278
AT The BegInNinG “Kakek,kenapa mataku tak dapat melihat dengan jelas?” seorang gadis rambut pendek ikal bermata hijau pada seorang lanjut usia yang tengah memegang sebuah buku tentang pencuri fiktif fenomenal,Arsene Lupin. pria tegap berjenggot putih itu mengusap kepala cucu kesayangannya. “Kakek dulu pernah mengalami hal sepertimu.tapi sekarang,sampai tua pun penglihatan kakek sangat tajam,setajam elang yang ingin mencengkram mangsanya di tanah.” pria bermata hijau itu tersenyum dan menutup bukunya.karena dia tahu,cucu kecilnya yang terlalu ingin tahu , ingin mendapatkan sebuah ‘alasan’.dia menarik selimut polkadot dan menyelimuti tubuh mungil cucunya menggeliat manja seperti kucing ketika menyentuh selimut hangat selembut kapas miliknya. “Sekarang kakek akan menceritakan sebuah kisah turun temurun keluarga kita.” anak kecil itu mengangguk penuh semangat.kakeknya adalah pendongeng yang hebat.suara tegap dan merdu yang tak pernah dimakan usia ,bagaikan nyanyian nina bobo untuknya. sang kakek merapatkan kursinya dan mulai bercerita. “ini adalah sebuah cerita yang berawal dari ‘kebosanan’ manusia.dimulai dari seorang pria bernama Leonardo Donatello Van Angelo,seorang pesulap terhebat kota inggris yang bisa melakukan trik sesulit dan semustahil apapun.hal 1

The Green Witch of Moonlight

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: The Green Witch of Moonlight

AT The BegInNinG

“Kakek,kenapa mataku tak dapat melihat dengan jelas?”

seorang gadis rambut pendek ikal bermata hijau pada seorang lanjut usia yang tengah

memegang sebuah buku tentang pencuri fiktif fenomenal,Arsene Lupin. pria tegap

berjenggot putih itu mengusap kepala cucu kesayangannya.

“Kakek dulu pernah mengalami hal sepertimu.tapi sekarang,sampai tua pun

penglihatan kakek sangat tajam,setajam elang yang ingin mencengkram mangsanya di

tanah.”

pria bermata hijau itu tersenyum dan menutup bukunya.karena dia tahu,cucu kecilnya

yang terlalu ingin tahu , ingin mendapatkan sebuah ‘alasan’.dia menarik selimut

polkadot dan menyelimuti tubuh mungil cucunya menggeliat manja seperti kucing

ketika menyentuh selimut hangat selembut kapas miliknya.

“Sekarang kakek akan menceritakan sebuah kisah turun temurun keluarga kita.”

anak kecil itu mengangguk penuh semangat.kakeknya adalah pendongeng yang

hebat.suara tegap dan merdu yang tak pernah dimakan usia ,bagaikan nyanyian nina

bobo untuknya. sang kakek merapatkan kursinya dan mulai bercerita.

“ini adalah sebuah cerita yang berawal dari ‘kebosanan’ manusia.dimulai dari seorang

pria bernama Leonardo Donatello Van Angelo,seorang pesulap terhebat kota inggris

yang bisa melakukan trik sesulit dan semustahil apapun.hal itu membuat namanya

sangatlah terkenal di kota industri itu. Dibalik sikap dinginnya,dia adalah seorang pria

berkumis tegap bermata coklat yang sangat tampan bak bangsawan inggris.suatu hari

dia merasa bosan dan ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat kota gelap

Londonnya menjadi meriah.dan di saat itulah dia tak sengaja membaca novel ini. Dia

sangat tertarik pada figure seorang pencuri ternama yang identitasnya tak diketahui.

Maka dia pun memutuskan untuk mencoba jalan hidup bangsawan clover dalam

novel,memiliki dua wajah.dan saat itulah setiap malam,Scotland Yard di sibukkan

olehnya.sirine lampu tengah malam menyinari malam gelap mencari sosok putih yang

menghilang bagaikan penyihir. Sosok itu di beri nama The Green Eye.karena saat dia

beraksi dia menggunakan lensa kontak khusus berwarna hijau zamrud pekat seperti

boneka yang membantunya untuk menggunakan hipnotis dan membantu indera

penglihatannya.akan tetapi, disuatu malam,dia bertemu seorang wanita cantik berambut

hitam panjang dengan bunga mawar melekat di kepalanya.wanita itu tengah diganggu

1

Page 2: The Green Witch of Moonlight

oleh lelaki hidung belang.tak seorang pun datang menolong karena kota London

sangatlah sepi ditengah malam berkabut hitam itu.Leonardo menolong wanita itu

dengan sulapnya.dan saat dia melihat wanita itu dari dekat,ternyata wanita itu adalah

Irene Adler,seorang penyanyi opera terkenal.wanita bermata coklat berambut hitam

panjang diikat bergelung dan hiasan bunga mawar di kepalanya itu.lalu sorot mata

seorang wanita cerdas membuat Leonardo seketika jatuh cinta padanya.begitupun

Irene.mereka sering bertemu sampai akhirnya,suatu hari Gregory Rudolph,teman

terpercaya Leonardo sekaligus asisten sulapnya,mengantarkan surat dari Irene

adler.Pria berkacamata tunggal dan agak bungkuk itu memperingatkan Leonardo bahwa

dia curiga pada Irene.tapi,Leonardo tak mendengarkan perkataan Gregory dan memilih

untuk pergi ke The house of glass,tempat dimana Irene menunggunya.tapi sejak saat

itu,entah apa yang terjadi,tapi Leonardo menghilang tanpa jejak.seluruh permata secara

serempak dikirim secara paket ke Scotland Yard.tapi ketika ditanya,tak seorangpun dari

petugas kantor pos mengaku mengirim barang itu.semua terlalu misterius.Keluarga

Leonardo menghilang tanpa jejak.tapi, disaat anak laki-laki pertama kakak Leonardo

lahir ,seluruh keluarga di kejutkan dengan kondisi fisiknya.bayi itu memiliki mata hijau

boneka penyamaran dari Leonardo.mereka mengambil kesimpulan,bahwa Leonardo

telah meninggal lalu mencoba untuk memberi tahu lewat keturunan laki-laki dari

keluarganya.mereka bertekad untuk menemukan siapa pembunuh dan apa yang

sebenarnya terjadi di malam Leonardo pergi.satu-satunya yang mereka curigai adalah

Irene Adler,wanita yang memanggilnya di malam itu.dan mata itu terus menurun dari

anak laki-laki yang lahir,penerus dari sebelumnya.dan kau, penerus dari ayahmu.

dijelaskan bahwa para pemilik mata tidak akan bisa melihat jelas sampai kekuatan itu

bangkit sendirinya dari dalam tubuh mereka. Oleh karena itulah,suatu saat kau pasti

bisa melihat dengan jelas.sekarang pun kau sudah menunjukkan bakat terpendam

warisan Leonardo. Kau sudah bisa bermain sulap hanya dengan sekali lihat,kau bisa

mengetahui gerak lawan hanya dengan sekali menyentuh wajahnya,tapi kau sepertinya

belum memiliki kekuatan fisik sang pencuri.Leonardo menguasai segala jenis beladiri

mulai dari seni berpedang , beladiri fisik, dan keringanan tubuh yang luar biasa.disaat

hal itu muncul,maka kau akan menjadi sang pencuri.”ujar kakeknya sambil tersenyum.

“Tapi kek,aku tak mau jadi seorang pencuri…”

Mendengar perkataan cucunya dengan nada memelas,sang kakek hanya bisa tersenyum

lemah sambil mengusap kepala cucunya itu.

2

Page 3: The Green Witch of Moonlight

“No one can escape time.it delivers us all to the same end.you can’t plug your ears or

cover your eyes.and so it begins..”

BAB 1

The GirL in The MooNlight

3

Page 4: The Green Witch of Moonlight

Ribuan irama kaki makin mendekat.tangga lapuk sunyi pengunjung kini penuh

sesak dan berisik ulah segerombol polisi tergesa-gesa berlari menaiki tangga menuju ke

atap,mengejar sesosok putih yang hilang bagai penyihir.

“Cepat!!semuanya!jangan biarkan dia lari lagi malam ini!!” teriak seorang polisi

berbadan kekar dan tampak sangat gusar meneriaki para polisi lain yang terus berusaha

menaikkan kecepatan langkah kaki mereka demi meraih pintu atap museum Cathera

yang tak pernah dibuka sebelumnya.mereka membukanya dengan paksa. Gagang pintu

atap yang mengkarat ditelan usia membuat mereka semakin kewalahan. Pintu itu

akhirnya terbuka. Mata mereka segera awas,memburu ke segala arah, mencari

penyebab mereka berolahraga malam ini. Di sudut gedung,tersembunyi dari terangnya

bulan purnama , tengah asyik menatapi para polisi bodoh yang tak pernah

menangkapnya.

“Kapten!dia tak ada dimana-mana!” teriak salah satu polisi pada inspektur Lender,

semakin garang dengan perawakan kumis besar kebanggaan sherrif dunia barat

itu.hanya saja dia bukan orang texas.

“Cari dia!dia pasti masih berada disini!”suara galak sang inspektur membahana

terbawa angin ke seluruh penjuru atap.membuat sosok itu bergerak.seolah

mengerti,seketika cahaya rembulan menyinari keberadaannya.seorang perempuan

berambut panjang bergelombang diikat pita besar berwarna senada dengan

matanya,hijau gelap tak berekspresi.gaun pendek berwarna putih beserta syal hijau

besar menutupi leher dan membalut tangannya yang tengah memegang suatu bola

berkilau karena terkena cahaya bulan.

“Seperti tertera pada peringatanku , aku datang berlimpah cahaya mengambil hati

‘Luna’.. ”

suara indah namun dingin dan provokatif keluar dari mulutnya.kata-kata sombong ciri

khas seorang pencuri berkelas semakin membuat inspektur naik pitam.semerta-

merta,inspektur menodongkan pistol ke arah nya.

“Hoo,beginikah sikap polisi sekarang?dengan mudahnya menodongkan pistol pada

orang yang tak bersenjata?”

senyum menawan penuh tantangan keluar dari wajah sang pencuri itu.

“TANGKAP DIA!!”

satu komando cepat berintonasi penuh amarah,seluruh polisi bergegas mengepungnya

dari berbagai sudut.suara berat pantopel sang inspektur berirama menerobos kerumunan

polisi,berharap kali ini dia benar-benar tertangkap.lagi dan lagi , dia harus menelan

4

Page 5: The Green Witch of Moonlight

kekalahan untuk sekian kalinya.pencuri itu lenyap,sedangkan yang dikepung oleh para

polisi itu hanyalah sepucuk kertas ditancapkan oleh tangkai besi berhias daun semanggi

berhelai empat diujung tangkainya bertuliskan,

” AKU AMBIL LUNAR’S HEART.THE GREEN EYE”.

Inspektur meremas kertas itu kuat-kuat dan melemparkannya ke lantai sebagai bentuk

kekesalan atas kegagalannya berturut-turut itu.

“SIAL!!!” umpat inspektur diantara para polisi berwajah lelah karena terkuras

tenaganya saat menaiki tangga yang tingginya gak pernah kompromi dengan stamina

mereka.sebagian dari mereka terheran-heran akan cara sang pencuri yang bisa

melarikan diri dari atap gedung berlantai lima puluh ini.tiba-tiba terdengar bunyi

telepon berdering dari saku sang inspektur.sambil menahan amarah,dia mengangkat

telepon itu.

Terdengar suara berat nan berwibawa dari telepon genggam sang

inspektur.sementara,inspektur itu hanya terdiam mendengarkan atasannya itu dan

berakhir menelan ludah.

“Jadi begitu,pak.baik,besok anak buah saya akan menjemputnya”

percakapan kemudian berakhir sampai disitu.inspektur menutup telepon genggamnya

dan memanggil seorang diantara kumpulan anak buahnya yang berwajah paling muda

dan paling lelah.

“Yagi,besok kamu pergi ke bandara dan jemput orang itu.”

“Ma,maksud inspektur.ja,jadi,berita itu benar inspektur?” tatap Yagi penuh

keingintahuan pada atasan yang sangat dihormatinya itu.

“Ya.perwakilan mereka akan datang membantu kita.sial!kebijakan macam apa ini!

membiarkan orang luar membantu masalah yang seharusnya bisa kita kerjakan sendiri!

Ahem!pokoknya,besok kau antar dia!” ujar inspektur sambil berdehem agar tidak

kehilangan wibawa di depan anak buahnya.

“Siap Pak!!”

“Nah,semuanya!kita kembali ke markas!menunggu berita selanjutnya!”ucap inspektur

dengan kepala dingin,berusaha menekan amarah yang lama kelamaan akan

menggerogoti jantungnya yang semakin melemah di usia senjanya kini.

“SIAP PAK!!”

mereka berjalan keluar dari gedung itu dengan perasaan hampa.empat tahun sudah

pengejaran mereka terhadap pencuri yang menyebut namanya The Green Eye,tapi tak

satupun dari mereka berhasil menangkapnya.menggagalkan pencuriannya saja,mereka

5

Page 6: The Green Witch of Moonlight

tak pernah bisa.terkenal pula ditelinga mereka julukan ‘penyihir’ bagi sang pencuri

karena keahlian melarikan diri nya yang sangat mustahil dan tak terfikir walau hanya

selintas pun di pikiran mereka.

sementara itu,pada waktu yang sama,di belahan dunia lain,hiruk-pikuk

kota metropolitan berjulukan kota tak pernah tidur pemilik patung the goddess of

liberty sebagai simbolnya,di sebuah kantor besar berlambangkan burung garuda dan

bintang,di salah satu ruangannya yang besar itu terlihat dua orang sedang berbicara.

“we’ve received a report lies the presence of Green Eye,the international thief.after

losing for 14 years,the thief appeared in your home country.so that,I send you as the

reinforcement from our country.do as fast as your achievement in here,also do not

hesistate to cooperate with the local police for capturing the thief.do you get it?”

(kami menerima laporan kehadiran pencuri internasional the green eye.setelah

menghilang selama 14 tahun,dia kembali muncul tepat di negeri asalmu.oleh karena

itulah kau kutugakan sebagai bala bantuan dari negeri kita.lakukan secepat mungkin

seperti prestasi tak terkalahkanmu sejak dulu,dan juga jangan ragu untuk bekerja sama

dengan para polisi local dalam penangkapan pencuri.mengerti?”)

“Yes,Sir!”(ya,pak!)

seorang pria berkacamata berwajah dingin menghormat layaknya tentara pada pria

paruh baya berkebangsaan Amerika yang merupakan atasannya.

“Your departure has been scheduled.then prepare yourself out .”(keberangkatanmu

telah dijadwalkan.persiapkan dirimu).

anak berkacamata itu menunduk dan keluar dari ruangan itu.ditangannya sudah terdapat

setumpuk file yang enggan dia buka.

“The Green Eye,menarik juga..” ujarnya sambil keluar dari kantor kepolisian federal

kebanggaan amerika itu,FBI.dia menggenggam kalung yang ia kenakan sambil

tersenyum.

‘aku pulang,Rena..’ laki laki itu tersenyum sambil menaiki Ferrari hitam terparkir di

halaman gedung bercat putih itu. dia keluar dari gedung, dan kembali ke apartemennya,

bersiap-siap berangkat dan menyelesaikan tugasnya.

Langit malam terlihat indah walau tak bertabur bintang.sinar bulan

purnama begitu terang,tapi menyiratkan kesepian bagi yang menatapnya.tak jauh dari

langit terlihat sosok putih berterbangan bagai layangan raksasa. hang glider modifikasi

6

Page 7: The Green Witch of Moonlight

berbentuk sayap kelelawar besar berwarna putih selalu menolongnya saat ia melakukan

aksinya. rambutnya dimainkan oleh angin sehingga meliuk-liuk bagai nyala api lilin

yang hampir kehilangan cahayanya. dia menukik tajam bagai sang elang mengincar

mangsanya di atas tanah, menurunkan kecepatannya di atas sebuah rumah besar

bergaya barat berlokasi jauh dari keramaian kota. dia mendarat di dalam taman seluas

hutan kecil dipenuhi aneka ragam bunga berwarna putih. sepatu pantopel putih itu

menatap tanah. suara khasnya saat menapak membuat pintu rumah itu terbuka .

“Selamat datang, nona.” ujar seorang wanita paruh baya berbaju maid sambil

membungkuk hormat pada majikannya itu.

“Terimakasih,Emma. sebaiknya kamu beristirahat.”

wanita itu membungkuk sambil tersenyum pada sang pencuri.dia melepas

syal besar hijaunya dan masuk ke dalam rumah sebesar kastil tua berarsitektur

jerman .dia meneruskan langkahnya menuju ke kamarnya yang berada di sebelah kiri

atas tangga di sebelah perapian besar tempat memajang foto mendiang ibunya ,wanita

berparas cantik berambut panjang bergelombang seperti dirinya,dengan sorot indah

terpancar dari mata hitam kecoklatannya , yang meninggal dalam kecelakaan saat dia

berumur empat tahun.saat dia akan menaiki tangga,seseorang di kursi merah besar

berhadapan perapian itu menyapanya.

“Rena..”

diterangi oleh cahaya remang-remang perapian,berdiri tegap seorang pria

paruh baya bermata sama seperti sang pencuri. wajah tampan tertutup oleh ekspresi

kaku dan dingin,memanggil nama sang pencuri dengan lembut walau terkesan dingin

dan kaku.

“ini Lunar’s heart yang ayah minta.”ujar Rena sambil melemparkan Luna’s

heart,permata berukuran bola tennis artemyst,batu berkilau berwarna ungu-violet.

“Perfect as always.selamat malam.”

Tanpa menghiraukan perkataan ayahnya, Rena menaiki tangga dan memasuki

kamarnya. sebuah kamar luas diterangi cahaya bulan sedikit menghibur dirinya yang

harus terjebak dalam nasib aneh turun-temurun dalam keluarganya. Rena

menenggelamkan badannya dalam empuknya kasur sementara matanya menerawang

pada langit-langit kamarnya.

‘semua gara-gara mata ini ’ ujarnya sambil memegangi mata hijau uniknya.entah

sudah berapa kali Rena selalu berkata hal yang sama. mata yang dimilikinya adalah

awal dari segalanya. kakeknya selalu bercerita,bahwa keluarga ini adalah keturunan

7

Page 8: The Green Witch of Moonlight

dari seorang pencuri terkenal abad 19 yang mati secara misterius.demi mengungkapkan

kebenaran,seluruh keturunan bermata senada sang pencuri akan mengemban tugas

untuk mencuri barang yang pernah dicuri oleh sang pencuri karena dalam wasiat

peniggalan nya sebelum menemui ajalnya, bahwa semua jawaban dia tinggalkan pada

barang-barang yang pernah dicurinya. sejenak Rena pernah berpikir sebelum menerima

tugasnya, kenapa dia harus dilahirkan dengan mata yang seharusnya dimiliki oleh anak

laki-laki yang lahir dari keluarganya. tapi,Rena benar-benar diluar dugaan

mereka.walau Rena seorang perempuan,dia sudah memperlihatkan tanda sebagai

seorang penerus , bahkan sebelum matanya bangkit. karena itulah, keluarganya terpaksa

menurunkan tugas itu kepadanya. tapi neneknya tak pernah setuju. karenanya , beliau

membenci Rena setengah mati .

‘kali ini Lunar’s heart. minggu lalu,aku diminta mencuri lukisan crossroad of betrayal.

lalu,bulan sebelumnya,kakek memintaku mencuri permata The cage of Glass.apa

semua itu berkaitan dengan wasiat tersembunyi kakek buyutku ? barang-barang itu

berbeda satu sama lain, hanya saja semua memiliki arti yang mirip satu sama

lain.Lunar’s Heart menyiratkan malam ini, sinar bulan purnama tanpa beriring teman

setianya sang bintang.bulan yang kesepian,menanti sesuatu yang dapat menemani

dirinya.crossroad of betrayal,persimpangan antara penghianatan dan cinta.tapi,dua hal

itu pembawa kesengsaraan.sebuah rantai tak terlihat pembelenggu hati di dalam

kecemburuan, berujung dendam tak berkesudahan. sementara The cage of

glass,kurungan transparan yang tak disadari manusia .membuat mereka terlena,perlahan

terperosok dan tak bisa keluar darinya.pembuatnya menyegel keinginan terbesarnya

dalam masterpiece nya.jika dihubungkan, barang-barang itu memiliki kesamaan.

kesedihan karena ditinggal pergi,berujung pada keraguan hati,sehingga terpaksa

menyegel kemauan terbesarnya dalam penjara tak terlihat di hati.

‘ apa kakek buyutku itu mencintai seseorang yang tak seharusnya dia cintai?apa orang

yang dicintainya, menghianatinya? lalu,apa semua ada hubungannya dengan boneka

itu?lalu,wasiat dari sang pencuri? ah,semuanya membingungkan.benar-benar labirin

kata sang pencuri.mungkin sampai kapanpun, kabut misteri akan terus menyelimuti

kebenaran. menyesal pun percuma.memikirkan semuanya tak ada guna. aku juga

bukanlah penyihir sejati, aku tak bisa memutar waktu.aku juga memiliki batas

kemampuan.’

setelah perdebatan panjang dalam dirinya sendiri, akhirnya Rena

memutuskan untuk memejamkan kedua matanya karena terlalu lelah memikirkan

8

Page 9: The Green Witch of Moonlight

takdir yang memilihnya tanpa diminta,sesuatu yang sudah merebut kebahagiaannya dan

justru semakin menyiksa saat matanya terbuka..

Apartemen luas berlantai dua puluh, terkesan dingin walau memiliki

pemandangan indah saat membuka berandanya. liberty seolah ditaburi oleh permata

pantulan cahaya malam kota New York.anak berkacamata itu memasukkan bajunya ke

dalam koper besar hitam. ada tugas yang mengharuskan dia untuk kembali ke tanah air

setelah sekian tahun lamanya tak pernah menginjak.setelah selesai, dia membuka

setumpuk file kasus yang harus dia tangani di tempat kelahirannya itu.data mengenai

pencuri internasional yang tak dapat diterka tempat tinggal,jenis kelamin,ataupun jati

dirinya.

Dia membaca data itu sekilas , setelah itu ditinggalkannya file itu dan memilih untuk

merebahkan diri di atas sofa putih seempuk marshmallow ukuran besar.

‘Data ini lebih buruk dari sampah. Apa saja kerja polisi – polisi lokal itu selama ini?

Mengumpulkan data yang benar-benar tak berguna.’ gerutunya dalam hati sambil

melirik setumpuk kertas hvs putih beserta foto-foto permata curian sang pencuri itu.

“Hm..satu keanehan.setelah pencuri pertama menghilang dari Inggris,seluruh permata

curiannya dikembalikan secara paket pada Scotland Yard.lalu,enam belas tahun

kemudian muncul pencuri sama di prancis,dan berakhir dengan akhir yang sama

pula.begitu juga pencuri ketiga di Italia.hanya saja,ada sedikit keanehan pada pencuri

keempat.ketiga pencuri itu dipastikan berjenis kelamin laki-laki,seperti pencuri fiktif

arsene Lupin.tapi,pencuri yang keempat adalah seorang wanita.apa mungkin keempat

pencuri itu orang yang sama sekali berbeda?tapi baik dari kemampuan,lalu kata

sombong ciri khas senada dari mulut keempat pencuri itu.lalu,mereka sama-sama

menyebut diri mereka “The Green Eye” .

anak itu terdiam melihat kata The Green Eye.mata hijau.pandangannya

tertuju pada kalung yang tak pernah sekalipun lepas dari lehernya sejak ia

menginjakkan kaki pertama kali di Amerika.

“mata hijau ya,ciri khas pencuri ini mengingatkanku kepada Rena.bagaimana kabarnya

sekarang,ya?seperti apakah reaksinya jika dia tahu aku akan kembali?apakah dia akan

tersenyum saat tahu aku sudah berhasil mencapai cita-citaku? aku

merindukanmu,Rena.”

9

Page 10: The Green Witch of Moonlight

empuknya sofa itu menjernihkan seluruh otaknya dari tumpukan kasus

yang dengan gemilang dia pecahkan,dan kembali mengingat masa kecil yang takkan

pernah terlupa di hatinya.bermula dari kota kelahirannya,delapan tahun lalu.

BAb 2

Unexpected Reunion

‘dasar mayat hidup!! penyihir!!’

‘loe gak pantes sama kami,karena Lo bukan manusia!!’

‘nih!hal yang pantes didapetin penyihir!’

Terlihat disebuah pohon besar tiga orang anak kecil tengah mengejek

seorang anak.mereka mendorong anak itu kuat-kuat.badannya membentur pohon

10

Page 11: The Green Witch of Moonlight

kokoh hingga tersungkur jatuh.belum puas melihat anak itu menderita,tiga anak jahil

itu mengambil ember berisi air dan menyiramkannya ke anak yang mereka jahili

itu.anak berambut keriting pendek berpita hitam renda dengan tatapan miris,mengharap

belas kasihan pada mereka yang semakin jijik dan ngeri melihat mata hijau yang

berekspresi dingin dan mati,meski di balut air di wajahnya.mereka mengeluarkan pisau

lipat dan mendekatkan pisau itu ke wajah anak yang penuh air membasahi tubuh

mungilnya itu.tiba-tiba seorang anak laki-laki berkacamata besar dengan ranting pohon

besar ditangannya datang dan memukuli ketiga anak itu.anak-anak itu mengerang

kesakitan dan lari terbirit-birit.anak laki-laki itu mendekati anak perempuan yang

gemetaran melihatnya.anak itu mengeluarkan sapu tangan dan mengusap wajah anak

itu.anak perempuan itu menangis dan memeluk anak laki-laki itu dengan tubuh bergetar

ketakutan.

‘tenang.mereka sudah pergi.’

anak laki-laki itu melihat wajah anak perempuan dengan mata yang

membuatnya terlihat seperti boneka bergerak.anak itu spontan menutupi kedua

matanya.tapi,anak berkacamata itu memegang kedua tangan nya dan perlahan

melepaskannya dari wajah nya.

‘kenapa kau harus tutupi matamu?kau terlihat cantik dengan mata itu.aku menyukai

matamu,kok.’

‘be,benarkah?’ ucap anak itu dengan nada bergetar dan sangat pelan.

‘Ya.namamu,siapa?’

‘namaku..’

“RENATA LUNARIA!!SAMPAI KAPAN KAMU MAU TIDUR PADA JAM

PELAJARAN SAYA!!!”

suara bentakan keras spontan membuat Rena terbangun dari mimpi akan sekeping

kenangan indahnya dulu.

“KALAU KAMU BERANI TIDUR SAAT JAM PELAJARAN SAYA,ITU

ARTINYA KAMU SUDAH PINTAR!!SEKARANG JAWAB SOAL DIPAPAN

TULIS INI DALAM WAKTU LIMA MENIT,JIKA TIDAK KAMU AKAN DAPAT

PELAJARAN TAMBAHAN DARI SAYA!!”

seluruh anak kelas terdiam mendengar tantangan Mr.Ekoda,guru Fisika

menyebalkan yang terkenal akan seribu satu soal racun dunia nya,dan hanya makhluk

sejenis Einstein bisa menjawab soalnya dengan lancar.kali ini,semua anak melihati

Rena dengan ratapan penuh rasa kasihan.

11

Page 12: The Green Witch of Moonlight

‘bisa-bisanya Rena tertidur di pelajaran penuh marabahaya ini.mana sedari tadi tak ada

yang bisa menjawab lima soal berderet di papan tulis,apalagi semuanya cuma

dikerjakan lima menit.bisa-bisa putus deh,semua urat syaraf.’

Suara hati anak-anak kelas kompak mikirin subyek sama saat melihat Rena berjalan

nyantai ke papan tulis berisikan lima soal itu.Mr.Ekoda tersenyum licik.dia memang

sengaja ,menyusahkan para murid ‘pelanggar peraturan’ saat kelasnya dimulai.

“Sudah selesai,pak”

kontan semua orang termasuk Mr.Ekoda terpelongo mendengar suara riang Rena dan

melangkah penuh kemenangan kembali ke bangkunya di barisan ketiga dari pintu

masuk kelasnya.

Mr.Ekoda melihati setiap tulisan hasil kerjaan Rena.semuanya benar,dan disapu bersih

Rena dalam waktu dua menit.sejenak,beberapa anak tertawa kecil melihat ekspresi

langka Mr.Ekoda saat melihat papan tulis.Mr.Ekoda berdehem dan melanjutkan

pelajarannya seolah tak pernah terjadi apapun.

“Heh Ren,pake sihir apaan sih,bisa nyapu bersih tu soal?” tanya salah seorang anak

yang duduk di belakang meja Rena.

“He-eh.ya,gitu deh.”

Rena melirik ke samping kanannya.seorang anak laki-laki bertampang cool tersenyum

jahil padanya.Rena tersenyum tanda hutang budi karena setengah dari soal itu dia yang

mengerjakan sedangkan,Rena sisanya.Rena tersenyum miris.diam-diam dia

mengeluarkan cermin dibawah laci mejanya.dalam cermin itu terpantul wajah

perempuan bermata hitam kecoklatan yang terkesan cool dengan rambut pendek

memakai earphone dan mengalungi sebuah portable player hitam berbentuk kapsul

berukuran besar.

‘andai aku seperti ini.’ pikir Rena dalam hati.dia memang tak punya pilihan lain.sejak

penobatannya sebagai sang penerus , dia harus menyembunyikan matanya karena mata

itu sudah terkenal di kalangan para polisi ketika dia beraksi sebagai sang pencuri .

selain itu , jika ingin merasakan kehidupan normal, mau tak mau dia harus

menyamar.hal itu pun terbukti,kini,Rena menjalani hari tanpa gangguan,memiliki

teman baik tanpa ada lagi pandangan jijik kepadanya .dia melirik ke depan kelas.

pelajaran Mr.Ekoda tampak sangat membosankan.dia melirik ke arah

Portablenya dan menyetel lagu sembarangan karena takut jadi pusat perhatian

lagi.sekonyong-konyong di telinga Rena berbunyi dentingan piano dipadu suara biola

yang terkesan melankolis.

12

Page 13: The Green Witch of Moonlight

‘I still want to believe,that you’ll return to me..’

‘until you’re with me together in this place’

‘I still want to feel..’

‘the gentle loving touch of your hands of my face.’

‘Lagi-lagi lagu ini..’

bait-bait lagu ‘gentle hands’ mengingatkan Rena akan mimpinya tadi.entah sudah

berapa tahun berlalu sejak kejadian itu,tapi Rena takkan lupa.karena memang itu satu-

satunya kenangan indah miliknya.Rena memandangi gelang berpernak-pernik bentuk

hati,bulan,bintang,matahari,dan daun semanggi berpautkan manik berbentuk diamond.

‘aku ingin dia datang,tapi aku juga takut jika dia kembali.’ bisik Rena tersenyum pahit

memandangi gelang di tangan kirinya itu.

“Excuse me,Sir. Do you need something?”(maaf tuan,apakah anda membutuhkan

sesuatu?)

“No thanks.”(tidak.)

“alright sir. But if you need our help,push the button right there and our people will

come.”(jika anda membutuhkan pertolongan dari kami para awak kabin,tekan tombol

disebelah sana dan awak kabin kami akan membantu anda)

“Yes,thank you.”(ya,terimakasih)

Wanita rambut pirang dengan baju setelan biru itu berlalu pergi,meninggalkan pria

berjubah hitam dengan kacamata bingkai hitam besar menutupi matanya. dia mendesah

dan menatap langit di samping jendela kirinya.sayang dari burung besi putih besar yang

akan membawanya kembali ke tanah airnya berputar kencang dan sangatlah bising jika

terdengar di luar sana.dia menunduk ke bawah,menatapi awan yang bergerak begitu

lambat dan terlihat empuk seperti gumpalan kapas putih.lalu laut biru dongker yang

terlihat indah,tapi siapa sangka begitu dalam sampai tak terlihat dasarnya.

“ tak terasa lima tahun berlalu.entah kenapa semua begitu cepat.terakhir aku lihat

pemandangan begini,saat aku dalam perjalanan ke amerika,mengejar cita-citaku.kini

aku sudah berhasil.aku berhasil Rena.’

Dia merogoh saku dan menggenggam sesuatu.sebuah lencana berwarna emas

berlambang burung rajawali dan bintang,lambang dari FBI.

““Attention please.in a several minutes we will land in..””(perhatian-perhatian.sebentar

lagi kita akan mendarat di..)

13

Page 14: The Green Witch of Moonlight

‘ah.tak terasa perjalanan ini begitu cepat.’ Ujarnya dalam hati sambil memegang

dadanya.jantungnya berdegup kencang dan wajahnya memerah.

“akan seperti apa kau nanti, Rena?aku merindukan senyum manis dibalik sorot mata

dinginmu itu.walau lima tahun berlalu ternyata perasaan ini tak pernah pudar.apakah

kau sama sepertiku,Rena?”

Bel istirahat berkumandang ke seluruh penjuru SMA triple

S .semua murid tersenyum lega karena pelajaran fisika telah berakhir.Mr.Ekoda keluar

dari kelas.semua anak semerta-merta berdecak kagum memandangi Rena.tapi sebelum

Rena dihujani pertanyaan mereka,anak laki-laki disebelah kanannya segera menariknya

keluar dari kelas.

“Sori!dia udah janji main Kendo ama gue!” ujarnya riang sambil membawa dua pedang

kayu dan menarik Rena keluar dari kelas.

“Huff.gue utang nyawa deh ama Lo,Mike.” ujar Rena tersenyum kecil pada anak laki-

laki itu.

‘Yah,anggep aja impas dengan ngebeliin gue anting hitam persis punya Pain’ ujarnya

sambil merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah komik ninja yang lagi ngetren

banget dikalangan anak cowok maupun cewek,‘Naruto’dan menunjukkan seorang

karakter beranting hitam dikedua telinga,hidung,dan dagunya.

”Gila!sakit tuh!”

“Ya nggak lah! Itu kan cuma ditempel ditelinga doank!mau ya.”ujarnya sambil terus

berjalan ke dojo triple S.

“asal Lo bisa ngerebut satu ippon dari gue”ujar Rena sambil menghunuskan pedang

kayunya ke arah Mike.

“Heh.Lo bakal nyesel karena udah nantangin gue”

Mike pun menghunuskan pedang sebagai jawaban atas tantangan Rena terhadapnya.

Belum saja mereka meraih dojo,lapangan basket ditengah-tengah gedung sekolah itu

menjadi saksi pertarungan mereka kali ini.para murid yang tengah berjalan di lorong

sekolah berlari menyaksikan kedua idola sekolah saling menghunuskan pedang kayu

tanpa memakai do sama sekali.lapangan basket mulanya sepi kini ramai dikerumuni

orang yang ingin menyaksikan pertandingan mereka.salah satu diantaranya,Dita,cowok

tinggi semampai dengan ekspresi yang penuh keingintahuannya,senada profesinya

sebagai pemimpin klub Berita sekolah menerobos kerumunan bersama Cathy,cewek

14

Page 15: The Green Witch of Moonlight

berbadan mungil berkepang dua yang selalu membawa handycam karena pantang

baginya untuk kehilangan berita seputar sekolah sekecil apapun itu.

‘Cathy!sambungkan handycam ke Notebook ini!dan siarkan pertandingan mereka ke

seluruh penjuru sekolah!’

Dita memegang Notebook Aspire 4720 Z yang selalu dia bawa bersamanya.

‘roger ,man!’

Cathy sambil mengeluarkan kabel dari handycamnya dan menyambungkan

ke notebook Dita .dengan koneksi wireless Dita,dalam sejenak Cathy berhasil

membajak seluruh penjuru computer sekolah dengan siaran pertandingan yang

berlangsung sebentar lagi.sementara sang reporter berbakat dari kelas seni-teater,Senno

Dwi Septian,pria bertubuh mungil bersuara bass pembawa berita sekaligus acara

disekolah triple S bersiap-siap melaksanakan aksinya.

“’Suasana yang sempat riuh rendah kini senyap melebihi kuburan.semua orang

memandang Rena dan Mike dengan jantung berdebar.Mike memulai serangannya.tapi

berhasil ditangkis oleh Rena.dia pun berbalik menyerang Mike.hanya saja Mike tak

semudah itu dikalahkan.mereka berdua bertarung sengit.tak satu pun dari mereka

mendapatkan point sampai bel tanda masuk memisahkan pertarungan mereka.semua

penonton kecewa karena bel berbunyi di saat yang sangat tidak tepat.mereka ingin

menyaksikan pertarungan Rena dan Mike,dua orang yang dijuluki sebagai pasangan

sekaligus rival terheboh se sekolah.selain bersaing di bidang akademi,tak ada satupun

yang mau mengalah dalam bidang olahraga.bisa dikatakan mereka berdua adalah

fenomena sekolah Special yang memiliki system sangat unik dari sekolah lainnya.dan

seperti biasa,tak lupa sejarah dari sekolah tercinta ini sendiri,

Triple S (Special Skill School) adalah sekolah dengan system seperti

universitas,dimana para murid dipersilahkan untuk mengikuti kelas yang mereka

sukai,atau kelas yang dapat mengembangkan keahlian khusus mereka.sebagai contoh,

sebut saja Cathy Doyle ,hacker terhebat seangkatannya dari kelas Teknologi-

komputer.lalu Stefanner Apridita,yang bisa memainkan nada sesulit apapun hanya

dengan mendengarnya sekali saja dari kelas Seni- Musik. tapi,mengapa Mike dan Rena

termasuk fenomena? Dalam sekolah ini,murid wajib mengikuti kelas berdasarkan bakat

mereka,mereka dapat mengikuti kelas tehnologi saja,atau kelas seni saja,ataupun kelas

tehnologi dan seni jika mereka memiliki bakat di keduanya.tapi Mike dan Rena,mereka

berbakat di dalam keseluruhan bidang,jadi mereka benar-benar bebas memilih kelas

mereka.Renata Lunaria,sang juara internasional beladiri aikido dan Iai yang

15

Page 16: The Green Witch of Moonlight

diselenggarakan di jepang bulan lalu.bukan hanya itu,dia meraih penghargaan tertinggi

dalam penguasaan lebih dari 20 bahasa di dunia,ilmu sains, dan bermain musik.bukan

hanya Rena,Michael Evanders,Lelaki super cuek ini tidak mau kalah dalam meraup

kemenangan di all England competition,peringkat pertama olimpiade dalam seluruh

cabang bidang eksakta,menjadi MVP (Most Valuable Player) dalam beberapa

pertandingan olahraga dunia,dan mendapat kehormatan dari professor dunia dalam

konferensi ilmu eksakta seluruh dunia.benar-benar fenomena,bukan?

Sekian Headline News dari saya,Senno Dwi Septian,melaporkan langsung dari tempat

kejadian.’”

Seluruh computer sekolah kemudian berjalan seperti biasa.para guru hanya

menggelengkan kepala melihat tindakan murid mereka yang berlebih itu.sementara

itu,setelah seluruh murid membubarkan diri,Rena dan Mike tertawa meninggalkan

lapangan itu karena kelas seni-teater akan dimulai.

“lain kali,gue bakal menang dari Lo!lihat saja!”

“Huh,Lo pikir gue nggak bosan apa,terus-menerus seri gini!”

“SiiP!”ujar mereka berdua kompak tanpa menyadari kesialan yang harus mereka pikul

saat memasuki kelas Teater.baru saja Mike membuka pintu kelas,semerta-merta seluruh

murid menghujani mereka dengan ucapan selamat.mereka berdua hanya bisa

terbengong-bengong karena tak mengerti apa yang terjadi.kemudian ibu Fina,guru

Teater menepukkan tangan dan kelas sunyi dalam sekejap.

“Nah,kalian semua sudah mengerti tugas kalian masing-masing kan?nah,ibu pemisi

dulu karena ada tugas yang harus ibu kerjakan.kalian,mulailah berlatih dari

sekarang”ujar ibu Fina berjalan memegang setumpuk file keluar dari kelas.

“I,ibu.maksudnya?”ujar Mike dan Rena tak mengerti.

“Ah,ibu lupa.minggu depan kita akan mengadakan festival seni dan kalian berdua

terpilih sebagai pemeran utama.nah,selamat berjuang!”ujar ibu bertubuh mungil dengan

rambut digulung dan ditusuk konde sehingga terlihat seperti orang cina itu sambil

tersenyum kecil.

“Apaa?” ujar Rena dan Mike bersamaan.gimana mau berperan,ceritanya ataupun scene

apa yang harus mereka lakoni saja masih samar-samar.kemudian Aristia,sang ketua

kelas berdiri dan menghampiri mereka berdua yang terkaku di depan kelas.

“ehm!drama yang bakal kita mainin tuh cerita versi terbaru dikembangkan oleh

Zala.sekarang dia akan membuat script dramanya,jadi plot dramanya biar kalian baca

sendiri.lalu,seperti yang dibilang bu Fina,bahwa kalian berdua adalah pemeran

16

Page 17: The Green Witch of Moonlight

utamanya.Rena berperan sebagai Freya dan Mike berperan sebagai Pangeran

Fredrick,apa semuanya jelas?oh ya,latihan kita mulai besok setelah kelas kalian selesai

semua.”ujar cewek bertinggi sedang dan berkulit coklat dengan rambut lurus sebahu

yang dipercantik aksesoris bando dari pita biru tua bersimpul sepatu.Mike dan Rena

mengangguk pelan dengan penjelasan Aristia yang singkat dan jelas.tak lama

kemudian, seorang anak perempuan berponi dan memakai jam tangan berwarna ungu

yang sangat besar di pergelangan kirinya menghampiri mereka berdua dan memberikan

setumpuk kertas HVS penuh dialog.

“Nah,kelas selesai.”

Seluruh anak kemudian berhamburan keluar dari kelas.satu lagi keunikan dari sekolah

ini,layaknya di universitas,setiap kelas hanya berusia empat jam dan memiliki hari

tersendiri.satu hari sekolah diisi dua kelas dan besok berganti kelas lain.bagi murid

yang tak memiliki jam di hari berikutnya diwajibkan untuk menghadiri ekstrakurikuler

mereka sehingga hari libur tetap hari minggu.

“Ren,ikut gue yuk!”ujar Mike mendorong bahunya hingga membentur bahu Rena.

“kemana?”ujar Rena sambil memegang bahunya itu.

“Biasa,tempat langganan.”ujar Mike sambil mengacungkan jempolnya.

“He-eh.boleh aja”ujar Rena mengerti.dimana lagi kalau bukan sebuah kios kecil penuh

komik dan novel-novel tua yang dijaga oleh seorang wanita lanjut usia berdarah

belanda jawa bernama Merriana Fedrerica Martha Van Delsdelv.karena namanya

terlalu panjang,mereka sering memanggil wanita tua itu dengan sebutan bu Meri.hari

ini,kantong Rena lumayan terisi,jadi dia bisa mengambil komik titipannya.karena sudah

kenal dengan bu Meri,jadinya kalau berkunjung dengan kantong kering,bisa dititipkan

dengannya.jika tidak,hanya bisa harap-harap cemas di beli sama orang lain.

Saat mereka berdua akan pergi ke tempat favorit mereka,tiba-tiba telepon Rena

berdering.

“Halo..”

tak sampai lima menit lamanya percakapan Rena dengan sang penelepon.tapi setelah

selesai,Rena menghela napas.

“Bokap Lo lagi?” ujar Mike sudah bisa menebak tingkah Rena setelah mematikan

teleponnya itu.

“Sori..”ujar Rena berwajah sedih karena lagi-lagi,dia membatalkan janjinya pada Mike.

Mike tersenyum seperti biasa padanya.

“ya udah,gue anter ya!”

17

Page 18: The Green Witch of Moonlight

entah hal sepenting apa yang menjadi alasan Rena saat menerima telepon dari

ayahnya,tapi Mike sudah bisa mengerti Karena terlalu terbiasa dengan nya.setiap Rena

diajaknya pergi,jika mendapat telepon berdering,mau tak mau Mike harus menahan

keinginannya pergi bersama Rena,karena pasti Rena akan membatalkannya.

“thanks.” Ujar Rena tersenyum kecil. Mike selalu berpikir ketika melihat Rena

tersenyum.

‘Rena,sering kali gue melihatnya begini.gue tahu ada sesuatu yang misterius tentang

dia..sudahlah.karena itulah,gue menyukainya..’. ujarnya dalam hati.memang,sejak

bertemu di Masa Orientasi lima tahun lalu di SMP,entah kenapa Mike merasa tertarik

dengan cewek boyish ini.sikap tenangnya disaat seluruh anak cewek menangis karena

ulah para senior,kata-kata dingin dan menantangnya,semua itu menarik hati Mike.

’Rena berbeda dari anak yang lain.dia special’ pikir Mike dalam hati saat itu.

Mike mengeluarkan motornya yang mirip dengan motor keren kamen rider,sang ksatria

fiksi buatan orang jepang. yamaha Gp-X keluaran jepang berkilauan warna biru metal

berpadu warna silver pada bagian joknya.

“uwah,ganti lagi nih?! Mana motor hijau chrome Lo kemarin?”

“Ya inilah!Gue cat ama ganti body kit nya.keren,kan?” ujar Mike mengelus-elus motor

kesayangannya.

“yah, lebih keren daripada yang punya”

Rena tersenyum jahil dan menaiki motor itu. Mike menatap Rena dengan tatapan

jauh.dia kemudian mengeluarkan dua lembar kertas dan memberikan salah satunya

pada Rena.

“Ren,besok Lo gak ada rencana kemana-mana,kan?”ujar Mike malu-malu.Rena

menatapnya geli.

“Emangnya kenapa?”

“kakak Gue mau nikah di gedung The EterniTy kota sebelah.dia juga ngundang

Lo.mau..ikut ama Gue?gue pergi hari sabtu.jadi,kita menginap di sana.itu..kalo Lo

mau..”

“Hee-kakak Lo yang mungil itu?mau,mau!”

sebenarnya yang berada di dalam benak Rena saat itu bukanlah menghadiri pesta

itu,tapi tempat pernikahan kakaknya Mike itu.gedung The eternity,tempat dimana

disumbangkannya sebuah permata Sapphire bernama sama seperti

gedungnya,berbentuk Lilin sebagai symbol dari cahaya hangat yang digemakan oleh

pasangan yang bersanding di tempat itu.walau,dia juga sedikit penasaran terhadap

18

Page 19: The Green Witch of Moonlight

kakaknya Mike,Eliza,cewek imut dengan tinggi yang bisa membuat orang menyangka

dia masih anak SMP.padahal,dia sudah lulus dari Oxford University jurusan Hubungan

Internasional dan sering bolak-balik ke luar negeri karena bekerja di kedutaan.

‘Yah,Eliza memang sangat manis,beda dengan orang yang satu ini..’pikir Rena sambil

menatap Mike yang dalam hatinya senang karena bisa menghabiskan akhir pekan

bersama Rena.

’Enaknya hidup yang biasa seperti ini.entah apa jadinya jika Mike tahu tentang diriku

yang sebenarnya.sudahlah,lagipula malam ini,ada yang harus dikerjakan.’ pikir Rena

menerawang sambil menghela napas.Mike kemudian memacu motornya menuju ke

rumah Rena yang sangat jauh dari sekolah.tak sengaja,motornya berpapasan dengan

mobil Mercedes hitam yang datang dari arah berlawanan.sejenak, Rena merasakan

sesuatu yang aneh.tapi,dia memutuskan untuk mengacuhkan perasaannya itu dan focus

berpegangan karena lengah sedikit,dia bisa terjatuh karena Mike benar-benar menjadi

pembalap saat menaiki motornya.tanpa Rena sadari,orang di dalam mobil itu sejenak

memandangnya.anak laki-laki seusia Rena,bertampang dingin dengan kacamata

besar ,tengah berbicara dengan seorang berjas biru abu-abu berperawakan polisi walau

tak terlihat dari wajahnya yang masih muda.

“Hem..”

lelaki paruh baya berjas biru itu kebingungan.wajahnya memucat dan keringat dingin

keluar dari tubuhnya.

“apa ada yang ingin anda bicarakan?”

anak berkacamata itu sepertinya mengerti kegelisahan yang dialami laki-laki yang

berumur jauh diatasnya.lelaki itu berdehem dan mengeluarkan sapu tangan untuk

menyeka keringatnya.

“maaf,perkenalkan.saya calon Inspektur Yagi dari kepolisian pusat.saya juga

ditugaskan sebagai penanggung jawab keperluan anda disini.jika ada sesuatu yang ingin

anda tanyakan atau sesuatu yang anda perlukan, silahkan tanyakan kepada saya.”

“Baiklah.terimakasih.saya perwakilan dari FBI yang datang atas permintaan atasan

kalian.nama saya Radityo aradaza.”

Sejenak kesunyian menjalar diantara mereka berdua sampai anak berkacamata itu mulai

membuka mulutnya.

“Jadi,dia akan datang lagi malam ini,calon inspektur Yagi?” ujar laki-laki berkacamata

itu.

19

Page 20: The Green Witch of Moonlight

“Ya,dia mengincar Change of heart,permata hati biru safir bersayap malaikat diamond

di kanan,dan sayap iblis ruby merah di kirinya.merupakan permata peninggalan Marie

de Antoniette,aktris teater pemeran Shakespeare pada abad ke 19.permata itu kini

dimiliki oleh sebuah perusahaan permata tak jauh dari sekolah ini.”

“Begitu.kapan waktu perjanjiannya?!”

“disini tidak dijelaskan. seperti biasa,teka-teki aneh untuk mengecoh kepolisian”

“boleh saya lihat suratnya?”

“Ya,kebetulan saya membawa salinannya” Yagi memberikan sepucuk kertas putih pada

anak berkacamata itu.dia membuka salinan kertas itu dan membacanya.

“”SATU TUBUH,TAPI MELAHIRKAN KEDUA PIKIRAN…

YANG SATU SEBERSIH MALAIKAT DAN YANG LAIN SEGELAP SETAN..

BERPAUT DALAM SATU HATI..SEPERTI DITAKDIRKAN BERSAMA

WALAU SEBENARNYA TLAH DIPISAH OLEH JURANG TIPIS PADA HATI

YANG MENYATUKANNYA..

YANG PUTIH DIBERKAHI..DAN YANG HITAM DICACI..SEMUA

PERLAKUAN MENIMBULKAN DENDAM..AKU AKAN DATANG MEMBAWA

DENDAM SANG HITAM..DITENGAH TERANG BULAN PURNAMA DI

LANGIT MALAM..PERCUMA KALIAN MENGHALANGIKU..KARENA AKU

TAK TERLIHAT..””

Anak berkacamata itu tersenyum saat membacanya.

“Calon inspektur Yagi,tolong hubungi atasan anda.hari ini,saya hanya ingin

mengucapkan salam perkenalan dengannya” ucap anak itu penuh percaya diri.

“Ba,baik.” Sejenak calon inspektur itu menatap anak berkacamata itu.

‘dia begitu muda,tapi sudah diangkat sebagai agen FBI ? mengerikan.dari auranya

saja,aku bisa merasakan,anak ini hebat.sepertinya dia akan menjadi musuh sepadan

bagi nona pencuri itu.wah,jadi tak sabar.’ pikir calon inspektur Yagi.mobil mereka

segera dipacu menuju ke Jewel de MonaliZe,perusahaan yang memiliki permata

terlangka di dunia,change of heart.

“aku pulang.”

“selamat datang,Nona.” Seperti biasa Emma membukakan pintu untuk sang

nona.tapi,wajah Emma terlihat begitu resah sampai Rena dapat menangkap keanehan

dan langsung mengerti arti keresahan Emma.

20

Page 21: The Green Witch of Moonlight

“Wanita itu datang lagi,Emma?”

“Ya,nona.bersama dengan tuan besar.”

“Cih!nenek sihir tua itu.mau apa lagi dia kesini!”

“Sudah lama tidak bertemu,beginikah sopan santunmu kepadaku,Alunata Renatria?”

Deg!jantung Rena berdegup kencang.suara yang mengalun lembut tapi seolah

menyimpan sesuatu dibaliknya.ibarat serigala berbulu domba,itulah kata-kata yang

pantas menggambarkan suara wanita tua ini.

“apa karena kau disebut-sebut memiliki kemampuan bagai pinang dibelah dua dengan

kakek buyutmu,jadi kau dapat berlaku seenaknya pada orang yang lebih tua kepadamu?

siapa yang mengajarimu sehingga tak sopan seperti ini!ah,apa pembantu tak berguna ini

yang mengajarkannya kepadamu,Alunata Renatria?”

Tatapan tajam dibalik mata abu-abu itu membuat Emma diam menunduk tak dapat

berbuat apa-apa.tenggorokan Rena terasa sesak mendengar kata demi kata makian

kerap dikeluarkan dari mulut wanita tua yang dia sebut ‘nenek’.sejak kecil,dia sudah

menahan hati karena dia tak mau Emma yang menyuruhnya.tapi kali ini,dia tak mau

semakin di maki oleh perempuan yang membenci dirinya sejak kecil.

“maafkan atas kelancanganku.tapi,bukankah anda juga harus meminta maaf kepada

Lady Emma?apakah sudah dalam darah bangsawan anda untuk mencari-cari kesalahan

orang, lalu menyalahkan atau merendahkan orang lain,wahai Lady Lunamaria?”

Sambil mengucapkan perkataan itu dengan suara gentleman khas sang pencuri,Rena

membungkuk hormat seperti seorang bangsawan pada neneknya,lalu menatap neneknya

tajam penuh kebencian,dengan senyuman manis yang menantang.hal itu selalu dia

lakukan ketika menantang para polisi yang tak bisa menangkapnya,ataupun mengejek

neneknya sekalipun,seperti yang dia lakukan sekarang.

“Lancang Kau,Alunata Renatria!!”

“hentikan,Lunamaria!” suara lantang yang membuat terkejut semua orang

menghentikan gerakan sang nenek yang ingin menampar cucunya itu.

“Urusanku dengan Reynard sudah selesai.sekarang,kita pulang.” Seorang pria tua

bertongkat putih bermata hijau yang hampir tak terlihat dengan topi coklat tuanya

memberi isyarat pada Rena dengan tatapan matanya pada Rena. Rena tersenyum dan

menyingkir dari pintu untuk keluar dari rumahnya.saat sang kakek akan beranjak,sang

Lunamaria masih bersikeras untuk tinggal.

21

Page 22: The Green Witch of Moonlight

“ Tapi,urusanku dengan penerusmu ini belum selesai,Alfred.dia perlu diberi sopan

santun karena sudah berani berlaku tidak sopan kepadaku,neneknya sendiri.” Alfred

menghentikan langkahnya dan menoleh pada Lunamaria.

“ Sudahlah,lagipula Rena harus bersiap-siap untuk nanti malam.dia akan mengambil

permata yang kau minta,ingat?” tatapan mata hijaunya,yang walau tak sehebat saat dia

muda dulu,namun ketajamannya tak pudar dimakan usia,membuat Lunamaria akhirnya

menyerah kepadanya.

“Baiklah,kali ini kau ku maafkan.tapi,urusan kita belum selesai sampai disini,Alunata

Renatria”

senyuman sekilas yang diperlihatkan sang nenek membuat Rena bergidik.senyum

menyeringai kejam dan licik seolah menyimpan rasa iri dan dengki yang sudah lama

terpendam.tapi saat itu,yang terpikir dalam benak Rena,hanyalah kebencian sang nenek

karena dia yang meneruskan green eye,adalah seorang wanita.

Alfred dan Lunamria pun berjalan keluar.tapi,saat berpapasan dengan Rena,Alfred

berhenti.

“Malam ini adalah malam merah darah,malam pertempuran,sekaligus malam

pertemuan kembali.malam kesedihan bagi sang pencuri.berhati-hatilah Rena, karena

sifat sang pencuri menurun kuat pada dirimu.tapi aku berharap tragedy yang terjadi

padanya tak terulang kepadamu,cucuku.ingatlah peringatan ini baik-baik.”

“tenang Kek,aku akan berhati-hati.”

Alfred kemudian mengelus kepala Rena dengan lembut lalu pergi beriring suara

ketukan tongkatnya ke tanah.Emma kemudian menutup pintu itu ,sementara Rena

masih berdiri menatap pintu rumahnya.

‘mana mungkin akan terjadi..malam pertemuan..’

