5
TRANSFORMASI HABITUS PADA KOMUNITAS PENERIMA ZAKAT Penulis Dewi Cahyani Puspitasari, S.sos Pembimbing: Drs.Purwanto,M.Phil INTISARI: Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh organisasi pengelola zakat (OPZ) mengalami transformasi signifikan sejak pengelolaan zakat tahun 1990-an. Kondisi ini berupa pola distribusi zakat beralih dari ranah amal sosial keagamaan menuju ranah pemberdayaan pengembangan ekonomi. Dengan kata lain, zakat mengalami peralihan dari pola distribusi zakat bersifat karitatif (santunan) menjadi produktif atau dikenal dengan zakat produktif. Hal inilah kemudian berimplikasi pada implementasi program atau kegiatan yang dilakukan oleh OPZ pada komunitas penerima zakat mulai mengadopsi konsep pemberdayaan masyarakat. Meskipun dengan kondisi berbeda, peran serta program yang diintervensikan oleh OPZ pada komunitas penerima zakat mampu memberikan perubahan termasuk adanya proses transformasi habitus. Penelitian ini bermaksud melihat dan memetakan kecenderungan 2 (dua) OPZ yaitu DPU-DT dan BMD dalam mengimplementasikan program pendampingan zakat produktif. Setelah memetakan posisi kedua OPZ tersebut dapat diperoleh deskripsi pola pendampingan yang mengacu pada interpretasi lembaga mengenai zakat produktif. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses atau mekanisme transformasi habitus pada komunitas penerima zakat (dhuafa) yang dilakukan DPU-DT dan BMD, maka pendekatan analisis teori habitus (Bourdieu) menjadi relevan. Selain itu, teori habitus tersebut dipadukan dengan teori perubahan sikap, teori transformasi sosial dan teori pemberdayaan masyarakat untuk menghasilkan analisis transformasi habitus yang komprehensif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, FGD dan studi dokumen pada para pihak yaitu individu penerima zakat (dhuafa), pengurus lembaga OPZ, Forum Organisasi Zakat (FOZ) serta ahli yang kompeten pada analisis zakat dan teorisasi habitus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme transformasi habitus diperoleh dari kegiatan pendampingan yang dilakukan OPZ pada komunitas penerima zakat (dhuafa). Dari pola pendampingan inilah yang kemudian dhuafa melakukan reproduksi pengetahuan dan reproduksi habitus untuk memunculkan praktik sosial berupa ‘habitus baru’. Bentuk habitus baru ini ada pada 2 (dua) aspek yaitu habitus zakat dan habitus produktif. Implikasi transformasi habitus ini masih dominan pada level individu belum pada level kelompok (komunitas). Hal ini dikarenakan keragaman karakteristik demografi dan sosial budaya dari

