Upload
dangminh
View
232
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TESIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHIPERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA
A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2013
TESIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHIPERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA
A.A. GEDE WIDYA MAHANTARA
NIM 1091662005
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2013
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHIPERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magisterpada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
A.A. GEDE WIDYA MAHANTARANIM 1091662005
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2013
iii
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS TELAH DISETUJUI
TANGGAL 2 AGUSTUS 2013
Pembimbing I,
Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, Msi., Ak.
NIP. 19570911 198610 1 001
Pembimbing II,
Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak
NIP. 19650323 199103 1 004
Mengetahui,
Ketua Program StudiMagister Akuntansi
Program PascasarjanaUniversitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak.NIP 19641224 199103 1 002
DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.s (K)NIP 19590215 198510 2 001
iv
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 16 Agustus 2013
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor
Universitas Udayana No.: 0050/H14.4/HK/2011 Tanggal 10 Januari 2011
Ketua: Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE, MSi., Ak.
Anggota:
1. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., Msi., Ak
2. Dr. I Gst Ayu Made Asri Dwija P, SE, Msi.
3. Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, Msi., Ak.
4. Dr. Dewa Gede Wirama, SE., MSBA., Ak.
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : A.A. Gede Widya Mahantara
NIM : 1091662005
Program Studi : Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
Judul Tesis : Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergantian Kantor AkuntanPublik pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka sayabersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 danPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 16 Agustus 2013
Yang membuat pernyataan,
A.A.Gede Widya Mahantara
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke
hadapan Idâ Sang Hyang Widhi Waçâ, karena atas karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tesis yang berjudul: ”Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia .” Tesis ini merupakan hasil penelitian sebagai persyaratan
akhir studi jenjang Strata-2, di bidang Akuntansi, Program Studi Magister
Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini
sehingga pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE.,
M.Si.,Ak, sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE.,
M.Si.,Ak sebagai pembimbing II, yang dengan tulus dan penuh kesabaran
membimbing, memberi nasihat, dan semangat kepada penulis selama mengikuti
seluruh rangkaian penulisan proposal sampai dengan tahap penyelesaian tesis.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr.
Ida Bagus Putra Astika, SE.,M.Si,Ak., Bapak Dr. Dewa Gede Wirama,SE.,
MSBA.,Ak., dan Ibu Dr. I G. A. Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si, sebagai tim
penilai yang telah berkenan memberi masukan konstruktif guna penyempurnaan
tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Rektor Universitas
Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD (KEMD) atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
Program Magister di Universitas Udayana. Terima kasih pula kepada Prof. Dr. dr.
A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) selaku direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswa di Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para dosen
pengajar atas bimbingan, motivasi, dan arahannya selama penulis menjalankan
proses perkuliahan.
vii
Terima kasih pula kepada segenap rekan-rekan MAKSI angkatan VII atas
dukungan, semangat, dan bantuan dalam penyediaan data guna penyelesaian tesis
ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis persembahkan kepada kedua
orang tua tercinta, Bapak A.A. Gde Adnyana Wijaya dan Ibu I Gusti Ayu Tantri
atas doa restu dan dukungannya selama ini sehingga penulis bisa menyelesaikan
tesis ini. Terima kasih juga kepada kakakku A.A.Ayu Putri Widyantari, atas
dukungan moral maupun material selama penulis mengikuti pendidikan hingga
penyelesaian tesis ini dan untuk pacar saya Ni Luh Anik Winda Sari atas
dukungan dan doanya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi
kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
tesis ini. Penulis juga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
jika ada kekurangan yang pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis
ini bermanfaat.
Denpasar, Juli 2013
Penulis
viii
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERGANTIAN KANTORAKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan secara voluntary ataudiluar ketentuan KMK 423/KMK.06/2008 sering menimbulkan pertanyaan dikalangan para praktisi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan hal ini terjadi.Beberapa penelitian telah mencoba untuk meneliti mengenai faktor-faktor yangterkait dengan hal ini, tetapi hasil dari penelitian tersebut tidaklah konsisten.Penelitian ini mencoba kembali untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhipergantian kantor akuntan publik pada perusahaan yang terdaftar di BEI. Faktor-faktor yang diuji adalah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasiauditor, kesulitan keuangan, opini going concern, ukuran perusahaan danpenurunan persentase ROA.
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia sebagai populasi penelitian. Berdasarkan hasil purposive samplingdiperoleh 118 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Pengujian hipotesisdalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemenberpengaruh secara positif terhadap pergantian KAP. Variabel ukuran perusahaan,reputasi auditor, kesulitan keuangan, dan opini going concern berpengaruh secaranegatif terhadap pergantian KAP. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwavariabel pertumbuhan perusahaan dan penurunan persentase ROA tidakberpengaruh terhadap pergantian KAP.
Kata kunci: pergantian KAP, pergantian manajemen, ukuran perusahaan, reputasiauditor, kesulitan keuangan
.
ix
ABSTRACTTHE AFFECTING FACTORS OF AUDITOR SWITCHING ONCOMPANIES LISTED ON INDONESIAN STOCK EXCHANGE
Auditor switching that is conducted voluntary or outside the provision ofKMK 423/KMK.06/2008 oftens raises questions among practitioners about thefactor that causes it. A number of research has been conducted concerning factorsthat influence to auditor switching. Yet, its result keeps showing inconsistency.This study objective is to reinvestigate factors that influence going concern auditopinion. The factors used on this research are management change, firm growth,auditor reputation, financial distress, going concern opinion, company’s size, anddecrease of ROA ratio.
This research using population of companies listed on Indonesian StockExchange. Based on purposive sampling, there are 118 companies which fulfilledthe sample requirements. Hypotesis testing on this research was done by thelogistic regression analysis.
The hypotesis testing showed that management change have positiverelationship to auditor switching. Variables of company size, auditor reputation,financial distress, and going concern opinion have negative relationship to goingconcern audit opinion. Variables of firm growth and decrease of ROA ratio haveno relationship to going concern audit opinion.
Keywords: auditor switching, management change, firm growth, auditorreputation, financial distress.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................................... iPERSYARATAN GELAR ................................................................................... iiUCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. iiiABSTRAK .......................................................................................................... vABSTRACT.......................................................................................................... viDAFTAR ISI.........................................................................................................viiDAFTAR TABEL............................................................................................... xDAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiDAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 91.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 91.4 Kegunaan Penelitian......................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori ..............................................................................12
2.1.1 Teori keagenan (Agency theory)........................................122.1.2 Teori harapan .....................................................................142.1.3 Auditor switching...............................................................152.1.4 Opini audit .........................................................................172.1.5 Reputasi auditor .................................................................202.1.6 Kesulitan keuangan............................................................222.1.7 Pergantian manajemen.......................................................23
2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya....................................24
BAB III RERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESISPENELITIAN3.1 Rerangka Berpikir .........................................................................303.2 Konsep Penelitian..........................................................................373.3 Hipotesis Penelitian .......................................................................39
3.3.1 Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantianKAP ...................................................................................39
3.3.2 Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP.........403.3.3 Pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP...403.3.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap
pergantian KAP .................................................................413.3.5 Pengaruh opini going concern terhadap pergantian
KAP ...................................................................................423.3.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian
KAP ...................................................................................42
xi
3.3.7 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP ...43
BAB IV METODA PENELITIAN4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................454.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................................484.3 Data Penelitian...............................................................................48
4.3.1 Jenis data ...........................................................................484.3.2 Sumber data.......................................................................494.3.3 Metoda penentuan sampel.................................................49
4.4 Variabel Penelitian ........................................................................514.4.1 Identifikasi variabel...........................................................514.4.2 Definisi operasional variabel ............................................51
4.4.2.1 Pergantian manajemen.........................................514.4.2.2 Reputasi auditor...................................................524.4.2.3 Kesulitan keuangan .............................................524.4.2.4 Pertumbuhan perusahaan.....................................544.4.2.5 Opini going concern ............................................544.4.2.6 Penurunan persentase ROA.................................554.4.2.7 Ukuran perusahaan ..............................................564.4.2.8 Pergantian KAP ...................................................56
4.5 Analisis Data .................................................................................56
BAB V HASIL PENELITIAN5.1 Deskripsi Sampel Penelitian..........................................................615.2 Statistik Deskriptif.........................................................................625.3 Analisis Regresi Logistik ..............................................................65
5.2.1 Menilai kelayakan model regresi.......................................665.2.2 Menilai keseluruhan model (overall model fit) .................665.2.3 Koefisien determinasi (Nagelkerke R square)...................675.2.4 Tabel klasifikasi.................................................................675.2.5 Uji multikolinearitas..........................................................685.2.6 Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian
hipotesis.............................................................................69
BAB VI PEMBAHASAN6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap pergantian KAP ........736.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap pergantian KAP..................746.3 Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap pergantian KAP.............756.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap pergantian KAP.....766.5 Pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP ..........776.6 Pengaruh Penurunan Persentase ROA terhadap pergantian
KAP ...............................................................................................796.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pergantian KAP ..............80
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan........................................................................................82
xii
7.2 Saran ............................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87LAMPIRAN........................................................................................................ 92
xiii
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel .....................................................................50
Tabel 5.1 Deskripsi Sampel Penelitian.................................................................61
Tabel 5.2 Statistik Deskriptif................................................................................63
Tabel 5.3 Tabel Klasifikasi...................................................................................67
Tabel 5.4 Matriks Korelasi ...................................................................................68
Tabel 5.5 Variables in The Equation ....................................................................69
xiv
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir ............................................................................37
Gambar 3.2 Konsep Penelitian..............................................................................38
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel.............................................................92
Lampiran 2 Statistik Deskriptif .........................................................................95
Lampiran 3 Hasil Analisis Regresi Logistik .....................................................96
Lampiran 4 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam setiap
pengambilan keputusan ekonomi. Dalam dunia bisnis, suatu informasi akan lebih
dipercaya apabila informasi tersebut dibuat atau dikuatkan oleh pihak yang
independen. Sehubungan dengan tuntutan yang semakin meningkat akan
informasi independen yang bisa dipercaya, dalam masyarakat dewasa ini banyak
dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang dilakukan oleh
para profesional. Salah satu jenis jasa penjaminan yang biasa diberikan adalah
jasa audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik
(KAP) sebagai pihak yang independen.
Laporan keuangan suatu entitas merupakan bentuk pertanggungjawaban
pihak manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik perusahaan
(principal), dan akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Pihak prinsipal sebagai pemilik perusahaan telah menyerahkan tanggung jawab
pengelolaan perusahaannya kepada pihak manajemen. Hal ini menyebabkan
informasi yang dimiliki prinsipal tentang operasional perusahaan menjadi terbatas,
dan akan menimbulkan keraguan pada prinsipal tentang kebenaran laporan
keuangan yang dihasilkan pihak manajemen, oleh karena itu pihak prinsipal akan
membutuhkan jasa pihak ketiga untuk menilai kewajaran laporan keuangan
tersebut, yaitu auditor independen. Auditor akan mencoba untuk menengahi
keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal dengan cara melakukan audit
2
terhadap laporan keuangan perusahaan dan melaporkannya kepada para
stakeholder.
Profesi akuntan publik, khususnya auditor sebagai pihak ketiga yang
dipercaya oleh stakeholder dalam menilai kewajaran laporan keuangan
perusahaan akan selalu dituntut independensinya. Independensi merupakan kunci
utama bagi profesi akuntan publik. Independensi merupakan sikap mental yang
dimiliki oleh auditor untuk tidak memihak dalam melakukan audit (Halim, 2008).
Beragamnya jasa yang dapat diberikan oleh KAP terhadap suatu perusahaan dapat
menimbulkan keraguan terhadap independensi profesi akuntan publik.
Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) berpendapat bahwa independensi akan
hilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini
dapat memengaruhi sikap mental dan opini mereka. Auditor yang memiliki
hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi
ketergantungan yang tinggi, sehingga dapat menciptakan hubungan kesetiaan
yang kuat dan pada akhirnya memengaruhi sikap mental serta opini mereka
(Sumarwoto, (2006) dalam Wijayani dan Januarti (2011)).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perikatan
yang cukup lama antara klien dan KAP adalah dengan cara melakukan
pembatasan jangka waktu perikatan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor.
Pembatasan yang dilakukan dengan cara melakukan pergantian auditor
diharapkan dapat meningkatkan independensi auditor, sehingga kualitas audit dan
laporan keuangan juga ikut meningkat (Blouin et al. 2005). Di Indonesia,
pembatasan jangka waktu audit telah cukup lama diatur oleh pemerintah dengan
3
dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan
diubah dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
359/KMK.06/2003. Peraturan tersebut mengatur bahwa sebuah KAP dapat
mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 5 tahun berturut-turut, dan bagi
seorang akuntan publik dapat mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 3
tahun berturut-turut. Peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan ini
diubah kembali dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, yaitu
perikatan sebuah KAP dengan klien yang sama diperbolehkan selama 6 tahun
berturut-turut.
Adanya peraturan mengenai pembatasan jangka waktu perikatan KAP
dengan kliennya belum menjamin suatu perusahaan tidak mengganti KAP-nya
sebelum batas waktu yang ditentukan dalam peraturan tersebut. Pergantian KAP
yang disebabkan karena adanya peraturan disebut bersifat mandatory, dan
pergantian KAP karena adanya keinginan perusahaan disebut bersifat voluntary.
Secara voluntary, perusahaan dapat melakukan pergantian KAP sebelum jangka
waktu yang ditentukan oleh peraturan pemerintah karena tidak ada aturan yang
menerangkan bahwa perusahaan tidak boleh mengganti KAP yang mengaudit
laporan keuangannya sebelum 6 tahun. Pergantian KAP secara voluntary dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam perusahaan (klien)
maupun faktor dari KAP yang melakukan audit. Penelitian ini mencoba untuk
meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian KAP secara voluntary pada
suatu perusahaan. Faktor yang diteliti adalah pergantian manajemen dalam
4
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, reputasi auditor, kesulitan keuangan, opini
audit going concern, ukuran perusahaan, dan penurunan persentase ROA.
Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan sering kali diikuti dengan
bergantinya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Pergantian ini
umumnya berlaku pula dalam hal pemilihan KAP. Manajemen yang baru
memiliki harapan bahwa KAP yang baru lebih bisa diajak bekerja sama dan dapat
memberikan opini yang sesuai dengan harapan manajemen. Selain itu, adanya
preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakan oleh manajemen yang
baru, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan (Sinarwati, 2009).
Perusahaan akan cenderung untuk mencari KAP yang mampu untuk
melaksanakan audit yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansi
perusahaan tersebut (Nagy, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan
Januarti (2011), Hubaib dan Cooke (2005), Ismail (2008) menemukan adanya
hubungan antara pergantian manajemen yang dilakukan oleh perusahaan dengan
pergantian KAP yang akan melaksanakan audit. Hasil penelitian tersebut
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma
(2007) dan Suparlan dan Andayani (2010) yang tidak menemukan adanya
hubungan antara pergantian manajemen dan pergantian KAP yang dilakukan oleh
perusahaan.
