16

The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

  • Upload
    tranthu

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan
Page 2: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

TheWindup

Girl

Haldep The Windup Girl Revisi 3.indd 1 12/5/2018 11:27:19 AM

Page 3: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Haldep The Windup Girl Revisi 3.indd 2 12/5/2018 11:27:19 AM

Page 4: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

TheWindup

Girl

Paolo Bacigalupi

.

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Haldep The Windup Girl Revisi 3.indd 3 12/5/2018 11:27:19 AM

Page 5: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

The Windup Girl © 2009 Paolo BacigalupiTranslation by Elex Media Komputindo as The Windup Girl © 2018

All rights reserved.This edition is published in arrangement with the author, c/o BAROR INTERNATIONAL INC., Armonk, New York, U.S.A.

The Windup GirlAlih Bahasa: Desy NataliaPenyunting: Grace SitungkirPenata Letak: Kum@rt

Hak Cipta Terjemahan IndonesiaPenerbit PT Elex Media KomputindoHak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDiterbitkan pertama kali pada tahun 2018 olehPenerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

718031870ISBN: 978-602-04-8737-3

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan

Haldep The Windup Girl Revisi 3.indd 4 12/5/2018 11:27:19 AM

Page 6: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

“Tidak! Aku tidak ingin manggis.” Anderson Lake condong ke depan sambil menunjuk. “Aku ingin yang itu, yang di sana. Kaw pollamai nee khap. Yang berkulit merah dan berambut hijau.”

Si wanita penjual tersenyum, menunjukkan gigi-gigi yang meng hi-tam akibat mengunyah kacang pinang dan menunjuk tumpukan buah yang membentuk piramida di sebelahnya. “Un nee chai mai kha?”

“Benar. Yang itu. Khap.” Anderson mengangguk dan tersenyum. “Apa sebutannya?”

“Ngaw.” Dia mengucapkan kata itu dengan hati-hati untuk telinga asing Anderson, dan menyerahkan sebutir untuk dicoba.

Anderson mengambil buah itu dan mengernyit. “Ini baru?” “Kha.” Wanita itu mengangguk membenarkan. Anderson membalik buah itu, mengamatinya. Daripada buah,

bentuk nya lebih mirip anemon laut yang mencolok atau ikan buntal berambut. Sulur-sulur hijau kasar menyembul dari semua per mu ka-annya, menggelitik telapak tangan Anderson. Pada kulitnya ter dapat semburat merah akibat lepuhan karat, tapi ketika Anderson mengen-dusnya, dia tidak mencium bau busuk. Terlepas dari penampakannya, buah itu terlihat sangat sehat.

“Ngaw,” ujar si penjual lagi, lalu, seakan membaca pikirannya. “Baru. Tidak berkarat.”

Anderson mengangguk sambil lalu. Di sekelilingnya, pasar sibuk dengan para pembeli Bangkok di pagi hari. Tumpukan durian mengisi lorong dalam gundukan berbau busuk dan baskom-baskom berkecipak dengan ikan gabus dan plaa bersirip merah. Di atas, terpal polimer

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 1 12/5/2018 11:29:31 AM

Page 7: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

2

minyak kelapa sawit melengkung di bawah panas terik matahari tropis, menangkupi pasar dengan gambar-gambar hasil lukisan tangan kapal layar perusahaan perdagangan dan wajah Ratu Kecil yang di hor mati. Seorang pria mendesak lewat, mengangkat tinggi ayam-ayam ber-bulu merah terang yang mengepak-ngepak dan berkoak-koak da-lam perjalanan mereka menuju ajal, dan para wanita dengan pha sin1 berwarna terang menawar dan tersenyum kepada para penjual, beru saha menurunkan harga beras U-Tex bajakan dan tomat-tomat jenis baru.

Tak satu pun menyentuh hati Anderson. “Ngaw,” wanita itu berkata lagi untuk menarik perhatian. Rambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-

tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan mutasi gen Thai yang lain, sama seperti tomat, terung, dan cabai yang berlimpah di kios-kios sebelah. Rasanya seakan ramalan Injil Grahamite akan terwujud. Seakan Santo Francis sendiri bergerak-gerak di dalam kuburnya, gelisah, bersiap keluar dari tanah sambil membawa hadiah berupa sejarah kalori yang hilang.

