Upload
nurhidayah-hafid
View
218
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah biosensor
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Di abad milenium ini, segala sesuatu yang serba praktis dan mudah
serta ditunjang oleh manfaatnya yang besar, pastilah di cari oleh setiap
orang. Salah satunya adalah sensor. Aplikasi sensor yang paling sering kita
jumpai adalah pintu otomatis yang terdapat di pusat-pusat perbelanjaan.
Pintu akan terbuka dan tertutup secara otomatis apabila ada orang yang
lewat. Contoh lainnya adalah detektor logam yang terdapat pada bandara
udara, ataupun detektor asap yang terdapat dalam perkantoran.
Secara umum, sensor sebenarnya dibedakan menjadi dua jenis
yaitu sensor fisika dan sensor kimia. Sensor fisika lebih kepada
kemampuannya untuk mendeteksi kondisi besaran fisika seperti tekanan,
gaya, tinggi permukaan air laut, kecepatan angin, dan sebagainya.
Sedangkan sensor kimia merupakan alat yang mampu mendeteksi
fenomena kimia seperti komposisi gas, kadar keasaman, susunan zat suatu
bahan makanan, dan sebagainya. Termasuk ke dalam sensor kimia ini
adalah biosensor. Dewasa ini, biosensor telah banyak diteliti dan
dikembangkan oleh para peneliti dan industri, dan dalam dunia biosensor
research, topik yang sedang berkembang sekarang ini adalah biosensor
yang berbasis DNA (genosensor).
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan biosensor ?
2. Bagaimana prinsip kerja biosensor ?
3. Bagaimana penerapan aplikasi biosensor?
I.3 Tujuan Makalah
1. mengetahui apa itu biosensor
2. mengetahui prinsip kerja dari biosensor
3. mengetahui penerapan aplikasi biosensor
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Biosensor
Biosensor adalah suatu alat untuk mendeteksi keberadaan analit
dengan menggabungkan komponen biologis dan komponen fisika yang
melibatkan reaksi-reaksi biokimia. Biosensor pada prinsipnya terdiri dari
tiga bagian utama, yakni (Aviga, 2010):
Biosensor sendiri didefinisikan sebagai suatu perangkat sensor yang
menggabungkan senyawa biologi dengan suatu tranduser. Dalam proses
kerjanya senyawa aktif biologi akan berinteraksi dengan molekul yang akan
dideteksi yang disebut molekul sasaran. Hasil interaksi yang berupa besaran
fisik seperti panas, arus listrik, potensial listrik atau lainnya akan dimonitor
oleh transduser. Besaran tersebut kemudian diproses sebagai sinyal sehingga
diperoleh hasil yang dapat dimengerti.
Biosensor yang pertama kali dibuat adalah sensor yang
menggunakan transduser elektrokimia yaitu elektroda enzim untuk
menentukan kadar glukosa dengan metode amperometri. Sejauh ini,
biosensor dalam perkembangannya mempunyai tiga generasi yaitu generasi
pertama; dimana biosensor berbasis oksigen, generasi kedua; biosensor
menjadi lebih spesifik yang melibatkan “mediator” diantara reaksi dan
transduser, dan terakhir generasi ketiga; dimana biosensor berbasis enzyme
coupling.
Untuk produk-produk komersial dari teknologi biosensor, sekarang
ini telah banyak diperjualbelikan. Biosensor eksternal/internal dalam bentuk
chip bahkan telah diproduksi oleh perusahaan Amerika i-Stat, MicroChips,
Digital Angel, VeriChip yang dapat ditanam dalam tubuh manusia.
Beberapa Perusahaan Jepang pun turut berpartisipasi, seperti Matsushita
Electric Industrial Co. dengan teknologi biosensornya yang mampu
menetapkan secara cepat dan mudah pengukuran kolesterol darah. Tokyo
Medical and Dental University dengan biosensor nafasnya yang
memanfaatkan enzim monoamine oksidase A (MAO A) dan lain
sebagainya. Tetapi secara umum untuk penguna biosensor, hampir 60%
pengunanya berasal dari health-care industri.
II.2 Prinsip Kerja Biosensor
Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsur biologi (reseptor biologi), transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal. Unsur biologi yang umumnya digunakan dalam mendesain suatu biosensor dapat berupa enzim, organel, jaringan, antibodi, bakteri, jasad renik, dan DNA. Unsur biologi ini biasanya berada dalam bentuk terimmobilisasi pada suatu transduser. Immobilisasi sendiri dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan : (1) adsorpsi fisik, (2) dengan menggunakan membran atau perangkap matriks atau (3) dengan membuat ikatan kovalen antara biomolekul dengan transduser.
