Upload
karimah-sahab
View
35
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kjudhjadnclkanclnm. ma.l.
Citation preview
BAB VI
TEUSCHER
Pendahuluan
Penanganan kasus maloklusi kelas II telah menjadi suatu tantangan
tersendiri dalam praktek ortodonti. Di masa lalu terdapat banyak konsep yang
berbeda dalam penatalaksanaanya, hal ini disebabkan adanya keraguan apakah
seorang ahli ortodonti juga melakukan tindakan yang akan mempengaruhi
pertumbuhan wajah ataukah hanya melakukan koreksi gigi saja. Menurut
klasifikasi Angle, pada maloklusi kelas II lengkung mandibula berada pada
hubungan distal terhadap maksila dan dengan ciri khas hubungan molar kelas II,
dimana disto-bukal cusp molar pertama maksila berada pada bukal groove molar
pertama mandibula. Namun, kondisi ini tidak hanya berdasarkan posisi dari gigi
saja tetapi juga melibatkan kombinasi keadaan skeletal dan dentoalveolar.1,2,3,4
Keadaan skeletal pada maloklusi kelas II yang umumnya ditemukan antara
lain; protrusi maksila, retrusi mandibula serta kombinasi keduanya sehingga salah
satu perawatan yang dapat dilakukan adalah modifikasi pertumbuhan dengan cara
memperlambat pertumbuhan maksila dan disaat yang sama merangsang
pertumbuhan mandibula. Perawatan ini hanya dapat diberikan pada pasien di usia
pertumbuhan menggunakan functional appliance. 2,3,4
Penggunaan functional appliance untuk membantu koreksi kelas II sangat
populer semenjak adanya perkembangan aktivator yang dilakukan oleh Andressen
(1908). Aktivator merupakan salah satu alat fungsional yang mendapatkan gaya
dari otot perioral sehingga menciptakan posisi mandibula yang baru. Tetapi alat
ini dapat mengakibatkan peningkatan tinggi vertical posterior maksila yang
menyebabkan mandibula serta pogonion rotasi ke belakang. Hal ini mendorong
Ulrich Teuscher untuk memodifikasikan alat tersebut dengan kombinasi high pull
headgear guna meniadakan efek samping pada maksila. Teuscher menyatakan
efek dari penggunaan headgear-activator Teuscher appliance (HATA) termasuk
adanya perbaikan pada profil jaringan lunak wajah. 3,4,5
1
Isi
1. Tujuan dan Pendekatan Perawatan
Pada pola pertumbuhan dan perkembangan struktur tulang wajah yang
normal, pertumbuhan kondil mandibula merupakan faktor utama pada
mekanisme kompensasi gerakan fossa glenoid ke bawah dan ke depan,
pemindahan kompleks nasomaksilaris ke anterior dan ke bawah, dan
perkembangan vertikal struktur alveolar maksila dan mandibula. Apabila
pertumbuhan kondil ini terkoordinasi baik dengan komponen pertumbuhan
lainnya, maka akan tercipta pertumbuhan fasial ke arah anterior dan ke bawah
yang harmonis serta tetap menjaga relasi oklusi normal.3,6
Dari aspek geometri keseimbangan ini sangatlah sensitif mengingat hanya
dengan adanya derajat variasi yang minor dari perkembangan dan pergerakan
unit yang terpisah dapat menyebabkan gangguan pada koordinasi komponen
pertumbuhan.2
Gambar 1. Konsep arah perawatan kompleks nasomaksilaris pada kasus kelas II divisi 1. A.
Pertumbuhan seimbang: displacement maksila, perkembangan vertical tulang alveolar, dan
displacement fossa artikularis dengan pertumbuhan kondil yang sesuai. Panah putih menunjukkan
arah pergerakkan. B, simulasi kelas II divisi 1. Pertumbuhan kondil yang tepat untuk menjaga
relasi kelas I. ditunjukkan oleh garis putus C. konsekuensi terapeutik unutk kompleks
nasomaksiilaris. Panah putih menunjukkan pergerakkan pertumbuhan, panah hitam menunjukkan
gaya (A growth-related concept for skeletal Class II treatrnent . Am J Orthod. 74:258-275,1978,
Teuscher U)
2
Pada gambar 1, A (pertumbuhan seimbang) jika ada variasi minor
maka efek ini dapat disimulasikan sebagai berikut: apabila gigi pada
maksila bergerak ke mesial sebanyak 1mm, displacement maksila ke arah
depan dan bawah 1mm, fossa artikularis bergerak 1mm ke arah belakang
dan bawah, serta apabila semua gigi ekstrusi 1mm, maka kemudian akan
terjadilah relasi kelas II seperti yang ditunjukan pada gambar 1, B.