“Dan dia akan datang dengan ingar bingar, dan Eden akan kembali….” Anderson membalik buah aneh itu. Tidak tercium bau cibiscosis

dari buah itu. Tidak ada keropeng lepuhan karat. Tidak ada corengan kumbang mutan di kulitnya. Bunga, sayuran, pepohonan, dan buah-buahan dunia tergambar di pikiran Anderson, tetapi dia tidak menemukan petunjuk yang membawanya pada identifikasi buah itu.

Ngaw. Sebuah misteri. Anderson mengisyaratkan bahwa ia ingin mencicipi ngaw dan

si wanita penjual mengambil kembali buah itu. Ibu jari cokelatnya dengan mudah merobek kulit ngaw yang berambut, menyingkap isinya yang berwarna pucat. Transparan dan berurat, mirip acar bawang yang dihidangkan dalam martini di klub riset di Des Moines.

Si penjual menyerahkan kembali buah itu. Anderson mengendusnya ragu-ragu. Menghirup aroma manis seperti bunga. Ngaw. Buah itu seharusnya tidak eksis. Kemarin, buah itu tidak ada. Kemarin, tidak

1 Baju tradisional Thailand.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 2 12/5/2018 11:29:31 AM

Page 8: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

3

ada satu kios pun di Bangkok yang menjual buah ini, dan sekarang mereka membentuk piramida, bertumpuk di sekeliling wanita kotor ini, yang berjongkok di tanah di bawah sebagian atap terpalnya. Dari lehernya, sebuah jimat emas berkilat martir Phra Seub2 mengedip pada Anderson, jimat pelindung terhadap wabah pertanian para perusahaan kalori.

Anderson berharap dia bisa mengamati ngaw di habitat aslinya, bergantung dari sebatang pohon atau mengintai di bawah semak-semak daun. Dengan lebih banyak informasi, dia mungkin bisa me-ne bak genus dan familinya, atau mendapatkan bisikan genetik masa lalu yang berusaha digali Kerajaan Thailand, tapi tidak ada petunjuk lebih. Dia menyelipkan biji ngaw yang transparan dan licin ke dalam mulutnya.

Rasanya enak, ranum dengan rasa manis dan kesuburan. Semburan lengket melapisi lidahnya. Anderson merasa seperti kembali ke ladang HiGro di Iowa. Di sana dia mendapatkan bongkahan permen keras kecil pertamanya dari seorang ahli agronomi Perusahaan Midwest ketika dia hanya seorang anak petani, yang bertelanjang kaki di tengah pohon jagung. Momen penuh rasa—rasa yang sesungguhnya—yang menakjubkan setelah seumur hidup tidak pernah merasakannya.

Matahari bersinar terik. Para pembeli berdesakan dan melakukan tawar-menawar, tapi tidak ada yang menyentuh Anderson. Dia meng-gulung ngaw di mulutnya, matanya terpejam, mengecap masa lalu, menikmati waktu ketika buah ini dulu pasti pernah tumbuh subur, sebelum cibiscosis, kumbang mutan Nippon, lepuhan karat, dan jamur kudis meratakan dunia.

Di bawah sengatan panas matahari tropis dan dikelilingi erangan kerbau air serta pekikan ayam sekarat, Anderson bersatu dengan surga. Andai dia penganut Grahamite, dia akan berlutut dan mengucap syukur penuh sukacita atas rasa kembalinya Eden.

Anderson meludahkan biji hitam ke tangannya lalu tersenyum. Dia pernah membaca catatan perjalanan sejarah para ahli botani dan

2 Merujuk kepada Seub Nakhasathien, seorang aktivis lingkungan Thailand.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 3 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 9: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

4

penjelajah, para pria dan wanita yang masuk ke belantara hutan paling dalam di dunia dalam pencarian spesies baru—namun penemuan mereka tidak dapat dibandingkan dengan sebutir buah ini.

Orang-orang itu mencari penemuan sementara Anderson telah menemukan kebangkitan.

Wanita penjual itu berbinar-binar, yakin akan menjual. “Ao gee kilo kha?” Berapa kilo?

“Apa ini aman?” tanya Anderson.Penjual itu menunjuk sertifikat Kementerian Lingkungan yang

tergeletak di bebatuan di sebelahnya, menggarisbawahi tanggal ins-peksi dengan jari. “Variasi terakhir,” katanya. “Mutu bagus.”