Untuk transduser, yang banyak digunakan dalam suatu biosensor adalah transduser elektrokimia, optoelektronik, kristal piezoelektronik, field effect transistor dan temistor. Proses yang terjadi dalam transduser dapat berupa calorimetric biosensor, potentiometric biosensor, amperometric biosensor, optical biosensor maupun piezo-electric biosensor. Sinyal yang keluar dari transduser ini kemudian di proses dalam suatu sistem elektronik misalnya recorder atau komputer.Berikut adalah contoh skema umum dari biosensor :
II.3 Penerapan Aplikasi BiosensorAplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan
berkembangnya keperluan manusia dan kemajuan iptek. Tetapi secara umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan lingkungan hidup. Beberapa bidang aplikasi lainnya dapat dilihat pada tabel berikut :
No Bidang Aplikasi Kegunaan Biosensor1 Medis dan
FarmasiMengontrol penyakit : diabetes, kolesterol, jantung dllDiagnosis untuk : obat, metabolit, enzim, vitaminPenyakit infeksi, alergi.Studi efisiensi obat
2 Lingkungan Hidup
Kontrol polusiMonitoring senyawa-senyawa toksik di udara, air, dan tanah.Penentuan BOD (biological oxygen demand)
3 Kimia Mengontrol kualitas makanan (mendeteksi kontaminasi mikroba, menentukan kesegaran, analisis lemak, protein dan karbohidrat dalam makanan.Mendeteksi kebocoran, menentukan lokasi deposit minyak.Mengecek kualitas udara di ruangan.Penentuan parameter kualitas pada susu
4 Pertanian Mengontrol kualitas tanah.Penentuan degradasi seperti biodegradable pada kayu dan makanan.Mendeteksi keberadaan pestisida
5 Militer Mendeteksi zat-zat kimia dan biologi yang digunakan sebagai senjata perang (senjata kimia/biologi) seperti virus, bakteri patogen, dan gas urat syaraf.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Biosensor adalah suatu alat untuk mendeteksi keberadaan analit dengan
menggabungkan komponen biologis dan komponen fisika yang
melibatkan reaksi-reaksi biokimia.
2. Pada dasarnya biosensor terdiri dari tiga unsur yaitu unsur biologi
(reseptor biologi), transduser, dan sistem elektronik pemroses sinyal
3. Aplikasi biosensor pada dasarnya meningkat seiring dengan
berkembangnya keperluan manusia dan kemajuan iptek. Tetapi secara
umum tetap didominasi untuk aplikasi dibidang medis dan lingkungan
hidup
III.2 Saran
Di Indonesia penelitian di bidang biosensor telah berkembang pesat.
Tetapi kebanyakan penelitian di bidang ini berhenti pada tahap publikasi ilmiah di
jurnal-jurnal atau seminar-seminar. Sehingga sudah seharusnya para peneliti dan
pemerintah Indonesia memanfaatkan momentum tersebut untuk dapat merintis
dan mengembangkan sistem sensor dengan kreatifitas, langkah dan kebijakan
yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
- Fraden, J. 1993. AIP Handbook of Modern Sensors: Physics, Designs and Applications. American Institute of Physics. New York.
- Gurum Ahmad Fauzi. 2002. Sensor dan Otomatisasi Alat. Majalah Natural Edisi 6 Thn IV/September 2002. Bandar Lampung
- Yeni Wahyuni Hartati, Siti Rochani, H.H Bahti, M. Agma. Biosensor Elektrokimia untuk Deteksi Urutan DNA Tanpa Indikator Hibridisasi. Universitas Padjajaran Bandung. In Internet
- Bambang Kuswandi, E.W Atmoko dan A. A Gani. 2006. Optical Biosensor For Urea Based on Immobilised Urease on Sol-Gel Glasses. Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 31 No. 2 Hal. 79-85.
- Lee Yook Heng, Loh Han Chern dan Musa Ahmad. 2003. Biosensor Potentiometrik untuk Penentuan Urea dan Ketoksikan Logam Berat. Sains Malaysiana 23 Juli 2003.
- Dedy Hermawan Bagus Wicaksono. Mengenal Biosensor (2) : Memanfaatkan dan Meniru Mahluk Hidup. Tokyo Institute of Technology, Jepang. E-gagas.net
- Bambang Widihastono. 2005. Biosensor. Warta Kimia Analitik. Situs Web P2K LIPI.