Reputasi dari KAP yang mengaudit suatu perusahaan memiliki pengaruh
yang penting terhadap tingkat kepercayaan investor akan laporan keuangan yang
dihasilkan oleh pihak manajemen. Perpindahan KAP yang dilakukan dari KAP
Big 4 ke KAP Non Big 4 umumnya akan membawa dampak pada penurunan
5
kualitas audit yang tentunya menurunkan kepercayaan dari investor dan lebih
berisiko dibandingkan jika tetap menggunakan jasa KAP Big 4 (Chang et al,
2010, dan Rakow et al, 2010). Investor akan lebih cenderung menggunakan
laporan keuangan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi (Praptitorini dan
Januarti, 2007). Hal ini dikarenakan perusahaan audit yang besar memiliki
kualitas audit yang lebih tinggi dan reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005;
Francis dan Yu, 2009) dan juga karena terdapat hubungan yang positif antara
kualitas audit dan kualitas laba perusahaan (Balsam et al, 2003). Hal ini kemudian
menimbulkan kecenderungan dari sebuah perusahaan untuk tidak mengganti KAP
yang bereputasi dan memiliki kualitas hasil audit lebih baik. Faktor reputasi
auditor diteliti oleh Wijayani dan Januarti (2011), Damayanti dan Sudarma (2007)
dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa reputasi auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap pergantian KAP. Hasil penelitian tersebut bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) yang menemukan hasil
bahwa variabel reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap pergantian
KAP.
Finansial distress atau kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan
oleh Sinarwati (2009). Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan
akan mendorong perusahaan untuk mengganti KAP dengan harapan mendapatkan
KAP yang menawarkan fee audit yang lebih murah. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan Januarti (2011)
serta Damayanti dan Sudarma (2007) yang menemukan bahwa variabel kesulitan
6
keuangan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP
dalam suatu perusahaan.
Pada perusahaan yang mengalami pertumbuhan, terdapat suatu harapan untuk
memilih KAP yang mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit yang akan
diperlukan dalam rangka peningkatan pertumbuhan perusahaan di masa depan.
KAP yang mampu untuk menyediakan layanan seperti yang diharapkan tentunya
KAP yang sudah lama berikatan dengan perusahaan karena memahami seluk
beluk perusahaan dan potensi yang dapat dikembangkan dari perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, perusahaan yang berkembang diharapkan akan lebih cenderung
untuk mempertahankan KAP mereka dibandingkan dengan perusahaan lain yang
memiliki pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2010). Penelitian yang
dilakukan oleh Sinason (2001), Mardiyah (2002) serta Prastiwi dan Wilsya (2008)
menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan
terhadap pergantian KAP, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nabila
(2011) menemukan hasil bahwa tingkat pertumbuhan klien tidak berpengaruh
terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan dalam hal ini klien audit akan lebih menyukai apabila laporan
keuangan perusahaannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Kawijaya dan
Juniarti, 2002). Tandirerung (2006) menyatakan bahwa jika auditor tidak dapat
memberikan opini wajar tanpa pengecualian (qualified opinion) atau tidak sesuai
dengan harapan perusahaan, perusahaan akan cenderung untuk berpindah pada
KAP yang mungkin akan memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan
perusahaan. Opini going concern merupakan salah satu jenis opini wajar tanpa
7
pengecualian dengan bahasa penjelas yang dapat diberikan oleh auditor atas
laporan keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan
Neal (2003) menyatakan bahwa pengaudit sering kali percaya bahwa mereka akan
lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern. Hal ini
barangkali terjadi karena manajemen percaya bahwa ketika auditor yang sedang
menjabat diganti, perusahaan akan menemukan seorang auditor yang lebih lunak
(Craswell, 1998 dalam Sinarwati, 2009). Aguilar dan Barbadillo (2003) dan Liu
dan Liu (2008) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti auditornya
menurunkan kemungkinan mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan
daripada perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat
digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset
yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai
ROA berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan
semakin baik pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008).
Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya
karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika
kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mengganti
auditornya dengan harapan akan mendapatkan auditor yang mampu untuk
menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut (Wijayani dan Januarti,
2011). Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) menemukan bahwa
terdapat pengaruh penurunan rasio ROA dalam suatu perusahaan terhadap
pergantian KAP.
8
Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang
kompleks. Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan
perusahaan audit yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang
diperlukan (Suryandari, 2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk
meningkatkan kredibilitas perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan
besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk
mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai
pemecatan auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan (Carcello dan Neal,
2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil cenderung untuk melakukan
pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari KAP big 4 ke KAP non big
4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan (biaya monitoring)
(Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason, et al. (2001)
menemukan bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap
pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Perbedaan dari hasil penelitian di atas memberikan motivasi bagi peneliti
untuk meneliti kembali mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan di
Indonesia untuk melakukan pergantian KAP. Penelitian ini mencoba untuk
mengetahui apakah pergantian manajemen, pertumbuhan perusahaan, reputasi
auditor, kesulitan keuangan, opini audit going concern, ukuran perusahaan, dan
persentase penurunan ROA memengaruhi keputusan perusahaan di Indonesia
untuk melakukan pergantian KAP.
9
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Bagaimana pengaruh pergantian manajemen pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
2. Bagaimana pengaruh reputasi auditor pada pergantian Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh kesulitan keuangan pada pergantian Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
4. Bagaimana pengaruh pertumbuhan perusahaan klien pada pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
5. Bagaimana pengaruh opini going concern pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
6. Bagaimana pengaruh penurunan persentase ROA pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
7. Bagaiamana pengaruh ukuran perusahaan pada pergantian Kantor Akuntan
Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
1. Untuk mengetahui pengaruh pergantian manajemen pada pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
10
3. Untuk mengetahui pengaruh kesulitan keuangan pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perusahaan klien pada
pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu
perusahaan.
5. Untuk mengetahui pengaruh opini going concern pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
6. Untuk mengetahui pengaruh penurunan persentase ROA pada pergantian
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
7. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan pada pergantian Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit suatu perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut ini.
(1) Kegunaan teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan
pengetahuan dan referensi penelitian pasar modal mengenai faktor-faktor
yang berpengaruh pada pergantian KAP perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga hasil penelitian ini nantinya dapat
digunakan sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Selain itu, hasil
penelitian ini diharapkan dapat mengonfirmasi hasil-hasil penelitian
sebelumnya mengenai faktor-faktor yang memengaruhi sebuah perusahaan
melakukan pergantian KAP yang masih belum konsisten.
11
(2) Kegunaan praktis
Bagi para pembuat regulasi, dapat dijadikan sebagai tambahan informasi
mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perusahaan melakukan pergantian
KAP yang erat kaitannya dengan UU PT dan UU Pasar Modal.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori keagenan (Agency theory)
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori keagenan sebagai suatu
kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)
untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal yang melibatkan
pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. McColgan
(2001) menyatakan bahwa teori keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu pihak
(principal) mempekerjakan pihak lain (agent) untuk melakukan pekerjaan atas nama
principal. Kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut akan berusaha
untuk memaksimalkan utilitas mereka, terdapat kemungkinan bahwa agen tidak akan
selalu bertindak untuk kepentingan terbaik prinsipal. Prinsipal akan mencoba untuk
memotivasi pihak agen untuk bekerja seperti yang diharapkan oleh prinsipal, dimana
untuk memotivasi, maka pihak prinsipal akan merancang sebuah kontrak. Kontrak
yang efisien merupakan kontrak yang memenuhi dua asumsi, yaitu sebagai berikut
ini.
(1) Agen dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun
prinsipal memiliki kualitas dan kuantitas informasi yang sama sehingga tidak
terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dari
pihak-pihak yang terlibat.
13
(2) Risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil yang
berarti agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang
diterimanya.
Namun, pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya
memiliki informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan
dengan prinsipal sebagai pemilik perusahaan sehingga menimbulkan terjadinya
asimetri informasi.
Eisenhardt (1989) menyatakan ada tiga asumsi sifat manusia terkait teori
keagenan, yaitu: (1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self
interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa
mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari risiko (risk
averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer akan cenderung
untuk bertindak oportunis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi, dimana hal ini
akan memicu terjadinya konflik keagenan sehingga diperlukan peran pihak ketiga
yang independen yaitu auditor untuk mengevaluasi pertanggungjawaban keuangan
manajemen dan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang
disajikan oleh manajemen.
Auditor sebagai pihak yang independen dibutuhkan untuk melakukan
pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai dengan
kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan. Prinsipal mengharapkan auditor
memberikan peringatan awal mengenai kondisi keuangan perusahaan. Data-data
14
perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan
lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan
perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor (Komalasari, 2004).
2.1.2 Teori Harapan
Motivasi dapat diartikan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya
yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
dalam memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu (Robins dan Coulter, 2004).
Teori motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu teori-teori yang lahirnya lebih awal atau
sering disebut sebagai teori dini tentang motivasi dan teori kontemporer tentang
motivasi yaitu deretan teori motivasi yang lebih baru. Salah satu teori kontemporer
yang mampu untuk menjelaskan motivasi secara lebih mendalam adalah teori
harapan. Teori ini dikemukakan oleh Vroom (1967) dalam Ardana dkk (2008) yang
menggambarkan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu
tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil
tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output
tersebut. Teori ini berdalih bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman seseorang
terhadap hubungan antara usaha dengan kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan
terhadap hasil (outcomes) yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja. Teori ini
melandaskan diri pada suatu logika bahwa: “orang akan melakukan apa yang mampu
dilakukan apabila ia mau untuk melakukan” (Ardana dkk, 2008). Teori ini
memfokuskan pada tiga hubungan, yaitu sebagai berikut.
15
1) Hubungan upaya-kinerja, bahwa individu berpersepsi upaya yang dilakukan
akan mendorong kinerja.
2) Hubungan kinerja-ganjaran, berprestasi pada suatu tingkat tertentu akan
mendorong tercapainya suatu output yang diinginkan.
3) Hubungan ganjaran-tujuan pribadi, sejauh mana ganjaran memenuhi tujuan
pribadi individu dan potensi daya tarik dari ganjaran itu kepadanya.
2.1.3 Auditor Switching
Auditor switching merupakan perpindahan KAP yang dapat dilakukan oleh
perusahaan klien. Perpindahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
adanya merjer antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda,
ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik yang dahulu, dan merjer antara kantor
akuntan publik (Halim, 2008). Sinarwati (2010) menjelaskan bahwa pergantian
auditor bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pergantian yang bersifat peraturan
(mandatory) dan yang bersifat sukarela (voluntary). Klien yang mengganti auditornya
ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan mungkin
menghadapi dua masalah yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh
klien.
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang mengatur tentang
pergantian kantor akuntan publik dan partner audit bagi perusahaan di Indonesia.
Undang-undang tersebut pertama kali diberlakukan di tahun 2002 dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri keuangan Nomor 423 tahun 2002. Pasal 6 ayat 4
16
dalam peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas laporan
keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (Lima)
tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga)
tahun buku berturut-turut.
Peraturan yang dikeluarkan pada tahun 2002 tersebut tidak bertahan lama, karena
pada tahun 2003 Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 yang menjelaskan mengenai jangka waktu
pengauditan yang sama dengan peraturan tahun 2002 sebelumnya. Peraturan yang
mengatur mengenai jangka waktu pengauditan ini akhirnya berubah pada tanggal 5
Februari 2008, dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini cukup berbeda dengan
peraturan tahun 2003 sebelumnya, dimana perbedaan tersebut terlihat pada jangka
waktu perikatan audit yang dilakukan oleh sebuah KAP yang semakin bertambah.
Pasal 3 dalam peraturan tersebut menjelaskan bahwa Pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6
(enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk
3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Peraturan ini berbeda dengan Peraturan di tahun
2002 dan 2003 yang menyatakan bahwa KAP diperbolehkan mengaudit paling lama
untuk 5 (lima) laporan keuangan sebuah perusahaan.
17
2.1.4 Opini audit
Audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan suatu
perusahaan memiliki suatu tujuan. SA Seksi 110 paragraf 01 menerangkan mengenai
tujuan audit tersebut, dimana tujuannya adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan
pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan, untuk menyatakan tidak
memberikan pendapat. Baik dalam hal auditor menyatakan pendapat maupun
menyatakan tidak memberikan pendapat, ia harus menyatakan apakah auditnya telah
dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI, 2001). Pemberian opini audit oleh auditor dapat mengurangi terjadinya asimetri
informasi antara pihak manajemen dengan stakeholder perusahaan karena
memungkinkan pihak di luar perusahaan untuk memverifikasi validitas laporan
keuangan.
Menurut Halim (2008:75), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan
oleh auditor, yaitu sebagai berikut ini.
(1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
Pendapat wajar tanpa pengecualian dapat diberikan auditor apabila audit telah
dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian
laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
18
tidak terdapat kondisi atau keadaan tertentu yang memerlukan bahasa
penjelasan.
(2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan
Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan
sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi
tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. Kondisi atau keadaan yang
memerlukan bahasa penjelasan tambahan antara lain dapat diuraikan sebagai
berikut:
(a) pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan auditor independen
lain,
(b) adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh IAI,
(c) laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian yang material,
(d) auditor meragukan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern), dan
(e) auditor menemukan adanya suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip dan metode akuntansi.
(3) Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)
Sesuai dengan SA 508 paragraf 38 dikatakan bahwa jenis pendapat ini
diberikan apabila:
19
(a) tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan
lingkup audit yang material tapi tidak memengaruhi laporan keuangan
secara keseluruhan,
(b) auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi
tidak memengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.
Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak
memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi.
(4) Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
Pendapat ini menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung
pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan
pendapat tidak wajar diberikan terhadap laporan keuangan.
(5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)
Pernyataan auditor untuk tidak memberikan pendapat ini diberikan apabila:
(a) ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien
maupun karena kondisi tertentu, dan
(b) auditor tidak independen terhadap klien.
20
2.1.5 Reputasi Auditor
Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang
auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Rudyawan dan Badera, 2009).
Reputasi KAP merupakan salah satu proksi kualitas audit. Kualitas audit
didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan
adanya pelanggaran dalam sistem akuntansi suatu perusahaan (Mohamed, 2010).
Kualitas audit suatu KAP umumnya dikaitkan dengan ukuran KAP tersebut. KAP
dapat dikategorikan menjadi KAP besar maupun KAP kecil. Ukuran Kantor Akuntan
Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4, mempunyai
cabang dan kliennya perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga
profesional diatas 25 orang. Sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan
kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai kantor cabang dan
kliennya perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens,
2003). Kantor Akuntan Publik yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia
kualitas audit tinggi dan memiliki reputasi tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005;
Francis dan Yu, 2009). Blokdijk et al. (2006) menyatakan bahwa KAP Big 4
menggunakan lebih banyak waktu dalam perencanaan audit dan dalam melakukan
penilaian internal control dan relatif sedikit waktu untuk melakukan dan
menyelesaikan pengujian secara detail dibandingkan dengan KAP non Big 4. Nabila
(2011) menyimpulkan bahwa KAP Big Four memiliki tingkat independensi yang
lebih tinggi dibandingkan KAP Non Big Four karena kehilangan sebuah klien tidak
21
akan memengaruhi pendapatan KAP tersebut, yang tentunya memiliki klien lebih
banyak dibandingkan KAP Non Big Four. Di Indonesia terdapat beberapa KAP yang
berafiliasi dengan KAP Big Four.
