Upload
hasri-naji
View
39
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sejarah Fisika | Ilmuan Fisika | Thalles | Ariestoteles | Penemuan Thalles | Penemuan Ariestoteles
Citation preview
Thalles & Aristhoteles
THALES
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6
SM.Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan
segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena
mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos
melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang
Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf
yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi,
dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam
Mazhab Miletos.
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya.
Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles
mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula
terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam
(natural philosophy).
A. Riwayat Hidup
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-
orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di
sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu
merupakan awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf
Yunani pertama lahir di tempat ini.
Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales
mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida
dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai.
Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari
pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia
mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.
Di dalam bidang politik, Thales pernah menjadi penasihat militer dan teknik dari Raja
Krosus di Lydia. Selain itu, ia juga pernah menjadi penasihat politik bagi dua belas kota
Babilonia.
A. Thales dan Filsafat Yunani
Thales merupakan seorang pemikir yunani terkemuka yang diakui sebagai bapak
filsafat dan bapak penalaran deduktif, ilmuan yang pertama di dunia dan ahli matematika
Yunani yang pertama, serta salah seorang dari tujuh orang arif Yunani. Philosophia
merupakan suatu kata padanan dari episteme(pengetahuan rasional). Menurut Aristoteles
dalam konsepnya, episteme adalah “An organized body of rational knowledge with it’s
proper object.”(suatu kumpulan yang teratur dari ilmu pengetahuan rasional dengan objeknya
sendiri yang tepat).
Thales menurut bangsa Yunani adalah seven wise men of Greece.Thales
mengembangkan filsafat alam kosmologi yang mempertanyakan asal mula, sifat dasar, dan
struktur komposisi alam semesta. Menurutnya semua berasal dari air sebagai materi dasar
kosmis.
Sebagai ilmuan ia mempelajari magnetisme dan listrik yang merupakan pokok soal
fisika. Ia juga berusaha mengembangkan astronomi dan matematika, antaralain dengan
mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan sinar matahari,
menghitung terjadinya gerhana matahari dan membuktikan dalil-dalil geometri. Dengan
demikian ia merupakan ahli matematika Yunani yang pertama, dan oleh The Liang Gie
dinyatakan sebagai ”the father of deductive reasoning”.
Tentang geometri menurut pendapat Plato, geometri sebagai pengetahuan rasional
berdasarkan akal murni menjadi kunci kea rah pengetahuan dan kebenaran filsafat serta bagi
pemahaman mengenai sifat dasar dari kenyataan terakhir(the nature of the ultimate reality).
Geometri merupakan suatu ilmu yang dengan akal murni membuktikan proposisi-proposisi
abstrak mengenai hal-hal yang abstrak seperti garis lurus sempurna, lingkaran sempurna, atau
segitiga sempurna. Begitu penting ilmu itu bagi filsafat(sehingga konon pintu gerbang
akademi plato,tertulis kalimat,”Janganlah orang masuk kesini jika ia tidak mengetahui
geometri.”)
Empat bidang ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno yaitu
filsafat, ilmu, matematika, dan logika. Tiga diantaranya selain logika dirintis oleh Thales.
Berikut penjelasan mengenai empat bidang tersebut.
1. Filsafat
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai filsafat jagat raya yang selanjutnya berkembang
ke arah kosmologi. Filsafat ini kemudias menjurus kepada filsafat spekulatif pada Plato dan
metafisika pada Aristoteles.
Setelah beralih ke zaman Romawi kuno, para pemikir mencari keselarasan antara
manusia dengan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai
dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal(sebagai asas tertinggi sifat manusiawi) dan
mengikuti hokum alam dari Logos(sebagai akal alam semesta). Filsuf Rowawi Marcus
Tullius Cicero secara sangat singkat memberikan definisi filsafat sebagai “Ars Vitae” atau
“The art of life”(pengetahuan tentang hidup). Konsepsi filsafat ini kemudian dianut luas oleh
orang-orang terpelajar pada zaman Renaisssance di Eropa.
