106

TIM PENYUSUN - dinkes.kamparkab.go.iddinkes.kamparkab.go.id/web/wp-content/uploads/LKJIP-2016_Dinkes-Kampar.pdf · Gigi, Perawat dan Bidan di . Wilayah Kerja . ... c. Seksi promosi

Embed Size (px)

Citation preview

TIM PENYUSUN

Pengarah

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Dr. Muhammad Haris

Penanggungjawab

Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Dedy Sambudi, SKM, M.Kes

Ketua

Kepala Sub bagian Program, Informasi dan Hubungan masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

Dwi Andriani, SKM, M.Kes

Sekretaris/ Editor Fenti Mansyar, SE, M.Si

Anggota Didi Dwiantoro, SKM, M.Kes Poppy Wulandari, SKM, MKL

Kontributor Sekretariat

Bidang Sumber Daya Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Kesehatan Masyarakat

Bidang P2P Puskesmas se-Kabupaten Kampar

RSUD Bangkinang

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil alamin, berkat rahmat dan karunia Allah SWT, akhirnya

“Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

Tahun 2016” ini dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja Dinas kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2016 disusun untuk

melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi

pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintah negara untuk

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan

pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang telah

ditetapkan dengan berpedoman kepada Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003

dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014.

Laporan kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan yang telah diamanahkan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar. Berbagai data kinerja disajikan setelah melalui proses pengumpulan

dan pengukuran yang sistematis agar dapat dimanfaatkan sebagai informasi kinerja yang

dapat mendukung perencanaan pembangunan kesehatan di masa mendatang untuk

mencapai Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yaitu “Mewujudkan Pembangunan

Kesehatan yang berkesenambungan serta Pelayanan Berkualitas dan Terjangkau oleh

Seluruh Lapisan Masyarakat Tahun 2016”

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua

pihak yang telah berperan aktif dalam menyusun dan menyelesaikan Laporan Kinerja

Dinas kesehatan Kabupaten Kampar tahun 2016. Besar harapan kami, agar semua

pihak yang terkait dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi

sempurnanya laporan ini. Semoga keberadaan Laporan Kinerja ini dapat menjadi media

pertanggungjawaban serta peningkatan kinerja bagi seluruh pegawai dilingkungan Dinas

Kesehatan Kabupaten Kampar.

Bangkinang Kota, 23 Januari 2017

KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN KAMPAR

Dr. MUHAMMAD HARIS Pembina TK.I

NIP. 19670721 199803 1 003

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR…………………………………………………………............................ i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………............................... ii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….......... iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………............................. 1

1.1. Gambaran Umum…………………………………………………………….... 1

1.1.1 Kedudukan….…………………………………………...................... 1

1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi………………………………................... 1

1.1.3 Struktur Organisasi……………………………………..................... 2

1.1.4 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh…………………………. 3

1.1.5 Landasan Hukum……..…………………………....…..................... 5

1.1.6 Maksud dan Tujuan …………………….…………...….................. 6

1.1.7 Sistematika Pembahasan……………………………...................... 7

BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA……….......................... 9

2.1 Rencana Strategi……….………………………….…………........................... 9

2.2 Visi, Misi dan Nilai-Nilai…………………………………………...................... 10

2.3 Tujuan dan Sasaran Strategi………………………………………………… . 11

2.4 Prioritas Pembangunan di Bidang Kesehatan ……………………................ 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA…………………………………...................................... 14

3.1 Capaian Kinerja Dinas Kesehatan …………………………………………... 14

3.2 Kerangka Pengukuran …………………………………………………………. 14

3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja …………………... 16

3.4 Tahapan Pengukuran Realisasi Kinerja…………………………………….. .. 36

3.5 Pengelolaan Barang Milik Daerah ……………………………………………. 81

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………..... 83

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Ordinal Pencapaian Kinerja………............................... 15

Tabel 3.2 Evaluasi Pencapaian Misi 1 Sasaran 1………..………............................... 17

Tabel 3.3 Evaluasi Pencapaian Misi 1 Sasaran 2………..………............................... 19

Tabel 3.4 Evaluasi Pencapaian Sasaran 3………………..……….............................. 21

Tabel 3.5 Rasio Keberadaan Dokter umum/Dokter Gigi, Perawat dan Bidan di

Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2016........................................ 22

Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4………………..………............................. 30

Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5………………..………............................. 31

Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6………………..………............................. 32

Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7………………..………............................. 35

Tabel 3.10 Gambaran Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016. 37

PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

1

1.1 Gambaran Umum

1.1.1 Kedudukan

Sesuai dengan Perda Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2012 tentang

organisasi dan tata kerja Dinas Daerah Kabupaten Kampar, dinyatakan bahwa

kedudukan Dinas Kesehatan adalah perangkat daerah yang diberi wewenang, tugas

dan tanggung jawab untuk melaksanakan otonomi daerah, desentralisasi,

sentralisasi dan tugas perbantuan bidang kesehatan di daerah yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

1.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dijabarkan dan

ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2012. Secara

terinci ditetapkan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar adalah

membantu Bupati dalam melaksanakan tugas dibidang kesehatan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Dinas Kesehatan mempunyai

fungsi:

a Menyusun perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan.

b Melaksanakan urusan kegiatan kesekretariatan.

c Menyusun perencanaan, pengendalian, pelaksanaan, dan evaluasi program

pelayanan kesehatan.

d Melaksanakan pembangunan dan penyediaan sarana dan prasarana

pelayanan kesehatan.

e Melaksanakan penyuluhan kesehatan dan penyebaran informasi kesehatan

f Melaksanakan pembinaan kesehatan keluarga, ibu, anak dan keluarga

berencana, usia lanjut serta peningkatan gizi dan usaha kesehatan sekolah;

g Melaksanakan pencegahan dan pengendalian penyakit melalui kegiatan

pengamatan penyakit, pencegahan dan pengendalian penyakit menular.

h Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar rujukan.

