15
105 Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan Tradisional Masyarakat Kei Dan Kehidupan Sosial Di Ohoi Ohoiel Kabupaten Maluku Tenggara Johan Pattiasina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pattimura Email: [email protected] ABSTRAK Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki Bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, Bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang yang menganggapnya diwariskan secara genetis. Hal ini juga dapat diperlihatkan oleh anak-anak Kei dimana dalam permainan tradisional yang dimainkan setiap hari di lingkungan mereka masing- masing menunjukan rasa persatuan dan kesatuan seperti dalam permainan tradisional tev- tev komin. Untuk mengetahu permainan tev-tev komin dalam masyarakat Kei sebagai permainan tradisional. Tipe dalam penelitian ini adalah tipe kualitatif deskriptif dengan pendekatan antropologi, karena yang dikaji dan diamati adalah perilaku manusia baik itu tulisan maupun lisan yang dihasilkan oleh sebuah kebudayaan (Leksi Maleong 2003:3) Tev-tev komin merupakan sebuah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan untuk mengisi waktu luang, sekaligus untuk melestarikan tradisi masyarakat Kei itu sendiri. Permainan tradisional tev-tev komin adalah wadah untuk menunjukan sebuah kebersamaan tanpa membedakan stratifikasi yang berlaku pada masyarakat adat Kei itu sendiri. Manusia tidak akan hidup tanpa manusia yang lain, dan tidak ada satupun manusia yang hebat di dunia ini, semua manusia memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing, inilah pesan yang disampaikan dalam permainan ini. Kata-kata kunci : Tev-tev komin, permainan tradisional, dan kehidupan sosial. PENDAHULUAN Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki Bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, Bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang yang menganggapnya

Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

105

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan Tradisional

Masyarakat Kei Dan Kehidupan Sosial Di Ohoi Ohoiel Kabupaten Maluku Tenggara

Johan Pattiasina Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pattimura

Email: [email protected]

ABSTRAK

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki Bersama oleh

sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya

terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, Bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang yang menganggapnya

diwariskan secara genetis. Hal ini juga dapat diperlihatkan oleh anak-anak Kei dimana

dalam permainan tradisional yang dimainkan setiap hari di lingkungan mereka masing-

masing menunjukan rasa persatuan dan kesatuan seperti dalam permainan tradisional tev-

tev komin. Untuk mengetahu permainan tev-tev komin dalam masyarakat Kei sebagai

permainan tradisional. Tipe dalam penelitian ini adalah tipe kualitatif deskriptif dengan

pendekatan antropologi, karena yang dikaji dan diamati adalah perilaku manusia baik itu

tulisan maupun lisan yang dihasilkan oleh sebuah kebudayaan (Leksi Maleong 2003:3)

Tev-tev komin merupakan sebuah permainan tradisional yang dimainkan oleh anak

laki-laki maupun perempuan untuk mengisi waktu luang, sekaligus untuk melestarikan

tradisi masyarakat Kei itu sendiri. Permainan tradisional tev-tev komin adalah wadah untuk

menunjukan sebuah kebersamaan tanpa membedakan stratifikasi yang berlaku pada

masyarakat adat Kei itu sendiri. Manusia tidak akan hidup tanpa manusia yang lain, dan

tidak ada satupun manusia yang hebat di dunia ini, semua manusia memiliki kelebihan dan

kekuranganya masing-masing, inilah pesan yang disampaikan dalam permainan ini.

Kata-kata kunci : Tev-tev komin, permainan tradisional, dan kehidupan sosial.

PENDAHULUAN

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki Bersama oleh

sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Budaya

terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, Bahasa,

perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Bahasa sebagaimana juga budaya merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang yang menganggapnya

Page 2: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

106

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang

berbeda budaya dan menyesuaikan dengan perbedaan-perbedaanya, membuktikan bahwa

budaya itu dipelajari, budaya dalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat

kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek-aspek budaya turut menetukan perilaku

komunikatif. Unsur-unsur sosial budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial

manusia.

Budaya selalu menawarkan ketegangan-ketegangan tertentu. Dalamkehidpan

masyarakat tanpa adanya ketegangan ini semua manusia tidak akan mengalami kemajuan,

bahkan budaya yang telah dimilikinya akan mundur. Kebudayaan pada dasarnya

berhuungan secara dialektis. Kebudayaan adalah produk kebudayaanya. Kebudayaan

dipakai untuk menunjuk seorang pribadi yang terpelajar, individu yang berbudaya dan

beradab yang berbudi Bahasa halus serta akrab dengan hal-hal indah dalam kehidupan

manusia yang beradab. Dasar persekuan di dalam masyarakt Kei adalah kekeluargan,

kepercayaan dan ekonomi. Karena pengaruh dari aspek-aspek tersebut maka rasa bersatu

atau solidaritas antara anggota masyarakat sangat besar. Setiap individu sangat terikat pada

