20
EFEKTIFITAS e-KTP Oleh : Grace Anno Perdana Putri (115120507111048) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

tgs e governance - grace.doc

  • Upload
    grcanno

  • View
    20

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah tentang efektifitas e-ktp

Citation preview

Page 1: tgs e governance - grace.doc

EFEKTIFITAS e-KTP

Oleh :

Grace Anno Perdana Putri (115120507111048)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: tgs e governance - grace.doc

Kata Pengantar

Rasa syukur yang sangat dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini

saya membahas tentang “Efektifitas e-KTP”.

Makalah ini dibuat dalam rangka tugas mata kuliah E-Governance. Yang dalam proses

pembuatan makalah ini, tentunya saya mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran dalam

pembuatannya. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan kepada pihak-pihak

yang telah banyak membantu dalam pembuatan untuk makalah ini. Demikian makalah ini saya buat,

semoga bermanfaat.

Malang, 26 September 2013

Penyusun

Page 3: tgs e governance - grace.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program e-KTP dilatarbelakangi oleh sistem pembuatan KTP konvensional/nasional di

Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Hal ini disebabkan

belum adanya basis data terpadu yang menghimpun data penduduk dari seluruh Indonesia. Fakta

tersebut memberi peluang penduduk yang ingin berbuat curang dalam hal-hal tertentu dengan

manggandakan KTP-nya. Misalnya dapat digunakan untuk :

1. Menghindari pajak

2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh kota

3. Mengamankan korupsi atau kejahatan/kriminalitas lainnya

4. Menyembunyikan identitas (seperti teroris)

5. Memalsukan dan menggandakan KTP

Oleh karena itu, didorong oleh pelaksanaan pemerintahan elektronik (e-Government) serta

untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia menerapkan suatu sistem informasi kependudukan yang berbasiskan teknologi

yaitu Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP.

Makalah ini dibuat untuk mengetahui apakah efektifitas e-KTP telah memenuhi keinginan

masyarakat. Sehingga dengan adanya e-KTP, merupakan solusi paling tepat agar administrasi

kependudukan dapat tertata baik, dan dapat memaksimalkan pembangunan untuk kesejahteraan

masyarakat. Karena sebagai warga negara yang baik, kita dapat ikut membantu membereskan sistem

administrasi data kependudukan agar manfaatnya dapat kita rasakan bersama-sama.

Page 4: tgs e governance - grace.doc

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah e-KTP itu ?

2. Mengapa e-KTP ?

3. Apa fungsi dan kegunaan e-KTP ?

4. Bagaimana efektifitas program e-KTP ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui program e-KTP.

2. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang efektifitas dalam penerapan program e-KTP.

Page 5: tgs e governance - grace.doc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa e-KTP ?

e-KTP atau KTP Elektronik adalah dokumen kependudukan yang memuat sistem keamanan /

pengendalian baik dari sisi administrasi ataupun teknologi informasi dengan berbasis pada database

kependudukan nasional.

Penduduk hanya diperbolehkan memiliki 1 (satu) e-KTP yang tercantum Nomor Induk

Kependudukan (NIK). NIK merupakan identitas tunggal setiap penduduk dan berlaku seumur hidup.

Nomor NIK yang ada di e-KTP nantinya akan dijadikan dasar dalam penerbitan Paspor, Surat Izin

Mengemudi (SIM), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Polis Asuransi, Sertifikat atas Hak Tanah dan

penerbitan dokumen identitas lainnya (Pasal 13 UU No. 23 Tahun 2006 tentang Adminduk).

Autentikasi Kartu Identitas (e-ID) biasanya menggunakan biometrik yaitu verifikasi dan

validasi sistem melalui pengenalan karakteristik fisik atau tingkah laku manusia. Ada banyak jenis

pengamanan dengan cara ini, antara lain sidik jari (fingerprint), retina mata, DNA, bentuk wajah, dan

bentuk gigi. Pada e-KTP, yang digunakan adalah sidik jari. Penggunaan sidik jari e-KTP lebih canggih

dari yang selama ini telah diterapkan untuk SIM (Surat Izin Mengemudi). Sidik jari tidak sekedar

dicetak dalam bentuk gambar (format jpeg) seperti di SIM, tetapi juga dapat dikenali melalui chip yang

terpasang di kartu. Data yang disimpan di kartu tersebut telah dienkripsi dengan algoritma kriptografi

tertentu. Proses pengambilan sidik jari dari penduduk sampai dapat dikenali dari chip kartu adalah

sebagai berikut :

Sidik jari yang direkam dari setiap wajib e-KTP adalah seluruh jari (berjumlah sepuluh),

tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari, yaitu jempol dan telunjuk kanan.

Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk e-KTP karena alasan berikut :

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain

Page 6: tgs e governance - grace.doc

2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan kembali ke

bentuk semula walaupun kulit tergores.

3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.

Informasi penduduk yang dicantumkan dalam e-KTP ditunjukkan pada layout kasar berikut :

Nama

Tempat/Tgl Lahir

Jenis Kelamin

Alamat (RT/RW, Kel/Desa, Kecamatan)

Agama

Status Pekerjaan

Kewarganegaraan

Berlaku Hingga

Foto

Tanda Tangan

NIK

Selain tujuan yang hendak dicapai, manfaat e-KTP diharapkan dapat dirasakan sebagai berikut :

1. Identitas jati diri tunggal .

2. Tidak dapat dipalsukan.

3. Tidak dapat digandakan.

4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada.

Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang akan meningkatkan pengamanan dari KTP

konvensional. Chip ditanam di antara plastik putih dan transparan pada dua layer teratas (dilihat dari

depan). Chip ini memiliki antena didalamnya yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek.

Gelombang inilah yang akan dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP

tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan e-KTP dengan sembilan

Page 7: tgs e governance - grace.doc

layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya :

1. Hole punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip.

2. Pick and pressure, yaitu menempatkan chip di kartu.

3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang menyerupai

spiral).

4. Printing, yaitu pencetakan kartu.

5. Spot welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik.

6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman.

e-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text, microtext, filter image,

invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar ultra violet serta anti copy design. Penyimpanan

data di dalam chip sesuai dengan standar internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel

Documents ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai dengan

ISO 7810 dengan form factor ukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x 85,60 mm.

2.2 Mengapa e-KTP

Kartu identitas elektronik telah banyak digunakan di negara-negara di Eropa antara lain Austria,

Belgia, Estonia, Italia, Finlandia, Serbia, Spanyol dan Swedia, di Timur Tengah yaitu Arab Saudi, Uni

Emirat Arab, Mesir dan Maroko, dan di Asia yaitu India dan China. Mendagri Gamawan Fauzi

membeberkan keunggulan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang akan diterapkan di

Indonesia, dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. Gamawan menyebut, e-

KTP di Indonesia lebih komprehensif.

Di RRC, Kartu e-ID tidak dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-ID

hanya dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di India, sistem yang

digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah sistem UID (unique Identification), yang di

Indonesia namanya NIK (Nomor Induk Kependudukan). UID diterbitkan melalui register pada 68 titik

Page 8: tgs e governance - grace.doc

pelayanan, sedangkan program KTP elektronik di Indonesia akan dilaksanakan di 6.214 kecamatan.

Dengan demikian, KTP elektronik yang akan diterapkan di Indonesia memiliki kelebihan tersendiri

yang merupakan gabungan e-ID RRC dan UID India, karena KTP elektronik Indonesia dilengkapi

dengan biometrik dan chip.

2.3 Fungsi dan Kegunaan e-KTP

Fungsi dan kegunaan e-KTP adalah :

1. Sebagai identitas jati diri.

2. Berlaku Nasional, sehingga tidak perlu lagi membuat KTP lokal untuk

pengurusan izin, pembukaan rekening Bank, dan sebagainya.

3. Mencegah KTP ganda dan pemalsuan KTP. Terciptanya keakuratan data

penduduk untuk mendukung program pembangunan.

4. Penerapan e-KTP berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan) telah sesuai

dengan pasal 6 Perpres No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis

Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional Perpres No. 35 Tahun 2010

tentang perubahan atas Perpres No. 26 Tahun 2009 yang berbunyi :

1. KTP berbasis NIK memuat kode keamanan dan rekaman elektronik

sebagai alat verifikasi dan validasi data jati diri penduduk.

2. Rekaman elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi biodata,

tanda tangan, pas foto, dan sidik jari tangan penduduk yang

bersangkutan.

3. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk disimpan dalam database

kependudukan.

4. Pengambilan seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) dilakukan pada saat pengajuan permohonan KTP berbasis

NIK, dengan ketentuan : Untuk WNI, dilakukan di Kecamatan; dan

Untuk orang asing yang memiliki izin tinggal tetap dilakukan di Instansi

Page 9: tgs e governance - grace.doc

Pelaksana *).

5. Rekaman sidik jari tangan penduduk yang dimuat dalam KTP berbasis

NIK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berisi sidik jari telunjuk tangan

kiri dan jari telunjuk tangan kanan penduduk yang bersangkutan.

6. Rekaman seluruh sidik jari tangan penduduk sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

7. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perekaman sidik jari diatur

oleh Peraturan Menteri.