Anderson mengamati segel yang berkilauan itu. Kemungkinan besar, si penjual menyuap Kemeja Putih untuk mendapatkan cap itu, bukannya menjalani keseluruhan proses inspeksi yang akan menjamin imunitas terhadap lepuhan karat delapan generasi beserta ketahanan terhadap cibiscosis 111.mt7 dan mt8. Bagian sinis dalam dirinya merasa itu bukan masalah. Segel rumit yang berkilauan terkena sinar matahari itu lebih bersifat seperti jimat daripada fungsional, sesuatu untuk membuat orang merasa aman dalam dunia yang berbahaya. Sejujurnya, jika cibiscosis merebak lagi, sertifikat-sertifikat ini tidak akan bisa menolong. Wabah itu akan menjadi variasi baru, dan tes-tes lama itu tidak akan berguna lagi, lalu orang-orang akan berdoa kepada jimat Phra Seub dan foto Raja Rama XII, dan memberi persembahan di Altar Pilar Kota, lalu mereka semua akan terbatuk-batuk keras, tidak peduli seberapa banyak cap Kementerian Lingkungan menghiasi produk mereka.

Anderson mengantungi biji ngaw. “Aku beli satu kilo. Bukan. Dua. Song3.”

Anderson menyerahkan sebuah kantong goni tanpa repot-repot menawar. Berapa pun yang diminta si penjual, harganya pasti akan sangat murah. Keajaiban sepadan dengan dunia. Sebuah gen unik

3 Dua (bahasa Thailand).

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 4 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 10: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

5

yang tahan terhadap wabah kalori atau memanfaatkan nitrogen dengan lebih efisien membuat keuntungan meroket. Jika dia melihat berkeliling pasar saat ini, kebenaran itu terpampang di mana-mana. Jalan kecil itu hiruk pikuk dengan orang-orang Thai yang membeli apa pun dari versi rekayasa genetika beras U-Tex sampai unggas berwarna merah. Tapi semua itu adalah kemajuan lama, yang didasarkan pada mutasi sebelumnya yang dilakukan AgriGen dan PurCal dan Total Nutrient Holdings. Buah-buahan dari sains lama, yang diproduksi di dalam lab-lab riset Midwest Compact.

Ngaw berbeda. Ngaw tidak berasal dari Midwest. Kerajaan Thailand cerdik, sementara kerajaan lain tidak. Kerajaan Thailand maju sementara negara-negara seperti India, Burma, dan Vietnam jatuh seperti domino, kelaparan dan mengemis kemajuan teknologi dalam monopoli kalori.

Beberapa orang berhenti untuk mengamati belanjaan Anderson, namun meskipun Anderson berpikir harganya murah, sepertinya mereka merasa harga itu terlalu mahal dan berlalu pergi.

Si penjual menyerahkan ngaw dan Anderson nyaris tertawa senang. Tidak satu pun dari buah berambut ini yang seharusnya eksis; dia seperti sedang mengangkat sekarung trilobit4. Jika tebakannya mengenai asal usul ngaw benar, buah ini mewakili kebangkitan dari kepunahan yang sama mengejutkannya dengan seekor Tyrannosaurus yang berjalan di Thanon Sukhumvit. Walaupun begitu, hal yang sama berlaku untuk kentang, tomat, dan cabai yang memenuhi pasar, semuanya ditumpuk dalam timbunan megah, barisan suku terung-terungan subur yang belum pernah dilihat selama beberapa generasi. Di kota yang tenggelam ini, semua hal seakan mungkin. Buah dan sayuran bangkit dari kubur, bunga-bunga yang sudah punah merekah di jalanan, dan di balik semua itu, Kementerian Lingkungan bekerja luar biasa dengan bahan-bahan genetika dari generasi yang telah hilang.

Sambil menjinjing kantong buahnya, Anderson berdesak-desak-an di gang ke jalan besar di baliknya. Lalu lintas yang bergolak

4 Kelompok fosil artropoda laut yang paling awal dan sudah punah saat ini.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 5 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 11: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

6

menyambutnya, komuter pagi menyumbat Thanon Rama IX seperti Me kong saat banjir. Sepeda dan becak, kerbau air biru-hitam, dan mego dont besar yang terseok-seok.