Perusahaan permata terbesar di dunia,Jewel de MonaliZe yang terkenal karena

memiliki sebuah mascot berupa tiga permata berbeda jenis yang disatupadukan

menjadi sebuah nilai artistic.permata itu bahkan disebut-sebut sebagai permata dua

sisi,sesuai nama yang diberikan kepadanya,change of heart.kali ini,cahaya bulan sabit

menghiasi malam.perasaan Rena seketika aneh melihat bulan itu.seperti sedang

mengisyaratkan dengan bahasa yang takkan ia mengerti.tapi karena permata itu

permintaan khusus dari nenek,mau tak mau dia harus berusaha keras.

Sangat mudah menemukan perusahaan yang memiliki gedung tertinggi di

kawasannya.Rena menurunkan dirinya di puncak atap.dia segera melompat dari atap ke

22

Page 23: The Green Witch of Moonlight

lantai lima belas,lantai tempat permata itu disimpan.dengan sedikit peralatan yang dia

buat dari meniru peralatan di film-film action barat itu,sangat mudah baginya

memasuki lantai lima belas.tak ada siapapun mengawasi lantai itu.Rena semakin

bersikap awas karena hari ini terlalu aneh.sekilas dia melirik ke arah kamera yang

sepertinya mengintip dirinya yang tengah beraksi.dia tersenyum kecil.

‘wah,sudah canggih sekarang para polisi’ bisiknya sambil mengeluarkan kacamata

ultraviolet,untuk memperlihatkan padanya sinar infra merah yang lebih dipercaya

menjaga permata itu dari seorang polisi.dengan lincah dia menghindari sinar itu dan

berhasil berdiri tepat di depan permata tersebut.dia melihat ke kotak kaca yang terlihat

terlalu biasa untuk menjaga permata berharga.dengan segera dia mengganti sarung

tangan kainnya dengan sarung tangan karet.memang sesuai dugaannya.kaca itu

dilengkapi listrik statis yang siap menyengatnya jika dia lengah.dengan mudah change

of heart diraihnya.lalu sebagai sihir terakhir dia mengeluarkan bom asap sehingga

semua pandangan kamera tertutup asap putih mengepul tebal diruang itu.Rena

kemudian lari dari ruangan itu dan naik ke atap seperti biasa.

‘Huh.kemana polisi-polisi itu,tak biasanya mereka begini.apa karena menyerah untuk

memasukkanku ke dalam buih.’gumam Rena riang ,bersiap untuk mengepakkan hang

glidernya dan pulang ke rumah.tapi,keinginan itu harus ditahan sebentar karena tiba-

tiba seseorang menembaki hang glidernya.Rena terkejut dan terdiam disudut ujung atap

itu.ternyata ada seseorang yang telah menunggu kehadirannya di atap sedari tadi.Rena

tak berani berbalik.dia merasa bahwa posisinya menghadap berlawanan sang penembak

tadi lebih baik.

“Tidak sopan jika pergi tanpa memperkenalkan diri terlebih dahulu,Nona pencuri” ujar

penembak itu sambil mendekati Rena sambil menodongkan pistolnya.

“Wah wah,tak kuduga bahwa ada seorang kucing menunggu mangsanya di tempat ini”

ujar Rena dengan kalimat provokatif seperti biasa yang akan membuat inspektur lender

meledak seketika.tapi sayang,dia bukanlah inspektur Lender yang biasa mengejar Rena.

“Kembalikan change of heart itu jika tak ingin berakhir di atap ini” ancamnya sambil

menarik syal tebal hijau Rena.spontan Rena berbalik dan mengeluarkan pistolnya.

mereka berdua saling berpandangan.lagi,sinar rembulan datang disaat yang tak

diinginkan.wajah mereka berdua terlihat oleh terangnya cahaya.seketika ekspresi

penembak itu berubah drastis,sampai-sampai dia menjatuhkan pistolnya.tak kalah

dengan sang penembak,Rena terkejut melihat wajah yang sangat familiar di

23

Page 24: The Green Witch of Moonlight

ingatannya.penembak itu mendekati Rena secara perlahan.dia bahkan tak

memperdulikan pistol yang terjatuh di lantai.

“Malam ini adalah malam merah darah,malam pertempuran,sekaligus malam

pertemuan kembali.malam kesedihan bagi sang pencuri.berhati-hatilah Rena, karena

sifat sang pencuri menurun kuat pada dirimu.tapi aku berharap tragedy yang terjadi

padanya tak terulang kepadamu,cucuku.ingatlah peringatan ini baik-baik.”

Sejenak kalimat terakhir kakeknya memenuhi isi kepala Rena.malam pertemuan itu

benar-benar terjadi,sesuai dengan apa yang ditakutkan kakeknya.sejenak,keheningan

menjalar diantara mereka berdua.jantung Rena berdebar tanpa arah,tapi dia berusaha

mengendalikan dirinya sendiri dan bersikap layaknya seorang pencuri terhadap polisi.

“Re,Rena?kamu Rena,kan?” ujar laki-laki berkacamata berjas hitam panjang

bersweater biru tua yang menambah kesan dingin dalam dirinya.dia mendekati

Rena,tapi Rena menembakinya,walau sengaja dibuat meleset.

“SsT! tak sopan jika tak mendekati merpati putih yang sayapnya telah kau tembak,

karena sekuat tenaga dia dapat berbalik melawanmu.karena ini pertemuan pertama

kita,tak sopan jika aku tak memperkenalkan diriku.aku adalah hantu putih di tengah

gelapnya hitam,berterbangan mencari kebenaran yang tertutup gelapnya kenyataan

langit malam.sedalam samudra biru tua yang tenang tapi begitu mencekam jika terjebak

jauh di dalamnya.”

“Rena!apa yang kau..!”

Anak berkacamata itu menatap Rena dengan tak percaya.tapi Rena membalasnya

dengan tatapan dingin seolah tak mengenal pria yang memanggil namanya.Rena

tersenyum dingin dan mengeluarkan kertas putih dari tangan kirinya.

“Seperti pada peringatan yang kutulis,aku datang mengambil change of heart.”

Rena terjun bebas. dia mengeluarkan hang glider cadangan dan melayang jauh dari

tempat itu meninggalkan anak berkacamata yang benar-benar terkejut saat melihatnya.

ditangannya terpegang sebuah kertas yang biasa dikeluarkan Rena saat pergi dari lokasi

pencuriannya itu.anak itu terus menatap langit.Rena sudah jauh pergi.

“Rena,Kenapa?” ujarnya sambil memegangi sebuah kalung berhiaskan matahari dan

daun semanggi berhelai empat.dia terkaku memandangi langit dengan wajah yang

takkan pernah ditunjukkan pada siapapun kecuali orang yang dicintainya sejak

dulu.orang yang sangat ingin dia temui tapi bukan seperti ini caranya.

“Aku pulang ayah.ini,change of heart yang nenek minta..”

24

Page 25: The Green Witch of Moonlight

seperti biasa,setelah menyerahkan hasil curiannya,Rena segera berlari ke kamar.pintu

kamar ia kunci rapat-rapat.dengan gusar,dia merogoh ke bawah tempat

tidurnya.terdapat sebuah kotak musik mungil berbentuk daun semanggi berhelai

empat.dia membuka kotak itu dan mengambil foto yang terselip di dalamnya.sebuah

foto dua anak kecil yang sedang memegang kalung dan gelang.tak terasa Rena ingin

menitikkan air mata yang entah sudah berapa lama tak keluar dari pelupuk matanya.

“Akhirnya kau kembali,Yo..”

Rena menangis menutupi mulutnya agar tak terdengar oleh penghuni

rumah.Rena tak segera mengusap air matanya,ia membiarkan itu mengalir membasahi

pipi agar besok wajahnya tak menjadi sembab.

Radityo Aradaza,satu-satunya pemberi kenangan indah dalam hidup

Rena.saat masih duduk di bangku SD,Rena kerap mendapatkan perlakuan kasar dari

teman-temannya karena mereka takut melihat mata Rena yang lain dengan mereka.tapi

Yo selalu menolong Rena.Yo juga tak punya teman karena sifat pendiam dan

kakunya .akhirnya mereka berdua berteman sangat akrab.

Dibiarkannya lantunan lagu dari kotak musik pemberian Yo itu merasuki

jiwanya . Rena menutup matanya,melihat rekaman memori masa lalunya di sebuah

pohon maple di dekat danau hutan tak jauh dari sekolahnya yang mereka tak sengaja

temukan saat bermain bersama.Rena tengah asyik menarikan sebuah tarian yang

diajarkan Emma.Yo tersenyum melihatnya.Rena berputar-putar sambil membuka kipas

kecil yang dia bawa di kantongnya,lalu dia terjatuh.

“Aduh,aku masih belum ahli..”

lutut Rena tergores akibat bergesekan dengan tanah hutan itu.Yo menghampirinya dan

membersihkan luka Rena dengan saputangan yang dicelupkan di danau.

“Yo,apa kalau sudah besar nanti,kamu ingin menjadi seorang dokter?” Tanya Rena

padanya.Yo membenarkan kacamatanya sambil tersenyum memegangi pipi lembut

Rena.

“Aku ingin menjadi seorang polisi.aku ingin meraih keadilan yang sampai sekarang tak

pernah kurasa.aku ingin melindungi sesuatu yang bagiku sangat berharga melalui

tangan ini.” ujarnya serius menatap Rena .

Rena kemudian memegang tangan Yo sambil bersandar dan menutup kedua matanya.

“Rena,aku akan pergi ke Amerika demi cita-citaku.sudah tak ada yang dapat aku

lakukan disini,ayahku tak pernah lagi mau mengakuiku sebagai putranya.dia sudah

25

Page 26: The Green Witch of Moonlight

bahagia dengan keluarga barunya,sementara aku yang terbuang ini tak punya siapa-

siapa.untuk itu aku akan pergi ke sana dan masuk dalam keanggotaan FBI..”

Rena terkejut mendengar pernyataan tiba-tiba Yo.kipas yang dia pegang terjatuh dan

Rena terduduk di rumput.

“Rena?”

Yo menghampiri Rena .tapi Rena menangis tiba-tiba.

“Kenapa Yo bilang sudah tak punya apa-apa lagi?kalau begitu,apalah artiku dimatamu?

apa keberadaanku tidak cukup membuatmu terlepas dari rasa kesepian Yo?padahal

Rena sangat bahagia bersama Yo, tapi apa pada akhirnya Rena sendirilah yang

memiliki perasaan seperti itu? “

Yo tersenyum sedih dan mengangkat wajah Rena.jemari tangannya menghapus butiran

air mata yang keluar dari pelupuk mata Rena yang mati.di kecupinya pipi Rena yang

lembut dan mudah memerah seperti apel.

“tidak seperti itu.maafkan aku Rena.aku ini lemah.kau bukannya tak berarti.kau sangat

berarti bagiku,bahkan lebih dari yang kau bayangkan sekalipun.hanya saja,aku sudah

mengambil keputusanku.aku akan pergi demi melindungi apa yang aku percayai.demi

melindungi seseoran yang mau menangis untuk kehadiran diriku yang terbuang ini.aku

akan menjadi orang yang kuat sehingga dapat melindunginya kelak.sampai hari itu

datang,maukah kau menunggu kehadiranku,orang yang tak berguna ini,Rena?”

dia tatap mata Yo yang memancarkan sebuah keseriusan amat sangat. Rena

mengerti,kepergian Yo hanyalah untuk mendapatkan sebuah pengakuan. Ayah yang

sudah tak mengakuinya lagi,orang-orang yang memanfaatkannya demi kepentingan

pribadi,Yo benar-benar kesepian. Karena itulah Rena menyerah untuk menghentikan

kepergiannya.dia pun mengalami hal serupa walau tak seburuk kenangan milik Yo

karena dia memiliki Emma dan kakek disisinya.

“Jika itu keinginanmu,maka kejarlah Yo.pergilah ke Amerika,raihlah impianmu.aku

akan selalu menunggu sampai kau kembali Yo.sebagai bukti bahwa disini,selalu ada

tempat untuk pulang bagimu.kau tak sendirian karena aku akan selalu

menantimu.sampai kau datang dengan impian ditanganmu.berjanjilah Yo,disana kau

harus berusaha mencapai impianmu.”

Rena memegang tangan Yo dan tersenyum padanya.

“Janji,Rena?”

“ya,aku berjanji.”

26

Page 27: The Green Witch of Moonlight

Lagu Endless love dari kotak itu berhenti,begitu juga dengan kenangan

singkat yang terbesit tiba-tiba dalam benaknya. Rena membuka kedua

matanya.kenangan saat itu sirnalah sudah,hanya bersisa dihamparan mata hanyalah

kepedihan. Dinginnya suasana kamar membuka kenangan lama,pertemuan kembali

dengan Yo akan membuka satu kepingan kenangan masa lalu yang menggoyahkan

tekad dan hatinya.tapi paling tidak,dia tak ingin bertemu di saat seperti itu.

‘yo,kenapa harus bertemu dengan cara begini?’ bisik Rena dalam hati sambil memeluk

erat kotak musik itu, seolah menggenggam erat kenangan yang dia simpan jauh di

dalam hati,yang kini meluap keluar tanpa henti.sementara Yo,dia duduk tersudut dalam

apartemennya sambil menggenggam kalung pemberian Rena.dia membuka

kacamatanya sambil menatapnya dalam-dalam.kacamata ini adalah saksi bisu akan

kenangannya bersama Rena.dirinya dulu begitu tak pandai bergaul dan selalu dijadikan

sasaran oleh para guru yang membencinya karena dia terlalu pintar.tapi saat dia melihat

Rena dijahili oleh teman-temannya,dia merasa ingin melindunginya.Rena saat itu

terlihat seperti boneka yang mudah rusak.Yo memutuskan untuk melindunginya.walau

nantinya dia akan berpisah juga dengan Rena karena dia ingin mengejar cita-citanya ke

Amerika.tapi tak disangka,pertemuan kembali yang sungguh tak terduga.dia tak bisa

membayangkan bahwa The Green Eye,sang pencuri misterius dunia adalah orang yang

dicintainya.bahkan parahnya,dia hampir saja menembak Rena.Yo terlalu terobsesi

dengan figure seorang pembela kebenaran yang diidamkannya sejak dulu.

“Kenapa jadi begini,Rena? Padahal aku pergi agar aku menjadi satu-satunya orang

yang dapat melindungi mu, melindungi senyum manis yang hanya untukku,melindungi

dirimu yang rapuh dan lemah di dera kekejaman orang yang tak menerima keberadaan

kita.tapi kenapa pada akhirnya justru akulah orang yang hampir mencelakakanmu?

kalau tahu akan begini jadinya,aku takkan pernah pergi dari sisimu,Rena.’.Yo terus

menatapi kalung itu sampai dia terlelap.

Bab 3

The NightMaRe

27

Page 28: The Green Witch of Moonlight

“TOK,TOK!” Suara ketukan pagi membuat Rena terbangun.Rena mengusap matanya

yang mereda dari bengkak karena menangis semalam.kotak musik yang dia pegang erat

sampai terlelap itu dia simpan lagi,baru beranjak membukakan pintu.

“Kakak!” pelukan hangat menyergap seketika saat Rena membukakan pintu kamarnya,

yang berasal dari seorang gadis mungil yang 2 tahun lebih muda dari Rena.

“Tria?” gadis berambut coklat bergelung dengan mata coklat turunan dari sang ibu

terlihat begitu riang.dia terus memeluk kakaknya tanpa perduli tinggi mereka yang

berselisih 15 cm itu.

“Tria pulang kak!ini oleh-oleh buat kakak!” setelah melepaskan pelukannya, Tria

merogoh saku baby doll nya dan memberikan sesuatu pada kakaknya.sebuah anting

berbentuk clover berwarna hijau.

“Cuma satu-satunya di dunia!hadiah buat kakak!” sambil bertampang imut dan manja

kepada sang kakak , Tria kembali memeluk kakaknya yang sudah tak dia temui selama

dua bulan.

“Makasih banyak ya, Tria” Rena menggenggam pemberian Tria lalu mengusap

kepalanya dengan lembut.

“Oh ya,kak.ada yang mau Tria bicarain ama kakak.penemuan Tria selama 3 bulan di

Amerika.” Tanpa membalas lagi,Rena mempersilahkan Tria masuk ke kamarnya. Tria

segera menyergap ranjang putih empuk Rena dan bermain-main dengan bantanl

gulingnya.

“lalu?” Rena memperhatikan adiknya sambil duduk di kursi meja belajarnya yang tak

jauh jaraknya dari tempat tidurnya.

“Kakak pasti sudah tahu apa yang ingin Tria bicarain.mengenai pembunuh

itu..”seketika Rena naik darah saat Tria menyebut kata ‘Pembunuh’.dia langsung tahu

apa yang ingin Luna katakan.

“Tria!”

“Maaf kak. Tria tahu kakak masih mencintainya.tapi,kenyataan kalau dia adalah.” Tria

menatap kakaknya yang terlihat membenci perkataannya tentang orang itu.

“Apa hanya itu yang ingin kau bicarakan?”ujar Rena bernada dingin.

“jangan tersinggung kak,maaf. Tria mendapatkan informasi ini dari salah satu teman

yang berkerja di kepolisian disana.dia bilang, orang itu,Radityo Aradaza, sudah

diangkat menjadi kapten L.A.P.D saat kakak memulai tugas sebagai The green

28

Page 29: The Green Witch of Moonlight

eye.setahun sesudah itu,karena prestasi gemilangnya dalam mengungkap kasus

pembunuhan yang melibatkan anggota mafia terbesar di Amerika,dia dipanggil oleh

FBI,dan secara resmi sebulan setelahnya,dia menjadi salah satu agen FBI termuda

dengan prestasi gemilang.tak ada kasus tak terpecahkan olehnya. Dan sekarang,dia di

pindahtugaskan kesini atas perintah atasannya untuk menangkap kakak.” Tria menatap

Rena yang berwajah muram.dia kasihan karena kakaknya masih saja menutupi

kenyataan kalau dia sudah tak memikirkan orang yang meninggalkan dirinya delapan

tahun lalu itu.orang yang sudah memberikan harapan yang sia-sia kepada sang kakak

yang dicintainya sejak kecil.

“Aku sudah tahu hal itu, Tria.kemarin aku bertemunya,dia menembaki hang glider ku

setelah aku mendapatkan change of heart.” Tria tersentak.dia langsung berdiri dan

menatap kakaknya.dengan serius dia memandangi wajah kakaknya.wajah yang terlihat

lelah karena bertugas semalam,dan sedikit memudar,tapi wajah sembab kakaknya

masih terlihat olehnya,bukti bahwa kakaknya menangis semalaman.kakaknya yang

tegar karena diasingkan oleh keluarga yang lain dan hanya dirawat oleh seorang

pembantu setelah kematian ibunya,kakak yang tak pernah menangis di hadapannya,tapi

kini dia menangis karena hal yang ditakutkannya telah kembali.

“Jadi,kakak?”

“Ya, sekarang dia adalah musuh terbesarku ,Tria.sama seperti para polisi yang

mengincar nyawaku untuk dibawa ke penjara.”ujar Rena rendah.

“kakak..” Tria menatap kakaknya dengan rasa kasihan.dia bingung,kenapa sejak

kecil,kakaknya tak pernah bahagia.memang pernah,kebahagiaan itu terpancar dari

wajah kakaknya saat dia kecil dulu.tapi kini,sudah benar-benar sirna,satu-satunya

pembuat kebahagiaan dalam diri kakaknya.

“aku tahu, Tria.ketika dia kembali ke hadapanku lagi,aku harus memenuhi

tugasku..”ujar Rena bernada serius.

“Apa kakak yakin?”

“Ya,kakak telah berjanji pada diri sendiri akan menuntaskan segalanya.kalau pilihan

yang lain tak tersedia bagiku,mau tak mau aku harus melakukannya.”

‘Aku,harus membunuhnya.walau aku tak tahu apa aku benar-benar bisa’ ujar Rena

yang dalam hati berteriak ingin menangis.

29

Page 30: The Green Witch of Moonlight

“ Rena!” Yo mencoba untuk mendekati sesosok putih dengan mata hijau yang begitu

dia kenal.tapi sosok itu berlari darinya,dan malah menodongkan pistol tepat diarahnya.

“Kalau mendekat,kau akan mati.jalan kita sudah berbeda.sekarang,kau adalah

musuhku,sama seperti orang-orang yang menginginkan aku untuk di adili.”ujar sosok

putih itu dengan begitu dingin,menatap Yo penuh benci.

“Tidak,nggak seharusnya seperti ini!tidak begini,Rena!”Yo berusaha untuk meyakinkan

Rena,tapi Rena tak bergeming.

“Beginilah kenyataannya.kau dan aku.”

DORR!!DORR!!

suara letusan entah darimana asalnya,membuat Rena seketika terjatuh.

“Rena!!”Yo berlari mendekatinya.tapi Rena sudah berlumuran darah.baju putih

besihnya kini berubah menjadi merah darah,yang keluar dari paru-parunya,tempat

peluru itu bersarang.

“pada akhirnya,salah satu diantara kita,harus berakhir dengan cara begini.”Rena

tersenyum padanya,lalu menutup matanya untuk terakhir kali.

“tidak,tidak!AARGH!!”mata Yo terbuka lebar dan dia terbangun dari tempat

tidurnya.tapi tidak ada Rena,yang ada,dia hanya berada di atas tempat tidur di

kamarnya sendiri.

‘hahh..hh..mimpi..’ suara desahan menyambut pagi Yo hari ini.ruangan yang gelap

dengan penerangan lampu tidur ternyata menghantarkan mimpi buruk kepadanya.dia

beranjak dari tempat tidur sambil memegangi kepalanya.dia membuka pintu kaca di

kamarnya yang terhubung dengan beranda.sejenak dia terpaku diatas pagar ditepian

beranda sambil memandang kota asalnya di pagi hari.

‘Mimpi yang buruk’ dia masih membayangkan mimpinya semalam. Mimpi tentang

Rena yang membencinya.dan mimpi tentang kematian Rena yang tertembak oleh

sebuah senapan antah-berantah.

‘Kenapa jadi begini?!padahal delapan tahun yang lalu,tak seperti ini..’dia memandang

langit yang masih keabu-abuan dipagi hari,dimana sang surya belum terlalu naik ke

langit,awan mendung yang membuat angin dingin membuatnya kembali pada peristiwa

delapan tahun yang lalu,pertemuannya pertama kali dengan Rena.

“Kenapa sih,anak tengik itu harus bersekolah disini?jika dia se jenius itu lebih baik

langsung kuliah saja!”

30

Page 31: The Green Witch of Moonlight

“Oh,anak berkacamata itu.iya,selama pelajaranku kerjaannya mengutak-atik

komputernya saja.aku seperti tidak ada dimatanya!”

“aku sih,sering memberinya soal-soal tingkatan mahasiswa,tapi dia berhasil menjawab

sempurna dan aku yang mendapat malunya,sialan juga anak itu!”

“Hei,lebih baik kita lapor saja sama ibu kepala sekolah biar dia dipindahkan dari

sekolah kita.”

“Ya,buat apa kita mengajari orang yang lebih pintar dari kita?nonsense banget!”

umpatan para guru SD di kantor itu terdengar panas di telinga anak berkacamata yang

kebetulan mendengarnya.anak itu hanya tertunduk sambil memegangi tumpukan novel

detektif yang hendak dibacanya.

‘huh,dasar!semua orang sama saja,selalu menganggapku sebagai pengganggu’

dia memang sudah terbiasa mendengar perkataan seperti itu.hanya saja dalam hati dia

ingin menangis.semua orang memandang kesal padanya hanya karena otak briliannya

itu.lagipula,menjadi seorang yang jenius bukanlah kemauannya.sejak kecil,dia memang

memiliki kemampuan untuk menganalisa sesuatu dengan cepat.sekali baca,tanpa

membaca lanjutannya pun dia sudah menerka bagaimana kelanjutannya.lalu,rumus-

rumus rumit eksakta masuk ke dalam otaknya semudah menghapal angka 1 sampai

5.wajahnya yang tertutupi kacamata bingkai hitam menutupi hidungnya itu tak pernah

menunjukkan ekspresi apapun kepada siapapun,membuat dia tak memiliki teman

seorangpun selama empat tahun masa SDnya.

“Tapi,sebenarnya anak itu masih lumayan dibanding anak kelas 4c itu..”

“Oh,anak blasteran bermata hijau pekat itu?”

“Iya,seram sekali melihatnya.saat dia menatapku,seperti boneka hidup saja,seram sekali

pokoknya.seperti aku ini ingin dia bunuh.”

“Ih,iya juga ya..untung aku tidak mengajar di kelasnya..”

Sepertinya kantor adalah sarang para guru untuk saling bergosip tentang murid-

muridnya.di tempat itulah kata yang seharusnya tak keluar dari mulut seorang pendidik

keluar bagaikan luapan banjir bandang.

‘anak bermata hijau’ sebelum dia mendengar gunjingan para guru lebih lanjut, anak

berkacamata itu memutuskan untuk pergi ke tempat dia sering menghabiskan

waktu.daripada dia mendatangi kelas yang sama sekali tak menerima keadaannya,lebih

baik dia membaca buku di bawah rindangnya pohon cemara besar dibelakang sekolah

itu.

31

Page 32: The Green Witch of Moonlight

Saat dia datang,terlihat tiga anak tengah mengerjai seorang anak.dia

melihatnya dari kejauhan.dia memang tak perduli pada siapapun,jadi dia berjalan santai

ke pohon cemaranya.tapi,sesuatu membuatnya berhenti bergerak.ketiga anak itu

mendorong anak itu hingga membentur pohon dan terhempas jatuh.belum puas,mereka

menyiram anak itu dengan ember yang selalu disediakan penjaga sekolah karena saat

pulang sekolah , dia akan menyirami seluruh tanaman di penjuru sekolah.sementara itu

tempat mengambil air sangat jauh, jadi dia mengambil ember berisi air penuh agar tidak

susah saat menyiram nanti.anak berkacamata itu tak bergerak melihatnya.seumur dia di

sekolah ini,dia tak pernah mendapat perlakuan sekejam itu.paling-paling guru yang

memberi soal aneh dan bukunya yang sering sobek.ketiga anak itu lalu mengeluarkan

pisau lipat yang mereka sembunyikan di kantung celana mereka.

‘astaga!mereka benar-benar keterlaluan!’

anak berkacamata itu mengambil ranting pohon besar tercecer lalu berlari menghampiri

mereka.sambil meniru gaya samurai dari film-film,dia memukul tangan ketiga anak

itu.pisau pun terjatuh dan mereka mengerang kesakitan karena dia memukul titik lemah

di tangan mereka.ketiga anak itu lari terbirit-birit.anak berkacamata itu melepas ranting

pohon dan mendekati anak yang basah kuyup karena disirami air.anak itu menutupi

matanya sambil menangis.anak berkacamata itu mengambil saputangan dan menyeka

air di rambutnya.anak itu terkejut dan melepas kedua tangannya.spontan,anak

berkacamata itu terkejut melihat mata hijau pekat anak itu .sorot matanya dingin dan

mati,lebih dingin daripada dirinya sekalipun.mata itu terlihat seperti permata hijau

zamrud,indah tapi menakutkan.

‘anak inikah yang dibilang oleh guru-guru tadi?’ pikirnya dalam hati.dia ingin berlari

dari tempat itu.tapi anak bermata hijau itu menunduk dan menangis.menutupi kedua

matanya karena tahu,anak berkacamata itu takut melihat matanya.sama seperti orang

lain yang takut melihat matanya.anak berkacamata itu kemudian melepaskan kedua

tangan yang menutupi mata anak itu dan mengusap wajahnya.

“Kenapa kau harus tutupi mata yang indah itu?aku suka kok dengan matamu..”

walau sedikit takut,ucapan anak berkacamata itu hanyalah ingin menghibur hati anak

itu saja.anak bermata hijau kemudian menangis dan memeluk anak berkacamata itu.di

saat itulah,anak berkacamata itu mengerti,seorang perempuan bermata hijau dengan

rambut pendek ikal berbando itu sama dengan dirinya.menderita karena tak ada yang

mau mengakui mereka.menderita karena keanehan yang tak pernah mereka inginkan

sebelumnya.

32

Page 33: The Green Witch of Moonlight

“Siapa namamu?”tanyanya pada anak bermata hijau itu.

“Namaku Alunata Renatria.ayah biasa memanggilku Rena..namamu,siapa?”tangan

Rena bergetar kedinginan itu bergerak.mendekati pipi anak berkacamata itu sambil

mengusapnya dengan jemari lembutnya.anehnya,anak itu diam tak

bergerak.membiarkan begitu saja tangan dingin Rena mengusap wajahnya.

“Ah,aku Radityo Aradaza,kamu panggil saja aku Yo.mulai sekarang kita

berteman.janji?” ujarnya sambil tersenyum.benar-benar sebuah senyuman yang tak

terlihat sebelumnya.senyuman yang pertama kali mengembang dari bibirnya itu.Rena

kemudian melepas kacamata besar Yo yang menutupi matanya itu.

“apa kau benar-benar tak takut melihat mataku?” ujarnya menatap sedih pada Yo.

“Rena,matamu indah bagai permata.namun memiliki sorot kesedihan begitu dalam..

merasa kedinginan dan ketidakadilan dunia.sorot itupun terpancar dari mataku..”

Yo sempat bergidik melihat mata itu.benar-benar tak memiliki ekspresi. Dia tak dapat

mengerti ekspresi anak di hadapannya itu,karena sorotnya selalu sama. Kaku dan

dingin.tapi, jika dibanding sosoknya sekarang,terlihat sama.

“Tidak.Rena tahu kok,mata Yo tidaklah dingin.sorot mata Yo yang melihat Rena

sangatlah lembut,seperti tangan hangatmu saat menyeka air di wajahku.kacamata ini

kau jadikan sebagai tameng,agar tak seorang pun tahu kapan Yo sedih ataupun

senang.tapi,Rena suka dengan tatapan Yo, Yo adalah orang pertama yang mau

mengakui Rena di dunia ini.Yo orang pertama yang bilang kalau mata Rena ini

indah,tidaklah aneh atau mati seperti seorang penyihir.”

Yo mengerti.benar-benar tahu.walau sebelumnya dia ketakutan melihat mata itu,walau

perkataan sebelumnya hanya dusta belaka,tapi semua berubah menjadi kenyataan.anak

perempuan manis bermata boneka itu adalah orang yang dia cari selama ini.orang yang

mengakui keberadaannya..orang yang bisa mengerti hatinya.

“Rena,baru kali ini ada orang yang berkata begitu kepadaku.aku adalah anak yang tak

diinginkan oleh siapapun.ayah membenciku karena aku dianggap sebagai penyebab

kematian ibuku.dia mencercaku di depan semua orang saat pemakaman ibu. Dia

menudingku yang sama sekali tak berekspresi menghadapi kematian ibu yang

melindungiku dari maut dengan nyawanya sebagai ganti.padahal saat itu aku ingin

menangis!!tapi aku tak bisa!!sejak saat itu aku tak pernah lagi bertemu ayah.aku

ditinggal sendiri di rumah itu. Rumah yang dulunya hangat sekarang sedingin

es,membuat perubahan di hati ini,tak ada satupun orang yang menoleh padaku.mereka

semua bermuka dua.yang aku tahu adalah orang-orang yang datang untuk

33

Page 34: The Green Witch of Moonlight

memanfaatkan keahlianku dan memberikan segalanya sampai aku bisa bertahan

sendirian.mereka menyekolahkanku,memberiku semua yang kubutuhkan asal aku

melakukan semua keinginan mereka.aku hanyalah alat, dicari saat dibutuhkan dan

dibuang saat tak berguna.ah,hidupku terlalu menyedihkan bukan??”

Yo ingin menangis mendengar penuturan dari tiap kata di mulutnya.tapi dia tak

bisa,kehilangan ibunya juga merenggut seluruh ekspresi yang pernah mewarnai

wajahnya.Yo tersenyum dan melihat Rena. Dia menangis,menangis sambil memegang

erat kacamata Yo.

“Yo,kau terlalu memaksakan dirimu sendiri.Rena pun begitu.sejak ibuku meninggal

dalam kecelakaan ,ayah selalu menghabiskan waktu duduk di sofa merah depan

perapian,memandangi foto almarhumah ibuku.ayah tak pernah mau perduli tentang ku

ataupun Luna, adikku.kami berdua di urus oleh Emma , pembantu di rumah ku yang

lebih terlihat sebagai keluargaku dibanding yang lain. Nenekku tak pernah

menyukaiku , aku bahkan tak tahu apa alasannya.dia lebih menyayangi Luna dan aku

seolah tak berarti dalam pandangannya. Hanya kakekku yang sering membacakanku

dongeng di saat aku tidur,itupun tanpa sepengetahuan nenekku.aku kesepian,saat

malam aku hanya memandangi bintang.mereka begitu berkilau walalu berbeda satu

sama lain.tapi kenapa manusia sangat susah menerima perbedaan mencolok satu sama

lain? Apa aku terlalu aneh jika berbanding mereka ? apa mataku sebegitu matinya

sehingga mereka ketakutan ? mata ini memang mati.tak bisa melihat dengan jelas.aku

tak bisa mengetahui wajahmu jika tanganku tidak menyentuhnya.aku tak dapat

berekspresi walau orang mau berlaku seperti apa kepadaku.tapi aku tak buta Yo.mataku

masih berfungsi,hanya saja tak seperti orang lain.ayah bilang,suatu saat mataku akan

normal bahkan melebihi orang lain dengan sendirinya dan saat itulah yang paling dia

tunggu..”

Yo melihat Rena lagi, Menatapnya iba.

“Jangan begitu Yo. aku tak suka orang menatapku kasihan.aku tak mau kau menatapku

begitu.aku ingin kau tersenyum karena itu lebih baik.”

Yo terkejut melihat Rena.sejenak dia merasa anak itu aneh.

“Rena sudah bilang,kalau mata Rena tak sepenuhnya buta,kan?hanya saja,semua

terlihat kabur,seolah dibatasi oleh sesuatu.” ujarnya tersenyum sedih.Yo tak

mengerti,tapi jika Rena tersenyum dia terlihat cantik.

34

Page 35: The Green Witch of Moonlight

“Rena,kita disini saja sampai pelajaran berakhir ya?aku bosan masuk ke kelas.aku rasa

lebih menyenangkan bersama denganmu disini.aku bawa banyak buku bacaan yang

bagus.mau menemaniku?”

Yo memakaikan kacamatanya pada Rena.

“Oh Ya,itu untukmu.supaya mereka tak takut melihat matamu lagi.pakai saja kacamata

ini.tenang,ini bukan kacamata minus kok.tapi janji,jika di depanku kau tak boleh

memakai kacamata ini,karena aku suka melihat dirimu tersenyum dengan mata itu..”

ujar Yo sambil melepas kacamata itu dari wajah Rena. dia tertawa.muka Yo memerah

melihatnya,karena baru kali itulah ada seseorang yang tertawa saat bersama dirinya.dia

tersenyum bahagia.

“Nah,kalau tertawa manis kok. Rena,matamu tak mati ataupun seperti penyihir.matamu

terlihat lembut dibalik kegelapannya.matamu adalah mata yang pertama kali

membuatku tersenyum.matamu mengisyaratkan bahwa penderitaan kita sama di dunia

ini..sama-sama tak dianggap.mata itu membuatku nyaman Rena.tetaplah seperti itu.”

muka Rena merah padam sejenak mendengar perkataan Yo.

“Janji, berteman selamanya?” ujarnya malu-malu.

“mulai hari ini,sampai kapanpun, kaulah orang yang berarti bagiku.kita berteman

selamanya.Rena,mulai besok aku akan pindah ke kelasmu.kita akan terus bersama,apa

kau keberatan?”

Yo tersenyum nakal dibalik buku tebal Sherlock Holmes yang dia pegang.Rena

tersenyum sambil mengambil buku itu.

“Dengan senang hati!”

Dibawah pohon cemara itu,terbentuklah ikatan dan sebuah janji,untuk saling mengisi

satu sama lain.untuk mengobati diri yang satu dan yang lain dari penyakit hati yang

mendera begitu lama.dan begitulah layangan masa lalu di benak Yo menghilang.

“setelah itu,banyak sekali yang kami lakukan bersama.sampai akhirnya rasa cinta yang

kumiliki ini begitu besar,sampai membuatku mengambil keputusan untuk pergi.tapi

ternyata keputusanku sudah mengubah jauh semuanya.sebenarnya apa yang telah

terjadi padamu,disaat aku pergi,Rena?” sang surya kala itu menampakkan dirinya

kepada seorang pria kesepian yang tengah memegang erat symbol kenangan pemberian

gadis yang dicintainya sambil berwajah sedih.menyesali keputusan,lalu pertemuan tak

terduga.

35

Page 36: The Green Witch of Moonlight

Album besar berwarna hijau itu ditutupnya rapat-rapat.Rena memandang album

penuh kenangannya dan Yo itu dengan rintikan air mata.dia mengusapnya sambil

tersenyum.

‘entah kapan. Persahabatan karena perasaan yang sama akan nasib yang di derita

berubah menjadi sebuah cinta yang sangat sukar di lupakan. Padahal Yo bukanlah

sosok manusia sempurna yang aku dambakan.baik aku ataupun dia memiliki bayangan

pekat akan kepedihan masa lalu.tapi kenapa aku begitu mencintainya?aku terus saja

menunggu keberadaannya, padahal aku tahu akan seperti ini jadinya ketika dia kembali

lagi kepadaku. kenapa aku tak bisa melupakannya? cinta ini begitu menyesakkan.’

Air mata terus saja terjatuh dari pelupuk mata Rena,hingga menetes di ata album hijau

itu.lagi-lagi Rena mengusapnya dan tersenyum sesak.

‘sial,kenapa akhir-akhir ini air mataku mudah sekali jatuh?’

gerutu yang tak dapat dia sesali atau pungkiri.Rena tahu akan begini jadinya jika

bertemu Yo kembali.delapan tahun sudah berlalu sejak pertemuan mereka di bawah

pohon cemara itu.kenangan itu masih merekat kuat di memorinya walaupun tempat

pertemuan mereka itu sudah musnah,pohon cemara itu ditebang oleh kepala sekolah

baru dan dipugar menjadi sebuah aula.Rena meletakkan album itu di bawah tempat

tidurnya,dan berjalan menuju beranda kamarnya.mata hijaunya menoleh ke

atas,memandangi bintang di langit gelap itu.sejenak dia merasa bosan.

‘lebih baik aku berjalan-jalan keluar saja.lagian malam ini kan,aku tak punya tugas.’

dia melompat dari berandanya sambil menyamar sebagai anak kecil berumur sepuluh

tahun tahun berambut pendek ikal diikat oleh pita hitam. Rena berjalan ditengah cahaya

lampu penerangan.

‘begitu sunyi.malam itu benar-benar kesepian ya.tak ada seorang pun yang menemani.’

Rena berhenti bergerak.dari kejauhan dia melihat seorang ibu yang tengah di rampok

oleh dua pria bertato naga dengan badan kekar.wajah bengis mereka membuat sang ibu

pasrah,menyerahkan seluruh barangnya jika tak mau nyawa taruhannya.Rena berlari

dan bersembunyi di balik semak dekat kedua perampok.dia mengambil sesuatu dari

kantongnya.dua bola sebesar kelereng berwarna putih ,dia lemparkan ke arah

mereka.asap mengepul tebal.Rena mengeluarkan tongkat besi lipat cadangan dari balik

bajunya dan masuk ke dalam kepungan asap.segera,mata hijaunya mencari posisi kedua

perampok dan memukuli mereka.

“Rasakan!rasakan!”

36

Page 37: The Green Witch of Moonlight

walau menyamar sebagai anak berumur sepuluh tahun,pukulan lemah Rena segera

mengenai titik kelemahan mereka.kedua perampok mengaduh kesakitan dan terjatuh

pingsan.asap putih itu sedikit demi sedikit menghilang.Rena mengambil tas ibu-ibu itu

dari salah satu perampok yang tergeletak di dekat kakinya,lalu memberikannya pada

ibu-ibu yang terduduk kaget karena bom asapnya tadi.

“Ibu cepat pergi dari sini,sebelum mereka terbangun.”

“Te,terima kasih.tapi kamu juga harus pergi nak.mereka berbahaya.”

ibu itu mengulurkan tangannya pada Rena.tapi dia menolaknya dan mendorong tangan

ibu itu perlahan.

“ibu Tenang saja,saya juga akan lari dari sini.yang penting ibu pergilah dulu.jangan

khawatirkan saya.”

Rena tersenyum.ibu itu mengangguk dan pergi dari tempat itu.

‘nah,harus aku apakan ya,kedua perampok ini.ah,biarkan sajalah..’

Rena terus berjalan sampai akhirnya dia menemukan sebuah kursi putih panjang yang

disinari lampu jalan.dia merasa lelah dan duduk di bangku itu.

“Hei adik kecil,kenapa kamu malam-malam berada disini?”

Rena mendongak pada pemilik suara itu.seorang wanita berambut hitam lurus sebahu

bermata coklat tengah tersenyum padanya.Rena mundur ketakutan.aroma mint dari

tubuh wanita itu membuat luka Rena terbuka lagi.dia mengenal,sekujur tubuhnya tak

pernah bisa melupakannya.

“Kaulah,kaulah penyebab dari segalanya!!kau!kau dan mereka!!”

jantung Rena berdegup tak karuan.dia tak dapat mengendalikan emosinya.

“Adik kecil,kamu kenapa? aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan.aku tak pernah

mengenalmu sebelumnya..”

wanita itu kebingungan melihat tindakan anak kecil yang baru dia temui itu.Rena

tersadar.saat ini dia sedang tak berada dalam wujud yang sebenarnya.dia mencoba

mengendalikan emosinya dalam-dalam.dia melihat wanita itu.dia tengah memegang

sepuluh tangkai bunga matahari diikat pita pink besar ditengahnya.

“kakak habis pergi bersama pacar kakak?”

wanita itu tersenyum aneh.dia membungkuk dan mengusap kepala Rena.

“tidak, dik.aku akan mengunjungi temanku yang malang, teman yang harus

menghabiskan masa hidupnya tertidur dalam rumah sakit karena rasa bersalah yang tak

tertebus selamanya.”ujarnya sedih.

“Ada apa dengan teman kakak?”

37

Page 38: The Green Witch of Moonlight

wanita itu merasa aneh dengan tindak tanduk seorang anak kecil berbaju gothic Lolita

hitam di depannya itu.entah kenapa,mulutnya selalu mengatakan hal sebenarnya pada

anak yang baru dia temui itu.hal yang tak pernah dia bicarakan pada orang lain selama

tiga tahun.dia mengajak anak itu untuk duduk di bangku putih,sambil meletakkan

bunga matahari kesukaan temannya di pangkuannya.dia menatap langit sambil

menitikkan air mata.

“Dulu,saat aku dan keempat temanku duduk di kelas dua smp, sekolah kami tengah

mengadakan masa orientasi siswa.karena kami adalah senior,kami memperlakukan

seorang anak baru yang terlihat paling menyenangkan untuk di jadikan bahan tertawaan

kami.seorang anak berkacamata besar dengan rambut ikal panjang sebahu..kami terus-

terusan mengerjai anak itu sampai suatu hari kami melihat hal yang sangat mengerikan

darinya..saat salah seorang temanku merusak kacamatanya,kami tak sengaja melihat

mata menyeramkannya yang tak terlihat karena kacamata besar itu menutupinya.mata

hijau pekat dingin seperti sebuah boneka besar yang siap membunuh kami semua

membuat aku yang berdiri di dekat atap pun terpeleset hingga hampir jatuh.anak itu

menolongku,tapi sebagai gantinya dia terjatuh.kami semua ketakutan dan turun

mencarinya.tapi,anak itu hilang tanpa bekas.membuat kami semua ketakutan..begitu

ketakutan.sejak saat itu,anak itu tak pernah terlihat lagi di sekolah..entah beberapa hari

setelah itu,secara serempak kami berempat mendapatkan permata ini..”ujarnya sambil

menunjukkan sebuah batu berbentuk S yang dihias beberapa permata di

sekelilingnya.batu hitam pearl dengan hiasan permata asli

safir,aquamarine,ruby,diamond dan opal..Rena meneliti permata itu.semuanya asli,tak

ada bagian yang merupakan imitasi.

“permata ini datang bersama sebuah kotak berbentuk apel emas dengan bertuliskan

bahwa permata ini diberikan kepada kami.dan sehari sesudahnya,berbagai keanehan

terjadi..kami sering melihat bayangan anak itu mengejar kami.salah satu temanku,

berlari ketakutan hingga terjatuh dari tangga dan koma sampai sekarang.”

Rena berdiri dari bangku itu dan beranjak pergi.dia sudah tahu penyebab dari

kejadian aneh yang dialami wanita yang setengah mati dibencinya itu.

“Jika kalian semua ingin selamat,buang jauh-jauh permata itu karena sesuai dengan

namanya,dia memberikan mimpi buruk pada kalian.percaya atau tidak,itulah

caranya.lagipula,sang pemberi permata itu harusnya berterimakasih pada kalian.karena

kalian telah melakukan hal yang paling dia inginkan.lagipula,mungkin aku sudah

hampir melupakan segala perlakuanmu dan teman-temanmu itu,Sophia.”

38

Page 39: The Green Witch of Moonlight

wanita itu terkejut karena dan berdiri dari bangku itu.

“siapa kau sebenarnya?”

“Bukankah kau sudah tahu namaku?.”

Rena melepas penyamarannya penuh amarah.rambut ikalnya berterbangan karena desir

angin datang tiba-tiba ke arahnya.dia berbalik menatap Sophia penuh kebencian.

“Sekarang sudah ingat,Resha Valentisophiana?”

Rena pergi meninggalkan Sophia yang terpaku melihatnya tadi.dia berlari menuju ke

rumahnya penuh amarah.

Rena memasuki pintu rumah dengan kasar dan berjalan menuju

perapian,tempat sang pelaku duduk menikmati sisa hidupnya di balik kursi itu.

“Kenapa ayah melakukan itu?”ujarnya dengan nada penuh tekanan amarah.

Sang ayah menoleh dan berdiri.

“Apa maksudmu Rena?”ujar ayahnya tak mengerti.

“Kenapa ayah memberikan Nightmare pada orang-orang itu?sudah Rena bilang

ayah,itu sepenuhnya kecelakaan!mereka tak sengaja melakukannya,ayah.”

Rena tahu persis.permata seperti itu hanya sang ayah yang bisa membuatnya.di dalam

campuran dari ketiga permata berbeda jenis itu bisa menyebabkan efek halusinasi pada

otak yang seolah nyata. hanya keluarganya yang tahu soal itu dan sampai saat

ini,ayahnyalah yang bisa membuat campuran permata itu.

“Oh,jadi kau sudah tahu soal itu.mereka harus diberi pelajaran karena

memperlakukanmu dengan kejam.”

perkataan ayahnya penuh nada seolah mengesankan itu sudah sewajarnya dia lakukan

sebagai seorang ayah.tapi,Rena sudah muak pada sikap ayahnya yang tak pernah tahu

apa-apa itu.mata ayah telah dibutakan oleh kematian ibunya.Rena sudah menyerah dan

mencoba menahan hasrat hati yang ingin berteriak,’memang ayah dimana saat aku

sedang diperlakukan seperti itu?DIMANA?!!!!’

tapi,setitik rasa sayang pada sang ayah masih membuat mulutnya terkunci rapat.Rena

segera mengakhiri percakapan mereka.

“seharusnya ayah orang pertama yang berterimakasih pada mereka karena mereka

orang yang sudah membangkitkan mata ini..membangkitkan darahku sebagai penerus

dari the green eye!”

Rena berlari menuju kamarnya.pertemuan tak terduga malam ini kembali membuka

luka yang hampir tertutup.kegelapan yang harus dialami Rena ketika Yo tak berada di

39

Page 40: The Green Witch of Moonlight

sampingnya.di hari pertama Rena masuk SMP.seminggu sebelum pertemuannya

dengan Mike.dihari kebangkitannya sekaligus membuka lebar pintu takdir yang sudah

disiapkan untuknya.Rena melepas bajunya dan sesuatu seperti kertas terjatuh ke lantai.

Rena segera memunguti kertas putih itu dan membaca isinya.

‘RS. Surya husada L.20 suite Room 251”

“Pasti tidak sengaja terselip saat wanita itu duduk disampingku”

Rena meremas kertas putih itu dan melemparnya tempat di tempat sampah kamarnya.

Rena duduk bersila di sofanya sambil menyatukan kedua tangannya dan menaruh

dagunya diatas,seperti pose detective terkenal Holmes dalam novelnya ketika berpikir.

‘semua orang memiliki kesempatan kedua.tapi,apa mereka pantas ? mereka hampir

membunuhku.tidak,itu kecelakaan.bukan salah mereka sepenuhnya atas

kebangkitanku.aku bangkit disaat aku hampir menemui ajalku.tapi,memberikan

nightmare pada mereka.tidak,nightmare terlalu mengerikan.aku harus menolongnya.’

Setelah pergolakan panjang,Rena akhirnya berdiri dari sofa,lalu memakai gaun putih

nya.hanya saja gaun itu dipakai bukan untuk mencuri,hanya kali ini saja. Rena

membuka beranda kamarnya lalu terbang dengan hang glidernya..

‘malam ini, mungkin aku akan mimpi buruk, atau malah akan indah?’ ujarnya sambil

tertawa kecil dalam semilir angin.

Seorang wanita cantik terbaring, dengan mata terbuka dan tatapan kosong.wanita itu

dulunya sangat angkuh dan senang mempermainkan perasaan orang lain hanya karena

harta yang membuat dia berkuasa.tapi kini dia hanya terbaring lemah dan terperangkap

dalam mimpi buruknya.entah karena rasa berdosa atau apapun itu.dan di

sebelahnya,seorang teman membawakan bunga matahari kesukaannya.seorang teman

yang sangat sabar menemani dirinya yang sombong itu dari mereka kanak-kanak

hingga sekarang.Sophia menatap wanita yang tak khayal menghina dan membuatnya

menjadi tontonan umum itu denagn rasa iba.

“Endhita, gue bertemu dengan anak itu. dia masih hidup.tapi tatapan matanya itu tidak

sama seperti dulu.sangat mengerikan , seolah ingin membunuhku dan sedihnya,tatapan

mata itu ada akibat perbiatan kita dulu..”

Sophia hanya menatap Endhita sambil meletakkan bunga matahari pada vas bunga di

atas lemari di dekatnya.

“gue tahu Lo baik.hanya saja,Lo bersikap angkuh karena tak ingin kesepian.”

40

Page 41: The Green Witch of Moonlight

“Sophia..”

Sophia menoleh tiba-tiba.seseorang memanggil namanya.tapi suara itu bukan suara

endhita atau siapapun yang pernah di kenalnya.

“Gue di jendela”

Sophia bergidik merinding.rumah sakit berlantai 20 ini tidak memiliki beranda atau

tempat untuk berpegangan di jendela,sangat mustahil bagi manusia untuk berada di

sana. Dengan ketakutan dan rasa ingin tahu,Sophia membuka jendela itu.dia membuka

gorden lalu kaca jendela itu,tapi tak ada siapa-siapa.saat dia akan menutup lagi,tiba-tiba

sesosok putih melesat masuk ke dalamnya.bukan main terkejutnya Sophia.dia terduduk

lemas,ketakutan.sesosok putih itu terduduk di lantai membelakanginya,lalu berdiri.sinar

bulan masuk,menerangi sosok putih yang menatapnya dingin.

“Loe!”

“Ya,ini gue..”

tanpa banyak basa-basi lagi,Rena berjalan ke tempat pembaringan Endhita.Rena

melihat kondisi Endhita.tiba-tiba Sophia berdiri dan menghardiknya

“Mau apa Lo!kalau mau balas dendam,lebih baik dengan gue aja!Lo jatuh karena

nolongin gue bukan? Itu bukan salah Endhita!”

“gue nggak datang untuk membalas dendam..”

Rena mendekati Endhita dan memulai kata sihirnya.

“Aku adalah orang yang kamu aniaya hingga bangkit kekuatannya.Ingatlah!kecantikan

Dewi Hera dan kekuasaannya memang membuat orang bertekuk lutut,tapi bukan aku!

aku datang ke sini,membawakan kronos,menjalankan waktu yang terhenti karena

terjebak dalam mimpi buruk tartarus!kronos si pemundur waktu , membuat hitam di

mata mu lenyaplah sudah!”

Endhita tak bergeming.Rena tersenyum simpul dan berjalan menuju tempat dimana dia

masuk.

“Apa yang kau lakukan pada Endhita?”

“Gue hanya mengeluarkannya dari mimpi buruk.anggap itu hadiah karena

membangkitkan kekuatan gue.saat dia bangun,dia tidak akan mengingat gue lagi..”Rena

menaiki jendela ,memutar tubuhnya menghadap Sophia.

“Kenapa..kau lakukan hal ini? Bukankah kami..telah melakukan hal yang begitu jahat

padamu??” ujar Sophia merendah..memegangi lengannya sambil tertunduk lesu.

“ This is my atonement for the sin.. For the curse that cause me only pain.. aku tak

ingin orang lain menderita karena sudah berhubungan dengan ku..sekecil apapun itu,

41

Page 42: The Green Witch of Moonlight

Sophia.. now.. i bid you farewell.. lebih baik kalau kau, dan mereka melupakan ku..

ingat itu “

“Rena.. kau..”

Rena menjatuhkan dirinya dan membuka hang glidernya lalu pergi dari tempat

itu.Sophia menatapnya pergi dengan tatapan tidak percaya.

“Sophi..a?” kali ini ada suara lagi yang memanggilnya.tapi bukan suara yang asing

baginya.

Suara itu sangat pelan dan lemah,tapi sangat familiar di telinganya.

“Syukurlah Endhita!”

Sophia berlari dan memeluk Endhita yang menegakkan badannya sambil terbengong-

bengong melihat Sophia dan tempat yang asing baginya.

“Endhita,Lo baik-baik saja?”

“Ya..gue hanya dibangunkan seorang berbaju putih,seperti malaikat tapi bukan

malaikat dan menyebut dirinya sebagai penyihir.”ucapan Endhita yang terlihat meracau

tapi membuat Sophia mengangguk bahagia.

‘Apa ini berarti kami telah termaafkan,Rena?’

42

Page 43: The Green Witch of Moonlight

BAb 4

The beginning of Resurrection

“Rena,jaga gelang ini baik-baik.pakailah ini sebagai pengganti diriku.saat kita bertemu

lagi,jika kau memakainya,maka aku akan mengenalimu.walau diantara beribu orang

sekalipun..” kata terakhir itu memang sangatlah polos dan romantis bagi anak seusia

mereka, tapi Rena mengangguk senang sambil mengalungkan kalung buatannya sendiri

untuk Yo. Laki-laki mungil berkacamata pun memeluk rena erat-erat,karena

tahu..mereka tak kan bertemu dalam waktu yang sangat lama.

“Ingat Rena,pakailah kacamata yang pernah aku berikan padamu,ketika berhadapan

dengan orang lain.karena yang boleh melihat keindahan mata hijaumu,hanya aku.”ujar

yo sambil memberikan kerlingan nakal sampai membuat Rena merah padam.Rena

mengangguk lagi. Yo tersenyum menatapnya lalu berbalik.membawa tas ranselnya

berjalan menjauhi Rena.

Sebulan setelah kepergian Yo ke Amerika dan juga

kelulusannya dari SD itu,Rena diterima di salah satu SMP dengan nilai tertinggi.semua

anak terkagum sekaligus tertawa mengejek ketika pada acara pembukaan , dipanggillah

perwakilan para siswa baru yang tak lain tak bukan Rena lah orangnya. Semua mata

penasaran. Setelah dibacakan oleh sang MC bahwa semua nilai mata pelajarannya

sempurna dan dikerjakan dalam waktu setengah jam. Saat namanya

berkumandang,seorang cewek mungil berkulit putih berambut ikal dengan kacamata

besar menutupi wajahnya maju ke depan mimbar. Semua orang tertawa melihatnya.

Rena berpidato cepat dan jalan sambil menunduk ke bawah. Dia tahu,semua orang

menertawakan kacamatanya.tapi,baginya kacamata itu penolongnya. Di hari pertama

dia masuk SD saja, ada yang sampai melemparinya dengan botol kaca karena takut

melihat matanya.

‘Yo benar.semua baik-baik saja jika mereka tak melihat mataku..’ kelegaan di dasar

hati Rena ternyata salah besar. Tak melihat matanya pun, di hari itu dia dikerubungi

oleh empat senior MOS di sekolahnya.dua pria dan dua wanita. Mereka berempat

tertawa menyeringai. Salah satu wanita berambut bob dengan sepatu boot tingginya

sambil memangku tangannya memandangi Rena tertunduk diam.