Pada tahun 2006-2008, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4
adalah sebagai berikut:
(1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu,
(3) KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
(4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.
Pada tahun 2009, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 yaitu:
(1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu,
(3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG,
(4) KAP Tanudireja Wibisana & Rekan berafiliasi dengan
PricewaterhouseCoopers.
Pada tahun 2011, empat KAP lokal yang berafiliasi dengan The Big 4 yaitu:
(1) KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja berafiliasi dengan Ernst & Young,
(2) KAP Osman Bing Satrio dan Rekan berafiliasi dengan Deloitte Touche
Tohmatsu,
22
(3) KAP Siddharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG, dan
(4) KAP Haryanto Sahari berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers.
2.1.6 Kesulitan Keuangan
Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan
sebelum terjadinya kebangkrutan (Arsani, 2011). Kesulitan keuangan dimulai ketika
perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan segera tidak dapat memenuhi
kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003). Ada beberapa definisi kesulitan keuangan,
sesuai tipenya, yaitu economic failure, business failure, technical insolvency, insolvency
in bankruptcy, dan legal bankruptcy (Brigham dan Gapenski, 1997).
(1) Economic failure
Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan dimana pendapatan
perusahaan tidak dapat menutupi total biaya. Bisnis ini dapat melanjutkan
operasinya sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau
menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar. Meskipun tidak
ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus diganti, perusahaan dapat juga
menjadi sehat secara ekonomi.
(2) Business failure
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang menghentikan operasi dengan
akibat kerugian kepada kreditur.
23
(3) Technical insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical insolvency jika tidak
dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh tempo. Ketidakmampuan
membayar hutang secara teknis menunjukkan kekurangan likuiditas yang
sifatnya sementara, yang jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar
hutangnya dan mampu tetap bertahan. Di sisi lain, jika technical insolvency
adalah gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian pertama
menuju bencana keuangan (financial disaster).
(4) Insolvency in bankruptcy
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan insolvent in bankruptcy jika nilai
buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi ini lebih serius daripada technical
insolvency karena, umumnya, ini adalah tanda economic failure, dan bahkan
mengarah kepada likuidasi bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in
bankruptcy tidak perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum.
(5) Legal bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan tuntutan secara
resmi dengan undang-undang (Brigham dan Gapenski, 1997).
2.1.7 Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan dapat disebabkan karena hasil
keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena
kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru
24
yaitu direktur utama atau Chief Executive Officer (CEO) (Wijayani dan Januarti,
2011). Penelitian ini menggunakan proksi pergantian direktur utama atau CEO
sebagai indikasi terjadinya pergantian manajemen. Pergantian manajemen yang
diproksikan dengan pergantian CEO yang baru mungkin menyebabkan terjadinya
perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP
(Damayanti dan Sudarma, 2008), sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
pergantian manajemen dalam suatu perusahaan maka kemungkinan suatu perusahaan
klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan
kebijakan akuntansi perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan
yang tidak melakukan pergantian manajemen.
2.2 Pembahasan hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian empiris mengenai auditor switching sebelumnya pernah dilakukan
oleh beberapa peneliti, antara lain Damayanti dan Sudarma (2008), Sinarwati (2009),
Wijayani dan Januarti (2011), Hubaib dan Cooke (2005), Naser et al. (2006), dan
Wisnu (2011) namun hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih tidak konsisten.
Damayanti dan Sudarma (2008) melakukan penelitian dengan menguji 6 variabel
independen yaitu pergantian manajemen, opini audit, fee audit, kesulitan keuangan,
ukuran KAP, dan ukuran perubahan ROA. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil
bahwa variabel fee audit dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan terhadap
pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan empat variabel lainnya,
25
yaitu pergantian manajemen, opini audit, kesulitan keuangan dan ukuran perubahan
ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP.
Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma
(2008) adalah sama-sama meneliti variabel pergantian manajemen, kesulitan
keuangan, persentase perubahan ROA dan ukuran KAP. Perbedaan dengan penelitian
tersebut adalah penelitian ini tidak menggunakan variabel opini audit dan fee audit,
tetapi penelitian ini menambahkan variabel pertumbuhan perusahaan, opini going
concern dan reputasi auditor. Penelitian ini juga mengganti proksi yang digunakan
untuk mengukur variabel kesulitan keuangan, dimana pada penelitian yang dilakukan
oleh Damayanti dan Sudarma (2007) menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER)
sedangkan pada penelitian ini, variabel tersebut diukur dengan menggunakan nilai
Altman Z Score.
Sinarwati (2009) melakukan penelitian dengan menguji pengaruh 4 variabel
independen terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Variabel yang
digunakan adalah opini going concern, pergantian manajemen, reputasi auditor, dan
kesulitan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel pergantian
manajemen dan kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel opini going
concern dan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
26
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009)
adalah penelitian ini sama-sama menggunakan variabel pergantian manajemen,
reputasi auditor, kesulitan keuangan dan opini going concern. Perbedaan dengan
penelitian tersebut adalah penelitian ini menambahkan variabel ukuran perusahaan,
pertumbuhan klien dan persentase penurunan ROA. Perbedaan lainnya adalah pada
periode penelitian dan penelitian ini juga mengubah proksi dari variabel kesulitan
keuangan.
Wijayani dan Januarti (2011) melakukan pengujian dengan menggunakan
variabel pergantian manajemen, opini audit, financial distress, perubahan persentase
ROA, ukuran KAP, dan ukuran klien. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa
variabel pergantian manajemen dan ukuran KAP berpengaruh secara signifikan
terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel opini
audit, financial distress, persentase penurunan ROA, dan ukuran klien tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh suatu
perusahaan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan
Januarti (2011) adalah penelitian ini menggunakan variabel pergantian manajemen,
kesulitan keuangan, ukuran perusahaan, reputasi auditor dan persentase perubahan
ROA. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini menambahkan
variabel pertumbuhan klien, dan opini going concern, selain itu penelitian ini
mengganti proksi untuk pengukuran financial distress, dimana variabel kesulitan
27
keuangan diukur dengan menggunakan Altman Z-score sedangkan pada penelitian
tersebut menggunakan nilai DER.
Penelitian yang dilakukan oleh Hubaib dan Cooke (2005) melakukan pengujian
terhadap variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan
berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh
perusahaan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini
menggunakan variabel pergantian manajemen dan kesulitan keuangan, tetapi terdapat
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hubaib dan Cooke (2005) dimana
dalam penelitian ini menambahkan 5 variabel baru yaitu reputasi auditor,
pertumbuhan perusahaan, opini going concern, ukuran perusahaan, dan penurunan
persentase ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Naser et al. (2006) dilakukan dengan menguji
variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, perubahan pada asset, ukuran KAP,
tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan operasional, dan nilai pasar
ekuitas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan,
kesulitan keuangan, perubahan pada aset perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh
secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
Sedangkan variabel tingkat pertumbuhan klien, perubahan pada pendapatan
28
operasional, dan nilai pasar ekuitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pergantian KAP.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini
menggunakan variabel ukuran perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran KAP, dan
tingkat pertumbuhan klien, tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian tersebut,
dimana penelitian ini tidak menggunakan variabel ukuran perusahaan, perubahan
pada aset, perubahan pendapatan operasional, dan nilai pasar ekuitas. Penelitian ini
mengganti variabel-variabel tersebut dengan variabel opini going concern, pergantian
manajemen dan perubahan persentase ROA.
Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu (2011) menguji pengaruh variabel ukuran
perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan keuangan, ukuran Kantor
Akuntan Publik dan opini audit terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh
perusahaan. Hasil dari penelitian tersebut adalah variabel ukuran KAP berpengaruh
secara signifikan terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan,
sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian ini
menggunakan variabel ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, kesulitan
keuangan, dan ukuran KAP. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
tersebut adalah pada penelitian ini menambahkan variabel pergantian manajemen,
persentase perubahan ROA, dan opini going concern dan mengganti proksi dari
29
variabel kesulitan keuangan dengan menggunakan nilai Altman Z-Score. Ringkasan
mengenai penelitian empiris dapat dilihat pada lampiran 4.
30
BAB III
RERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Rerangka Berpikir
Informasi yang dapat diandalkan dan dipercaya sangat dibutuhkan dalam hampir
setiap pengambilan keputusan ekonomi. Suatu informasi dapat dipercaya apabila
adanya penjaminan dari pihak yang independen akan kewajaran informasi tersebut.
Salah satu pihak independen yang dapat memberikan jaminan atas suatu informasi
khususnya informasi keuangan adalah auditor. Jasa penjaminan yang dapat diberikan
oleh pihak auditor adalah jasa audit atas laporan keuangan.
Audit atas laporan keuangan merupakan suatu jaminan yang dapat diberikan oleh
pihak auditor kepada pihak prinsipal dalam hal ini pemilik perusahaan. Penjaminan
ini diberikan karena pihak prinsipal telah menyerahkan tanggung jawab pengelolaan
perusahaannya kepada pihak manajemen yang menyebabkan pihak prinsipal memiliki
pengetahuan yang terbatas akan kebenaran laporan keuangan perusahaan. Auditor
akan mencoba untuk menengahi keterbatasan informasi yang dimiliki prinsipal
dengan cara melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan
melaporkannya kepada para stakeholder.
Profesi akuntan publik, khususnya auditor sebagai pihak ketiga yang dipercaya
oleh stakeholder dalam menilai kewajaran laporan keuangan perusahaan akan selalu
dituntut independesinya. Independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah
dipengaruhi, sehingga auditor akan melaporkan apa yang ditemukan selama proses
31
penyelesaian pekerjaan. Beragam jasa yang dapat diberikan oleh KAP terhadap suatu
perusahaan juga menimbulkan keraguan terhadap independensi profesi akuntan
publik.
Flint (1988) dalam Nasser et al. (2006) menyatakan bahwa independensi akan
menghilang jika auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, karena hal ini
dapat memengaruhi sikap mental dan opini mereka. Perikatan antara klien dan auditor
yang cukup lama dapat mengakibatkan terjadinya ketergantungan yang tinggi dan
akan berdampak pada independensi auditor yang kemudian berpengaruh pada opini
yang diberikan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah perikatan yang
cukup lama antara klien dan KAP adalah dengan cara melakukan pembatasan jangka
waktu perikatan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor. Di Indonesia,
pembatasan jangka waktu audit telah diatur cukup lama oleh pemerintah dengan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 dan diubah
dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003.
Peraturan tersebut mengatur bahwa sebuah KAP dapat mengaudit sebuah klien
dengan jangka waktu 5 tahun berturut-turut, dan bagi seorang akuntan publik dapat
mengaudit sebuah klien dengan jangka waktu 3 tahun berturut-turut. Peraturan
mengenai pembatasan jangka waktu perikatan ini diubah kembali dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
32
17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, yaitu perikatan sebuah KAP dengan
klien yang sama diperbolehkan selama 6 tahun berturut-turut.
Pergantian KAP dalam suatu perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh peraturan
tersebut. Suatu perusahaan dapat mengganti auditornya sebelum jangka waktu yang
telah ditetapkan oleh peraturan. Pergantian KAP yang disebabkan karena adanya
peraturan disebut bersifat mandatory, dan pergantian KAP karena memang keinginan
perusahaan disebut bersifat voluntary. Secara voluntary, perusahaan dapat melakukan
pergantian KAP sebelum jangka waktu yang ditentukan oleh peraturan pemerintah
karena tidak ada aturan yang menerangkan bahwa perusahaan tidak boleh mengganti
KAP yang mengaudit laporan keuangannya sebelum jangka waktu 6 tahun.
Pergantian KAP secara voluntary dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor
dari dalam perusahaan (klien) maupun faktor dari KAP yang melakukan audit.
Penelitian ini mencoba untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian
KAP secara voluntary pada suatu perusahaan. Faktor yang diteliti adalah pergantian
manajemen dalam perusahaan, reputasi auditor, financial distress, ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern, dan penurunan persentase ROA.
Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan sering kali diikuti dengan
bergantinya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Begitu pula dalam
hal pemilihan KAP. Harapan dari manajemen yang baru bahwa KAP yang baru lebih
dapat diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan
oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang
33
akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan (Sinarwati,
2009). Penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009), Wijayani dan Januarti (2011)
menemukan adanya hubungan antara pergantian manajemen yang dilakukan oleh
perusahaan dengan pergantian KAP yang akan melaksanakan audit.
Reputasi dari KAP yang mengaudit suatu perusahaan memiliki pengaruh yang
penting terhadap tingkat kepercayaan investor akan laporan keuangan yang dihasilkan
oleh pihak manajemen. Investor akan lebih cenderung untuk menggunakan laporan
keuangan yang dihasilkan oleh auditor yang bereputasi (Prapitorini dan Januarti,
2007). Hal ini menimbulkan kecenderungan sebuah perusahaan untuk tidak
mengganti KAP yang bereputasi dan memiliki kualitas audit lebih baik. Faktor
reputasi auditor diteliti oleh Wijayani dan Januarti (2011) dan Damayanti (2007)
dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh secara
signifikan terhadap pergantian KAP.
Financial distress atau kesulitan keuangan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini diungkapkan oleh
Sinarwati (2009). Kesulitan keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan akan
mendorong perusahaan untuk mengganti KAP dengan harapan mendapatkan KAP
yang menawarkan fee audit yang lebih murah. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nasser et al. (2006) yang menemukan bahwa variabel
financial distress memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP dalam
suatu perusahaan.
34
Pada perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, maka permintaan akan
KAP yang tidak hanya mampu untuk melakukan penugasan audit tapi juga mampu
untuk menyediakan layanan jasa non-audit akan diperlukan untuk perluasan
peningkatan perusahaan. Oleh karena itu, bisnis yang berkembang diharapkan akan
lebih cenderung untuk mempertahankan KAP mereka dibandingkan dengan
perusahaan lain yang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah (Martina, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) dan Prastiwi dan Wilsya (2008)
menemukan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan
perusahaan dengan pergantian KAP yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Perusahaan dalam hal ini klien audit akan lebih menyukai apabila laporan
keuangan perusahaannya mendapat opini wajar tanpa pengecualian (Kawijaya dan
Juniarti, 2002). Chow dan Rice (1982) dalam Wijayani dan Januarti (2011)
memperoleh bukti empiris yang menyatakan bahwa perusahaan cenderung untuk
berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Opini
going concern merupakan salah satu jenis qualified opinion yang dapat diberikan
oleh auditor atas laporan keuangan suatu perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Carcello dan Neal (2003) menyatakan bahwa pengaudit sering kali percaya bahwa
mereka akan lebih mungkin diganti jika mengeluarkan opini audit going concern.