adat kebiasaan. Solidaritas masyarakat Kei selalu dipupuk dengan suatu semboyan yang

berbunyi : “It besa wu-ut ain meheni ngifun, manut ain meheni tilu”, yang artinya “ kami

adalah telur-telur ikan yang berasal dari seekor induk ikan, atau telur-telur ayam yang

berasal dari seekor induk ayam” adapun makna dari ungkapan tersebut ialah bahwa seluruh

penduduk kepulauan Kei adalah keluarga besar yang adalah anak dan cucu dari pada ayah

dan ibu semboyan ini menjiwai setiap anggota masyarakat Kei untuk selalu bersatu tolong-

menolong dan gotong-royong dalam menghadapi kesulitan dan tantangan, baik dari dalam

maupun dari luar malah Bersama-sama untuk menghindarkan adanya perpecahan ataupun

keretakan yang timbul diantara mereka.

Hal ini juga dapat diperlihatkan oleh anak-anak Kei dimana dalam permainan

tradisional yang setiap hari dimainkan dalam lingkungan mereka masing-masing

menunjukan rasa kesatuan dan persatuan seperti dalam permainan Tev-tev komin. Penulisan

ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode penelitian kualaitatif Tipe

dalam penelitian ini adalah tipe kualitatif deskriptif dengan pendekatan antropologi, karena

Page 3: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

107

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

yang dikaji dan diamati adalah perilaku manusia baik itu tulisan maupun lisan yang

dihasilkan oleh sebuah kebudayaan (Leksi Maleong 2003:3)

PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Kepulauan Kei

Kepulaun Kei terletak antara 6 derajat lintang selatan dan 133 derajat bujur timur,

letaknya membujur dari utara ke selatan. Batas-batasnya adalah :

Di sebelah Utara dengan Irian Jaya bagian selatan

Di sebelah Selatan dengan Kepulaun Tanimbar

Di sebelah Timur dengan Kepulauan Aru

Di sebelah Barat dengan Laut Banda

Kepulauan Kei terdiri dari pulau-pulau kecil, sedang dan besar.dua buah pulau

besar yaitu pulau kei kecil (Nuhu Roa) dan pulau kei besar ( Nuhu Yuut). Pulau Kei Besar

tanahnya bergunung-gungung, lebih panjang dari pulau Kei Kecil dan hanya mempunyai

beberapa pulau kecil. Sedangkan pulai Kei Kecil meliputi pulau induk (Nuhu Ten) dan

pulau-pulau kecil (Nuhu Yanat) sebanyak lebih kurang dari tiga puluh buah. Mengenai

sebutan atau pengertian nama Nuhu Road dan Nuhu Yut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Nuhu Yuut artinya pulau yang dekat dengan pulau-pulau yang merupakan

daratan

Nuhu Roa artinya pulau yang jauh atau pulau di laut

Ada hubungan antara masyarakat Kei dengan orang-orang Irian dan Aru, hal ini

dapat dilihat dari pemakaian-pemakaian istilah atau ungkapan di bawah ini :

Huba ba jar nesjaw artinya merantau ke Aru dan Irian

Iri ri nesjaw artinya budak yang berasal dari Papua

Yut tet jar artinya Kei Besar adalah serambi dari Aru

Disini terlihat bahwa Aru dianggap sebagai rumah besar dan Kei Besar dianggap

sebagai serambinya. Jadi jelas sudah ada pelayaran dan perdagangan antara pulau-pulau

tersebut pada masa lalu. Ada sebuah kutipan nyanyian tradisional yang menguatkan

pendapat tersebut yang berbunyi sabagai berikut:

Page 4: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

108

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Ain malin linan ooo – teduh tenang tak bergelora

Tahaut lin linan ooo – lautan tenang tak bergelora

Sun tut yarmau ooo – dari kei hingga ke aru dan negeri yang jauh

Dengan demikian Nuhu Yuut letaknya dekat dengan kepulauan Aru dan Irian,

sedangkan Nuhu Roa letaknya jauh dari kedua pulau tersebut. Pulau Dullah dimana

terdapat ibu kota tual digolongkan dalam Nuhu Ten oleh karena lebih dekat letaknya

dengan pulau terbesar dari gugusan pulau-pulaun Keu Kecil yang lazimnya disebut pulau

Kei Kecil. Bebrapa buah pulau dari gugusan Nuhu Janat yang didiami penduduk adalah :

pulau Dullah laut,pulai Ut, pulai Feir, Pulau Tayando, Tanimbar, Tanimbar Kei, Pulau Kur,

Pulau Kei, pulai Ur dan pulau Warbal. Penggunaan nama pulau kei kecil dan kei besar

semata-mata berdasarkan kenyataan bahwa Nuhu Yuut lebih besar dari Nuhu Roa.