BAB I

PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

2

i Melaksanakan pelayanan kesehatan khusus dan swasta.

j Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum.

k Pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan swasta.

l Melaksanakan pengawasan terhadap obat, makanan dan bahan berbahaya

serta alat-alat kesehatan.

m Melakukan pengawasan dan pengendalian dibidang kesehatan.

n Melaksanakan pembinaan terhadap unit pelaksana teknis.

o Melaporkan dan mempertanggungjawabkan tugas dinas secara teknis

operasional dan teknis administrasi kepada kepala daerah.

p Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah sesuai

dengan bidang tugasnya.

1.1.3 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kampar No. 6 Tahun 2012

Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :

1 Kepala Dinas Kesehatan

2 Sekretariat

a. Sub bagian umum

b. Sub bagian kepegawaian

c. Sub bagian keuangan

3 Bidang bina program

a. Seksi penyusunan program

b. Seksi monev dan informasi kesehatan

c. Seksi pengembangan sarana dan prasarana kesehatan

4 Bidang promosi kesehatan dan kesehatan keluarga

a. Seksi kesehatan keluarga

b. Seksi gizi

c. Seksi promosi kesehatan dan UKS

5 Bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

a. Seksi surveilan, imunisasi dan kesehatan matra

b. Seksi pemberantasan penyakit menular

c. Seksi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

3

6 Bidang pelayanan kesehatan

a. Seksi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

b. Seksi Farmakmin dan Alkes

c. Seksi jaminan pelayanan kesehatan

7 Unit pelaksana teknis dinas (UPTD)

a. UPTD Puskesmas

b. UPTD Instalasi Farmasi Kesehatan

c. UPTD Laboratorium Kesehatan

1.1.4 Lingkungan Strategis yang Berpengaruh

Program Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Kampar yang dilaksanakan

oleh Dinas Kesehatan Kabupaten bersama jajaran kesehatan tidak akan dapat

berjalan dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya

tanpa keterlibatan dari sektor lain yang terkait, peran lintas sektor dan swasta serta

masyarakat umumnya. Bila dikoordinasikan dengan baik secara sinergis maka apa

yang menjadi visi Kabupaten Kampar yaitu “ Terwujudnya Masyarakat Kabupaten

Kampar yang Madani, berakhlak dan bermoral menuju Kehidupan yang sehat,

sejahtera serta berdaya saing pada Tahun 2016”. Melalui perwujudan Visi Dinas

Kesehatan yaitu “Mewujudkan Pembangunan Kesehatan yang

berkesenambungan serta Pelayanan Berkualitas dan Terjangkau oleh Seluruh

Lapisan Masyarakat Tahun 2016“ akan dapat terwujud.

Untuk itu perlu ditetapkan berbagai program kesehatan yang telah

disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat,

dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta

ketersediaan sumber daya yang ada.

Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan yang optimal dan terjangkau oleh berbagai lapisan

masyarakat, maka sumber daya dibidang kesehatan dituntut untuk lebih bekerja

secara profesional yang menjamin out come yang akan dirasakan langsung oleh

masyarakat, hal ini terdapat dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama dalam

memperoleh derajat kesehatan dan Undang-undang No 36 Tahun 2014 tentang

Kesehatan yang menyatakan bahwa kesehatan sebagai hak asasi manusia harus

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

4

diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh

masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang menyeluruh

oleh Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat secara terarah, terpadu dan

berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh

masyarakat.

Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang bersifat

public goods artinya pelayanan yang harus tersedia dan dapat dijangkau oleh setiap

orang untuk memperoleh peluang dan mengembangkan kemampuan hidup sehat,

yang pada akhirnya kesehatan merupakan gaya hidup masyarakat di Kabupaten

Kampar. Disamping itu pemerintah berkewajiban memfasilitasi pengembangan

pelayanan kesehatan yang bersifat private goods yang memberikan peluang kepada

masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan

dan kemampuannya. Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi

penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat,

serta menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan

pembiayaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan

kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap dapat terjamin. Oleh karena

itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun 2016 memiliki program

unggulan yaitu: UGD 24 jam diseluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Kampar,

Revitalisasi sistem kesehatan karna didalamnya ada kegiatan Akreditasi

Puskesmas, Pelayanan kesehatan jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal.

Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan program yang telah

dilakukan, serta untuk mengetahui apakah tujuan dan sasaran program mencapai

hasil yang diharapkan yaitu berhasil guna dan berdayaguna yang optimal dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta dapat meningkatkan kinerja

pembangunan kesehatan di Kabupaten Kampar, maka perlu disusun laporan dalam

bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) selama T.A 2016. Hal ini

sebagai pelaksanaan dari Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang selanjutnya

disingkat SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktifitas, alat dan

proseduryang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan

data, pengklasifikasian dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja

instansi pemerintah. Setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

5

pemerintahan Negara berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan

didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing

instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai dan berpedoman

kepada Peraturan MENPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis.

Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan

anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah

pengukuran kinerja, evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan kinerja juga berperan sebagai

alat kendali, alat penilai dan alat pendorong terwujudnya Good Governance yaitu

pemerintahan yang baik, bersih, dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

1.1.5 Landasan Hukum

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar Tahun 2016 berlandaskan kepada :

a Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5).

b Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2006 Nomor 25, tambahan lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4614)

c Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas dan

fungsi kementrian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I

Kementrian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014

d Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

e Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

f Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

6

g Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi.

h Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan dan Pelaporan Akuntabilitas dan Penetapan Kinerja

Instansi Pemerintah

i Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata cara Reviu atas laporan kinerja Instansi

Pemerintah.

j Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 6 Tahun 2012 Tentang SOTK

Pemerintah Kabupaten Kampar.

1.1.6 Maksud dan Tujuan

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan

anggaran.

Tujuan pelaporan kinerja oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar:

a. Memberikan infomasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas

kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.

b. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah

untuk meningkatkan kinerjanya.

Gambar 1.1

Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Kinerja 2015

Informasi kinerja

terukur

Meningkatkan

Kinerja

Laporan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

7

1.1.7 Sistimatika Pembahasan

Pada dasarnya laporan kinerja disusun oleh setiap tingkatan organisasi yang

menyusun perjanjian kinerja dan menyajikan informasi tentang:

a. Uraian singkat organisasi

b. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan

c. Pengukuran kinerja

d. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil

program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis

ini juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja

dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah terdiri dari empat bab

dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan.

Menguraikan tentang penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja.

Menguraikan tentang ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja.

Menguraikan tentang:

A. Capaian kinerja organisasi

Pada sub bab ini disajian capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja

sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai

berikut:

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja

tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

8

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan

target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

perencanaan strategis organisasi.

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar

nasional .

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/

penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

6. Analisis atas efisiansi penggunaan sumber daya.

7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun

kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

B. Realisasi anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan

yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja Dinas Kesehatan

sesuai dengan dokumen Perjanjian kinerja.

Bab IV Penutup

Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan Dinas Kesehatan untuk

meningkatkan kinerjanya.

PERENCANAAN

KINERJA DAN

PERJANJIAN KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

9

2.1 Rencana Strategis

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis

merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar

mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap

berada dalam tatanan sistem administrasi negara kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu, pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi

pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang

dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar. RPJMD secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang

diterjemahkan kedalam bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang

terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara

bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.

Perencanaan merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang

ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana strategis

instansi pemerintah (Dokumen Renstra) yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan,

sasaran, strategi, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan

dalam pelaksanaannya.

Pada penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas

Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016 ini, mengacu pada peraturan menteri

negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birograsi No. 53 Tahun 2014

tentang petunjuk teknis penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

teknis reviu atas laporan dan peraturan daerah No. 7 tahun 2014 tentang perubahan

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

DAN PERJANJIAN KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

10

peraturan daerah kabupaten kampar No. 12 tahun 2012 tentang rencana

pembangunan

Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis

merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar

mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional dan global, serta

tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis,

instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi,

peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas

kinerjanya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dalam rangka mewujudkan Renstra

yang telah disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap

terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa depan, dengan

memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan tantangan (threats), baik pada lingkungan internal maupun

eksternal. Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2012 –

2016 dapat digunakan sebagai dasar penilaian kinerja Kepala Dinas dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan

masyarakat selama masa jabatannya.

2.2 Visi, Misi dan Nilai – Nilai

2.2.1 Pernyataan visi

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar” Masyarakat Kampar Sehat

yang Mandiri dan Berkeadilan Tahun 2016”

Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana

masyarakat di Kabupaten Kampar menyadari, mau dan mampu untuk mengenali,

mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan, baik yang disebabkan karena

penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan

perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

11

2.2.2 Pernyataan Misi

Misi yang diemban Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang terdapat pada

misi keempat Kabupaten Kampar adalah :

Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh

lapisan masyarakat.

2.3 Tujuan dan Sasaran Strategis

2.3.1 Misi I

Misi I : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat.

Tujuan:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan serta

sarana dan prasarana kesehatan

Sasaran:

a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan

b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

c. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat

2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan

menghadapi masalah kesehatan dan prilaku hidup bersih dan sehat

Sasaran:

a. Meningkatnya persentase rumah dan lingkungan sehat

b. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan

kesehatan

c. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat

3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

kesehatan

Sasaran:

a. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan

2.3.2 Misi II

Misi II : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau

oleh seluruh lapisan masyarakat

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

12

Tujuan:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan melalui peningkatan

sarana dan prasarana kesehatan

Sasaran:

a. Meningkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan

yang berkualitas

b. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat

2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan

kesehatan

Sasaran:

a. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan

2.3.3 Misi III

Misi III : Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dilingkungan dinas

kesehatan dan jajarannya

Tujuan:

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan serta

sarana dan prasarana kesehatan

Sasaran:

a. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan

b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat

c. Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat

2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan

menghadapi masalah kesehatan dan perilaku hidup bersih dan

sehat

Sasaran:

a. Meningkatnya persentase rumah dan lingkungan sehat

b. Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki jaminan

kesehatan

c. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat

3. Peningkatan pengelolaan pelayanan kesehatan yang bersih, baik

dan profesional.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

13

Sasaran:

a. Meningkatnya peran swasta dalam pelayanan kesehatan

4. Pelayanan yang Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

2.4 Prioritas Pembangunan di Bidang Kesehatan

2.4.1 Rencana Kinerja Tahunan

Perencanaan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dijabarkan dari

sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana strategis. Rencana

kinerja ini akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam rencana

kinerja telah ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator

kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja ini

merupakan komitmen seluruh unsur Pimpinan dan pelaksana pada Dinas

Kesehatan Kabupaten Kampar untuk mencapainya dalam periode tahunan.