Tesis Zakat Sosiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal tesis

Citation preview

Page 1: Tesis Zakat Sosiologi

TRANSFORMASI HABITUS PADA KOMUNITAS PENERIMA ZAKAT

Penulis

Dewi Cahyani Puspitasari, S.sos

Pembimbing: Drs.Purwanto,M.Phil

INTISARI: Pengelolaan zakat yang dilakukan oleh organisasi pengelola zakat (OPZ) mengalami transformasi signifikan sejak pengelolaan zakat tahun 1990-an. Kondisi ini berupa pola distribusi zakat beralih dari ranah amal sosial keagamaan menuju ranah pemberdayaan pengembangan ekonomi. Dengan kata lain, zakat mengalami peralihan dari pola distribusi zakat bersifat karitatif (santunan) menjadi produktif atau dikenal dengan zakat produktif. Hal inilah kemudian berimplikasi pada implementasi program atau kegiatan yang dilakukan oleh OPZ pada komunitas penerima zakat mulai mengadopsi konsep pemberdayaan masyarakat. Meskipun dengan kondisi berbeda, peran serta program yang diintervensikan oleh OPZ pada komunitas penerima zakat mampu memberikan perubahan termasuk adanya proses transformasi habitus. Penelitian ini bermaksud melihat dan memetakan kecenderungan 2 (dua) OPZ yaitu DPU-DT dan BMD dalam mengimplementasikan program pendampingan zakat produktif. Setelah memetakan posisi kedua OPZ tersebut dapat diperoleh deskripsi pola pendampingan yang mengacu pada interpretasi lembaga mengenai zakat produktif. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses atau mekanisme transformasi habitus pada komunitas penerima zakat (dhuafa) yang dilakukan DPU-DT dan BMD, maka pendekatan analisis teori habitus (Bourdieu) menjadi relevan. Selain itu, teori habitus tersebut dipadukan dengan teori perubahan sikap, teori transformasi sosial dan teori pemberdayaan masyarakat untuk menghasilkan analisis transformasi habitus yang komprehensif. Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, FGD dan studi dokumen pada para pihak yaitu individu penerima zakat (dhuafa), pengurus lembaga OPZ, Forum Organisasi Zakat (FOZ) serta ahli yang kompeten pada analisis zakat dan teorisasi habitus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme transformasi habitus diperoleh dari kegiatan pendampingan yang dilakukan OPZ pada komunitas penerima zakat (dhuafa). Dari pola pendampingan inilah yang kemudian dhuafa melakukan reproduksi pengetahuan dan reproduksi habitus untuk memunculkan praktik sosial berupa ‘habitus baru’. Bentuk habitus baru ini ada pada 2 (dua) aspek yaitu habitus zakat dan habitus produktif. Implikasi transformasi habitus ini masih dominan pada level individu belum pada level kelompok (komunitas). Hal ini dikarenakan keragaman karakteristik demografi dan sosial budaya dari komunitas serta pola pendampingan yang dilakukan oleh OPZ. Kondisi ini berimplikasi pada kemandirian komunitas OPZ. Kondisi kemandirian komunitas DPU-DT sama halnya dengan komunitas BMD masih pada level individu belum kelompok. Hanya saja untuk komunitas DPUDT, penjagaan kondisi kemandirian komunitas masih dilakukan 1 (satu) bulan sekali sekaligus monitoring sehingga intensitas informasi mengenai perkembangan komunitas dapat terpantau secara kontinyu. Sementara untuk komunitas BMD masih belum intensif pasca kemandirian program sehingga tanggung jawab monitoring oleh pengelola BMD dilakukan bila ada permasalahan saja bukan pada mekanisme pendampingan yang kontinyu. Hal ini menunjukkan bahwa implikasi dari adanya transformasi habitus komunitas dhuafa belum direspon oleh OPZ sebagai sarana untuk menjaga kemandirian yang berkelanjutan.

Page 2: Tesis Zakat Sosiologi

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

Penulis

Harahab, Yulkarnain

Pembimbing: Prof.Dr. J. Nasikun

INTISARI : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi pengelolaan zakat yang dilakukan Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dengan ketentuan yang ada dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan untuk mengetahui faktor penghambat serta faktor pendukung Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dalam melaksanakan pengelolaan zakat sesuai dengan Undangundang Nomor 38 Tahun 1999. Subyek penelitian ini meliputi 10 orang pengurus Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman dan 40 warga masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, quesioner dan wawancara. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Amil Zakat Pemerintah Kabupaten Sleman belum melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 secara konsisten dalam pengelolaan zakat sehingga tujuan yang dikehendaki oleh undangundang tersebut belum terealisir. Adapun yang menjadi faktor penghambat Badan tersebut dalam melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 adalah (1) kurangnya profesionalisme dari pengurus; (2) belum memadainya fasilitas yang ada, dan (3) pola kepemimpinan yang kurang partisipatif. Sedangkan faktor pendukung badan tersebut dalam melaksanakan tugasnya adalah adanya dukungan politik dari Pemerintah Kabupaten Sleman atas kebijakan-kebijakan yang diambil badan tersebut. Kata-kata kunci : Pelaksanaan Undang-undang, Badan Amil Zakat, Kesejahteraan Masyarakat.

Konflik dalam pelaksanaan pembayaran zakat fitrah di Dusun Pendem Sidomulyo Pengasih Kulon Progo

Penulis

Sutardjo

Pembimbing: Dr. J. Nasikun

INTISARI : Zakat fitrah sebagai sebuah ibadah mahdhoh bagi umat Islam, diakui kemanfaatannya bagi kemaslahatan umat. Dengan zakat itu menambah perekat interaksi umat, khususnya bagi si miskin dengan si kaya, dengan zakat fitrah pula akan melahirkan integrasi antar kelompok dalam masyarakat. Satu hal yang mengundang pertanyaan, di sebuah dusun relatif kecil, sementara hampir semua warganya beragama Islam, yaitu di dusun Pendem, Sidomulyo, Pengasih, Kulon Progo dalam pelaksanaan zakat fitrah terdapat 3 versi, 2 versi diantaranya telah berlangsung berpuluh tahun hingga kini, sedang 1 versi yang lain berlangsung sejak tahun 1970 an. Tiga versi pelaksanaan zakat fitrah tersebut yakni : membayar zakat fitrah kepada dukun, membayar zakat fitrah kepada kaum Rois, dan yang terbaru adalah membayar zakat fitrah lewat Panitia untuk fakir miskin. Dengan metode penelitian kualitatif model “paradigma naturalistik” untuk mengungkap permasalahan mengapa dalam masyarakat yang mayoritas beragama Islam di dusun yang relatif kecil terdapat tiga versi pembayaran zakat fitrah yang berbeda dalam pelaksanaannya, serta faktor-faktor yang melatar