Kepulauan ini disebut pula dengan nam “Nuhu Evav”. Ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

Nuhu artinya “pulau”.”E ” artinya “tanah” dan “Vav” artinya “bawah” artinya “tanah

bawah” atau “tanah di selatan”. Ada pendapat yang mengatakan bahwa berasal dari kata

“Ivaiv” I artinya “dia” dan viav artinya “sana”. “ivav” artinya di sana lama kelamaan nama

ivaiv berubah menjadi Evav dengan nama kai atau kei. Kata kei bersal dari kata “betkai”

yang artinya “tidak tahu” konon ceritanya rakyat. Pada waktu tiba orang portugis di

kepulauan Evav mereka menanyakan kepada penduduk tentang nama pulau ini. Kerana

kurang pengertian tentang pertanyaan orang portugis itu maka mereka menjawab “ betkai”

yang artinya tidak tahu. Dari kata tersebut orang-orang portugis itu lalu menamakanya atau

memanggil nama kai atau kei.

Geurtjen berpendapat bahwa kata Kai kemungkinan besar berasal dari “kayu” (

Bahasa melayu) atau juga dari kata “kayos” yaitu nama yang diberikan oleh orang portugis.

Kata Kayos dalam Bahasa portugis artinya “batu” (geurtjen J.H, 1921.1). kata Kai

kemudian mengalami perubahan fenom (a) menjadi (e) sehingga kata Kai berubah menjadi

kata Kei (O. Labetubun BA,hal 3). Manuel I Gomes Sy dalam suratnya kepada ordo Yesuit

di india tahun1564 katakan bahwa ada dua orang pemimpin dari Quel bermohon agar imam

Khatolik didatangkan ke Quey (Jacobus Hurbarth, 1980 : 45 No.2). sebutan Quey ini

kemungkinan berubah menjadi Kai atau Kei. Demikianlah bebrapa pendapat dan tafsiran

tentang asal-usul dan pengertian tentang nama kepulaun Kei. Kepulauan Kei termasuk

Page 5: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

109

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

daerah yang beriklim laut. Pengaruh iklim ini sehingga menyebabkan terjadinya dua musim

yaitu musim Barat dan musim Timur.

a. Musim barat, berlangsung dari bulan oktober hingga bulan April. Pada musim

ini berhembus angina barat yang melintas laut banda yang mengandung banyak

uap air yang kemudian jagung, bejenis-jenis ubi jalar, yang kadangkala

merupakan makanan persiapan musim timur.

b. Musim timur, berlangsung dari bulan April hingga oktober. Pada musim ini

berhembus angina timur yang melitasi laut Arafyra yang mengandung banyak

uap air, namun sabagian beasar telah dijatukan di kepulauan Aru dan kepulauan

selatan daya sehingga yang tiba di kepulauan Kei sedikit sekali, dari bulan

agustus hingga oktober matahari sangat terik. Itulah sebabnya musim timur

adalah musim kemarau dan hujan turun sangat sedikt. Dalam musing inikadang-

kadang tanaman tidak behasil sehingga penduduk mempertahankan hidup

dengan menangkap ikan serta mengumpulkan hasil-hasil laut seperti lola,

teripang dan lainya untuk dijual atau ditukar dengan kebutuhan lainya. Suatu hal

yang menarik selama musim kemarau adalah keadaan meti atau pasang surut

yang biasnya dikelan sebagau “meti kei”. Dalam musim kemrau jadilah pasang

surut yang sangat besar dimana air laut menjadi dangkal sekali dan sebgaian

besar air masing kering.

Struktur masyarakat dan kepimpinan

Struktur pemerintahan ini ternyata bahwa kekuasaan pemerintahan yang

tinggi adalah ditangan seorang “raja”. Dibawahnya terdapat pati, kemudian

dibawahnya “orang kaya”, sesudah itu : kepala soa”, dan saniri dari tiap - tiap

rahanyam, gelaran raja atau rat dan orang kaya bukanlah suatu gelar yang asli di

kepulauan kei, akan tetapi mungkin pengaruh dari luar yaitu, pulau jawa atau orang

melayu yang datang kemudian. Mengenai persekutuan terbesar yaitu masyarakat lor

atau ur di kepulauan kei dijumpai adanya dua kelompok yaitu :

a. Lorlim atau urlim

b. Lorsiuw atau ursiuw

Page 6: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

110

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

Lorlim adalah persekutuan lima dan lorsiuw ata ursiuw adalah persekutuan

Sembilan. Lor atau ur artinya persektuan atau kelompo, lim artinya lima, dan siuw

artinya Sembilan. Jadi lorlim adalah persekutuan yang terdiri dari lima negeri ( ohoi

) dan ursiuw adalah persekutuan Sembilan negeri ( ohoi = kampung aau desa ).