43

Page 44: The Green Witch of Moonlight

“Heh!bukannya udah dibilang sama senior lainnya,kalo murid baru harus dikuncir

rambutnya!baru hari pertama udah ngelawan,ngerasa hebat?!!!”ujarnya sambil

memegang rambut ikal panjang sebahu Rena.

“Maaf,kak.hari ini saya bangun kesiangan.”

langsung saja,cowok tinggi semampai bertampang cool dengan alis tebal sinchan dan

senyum putih kebanggaannya itu itu menghardik Rena.

“Kesiangan kenapa,dek?bikin pidato semaleman ya?mentang peringkat tertinggi,jadi

bakal di kasih kompensasi??kemana sih pikirannya?rumus-rumus?”

Rena semakin menunduk.rasanya dia ingin menangis,tapi dia sudah bertekad tidak akan

menangis lagi,karena dia telah berjanji pada Yo.

“Maaf kak.”

“Heh,emang cuma ‘maaf’ yang bisa keluar dari mulutmu?!Kevin!sebagai

hukuman,mau kita apain?!” ujar cewek berambut bob itu pada Kevin,cowok beralis

tebal itu.Kevin tersenyum menyeringai sambil berpikir.

“Setuju gak kalo dia dijemur sambil hormat di lapangan.biar semua orang bisa liat!

gimana Tha?” ujar Kevin pada cewek berambut bob itu.

“Endhita,jangan!nanti kalau pingsan kita yang susah.”ujar cewek berambut kepang

sebahu dan berwajah lembut,sehingga terlihat paling baik diantara keempat senior itu.

“Iya juga sih.nah,gimana kalo kita jadiin dia babu seharian?setuju gak?!”

Endhita tersenyum jahil pada ketiga temannya yang terdiam kecuali Kevin yang

mengacungkan jempol tanda setuju.Endhita sedikit marah melihat temannya yang

membela Rena itu kemudian ikut menghardik temannya juga.

“Heh,Sophia!napa?ngerasa punya persamaan dengan anak yang bakal jadi babu gue

ini?inget,karena siapa Lo bisa sekolah ditempat elit kayak gini!”

gadis berkepang itu tertunduk diam.sekilas Rena melihat wajah seniornya yang baik

itu.pakaian seragam yang lusuh dibanding ketiga temannya,lalu hanya berpenampilan

seadanya jika dibanding teman-temannya yang berlimpah aksesoris.Rena mengerti,jika

terus membelanya bisa-bisa kakak itu terlibat masalah juga.

“Saya mau kok,kak.lagian memang saya yang salah.” Mereka berempat kemudian

menoleh ke Rena.Endhita tertawa sambil menepuk pundak Sophia.

“Tuh!dianya aja mau,gak usah terlalu baik makanya!sok segala mau nolongin nih

anak..Heh,pokoknya sekarang Lo ikut kami!”

44

Page 45: The Green Witch of Moonlight

Endhita berjalan bergandengan dengan Kevin.sejenak,mereka terlihat sangat

serasi.terutama dibidang memeras orang.saat mereka berjalan,terlihat anak-anak lain

yang ketakutan dan menghormat,lalu setelah itu mereka berbisik dibelakang.

‘mentang-mentang anak kepala yayasan,lagaknya udah jadi ratu sejagat..’ bisik anak-

anak yang terdengar oleh pendengaran tajam Rena. Rena sendiri mengangguk setuju

mendengar bisikan itu.

“Maaf ya dik,Endhita memang kasar dan egois..tapi dibalik itu,dia anak yang

baik..”ujar Sophia yang berjalan di samping kiri Rena.

“Plis deh,Sop.semua orang tahu kalau dia itu iblis.gue sih,kalau gak inget dia itu anak

kepala yayasan,udah gue hajar..”ujar laki-laki tinggi bertampang dingin di sebelah

kanan Rena.

“Mario!dia itu temen kita!”

“Mereka masih Lo anggap temen?Sophia,Lo terlalu baik.kalau saja lo nggak sama

dia,sudah dari dulu gue keluar dari geng ini.gue muak dengan tingkah sok kuasa

mereka!oh ya,dik.terimakasih..gue tahu lo tadi berniat menolong Sophia,kan?”ujarnya

sambil tersenyum pada Rena.

“Nggak perlu terimakasih,kak..karena memang saya yang salah..”ujar Rena tertunduk.

“Sabar sabar aja dengan kelakuan mereka berdua ya.kami berdua tak bisa menolong

mu,karena dia terlalu berkuasa..”ujar Mario sambil mengusap kepala Rena sekilas.Rena

mengangguk pelan.

“Saya mengerti,kak..”

“siapa namamu?”ujar Sophia lembut.

“Alunata Renatria.panggil saja saya Rena,kak..”

“Aku tadi melihat kamu maju sebagai perwakilan murid baru.kamu sangat

pintar,Rena..”

“Terimakasih,kak..”

baru kali ini Rena mendapat perlakuan baik selain oleh Yo. Rena tersenyum dalam

hati.memang kacamata ini sangatlah menolongnya.

“Heh,lelet amet sih jalannya!Anak baru!sini!”

Rena lalu berlari menuju ke tempat dimana Endhita dan Kevin berhenti sambil

cekikikan.

“Bersihin nih wc sampai bersih!cepet,ya!!masih banyak tugas lainnya!”

Rena di dorong masuk ke sebuah ruangan berbau menyengat dan menjijikkan.toilet

sekolah yang berlantai pecah-pecah dan bau amoniak dimana-mana.ditambah lagi,wc

45

Page 46: The Green Witch of Moonlight

itu adalah wc anak laki-laki.mau tak mau Rena mempercepat langkahnya. Karena

sering membantu Emma membersihkan rumah sebesar kastil itu,jadi dengan cepat toilet

itu bersih mengkilap.Endhita dan Kevin terpelongo tak percaya melihatnya.sementara

Sophia dan Mario cekikikan melihat ekspresi kedua temannya yang gagal mengerjai

murid baru itu.

“E,Eh,pokoknya sekarang beliin kami roti yang gak pernah kami makan sama sekali!

cepet!!”

Endhita menyerukan titah keduanya dengan lantang.tentu saja,Sophia terkejut,karena

setahunya Endhita memang tak pernah mau makan roti apalagi jajanan di kantin

sekolah ini.karena menurutnya itu makanan kelas rendahan.sudah barang tentu,Endhita

memang mau membuat anak itu kesusahan.

“Eh,Saya kan…”

“GAk ada celoteh!setelah nemuin rotinya,anterin ke atap sekolah!gak pake lama!”

mereka berempat kemudian pergi menuju atap.Rena dengan langkah santai pergi ke

kantin.sementara itu,diatap Kevin dan Endhita asyik bermain sementara Sophia terdiam

menunjukkan wajah tak sukanya pada Endhita.begitu juga Mario padanya.Endhita

melihat Sophia.

“Gila,bagus banget acting lo,Sop!!anak itu pun pasti mengira bahwa dia tengah

menolong kakak kelasnya yang ditindas oleh temannya!HAHAHAH!!!”

Endhita tertawa terbahak-bahak bersama Kevin.sementara Sophia dan Mario hanya

terdiam.

“Hentikan Endhita!lo pikir itu menyenangkan?!huh!mana aku harus pake dandanan

kutu buku gini lagi!bisa-bisa hilang pamorku diantara temen-temen yang lain!”ujar

Sophia sambil melepas kepangan rambutnya.Mario terdiam dan menatap benci mereka

bertiga.

“Eh,Kenapa,mar?!gak seneng kalo dia kita kerjain?!ato ngerasa senasib,soalnya tahun

lalu kan kakak kelas pada bikin lo sengsara!hahaha!!” ujar Kevin menertawai

Mario.Mario merasa tidak senang,tapi dia tetap diam.

“Mario..”ujar Sophia merangkul tangan Mario.tapi Mario menepisnya.

“Aku udah ngeduga kalo lo bakal ngelakuin ini..lo gak ada bedanya sama mereka

berdua!sudah lupa sama perlakuan mereka setahun lalu?!”bisik Mario pada Sophia.

“Mario,lo pasti lebih tahu dari siapapun,kalo gue nggak pura-pura suka dengan

kelakuan mereka berdua dan menurutinya, pekerjaan Bokap gue taruhannya.lo juga

begitu,makanya membantu gue berpura-pura,kan?”

46

Page 47: The Green Witch of Moonlight

“Heh, Sophia!saat dia datang,lakukan sesuai rencana gue semalam!”Sophia menoleh

ketakutan.apa saja asalkan tidak melakukan itu.

“Endhita..itu bahaya!kalo terjadi apa- apa gimana?!”

“Udah!pokoknya,ikutin apa yang gue bilang!” Ujar Endhita pada Sophia dengan

kasar.memang,Endhita sering memperlakukan Sophia seperti seorang

pembantunya.selalu mengikuti apa yang dia inginkan.tapi kali ini,Sophia benar-benar

ketakutan.sekonyong-konyong terdengar suara langkah di tangga menuju atap.Endhita

menatap Sophia dan mau tak mau Sophia harus melakukannya.dia berjalan sampai ke

ujung atap.Rena membuka pintu atap sambil membawa empat roti.

“Apa yang lo bawa?!” ujar Kevin penasaran.Rena mengangguk. Dia berjalan mendekati

ketiga kakak seniornya dan sempat melihat Sophia berdiri di dekat atap.

“Untuk Kak Kevin,Roti coklat.karena gigi kakak sangat terawat,sangatlah mustahil

kakak mau makan sesuatu yang manis.lalu,untuk kak Mario roti rasa strawberry.cowok

pendiam seperti kakak kemungkinan menyukai sesuatu yang manis seperti strawberry

tapi kakak tak pernah mau makan roti itu karena takut dibilang cowok feminis.untuk

kak Sophia,dari penampilan kakak,sangatlah mustahil untuk membeli roti paling mahal

di kantin sekolah.kakak selalu membeli roti termurah atau membawa bekal dari rumah

karena kakak tahu,kakak harus menghemat pengeluaran setiap bulannya.jadi,saya

membelikan kakak roti melon yang termahal di kantin sekolah ini.lalu,untuk kak

Endhita,kakak tak pernah mau makan makanan yang menurut kakak selera

kampungan,jadi saya belikan roti daging karena pasti kakak tak pernah makan roti yang

akan membuat kakak gemuk dan juga tak terkesan elit.silahkan..”semua tebakan Rena

tepat.semua orang terkejut di buatnya.Kevin dan Mario tertawa karena penjabaran

sangat mengena dari Rena terutama dalam pemilihan roti buat Endhita.merasa

dipermalukan,Endhita merasa kesal dan berteriak.

“HEh!.mentang-mentang udah berhasil bawa roti sesuai pesanan,jangan kira lo udah

menang ya!dasar,cewek kampungan!!”

Endhita mendorong Rena sangat kuat hingga Rena terjatuh dengan semua roti

bawaannya.terlebih lagi,kacamata Rena terlepas.Rena menunduk,menutupi kedua

matanya dengan poni panjang dan mencari kacamatanya.tapi,Endhita menginjak

kacamata itu hingga remuk dan tangkainya patah.

“Itu yang pantes didapetin oleh orang sok tahu kayak lo!!ayo berdiri!!”

Rena berdiri sambil menutupi kedua matanya.

“HEh,kenapa nunduk gitu!ayo,liatin muka lo!!”

47

Page 48: The Green Witch of Moonlight

Rena tak bergeming.dia terus menutupi matanya.Endhita semakin kesal dan memanggil

Kevin untuk membantunya.

“Cepet liatin muka lo kalo gak mau kami paksa!!”

Rena tetap tak mau.Endhita semakin kesal dan di bantu Kevin yang mengeluarkan

gunting dari sakunya,Endhita memotong poni Rena pendek-pendek lalu refleks Rena

melepaskan tangannya.yang dia takutkan akhirnya terjadi.Endhita berteriak saat melihat

mata hijau boneka Rena.begitupun dengan ketiga orang lainnya.hanya saja,Sophia yang

terkejut tiba-tiba terpeleset dan jatuh.

“To,tolong!!”

tangan Sophia mencoba bertahan di tepi gedung itu.Rena berlari dan menolong

Sophia.dia meraih tangan Sophia,namun karena ketakutan Sophia melepaskannya,dia

terjatuh.Rena kemudian terjun dan menarik tangan Sophia lalu melemparnya,sementara

dibelakang, Mario menangkap tubuh Sophia.namun,Rena tak tertolong.tangan Mario

tak dapat dia raih.dalam sepersekian detik lagi,dia akan membentur tanah dari

ketinggian 30 meter.

‘Tolong,tolong aku!!!aku belum mau mati!!aku belum menepati janjiku!!Tuhan!!

kumohon tolong aku!!!’

jeritan Rena dalam hati di detik dia akan jatuh ternyata di dengar olehNya.sejenak,saat

membuka mata dia merasa waktu seolah melambat.

“ya,jika begini,aku bisa meraih cabang pohon itu dan melompat diatasnya.lalu aku

turun dan akan selamat.”

Rena menggerakkan badannya menuju Pohon besar nan kokoh yang tepat di dekat dia

melayang.dengan sigap,tangannya meraih cabang pohon itu,lalu melompt ke

atasnya.Rena kemudian turun dari pohon itu.kakinya lalu lemas dan dia terduduk di

tanah..Rena tak mengerti. seolah-olah dia sangat alami melakukannya.padahal,dia sama

sekali tak bisa olahraga.dia melihat pemandangan sekitar.penglihatannya kini sangat

jelas.dunia yang dulu terlihat kabur,kini sangat jelas,bahkan terlalu jelas untuknya.Rena

segera berlari sebelum keempat seniornya itu mengejarnya untuk

menghukumnya.dengan cepat dan tanpa diketahui siapapun,dia bisa keluar dari sekolah

itu dan kembali ke rumahnya.

“Nona?Kenapa nona sudah pulang?”Ujar Emma kebingungan karena tahu bahwa hari

ini adalah hari pertama nona nya itu masuk ke SMP.Rena melihat Emma. sedari

kecil,karena penglihatannya,dia hanya mengenal Emma melalui kehangatannya

layaknya seorang ibu pada Rena dan adiknya.tapi kini,Rena bisa melihat Emma dengan

48

Page 49: The Green Witch of Moonlight

jelas.seorang wanita muda berkacamata besar dengan rambut panjang sebahu diikat dua

dan berbaju maid warna biru tua.

“Emma, aku bisa melihat jelas sekarang.”

Emma terkejut mendengar perkataan Rena dan segera berlari memanggil kakek dan

ayah Rena yang sedang minum teh bersama di halaman belakang.

“Tuan,Tuan!!bakat Nona sudah bangkit!”

teh Darjeeling hangat mengepul di meja seolah tak menarik perhatian kedua pria

mantan pencuri itu.Kakek berdiri terperanjat.

“Apa?!dimana Rena sekarang,Emma?”

“Nona sekarang berada di ruang depan,tuan.”

“Baiklah,Emma siapkan ‘itu’ sekarang juga!Arthur,berdiri!”

”Ya,ayah.”

sementara Emma pergi mengambilkan sesuatu yang diminta oleh tuannya untuk

dibawakan ke ruang tamu,kakek dan ayah Rena menemui Rena.

“Rena..” ujar kakeknya pada Rena yang terdiam kebingungan dengan serentetan

kejadian dihadapannya.mata Rena memandang sesosok tua tegap bermata hijau yang

selalu menceritakan kisah sebelum tidur padanya terlihat sangat senang sekaligus sedih.

“Tuan,ini..”

Emma memberikan sesuatu berbentuk gumpalan berbungkus kain putih pada sang

kakek dan kakek segera memberikan itu ada ayah Rena.

“Arthur Reynaldo,kau tahu apa yang harus kau lakukan..”

ayah Rena mengangguk lalu mendekati Rena.dia memberikan gumpalan putih itu pada

Rena dan tersenyum.

“Rena, mulai sekarang,kaulah penerus ayah.kaulah The Green Eye selanjutnya.ini

adalah buku merah peninggalan kakekmu yang harus kau jaga.buku ini tak dapat

dibuka kecuali dengan sesuatu yang disembunyikan oleh The Green Eye pertama pada

salah satu permata yang dicurinya dulu.dengan bangkitnya bakatmu,kau dibebankan

tugas untuk mencari jawaban atas teka-teki terselubung pesan terakhir dari

Leonardo,kakek buyutmu.itulah takdir dari pemilik mata hijau ini,Rena”

semua berlalu begitu cepat.Rena tak dapat mengelak karena memang dia sudah tak bisa

lagi mundur.bakatnya sudah bangkit,dan inilah konsekuensi yang harus dia tanggung.

“Besok,kau akan masuk ke sekolah lain.dan karena bakatmu sudah bangkit,kau harus

menyamar kan dirimu,agar tak seorang pun bisa mengenali atau memandang jijik

dirimu lagi,Rena.” bisik Emma dari kejauhan.Rena mengerti.selain pengasuhnya,Emma

49

Page 50: The Green Witch of Moonlight

bisa dibilang sebagai juru bicara ayah dengan orang di luar sana.Rena pergi ke kamar

dan menguncinya.di sakunya terdapat kacamata yang dirusak oleh Endhita.Rena

menangis disana..

“Seandainya kau ada disini Yo,pasti bakatku tak akan bangkit.pasti aku takkan

mengalami hal seperti itu.dan sekarang,hal yang kutakutkan terjadi.jika kau kembali

seperti apa yang kau impikan saat kita masih bersama dulu,maka disaat itulah,aku

berdiri berhadapan denganmu sebagai seorang musuh.karena aku tahu,kau datang untuk

menangkapku”

Rena mengusap air matanya dan memegang erat buku merah itu.

“aku bersumpah.aku akan menyelesaikan seluruhnya,aku akan membuka kebenaran..

akulah yang akan menjadi penerus sang pencuri yang terakhir.dan takkan ada lagi orang

lain yang mengalami nasib pahit seperti diriku lagi.aku bersumpah.walau nyawa

taruhannya,akan kusingkirkan seluruh kabut misteri,dan memunculkan kenyataan yang

sesungguhnya.”

‘Tuhan, Kau mendengar jeritan putus asa ku ditengah kematian berusaha menjemput

nyawaku.dan kini,aku tahu Kau mendengarku Tuhan,ini janjiku kepadaMu dan pada

mereka.karena aku tak mau,ada orang lain yang merasakan penderitaan seperti diriku

kelak.’

sebuah janji baik dari mulut dan dalam hati telah mengukuhkan hati seorang

gadis yang seumur hidupnya sudah jauh menderita dari siapapun.dan janji itu akan dia

tepati..sebab janji itu bukan hanya untuk dirinya sendiri.tapi untuk mereka yang sudah

terjebak dalam keingintahuan akan sesuatu yang tertutup kabut.mereka yang sudah

mengorbankan segalanya demi mendapatkan kata KEBENARAN,dengan jalan

apapun.walau menderita sekalipun.tapi satu hal kini mengganjal di hati Rena.disaat

mereka bertemu lagi,akankah semua bisa seindah saat mereka bertemu dulu.hanya

Tuhan yang tahu..

Mata permata itu membuka terbelalak.kengeringan sekilas terpancar dari

sorotnya,begitupun dengan keluhan dan kesedihan.di tengah napasnya yang memburu,

rena mendesah dan memegang keningnya sendiri.tapi tersenyum pasrah.

“sial !!Rena,Rena.Penyihir hebat apanya.!bisa menghapus mimpi buruk dia yang kau

benci sekalipun,tapi tak bisa menghapus mimpi burukmu sendiri” umpatnya sambil

berbisik di tengah malam itu.sambil menarik napas dalam-dalam,dia melirik jam.langit

50

Page 51: The Green Witch of Moonlight

masih belum bersinar kala dia terbangun,tapi kurang dari dua jam lagi..sang surya akan

menampakkan diri bertanda pergantian hari.

“Ah,aku harus bersiap-siap.hari ini kan,aku akan berangkat bersama Mike.huh,semoga

aku takkan bertemu lagi dengan mereka.membayangkannya saja aku sudah

benci.”ujarnya sambil beranjak dari tempat tidurnya untuk mempersiapkan barang-

barang keperluannya selama beberapa hari.tiba-tiba,ditengah kesibukannya seseorang

mengetuk pintu.Rena berjalan dan membukanya.Emma yang berbaju tidur tersenyum

sambil membawakan secangkir kopi.

“saya mendengar suara berisik dari kamar nona.sepertinya nona akan bersiap-siap

untuk berangkat besok.apa boleh saya Bantu?”

“Terima kasih,Emma.”

Rena tersenyum sambil meneguk kopi Burma buatan Emma yang sangat lezat.

“Nona,hati-hati ya. The Eternity adalah tempat yang sangat terpencil dan dekat dengan

hutan.saya takut jika terjadi apa-apa pada nona.”

Rena memandang wajah wanita yang kini tak sebelia saat pertama kali dia bisa

melihatnya dengan jelas. Keriput mulai menghiasi wajah lelahnya .dipandanginya

wajah orang yang membesarkannya sebagai pengganti sesosok ibu yang sudah di

panggil oleh Yang Kuasa.Rena meletakkan kopinya dan memeluk wanita tua berbaju

maid itu.

“Tenanglah Emma.aku akan menjaga diriku sendiri. janganlah kau menambah bebanmu

dengan memikirkan aku yang tak berharga ini.”

“Nona, sejak kecil nona dan adik nona saya anggap sebagai anak saya sendiri.sudah

barang tentu sebagai pengganti ibu kalian,apakah tak pantas saya mengkhawatirkan

nona layaknya seorang ibu pada anaknya?”

Rena tersenyum sedih menatap Emma. Rena benar-benar tahu wanita inilah

yang tak pernah berbohong. Wanita ini tak pernah merasa ketakutan sekalipun jijik

padanya. Emma sama seperti Yo,mereka menganggap keadaan Rena memang benar-

benar ada diantara mereka. Bagi Rena.,mereka berdualah orang berkepribadian hangat

yang membuat dia bisa menumpahkan segalanya.

“ Emma,akupun sudah menganggap kau sebagai ibuku,karena kaulah yang paling

mengerti aku.terimakasih karena sudah mengkhawatirkan ku ,Emma.kini aku sedikit

bahagia..karena kau membuatku teringat akan dia yang juga berjanji padaku.pada dia

yang menganggap keberadaanku adalah yang terbaik baginya.dia yang tersenyum

51

Page 52: The Green Witch of Moonlight

manis sambil mengucap kata terindah yang paling ingin kudengar.dia sudah kembali

Emma,dia yang selalu kutunggu kedatangannya.”

Rena menunduk dan menitikkan air mata yang tak pernah di perlihatkannya selain pada

Emma dan Yo.Emma mengerti.karena dia tahu,Nona nya itu selalu menunggu

keberadaan orang itu selama sepuluh tahun di sebuah pohon maple tua di dekat danau

hutan. Karena diam-diam dia sering mengikuti nona yang setiap hari selalu pergi dan

pulang malam. Dia tahu di hari sebelum Nona nya menjadi penerus , dia selalu pergi

menunggu di hutan itu,entah hujan ataupun panas sekalipun ,menunggu kehadiran

seorang tercinta yang pergi jauh.walau Emma tak tahu siapa orangnya , tapi pastilah

orang itu adalah orang yang jauh lebih mengerti nona nya dari dia sekalipun.Emma

tersenyum dan mengusap kepala nona yang ia sayangi.

“pastilah nona bahagia sekarang,karena sudah bertemu lagi dengan orang yang selalu

nona tunggu.nona,pastilah sangat mencintainya,kan?”mendengar perkataan Emma itu

Rena hanya bisa tersenyum tanpa menjawab.

‘Ya Emma,aku terlalu mencintainya.sampai membuatku sangat tersiksa karena aku tahu

aku takkan bisa memilikinya.karena takdir sudah membuat jurang diantara jalan yang

akan kami lalui.’ hati Rena diam-diam berbisik. Mengatakan hal yang sudah seharusnya

dia kubur dalam – dalam di hari penobatannya.jangankan mengubur itu, membuang

gelang pemberian Yo saja , Rena bahkan tak pernah sanggup seberapa besar dia

mencobanya.

“Apa saya salah,nona?”

“Tidak,Emma.kau tak salah.kenyataan bahwa aku mencintainya,memanglah itu

adanya.dan tak dapat ku pungkiri walau dengan kata-kata.” ujar Rena tersenyum pahit.

BAb 5

52

Page 53: The Green Witch of Moonlight

melodies of memories

‘Rena,kumohon jangan menangis hari ini.jika melihatmu menangis,selamanya aku

ingin tinggal disini.tapi aku tak bisa ,Rena.’ ujar seorang anak laki-laki kecil terlihat

sedih menatap anak perempuan sebayanya yang menangis di depannya.

‘aku,gak nangis kok,nggak.’

Rena menggosokkan matanya sehingga tak satupun air matanya tersisa di wajahnya.dia

memaksakan dirinya untuk tersenyum di depan anak laki-laki yang akan

meninggalkannya itu.

‘Rena,maukah kau mengabulkan satu permintaan kecilku?’ ujar anak laki-laki itu

sambil mengacungkan kelingking di depan anak perempuan yang menangis di

depannya itu.

‘apa itu,Yo?’ tanya anak perempuan itu sambil tetap tersenyum.

‘disaat aku pergi,walau apapun keadaanmu,saat aku tak disampingmu,kumohon jangan

menangis.’ ujar Yo sambil memegangi tangan anak perempuan itu dan memegangi

kelingkingnya.lalu,mereka saling mengaitkan kelingking mereka satu sama lain sebagai

tanda perjanjian mereka.

‘ya.Yo,aku berjanji.aku akan menunggumu sampai kau kembali.’ ujar Rena sambil

menutup mata dan tersenyum lagi,menatap anak laki-laki yang sangat dia sukai sejak

dulu.

‘janji ya,aku akan kembali.’

“Rena, Rena!!bangun!”Rena kemudian tersadar.

“dasar!ngapain aja Lo semalam sih?!begadang main game lagi?!” ujar Mike jahil

sambil mengambil Portable player Rena dan menyetel music.

“Hoi..Hoi!!siniin portable gue!” ujar Rena kesal karena Mike tak hanya

membangunkan tapi juga mengambil portablenya.

“WeEk!!biarin!pelit nih!minjem aja gak boleh!yang beliin juga kan gue!”ujar Mike

cuek sambil menjulurkan lidahnya pada Rena.

“Ye!kan udah lo kasih,gak bisa minta lagi donk!.”

Rena terus meminta portable itu dengan menggerakkan tangannya,tapi Mike tetap tak

mau mengembalikannya.dia malah memasang portable itu di telinganya.

“Udah,tidur lagi aja sana!tar gue bangunin kalo udah sampai!” ujarnya tersenyum jahil.

‘Yah..apa boleh buat’

53

Page 54: The Green Witch of Moonlight

sambil memendam perasaan kesal,Rena memejamkan matanya lagi.dia sangat

lelah,lebih dari sebelumnya. pertemuannya kembali dengan Yo,semua terjadi begitu

cepat.Rena senang,Yo akhirnya mencapai cita-citanya,menjadi seorang polisi.tapi

betapa kejamnya takdir,sehingga mereka harus bertemu lagi .

.Rena tertidur pulas.sementara Mike,terus memandangi Rena yang tengah tertidur.dia

mengelus pipi Rena ,sambil tersenyum nakal melihat Rena.

‘Ren, andai kau tahu, perasaanku.’pikir Mike dalam hati saat itu.dia melanjutkan

membaca komiknya sebelum Rena terbangun dan menyadari bahwa Mike

memandanginya sejak tadi.Mike terus memutar playlist dalam portable player

itu.seolah mencari sesatu yang membuka segar ingatan pertemuan antara dia dan Rena.

Dreamless done..cleacking clock..

I walk away from the soundless room..

Jemari Mike berhenti menekan portable itu.

‘ya,lagu ini.’ ujar Mike dalam hati sambil begitu serius mendalami lagu ini,sambil

memandangi Rena tentunya.

Windless night..moonlight melts..

my mostly shadow…

to the lukewarm gloom..

nightly dance of the bleeding sword..

reminds me that..i still live..

kalau dia ingat, Mike yang sekarang ada karena Rena..Mike yang terlihat konyol dan

penuh semangat ini ada karena gadis tinggi semampai yang tidur berhadapan

dengannya.entah sejak kapan,dia bisa berubah drastis begini.

Sejak dulu, Mike adalah orang yang perfect, tiada tandingannya.

Memiliki ingatan fotografis, membuat dia berbeda dari lingkungan sekelilingnya.

Wajah tampan yang membuat siapapun berpaling padanya, dan kemampuan fisik diatas

nilai A.sosok sempurna yang diinginkan siapa saja. Tapi siapa bilang sempurna itu

menyenangkan? Tak ada orang yang benar-benar menjamin hal itu. bagi orang menjadi

sempurna itu adalah suatu keberuntungan. Tapi bagi Mike itu adalah Kutukan. Di

khianati teman sendiri , selalu menjadi objek kebencian dan iri bagi anak-anak

sekelilingnya. Walaupun dia dicintai banyak wanita, tapi Mike selalu merasa

kekosongan. Sampai dia bertemu Rena. Gadis itu sekilas terlihat biasa. Dibalik

penampilan Rena yang boyish, bertubuh tinggi , rambut pendek , dan gayanya yang

54

Page 55: The Green Witch of Moonlight

cool, tak bisa memudarkan pesona kecantikannya. Mulanya Mike tidak menghiraukan

gadis seperti dia. sampai pada MOS itu, Rena di hardik seniornya.

““Heh cewek!!dengerin kalo senior lagi ngomong!lepas portable itu!atau nggak,Lo gue

hukum!””

Semua mata tertuju pada Rena, senior yang menghardiknya adalah senior terkejam satu

angkatan. Lebih baik menurutinya daripada harus terkena permainan hukumannya.

“”Denger gak sih Lo!!””

Rena tidak bergeming sedikitpun malah asyik menatap senior itu dengan terdiam

sambil mendengarkan portablenya.

“”Lo nantang gue ya?!berani lo!””

“””kinzuru wa nani ga watashi no porutabe- praya- desu ka (memangnya ada larangan

untuk memakai portable player saya )?””” ujar Rena bernada menantang.

“”eh,ngelawan lo ya!!””senior itu menemukan puncak kemarahannya.dia mencoba

menampar Rena ,tapi pukulan itu tidak mengenai Rena.Hanya Mike yang dapat melihat

jelas,kalau Rena menghindarinya dengan secepat kilat.senior itu mencoba

memukulinya tapi lagi-lagi meleset.Rena menghindarinya , lalu dalam tempo cepat

Rena sudah memelintir tangan senior itu ke belakang.

“””gomen ne.kalau dipukul, tangan aku sering reflek.senpai-san.”””

senyum Rena yang menyeringai , membuat Mike terpana. Rena boleh terlihat sadis bagi

orang lain. Tapi bagi dirinya, akhirnya dia menemukan orang yang sama

sepertinya.Rena melepaskan tangannya dari senior itu. Senior itu menatapnya benci lalu

pergi meninggalkan kami karena di tertawakan oleh seisi sekolah yang melihatnya.

Tapi pembalasan dendam dimulai. Saat akan pulang Rena dikepung oleh beberapa

senior kejam yang kemudian menghardiknya.semua junior tidak ada yang berani

mendekat.

“””Eh Lo!baru jadi junior lagaknya udah selangit!”””

“””Lo tu sadar ya! Disini tuh kudu ngikutin perintah kami!”””

“””Liat tu temen lo yang laen!gag ada yang sok ngelawan kayak Lo!”””

Segala cacian keluar dari mulut mereka tapi Rena tetap santai sambil mengunyah

permen karetnya.

“””wah,wah,apakah kalimat itu saja yang dapat dikeluarkan senior terhormat seperti

kalian?gue benar-benar tersanjung.”””

Ucapan Rena boleh jadi sangat sopan tapi menusuk jauh ke dalam.

“”wah gila tuh anak””

55

Page 56: The Green Witch of Moonlight

“”nyari mati..””

Semua orang seangkatan kami berbisik.ada yang memuji,ada yang mengasihani.semua

memang bisa berbicara,tapi untuik menolong Rena,bergeming sedikitpun tidak.

“””Lo!!”””

para senior itu mulai memukul Rena,tapi dengan cepat Rena berkelit dan perkelahian

dimulai. Perkelahian yang sangat tidak seimbang. Satu lawan banyak. Mike hanya

memperhatikan. Rena hanya melompat dan menghindari dengan begitu santai.tak

pernah satupun dia memukul seniornya.tapi satu senior berbuat curang.dia mengambil

kayu dan memukul punggung Rena.

“”Akh!””

Rena terduduk.semua senior tertawa puas mengelilinginya. Perkelahian bersistem

keroyokan memang tidak adil. Saat senior itu akan memukul Rena dengan kayu, tiba-

tiba Mike sudah menyeruak diantara mereka dan menahan kayu itu.

“””eh,LO!gak usah ikut campur ya!”””

“Kak!kakak tuh udah keterlaluan! Kalo berani satu lawan satu!”

“””gag usah ngajari kami!!”””

Para senior itu sekejap mengelilingi Mike dan Rena. Tapi dalam sekejap pula,Mike dan

Rena membuat mereka berjatuhan di tanah. Mike dan Rena saling menatap dan

tersenyum.

“heh cewek!boleh juga…”

“Bukan cewek,tapi Rena,Renata Lunaria..”

“Ah,gue Michael Evanders,Mike.” mereka berdua saling tersenyum dan menepuk

tangan mereka.

“mulai sekarang,Kita temen..” ujar Rena menyodorkan permen karet rasa mint pada

Mike. Mike tersenyum mengambilnya.

“Ok!Rena..”

I will burn my dread..

I was run away from the god of fear and

he chained me into despair..

burn my dread..

I will break the chain and walk to see the sunlight again..

‘ ya sejak saat itu Rena mengubah hari ku. Aku tidak sendirian.tidak ada orang yang

menghinaku atau iri padaku.semua karena ada Rena.setiap hari bersama dengannya

56

Page 57: The Green Witch of Moonlight

sampai dinobatkan sebagai pasangan suami-istri.dimana ada Mike,disana ada Rena.dan

hari-hari itu,memang sangat indah. Sayang,kata indah itu,hanya bagiku.karena Rena

yang aku kenal,hanya jiwa luarnya saja.apa yang sesungguhnya ia pikirkan aku tidak

tahu.apa yang sebenarnya dia tatap aku tak mengerti.padahal kami begitu dekat.tapi

mengapa aku merasa dia sangat jauh?aku merasa, Rena terbelenggu sesuatu,yang tak

bisa aku lihat.dan juga,Rena seperti sedang menunggu sesuatu.apakah yang kau

tunggu,Rena?sungguh aku ingin tahu.’

Mike mendekati Rena yang tengah tertidur pulas,lalu mengelus pipi Rena, dan

mengecup pipinya yang kemerahan.

Dalam kereta yang sama,tapi berlainan gerbong,sosok yang tengah dipikirkan Rena itu

juga memikirkan hal senada.Yo tengah duduk termenung bersama calon inspektur Yagi

dan Inspektur Lender disampingnya.

‘Rena,kenapa jadi begini?padahal,aku menjadi polisi,karena kau tersenyum saat aku

mengatakan cita-cita mulukku itu.demi kau,aku rela pergi menempuh ujian dan berhasil

menjadi seorang agen FBI.tapi sekarang , kenapa aku harus menangkapmu?ini benar-

benar nonsense.’

“Inspektur,maaf.kita akan kemana?” Tanya calon inspektur Yagi yang hanya mengikuti

atasannya tanpa tahu arah dan tujuan perjalanan mereka itu.

“bukankah sudah kuberitahukan padamu,Yagi?anakku akan menikah.jadi,kalian berdua

aku minta menemaniku kesana.karena,sudah lama aku tak bertemu anakku sejak dia

belajar di Oxford..”

“Wah,anak Inspektur hebat sekali!boleh saya tahu dia seperti apa,inspektur?!”

“Anakku itu,sangat tertarik di bidang sastra.semula,aku bertengkar dengannya karena

aku ingin dia masuk ke kepolisian.sampai akhirnya dia melarikan diri,tak jauh dari hari

itu,sepucuk surat dari Inggris memberitahukan bahwa dia diterima di Oxford jurusan

kesusastraan.aku hanya bisa bangga dan akhirnya melupakan keinginanku atas

dirinya..biarlah dia mengejar apa yang dia inginkan.”

“Wah,Inspektur sangatlah bijak.”

“Yagi!”

“Ma,maaf inspektur.”

Yo hanya bisa melihat percakapan akrab antara sang inspektur dan anak buahnya yang

sudah ia anggap seperti anaknya sendiri itu.melihat wajah kaku yang sengaja dia pasang

57

Page 58: The Green Witch of Moonlight

agar tak kehilangan wibawa di depan anak buahnya memang khas dari inspektur yang

satu ini.

‘Rena, jika kita bertemu dengan jalan yang berbeda,apakah hubungan kita bisa seerat

dulu?apa kita bisa lebih daripada dulu?saat kau dan aku belum menemukan jati diri kita

masing-masing.saat embel-embel itu belum melekat dinama kita. apa kau akan

sehangat dulu?apa yang akan kutemui, senyummu?bukanlah wajah dingin yang

menyesakkan dadaku itu.Rena..’

Yo terus saja melamunkan hal indah yang ingin dia lakukan jika bertemu ‘dalam

keadaan lain’ dengan Rena.sementara Rena tertidur pun tak menuntaskan keluh hati

yang semakin lama semakin menyesakkan dada..pertemuan mendebarkan yang

membuat dia kehilangan satu-satunya angin lembut penghangat jiwanya. angin yang

menemani tawa dari wajah Yo.

“HuaHH,capeknya!Lo sih enak Ren,tidur mulu selama perjalanan.nah gue?!kalau ikut-

ikutan tidur ,bisa tersesat kita!”omel Mike menguap karena tak tertidur selama lima jam

perjalanan itu.

‘Heh,justru kalo mau dibilang aku yang lebih capek.semalaman kurang tidur..’

lirik Rena pada Mike yang terus ngomel sampai bertemu dengan kakaknya yang

menunggu di depan stasiun.dia melambaikan tangan mungilnya kepada Rena dan

Mike.tapi omelan Mike tak terhenti sampai disitu.rena kesal dan lagsung berlari

mendekati kakak Mike.

“Kakak,tolong.Mike ngomel terus dari tadi.”

Rena berjongkok dibalik tubuh mungil kakaknya Mike,Eliza, tersenyum kecil melihat

tingkah adiknya itu.dari tingkah lakunya saja,sejak dulu Eliza tahu kalau Mike menaruh

hati pada temannya yang lebih terlihat seperti cowok cool dengan tinggi menjulang

serta setelan earphone biru dongker dan portable player hitam berlis kuning dan putih

di ujung-ujungnya hasil pilihan selama satu jam oleh Mike sebagai hadiah ulang

tahunnya karena Mike sempat merusak Audio Technica putih pastel milik Rena.kedua

orang itu terus saja berantem di depan sang kakak yang lama kelamaan menghela napas

dan menjewer telinga Mike.

“Ayo,sampai kapan mau berantem terus!udah mau malam nih!”

“Aduh kak,sakit!!”

“Wekkk,rasain!!”

58

Page 59: The Green Witch of Moonlight

Rena menjulurkan lidahnya dan tertawa kasihan melihat Mike terpaksa berjalan

jongkok karena sang kakak mungil itu.

“Rena,ayo!mau ditinggal,nih?!”

“Eh,Jangan donk kak!”

Rena berlari dan mereka pergi ke rumah kak Eliza dengan mobil mercedez

Hitam yang terparkir di depan stasiun itu.sementara itu,disaat yang sama,Inspektur

Lender bersama Yo dan calon inspektur Yagi keluar dari stasiun. seorang pria

berperawakan inspektur Lender,hanya saja tanpa kumis,dan itu sang inspektur versi

mudanya,menghampiri mereka.pria bermata coklat sipit sehingga terlihat seperti orang

keturunan Jepang,dengan alis hitam tebal dan senyuman tersungging dibibirnya

sehingga membuat orang angkat tangan kalau mau memarahinya itu membungkuk

hormat seperti salam orang negeri sakura pada sang inspektur seraya berkata,

“Lama tak bertemu,ayah.”

“Bagaimana kabarmu?sepertinya terlalu lama tinggal di Jepang membuat kau terlihat

sopan,Nathan.” ujar Inspektur bernada kaku untuk menyembunyikan perasaan rindunya

pada Nathan,anak yang sudah lama tak ia temui.

“Maaf,ayah.”

Nathan memeluk ayahnya yang mulai menua karena dimakan usia,tapi masih saja tegas

dan dingin seperti dulu.sementara sang inspektur terkejut dan sedikit malu-malu

melihat anak buahnya beserta Yo yang tersenyum kecil melihat pertemuan

mengharukan itu.

“Nah,ayah.silahkan naik.sebentar lagi malam akan tiba.”

Tanpa basa-basi lagi,mereka masuk ke dalam mobil dan pergi ke kediaman

Nathan .seharusnya,esok adalah hari bahagia bagi mereka.tanpa mereka tahu,bahwa

badai besar mengancam keesokan harinya.sebagai kutukan dari The Eternity.dalam

stasiun kecil tapi ramai itu berjalan seseorang berkacamata yang menyembunyikan

tatapan pembunuh dibalik kacamatanya itu.perawakan tinggi dan tak berdayanya benar-

benar menyembunyikan niat jahat yang tersembunyi dibaliknya.

“Tunggu gue,Eliza.” ucapan kecil dibalik senyum menyeringai kejam akan membawa

badai di hari sacral besok.

“Rena!Rena!maen yuk!” teriak Mike pada kamar yang berada tepat disebelahnya

itu.terdengar suara shower menggema dikamar itu.tak ada suara menjawab.Mike

menjadi kesal dan memegang kenop pintu itu.sementara Rena, sedang asyik

59

Page 60: The Green Witch of Moonlight

menyegarkan dirinya di dalam shower hangat pelepas penatnya di dalam kereta selama

lima jam,tidak menyadari terbukanya kenop pintunya.dia menghentikan showernya dan

meneggelamkan dirinya di dalam bathtube air hangat berwangi vanilla dari sabunnya

itu.rambut panjangnya itu dia biarkan menggenang ke seluruh arah.dia biarkan

telinganya mendengar sunyinya suara dalam air.mata hijaunya itu terpejam di dalam air

hangat itu.

“Rena,Rena!!”

‘huh,kemana sih dia!’gumam Mike kesal karena tak ada siapapun dikamar itu.dia

kemudian memeriksa seluruh kamar yang seolah belum tersentuh sedikitpun.dia

melihat ke dalam kamar mandi.asap panas mengepul kemana-mana.tapi tak ada siapa-

siapa disana.

“astaga.kenapa banyak banget asap disini?” ujar Mike sedikit ngeri.jujur saja,walau

berbadan kekar seperti itu,dia punya kebiasaan buruk.takut hal-hal berbau mistis.Rena

segera tersadar.

‘Mike?’

Rena terbangun dari bathtube itu dan melihat ke arah Mike.sementara Mike terkejut

setengah mati melihat sesuatu muncul tiba-tiba dari bathtube itu.sesosok perempuan

berambut panjang basah bermata hijau kaku itu melihat ke arahnya.Mike terkejut tanpa

suara.di dalam pikirannya itu berkecamuk macam-macam hal ‘mengerikan’.Mike

hendak melarikan diri dari kamar mandi itu. malang,karena lompatan

kagetnya ,pancuran shower itu jatuh dengan mulus diatas kepala Mike sehingga

membuat Mike tak sadarkan diri.Rena keluar dari bathtube itu sambil menahan tawanya

dan juga menghela napasnya karena sepertinya dia selamat.dia mengangkat badan Mike

dan membawanya diatas tempat tidur.sementara itu , secepat kilat dia memakai baju

dan mengambil kontak lens lalu rambut palsu yang dia tinggalkan di kamar mandi.

‘untunglah ada shower itu..jika tidak,penyamaranku pasti ketahuan..’sepertinya kali ini

Rena salah duga.’ketakutan Mike akan hantulah yang membuat Rena terselamatkan kali

ini’.Rena memindahkan Mike ke kamarnya sendiri,dan kembali ke kamarnya untuk

mengatur srategi dan tak lupa untuk mengunci kamarnya.kebiasaan lamanya terulang

kembali.setiap dia menginap di tempat orang,tingkat kecerobohannya sangat tinggi

daripada dirumahnya sendiri.

Tak lama kemudian,Mike terbangun.

‘Heh,di mana ini?’

60

Page 61: The Green Witch of Moonlight

dia masih teringat kejadian kamar mandi itu dan melihat sekelilingnya.itu bukan di

kamar mandi ataupun kamar Rena.dia berada dikamarnya sendiri.

‘jadi..tadi cuma mimpi,ya..phew,mimpi yang seram..’ ujar Mike sambil keluar kamar

dan melakukan hal yang ingin dia lakukan sedari tadi,mengetuk pintu kamar Rena dan

mengajaknya bermain.

“Rena,maen Yuk!!” ujar Mike sambil mengetuk pintu.Rena segera keluar dan berpura-

pura kalau dia itu baru bangun dari tidur,bukan habis dari mandi.

“Hoemm.He-?boleh,deh!gue ganti baju dulu,ya!”

“Udah deh,pake aja baju itu!orang kita main tennis meja kok!itu loh,yang ada di

sebelah ruang keluarga!” Mike menarik tangan kiri Rena, agar Rena tak menghindar

lagi.mereka berlari dan berpapasan dengan Yo yang kebetulan mencari toilet karena

bosan sedari tadi menemani inspektur Lender dan Yagi yang tengah menginterogerasi

Eliza,calon menantunya itu dengan Nathan bersamanya.sekilas Rena melihat Yo yang

terus berjalan lurus menuju ke toilet.dia terkejut melihat kehadiran Yo,tapi dia

menepisnya dan berpaling ke depan agar Yo tak merasakan kehadirannya.Yo yang

terus menatap ke depan seolah mendengar gemerincing lonceng kecil yang sangat ia

kenali.dia menoleh ke belakang.terlihat dua orang anak tengah berlari sambil

tertawa.anak laki-laki seumurannya tengah menarik seorang anak perempuan berambut

pendek yang berpenampilan cowok.

‘itu, suara gelangnya Rena.tapi,masa’sih?ah,tak mungkin.’

Yo berbalik lagi dan mencari toilet.

‘Kenapa,Yo ada disini?!sial!!’ umpat Rena dalam hati sambil bersyukur Yo tak

menyadari kehadirannya berkat penyamarannya sekarang.sementara diruang

tamu,terlihat Eliza memegang erat tangan Nathan.mukanya itu seputih kertas,ketakutan

mendengar pernyataan dari ayah mertuanya,sang inspektur paruh baya itu.

“Eliza,maaf.tapi, saya pikir kamu dan Nathan harus tahu soal ini..”

“Ta,tapi bagaimana bisa,pak?”

“Ayah..” tatap Nathan penuh kekhawatiran amat sangat karena melihat wajah Eliza

dirubung ketakutan.

“Dia sangat hebat,tapi juga berbahaya..dia membunuh para penjaga saat melarikan

diri..benar-benar orang berbahaya.jika dugaanku tepat,maka dia mencarimu,Eliza.”

Eliza menangis ketakutan.dia tak menyangka,hal yang sudah menerornya dulu,kini

kembali lagi dihari yang sangat dia nantikan.

61

Page 62: The Green Witch of Moonlight

“Eliza,walau aku tak dapat diandalkan,tapi sekuat tenaga aku akan melindungimu dari

dia..” Eliza terpana melihat calon suaminya itu.Nathan benar-benar pria baik.Eliza pun

mengangguk tersenyum,walau dalam hati,dia masih merasakan ketakutan amat

sangat.sang inspektur pun tersenyum melihat jiwa heroic anaknya itu.dan percakapan

mereka berlanjut.

“ Katanya mau main tennis meja,koq malah kesini sih?”ujar Rena sambil melihati

paviliun besar seperti dojo kendo disekolahnya.

“Lo takut?!” ujar Mike tersenyum menantang yang bisa membuat cewek-cewek

terpesona tapi tidak untuk Rena.Mike melempar sebuah sabuk yang biasa dikenakan

oleh orang yang mempelajari bela diri.

“Kalau salah satu dari kita berhasil membanting lawan,yang kalah harus rela jadi babu

selama disini!setuju?.”

Mike kemudian berlari dan bersiap menerjang Rena.Rena mengelak.dia

meloncati Mike dan tiba-tiba dia sudah dibelakang Mike dan bersiap untuk menghabisi

lawannya.Mike tersenyum dan berbalik ke belakang dengan cepat.

“Hebat juga Lo.tapi gue bakal menang.”

“huh,katakan itu setelah Lo bisa ngebanting gue.”

Rena kemudian melompat lagi dan melancarkan tendangan kiri yang dia banggakan

pada Mike.tapi,berhasil ditangkis oleh Mike.

“Bagus juga untuk ukuran calon ketua klub Bela diri”

“wah, kalau menerima pujian seperti itu dari ketua klub Iai, rasanya gimana ya?”ujar

Mike tersenyum.seketika tangannya yang menangkis itu bergerak menarik baju Rena

dan Rena melayang.Mike berhasil membantingnya.tapi sebelum dia benar-benar

terjatuh ke lantai,dia mencengkram baju Mike dan dengan tenaganya,dia berbalik

membanting Mike.mereka berdua sama-sama terjatuh.mereka berdiri dan saling

berhadapan.lalu mereka tertawa sekeras-kerasnya.

“nggak semudah itu Lo ngalahin gue,Mike.” ujar Rena bernada sombong sambil

memasang portablenya lagi.

“Cih!seri lagi deh!kalo gini kapan menangnya?” ujar Mike kesal.

“Uda deh,pulang yuk!laper nih!”

Rena kemudian berjalan keluar paviliun disusul oleh Mike yang berwajah kusut karena

telah melewatkan kemenangannya akibat pertahanan lemahnya itu.mereka berdua

segera pergi ke meja makan.dan,hal yang paling ingin dia hindari sekarang,justru

62

Page 63: The Green Witch of Moonlight

sedang ayik menyantap makan malam bersama inspektur dan anak buahnya yang selalu

mengejarnya.Rena ingin segera lari dari tempat itu.tapi Eliza yang menyadari kehadiran

mereka berdua justru mengajak Rena untuk makan bersama mereka.

“Lho,kalian darimana aja,sih!ayo makan sama-sama!” ujar Eliza memandang Mike

sambil tersenyum menyelidik pada Mike yang menghidari tatapan kakaknya sambil

bersiul.

“I,Iya kak.” jawab mereka berdua kompak.

Lobster,Yakiniku,Sushi,omelet,berbagai makanan campuran Eropa dan Jepang tersaji

di meja makan itu.Rena sedikit senang dan melahap yakiniku kesayangannya.Mike

lagi-lagi menjahilinya.sehingga,jadilah makan malam tenang tanpa kehadiran mereka

sekejap menjadi medan perang memperebutkan Yakiniku.Eliza dan Nathan

menggeleng melihat perilaku kedua anak kompak itu.

“Mike,apa kamu gak malu sama paman Lender dan temannya?!ujar Eliza sambil

menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Mike yang sengaja melakukan hal itu.

“Tidak apa-apa,Eliza.saya justru suka pada anak yang memiliki semangat tinggi seperti

mereka.”ujar sang inspektur bernada bijak agar terlihat keren di depan menantu

mungilnya itu.

“Tuh,kan?paman aja nyantai,kakak ini.”ujar Mike sambil sedikit cemberut melihat sang

kakak menyipitkan mata padanya.

‘seandainya ayahnya Nathan gak ada disini,abis Lo Mike!tunggu aja nanti!’pikir sang

kakak,tak tahan melihat kelakuan ‘anak kecil’ adiknya.

“Oh,Ya,kalian berdua habis darimana?sampai-sampai lupa makan malam.” ujar Nathan

bernada menyelidik.

“Eh,habis dari paviliun koq,kak.”

Telinga inspektur seketika menjadi panas mendengar ‘berdua’ dan ‘paviliun’.dia tak

dapat menahan amarahnya lagi.

“Apa yang kalian berdua lakukan di paviliun berdua?anak-anak jaman sekarang..”

sebelum sang inspektur melanjutkan pidato ala polisinya,Rena segera memotong

perkataan sang inspektur.

“Inspektur,kami berdua bertanding Judo di paviliun.”

dalam sekejap semua orang di meja makan itu menatap Rena.

“Darimana kau tahu kalau ayah Nathan adalah seorang inspektur?” ujar Eliza

menyelidik.

‘astaga!keceplosan lagi!bodohnya aku!’

63

Page 64: The Green Witch of Moonlight

Rena menyesali perkataannya barusan.tak ada jalan lain,dia harus berperan sebagai

detektif.

“Mudah.dilihat sekilas,pembawaan tegap walau menginjak usia lanjut.perkataan

bernada menyelidik yang membuat siapa saja takut dan mengakui seluruh

perbuatannya,intonasi berwibawa sehingga membuat orang segan padanya.bukankah

pembawaan seorang yang berpangkat di dalam anggota kemiliteran? Dilihat dari

potongannya,paman ini mungkin adalah seorang polisi yang memiliki pangkat,pangkat

apa yang mengharuskan bersikap penuh wibawa?anggap saja,inspektur?” ujar Rena

berlagak tenang seperti detektif dalam cerita-cerita.

“Wah,kamu hebat juga.”

calon inspektur Yagi melihat anak perempuan yang bersikap dingin dan tenang

menjelaskan semua itu.

“buku Arthur Conan Doyle membuatku sedikit terinspirasi.” ucap Rena

nyantai.padahal sebenarnya,dia sudah tahu bahwa tiga orang di depannya adalah polisi.

“Ngomong-ngomong soal Judo,maukah kita bertanding,anak muda?saya sudah lama

tidak menggerakkan otot saya.lagipula,Yagi,dia juga dan 3 dalam judo.”ujar inspektur

berdehem melihat Yagi yang tertawa melihat atasannya salah tingkah di hadapan

seorang anak SMU.

“Ayo!”jawab Mike riang karena mendapat lawan kuat.dia melirik Rena sambil

menatap penuh harap.

“Yah,boleh juga..”ujar Rena lesu karena dua polisi itu sudah berkali-kali dikalahkan

Rena walau bukan dalam beladiri.

sementara Yo,dia terkejut mendengar analisis dari cewek berstyle cowok itu.entah

kenapa rasanya dia mengingatkan dirinya akan Rena.setahu dia,Rena yang dia kenal

bisa mengambil kesimpulan sempurna dalam waktu singkat bahkan melebihi orang

dewasa sekalipun.

‘Shinjitsu wa itsumo hitotsu!’

kata-kata dalam bahasa Jepang yang kerap diucapkan Rena dulu setelah dia

mengeluarkan seluruh analisisnya saat itu.

“Shinjitsu wa itsumo Hitotsu!”

seolah de javu Yo mendengar kalimat itu terucap dari mulut cewek berambut pendek

itu.

“Hah?”ujar adik dari calon istrinya Nathan kebingungan melihat temannya yang tiba-

tiba mengucapkan sekumpulan kata Jepang yang tidak pernah diucap sebelumnya.

64

Page 65: The Green Witch of Moonlight

“Ya,adikku kan penggemar detective Conan.jadi,sebelum film itu dimulai,Conan selalu

mengucapkan hal itu!”

“Kebenaran selalu hanya ada satu.”ujar Yo tiba-tiba sehingga membuat kedua orang itu

menoleh padanya.

“Itu artinya kan?” ujar Yo tersenyum sehingga membuat Rena berpikir.

’Bodohnya aku,itu kalimat yang sering ku ucapkan sejak kecil karena puas

mengungkapkan analisisku pada Yo.’

“Sebenarnya,Lo ini siapa sih?”ujar Mike dengan nada aneh melihat sosok berkacamata

yang diam sedari tadi.

“Gue hanya orang yang diminta untuk menemani seorang ayah yang gugup bertemu

kembali dengan anaknya setelah sekian lama berpisah.” ujar Yo sambil

berlalu.sementara Mike menarik Rena ke paviliun lagi untuk bertanding dengan kedua

polisi itu.