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat
digunakan untuk menilai efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset
yang dimiliki untuk menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA
35
berarti semakin efektif pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik
pula prospek bisnisnya (Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki
nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan
kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan
menurun, manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan
mendapatkan auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase
ROA tersebut (Wijayani dan Januarti, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh
Mardiyah (2002) menemukan bahwa terdapat pengaruh penurunan rasio ROA dalam
suatu perusahaan terhadap pergantian KAP.
Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks.
Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit
yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari,
2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang
lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena
analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu
yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil
cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari
KAP Big 4 ke KAP non Big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan
(biaya monitoring) (Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al.
36
(2001) menemukan bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap
pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Hipotesis dalam penelitian ini akan dianalisis menggunakan teknik analisis
regresi logistik. Ghozali (2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan
untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan
variabel bebasnya. Adapun rerangka berpikir dalam penelitian ini dapat disajikan
pada Gambar 3.1 berikut.
37
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian
disusun konsep yang menjelaskan hubungan antarvariabel dalam penelitian ini.
Konsep penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian
TeoriKeagenan
&Teori Harapan
Kajian Empiris
1. Damayanti danSudarma (2008)2. Sinarwati (2010)3. Wijayani dan Januarti(2011)4. Hubabib dan Cooke(2005)5. Nasser et al. (2006)6. Wisnu (2011)
Hipotesis
Pengujian
Hasil danKesimpulan
38
empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep tersebut dapat
disajikan dalam Gambar 3.2 berikut.
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
Pergantian Manajemen
Kajian Teoritis
Teori Keagenan & Teori Harapan
H1
PergantianKAP
PertumbuhanPerusahaan
Opini Going Concern
Kesulitan Keuangan
Reputasi Auditor H2
H3
H4
H5
Ukuran Perusahaan
Penurunan PersentaseROA
H6
H7
39
3.3. Hipotesis Penelitian
3.3.1 Pengaruh pergantian manajemen terhadap pergantian KAP
Pergantian manajemen dapat terjadi pada suatu perusahaan. Pergantian ini dapat
terjadi berdasarkan atas hasil keputusan rapat umum pemegang saham maupun terjadi
karena keinginan individu dari pihak CEO perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011).
Pergantian manajemen umumnya akan diikuti dengan perubahan kebijakan yang
terjadi dalam suatu perusahaan, dimana perubahan tersebut juga menyangkut dalam
hal pemilihan KAP. Harapan manajemen yang baru bahwa KAP yang baru lebih bisa
diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh
manajemen, dan juga disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor
yang akan digunakannya, maka pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan.
Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan
akuntansinya (Nagy, 2005), sehingga dengan adanya pergantian manajemen maka
kemungkinan akan terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
sepaham dengan kebijakan dari manajemen yang baru akan meningkat.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H1: Pergantian manajemen berpengaruh positif pada pergantian KAP
40
3.3.2 Pengaruh reputasi auditor terhadap pergantian KAP
Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Hilda (2009) menyatakan bahwa
KAP besar dalam hal ini KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four akan
mempunyai kemampuan melakukan penugasan audit yang lebih tinggi dibandingkan
KAP kecil atau non Big Four, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang
lebih baik. Perusahaan tentunya akan lebih memilih KAP dengan kualitas yang lebih
baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan reputasi perusahaan di mata
pengguna laporan keuangan khususnya pemegang saham. Kualitas audit yang lebih
tinggi tentunya akan dibarengi dengan usaha dari KAP tersebut untuk
mempertahankan independensi yang dimiliki. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
suatu perusahaan yang telah menggunakan jasa KAP besar akan memiliki
kemungkinan yang kecil untuk berganti KAP (Wijayani dan Januarti, 2011).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H2: Reputasi auditor berpengaruh negatif pada pergantian KAP
3.3.3 Pengaruh kesulitan keuangan terhadap pergantian KAP
Kesulitan keuangan yang dialami oleh sebuah perusahaan akan menjadi
pendorong yang kuat bagi perusahaan tersebut untuk berganti KAP. Penelitian yang
dilakukan oleh Schwartz dan Soo (1995) dalam Damayanti dan Sudarma (2007)
menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada
perusahaan yang tidak bangkrut. Penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke
41
(2005) menyatakan bahwa perusahaan dengan tekanan finansial cenderung untuk
mengganti KAP dibandingkan dengan perusahaan yang lebih sehat. Hal ini dilakukan
oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan mendapatkan KAP yang
menawarkan fee audit yang lebih rendah dibandingkan dengan KAP sebelumnya.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H3: Kesulitan keuangan berpengaruh positif pada pergantian KAP
3.3.4 Pengaruh pertumbuhan perusahaan klien terhadap pergantian KAP
Perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan, maka permintaan terhadap
KAP yang mampu untuk menyediakan layanan jasa non-audit diperlukan untuk
perluasan peningkatan perusahaan. Hal ini menyebabkan, perusahaan yang
bertumbuh diharapkan untuk lebih cenderung mempertahankan KAP mereka
daripada rekan-rekan mereka yang mengalami pertumbuhan yang lebih rendah
(Martina, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) meneliti 16.976
perusahaan COMPUSTAT di US selama periode 20 tahun dan menemukan bahwa
audit tenure secara signifikan dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien.
Literatur menunjukkan bahwa lamanya perikatan sebuah perusahaan dan KAP
dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan klien, dihipotesiskan lamanya perikatan pada
klien dengan pertumbuhan tinggi di Indonesia lebih panjang daripada klien dengan
pertumbuhan rendah (Martina, 2010). Hal ini menyebabkan klien dengan
pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk tidak berganti KAP.
42
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP.
3.3.5 Pengaruh opini going concern terhadap pergantian KAP
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk
memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
(SPAP, 2001). Opini audit ini merupakan bagian dari opini audit wajar tanpa
pengecualian dengan bahasa penjelas yang menjelaskan mengenai keraguan auditor
akan kelangsungan hidup perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Jones (1996),
Melumad dan Ziv (1997) dalam Sinarwati (2010) menyatakan bahwa jika suatu
perusahaan mendapat opini going concern maka akan mendapatkan suatu respon
harga saham negatif sehingga besar kemungkinan akan dilakukan pergantian auditor
oleh manajemen jika auditor mengeluarkan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H5: Opini going concern berpengaruh positif pada pergantian KAP.
3.3.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP
ROA merupakan salah satu indikator bisnis yang dapat digunakan untuk menilai
efektivitas sebuah perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif
pengelolaan aset yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya
43
(Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah
cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga
prospek bisnisnya menurun. Ketika kondisi keuangan perusahaan menurun,
manajemen cenderung mengganti auditornya dengan harapan akan mendapatkan
auditor yang mampu untuk menyembunyikan penurunan persentase ROA tersebut
(Wijayani dan Januarti, 2011).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H6: Penurunan persentase ROA berpengaruh positif pada pergantian KAP.
3.3.7 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pergantian KAP
Ukuran perusahaan klien yang besar memiliki operasional bisnis yang kompleks.
Ukuran perusahaan ini akan membawa dampak pada pemilihan perusahaan audit
yang dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan (Suryandari,
2012). KAP yang berkualitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kredibilitas
perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Perusahaan besar memiliki insentif yang
lebih besar daripada perusahaan kecil untuk mempertahankan auditor mereka karena
analis keuangan akan meneliti mengenai pemecatan auditor sebelum jangka waktu
yang ditentukan (Carcello dan Neal, 2003). Ukuran perusahaan yang lebih kecil
cenderung untuk melakukan pergantian KAP dengan melakukan perpindahan dari
KAP big 4 ke KAP non big 4 dengan harapan untuk mengurangi biaya keagenan
(Suryandari, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) menemukan
44
bahwa ukuran klien berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
H7: Ukuran perusahaan berpengaruh negatif pada pergantian KAP
45
BAB IV
METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menerangkan rencana dari struktur riset yang mengarahkan
proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan
efektif. Bab sebelumnya telah menjelaskan mengenai latar belakang, masalah, tujuan,
manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Peneliti setelah menjelaskan hal
tersebut, maka tahapan selanjutnya adalah mempersiapkan data penelitian dan
menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang
diperoleh, masalah, dan hipotesis penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang
diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market
Directory (ICMD). Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu: variabel independen
yaitu pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern, persentase
penurunan ROA dan variabel dependen yaitu pergantian KAP.
Pengujian mengenai pengaruh pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan
keuangan, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, opini audit going concern
dan persentase penurunan ROA pada pergantian KAP dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi logistik. Hasil pengujian regresi logistik kemudian
dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan juga disusun sesuai dengan
46
masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan. Tahapan-tahapan tersebut dapat
disajikan dalam bentuk rancangan penelitian seperti pada Gambar 4.1 berikut.
47
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
LATAR BELAKANG
MASALAHPENELITIAN
KAJIANPUSTAKA
HIPOTESISPENELITIAN
TUJUANPENELITIAN
MANFAATPENELITIAN
RancanganPenelitian
VariabelPenelitian
Data
PenelitianPurposiveSampling
Data SekunderICMD & BEI
Kuantitatif
Independen
1. PergantianManajemen
2. Reputasiauditor
3. KesulitanKeuangan
4. Pertumbuhan Perusahaan
5. Opini GC6. Penurunan
ROA7. Ukuran
Perusahaan
DependenPergantian KAP
Saran dan Implikasi
KesimpulanPenelitian
Hasil Pengujiandan
Pembahasan
Regresi Logistik
48
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia yang menyediakan data
laporan keuangan auditan dengan mengakses dan mengunduh situs resmi Bursa Efek
Indonesia melalui website www.idx.co.id. Objek penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
perioda 2008-2011. Perusahaan tersebut dipilih dari daftar perusahaan yang terbuka
(go public) dan ada dalam ICMD. Alasan sampel penelitian ini diambil dari ICMD
adalah (1) daftar perusahaan telah dikelompokkan dalam beberapa industri dan sub-
sub kelompok industri, dan (2) perusahaan yang bersifat terbuka akan berusaha
sekuat tenaga untuk meningkatkan reputasinya melalui berbagai informasi (Badera,
2008).
4.3 Data Penelitian
4.3.1 Jenis data
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
(1) Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang
diangkakan (Sugiyono, 2007:13). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2011.
49
(2) Data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar
(Sugiyono, 2007:13). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah laporan
auditor independen dan laporan tahunan perusahaan.
4.3.2 Sumber data
Penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal, yaitu data yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2007:129). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan ICMD.
4.3.3 Metoda penentuan sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2008-2011. Sampel
adalah bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2007:73). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metoda purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria
tertentu (Sugiyono, 2007:78). Kriteria yang dipertimbangkan dalam pengambilan
sampel penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Perusahaan yang terdaftar secara berturut-turut selama perioda pengamatan
yaitu 2008-2011.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangannya dalam mata uang rupiah
untuk perioda yang berakhir pada 31 Desember dan telah diaudit oleh auditor
independen dari tahun 2008-2011.
50
3. Perusahaan melakukan pergantian KAP selama tahun amatan.
4. Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP secara mandatory selama tahun
amatan.
5. Perusahaan memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti.
Proses pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tampak dalamTabel 4.1.
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel
No KriteriaJumlah
Perusahaan1 Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
perioda 2008-2011. 394
2 Perusahaan yang tidak terdaftar secara berturut-turut diBursa Efek Indonesia selama perioda 2008-2011. (33)
3 Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangannya dalamRupiah, berakhir pada 31 Desember dan diaudit olehauditor independen.
(15)
4 Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP selamatahun amatan. (151)
5 Perusahaan yang melakukan pergantian KAP secaramandatory selama tahun amatan. (29)
6 Perusahaan tidak memiliki data yang lengkap (48)
Jumlah Sampel Akhir 118Tahun Pengamatan 4Jumlah Pengamatan 472
Sumber: BEI, Hasil Pengolahan Data
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Identifikasi variabel
Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
51
(1) Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2007:33). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP.
(2) Variabel bebas atau independen adalah variabel yang memengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat
(Sugiyono, 2007:33). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
pergantian manajemen, reputasi auditor, kesulitan keuangan, ukuran
perusahaan, pertumbuhan perusahaan, penurunan persentase ROA, dan opini
going concern.
4.4.2 Definisi operasional variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada
variabel dalam bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran
kriteria (Ikhsan, 2008:62). Definisi operasional harus memiliki acuan empiris untuk
mengukur variabel dengan cara mendapatkan informasi yang dapat dimengerti.
4.4.2.1 Pergantian Manajemen
Pergantian manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pergantian
presiden direktur dari suatu perusahaan (Damayanti, 2007). Variabel pergantian
manajemen dalam penelitian ini adalah variabel dummy, dimana nilai 1 diberikan
apabila terjadi pergantian manajemen dan nilai 0 diberikan apabila tidak terjadi
pergantian manajemen dari tahun sebelumnya.
52
4.4.2.2 Reputasi auditor
Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang
auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut (Sinarwati, 2009). Reputasi
auditor dalam penelitian ini diproksikan dengan apakah KAP tersebut berafiliasi
dengan KAP The Big Four atau tidak. Variabel ini diukur menggunakan variabel
dummy, dimana KAP yang berafiliasi dengan The Big Four Auditors diberi kode 1,
dan jika tidak diberi kode 0.
4.4.2.3 Kesulitan Keuangan
Kesulitan keuangan telah didefinisikan oleh banyak peneliti. Peneliti tersebut
antara lain Ross dan Westerfield (1996 : 808) yang mendefinisikan financial distress
sebagai suatu di mana cash flow operasi perusahaan tidak mampu menutupi atau
mencukupi kewajiban saat ini, financial distress dapat membawa suatu perusahaan
mengalami kegagalan (corporate failure) pada kontraknya yang akhirnya dapat
dilakukan restrukturisasi financial antara perusahaan, kreditur-kreditur dan investor-
investor. Penelitian ini memproksikan kesulitan keuangan dengan cara menggunakan
pengukuran yang dilakukan oleh Altman dengan Altman Z score. Perhitungan
Altman Z score dapat dirumuskan sebagai berikut:
Z Score = 0,717 WC/TA + 0,847 RE/TA + 3,107 EBIT/TA + 0,420 MVE/BVD +
0,998 S/TA
53
Keterangan
1. WC/TA : Working Capital to Total Assets : perbandingan antara modal kerja
(bersih) dan total aset.
2. RE/TA : Retained Earning to Total Assets : perbandingan antara saldo laba
dan total aset.
3. EBIT/TA : Earning Before Interest and Tax to Total Assets : perbandingan
antara laba sebelum biaya bunga dan pajak dengan total aset.
4. MVE/BVD: Market Value Equity to Book Value of Debt : perbandingan
antara nilai pasar ekuitas dan nilai buku utang.