Dalam abad tengah filsafat dianggap sebagai “the supreme art” (pengetahuan ayng
tertinggi). Namun kedudukan dan peranannya adalah pelayan dari Teologi. Kebenaran yang
diterima oleh kepercayaan melalui wahyu dan tidak dapat ditentang oleh kebenaran filsafati
yang dicapai dengan akal manusia. Filsafat merupakan sarana untuk menetapkan kebenaran-
kebenaran tentang Tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia itu.
Dalam abad selanjutnya filsafat berkembang melalui dua jalur. Jalur yang pertama
adalah filsafat alam(natural philosophy) yang mempelajari benda dan peristiwa alamiah.
Untuk membedakan secara tegas dengan filsafat alam itu, maka bidang ilmu pengetahuan
kedua adalah menyangkut tujuan dan kewajiban manusia seperti etika, politik, dan psikologi
disebut filsafat moral (moral philosophy). Sebutan itu kemudian dirasakan terlampau sempit
dan diperluas dengan menggunakan filsafat mental dan moral (mental dan moral philosophy).
2. Ilmu
Pada zaman Yunani kuno, episteme atau pengetahuan rasional mencakup filsafat atau
ilmu. Tidak terdapat masalah besar atau kebutuhan penting utnuk membedakan secara tegas
kedua jenis pengetahuan itu. Thales sebagai seorang filsuf juga mempelajari astronomi dan
topic-topik pengetahuan yang termasuk fisika. Fisika adalah pengetahuan teoritis yang
mempelajari alam. Pengetahuan ini kemudian lebih banyak disebut filsafat alam.
Tetapi pada zaman Renaissance sejak abad XIV sampai abad XVI terjadi
perkembangan baru. Tokoh-tokoh pembaharu seperti Galileo Galilei, Francis Bacon, dan
pada abad berikutnya Rene Descartes, dan Issac Newton memperkenalkan metode matematik
dan metode eksperimental untuk mempelajari alam. Dengan demikian filsafat alam
memperoleh arti khusus sebagai “the systematic study of nature through the use of the
method introduced by the great reformers of the Renaissance and the early seventeenth
century” (penelaahan yang sistematis terhadap alam melalui pemakaian metode-metode yang
diperkenalkan oleh para pembaharu dari Renaissance dan awal abad XVII.
Jadi sejak abad XVII filasafat alam sesungguhnya bukanlah pengetahuan filsafat,
melainkan pengetahuan yang kini dikenal sebagai ilmu alam. Perkembangan ilmu itu
mencapai puncak kejayaan pada zaman Newton. Ilmuan inggris ini antaralain merumuskan
teori gaya berat dan kaidah matematika dalam karya tulis yang diberi judul “Philosophiae
Naturalis Principia of Mathematica (asas-asas Matematik dan filsafat alam), terbit tahun
1687. Dalam perkembangan selanjutnya pada abad XVIII Philosophiae Naturalis
memisahkan diri dari filsafat dan para ahli menyebutnya kembali dengan nama Fisika.
3. Matematika
Bidang pengetahuan yang ketiga setelah filsafat dan ilmu yang berkembang sejak
zaman Yunani kuno adalah Matematika. Oleh karena tergolong rumpun pengetahuan teoritis
yang sama, sudah barang tentu matematika mempunyai hubungan yang cukup erat dengan
kedua bidang pengetahuan yang terdahulu itu.
Matematika sejak semula menjadi pendorong bagi perkembangan filsafat. J.B. Burnet
misalnya menyatakan perkembangan filsafat Yunani bergantung pada kemajuan ilmiah
khususnya matematika lebih dari sesuatu hal lainnya. Sedang Stephen Barker mengemukakan
bahwa pada zaman kuno matematika menyajikan bahan makanan yang berlimpah-limpah
berupa persoalan-persoalan bagi pemikiran filsafat dan pada masa akhir-akhir ini bahkan
lebih banyak lagi.
Seorang ahli astronomi terkenal yang berbicara kaitan matematika dengan filsafat dalah
Galileo. Ucapannya yang banyak dikutip orang berbunyi demikian:
“Philosophy is written in this grand book, the universe, which stands continually open
co our gaze. But the book cannot be understood unless one first learns to comprehend the
language and read the letters in which it iscomposed. It is written in the language of
mathematics…..”