Persekutuan masyarakan semacam ini dijumpai pula di maluku tengah yang

dikenal ulilma dan ulisiwa. Di kepulauan Ambon dan Lease disebut pula patalima

dan patasiwa. Selanjutnya mengenai persekutuan atau perserikatan ursiuw dan

lorlim. Dimana semua negeri ( ohoi ) atau kampung di kepulauan kei merupakan

anggota salah satu perserikatan ini, masih menimbulkan problema pertama

mengenai asal usul pembetukannya. Sesuai cerita rakyat tradisional, pembentukan

lorlim dimulai dari raja tabtut dari negeri ohoiwur, sedangkan ursiuw dari raja ar

nuhu dari negeri damar. Kedua raja ini dengan negerinya terdapat dipulau kei kecil.

Pembentukan perserikatan ini berasal dari mereka. Mengenai bagaimanakah dan

bilamana terjadi persekutuan lorlim atau ursiuw dikepulauan kei belum ada

kesatuan pendapat dari masyarakat kei. Beberapa pendapat tentang hal ini dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Menururt tua adat A. Renyut, ursiuw berasal dari perkataan karbasiuw.

Kono ar nuhu raja danar ( kei kecil ) membunuh seekor kerbau lalu

dibagi – bagikannya kepasa sembila negeri. Megeri pelopor dalam

melebar – luaskan daerh kekuasaan ursiuw, dan ar nuhu sendiri seagai

tokoh pelopor pembentukan ursiuw di kepulauan kei. Mengenai lorim,

bagi beliau sendiri belum jelas. Namun dikatakan bahwa raja tabtut

seorang tokoh pembaharu di negeri ohoiwur ( kei kecil ) terkenal

sebagai raja lorlim. Selanjutnya dijelaskan lagi bahwa peristiwa

pembagian kerbau terjadi setelah ar nuhu menjadi raja. Hal mana berarti

adanya ursiu sesudah keluara tabtut tiba dikepulauan kei.

b. Menurut F. Renyaan, lorlim atau ursiuw telah ada sebelum pembaharuan

dilakukan leh raja tabtut. Dijelaskan bahwa ratu diksatmas yaitu

permaisuri raja ar nuhu beberapa saat sebelum meninggal dunia. Berjani

bahwa jenazahnya akan dimakamkan pada perbatasan lorlim ursiuw di

Page 7: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

111

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

kei kecil yaitu di pedalaman negeri ( desa ) wain. Kuburnya ditandai

oleh sebuah pohon beringin yang masih ada hingga sekarang.

c. Menurut J. Kadmaerubun, raja amar dipulau gorom (seram) adalah

wakil sultan Tidore, megambil inisiatif dalam pembentukan lorlim –

ursiuw di kepulauan kei dan aru. Dalam hubungan itu kei, aru dan

gorom merupakan suatu kesatuan yang koordinir, oleh raja amar pulau

amar, ( dobo) disebut menurut raja nama amar.

d. Menurut F.E. Hanoatubun, lor dan ur adalah dua istilah yang berbeda

fanatiknya, tetapi mempunyai pengertian yang sama. Baik lor maupun ur

adalah sejumlah individu yang mendiami suatu emat yang tertentu.

Sejumlah individu yang dimaksud meliputi penduduk suatu negeri/desa

umpanya lortel yaitu gabungan beberapa negeri dibawah kekuasaan tiga raja dengan

masing -masing batas kekuasaan yang sudah ditentukan lor maurohoiwut yaitu

gabungan sepuluh negeri dibawah seoran penguasa, lorohoiratut yaitu penduduk

suatu desa dan lain – lain. Jadi lorlim – ursiuw merupakan gabungan beberapa Desa

yang sudah ada dijelaskan bahwa adaya lorlim – ursiuw tak dapat dijelaskan

hubungannya dengan kepercayaan penduduk. Dikatakan demikian sebab lorlim

memuja duad ler-wuan artinya Tuhan Matahari, Bulan, sedangkan Ursiuw memuja

Duad Larwul artinya Tuhan, Darah Merah berdasarkan kenyataan inilah dapat

dikatakan bahwa lorlim – ursiuw adalah asli kepulauan kei ( F.E.Hanoatubun,

1998;17-18 ). Selanjutnya tentang adanya hubungan dan persekutuan masyarakat

Kei dengan masyarakat kepulauan Aru dan Gorom dikepulauan seram ( seram laut

) dapat diungkapan dengan sebuah unkapan atau syair yang diucapkan masyarakat

sebagai berikut : Amar Dai lil kei yar o

Kei yar o hukum ka o

Kir-kir o ka o

Yang artinya : ( raja Amar dan raja Dai bersekutu dengan Kei dan Aru,

siapa diantara ketiganya yang menimbulkan perselisihan hukum akan berlaku

atasnya hingga turun temurun ). Syair ini tidak lain adalah suatu sumpah atau ikrar