2.5 Efektifitas Program e-KTP

Penerapan program KTP Elektronik (e-KTP) merupakan amanat dari Undang-Undang (UU)

nomor 23 tahun 2006 dan serangkaian peraturan lainnya seperti peraturan UU nomor 35 tahun 2010

yang menyatakan aturan tata cara dan implementasi teknis dari e-KTP yang dilengkapi dengan sidik

jari dan chip. Program e-KTP di Indonesia telah dimulai semenjak tahun 2009 dengan ditunjuknya

empat kota sebagai proyek percontohan e-KTP nasional. Adapun kota tersebut adalah Padang, Makasar,

Yogyakarta, dan Denpasar. Ditunjuknya empat kota ini sesuai dengan Surat Dirjen Administrasi

Kependudukan Departemen Dalam Negeri nomor 471. 13/ 3350/MD tentang pelaksanaan e-KTP

berbasis NIK Nasional di empat kota percontohan tersebut. Sedangkan penerapan e-KTP secara

nasional baru dimulai pada bulan Februari 2012, meliputi 2348 kecamatan dan 197 kabupaten/kota

pada tahun 2011 dan di 3886 di kecamatan dan 300 di kabupaten/kota pada tahun 2012.

e-KTP sangat perlu untuk dapat menciptakan sistem administrasi kependudukan yang rapi dan

teratur dalam rangka mempermudah pemberian pelayanan publik oleh pemerintah kepada seluruh

masyarakat. Pemanfaatan e-KTP diharapkan dapat berjalan lancar karena memiliki fungsi dan

kegunaan yang sangat membantu pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan dalam hal pemberian

dan pemanfaatan pelayanan publik.

Page 10: tgs e governance - grace.doc

Berikut ini adalah pencapaian pelaksanaan program e-KTP di beberapa propinsi di Indonesia.

Jawa Timur

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Propinsi Jawa Timur, beberapa

wilayah di Jawa Timur belum maksimal dalam pendataan untuk e-KTP karena banyak mesin

foto untuk e-KTP bermasalah. Di Madiun misalnya, mesin fotonya rusak sehingga menghambat

proses pembuatan e-KTP. Wilayah-wilayah yang belum maksimal dalam pendataan untuk e-

KTP ini diantaranya Sidoarjo Ngawi, Sampang, Pamekasan, Kota Kediri, Kota Blitar,

Kabupaten Malang, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Madiun, dan Surabaya.

Sedangkan di Surabaya, tercatat bahwa dari 1,8 juta penduduk Surabaya yang wajib

KTP, baru 1,5 juta yang sudah e-KTP. Jumlah ini setara dengan 80% dari keseluruhan jumlah

penduduk Surabaya. Hal ini menandai keinginan Dispendukcapil Kota Surabaya mengejar target

100% untuk pelaksanaan e-KTP tersendat. Meski pelayanannya juga dibuka di pusat-pusat

perbelanjaan, misalnya di Royal Plaza dan ITC Mega Grosir, tapi capaiannya belum tuntas. Hal

ini antara lain disebabkan karena adanya hari libur panjang dan adanya cuti bersama yang

ditetapkan pemerintah. Selain itu, tidak selesainya program e-KTP hingga 100% karena

sebagian warga Surabaya ada yang bekerja di luar kota atau luar negeri. Bahkan, ada anak-anak

pejabat yang sekolah di Eropa, Australia, Amerika dan lainnya sehingga mereka tidak bisa

mengurus e-KTP.

DKI Jakarta

Saat program e-KTP berakhir pada bulan April 2012, DKI Jakarta mampu memperoleh

pencapaian 100 persen perekaman KTP elektronik atau e-KTP secara massal di Jakarta. Dalam

waktu sekitar enam bulan DKI Jakarta mampu merekam data 5,6 juta warganya. Angka ini setara

dengan jumlah warga di lima provinsi di Indonesia. Karena ada provinsi yang penduduknya

hanya 1 juta. Atas prestasinya ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mendapat penghargaan

dari Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada tanggal 30 April 2012.

Page 11: tgs e governance - grace.doc

Sumatera Barat

Kementerian Dalam Negeri memberikan apresiasi kepada 7 daerah di Sumatera Barat

yang telah selesai melaksanakan program perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-

KTP) fase pertama. Hasil yang dicapai dengan upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten dan

kota merupakan suatu prestasi. Bahkan ada 2 daerah dari 9 kabupaten /kota di Sumatera Barat

yang pencapaian perekaman e-KTPnya melebihi target 100 persen, yakni Kota Padang Panjang

dan Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuh daerah lainnya, Kota Solok, Padang, Bukittinggi,

Kabupaten Solok, Agam, Tanah Datar, dan Pasaman.