(Filsafat ditulis dalam buku besar ini, jagat raya, yang terus-menerus terbentang terbuka
bagi pengamatan kita. Tetapi, buku itu tidak dapat dimengerti jika seseorang tidak terlebih
dahulu belajar memahami bahasa dan huruf-huruf yang dipakai untuk menyusunnya. Buku
itu ditulis dalam bahasa matematika.
4. Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan dan tatacara
penalaran yang betul(correct reasoning). Penalaran adalah proses pemikiran manusia yang
berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain
yang telah diketahui. Pernyataan yang telah diketahui itu disebut pangkalpikir (premise),
sedangkan pernyataan baru yang disimpulkan dinamakan kesimpulan(conclusion).
Walaupun tidak disebutkan dalam pengetahuan rasional yang termasuk episteme,
logika adalah sepenuhnya suatu jenis pengetahuan rasional. Menurut Aristoteles yang
memelopori pengetahuan jenis keempat ini, logika(waktu itu masih disebutnya Analytika)
merupakan suatu alat ilmu(instrument of science) di luar episteme yang justru diperlukan
untuk mempelajari kumpulan pengetahuan rasional itu.
A. Pemikiran Thales
1. Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala
sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam
semesta. Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya,
air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan. Argumentasi
Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup
mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup.
Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi
berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi
dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di
atasnya.
2. Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak
hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang
berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan
memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
3. Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales
berisi sebagai berikut:
Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku
Teorema Thales :
1. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.
2. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama.
4. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang
bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
4. Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang
Babilonia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad
ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Babil onia untuk membentuk pusat pemerintahan
dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Babilonia. Di
dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Babilonia dapat dianggap seperti distrik dari
keseluruhan sistem pemerintahan Babilonia. Dengan demikian, Babilonia telah menjadi
sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.
5. Filsafat Alam
Filsafat alam (dari bahasa Latin philosophia naturalis) adalah istilah yang melekat pada
pengkajian alam dan semesta fisika yang pernah dominan sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan modern. Filsafat alam dipandang sebagai pendahulu ilmu alam semisal fisika.
Bentuk-bentuk ilmu pengetahuan bersejarahnya berkembang di luar filsafat, atau lebih
khususnya filsafat alam. Di universitas-universitas yang lebih tua, Kursi-Kursi Filsafat Alam
yang sudah mapan kini sebagian besar dikuasai oleh para guru besar fisika. Catatan modern
ilmu pengetahuan dan ilmuwan merujuk pada abad ke-19 (Webster's Ninth New Collegiate
Dictionary menuliskan bahwa asal mula kata "ilmuwan" adalah dari tahun 1834).
Sebelumnya, kata "ilmu pengetahuan" sekadar berarti pengetahuan dan gelar ilmuwan
belumlah wujud. Karya ilmiah Isaac Newton dari tahun 1687 dikenal sebagai Philosophiæ
Naturalis Principia Mathematica.
B. Minat Utama
1.Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama
filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan
penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab.
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat
praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. . Untuk itulah diperlukan etika, yaitu
untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia..
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif
(studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
2. Metafisika
Metafisika (Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) =
"hal-hal di alam") adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek
(fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas. Metafisika mencoba
menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan
ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di
alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas
pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat,
ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal yang di
luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual buku mengenai
ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib, pengobatan alternatif, dan
hal-hal sejenisnya.
Beberapa Tafsiran Metafisika Dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai
beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang dikemukakan
oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib (supernatural) dan hal-hal
tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan dengan alam yang nyata.
Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme. Dari sini lahir tafsiran-tafsiran
cabang misalnya animisme.
Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham ini amat
bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme menganggap bahwa
gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat gaib, melainkan karena
kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dapat diketahui. Orang-
orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan seperti itu karena standar
kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal semata, sehingga mereka mereka
menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.
Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap bahwa
alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah Democritus
(460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari mengenai makhluk hidup.
Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik dan paham
vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk hidup) hanya merupakan
gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik hidup adalah sesuatu yang unik
yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar gejala kimia-fisika semata.
Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran, dalam hal ini ada dua tafsiran
yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham monoistik dan dualistik. sudah
merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat
(objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran monoistik mempunyai pendapat yang tidak
membedakan antara pikiran dan zat, keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala
disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini
ditolak oleh kaum yang menganut paham dualistik.
Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran (pikiran)
yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa yang ditangkap
oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah pikiran, sebab dengan
berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.
3. Matematika
Cikal-bakal matematika Yunani tidaklah mudah untuk didokumenkan.. Peradaban luhur
terdini di Yunani dan Eropa adalah Peradaban Minoa dan yang lebih terkemudian adalah
peradaban Yunani Mikene, kedua-duanya berkembang pada alaf ke-2 SM. Pada saat
peradaban ini mencapai metode penulisan dan rekayasa tingkat tinggi, termasuk istana
bertingkat empat dengan sistem pengairan dan kuburan sarang lebah, mereka tidak
meninggalkan dokumen-dokumen matematika.
Meskipun tidak ada bukti langsung, umumnya dipikirkan bahwa peradaban tetangga,
yaitu Babilonia dan Mesir Kuno memiliki pengaruh pada tradisi Yunani yang lebih
terkemudian.. Antara 800 SM dan 600 SM, matematika Yunani pada umumnya berada di
belakang kesusasteraan Yunani, dan hanya sedikit yang diketahui tentang matematika Yunani
dari periode ini—yang hampir semuanya sudah pernah sampai melalui penulis sebelumnya,
sejak pertengahan abad ke-4 SM..
4. Astronomi
Kata astronomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata astron (ἄστρον, "bintang") yang
kemudian diberi akhiran -nomi dari nomos (νόμος, "hukum" atau "budaya"). Maka secara
harafiah ia bermakna "hukum/budaya bintang-bintang".
Sejarah.Pada awalnya, astronomi hanya melibatkan pengamatan beserta prediksi atas
gerak-gerik benda-benda langit yang terlihat dengan mata telanjang. Pada beberapa situs
seperti Stonehenge, peradaban-peradaban awal juga menyusun artifak-artifak yang diduga
memiliki kegunaan astronomis. Observatorium-observatorium purba ini jamaknya bertujuan
seremonial, namun dapat juga dimanfaatkan untuk menentukan musim, cuaca, dan iklim —
sesuatu yang wajib diketahui apabila ingin bercocok tanam — atau memahami panjang
tahun..
C. Renaissance
Sesudah mengalami zaman kelam (juga dikenal sebagai pertengahan) selama 600
tahun, mulai zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir pada pertengahan abad ke-14,
Eropa telah melalui zaman kebangkitan keintelektualan atau dikenal juga dengan Renaisance.
Pada masa ini ada suatu gairah baru, suatu pencerahan ke pada semua aspek budaya
pemikiran telah terjadi.
Renaisance sebenarnya berasal dari bahasa Perancis yang berarti pemulihan atau
menghidupkan kembali aspek kebudayaan dengan memberi penekanan terhadap pemulihan
budaya meliputi aspek ilmu pengetahuan seperti sains, sastra dan seni klasik yang pernah
menjulang Eropa sebagai pusat peradaban dunia.
Zaman ini berlangsung dari pertengahan abad ke 14 sampai pertengahan abad ke 17 dan
pertama kali diperkenalkan di Italia. Gerakan ini terjadi karena kekalahan tentara kristen
dalam perang salib dan kejatuhan Kota Konstantinopel (Istanbul). Kekalahan tersebut
menyebabkan para pemikir dan para ilmuan beredar dari Kota tersebut menuju Italia. Mereka
menyadari telah tiba waktu untuk berubah dan memikirkan strategi untuk menguasai
teknologi, sebelum itu mereka harus melepaskan diri dari pengaruh zaman pertengahan
(kegelapan) dengan kembali ke zaman klasik yang sebelumnya dilarang karena dianggap
melanggar misi ketuhanan. Gerakan ini dimulai di Italia kemudian telah menyebar ke seluruh
Eropa melalui perkembangan intelektual dan pemikiran manusia.
Zaman ini juga dikenal sebagai kebangkitan atau kelahiran kembali dan rehabilitasi
budaya masyarakat Eropa. Hasil dari Renaisance telah membuka jalan kepada kelahiran
berbagai aliran baru Eropa sampai abad ke 18.