Melihat kedatangan Anderson, Lao Gu muncul dari bayang-bayang reruntuhan menara kantor dan mematikan ujung rokoknya yang menyala. Suku terung-terungan lagi. Mereka ada di mana-mana. Tidak ada di tempat lain di dunia, selain di sini mereka berlimpah ruah. Lao Gu menyimpan sisa tembakau ke dalam saku kemeja usangnya saat dia berjalan di depan Anderson menuju becak mereka.

Pria Tiongkok tua itu seperti orang-orangan sawah, pakaiannya usang, tapi tetap saja dia beruntung. Dia masih hidup, ketika sebagian besar saudara sebangsanya mati. Dia punya pekerjaan, ketika sesama pengungsi Malaysia berjejalan seperti ayam potong di menara-menara Ekspansi yang panas terik. Lao Gu berotot besar dan punya cukup uang untuk menikmati rokok Singha. Bagi para pengungsi Kartu Kuning, dia sama beruntungnya seperti seorang raja.

Lao Gu duduk di sadel sepedanya dan menunggu dengan sabar saat Anderson naik ke kursi penumpang di belakang. “Kantor,” kata Anderson. “Bai khap.” Lalu beralih ke bahasa Mandarin. “Zou ba.”

Pria tua itu mengayuh pedalnya dan mereka menyatu ke dalam lalu lintas. Di sekeliling mereka, sepeda berdering seperti dentang cibiscosis, kesal karena terhalang. Lao Gu mengabaikan mereka dan berzig-zag lebih jauh ke dalam aliran lalu lintas.

Anderson mengambil ngaw lagi, lalu menahan diri. Dia harus menyimpannya. Buah-buah itu terlalu berharga untuk dilahap seperti anak serakah. Orang Thai menemukan cara-cara baru untuk menggali masa lalu, dan yang dia inginkan sekarang adalah menikmati buktinya. Anderson mengetukkan jarinya di kantong buah itu, berusaha mengendalikan diri.

 Untuk mengalihkan perhatiannya sendiri, dia mencari-cari kotak rokoknya dan menyalakan sebatang. Dia menghirup tembakaunya, menikmati aromanya, mengingat keterkejutannya saat pertama kali menemukan betapa suksesnya Kerajaan Thai, betapa tersebar luasnya suku terung-terungan. Dan saat dia merokok, dia teringat akan Yates.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 6 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 12: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

7

Teringat kekecewaan pria itu saat mereka duduk berseberangan dengan sejarah yang bangkit kembali dan membara di antara mereka.

“Terung-terungan.” Korek api Yates menyala dalam keremangan kantor SpringLife,

menerangi wajahnya yang kemerahan saat dia menyalakan sebatang rokok dan menghirup dalam-dalam. Kertas rokok meretih. Ujung rokoknya menyala dan Yates mengembuskan napas, mengirimkan gulungan asap ke langit-langit, ke tempat kipas angin engkol berputar melawan rasa gerah sauna.

“Terung. Tomat. Cabai. Kentang. Melati. Nikotin.” Dia mengang-kat rokoknya dan mengangkat sebelah alisnya. “Tembakau.”

Dia menghirup lagi sambil menyipitkan mata dalam nyala rokok. Di sekeliling mereka, meja dan komputer pedal milik perusahaan terdiam bisu. Pada malam hari, ketika pabrik tutup, mungkin saja orang salah mengira meja-meja kosong itu sebagai hal lain selain topografi kegagalan. Para pekerja mungkin sudah pulang, beristirahat sembari waswas menyambut hari kerja berat berikutnya. Kursi-kursi ber selimut debu dan komputer pedal menyanggah semua itu—tapi dalam keremangan, dengan bayang-bayang menimpa perabotan dan cahaya bulan masuk dari daun jendela mahogani, mudah mem ba-yang kan apa yang mungkin akan terjadi.

Di atas kepala, kipas angin terus berputar lamban, karet mesin buatan Laos berderak berirama saat mereka diikatkan ke langit-langit, menarik sedikit daya kinetik dari pusat kumparan-pegas pabrik.

“Di laboratorium, orang-orang Thai beruntung,” kata Yates, “dan sekarang di sinilah kau berada. Kalau aku percaya takhayul, aku akan berpikir mereka menyulapmu bersama tomat mereka. Yang kutahu, semua organisme membutuhkan predator.”