“Huah,Lelahnya”

entah beberapa jam berlalu sejak menanggapi tantangan dari inspektur yang berakhir

dengan kemenangan duo Mike dan Rena,sehingga membuat Rena benar-benar lelah.tak

sempat terpikir olehnya lagi cara untuk mengambil The Eternity itu.dia melirik jam

dinding berbentuk bulat terpasang di dinding berhadapan tempat tidurnya.

‘sudah malam rupanya. lebih baik aku tidur saja.’ pikir Rena saat melihat kedua jarum

jam itu tepat bertengger diangka dua belas.sekonyong-konyong dia mendengar bunyi

gesekan biola tak jauh dari kamarnya.Rena beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan

keluar kamar.suara biola yang terdengar melankolis dan menyayat hati bagi yang

mendengarnya,membuat Rena penasaran,siapa gerangan bermain biola tengah malam

begini.suara itu semakin lama semakin mendekat.suara itu berasal dari sebuah kamar

yang berselisih tiga ruang dari kamar Rena.tangan Rena menyentuh pintu itu.dia

mendekatkan telinganya ke pintu agar bisa mendengar jelas suara itu.entah kenapa,dan

entah siapa yang memainkannya,tapi sepertinya hasil gesekan biola itu membuatnya

seolah terpanggil untuk mendengarnya.tiba-tiba tanpa Rena sadari pintu itu

terbuka.Rena tersadar dan segera menjauh dari pintu yang terbuka itu.terlihat sosok Yo

memegang sebuah biola berwarna coklat kehitaman di depannya.tak kalah terkejut

dengan Rena,Yo pun menunjukkan sedikit wajah kebingungan dan ingin tahu pada

Rena.

“Lo.”

65

Page 66: The Green Witch of Moonlight

“Ah,Maaf!gue nggak sengaja denger suara biola.maaf mengganggu.”

“Tunggu!”

Yo memegang tangan Rena.Rena kemudian berbalik dan menoleh pada Yo.untung

saja,dia sudah melepas gelang itu setelah makan malam selesai.setidaknya,Yo takkan

curiga padanya.

“Ya?”ujar Rena bersikap wajar.

“temenin gue ke ruang piano.” tanpa mendengar sepatah kata dari mulut Rena,Yo

segera menariknya ke ruang piano yang berada di sebelah ruang makan.

Ruang luas itu hanya berhunikan sebuah piano putih besar ditengah-tengahnya.Yo

mengajak Rena untuk duduk di bangku piano itu.

“kenapa Lo bisa denger suara biola gue? inspektur dan Yagi yang berada disebelah

kamar saja tak terganggu olehnya .”ujar Yo menyelidik pada Rena.

“Oh,maaf. Kebetulan tadi aku terbangun dan mencari segelas air..makanya saat

melewati kamarmu, aku mendengarnya..permainan biola yang bagus skali, beda dengan

image mu yang begitu kaku sama seperti bapak bapak polisi itu..”

“suara yang gue mainkan tadilagu gue buat seseorang..”

“siapa?”

“Seorang gadis.yang sangat gue cintai sejak dulu.”

jantung Rena sempat berdegup mendengar Yo.

“Kenapa lo katakan itu ama gue?”

“Entah kenapa,gue nggak tahu.”

Yo sendiri saja tak mengerti dengan apa yang dia ucapkan.padahal gadis didepannya itu

baru saja dia temui.tapi entah kenapa,sesuatu dalam dirinya mengatakan..bahwa dia

sudah lama mendengar sosok gadis ini.

“nama Lo siapa?”

“You First..”ujar Rena sambil menekan perasaannya yang meluap tiba-tiba itu.

“Gue Yo,panggil saja begitu.”

“kalau begitu,salam kenal Yo.gue Rena.”

Yo tersentak begitu mendengar nama cewek yang tengah berada disampingnya itu.

‘tak mungkin,tak mungkin!.bahkan namanya,sama..’

“Yo?ada apa?”

“Ah,tidak..”

“Em,Lo bisa main piano?” tanya Yo berusaha menyingkirkan pikiran bodohnya itu.

“Bisa sih,tapi nggak ahli banget..”

66

Page 67: The Green Witch of Moonlight

“Lo denger nada yang gue mainin tadi,kan?lo bisa maininnya?”

“Bisa..” ujar Rena membuka penutup piano dan mulai memainkannya.tuts demi tuts dia

tekan seolah dia sudah hapal seluruh lagu itu.Yo kemudian memainkan

biolanya.mereka berdua terus memainkan alat musik yang berada di depan mereka

sambil bertanya-tanya dalam hati masing-masing.

‘dia terlalu mirip.tapi,masa,sih?Rena yang kukenal tak begitu mahir dalam

olahraga.bahkan Rena ku itu selalu mengajakku untuk bolos saat pelajaran olahraga.tak

mungkin,kan?’

‘Yo,apa dia menyadari kalau ini adalah aku?tak mungkin.takkan kubiarkan dia

tahu,takkan!jika dia tahu,hal ini takkan berlangsung lama.maaf Yo,aku harus

bersembunyi darimu.’

Pikiran yang saling mencurigai itu memenuhi kepala mereka sampai lagu itu selesai.

“Kau hebat,Rena..”

“Lagu itu ada di dalam portable gue.jadi gue lumayan hapal nadanya.”

“hoo,begitu.”ujar Yo berusaha tetap tenang menghadapi sosok gadis didepannya

itu.seingatnya,lagu itu hanya beberapa orang saja yang mengetahui.selain itu..Rena

yang berada di depannya itu bisa memainkan dengan lincah seperti sudah lama sekali

mendengar lagu itu..walau ditambah permainan biolanya,dia seakan tahu saat nada

masuk,ataupun da capone.benar-benar seperti de javu, saat pementasan sekolah di hari

kelulusan,dia dan Rena pernah memainkan lagu itu.

“Mau balik ke kamar ?”ucapan Rena tiba-tiba yang membuyarkan lamunan Yo.

Tiba-tiba Yo mendekatkan dirinya pada Rena dan mencubit pipinya.

“aduh!Kenapa sih,sakit tahu!!” ujar Rena sambil memegangi pipi kirinya yang dicubit

oleh Yo.

“Katakan padaku,kau Rena,kan? ini kamu,kan?” ujar Yo dengan nada tinggi membuat

Rena terpucat seketika.

“Ap,apa maksud lo?”

“Kau memakai soft lens kan?”

Yo sadar.saat dia begitu dekat dengan Rena,warna coklat matanya itu sedikit berbeda

dengan mata biasa.dan itu pasti soft lens.

“Hei,Lo tu kenapa sih?Ya ,gue emang Rena ,kan udah gue bilang tadi.”

Rena benar-benar mengerti maksud Yo.hanya saja,dia mencoba berkilah sebelum

mengeluarkan senjata daruratnya.

67

Page 68: The Green Witch of Moonlight

“Jangan berpura-pura..aku yakin kamu tahu maksudku yang sebenarnya,Alunata

Renatria” ujar Yo semakin yakin melihat tindak tanduk Rena.dia kemudian

mengarahkan telunjuknya ke mata Rena.

“Tunjukkan mata indah yang kulihat disaat kita bertemu ,wahai nona Pencuri!”

kalimat sombong khas para polisi merasuki jiwa Yo dengan sempurna sehingga Rena

kehabisan kata.kali ini,dia tak mau identitasnya terbongkar.apalagi,di depan orang yang

telah menggariskan batas peperangan antara mereka.dia tersenyum khas sang pencuri

dan bergerak menjauhi.dia berdiri tegap dengan posisi kaki kanan di depan seperti sikap

pemain anggar.entah sejak kapan,dia selalu berdiri seperti itu saat menjadi sang

pencuri.

“Ku puji kehebatanmu,wahai inspektur.kali ini,aku membiarkan kau menang.tapi

sayang,aku tak semudah itu ditangkap.”

Rena melepas rambut palsu dan kontak lensnya.sesuai dugaan Yo. Rena adalah Rena.

Rena mendekatkan dirinya pada Yo.mata mereka saling berhadapan.Rena tersenyum

menyeringai.

“Kenapa kau lakukan ini?!Apa matamu sudah bisa melihat jelas?!” ujar Yo sambil

menatap mata dingin Rena. Rena hanya bisa tersenyum sedih menatap tatapan Yo yang

begitu dekat di hadapannya.sosok yang walau ia kejar tetap takkan menjadi miliknya.

“saya rasa sangatlah kasar tidak memperkenalkan diri pada musuh saya. Saya datang

kemari untuk memberitahukan bahwa saya akan mengambil The Eternity.untuk

itu,gadis manis berambut pendek yang kebetulan berada disini kubuat tertidur agar

dapat meminjam tubuhnya untuk mengetes anda.tapi sepertinya,anda lebih pintar

daripada kedua polisi payah yang selalu mengejarku itu.sungguh suatu kehormatan bisa

berbincang dengan anda dan dapat melihat permainan biola mengagumkan

anda.sekarang,pencuri hina ini harus mohon diri dari hadapan anda.”ujar Rena sambil

memalingkan mukanya dari Yo.tapi Yo menahan tangannya.

“Tunggu! kau belum menjawab pertanyaanku,Rena.” ujar Yo sambil menggenggam

erat tangan yang dulu sempat ia lepaskan.tapi,Rena melepas tangannya dan kemudian

berbalik.

“Wahai prajurit pemberani,kuakui kehebatanmu.tapi,tanpa pedang kau takkan bisa

menggapai penyihir.percuma kau lawan dengan mantera karena sang penyihir takkan

takkan mempan akan mantera apapun.kini,tertidurlah.hadiah dari sang penyihir untuk

memuji kehebatanmu,yang menyerang tanpa senjata,tapi dengan hati.akan tetapi,sang

penyihir telah membekukan hatinya dan tak dapat dicairkan dengan

68

Page 69: The Green Witch of Moonlight

apapun.pertanyaanmu pada sang penyihir takkan pernah terjawab dari mulut sang

penyihir yang terkunci.”ketika mendengarkan kalimat teka-teki yang dikeluarkan

Rena,tiba-tiba Yo merasa sangat mengantuk.lantunan penuh misteri dari bibir apelnya

membuat Yo kehilangan seluruh tenaganya.dia kemudian terjatuh.tapi sebelum dia

kehilangan kesadarannya,Yo mengatakan hal yang paling tak ingin Rena dengar.kata

yang akan menggoyahkan tekadnya.

“Rena,Lupakah kau pada janji yang terucap hari itu?aku datang untuk menepatinya

walau kau lupa kepadanya.”

Yo kehilangan kesadarannya.kacamatanya terlepas dari matanya.Rena mendekati

Yo.dia duduk disebelah Yo.tersenyum pahit dan berbisik pada Yo yang tertidur.

”Mana mungkin aku bisa mengatakannya Yo.impianmu bisa hancur hanya karena aku.

dan aku tak ingin melihatmu bersedih.walau harus menjadi orang yang paling kau benci

sekalipun.andai kau tahu,aku tak pernah melupakan janji di hari itu.”.

dia terdiam memandang Yo.sesaat saat dia memainkan piano itu,semilir kenangan masa

lalu datang tanpa dapat dia tolak.nada lagu yang dia mainkan itu,adalah kenangan

terakhirnya sesaat sebelum kepindahan Yo ke Amerika.dihari kelulusan mereka,Rena

harus menelan bulat-bulat kenyataan pahit yang tak ingin dia hadapi.Yo pergi untuk

mewujudkan cita-citanya.menjadi seorang polisi.tap tepat seminggu setelah itu,Rena

dinobatkan sebagai The Green Eye.air menggenang di pelupuk matanya,tapi segera dia

hapus karena tak ingin menjatuhkannya untuk kesekian kali.menangis bukanlah

jawaban yang dia inginkan.itu malah semakin membuat hatinya terluka.Rena

mengamati Yo.dia mengangkat kepala Yo dan membiarkan Yo tertidur dalam

pangkuannya.Rena mengelus pipinya.karena Yo pernah bilang,dia sangat suka saat

Rena mengelus pipinya.tangan dingin Rena selalu bisa menenangkan dirinya.dia

bilang,tangan Rena begitu hangat saat mengelus pipinya.

‘Biarlah,lima menit lagi. aku ingin bersamanya. karena disaat matanya terbuka,hal ini

takkan pernah terulang lagi.’ pikir Rena sambil tersenyum menatap wajah polos Yo

yang tertidur.tiba-tiba tangan Rena ditangkap oleh Tangan Yo.tangan yang begitu kekar

dan kasar,walau berbeda dengan tangan kecil yang selalu membelai Rena disaat dia

sedih dulu,tapi sentuhannya masih sama.sentuhan lembut yang bisa memaksa Rena

menumpahkan seluruh keluh padanya.Rena melepaskan genggaman tangan Yo dan

mengangkat tubuh Yo masuk ke dalam kamarnya.saat membaringkan Yo di tempat

tidurnya,kalung yang selalu dikenakan Yo itu terlihat oleh Rena.dia tersenyum.

69

Page 70: The Green Witch of Moonlight

“ Kalau kau terus bersikap begini, bagaimana bisa aku melupakanmu,Yo...” Rena

mengecup bibir Yo sambil menitikkan air mata. Namun Rena cepat – cepat

menghapusnya dan kembali ke kamarnya sebelum semua terbangun, karena matahari

akan memunculkan dirinya dan menyinari bumi yang tengah terselimut malam.

“RENA!!!BANGUN!!!”teriak Mike dari luar.Rena terbangun sambil

menguap lebar.

‘gara-gara semalam.aduh,masih ngantuk..’

Rena berjalan terhuyung-huyung dan membuka pintu.terlihat Mike yang rapi dengan

jas hitam khusus disiapkan oleh Eliza.Rena yang masih setengah ngantuk menjatuhkan

kepalanya pada pundak Mike yang agak lebar dan terlihat empuk.muka Mike dalam

sekejap merah melihat Rena yang asyik memakai bahunya sebagai bantalnya.

“Rena,BAnGUN!!udah jam berapa nih!”

“Hoe?!kenapa teriak-teriak sih?!budek nih!”

Rena sedikit tersadar mendengar suara geledek dari mulut Mike yang cukup membuat

telinganya berdenging hebat.

“Mandi,ini baju lo,Kita pergi,cepet!!”

Mike hari ini terlihat lebih seram daripada nenek sihir

sekalipun.bagaikan seorang kapten dan sersannya,Rena reflek menghormat dan

menutup pintu kamarnya untuk melakukan seluruh perintah kapten dadakan itu.sejenak

kemudian,Rena keluar dengan setelan baju seperti cosplay. Bisa Mike akui,pertama kali

melihatnya,Rena terlihat manis dengan baju kakaknya itu.hanya saja hal yang bisa dia

lakukan hanya tertawa terbahak-bahak karena jika pita hitam dileher dan kepala

Rena ,lalu sepatu pantopel hitamnya dilepas,dia lebih bagus dipanggil ‘cowok

cute’.Rena sendiri malu ketika melihat Mike tertawa melihat penampilannya.celana

hitam tiga per delapan dipadu baju putih dilapis sweater rajut hitam dan jubah hitam

panjang seperti yang sering dipakai oleh Yo,sepertinya dia benar-benar dikerjai oleh

dua kakak beradik itu.

“gue mau ganti baju dulu!”

“Hah?!He,hei!gak ada waktu lagi!ayo pergi!”

Mike langsung menarik Rena karena kesempatan langka melihat

wujud Rena yang ‘setengah’seperti itu.sementara Rena,hanya bisa pasrah walaupun

dalam hati berkata

’baju itu lumayan juga.hitung-hitung perbaruan kostum.selama ini kan,putih terus..’

70

Page 71: The Green Witch of Moonlight

Rena kemudian melihat kamar Yo.

’dia pasti sudah pergi.hh,semalam itu benar-benar nyaris.’ ujarnya sambil mengambil

earphone dari sakunya dan menyetel lagu seperti biasanya.saat mereka keluar,motor

berukuran besar nan mengkilap terparkir cantik tepat di depan pintu masuk.

“Ayo naik,putri.eh,ato pangeran ya,HAHAHAHA!!”

“Ya,ya.terus aja sampe puas!”ujar Rena ngambek pada Mike yang malah semakin

tertawa melihat tingkahnya itu.

“haha,iYa deh.Let’s go!”ujar Mike sambil menahan tawa.mereka menaiki motor besar

modifikasi yang sepertinya terinspirasi dari motornya Valentino Rossi,pembalap

motoGP terkenal itu.dia menstarter motor itu dan siap untuk beraksi.sementara

Rena,sedang sibuk mencari pegangan kuat karena saat naik motor,temannya itu sudah

seperti kerasukan pembalap.tak perduli truk ataupun bus,semuanya di terobos.dan

disarankan bagi orang yang sakit jantung untuk jangan naik motor jika pengendaranya

seperti Mike.

“Hei,Mike!Motor Silver Blue kamen Rider kemarin?”

“Ya dirumah lah!mana bisa gue taruh motor itu di kereta api,dasar bego!”

“Oi!enak aja ngomongin orang bego!terus, ini motor siapa?”

“Ini motornya kakakku lah!”

“HAH??!”

Bab 6

Terror from the Past

71

Page 72: The Green Witch of Moonlight

Gedung putih bergaya Romawi kuno itu terlihat begitu megah diantara hutan belantara

yang menghiasinya.

‘benar-benar tak mengerti.kenapa harus ditempatkan di daerah terpencil seperti ini sih?

padahal,kalau di taruh di tengah hiruk-pikuk kota,gedung ini pastinya akan lebih

terkenal dari sekarang.’pikir Rena saat melihat gedung itu.dari kejauhan,mereka bisa

melihat begitu banyak mobil terparkir di dekat gedung itu.tapi,satu hal yang mereka

sadari saat mendekati gedung itu,bahwa gedung itu lebih tenang dari kuburan

sekalipun.seperti adegan dalam house of wax saja.ternyata dugaan mereka salah

besar.saat membuka pintu tertutup itu,suasa di dalam lebih mencekam,mengundang

seribu pertanyaan di benak mereka.terlebih,satu per satu orang mereka amati di gedung

itu,tapi sosok Eliza tak ada dimana-mana.Rena bisa segera mencium bau misteri.tidak

adanya the eternity yang menurut informasi berada di sudut kiri pelaminan,terlebih

sikap kaku dan serius yang tersirat dari wajah sang inspektur,pasti terjadi sesuatu di

gedung ini.apalagi,Eliza yang seharusnya berada ditempat ini,justru tidak ada

kehadirannya.

“Ada apa,paman?”ujar Rena sambil menghampiri sang inspektur yang serius menatap

secarik kertas.

“ada apa ini?!”

Mike juga menyadari keanehan itu,dengan raut muka tak kalah detektifnya dengan sang

inspektur mencoba meminta kertas putih yang sepertinya memiliki kaitan dengan

keanehan itu.Nathan memeluk Mike secara tiba-tiba.

“Maaf,Mike.aku memang tak dapat diandalkan!kakakmu..”

“Apa?apa yang terjadi pada kakak?!” Ujar Mike sambil melepas pelukan Nathan dan

menggenggam kedua bahunya.

“Nona Eliza,dia di culik.”

ucapan singkat Yo membuat Mike terjatuh seketika.Rena tak kalah terkejutnya,walau

dia sudah bisa menduganya.

“Surat ini adalah buktinya”

Inspektur memberikan secarik kertas itu pada Mike.Mike dan Rena melihat kata per

kata yang terdapat dalam surat itu.

Dia Milikku.takkan kubiarkan kaliau merampasnya!!

72

Page 73: The Green Witch of Moonlight

Kalian tak perlu lagi mencarinya,kalau tak ingin dia

berikutnya!

EricK.

“ERICK?!!!Kenapa dia bisa.”ujar Mike dengan muka tegang pada sang inspektur.

“Maaf Mike.beberapa hari yang lalu,Erick dikabarkan melarikan diri dari rumah sakit

jiwa serta membunuh penjaga yang mengawas saat itu.karena itulah,aku datang kemari

karena menduga sasaran Erick adalah Eliza.”ujar Inspektur dengan nada lirih.Mike

benar-benar dirubungi kemarahan yang memuncak.

“KENAPA?KENAPA KALIAN TAK BISA MENCEGAHNYA!!KINI NYAWA

KAKAKKU TARUHANNYA!!”Rena yang tak sanggup melihat amarah Mike itu

kemudian memeluknya.mencoba untuk mendinginkan Mike yang semakin berkobar.

“Gue tahu ini sulit.tapi,kita pasti bisa menyelamatkan Kak Eliza.memang,gue nggak

tahu apa pun mengenai hal ini.sekarang,bukan waktunya untuk menyalahkan

siapapun.”

“Gue ngerti.maafin gue.”

Mike menekan amarahnya berkat ucapan dingin Rena yang tak pernah dia dengar

sebelumnya.Rena kemudian melepas pelukannya dengan wajah yang sedikit memerah.

“Em,itu untuk nenangin Lo aja,jangan geer dulu.” ujarnya sambil malu-

malu.sebenarnya dia tahu sih,hal yang dilakukannya sangat berlebihan.tak usah dipeluk

saja,mungkin Mike akan tenang cukup dengan perkataannya saja.tapi jika melihat sikap

sangar Mike tadi,mustahil jika kata-kata saja.

“yah,thanks.” ucap Mike sedikit tersipu karena tindakan Rena yang tiba-tiba itu.

“Yah,bisa kita mulai pencarian sekarang?”ucap Yo menahan marah.jantungnya seakan

terhenti ketika melihat Rena memeluk Mike.

‘aneh..aku tak tahu siapa dia,tapi kenapa saat dia memeluk temannya,kenapa aku harus

marah?ada apa denganku,sih?’ pikir Yo terbingung-bingung dengan sikapnya itu.

“Em..pada saat gue kesini dengan Mike,tak ada yang mencurigakan.tak terlihat sama

sekali tanda dari sang pelaku.apabila dugaanku benar,satu-satunya tempat yang

mempermudah untuk menyembunyikan diri adalah hutan belantara disekitar gedung

ini.lalu,waktu yang diperkirakan si pelaku menculik adalah sekitar dua puluh menit

sebelum kami datang kemari.dan juga,permata yang berada di tempat ini,The

eternity,ikut hilang bersama dengan kak Eliza.menurut legenda,The eternity adalah

73

Page 74: The Green Witch of Moonlight

permata buatan Audrenaur sebagai symbol dari ikatan abadi di Era perang dunia

kedua.saat itu,dia melakukan pernikahan secara sembunyi-sembunyi dengan Monica

Rossalinda,salah seorang bangsawan yang dicintainya.dan saksi bisa satu-satunya akan

pernikahan mereka hanyalah permata itu.jadi,jika dihubungkan dengan peristiwa saat

ini,aku yakin Erick akan melaksanakan pernikahan dengan kak Eliza,mau atau tidak.”

lagi-lagi analisis mengagumkan Rena membuat semua orang terperanjat.

“darimana Lo tahu kisah The Eternity?kisah itu kan disembunyikan dari public dan

hanya beberapa orang yang mengetahui hal itu.” ujar Yo menaruh curiga pada Gadis

berpakaian tuxedo di depannya itu.

“itu nggak penting.yang jelas,kita sekarang pergi ke hutan untuk mencari kak Eliza.ayo

semua!”ujar Rena sambil berlari menggandeng Mike pergi ke hutan diikuti dengan

inspektur,Nathan,dan juga Yo.sementara calon inspektur Yagi ditugaskan untuk

menjaga gedung TKP dan menunggu komando inspektur sambil menginterogerasi para

peserta pernikahan di tempat itu.

Mereka berlari ke dalam hutan menakutkan itu.sunyi,tapi menyimpan kejahatan yang

begitu besar dibalik lebatnya pepohonan.mereka kemudian berteriak di dalam hutan

itu.tapi seperti saat mereka masuk,hutan itu tetap sunyi.tak ada suara lain selain gema

suara mereka sendiri.saat ditengah hutan,jalan hutan itu tercabang menjadi

dua.inspektur Lender segera memberi komando pada mereka semua.

“Baiklah!aku,Nathan,dan Yo pergi ke arah kanan!sementara kau Mike,kau dan

temanmu itu pergi ke arah kiri!jika ada sesuatu yang mencurigakan cepat hubungi kami

dengan transceiver ini,mengerti?!”ujar sang inspektur sambil memberikan transceiver

miliknya pada Mike agar bisa saling berkomunikasi,karena handphone tak akan

berfungsi di hutan belantara seperti ini.

“Inspektur,apa sebaiknya aku ikut mereka saja?!” ujar Yo khawatir karena membiarkan

dua orang awam dalam pencarian berbahaya ini.

“Tenang,kau sudah melihat mereka kemarin,kan?justru dua orang ini bahkan lebih

hebat dari pada aku ataupun Yagi,baik dari segi analisis dan pertahanan diri.aku

percaya pada mereka.” ujar Inspektur Lender dengan yakin.Yo akhirnya

mengalah.Rena tersenyum dan berkata di saat sebelum mereka terpisah.

“Tenang saja!kami berdua pasti baik-baik saja!oh ya inspektur,Namaku adalah Renata

Lunaria.suatu kehormatan besar jika inspektur seperti anda bisa mengingat namaku.”

Rena membungkukkan badan sambil mengayunkan tangannya kedepan layaknya

seorang bangsawan Eropa jaman dulu.Inspektur itu berjalan dengan muka tersipu

74

Page 75: The Green Witch of Moonlight

karena dikerjai oleh anak SMU yang jauh lebih muda darinya.Nathan tersenyum dan

membalas salam bangsawan Rena yang sebenarnya mengejek inspektur itu karena

seorang pencuri pun bisa lebih hebat darinya dalam beradu analisis.Rena pun pergi

bersama Mike.begitupun dengan Nathan , Yo, dan inspektur Lender. Selama

perjalanan,Nathan tersenyum kecil menahan tawa. Yo yang aneh melihatnya kemudian

bertanya pada Nathan,”ada apa,kak?”

“Aih,maaf.aku hanya terkejut gadis seperti itu bisa melakukan salam bangsawan

dengan sempurna.”

“Maksudnya?”

“Jaman dulu,ada suatu kebiasaan diantara bangsawan Eropa ketika meminta lawannya

untuk berdansa dengannya,dia membungkuk sambil mengayunkan tangan kanan di

depan dan tangan kiri ke belakang, sebagai tanda penghormatan terhadap lawannya

dansanya.justru yang aneh disini,gadis itu tiba-tiba saja melakukan hal seperti itu.”

“Bukan!bukan begitu..”ujar yo tiba-tiba.

“Hee-apa maksudmu,Yo?”

“Dia melakukan itu untuk mengejek seseorang,benar kan,inspektur Radityo

aradaza?”ucap Inspektur Lender tiba-tiba membuat mereka berdua menoleh pada

inspektur yang berjalan di depan mereka sambil membawa senter dan transceiver di

tangan kirinya.

“darimana anda bisa tahu,inspektur?”

“Pencuri itu,The Green Eye,melakukan hal yang sama dengan gadis itu.memang ada

sedikit perbedaan,tapi kira-kira seperti itulah.salam untuk mengejek seseorang disaat

perkenalan.aku teringat,hari pertama aku mengejar pencuri itu,di saat dia berhasil

lolos,dia sempat memajukan kaki kanannya ke depan lalu menbungkuk dengan tangan

ke depan yang dibalut oleh syal hijau panjangnya itu,lalu berkata sambil tersenyum

tipis dibalik tatap tajam mata hijaunya itu,

””Karena ini bukan pertemuan terakhir bagi kita,suatu kehormatan untuk memberikan

nama sang pencuri hina pada orang seperti anda,inspektur.Namaku adalah The Green

Eye,Pencuri bermata zamrud pencari kebenaran ditengah kegelapan langit malam.au

revoir!””” ujar sang inspektur sambil terus berjalan ditengah akar pohon yang tumbuh

besar di tanah sehingga membuat jalan menjadi naik dan turun.

‘Rena,nama yang mirip sekali dengannya.dia yang aku cari,dia yang kini telah terjebak

dalam kelamnya malam,menjadi seorang pencuri.ah,tidak ada gunanya aku

memikirkannya disini.prioritas utama adalah menyelamatkan sandera dari pembunuh

75

Page 76: The Green Witch of Moonlight

kejam itu!’pikir Yo sambil terus berjalan mengikuti inspektur dan Nathan.sementara

itu,di arah yang berlawanan,Mike dan Rena berjalan berdua.sejak tadi,Mike merasa

bahwa Rena begitu berbeda dari biasanya.dia begitu cepat mengambil kesimpulan

akurat tanpa bertanya satu kali pun pada sang Inspektur mengenai penculikan kakaknya

itu.mulutnya sudah begitu gatal ingin bertanya.Rena merasakan gelagat aneh dari Mike

kemudian bertanya padanya.

“Hei,Napa Mike?takut,ya?” ujarnya sambil tersenyum.satu hal yang baru dia sadari

kenapa Mike bisa pingsan saat berada di kamar mandinya karena Mike salah mengira

dirinya yang waktu itu keluar dari bathtube dengan wajah aslinya,terlihat olehnya

sebagai sesosok dari dunia lain.dan itu berarti,Mike punya alergi alias ngeri banget

ngeliat’yang begituan’.yah,dengan postur tubuh seperti itu tentu saja akan menjadi

bahan tertawaan seluruh jagat apalagi kalau sang ketua klub berita yang punya telinga

di setiap sudut sekolah itu,siapa lagi kalo bukan Diman.

’Hee-koq malah ingat Diman,sih?’pikir Rena dalam hati sambil tertawa kecil

mengingat pria tinggi yang selalu ingin tahu yang bernama lengkap Dimas

Nataranegara,entah darimana,dia di panggil Diman.

“Hei,siapa yang takut!!aku Cuma aneh aja,kamu itu terlalu cepat mengambil

kesimpulan tadi tanpa bertanya pada mereka bagaimana kakakku bisa diculik.”

“Oh itu sih gampang!kirain apaan,kayak serius aja!” ujar Rena sambil tersenyum

simpul ala detektif,sosok yang sebenarnya paling ingin dia hindari di dunia ini tapi

khusus hari ini,dia harus berwujud seperti itu.

“Diantara Mobil di depan gedung tadi,ada satu mobil alfa romeo Violet,kan?itu mobil

kakak lo,bukan?sementara,disana juga ada mobil Ferrari biru cobalt Nathan.itu

berarti,mereka tidak pergi bersama ke gedung itu.sementara itu,kunci mobil kakak lo

berada di saku Inspektur.itu berarti terjadi sesuatu padanya.apalagi,kakak lo nggak ada

di gedung.itu semakin menguatkan dugaanku.dan,sekilas gue ngelihat mobil kakak lo

terlihat sedikit lecet di bagian pintu.bukan cuma itu,diban mobil kakak lo terdapat

lumpur.aneh,bukan?padahal,sepanjang perjalanan tadi kita nggak nemuin lumpur sama

sekali dan semalam hujan tidak turun.lain halnya saat kita melewati tikungan yang

berada tak jauh dari sini.memang pada jalannya,tak berlumpur sama sekali.tapi,pada

pinggiran jalan,tepatnya berdekatan dengan tanah hutan, gue ngelihat lumpur

disana.berarti,penculikkan kakak Lo terjadi di tempat itu.”

penjelasan Rena benar-benar membuat Mike kagum

kepadanya.memang,dalam kemampuan akademik dan non-akademik,dia dan Rena

76

Page 77: The Green Witch of Moonlight

sama-sama unggul.tapi,Rena jauh lebih unggul dalam hal menganalisis daripada

Mike.dia bisa dengan cepat melihat situasi yang terihat aneh di matanya itu.benar-benar

seperti sosok detektif karangan conan doyle itu.

“gue ngerti.kakak gue itu punya jiwa pembalap dan sangat suka menancapkan gasnya

dalam-dalam pada kondisi jalan yang sepi dan mulus seperti itu.tapi,bagaimana cara

Erick menyandera kakak gue ?dan kenapa tak ada yang menolong saat itu?”

“Kemungkinan besar,Erick menghadang mobil kak Eliza dengan tiba-tiba muncul dari

persembunyiannya di pohon besar yang ada di dekat lumpur yang gue katakan

tadi.lalu,kak Eliza terkejut dan membanting setir sehingga menabrak pohon.itu terbukti

dari adanya bekas terbentur pada Body Kit mobil kakak Lo itu.lalu,dia memaksa kak

Eliza untuk keluar dan menodongnya dengan pisau supaya orang yang disekitar tidak

berani menolongnya karena bisa-bisa Erick berbuat nekat dan melukai Kak

Eliza.tapi,ada yang masih menimbulkan pertanyaan,sebenarnya,Erick itu siapa

sih?”terdengar suara gedubrak setelah dengan polosnya Rena bertanya ‘siapa Erick’

pada Mike.Mike tersungkur jatuh terkena akar besar yang berada di atas tanah.

“AHO!!setelah sekian banyak analisis yang kau buat,kenapa baru sekarang kau

tanyakan hal itu?dasar!”

“Iya,sori deh!gue kan penasaran!!lagian juga,kita tak punya waktu banyak!”

“Erick tuh mantan pacar kakak gue,tapi sekarang dia tahanan polisi..katanya

sih,mengalami gangguan jiwa karena perlakuan kasar ayah dan ibunya tanpa alasan

padanya sejak kecil.dia jadi seorang psikopat.dia ditangkap oleh polisi karena

tertangkap menyiksa kedua orang tuanya sampai mati.tapi,hukum tak dapat

memvonisnya sesuka hati karena saat diperiksa,dia ketahuan mengalami gangguan

jiwa.sehingga dia dirawat di sebuah rumah sakit jiwa dan diawasi oleh polisi.kakak

ketakutan,karena kakak lah yang melaporkan perbuatan Erick pada kedua orang tuanya

itu dengan polisi.dan,disaat Erick ditangkap,dia bersumpah akan mengejar kakak

sampai mati.”

“Gila!”

“Ya.kakak gue ketakutan setengah mati.sejak saat itu,hidupnya terus dibayangi oleh

Erick,sampai dia bertemu dengan kak Nathan.seharusnya dia bahagia hari ini,tapi

kenapa Erick harus lari dari rumah sakit jiwa?!!apalagi,kini dia bakal maksa kakak

untuk menikahinya!!”ujar Mike sambil mengepalkan tangannya dan melepaskan

seluruh amarah dalam kepalan tangan itu dan meninju sebuah pohon besar tepat berada

di depannya.

77

Page 78: The Green Witch of Moonlight

“Mike,gue ngerti.tapi yang jelas,kita harus cepat menemukan kak Eliza!”

“Baik!”Mereka berdua kemudian berlari di dalam hutan itu.terus mencari keberadaan

sang kakak yang kini berada dalam bahaya besar dengan pertaruhan nyawa.

Bab 7

SaLvAtiOn

“Erick,plis!lepasin gue” pinta Eliza memelas pada pria dingin berjubah coklat tua

itu.dia menatap Eliza dengan wajah menyeramkan dalam kesunyiannya,dipenuhi

amarah dan dendam.

78

Page 79: The Green Witch of Moonlight

“Padahal gue cinta mati sama Lo,tapi kenapa Lo ngekhianati gue?selama gue ditempat

terkutuk itu,gue selalu inget Lo!tapi Lo malah menikah dengan pria itu!”

“Erick..”

Eliza coba menenangkan dirinya sendiri di depan pria yang sampai

sekarang masih dicintainya itu.

“gue gak bakal biarin Lo jadi milik orang lain!sesuatu yang menjadi milik gue

selamanya bakal jadi milik gue!gimana pun caranya!!HAHAHAHA!!!!”

tawa kejam menyeringai dan sosok menyeramkan terpancar dari wajah

Erick.Eliza benar-benar tak menyangka,rumah sakit itu justru memperparah keadaan

Erick.sosok Erick yang dia kenal dulu,kini benar-benar hilang entah kemana.yang ada

di depannya kini hanyalah sosok dari keinginan jahat yang tersembunyi di dasar hati

Erick.

“Ayolah,Eliza.gue tahu bahwa Lo masih cinta sama gue,ya kan?BENAR,KAN?!”ujar

Erick sambil mengangkat muka Eliza dengan tangannya itu.

Eliza memalingkan mukanya.dia begitu ketakutan.Eliza pasrah karena

sudah tak dapat mengenali ataupun membujuk pria dihadapannya itu.Erick diam dan

melepaskan tangannya .dia kembali duduk dan terdiam di sebuah kursi reyot di rumah

tua dalam hutan itu.menatapi dia yang dicintai menatapnya ketakutan.sebenarnya,ini

semua benar-benar diluar keinginannya.tapi,kedua orang yang tak pantas disebut

sebagai orang tua itu membuat dia menjadi seperti ini.jika ingin menangis,maka dia

dipukuli sampai terluka,lalu dikurung sendirian seolah bangkai busuk yang harus

dihilangkan dari rumah mereka.apapun salah dihadapan mereka.Erick sendiri bahkan

berkali-kali bertanya,kenapa dirinya diperlakukan begini.dia sendiri tak pernah

mengerti,kesalahan apa yang membuat orang tuanya bersikap kejam

padanya.tapi,jawaban yang diterimanya hanyalah cacian,dan pukulan.sehingga dia lelah

bertanya.itu semua membuatnya besar sebagai seorang psikopat.satu

kebahagiaannya,saat dia terlepas dari kedua orang tuanya itu.di tengah dentang jam

besar kuno yang berada di ruang keluarganya,seperti dirasuki sesuatu,pisau yang

terpegang ditangan kirinya seolah menggerakkan tangannya untuk menikam

mereka.mulanya hatinya menolak.tapi saat semua itu akhirnya musnah sama sekali

dengan kata-kata kejam kedua orang tuanya.

“aku menyesal,telah melahirkanmu di dunia ini!!kau adalah aib bagi kami!!pergi jauh

dari sini!dan jangan pernah kembali lagi!!seharusnya kami tak boleh membiarkanmu

hidup sampai sekarang!kau seharusnya mati!! ”

79

Page 80: The Green Witch of Moonlight

Kata-kata yang seharusnya tak pernah terdengar dari mulut orang tua

sekalipun membuat semua hati nuraninya hilang tanpa jejak.semuanya terlihat

gelap.dan ketika dia tersadar,tubuhnya berlumur darah.bau anyir tercium ke seluruh

penjuru rumah.di depannya terlihat sosok mereka terbelalak ketakutan.sayatan-sayatan

pisau terdapat di sekujur tubuh yang sering menorehkan luka baginya tanpa ampun.dan

dia tertawa,tertawa di depan mayat kedua orang tua yang dicintai sekaligus

dibencinya.dan hari itu,Eliza melihatnya.teriakan ketakutannya melihat Erick,dia terus

berlari tanpa menghiraukan Erick yang memanggilnya berkali-kali.lalu,setelah itu Erick

ditangkap oleh polisi dan dijebloskan ke tempat terkutuk yang semakin membuatnya

tersiksa.tapi satu-satunya hal yang masih dia punya saat itu,rasa cinta yang terus

menyayat hati berlumur hitam kelam hidup,Eliza,satu-satunya wanita yang

membuatnya merasa jatuh cinta untuk pertama kali.cewek bermuka imut yang selalu

bisa membuatnya tersenyum.tapi kini,Eliza tak lebih memandangnya sebagai seorang

pembunuh kejam.rasa takut amat sangat terpancar dari mata hitamnya yang dulu

tersenyum pada Erick.Erick kini putus asa.dia benar-benar mencintai Eliza dan tak

ingin memberikannya pada siapapun.terutama pada anak laki-laki sang inspektur yang

menjebloskannya ke tempat itu.sementara Eliza,dia benar-benar merasa ketakutan.dia

mengerti,tak seharusnya dia meninggalkan Erick yang membutuhkan kehadiran

seseorang ditengah dilema hidup yang tak pernah mengasihaninya sekalipun.akan

tetapi,sejak Erick di rumah sakit jiwa,berapa kali dia mencoba untuk menemui

Mike,tapi para penjaga itu selalu mengusirnya.dia pikir Erick dendam kepadanya yang

melaporkan dirinya ke polisi.oleh karena itu,mendengar kabar bahwa Erick melarikan

diri,seluruh badannya serasa tersengat listrik.dia begitu ketakutan.Eliza menatap Erick

yang duduk di depannya.sorot mata orang yang dicintainya dulu,sosok pendiam yang

dia kagumi sejak SMU,itulah Erick.sejenak,Eliza merasa seluruh badannya lumpuh

seketika.kesadarannya mencapai ambang batas.dia terjatuh pingsan di depan orang

yang dulu dicintainya,sampai dihari dia akan menikah dengan pria lain.

“Mike,coba lihat disana!”ujar Rena sambil menunjukkan sebuah rumah tua reyot

dimakan usia jauh di dalam hutan itu.

“Mana?”

“Itu,kayaknya ada benda berkilauan dari rumah itu.”

mata Rena memang tajam jika melihat benda berkilauan seperti

permata,walau dari jarak 2 kilometer sekalipun.

80

Page 81: The Green Witch of Moonlight

“Jangan nakutin gue,ah!!disana kan gak ada siapa-siapa!” ujar Mike gugup sambil

bergidik ngeri melihat rumah reyot tempat setting film horror favorit sekaligus yang

ditakutinya itu.

“Itu The Eternity!ayo kita kesana!”

Rena berlari mendekat ke rumah itu.Mike mau tak mau

mengikutinya.mereka mengendap di sekitar rumah dan mengintip ke dalam rumah

melalui sebuah jendela reyot dengan kaca tak utuh lagi.di dalam rumah itu,terlihat

sosok bergaun putih yang sangat dikenal mereka.terikat,sambil tergeletak tak sadarkan

diri dilantai.dan juga seseorang yang terdiam menatapinya diatas kursi tua yang tersisa

dari rumah itu.Rena melihat sekeliling mereka.Permata putih itu tampak berkilau diatas

meja usang yang digerogoti oleh rayap di rumah itu.

“Haruskah kita menghubungi Inspektur?” bisik Mike pada Rena sambil mengeluarkan

transceiver kecil biru dongker yang diberikan oleh inspektur sebelum mereka berpisah.

“Lebih baik begitu.lekas hubungi sementara gue ngawasin Erick.”

Rena mengintip di jendela itu lagi.tapi Erick sudah tak berada di kursi

itu.dan saat dia menoleh ke arah Mike,dia terjatuh dengan darah di kepalanya.

‘sial!kami ketahuan!’

Rena tak bergeming.sekujur tubuhnya seperti dialiri listrik,bulu kuduknya

berdiri,melihat Erick yang tiba-tiba sudah berada di hadapannya.Mike lengah karena

terfokus menghubungi inspektur.

‘aku tak bisa bergerak!dia..hawa membunuh yang begitu besar!’ pikir Rena sambil

menatap Erick ngeri.Erick tersenyum memegang senapan laras panjang hasil

rampasannya dari petugas rumah sakit jiwa.

“sepertinya ada dua tikus yang ingin merusak hari pernikahan gue,ya.”

senyum kejam menyeringai dari wajahnya membuat sekujur tubuh Rena

bergidik ketakutan.tapi,dia berusaha menekan perasaannya dan menghardik Erick.

“Lepasin kak Eliza!!”

“Jaga mulut lo, anak kecil!”

Erick mencoba untuk memukul Rena, tapi Rena mengelak cepat.Erick

menjadi tak sabaran dan mengarahkan moncong senapannya pada Rena dan menembak

secara membabi buta.Rena lagi-lagi bisa mengelak. sayangnya,salah satu dari peluru itu

menembus perut sebelah kirinya.Rena mengerang sambil memegangi perutnya yang

tertembak.

’tak ada jalan lain’.

81

Page 82: The Green Witch of Moonlight

Rena mengeluarkan pistol yang dimilikinya.pistol kecil modifikasinya

yang bisa membuat orang tak dapat bergerak sementara saat pelurunya mengenai

mereka.

“AARGH!!”

“Menyerahlah,Erick!kembaliin kak Eliza!dia udah bahagia,sampai Lo datang

menghantui hari sakralnya!!”

“NGGAK!!sampai kapanpun,hanya dia yang gak bisa Gue lepas!Cuma dia yang mau

ngakuin keberadaan gue!Cuma matanya yang benar-benar menganggap gue ada!walau

seluruh dunia pikir gue gila sekalipun, asalkan ada dia sudah cukup!!gue gak mau!gue

Cuma cinta dia!”

“AARGH!!ELIZAA!!ELIZA!!GUE CINTA SAMA LO,ZA!!GUE CINTA!!”

Erick mengerang kesakitan.tapi,sampai saat terakhir dia masih bergerak

dan memanggil-manggil nama Eliza.dia menatap Rena dengan sorotan penuh

kegelapan,kesedihan dan penderitaan.Rena berusaha menodongkan senapannya sambil

menahan sakit di perutnya.

“Lo gak bisa maksain orang lain buat cinta sama Lo! Kak Eliza sekarang sudah

mencintai orang lain!cintanya buat Lo udah hilang karena perbuata Lo sendiri!yang

tersisa dari dia tentang Lo cuma rasa ketakutan!Lo harus tau itu!”

“NGGAK!NGGAK MUNGKIN!!!DIA CINTA AMA GUE!!GUE JUGA CINTA

SAMA DIA!!ELIZA!!”

Erick terus meneriakkan nama Eliza tak perduli bagaimanapun kata-kata

Rena tentangnya.semakin Erick mengerang kesakitan karena peluru Rena,semakin dia

berteriak histeris memanggil nama orang yang dicintainya sekian lama.

Rena mengerti saat melihat semua itu.alasan sebenarnya Erick menculik

kak Eliza karena dia adalah satu-satunya penenang jiwanya.semua cerita miring tentang

Erick lunturlah sudah.melihat kondisi Erick sudah membulatkan tekad Rena untuk

menolongnya.Rena membuka penyamarannya.sosok dirinya yang sebenarnya saat

beraksi di tengah langit malam,untuk kedua kalinya dia pergunakan demi menolong

orang lain.

‘aku akan menyelamatkanmu Erick.karena aku merasa menolong diriku sendiri saat

melakukannya.kau sama sepertiku.’

Rena mulai berjalan tertatih menghadap Erick.dia mengangkat tangannya dan mulut

apelnya mulai berbicara.

82

Page 83: The Green Witch of Moonlight

“Wahai kau yang hidup dalam pekatnya lumpur kegelapan.aku adalah orang bertatap

senada sorot matamu.sorot penuh kebencian akan hidup,mata yang mengharap secercah

cahaya untuk membuat hidup jauh lebih berguna.tapi,jika dia yang kau cintai kau

perlakukan seperti ini,maka cahaya itu akan pergi dari tanganmu sendiri.karena tanpa

kau sadari,kau telah menyakitinya.”

“Si,siapa Lo?!”

Erick seperti melihat sesosok makhluk fantasi di depannya.anak

bertuxedo yang dia tembak itu menghilang.dan sebagai gantinya,tanpa dia sadari di

tempat anak tadi berdiri,sesosok bermata hijau pekat dengan rambut panjang terurai

penuh darah melumuri baju putih bersihnya.Erick ingin berlari,tapi kedua kakinya tak

dapat digerakkan.sosok itu mendekati dirinya.

“Aku adalah seorang penyihir.orang menyebutku The Green Eye.kubiarkan kau berlari

dari tempat ini.karena aku tahu ,kau akan masuk ke tempat kotor dan hidupmu semakin

tersiksa.tapi sebelum itu kuambil segala ingatan kelam yang merasuki hatimu

itu.ingatan yang memperparah luka dan menorehkan asa dalam jiwamu.satu pesan

terakhirku,carilah hidup yang baru.carilah cahaya itu dimulai dari nol. orang itu

bukanlah cahayamu yang sesungguhnya.”

Baik ucapan maupun tatapan Rena membuat Erick tak berdaya selain

mengangguk pelan tak sadarkan diri.

“Sekarang berlari!!lari dan sembunyikan dirimu dari orang –orang yang menderitakan

dirimu!membuatmu semakin terperosok.larilah dari mereka dan temukanlah hidupmu

sendiri!”darah terus mengalir membasahi baju putihnya.tapi Rena melepas peluru yang

tertancap dikaki Erick.lalu Erick pun berdiri.

“Baik.”

dia meninggalkan senapannya dan berlari,terus berlari sampai Rena tak dapat

melihatnya lagi.

‘sial,banyak sekali darahku keluar.’

Rena tahu,melepaskan Erick merupakan kesalahan besar.para polisi itu pasti

akan mengejar Erick kembali.oleh karena itu,Rena harus berbuat sesuatu.tapi,saat ini

dia tak dapat berpikir jernih.dia mengambil The eternity diatas lemari rumah itu dan

kemudian bersiul.tak lama,beberapa ekor burung merpati datang ke tempatnya berada.

“Bawa ini ke kastilku,wahai merpati yang setia..”

Rena membungkus The eternity dengan baju putih yang ia robek,lalu merpati-

merpati itu saling membantu memapah permata itu dan terbang jauh.

83

Page 84: The Green Witch of Moonlight

“MIKE!!RENA!!”

terdengar suara inspektur dan Nathan memanggil nama mereka.Rena terkejut

dan berbalik.matanya mulai berkunang-kunang.

‘bagaimana ini?!’ ujarnya sambil menahan darah yang semakin banyak keluar dari

tubuhnya.satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah cepat-cepat menyamar kembali

sebagai Rena.setelah itu,tubuhnya serasa kaku.terlalu banyak darah keluar dari

perutnya.Rena terjatuh.napasnya semakin memburu .kesadarannya samar-samar.dia

melihat sosok berkacamata berlari dan langsung mengangkat tubuhnya yang penuh

darah itu.

“Bertahanlah,Rena!!” ujar Yo berlari meninggalkan yang lain di belakang.

“Yo!”

“Dia dalam keadaan kritis!aku akan segera membawanya ke rumah sakit!”

tanpa mendengar Inspektur Lender,Yo berlari menerobos hutan itu.sosok

gadis yang baru dia kenal itu kini berada di dalam tangannya.tak berdaya,sambil

menahan lukanya sendiri dengan tangannya.tapi darah semakin deras mengalir dari

tubuhnya.terlihat olehnya gedung The Eternity.segera,dia berlari menuju mobil porche

hijau pinjaman Nathan yang dia bawa tadi pagi ke gedung.dia membuka kuncinya dan

segera menekan gas dalam-dalam.

“Bertahanlah!sebentar lagi ,kita akan tiba di rumah sakit!sebentar lagi!kumohon!

bertahanlah!”ujar Yo sambil terus menekan pedal gasnya.sementara Rena tertidur

sambil menahan kesakitannya.ditengah kesadarannya yang hampir habis itu dia mulai

menggumamkan sesuatu pada Yo.

“Apa ini akhirnya..? …janji..Tuhan…aku..tidak...mati...”

Rena mendesah,napasnya terengah-engah sambil memegang erat luka di perut kirinya

itu.mendengar desahan Rena, entah kenapa Yo menjadi gelisah dan mempercepat laju

kendaraannya.

“Tenang!sebentar lagi,kita akan tiba dirumah sakit,Rena!sebentar lagi!plis tahan

sakitnya!”

“Tidak..mau..mati..tugas..akhir..”

Yo mempercepat laju kendaraannya.akhirnya,mobilnya berhenti tepat di

pintu UGD rumah sakit setempat.Yo bergegas keluar dan membuka pintu belakang.dia

mengangkat tubuh Rena dan menggendongnya.Yo berlari masuk ke dalam UGD

“siapa saja!suster!dokter!tolong!dia tertembak!”

84

Page 85: The Green Witch of Moonlight

Walau terlihat samar,tapi Rena masih bisa mendengar dan melihat.lampu

rumah sakit,para suster terburu-buru sambil memegang infuse,wajah Yo yang sekilas

sangat khawatir,dan pemandangan yang segera berubah.bau desinfektan tercium

dimana-mana.terlihat olehnya,sekitar tujuh orang mengelilinginya menggunakan

pakaian hijau berpenutup kepala,masker dan sarung tangan.tiba-tiba dia merasa sakit

yang amat sangat dari tangan kanannya.Rena kemudian merasa sangat mengantuk.dan

kemudian dia tertidur.

“Heh Lo!dimana Rena!”ujar Mike terengah-engah bersama inspektur ,menemui Yo

yang meninggalkan mereka sambil membawa Rena.

“dia ada diruang operasi.pendarahannya sangat banyak.kondisinya kritis sekarang ” ujar

Yo dingin.

Mike terduduk lemas.dia tahu,seandainya dia menyadari keberadaan Erick

lebih dahulu,Rena pasti takkan begini.kini dia benar-benar menyesal dan

membayangkan ketakutan terbesarnya.seharusnya hari ini adalah hari yang

bahagia,bukan begini.kakaknya diculik psikopat,dan Rena kini harus berjuang melawan

kematian yang kini siap memanggil dirinya.

“Inspektur,maafkan atas kelancangan saya.bagaimana keadaan sekarang?”ujar Yo

memecah keheningan diantara mereka.

“Kondisi Eliza belum bisa dikatakan baik sepenuhnya.dia masih tertidur sampai

sekarang.dan Nathan menemaninya dirumah bersama Yagi.sementara

Erick,keberadaannya tidak dapat dipastikan.para polisi tengah mencarinya di hutan

itu.”

tiba-tiba dihadapan mereka,para suster berlari keluar-masuk ke dalam

ruang operasi.tak lama kemudian,salah seorang dokter keluar dari ruang operasi

itu.Mike segera menghadang dokter itu dan menanyakan keadaan Rena.dokter itu

menjawab dengan mimik muka yang paling tak ingin Mike lihat sekarang.

“Kami berusaha dengan sebaik-baiknya.akan tetapi,saat ini rumah sakit kami

kekurangan stok darah pasien.jika tidak segera mendapatkannya,maka kemungkinan

pasien selamat hanya sepuluh persen.” ujar dokter pasrah.Mike terlihat serampangan

mendengar ucapan pasrah sang dokter.dia kemudian menggenggam kedua bahu dokter

itu.

“Apa,dok?apa golongan darahnya?!”

“Golongan darahnya A.”

85

Page 86: The Green Witch of Moonlight

“A?!”ujar Mike terkejut.golongan darahnya tidak sama dengan Rena.dia kemudian

tertunduk lemas.

“Dokter,golongan darah saya sama dengannya” suara Yo memecah keputus asaan

Mike.

“Baiklah,suster!segera lakukan transfusi darah!”

bersama para suster,Yo dibawa menuju ke ruang pemeriksaan.setelah

dilakukan beberapa tes dan mengatakan bahwa dia sehat,pengambilan darah Yo segera

dilakukan.salah satu suster membawa beberapa kantung kosong dan menyambungnya

dengan sebuah selang yang berujung jarum suntik yang lumayan besar.suster itu lalu

mengusap kapas pada pergelangan tangan Yo dan menyuntikkan jarum ke sana.darah

Yo segera diambil sekitar 400 cc.setelah itu,salah satu suster memberinya jus jambu biji

merah dan vitamin lain yang dapat mencegah Yo mengalami anemia.Yo berjalan ke

ruang tunggu operasi,tempat Mike dan inspektur Lender menunggu dengan perasaan

galau.mereka kemudian menunggu disana sampai operasi Rena selesai.

“aku dimana?” ujar Rena pada dirinya sendiri.seluruhnya putih.dia dikelilingi oleh

kaca yang memantulkan wajah aslinya.tiba-tiba di salah satu kaca itu terpantul sosok

Rena yang satu lagi,cewek berambut pendek bermata coklat dengan earphone biru

dongker.

““aku ingin berlari,aku ingin bebas!hidupku bagai kaca,terlihat keras dan berkilau

diluar,tapi sangat rapuh ketika terjatuh.aku ingin sebebas mereka,bebas untuk

melakukan segalanya,tanpa harus ditutupi topeng.tanpa harus melihat cemooh orang

yang asing akan kelainanku.aku juga ingin agar bisa bersamanya.aku ingin menjadi

diriku yang sebenarnya,bukan dua kepribadian yang tersembunyi di dalam

topeng.takut,suatu saat akan terbongkar dan berakhirlah semuanya..””

Rena mendengar sosoknya yang lain itu berbicara padanya.ketika dia

menyetuh kaca itu,semuanya berubah secara mendadak.semua menjadi gelap.tiba-tiba

dibelakangnya berdiri sosok orang yang sangat dia kenal.pria berkacamata dengan mata

abu-abunya itu menatap Rena sambil terdiam dan berjalan meninggalkan Rena

sendirian.Rena berusaha mengejar.tapi bayangannya semakin menghilang. Rena

terjatuh.sendirian,di dalam kegelapan itu.

“Tunggu Aku! Tolong..Siapapun tolong! Jangan tinggalkan aku disini...”

“”Rena,Rena!!”” tiba-tiba terdengar suara familiar yang memanggil namanya.