5. S/TA : Sales to Total Assets : perbandingan antara penjualan dan total aset.
Dari model Altman Z-Score tersebut, maka kondisi perusahaan di bagi menjadi
tiga kategori, yaitu :
1. Apabila nilai Z-Score di atas 2,90 (Z-Score > 2,90) diklasifikasikan sebagai
perusahaan yang sehat dan diberikan nilai 1.
2. Apabila nilai Z-Score antara 1,80 sampai 2,90 (1,80 < Z-Score < 2,90)
diklasifikasikan sebagai perusahaan berada dalam daerah kelabu (grey area)
dan diberikan nilai 2.
3. Apabila nilai Z-Score di bawah 1,80 (Z-Score < 1,80) diklasifikasikan sebagai
perusahaan yang berpotensi bangkrut dan diberikan nilai 3.
54
4.4.2.4 Pertumbuhan Perusahaan
Variabel pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio
pertumbuhan penjualan, karena penjualan merupakan kegiatan operasi utama auditee.
Penggunaan rasio ini dikarenakan rasio ini dapat mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan
ekonomi secara keseluruhan (Weston dan Copeland, 1992 dalam Setyarno et al,
2006). Rasio ini diukur dengan cara mengurangi antara penjualan di tahun t dengan
penjualan di tahun t-1 dan kemudian hasil tersebut dibagi dengan penjualan pada
tahun t-1. Adapun cara menghitungnya sebagai berikut:
ΔS =1
1
t
tt
S
SS …………….………………..……………….(3.1)
Keterangan:
ΔS = pertumbuhan dalam penjualan periode t dari periode t-1
St = penjualan bersih pada periode t
St-1 = penjualan bersih pada periode t-1
4.4.2.5 Opini Going concern
Variabel opini going concern dalam penelitian ini adalah variabel dummy, jika
perusahaan mendapatkan opini going concern maka diberi kode 1 dan jika tidak
diberi kode 0. Perusahaan dikategorikan mendapatkan opini going concern jika dalam
laporan auditor independen terdapat pernyataan auditor atas kelangsungan hidup
entitas, baik yang tertera dalam paragraf ke empat laporan auditor independen
maupun dalam penjelasan atas laporan keuangan auditan (Sinarwati, 2009).
55
Penerimaan opini going concern atas laporan keuangan periode sebelumnya akan di
bandingkan dengan pergantian KAP pada periode berikutnya.
4.4.2.6 Penurunan Persentase ROA
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menilai seberapa tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki. Nilai rasio diukur berdasarkan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak perusahaan dibagi dengan total aset yang dimiliki
pada akhir tahun. Rumus perhitungan ROA adalah:
TA
EATROA
Keterangan:
ROA = Return On Asset
EAT = Laba setelah pajak
TA = Total Aset
Penurunan persentase ROA dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
cara yang dilakukan oleh Sudarma dan Damayanti (2007), yaitu dengan rumus:
%1001
1 xROA
ROAROAROA
t
tt
Keterangan:
ΔROA = perubahan dalam ROA periode t dari periode t-1
ROAt = ROA pada periode t
ROAt-1= ROA pada periode t-1
56
4.4.2.7 Ukuran Perusahaan
Ukuran sebuah perusahaan dapat dilihat dengan cara menghitung besarnya aset
yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Semakin besar total aset sebuah perusahaan
mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar dan sebaliknya. (Wijayani
dan Januarti, 2011). Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan
melakukan ln atas total aset perusahaan (Nasser et al, 2006).
4.4.2.8 Pergantian KAP
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pergantian KAP. Variabel
pergantian KAP diukur menggunakan variabel dummy. Nilai 1 diberikan apabila
terjadi pergantian KAP dibandingkan tahun sebelumnya, dan nilai 0 bila tidak terjadi
pergantian KAP dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
4.5 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel terikatnya yaitu pergantian KAP merupakan data kualitatif
yang menggunakan variabel dummy (Sumodiningrat, 2007:334) dan variabel
bebasnya merupakan kombinasi antara variabel metrik dan non-metrik. Ghozali
(2006:225) menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah
probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya.
Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data pada
variabel bebasnya (Ghozali, 2006:225), dan mengabaikan heteroskedastisitas
57
(Gujarati, 2003:597). Analisis regresi logistik dilakukan dengan menggunakan
bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 15.0 for Windows.
Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam
persamaan berikut.
ROAGCPPUPKKRAPMPKAPP
PKAPPLn 7654321)(1
)(
Keterangan:
α = konstanta
PKAP = Pergantian KAP
PM = Pergantian Manajemen
RA = Reputasi Auditor
KK = Kesulitan Keuangan
UP = Ukuran Perusahaan
PP = Pertumbuhan Perusahaan
GC = Opini Going concern
ROA = Persentase Perubahan ROA
βi = koefisien regresi, dimana i=1,2,3,..dst
ε = error
58
Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan regresi logistik dapat dijelaskan
sebagai berikut.
(1) Menilai kelayakan model regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan
model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat
dikatakan fit). Nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
sama dengan atau kurang dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol ditolak yang
menjelaskan adanya perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model tidak
dapat memprediksi nilai observasinya. Nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, berarti bahwa hipotesis nol tidak
dapat ditolak dan model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya
(Ghozali, 2006:233).
(2) Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -
2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0), dimana model hanya
memasukkan konstanta dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir
(Block Number = 1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel
59
bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 > nilai -2LL Block Number = 1,
hal ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model
yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006: 233).
(3) Koefisien determinasi (Nagelkerke R square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan
dengan nilai Nagelkerke R square. Nilai Nagelkerke R square menunjukkan
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel
independen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
model penelitian (Ghozali, 2006:233).
(4) Tabel klasifikasi
Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat. Kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat
dinyatakan dalan persen.
(5) Uji multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi
yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam
regresi logistik menggunakan matriks korelasi antarvariabel bebas untuk
melihat besarnya korelasi antarvariabel bebas. Apabila nilai koefisien korelasi
antar variabel bebas lebih kecil dari 0,8 berarti tidak terdapat gejala
60
multikolinearitas yang serius antar variabel bebas tersebut (Kuncoro,
2004:240).
(6) Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis
Estimasi parameter dari model dapat dilihat pada output Variable in the
Equation. Output Variable in the Equation menunjukkan nilai koefisien
regresi dan tingkat signifikansinya. Koefisien regresi dari tiap variabel-
variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan antarvariabel. Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini merupakan uji satu sisi yang dilakukan dengan
cara membandingkan antara tingkat signifikansi (sig) dengan tingkat
kesalahan (α) = 5%. Apabila sig < α maka dapat dikatakan variabel bebas
berpengaruh signifikan pada variabel terikat.
61
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Deskripsi Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebagai populasi penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah
ditetapkan, diperoleh sebanyak 118 perusahaan sebagai sampel penelitian untuk
periode 4 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dengan total amatan
mencapai 472 amatan. Deskripsi dari sampel penelitian disajikan dalam tabel 5.1.
Tabel 5.1Deskripsi Sampel Penelitian
Variabel Dummy Jumlah Total amatanPKAP Kode 0
Kode 1278194
472
PM Kode 0Kode 1
37597
472
RA Kode 0Kode 1
40171
472
KK Kode 1Kode 2Kode 3
31433
125472
GC Kode 0Kode 1
38686
472
PP Nilai Minimum-3,94
Nilai Maksimum9,46
472
UP Nilai Minimum20,94
Nilai Maksimum32,75
472
ROA Nilai Minimum-29,66
Nilai Maksimum26,34
472
Sumber: Hasil pengolahan data
Kode 1 adalah simbol dari amatan yang melakukan pergantian KAP,
melakukan pergantian manajemen (PM), menggunakan auditor yang berafiliasi
dengan KAP Big 4 (RA), mendapatkan opini audit going concern (GC). Kode 0
62
adalah simbol dari amatan yang tidak melakukan pergantian KAP, tidak
melakukan pergantian manajemen (PM), tidak menggunakan auditor yang
berafiliasi dengan KAP Big 4 (RA), dan tidak mendapatkan opini audit going
concern (GC). Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa dari 472 amatan,
194 amatan melakukan pergantian KAP (PKAP) dan 278 tidak. Pengamatan
yang dilakukan terhadap variabel pergantian manajemen (PM) menunjukkan
bahwa terhadap 97 amatan yang melakukan pergantian manajemen, sedangkan
375 amatan tidak melakukan pergantian manajemen. Variabel reputasi auditor
(RA) menunjukkan bahwa dari 472 amatan, sebesar 71 amatan menggunakan
auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4 sedangkan sisanya sebesar 401 tidak
menggunakan auditor yang berafiliasi dengan KAP Big 4, untuk variabel
kesulitan keuangan (KK), menunjukkan hasil bahwa dari 472 amatan yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, 314 amatan berada pada zona aman,
sebanyak 33 amatan berada pada zona abu-abu dan sebanyak 125 amatan berada
pada zona distress. Variabel opini going concern menunjukkan hasil bahwa dari
472 amatan, sebanyak 86 amatan mendapatkan opini audit going concern (GC),
sedangkan sisanya sebesar 386 tidak mendapatkan opini audit going concern.
5.2 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif disajikan untuk menjelaskan deskripsi data dari seluruh
variabel yang dimasukkan dalam konsep penelitian. Tabel 5.2 menunjukkan statistik
deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
63
Tabel 5.2Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Standar DeviasiPKAP 472 0.00 1.00 0.4110 0.49254PM 472 0.00 1.00 0.2203 0.41491RA 472 0.00 1.00 0.1801 0.38467KK 472 1.00 3.00 1.6843 0.90524PP 472 -3.94 9.46 0.2303 0.96965GC 472 0.00 1.00 0.2225 0.41634ROA 472 -29.66 26.34 -0.0880 4.23484UP 472 20.94 32.75 27.4201 1.94501
Sumber: Lampiran 2
Statistik deskriptif pada tabel 5.2 menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum,
mean dan standar deviasi masing-masing variabel. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat
diketahui bahwa:
1. Variabel pergantian kantor akuntan publik (PKAP) memiliki nilai terendah 0,00,
nilai tertinggi 1,00, mean 0,411 dan standar deviasi 0,49254. Nilai mean
pergantian kantor akuntan publik (PKAP) sebesar 0,411 yang lebih kecil
daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah 0,
yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.
2. Variabel pergantian manajemen menunjukkan nilai terendah 0,00, nilai tertinggi
1,00, mean 0,2203 dan standar deviasi 0,41491. Hal ini berarti bahwa rata-rata
amatan yang melakukan pergantian manajemen (PM) sebesar 0,2203 yang lebih
kecil daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang paling sering muncul adalah
0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian
manajemen.
64
3. Variabel reputasi auditor menunjukkan nilai terendah 0,00, nilai tertinggi 1,00,
mean 0,1801 dan standar deviasi 0,38467. Hal ini berarti bahwa rata-rata amatan
yang menggunakan KAP yang bereputasi (berafiliasi dengan The Big Four)
sebesar 0,1801 yang lebih kecil daripada 0,50 menunjukkan bahwa nilai yang
paling sering muncul adalah 0, yang merupakan kode untuk perusahaan yang
tidak menggunakan KAP yang berafiliasi dengan The Big Four.
4. Variabel kesulitan keuangan (KK) yang diproksikan dengan The Altman Z score
menunjukkan nilai minimum 1,00; nilai maksimum 3,00; mean 1,6843 dan
standar deviasi 0,90524. Nilai rata-rata kesulitan keuangan yang kurang daripada
2,00 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel tergolong perusahaan
yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Dari 472 amatan, 314 amatan berada
pada zona aman, 33 amatan berada pada zona abu-abu dan 125 perusahaan
berada pada zona distress.
5. Variabel pertumbuhan perusahaan (PP) yang diukur dengan pertumbuhan
penjualan menunjukkan nilai minimum -3,94; nilai maksimum 9,46; mean
0,2303 dan standar deviasi 0,96965. Nilai rata-rata pertumbuhan perusahaan
sebesar 0,2303 yang lebih besar dibandingkan 0, menunjukkan bahwa
perusahaan yang mengalami pertumbuhan lebih banyak dibandingkan
perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan, hal ini terlihat dari 472 sampel
pengamatan, 326 perusahaan mengalami pertumbuhan dan 146 perusahaan tidak
mengalami pertumbuhan.
65
6. Variabel opini going concern (GC) menunjukkan nilai terendah 0,00; nilai
tertinggi 1,00, mean 0,2225 dan standar deviasi 0,41634. Hal ini berarti bahwa
rata-rata amatan mendapatkan opini going concern 0,2225 yang lebih kecil dari
0,50 dengan demikian nilai yang lebih sering muncul adalah 0, yang merupakan
kode untuk perusahaan yang tidak menerima opini going concern.
7. Variabel penurunan persentase ROA menunjukkan nilai terendah -29.66; nilai
tertinggi 26,34, mean -0,0880 dan standar deviasi 4,234. Dari 472 amatan yang
ada, 264 amatan memiliki nilai ROA yang positif dan sisanya sebanyak 208
amatan memiliki nilai ROA yang negatif.
8. Variabel ukuran perusahaan menunjukkan nilai minimum 20,94, nilai tertinggi
32,75, mean 27,42 dan standar deviasi 1,945. Nilai rata-rata ukuran perusahaan
sebesar 27,42 lebih cenderung pada nilai maksimum, hal ini menunjukkan bahwa
lebih banyak perusahaan sampel yang ukuran perusahaan tergolong skala besar.
5.3 Hasil Uji Regresi Logistik
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan pergantian KAP dan
tidak melakukan pergantian KAP). Ghozali (2006) menyatakan bahwa regresi logistik
digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat
diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006) dan
mengabaikan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).
66
5.3.1 Menilai Kelayakan Model Regresi
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s
Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Hasil
pengujian menunjukkan nilai chisquare sebesar 4,087 dengan signifikansi sebesar
0,849 yang nilainya lebih besar daripada 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model mampu untuk memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. Hasil Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test disajikan pada lampiran 3.
5.3.2 Menilai Keseluruhan Model (overall model fit)
Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2
Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0), dimana model hanya
memasukkan konstanta, dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block
Number=1), dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Nilai -2LL
awal adalah sebesar 639,304 dan setelah dimasukkan ketujuh variabel independen,
maka nilai -2LL akhirnya mengalami penurunan menjadi sebesar 585,096. Penurunan
nilai -2LL ini menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model
yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil penilaian keseluruhan model disajikan
pada lampiran 3.
67
5.3.3 Koefisien determinasi (Nagelkerke R Square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan
dengan nilai Nagelkerke R square. Berdasarkan hasil pengujian yang ditujukkan pada
Lampiran 3, nilai Nagelkerke R square adalah sebesar 0,146 yang berarti variabilitas
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar
14,6 persen, sedangkan sisanya sebesar 85,4 persen dijelaskan oleh variabel-variabel
lain di luar model penelitian.
5.3.4 Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk
memprediksi probabilitas pergantian KAP oleh perusahaan. Kekuatan prediksi dari
model regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat dinyatakan
dalam persen. Hasil pengujian ditampilkan dalam tabel 5.3.