Bersama yang patut ditaati oleh ketiga generasi penerus masyarakat Kei, Aru dan

Gorom sepanjang masa. Tentang pembagian daerah lorlim dan ursiuw di kepulauan

kei . Demikian sekilas gambaran tentang Kei, merupakan sebuah daerah yang

sampai sekarang masih mempertahankan adat istiadat dan kebudayaan sebuah

kebanggaan bagi masyarakatnya Kei itu sendiri, dan yang paling dikenal dan

Page 8: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

112

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

dipertahankan sebagai sebuah norma hukum adat yaitu adat Larful-Ngabal. Dan

yang lebih menarik adalah masyarakat Kei adalah masyarakat yang plural yang

sudah dijelaskan diatas.

permainan tev -tev komin ( tumbuk – tumbuk serbuk embal )

Secara etimologis tev -tev komin berasal dari kata tev – tev yang artinya tumbuk dan

komin yang artinya serbuk embal yang masih melekat pada embal atang yang sudah selesai

di jemur. Untuk diketahui makanan pokok orang Kei adalah embal, embal makanan yang

sudah siap dimakan dari ubi kayu yang diparut dan dikeringkan kemudian dibakar dari

suatu wadah dari tanah liat ( Bau ) bila sudah matang dimakan dengan laut pauk yaitu ikan

dan sayur sehingga merupakan makanan yang bergizi. Permaianan tev-tev komin sebagai

salah satu permainan di daerah Kei Besar dan Kei Kecil ini ada mempunyai hubungan

sekaligus memberikan penghayatan kembali tentang proses pembuatan makanan pokok

tersebut.

Hubungan permainan dengan peristiwa lain

Permainan ini dimainkan pada anak – anak laki – laki dan perempuan pada

umumnya pada siang dan sore hari, tidak ada hubungannya dengan peristiwa – peristiwa

tertentu, dan juga tidak mempunyai hubungan dengan masalah magic maupun agama.

a. Latar belakang sosial budaya permainan

Tev – tev komin merupakan salah satu permainan anak Kei yang

penyelenggaraannya meliputi semua lapisan masyarakat dan bukan hanya pada

golongan tertentu saja. Permainan ini tidak memiliki hubungan dengan peristiwa

tradisional tidak membutuhkan persyaratan – persyaratan tertentu bagi pelaksanaan.

Permainan ini sudah dikenal sejak nenek moyang dan sampai sekarang masih

merupakan warisan budaya antara generasi yang masih senang memainkannya.

Kapan mulainya permainan ini tidak dapat ditentukan secara pasti karna tidak ada

tulisan – tulisan yang menyebutkan tentang hal ini tetapi yang pasti adalah

permaianan ini adalah masih warisan budaya dan digemari semua lapisan

masyarakat dan semua kelas dalam masyarakat Kei. Permainan ini hampir merata

disemua lapisan masyarakat di Kei Kecil dan Kei Besar.

Page 9: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

113

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

b. Peserta pelaku

Jumlah pemain anara dua orang sampai enam orang, usia pemain berkisar

sekitar enam tahun sampai sepuluh tahun jenis kelamin tidak ditentukan karena

permainan dimainkan oleh anak laki – laki dan perempuan, tetapi umumnya

diminkan oleh anak perempuan.

c. Kelompok sosial

Anak – anak dari semua lapisan masyarakat boleh memainkan permainan

ini, tidak diutamakan pada kelompok tertentu walaupun di Kei mengenai adanya

tratifikasi sosial tetapi dalam permainan tev-tev komin tidak ada perbedaan antara

anak dari strata yang satu dengan strata yang lain, hal ini memiliki makna yang

sangat besar bagi anak-anak Kei dan memiliki makna filosofi yang tinggi bahwa

semua orang dimata Tuhan sama adanya sehingga anak-anak dalam kalangan

manapun bisa memainkan permainan ini sekaligus mereka berbaur dalam sebuah

kohesi sosial yang sangat baik. Tidak ada alat – alat atau perlengkapan yang

dibutuhkan dalam permainan ini. Permainan ini diiringi oleh lagu – lagu untuk

membantu jalannya permainan agar permainan ini berjalan serasi dan teratur maka

menggunakan syair - syair seperti pada tahap permainan. Persiapan permainan

dimulai dengan beberapa orang anak yang ingin mengumpulkan rekan – rekannya

hingga cukup maka dimulailah permaianan.

d. Tahap – tahap permainan

Pertama : semua pmain duduk dalam bentuk lingkaran dengan kepalkan

tangan dan disusun diatas tangan teman yang lain ( semua tangan pemain disusun

menjadi satu). Pemain yang tangannya tersusun paling atas hanya menaruh tangan

kirinya saja. Sedangkan tangan kanan digunakan sebagai penumpuk kepalan tangan

yang ada. Waktu menumbuk ia mengucapkan syair sebagai berikut :

“ Tev – tev komin, komna malese soi wala - wala masa kie Kaitomean

bula sasam ru bubur masa vadilo, butem – butem velar”

