THALAQ DALAM ISLAM

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I THALAQ DALAM ISLAM A. Pengertian Thalaq dalam Islam

Kata Thalaq berasal dari bahasa Arab yaitu : : , Thalaq artinya terlepasnya seorang wanita dari suaminya, ia lepas dari suaminya dan telah ditinggalkan suaminya. Thaliqan jamaknya adalah Thullaqun dan Thawaliq un jamaknya adalah thawaliqun. Yang membiarkan maksudnya adalah terlepasnya dari orang yang memeliharanya. Di dalam Fiqh Sunnah kata Thalaq disebutkan sebagai berikut : At-thalaq diambil dari kata al-ithlaq, yaitu mengutus dan meninggalkan sesuatu, sebagai contoh engkau berkata : Apakah engkau telah menthalaq tawanan itu ?. Maksu dnya apabila engkau melepaskan ikatannya dan mengutusnya . Abdul Rahman Al-Jaziriy memberikan defenisi thalaq sebagai berikut : Thalaq ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi ikatannya dengan me nggunakan lafaz tertentu . Adapun defenisi thalaq menurut Sayid Sabiq di dalam Fiqh Sunnah sebagai berikut: , thalaq menurut istilah syara adalah membuka tali pengikat perkawinan dan mengakhi ri hubungan suami isteri . Sayid Sabiq menitik beratkan bahwa pengertian thalaq itu pada akibat dari thalaq tersebut, yaitu terbukanya kembali ikatan perkawinan serta putusnya (bubarnya) hubungan suami isteri yang sebelumnya telah mereka bina. Mereka tidak lagi terik at dengan kata-kata yang diucapkan suami saat melangsungkan akad nikah. Jadi sua mi melepaskan isteri dari tanggung jawabnya apakah hal itu dengan lafaz thalaq a tau dengan cerai dan juga dengan ucapan yang bertujuan untuk melepaskan isteri. Sedangkan dalam kitab Al-Mahalliy ada disebutkan defenisi thalaq sebagai berikut : Thalaq menurut istilah syara adalah membuka pengikat nikah dengan lafaz thalaq at au yang seumpamanya . Dengan pengertian ini nampaklah bahwa thalaq merupakan suatu ucapan untuk membuk a tali pernikahan serta melepaskan isterinya dari tanggung jawabnya. Di dlam kitab Al-Akhwalusy Syakhsyiah juga ada di sebutkan tentang defenisi thal aq yaitu : Thalaq menurut istilah fuqaha adalah mengangkat pengikat nikah pada ketika itu j uga atau pada masa yang akan dating dengan lafaz yang di ambil dari kata thalaq atau yang sama dengannya. Dalam pengertian tersebut jelas bahwa thalaq merupakan sarana (alat) untuk membu ka pernikahan. Dalam hal ini cara menjatuhkan thalaq ada dua yaitu langsung atau di tangguhkan untuk masa yang akan datang. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa yang di maksudkan dengan thalaq adalah me lepaskan atau membubarkan pernikahan antara suami dan isteri, baik sifatnya lang sung pada ketika itu ataupun untuk masa yang akan dating dengan lafaz thalaq ata u yang semakna dengannya seperti dengan isyarat atau tulisan. Setelah penulis mengemukakan pengertian thalaq tentu tidak terlepas dari ayat-ay at yang berkenaan dengan thalaq antara lain : 229. Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan c ara yang ma ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu me ngambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kala u keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu kh awatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri unt uk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya.

Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang zali m. Dalam tafsir As-Shabuniy dijelaskan bahwa asbabun nuzul ayat di atas adalah seba gai berikut : Diriwayatkan bahwa orang-orang jahiliah tidak mempunyai bilangan-bilangan thalaq , mereka menthalaq isteri-isterinya dengan sesuka hatinya. Jika masa iddah wanit a itu sudah hamper habis, maka dibujukinya lagi. Di zaman Nabi SAW sendiri sudah pernah terjadi seorang suami yang sengaja menthalaq isterinya dengan mengatakan kepada isterinya aku tidak akan tidur bersamamu tetapi aku tidak akan membiarkan mu lepas, wanita itu bertanya apakah maksudmu ? ia menjawab engkau aku thalaq tetapi kalau iddahmu sudah mau habis aku merujukimu lagi, lalu wanita itu melaporkan a kan hal ini kepada Nabi maka turunlah ayat ini. Uraian diatas meberi pengertian bahwa thalaq yang di syariatkan Allah ialah thala q yang dilakukan suami tidak sekaligus dan suami boleh rujuk kembali kepada iste rinya setelah thalaq yang pertama. Demikian pula halnya dengan thalaq dua, hak u ntuk rujuk hanya terdapat dalam thalaq satu dan dua saja. Hal ini di dasarkan kepada Firman Allah dalam surat Al-baqarah sebagai berikut : Kemudian jika suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua) maka perempuan itu tidak halal lagi baginyahingga ia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika su ami yang lain itu menceraikannya maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawn kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menj alankan hokum-hukum Allah. Itulah hokum-hukum Allah yang diterangkan Nya kepada k amu yang mau mengerti . Ayat di atas menjelaskan bahwa suami yang telah menthalaq isterinya dengan thala q tiga, maka suami tidak boleh rujuk lagi kecuali setelah bekas isterinya itu ka win dengan laki-laki yang lain kemudian menceraikannya dan telah habis masa idda hnya. Firman Allah pada surat At-Thalaq yang berbunyi sebagai berikut : Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar) dan hitunglah waktu iddah itu Berdasarkan pengertian ayat di atas dapat dikemukakan bahwa suami sebaiknya ment halaq isterinya dalam keadaan suci, sehingga tidak menyakiti bagi isterinya deng an bertambah lamanya masa iddah. Setelah penulis mengemukakan beberapa ayat mengenai thalaq, penulis berikut meng emukakan beberapa hadist yang berkenaan dengan thalaq antara lain : Sabda Rasulullah SAW : : : " dari ibnu Umar RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : perbuatan halal yang p aling di benci oleh Allah ialah thalaq . Sabda Rasulullah SAW : : : Dari abi Hurairah RA ia berkata : bersabda Rasulullah SAW : tiga perkara kesung guhannya dianggap sungguh dan olok-oloknya dianggap sungguh, yaitu nikah, thalaq dan rujuk . Berdasarkan beberapa ayat dan hadits yang penulis kemukakan di atas kiranya suda h cukup jelas tentang pengertian thalaq dalam Islam. B. Macam-macam Thalaq

(

Macam-macam thalaq dapat ditinjau dari berbagai segi sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi waktu menjatuhkannya, maka thalaq dapat dibagi menjad i tiga macam sebagai berikut : a. Thalaq Sunniy Thalaq sunniy ialah thalaq pada ketentuan yang di gariskan oleh syara . Firman Allah pada surat At-Thalaq :

Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu iddah mereka. Maksudnya apabila kita hendak memceraikan isteri, maka hendaklah diceraikan menj elang iddahnya. Dikategorikan thalaq itu sebagai thalaq sunniy apabila memenuhi empat syarat sebagai berikut : : : : : Artinya : Pertama : bahwa isteri yang di thalaq itu sudah pernah dicampuri, maka jika belu m pernah dicampuri, thalaq tersebut tidak disifati dengan thalaq sunniy dan tida k pula dengan thalaq bidiy. Kedua : bahwa isteri yang di thalaq adalah yang beriddah quru, adapun yang putu s haid atau yang hamil atau isteri yang meminta agar suami menthalaqnya dengan t halaq khulu sedangkan ia dalam keadaan haidh, maka thalaqnya tidak disifati denga n thalaq sunniy dan tidak pula dengan thalaq bidiy, karena iddahnya telah diketah ui dan tiada keraguan padanya. Sebab anak kecil dan yaisah iddahnya dihitung tig a bulan serta orang hamil iddahnya hingga ia melahirkan kandungannya. Ketiga : bahwa iddah thalaq itu pada masa suci, artinya suami mengucapkan thala q itu sebelum datangnya haid isteri, apabila telah berhenti darah haid, maka mas uklah masa sunniy walaupun isteri belum mandi janabah. Keempat : bahwa thalaq itu di jatuhkan pada waktu suci, belum dicampuri sebelumn ya dan tidak pula dicampuri waktu haid sebelum suci itu, karena adanya kemungkin an isteri hamil kendatipun belum jelas kehamilannya, karena akan membawa penyesa lan. b. Thalaq Bidiy Thalaq bidiy yaitu thalaq yang dijatuhkan di luar ketentuan sunnah, seperti seora ng suami menthalaq iaterinya dengan thalaq tiga sekaligus atau seorang suami men thalaq isterinya yang sedang nifas atau pada masa suci tetapi sudah dicampurinya pada masa suci itu. Dalam hal thalaq bidiy ini para ulama mengatakan hukumnya sesuai dengan yang di k emukakan berikut ini : Para ulama telah ijmak bahwa thalaq bidiy hukumnya haram dan pelakunya berdosa. Da n menurut pendapat jumhur ulama bahwa thalaq bidiy itu juga sebagai thalaq. c. Thalaq bukan sunniy dan bukan bidiy Thalaq bukan sunniy dan bukan bidiy ialah thalaq yang tidak termasuk katagori tha laq sunniy dan tidak pula termasuk katagori thalaq bidiy, contohnya ialah : 1) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang pernah dicampuri 2) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang belum pernah haid atau ister i yang telah lepas haid. 3) Thalaq yang dijatuhkan terhadap isteri yang sedang hamil. 2. Ditinjau dari segi tegas dan tdaknya kata-kata yang dipergunakan sebagai ucapan thalaq, maka thalaq dapat dibagi menjadi dua macam, sebagai berikut : a. Thalaq sharih, yaitu thalaq dengan mempergunakan kata-kata yang jelas da n tegas, dapat difahami sebagai pernyataan thalaq atau cerai seketika di ucapkan , tidak mungkin difahami yang lain. DR. Ahmad Hasyry di dalam kitabnya Al-Akhwalusy Syakhsyiah memberi defenisi thal aq sharih sebagai berikut : Thalaq sharih adalah thalaq dengan suatu lafaz yang tidak dipakai kecuali untuk memutuskan akad nikah yaitu dengan mengggunakan lafaz thalaq . Adapun lafaz yang disamakan dengan lafaz sharih selain kata-kata thalaq terdapat beberapa pendapat : Al-Imam Asy-Syafiiy mengatakan bahwa kata-kata yang dipergnakan untuk thalaq shar ih ada tiga, yaitu thalaq, firaq dan sharah. Ketiga kata ini disebutkan di dalam Al-quran dan Al-hadits.

