru lahir merupakan sebuah emergensi neonatal yang mengakibatkan hipoksia (rendahnya suplai oksigen ke otak dan jaringan) dan kemungkinan kerusakan otak atau kematian jika tidak ditangani dengan benar. Bayi baru lahir secara normal akan bernafas tanpa bantuan dan biasanya menangis setelah dilahirkan (Laberge, 2006; Depkes RI, 2006).

    Insidensi asfiksia pada bayi baru lahir bervariasi dari 2% hingga 9% pada bayi cukup bulan. Bayi bertahan hidup dari asfiksia, 20% hingga 30% mengalami gangguan mental, dan cerebal palsy atau gangguan lainya. Paltsano et al. (2001) menyatakan bahwa kecacatan yang berhubungan dengan disfungsi motorik pada anak merupakan hasil dari kerusakan otak saat prenatal dan perinatal. Menurut Laberge (2006), bayi baru lahir normal memiliki tonus otot bagus saat lahir dan aktif menggerakkan lengan dan kakinya, sedangkan bayi dengan asfiksia bayi baru lahir tonus ototnya tidak bagus dan tidak bergerak sama sekali. Jika penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna maka asfiksia akan bertambah buruk. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin timbul (Prawirohardjo, 2008).

    6

  • 7

    b. Penyebab 1) Faktor ibu

    Faktor ibu dapat menyebabkan asfiksia bayi baru lahir, antara lain: preeklampsia dan eklampsia, perdarahan (placenta previa, solusio placenta), partus lama, partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, dan HIV), dan kehamilan postterm. Faktor kelainan pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran darah oksigen ke janin berkurang, akibatnya terjadi gawat janin yang mengakibatkan asfiksia bayi baru lahir.

    2) Faktor tali pusat Tali pusat yang dapat mengakibatkan penurunan aliran

    darah dan oksigen ke bayi adalah lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat dan terjadinya prolapsus tali pusat.

    3) Faktor bayi Keadaan bayi yang mungkin mengalami asfiksia

    walaupun tanpa tanda-tanda gawat janin, misalnya persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstrasi vakum, ekstrasi forsep), kelainan kongenital (hernia diafragmatika, atresia/stenosis saluran pernafasan, dan hipoplasia paru), air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan), dan bayi prematur (< 37 minggu kehamilan) (Depkes RI, 2006). Lee et al. (2006) mengemukakan bahwa bayi prematur lebih berisiko untuk meninggal karena asfiksia. Namun, kegagalan pernafasan pada bayi prematur berkaitan dengan defisiensi kematangan surfaktan pada paru-paru bayi.

    c. Patofisiologi Pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi

    janin pada masa kehamilan dan persalinan. Jika terjadi gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oksigen selama kehamilan/ persalinan, akan terjadi asfiksia lebih berat. Keadaan tersebut

  • 8

    mempengaruhi fungsi sel tubuh dan jika tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel atau tergantung pada berat dan lamanya asfiksia (Berglund and Norman, 2008). Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (primary apnoe) disertai dengan penurunan frekuensi denyut jantung. Selanjutnya, bayi akan memperlihatkan usaha nafas (grasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan selanjutnya bayi berada dalam periode apnu kedua (secondary apnoe). Pada apnu kedua, di samping ditemukan bradikardia ditemukan pula penurunan tekanan darah (Berglund et al., 2008).

    Di samping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan asam basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama, gangguan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik. Apabila gangguan berlanjut, dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme anaerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga sumber glikogen tubuh, terutama pada jantung dan hati berkurang. Asam organik yang terjadi akibat metabolisme tersebut akan menyebabkan timbulnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan di antaranya: 1) hilangnya sumber glikogen dalam jantung yang akan mempengaruhi fungsi jantung; 2) terjadinya asidosis metabolik yang akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot jantung, sehingga menimbulkan kelemahan jantung; dan 3) pengisian udara alveolus yang kurang adekuat yang akan menyebabkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk pada sel otak. Kerusakan sel

  • 9

    otak yang terjadi menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya

    d. Penilaian Asfiksia Penilaian asfiksia dapat diketahui dengan mengevaluasi bayi

    menggunakan sistem nilai apgar score yang ditetapkan pada menit pertama dan menit ke 5 setelah lahir. Adapun penentuan nilai apgar dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Apgar Skore

    Tanda 0 1 2 Frekuensi jantung Pernafasan Tonus otot Refleks rangsangan Warna kulit

    Tidak ada Tidak ada Lumpuh/lemas Tidak ada Biru, pucat

    100 kali/menit Menangis kuat Gerakan aktif Menangis keras Seluruh tubuh

    Sumber: Kattwinkel (2006) Keterangan: Nilai 0-3 : Asfiksia berat Nilai 4-6 : Sedang sedang Nilai 7-10 : Normal

    e. Penatalaksanaan resusitasi bayi baru lahir 1) Persiapan

    a) Persiapan keluarga Memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga

    tentang kemungkinan diperlukan tindakan resusitasi. b) Persiapan tempat resusitasi

    Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas.

    c) Persiapan alat resusitasi meliputi: a) kain ke 1 untuk mengeringkan bayi; b) kain ke 2 untuk membungkus bayi; c) kain ke 3 untuk ganjal bahu bayi; d) alat hisap lendir De Lee; e) tabung dan sungkup; f) kotak alat resusitasi; g) sarung tangan; dan h) arloji.