Page 10: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

114

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

kedua : sesuai semua tangan terbentuk maka maka tangan tidak boleh

diangkat sehingga terbentuk dalam bentuk susunan tangan. Orang yang tadi

menumbuk, kemudian dengang telunjuk jari tangan kanan kemudian mengebor

susunan tangan tersebut. Pengeboran ini dilakukan antara jari telunjuk tangan kanan

mengebor susunan tangan tersebut. Mengebor ini dilakukan antara jari telunjuk dan

jari tengah. Pengeboran ini dilakukan tiga kali dan setiap pengeboran diucapkan

syair yang berbeda -beda. Pengebor pertama syair sebagai berikut :

“sung – sung kerbuit, sumba veive”

Artinya : tusuk dengan jari sampai kedalam – dalamnya. Waktu menyebutkan sung

– sung kerbuit,sumba veive ujung telunjuk yang dipakai untuk mengebor

diciumkan kepala semua pemain. Para pemain setelah mencium bau lalu menyebut

kata “ maat tahan khoib” artinya : belum masak. Setelah pemain mengucapkan

kata “maat tahan khoib” maka pengeboran kedua dilakukan dengan mengucapkan

syair yang tadi dan waktu kata “ sumba veive” telunjuk yang mengebor

diciumkan kembali pada para pemain. Para pemain mencium bau lalu menyebutkan

kata “nabre” yang artina separuh masak. Dan waktu kata “ sumba veive” telunjuk

yang mengebor diciumkan kepala kepada para pemain.para pemain setelah

mencium bawah lalu menyebutkan kata “ matahan rak” yang artinya sudah

masak.

Ketiga : setelah elesai proses pengeboran ketiga kali tangan peserta masih tetap

dalam keadaan tersusun, kemudian oleh teman yang tengahnya dipakai mengobor

satu demi satu diangkat dan diletakan sebelah menyebelah pundak temannya

sambil menngucapkan syair: “ sakliman o rat entub ngaban ya” yang artinya

tangan diangkat pada pundak temannya. Setelah semua tangan terangat dan berada

dibahu maka berbentuk suatu lingkaran dimana semua tangan yang berbentuk

lingkaran berada dikedua pundak teman. Bilah semua tangan telah berda dalam

keadaan demikian maka para pemain beramai – ramai mengucapka syair “ tesian

nirahan dertra enlokoooo” syair ini merupakan pamandu yang sekaligus

mangandung arti sebagai berikut: “ rumah ibu miskin yang terbuat dari kayu

suda rubuh” ucapan ini seolah – olah mengandung makna bahwa masing – masing

Page 11: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

115

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

peserta pasti tidak akan kalah karena memiliki tenaga yang kuat waktu

mengucapkan syair “tesian nirahan dertra enlokoooo”. Para pemain berdiri

dansaling dorong dan berusaha membuktikan bahwa syair tersebut memang benar

sesuai kenyataannya dima ia tidak Mmpu ditolak oleh temannya. Oleh karna setiap

pemain berusaha memenangkan lawannya maka pada akhirnya semua pemain jatuh

bertindis dan dengan demikian berakhirlah permainan itu.

e. Konsekwensi kalah menang

Konsekwensi kalah menang dalam permainan ini tidak ada karena sifatnya

hanya sebagai rekreasi dan pengisi waktu senggang. Perannya pada masa kini

permainan ini sampai sekarang masih dimainkan oleh anak – anak kei besar

maupun kei kecil. Nilai – nilai budaya yang dikandung juga mempunyai peranan

masa kini yaitu menumpuk persahabatan antara anak – anak, melatih kekuatan

jasmani sekaligus memberkan kesegaran rohani. Desa – Desa Kei Besar dan Kei

Kecil tidak terhitung sebagai Desa – Desa terpencil karena komunikasi yang lancar

berupa radio, TV, dan handphone sudah tersebar dimana – mana bahkan

internetpun sudah menjangkau daerah Kei Besar dan Kei Kecil, namun masyarakat

terutama anak – anak Kei tidak begitu saja tenggelam dalam arus globalisasi tetapi

mereka masih mempertahankan permainan tradisional yang diwariskan nenek

moyang ini merupakan salah satu pelestarian budaya oleh anak – anak yang ada di

kepulauan Kei.