Tabel 5.3 Tabel Klasifikasi
Observed
PredictedPKAP Percentage
Correct0.00 1.00
Step 1 PKAP .00 208 70 74.81.00 105 89 45.9
Overall Percentage 62.9Sumber: Lampiran 3
Tampilan dalam Tabel tersebut menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 45,9
persen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi tersebut,
terdapat sebanyak 89 perusahaan (45,9%) yang diprediksi akan melakukan pergantian
KAP dari total 194 perusahaan yang melakukan pergantian KAP. Kekuatan prediksi
68
dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan tidak melakukan
pergantian KAP adalah 74,8 persen. Dengan model regresi tersebut, terdapat
sebanyak 208 perusahaan (74,8%) yang diprediksi tidak melakukan pergantian KAP
dari total 278 perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP.
5.3.5 Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak menunjukkan adanya gejala
korelasi yang kuat diantara variabel bebasnya. Pengujian multikolinearitas dalam
regresi logistik menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat
besarnya korelasi antarvariabel bebas. Hasil pengujian ditampilkan dalam Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Matriks KorelasiConstant PM RA KK UP PP GC ROA
Step 1 Constant 1.000 -0.045 0.122 -0.083 -0.990 0.085 -0.181 0.045PM -0.045 1.000 -0.006 -0.121 0.025 0.029 -0.055 0.037RA 0.122 -0.006 1.000 -0.041 -0.144 0.070 0.021 -0.058KK -0.083 -0.121 -0.046 1.000 -0.028 -0.070 -0.185 -0.033UP -0.990 0.025 -0.144 -0.028 1.000 -0.099 0.173 -0.038PP 0.085 0.029 0.070 -0.070 -0.099 1.000 0.052 -0.134GC -0.181 -0.055 0.021 -0.185 0.173 0.052 1.000 -0.003
ROA 0.045 0.037 -0.058 -0.033 -0.038 -0.134 -0.003 1.000
Sumber: Lampiran 3
Menurut Ghozali (2006), jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup
tinggi diatas 0,90 maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinaritas. Hasil
pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel independen
yang nilainya lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan tidak terdapat indikasi
multikolinearitas antar variabel independen.
69
5.3.6 Model regresi logistik yang terbentuk dan pengujian hipotesis
Model regresi logistik dapat dibentuk dengan melihat pada nilai estimasi
paramater dalam Variables in The Equation. Model regresi yang terbentuk
berdasarkan nilai estimasi parameter dalam Variables in The Equation adalah sebagai
berikut ini.
PPUPKKRAPMPKAPp
PKAPp142.0130.0280.0026.1610.0830.3
)(1
)(ln
ROAGC 19.0894.0
Estimasi parameter dari model dan tingkat signifikansinya dapat dilihat pada Tabel
5.5.
Tabel 5.5 Variables in The EquationB S.E. Wald Df Sig Exp(B)
Step 1a PM .610 .239 6.515 1 .011 1.840RA -1.026 .304 11.407 1 .001 .358KK -.280 .118 5.652 1 .017 .756UP -.130 .055 5.609 1 .018 .878PP .142 .106 1.773 1 .183 1.152GC -.894 .266 11.297 1 .001 .409
ROA 0.19 .024 .585 1 .444 1.019Constant 3.830 1.511 6.422 1 .011 46.071
Sumber: Lampiran 3
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat
signifikansi (sig) dengan tingkat kesalahan () = 5%. Berdasarkan Tabel 5.5 dapat
diinterpretasikan hasil sebagai berikut.
(1) Pengujian hipotesis pertama (H1)
Hipotesis pertama menyatakan bahwa pergantian manajemen berpengaruh positif
pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel pergantian
70
manajemen memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,610 dengan tingkat
signifikansi 0,011 yang lebih rendah dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap
pergantian KAP atau dengan kata lain H1 diterima.
(2) Pengujian hipotesis kedua (H2)
Hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif
pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel reputasi auditor
yang diproksikan dengan apakah memiliki perikatan dengan KAP Big Four
memiliki koefisien regresi negatif sebesar -1,026 dengan tingkat signifikansi
0,001 yang lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP
atau dengan kata lain H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa apabila suatu
perusahaan memiliki perikatan dengan KAP Big Four, maka akan semakin kecil
kemungkinan perusahaan tersebut untuk mengganti KAP.
(3) Pengujian hipotesis ketiga (H3)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa kesulitan keuangan berpengaruh positif pada
pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel kesulitan keuangan yang
diproksikan dengan Altman Z-Score memiliki koefisien regresi negatif sebesar -
0,280 dengan tingkat signifikansi 0,017 yang lebih kecil dari (5%).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kesulitan keuangan
71
berpengaruh terhadap pergantian KAP namun dengan arah yang berbeda dengan
yang dihipotesiskan atau dengan kata lain H3 ditolak.
(4) Pengujian hipotesis kelima (H4)
Hipotesis kelima menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh
negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel
pertumbuhan perusahaan yang diproksikan dengan pertumbuhan penjualan bersih
perusahaan memiliki koefisien regresi positif sebesar 0,142 dengan tingkat
signifikansi 0,183 yang lebih besar dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H4 ditolak.
(5) Pengujian hipotesis keenam (H5)
Hipotesis keenam menyatakan bahwa opini going concern berpengaruh positif
pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel opini going
concern yang diproksikan dengan variabel dummy memiliki koefisien regresi
negatif sebesar -0,894 dengan tingkat signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari
(5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel opini going
concern berpengaruh terhadap pergantian KAP namun arahnya berbeda dengan
yang dihipotesiskan atau dengan kata lain H5 ditolak.
(6) Pengujian hipotesis ketujuh (H6)
Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa penurunan persentase ROA berpengaruh
positif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel penurunan
72
persentase ROA yang diukur dari rasio ROA memiliki koefisien regresi positif
sebesar 0.19 dengan tingkat signifikansi 0,444 yang lebih besar dari (5%).
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP atau dengan kata lain H6 ditolak.
(7) Pengujian hipotesis keempat (H7)
Hipotesis keempat menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh
negatif pada pergantian KAP. Hasil pengujian menunjukkan variabel ukuran
perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural (ln) total aset memiliki
koefisien regresi negatif sebesar -0,130 dengan tingkat signifikansi 0,018 yang
lebih kecil dari (5%). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap pergantian KAP atau
dengan kata lain H7 diterima. Hal ini berarti bahwa semakin besar sebuah
perusahaan yang diukur dengan total aset yang dimiliki maka akan semakin kecil
kemungkinan perusahaan tersebut melakukan pergantian KAP.
73
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pengaruh Pergantian Manajemen terhadap Pergantian KAP
Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan umumnya akan diikuti dengan
perubahan kebijakan, dimana perubahan tersebut juga menyangkut dalam hal
pemilihan KAP. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan
pelaporan akuntansinya (Nagy, 2005). Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,610 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,011 yang lebih rendah dibandingkan (5%).
Hal ini menunjukkan bahwa pergantian manajemen yang terjadi dalam suatu
perusahaan akan memperbesar kemungkinan terjadinya pergantian KAP pada suatu
perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori harapan yang dicetuskan oleh Vroom dalam
Ardana dkk (2008) yang menyatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan,
bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya
tarik output tersebut. Output tersebut digambarkan oleh adanya harapan dari
manajemen yang baru bahwa mereka akan mendapatkan KAP yang selaras dengan
kebijakan akuntansi perusahaan dan mampu memberikan pendapat yang sesuai
dengan harapan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mardiyah (2002), Hudaib dan Cooke (2005), Sinarwati (2010), serta Wijayani dan
74
Januarti (2011) yang menemukan fakta bahwa variabel pergantian manajemen
berpengaruh positif terhadap pergantian KAP dalam suatu perusahaan. Akan tetapi,
hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian dari Damayanti dan Sudarma
(2008), Suparlan dan Handayani (2010) serta Suryandari (2011) yang membuktikan
bahwa pergantian manajemen tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
6.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Pergantian KAP
Hasil penelitian terhadap variabel reputasi auditor menunjukkan bahwa reputasi
auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar -1,026 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,001 yang lebih rendah dibandingkan (5%). Penelitian ini menunjukkan
bahwa sebuah perusahaan yang sudah memiliki perikatan audit dengan KAP yang
berafiliasi dengan The Big Four memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan
pergantian KAP, sedangkan perusahaan yang memiliki perikatan dengan KAP yang
tidak berafilisi dengan The Big Four memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk
melakukan pergantian KAP dengan KAP yang memiliki perikatan dengan The Big
Four.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah
(2002), Naser et al. (2006), Damayanti dan Sudarma (2008) serta Wijayani dan
Januarti (2011) yang menunjukkan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh
negatif terhadap pergantian KAP. Suatu perusahaan yang sudah memiliki perikatan
dengan KAP Big Four cenderung untuk tidak melakukan pergantian KAP
75
(Rachmawati, 2011), hal ini disebabkan Kantor Akuntan Publik yang lebih besar
umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi
tinggi di lingkungan bisnis (Li, 2005; Francis dan Yu, 2009) sehingga reputasi
perusahaan pun akan ikut meningkat. Akan tetapi, hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001), Sinarwati (2010) dan
Suryandari (2011) yang menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap pergantian KAP dalam sebuah perusahaan.
6.3 Pengaruh Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian KAP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kesulitan keuangan berpengaruh
terhadap pergantian KAP tetapi memiliki arah yang berbeda dengan yang
dihipotesiskan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar -0,280 dan nilai
signifikansi sebesar 0,017 yang lebih kecil dari (5%). Perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan lebih memilih untuk tetap menggunakan KAP yang lama
dibandingkan dengan mengganti dengan KAP yang baru. Alasan untuk tidak
melakukan pergantian KAP adalah karena pihak perusahaan tidak menginginkan
kesulitan keuangan yang terjadi pada perusahan tersebut diketahui oleh banyak orang.
Apabila perusahaan tersebut mengganti KAP, maka akan lebih banyak orang yang
mengetahui situasi kesulitan keuangan yang terjadi dan tentunya akan menurunkan
reputasi perusahaan tersebut dimata para stakeholder dan pemegang saham. Kesulitan
keuangan yang dialami oleh perusahaan tentunya akan terkait pula dengan fee audit
yang diberikan kepada pihak KAP. Pihak perusahaan tentunya akan lebih memilih
76
KAP yang memberikan penawaran fee audit yang lebih rendah. Fee audit yang
rendah tersebut umumnya diberikan oleh KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big
Four, sehingga sebuah perusahaan yang mengalami masalah keuangan dan sudah
berikatan dengan KAP non Big four cenderung untuk tidak melakukan pergantian
KAP. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa 401 amatan menggunakan KAP
yang tidak berafiliasi dengan The Big Four dan hanya 71 amatan yang menggunakan
KAP yang berafiliasi dengan The Big Four. Penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sinarwati (2010) dan Suryandari (2011) yang menemukan bukti
bahwa kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi
penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijayani dan
Januarti (2011) serta Damayanti dan Sudarma (2008) yang menemukan hasil bahwa
kesulitan keuangan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
6.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap pergantian KAP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini ditunjukkan oleh hasil koefisien
regresi sebesar 0,142 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,183 yang lebih besar
dibandingkan (5%). Hal ini menunjukkan bahwa walaupun suatu perusahaan
mengalami pertumbuhan dalam penjualannya, hal ini tidak serta merta mendorong
perusahaan mengambil keputusan untuk mempertahankan atau mengganti KAP yang
mengaudit. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang mengalami pertumbuhan,
maka kegiatan bisnis yang dilakukan dalam perusahaan pun akan semakin kompleks,
77
semakin kompleksnya kegiatan bisnis tersebut mengakibatkan pengambilan suatu
keputusan dalam perusahaan tidak hanya diambil dari satu pertimbangan. Perusahaan
yang mengambil keputusan untuk mempertahankan ataupun mengganti KAP tidak
hanya didasarkan pada pertimbangan perusahaan sedang mengalami pertumbuhan,
namun juga faktor-faktor lain dalam perusahaan. Perusahaan yang sedang bertumbuh
tentunya akan menarik perhatian dari publik sehingga setiap keputusan yang diambil
akan mendapatkan atensi yang lebih dari publik, selain itu perusahaan yang
mengalami pertumbuhan juga ingin memiliki reputasi yang baik dimata para
stakeholder dan pemegang sahamnya sehingga keputusan untuk mempertahankan
ataupun mengganti KAP yang mengaudit tersebut haruslah disertai dengan berbagai
pertimbangan dan tidak hanya dilihat dari pertumbuhan penjualan demi menjaga
reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan oleh Martina (2010), Nasser et al. (2006) dan
Prastiwi dan Wilsya (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP.
6.5 Pengaruh Opini Going Concern terhadap pergantian KAP
Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan untuk memastikan
perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Penelitian
ini menunjukkan bahwa opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP.
78
Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,894 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.001 yang lebih kecil daripada 0,05, walaupun nilai signifikansi
ini lebih kecil dibandingkan (5%) namun hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel opini going concern ini memiliki arah yang berbeda dari yang
dihipotesiskan. Hasil penelitian ini tidak berhasil mendukung temuan Carcello dan
Neal (2003) yang menyatakan bahwa pengaudit lebih mungkin diganti jika
mengeluarkan opini going concern.
Opini going concern merupakan opini wajar tanpa pengecualian yang dikeluarkan
karena terdapat kondisi dan/atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan
hidup perusahaan atas kondisi itu terdapat kesangsian auditor, akan tetapi telah
terdapat rencana manajemen untuk mengatasi kondisi tersebut dan menurut penilaian
auditor, rencana tersebut dapat efektif dijalankan serta terdapat cukup pengungkapan,
sehingga opini going concern bukanlah opini yang buruk. Perusahaan yang menerima
opini going concern tidak serta merta melakukan pergantian KAP karena terdapat
harapan dari pihak perusahaan bahwa dengan adanya rencana-rencana dan usaha dari
pihak manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang menimbulkan kesangsian
dari pihak auditor, maka auditor tersebut tidak akan memberikan kembali opini going
concern di tahun berikutnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suryandari (2012) yang menemukan hasil bahwa opini going concern
berpengaruh terhadap pergantian KAP. Akan tetapi hal ini bertentangan dengan hasil
79
penelitian yang dilakukan oleh Sinarwati (2009) yang menemukan hasil bahwa opini
going concern tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
6.6 Pengaruh penurunan persentase ROA terhadap pergantian KAP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel penurunan rasio Return On Asset
(ROA) tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP. Hal ini terlihat dari tingkat
signifikansi sebesar 0,444 yang lebih besar dari (5%). ROA merupakan salah satu
rasio keuangan yang menunjukkan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba dari
total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Peningkatan dari persentase ROA
menunjukkan terjadinya peningkatan efektivitas dari manajemen untuk menghasilkan
laba dari aset yang dimiliki, akan tetapi ketika terjadi penurunan dari persentase
ROA, hal tersebut menunjukkan terjadinya penurunan efektivitas dari manajemen
perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketika terjadi
penurunan persentase ROA, perusahaan tidak serta merta melakukan penggantian
KAP. Hal ini terjadi karena manajemen lebih mementingkan untuk mempertahankan
reputasi perusahaan dimata para stakeholder dengan cara mempertahankan untuk
menggunakan jasa KAP yang lama. Reputasi dari sebuah perusahaan akan
dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan perusahaan untuk mengganti KAP ketika
terjadi penurunan kinerja keuangan dalam perusahaan tersebut. Sampel perusahaan
yang diteliti dari penelitian sebagian besar merupakan perusahaan yang besar.