Proses penyusunan rencana kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

telah melalui tahapan-tahapan berikut:

Penetapan Program

Penetapan Sasaran

Penetapan Kegiatan

Indikator Pencapaian Sasaran,

Indikator Kinerja kegiatan

Target Indikator Kinerja Kegiatan

Target Kinerja Sasaran

AKUNTABILITAS

KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

14

3.1 Capaian Kinerja Dinas Kesehatan

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan,

badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan

atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang

berwenang menerima pelaporan akuntabilitas atau pemberi amanah.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar selaku pengemban amanah

masyarakat kabupaten kampar melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui

penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang disusun sesuai

ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor

29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi

republik indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,

pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.

LKjIP tersebut menyajikan penilaian tingkat keberhasilan Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar melaksanakan kegiatan sepanjang tahun anggaran 2016

sesuai dengan target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja

kegiatan, dan target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang

ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Tahun 2011-2016 dan perjanjian kerja Tahun 2016.

3.2 Kerangka Pengukuran

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan sasaran yang telah ditetapkan

dalam rangka mewujudkan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar.

Mengacu kepada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun

2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan peraturan

BAB III

AKUNTABILITAS

KINERJA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

15

menteri negara pendayagunaan apatarur negara dan reformasi birokrasi republik

indonesia nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja,

pelaporan kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah,

kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar diukur berdasarkan tingkat

pencapaian sasaran dan indikator sasaran. Gambaran mengenai tingkat

pencapaian sasaran didapatkan melalui perbandingan antara Perjanjian Kinerja

dengan realisasi pada tahun berjalan.

Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan

realisasi indikator sasaran melalui media formulir pengukuran kinerja kemudian

atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui

keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis. Berdasarkan hasil

pengukuran kinerja, diperoleh capaian kinerja untuk setiap sasaran strategis dan

selanjutnya dianalisis dengan cara :

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja Tahun 2016

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja Tahun 2016

dengan Tahun lalu dan beberapa tahun berakhir.

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target

jangka menengah yang terdapat dokumen RPJMD

Nilai yang diperoleh dari pencapaian kinerja dikelompokkan dalam skala

pengukuran ordinal sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Ordinal Pencapaian Kinerja

No % Capaian Kinerja Peringkat Interpretasi

1 ≥ 85 AA Memuaskan

2 ≥ 75 – 85 A Baik Sekali

3 ≥ 65 – 75 B Baik

4 ≥ 50 – 65 CC Cukup Baik

5 ≥ 30 – 50 C Agak Kurang

6 ≥ 0 – 30 D Kurang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

16

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja, dilakukan analisis pencapaian

kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab

tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

1. Indikator kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan

tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan

memperhitungkan indikator masukan (input), dan hasil (outcomes).

2. Indikator sasaran

Indikator sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara signifikan

mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran, Indikator sasaran

dilengkapi dengan target kualitatif dan satuannya untuk mempermudah

pengukuran pencapaian sasaran.

3.3 Evaluasi Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja

Secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah dapat

melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kampar tahun 2011-2016. Tujuh sasaran

yang telah ditetapkan dengan dua puluh empat indikator kinerja sasaran pada

tahun anggaran 2015 sebagaimana juga telah ditetapkan dalam peraturan daerah

kabupaten kampar Nomor 7 Tahun 2014 tentang perubahan atas peraturan

daerah kabupaten Nomor 12 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kampar Tahun 2011-2016 dan mengacu

kepada penetapan kinerja Tahun anggaran 2016.

Pernyataan Misi : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas

dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pada misi ini terdapat 7 sasaran dengan 23 indikator kinerja sasaran yang

digunakan. Penjelasan tingkat capaian 23 indikator kinerja sasaran tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Sebanyak 13 indikator kinerja sasaran ( 56,52 %) mencapai atau melebihi

target

2. Sebanyak 10 indikator (43,48%) tidak mencapai target.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

17

Pengukuran kinerja pencapaian sasaran terhadap misi pada tahun 2016

adalah sebagai berikut:

3.3.1 Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan

Dalam pencapaian sasaran ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

menggunakan 5 indikator kinerja dengan capaian kinerja sebagai berikut:

Tabel 3.2

Evaluasi Pencapaian Misi 1 sasaran1

Indikator

Kinerja

Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai/

Tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Cakupan

komplikasi

kebidanan

yang

ditangani

87,95 100 100 100 100 100 V 96,99 100

Cakupan

pelayanan

puskesmas

82 15 17 15 30 200 V 36 90

Cakupan

kunjungan

bayi

91,6 87,4 90.14 95 98 103 V 91,79 100

Cakupan

balita gizi

buruk dapat

perawatan

100 100 100 100 100 100 V 100 100

Cakupan

desa/

kelurahan

universal child

immunization

(UCI)

93,2 91,4 59 100 74,8 74,8 X 78,85 100

Rata-rata

capaian

115,6

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

18

Keterangan:

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat

diketahui realisasi dari 5 (lima) indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan

bahwa sebanyak 4 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan

diantaranya :

1. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

2. Cakupan pelayanan puskesmas

3. Cakupan balita gizi buruk dapat perawatan

4. Cakupan kunjungan bayi.

Sedangkan sebanyak 1 indikator kinerja tidak mencapai target yang telah

ditetapkan yaitu:

1. Cakupan desa/ kelurahan universal child immunization (UCI)

Apabila dilihat perbandingan pencapaian kinerja antara tahun 2016 dengan

realisasi tahun 2015, 2014 dan 2015 semua indikator mengalami peningkatan.