“Seharusnya kau melaporkan seberapa besar kemajuan yang mereka buat,” kata Anderson. “Pabrik ini bukan satu-satunya tanggung jawab-mu.”

Yates meringis. Wajahnya bagai pelajaran bagi kehancuran tropis. Pembuluh darah yang rusak membuat peta garis merah di pipinya dan berselang-seling di puncak hidungnya. Mata birunya yang berair balas

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 7 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 13: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

8

berkedip kepada Anderson, sama kaburnya seperti udara kota yang tercemar kotoran. “Harusnya aku tahu kau akan mengambil posisiku.”

“Jangan anggap serius.” “Hanya pekerjaan seumur hidupku.” Dia tertawa, derakan kering

itu mengingatkanku pada serangan awal cibiscosis. Suara itu akan mem buat Anderson keluar dari ruangan andai dia tidak tahu bahwa Yates, seperti semua personel AgriGen, sudah diinokulasi5 virus yang baru.

“Aku menghabiskan bertahun-tahun membangun ini,” kata Yates, “dan kau bilang padaku jangan anggap serius.” Dia melambai ke arah jendela pengamatan kantor tempat mereka mengawasi lantai pabrik. “Aku punya kumparan-pegas seukuran telapak tanganku yang menyim-pan daya satu gigajoule. Empat kali lipat dari rasio kapasitas berat pegas mana pun di pasaran. Aku duduk di atas penyimpanan energi revolusioner, dan kau membuangnya begitu saja.” Dia memajukan duduknya. “Kita belum punya daya seportabel ini sejak bensin.”

“Hanya jika kau bisa memproduksinya.”“Kita hampir berhasil,” Yates bersikeras. “Hanya kolam ganggang.

Hanya itu halangannya.”Anderson terdiam. Yates menganggap itu sebagai dorongan. “Kon-

sep dasarnya sudah benar. Begitu kolam-kolamnya memproduksi kuan titas yang cukup—”

“Seharusnya kau memberi tahu kami ketika pertama kali melihat terung-terungan di pasar. Orang Thai sudah berhasil menumbuhkan kentang, setidaknya selama lima musim. Mereka jelas duduk di atas bank benih, sementara kami tetap tidak mendengar apa pun darimu.”

“Itu bukan departemenku. Departemenku bagian penyimpanan energi. Bukan produksi.”

Anderson mendengus. “Dari mana kau akan mendapatkan kalori untuk memutar kumparan-pegasmu yang canggih itu kalau panen gagal? Lepuhan karat sekarang bermutasi setiap tiga musim. Peretas

5 Sudah dimasukkan virus, bakteri, atau vaksin lewat luka atau alat yang digoreskan pada kulit dan tidak selalu menimbulkan infeksi.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 8 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 14: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

9

genetika meretas desain kita untuk TotalNutrient Wheat dan SoyPRO. Jaringan terakhir Jagung Higro kita hanya mengalahkan predasi6 kumbang sebesar enam puluh persen, dan sekarang kami tiba-tiba mendengar kau duduk di atas sebuah tambang emas genetika. Orang-orang kelaparan—”

Yates tertawa. “Jangan bahas tentang menyelamatkan nyawa dengan-ku. Aku melihat apa yang terjadi dengan bank benih di Finlandia.”

“Bukan kami yang meledakkan ruang besinya. Tidak ada yang tahu orang Finlandia sebegitu fanatiknya.”

“Orang bodoh mana pun di jalan bisa mengantisipasinya. Perusa-ha an kalori punya reputasi tertentu.”

“Itu bukan pekerjaanku.”Yates tertawa lagi. “Selalu itu alasan kita, kan? Perusahaan menuju

ke suatu tujuan dan kita semua mundur dan cuci tangan. Berpura-pura bukan kita yang bertanggung jawab. Perusahaan menarik SoyPRO dari pasar Myanmar, dan kita semua menyingkir, mengatakan bahwa percekcokan hak milik intelektual bukanlah departemen kita. Dan orang-orang tetap kelaparan.” Dia mengisap rokoknya, mengembuskan asap. “Aku benar-benar tidak tahu bagaimana seseorang seperti dirimu tidur di malam hari.”

“Itu mudah. Aku berdoa sebentar kepada Nuh dan Santo Francis, dan berterima kasih kepada Tuhan kita masih satu langkah di depan lepuhan karat.”