pertumbuhan kondil yang ditunjukkan oleh garis terputus cukup dapat
mencegah terjadinya hal tersebut. Perubahan kecil yang disimulasikan ini
dapat menyebabkan suatu perubahan pada klasifikasi Angle. 3
Jika simulasi dimulai dari kelas II dan diasumsikan terjadi
pertumbuhan mandibula selama masa perawatan seperti yang ditunjukkan
oleh garis putus maka, untuk koreksi relasi kelas II dengan bantuan
pertumbuhan kondil (gb. 1, B) displacement kompleks midfacial ke arah
depan dan bawah harus dicegah. Hal ini secara alami mengarah pada
vektor gaya (panah hitam) selama perawatan yang diperlihatkan pada
gambar 1, C. 3
Pergerakan fossa artikularis ke arah belakang dan bawah yang
lebih jauh serta derajat tertentu dari pertumbuhan vertikal tulang alveolar
mandibula, memerlukan pertumbuhan kondil yang lebih besar daripada
biasanya. Pada pasien usia pertumbuhan, rata – rata pertumbuhan kondil
selalu lebih besar daripada efek alami kombinasi pertumbuhan tulang
alveolar mandibula dan displacement pada fossa. Oleh karena itu, pada
pasien ini bahkan pencegahan sebagian displacement kompleks midfacial,
bersamaan dengan pertumbuhan mandibula yang lebih jauh , akan
memberikan hasil yang baik. Penilaian terapeutik ini dapat disempurnakan
dengan pemakaian alat fungsional secara simultan. 3
3
Kemungkinan koreksi yang dapat dilakukan dengan alat ini antara
lain: 3
1. Aplikasi gaya ke arah belakang dan atas pada gigi rahang atas.
Gaya ini menghambat pertumbuhan processus alveolaris dan
gigi, serta displacement sagital dan vertical dari kompleks
nasomaksilaris yang melawan arah pertumbuhan sutura
maksilaris.
2. Menghindari perkembangan vertikal yang berlebihan pada gigi
– gigi rahang bawah.
3. Menghilangkan blocking mandibula dari posisi awalnya
4. Induksi pertumbuhan tambahan yang temporer dari kondil
dengan tehnik ortopedi rahang fungsional.
5. Menghindari perubahan oklusal dari gaya headgear yang
mengarah ke distal pada rahang atas.
2. Pendekatan Mekanis
Alat fungsional yang digunakan merupakan kombinasi aktivator dengan
posterior high-pull headgear, face-bow direkatkan langsung ke aktivator.
Kombinasi aktivator-headgear (Gambar. 2, A-F) harus seringan mungkin
untuk menjaga gangguan tetap miminum pada area lingual. Face-bow
dimasukkan kedalam buccal tube (Gambar. 2,D) yang diletakkan secara cekat
ke aktivator di area premolar. Pada kasus retroklinasi insisif rahang atas,
retensi dari alat ini dapt ditingkatkan dengan penambahan resin komposit pada
permukaan bukal insisif, sehingga tercipta retensi vertikal yang lebih baik
Palatal bar pada alat ini akan meningkatkan stabilitas. Arah gaya ke belakang
dan ke atas jaga digunakan pada wire ini saat proses penelanan. Ketika bibir
bawah mengganggu pergerakan insisif atas maka dapat dilekatkan lower lip
pad pada activator sehingga dapat membantu pasien untuk mencegah bibir
bawah kembali ke posisi biasanya dibawah gigi insisif rahang atas yang
protrusif.3,4,5
4
Selama perawatan, alat bantu untuk kontrol torque akan bekerja
mengontrol inklinasi insisif rahang atas. Pada insisal edge dan satu pertiga dari
insisif rahang bawah ditutupi akrilik untuk mencegah gigi tipping ke labial.