Pada saat ini kewibawaan institusi gereja dipertanyakan dan imejnya sangat merosot
karena pertentangan pendapat dengan para teolog, diantaranya pandangan dari Copernicus
dan Galileo. Mereka memiliki pendapat yang bertentangan dengan pendapat yang dipegang
oleh gereja Katolik tentang sistem peredaran Matahari dan bumi. Pandangan ini
menyebabkan masyarakat Eropa melihat ada cacat pada institusi gereja dan harus pernafsiran
kembali atau reform.
Semua perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan ini memiliki efek yang
sangat besar pada iman orang Kristen. Para teologi agama pada masa itu sangat terpengaruh
dengan filsafat dan ilmu pengetahuan. Ia menyebabkan ada efek positif dan negatif
dikalangan orang kristen. Efek positif menurut orang-orang Protestan adalah terjadinya
gerakan Reformasi. Namun yang negatifnya pada saat itu juga orang Katolik yang berbasis di
Roma mengutuk gerakan reformasi ini.
Gerakan Reformasi yang paling besar adalah dari Martin Luther (1483-1546).
Reformasi berasal dari kata reform yang berarti melaksanakan perubahan atau pembaharuan
terhadap sesuatu untuk hasilkan sesuatu yang lebih baik atau membentuk sesuatu yang baru.
Reformasi Luther ketika itu menyebabkab adanya gereja-gereja reformasi atau dikenal
dengan gereja Protestan, dan ia telah mulai didirikan di Jerman berikutnya diseluruh dunia.
Tetapi yang pasti munculnya aliran Protestan telah menjadi titik awal toleransi dan pluralisme
yang pada awalnya sulit diterima oleh aliran Katolik.
Munculnya gerakan reformasi ini karena adanya perbedaan antara ajaran atau teologi
dan praktek gereja dengan ajaran kitab. Peristiwa reformasi ini asalnya digerakkan oleh
adanya penjualan surat penghapusan dosa di Jerman oleh Johann Tetzel. Sebenarnya tujuan
penjualan surat-surat penghapusan itu adalah untuk mengumpulkan dana untuk pembangunan
gereja Santo Petrus di Roma, tetapi tujuan itu dikaburi dengan "bahasa rohani" yang berisi
janji palsu seakan-akan dengan membeli surat itu penganut roman Khatholik akan lebih
aman.
Lanjutan itu ada Keberanian Martin Luther membawa arus baru dalam pemikiran dan
penentangan terhadap pemahaman tradisonalisme gereja Katolik sehingga menyebabkan
Prostestan berkembang pesat setelah itu. Kebangkitan Luther dan Protestan dianggap sinar
baru bagi masyarakat Eropa.
Pencerahan di Eropa yang sejalan dengan reformasi digereja telah menyebabkan Eropa
bangkit dari kesuraman, sehingga ia menjadi kelahiran kembali Eropa. Pada saat itu segala
bidang cabang ilmu telah bekembang dengan pesat di Eropa. Berkembangnya keilmuan dan
pemikiran masyarakat pada masa itu telah menyebabkan gereja terlihat bodoh di kalangan
masyarakat. Kebenaran sesuatu harus dibuktikan dengan ilmu sains dan itulah yang menjadi
sandaran masyarakat. Bahkan golongan teologi dipandang sinis oleh para pemikir karena
menganggap mereka ketinggalan zaman dan tidak progresif.
Pengaruh Pencerahan keberhasilan pencerahan di Eropa telah menyebabkan Thales
menular keseluruh penjuru dunia termasuk ke Amerika Serikat, bahkan dalam dunia islam
pun juga terasa tempiasnya sehingga ke hari ini, ketika banyak diskusi diadakan untuk
mengajak umat islam agar berpikiran lebih terbuka dan menilai kembali strategi dalam
mewujudkan pemerintahan dan sistem sosial masyarakat.
Perubahan-perubahan besar yang lebih baru. Hal ini terlihat jelas terutama dalam
revolusi Amerika , revolusi industri , dan revolusi Perancis . Permulaaan yang dimulai oleh
ketiga revolusi ini menyebabkan pengaruhnya berkembang di seluruh dunia. di abad
pencerahan , telah menyebabkan ia berkembang secara revolusioner sepanjang abad ke-18.