Perkembangan capaian kinerja pada indikator cakupan Balita Gizi Buruk

didukung oleh kegiatan pemberian makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

pada balita miskin dan program PMT-AS.

Alasan indikator Cakupan desa/ kelurahan universal child immunization

(UCI) tidak mencapai target yang telah ditentukan adalah :

1. Perubahan indikator capaian UCI yaitu imunisasi dasar lengkap..

2. Saran program terlalu tinggi.

3. Perubahan Sistem Pelaporan dari manual ke Sistem aplikasi (by name by

adress).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

19

Untuk mendorong pencapian indikator sasaran cakupan desa/ kelurahan

Universal Child Immunization (UCI) dilakukan melalui :

1. Melaksanakan sweeping untuk meningkatkan pencapaian imunisasi dasar

lengkap sebagai indikator tercapainya desa UCI (Universal Child Imunisation).

2. Melaksanakan sosialisasi pentingnya imunisasi dasar lengkap.

3. Mensosialisasikan kembali pentingnya pelaksanaan imunisasi dasar dan

imunisasi lanjutan ( Booster DPT-HB-Hib & Campak).

4. Melakukan kembali sosialisasi tentang pentingnya imunisasi bagi murid SD

sederajat.

5. Melaksanakan pertemuan bagi pengelola imunisasi mengenai imunisasi.

3.3.2 Sasaran 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Dalam pencapaian sasaran ini Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

menggunakan 4 indikator kinerja dengan capaian sebagai sebagai berikut:

Tabel 3.3

Evaluasi pencapaian Misi 1 sasaran 2

Indikator Kinerja Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai/

tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Menurunnya

angka kematian

bayi per 1.000

kelahiran hidup

12 8 12 33 9 27,27 V 10,25 32

Menurunnya

angka kematian

balita

58 9 8 32 0 0 V 18,75 32

Menurunnya

angka kematian

ibu melahirkan

86 121 142 102 124 121,57 X 118,25 102

Meningkatya

usia harapan

hidup

70.7 70.8 71.1 71 71,1 100.1 V 70.93 71.6

Rata-rata

capaian 62,24

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

20

Keterangan:

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat

diketahui realisasi dari 4 indikator kinerja salama tahun 2016 menunjukkan bahwa

sebanyak dua indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya:

1. Menurunnya angka kematian bayi.

2. Meningkatnya usia harapan hidup.

3. Menurunnya angka kematian balita

Sedangkan sebanyak satu indikator kinerja tidak mencapai target yakni

menurunnya angka kematian ibu melahirkan

Penurunan realisasi kinerja dan capaian kinerja indikator menurunnya

angka kematian ibu melahirkan disebabkan sebagian ibu meninggal Sectio

Caesaria disebabkan emboli air ketuban, ada beberapa kasus penyebab kematian

tidak langsung antara lain jantung, diabetes dan anoreksia. Semua kasus

tertangani mulai dari bidan desa sampai ke rumah sakit, tetapi penyebab kematian

ibu bukan karena penyebab langsung komplikasi kebidanan seperti: perdarahan

dan infeksi.

Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan ditunjukkan antara lain

berkurangnya angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka

Kematian Balita (AKABA). Berdasarkan indikator AKI dan AKB serta AKABA

menunjukkan bahwa derajat kesehatan di indonesia masih belum memuaskan.

Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih memprihatinkan, 2 orang ibu

meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas. Sebagian besar

kematian ibu disebabkan komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang

disebabkan oleh perdarahan, infeksi, abortus pada kehamilan, pre-eklamsi dan

eklamsi serta partus lama.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

21

3.3.3 Sasaran 3 : Meningkatnya infrastruktur kesehatan masyarakat di Kabupaten

Kampar

Dalam pencapaian sasaran ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

menggunakan 3 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 3.4

Evaluasi Pencapaian Sasaran 3

Indikator

Kinerja

Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai/

Tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Rasio

Puskesmas

perawatan

dengan

kecamatan

8 8 8 9 8 88,9 X 8 9

Rasio

Puskesmas non

perawatan

untuk 30.000

penduduk

19 21 23 22 22 100 V 21,25 22

Rasio

puskesmas

pembantu

dengan desa

72.2 72.4 72.8 71 72,8 102,5 V 72.55 100

Rata-rata

capaian Tahun

2015

97,13

Keterangan:

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya

Rasio Puskesmas perawatan dengan kecamatan belum mencapai target

disebabkan oleh belum tersedianya alokasi dana untuk pengembangan

puskesmas menjadi puskesmas perawatan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

22

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat

diketahui realisasi dari 3 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa

sebanyak 2 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan diantaranya:

1. Rasio puskesmas non perawatan untuk 30.000 penduduk

2. Rasio puskesmas pembantu dengan desa

Untuk memenuhi pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Kampar telah

tersedia 31 puskesmas, 8 puskesmas rawat inap dan 23 rawat jalan, 177

puskesmas pembantu dan 21 Puskesmas keliling serta 681 posyandu, setiap

kecamatan telah memiliki puskesmas bahkan ada yang lebih dari 1 puskesmas.

pada kecamatan yang padat penduduk seperti Kecamatan Siak Hulu memiliki 3

puskesmas, Kecamatan XIII Koto Kampar memiliki 3 puskesmas, Kecamatan

Tapung memiliki 3 puskesmas, Tapung Hulu, Tapung Hilir, Kampar Kiri Hulu dan

Gunung Sahilan memiliki 2 puskesmas dan kecamatan lainnya memiliki masing-

masing 1 puskesmas. Dengan kondisi sekarang ini ratio antara puskesmas

terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Kampar tercatat 1: 24.688, Rasio antara

puskesmas perawatan dengan kecamatan tahun 2016 tercatat 8 : 21, Rasio

puskesmas pembantu dengan desa sebesar 185 : 250 dimana puskesmas

pembantu sudah dimiliki sebesar 74% desa dikabupaten kampar. Pada tahun

2016 poskesdes sebanyak 189 unit. Disamping itu telah tersedia sebuah

laboratorium kesehatan, 1 Rumah Sakit Umum Daerah sebagai pelayanan

kesehatan rujukan dari puskesmas.