Desain dasar dari alat ini dapat divariasikan pada setiap pasien sesui
kebutuhan. Lower lip pads dan alat bantu control torque tidak selalu
diperlukan disemua kasus. 3,5
Saat pasien melakukan gerakan menggigit, mandibula bergerak maju ke
depan, umumnya hampir mendekati relasi insisif edge-to-edge. Pergerakan
anterior ini tidak boleh melebihi 6mm. displacement mandibula harus dijaga
se-minimum mungkin. Untuk alas an teknis (Gambar. 2, A dan B) harus ada
ruang inter-insisal untuk penjangkaran alat bantu kontrol torque dan harus
memungkinkan untuk penempatan buccal tube. 3,5
Gambar 2. A. aktivator dengan palatal bar, torque-control auxiliaries, lower lip pads dan buccal
tube B. bagian anterior. Retensi (terutama pada bagian palatal) dari insisif rahang atas didalam
akrilik untuk memastikan insisif mandibula menggigit dalam ke akrilik. C. Pandangan dari atas
tanpa face-bow. D. Face-bow di-insersi kedalam buccal tube. E. kombinasi aktivator headgear.
Panah menunjukkan vector gaya yang akan diaplikasikan. F. Buccal tube ( A growth-related
concept for skeletal Class II treatrnent . Am J Orthod. 74:258-275,1978, Teuscher U)
5
Posisi vektor gaya ekstra oral yang tepat merupakan faktor yang
paling penting dari keseluruhan prosedur ini. Untuk mendapatkan koreksi
skeletal dengan bukti perbaikan profil wajah, vektor gaya dari high-pull
headgear harus sejauh mungkin, kira-kira sama dengan vektor anterior
high-pull.3,4,7,8
Penyesuaian vektor secara klinis dilakukan sebagai berikut: 3,4
1. Aktivator dimasukan saat face-bow dengan high-pull headgear
terikat / terpasang.
2. Mulut dibuka selebar mungkin dan alat tersebut diletakan
hanya dengan tarikan high-pull headgear.
3. Tekanan yang diberikan pada molar maksila diperiksa
menggunakan tangan. Lengan luar dari face-bow di-pendekkan
atau ditekuk keatas untuk mengurangi tekanan agar mencegah
distal end dari alat ini tipping kearah bawah. Seluruh gaya saat
ini sudah diberikan pada segmen insisif maksila, termasuk juga
kaninus.
Pada banyak kasus, alat tambahan untuk kontrol torque terbukti
penting untuk mencegah tipping ke arah lingual pada insisif maksila. Hal
ini menjadi satu keuntungan karena vektor gaya ekstra oral dapat tetap
berada sedikit lebih jauh. Alat bantu kontrol torque terbuat dari kawat
0.50mm. kombinasi aktivator-headgear ini biasanya diapakai saat malam
hari dan beberapa jam saat sore hari. Total pemakaian 12 jam per hari
untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Kontrol pertama dilakukan 1-2
minggu, kemudian dilakukan dengan interval 6-8 minggu. Setiap kontrol
diperiksa ketepatan aktivator, apabila terjadi ketidaksesuaian segera
relining. 3,5
Pada setiap perawatan ortodonti dihadapkan oleh kenyataan bahwa
setiap unit jaringan keras dari sistem mastikasi terikat pada sutura atau
ligamen periodontal yang mempunyai area resistensi masing-masing.
Pernyataan tersebut sama dengan unit jaringan keras yang terdiri dari gigi
tunggal, beberapa gigi dan juga maksila itu sendiri (Gambar 3, A-D). Pada
kasus ini area resistensi maksila pada proyeksi lateral harus dikaitkan
6
dengan daerah sutura zygomatikus-maksilaris, dimana arah gaya itu
bekerja pada unit ini. Pengaruh arah ini harus dievaluasi secara individu.
Gambar 4 menunjukkan bagaimana satu vektor gaya dapat memiliki efek
yang berbeda pada maksila dan pada gigi-gigi rahang atas. Pertimbangan
pertama dalah lokasi dari area resistesi dan kedua arah perawatan yang
diinginkan.3
Gambar. 3. A sampai C,diasumsikan sebagai centers of resistance unit gigi. D, diasumsikan
sebagai center of resistance maksila. (A growth-related concept for skeletal Class II treatrnent .