Sedang Imam Malikiah membatasi lafaz yang dianggap sharih kepada empat lafaz : Thalaq sharih lafaznya ada empat dan hanya terbatas yang empat yaitu : thalaqtu, ana thaliqun minka, anta thaliqun dan anta muthallaqatun . Apabila suami menjatuhkan thalaq terhadap isterinya dengan thalaq sharih, maka m enjadi jatuhlah thalaq itu dengan sendirinya sekalipun tidak diniatkan. b. Thalaq kinayah, yaitu dengan mempergunakan kata-kata sindiran atau samar - samara. DR.Ahmad Hasyry memberikan defenisi thalaq kinayah sebagai berikut : Thalaq dengan kinayah adalah setiap lafaz yang memungkinkan diartikan dengan tha laq atau selain thalaq dan biasanya tidak terbatas penggunaannya pada thalaq saj a . Golongan Malikiy dan Syafiiy berpendapat bahwa thalaq kinayah idak dianggap shah kecuali dengan adanya niat, sekalipun yang mengucapkan tadi berkata dengan lafaz yang jelas. Adapun golongan Hanafiy berpendapat bahwa thalaq dengan kata-kata sindiran hanya jatuh apabila niatnya begitu tetapi juga dapat dianggap menunjukkan kepada arti thalaq dengan memperhatikan kepada keadaan-keadaannya ketika kata-kata sindiran itu diucapkan. 3. Ditinjau dari segi ada atau tidaknya kemungkinan bekas suami merujuk kem bali bekas isteri, maka thalak dibagi menjadi dua macam sebagai berikut : a. Thalaq rajiy, yaitu : Thalaq rajiy ialah thalak yang dijatuhkan suami terhadap isteri yang telah dikump ulinya secara hakikat. As-Shibaiy dalam kitabnya Al-Akhwalusy Syakhsyiah mengatakan bahwa thalaq rajiy ad alah thalaq yang untuk kembalinya bekas isteri kepada suaminya tidak memerlukan pembaharuan akad. Thalaq rajiy hanya terjadi pada thalaq yang pertama dan yang kedua saja, berdasar kan Firman Allah SWT sebagai berikut : Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara y ang ma ruf atau menceraikan dengan cara yang baik . b. Thalaq bain, yaitu thalaq yang tidak memberi hak merujuk bagi suami terha dap bekas isterinya, untuk mengembalikan bekas isterinya ke dalam ikatan perkawi nan dengan bekas suami harus melalui akad nikah yang baru. Sayid Sabiq di dalam Fiqh Sunnah memberikan defenisi thalaq bain sebagai berikut : Thalaq bain yaitu thalaq yang ketiga kalinya, thalaq sebelum isteri dikumpuli dan thalaq dengan tebusan oleh isteri kepada suaminya . Thalaq bain ada dua macam, yaitu : 1) Thalaq bain shughra, yakni thalaq bain yang meghilangkan pemilikan bekas s uami terhadap bekas isteri tetapi tidak menghilangkan kehalalan bekas suami untu k kawin kembali dengan bekas isterinya, sebagai contoh ialah thalaq sebelum dukh ul, thalaq khulu dan thalaq karena aib. 2) Thalaq bain kubra, yakni thalaq bain yang menghilangkan pemilikan bekas su ami atas isterinya serta menghilangkan kehalalan bekas suami untuk kawin kembali dengan bekas isterinya kecuali setelah bekas isterinya kawin dengan laki-laki l ain, telah bercampur dengan suami kedua itu serta telah bercerai secara wajar da n telah selesai menjalani masa iddah. Thalaq bain kubra terjadi pada thalaq yang ketiga. Hal ini sesuai dengan Firman A llah yang berbunyi : ........ ( : 23) Kemudian jika suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang kedua) maka perempuan itu tidak halal lagi baginyahingga ia kawin dengan suami yang lain . 4. Ditinjau dari segi shighat yang dipergunakan maka thalaq dapat dibagi ke pada tiga macam :

a.

Thalaq munjiz, yaitu :

suatu lafaz yang maksudnya menthalaq dengan segera, contohnya : engkau terthalaq Barang siapa yang menjatuhkan thalaq seperti ini, maka jatuhlah thalaq seketika itu juga. b. Thalaq mudhaf, yaitu : suatu lafaz yang shighatnya disandarkan pada masa yang engkau besok atau minggu depan aku thalaq . Dalam kitab Pedoman Hukum Syariy dijelasjakan sebagai mengatakan kepada isteri :engkau terthalaq sampai satu aq isteri sebelum penuh waktu yang disebutkan itu. Faham d. Kata Abu Hanifah dan Malik : terus di ketika itu juga c. Thalaq muallaq, yaitu : akan datang, contohnya : berikut : tahun lagi, tiada terthal ini disetujui oleh Ahma isteri terthalaq

Suatu kehendak menjatuhkan thalaq dengan shighat tertentu seperti ucapan suami k epada isterinya : jika engkau keluar dari rumah ini maka engkau terthalaq . Sedangkan di dalam buku Hukum Perkawinan Dalam Islam karangan Prof.DR.H.Mahmud Yun us, juga ada dikemukakan contoh dari thalaq muallaq yaitu sebagai berikut : Apabila aku tidak memberi nafkah kepada isteriku si tiga bulan berturut-turut dan ia tidak rela maka jatuhlah thalaqku atas isteriku itu . Tentang ini telah sepakat ulama mengatakan jatuh bila hal yang telah diucapkan t elah terjadi dan tidak ada perselisihan mereka itu.