Perusahaan yang besar juga akan cenderung untuk mempertahankan KAP yang
mengauditnya karena perusahaan yang besar umumnya memiliki analis keuangan
80
yang akan mencurigai kegiatan dari perusahaan untuk mengganti KAP sebelum
jangka waktu perikatannya berakhir (Carcello dan Neal, 2003). Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2008),
serta Wijayani dan Januarti (2011) yang menemukan hasil bahwa variabel penurunan
ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP, akan tetapi hasil ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) dan Kartika (2006) yang
menemukan bahwa variabel penurunan persentase ROA berpengaruh terhadap
pergantian KAP.
6.7 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pergantian KAP
Hasil penelitian terhadap variabel ukuran perusahaan menunjukkan bahwa
variabel ini berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan.
Hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar -0,130 dengan tingkat signifikansi
0,018 yang lebih kecil dari (5%). Semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka
akan semakin kompleks kegiatan bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tersebut,
maka dalam hal ini perusahaan membutuhkan KAP yang berpengalaman untuk
mengaudit perusahaan tersebut. KAP yang berpengalaman tersebut adalah KAP yang
telah memiliki perikatan yang lama dengan klien karena telah mengetahui operasional
perusahaan tersebut. Oleh karena itu, kecenderungannya adalah sebuah perusahaan
yang besar akan memiliki kemungkinan yang kecil untuk melakukan pergantian
KAP. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Carcello dan Neal (2003), perusahaan
besar memiliki insentif yang lebih besar daripada perusahaan kecil untuk
81
mempertahankan auditor mereka karena analis keuangan akan meneliti mengenai
pergantian auditor sebelum jangka waktu yang ditentukan. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinason et al. (2001), Naser et al.
(2006), Suparlan dan Handayani (2010) yang menyatakan bahwa variabel ukuran
perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap pergantian KAP. Akan tetapi,
penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2011)
dan Wijayani dan Januarti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap pergantian KAP yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
82
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Penelitian ini menggunakan tujuh variabel yaitu pergantian manajemen, reputasi
auditor, kesulitan keuangan, pertumbuhan perusahaan, opini going concern,
persentase penurunan ROA dan ukuran perusahaan, untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap pergantian KAP yang terjadi pada perusahaan. Penelitian ini menghasilkan
beberapa simpulan, yaitu:
1. Variabel pergantian manajemen berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan umumnya akan diikuti dengan
adanya perubahan kebijakan, salah satunya terkait kebijakan pemilihan KAP.
Manajemen yang baru akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan
pelaporan akuntansinya sehingga diharapkan dapat memberikan opini yang
sesuai dengan keinginan manajemen.
2. Variabel reputasi auditor berpengaruh terhadap pergantian KAP. Sebuah
perusahaan yang sudah berikatan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Big
Four memiliki kecenderungan untuk tetap mempertahankan KAP tersebut
karena dianggap memiliki kualitas audit yang lebih tinggi untuk tetap menjaga
reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis.
3. Variabel kesulitan keuangan berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi arah
dari hasil penelitian ini bertentangan dengan yang dihipotesiskan. Perusahaan
83
yang mengalami kesulitan keuangan tidak serta mengganti KAP yang mengaudit
perusahaan tersebut dengan harapan bahwa kesulitan keuangan yang terjadi
dalam perusahaan tersebut tidak diketahui oleh lebih banyak orang, apabila
perusahaan melakukan pergantian KAP maka akan lebih banyak orang yang
mengetahui kesulitan keuangan yang terjadi dan tentunya berpengaruh terhadap
reputasi perusahaan di lingkungan bisnis.
4. Variabel pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.
Hal ini terjadi karena perusahaan yang bertumbuh tentunya memiliki kegiatan
operasional yang semakin kompleks, dan akan menarik perhatian dari publik
sehingga setiap keputusan yang diambil haruslah didasarkan pada beberapa
pertimbangan karena setiap keputusan tersebut akan mendapatkan atensi yang
lebih dari publik. Keputusan untuk melakukan pergantian atau mempertahankan
KAP tentunya tidak hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa perusahaan
mengalami pertumbuhan, tetapi juga pada pertimbangan lain karena hal ini
berpengaruh pada reputasi perusahaan tersebut di lingkungan bisnis.
5. Variabel opini going concern berpengaruh terhadap pergantian KAP tetapi arah
dari hasil penelitian tidak sesuai dengan yang dihipotesiskan. Opini going
concern bukanlah suatu opini yang buruk bagi sebuah perusahaan, hal ini
dikarenakan didalam opini going concern tersebut terdapat rencana dari
perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan dari perusahaan tersebut
kedepannya. Hasil penelitian menunjukkan ketika perusahaan mendapatkan
84
opini going concern, perusahaan tidak serta merta mengganti auditornya dengan
harapan bahwa dengan adanya rencana dan usaha dari pihak perusahaan untuk
melakukan perbaikan terhadap kondisi keuangan, maka KAP tersebut tidak akan
memberikan opini going concern kembali di periode berikutnya.
6. Variabel penurunan persentase ROA tidak berpengaruh terhadap pergantian
KAP. Hal ini terjadi karena manajemen perusahaan lebih mementingkan reputasi
perusahaan dimata para stakeholdernya dengan cara tetap mempertahankan KAP.
Reputasi sebuah perusahaan akan dipertanyakan ketika terjadi kecenderungan
perusahaan untuk mengganti KAP ketika terjadi penurunan kinerja keuangan
keuangan.
7. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pergantian KAP. Semakin
besar ukuran perusahaan maka memiliki kecenderungan untuk tetap
mempertahankan KAP yang mengauditnya karena perusahaan yang besar
memiliki analis keuangan yang akan meneliti pergantian dari KAP sebelum
jangka waktu yang telah ditentukan.
7.2 Saran-saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang apabila diperbaiki akan
mampu memberikan gambaran yang leih jelas mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan pergantian KAP pada suatu perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian
ini ada dua yaitu (1) kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen yang hanya sebesar 14,6% dan (2) variabel pertumbuhan perusahaan yang
85
diproksikan dengan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap pergantian
KAP yang mungkin disebabkan ketidaktepatan dari proksi yang digunakan. Pertama,
keterbatasan mengenai kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen diatasi dengan menambah jumlah variabel yang mungkin berpengaruh
terhadap pergantian KAP pada penelitian selanjutnya. Variabel-variabel lain yang
mungkin berpengaruh adalah fee audit, kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, dan opini audit tahun sebelumnya. Kedua, keterbatasan mengenai tidak
berpengaruhnya variabel pertumbuhan perusahaan diatasi dengan mengganti proksi
pertumbuhan penjualan dengan pertumbuhan laba operasi dari perusahaan. Saran
yang dapat diberikan oleh penulis bagi pihak perusahaan dan pihak auditor
berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan adalah:
(1) Bagi Perusahaan
Perusahaan dalam hal ini para pengambil keputusan (stakeholders) dapat
menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan atas kebijakan pergantian KAP
yang dilakukan oleh pihak manajemen. Pihak stakeholders dapat melihat
motivasi dari manajemen untuk melakukan kebijakan mempertahankan
ataupun melakukan pergantian KAP, apakah kebijakan tersebut dimotivasi
oleh keinginan untuk mendapatkan KAP yang selaras dengan kebijakan
manajemen yang baru apabila terjadi pergantian manajemen ataukah
kebijakan tersebut dilakukan atas dasar desakan kesulitan keuangan yang
dihadapi oleh perusahaan. Pentingnya memahami kebijakan yang diambil
86
oleh manajemen tersebut akan berakibat pada kualitas laporan keuangan dan
reputasi perusahaan tersebut.
(2) Bagi Auditor
Hasil penelitian ini khususnya terkait dengan variabel opini going concern
dapat dijadikan acuan bagi pihak auditor untuk tidak ragu dalam memberikan
opini going concern terhadap sebuah perusahaan. Pada umumnya, pihak
auditor memiliki keraguan untuk memberikan opini going concern pada suatu
perusahaan, karena terdapat suatu pernyataan yang disampaikan oleh Carcelo
dan Neal (2003) yang menyatakan bahwa pengaudit akan lebih sering diganti
ketika memberikan opini audit going concern, tapi hasil penelitian
menyatakan bahwa perusahaan tidak serta merta mengganti KAP yang
mengaudit setelah mendapatkan opini going concern, namun perusahaan lebih
cenderung untuk mempertahankan KAP yang mengauditnya tersebut.
Sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat tetap menjaga independensi
dan kualitas audit yang dilakukan oleh auditor.
87
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2000. Auditing (Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor AkuntanPublik). Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Aguilar dan Barbadillo. 2003. Do Spanish Firms Change Auditors to Avoid aQualified Audit Report? International Journal of Auditing. Vol 7.
Altman, Edward I. 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and thePrediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance. September: 589-609.
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati dan Anak Agung Ayu Sriathi. 2008.Perilaku Keorganisasian. Yogayakarta: Graha Ilmu.
Arens dan Loebecke. 2003. Auditing: Pendekatan Terpadu (Terjemahan AmirAbadi Jusuf). Jakarta: Salemba Empat.
Arsani. 2011. Analisis Ketepatan Model Prediksi Financial Distress PerusahaanManufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tesis). Denpasar: UniversitasUdayana.
Badera, I Dewa Nyoman. 2008. Pengaruh Kesesuaian Hubungan CorporateGovernance dengan Budaya Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan (Disertasi).Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Balsam, Krishnan dan Yang. 2003. Auditor Industry Specialization andEarnings Quality. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 22 No. 2
Behn, Bruce K., Steven E. Kaplan, and Kip R. Krumwiede. 2001. FurtherEvidence on the Auditor’s Going-Concern Report: The Influence of ManagementPlans. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 20, No.1: 13-18.
Blokdijk, Drieenhuizen, Simunic dan Stein. 2006. An Analysis of Cross-Sectional Differences in Big and Non Big Public Accounting Firms Audit Programs.Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol 25 No 1.
Blouin, Jennifer, Barbara Grein, and Brian Rountree. 2005. The Ultimate Formof Mandatory Auditor Rotation: The Case of Former Arthur Andersen Clients. SSRN.
88
Carcello, J.V. dan Neal, T.L. 2003. Audit Committee Characteristis and auditorDismissals Following New Going concern Reports. The Accounting Review. Vol. 78.No. 1.
Chang, Hsihui, C.S. Agnes Cheng and Kenneth J. Reichelt. 2010. MarketReaction to Auditor Switching from Big 4 to Third-Tier Small Accounting Firms.Auditing: A Journal of Practice &Theory, Vol. 29, No. 2.
Chow, C.W. dan S.J. Rice. 1982. “Qualified Audit Opinions and AuditorSwitching”. The Accounting Review, Vol. LVII, No. 2, pp. 326-335.
Damayanti, S. dan M. Sudarma. 2007. Faktor-Faktor yang MemengaruhiPerusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI.Pontianak, hal. 1-13.
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going concern:Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, danReputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). MakalahDisampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo: 15-16 September.
Francis dan Yu. 2009. Big 4 Office Size and Audit Quality. The AccountingReview. Vol 84 No 5
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics. 4th Ed. New York: McGraw-Hill,Inc.
Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) Jilid 1.Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Hudaib, M. dan T.E. Cooke. 2005. The Impact of Managing Director Changesand Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching. Journal ofBusiness Finance & Accounting. Vol. 32.
Iksan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:Graha Ilmu.
Ismail, Shahnaz. 2008. Why Malaysian Second Board Companies SwitchAuditors?:evidence of Bursa Malaysia. International Research Journal of Finance andEconomics. ISSN 1450-2887. Issue 13. Diperoleh dari http://www.google.co.id
89
Jensen, M. dan Meckling, W., 1976. Theory of the Firm: ManagerialBehaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,Vol. 3.
Joher, H.S.M., M. Ali dan M.N Annuar. 2000. The Auditor Switch Decision ofMalaysian Listed Firms: An Analysis of Its Determinants & Wealth Effect, diperolehdari http:/bear.cba.ulf/hackenbrack/paper 24.pdf
Kawijaya, N. dan Juniarti, 2002, Faktor-faktor yang Mendorong PerpindahanAuditor (Auditor Switch) pada Perusahaan-perusahaan di Surabaya dan Sidoarjo,Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, November 2002:93-105.
Komalasari, Agrianti. 2004. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan ProxyGoing concern terhadap Opini Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 9, No.2: 1-15.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Metode Kuantitatif. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPPAMP YKPN.
Li, Song dan Wong. 2005. Audit Firm Size Effects in Chinas Emerging AuditMarket. China Financial Research.
Wei, Liu dan Liu Xing. 2008. Auditor switching, earnings manipulation andauditor independence: Evidence from A-share listed companies in China. Front. Bus.Res. China 2008, 2(2): 283–302.
Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan Faktor Auditor terhadapAuditor Changes: Sebuah Pendekatan dengan Model Kontinjensi RPA (RecursiveModel Algorithm). Simposium Nasional Akuntansi V, Semarang, hal. 425-445.
Martina, Putri Wijayanti. 2010. Analisis Hubungan Auditor-Klien: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Auditor Switching di Indonesia. Semarang: UniversitasDiponogoro.
McColgan, Patrick. 2001. Agency Theory and Corporate Governance: aReview of the Literature from a UK Perspective.
Menteri Keuangan, 2003, Keputusan Menteri Keuangan Nomor359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.
90
Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri Keuangan Republik IndonesiaNomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta.
Mohamed, Diana Mostafa. 2010. The Impact of the Auditor Rotationon theAudit Quality: A Field Study From Egypt. www.ssrn.co.id
Nabila, 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching (StudiEmpiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Semarang:Universitas Diponogoro.
Nagy, A.L., 2005. Mandatory Audit Firm Turnover, Financial ReportingQuality and Client Bargaining Power, Accounting Horizons, Vol. 19 No. 2, June, 51-68.
Nasser, Wahid, Nazri, dan Hudaib. 2006. Auditor-Client Relationship: TheCase of Audit tenure and Auditor Switching in Malaysia. Managerial AuditingJournal, Vol. 21.
Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh KualitasAudit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Goingconcern. Naskah Lengkap Simposium Nasional Akuntansi ke-X Makasar.
Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. 2009. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia.Jurnal Dinamika Akuntansi.
Rakow, K.C., Kenneth J. Reichelt and Samuel L. Tiras. 2010. Audit SwitchingRisk and Lending Decisions. Commercial Lending Review.
Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini AuditGoing concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, PertumbuhanPerusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Available at: http://www.google.co.id.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, PertumbuhanPerusahaan terhadap Opini Audit Going concern. Makalah Disampaikan dalamSimposium Nasional Akuntansi IX. Padang: 23-26 Agustus.