Am J Orthod. 74:258-275,1978, Teuscher U)
Gambar. 4. Contoh headgear yang direkatkan pada lengkung rahang gigi rahang atas. (A
growth-related concept for skeletal Class II treatrnent . Am J Orthod. 74:258-275,1978, Teuscher
U)
7
Kerugian pemakaian aktivator saja, tanpa dikombinasikan dengan gaya
ekstra oral yang simultan: 3,4,5,7
1. Terjadi efek tipping ke belakang dari gigi, rotasi palatal plane ke
posterior, serta pergerakan vertikal ANS yang berlebihan, sehingga
profil yang dihasilkan kurang memuaskan
2. Sering ditemukan tipping insisif rahang atas ke lingual. Torque relatif
disalurkan ke kepada aktivator, maka pada saat yang bersamaan gaya
vertikal diberikan pada gigi molar dan mengurangi gaya vertikal
terhadap insisif. Hal ini dapat mengurasngi stabilitas alat dan distribusi
gaya yang sangat asimetris
3. Berkaian dengan lamanya waktu yang diperlukan untuk terapi
aktivator saja, dapat terjadi pergerakan mesial gigi rahang bawah.
Ketinggian fasial yang berlebihan dan hasil profil yang
mengecewakan.
Untuk menghilangkan tiga kerugian diatas, mungkin hanya dapat
dilakukan penggunaan gaya ekstra oral bersamaan dengan aktivator karena: 3
1. Vektor gaya ekstra oral (B pada gambar 5, B) terutama bertujuan untuk
memperbaiki vektor A dari pencatatan gigi. Dalam hubungannya
dengan didapatkan resistensi maksila (M), vektor C didapat dari
penjumlaha vektor A dan B, yang kurang eksentris dibandingkan
vektor A. walaupun gigi masih terntung pada yaga tiping distal,
pengaruh rotasi anterior terjadi pada gigi maksila secara keseluruhan
(berlawanan dengan gambar A). sebagai hasil rotasi posterior yang
sangat sedikit pengaruhnya masih terjadi pada maksila. Dan efek dari
rotasi anterioe pada gigi maksila dapat diharapkan sehingga kecuraman
oklusal plane tetap konstan. Perkembangan kebawah ANS dapat
dibatasi sampai minimal. Untuk memperbaiki vektor C, high pull
headgear harus ditempatkan lebih jauh. Panah besar menunjukkan
gaya ekstra oral yang optimum pada garis yang menghubungkan pusat
resistensi maksila dan gigi rahang atas.
2. Jika ada alasan untuk takut terjadi tipping distal yang berlebihan maka
dapat digunakan alat bantu kontrol torque.
8
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan relasi kelas I lebih singkat
dengan adanya penambahan gaya ekstra oral.
Gambar 5. Vektor gaya pada pemakaian kombinasi aktivator – headgear ( A
growth-related concept for skeletal Class II treatrnent . Am J Orthod. 74:258-275,1978, Teuscher
U)
3. Indikasi
Pada kasus kelas II divisi 1 dengan masalah dentoalveolar yang
ringan perawatan dapat dilakukan hanya memakai alat kombinasi
headgear-aktivator saja. Sedangkan pada kasus lainnya, penggunaan alat
ini bersifat sementara sebagai bagian dari rangkaian perawatan.
4. Keuntungan Alat Teuscher3,7
1. Dapat mengatasi kasus high angle yang merupakan kontraindikasi
aktivator. Perbaikan profil wajah dapat diharapkan terjadi yang
mengarah pada koreksi hubungan intermaksilari berdasarkan
perkembangan anterior mandibula. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Neslihan Üncücü dkk (2001),kontrol torque insisif rahang atas
9
alat Teuscher pada kasus high angle memberikan hasil yang lebih baik
daripada kontrol torque alat Van Beek
2. Alat ini dapat memberikan efek yang dapat diandalkan pada pasien
usia pertumbuhan. Tergantung pada pola skeletal dan derajat
pertumbuhan, sebagian besar kasus diskrepansi anterior yang dapat
dirawat secara ortodontik dikoreksi dengan pertumbuhan anterior
mandibula.
3. Kombinasi aktivator-headgear sangat tepat digunakan pada berbagai
tahap perawatan. Kemungkinan penggunaan alat ini secara simultan
dengan perangkat cekat memberikan keuntungan teurapetik yang
cukup besar. Hal ini berlaku pada kasus kelas II divisi 1, dimana
lengkung gigi sudah terkoordinasi tetapi koreksi untuk kelas II
mengalami kesulitan yang tak terduga.
5. Hal yang perlu diwaspadai selama perawatan 3,8
1. Pada setiap kasus sangat penting untuk memeriksa vektor dan besarnya
gaya. Untuk kasus gigi bercampur, tingkat gaya yang diberikan 400 –
500 Gm setiap sisi dan tidak boleh lebih. Jika gaya yang diberikan
terlalu besar maka dentoalveolar akan mempengaruhi maksila sehingga
kaninus permanen rahang atas akan erupsi terlalu jauh kedepan serta
adanya resiko segmen posterior yang tidak dikontrol secara bodilly
terjadi tipping ke distal.