Dengan cepat sistem struktur masyarakat lama digantikan dengan struktur
Para ilmuwan bangsawan tergugat, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis
perubahan dalam masyarakat . Perubahan yang terjadi akibat terjadinya revolusi benar-benar
telah merubah pemikiran. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun dianggap
telah ketinggaan. Bangsawan dan kelompok gereja / agama yang dulunya memiliki harta dan
kekuasaan, disamaratakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang dulu berkuasa penuh, kini
hanya memimpin berdasarkan hukum yang di tetapkan. Pada masa itu juga banyak
pemerintah-pemerintah besar di Eropa telah jatuh dan terpecah.
ARISTOTLES
Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah
seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander yang Agung.[1] Ia menulis
tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi, logika, retorika,
politik, pemerintahan, etnis, biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia
dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran
Barat.
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya
termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja
Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan
ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander
dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan
dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama
Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya
Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas
sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian
tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Pemikiran
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika dia masih
belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan gurunya tersebut, kemudian
ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya
tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling
penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran,
Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan
kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan
keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda,
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).
Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu
tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat
bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus
mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang
kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang
dianggap berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive
reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula
pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting Aristoteles adalah
silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua
kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua pernyataan (premis):
Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
Sokrates adalah manusia (premis minor)
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarki.
Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap
berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang
yang sangat beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika
(misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika
formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan dalam buku
Poetike.] Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia
mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut
Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut
Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil
chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang
dicurahkan ke luar.] Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif
yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan
tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan..aristoteles juga
mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu
kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada masa yang sama, menurut
beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekod-
rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
Pengaruh
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih
merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak
teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi
karena teori-teori tersebut dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat
pada umumnya, meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena
didasarkan pada asumsi-asumsi yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran
Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles
dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi
Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126 –
1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang
otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari
ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian
dikatakan oleh Dante Alighieri
Aristotelianisme. Aristoteles (384-322SM), murid Plato di Athena dan kelak
memimpin sekolahnya sendiri di sana, menjelaskan alam sebagai sebuah organik lengkap
yang seluruhnya dikendalikan oleh gaya dan tujuan. Menolak atomisme dan khususnya
gagasan ruang kosong, dia menganggap bahwa semua materi adalah tersusun dari empat
unsur, yaitu tanah, air, udara, dan api, yang bercampur dalam berbagai proporsi. Perubahan
terjadi bila suatu sifat yang secara potensial hadir dalam suatu substans menjadi benar-benar
hadir. Misalnya sebuah batu di puncak tembok akan memiliki potensial jatuh kebawah atau
menjadi bagian sebuah bangunan.
Aristoteles mempostulatkan suatu unsur kelima, ether, di langit. Ether tidak mengalami
karakteristik perubahan dari empat unsur-unsur bumi atau terestrial. Jadi benda-benda langit,
yang tersusun dari ether, hanya dapat menampilkan gerak melingkar eternal.
Filsafat Aristoteles pada mulanya menuntut suatu pendekatan konkrit terhadap sains.
Bertentangan dengan para atomis dan platonis yang biasanya beranjak dengan
mempostulatkan atom-atom yang tak terlihat atau bentuk-bentuk matematis dan
mendeduksikan bagaimana dunia harus berperilaku, maka Aristoteles mencoba memulai
dengan fakta-fakta yang teramati. Dia mengemukakan ke depan prinsip-prinsip fisika yang
diterima selama berabad-abad, dan dia menghadirkan suatu pandangan tentang alam yang
berkunci pada konsep organik lengkap.
Pemantapan Fisika
Mekanika. Rekaman pertama teori dinamika adalah dikemukakan oleh Aritoteles. Dia
membangun bidang dinamika, cabang mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal
balik antara gerak dan gaya.
Aristoteles membedakan dua jenis gerak alamiah dan paksa (violent). Tiap unsur
memiliki "tempat alamiah" di alam semesta bumi di pusatnya dan dikelilingi oleh air,
kemudian udara dan kemudian api. Dengan cara serupa, tiap unsur memiliki suatu gerak
alamiah untuk bergerak kearah tempat alamiahnya jika ia tidak ada di sana. Umumnya, bumi
dan air memiliki sifat berat, yaitu cenderung bergerak ke bawah, sementara udara dan api
memiliki sifat levitasi, yaitu cenderung bergerak ke atas. Gerak alamiah ether adalah
melingkar, dan ether selalu dalam tempat alamiahnya. Gerak paksa disebabkan oleh gaya luar
yang dikenakan dan boleh ke sembarang arah. Gerak tersebut akan berhenti segera setelah
gaya dihilangkan.