“siapa?siapa?”

86

Page 87: The Green Witch of Moonlight

Rena menutup matanya.dan saat dia membukanya lagi.dia sudah berada di

dalam sebuah ruangan yang tak dia kenal.

“Rena!syukurlah Lo selamat!!”

Rena menoleh ke asal suara yang membangunkannya dari mimpi

terburuknya itu.Mike tersenyum lega ketika melihat Rena selamat segera memeluk

Rena.Rena terbengong-bengong tak mengerti apa yang terjadi.sekilas,dia melihat wajah

Yo berdiri di belakang Mike.tatapan matanya sama seperti di dalam mimpi Rena.dia

meninggalkan ruangan itu bersama inspektur Lender.

“Mike!udah dong,sakit nih!”ujar Rena sambil memegangi perutnya yang masih terasa

sakit karena tertembak .

“Aih,maaf.gue khawatir Lo pergi untuk selamanya.jadi gak ada saingan lagi deh!” ujar

Mike tersenyum jahil,padahal sebenarnya dia sangat senang.selama tiga hari dia

menunggu Rena tersadar,dan akhirnya Rena terbangun juga.

“Berapa hari gue ditempat ini?”

Rena melongo menatap mata bengkak Mike.sepertinya,Mike susah tertidur di

saat menjaganya.sampai-sampai matanya bengkak dan memiliki kantung hitam tebal di

sudut bawahnya.

“Hem,ditambah hari ini,jadi empat hari.Heh,bikin orang khawatir aja!lama banget

tidurnya,ngapain aja sih!”

“Ye,emangnya gue mau apa ,tidur selama itu!enak aja.trus gimana keadaaan kak

Eliza?”

“Yah,sekarang kak Eliza udah sadar sih.tapi sepertinya dia masih syok berat,jadinya

mungkin pernikahannya bakal diundur sampai dia pulih sepenuhnya.Nathan sih,gak

masalah,daripada memaksa untuk menikah lebih baik nanti saja..”

‘anak dan bapak ternyata beda jauh ya.Nathan si penyabar versus inspektur sombong

dan egois itu.wah,wah.’ pikir Rena cekikikan dalam hati.

“auh.laper nih!eh,beliin es krim dong,Mike! rasa blueberry nya ya!”

“Heh,anak ini!bangun-bangun malah minta es krim segala!ya uda deh,daripada pingsan

lagi,tar begadang lagi jagain Lo.”

“Jadi,gak ikhlas nih jagain gue?!.ya udah,lagian gue juga gak minta dijagain Lo

koq.hehe,becanda.”

“Ya udah,berbaring lagi sana gih!” ujar Mike berkelakuan layaknya seorang ibu yang

mengkhawatirkan anak gadisnya.sementara Mike keluar,Rena kembali berbaring.tiba-

tiba pintu kamarnya terbuka.

87

Page 88: The Green Witch of Moonlight

“He,Mike cepet banget belinya!”

Rena melihat ke arah pintu.tapi yang berdiri disana bukanlah Mike

melainkan Yo dengan membawa sesuatu ditangan kirinya.

“Lo?!”Rena terkejut,tapi berusaha bersikap sewajarnya.

“Radityo Aradaza.panggil aku Yo.gue yang bersama inspektur Lender kemarin.”

“Oh.mau apa lo kemari?”

“Hanya mau memberikan ini.”

Yo memberikan sesuatu pada Rena.sebuah kantong hitam berisi sesuatu

yang hangat di dalamnya.saat Rena membukanya,bau macaroni panggang segera

tertangkap oleh hidungnya yang lapar.seketika,Rena tergiur melihat macaroni panggang

bertabur beef dan paprika diatasnya.dia melihat Yo yang sepertinya menunggu reaksi

apa yang akan dikeluarkannya.tapi,jika Rena berhati-hati,maka Yo semakin

mencurigainya.

“WAH,macaroni panggang!!udah lama banget gak makan ini sejak ditraktir Mike

kemaren!ne,darimana Lo tahu gue suka macaroni ini?” ujar Rena bertingkah polos

dihadapan Yo.

“Hee,kebetulan tadi lewat di tokonya.gue pikir pasti Lo lapar karena sudah empat hari

tertidur begitu.baguslah kalo lo suka.himana keadaan Lo?” Tanya Yo bersikap sewajar-

wajarnya.dia tak menyangka bahwa gadis di depannya itu berbicara polos,sangat

berbeda dengan perhitungannya tadi.

‘mungkin aku hanya terbawa mimpi.dia bukan Rena..’ pikir Yo sambil tersenyum.

“Hei,Yo?mau juga?gue tahu,Lo pasti laper juga,kan?muka kusut lo itu bilang gitu..”

ujar Rena sambil memotong macaroni itu dan menyuapi Yo yang seolah reflek melahap

potongan macaroni yang disodorkan padanya dengan garpu.dia memakan itu dengan

mata tertutup karena macaroni itu masih sangat hangat.Rena tersenyum menatap Yo

yang bertingkah seperti anak kecil.

“Hmm.kayaknya enak.mau juga ah..”

Rena melahap macaroni itu.empat hari tertidur membuatnya begitu

lapar.jadi,mau panas ato nggak,terobos saja,leburkan dalam mulut.

“Oi,Ini es krimnya!Lho,koq dia ada disini?”

Mike terkejut karena begitu masuk,dia melihat Yo dan Rena berduaan

menyantap sebuah macaroni di dalam bungkusan aluminium foil.

“Hei,apaan tuh!”ujar Mike sambil bersikap seolah tak terjadi apa-apa.Rena tersenyum

dan memotong lagi macaroni itu.

88

Page 89: The Green Witch of Moonlight

“Yo bawain gue macaroni panggang.yah gue lahap aja,soalnya laper sih!mau coba?Lo

juga kan suka sama macaroni!”

Rena menyodorkan macaroni itu,dan seperti reaksi Yo,Mike memakan

macaroni yang disodorkan Rena padanya.

“Em.enak,enak!!he,Yo mau juga es krim ini?gue beli banyak sih,soalnya cewek satu ini

gak bisa makan satu es krim,sekali makan,se truknya baru puas!”

Mike tertawa memegang bungkusan plastic putih penuh es krim.Rena

sedikit cemberut sambil terus memakani macaroni itu hingga habis.setelah itu,dia

menadahkan tangannya pada Mike sambil berkata,

’es krim,es krim..’.

Mike memberikan es krim beliannya itu pada Rena .dia segera

membongkar bungkusan itu.dia mengambil es krim choco berry vanilla favoritnya,lalu

memberikan fruity vanilla cream pada Mike yang suka buah dan vanilla.lalu,dia

memberikan es krim grape berbentuk twist dengan ekstrak green apple dan orange

moonkist bertoping chocolate melingkarinya pada Yo.dia menerimanya dengan

perasaan campur aduk.

’tak ada orang yang tahu persis seleraku bahkan es krim sekalipun,kecuali

Rena.tapi,mungkin hanya kebetulan saja.toh,Mike yang membeli es krimnya.’ pikir Yo

sambil memakan es krimnya itu.Rena lalu berdiri dan memasukkan sisa es krim lainnya

di kulkas di sudut ruangan itu.setelah itu dia duduk dan menikmati es krimnya tadi.

“Lho,Rena,mana portable player mu?”

Rena berhenti melahap es krimnya.dia teringat,saat dia membuka

penyamarannya di depan Erick,dia melepas portable playernya.dan pasti,portable itu

masih berada di hutan itu.

“Astaga!portable kesayangan gue!aduh,mana?mana?!”ujar Rena panic.

“Maksud Lo ini?mungkin terlepas saat Lo tertembak oleh Erick.Nathan memberikan ini

padaku.”

Yo merogoh sakunya dan mengeluarkan portable milik Rena.

“Lagu-lagunya bagus juga.”ujar Yo singkat saat memberikannya kembali pada Rena

yang lega melihat portablenya kembali.dia masih syok saat terakhir portable putih

pastel kesayangannya di rusak Mike.

“Makasih.” ujarnya singkat.mereka kemudian menghabiskan waktu untuk memakan es

krim Mike dan akhirnya berbicara sampai malam tiba.

89

Page 90: The Green Witch of Moonlight

Dua bulan setelah kejadian itu,Mike mengajak Rena lagi untuk menghadiri pesta

pernikahan kakaknya yang tertunda itu.pesta itu tetap diadakan di gedung the

Eternity.pesta kali ini diadakan sangat meriah tanpa badai yang datang.walau,sampai

sekarang para polisi tak dapat menemukan keberadaan Erick dan lilin mascot gedung

itu juga hilang.Mike dan Rena berdua menjadi pendamping kak Eliza yang terlihat

sangat cantik dengan gaun putihnya itu.menemaninya setiap saat layaknya seorang

bodyguard.saat bersalaman dengan para tamu,sejenak perasaan Eliza berdegup

kencang.di antara banyak tamu yang mengucap selamat atas pernikahannya,terlihat

seorang pria bermata biru indigo dengan rambut pirang dan memakai tuxedo

putih.sejenak,tamu itu tak begitu mencolok diantara tamu-tamu karena sebagian

daripada mereka terdapat orang dari negeri tetangga seperti Jepang,Spanyol,dan

Prancis,karena Nathan dan Eliza sama-sama berkeja di bidang yang mengharuskan diri

mereka berakrab-ria dengan orang asing.

“Felicitation!.(selamat)” ucap pria asing itu dengan suara yang sangat Eliza kenal.dia

terkejut dan menatap pria asing yang mengucapkan selamat padanya menggunakan

bahasa prancis.senyuman pria itu sangat mirip dengan senyuman pria yang dia cintai

dulu.senyum yang beriring dengan desir angin musim panas di kota kecil

kelahirannya,tempat Eliza bertemu dengan Erick untuk pertama kali.

““Desole maddame,vous deves etre supris par moi recemment,la present,car vous

n’etes pas reconnaissons moi.I accidental avec mon ami dans ambassador bureau.mais

encore une fois, felicitations!””(maaf nona,mungkin anda tidak mengenal saya,karena

kebetulan saya datang menemani teman saya dari kedutaan,tapi sekali lagi saya

ucapkan selamat!)

“Ah,merci”(terimakasih) ujar Eliza membalas dengan bahasa prancis karena sepertinya

orang asing itu belum bisa berbahasa Indonesia.

‘mungkin hanya perasaanku saja.’ujar Eliza yang tersenyum berbicara pada tamu lain

yang ingin berjabat tangan dengannya.sekilas dia meihat punggung pria asing itu,pria

tadi betul-betul mirip Erick.

‘Erick,dimanapun kau berada,kuharap kau bisa berbahagia sepertiku sekarang..’

doa yang dipanjatkan Eliza diam-diam dalam hati kecilnya,ternyata memang telah

terkabul.pria asing itu keluar dari gedung.dan di luar gedung itu berdiri seorang anak

perempuan bertuxedo hitam yang tersenyum menatapnya.pria itu berjalan melewati

anak itu sambil tersenyum.

90

Page 91: The Green Witch of Moonlight

“a longtemps ete de ne pas recontre,Sir.Anthornio Erieck.”(lama tak

berjumpa,Sir.Anthornio Erieck) ujar Rena sambil tersenyum membelakangi pria asing

itu.pria itu berhenti berjalan dan tersenyum.

“Manquez,vous etes comme la sociere que je vois dans le sang sur mon reve.la

sociere,qui a sauve ma vie,et donner la vie que je souhaite.” (nona,anda mengingatkan

saya pada penyihir yang menyelamatkan hidup saya di hutan berdarah itu) kata pria

asing bermata indigo itu.

“si je suis le seul,je dois chercher pour l’heureux sourire de votre visage sans retour

vers le passe.” (kalau saya adalah penyihir itu pastilah saya senang melihat anda yang

berjalan tanpa berpijak pada masa lalu)

Rena tersenyum tanpa berbalik melihat pria itu.

“Salutations de l’assistant de moi.Au Revoir,green Eye.merci.” (sampaikan salamku

pada sang penyihir.sampai jumpa,Green Eye.terimakasih).

pria itu berjalan dan menghilang dari gedung itu.Rena tersenyum sambil berjalan ke

dalam gedung.

‘pada akhirnya,jika manusia dapat melupakan kegelapan,dia akan mendapatkan

cahaya.tapi,walau begitu,aku tetap tak bisa menggapai cahaya.’pikirnya sambil

tersenyum memasuki gedung putih bergaya romawi kuno itu.saat pertama kali bertemu

saja,dia sudah mengira,bahwa pria yang berlagak sebagai orang asing dari prancis itu

adalah Erick.tapi,satu hal di luar dugaan Rena,walaupun seluruh ingatan Erick sudah

dia hapus dengan menghipnotisnya,tapi tetap saja tubuh Erick mengingat Eliza dengan

baik,mengingat wanita yang bersanding bahagia di sebelah pria yang di cintainya

kini,yang pernah menjadi cahayanya.dan Rena memiliki firasat,hari ini adalah hari

terakhir dia melihat pria asing itu.

‘ternyata jika tersenyum,dia bisa setampan itu.kejarlah kebahagiaanmu,walau harus

membuang jauh masa kelam yang terus meghantuimu itu,Erick..’

Rena kemudian berjalan ke tempat Mike dan Eliza.lalu,mereka menghabiskan hari

bersama di pesta itu.

91

Page 92: The Green Witch of Moonlight

BAB 8

Happy Birthday

“PAGI!PAGI!PAGI!!!”

“KLIK!”

Rena merangkak bangun dari tempat tidurnya sambil mematikan alarm khusus

buatannya untuk membangunkan dia dari tidur setiap pagi.

“Nggh..”

Rena meregangkan badannya.dua hari berlalu setelah pesta pernikahan kak Eliza

diselenggarakan.

“Aduh!”tiba-tiba Rena mengaduh karena matanya berdenyut sakit.

92

Page 93: The Green Witch of Moonlight

‘sial.lagi-lagi begini’

setiap kali Rena menghipnotis mundur atau hipnotis menggunakan mata permatanya,

matanya pasti akan merasakan sakit,pernah sampai matanya berdarah.maka dari

itulah,kalau tidak benar-benar diperlukan,Rena enggan menggunakan hipnotis mata

nya.

“Nona,apa anda sudah bangun?” terdengar ketukan pintu beriring suara dari Emma.

“Ya Emma.ada apa?” Tanya Rena enggan.

“Ada surat untuk nona.”

‘Surat?tumben.’

Rena beranjak dari tempat tidurnya dan membukakan pintu untuk Emma.

“Dari siapa,Emma?”

“dari almamater anda,nona.”

Rena mengambil surat itu dan membacanya.ternyata surat itu adalah surat undangan

acara pesta dansa reunian SD nya malam ini.

“Malas.”

Mendengar kata dari SD saja,Rena sudah enggan untuk pergi.kalau perlu surat itu

langsung dimusnahkan olehnya saja.kenangan di SDnya hanyalah segumpal kenangan

buruk yang tak ingin dia ingat untuk selamanya. Dimulai dari teman-teman yang sering

menjahilinya,guru-guru yang ketakutan padanya,dan pertemuan pertamanya dengan

Yo.

Rena menatap surat undangan itu.

‘para peserta diharuskan memakai gaun dan topeng.hmm.apa sebaiknya aku pergi

saja?’

“Nona.”

Sekali lagi,Emma mengetuk pintu kamar Rena.Rena langsung membuka pintu.

“Ada apa lagi,Emma?”

“saya menemukan gaun ini saat bersih-bersih.sepertinya cocok untuk nona kenakan

nanti.nona,pastinya akan pergi kan?”

“mungkin.ah,terimakasih Emma.”

“Saya permisi nona.”

Gaun terusan berwarna hijau penuh lace dan renda contras warna mata Rena dengan

sebuah topeng putih berukir silver.

‘apa gaun ini milik ibu?yah,tak ada pilihan.’

93

Page 94: The Green Witch of Moonlight

Rena kemudian menggantung gaun itu di balik pintu kamarnya.lalu ada kertas putih

terjatuh saat Rena berbalik.rena kemudian memungut dan membacanya.

Selamat Ulang tahun Nona

Emma .

Rena melihat gaun itu sekali lagi.masih terlihat rapi dan baru. Dia kemudian tersenyum

dan memeluknya,seolah benar gaun itu peninggalan sang ibu untuknya.walau pada

kenyataannya hanya pemberian seorang pembantu yang sudah dia anggap seperti

ibunya sendiri.

‘terima kasih Emma.’

Sebuah sekolah dasar terletak tak jauh dari hiruk pikuk kota,yang biasanya sepi dan

gelap gulita di jam-jam seperti ini,kini terang benderang dan ramai di kunjungi orang

orang bertuxedo dan begaun,seolah malam itu mengulang di malam pesta kerajaan

dalam dongeng jaman dulu itu.Orang-orang beramai-ramai datang menggunakan

mobil,lalu berhenti di lapangan basket luas yang beralih fungsi menjadi lapangan

parker khusus untuk hari ini saja.

Sebuah Ferrari putih melaju dengan kencang dan memarkirkan dirinya di sela-sela

mobl yang sempit.dari mobil itu mulai menapak high heels hijau tua 7 cm beriringan

dengan lace dari gaun hijau lalu topeng silver yang menutupi mata hijau yang berkilau

bagai permata di malam hari,dengan rambut bergelung yang di ikat seperti gadis-gadis

eropa jaman dulu,dengan choker hijau di leher dan tas kecil berbentuk clover berisikan

undangan dan kunci mobil.Rena keluar dari mobil dan menguncinya.sambil berjalan

cepat dia mendesah di dalam hati.

‘akhirnya,datang juga.semoga mereka semua tidak ada yang mengenaliku.dan

semoga,dia tidak datang hari ini’

Dia mengikuti arus orang-orang,masuk ke dalam ruang auditorium sekolah yang di

sulap seperti ruang pesta dansa.di dalam ruangan itu, sudah menunggu seseorang di

balik topeng emas dan tuxedo berwarna putih.badan tegapnya mengundang perhatian

banyak orang terutama kaum hawa,sepertinya penasaran dengan sosok pangeran dibalik

topeng itu.

‘kalau memakai ini,mungkin Rena takkan mengenaliku.itupun,jika dia datang.’ ujarnya

sambil mondar-mandir gelisah,tanpa sadar banyak mata tertuju padanya.lalu,Rena pun

masuk dan menarik semua perhatian orang.di balik topeng,dia terlihat cantik diluar,

dengan tingginya lalu rambut hitam, dan gaunnya,tanpa sadar membuat dia begitu

94

Page 95: The Green Witch of Moonlight

anggun.setelah memberikan undangan pada panitia yang berada di samping kanan dan

kiri pintu masuk,dia membaur dengan kerumunan orang yang seolah memberikan jalan

padanya untuk bertemu Yo.

‘apa dia Rena?’

‘Laki-laki ini.tapi,masa sih?’

dengan topeng menempel di wajah,mereka melontar senyum sambil bertanya di dalam

hati.lampu ruang itu satu persatu meredup.tanda acara akan dimulai.semua orang

memusatkan perhatiannya di panggung.seorang pria gendut berkulit hitam dengan

tuxedo coklat naik ke atas podium dan mengambil mic.

“Selamat datang di acara reunian sekolah dasar ballista angkatan 1997-1998.dalam

acara reunian ini sengaja mengundang anda sekalian untuk mengenakan gaun dan

topeng karena tradisi reunian sekolah ini,dari tiap angkatan memiliki raja dan ratu

dansa.terhitung setelah saya ,ketua pelaksana acara ini,turun dari podium,untuk

menghargai tradisi turun temurun sekolah ini dan untuk mempersingkat waktu,kita

memulai acara ini.”

tepuk tangan pun memenuhi auditorium itu.bersamaan dengan

turunnya sang ketua,dimulailah acara ini.setiap orang mulai berdansa

dengan .pasangannya masing-masing.tinggallah Yo dan Rena berdua.banyak orang-

orang yang tidak berpasangan,tapi saat mereka memilih,entah kenapa mereka seolah

menghindari Yo dan Rena,karena mereka berpikir mereka berdua adalah sepasang

kekasih yang saling menunggu untuk bertemu disini.bagaimana tidak,jika mereka

melihat Yo mondar-mandir tidak jelas sebelum kedatangan Rena,dan setelah

kedatangannya pria bertuxedo putih itu terdiam.padahal anggapan itu salah besar,walau

pun kebenarannya dapat di pastikan.

Yo mengeluarkan isyarat berupa ajak untuk berdansa pada Rena.dia terdiam sambil

menjawab isyarat itu.mereka kemudian berdansa,tanpa tahu siapa gerangan di balik

topeng itu.

‘dia Rena.ya,aku yakin dia Rena.gelang ditangan kirinya adalah buktinya.’

Mereka berdua terdiam sambil terus berdansa ,Tanpa menyadari sorot mata

penuh kekaguman tertuju pada mereka.benar-benar pasangan yang serasi.semua juri

yang membaur dalam kerumunan pesta pun mengangguk,seolah memikirkan satu hal

yang sama.mereka berdua terus berdansa seolah pergi ke dunia mereka berdua,hanya

berdua saja tanpa orang lain.di balik topeng itu,Rena tersenyum.pria bertuxedo yang

berdansa dengannya seperti mengerti gerak geriknya.begitu senada dan mengalun,

95

Page 96: The Green Witch of Moonlight

sampai Rena akhirnya berputar-putar, memainkan tarian yang dia pelajari dari

Emma.dan sang pria pun menyahut.tentu saja dia mengetahui tarian itu,karena Rena

sering memainkan tarian itu berpasangan dengannya.sayangnya Rena lupa dengan high

heels 7 cm yang dia bawa,sehingga dia terpeleset.tapi dengan sigap Yo

menangkapnya.benar-benar terlihat seperti adegan romantis di film legenda eropa

jaman dulu.tapi tanpa sadar,drama itu segera berakhir.kalung Yo tak sengaja keluar dari

balik tuxedonya dan tepat berada di depan mata Rena.

‘Yo?dia,Yo?apa yang aku pikirkan?’ Rena tiba-tiba berdiri,melepaskan dirinya dari

pelukan Yo, lalu berlari meninggalkan Yo di tengah ruangan itu.

“Rena!” Yo pergi mengejar Rena keluar dari kerumunan orang yang terpukau melihat

kejadian yang mirip kisah Cinderella itu.saat jam duabelas malam,ketika asyik

berdansa dengan sang pangeran,Cinderella pergi meninggalkan ruangan dengan

tergesa-gesa.hanya saja,hal terjadi yang di depan mereka adalah kenyataan,bukan

dongeng jaman dulu sebagai pengantar tidur.

Sambil mengangkat gaunnya,Rena berlari dan bersembunyi di balik dedaunan di dekat

lapangan basket itu.dia melihat Yo mengejarnya lalu berhenti.

“rena?rena?ch!” Yo kemudian berlari pergi mencari di tempat lain.sekejap Rena merasa

lega,lalu menyesali tindakannya itu.

“Kenapa aku harus lari?padahal..”

muka Rena seketika memerah.dia tak pernah menyangka akan berdansa dengan Yo.dia

seperti tersihir dan terlena sementara,sampai kalung yang tergantung di leher Yo

menyadarkan dirinya.Rena pun keluar dari balik dedaunan itu.sejenak,matanya melihat

jauh.lapangan basket itu begitu dekat dengan pohon kenangan dia.pohon tempat

pertemuan pertama antara dia dan Yo.seolah tersihir,Rena pergi menuju pohon itu dan

memandanginya.

“Lama tidak bertemu.” Rena tersenyum menatap pohon itu.walau banyak menyimpan

kenangan buruk saat dia diperlakukan kasar oleh teman-temannya,tapi setitik awal

menghapus semuanya.

Tiba-tiba Rena mendengar suara seseorang memanggil namanya dari kejauhan.rena

menoleh.

‘Yo?kenapa dia kemari?’

segera Rena mengangkat gaunnya dan melompat ke atas batang pohon diatas

kepalanya.lalu dia sembunyi diantara kerumunan daun dan gelapnya malam.

96

Page 97: The Green Witch of Moonlight

Yo berjalan menuju pohon itu dan menghentikan langkahnya tepat di tempat Rena

berdiri tadi.dia menatap pohon itu dengan berwajah sedih.

“Rena,keluarlah.aku tahu kau disana”

tidak ada suara sahutan dari manapun.Yo terdiam dan duduk di depan pohon itu.

“Apa kau ingat, Rena?pohon inilah,tempat kita bertemu dulu.”

“Saat itu,aku ingin membaca buku kesayanganku disini.tempat ini memang oasis ku.

Dari pada aku harus mengikuti pelajaran membosankan,lebih baik aku pergi saja ke

tempat ini.lebih nyaman dibandingkan hidup dengan orang-orang bermuka dua itu.”

“tapi aku malah bertemu denganmu.waktu itu kau sedang di kerjai oleh mereka.semula

aku tak berniat menolongmu,tapi karena mereka keterlaluan,hati ini tergerak untuk

menolong.”

“Jujur saja,saat itu aku pun ketakutan melihat matamu.tapi kau malah menangis,dan

tersenyum kepadaku.bagiku,saat itu kau terlihat cantik sekali.kau menangis dan

memelukku,seolah aku ini telah menyelamatkanmu.kau tersenyum dan mau berbicara

padaku,selayaknya aku ini orang yang biasa.padahal mereka saja iri kepadaku.”

“Aku bertekad menjadi seorang polisi karena aku ingin melindungi sesuatu yang

berharga bagiku.bukankah itu yang dulu aku katakan kepadamu,Rena? Sesuatu yang

paling berharga bagiku adalah senyummu. Senyum dan tingkah lakumu seperti anak

kecil yang manja saat itu, benar-benar membuatku terenyuh.aku dapat tersenyum

ataupun tertawa hanya kepadamu. kaulah orang yang mencairkan hati ini.kau

memberitahuku bahwa aku tak pernah sendirian.banyak orang yang memiliki nasib

sepertiku hanya saja aku tak dapat melihatnya.kau membuka kotak yang tertutup rapat

dalam hatiku,dimana aku menyimpan semua hal yang membuatku terpuruk jatuh.aku

ingin melindungimu,aku ingin menjadi satu-satunya laki-laki bagimu.aku ingin menjadi

kuat,agar dapat menolongmu.”

“saat aku pergi ke Amerika, mereka pun memandangku sebelah mata.aku lompat kelas

dan lulus dengan cepat.aku pun berjuang untuk masuk ke FBI.satu-satunya

penyemangatku saat itu hanyalah kenanganku tentangmu,lalu kepercayaan hati ini

bahwa orang yang aku cintai itu akan selalu menunggu kehadiranku, di tanah

perjanjian,tempat kami menghabiskan waktu dulu.sampai aku menjadi seperti ini,

semua karena bayanganmu, Rena.

“tapi mengapa semua berakhir seperti ini? aku benar-benar menyesal menembakmu

waktu itu.aku tak pernah tahu kalau pencuri yang aku incar itu kau! Aku menyadari

ketika sinar bulan menerangi matamu, mata yang kukenal sejak dulu.mata yang terlihat

97

Page 98: The Green Witch of Moonlight

mati,tapi begitu hangat dan indah bagiku. Tapi saat terlihat lagi setelah sekian lama,

mata itu telah mendingin.mata itu tidak sama seperti dulu,berbalik menatapku penuh

benci dan begitu dingin.itukah cermin dari dirimu sekarang? Padahal aku berharap, aku

akan bertemu dengan Rena yang ku kenal,dia yang tersenyum dengan matanya yang

indah,walau tak dapat melihat dengan jelas.tapi justru yang kutemui,sosok bergaun

putih yang di incar oleh kepolisian di seluruh dunia.itukah kau yang sebenarnya?apa

pertemuan delapan tahun lalu, dan perpisahan lima tahun lalu,semua hanyalah

khayalanku semata?”

Rena tetap diam dan tak menjawab.desir angin kencang di malam ini menggoyangkan

rerumputan dan dedaunan pohon.Yo mendongak ke atas,terlihat sosok yang

dirindukannya itu memunggunginya sambil menatap bulan yang tertutup awan gelap.

“Rena..”

“waktu tak dapat berputar.segala yang sudah terjadi tak dapat di sesali.semua yang

terjadi dulu,hanyalah sebuah kenangan,tak dapat di ulang atau di hentikan.waktu

memang mengerikan.masa indah yang tak dapat berputar kembali,lalu pertemuan tak

terelakkan.kita sudah tak dapat bersama.baik aku ataupun kau,sudah sama-sama

melangkah di jalan berbeda.kita sudah tak bisa kembali lagi ke awal,hanya bisa

meneruskan langkah yang sudah kita pilih.itulah hidup,Radityo Aradaza.”

“Apa benar begitu,Rena?apa terlalu jauh sudah sehingga lupa untuk kembali ke awal?

apa yang ada hanya akhir seperti ini?”

“kau yang paling tahu apa jawabannya.”

Rena melompat turun dari pohon itu dan membelakangi Yo.tanpa membiarkan Yo

mendekatinya,Rena mengeluarkan bom asap dan seketika menghilang.

“uhuk,uhuk!”

Yo reflek menutupi mulutnya dengan tuxedo hitamnya.dia angkat tangannya lalu

mengibaskannya untuk menghilangkan asap yang menghalangi penglihatannya.asap itu

tak lama menghilang,begitu juga dengan Rena.Yo terdiam lagi sambil melihat pohon

itu.dia merogoh kantung celananya lalu mengeluarkan kotak kecil berwarna silver,lalu

membukanya.sebuah cincin silver dengan hiasan daun semanggi berhelai empat dari

emerald,batu permata berwarna hijau.

“aku sudah sengaja memesannya.batu permata yang seindah matamu, Rena.aku

berharap akan segera memberinya ketika aku tiba disini.tapi kenyataan berkata lain,aku

mungkin tak dapat memberinya kepadamu yang seperti itu.dan kebetulan,hari ini, aku

diberi undangan reunian SD yang bertepatan ulang tahunmu.aku pikir aku dapat

98

Page 99: The Green Witch of Moonlight

memberikannya hari ini padamu,walau aku hanya bertaruh apa kau akan datang atau

tidak.tapi ternyata,aku masih tak dapat memberikannya.selamat ulang tahun,Rena.aku

harap,entah kapan, kau akan menoleh lagi ke arahku.walau mustahil sekalipun,aku

masih berharap,Rena.”

Yo meletakkan kotak itu di dekat tempatnya berdiri,lalu berbalik meninggalkan pohon

itu.tak jauh dari Yo pergi,Rena pun keluar dari tempat persembunyiannya sesaat setelah

mengeluarkan bom asap untuk mengelabui Yo.Rena mengambil kotak itu lalu air

matanya menetes diatasnya.

“ternyata kau masih ingat,kalau hari ini adalah hari ulang tahunku.padahal, aku sendiri

saja hampir melupakannya.padahal...”

tangisan Rena semakin menjadi-jadi.Rena membuka kotak itu dan melihat

isinya.sebuah cincin dengan batu permata emerald,senanda warna matanya.

“Yo,aku tak pantas untukmu.waktuku semakin sedikit,dan aku hanya hidup dengan

ditopang janji serta ikatan darah penerus.aku sudah tak dapat lagi

bersamamu.padahal,aku sudah bertekad untuk menjauh darimu.tapi kenapa begini

menyesakkan?kenapa begini sakit jadinya?maafkan aku.terima kasih,Yo.” Rena

mengambil cincin itu dan memakainya di jemarimanis di tangan kirinya.dia lalu

mencium cincin itu sambil menangis.

“Walau sudah tak bisa bersama,tapi seperti ini tak apa kan? walaupun kau mengira aku

membencimu sekalipun,tapi bagiku, mencintaimu di dalam hati saja sudah lebih dari

cukup.perasaan ini pun tak bisa membayangimu terus Yo.kau tak boleh lemah

begini,aku pun tak boleh begitu.menyedihkan.”

99

Page 100: The Green Witch of Moonlight

BaB 9

Not the same..

Rumah jutawan Santiago menjadi tempat Rena beraksi malam

ini.sasarannya adalah permata Aquamarine berhias batu delima berbentuk tetesan air

sehingga diberi nama ‘Tears of Minerva’,airmata dewi Minerva,dewi perang dalam

mitologi Yunani kuno.

’entah apa maksud sang pembuat permata itu karena Minerva adalah dewi perang yang

tak pernah memperlihatkan air matanya bahkan diragukan dia pernah menjatuhkan air

matanya.sudahlah,tak perduli sejarahnya,yang penting mencurinya’pikir Rena sambil

mendarat diatap rumah megah tak kalah dengan colleseum kaisar napoleon itu.Rena

masuk ke dalam ruang penyimpanan permata itu.disana tak ada siapapun.berisi satu

lampu penyorot permata itu.dia mengeluarkan kacamata ultravioletnya,tapi tak ada

sinar inframerah yang menjaga permata itu.Rena tersenyum mengerti dan berjalan

santai ke permata itu.saat dia mengambilnya,lima buah pillar besi seketika

mengukungnya dari atas permata itu.setelah itu terdengar tawa menyebalkan khas yang

100

Page 101: The Green Witch of Moonlight

sangat dikenali Rena.Inspektur Lender bersama polisi lain keluar dari tempat

persembunyiannya dan mendekati perangkat siapan mereka itu.

“Kau hebat sekali!sesuai sekali dengan tindakan cerdik inspektur muda anggota

FBI,Radityo Aradaza!”ujar inspektur Lender bernada kemenangan.

“Nah,nona pencuri sebaiknya anda menyerah saja!anda tak dapat lari dari kurungan

special ini!”Inspektur Lender melepas pin dasi dan melemparnya ke arah kurungan

itu.seketika,listrik keluar dan menyengat pin dasi itu hingga hangus.

“Lihat?kurungan ini dialiri listrik 500 volt bagi siapapun yang menyentuhnya.kau

sudah tak bisa lari lagi,Hahaha!!”

Rena tersenyum meremehkan polisi yang merasa menang karena berhasil

menjebaknya.

“Ku puji keberhasilan kalian hari ini.tapi,listrik sebesar apapun,ataupun jebakan bodoh

buatan kalian,takkan mempan bagiku.sang penyihir akan sangat mudah keluar dari

kurungan serangga ini.”

“Sombong kau,wahai pencuri!jika kau dapat,maka keluarlah!”ujar Inspektur naik

darah.kupingnya panas mendengar celoteh pencuri yang tertangkap basah itu.

“Mudah saja..”

Bom asap lalu keluar dari arah kurungan.sesaat,ruangan itu dipenuhi

asap tebal.salah satu polisi kemudian meraih beranda yang tepat disampingnya.asap itu

kemudian menghilang,bersamaan dengan sang pencuri.

“Sial!dia berhasil kabur!!kejar dia!pencuri itu pasti berada di atas genting rumah ini!”

“Siap Pak!!”

satu komando dari sang inspektur membubarkan seluruh polisi diruangan itu.kurungan

itu dibuka oleh salah seorang polisi sebelum keluar dari ruangan.kini ruangan itu sepi

kembali.Rena keluar dari persembunyiannya.

‘polisi bodoh.masih saja terjebak trik murahan seperti ini,mereka benar-benar tak

tertolong..’ujar Rena menghela napas.disaat dia mengeluarkan bom asap,secepat kilat

dia membuat tempat persembunyian transparan dari beberapa kaca yang memantulkan

keadaan sekitar.dia bersembunyi dibelakang kotak kaca penyimpanan the Tears of

Minerva itu.karena jika bersembunyi ditempat terlihat ,akan terlihat

mencurigakan.karena kaca akan memantulkan bayangan mereka.Rena berjalan menuju

beranda dan bersiap-siap untuk terjun.

“Hentikan,Rena!”suara orang yang dikenal Rena beriringan suara pistol yang siap

menembaknya ketika ditekan pelatuknya.

101

Page 102: The Green Witch of Moonlight

“Lagi-lagi begini,Radityo Aradaza.apa kali ini kau benar-benar akan menembakku?”

“Kembalikan The Tears of Minerva,jika tidak..”

Yo menodongkan senapannya kea rah Rena,walau dalam hati dia terus

memberontak.Rena terdiam menatapi cowok berkacamata di depannya itu.

“Jika tidak,kau akan menembakku?maaf,walau aku mati sekalipun permata ini takkan

ku kembalikan padamu”

Yo terkejut mendengar Rena.sekujur tangannya membeku,bergetar,tapi tetap dalam

posisi semula,mengarahkan revolver kesayangannya pada Rena.

“Rena,sebegitu bencikah kau kepadaku?kenapa Rena?jika kau tak mendukungku saat

itu,maka aku takkan pernah menjadi polisi!!aku takkan pernah mengejarmu!!”

tumpahan dari luapan hati tak tertahan lagi olehnya.berharap Rena

mengerti.sebenarnya,Rena sudah mengerti sejak awal.tapi,dia tak boleh membebani Yo

lebih jauh.karena Rena tahu siapa Yo sebenarnya.apa yang akan dia lakukan jika dia

mengetahui semuanya.

“Aku adalah The Green Eye!!dan seorang pencuri takkan pernah menyerah sebegitu

mudahnya pada seorang polisi!”

Rena tak punya cara lain.dia mengeluarkan pistol modifikasinya dari balik syal hijau

tebalnya.mereka saling menodongkan pistol.Rena tak membuang waktu.dia

memasukkan peluru bius dan dalam waktu singkat dua peluru biusnya tertancap di

kedua bahu Yo. dia mengerang dan terjatuh.ditengah-tengah kesadarannya,dia

mengucapkan hal yang seharusnya tak boleh dia ucapkan pada Rena.

“Baik,jika ini kemauanmu!mulai saat ini aku takkan ragu lagi,Rena!”

Yo tak sadarkan diri.tak membuang waktu,Rena melompat dari beranda dan membuka

hang glidernya.salah satu polisi yang berada diatas genting melihat sosok putih

berterbangan di angkasa itu melapor pada inspektur Lender.

“Sial!!lagi-lagi gagal!”

Inspektur lalu memerintahkan seluruh anak buahnya untuk turun dari atap.dia baru

menyadari,anak sombong dari FBI itu tidak bersama mereka.

“Yagi,dimana anak FBI itu?”

“mungkin dia berada di ruang permata itu,pak! “ ujar Yagi kebetulan melihat Yo tak

bergeming dari ruang itu saat inspektur memerintahkan mereka untuk mengejar pencuri

di genting.

“HUH!menyusahkan saja!”

102

Page 103: The Green Witch of Moonlight

bersama Yagi,inspektur Lender pergi lagi ke ruang permata.benar kata Yagi,saat

mereka membuka ruangan itu,mereka mendapati Yo tengah tertidur disampingnya

tertancap surat putih Green Eye.

“INSPEKTUR, KALI INI SAYA BISA LOLOS LAGI.TERIMAKASIH,ANDA

MEMBERI SAYA SEDIKIT TANTANGAN SETELAH EMPAT TAHUN

BERAKSI .TAPI.SAYA TAK MENDUGA,BEGITU PASRAHNYA ANDA

SAMPAI-SAMPAI MEMINTA BANTUAN LUAR NERGERI UNTUK

MENANGKAP SAYA.TAPI,APAPUN USAHA KALIAN SEMUA,BAYANGAN

TETAP BAYANGAN.TAK DAPAT DITANGKAP DENGAN TANGAN

BIASA.TEARS OF MINERVA AKU PINJAM YA!!”

THE GREEN EYE.

Dan seperti kebiasaan sebelumnya,inspektur meremas kertas itu.

“Sial!!lain kali kau takkan lolos The Green Eye!!HUAHAHAHA!!”

Inspetur Lender tak menyangka,selama empat tahun baru kali ini dia

mendapat pujian atas pekerjaannya.walau itu keluar dari mulut seorang pencuri.di

dalam hati,dia merasa sedikit kelegaan karena usahanya dihargai oleh seseorang.walau

di pertengahan kata,sang pencuri itu terlihat sedikit terganggu bocah FBI ini.

‘akan tetapi,ini sudah membuktikan,walau dia anggota FBI,tetap saja The Green Eye

lolos.buktinya,dia terkena peluru bius dari pencuri itu.huh,FBI pun tak bisa

menangkapnya.hahaha’ pikir inspektur dalam hati menyoraki kekalahan anggota

kepolisian kebanggaan dunia itu.

Sementara itu,angin lembut malam bulan sabit seolah mengizinkan Rena bercerita

padanya.menumpahkan segala kesedihan dan keterjutannya akan sikap Yo.

‘sekarang aku mengerti arti Tears of Minerva.bagaimana pun kuatnya Minerva dalam

memimpin perang Troya,dia tetap seorang wanita.setegar apapun dirinya diluar,tapi tak

cukup menutupi kerapuhan hatinya.Minerva ingin menitikkan air mata.tapi,air mata

adalah bukti bahwa dia memiliki kelemahan.dan kelemahan adalah hal yang harus

dibuang jauh-jauh untuk mendapatkan kekuatan.tapi,Minerva tak bisa.dia tak dapat

meninggalkan kelemahannya itu.benar-benar tragis.pastinya,nasib kakek buyutku

seperti itu.dia memiliki kelemahan,wanita yang bernama Irene Adler.’

pernah diceritakan kakeknya bahwa The Green Eye mengagumi

perempuan cerdas pemain operet bernama Irene Adler.satu-satunya wanita peluluh hati

The Green Eye.dan merupakan kelemahan terbesar dari The Green eye itu

sendiri.memang dasar keturunan.sifat pun,Rena berpikir bahwa dirinya memiliki

103

Page 104: The Green Witch of Moonlight

banyak kesamaan dari kakek buyutnya.walau dia adalah generasi ke empat dari the

green eye.

’kesamaan yang membawa penderitaan ya’ pikirnya saat turun di taman

rumahnya.seperti biasa,Emma membukakan pintu untuknya,lalu ayah yang tak beranjak

dari kursi di perapian tiap malam,dan menyerahkan permata pada sang ayah.Rena lalu

pergi ke kamar,mencoba untuk beristirahat.menenangkan kelemahan yang harus

dibuang jauh jika dia bertemu lagi ,dan dia harus menjadi kuat di saat itu.keteguhan hati

adalah hal yang ia butuhkan untuk menekan perasaannya.untuk sementara

waktu,sampai semua benar-benar berakhir.

“TRES BIEN!!TRES BIEN!!”

tepuk tangan plus tangisan haru khas dari Sir.Alfred Romance,pria

melankolis bergaya bangsawan prancis guru kebanggaan kelas Seni-music ini.Rena

terkesima sendiri mendengar permainan biola lantunan Dita,suara gesekan biolanya

begitu indah dan romantis. Dita itu seperti memiliki dua kepribadian bagi Rena,di satu

sisi dia adalah seorang musisi fenomenal peluluh hati orang yang mendengarnya. disisi

lain,dia adalah sosok pemimpin klub berita yang terlalu ingin tahu dan selalu memiliki

informasi ter update dari sekolah ini.satu hal yang membuat Rena iri pada Dita adalah

dua kepribadian Dita itu semuanya memang asli.takada satupun yang tertutup seperti

Rena. Dita membungkuk sebagai tanda hormat pada Sir.Alfred lalu kembali ke tempat

duduknya.

‘amazing grace yang indah.’ucap Rena lemah dalam hati.

“Selanjutnya,Mademoiselle Renata Lunaria!”

di tengah lamunan nya karena masih terbawa permainan Dita, Rena terkejut

setengah mati mendengar panggilan dari Sir.Alfred.jujur saja,hari ini dia tidak

membawa biola karena berpikir dia tidak mendapat giliran kali ini. Dita melihat tindak-

tanduk Rena mengerti dan berbisik,

”Rena,pakai saja biola gue.tapi jangan sampai diketahui oleh Sir.Alfred”ujar Dita yang

duduk dibelakang Rena.

“Thanks,ta!”

Rena menaruh tangannya dibelakang.Diman memberikan biolanya pada

Rena.dan Rena maju ke depan dengan penuh kebingungan.

“Karena kamu absent dipelajaran kemarin,saya minta kamu memainkan biola sebagus

Sir. Dita!jika tidak,kamu tidak saya luluskan dalam pelajaran saya!”

104

Page 105: The Green Witch of Moonlight

Sir.Alfred memang berkepribadian keras pada muridnya.karena,dalam

musik juga harus terdapat kedisiplinan tingkat tinggi.begitulah prinsip yang dia

sampaikan dihari pertama kelas seni-musik dimulai.

“Dengan penuh kehormatan,Sir.Alfred.”ujar Rena bernada hormat karena Sir.Alfred

sangat menyukai muridnya bertata bahasa sangat halus dan sopan.

Rena mulai mengangkat biolanya ke atas bahu.sejenak dia berpikir,satu-

satunya lagu yang dapat dimainkan segenap hatinya cuma lagu itu.Rena memulai

gesekan pertamanya.gesekan kuat menghasilkan nada keras melantun ke segala

arah.lantunan melankolis nan lembut dihasilkannya membawa Rena pada angan masa

lalu.lagu yang pernah dia dengar dari orang yang paling di cintainya.perasaan

bimbang,ingin bertemu,kesedihan mendalam,kebahagiaan palsu,berbaur dalam tiap

gesekan nada biolanya.suara itu keluar dari ruangan,seolah memanggil seseorang yang

tengah mencari kelas seni musik itu.’A wish upon a star’,nama lagu penuh kenangan

itu.lagu yang dimainkan Yo,pada malam dimana langit penuh bintang,di hari sebelum

keberangkatannya ke Amerika.

“Suara ini!”

orang itu berlari menuju ke kelas itu.dia buka pintunya.terlihat olehnya

sesosok cewek yang dia kenal tengah bermain biola.suara biolanya sangat

menyentuh,sampai-sampai semua orang tak menyadari kehadirannya di kelas itu.Rena

kemudian menyelesaikan gesekannya yang terakhir dan biola itu berhenti

dimainkannya.

“Bagus!!bagus!!bagus sekali!!tres bien!anda lulus pelajaran saya,Mademoiselle!!”

Sir.Alfred mengambil saputangannya dan mengusap air mata haru yang dikeluarkannya

saat mendengar lagu yang dianggapnya indah.Rena menghela napas dan kemudian

berjalan ke bangkunya. Rena lalu mengembalikan biola pinjamannya pada Diman.

“Oh,Ternyata setelah dua jam pelajaran saya,anda baru datang Sir.?sangat tidak

disiplin.” semua mata tertuju pada pintu kelas yang terbuka.

“Maaf atas kelancangan saya,Sir.waktu perjalanan sangatlah lama,sampai-sampai saya

bisa menghabiskan dengan percuma dalam pertemuan pertama.sekali lagi,maafkan

saya.”Rena terpucat pasi mendengar suara khas yang terlalu dia kenal itu.

“Baik,karena ini hari pertamamu,maka saya maafkan ketidakdisiplinan anda.silahkan

perkenalkan diri anda!”ujar Sir.Alfred senang karena murid baru itu benar-benar

mengerti dirinya.

“Nama saya Radityo Aradaza.akan sangat terhormat jika kalian memanggil saya,Yo.”

105

Page 106: The Green Witch of Moonlight

“Baik.karena ini kelas seni,saya ingin mendengar permainanmu.Arthleta!pinjamkan dia

biola!”

gadis berambut coklat bergelung yang duduk dibangku terdepan memberikan

biolanya pada Yo.dia memainkan lagu yang sama seperti Rena.sekilas,Mike melirik

Rena.Rena terkejut dan menyesal,kenapa dia tadi harus memainkan lagu itu.tapi mana

dia tahu kalau Yo akan bersekolah disini.

“Perfect!tres bien!silahkan duduk disebelah mademoiselle Rena,Sir.Yo.kurasa kalian

sudah saling mengenal lama karena lagu yang kalian mainkan sama persis.”

‘Tak usah dibilang begitu dong. Aduh,Sir.Alfred!!’ ujar Rena dalam hati.Yo berjalan ke

bangku Rena dan duduk disebelahnya.

“sudah lama tak bertemu sejak kasus kemarin ya,Rena?gimana kondisi Lo?”

suara lembut Yo yang tersenyum padanya membuat Rena sedikit merasa salting.tapi,dia

segera menyembunyikan itu.

“sekarang sudah membaik.terima kasih untuk waktu itu.tanpa darah lo,mungkin gue

nggak tertolong.” jawab Rena dingin.setelah keluar dari rumah sakit,dia baru diberi

tahu oleh Mike bahwa Yo mentransfusikan darah untuk menolongnya yang kekurangan

darah saat itu.entah harus bahagia,atau tidak,semua terasa membingungkan di batin

Rena.Yo tersenyum dan duduk dibangkunya di sebelah Rena.

“Kuharap kita bisa menjadi teman sebangku yang baik,Rena.” ucap Yo penuh percaya

diri yang membuat segala macam mata sinis mengarah ke Rena. Rena hanya bisa

menghela napas.

‘astaga!untung ketutup!kalo nggak,bisa-bisa Yo tahu.’

Secuil perasaan menyesal keluar dari mulut Rena,sekaligus lega,karena Yo tak melihat

gelang dan cincin pemberian Yo kepadanya di tangan kirinya.Rena terburu-buru

mencopot dan menyimpannya sebelum Yo tahu.

“Ya,jika lo terus ngajak gue bicara,bisa-bisa gue bakal di terror nanti.demi keselamatan

gue,plis.” ucap Rena memasang portable playernya dan menyetel lagu Pursuing my

true self yang selalu membantunya tenang dengan lantunan nada simple hip hop nya.dia

berusaha untuk tak terlalu menarik perhatian Yo.pertama,seluruh mata anak cewek

yang penuh dengan seribu tanda Tanya dan umpatan dalam hati pada Rena,sudah itu

jika dia bertindak mencurigakan atau terlalu berhati-hati,justru pria di sebelahnya itu

akan menaruh curiga padanya.pelajaran kemudian diteruskan.Yo melirik Rena penuh

curiga.

106

Page 107: The Green Witch of Moonlight

‘dia,sangat mirip Rena.tapi,mereka terlalu berbeda.dia bukanlah Rena karena Rena

tidak suka pelajaran olahraga.tapi,analisis mereka sama.ah,aku hanya terlalu berharap

bahwa Rena adalah gadis yang biasa saja.Rena,dimana kamu berada sekarang?saat aku

bermimpi di tempat itu,apa mungkin itu nyata?apa mungkin kau menyamar menjadi

gadis ini?Rena,di dalam mimpiku saja.kau terlihat benar-benar membenciku.dimana

kau sekarang Rena,aku membutuhkan jawaban.’ujar Yo sambil memegangi kalung

pemberian Rena.

Rena melirik Yo sambil memegangi gelang di tangan kirinya.

‘Yo,tak bisa kupungkiri..jika kau bukanlah orang itu..aku bisa tersenyum didepanmu

seperti dulu.tapi,kau..’ ujar Rena dalam hati sambil memutar lagu ‘Your smiled kindly’

yang selalu ia putar saat mengingat masa lalunya dulu.

“Rena,hari ini kan ada kelas olahraga, gimana kalo pemanasan sebelum dimulai?!”ujar

Mike menghampiri meja Rena seperti biasa saat istirahat.

“He-eh.ayo!”ujar Rena senang karena bisa terlepas dari manusia di sebelahnya.

“Oh,gue boleh ikut?soalnya,gue juga sama seperti kalian berdua,ikut empat kelas.”ujar

Yo tiba-tiba.

‘sial!empat kelas?aku lupa.Yo itu jenius.’ umpat Rena dalam hati.

“sori,tapi gue cuma mau bertanding dengannya,bukan Lo.” ujar Mike dingin sambil

menarik Rena keluar meninggalkan Yo yang tengah bermode ‘menantang’.

‘Huff..utang budi lagi deh sama Mike’hati kecil Rena benar-benar berterimakasih

memiliki teman seperti Mike.Rena berpikir Mike tahu ketidaknyamanannya saat

bersama Yo.padahal,Mike sendiri hanya merasa cemburu jika Rena di dekati pria lain.

“Hari ini main tennis yuk!gue lagi terinspirasi dari pertarungan tennisnya Light dan L

di Death Note.dan Lo harus siap-siap nraktir komik Prince of Tennis volume

8,9,11,13,15 yang kupesan sama Tante Meri kemarin.

“Uapaaa?!!!!!!humph,baiklah!!kalo gue menang, Lo traktir gue komik detective Conan

complete edition yang juga gue pesan kemaren.”

“Heh,siapa takut!!kita main self judge,setuju?!”

Lapangan Tennis di sebelah dojo kempo menjadi saksi pertandingan seru mereka tanpa

satupun penonton karena lapangan itu sudah tua dan terkenal sebagai salah satu tempat

‘uji nyali’oleh tiap anggota ekskul saat event pengukuhan.Rena dan Mike bermain

sengit sambil tertawa.mulanya Mike tersenyum penuh kemenangan karena serve yang

dia lancarkan tak dapat dibalas Rena sehingga mendapat fifty-love.tapi memang Rena

107

Page 108: The Green Witch of Moonlight

tak semudah itu dikalahkan.bermodal semangat membara ‘uang sekarat’,return ace

Rena berhasil mematahkan serve Mike dan membuatnya terdesak melalui drive volley

beruntun.dasar dengan semangat yang sama,gak punya duit buat ngebayarin tuh komik

karena akhir bulan,Mike tak mau mengalah sehingga mereka berakhir seri.Rena dan

Mike yang kelelahan saling memandang dengan napas tersengal-sengal dan keringat

membanjiri wajah mereka.mereka saling bertatapan dan tertawa lepas.tanpa mereka

berdua sadari,seseorang tengah memperhatikan mereka berdua.Yo sedari tadi berdiri di

dekat dinding menatap ke langit dan tersenyum pahit.

‘Dia bukan Rena.Rena yang kukenal bukan seperti itu.dia tak mudah tersenyum,bahkan

didepanku sekalipun.hanya sekali dia benar-benar tersenyum lepas.sudah kuduga,aku

hanya bermimpi.dan sekarang akupun masih belum terbangun.’

Yo berjalan tanpa mendengarkan pembicaraan yang justru akan menguatkan dugaannya

sendiri.

“Lho,gelang yang sering lo pake mana ? tumben gak dipake.”ujar Mike yang merasa

aneh melihat pergelagan tangan Rena yang belang karena selalu memakai gelang

pemberian Yo itu.

“Ah,gue lupa memakainya.hei,kita pergi ke kelas olahraga yuk!”mana bisa Rena bilang

kalau alasannya karena takut dikenali oleh Yo.

“eh,iya deh.sebelum terlambat.dan habis itu,harus latihan drama kan?”ujar Mike sambil

berjalan dengan Rena menuju ke gedung olahraga yang berlawanan dari lapangan

tennis tua itu.

“gue gak sadar,dramanya akan dimulai dua minggu lagi.”keluh Rena menghela napas.

“Kenapa?takut?”

“Bukannya begitu.”

Rena memutar otak.penampilannya ini sangat bisa dikatakan tak pantas memakai gaun.

Lain lagi dengan dirinya yang sebenarnya yang benar-benar terlihat seperti boneka

prancis.lagipula,satu-satunya gaun yang dia miliki hanyalah gaun berwarna hijau

pemberian Emma saat dia berulang tahun beberapa minggu lalu.tentu saja,gaun itu

sangat tidak cocok dengan penyamarannya yang satu ini.sementara Rena berpikir

keras,Mike melngo memperhatikannya,dan kemudian tertawa lepas secara tiba-tiba.

“He,hei!Ren,pake aja gaun pemberian kak Eliza itu.cocok kok!Lo cool banget

make’nya!cowok beneran,gitu!”ujar Mike tertawa lebar diatas penderitaan Rena.

“Mike!!gak lucu!”ujar Rena sambil menonjok perut Mike yang tertawa habis-

habisan.Mike kemudian mengaduh kesakitan.tapi,dia tetap tak dapat menahan

108

Page 109: The Green Witch of Moonlight

hasratnya untuk semakin tertawa.dan dari tawa itulah,Rena sadar.dia harus meminta

bantuan seseorang.

“Selanjutnya,Radityo aradaza dan Renata Lunaria!”tampaknya bertubi-tubi pertemuan

tak sengaja dengan Yo membuat Rena sedikit mengumpat nasib yang asyik

mempermainkan mereka.

“Dimana katana mu,Rena!”

“Maafkan saya,sensei!saya pikir hari ini kelas olahraga-indoor.jadi,saya tidak

membawa katana.”jujur saja,saat memasuki ruang ganti,Rena terkejut melihat

temannya memakai seragam Iai.Mike bilang padanya kalau hari ini adalah kelas

Olahraga Indoor alias mereka bakal ikut pelajaran tennis,mana sensei Iai,Minamoto

Arisato adalah guru killer keturunan jepang diatas Mr.Ekoda.Rena meneguk

ludah,mempersiapkan dirinya menerima hukuman kedisiplinan dari sensei.