Untuk meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan

diperlukan tenaga medis yang cukup. Gambaran mengenai kecukupan tenaga

medis di Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Rasio Keberadaan Dokter Umum/Dokter Gigi, Perawat dan Bidan di Wilayah

Kerja Dinas Kesehatan Tahun 2016

No Jenis Tenaga Ratio

Yang Ada Standar ISO 2010

1 Dokter Umum / Dokter

Gigi 18 : 100.000 Penduduk 40 : 100.000 Penduduk

2 Perawat 70 : 100.000 Penduduk 158 : 100.000 Penduduk

3 Bidan 39 : 100.000 Penduduk 100 : 100.000 Penduduk

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

23

1. Ratio tenaga dokter per 100.000 penduduk

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa gambaran mengenai kecukupan

tenaga dokter dalam satu wilayah dapat diukur dengan menggunakan

indikator jumlah dokter per 100.000 penduduk (ratio tenaga dokter terhadap

100.000 penduduk)

Jumlah dokter sampai dengan tahun 2016 adalah 25 dokter spesialis, 65

dokter umum dan 32 dokter gigi, berarti setiap penduduk hanya dilayani oleh

17 s.d 18 dokter. Sedangkan menurut perhitungan nasional rata-rata pada

tahun 2010 ada 40 orang dokter setiap 100.000 penduduk. Diharapkan pada

tahun 2017 ada peningkatan jumlah dokter.

2. Ratio Tenaga Dokter dan Dokter gigi Puskesmas

Untuk mengukur tingkat kecukupan dokter umum dan dokter gigi

disarana pelayanan kesehatan terdepan adalah dengan menggunakan

indikator ratio dokter dan dokter gigi puskesmas terhadap jumlah puskesmas.

Ratio tenaga dokter terhadap puskesmas di kabupaten kampar pada tahun

2016 yaitu pada satu puskesmas terdapat 2 – 3 orang dokter umum dan 1 – 2

orang dokter gigi.

Dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan maka

upaya yang telah dan akan ditempuh selanjutnya adalah menitik beratkan

pelayanan kesehatan di puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan

dasar dengan menempatkan dokter umum dan dokter gigi.

3. Ratio Tenaga Bidan per 100.000 penduduk

Gambaran tingkat kecukupan tenaga bidan dapat ditunjukkan dengan

jumlah bidan per 100.000 penduduk. Menurut indikator ISO 2010 rata-rata

bidan per 100.000 penduduk adalah 100 bidan. Sedangkan ratio tenaga bidan

di Kabupaten Kampar pada tahun 2016 adalah 39 orang per 100.000

penduduk, angka ini menurun dari tahun 2015 yang berjumlah 102 orang per

100.000 penduduk hal ini disebabkan oleh sebagian bidan melanjutkan

pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

24

4. Ratio Tenaga Perawat per 100.000 penduduk

Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat memberikan

gambaran tentang pendistribusian tenaga perawat dalam suatu wilayah kerja.

Jumlah tenaga perawat kesehatan per 100.000 penduduk dikabupaten

kampar pada tahun 2016 adalah 70 orang sedangkan kebutuhan tenaga

perawat diperhitungkan cukup bila berada pada posisi 158 per 100.000

penduduk. Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang

sangat penting dalam rangka menjaga kesehatan masyarakat, karena

perawatlah yang pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif

maupun preventif. Jumlah kebutuhan tenaga bidan, perawat, kesmas, gizi,

teknisi medis, farmasi,sanitasi di Kabupaten Kampar sudah hampir memenuhi

kebutuhan namun belum terdistribusi dengan baik.

Tenaga Kesehatan

Data ketenagaan Tahun 2015 s.d Tahun 2016 (PNS, PTT,dan Honor)

adalah sebagai berikut :

No. Jenis Ketenagaan Tahun 2015 Tahun 2016

1. Dokter Spesialis 25 orang 25 orang

2 Dokter Umum 83 orang 65 orang

3. Dokter Gigi 41 orang 32 orang

4. Perawat 591 orang 474 orang

5 Bidan 709 orang 259 orang

6. Apoteker 12 Orang 9 Orang

7. SI Farmasi 2 orang 2 orang

8. Asisten Apoteker 43 orang 38 orang

9. Ahli Gizi 24 orang 21 orang

10. Rekam Medis 6 0rang 6 0rang

11 Analis 42 orang 246 orang

12 Sanitarian 20 orang 18 orang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

25

13 Perawat Gigi 23 orang 27 orang

14 Pendidikan S2 19 orang 19 orang

15 Sarjana Kesehatan 103 orang 103 orang

16. Tenaga Lainnya (PNS) 61 orang 61 orang

17. Tenaga Lainnya (THL dan TBK) 109 orang 109 orang

Jumlah 1.888 orang 1.514 orang

Program unggulan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016

sebagai berikut:

1. Program UGD 24 jam disetiap puskesmas sekabupaten kampar untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan prima kemasyarakat.

a. Pelaksanaan kegiatan:

Pembagian jadwal dinas dilakukan berdasarkan tiga siklus dalam

satu hari yaitu: pagi, siang dan malam dengan jumlah ketenagaan 1

orang dokter, 1 orang perawat dan 1 orang bidan. Jadi siklus dinas

dalam 1 bulan 24 x hari kerja

b. Masalah

Peralatan IGD yang Masih kurang membuat petugas IGD mengalami

kesulitan dalam memberikan pelayanan maksimal kepada

masyarakat.

Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Tensi meter

2. Standar Infus

3. Alat sterilisasi

Masih kurangnya sarana dan prasarana penunjang IGD 24 jam di

puskesmas seperti :

1. Ruangan khusus IGD

2. Meubiler

3. Ambulance

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

26

Adanya beberapa permasalahan Sumber Daya Manusia di IGD

antara lain sebagai berikut:

1. Adanya penempatan yang tidak merata (tidak sesuai dengan

jumlah kebutuhan)

2. Adanya penempatan yang tidak sesuai dengan bidang ilmu yang

dibutuhkan.

3. Adanya TBK yang belum memiliki sertifikasi keahlian dalam

menangani kedaruratan.

4. Adanya TBK yang belum berpengalaman kerja sebelumnya

5. Tenaga yang bekerja tidak semuanya memiliki sertifikat BTCLS

dan ATCLS

c. Keberhasilan:

1. Terlaksananya Pelayanan IGD 24 jam se Kabupaten Kampar

pada 31 Puskesmas akan memudahkan masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Terlaksananya Pembangunan / Rehab Gedung (ruangan)

Pelayanan IGD 24 jam akibat dari pelaksanaan IGD 24 jam.

3. Tersedianya Tenaga Kesehatan Pelayanan IGD 24 jam di

Puskesmas.

4. Terlayaninya masyarakat selama 24 jam di puskesmas.

5. Meningkatnya kesehatan masyarakat kabupaten Kampar

d. Solusi masalah:

1. Pengadaan obat dan peralatan yang dibutuhkan IGD

2. Melakukan pelatihan ATCLS dan BTCLS

3. Bimtek kepada seluruh staf puskesmas mengenai program IGD 24

jam dan tanggung jawabnya

2. Kegiatan Revitalisasi sistem kesehatan

a. Pelaksanaan kegiatan:

Kegiatan akreditasi puskesmas baru bisa dilaksanakan pada

pertengahan bulan yaitu bulan april 2016 karena menunggu

terbentuknya tim pendamping akreditasi yang telah lulus pelatihan

yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Riau, dimana

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

27

mendapatkan dua tim yang akan mendampingi 8 puskesmas

sehingga sampai akhir tahun baru ada 3 puskesmas yang siap di

survey.

b. Masalah:

Keterbatasan waktu pendampingan dan sumber daya manusia

pendamping yang terbagi ke 4 puskesmas atau untuk 1 tim

menyisakan 1 puskesmas yang belum disurvey dari target awalnya

sebanyak 4 puskesmas.

c. Solusi masalah:

Penambahan tim pendamping akreditasi di puskesmas pada tahun

2017.

3. Kegiatan pelayanan kesehatan jakesmas, jamkesda dan jampersal

a. Pelaksanaan kegiatan jamkesda tahun 2016

Hak hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya

dan keluarganya merupakan hak azazi manusia dan diakui oleh

segenap bangsa- bangsa dunia, termasuk Indonesia.

Dalam Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang –

Undang No 36 Tahun 2009 Pengganti Undang – Undang 23 Tahun

1992 tentang Kesehatan, Dalam Undang – Undang Nomor 36 Tahun

2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama

dalam memperoleh akses dan sumber daya dibidang kesehatan dan

memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan

terjangkau.

Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas,

pemerintah bertanggung jawab atas jaminan kesehatan masyarakat

melalui Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ) bagi kesehatan

perorangan.

Dalam program JKN, masyarakat miskin dan tidak mampu yang

sebelumnya merupakan peserta Jamkesmas dialihkan sebagai

peserta Penerima Bantuan Iuran ( PBI ) JKN / KIS yang iurannya

dibayarkan Pemerintah Pusat. Kondisi ini didukung juga oleh

Pemerintah Kabupaten Kampar yang terus memantapkan jaminan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

28

kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu diluar kuota PBI

JKN / KIS melalui program Jaminan Kesehatan Daerah

(JAMKESDA ) sebagai bagian dari pengembangan jaminan secara

menyeluruh.

Saat ini peserta Jamkesda Kabupaten Kampar terdiri dari :

1). Jamkesda Integrasi

Peserta Jamkesda yang bermigrasi ke program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN), dimana Iuran Premi ke BPJS

menggunakan dana Sharing dengan dana Propinsi yaitu 50 : 50

dengan dana Anggaran Belanja Kabupaten Kampar. Jumlah

Peserta sebanyak 35.000 jiwa.

2). Jamkesda Non Integrasi

Peserta Yang telah terdaftar dalam data Base Surat Keputusan

Bupati Kampar dimana peserta dapat dilayani di Rumah sakit Tipe

C ( Rumah Sakit Umum Bangkinang atau Rumah Sakit Petala

Bumi), Apabila Pasien di Rujuk Ke Rumah sakit tipe B ( Rumah

Sakit Arifin Ahmad ) secara Otomatis akan Menjadi Peserta

jamkesda Propinsi. Saat Ini Jumlah Peserta Sebanyak 35.893

Jiwa.

3). Jamkesda dengan Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )

Pesertanya adalah Masyarakat Kabupaten Kampar yang Miskin /

tidak mampu diluar JKN / KIS, Jamkesda Integrasi dan Jamkesda

Non Integrasi.