Page 3: Tesis Zakat Sosiologi

belakangi terjadinya perbedaan tersebut. Diungkap pula fenomena yang terjadi ditengah masyarakat Islam nahdhiyin tradisionil dapat menerima upaya pembaharuan cara pembayaran zakat fitrah sesuai dengan syar’i yang dibawa oleh kelompok pembaharu yaitu warga Muhammadiyah. Diketemukan dari hasil penelitian sebagai berikut : 1. Perbedaan cara pembayaran zakat fitrah dikarenakan kurangnya pemahaman keagamaan, hingga pemaknaan terhadap zakat fitrah tidak lagi seperti syar’i. 2. Adapun yang melatar belakangi terjadinya perbedaan cara pembayaran zakat fitrah adalah faktor kultur masyarakat pedesaan, faktor kepentingan, dan kurang intensifnya da’wah agama. 3. Da’wah persuasif bil hikmah bukan mencari lawan tetapi memperbanyak kawan dari kalangan Muhammadiyah, dengan akhlak karimah, contoh amalan serta keterlibatan putra-putri warga dan pengaruh lembaga-lembaga pendidikan yang ada, akhirnya dapat diterima juga ditengah masyarakat nahdhiyin, meskipun perlu waktu secara perlahan. Kata-kata kunci : Konflik pelaksanaan zakat fitrah, 3 versi zakat fitrah. Visi

Persepsi dan pemaknaan masyarakat umat Islam tentang zakat harta :: Penelitian di kauman Yogyakarta

Penulis

Djupri, M

Pembimbing: Dr. Heru Nugroho

INTISARI : Kesdaran rnasyarakat umat Islam Kaurnan Y ogyakarta dalam menunaikan zakat hartid relatif sangat tinggi, namun demikian belum memberikan kontribusi yang memadai seperti yang diharapkan Islam yaitu untuk mengentaskan kemiskinan. Persoalan inj sangat penting untuk mengungkap bagaimana sebenarnya fakor-fakor dorninan yang mempengaruhi persepsinya dan apa pemaknaan yang diberikan agar dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan pendekatan halitatif dimana yang diperlukan berupa data deskriptif berbentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang terkumpul ditafsirkan, dianalisis dan di interpretasikan. Temuan hasil penelitian bahwa kesadaran rnasyarakat Islam Kaurnan Yogyakarta dalam menunaikan zakat hartanya dipengaruhi oleh faktor-faktor dominan berupa: 1 ) Landasan transendental keagamaan hanya Al-Qur’an dan Hadits. 2) Pola struktur pemikiran masyarakat yang poly sentris. Sedangkan sebab zakat harta di Kauman Yogyakarta belum memberikan kontribusi yang memadai disebabkan adanya pemaknaan tertentu yang s e w o pemional menghambat pendayagunaan zakat harta.

Bias-bias pembayaran zakat di masyarakat muslim :: Aspek kultural dan struktural

Penulis

Pribadi, Moh

Pembimbing: Dr. Heru Nugroho

INTISARI : T s s ini disusun untuk membahm fenomena pengamalan zakat yang tampak ei tidak tepat karena mekanimenya di masyarakat muslim. Mekanisme itu di antaraaya adalah pembayaran d a t oleh para muzakki kepada para guru ngaji, dukuu. dan modin. Mekanisme seperti itu mernberikan kesan adanya bias-bias pengamalan zakat, karena dana zakat cenderung dinikmati oleh orang-perorarig yang menerima &at dari muzakki sesuai pilihannya, sehmgga menyimpang dari para

Page 4: Tesis Zakat Sosiologi

mustahiknya Untuk m e m b h fenomem peiigamalan zakat tersebut studi ini menggunakan pendekatan Berger tentang realitas sosial. Dikatskan bahwa kensosial terjadi