“Ya sudah!pakai raket tennismu itu sebagai pengganti katana!tapi,kalau raketmu

rusak,itu akibat kelalaianmu!”sedikit kelegaan terpancar dari wajah Rena.dia

pikir,hukuman se sadis apa yang diterimanya.setidaknya, setelah ‘kebangkitannya’,

olahraga apapun baginya semudah membalikkan telapak tangan.

Bermodal raket tennis dipegang ala samurai,lalu baju tennisnya

tanpa pelindung,Rena bertanding dengan Yo.setelah aba-aba mulai,Yo memulai

serangannya.Rena tersenyum dan memasang kuda-kuda bertahan.pedang runcing

panjang itu siap untuk menerjang Rena.tapi Rena menangkisnya dengan bagian ujung

raket tennisnya.Rena segera mengakhiri pertandingan mereka dengan memutar katana

Yo dan menjatuhkannya.

“Cukup!pertandingan selesai!bagus,Rena!”Rena membungkuk hormat pada sensei dan

mengulurkan tangannya pada Yo yang terjatuh akibat serangannya itu.

“Lo lawan yang kuat.Lo sengaja kalah karena takut ngelukain gue yang tak memakai

pelindung ,kan? lo terlalu baik,tapi kadang kebaikan itu bisa membuat orang sakit hati

karenanya..bahkan mungkin diri Lo sendiri,Radityo Aradaza”Yo berdiri tanpa

menghiraukan uluran tangan Rena itu.dia berjalan keluar sambil membawa katana nya.

‘Yo,Kebaikanmu itulah yang membuat pendirianku goyah..’pikir Rena dalam hati

sambil melihat Raketnya yang berlubang akibat serangan Yo.

“Wah,Lo hebat Rena!”Rena mendelik cepat pada suara penuh kejahilan itu.

“Mike!!Lo sengaja,kan!!”Rena berlari mengejar Mike yang kabur begitu mendapat

tanda bahaya.tapi akhirnya dia tertangkap Rena.

109

Page 110: The Green Witch of Moonlight

“Sori deh,sekali-kali gak papa,kan?”tatap Mike memelas.Rena tak habis pikir dengan

kadar kejahilan temannya itu.setelah pertandingan di lapangan tennis tua itu,Mike

berlari duluan menuju ruang ganti dan tidak keluar sampai Rena dimarahi oleh

Minamoto sensei.

“Khh!!sebagai gantinya,beliin gue komik di toko bu Meri!awas,kalo lari!”Mike tak

punya pilihan lain selain menuruti jika tak mau menerima hukuman tersadis Rena yang

lebih daripada hukuman sensei sekalipun.Rena tersenyum jahil melihat ekspresi

menyerah Mike dan menggeret Mike ke parkiran untuk mengambil motornya.Yo

kembali memperhatikan tingkah kedua orang itu.

“kebaikan itu bisa membuat orang sakit hati karenanya..bahkan mungkin diri Lo

sendiri,Radityo Aradaza”’ucapan terakhir Rena menghantui pikirannya.

“Kamu tak mengerti.Ya,orang yang tak pernah kesepian sepertimu takkan pernah

mengerti.”ujarnya dingin dan berjalan meninggalkan Rena dan Mike yang tengah

bercanda riangnya.

“Nona,selamat datang”

“terima kasih Emma”seperti biasa,pembantu sekaligus pengurusnya sejak kecil

membukakan pintu untuknya.Rena melepas wignya.rambut hitam terurai bergelombang

terlihat kontras kontak lens hitam-kecolatannya.membuat Rena terlihat seperti

mendiang ibunya.

“Nona,ada surat untuk nona.”ujar Emma memberikan sepucuk kertas putih pada Rena.

Rena kemudian membaca isinya.

“aku menunggumu di tempat perjanjian..

Itupun jika kau masih ingat dimana..

Aku akan terus menunggu sampai kau

datang..”

Rena menutup kertas itu dan memberinya pada Emma.

“Apa itu teman yang nona ceritakan dulu ?” ujar Emma sambil mengingat perkataan

nona nya saat mempersiapkan barang keperluan pergi ke sebuah acara di gedung The

Eternity beberapa bulan lalu.

“Jangan beritahu ayah,Emma.”

110

Page 111: The Green Witch of Moonlight

Rena pergi keluar rumah.berlari,menuju ke tempat perjanjian.dia sudah tahu,sangat

tahu.pengirim surat itu pastilah Yo.karena dialah yang tahu tentang itu.tempat dimana

Rena selalu menunggu kehadiran Yo,sampai dia muak untuk menunggu.tempat itu

adalah sebuah pohon besar ditengah hutan tak jauh dari sekolah mereka dulu.pohon

tempat mereka menghabiskan waktu bersama tiap harinya.akhirnya Rena sampai,dia

berusaha mengatur napas yang terengah-engah karena berlari.

‘Ada apa Yo memanggilku tiba-tiba?apa ini adalah jebakan?’ pikir Rena melihat

sekeliling.tapi,tak satupun tanda dari polisi kecuali Yo yang berdiri membelakangi

pohon itu.Rena mendekatinya perlahan-lahan.

“Sungguh sebuah kejutan kau masih ingat tempat ini.kenapa kau memanggilku?”

Yo menoleh pada asal suara itu dan semerta-merta berlari memeluk Rena.Rena terkejut

dan menghempaskan pelukan Yo.

“Apa ini jebakan?apa kau akan menangkapku?”

“Rena!!aku hanya ingin menepati janji. ” ujar Yo lirih.dia segera menangkap keanehan

pada mata Rena yang berwarna coklat kehitaman.

“Rena?kau memakai soft lens?” melihat wajah Rena berkontak lens,mengingatkan Yo

pada Rena,teman sekelas berambut pendek itu.tapi,cepat dia tepis pikiran yang

belakangan ini selalu menghantuinya.

“Orang bodoh saja mengerti,jika aku berkeliaran bebas dengan mata itu,para polisi

bodoh itu dengan bangga menangkapku!lagipula,kalau Cuma menepati janji,sekarang

sudah terlaksana kan?jika tidak ada urusan lagi,aku mau pergi,tuan agen FBI.”

ucapan dari mulut terkadang bertentangan hati nurani.itu berlaku bagi Rena,dia tak mau

keberadaannya menjadi beban bagi Yo.saat ini,Rena mengerti.Yo terjebak dalam

kebingungan.disatu sisi,Yo harus menjadi seorang penegak hukum,menangkap dia

sebagai pencuri.disisi lain,Yo tak mau menangkap Rena karena Rena adalah orang

penting baginya.Rena tak mau Yo berpikir seperti itu.Rena ingin melihat Yo yang

dingin dan tegas.

“Tunggu dulu Rena!aku ingin bicara!” Rena berdiri membelakangi Yo.dia tak berani

menatap mata yang membuatnya tak bisa berbohong.

“Ada apa lagi,agen FBI,Radityo Aradaza?”ujarnya dingin.

“Kenapa kau harus menjadi pencuri,Ren?kenapa kau tak pernah memberitahukanku?

kenapa?”Yo berharap,kali ini,ditempat pertemuan mereka Rena akan memberitahu

semuanya.hal yang tak pernah Yo ketahui sejak dulu.

111

Page 112: The Green Witch of Moonlight

“haruskah aku memberitahu?semua orang punya rahasia yang ingin mereka simpan

dalam-dalam.”hati Yo begitu hancur mendengar patah kata penuh dusta terucap di bibir

Rena.

“Rena,lima tahun tak bertemu, sebegitu berubahnya hatimu?apa sudah kau tutup rapat-

rapat agar tak seorangpun bisa membukanya kembali?..”

“Waktu itu kejam .kepergian seorang teman telah membuka lebar-lebar lonceng akhir

abad penentu takdirku.lonceng itu menutup rapat- rapat hatiku yang sudah menjadi

serpihan kaca,rapuh dan tak dapat di satukan kembali.” ucapan Rena makin membuat

Yo putus asa.dia beranikan seluruh raganya untuk memegang tangan Rena dari

belakang.dengan penuh kesiapan,dia bertanya.

“katakan satu lagi,apa kau masih menungguku disini?” tatap Yo penuh harap pada

Rena.dalam hati,Rena gundah.tapi,dia harus melakukan hal yang dia benci.

“Seperti Moonlight Sonata yo.Buat apa aku menunggu orang yang takkan

kembali?”Rena menarik tangannya dan berjalan menjauhi Yo.

“BOhong!kau bohong!”

Rena tak mau lagi meneruskan percakapan yang semakin membuat hatinya sakit.dia

terus berjalan tanpa menoleh ke Yo.

“Rena,katakan kalau itu Bohong!!”

Yo berusaha mengejarnya.tapi,Rena berlari sangat kencang,tanpa meninggalkan kata.

meninggalkan Yo dengan berjuta Tanya tanpa jawab,hal itu semakin membuat hati

mereka terluka.

‘Benar,Yo.seperti Moonlight Sonata, nyanyian di tengah cahaya kemerahan

bulan.irama kesepian merindukan sesuatu yang mustahil untuk digapai dan dimiliki.

Moonlight Sonata itu seperti aku Yo,orang bodoh yang selalu menunggumu ditempat

ini.walau sudah tahu,bahwa kau takkan datang lagi kemari.maafkan aku,Yo..’

‘Moonlight Sonata.nyanyian sunyi ditengah cahaya bulan purnama.apa itu

maksudnya,Rena?’

Yo terus menatap pohon perjanjian mereka tanpa tahu air mata yang keluar dari

pelupuk mata Rena disaat berlari dari hutan pertemuan itu.

Malam ini adalah malam pementasan seni di sekolah triple S.tanpa pikir

panjang,dia masuk ke dalam kamar adiknya yang penuh dengan teddy bear dan bercat

pink.Rena memandangi wajah nya di kaca kamar adiknya.dia memutuskan meminta

112

Page 113: The Green Witch of Moonlight

pertolongannya seperti rencananya saat di ejek Mike saat di lapangan tennis dua

minggu lalu.

“Tria,dandanin gue dong..”ujar Rena tiba-tiba sehingga membuat cewek selisih satu

tahun darinya itu terperanjat dan melongo tak percaya.

“Hah?kakak tadi bilang apa?”

“Plis dandanin gue secantik mungkin dalam wujud gue ini” pinta Rena memelas pada

adiknya yang sedaritadi asyik-asyiknya menyeruput CHocolappucino penghilang lelah.

“tapi kakak kan bisa ngedandanin diri kakak sendiri..”ujar adiknya enggan karena letih

sehabis dari pekerjaannya sebagai make up artist.Rena memegangi tangan mungil anak

perempuan berambut coklat panjang bergelung bermata senada rambut coklatnya itu.

“dia ada disana Tria.oleh Karena itu aku tak ingin penyamaranku ini terbongkar di

depan dia.” Tria berhenti meminum chocolappucino nya itu.

“Serius kak?”ujar Tria menatap mata hijau giok Rena penuh keingintahuan.Rena

kemudian mengangguk pelan.

“apa boleh buat.kali ini,biar Tria yang mengurus semuanya”

“Thanks ya, Tria”

“sebagai tanda terimakasih.aku mau kakak mengambil the Light of Horus,permata Gold

garnet terbesar yang pernah dicuri oleh kakek buyut milik kelas seni-teater triple S.aku

mau kakak menyerahkan itu setelah pentas seni berakhir.deal?”

“As your wish,adik gue tersayang” kesepakatan pun dimulai.besok malam adalah hari

dimana Rena akan mementaskan dramanya.panggung layar penuh tepuk tangan

memang akan terbuka,sekaligus panggung layar menyedihkan yang sebenarnya.

113

Page 114: The Green Witch of Moonlight

Bab 10

The Secret That FinalLy revealed

Deru motor Mike berhenti di depan gerbang berukir setinggi tiga

meter.gerbang itu terbuka otomatis dan Mike memacu motornya melewati taman

selebar sebuah hutan kecil dipenuhi beragam bunga putih.Mike menunggu didepan

sebuah pintu besar putih yang kontras dengan warna coklat kayu pada rumah

itu.sejenak dia memandangi sosoknya yang terpantul dari spion motornya.sosoknya

yang memakai tuxedo putih bersweater kotak-kotak hitam didalamnya terlihat sangat

pas dengan tinggi badan menjulangnya itu.dia membayangkan sosok Rena yang akan

keluar dari pintu itu.jujur saja,Rena sebenarnya manis dibalik penampilan boyish nya

itu.tapi Mike benar-benar tak dapat membayangkan Rena yang tomboy itu harus

menggunakan gaun.walau postur Rena bisa dikatakan seperti seorang cover

girl ,tingginya yang 180 cm dan badan yang ideal,hanya saja rambutnya yang terlalu

pendek dan dikuncir setengah itu bisa membuatnya menjadi bahan tertawaan seluruh

sekolah.sampai sekarang pun,dia masih tak dapat melupakan sosok manis Rena,tapi

malah menjurus ke cowok yang berdandan ala cewek saat dia menggunakan Tuxedo

pemberian kakaknya disaat pernikahannya.saat itu dia terlihat manis,tapi sekaligus

cool.dan Mike tertawa sepuasnya saat itu.tapi kali ini Mike salah.pintu itu kemudian

114

Page 115: The Green Witch of Moonlight

terbuka.muncullah sosok yang sedang dipikirkannya itu,Rena,yang memakai dress

berwarna putih penuh renda hitam.Mike benar-benar terpelongo.tak bisa

dipungkiri,penampilan Rena cantik sekali.Rambutnya yang digelung dan diberi pita

hitam kecil disamping kanan dan kirinya,sepatu pantopel putih berhak setinggi enam

cm , belum lagi rok yang panjang sampai tumit itu benar-benar membuat Rena seperti

model Gothic Lolita.

“Rena?”ucap Mike tak percaya melihat sosok teman yang biasa dia ajak bertanding itu.

“Emang siapa lagi?!berangkat Yuk!”ujar Rena sambil berjalan bak seorang model

menaiki motor Mike.jantung Mike berdebar kencang.tapi,karena mereka harus sampai

tepat waktu ke sekolah,Mike tak menghamburkan waktu untuk segera pergi dari rumah

Rena.

“aduh,kalian berdua lama sekali!sebentar lagi permainan solo biolanya Dita

akan berakhir!cepat bersiap sana!”omelan bertubi-tubi datang dari sang ketua

kelas,Aristia,yang sangat cemas karena pementasan teater mereka akan segera dimulai

setelah berakhirnya lantunan melankolis biola Dita yang sanggup membuat siapapun

akan menangis tersedu-sedu dibuatnya.lantunan lagu merdu yang terdengar sangat

mengena bagi Rena dan Yo.

‘Dita,dia mencuri lagu gue!dasar!!’ujar Rena sambil berlari bersama Mike menuju

barisan anak teater yang sudah berdiri di samping kiri panggung menunggu giliran

mereka.salah satu anak teater itu,Riyanto,tak sengaja melihat sosok Rena yang terlihat

sedikit lelah karena berlarian dengan Mike menuju ke gedung teater.

“Lo ini siapa?anak baru ya?”

“sembarangan!dia ini Rena,rian!”ujar Mike tak terkejut lagi mendengar pertanyaan

seperti itu karena Rena terlalu berbeda malam ini.suara tepukan membahana dari arah

panggung pertanda bahwa Dita sudah selesai dengan konsernya.sambil menggandeng

biola hitam klimis yang sudah dianggapnya sebagai tongkat sihir karena dengan

gesekannya,penonton sudah dibuat terpukau olehnya.

“DAN BERIKUTNYA,PERSEMBAHAN DARI KELAS SENI-DRAMA,DENGAN

NASKAH BUATAN ZALAH LIZALA,THE ONE WHO I LOVED!!!”beriringan

suara sang presenter,seluruh peserta drama keluar satu-per satu diiringi efek musik

special dari kelas seni-musik.Aristia,sang pencerita ,mengambil microphone dan mulai

bercerita.

115

Page 116: The Green Witch of Moonlight

“DISUATU KERAJAAN TERPENCIL DAMAI DIANTARA PERANG DARAH

BERGELORA,DUDUKLAH SANG PANGERAN DITEPI DANAU INDAH KEBANGGAAN

WILAYAHNYA ITU.DIA MENDESAH MELIHAT DANAU..IBUNYA MENEGGELAMKAN

DIRINYA TANPA SEBAB DI DANAU ITU DAN JASADNYA TAK PERNAH

DITEMUKAN.PANGERAN SAAT ITU PIKIRANNYA SEDANG GALAU KARENA

MENENTANG PERJODOHANNYA DENGAN SEORANG ANAK WANITA BANGSAWAN

TERKAYA DI WILAYAHNYA AKHIRNYA MENCEBURKAN DIRI KE DALAM DANAU ITU..”

Mike berusaha memerankan peran itu walau mulanya singkuh karena saat dia keluar

saja,teriakan fansnya membahana sampai ke panggung membuat dia sedikit gugup.

“’AKAN TETAPI,MALANG BAGI SANG PANGERAN.DIA TAK DAPAT BERENANG KARENA

TRAUMA AKAN KEJADIAN IBUNYA ITU.DIA TAK BERGERAK DI TENGAH-TENGAH

DANAU ITU.DIA HAMPIR TAK BERNAPAS.TAPI TIBA-TIBA SESEORANG

MENOLONGNYA.DIA MENGELUARKAN PANGERAN DARI AIR DAN MEMBERINYA

NAPAS BUATAN..”’

Rena terkaku mendengar kata ‘napas buatan’karena itu tak ada dinaskah.tapi dia tak

memiliki pilihan lain.untungnya,kecepatan berpikirnya membuat dia berhasil

memperdaya penonton bahwa dia benar-benar memberi napas buatan pada Mike.

teriakan penuh kecemburuan memenuhi seisi panggung.mereka mengira Rena

mengambil kesempatan dalam peran untuk mendapatkan ciuman Mike yang mereka

idolakan itu.padahal yang sebenarnya,Rena membelakangi penonton dan sengaja

menunduk sehingga jarak wajahnya dengan Mike bisa dihitung jari.Mike sempat

berdegup karena baru kali ini wajah Rena sangat dekat sekali dengan

wajahnya.biasanya juga dekat,tapi 5 cm tinggi pemisah antara Rena dan Mike tak

pernah membuatnya berdebar.tapi kali ini..

“’PANGERAN PUN SELAMAT DAN TERSADAR.TAPI SAAT DIA TERSADAR,ORANG

YANG MENOLONGNYA ITU TLAH PERGI DAN MENINGGALKAN SEBUAH

GELANG.PANGERAN ITU MEMUTUSKAN UNTUK KEMBALI KEESOKAN HARINYA

UNTUK MENGEMBALIKAN GELANG PADA ORANG YANG MENOLONGNYA ITU BESOK…

LALU BESOKNYA,PANGERAN ITU MENUNGGU PAGI-PAGI SEKALI SAMBIL DUDUK DI

TEPI JEMBATAN KECIL DEKAT DANAU.TIBA-TIBA DATANGLAH SEORANG GADIS

BERPAKAIAN COMPANG-CAMPING MEMBAWA KERANJANG PAKAIAN.GADIS ITU

MELIHAT SANG PANGERAN YANG MELAMUN MELIHAT DANAU.TIBA-TIBA DIA

MELEMPARKAN KERANJANGNYA DAN BERLARI MENDEKATI PANGERAN KARENA

MENGIRA DIA AKAN MENEGGELAMKAN DIRINYA.TAPI,GADIS ITU TERPELESET

SEHINGGA DIA MENABRAK PANGERAN.MEREKA LALU TERCEBUR KE DALAM

DANAU.”

116

Page 117: The Green Witch of Moonlight

Dengan kehebatan panggung buatan anak kelas teknologi,jangan harap mereka hanya

berpura-pura tercebur.atas request dari sang ketua,anak seni-desain dan teknologi-

special effect merancang sebuah panggung seluas lapangan basket sekolah biasa itu

dengan membaginya dalam beberapa set,dan salah satunya dibuat khusus sehingga

terlihat seperti danau sungguhan.jadi,Mike dan Rena harus rela tercebur beneran

ditengah malam yang anginnya menusuk tulang.mereka berdua segera meraih ke

udara.disanalah peran Aristia berakhir sementara.

“Sebenarnya apa sih yang ada di dalam pikiranmu?beraninya kamu menceburkanku ke

dalam danau ini!!”ujar Mike bersikap angkuh layaknya seorang bangsawan.

“Ma,maaf!saya hanya berniat menolong tuan.karena saya pikir tuan akan

menenggelamkan diri tuan di dalam danau itu.maafkan saya tuan..”

“huh,sekarang dengan baju basah ini, mana bisa saya pulang ke kota!!makanya,berpikir

dulu sebelum bertindak!mengerti?!”

“Sekali lagi maafkan saya,tuan!”

Rena menatap Mike.tapi tiba-tiba Mike terperanjat.ditengah lampu penerangan itu,dia

menyadari bahwa Rena memakai kontak lens berwarna hijau sehingga terlihat seperti

boneka.tapi,terlalu aneh untuk sebuah kontak lens dengan mata yang sangat kontras

seperti itu.tapi Mike berusaha menenangkan diri demi harga diri kelas seni-drama.dia

melanjutkan dialognya.

“Tuan,jika anda tidak keberatan,biarlah tuan memakai baju ini.”ujar Rena

menyodorkan sebuah baju dari keranjangnya itu.

“Tidak!lebih aku mengenakan baju basahku daripada baju yang kotor ini!pokoknya kau

harus menemaniku disini sampai bajuku ini mengering!”

“Ya,tuan.”

“Fredrick.panggil aku dengan nama itu.siapa namamu?!”

“Saya Freya,tuan Fredrick.”

Rena duduk sambil menunduk,menutupi kedua wajahnya.melihat ekspresi sekilas Mike

dia sudah tahu bahwa kontak lensnya terjatuh adegan menceburkan diri tadi.dalam hati

Rena berdegup kencang karena Mike bisa-bisa mengetahui jati dirinya yang

sebenarnya.selain itu,jika matanya diperlihatkan,maka Yo yang juga berada digedung

ini pasti akan menyadari keberadaannya,ataumalah segera menangkapnya.drama pun

berjalan dengan cepat.

“SEJAK SAAT ITU,FREYA DAN FREDRICK SERING BERTEMU DI DANAU.SEORANG

MATA-MATA YANG DIPERINTAH OLEH RAJA MELAPORKAN TINDAKAN SANG

117

Page 118: The Green Witch of Moonlight

PANGERAN SEHINGGA RAJA MEMERINTAHKAN SEGENAP ISTANA UNTUK

MEMPERSIAPKAN ACARA PERTUNANGAN PANGERAN MALAM ITU JUGA.MALAM

ITU,SELURUH BANGSAWAN BESERTA PENDUDUK NEGERI ITU DIUNDANG UNTUK

BERPESTA DANSA DIISTANA SEKALIGUS MENGUMUMKAN PERTUNANGAN

PANGERAN.FREYA DATANG BERSAMA KETIGA KAKAKNYA DAN IBUNYA YANG

MENGGUNAKAN GAUN TERMEWAH DAN TERINDAH DARI ORANG DI PESTA

ITU.SEMENTARA MEREKA MEMBIARKAN FREYA MENJADI BAHAN TERTAWAAN

DENGAN BAJU COMPANG-CAMPINGNYA ITU.FREDRICK INGIN MENDEKATINYA,AKAN

TETAPI DIA TAK BISA KARENA RAJA SELALU MEMPERHATIKANNYA.RAJA PUN

MEMBERI PENGUMUMAN BAHWA BESOK,PANGERAN AKAN MENIKAH DENGAN

SEORANG GADIS ANAK BANGSAWAN TERKEMUKA, YAITU MERRY,SALAH SATU DARI

KETIGA KAKAK FREYA YANG SANGAT BAIK PADA FREYA. FREYA TERKEJUT DAN

BERLARI KELUAR DARI ISTANA.FREDRICK YANG MELIHAT KEPERGIAN FREYA

MENYADARI SESUATU.FREYA YANG BERLARI MEMBELAKANGINYA ITU SANGAT MIRIP

DENGAN GADIS YANG MENOLONGNYA DI DANAU DULU.FREDRICK MENGEJAR FREYA

TANPA MEMPERDULIKAN PERINGATAN AYAHNYA ATAUPUN MERRY YANG BERUSAHA

MENCEGAH KEPERGIANNYA.FREDRICK BARU MENYADARI,DIA MENCINTAI

FREYA,GADIS YANG SELALU DITEMUINYA DI DANAU ITU.SEMENTARA FREYA,DIA

BERLARI KE DALAM HUTAN.TERUS BERLARI SAMPAI KE DANAU.DIA KINI

MENYADARI,FREDRICK YANG DICINTAINYA ITU TERNYATA ADALAH SEORANG

PANGERAN YANG SELALU DICERITAKAN KAKAKNYA,MERRY.FREYA TAK BISA

MENCINTAI FREDRICK KARENA DIA TERLALU BERHUTANG BUDI PADA MERRY,SANG

KAKAK YANG SELALU MENOLONGNYA DARI KEKEJAMAN IBU TIRINYA BESERTA

KEDUA KAKAKNYA YANG LAIN.TIBA-TIBA,FREYA MENDENGARKAN SUARA YANG

TERUS MEMANGIL-MANGGIL DIRINYA.SUARA ITU DATANG DARI DALAM DANAU.”

“Freya,kemari.sudah cukup penderitaan kau hadapi disini.tinggallah disini bersama

kami,maka kau akan bahagia.”

“siapa?kalian siapa?dan ada dimana?!”

“kami adalah yang tinggal di dalam danau ini.kami selalu mendengarkan keluhmu akan

kekejaman mereka.kami melihat tangis yang tak seharusnya keluar dari pelupuk mata

indah itu..tinggallah bersama kami,Freya..”

“Ya,aku tak ingin mengganggu siapapun..orang yang kucintai pun tak pernah

mencintaiku.malah dia membalikkan badannya kepadaku.kakakku lebih pantas

mendapatkannya.dia orang yang paling baik kepadaku.” ujar Rena sambil berjalan ke

danau.kali ini,dia akan menghadapi scene,’menenggelamkan diri sendiri ke dalam

danau’.

“’BEGITULAH.FREYA YANG MENDENGARKAN SUARA DANAU ITU SEPERTI

TERHIPNOTIS MASUK KE DALAM DANAU.DI LAIN PIHAK,FREDRICK YANG MENGEJAR

118

Page 119: The Green Witch of Moonlight

FREYA MEMASUKI HUTAN,MENEROBOS AKAR POHON TEBAL YANG SERING

MEMBUATNYA TERJATUH.DENGAN TUBUH PENUH LUKA DAN LUMPUR,DIA TERUS

MENEROBOS HUTAN ITU SAMPAI AKHIRNYA DIA TIBA DI DANAU.TAPI SEMUA

TERLAMBAT.FREDRICK HARUS MELIHAT PEMANDANGAN ITU KEDUA

KALINYA.ORANG YANG DICINTAINYA BERJALAN KE TENGAH-TENGAH

DANAU.FREDRICK BERLARI MENGEJARNYA.TAPI SEMUA TERLAMBAT.SOSOK FREYA

TIDAK TERLIHAT LAGI..””

“FREYAAA!!!KUMOHON JANGAN PERGI FREYA!!FREYA!!”

“’TERIAKAN PANGERAN HANYALAH DI DENGAR OLEH SANG ANGIN.DIA BERUSAHA

MENCARI FREYA KE DALAM DANAU ITU.TAPI TAK MENUAIKAN HASIL.DIA

TENGGELAM KARENA KEHABISAN NAPAS.TAPI LAGI-LAGI SESEORANG

MENOLONGNYA DAN MEMBAWANYA KE TEPI DANAU.PANGERAN FREDRICK

TERSADAR DAN MELIHAT SOSOK DI DEPANNYA.FREYA YANG TERSENYUM

MENATAPNYA.FREDRICK KONTAN MEMELUKNYA.TAPI TUBUH FREYA TEMBUS

PANDANG.”’

“FREDRICK,aku sudah tak bisa kembali lagi.aku ingin kau berbahagia bersama

dengan kakakku.dia orang baik Fredrick,jangan kecewakan dia..”

“tidak Freya!!aku tak bisa mencintainya!aku mencintaimu!”ujar Mike sambil mencium

Rena.sejujurnya,kata-katanya barusan itu keluar dari hatinya yang terdalam.Rena

terkejut setengah mati.Mike benar-benar menciumnya kali ini.walau hanya

sekejap,muka Rena terlihat memerah.tapi dia segera menghilangkan perasaannya itu

karena mungkin Mike hanya terbawa perannya saja.

“Fredrick,aku tak pantas bersamamu.Horus telah memilihku untuk

bersamanya.setidaknya biarkan aku melihat orang yang kusayangi berbahagia.

Fredrick,berjanjilah untuk mencintai Merry. lupakanlah aku, aku akan selalu bersama

Horus,danau ini..”

“’TUBUH FREYA MENGHILANG.BERSAMAAN DENGAN ITU,KELUARLAH CAHAYA

KUNING MENYILAUKAN DARI DANAU.CAHAYA ITU MELESAT MENUJU

FREDRICK.SEBUAH PERMATA INDAH BERUKIRAN MATAHARI ITU HINGGAP

DITANGAN FREDRICK..”’

sebelum The Light of Horus,permata milik sekolah itu jatuh ke tangan Mike,tiba-tiba

seluruh lampu panggung bergerak dan mengeluarkan cahaya menyilaukan mata.ketika

cahaya itu sirna,muncullah sesosok berbaju putih khas dengan syal putih dan mata

hijaunya itu.

“SESUAI PERJANJIAN,AKU AMBIL THE LIGHT OF HORUS”

119

Page 120: The Green Witch of Moonlight

semua orang terpana akan seorang pencuri fenomenal yang muncul secara tiba-tiba di

akhir drama.dia membuka hang glidernya dan menerobos langit-langit teater itu yang

penuh dengan kaca.Yo tak kalah terkejut.dia bahkan tak tahu sama sekali kalau Rena

akan muncul di tengah pementasan sekolahnya.segera dia berlari ke bangku kepala

sekolah dan bertanya kepadanya.

“Kepala sekolah,kenapa anda tak memberitahukan pada polisi tentang peringatan The

Green Eye?”

“Ma,maaf,saya kira itu hanyalah peringatan iseng belaka..” Perhatian Yo tertuju pada

panggung.sosok Renata Lunaria tidak ada dipanggung.

“Di mana Rena?”teriaknya pada Mike.

“dia menghilang!!Rena tidak ada!”semua orang terkejut mendengarnya.mereka

terpaksa mengambil kesimpulan,’mungkinkah pencuri itu adalah Rena?’

“”AKU DATANG DAN PERGI BAGAIKAN ANGIN..PERCUMA SAJA KAU

MENCARIKU.SAAT AKU MEMEGANG CAHAYA DEWA,AKU ADALAH BAYANGAN

YANG TERBENTUK DARI CAHAYA.AKU HILANG BUKAN SEBAGAI SEORANG

PESULAP.AKU HILANG ,MENCARI KEBENARAN SEBAGAI SEORANG

PENYIHIR..””ditengah kepanikan,semua mata tertuju pada Aristia,sang pencerita,yang

tiba-tiba mengeluarkan kata-kata aneh.Yo menghampiri Aristia.tubuhnya kaku dan

pandangan matanya kosong.

“BAngun,Aristia!!”

Aristia tiba-tiba tersadar dan menatap Yo cemas.

“To,tolong !!Rena,Rena!!dia diikat dan digantung di atas panggung oleh pencuri

itu!!”benar saja,saat pandangan mereka tertuju ke atas panggung,sosok Rena terikat tali

dengan mulut tersumpal isolatip.

‘huh, untung rencanaku berhasil’pikir Rena berpura-pura pingsan saat orang-orang

dibawah menurunkan dirinya.sesaat setelah adegan Horus,Rena mengeluarkan seluruh

cahaya panggung dengan tombol yang dia sembunyikan di anting kirinya itu.disaat

singkat itu,dia menghampiri Aristia dan menghipnotisnya untuk berkata apa yang dia

katakan saat melihat benda putih melayang dan juga mengatakan beberapa kalimat saat

seseorang memanggil namanya.setelah itu,Rena mengeluarkan boneka berbentuk

dirinya ditengah cahaya.sementara dia bersembunyi di belakang panggung,setelah

cahaya menghilang, pandangan semua orang akan tertuju pada bonekanya di atas

panggung.degan microphone kecil di mulut boneka itu,dia berbicara sambil menekan

tombol hang glider lalu menerbangkan boneka dirinya.setelah perhatian tertuju pada

120

Page 121: The Green Witch of Moonlight

Aristia,dia mengikat dirinya dengan tali tambang yang dia persiapkan dan menutup

mulutnya.tali tambang itu telah dipasang pemberat di ujungnya yang berada di dekat

lampu sorot di atap panggung.dia memutuskan tali nilon yang mengikat pemberta

itu.pemberat itu jatuh dan dia terangkat ke atas seperti prinsip katrol dalam fisika.dan

dengan dialog dari Aristia,orang akan melihatnya di atas dalam keadaan terikat dan

tertuttup lakban..

“uhh..”begitulah kira-kira suara yang harus dikeluarkan oleh orang yang tersadar dari

pingsannya.

“Rena!syukurlah!!”ujar Mike memeluk erat Rena. Rena yang teringat kembali akan

kejadian ciumannya terkejut dan melepaskan pelukan Mike.

“Ih!kayak gak akan ketemu gue lagi selamanya deh!”ujarnya sambil menyembunyikan

degup jantung yang seharusnya hanya terjadi dengan Yo.

“Kenapa Lo bisa begitu,Rena?!”Tanya Yo pada Rena.

“Itu..saat gue mau keluar dari panggung,tiba-tiba seseorang mendekap gue dari

belakang dan menutup mulut gue dengan sapu tangan.kepala gue tiba-tiba pusing

mencium bau itu dan saat gue terbangun,sudah begini kejadiannya.memangnya apa

yang terjadi?”

“Lo,diikat dan digantung oleh The Green Eye.dia mencuri The light of Horus..”ujar

Mike dengan perasaan berkecamuk.dia sempat merasa aneh pada dirinya sendiri.saat

pementasan tadi,dia berpikir Rena memakai soft lens aneh berwarna hijau,tapi alih-

alih,ternyata Rena yang itu adalah penyamaran dari the green Eye.

“HAH??!!serius?The gReen Eye yang terkenal itu?!Pencuri misterius bermata aneh

itu?!”ujar Rena berpura-pura kaget.

“CUKUP!!”Teriak Yo tiba-tiba membuat semuanya terkejut.termasuk Rena sendiri.

“Hei,kenapa sih?!apa ucapanku menyinggungmu?!”

“Ah,tidak.pokoknya Lo harus istirahat bersama Aristia di UKS!dia tak sadarkan diri

setelah memberi tahu bahwa Lo digantung diatas.sepertinya dia telah dihipnotis oleh

pencuri itu.”

‘sial!kenapa mulutku ini reflek lagi disaat begini.tapi Rena,kau begitu berubah.Teganya

kau menggantung anak ini hanya demi menyelesaikan tugasmu.Rena,jika kita

bertemu,aku akan menangkapmu dan kau berhutang cerita padaku.Rena..’pikir Yo

sambil memendam emosinya dalam-dalam.

‘Yo,kau masih baik seperti dulu.disaat seperti ini pun,kau masih saja marah dengan

orang yang menjelek-jelekkanku,sekalipun itu diriku sendiri..’

121

Page 122: The Green Witch of Moonlight

Rena menatap sosok Yo yang tersembunyi dibalik kacamata besarnya itu..

“Rena,lebih baik kita pulang sekarang.”ujar Mike terlihat agak aneh kali ini.dia

menarik tangan Rena kasar.baru kali ini Rena merasakan genggaman kuat Mike,teman

yang selalu bersamanya sejak masuk SMP.tapi Yo menghentikan kepergian mereka

berdua.

“Rena akan gue interogerasi untuk dimintai kesaksiannya.dia bakal bareng gue..”

Rena ketakutan.dia lupa bahwa salah satu prosedur polisi saat di TKP adalah menanyai

para saksi alias interogerasi.mana dia harus mati-matian menyembunyikan the light of

Horus yang dia ikat dengan tali hitam di paha kirinya yang tertutup gaun.

“Cih!sekarang,di situasi kacau seperti ini Lo mau berlagak seperti polisi segala!

sebenarnya apa sih yang ada di kepalamu itu!!”

“Mike,tenang.do what he want. lagipula,hal itu memang seharusnya dia lakukan..”

tiba-tiba Rena merasa berkunang-kunang.penglihatannya mengabur dan badannya

seperti direbus.

“Lo,kenapa..”ujar Yo menangkap keanehan pada kondisi Rena.

‘sial!!!!aduh!kenapa disaat begini!’pikir Rena sambil mengutuki dirinya,mau-maunya

menceburkan diri dalam air ditengah udara dingin seperti ini.

“Biarin gue sama dia!”

Yo mengangkat Rena dan secepatnya lari dari Mike yang kemungkinan akan

mengejarnya.benar saja,saat dia berlari ke parkiran,Mike mengejarnya.tapi,kecepatan

kaki Yo tak dapat dikalahkan semudah itu.dengan cepat dia menekan tombol auto-pilot

pada remote mobilnya dan secepat kilat mobilnya datang didepan pintu gerbang.dia

berlari ke ferrari hitamnya dan masuk ke dalamnya. dengan terburu-buru dia menginjak

pedal mobil itu karena Mike semakin mendekat.

“SIAL!!!” Mike tak kehabisan akal.dia berlari mengambil motornya laju melaju

kencang menyusul ferarri hitam di depannya.dari balik spion,Yo

memperhatikannya,dan terus melaju kencang.tangan kirinya dingin,memegang tangan

seorang gadis yang terengah-engah karena kesakitan.Yo panik,lalu membanting

setirnya.tapi Mike semakin mendekati mobilnya,dan akhirnya berhasil mengejarnya.

“Heh!mau Lo bawa kemana Rena,hah?!” jarak antara motor Mike dan Yo begitu

dekat.motor Mike tepat disamping kanan mobil,tempat Yo menyetir dengan galau.

“Cih!dia gigih juga” tanpa memperhatikan keseimbangannya,Mike melepas tangan

kirinya dari pegangan motor dan menggedor kaca mobil Yo.

“Berhenti gak Lo!apa yang mau Lo lakuin ama Rena!”

122

Page 123: The Green Witch of Moonlight

‘tenang,tenang’ di dalam mobil itu,Yo menebalkan telinganya dengan teriakan orang di

luar ataupun suara gebrakan dari kaca mobilnya.Yo tiba-tiba menekam rem secara

mendadak ditengah kecepatannya.Mike terkejut.sekejap,motornya bergerak menjauhi

Yo.beruntung Mike punya insting yang bagus,dia bisa mengendalikan motor yang lepas

kendali secara tiba-tiba akibat rem mendadak dari Yo.dalam selang waktu sempit

itu,Yo memutar mobilnya dan memijak pedal gasnya dalam-dalam.sementara Mike,dia

terpaksa menghentikan motornya disamping,menatap jauh mobil ferrari hitam yang

berhasil melarikan diri darinya.

“Sial!!” umpatnya sambil melempar helm yang ia kenakan di pinggir jalan sepi di kala

malam itu.

123

Page 124: The Green Witch of Moonlight

Bab 11

Believe and Betray

“nggh..”

Mata Rena mulai terbuka.dia melihat ke langit-langit.

‘hmm?kok berbeda dengan biasanya.ini bukan dikamarku.aku dimana?’

dia melihat sekeliling.matanya segera menangkap banyak keanehan tapi satu yang

membuatnya melompat dari tempat tidur itu.Yo sedang tertidur di kursi sambil

memegangi tangannya.

“Rena.”

Sejenap Rena melihat tatapan yang begitu dalam padanya.tatapan ini bukan tatapan

pada Renata Lunaria, tapi tatapan ini tertuju pada Alunata Renatria.Rena melepaskan

genggaman tangan Yo dan menatapnya dingin.

“Akhirnya kau tahu siapa aku sebenarnya.dimana ini!apa kau membawaku ke kantor

polisi?!”

“Hentikan,Rena!bisakah sekali ini saja,kita melupakan posisi kita?dengan kondisi

badanmu seperti ini,mana mungkin aku menangkapmu!”

Yo berusaha mendekati Rena tapi Rena tetap waspada terhadapnya.

“Apa ucapan seorang polisi yang mengejarku dapat dipercaya?!”

Rena berdiri dari tempat tidur dan menjauhi Yo.tapi,tiba-tiba kepalanya berkunang-

kunang dan dia terjatuh.

“Rena!”

Yo ingin menolong Rena yang terjatuh.tapi tiba-tiba Rena mengeluarkan pistolnya dari

balik gaunnya dan mengarahkannya tepat di jantung Yo.

124

Page 125: The Green Witch of Moonlight

“jangan bergerak dari sana kalau tak mau peluruku ini menembus jantungmu!”

Yo terkejut,tapi kali ini dia tak mau perduli lagi.dia semakin mendekati Rena.

“Berhenti!aku akan benar-benar menembak kalau kau mendekat selangkah lagi!”

“Aku tak perduli!!lebih baik aku mati daripada terus-terusan melihatmu yang seperti

ini!kumohon Rena,apa aku tak bisa lagi kau percayai?!”

“Hentikan!!aku tak mau mendengar apa-apa lagi!padahal sedikit lagi,aku bisa

menemukannya!karena kedatanganmu,aku mulai goyah!kumohon jangan mendekat

lagi,Radityo Aradaza!”

“Tidak!sebelum aku tahu semuanya,aku tak mau menjauh darimu!kau sakit

Rena,mengertilah!”

“Tidak!!jangan mendekat,yo!kumohon, berhentilah bersikap begini!”

“Aku tak perduli lagi!”

Yo berlari mendekati Rena dan memeluknya.tapi Rena meronta-ronta dan mendorong

Yo dengan paksa.pelukan Yo terlepas dan dia terhempas tak jauh dari tempat Rena .

“Rena..”

Yo berdiri dan mendekati Rena perlahan sekali lagi.tapi Rena tetap mengarahkan pistol

ke arahnya dan hampir menekan pelatuknya.

“Keluar kau dari sini!” ujar Rena histeris .tangannya bergetar dengan hebat,tapi dia

tetap memasang wajah kebencian pada Yo.

“Rena!”

“KELUAR,yo.KELUAR!!”

“Baiklah.aku akan keluar.tapi kumohon,kau tidak boleh pergi dari sini.”

Yo akhirnya bergerak mundur dan keluar dari kamar itu.hatinya benar-benar sakit

melihat penolakan Rena terhadapnya.

Pintu itu tertutup,Rena kemudian berusaha berdiri dan menghempaskan dirinya di atas

tempat tidur.seluruh badannya terasa dingin dan tak mau mengikuti keinginannya.Rena

terengah-engah sambil menggeliat mengambil posisi enak untuk dia melepas lelah

sejenak.

‘Maafkan aku Yo.tapi kita tak dapat bersama.’

Rena sadar,apa yang dia lakukan menyakiti hati Yo.tapi sekarang baginya ,Yo adalah

orang yang dia cintai sekaligus tak boleh ia dekati,karena Yo keturunan dari Irene

Adler,orang yang dia anggap telah mencelakakan kakek buyutnya dulu.Rena tak

sengaja menyadarinya ketika dia menemukan unhappy maiden,boneka antik

peninggalan anak bangsawan prancis yang dibunuh karena dianggap sebagai penyihir

125

Page 126: The Green Witch of Moonlight

di kotak tersembunyi digudang bawah tanah,saat dia dikurung oleh neneknya.dia

melihat bahwa mata hijau unhappy maiden itu sedikit aneh.dia menyentuhnya.dan saat

itu terpancar dari mata itu rekaman singkat saat terbunuhnya sang pencuri.saat itu,sang

pencuri terkurung di dalam ruang penuh kaca.dari sebuah kaca terpantul bayangan

seseorang yang memiki tanda lahir berbentuk matahari disebelah kirinya.Rena

meyakini bahwa orang yang terekam dalam mata unhappy maiden itu adalah pembunuh

kakek buyutnya.dia mencari orang yang memiliki tanda lahir yang sama dengan orang

itu.Rena melihatnya dengan seksama dan teringat sesuatu.dia kemudian menangis.dia

memang pernah melihat tanda itu di tangan kiri seseorang,akan tetapi orang itu adalah

orang yang sangat dicintainya.Yo memiliki tanda lahir yang sama.tanda matahari

ditangan kirinya.kebetulan yang sangat menyakitkan Rena,karena dia harus membunuh

orang yang menjadi keturunan pembunuh kakek buyutnya.awalnya dia mengira itu

neneknya sendiri,karena dia memiliki tanda yang sama.hanya saja tanda itu terdapat di

tangan kanannya.tapi,yang sejauh ini tahu tentang itu hanyalah Rena

sendiri.karena,selain dia,tak ada yang tahu keberadaan boneka itu.sesudah dia

menempatkan boneka itu kembali ke tempatnya.boneka itu menghilang,entah siapa

yang membakar gudang bawah tanah saat Rena berada disana.untungnya Rena yang

sudah memiliki keahlian sang pencuri,menggunakan keahliannya untuk kabur dari

gudang itu.dia tak habis pikir,dari mana api itu berasal.karena selain Rena tak ada

siapapun disana.dan begitulah,bukti pun hilang.

‘Sial!apa yang terjadi padaku!tidak,aku harus pergi dari sini..ugh!’Rena memegangi

dadanya secara tiba-tiba.paru-parunya terasa begitu panas.

‘Ugh!uhuk uhuk!’

Rena menahan batuknya dengan mendekap tangannya di mulutnya.dan saat batuknya

terhenti,dia melepas tangannya lalu melihat darah di tangannya.

‘ternyata sudah mencapai puncaknya,ya.waktuku hampir habis.’pikir Rena tersenyum

pahit melihati tangannya yang bergumpal darah.sejak kecil,Rena memiliki paru-paru

sensitive.tapi,tak satupun keluarganya mengetahui hal itu.yang mereka tahu hanyalah

berdebat apakah dia akan menjadi’sang penerus’atau tidak.tidak ada tempat baginya

untuk menumpahkan segalanya,bahkan pada orang yang paling dipercayainya

sekalipun.karena dia tak ingin membuat orang merasa kasihan padanya. angin malam

semakin memperburuk kondisinya itu.terakhir dia pergi memeriksakan dirinya ke

dokter secara sembunyi-sembunyi,dia di diagnosa terkena penyakit kanker paru-paru

126

Page 127: The Green Witch of Moonlight

stadium akhir.hal itu benar-benar membuatnya hancur.sebenarnya,hidupnya hanya

tinggal menghitung hari.

‘karena inilah Yo.karena penyakit ini,aku tak bisa menghabiskan waktu bersamamu.dan

karena tragedy masa lalu yang sejak awal sudah membuat jurang dalam yang tak dapat

kita sebrangi.baik pertemuan itu,semuanya sudah diatur.menyedihkan,karena aku

memiliki nasib sama seperti kakek buyutku.mencintai orang yang salah.tapi,walalu tak

ada itu pun,aku sudah tak dapat bersama,karena penyakit ini.maka dari itu aku berusaha

membuat mu menjauh.tapi kenapa kau tak mengerti?!padahal mencintai orang

sepertiku,hanya membuatku menderita.’ Sambil mendesah, mata Rena mulai

berkunang-kunang lagi.

‘aku tak bisa menggerakkan tubuhku.apa yang harus aku lakukan,kakek?’ Rena

kemudian tak sadarkan diri karena panas tinggi yang dia alami.

‘Rena, apa salahku sehingga kau membenciku?’

Ruang tamu yang luas berisikan perabot berwarna putih dengan piano coklat

disampingnya menjadi tempat Yo merenungkan dirinya.sudah lama dia tak kembali ke

rumah lamanya, rumah yang mendingin sejak kematian ibunya.

‘sebenarnya apa yang aku pikirkan!’ Yo terduduk diatas sofa itu sambil memegangi

kepalanya.berpikir keras akan semua hal yang telah terjadi.yang terpikir oleh Yo saat di

mobil itu,ketika melihat gelang itu,lalu keadaan Rena yang aneh,tanpa pikir panjang dia

pergi ke rumah ini,sebuah rumah di dekat hutan yang terisolir,tempat keluarganya

menghabiskan waktu sebelum kecelakaan itu terjadi.

Ruang tamu itu gelap dan sunyi.Yo tak mendengar suara apapun lagi dari kamar.dia

kemudian memutuskan melihat keadaan Rena.dia berdiri dan berjalan pelan sampai di

depan kamar tempat dia membaringkan Rena.dibukanya pintu secara

perlahan.dilihatnya Rena sedang tertidur,tapi dia mendesah dan wajahnya memerah .

karena khawatir,Yo melihat keadaannya.Yo mendekat dan memegang kening Rena.

‘astaga,panas sekali!’Yo segera keluar dan kembali ke kamar Rena dengan sebuah

baskom berisi air es dan dua handuk kecil berwarna putih.dia mencelupkan handuk-

handuk itu dan kemudian memerasnya,lalu meletakkan handuk itu di atas kening

Rena.lalu handuk yang satu lagi dia gunakan untuk mengelap keringat yang keluar dari

sekujur tubuh Rena.dia mengelapnya dengan lembut.ketika Yo akan mengelap tangan

Rena,dia terkejut karena tangan itu penuh dengan darah.

127

Page 128: The Green Witch of Moonlight

‘darah?Rena,berdarah?separah inikah?’ Yo melihat bibir Rena.di ujungnya terdarah

darah yang mengering.Yo kemudian mengelapnya pelan sekali sambil meneteskan air

mata.

‘derita seperti apakah yang kau tanggung Rena?kumohon katakan padaku,aku tak tahan

melihatmu menderita begini.’setelah selesai, Yo menaruh handuk itu di sisi baskom dan

beranjak pergi.tapi,tiba-tiba tangan Rena menahannya.Yo berbalik,sepertinya Rena

sedang mengigau.

“Jangan pergi.kumohon,jangan pergi.”

Rena menangis dalam tidurnya.Yo kembali duduk disampingnya.genggaman tangan

Rena begitu kuat.Yo mengusap pipinya dan tersenyum.

“Kalau ini adalah kata hatimu yang sebenarnya,Rena.aku takkan pergi ataupun

lari.kalaupun pergi,pasti nanti akan kembali.”Rena tersenyum senang.senyuman

itu,senyuman Rena yang pertama kali dia lihat setelah kembali dari Amerika.senyuman

yang dia lihat saat kecil dulu,ketika mereka bermain bersama.senyum yang dia

rindukan sejak dulu.

“Aku tak tahu apa yang sudah terjadi sehingga membuatmu seperti ini.tapi,siapapun

dirimu aku yakin,kau tetaplah gadis manis yang kutemui delapan tahun lalu,gadis yang

amat rapuh seperti boneka.gadis manis bermata unik yang sangat kucintai dan ingin

kulindungi..”

Yo menatap ekspresi Rena saat tertidur.begitu damai,sampai membuatnya tak percaya

bahwa Rena adalah The Green Eye yang diincarnya.Yo mengusap pipi Rena dengan

lembut.Rena bergerak dan menangkap tangan Yo.dia tersenyum tipis sambil memeluk

erat tangan Yo.seperti anak kecil yang tak ingin melepas barang berharganya.Yo

tertawa kecil melihatnya.tapi sejenak dia mendesah.

‘seandainya waktu terhenti sekarang.melihatnya begini saja,kenapa begitu

menyesakkan?’

“no one can escape time..it delivers us all to the same end..you can’t plug your ears or

cover your eyes..and so it begins..”

Mata Rena terbuka lebar.deru napasnya tak beraturan.Rena memgangi sesuatu di atas

kepalanya.sebuah handuk putih yang sudah mengering.dan Yo yang tertidur di atas

kursi menghadap dirinya.

‘Yo,kau.’

128

Page 129: The Green Witch of Moonlight

Wajah Yo yang tertidur pulas membuat Rena ingin menyentuh pipinya.tapi tiba-tiba

dada Rena terasa panas.Rena bangkit dan mencari wastafel.

“UHUK UHUK!!” sama seperti kemarin malam, dari mulut Rena keluar darah yang

menggumpal.Rena memutar keran air dan menghapus darah itu sambil membasuh

mukanya.

‘waktu ku semakin dekat.aku harus menyelesaikan semuanya sebelum waktuku terhenti

selamanya.karena itu adalah sumpah yang terucap di hari itu.aku harus melakukannya..’

Rena bersiap untuk keluar dari rumah itu.tapi badannya masih belum pulih

sepenuhnya.Rena sudah tak perduli lagi dengan kondisi tubuhnya. Panas yang ia

rasakan tak ia hiraukan karena menurutnya waktunya hampir menuju ambang batas.

“Rena!kamu mau kemana!!”suara dari belakang mengagetkan Rena.

“Kapan kau terbangun,Yo?”ujar Rena panic, takut kalau Yo mengetahui soal

penyakitnya itu.

“ tadi. Aku tak merasakan lagi dirimu disampingku. Rena, mau kemana kamu dengan

badan sepanas itu ?”

“ Bukan urusanmu” ujar Rena bergetar sambil berdiri menopang tubuhnya yang

memanas.dia berjalan tertatih-tatih meninggalkan Yo. Tapi Yo mengejar dan

mengangkat tubuhnya. Rena meronta-ronta tapi Yo tetap menggendong tubuhnya.

“Lepaskan!aku harus menyelesaikannya!aku harus melakukannya!lepaskan,Radityo

Aradaza!”

“Tidak!aku tak bisa membiarkanmu kemana- mana dalam kondisi seperti ini!!”

Yo menghempaskan Rena di ranjang dan mendekap tubuhnya.

“Yo!!”

Rena mencoba sekuat tenaga melepaskan dirinya , tapi dekapan Yo begitu kuat.

“Aku akan terus memelukmu agar kau tak lari lagi!!”

Yo tak perduli Rena suka atau tidak dengan caranya.tapi , inilah hal yang dapat Yo

lakukan karena dia tak mau sakit Rena semakin parah.

“Kau tak mengerti,Yo!!lepaskan!!jika kau benar mencintaiku,lepaskan aku!!!”

“Aku tak perduli!!apapun yang ingin kau lakukan,aku akan menahanmu!aku harus

menahanmu!!kau sakit,Rena!!aku tak mau terjadi apa-apa denganmu diluar sana!!”

“Yo!!”

“Maaf Rena.jika tak begini,aku tak bisa bersamamu lagi..”

“Kita memang sudah tidak punya waktu lagi!baik aku..”

129

Page 130: The Green Witch of Moonlight

suara Rena semakin melemah. tubuhnya semakin panas dan tak bertenaga. Rena

merasa perlawanannya sia-sia dan akhirnya menenangkan dirinya.

Pagi sudah berganti untuk kedua kalinya.dan dua hari itu Yo mengganti

kompres Rena.setelah itu,dia keluar menuju dapur untuk memasak makanan pagi.

‘lebih baik aku masak bubur saja’ ujarnya sambil memotong wortel dan kentang.hidup

di Amerika sendirian membuat dia harus mandiri dalam segala hal,termasuk memasak.

Dia masukkan wortel dan kentang itu di dalam panic untuk di rebus. Sementara dia

memasak beras untuk di jadikan bubur.aroma wanginya menjalar ke seluruh ruangan

dan membangunkan sang putri dari tidur.

‘wangi sekali.apa Yo yang memasak?’ terpancing aroma itu,Rena terbangun dan

berjalan serampangan menuju asal wangi itu.dari balik dinding,Rena melihat punggung

Yo yang sedang memasak.Rena tertawa kecil.terlalu lucu untuk membayangkan laki-

laki kaku yang dia kenal bisa juga melakukan pekerjaan perempuan seperti ini.

“Ah,kamu sudah bangun Rena?” Yo menyadari keberadaaan Rena di dapur itu.rena

terkejut tapi diam tak membalas.