“Sudah final berarti? Kau akan menutup pabrik?”“Tidak. Tentu saja tidak. Pembuatan kumparan-pegas akan

berlanjut.”“Oh?” Yates memajukan duduknya, penuh harapan.Anderson mengangkat bahu. “Itu kedok yang berguna.”

Ujung rokok yang terbakar mencapai jemari Anderson. Dia mem-biarkan rokoknya jatuh ke jalan, menggosok ibu jari dan telunjuknya

6 Serangan atau penghancuran satu organisme oleh organisme lain.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 9 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 15: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

10

yang terbakar sementara Lao Gu mengayuh di jalan-jalan yang macet. Bangkok, Kota Makhluk Surgawi, berkelabat lewat.

Para biksu berjubah kuning berjalan di sepanjang trotoar di bawah bayang-bayang payung hitam. Anak-anak berlari bergerombol, saling mendorong dan berkerumun, tertawa dan saling berseru dalam perjalanan mereka ke sekolah biara. Pedagang kaki lima mengulurkan lengan yang berisi karangan bunga gemitir untuk persembahan kuil dan mengangkat jimat berkilat dari para biksu terhormat untuk me-minta perlindungan, mulai dari kemandulan sampai kudis. Gerobak makanan mengeluarkan asap dan desis aroma minyak goreng dan ikan fermentasi, sementara di sekeliling pergelangan kaki pelanggan mereka, kucing-kucing cheshire yang berkilauan tertimpa sinar matahari bergelung dan mengeong, berharap mendapatkan sisa makanan.

Di atas, menara-menara tua Ekspansi menjulang, terperangkap sulur dan lumut, jendela-jendelanya sudah lama terempas, tiang-tiang besarnya habis tergerus. Tanpa pendingin ruangan atau lift untuk membuat mereka layak dihuni, menara-menara itu berdiri dan melepuh di bawah sinar matahari. Asap hitam dari api kotoran ilegal menguar dari pori-pori menara, menandai tempat di mana para pengungsi Malaysia tergesa-gesa memanaskan chapati dan menyeduh kopi sebelum para Kemeja Putih menyerbu ketinggian yang terik dan memukuli mereka karena pelanggaran yang mereka lakukan.

Di tengah jalur lalu lintas, pengungsi utara dari perang batu bara bersujud dengan tangan terulur, sangat sopan dalam posisi meminta-minta. Sepeda, becak, dan kereta megodont mengalir melewati me reka, bercabang seperti sungai di sekitar batu besar. Bonggol-bonggol seperti bunga kol akibat fa’gan melukai hidung dan mulut para pengemis. Noda pinang menghitamkan gigi mereka. Anderson merogoh sakunya dan melemparkan uang ke kaki mereka, lalu meng angguk kecil atas wai—ungkapan syukur—mereka saat dia berlalu pergi.

Tak lama kemudian, tampak dinding dan lorong-lorong putih distrik manufaktur farang7.

7 Sebutan untuk orang Amerika di Thailand. Sebutan ini hanya dipakai untuk menunjukkan ketidaksukaan orang Thai kepada orang Amerika.

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 10 12/5/2018 11:29:32 AM

Page 16: The Windup Girl - s3.amazonaws.com fileRambut panjang buah itu menggelitik telapak tangannya, menan-tang Anderson untuk mengenali asal-usulnya. Sebuah keberhasilan

Tentang Pengarang

Cerita-cerita pendek Paolo Bacigalupi telah terbit di The Magazine of Fantasy & Science Fiction, Asimov’s Science Fiction, dan jurnal lingkungan High Country News. Fiksinya dinominasikan untuk penghargaan Nebula dan Hugo Award, dan telah memenangkan Theodore Sturgeon Memorial Award untuk cerita pendek terbaik. Novel Young Adult-nya Ship Breaker baru-baru ini diterbitkan. Esai non-fiksinya muncul di Salon.com dan High Country News, dan telah digabungkan di banyak surat kabar barat termasuk Idaho Statesman, Albuquerque Journal, dan Salt Lake Tribune. Dia tinggal di Colorado Barat bersama istri dan putranya, tempatnya mengerjakan novel berikutnya.

Ketahui lebih banyak tentang Paolo Bacigalupi di http://windupstories.com

Isi The Windup Girl Revisi 3.indd 500 12/5/2018 11:29:44 AM