Menurut fisika Aristotelian kecepatan v sebuah benda bertambah dengan
bertambahnya gaya F yang bekerja padanya dan berkurang ketika resistansi R terhadap
geraknya bertambah. Dalam bentuk persamaan modern, pernyataan ini adalah v = kF/R, di
mana k adalah konstanta. Salah satu cacat hukum dinamika Aristoteles adalah bahwa
kecepatan sebuah benda akan menjadi tak hingga jika tak ada resistansi terhadap geraknya.
Adalah sukar sekali bagi para Aristotelian untuk membayangkan gerak tanpa resistansi.
Memang, kenyataan bahwa gerak seperti itu akan menjadi cepat secara tak terhingga adalah
dilihat sebagai suatu alasan mengapa tak ada satupun seperti ruang kosong.
Teori Aristoteles bahwa gerak paksa membutuhkan suatu gaya yang bekerja secara
kontinyu tampak disangkal dengan memandang gerak proyektil. Sebuah anak panah
ditembakkan dari sebuah busur akan tetap bergerak untuk beberapa jarak meskipun jelas-jelas
tidak selamanya didorong. Aristoteles menyatakan bahwa busur entah bagaimana memberi
suatu "daya gerak" kepada udara, yang kemudian mempertahankan anak panah tetap
bergerak. Penjelasan ini sangat tidak meyakinkan, dan masalah gerak peluru terus berlanjut
hinga membuat kesal para Aristotelian selama berabad-abad.
Disamping dinamika, cabang lain mekanika adalah statika. Ia merupakan studi
benda-benda diam karena kombinasi berbagai gaya. Perintis bidang ini adalah Archimedes
(287-212 SM) ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Kalkulasinya tentang pusat gaya berat
berbagai bentuk-bentuk geometri adalah salah satu aplikasi matematika pertama yang
berhasil terhadap fisika. Archimedes adalah juga pendiri ilmu hidrostatika, yaitu studi tentang
keseimbangan fluida dan gaya-gaya yang mereka kenakan pada benda-benda tegar.
Optika. Optika adalah cabang utama fisika berikutnya yang dikaji. Euclid (300 SM),
matematikawan Yunani termasyur yang bekerja di Alexandria sekitar 300 SM, mengawali
ilmu optika geometri mempostulatkan bahwa cahaya bergerak dalam bentuk berkas
sinar-sinar garis-garis lurus yang tak memiliki ketebalan. Tapi dia membuat suatu asumsi
aneh bahwa sinar-sinar adalah dipancarkan oleh mata ketimbang benda yang terlihat.
Pembicaraan paling lengkap tentang optika di zaman antikuitas adalah dikumpulkan
pada abad ke-2 M oleh Ptolemaus dari Alexandria, seorang astronom yang sangat dikenal
dengan teori geosentriknya tentang gerak planet. Seperti Euclid, dia berpendapat bahwa mata
melihat benda-benda dengan mengirimkan sinar-sinar ke mereka. Bukunya tentang optika
membahas refleksi berkas sinar-sinar oleh cermin berbagai bentuk dan membicarakan
geometri lintasan-lintasan dari sinar-sinar yang terefleksi dan terbiaskan.
Pemeliharaan Sains. Setelah Ptolemaus ada penurunan secara umum dalam gelora
sains di Barat selama berabad-abad. Banyak tulisan-tulisan Yunani hilang, dan sekarang
diketahui hanya dari referensi-referesi dalam beberapa buku yang selamat. Namun untunglah
jiwa keilmuan tetap hidup di negeri-negeri Islam di mana kaum akademisi di sana
menerjemahkan dan menafsirkan pekerjaan-pekerjaan utama dari sains filsafaf Yunani. Kelak
ketika diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin, hanya inilah yang menstimulasi
kebangkitan kembali aktivitas intelektual di Eropa.