“duduklah di meja makan.sarapan akan segera siap.” Kali ini Rena menjadi anak

penurut.didorong perutnya yang keronsongan,dia kembali berjalan sempoyongan ke

meja makan bundar berwarna coklat dengan empat kursi kayu mengelilinginya,tak

lupan meja putar bundar kecil tempat menaruh lauk diatasnya. Rena terduduk lemas

sambil tidur-tiduran kecil.tak lama kemudian,Yo datang dengan bubur yang penuh

warna di atasnya.bubur untuk dua porsi itu dia taruh diatas meja.lalu dia mengambil

kan Rena semangkuk bubur

“makanlah atau kau mau aku menyuapimu?.” Ujar Yo tersenyum.Rena hanya

membalasnya tanpa ekspresi sama sekali.lalu memakan bubur itu tiba-

tiba.sayangnya,bubur itu terlalu panas itu Rena yang berlidah kucing.Rena menjatuhkan

sendoknya,lalu cepat-cepat meminum air putih.dia menghela napas.sementara Yo

menahan tertawa saat melihat tingkah laku Rena.Yo mengambil sendok yang baru lalu

mendekatkan bangkunya pada Rena.dia mengambil mangkuk bubur Rena,lalu

menyedok bubur itu,dan meniup-niupnya.setelah itu dia menyodorkan bubur itu pada

Rena.sama seperti saat Rena menyuapinya shuffle kentang di rumah sakit dulu.tapi

mulut Rena sama sekali tidak terbuka.sekejap,wajah Yo terlihat muram.dia mengerti

sebagaimana pun dia berusaha,Rena yang dulu tinggallah kenangan.tapi,Rena tiba-tiba

membuka mulut dan memakan bubur itu seperti anak kecil.Yo kemudian tersenyum

130

Page 131: The Green Witch of Moonlight

lagi,lalu menyuapi Rena,terus begitu sampai bubur dalam mangkuk itu habis.setelah itu

Yo berdiri dan beranjak pergi, membawa mangkuk itu ke belakang,sampai tiba-tiba

Rena memeluknya dari belakang.Yo terkejut.mangkuk itu pun jatuh ke lantai tanpa

sadar.

“Jangan berbalik,Yo.”

“Rena..”

“jangan berbalik. sejenak saja,aku ingin seperti ini.”

aroma lemon dari tubuh Yo membuat Rena kembali sedih.dia tahu,seharusnya hal ini

tak boleh terjadi.seharusnya dia tak bersama Yo,keturunan dari pembunuh kakek

buyutnya.tapi,dia benar-benar tak bisa menahan keinginannya sendiri.dia tak bisa

membunuh perasaan yang semakin lama semakin meluap dengan kehadiran Yo

disekitarnya lalu kebetulan yang sering mempertemukan mereka.Rena juga

mengerti,ketika semua ini berakhir,hal yang sama akan terulang lagi.sampai

penyakitnya itu sukses menggerogoti seluruh tubuhnya.

“Maafkan aku Yo,aku mengerti.kita tak seharusnya bersama.tapi,walau sebentar seperti

ini tidak mengapa kan?walau pada akhirnya nanti akan kembali seperti semula.”

“Rena..”

Rena tertidur.panas tubuhnya menjadi-jadi membuat Yo panic.dia segera berbalik.Rena

jatuh ke lantai.Yo mengangkat tubuhnya dan membawanya ke tempat tidur.Yo kembali

mengambilkan es batu dan mengompres tubuh Rena.dia pun mengusap-usap pipi Rena.

“andai kejadiannya tak seperti ini, pastinya kau akan kembali menyambutku sambil

tersenyum kan,Rena?”

“Aku tak tahu apa yang sudah terjadi sehingga membuatmu seperti ini.tapi,siapapun

dirimu aku yakin,kau tetaplah gadis manis yang kutemui delapan tahun lalu,gadis yang

amat rapuh seperti boneka.gadis manis bermata unik yang sangat kucintai dan ingin

kulindungi..”

Yo menatap ekspresi Rena saat tertidur.begitu damai,sampai membuatnya tak percaya

bahwa Rena adalah The Green Eye yang diincarnya.Yo mengusap pipi Rena dengan

lembut.Rena bergerak dan menangkap tangan Yo.dia tersenyum tipis sambil memeluk

erat tangan Yo.seperti anak kecil yang tak ingin melepas barang berharganya.Yo

tertawa kecil melihatnya.tapi sejenak dia mendesah.

‘seandainya hal ini dapat berlangsung selamanya.’

131

Page 132: The Green Witch of Moonlight

Tak Terasa,satu minggu sudah Yo dan Rena tinggal bersama.Yo merawat

Rena sampai dia sembuh.walau sering,Rena menyembunyikan batuk nya yang semakin

parah.dan pagi itu,seperti biasa Yo membuat sarapan untuk mereka.

“Rena,makan yang banyak ya..”ujar Yo dingin.

“Iya,Yo.”

sejenak,Rena memandang Yo.ekspresi Yo berubah sekejap.dia terlihat begitu

tegang.padahal kemarin,dia tidak seperti itu.

‘apa benar orang ini sungguh-sungguh mencintaiku?apa dia hanya ingin memanfaatkan

kelengahanku..’

Rena segera menghapus jauh-jauh suara ‘kecurigaan’ yang selalu muncul dalam

benaknya.sejak kecil di dalam dirinya telah ditanamkan rasa curiga pada siapapun

termasuk orang terdekatnya.

“Setelah ini,kita jalan-jalan ke hutan ya.ada sesuatu yang ingin kutunjukkan

padamu.”ujar Yo tanpa menolehkan wajahnya sedikit pun pada Rena.

“Iya.lagipula,aku bosan terus-terusan dirumah ini..”

entah kenapa,perasaan Rena tiba-tiba berkecamuk.jantungnya berdegup kencang.dia

teringat bahwa The light of Horus masih ada padanya.

‘The light of Horus…’pikiran Rena melayang jauh pada legenda dari sang pembuat

permata itu.

‘mencoba untuk percaya..tapi berakhir dengan kesalahpahaman dan

dendam.penghianatan…’

sepintas Rena memikirkan hal terburuk begitu mengingat kisah itu.apalagi Yo tiba-tiba

mengajaknya ke sebuah hutan maple setinggi 5m yang tepat berada disamping villa

nya.sekilas,Rena menangkap suara gemerisik dari semak-semak.tapi Yo terus

mengajaknya ke dalam hutan.

“Yo,kita mau kemana?”

“Aku akan menunjukkanmu sesuatu..”

perasaan Rena semakin tak enak.dia memperhatikan sekelilingnya dengan cepat.tiba-

tiba dia melihat sekelebat bayangan hitam.bukan Cuma itu,dia merasa ada banyak mata

yang mengawasi gerak-geriknya.akhirnya Rena mengerti.

’ini jebakan.’

Rena segera tahu bahwa hutan itu dipenuhi oleh polisi yang siap

mengepungnya.sekarang dia mengerti.Yo mencoba untuk menjebaknya di hutan ini.

“Radityo Aradaza,berhenti!”

132

Page 133: The Green Witch of Moonlight

Yo menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Rena.angin berhembus menerpa

rambut Rena yang terurai.memperlihatkan sosok terlemah Rena saat itu.air mata jatuh

dari pelupuk matanya seolah tersapu oleh angin kencang di hutan itu.Yo tak berani

menatap mata itu.dia kini mengukuhkan hatinya untuk membunuh perasaannya hanya

sementara waktu.

“Huh.”

Rena kemudian tersenyum.dia tertawa sekencang-kencangnya dengan suara serak

menahan tangis.

“Cukup pintar dan berbakat.sengaja menjebakku ditempat ini untuk menangkapku.tapi

asal kau tahu,tuan Inspektur,aku adalah ilusi.aku air yang tak dapat kau tepuk,aku juga

angin yang tak bisa kau raih.percuma kau datang dengan segala rencana busukmu,tapi

aku adalah bayangan..yang hanya terlihat..”

Rena mengangkat tangannya secara perlahan dan seiring jentikkan tangannya,Rena

menghilang ditengah-tengah hutan yang penuh dengan warna kuning daun maple

mengering ditanah.

“di tengah cahaya bulan yang menyinari langit malam.”suara Rena tak terdengar

lagi.dia benar-benar lenyap.Yo terkejut dan mengeluarkan komando.semua polisi

ditempat itu keluar dari persembunyiannya.

“Cari dia!dia mesih berada di dalam hutan ini!!”

“Siap,pak!!”setelah semua polisi itu pergi,Yo berjalan ke tempat Rena menghilang

itu.sekilar terbayang diwajahnya sosok Rena yang menangis.segera saja dia

menghempaskan dirinya ke tanah.

‘sial!kenapa ini harus terjadi!kenapa aku mau-maunya melakukan hal ini!!’teriak batin

Yo dalam hati.sekilas sejak dia mengambil baju ganti untuk Rena,dia mendapatkan

telepon dari kantor pusat yang mengatakan bahwa laporan tentang pencurian The Light

of Horus di Triple S.dan dikatakan bahwa dia membawa sang pencuri.entah darimana

dan siapa itu,demi jabatan,dia terpaksa berkata yang sebenarnya,bahwa dia telah

menjebak sang pencuri.

’brengsek!!bodoh!!.padahal aku telah berjanji padanya!tapi aku mengkhianatinya!kini

dia membenciku.Rena,maafkan aku.kumohon..’ Yo menatap langit yang terlihat

bersahabat hari ini,tapi bukan untuknya.

Rena terus berlari.menjauh dari hutan itu dengan penuh darah.mau

tak mau dia harus berterima kasih pada matanya itu.dengan kemampuan hipnotis pada

133

Page 134: The Green Witch of Moonlight

matanya,dia berhasil menghipnotis Yo dan semua orang di sana hanya dengan

menjentikkan tangannya.dia membuat semua orang mengira dia menghilang secara

perlahan dengan kata-katanya itu.padahal,saat itu dia lari secepatnya menggunakan

sepatu pantopel modifikasi dengan roda di dalamnya.dan dia membuat semuanya

tersadar kembali dengan kata kunci ‘malam’.Rena kini terdiam,meringkuk disebuah

sudut lapangan basket tempat ia biasa bermain dengan Mike.

‘Tak ku sangka,ternyata kau hanya memanfaatkan perasaanku untuk

menangkapku.jadi,hari-hari yang kita lalui itu hanyalah jebakan?kata-kata sayangmu

saat itu,hanya untuk membuatku percaya padamu agar kau dengan mudah mengadiliku?

memang aku tak salah.kaulah orangnya,keturunan pembunuh kakek buyutku..’desah

Rena sambil menahan batuk yang semakin parah.darah keluar dan membasahi

tangannya.sejenak dia merasa kesakitan di bagian pahanya,tempat dia menyimpan The

light of Horus.dia membuka ikatan itu dan memandang permata itu.sejenak,dia teringat

pada sebuah buku merah yang selalu diturunkan pada sang penerus.tapi,buku itu tak

dapat dibuka.dan tertulis teka-teki di sampul depannya.

Ruang dan waktu yang terbatas..

Membuat akhir penuh dendam..

Balas dendam hanya mengotori cahaya..

Bagaikan malam tak berujung..

Aku menanti datangnya pagi..

Ingin kuraih ujung cahaya terbesar..

Yang kuharap dapat memberi tahu

Kebenaran yang terselimut dibalik bayangan Sang bulan..

Rena menatap permata itu.’the Light of Horus’.desas-desus mengenai permata ini

adalah sebuah permata yang dibuat untuk mengenang kisah Horus dalam mitologi

Mesir Kuno,anak dari dewa Osiris yang membalaskan dendam atas terbunuhnya Osiris

pada Seth, iblis penguasa padang pasir yang iri pada Osiris.

‘balas dendam’

‘pagi,cahaya..’

Rena menyadari sesuatu.dia berhasil menemukan kunci dari buku itu.

‘jika dendam dan balas dendam diibaratkan sebagai Horus dan seth.Horus adalah

cahaya.jika dihubungkan dengan cahaya dan pagi,maka itu adalah matahari.sesuai

134

Page 135: The Green Witch of Moonlight

bentuk permata ini,matahari.lalu,hal yang janggal adalah sepatah kalimat aneh dalam

teka-teki itu.’Ingin kuraih ujung cahaya terbesar’. jika cahaya itu adalah matahari,apa

yang dimaksud ujung terbesar?apa mungkin salah satu dari tangkai permata ini?yang

paling besar.ada!ini dia!’Rena memegang ujung tangkai permata yang terlihat agak

lebih besar dari tangkai lain.ujung tangkai itu terlepas,dan terdapat sesuatu di

dalamnya.

‘apa ini?’Rena mengambil benda itu.sebuat permata kecil berbentuk daun semanggi

berhelai empat.Rena tersenyum.bentuk permata itu mirip sekali dengan lubang pada

buku merah itu.saat dia ingin berdiri,tiba-tiba seluruh tubuh Rena terasa kaku.

‘sial!aku terlalu banyak memforsir diri’satu kelemahan dari matanya itu.membuat

seluruh fungsi syaraf menjadi lumpuh sementara jika terlalu banyak menggunakannya.

‘bagaimana ini?aku harus secepatnya berlari dari sini!’

sayup-sayup dia mendengar suara pantulan bola baket dari arah lapangan.dia melihat

lapangan yang diterangi cahaya remang-remang lampu penerangan.terlihat sesosok

penuh keringat yang sangat dikenal Rena.

‘Mike!!itu Mike!!’pikir Rena penuh harap.

“Mike.Tolong aku,Mike!!”Mike terkejut dan menoleh ke asal suara itu.disudut tergelap

lapangan itu terlihat bayangan sesorang berjubah hitam panjang seperti vampire dengan

mata hijaunya yang mengerikan.

“si,siapa Lo?”ujarnya ketakutan.

“ini gue, Rena!!”

“Nggak!!Lo bukan Rena!!Lo pasti pencuri itu,kan?!”

Rena lupa bahwa sekarang dia berada dalam wujud aslinya.sementara Mike,dia tak tahu

sama sekali mengenai Rena yang sesungguhnya.tapi tetap saja,Rena berusaha meminta

tolong pada Mike,karena dia tahu,Mike tak seperti mereka yang lain.

“Mike,tolong!!sungguh,Gue benar-benar Rena!!”

ketika Rena menegadahkan tangannya dengan susah payah,Mike malah menepis

tangannya dengan bola yang dipegangnya.bola itu mengenai muka Rena sehingga muka

Rena berdarah.

“Cukup!!Rena yang gue kenal nggak kayak Loe!!dia tidak menjijikkan Kayak Lo!pergi

Loe dari sini!mayat hidup!!”

hancurlah sudah hati Rena mendengar cacian keluar dari teman yang paling dia

percaya.ternyata,Mike hanya mengakui sisi palsunya,yang biasa-biasa saja dengan

tampilan yang tidak mencolok dan aneh.

135

Page 136: The Green Witch of Moonlight

“Gue panggil polisi untuk menangkap pencuri busuk kayak Loe!!’

saat Mike meraih telepon disakunya,tiba-tiba Rena terbatuk keras dan dari mulutnya

keluar darah yang perlahan menetes.Mike menutup teleponnya itu dan menghampiri

Rena iba.

“Lo”

ketika tangan Mike ingin mengusap darah yang terus mengalir dari mulut Rena itu,tiba-

tiba tangan Rena menepis tangannya keras sampai berbekas merah.

“lima tahun,lima tahun kau selalu bersamaku.kau adalah teman terbaik yang aku

punya.tapi kini aku mengerti.manusia biasa seperti kau hanya bisa menerima sisi

palsuku saja,tanpa mau menerima bahkan memandang jijik diriku yang

sebenarnya.padahal selama ini,aku percaya padamu.tapi kau malah memandangku

seperti itu.Mike,terimakasih karena selama ini sudah menjadi temanku. kini,kau takkan

menemuiku ataupun Rena lagi.selamat tinggal Michael Evanders.ingatan tentangku tak

kau butuhkan lagi.”lagi,dengan mata itu ,Rena menghipnotis Mike dan membuatnya

tertidur.Rena menangis lagi di tempat itu.tempat dimana Mike sering mengajaknya

bermain.Mike yang selalu dia percaya,bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang

‘menjijikkan’.

‘aku takkan percaya lagi.persetan dengan semua perkataan mereka!semua mulut

mereka hanyalah manis untuk di dengar,tapi menyakitkan dalam kenyataan!!!aku

takkan percaya pada siapapun,sekalipun dia yang aku cintai.karena dia,juga salah satu

dari mereka yang menginginkan kepergianku dari dunia ini.’batuk Rena semakin parah

karena menggunakan lagi kekuatannya.darah keluar deras dari mulutnya.dalam deru

napas terengah-engah,dia berusaha untuk pergi dari tempat itu.beruntung walau dia

mengganti bajunya dengan baju Yo,dia masih menyimpan peralatan sulapnya

itu.dengan susah payah dia membuka hang glidernya dan kemudian terbang,sambil

mengusap darah mengering di sekitar mulutnya.dia ingin kembali ke rumah,kembali ke

kamarnya dan memulai awal untuk mengakhiri semuanya.sementara itu,Mike

terbangun di lapangan basket itu.

“hah?kenapa gue tertidur disini?”ucap Mike sambil keheranan.dia mengambil bola

basketnya.dan pada salah satu bagian bola itu terdapat sedikit bercak darah.

“aneh.kenapa di bola gue ada bercak darahnya?”

tanpa dia sadari,air matanya jatuh diatas bola basket yang berdarah itu.

“Lho,kenapa gue nangis?gue ni kenapa,sih?”

136

Page 137: The Green Witch of Moonlight

Bercak darah misterius di bola basketnya itu seharusnya membuat dia bergidik

ngeri.tapi,kali ini justru membuat hati Mike terasa sesak.seolah dia melupakan sesuatu

yang sangat penting dan tak ingin dia lupakan.air mata terus menetes dari pelupuk

matanya.suatu keanehan baik dari Mike sendiri.seolah dia telah melakukan suatu

kesalahan tak termaafkan.hanya saja dia tak tahu apa itu.Mike memutar bola basket

itu.dibagian lainnya,terdapat coretan dan nama disamping kanannya,namanya dan nama

seseorang.kening Mike berkerut ketika melihat nama itu.

“Rena? siapa dia?”

137

Page 138: The Green Witch of Moonlight

bAB 12

ThE LiEs anD TruTh

“aku ini lebih bodoh dari keledai.jatuh pada lubang sama untuk kedua kali ” desah rena

di tengah sepoi angin yang memainkan rambutnya seperti biasa.hanya saja,Rena tak

setegar biasanya.angin kuat menyapu air mata yang menetes dari mata hijaunya

itu..seolah membuat mata itu terlihat hidup kini.bintang memancarkan sinar kecilnya

membuat hati Rena semakin terenyuh karena terbawa suasananya.

“Kenapa langit baru berbintang ketika aku bersedih?”

‘andai aku dapat mengutarakan permohonan hati kepada bintang,tentang kenyataan apa

yang sebenarnya bergejolak dalam hati.aku terlalu menyedihkan,aku terlalu bodoh!

padahal aku sudah bertekad tak akan mempercayai orang lain lagi.tapi sekali

percaya,aku harus dibuat patah karenanya.sungguh menyedihkan diriku ini.’

Rena pun turun di atas tepian berandanya..tetesan air bercampur darah menitik di atas

lantai berandanya.rena tak langsung masuk, tapi duduk meringkuk di tepian beranda

itu.

“Aku sudah di khianati oleh orang yang aku cintai.aku sudah di hina oleh sahabatku

sendiri,sahabat yang selama ini selalu menjadi pelipur lara,selalu menghiburku dengan

gayanya sendiri,kini berbalik menghujatku seperti mereka yang lain.sekarang aku harus

percaya pada siapa?” Rena menangis sejadi jadinya.tapi itu semakin memperparah

kondisinya.

“UhuK!!uhuk!!”darah mengenangi tangannya dan membasahi gaun putihnya.dia

tersenyum dan merogoh kantung gaunnya.sebuah pistol putih yang selalu menemaninya

di kala beraksi. dalam pistol itu sengaja dia tinggalkan satu peluru magnum caliber 44

asli yang bisa membunuh sekali ditembakkan tepat sasaran.Rena mengangkat pistol itu

dengan tangannya dan menodongkan pistol itu pada dirinya sendiri.

“aku sudah tidak punya arti hidup.selama ini aku hidup untuk menunggu orang yang

ternyata menjadi musuhku.aku pun hanya menunggu detik-detik kematianku

sendiri.lebih baik waktuku aku hentikan sekarang.karena aku sudah tidak punya setitik

harapan lagi. lagipula tidak akan ada orang yang bersedih ketika aku mati.”

138

Page 139: The Green Witch of Moonlight

Pelatuk pistol itu sedikit demi sedikit ia gerakkan.disaat terakhir,saat Rena

memejamkan kedua matanya sambil tersenyum pahit, permata berbentuk daun

semanggi berhelai empat itu jatuh ke lantai.Rena melihatnya sekilas dan membuatnya

teringat pada janji di hari kebangkitannya.

“aku bersumpah,aku akan menyelesaikan seluruhnya.aku akan membuka kebenaran..

akulah yang akan menjadi penerus sang pencuri yang terakhir.dan takkan ada lagi orang

lain yang mengalami nasib pahit seperti diriku lagi.aku bersumpah walau nyawa

taruhannya,akan kusingkirkan seluruh kabut misteri,dan memunculkan kenyataan yang

sesungguhnya..”

Rena membuang jauh-jauh pistolnya.dan melihat kedua tangannya sambil menjerit di

dalam hati.

“apa,apa yang telah aku lakukan??kenapa aku bisa melupakannya?aku tidak boleh

mati!tidak boleh mati sebelum semua kesalahpahaman ini selesai!”

Rena bangkit dari lantai beranda itu ,lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mencari

buku merah itu,buku sang pencuri yang tidak pernah terbuka selama 4 generasi

itu.Rena meletakkan permata itu diatas lubang besar ditepi kanan buku merah itu.dan

buku itu bersinar.

“ternyata benar.inilah kunci nya..” dengan menetapkan hati, Rena membuka buku itu

perlahan.buku itu ternyata hanya memiliki satu halaman bertuliskan tinta merah darah.

‘bagi mereka yang ingin mencari kebenaran akan

kematianku..

maka tanpa buku ini kebenaran akan selalu terselimut

dalam kesalah pahaman.

Aku menulis pesan singkat dalam rumah kaca jebakan

seorang penghianat.

Mulanya hatiku dipenuhi dendam akan dirinya.karena aku

selalu mencintainya.tapi dia menjebakku dalam kematian.

disaat terakhir aku sadar ,bahwa rumah kaca memantulkan

kejahatan.disaat terakhir aku menyesal,dia bukanlah orang

yang mencelakakanku.semua karena kaca, memantulkan

kepalsuan,menyembunyikan kebenaran yang

139

Page 140: The Green Witch of Moonlight

sesungguhnya.dalam detik menuju kematian aku ingin

bertemu lagi dengan wanita itu,wanita bersuara merdu

yang sangat kucintai.tapi,aku mengerti selamanya cinta ini

takkan terbalas.

‘lagi-lagi teka-teki.dasar kakek buyutku ini.disaat begini masih saja..’

Rena terbatuk lagi.lantai putihnya kini berbercak merah oleh darah yang menetes dari

tubuhnya.

‘sial!tak ada waktu.aku harus memecahkannya!!kaca..memantulkan..astaga!!’

Rena terperangah.dia bisa mengerti maksud dari pesan singkat itu.

‘benar-benar aku ini keturunannya ya.sampai salah pun bisa sama.’pikir Rena sambil

tersenyum perih menahan sakit.saat dia mengembalikan buku itu,dia melihat secarik

kertas diatas tempat tidurnya dan membaca tulisan di dalamnya.

‘kakak..malam ini, Tria akan mengakhiri penderitaan

kakak.. Tria akan membunuh dia sebagai pengganti

kakak..karena Tria tahu..kakak takkan pernah bisa

membunuhnya..jangan khawatir kak.Rena bersama nenek’

Rena meremas kertas itu dengan menahan amarah.

‘sial!!sudah menipu kakek,dia akan menipu Tria juga?!aku harus mencegah mereka!!

tapi ,dimana mereka berada?!’

Rena tak kehabisan akal.dia menyalakan GPS ‘temuannya’ lengkap dengan radar di

dalamnya.dulu,saat dia pertama kali bertemu Yo.disaat itu,syalnya tertinggal bersama

Yo .dan di dalam syal itu terdapat alat pemancar. jika perasaannya benar,ada

kemungkinan Yo membawa benda itu.dan kini,perasaan Rena terbukti.

“ada!museum ‘The tragedy Of ocean’!!itu kan..tempat dimana Siren’s song

berada..sial!!tak ada waktu!aku harus mengejarnya!!”

sebelum dia pergi untuk ‘tugas terakhirnya,Rena menulis sepucuk surat singkat untuk

sang ayah.dan pergi dengan segala kesiapan akan kemungkinan terburuk.Rena pergi

meninggalkan rumahnya dengan hang glider seperti biasanya.sementara ayahnya,yang

sedari tadi mendengar suara dari kamar Rena yang kosong memasuki kamar itu.tak ada

siapapun disana.suara berisik jendela terbuka dan gorden putih berkibar ditiup angin,dia

tahu kalau Rena sempat berada disini.dia melihat secarik kertas putih di atas meja dan

segera turun ke perapian untuk membacanya.diatas kursinya yang menyamankan

140

Page 141: The Green Witch of Moonlight

dirinya di tengah dinginnya malam dan memudahkannya untuk selalu melihat siluet

wajah istrinya yang telah tiada,dia mulai membaca surat Rena yang terdapat sedikit

bercak darah padanya.

‘ayah..

hari ini adalah hari terakhir..

Rena akan menuntaskan segalanya, ayah..

Rena akan melaksanakan ‘tugas’ yang ayah tak sempat

melakukannya..

Ayah pasti bingung melihat bercak darah ini..

Sebenarnya,Rena mengidap kanker paru-paru stadium akhir..

Bukannya Rena tak ingin cerita, tapi keadaan yang membuat Rena

tak bisa berbicara..

Ayah..

mungkin setelah ini ayah takkan melihat Rena lagi.tapi satu hal yang

ingin Rena katakan..

Walau ayah selalu mementingkan ‘tugas’,walau ayah dan kakek

selalu memaksa Rena untuk melakukan ini..

Tapi Rena selalu sayang kalian semua.walau Rena tahu,ayah hanya

menganggap Rena sebagai’ alat..’

Walau ayah tak pernah menunjukkan kasih sayang ayah pada Rena..

Ataupun ayah tak perduli sama sekali dengan Rena..

Tapi pada akhirnya Rena selalu berusaha membuat ayah

bangga.walau Rena perempuan.bukan laki-laki yang ayah impikan..

Walau akhirnya Rena tak berhasil sekalipun membuat ayah

tersenyum lagi. maafkan Rena ayah.kali ini,Rena akan membuat

ayah bangga. dengan kenyataan yang akan membuat ayah berduka..

Rena.

Ayahnya menutup kertas itu dan memandang foto istrinya itu dengan wajah datar.

“Misa,apakah aku sudah memaksa Rena terlalu keras,ya.aku tak pernah memikirkan

bagaimana perasaannya ataupun penyakit yang dia derita. maafkan ayah,Rena.”

perapian hangat itu menjadi saksi bisu dari sosok ayah yang tak pernah dilihat Rena

sebelumnya.dibalik api yang menghangatkan rumah itu,tak sadar air mata jatuh dari

pelupuk mata sang ayah.

141

Page 142: The Green Witch of Moonlight

“Rena,keluarlah.jangan bersembunyi disitu.” Sambil menikmati Darjeeling nya malam

ini,seorang pria tua yang duduk di gazebo tempat dia menghabiskan waktu di masa

senjanya itu memanggil cucunya yang menyembunyikan diri di balik bayangan malam.

“kakek..”Rena memegang buku merah itu sambil menatap sang kakek.

“ Pada akhirnya,pintu kebenaran itu terbuka juga ditanganmu,Rena.sungguh darah sang

pencuri benar-benar diwariskan sepenuhnya kepadamu.”

Rena berjalan mendekati kakeknya ,sambil membawa buku merah yang telah

terbuka.sang kakek dengan tenang meneguk darjeeling nya.dia menatap ekspresi

cucunya,lalu sekilas dari guratan wajah yang menua dimakan usia itu terlihat

bersedih,seolah memahami benar arti kedatangan cucunya itu.

“pergilah dan tuntaskan semuanya.” Cangkir teh itu dia taruh diatas meja.mata hijau

tajamnya menatap cucunya dengan tegas.

“Jadi,kakek sudah tahu semuanya?tapi,kenapa?” Rena mendesah dan gelisah.

“aku tidaklah tahu hingga menatap ekspresimu dan kedatanganmu kemari,

Rena.bukankah aku pernah mengajarkan poker face padamu?jika tidak,lawan akan

mengetahui isi hatimu.”

Rena tertunduk malu.kakeknya memang benar,selalu mengajari Rena untuk memakai

poker face,agar lawan tak dapat membaca isi hatinya.tapi kini,pelajaran itu nyaris

terlupa berbanding dengan kenyataan yang harus mereka terima.

“ Tapi,bukankah dia adalah orang yang kakek cintai? Asal kan wanita itu bukanlah

orang yang dicintai kakek,aku takkan segan untuk membunuhnya.karena dia sendiri

yang menanamkan benih kebencian di dalam diriku.”

Rena menatap wajah sang kakek yang diselimuti bayangan bulan.terlihat gelap dan

sunyi.rena mengerti perasaan seseorang ketika di beri pilihan untuk membunuh orang

yang paling mereka sayangi di dunia ini.karena dia sendiri pun mengalaminya.hampir

membunuh orang yang dia sayangi.selalu membohongi dan tak emngakui

keberadaannya yang telah kembali.kakeknya kemudian angkat suara,dengan kilatan

berkilau mata hijau permatanya,tajam dan menghujam bagai pedang,tapi lemah lembut

seolah sutra.

“Aku takkan mendendam.aku memang mencintai dia,tapi jika membunuhnya adalah

akhir dari tugas kita,aku tak punya banyak pilihan bukan,The fourth Green Eye,Alunata

Renatria?” tatapan tajamnya seolah yakin,dan tak tergoyahkan lagi.meski mengambil

142

Page 143: The Green Witch of Moonlight

pilihan yang akan menyakitkan hati,dia tak menunjukkannya kepada cucu

kesayangannya itu.

“kakek..” Rena benar-benar bangga pada kakeknya.sejenak tadi, dia berpikir sang

kakek akan menolak kenyataan dan mengusir Rena dari kediamannya.ternyata tanpa

Rena beritahu pun,sang kakek sudah dapat membaca isi hatinya.

“Alasan kuberikan nama Luna padamu dan adikmu,karena Luna adalah bulan. Walau

kesepian tak ditemani cahaya sang bintang,walau hanya memantulkan sinar sebagai

bayangan dari sang surya,walaupun tertutup langit malam gelap,dia tetap bersinar

dengan tegar dan indahnya.sekarang pergilah,selesaikan tugas kita,tugas yang aku dan

ayahmu tak dapat menyelesaikannya.”sang kakek kemudian berdiri tegap tanpa bantuan

tongkatnya lalu mengusap kepala Rena,sebagai tanda restunya kepada Rena.

“aku, Alfredo diego Francis, keturunan kedua dari leonardo,the green eye,kuberikan

restu ku padamu,keturunan keempat,Alunata Renatria,pembuka kunci

kebenaran,sekaligus pengakhir dari tugas turun temurun keluarga.pergilah,wahai

Fourth Green Eye!akhiri lah segalanya!.”

Rena berlutut seperti prajurit yang menghadap pada rajanya,sebagai bukti

penghormatan terhadap sang Kakek, orang yang menjadi inspirasinya diatas ayahnya

sendiri.

“aku terima restumu,aku jadikan pedoman,dan akan kuhapus segala keraguan.sebagai

kunci penentu,akhir menuju pintu kebenaran.tugas akan ku tunaikan tugas akhir

ku,penutup gerbang misteri dari leonardo,The Green Eye!” Rena mendongak,lalu

mempersembahkan buku merah itu kepada sang kakek,dan pergi untuk pertempuran

terakhir.meninggalkan sang kakek yang menatapnya dari kejauhan,dan tersenyum

sambil memegang buku merah pemberiannya.

“Reynard,lihatlah anakmu itu.dulu dia sangat mungil dan lemah,saat aku menemaninya

mendongengkan kisah sang pencuri selayaknya yang aku ceritakan kepada dirimu

dulu.tapi kini,dia sudah menjadi penerus dengan beban yang besar,dan tegar.”sambil

bergumam sendirian,tiba-tiba kupu-kupu berwarna hijau kehitaman datang

menghinggapi buku merah itu.sang kakek menatapnya,dan menatap sedih ke bulan.

“Kupu-kupu hijau,isyarat kematian sang penerus akan mendekat.sepertinya,aku akan

banyak kehilangan.”

143

Page 144: The Green Witch of Moonlight

BAb 13

The DeatH

Melesat bagaikan angin,Rena bergegas menuju atap museum itu,tempat Tria akan

membunuh Yo.

‘sial!wanita itu!takkan kumaafkan!’

Sementara Rena berusaha mengejarnya,diatap sudah terdapat pemain dan adegan yang

siap membuat jantung Rena berdegup kencang.bunyi letusan terdengar berkali-kali dari

atap museum bergaya Yunani dengan warna biru laut itu. Tria berkali-kali menembak

Yo,tapi Yo menghindar dengan cepat.semua tembakan itu meleset. Tria menekan

pelatuk itu kembali,tapi semua peluru telah terpakai. Tria kembali mengisi peluru,tapi

Yo membidiknya dengan pistol sehingga peluru itu jatuh berhamburan kemana-mana.

Tria dengan sigap mengambil beberapa peluru,lalu mengisi senjatanya dan bersiap

menembak lagi ke arah Yo.

“Kaulah penyebab semua ini!!kau yang menyebabkan kakakku harus menerima beban

itu!dan kini kau harus mati!”

Luna menodongkan senjatanya pada Yo menatapnya dengan wajah bingung.

“Hei,kau ini siapa dan apa maksudmu?”

“Aku adalah adiknya Rena,sang keturunan dari The green Eye yang harus menanggung

beban untuk membunuh orang yang telah membunuh kakek buyut dimasa lalu!! demi

kakakku,kau harus mati!!”

“Kenapa aku harus mati?” ujar Yo kebingungan menatap Tria yang bersiap menekan

pelatuk senjatanyanya.

“karena kau adalah pembunuh!kau keturunan pembunuh kakek buyut kami!karena

itulah,kau harus mati!tugas kakakku adalah membunuhmu,tapi kakak takkan pernah

bisa!karena dia masih mencintaimu sampai sekarang!karena itulah dia lebih memilih

144

Page 145: The Green Witch of Moonlight

untuk menjauhimu!” Yo terkejut setengah mati mendengar kenyataan yang tak dia

sadari selama ini.

‘Iniklah jawaban atas pertanyaanku selama ini,Rena?sikap dinginmu kepadaku,tatapan

kebencianmu padaku,semua karena kau mengelak dari tugas untuk membunuhku?

semua itu kau lakukan,karena kau mencintaiku?Rena,kenapa hal ini tak pernah kau

katakana padaku?kenapa sampai akhir,kau selalu menanggung semuanya sendirian

Rena.apa sebenarnya arti keberadaaanku untukmu?sebagai bebankah?’

Yo menurunkan senjatanya dan melebarkan kedua tangannya. Tria sempat terkejut dan

berhenti menekan pelatuknya.

“Kenapa kau tak melindungi dirimu sendiri?apa kau mau menyerahkan dirimu padaku

begitu saja?”

“Kalau kematianku adalah akhir dari penderitaan Rena,tidak mengapa.kalau

keberadaanku hanya menjadi beban baginya,lebih baik aku menghilang.lakukan

tugasmu sekarang.bunuhlah aku!”

Tria sempat bergeming.dia tak bisa menekan pelatuknya.tapi,seorang wanita berkulit

keriput dengan rambut putih panjangnya memaksa Tria untuk melakukannya.

“Lakukan tanpa ragu, Tria!”

Tria menembakkan pelurunya pada Yo yang menerima sambil menutup matanya.tapi

tiba-tiba Rena menerjang dari atas dan melindungi Yo.Rena kemudian tertembak.

“Kakak!!”

Tria menjatuhkan senjatanya dan terjatuh lemas.sementara tak kalah terkejut Yo

melihat Rena yang melindungi dirinya.tanpa basa-basi,Rena menodongkan pistol dan

menembak sang nenek.

“Alunata Renatria!apa yang kau lakukan?!demi sang pembunuh itu,kau

membunuhku?”ujar sang nenek dengan ekspresi terkejut.

“Kaulah sang pembunuh itu!!kau menipu kakek yang tak tahu apa-apa dengan berpura-

pura mencintainya!!kau juga menjebakku digudang dan membakarnya untuk

membunuhku,kan?!!karena kau tahu aku menemukan boneka yang kau sembunyikan

itu kan?!kau juga menghasut Luna dengan mengatakan kebohongan,bahwa orang inilah

keturunan sang pembunuh.kau wanita licik!selicik Gregory,orang yang memperdayai

kakek buyutku dulu!”

“Kau ini berbicara apa,Rena!jelas - jelas dialah keturunan sang pembunuh!buktinya

adalah tanda lahir berbentuk seperti tato di tangan kirinya itu!” Rena menatap tajam

145

Page 146: The Green Witch of Moonlight

wanita tua yang selama enam belas tahun itu membencinya.Rena tersenyum penuh

kemenangan.

“Darimana nenek tahu,kalau pelaku pembunuh kakek buyutku adalah seseorang dengan

tanda lahir seperti tato matahari di tangan kirinya?apa karena kau memiliki tanda lahir

yang berbentuk mirip di sebelah kanan tanganmu?”Rena mulai berdiri dan mengambil

pistol dibalik gaun putihnya.

“kaca memantulkan kejahatan,kepalsuan,sekaligus kebenaran.di saat terakhir,di dalam

House of glass,kakek buyutku hanya melihat tangan sang pelaku lewat kaca.dan,jika

suatu benda di pantulkan lewat kaca,maka akan menimbulkan hal yang

sebaliknya.misalnya,tangan kanan,menjadi tangan kiri,ataupun sebaliknya.sekarang

jelaslah sudah.kaulah keturunan sang pembunuh!”

Secepat kilat,Rena menggunakan pistol dengan peluru magnum nya, tanpa ragu

menembak sang nenek,tepat mengenai jantungnya.sang nenek segera jatuh terduduk.

“Jatuhlah kau ke neraka atas perbuatanmu yang berakibat penderitaanku , Lunamaria

Ryieg!!”

teriakan putus asa Rena ditengah sakitnya yang tertahan karena peluru yang tertembus

di paru-parunya.tapi Rena tetap menahan diri untuk melihat akhir dari musuh yang

telah menipu keluarganya. Orang yang mengkhianati kakek buyutnya, menipu

kakek,dan merenggut nyawa ibunya.neneknya menatap Rena penuh kebencian,sambil

tersenyum di sisa hidupnya.dia berjalan mundur hingga ke tepi atap gedung.

“Ya,kau benar!akulah keturunan sang pembunuh itu!kakek buyutku yang merasa iri

dengan kepandaian Leonardo,dan segala kehebatan yang dimilikinya!juga mencintai

wanita yang sama!memang,aku juga yang mengurungmu di gudang bawah tanah

karena kau lah keturunan yang paling mirip dengan Leonardo!dan juga,aku membunuh

wanita yang kau sebut sebagai ibu,karena dia sudah tahu segala tipu muslihatku!

hahahaha!!walau aku mati disini juga,kau akan ikut ke neraka bersamaku!!nanti disana

akan kutanyakan,bagaimana rasanya,dibunuh oleh adikmu sendiri!!hahahaha!!” sang

nenek melangkah mundur dan jatuh dengan pasrah.namun tawa menakutkan itu

membahana terbawa angin.badannya yang rapuh,bagaikan sebuah boneka kaca,terjatuh

dari ketinggian museum dan menyentuh tanah dengan darah.Rena tersenyum puas

ketika melihat jasad neneknya dari atas gedung, senang karena akhirnya semua

berakhir.tapi peluru itu semakin menembus paru-parunya hingga napas Rena terasa

sesak.

146

Page 147: The Green Witch of Moonlight

‘tidak!aku tidak boleh mati di tempat ini.aku tidak boleh membuat Tria sedih karena

mengira aku mati oleh karena dia.’ pikir hati Rena saat melihat adiknya jatuh

merunduk,menangis karena telah menembak kakaknya sendiri atas perintah seorang

pengkhianat yang bertahun-tahun memberinya kasih sayang palsu berlebihan.

“Rena,Rena!!”

“Jangan menghampiriku!”

tatap Rena penuh kebencian sambil menodongkan pistolnya pada Yo.tapi Yo yang

lebih mengkhawatirkan lukanya makin mendekati Rena.

“Kau tertembak Rena..”ucapnya sambil berjalan perlahan.tapi Rena semakin menjauh

dan berdiri di sebelah Luna yang terus tertunduk.

“aku memakai jaket anti peluru.sekarang tugasku selesai.tapi aku takkan pernah

menyerahkan diri pada inspektur pengecut sepertimu!selamat tinggal,Radityo

Aradaza.”

Rena berbohong agar Yo tidak lagi mendekatinya..karena Rena takut, Yo adalah orang

yang bersamanya di detik kematiannya. Rena sudah memutuskan harapan jauh-jauh

sejak apa yang di lakukan Yo kepadanya. Rena ingin mati sendirian,tanpa siapapun

yang menemaninya,sama seperti deritanya saat mengetahui penyakitnya itu. Tanpa

seorang pun.

sambil merangkul adiknya, Rena terjun dari atap dan membuka hang glidernya.

“kakak tak pernah serius menyatakan itu padanya kan,kak? Tria tahu.karena kakak tak

bisa berbohong pada Tria..”

“Tria” tatap Rena pada adik yang sangat dia sayangi itu.

”tugas kakak telah selesai.sekarang kakak akan pergi.sampaikan salam kakak pada

semuanya,terutama permintaan maaf pada kakek karena telah mengambil nyawa wanita

yang dicintainya.”

Rena memukul bagian belakang Tria dengan tangannya. Tria kemudian tak sadarkan

diri.

“maaf Tria.aku tahu,jika aku pergi,kau takkan membiarkanku,kan?jaga dirimu baik-

baik Tria,karena aku takkan pernah kembali.” bisik Rena pada adiknya saat dia

memasuki kamarnya dan meletakkan tubuh Tria yang tak sadarkan diri di tempat

tidurnya.Rena pun pergi,ke suatu tempat,dimana tak seorang pun tahu, kecuali

Yo.tempat dimana dia selalu menunggu Yo, dimana dia selalu mencurahkan keluh

kesalnya selama ini.dan kini,dia lebih memilih menunggu ajalnya,ditempat

147

Page 148: The Green Witch of Moonlight

itu..sendirian,seperti dulu,saat dimana dia menunggu Yo seorang diri tanpa perduli

dengan waktu.sambil menahan sakitnya yang semakin membuatnya tersiksa.

Dengan kekuatan terakhirnya,Rena berjalan di hutan itu dan akhirnya terduduk di

sebuah pohon maple di dekat danau hutan itu.Rena selalu pergi ke tempat itu.karena

ditempat itulah,dia menunggu Yo.selalu menunggunya dari dulu sampai akhirnya Rena

lelah menunggu.

“Rena..”

suara yang sangat Rena kenal itu muncul dibalik pohon.suara yang paling ingin dia

dengar,sekaligus suara yang paling ingin dia jauhi.suara orang yang paling dia

benci,sekaligus yang paling dia cintai.Yo berada dibalik pohon itu seraya menunggu

Rena yang mungkin akan datang tapi ternyata memang datang.

“dari mana kau tahu kalau aku akan kemari?”ujar Rena datar.dia tak ingin lagi

menunjukkan setitik pun perasaannya pada orang yang telah menghianatinya.

“tempat ini,tempat perjanjian kita dulu.jika kau masih ingat dengan hari itu,maka kau

pasti kan datang..”ujar Yo lirih.

hati Rena sempat tersentuh mendengarnya.tapi perasaan itu dia buang jauh-jauh.dia

menatap Yo sepenuhnya sinis.

“sekarang,mau apa lagi?menangkapku?”

tatapan mata Rena beserta ucapannya membuat Yo tak kuasa menahan emosinya lagi.

’Rena benar-benar sudah kehilangan kepercayaannya padaku’.itulah yang memenuhi

pikiran Yo sekarang.dia berusaha untuk membuat Rena percaya.walau menelan resiko

terburuk sekalipun.

“Rena!!maafkan aku!saat itu aku benar-benar terdesak!!”

“tak ada yang harus dimaafkan..karena aku yang salah..mempercayai orang yang akan

mengkhianatiku pada akhirnya..”

“Rena!!aku..”

“sudahlah.lebih baik kau bunuh saja aku sekarang!!buat para polisi itu bangga atas

kemenangannya!!bunuh aku!!”

Rena tak memiliki cara lain.dia mengerti.benar-benar mengerti bahwa Polisi adalah

impian Yo sejak kecil.begitu antusiasnya Yo saat itu,sampai-sampai membuat Rena

terpesona karenanya.Yo yang tak pernah menunjukkan emosinya pada sesuatu,saat itu

benar-benar terlihat seperti anak kecil.tapi Rena juga tak pernah menyangka,justru dia

yang akan menghancurkan impian Yo.sekarang,Rena sudah tak punya pilihan

148

Page 149: The Green Witch of Moonlight

lagi.hanya menunggu ajal datang menjemputnya ditempat ini.karena itu,satu hal yang

bisa Rena buat agar Yo terlepas dari tuduhan nantinya ,yaitu meminta Yo

membunuhnya.walau Yo tak mau juga,dia akan meninggal sendirinya.

“Rena,apa maksudnya!!”

Yo benar-benar putus asa melihat tatapan kebencian Rena padanya.Rena semakin

berteriak.

“cepat bunuh aku!!bunuh saja aku tanpa keraguan,wahai agen FBI,Radityo Aradaza!!

dengan begitu,maka kau akan disebut-sebut sebagai pahlawan mereka!!itu kan

maumu?!”

tatapan keputusasaan Rena diartikan lain oleh Yo.dia mendekap Rena.

“Rena!!sampai kapan kau membuatku tersiksa begini!!aku takkan pernah

membunuhmu,karena aku benar-benar mencintaimu!!”

dia terus mendekap Rena agar Rena bisa merasakan detak jantungnya yang berdegup

kencang.Rena tak dapat menahan perasaannya lagi.tapi dia berusaha menekan

perasaannya lagi.

“bohong.BOHONG!!”segala usaha Rena ditentukan dari satu kalimat itu.tapi Yo

semakin erat memeluknya.

“Rena,aku serius!aku benar-benar mencintaimu,lebih dari siapapun di dunia ini!!”

Rena tak berdaya lagi mendengar ucapan Yo.perasaannya tak dapat ia tekan lagi.tapi

apa daya,penyakitnya yang semakin parah tidak memberinya pilihan lagi.dia tak ingin

Yo terlalu mencintainya yang sekarat itu.Rena terbatuk keras dan lagi-lagi darah keluar

dari mulutnya.

“astaga,Rena.kau berdarah..”

Yo melepas pelukannya.dia segera memandangi Rena dengan perasaan berkecamuk.dia

mengulurkan saputangannya seperti dulu. dia mengusap darah yang menghinggapi

mulut Rena perlahan.tapi Rena menepisnya,seperti yang dia lakukan pada Mike.

“Huh,peduli apa kau..”ucapnya sinis sambil terus terbatuk berdarah.

“Rena!mau seperti apa lagi aku berkata kau baru percaya bahwa aku benar-benar

mencintaimu!!”

Rena putus asa mendengar perkataan Yo.seolah Yo takkan bisa bertahan jika Rena tak

berada disini.Rena tak bisa membiarkannya berlarut dalam kesedihan jika dia tidak ada

nanti.Rena ingin,Yo menjadi apa yang ia inginkan.dan tak tersiksa lagi karena

keberadaan Rena sebagai musuhnya.

“percuma.jangan terlalu mencintaiku.karena aku..”

149

Page 150: The Green Witch of Moonlight

Yo menutup mulut Rena.dia mencium bibir Rena yang dipenuhi oleh darah.

“Hentikan Rena.aku tak bisa mencintai yang lain.cintaku masih sama seperti delapan

tahun lalu.hatiku telah terpaut pada seorang gadis manis bermata hijau.”

Rena benar-benar menyerah.disatu sisi,dia sangat bahagia.ada orang yang mau

menerima dirinya apa adanya.tapi disisi lain,dia ingin menolak keberadaan orang

itu.karena hanya membuat orang itu terbebani karenanya.dada Rena terasa

sesak.napasnya mulai tersengal-sengal.batuknya semakin keras dan mengeluarkan

banyak darah dari sebelumnya.

“Rena,kau harus dibawa ke rumah sakit!”

Yo tak perduli entah Rena mau atau tidak.tapi yang terpenting baginya,Rena yang dia

cintai itu hidup.Rena tak punya cara lain.dia segera menatap mata Yo dan

menghipnotisnya.Yo segera terduduk dan melepas genggamannya.tanpa dia

sadari.tubuhnya tak bisa mendengar perintah dirinya lagi.

“Yo.aku lelah.aku ingin bersandar di pangkuanmu.”

Rena berbaring di atas tubuh kekar Yo sambil tersenyum lemah.sementara Yo,dia

hanya terdiam tak bergerak.tubuhnya telah dikendalikan Rena.sementara Rena,berusaha

untuk berbicara terakhir kalinya,pada orang yang selalu ditunggunya dan dicintainya.

“Kau tak boleh mencintaiku.aku ini wanita berlumur darah,yang telah terikat bayang

masa lalu.wanita yang hidup dalam intrik perdebatan.aku ini,sejak kecil sudah

mengidap penyakit ini.dan semakin parah seiring pertumbuhan diriku.sejak semula aku

tahu kalau aku akan mati!hidupku takkan lama!aku dapat hidup karena ditopang dua

janji.janji pertama yang aku buat saat kebangkitanku.dan janji kedua adalah janji yang

terpenting.janji yang terucap disaat kau pergi.janji bahwa aku selalu menunggumu di

tempat ini.”

‘Rena.jadi selama ini,kau tersenyum sambil menahan perih penyakitmu?kau bersikap

kuat padahal kau begitu rapuh.Rena,aku benar-benar pria yang tak dapat kau

banggakan.aku hanya bisa mencintaimu tanpa tahu beban apa yang kau panggul di

balik mata dinginmu itu.’

“Yo,kau tahu?!pohon inilah saksi bisu.dimana seorang anak kecil selalu

menunggu,menunggu kehadiran seseorang yang tak kunjung datang.sampai akhirnya

dia menyerah,berhenti untuk berharap,berhenti mengeluh,berhenti menunggu

datangnya sang pembawa cahaya dalam hidupnya yang redup oleh balas dendam dan

tugas.tapi kini,akhirnya anak itu bisa berbahagia,karena kini dia telah bersama orang

yang dicintainya di pohon perjanjian mereka.”

150

Page 151: The Green Witch of Moonlight

‘nggak,Ren!jangan lakukan ini..sial!tubuhku tak bisa digerakkan sesuai keinginanku!’

batin Yo berusaha keras untuk melepaskan pengaruh hipnotis Rena,tapi tetap tak

bisa.pengaruh Rena terlalu kuat.dia hanya dapat mendengar suara Rena yang semakin

melemah.

“It’s all my destiny,and forever be my destiny.since the beginning we meet,i start this

feeling.it makes me happy,forget all the pain ,forget the burden in my shoulder. But it ‘s

not lasting.when you farawy,I start to realize.how big the love I can give to you,and

even if you feel the same way.i have fallen away to a deep valley and cannot reach you

again.we’re separate,but I never regret, the presence of you in my heart,tough it hurts

but I happy to keep it alone.”

( semua ini takdirku,dan selamanya menjadi takdirku.sejak awal kita bertemu,aku

merasakan perasaan ini.membuatku merasa senang,melupakan segala

penderitaan,melupakan beban berat di pundakku.tapi,ternyata tidak bertahan

lama.ketika kau pergi jauh dariku,aku pun menyadari.seberapa besar cinta yang dapat

kuberikan kepadamu,dan walaupun kau merasakan hal yang sama,aku telah terjatuh

dalam jurang dalam dan tak dapat mencapaimu lagi.kita terpisah,tapi aku tak pernah

menyesal,kehadiranmu di hatiku,walaupun menyakitkan tapi aku senang

menyimpannya sendiri.)

“You’re not alone Rena.I won’t let you be alone!I won’t!so please,hang in there,Rena!

Please!we can live together and forever Rena!please!”

(kau tak sendirian Rena.aku takkan membiarkan kau sendirian!tidak akan!

jadi,kumohon,bertahanlah Rena!kumohon!kita bisa hidup bersama selamanya Rena!

kumohon!)

seberapa besar suara hati Yo berteriak pun takkan terdengar oleh Rena,karena mulutnya

sudah terkunci rapat oleh hipnotis Rena.dia sudah tak mau mendengar perkataan yang

akan membuatnya berharap harapan kosong,berharap seandainya ia bisa hidup lebih

lama dari ini.berharap dia bisa bersama dengan Yo.walau mulutnya membisu pun,air

mata Yo tetap dapat keluar,menetes di atas muka Rena yang semakin memucat.Rena

memandang Yo.

“Untuk apa kau menangis?aku tak perlu kau tangisi,karena aku tak butuh itu.” Ujarnya

llemah.Rena mengecup pelupuk mata Yo dan menyeka air matanya.lalu dia mencium

bibir Yo untuk terakhir kalinya,benar-benar terakhir kali.setelah itu Rena tersenyum

lemah,dan terjatuh di pangkuan Yo.matanya tertutup selamanya,seiring dengan pintu

takdir keluarganya yang telah ia selesaikan..Yo pun tersadar dari pengaruh hipnotisnya

151

Page 152: The Green Witch of Moonlight

Rena.di pangkuannya,sosok Rena tertidur pucat.Yo segera memeluk Rena.tapi Rena tak

bergeming.darah di baju putihnya mengering.sekujur tubuhnya mendingin.Rena telah

pergi,untuk selamanya.

“Rena!Rena!bangun,Rena!kumohon Rena,jangan mati!jangan tinggalkan aku sendirian

di dunia ini!Rena!” Rena tetap tak terbangun,meskipun airmata Yo mengalir tak

terhenti,meskipun dia berteriak histeris memohon agar mata indah permata itu terbuka

untuk kedua kalinya,tapi semua sudah terlambat.

“RENA!!!!!!!!!!!”

Bab 14

A question without answer..

Langit mendung hari ini.seolah ikut bersedih atas kepergian sosok putih

beterbangan dikala malam,pencari secercah kebenaran dan keadilan atas

penderitannya.di pemakaman itu orang-orang berdatangan.seluruh penghuni Triple

S,teman-teman sekelas Rena,menangis karena seolah baru kemarin mereka bertemu

sesosok cewek cool yang selalu membawa portable player kemanapun ia

melangkah .hal itu juga dirasakan Nathan dan Eliza.tak lupa inspektur Lender dan

Yagi,walau hanya mengenal sosok Rena, seorang anak kecil sok tahu yang pandai

beranalisis tanpa tahu bahwa sebenarnya pemakaman musuh terbesarnyalah yang

mereka datangi.

“Benar-benar kebetulan tak terduga”

Di depan nisan sang pencuri bermata hijau itu, Inspektur Lender

bergumam.Yagi mendengar bisikan sang inspektur mengangguk mengerti. kematian

anak tomboy ini terlalu bertepatan dengan sebuah surat kaleng berwarna putih yang

dikirim dua hari lalu ke kantor pusat bersama dengan seluruh barang curian The Green

Eye. Dari bahasanya,para polisi itu yakin ,tak lain tak bukan,pengirimnya adalah sang

pencuri malam yang tengah mereka cari.tapi ada suatu keanehan tak terpecahkan dalam

surat itu.teka-teki terakhir dari sang pencuri.

Untuk para polisi.tak sopan bagi pencuri ini jika datang permisi tapi

pergi tanpa kabar..

152

Page 153: The Green Witch of Moonlight

Dua tahun sudah kita berhadapan sebagai seorang rival.selama dua

tahun itu,selayaknya apa yang aku sabdakan di hari kedatanganku

bahwa aku tengah mencari sebuah kebenaran.sebuah kebenaran

tertutup kabut bakersreet sekian tahun lamanya..

Kini kebenaran tengah datang padaku,dibawah bimbingan cahaya

matahari penyimpan dendam dan kebencian.

Setelah ini kalian takkan pernah bertemu penyihir berjubah putih

pemecah langit malam.karena lonceng akhir abad berkumandang

semakin lemah,seperti yang ku katakan..aku seperti

faktamorgana.akulah faktamorgana sang lonceng.ketika dentang itu

berakhir,maka aku akan pergi,ke suatu tempat dimana kalian tak

dapat mengejarku lagi selamanya..