Permain tev – tev komin sebagai salah satu permainan di daerah Kei Besar dan Kei

Kecil ini ada mempunyai hubungan sekaligus memberikan penghayatan kembali tentang

proses pembuatan makanan pokok tersebut. Embal adalah salah satu makanan pokok yang

sudah terkenal di dunia internasinal maupun nasional, hal ini dapat dilihat ke kei kalua

pulau tanpa membawah oleh – oleh embal rasanya kurang lengkap, mengapa demikian

karena embal sudah dapat diolah menjadi berbagai rasa dan bentuk yang langsung bisa

dicemil begitu saja, bisa juga yang dimakan menggunakan lauk pauk maupun langsung

disantap dengan teh atau kopi. Dari sisi ekonomi embalnya sudah dapat menambah

pendabatan daerah dan yang satu lebih penting lagi yaitu embal dapat meningkatkan

ekonomi masyarakat setempat, embal juga kalua dikonsumsi berlebihan tidak akan

Page 12: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

116

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

menimbulkan penyakit seperti kalu kita menyantap nasi yang berlebihan maka akan

mangakibatkan diabetes, yang lebih luar biasa adalah racun yang terdapat dalam air

perasan pada ubi kayu embal ini dapat juga membunuh hibi – hibit kanker yang ada pada

tubuh manusia, hal ini yang membuat sehingga embal selalu dilestarikan dan dipertahankan

sebagai makanan pokok yang tidak tergantingan dengan makanan lainnya.

Tev – tev komin merupakan salah satu permainan anak kei yang

penyelenggaraannya meliputi semua lapisan masyarakat dan bukan hanya dengan golongan

tertentu saja. Permainan ini tidak memiliki hubungan dengan peristiwa tradisional tidak

membutuhkan persyaratan – persyaratan tertentu lagi pelaksanaan. Ini terlihat bahwa

masyarakat Kei adalah masyarakat yang selalu melestarikan peninggalan nenek moyang,

tapi disini juga terlihat dengan jelas bahwa permainan tev – tev omin tidak membedakan

kasta yang ada pada masyarakat Kei, seperti yang kita ketahui bahwa Kei adalah salah satu

daerah di Indonesia yang masih mempertahankan adanya stratifikasi sosial atau kelas –

kelas sosial yang ada pada masyarakatnya, kalau di Bali dan India mengenal empat kelas

sosial yaitu : Brahmanan, Ksatria, Waisya, dan Sudra tetapi di Kei hanya mengenai tiga

kelas sosial yaitu : Mel – mel, Ren – ren, dan Iri – iri.

Yang menarik dalam permaianan tradisional ini tidak membedakan kelas -kelas

tersebut yang ada di Kei anak dari kelas manapun berhak bermain dan dengan memiliki

peran yang sama ini membuktikan bahwa masyarakat Kei masih menjunjung tinggi hak –

hak anak yang tidak perlu disibukan dengan peran – peran sosial yang ada dalam adat Kei

itu sendiri. Permainan ini diiringi dengan lagu – lagu, untuk membantu jalannya permainan

agar permainan ini berjalan serasi dan teratur maka digunakan syair – syair seperti pada

taha permainan. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Maluku secara umum ketika akan

menyampaikan sesuatu pesan selalu melalui syair atau lagu ini juga menunjukan

bagaimana penuturan sejarah di Maluku selalu secara lisan atau oral, walaupun ini

merupakan suatu kelemahan dari orang Maluku karena tidak banyak memiliki sejarah yang

tertulis tetapi ini yang membuat menarik disitu, demikian juga masyarakat Kei ketika akan

menyampaikan sebuah pesan atau nasehat, menuturkan sejarah selalu melalui syair, hal ini

juga terlihat dalam permaianan tradisional tersebut. Ini juga membuktikan bahwa generasi

mudah Kei tetap mempertahankan Bahasa Kei sebagai alat komunikasi sehari – hari,

Page 13: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

117

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

karena kalau dilihat Maluku secara umum apalagi bagi daerah pesisir Ambon dan pulau –

pulau Lease Bahasa tanah atau Bahasa daerah itu sudah semakin punah, bahkan sapaan –

sapaan dalam bahasa daerah sudah mulai hilang begitu saja.

Setelah semua tangan terangkat dan berada di bahu maka berbentuk suatu lingkaran

dimana semua tangan yang berbentuk lingkaran berada di kedua pundak teman. Bila semua

tangan telah berada dalam keadaan demikian maka para pemain beramai – ramai

mengucapkan syair “Tesian nirahan dertra enlokooo” syair ini merupakan pemandu

sekaligus mengandung arti sebagai berikut “rumah ibu miskin yang terbuat dari kayu

sudah rubuh” ucapan ini seolah – olah mangandung makna bahwa masing – masing

peserta pasti tidak akan kalah karena memiliki tenaga yang kuat waktu mengucapkan syair

“Tesian neraha dertra enlokooo” Para pemain berdiri dan saling berdorong dan berusaha

membuktikan bahwa syair tersebut memang benar sesuai dengan kenyataannya dimana ia

tidak mampu ditolak oleh temannya. Oleh karna setiap pemain berusaha memenangkan

lawannya maka pada akhirnya semua pemain jatuh bertindis dan demikianlah berakhirlah

permainan itu.