Sinarwati, Ni Kadek. 2009. Pengaruh Opini Going concern, PergantianManajemen, Reputasi Auditor, dan Kesulitan Keuangan Terhadap Pergantian KantorAkuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, hal. 1-20.
91
Sinason, D.H., J.P. Jones, dan S.W. Shelton. 2001. An Investigation of Auditorand Client Tenure. Mid-American Journal of Business, Vol. 16.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-10. Bandung:Alfabeta.
Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Ekonometrika Pengantar. Edisi Kedua.Yogyakarta: BPFE.
Suparlan dan Andayani, Wuryan. 2010. Analisis Empiris Pergantian KantorAkuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit. Makalah disampaikan dalamSimposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-15 Oktober.
Suryandari, Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PergantianKantor Akuntan Publik pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia (Tesis). Denpasar: Universitas Udayana.
Tandirerung, Yunus Tulak. 2012. Independensi Auditor (KAP) dari AspekSistem Pembayaran Fee Audit. Jurnal Eksis Vol. 8 No.1.
Utomo, Bondan Dwi. 2009. Pengaruh Client Contracting Environment,Reputasi Klien dan Ukuran KAP Terhadap Pergantian KAP pada PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BEI (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wibowo, Arie dan Rossieta, Hilda. 2009. Faktor-Faktor Determinasi KualitasAudit-Suatu Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark. SimposiumNasional Akuntansi XII, Palembang, hal. 1-34.
Widiawan, Wisnu. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian KantorAkuntan Publik (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Tahun 2003-2008). Semarang: Universitas Diponogoro.
Widyantari, Putri. 2010. Opini Audit Going concern dan Faktor-Faktor yangMempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (Tesis).Denpasar: Universitas Udayana
Wijayani, Evi dan Januarti. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Makalah disampaikan dalamSimposium Nasional Akuntansi XIV, Aceh.
92
Lampiran 1Daftar perusahaan sampel
No Kode Nama Perusahaan1 ABBA PT. Abdi Bangsa2 ADES PT. Akasha Wira International3 ADHI PT. Adhi Karya4 AGRO PT. Bank Agroniaga5 AIMS PT. Akbar Indo Makmur Stimec6 AKSI PT. Asia Kapitalindo Securities7 ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry8 APIC PT. Pan Pacific International9 APLI PT. Asiaplast Industries
10 ARGO PT. Argo Pantes11 ASBI PT. Asuransi Bintang12 BACA PT. Bank Capital Indonesia13 BAEK PT. Bank Ekonomi Raharja14 BASS PT. Bahtera Adimina Samudra15 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan16 BIMA PT. Primarindo Asia Infrastructure17 BKDP PT. Bukit Darmo Property18 BKSL PT. Sentul City19 BKSW PT. Bank Kesawan20 BNGA PT. Bank CIMB Niaga21 BNII PT. Bank Internasional Indonesia22 BRAM PT. Indo Kordsa23 BRNA PT. Berlina24 BTEK PT. Bumi Teknokultura Unggul25 BTON PT. Betonjaya Manunggal26 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional27 BVIC PT. Bank Victoria International28 CENT PT. Centrin Online29 CFIN PT. Clipan Finance30 CITA PT. Cita Mineral Investindo31 CLPI PT. Colorpak Indonesia32 CMNP PT. Citra Marga Nusaphala Persada33 CMPP PT. Centris Multipersada Pratama34 COWL PT. Cowell Development35 DKFT PT. Central Omega Resources36 DNET PT. Dyviacom Intrabumi37 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara38 ELTY PT. Bakrieland Development
93
No Kode Nama Perusahaan39 FISH PT. FKS Multi Agro40 FORU PT. Fortune Indonesia41 FREN PT. Mobile-8 Telecom42 GMCW PT. Grahamas Citrawisata43 GMTD PT. Gowa Makassar Tourism Development44 GZCO PT. Gozco Plantations45 HADE PT. HD Capital46 IATA PT. Indonesia Air Transport47 IDKM PT. Indosiar Karya Media48 INAF PT. Indofarma49 INDS PT. Indospring50 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional51 INPP PT. Indonesia Paradise Property52 INTA PT. Intraco Penta53 INTD PT. Inter Delta54 JKSW PT. Jakarta Kyoei Steel Works55 JPRS PT. Jaya Pari Steel56 JSMR PT. Jasa Marga57 KAEF PT. Kimia Farma58 KARK PT. Dayaindo Resources International59 KARW PT. Karwell Indonesia60 KIAS PT. Keramika Indonesia Assosiasi61 KIJA PT. Kawasan Industri Jababeka62 KKGI PT. Resource Alam Indonesia63 KOIN PT. Kokoh Inti Arebama64 KPIG PT. Global Land Development65 LAMI PT. Lamicitra Nusantara66 LCGP PT. Laguna Cipta Griya67 LMPI PT. Langgeng Makmur Industri68 LPGI PT. Lippo General Insurance69 MAYA PT. Bank Mayapada Internasional70 META PT. Nusantara Infrastructure71 MFIN PT. Mandala Multifinance72 MICE PT. Multi Indocitra73 MTFN PT. Capitalinc Investment74 NIPS PT. Nipress75 OCAP PT. JJ NAB Capital76 PBRX PT. Pan Brothers77 PGAS PT. Perusahaan Gas Negara78 PGLI PT. Pembangunan Graha Lestari Indah
94
No Kode Nama Perusahaan79 PICO PT. Pelangi Indah Canindo80 PKPK PT. Perdana Karya Perkasa81 PNIN PT. Panin Insurance82 PNLF PT. Panin Life83 PNSE PT. Pudjiadi and Sons84 POLY PT. Asia Pacific Fibers85 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal86 PSAB PT. Pelita Sejahtera Abadi87 PTBA PT. Bukit Asam88 PTSN PT. Sat Nusapersada89 PUDP PT. Pudjiadi Prestige90 RBMS PT. Ristia Bintang Mahkotasejati91 RICY PT. Ricky Putra Globalindo92 RODA PT. Royal Oak Development Asia93 SAIP PT. Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas94 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing95 SCPI PT. Schering-Plough Indonesia96 SDPC PT. Millennium Pharmacon International97 SDRA PT. Bank Himpunan Saudara 190698 SHID PT. Hotel Sahid Jaya International99 SIMM PT. Surya Intrindo Makmur
100 SMDM PT. Suryamas Dutamakmur101 SMMT PT. Eatertainment International102 SMSM PT. Selamat Sempurna103 SPMA PT. Suparma104 SQBI PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia105 STTP PT. Siantar Top106 TINS PT. Timah (Persero)107 TIRA PT. Tira Austenite108 TMAS PT. Pelayaran Tempuran Emas109 TMPI PT. AGIS110 TOTL PT. Total Bangun Persada111 TRIL PT. Triwira Insanlestari112 TRUS PT. Trust Finance Indonesia113 TSPC PT. Tempo Scan Pasific114 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora115 VRNA PT. Verena Oto Finance116 WIKA PT. Wijaya Karya117 YPAS PT. Yanaprima Hastapersada118 ZBRA PT. Zebra Nusantara
95
Lampiran 2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
472 .00 1.00 .4110 .49254472 .00 1.00 .2203 .41491472 .00 1.00 .1801 .38467472 1.00 3.00 1.6843 .90524472 -3.94 9.46 .2303 .96965472 .00 1.00 .2225 .41634472 -29.66 26.34 -.0880 4.23484472 20.94 32.75 27.4201 1.94501472
PKAPPMRAKKPPGCROAUPValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
96
Lampiran 3
Hasil analisis regresi logistik
Logistic Regression
Block 0: Beginning Block
Case Processing Summary
472 100.00 .0
472 100.00 .0
472 100.0
Unweighted Casesa
Included in AnalysisMissing CasesTotal
Selected Cases
Unselected CasesTotal
N Percent
If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.
a.
Dependent Variable Encoding
01
Original Value.001.00
Internal Value
Iteration Historya,b,c
639.304 -.356639.302 -.360639.302 -.360
Iteration123
Step0
-2 Loglikelihood Constant
Coefficients
Constant is included in the model.a.
Initial -2 Log Likelihood: 639.302b.
Estimation terminated at iteration number 3 becauseparameter estimates changed by less than .001.
c.
97
Classification Tablea,b
278 0 100.0194 0 .0
58.9
Observed.001.00
PKAP
Overall Percentage
Step 0.00 1.00
PKAP PercentageCorrect
Predicted
Constant is included in the model.a.
The cut value is .500b.
Variables in the Equation
-.360 .094 14.789 1 .000 .698ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Variables not in the Equation
5.357 1 .02119.069 1 .00012.197 1 .0007.828 1 .0052.426 1 .119
13.208 1 .000.249 1 .618
49.519 7 .000
PMRAKKUPPPGCROA
Variables
Overall Statistics
Step0
Score df Sig.
98
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
586.942 3.126 .537 -.790 -.224 -.107 .125 -.749 .016585.108 3.777 .605 -1.004 -.276 -.128 .141 -.885 .018585.096 3.830 .610 -1.026 -.280 -.130 .142 -.894 .019585.096 3.830 .610 -1.026 -.280 -.130 .142 -.894 .019
Iteration1234
Step1
-2 Loglikelihood Constant PM RA KK UP PP GC ROA
Coefficients
Method: Entera.
Constant is included in the model.b.
Initial -2 Log Likelihood: 639.302c.
Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.d.
Omnibus Tests of Model Coefficients
54.206 7 .00054.206 7 .00054.206 7 .000
StepBlockModel
Step 1Chi-square df Sig.
Model Summary
585.096a .108 .146Step1
-2 Loglikelihood
Cox & SnellR Square
NagelkerkeR Square
Estimation terminated at iteration number 4 becauseparameter estimates changed by less than .001.
a.
Hosmer and Lemeshow Test
4.087 8 .849Step1
Chi-square df Sig.
99
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
43 41.267 4 5.733 4738 37.208 9 9.792 4731 33.435 16 13.565 4727 30.271 20 16.729 4727 27.523 20 19.477 4728 25.161 19 21.839 4722 23.736 25 23.264 4721 22.240 26 24.760 4722 20.543 25 26.457 4719 16.616 30 32.384 49
12345678910
Step1
Observed ExpectedPKAP = .00
Observed ExpectedPKAP = 1.00
Total
Classification Tablea
208 70 74.8105 89 45.9
62.9
Observed.001.00
PKAP
Overall Percentage
Step 1.00 1.00
PKAP PercentageCorrect
Predicted
The cut value is .500a.
Variables in the Equation
.610 .239 6.515 1 .011 1.840 1.152 2.938-1.026 .304 11.407 1 .001 .358 .198 .650-.280 .118 5.652 1 .017 .756 .600 .952-.130 .055 5.609 1 .018 .878 .788 .978.142 .106 1.773 1 .183 1.152 .935 1.419
-.894 .266 11.297 1 .001 .409 .243 .689.019 .024 .585 1 .444 1.019 .971 1.068
3.830 1.511 6.422 1 .011 46.071
PMRAKKUPPPGCROAConstant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: PM, RA, KK, UP, PP, GC, ROA.a.
100
Correlation Matrix
1.000 -.045 .122 -.083 -.990 .085 -.181 .045-.045 1.000 -.006 -.121 .025 .029 -.055 .037.122 -.006 1.000 -.046 -.144 .070 .021 -.058
-.083 -.121 -.046 1.000 -.028 -.070 -.185 -.033-.990 .025 -.144 -.028 1.000 -.099 .173 -.038.085 .029 .070 -.070 -.099 1.000 .052 -.134
-.181 -.055 .021 -.185 .173 .052 1.000 -.003.045 .037 -.058 -.033 -.038 -.134 -.003 1.000
ConstantPMRAKKUPPPGCROA
Step1
Constant PM RA KK UP PP GC ROA
101
Lampiran 4
Penelitian sebelumnya
No
(1)
Peneliti
(2)
Judul
(3)
Variabel Penelitian
(4)
Hasil Penelitian
(5)
1 Ni KadekSinarwati(2009)
MengapaPerusahaanManufakturYang TerdaftarDi BEIMelakukanPergantianKantorAkuntanPublik?
Dependen:Pergantian KAPIndependen: Opiniaudit going concern,pergantianmanajemen, reputasiauditor, dankesulitan keuangan.
Variabelpergantianmanajemen dankesulitankeuanganberpengaruhsignifikanterhadappergantian KAP
Variabel opinigoing concern danreputasi auditortidak berpengaruhterhadappergantian KAP.
2. ShulamiteDamayanti danSudarma(2008)
Faktor-FaktorYangMemengaruhiPerusahaanBerpindahKantorAkuntan Publik
Dependen:PergantianKAPIndependen:pergantianmanajemen, opiniakuntan, fee audit,kesulitan keuangan,ukuran KAP, danperubahan persentaseROA
Variabel Fee Auditdan ukuran KAPberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.
Variabel opiniakuntan,pergantianmanajemen,kesulitankeuangan, danukuran perubahanROA tidakberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.
102
No
(1)
Peneliti
(2)
Judul
(3)
Variabel Penelitian
(4)
Hasil Penelitian
(5)
3. Evi DwiWijayani danIndira Januarti(2011)
AnalisisFaktor-FaktorYangMemengaruhiPerusahaan DiIndonesiaMelakukanAuditorSwitching
Dependen:Pergantian KAPIndependen:pergantianmanajemen, opiniaudit, financialdistress, perubahanpersentase ROA,ukuran KAP,ukuran klien
Variabel pergantianmanajemen danukuran KAPberpengaruh secarasignfikan terhadappergantian KAP.Variabel opini audit,financial distress,perubahan persentaseROA, dan ukuranklien tidakberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.
4. M. Hubabibdan T.E. Cooke(2005)
The Impact ofManagingDirectorChanges andFinancialDistress onAuditQualificationand AuditorSwitching
Dependen:Pergantian KAPIndependen:PergantianManajememen dankesulitan keuangan
Variabel pergantianmanajemen dankesulitan keuanganberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.
5. Nasser (2006) Auditor-clientrelationship:thecase of audittenure andauditorswitching inMalaysia
Dependen:Pergantian KAPIndependen:ukuran perusahaan,kesulitan keuangan,perubahan padaaset, ukuran KAP,tingkatpertumbuhan klien,perubahan padapendapatanoperasional, dannilai pasar ekuitas.
Variabel ukuranperusahaan, kesulitankeuangan, perubahanpada asset perusahaan,dan ukuran KAPberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP.
103
No
(1)
Peneliti
(2)
Judul
(3)
Variabel Penelitian
(4)
Hasil Penelitian
(5)
6. Wisnu (2011) Faktor-FaktoryangmemeengaruhipergantianKantorAkuntan Publik
Dependen:Pergantian KAPIndependen:variabel ukuranperusahaan klien,pertumbuhanperusahaan,kesulitan keuangan,ukuran KantorAkuntan Publik danopini audit
Variabel ukuran KAPberpengaruh secarasignifikan terhadappergantian KAP