“Paman berdua seorang polisi?” mereka terkejut dan menoleh.seorang gadis mungil

bermata coklat dan rambut bergelung menyapa mereka ditengah pemakaman itu.gadis

itu tersenyum pada mereka.

“Sekarang kalian bisa tenang..karena semua telah berakhir..”gadis itu berjalan

menghilang dari kerumunan orang di makam itu.

“Apa maksud gadis itu inspektur?”Tanya Yagi tak mengerti.Inspektur itu terdiam dan

memandang lurus ke depan.

“dia benar,Yagi.mungkin arti dari surat kaleng itu , sang pencuri itu sudah tak berada di

negeri ini lagi. dia sudah pergi ke tempat lain yang jauh dari sini.”Yagi mengangguk

mengerti.mereka berdua kemudian ikut menaburkan bunga di atas makam Rena,lalu

pergi lebih dulu dari yang lain.

“Ah,dimana bocah FBI itu?”Tanya inspektur Lender saat berjalan bersama yagi

meninggalkan makam itu.

“Wah,saya tidak tahu inspektur.apa mungkin dia sudah kembali ke negaranya?”

“Kalau begitu sayang sekali..”

“Kenapa inspektur?bukankah inspektur harusnya senang kalau dia kembali?”

“bukan begitu yagi.bocah kecil itu,bukankah memiliki hubungan khusus dengan gadis

yang meninggal ini..”

“maksud inspektur?mereka saling mengenal?”

“Aku pun tidak tahu.hanya insting sebagai seorang inspektur.bocah itu,tidak perduli

dengan apapun dan menerjang sekuat tenaga,saat gadis itu tertembak pada kasus Erick

153

Page 154: The Green Witch of Moonlight

yang lalu.dan juga,tanpa ragu menyumbangkan darahnya saat gadis itu dalam keadaan

kritis.”

“Ya.mungkin anda ada benarnya, inspektur..”

mereka kemudian terdiam dan melanjutkan perjalanannya,melewati seorang

lelaki prancis berpakaian hitam dibalik mata biru indigo dari kontak lensnya itu yang

baru tiba di pemakaman itu.dia tak mendekati kerumunan orang berbaju hitam

lainnya.dia berhenti pada sebuah pohon kamboja besar di pemakaman itu lalu

membungkuk memberi penghormatan terakhir pada penyihir penyelamat hidupnya.

“Sir.Anthonio Erieck? Seniman prancis pembuat lukisan Wizard in the deep Forest?”

Erick terkejut dan menoleh ke asal suara.seorang gadis dengan rambut bergelung dan

bermata coklat tersenyum menyapanya.

“darimana kamu tahu namaku?”

“Sir.nama saya adalah Lunavastria Youreka.saya benar-benar mengagumi karya

sir.,karena mirip seseorang yang saya sayangi,tapi kini telah pergi meninggalkan

saya..”ujar Tria menatap sedih pada pemakaman kakaknya.

“Percayalah,saya pun merasa begitu. penyihir itu sudah menyelamatkan hidup saya,tapi

saya tak dapat membalas budi baik darinya..”

Erieck pergi meninggalkan Tria dengan sejumlah tanda tanya besar..

“Apa Erieck mengenal kakakku?” Tria menatap langit,tempat terakhir dia bersama

kakak nya sebelum dia meninggalkan semuanya.

“kakak,kau selalu menganggap bahwa dirimu sendirian.tanpa kau sadari, begitu banyak

orang yang menyayangimu, kak.aku pun sedih jika kakak tak berada disini. begitupun

kakek,ayah,lalu dia yang tak disini”ujar Tria sambil memegangi boneka prancis

pemberian kakaknya saat dia masih kecil dulu.

di pemakaman itu pun terlihat pula Dita ,Cathy dan Senno,Trio Klub berita sekolah.di

samping Dita berdiri seorang laki-laki yang tampak linglung.dia tak tahu kenapa semua

orang begitu bersedih. Kenapa seluruh teman sekelasnya bahkan kakaknya datang

menghadiri pemakaman seseorang yang bahkan tak pernah dia kenal ataupun dia

lihat.walau begitu air mata mengalir dari pelupuk matanya.

“Dit,sebenarnya,kita sedang apa?menghadiri makam siapa?Apa dia adalah salah satu

dari teman kita?lantas kenapa sepertinya cuma gue yang tak mengenalnya?”

Dita menoleh terkejut ke arah Mike.dia berpikir Mike pasti sedang bercanda.tak

mungkin dia tak tahu pemakaman siapa ini,tak mungkin pula Mike tak mengenal sosok

teman terbaik sekaligus Rival yang dia cintai sejak SMP.

154

Page 155: The Green Witch of Moonlight

“Mike,becanda disaat sekarang gak banget kali!”

“gue serius!gue nggak tahu bahkan tak mengenal siapa dia!”

“Mike.!.”

“Dita..”

Cathy menghentikan Dita yang akan meledak mendengar perkataan Mike.

“Mungkin Mike sekarang syok atas kematian Rena.Lo harus ngerti.mungkin sekarang

dia mencoba untuk mengingkari kenyataan.kasihan dia.”

Dita mengangguk mengerti.dia mungkin juga akan melakukan hal yang sama jika dia

menghadiri pemakaman Cathy.walaupun masih sampai sekarang, dia tak dapat

melupakan rasa cintanya pada Rena.

“”Maaf , Dit. gue senang ,orang kayak Lo bisa seneng dengan gue.tapi, sori.gue nggak

bisa bales perasaan Lo,karena sejak dulu,hati gue udah dicuri oleh seseorang yang

selalu gue tunggu kehadirannya tapi tak pernah kunjung datang..””

kata beriringan senyuman sedih di wajah Rena membuat Dita menyerah mengejarnya.

Dia tahu, karena saat SMP dia sering memperhatikan Rena.terkadang, tindakannya itu

seperti dibuat-buat..mencoba terlihat tegar agar tak seorang pun merasa kasihan

padanya.begitulah Renata Lunaria yang dia kenal.walau sekarang, dia sudah bahagia

bersama Cathy yang selalu disisinya setiap saat , kata-kata Rena saat itu selalu

tersimpan di benaknya.

‘Rena,gue harap kini Lo udah bertemu dengan orang yang Lo tunggu itu.walau Lo udah

nggak berada disini lagi.Rena, Lo orang terjahat yang pernah gue kenal..kepergian Lo

yang terlalu cepat sehingga membuat banyak orang bersedih karenanya.temen Lo yang

kini amnesia karena syok kehilangan Lo.dan juga gue yang masih suka sama Lo,walau

Cathy berada disisi gue sekalipun..’

Dita memegang erat tangan Cathy sampai acara pemakaman itu

selesai.membiarkan Mike yang bertingkah seperti orang gila.terus bertanya dan

bertanya tanpa mendapat jawaban.

Entah berapa hari berlalu sejak kematian Rena.Yo masih tak rela atas

kematian Rena di depan matanya,terus termenung sendirian menatap danau indah

tempat dia sering bermain dengan Rena.Tak pernah terpikir olehnya untuk menghadiri

hari dimana jasad Rena dikandung tanah. sang putri yang takkan terbangun lagi.masih

terngiang diigatannya,Rena terduduk disampingnya, perkataan yang lembut,suara yang

pelan, seolah tengah menunggu kematian yang kian datang padanya tanpa permisi.saat

155

Page 156: The Green Witch of Moonlight

sang putri terpejam,tubuh tinggi hebat sang pencuri itu dia angkat dan dia bawa ke

kastilnya.setelah itu..seperti apa yang dia bayangkan.sang adik menangis tersedu-sedu

melihat kakaknya kembali tanpa nyawa,sang ayah yang diam dengan sorot mata sama

seperti anaknya,bersikap dingin walau di dalam hati dia menangis.Yo terdiam seribu

bahasa.dia meninggalkan rumah itu dan kembali kemari.Yo benar-benar tak ingin

melihat pemakaman Rena.dia tak rela,karena semua kesalahan yang telah ia perbuat tak

mendapatkan pengampunan.dan sampai sekarang,lima hari sesudah pemakaman

Rena,Yo terus terdiam dengan tubuh mengurus dan mata melengkung.dia tak perduli

lagi akan kondisi tubuhnya sendiri.kepergian Rena seolah mengukungnya di rimba

mimpi buruk tak berakhir.dia terus menatap kosong sambil menyesali kebodohannya

selama ini.dia tak pernah tahu bahwa Rena mengidap penyakit parah itu.bahkan

sebelum dia mati,Rena memaksa untuk membunuhnya.dia tak pernah tahu.Yo benar-

benar merindukan masa lalunya.dimana saat itu belum ada pertarungan yang sama-

sama menyakiti kedua belah pihak begini.masa dimana dia bisa berbahagia menatap

senyuman Rena tanpa tahu Rena mengidap kelainan paru-paru saat itu.batin Yo terus

saja berkecamuk.mengutuki dirinya sendiri.lencana kepolisian yang sangat dia

banggakan,kini hanya terlihat bagai onggokan sampah di matanya.entah kenapa dulu

dia sangat antusias untuk mendapatkan lencana itu.karena saat itu ,diangannya dia dapat

melihat senyuman Rena lagi.Rena selalu tertawa riang dan menyemangatinya untuk

menggapai cita-citanya.karena itulah Yo berusaha keras

mendapatkannya.tapi,seandainya dia juga tahu bahwa Rena ternyata mewarisi bakat

itu,dia lebih memilih mengubur cita-citanya daripada hal ini harus terjadi.dan berakhir

kematian Rena di pelukannya tanpa bisa ia cegah.

‘andai waktu bisa kuputar.andai Rena bukanlah pencuri.andai aku tak pergi ke

amerika,semuanya takkan begini!!’

Yo tahu bahwa menyesali ataupun mengutuki dirinya sendiri itu takkan ada

gunanya.Rena takkan kembali lagi.Yo kembali menatap kosong danau itu.tiba-

tiba,sehelai daun jatuh diatas kepalanya entah darimana.dia meraba daun itu dan

memegangnya.

“daun ini..”

sehelai daun semanggi berhelai empat berada ditangannya.ingatannya pun melayang

jauh ke masa lalu seperti de javu.ditempat dia duduk,delapan tahun lalu pernah terjadi

hal sama.saat tengah termenung menatapi danau bersama Rena.

‘”Ah,Yo!kau menemukan daun ini!”’

156

Page 157: The Green Witch of Moonlight

“’’memangnya kenapa?”’’

“’jika kau menemukan daun semanggi berhelai empat,katanya daun ini akan

mengabulkan satu permintaanmu.nah,apa permintaanmu Yo?”’

“aku ingin melihatmu lagi,Rena.walau hanya sekali..”

‘heh..bodohnya aku,sampai-sampai meminta pada sebuah daun..’pikir Yo tersenyum

pahit.

tapi tiba-tiba,layaknya faktamorgana,Yo melihat sosok yang sangat dirindukannya

berdiri di dekat pohon perjanjian itu.sosok wanita berbaju putih bermata hijau yang

sangat dia rindukan.

“Re,Rena?!”

Bayangan itu menghilang.Yo berdiri dari tepi danau itu dan bergerak mendekati pohon

itu.sejenak dia tertawa,dia telah dibodohi pikirannya sendiri.tentu saja pemandangannya

barusan itu tak nyata,seberapa besar keinginannya untuk membuat itu nyata.sejenak,dia

merasa sesuatu berkilauan di pohon itu.dia semakin penasaran dan mendekati kilauan

pohon itu.sesuatu yang tidak dia sadari sebelumnya melekat di pohon itu.Yo

menggosok dan memeriksanya.batu aquamarine putih tertanam di pohon itu.

‘aneh.aquamarine seharusnya berwarna biru.tapi,tidak salah lagi,batu ini adalah batu

aquamarine..ah!permata ini!’Yo memperhatikan aquamarine itu dengan seksama.mata

hitam keabu-abuan di balik kacamata berbingkai hitam itu bersinar,menyedari sesuatu.

‘Tidak salah lagi!permata ini adalah Cage Made of Glass,salah satu permata target dari

Green Eye!.tapi,kenapa permata itu tertanam di tempat ini?’

Sekilas pemandangan di depan pohon itu mengingatkan ingatan segarnya akan

pertemuannya pada Rena.

“”Seperti Moonlight Sonata,Yo..buat apa aku menunggumu kembali?””

‘Moonlight Sonata..sepertinya aku pernah mendengar kata itu dulu..’

‘entah kenapa kata-kata itu berputar di kepalaku..apa,perasaan apa ini?’

Yo menengok pohon itu.

‘Moonlight sonata..ya,nyayian pujaan dinyanyikan sang pembuat saat melihat pantulan

bulan di balik penjara.nyanyian keputusaan,walau mengandung harapan semu tak

terbalas sampai akhir..’sedikit demi sedikit kabut di otak Yo menghilang.dia mulai

mencoba berpikir jernih.

‘apa hubungannya dengan permata ini?’

157

Page 158: The Green Witch of Moonlight

‘Cage made of Glass..permata ini bagaikan kaca transparan.Pemilik permata

ini,menyegel keinginannya di dalam permata ini. Jika permata ini tertanam di tempat

ini,pastilah menyimpan sesuatu di dalamnya.tapi,bagaimana cara membuktikannya?’

Yo berpikir dan merogoh sakunya.ternyata ada sesuatu di dalam sakunya.Yo

menggengamnya lalu melihat benda apa itu.sebuah senter kecil berbentuk kotak dengan

lambing semanggi berhelai empat.

‘pasti Rena memasukkannya saat aku dibuatnya tak dapat bergerak.Rena..’

Yo memandangi senter serupa lighter itu dan dia mendapatkan sebuah

ide.selintas dia terlihat bingung,tapi dia beranikan diri.dia buka senter itu dan permata

putih itu dia sinari.cahaya biru senter itu seketika mengeluarkan sihir terpendam dalam

pohon itu.seketika,pohon itu layaknya proyektor,memproyeksikan pantulan wajah kecil

yang amat dirindukan Yo.lalu,suara keluar dari pohon itu.

“”Disaat kau menemukan ini..berarti aku sudah tak bisa berada di dunia ini

lagi..Yo.setelah kepergianmu,aku baru menyadari satu takdir pembuat kita takkan bisa

bersatu..takdir sudah memilih,lewat mata ini,mata milik sang penerus.memberi suatu

keharusan tanpa toleransi.menjadi seorang pencuri.aku tak tahu harus bagaimana.aku

hanya bisa menunggu kehadiran yang tak datang walau sampai kapanpun aku

menunggu,sampai disaat pohon ini tumbang karena petir menyambar dihari ku

menunggu.aku mengerti,dia yang aku tunggu memang takkan kembali.tapi,aku

memang bodoh.aku membuat pohon ini seolah kokoh kembali dan kumasukkan

memori selama aku menunggunya.hingga suatu hari,disaat dia kembali ,pohon ini bisa

mengisahkan keluhku selama sepuluh tahun.terus-menerus sampai aku lelah,sampai

akhirnya harapan itu pupus sudah,sampai air mata kering sudah,karena aku memang

mengerti,sejauh apapun berusaha,tak tergapai juga.lalu,penyakit yang semakin

menggerogoti tubuhku,aku mengerti aku memang tak bisa.tapi satu permintaanku

padamu.Yo,jika kau mendengar hal ini,mungkin permintaanku egois.dihari kita

menemukan daun semanggi itu,sedikit permohonan konyol kupanjatkan saat itu.aku

ingin kau terus menyimpan kenangan untukku di dasar hatimu.walau nanti aku sudah

tak ada di dunia lagi,aku ingin kau terus hidup untukku..aku ingin kau terus

mengenangku..karena disaat itulah,aku bisa hidup di dalam hatimu .aku akan terus

menunggumu sampai kapanpun,walau kau tak pernah datang sekalipun.karena hatiku

telah terpaut olehmu,pria kikuk berkacamata,pria dingin namun baik hati,yang

menganggapku sebagai seorang manusia.selalu menganggap bahwa aku tak

berbeda.seorang pria yang sudah menjadi alasan hidup untukku..””

158

Page 159: The Green Witch of Moonlight

Suara itu menghilang, beriring pantulan wajah Rena dari pohon itu.berjuta pantulan

wajah layaknya sebuah album besar penyimpan kenangannya saat menunggu kehadiran

Yo,tak perduli panas atau hujan sekalipun,tak perduli siang atau malam,wajah Rena

tersenyum penuh harap sampai wajah kehilangan harapan terpancar dan menghilang

satu persatu dari pohon itu.lalu,permata itu berubah menjadi normal.berwarna biru

laut,lalu kemudian terlepas dari pohon itu.pohon kokoh itu tak lama tumbang

bersamaan jatuhnya permata itu.Yo terkejut dan menghindar darinya secepat kilat.sihir

pohon itu telah selesai.dari tempat berdirinya pohon tumbang itu,terlihat sebuah kotak

putih.Yo mendekat dan membukanya.di dalamnya terdapat daun semanggi berhelai

empat dan sebuah kacamata berbingkai putih bercampur warna hijau.dibawah benda itu

terdapat secarik kertas.

“Aku berharap semoga Yo menyukainya!”

Kotak itu terlepas seketika dari tangan Yo, seiringan dengan limbungnya tubuh

dirinya.dia sudh tak kuat lagi.begitu banyak kenyataan yang tak dia ketahui.begitu

banyak kesalahan tak termaafkan,dan tak ada penebusan baginya.

“Rena.RENA.RENA!!!!”

teriakan hati tanpa suara seolah memanggil sesuatu yang telah menjadi

permintaannya.Yo memandang ke arah pohon tumbang itu,dan seketika dia melihat lagi

bayangan Rena untuk kedua kalinya.dalam pandangan yang semakin mengabur, sosok

wanita berbaju putih itu tersenyum menatapnya. Lalu,bayangan itu hilang lagi tersapu

angin.Yo terdiam dan terbaring lemah.di sisa kekuatannya,dia tersenyum.

“Terimakasih Rena.kau sudah memberikan apa yang paling aku inginkan.akhirnya aku

bisa melihatmu tersenyum lagi.walau itu hanyalah faktamorgana,walau tadi adalah

khayalanku semata,tapi aku bahagia Rena.aku bahagia dapat mengenalmu,aku bahagia

bisa menolongmu hari itu.aku bahagia,karena akulah yang selalu mengisi

harimu,sebagaimana hariku yang terpenuhi bayangan dirimu.seperti aku yang selalu

menanti senyum mu.maafkan aku Rena,disaat terakhir aku berkhianat padamu.aku

membuat kepercayaan itu sirna dari hatimu.membuat hatimu bimbang dan ragu akan

pilihan hatimu.aku mengharapkan sepucuk kata maaf yang tak terucap disaat

terakhir.aku mengharap waktu terhenti sebelum waktumu terhenti.Rena,aku

berharap,saat mataku tertutup,saat waktuku terhenti,kau akan menungguku.menunggu

kehadiranku lagi seperti yang kau lakukan dulu.kali ini,jangan bosan menungguku

ya,aku akan segera datang.”

159

Page 160: The Green Witch of Moonlight

seluruh pikiran dan tenaganya seolah habis.terkuras habis karena

tersiksa..benar-benar tersiksa jika harus berlama dalam dunia berlumur kesalahan tak

termaafkan..

“ Rena,aku mungkin tak dapat memenuhi permintaan terakhirmu.aku tak mungkin bisa

hidup jika orang yang aku cintai pergi meninggalkanku.”

Tiba-tiba kotak berisi kacamata itu mengeluarkan bunyi.bertepatan setelah

Yo mengatakan hal itu.bukan lagu yang biasa dia dengarkan.dentingan piano bertabur

cymbal dan bass.dan suara flute.Yo seolah terpaku mendengar lagu itu,berusaha

mencari dan mendalami lagu itu.tapi tiba-tiba, beriringan lagu itu,terdengar suara yang

tak asing lagi baginya.

“’Why did the two of us meet?

To see such a lonely sunset

Even if I look for sensible words

There are no words to bring two separated hearts together

And when I wave my hands with the best smile I can manage

Maybe I look just a bit prettier

If there was one wish you would make true for me

A love that hurts both side doesn’t start””

Sesaat mendengar suara itu, Yo langsung terjatuh,tak sadarkan diri.dan sesosok putih

menyerupai Rena itu muncul dari balik pohon dan merunduk menatapi wajah tampan

yang sirna dirundung kesedihan.

“Kau dengar itu?Permintaan nona yang terakhir.jika kau tak ingin

mengabulkannya,maka aku akan memaksamu untuk melupakannya.”

Sosok putih itu membuka penyamarannya,seorang wanita tua berambut kepang

dengan baju maidnya,Emma.dia merogoh kantongnya lalu memberikan sebuah arloji

saku yang terkenal di abad 19, berwarna biru dengan berantaikan emas.

“Pada akhirnya,kejadian ini terjadi juga.sebenarnya,aku pun tak lebih dari seorang

penipu.aku telah menipu anakku selama bertahun-tahun agar dapat dekat

dengannya.karena iblis wanita yang sudah menguasai rumahku.diam-diam aku

menaruh harapan pada Rena sang penerus terakhir.setelah semua selesai,bahkan dia tak

dapat menerima kabahagiaan yang seharusnya di dapatkan.nasibnya benar-benar

setragis tuan Leonardo.” wanita itu kemudian menitikkan air mata.air mata penyesalan

karena terlambat mengatakan kebenaran tentang dirinya kepada putri yang

dicintainya.yang dia besarkan dalam penyamaran seorang pembantu.

160

Page 161: The Green Witch of Moonlight

“Jam itu seharusnya diturunkan pada setiap anak perempuan pertama sejak generasi

nenek ku. Jam ini harusnya aku berikan kepada Rena.tapi kini dia sudah tiada,tapi dia

hidup di hatimu.”

Emma mendesah , lalu melanjutkan perkataannya pada Yo yang tak sadarkan diri.

“kotak itu,sudah Rena rancang.jika kau tak mau mengabulkan permintaan

terakhirnya,kotak itu akan mengeluarkan hipnotis waktu.dia akan membuat seluruh

ingatan kamu tentang dirinya menghilang,tanpa bekas.seharusnya kau mengabulkan

permintaannya,Yo.seharusnya.tapi Rena sudah menduganya,kalau kau tidak akan

melakukannya..dia hanya tak mau kau tersiksa hanya karena mencintainya.dia tak mau

kau terus terjebak dalam janji masa lalu yang akan semakin menyiksa batinmu ketika

kamu tahu kenyataannya.bahwa janji kalian takkan pernah terlaksana.”

Emma mengusap wajah Yo,lalu meletakkan jam itu di saku yo,dan memakaikan

kacamata pemberian Rena kepadanya.

“Kini hiduplah dengan tenang.biarlah ragamu hidup, tanpa tahu kalau telah

kehilangan.tapi kumohon, jangan biarkan jiwa mu melupakan Rena.karena setiap aku

melihatmu,aku akan mengenangnya. kini waktuku untuk membuka kebenaran.pada

orang yang sudah menungguku sekian lama.saat kau terbangun,tinggalkanlah tempat

ini.” Emma pun beranjak dan pergi meninggalkan Yo di tempat kenangan nya itu.

161

Page 162: The Green Witch of Moonlight

YouRe Not Alone..

A Prays froM your family, Rena..

Perapian hangat malam itu tak berhasil mengusir rasa sedih yang tersimpan

jauh di dalam hati sang ayah.sambil memegang secangkir kopi hangat , dia menatapi

foto istrinya yang dia anggap telah meninggal. Dia benar-benar menyadari seluruh

kesalahannya. Dia benar tak menyangka , bahwa ibu yang dia cintai itu adalah

penyebab segalanya.

‘kenapa aku dulu begitu mematuhi perintah wanita itu ? kenapa aku tak menyadari

sedetik pun bahwa ibuku lah yang menyebabkan kecelakaan Misa dan hampir

membunuh Rena , cucunya sendiri ?.ayah pastilah orang yang paling sedih dan bersalah

soal itu.’ Pikirnya sambil menatap bisu foto mendiang istrinya itu.

“Misa,sebentar lagi kau pasti akan bertemu kembali dengan Rena,anak kita.dia sudah

begitu dewasa dan memikul beban yang tak terkira beratnya.andai aku bukan seorang

pria lemah seperti ini,andai aku bisa membuka mataku lebih lebar lagi setelah

kematianmu,Rena takkan bernasib seperti itu.”

kata-kata itu boleh diucapkan dengan ekspresi dingin,tapi memiliki makna begitu

dalam bagi ayah Rena. Penyesalan tak terhingga.disaat terakhir dia bertatap mata

dengan anaknya itu adalah saat Rena menatapnya penuh kebencian atas perlakuannya

terhadap orang yang telah membangkitkan kekuatan Rena..

“”Seharusnya ayah berterimakasih pada mereka semua!karena merekalah,orang yang

telah membangkitkan darahku!!membangkitkan bakatku sebagai seorang pencuri!!””

kata terakhir terucap penuh amarah sempat membuat hatinya bergejolak. Rena selama

ini sudah salah paham. Sebenarnya, Ayahnya tak pernah menginginkan kebangkitan

162

Page 163: The Green Witch of Moonlight

Rena.dia tak mau Rena menderita seperti dirinya.sejak kecil ,karena memiliki mata itu

saja Rena sudah menjadi bahan gunjingan seluruh keluarganya,karena penerus yang

seharusnya seorang anak laki-laki,tapi Rena lahir sebagai seorang perempuan.tapi dia

tak dapat melakukan apa-apa selain diam membisu di kursi itu. Dia menyesal karena

tak dapat melakukan sesuatu yang berguna sekalipun bagi anaknya,bagi anak yang

memiliki nasib yang sama dengannya.

“Misa,kumohon jaga Rena baik-baik disana.dia terlalu banyak menderita

bersamaku.aku tahu karena kau adalah orang baik yang menerimaku apa adanya.”

“Rey…” suara samar-samar di perapian itu membuat sang ayah terperanjat.dia berbalik

ke arah suara itu penuh tak percaya. Saat melihat sosok Emma berdiri di belakangnya

sambil tersenyum, dia terlihat mendesah.

“Ah, Emma.aku pikir..”

“Ini aku Rey.”

Emma memegangi pipinya dan mencubitnya.dia melepas topeng yang selama 13

tahun lamanya. Ayah Rena tak kalah terkejutnya melihat pemandangan itu. Di balik

mata hijaunya , dia kembali melihat sosok yang selama ini di pandanginya lewat kursi

perapian.

“Mi,sa ?” seorang wanita berparas cantik dengan rambut hitam panjang dan mata hitam

kecoklatan berkilat-kilat memandanginya sambil tersenyum.

“Ke,kenapa?”

“Maafkan aku Rey.selama 13 tahun aku menjadi Emma.dihari kecelakaan itu, aku

diselamatkan oleh seseorang.aku menyadari bahwa ibumu lah yang mensabotase

mobilku karena aku tidak sengaja mengetahui rencana ibumu terhadap Rena .aku

sadar,nyawaku akan terancam jika aku kembali ke rumah ini.setiap hari aku

mengunjungi rumah ini sembunyi-sembunyi.di hari pemakaman ku,aku menyadari

bahwa ibu akan semakin leluasa untuk membunuh Rena suatu saat.bahkan terpikir

olehku,ibu akan mempengaruhi Luna karena perhatian berlebihan yang ditujukannnya

kepada Luna. oleh karena itu, aku bertekad untuk menyamar dan kembali ke rumah

ini.aku tak bisa membiarkan Rena sendirian.walau pada akhirnya, aku juga di kalahkan

oleh seorang pria yang benar-benar mengerti Rena,Rey”

“Pria? Maksudmu anak berkacamata yang membawa tubuh Rena kemari?dia itu

seorang polisi kan?”

“Ya.dia orang yang dicintai Rena,sekaligus orang yang mencintai Rena lebih dari

siapapun.dia menjadi polisi untuk melindungi Rena.naif ,bukan?”

163

Page 164: The Green Witch of Moonlight

“sekarang anak itu?”ujar Rey penasaran menatap Misa yang menggelengkan kepala

dengan sedih.

“Anak itu sudah melupakan Rena.”

Rey terperanjat.dia menatap Misa lama seolah tak percaya dengan perkataannya.

Walau dia tahu, Misa tak pernah berbohong padanya.

“itu permohonan terakhir Rena kepadanya.anak kita benar-benar keturunan terakhir

yang hebat.kemampuannya setara dengan tuan Leonardo.tapi ironinya,dia berakhir

dengan tragis seperti tuan Leonardo.”

“Apa maksudmu,Misa?”

“Buku merah tertutup peninggalan Leonardo.Rena memberikan buku yang telah

terbuka itu kepada ayah.lalu ayah memanggilku sesaat setelah kepergian Rena,dan

memberitahuku kenyataan tentang buku itu.

“Ayah?!jadi,ayah sebenarnya sudah tahu..?”

“Tuan Alfred memanglah bermata jeli sekaligus pintar menebak perasaan orang di

sekitarnya.sejak kedatanganku sebagai Emma kemari,dia sudah dapat menduga kalau

Emma adalah penyamaranku.dia menemuiku lalu aku menceritakan segalanya,tentang

kebusukan ibumu.semula,ayah tak percaya dengan tindakan keji ibuku.tapi dibalik

itu,dia memintaku untuk tetap menyimpan segalanya dari semuanya termasuk

kamu,Rena,ataupun Tria.dan diam-diam ayah menyelidiki ibu.”Misa emnceritakan

segalanya pada Rey.kali ini tidak akan ada pengganggu lagi yang mengusik

keberadaaannya ataupun mengancam nyawanya.

“ternyata..selama ini,aku..”Rey terduduk lemas diatas kursi merah tempat dia biasanya

terduduk,termenung memandangi foto orang yang ternyata berada dekat

disampingnya.Rey menyesali dalam hati kenapa dia tak dapat membuka matanya lebar-

lebar terhadap kenyataan di balik kursi merah itu.

“Tidak Rey.aku sendiri yang telah menghipnotismu,agar kau tak mengenaliku.maafkan

aku Rey.” Misa menatap Rey dengan begitu haru dan lembut.rey tersenyum kepadanya

kemudian menanyakan hal yang sempat terpotong saat dia terperanjat menerima semua

kenyataan yang seolah mimpi baginya.

“Lalu,fakta apa yang diceritakan ayah tentang kakek ku?”

“sebenarnya,Tuan Leonardo tidak benar-benar menulis buku itu di House of Glass. Dia

berhasil melarikan diri.akan tetapi,buku itu dia tulis sesaat setelah dia keluar,karena

penyakit yang sama dengan Rena.tuan Leonardo terlalu banyak menghirup

karbondioksida yang menyebabkan paru-parunya semakin parah.oleh karena

164

Page 165: The Green Witch of Moonlight

itulah,orang yang mengembalikan seluruh permata,dan yang meninggalkan buku itu di

meja kerjanya,adalah tuan Leonardo sendiri.setelah lari menyembunyikan diri dari

Gregory yang ingin membunuhnya,Leonardo melarikan diri bersama Irene Adler dan

mati di pangkuan wanita yang dicintainya itu.sebelum kematiannya,Leonardo

bersumpah bahwa keturunannya akan memiliki mata berwarna hijau pekat seperti

matanya saat beraksi sebagai sang pencuri,untuk membalaskan perlakuan Gregory

kepadanya.oleh sebab itulah,saat kakak Leonardo,Verose,melahirkan anak dengan

kondisi seperti sumpah dari Leonardo.sementara saat kematian Leonardo yang

meninggalkan Irene dalam keadaan hamil,sehingga dia mengasingkan dirinya di daerah

jerman sampai anaknya lahir.dan setelah di selidiki,keturunan dari anak Irene Adler dan

Leonardo adalah Radityo Aradaza,orang yang dicintai Rena.pertemuan mereka berdua

merupakan sebuah takdir.demikian juga perpisahan tragis yang berakhir kematian Rena

di pangkuan Yo,orang yang dia cintai.benar-benar Rena adalah cerminan dari

Leonardo,walau tak memiliki darah secara lagsung,namun

keahlian,bakat,kepintaran,juga tragedy percintaan benar-benar diwariskan Leonardo

kepadanya.melebihi kau,ayahmu,dan kakekmu sekalipun.”misa berjalan perlahan

mendekati perapian.dia berdiri tepat disamping pajangan fotonya yang memenuhi

dinding itu.rey kembali termenung diatas kursi itu.

“Anak itu benar-benar menderita.sejak dia kecil,sudah menjadi bahan cemooh keluarga

lainnya,karena dia seorang wanita.dan saat besar pun, tak ada seorang pun yang tahu

betapa berat beban yang dia pikul,berpura-pura sebagai orang lain,mencuri di kala

malam yang semakin memperpendek usianya,lalu kesalahpahaman dalam cerita sang

pencuri yang membuat dia hampir membunuh orang yang dia cintai.tapi aku hanya bisa

duduk dan memberikan sesuatu yang bahkan tak pernah dia minta.aku hanyalah pria

naïf yang berusaha membahagiakan putriku,tapi justru tindakanku membuatnya merasa

tidak nyaman.ayah macam apa aku ini!”Rey menggenggam tangannya erat-erat lalu

menghempaskannya diatas pegangan kursi hingga menimbulkan suara yang keras.Misa

berbalik dari perapian itu lalu mendekatkan dirinya kembali pada Rey.

“oh,Reynard.kau bukanlah ayah yang baik,tapi rena sudah membuat keputusannya

sendiri dengan memikul semua beban keluarga ini di pundaknya.dia yang telah

memutuskan bahwa dia akan menyimpan semua kepedihannya agar orang yang dia

cintai tidak terluka.sepertinya,sifat naïf mu menurun kepadanya.”ujar Misa sambil

tersenyum kecil menatap Rey.

“mungkin kau benar,Misa..”

165

Page 166: The Green Witch of Moonlight

Rey berdiri dari kursi merah itu dan memeluk Misa dengan erat, seolah tak ingin

melepaskannya untuk kedua kali.

“Tapi kau benar-benar jahat,Misa.kau biarkan aku disini seolah kehilangan

jiwaku.kematianmu benar-benar menutup mataku,bahkan menutup kehadiran orang

yang seharusnya aku lindungi sekalipun.kau biarkan aku terduduk diam disini

sementara kau menyimpan segalanya dalam hati dnegan berjuang sendirian

membesarkan anak kita,walau dalam wujud berbeda.tapi karena itulah, aku tak bisa

membencimu.maka,berjanjilah takkan pergi lagi dariku..”Misa memegang tangan Rey

yang medekapnya dengan kuat sambil tersenyum dan menutup matanya.

“aku takkan pergi darimu Rey,bahkan sejak kau menganggapku tiada pun,aku masih

tetap bersamamu walau sebagai sosok lain.”Rey terdiam sejenak,lalu berbisik pelan di

telinga Misa.

“Misa,apakah Rena akan memafkan ayahnya yang bodoh ini?”

“Rey,kau tak perlu merasa bersalah lagi pada Rena.ketahuilah Rey,Rena tak pernah

membencimu atas perlakuanmu kepadanya.karena walau bagaimanapun, kau tetaplah

seorang ayah baginya..”

“jika begitu adanya,maka akulah ayah yang paling berbahagia di dunia ini.”

perapian hangat itu kembali menghangatkan suasana rumah yang telah

mendingin sekian lamanya.dua orang yang merasa jauh padahal jarak mereka sangatlah

dekat.akhirnya dipertemukan kembali,yang ada kini,mereka berpegangan erat agar

takkan terlepas lagi satu sama lain..

Di kamar yang sunyi dan tenang, penuh debu karena sudah ditinggal sekian

lama oleh pemiliknya, terbuka kembali. Bau pengat dan debu berterbangan membuat

Tria terbatuk kecil,tapi debu seperti itu takkan membuat tekad untuk mengenang

kembali kakaknya pudar. Dibukanya beranda agar semilir angin musim semi itu

masuk , dan Tria memulai pencariannya. Sebuah album hijau tua sempat menarik

perhatiannya. Kakaknya termasuk orang yang pelit untuk menceritakan masa lalunya

pada siapapun. Tria tak pernah dibolehkan untuk melihat barang-barang Rena

sedikitpun.lagipula saat itu, Tria sendiri tak punya cukup ketertarikan untuk

membukanya.diraihnya album itu dan dibukanya satu per satu.

Halaman pertama album itu hanya diisi foto besar bertuliskan “Me WiTh Yo” di

bawahnya. Sesosok gadis kecil tersenyum di samping anak laki-laki berkacamata yang

memegang tangannya dibelakang sebuah pohon besar.

166

Page 167: The Green Witch of Moonlight

“Kak,kak.sudah kuduga kakak tak pernah membuang foto ini..”

Tria tersenyum kecil. Baginya, sosok seorang kakak yang misterius terkadang

sangat naïve jika berhubungan dengan perasaan. Sosok sempurna yang dapat

melakukan apa saja semudah membalikkan telapak tangan, sangatlah naif soal

percintaan. setelah pemakaman kakaknya berakhir lima tahun yang lalu itu, dia melihat

sosok seorang temannya,Mike tengah kebingungan di tengah pemakaman itu.saat Luna

menghampirinya,Mike tiba-tiba bertanya padanya.

“”Hei,Lo tahu makam siapa ini?kenapa gue harus datang pada pemakaman orang yang

nggak gue kenal sama sekali?””

Disaat itu, Tria mengerti. Kakaknya telah mengambil ingatan tentangnya dari Mike.

Luna tersenyum dan berkata.

““Ini adalah makam orang yang gue sayangi,begitupun dengan Lo.makam ini makam

orang yang merintahin Lo untuk melupakannya.””

Sejenak Tria berpikir, satu alasan yang dapat membuat kakaknya melakukan

itu. Mike sudah tahu identitas kakak yang sebenarnya.tapi, kenapa kakaknya harus

berbuat sekejam itu?bukannya itu akan membuat Mike sengsara? Padahal, saat masuk

smp kedua kalinya,dia dengan senang menceritakan pada Emma kalau dia bertemu

orang yang sangat menarik. Orang yang sudah membuatnya tertawa.

‘Tapi kenapa kakak melakukannya? Hh.aku benar-benar tak mengerti jalan pikiran

kakak.’desah Tria sambil membuka lembar selanjutnya.

Di halaman kedua terdapat foto kakaknya dengan Mike pada saat pesta pernikahan

kakak Mike. Tria melihat seksama foto itu. Mata tertarik pada sesosok yang tak sengaja

tertangkap foto itu. Seorang pria prancis bermata biru indigo yang tengah berbicara

dengan wanita bergaun pengantin.sepertinya pria itu mengucapkan selamat padanya.

“bukankah pria ini,Sir.Anthornio Erieck?” ucap Tria terkejut. Otaknya mulai berpikir.

‘Mungkinkah Erieck mengenal kakaknya di pesta ini ? tapi,Sir.Erieck orang yang

cukup tertutup.pastinya ada alasan mendalam tak kuketahui diantara kakak dan pelukis

ini.’

Tria berpikir mencari jawabannya. Sejak pertama kali menemukan lukisan

pria prancis itu, Tria begitu takjub dan merasa terikat di dalamnya. Lukisan itu begitu

indah dan misterius, berlatar sebuah hutan sunyi berangin kencang, dan di tengahnya

berdiri sesosok berambut hitam panjang dengan sorot mata sedingin es. Sosok wanita

itu benar-benar mirip kakaknya.apalagi lukisannya yang berjudul “Wizard in the Deep

Forest”.masih bertema sama seperti lukisan sebelumnya.tapi ada kesan lain di

167

Page 168: The Green Witch of Moonlight

dalamnya. Lukisan sesosok bergaun putih berlumur darah yang sangatlah cantik

bagaikan seorang penyihir.sosok itu digambarkan tersenyum di balik kengerian pada

tatapan mata yang tajam tapi terlihat sedih. Lukisan itu begitu mengerikan tapi berkesan

begitu indah.

‘begitulah seni.lukisan ‘scream’ Picasso saja begitu dihargai orang.tapi lukisan

Sir.Anthornio itu benar-benar mencekam.seolah orang tertarik dalam keindahannya

sekaligus kengeriannya.’ pikir Tria menghela napas. Dia melanjutkan ekspedisinya.

Sebenarnya, dia sangat ingin mengetahui sesuatu tentang kakaknya. Sosok yang

dikenalnya selama ini, adalah sesosok wanita hebat dingin tak berekspresi dibalik indah

mata hijaunya. Sosok sempurna diidamkannya, bisa melakukan apapun semudah

membalikkan telapak tangan. Tria sangat mengagumi sosok kakaknya itu, padahal

dalam hati timbul sedikit rasa iri kepadanya. Lagipula, sosok sang kakak begitu

misterius, dia terlalu menutup dirinya dari orang lain kecuali Emma, seorang pengurus

yang begitu menyayangi kakak seperti anaknya sendiri , karena saat ibu mereka

meninggal,Luna mendapatkan kasih sangat amat sangat dari sang nenek ,sementara

kakaknya dibiarkan begitu saja sampai kedatangan Emma ke rumah mereka yang

sebenarnya penyamaran dari ibu mereka yang selamat dari kecelakaan itu.. Tria

merebahkan diri di atas ranjang empuk berdebu kakaknya. Dirogohnya bantal putih itu

dan tangannya menyentuh sesuatu. Tria merogohnya dan menariknya keluar. Sebuah

notebook hitam kecil bertuliskan ‘Death Note’,membuat Tria cekikikan sendirian.

‘ternyata kakak lugu juga’.

Tria pernah melihat buku hitam tipis itu sebelumnya , tepatnya saat ulang

tahun ke dua belas kakaknya.dia bercerita riang bahwa Mike memberinya sebuah buku

kecil bersama portable player sebagai hadiah sekaligus ganti rugi portable putih

pastelnya yang dihancurkan Mike. Tria membuka buku itu.

“”12 JAnuari

Ini pertama kalinya aku mengisi buku ini.aku ingin menceritakan

seorang temanku bernama Michael Evanders. Kami berkenalan saat

MOS Smp ku yang kedua kali. Dia adalah teman pertama bagiku.

Menghabiskan waktu bersamanya sangatlah menyenangkan.padahal

saat pertama bertemu, aku pikir dia adalah anak sombong dengan

tampang yang menarik hati kaum hawa. Tapi aku sepenuhnya salah.

Dibalik ejekannya yang sering membuatku kesal, aku bersyukur aku

168

Page 169: The Green Witch of Moonlight

memiliki teman sebaik dia. Dia begitu perhatian padaku walau itu tak

tersirat jelas dalam setiap tindakannya..””

‘Aku jadi ingin tahu alasan kakak menghapus ingatan tentang dirinya dari Mike.kira-

kira apa yang sudah terjadi diantara mereka?dilihat dari sini saja, kakak sudah senang

memiliki teman seperti dia.tapi MOS kedua kali? Memangnya apa yang terjadi pada

MOS pertama kali?’begitu banyak pertanyaan dalam benak Tria.dia memutuskan

membuka lembar selanjutnya.

“”21 Februari

ternyata hidup itu begitu indah.tapi, sedih bagiku harus menjalaninya

penuh kepalsuan.aku mendapatkan teman yang baik,menjalani

kehidupan seperti biasa di sekolah,terus bersaing dengan Mike. tapi

dibalik itu, aku di cekoki latihan penuh latihan demi memantapkanku

sebagai seorang penerus ayah.latihan itu begitu mudah bagiku, tapi

hampir mencelakakanku.saat seseorang mengurungku di gudang

bawah tanah.gedung itu tiba-tiba terbakar.untung aku dapat

menyelamatkan diriku dari nya.hh,dan hari ini juga aku datang

setelah beberapa minggu tidak berpijak ditempat itu..tempat

perjanjianku dengan Yo.aku tahu Yo sedang berjuang meraih

impian,jadi aku harus terus menunggunya sesuai janji yang

terucap..tapi, dengan kenyataan ini..seharusnya aku tak boleh lagi

menunggunya.Yo,semoga kau baik-baik saja..””

‘astaga,kebakaran?!kakak hampir terbakar dalam gudang itu?tapi,bukankah saat itu

nenek bilang di gudang itu ada binatang berbahaya yang harus dibakar secepatnya?!

sialan!!ternyata sudah lama,wanita brengsek itu menipuku!!kakak,maafkan

Tria ,kak.’pikir Tria menitikkan air matanya diatas buku tipis penuh tulisan tangan

kakaknya.

Dia terus membuka halaman buku itu.

“” 19 April

Hari ini adalah hari pertamaku sebagai THE GREEN EYE..ternyata,

melakukan tugas adalah hal yang menarik bagiku..teringat

diingatanku cerita kakek mengenai kakek buyutku,Leonardo. Dia

mencuri permata untuk menghilangkan kebosanannya..aku bisa

mengerti perasaan kakek buyutku itu, memikirkan segala trik agar

169

Page 170: The Green Witch of Moonlight

dapat lolos dari polisi,berinteraksi melalui kata misterius nan

berwibawa, mengambil sebuah permata yang di jaga sangat ketat,

dan dapat meloloskan diri ditengah kerumunan para polisi itu. semua

begitu menarik.dalam hatiku, satu hal yang kupinta.semoga

selamanya Yo tak kembali ke sini sampai aku bisa memecahkan teka-

tekinya sebelum semua selesai.karena aku tak ingin dia mengetahui

kondisiku sekarang..””

Tria membalik-balik halaman itu.setelah ketiga lembar pertama, semuanya tentang

kegiatan kakaknya bersama Mike.mereka benar-benar akrab. Tria merasa cemburu pada

Mike karena dia tak pernah sekalipun menghabiskan waktu bersama

kakaknya,sementara dalam diari itu begitu banyak kenangan kakaknya bersama pria itu.

“”24 Juni

Empat tahun sudah aku mencoba memecahkan

kasusku..tapi,malang…doaku pada Tuhan tak terkabul.aku dikejutkan

oleh kedatangan tiba-tiba Yo di atap Jewel de MonaliZe,terlebih,dia

menembaki kedua sayapku. Kami berdua saling berpandangan

ditengah sinar bulan malam.hatiku rapuh begitu tahu bahwa itu

adalah dia yang menembakiku..tapi,aku menekan perasaanku dalam-

dalam dan mengacuhkannya.aku pergi dari atap itu dengan hang

glider cadanganku.pertemuan yang begitu menyedihkan.aku

memeluk kotak kecil pemberiannya dan memegangi gelang yang

sudah terpasang sekian lama di pergelangan kiriku.sudah kuduga,

seharusnya aku membuang gelang ini, agar membuat pijakan untuk

melupakannya.tapi aku tak bisa!!tanganku bergetar seolah menolak

keinginan otakku.air mataku mengalir.pertemuanku dengannya

membuka lebar pintu kenangan masa lalu yang sudah ku kubur jauh

selama lima tahun.kenangan dengannya delapan tahun

lalu,penderitaan yang aku alami,skaligus kebahagiaan

bersamanya.pertemuan ini akan mempengaruhi segalanya..””

“”23 agustus

dua bulan setelah kejadian di Eternity,aku tahu ,apa yang aku

lakukan akan merubah segalanya.tapi, begitu melihat mata

itu,sangat ingin aku menolongnya.walau aku berlumur darah

170

Page 171: The Green Witch of Moonlight

karenanya.tapi,begitu melihat dia berteriak,berusaha bergerak

mencari cahaya yang ia yakini milikinya, aku tahu apa yang di kata

mereka tak sesuai kebenaran.dia hanya seorang tak berdosa yang di

paksa masuk dalam pekatnya lumpur dunia.aku ingin

menolongnya,aku menghapus semua kenangan buruknya ditengah

hembus angin hutan itu.aku membuatnya memiliki

kesempatan,sebuah kata yang sangat ingin kudapatkan,kesempatan

yang kedua untuk memperbaiki segalanya.dengan seribu

kekhawatiranku ,aku menyuruhnya berlari dari orang yang lagi

menceburkannya dalam lumpur dan nantinya dia benar-benar tak

bisa keluar.tapi aku senang.aku berhasil,dia datang ditengah ribuan

orang asing dan menyapa dia yang dicintai.aku berpapasan

dengannya.mata biru indigo begitu lembut,ucapan tegas

berterimakasih padaku yang telah memberinya kesempatan.aku rasa

dia baik-baik saja. Kini baru kusadari,senyumannya begitu manis.dia

jauh berbeda saat aku mencuri ingatannya dulu..tapi,suatu hal yang

mengejutkan dia masih teringat pada cahayanya.apa itu yang

dinamakan sebuah cinta ? walau terhapus di ingatan,tapi hati tetap

tersimpan.apa karena itu juga,sekuat apapun aku melupakan Yo ,

aku takkan bisa ? Yo, dihutan itu.disaat kesadaranku hilang,dia

berlari membawaku ke rumah sakit.Mike juga bilang dia

mentransfusikan darahnya untukku.kenapa? padahal saat malam itu,

aku sudah menghapus memorinya.apa Yo pun sama seperti Erick ?

memilih mempercayai hati daripada apa yang ada di mata?””

‘Erick ? maksud kakak Sir. Anthornio Erieck? Masa’ sih? Jadi, kakak menghapus

ingatan Erick? Untuk apa kak? Bukankah menghapus ingatan itu perbuatan kejam?

Seseorang pasti tak mau ingatannya terlupakan.apalagi,lihat Mike kak.dia begitu

menderita karena kakak menghapus ingatan tentang kakak dan dia’

“”31 Agustus

Sepucuk surat disampaikan Emma padaku datang dari Yo.dia

memintaku untuk datang ke tempat itu.aku menemuinya,tapi

sepatah kata yang terucap disana adalah sebuah dusta.aku tak ingin

Yo hancur karena memikirkanku.sudah saatnya dia mengambil

171

Page 172: The Green Witch of Moonlight

keputusan.hari ini aku menonton Erick.dia melukis tentang hari

itu,aku tersenyum kecil.seperti itukah diriku di matanya? saat kulihat

Luna bercerita mengenai lukisan Witch in the deep forest, saat itulah

aku seolah bercermin pada diriku sendiri.sorot mata begitu

menyeramkan tapi terlihat begitu sedih.ya,itulah aku..sorot mata

mengutuki diri sendiri, tapi bersumpah takkan membiarkan orang

lain menjadi aku.sejak sumpahku dihari kebangkitan, aku ingin

memegang semuanya.aku ingin kebahagiaan terpancar dalam hidup

mereka di sekitarku.aku tak takut memegang kesedihan

sendirian.entah sejak kapan, ketakutan dan kebencian menyertai

keberadaanku.jadi aku tak takut bila sedih sendiri.aku tak igin

melibatkan orang lain bersamaku.hari ini aku bermain drama

bersama Mike.semoga Yo tak mengetahui penyamaranku..””

“”3 September

Tak kusangka waktuku sudah dekat.aku menulis kata terakhirku ini

disamping Yo yang tengah tertidur pulas disampingku.badanku

terasa panas,dia membawaku jauh dari semuanya.dia bilang dia ingin

bersamaku..tapi, waktu tak mengijinkan kami bersama dalam waktu

lama.penyakitku semakin memburuk..tapi aku menyembunyikan itu

dari Yo.semalaman, harum tubuhnya melumpuhkan seluruh

pikiranku.aku teringat akan perkataan kakek dan berlari dari sana

agar menyelesaikan tugasku sebelum waktu tiba.tapi dia

mendekapku dengan hangat dan tak melepasku.aku berteriak ,.tapi

panas tubuhku tak tertahankan.aku lemah,ku akui aku lemah saat

itu.kata kata lembutnya,membuatku ingin bersamanya dan

melepaskan segalanya.tapi aku sadar,janjiku di hari itu harus ku

penuhi bagaimanapun caranya.tapi untuk sementara,aku ingin

bersandar padanya.karena firasatku berkata,aku takkan menemuinya

lagi..””

Tulisan itu berhenti disana. Tria menutup buku itu dan memeluknya sambil menangis.

‘Apa kakak benar-benar menganggapku sebagai adikmu??kenapa Terlalu banyak hal

tak ku ketahui tentangmu kak.tapi, sebegitu menderitakah dirimu kak? Sebegitunya

sampai kau mengutuki dirimu sendiri untuk memikul segala kesedihan??kakak terlalu

172

Page 173: The Green Witch of Moonlight

naïf!kakak ingin melakukan segalanya sendirian,padahal banyak orang menyayangi

kakak!!terlalu banyak orang tak menginginkan kematian kakak!!aku,aku juga ingin

kakak hidup bahagia bersamaku!!aku ingin kakak disini.Tria sayang kakak, Tria ingin

meminta maaf pada kakak, karena Tria hampir membunuh orang yang kakak

cintai.karena bisikan seorang Hyena,Luna juga menembak kakak. Tria …’ Tria

menangis sejadi-jadinya.di taruhnya album itu di atas meja belajar

kakaknya.sekejap,perhatiannya tertuju pada kotak hijau kecil tertutup debu,ketika ia

menyentuh dan membuka nya, pintu kamar itu tiba-tiba terbuka. Tria terkejut. Di

depannya berdiri seorang pria tampan paruh baya memakai portable hitam berlis kuning

dan earphone biru dongker memandanginya sambil melihat sekeliling.

“Apa yang Lo lakukan disini, Tria?acaranya dimulai sebentar lagi..”ujarnya

menghampiri Tria

“Hei,kenapa Lo menangis?sebegitunya nggak ingin bertunangan dengan gue

ya,sampai-sampai melarikan diri ke tempat ini?” ujar laki-laki itu jahil sambil

mengusap lembut rambut Luna yang kini sepanjang rambut Rena,kakaknya.

“Gue hanya nyoba buat ngelihat kenyataan.sekaligus meminta restu, agar dia

mengizinkan pertunangan kita,Mike” ujar Tria tersenyum sambil memeluk erat buku

hitam itu.Mike terlihat makin bingung.

“meminta restu? dengan siapa?Lo sakit ya?”ujar Mike sambil memegang kening Tria.

Tria memegang kedua tangan kekar Mike dan menutup kedua matanya.

‘aku meminta izin pada kakakku,Rena.orang yang dulu sangat kau cintai Mike..’

“Tria?buku ini..” ujar Mike berusaha mengingat.seolah de javu dia melihat sebuah

buku hitam bertuliskan death note yang berdebu itu. Tria langsung mencium pipi

Mike.seketika Mike terkejut dan mukanya merah padam.

“Ayo pergi,Mike.Lo bilang semuanya sudah nunggu di bawah,kan?”

Tria melihat portable kakaknya yang terpasang di telinga Mike. Sejak hari dimana dia

memberikan portable itu pada Mike, kondisi Mike semakin membaik. Wajah

periangnya menghiasi harinya.

“Portable itu,Lo jaga baik-baik,kan?”

“Hah?iyalah!gak tahu kenapa,gue ngerasa tenang waktu mengenakan portable

ini.sepertiada sesuatu yang ngebuat gue begitu lega,walaupun gue gak tahu apa itu..”

Tria menghela napas. Dia memang tak bisa mengalahkan kakaknya.walau orang

berkata dialah yang telah menyembuhkan Mike,kenyataannya, Rena yang telah

membuat Mike kembali seperti dulu.

173

Page 174: The Green Witch of Moonlight

“Nah tuan putri.jangan pasang muka lusuh gitu dong!gak enak benget ngeliatnya!”ujar

Mike tersenyum sambil memandang Tria.

“Mike,gue senang bisa bersama dengan Lo .tapi, apa Lo senang bisa bersama gue?”

“Bego.nggak mungkin gue bertunangan dengan orang yang gue benci!tentu saja gue

senang bersama Lo!”

“Mike.Pergi yuk..”

“anak ini,dari tadi juga udah diajak.ayo,kita turun!”

Dia tersenyum menatap kamar berdebu kakaknya disaat Mike tengah menutup

pintunya.

‘kakak,kini Mike sudah tak apa-apa.walau kemarin,dia seperti orang gila karena kakak

menghilangkan satu hal berharga miliknya,tapi kini dia sudah bisa tersenyum

lagi,kak.sejak aku berikan barang milik kakak.tapi apa kakak tahu, jika Mike masih

mengingat kakak,hatinya hanya untuk kakak selamanya.kini izinkan aku berbahagia

dengannya kak,dengan orang yang pernah membuat kakak tertawa.’ujar Tria tersenyum

kecil sambil menggandeng Mike,lalu menutup pintu itu.dari dalam kamar sunyi itu,

pelan tapi pasti, tak sejelas dulu karena telah usang di gerogoti debu,lagu Endless love

dari kotak hijau penuh kenangan,berisikan sebuah cincin emerald clover.

174