Pada tahap terakhir pada permainan ini menunjukan bahwa permainan tev – tev

komin memperlihatkan kepada kita dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang satu lebih

hebat dari yang lainnya semua manusia memiliki hak – hak yang sama dan kekuatan yang

sama pula, dan disini juga tergambar bahwa kebersamaan itu perlu diutamakan lebih dari

apapun karena dalam setiap hal apapun manusia sebagai makhluk sosial selalu

membutuhkan manusia yang lainnya, hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Koenjaraningrat ( 1980 : 160 ) bahwa Masyarakat adalah wadah hidup Bersama dari

individu – individu dan terkait dalam hubungan interaksi serta interaksi sosial. masyarakat

adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut system adat istiadat tertentu

yang bersifat kontinyu dan yang terkait oleh suatu rasa identitas Bersama. J.L.Gillin dan

J.P. Gillin menanamkan masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar dan

mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Menurut Aguste

comte masyarakat adalah kelompk – kelompok makhluk hidup dengang realitas – realitas

baru yang berkembang menurut hukum – hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola

perkembangan yang tersendiri.masyarakat dapat menimbulka kepribadian yang khas bagi

Page 14: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

118

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

manusia, sehingga tanpa adanya kelompok, manusia tidak dapat mampu untuk dapat

berbuat banyak dalam kehidupannya.ralph linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah

setiap kelompok yang cukup lama hidup dan bekerja sama hingga mereka dapat

mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan

batas – batas tertentu. Masyarakat bukan sekedar kumpulan manusia tanpa ikatan akan

tetapi terdapat hubungan fungsional antara satu sama yang lainnya. Edward shils

mngatakan bahwa masyarakat adalah fenomena antara waktu, masyarakat terjelma bukan

karena keberadaannya di satu saat dalam perjalanan waktu, masyarakat ada setia saat pada

masa lalu ke masa mendatang kehadirannya justru melalui fase antar apa yang telah terjadi

dan apa Yang akan terjadi. Selanjutnya ( Mac Iver Harsodjo 1972 : 24 ) mengatakan bahwa

didalam masyarakat terdapat suatu cara kerja dan saling bantu membantu yang meliputi

kelompok – kelompok dan pembagian – pembagian sosial. Hidup bermasyarakat adalah

sangat penting bagi manusia, ia idak sempurna dan tidak dapat hidup sendirian secara

berkelanjutan tanpa mengadakan hubungan dengan sesamanya dalam masyarakat. ( Adam

nasution 1983 :120 ) menjelaskan bahwa hidup bermasyarakat adalah mutlak bagi manusia

supaya ia dapat menjadi manusia dalam arti sesungguhnya yakni human being ( orang atau

oknum ). Masyarakat merupakan kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai

kebiasaan, sikap dan perasaan yang sama dan yang menghasilkan kebudayaan. Dengan

demikian tidak ada budaya tanpa masyarakat sebagai wadah pembentukan. Dari penjelasan

– penjelasan paah ahli sosiologi maka akan ditari sebuah kesimpulan sederhana bahwa

tidak ada satu manusiapun yang bisa hidup sendiri, dan masyaraat adalah wadah tubuh

kembangnya sebuah kebudayaan. Demikian juga masyarakat kei yang dulu,sekarang dan

yang akan datang tetap hidup saling mmbutuhkan satu sama lainnya

Kesimpulan

Tev – tev komin merupakan sebuah permainan tradisional yang dimainkan oleh

anak laki – laki maupun perempuan untuk mengisi waktu luang, sekaligus untuk

melestarikan tradisi masyarakat kei itu sendiri. Permainan tradisional tev – tev komin

adalah wadah untuk menunjukan kebersamaan tanpa membedakan stratifikasi yang berlaku

Page 15: Tev-Tev Komin (Tumbuk-Tumbuk Serbuk Embal) Permainan

119

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Volume 03 Number 01 2019 ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092 http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt

pada masyarakat adat Kei itu sendiri. Manusia tidak akan hidup tanpa manusia yang lain,

dan tidak ada satupun manusia yang hebat di dunia ini, semua manusia memiliki

kekurangan dan kelebihan masing – masing, inilah pesan yang disampaikan dalam

permainan ini.

DAFTAR PUSAKA

Sumadi.1983.Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja grasindo persada.

Mayor polka. 1982, Sosiologi Suatu Pengantar : P.T. ihtiar baru,Van Hoye, Jakarta

Ohoitimur.J.1983, Beberapa Sikap Hidup Orang Kei, Ketahanan Diri Dan Proses

Perubahan; seminari tinggi pinelang

Pattikayhatu.J.A, 1993, Sejarah Daerah Maluku, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Maluku di Ambon

Koentjaraningrat 1983, Antropologi Sebuah Pengantar, penerbit rosdakarya Jakarta

Franklin.H. Giddings, 1990, Pengantar Sosiologi, penerbit;alfabetta,Jakarta

Gieben A. ulasan, Sejarah Singkat Mengenai Nama, Penduduk, Raja – Raja Dipulau Evao,

Makalah;Rumpius,Ambon.