Page 12: tgs e governance - grace.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

Penggunaan kartu identitas elektronik (e-KTP) merupakan langkah signifikan pemerintah bagi

optimalisasi layanan administrasi pemerintahan dan layanan publik secara elektronik. Teknologi kartu

pintar (smart card) pada e-KTP itu sendiri memungkinkan pengembangan pemanfaatan e-KTP dari

fungsi dasar atau fungsi tunggal sebagai otentikasi identitas saja, menjadi multifungsi yaitu dapat

digunakan untuk berbagai keperluan. Misalnya, kartu e-KTP dapat digunakan untuk kartu Jaminan

Kesejahteraan Sosial, kartu subsidi BBM, Kartu Bantuan Langsung Tunai, Kartu Debet atau fungsi

lainnya yang membawa manfaat besar bagi banyak orang.

Pemanfaatan multifungsi itu sendiri bisa dilakukan dengan cara :

1. Off-card : Aplikasi yang ingin menggunakan e-KTP dapat memanfaatkan data yang sudah

berada di dalam e-KTP untuk digunakan, dan tidak merubah data apapun yang ada di dalamnya.

Konsekuensinya, pengembang aplikasi perlu menyiapkan sistem tersendiri untuk mengelola

informasi atau mengkoneksikan data ke sistem mereka.

2. On-card : Aplikasi yang ingin menggunakan e-KTP dapat menanamkan program di dalam e-

KTP dalam jumlah tertentu, sebagai bagian dari sistem yang mereka kembangkan. Pemilik

aplikasi biasanya merupakan instansi pemerintah yang melakukan layanan publik.

3. Untuk mempersiapkan masa di mana nantinya e-KTP akan dimanfaatkan secara multifungsi,

BPPT bersama Kemendagri dan lembaga terkait lainnya sudah memulai serangkaian kajian

sebagai persiapan berbagai aplikasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Berdasarkan penjelasan yang tertera pada Bab II, diharapkan dengan e-KTP tersebut,

penyalahgunaaan kartu identitas dapat diminimalkan dan layanan akan lebih baik. Program e-KTP

memerlukan peralatan dan infrastruktur pendukung seperti : Teknologi Informasi dan Komunikasi

(jaringan Internet beserta sistem software), kamera digital, komputer, jaringan internet, listrik.

Infrastruktur yang secara tidak langsung mendukung antara lain jaringan jalan, jaringan listrik juga

Page 13: tgs e governance - grace.doc

berpengaruh. Faktor kunci dalam keberhasilan e-KTP, salah satunya adalah peran masyarakat.

Kerjasama dari masyarakat akan membuat program ini lebih lancar dan membuat program ini

keberlanjutan. Sebenarnya, fungsi, manfaat, hingga efektifitas dari program e-KTP meliputi individu

dan tingkat negara. Individu mendapatkan hak mereka sebagai warga negara dan negara memiliki

database yang baik, aman, akurat sehingga data yang ada dapat digunakan untuk berbagai program

pembangunan.

Jika setiap orang memahami pentingnya dokumen kependudukan, masyarakat akan lebih

kooperatif dalam memastikan keberhasilan program e-KTP. Pentingnya e-KTP secara tidak langsung

mengarah pada pengembangan masyarakat, dan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan yang diambil

untuk mengurangi kemiskinan dan mata pencaharian yang lebih baik. Dengan e-KTP pendapatan yang

hilang dari pajak akan kembali. Pembuatan paspor dengan identitas palsu, korupsi dan terorisme yang

memanfaatkan pemalsuan data dapat ditekan karena sistem telah terintegrasi. Pendataan pemilu

menjadi lebih rapi, masalah memiliki lebih dari satu KTP pada pemilihan umum dapat ditekan.

Akhirnya, kemudahan layanan dan sistem yang bekerja dengan baik akan membuat data

kependudukan dan akurasi yang terkait dengan itu, program pemerintah juga pada target, tujuan

akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kualitas hidup orang yang lebih baik.

Page 14: tgs e governance - grace.doc

Daftar Pustaka

http://arruzzirajib.blogspot.com/2011_09_01_archive.html - Progam E-KTP di Indonesia sudut

pandang Kesiapan Infrastruktur dan Pemberdayaan Masyarakat.

http://www.facebook.com/notes/facebookers-bali-community/teknologi-e-ktp-dan-pemanfaatannya-

bagi-masyarakat/10151673563626810

http://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_Tanda_Penduduk_elektronik

www.wikipedia.com

http://satulayanan.net/layanan/e-ktp/tentang-e-ktp

http://www.facebook.com/notes/i-jepara/apa-itu-e-ktp/10150453603662122