2. Posisi vektor gaya ekstraoral juga merupakan hal yang penting. Jika
posisinya terlalu distal maka akan meningkatkan efek rotasi posterior
maksila dan gigi-gigi rahang atas. Mengubah arah dari facebow
memungkinkan terjadinya efek biomekanika yang berbeda baik pada
unit alveolar maupun. Moment yang terjadi dapat posistif, negatif, atau
tidak ada, menghasilkan rotasi clockwise maupun counterclockwise,
atau translasi murni, semua dapat disesuaikan berdasarkan tujuan dari
perawatan.
10
Penutup
1. Kesimpulan
Kasus maloklusi kelas II yang banyak ditemukan sebagian besar
tidak hanya melibatkan gigi saja tetapi juga skeletal sehingga diperlukan
suatu alat untuk dapat memodifikasi pertumbuhan skeletal tersebut
terutama pada pasien usia pertumbuhan. Penggunaan functional appliance
untuk membantu koreksi kelas II sangat populer semenjak adanya
perkembangan aktivator yang dilakukan oleh Andressen (1908). Aktivator
merupakan salah satu alat fungsional tersebut, akan tetapi alat ini dapat
mengakibatkan peningkatan tinggi vertical posterior maksila yang
menyebabkan mandibula serta pogonion rotasi ke belakang. Sehingga
Ulrich Teuscher memodifikasikan alat tersebut dengan kombinasi high
pull headgear guna meniadakan efek samping pada maksila dan
menyatakan efek dari penggunaan headgear-activator Teuscher appliance
(HATA) termasuk adanya perbaikan pada profil jaringan lunak wajah
Alat kombinasi aktivator high-pull headgear yang ditemukan oleh
Teuscher ini dapat digunakan untuk kasus kelas II divisi 1. Bagian dari
aktivator-nya terdiri atas palatal bar, lower lip pads, dan alat bantu kontrol
torque untuk insisif rahang atas. Face bow pada alat ini delekatkan
langsung pada aktivator, dan vektor gaya extra oral sama dengan vektor
high-pull anterior. Pada saat pencatatan gigitan displacement vertikal pada
ditekan sampai minimum, dan displacement anterior tidak boleh melebihi
6mm. keuntungan dari pemakaian alat ini antara lain dapat mengatasi
kasus high angle, dapat memberikan hasil profil yang baik, efek yang
dapat diandalkan serta sangat tepat untuk dipakai pada semua tahap
perawatan khususnya kasus kelas II divisi 1. Hal-hal yang perlu
diwaspadai selama perawata antara lain vektor dan besarnya gaya
terutama pada kasus gigi bercampur, serta posisi vektor gaya ekstra oral
untuk menghindari efek rotasi posterior maksila dan gigi-gigi rahang atas.
11
Daftar Pustaka
1. Bhalajhi SI : Myofunctional Appliances. Orthodontics The Art and Science 3rd Edition : 329-364, 2006
2. Graber TM, Rakosi T, Petrovic AG : Combined Extraoral and Funcional Appliances. Dentofacial Orthopedics with Functional Appliances 2nd
Edition : 402-409, 19983. Teuscher U : A growth-related concept for skeletal Class II treatrnent.
Am. J Orthod. 74 : 258-275, 19784. Singh GD, Thind BS : Effects of the headgear-activator Teuscher
appliance in the treatment of class II division 1 malocclusion: a geometric morphometric study. Orthod Craniofacial Res 6: 88–95, 2003
5. Aelbers C, Dermaut L : Incisor Torque by Means of a Modified Teuscher Activator. J Orofac Orthop. 59:171-177,1998
6. Teuscher U : An appraisal of growth and reaction to extraoral anchorage. Simulation of orthodontic-orthopedic results. Am. J. Orthod. 89:113-121, 1986
7. Üncücü N, Türk T, Carels C: Comparison of Modified Treuscher and Van Beek Functional Appliance Therapies in High-Angle Cases. J Orofac Orthop. 62:224-237,2001
8. Graber, Vanarsdall, Vig : Stocli-Teuscher Combine Activator - Headgear Orthopedics. Orthodontics Current Principles and Techniques 4th Edition : 520-526, 2005
9. Chabre C : Vertical Control With a Headgear-Activator Combination. J Orofac Orthop. 24:618-624,1990
12