Peserta hanya bisa dilayani sampai Rumah Sakit Tipe C. Syarat

Kepesertaan adalah : Surat Keterangan Tidak Mampu ( SKTM )

dari Desa di ketahui Camat. Rekomendasi dari Dinas sosial, Surat

Rujukan dari Puskesmas, Foto Copy KTP dan Foto Copy Kartu

Keluarga.

b. Permasalahan yang ada dalam pelaksanaan jamkesda

1). Pada data kepesertaan masih belum sinkron sehingga ada data

yang tumpang tindih.

2). Masih banyaknya masyarakat yang apabila sakit menggunakan

SKTM untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

29

3). Dana Pengklaim pasien jamkesda untuk Rumah Sakit Tipe C

Ditahun anggaran 2016 masih kurang sehingga masih ada klaim

yang belum terbayarkan.

4). Masih Banyak masyarakat Miskin yang belum terjangkau dalam

pendataaan kepesertaan Jamkesda.

5). Untuk masyarakat miskin yang diluar kuota Jamkesda integrasi

dan Non Integrasi bila dirujuk ke Rumah sakit Tipe B ( Rumah

Sakit Umum Arifin Ahmad )tidak bisa mendapat Jaminan

Kesehatan karena belum adanya kerja sama Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar dengan Rumah Sakit Tipe B ( Rumah sakit

Arifin Ahmad ).

c. Pemecahan Masalah :

1). Untuk sinkronisasi data, Dinas Kesehatan bekerja sama dengan

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melengkapi data

kepesertaan yang belum ada NIK.

2). Untuk data kepesertaan sebaiknya dilakukan Validasi data

bersama Dinas Sosial

3). Masalah pembayaran Klaim peserta Jamkesda di Rumah sakit

tipe C telah dianggarkan pada APBD tahun ajaran 2017.

4). Sebaiknya Jamkesda yang non Integrasi di migrasi menjadi

Jamkesda Integrasi.

5). Sebaiknya jangkauan pelayanan pasien Jamkesda yang

menggunakan SKTM bukan hanya di Rumah sakit Tipe C saja tapi

sampai ke Rumah Sakit tipe B.

6). Penambahan klinik / Rumah Sakit Swasta yang dapat membantu

dalam memberikan pelayanan kepada pasien Jamkesda dengan

cara bekerja sama dengan klinik / Rumah Sakit Swasta.

3.3.4 Sasaran 4 : Meningkatnya Persentase Rumah dan Lingkungan Sehat

Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar

menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

30

Tabel 3.6 Evaluasi Pencapaian Sasaran 4

Indikator

Kinerja

Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai/

tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Persentase

Rumah

memiliki

sanitasi dasar

sehat

78 80 69 85 83,3 98 X 77,6 100

Rasio rumah

layak huni

86 90 90 95 83,3 87,7 X 87 100

Rata-rata

capaian

Tahun 2016

92,85

Keterangan:

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya

Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, secara umum dapat

diketahui realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa

sebanyak 2 indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan

diantaranya:

1. Persentase rumah memiliki sanitasi dasar sehat

2. Rasio rumah layak huni

Persentase rumah memiliki sanitasi dasar sehat belum mencapai target

disebabkan oleh keadaan realita dilapangan mayoritas tidak memenuhi indikator

penilaian sanitasi seperti Saluran pembuangan air limbah rumah tangga dan

tempat sampah.

Untuk menggambarkan lingkungan sehat ditentukan oleh indikator seperti

persentase rumah tangga terhadap akses air bersih, persentase rumah tangga

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

31

memiliki sanitasi dasar, persentase tempat-tempat umum dan pengelolaan

makanan (TUPM).

Untuk mendukung pencapaian indikator diatas pada tahun 2016 telah

dilaksanakan kegiatan antara lain:

1. Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat

Sasaran kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat adalah personal

higiene bagi murid sekolah dasar pada 489 SD dan 31 Puskesmas se

Kabupaten Kampar seluruhnya telah dilaksanakan 100 %.

2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat

Kegiatan sosialisasi kebijakan lingkungan sehat bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program swadaya

PAMSIMAS. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sosialisasi lingkungan sehat

yang melibatkan kepala desa, ketua BPD, PKK, kader kesehatan, petugas

kesehatan dilaksanakan di 31 Puskesmas.

3.3.5 Sasaran 5 : Meningkatkan Jumlah Penduduk Yang Memiliki Jaminan

Kesehatan.

Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar

menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 3.7 Evaluasi Pencapaian Sasaran 5

Indikator Kinerja Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai/

Tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Cakupan penduduk

miskin yang

mendapat Jaminan

Kesehatan (%)

86 100 100 90 90 100 V 96,5 100

Cakupan Pelayanan

Jamkesmas (%)

85 100 100 100 90 90 X 93,8 100

Rata-rata capaian

Tahun 2015 95

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

32

Keterangan:

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat diketahui

realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa sebanyak

satu indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu jumlah penduduk

miskin yang mendapat jaminan kesehatan.

Satu indikator kinerja belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu cakupan

pelayanan Jamkesmas

Program Jamkesmas yang diselenggarakan Pemerintah telah mencakup

jaminan kesehatan penduduk miskin di Kabupaten Kampar. Ditambah komitmen

pemerintah daerah Kabupaten Kampar dengan program Jamkesda telah

meningkatkan cakupan jaminan kesehatan. Mulai tanggal 1 juli 2015 pemerintah

telah mengintegrasikan peserta Jamkesda ke BPJS (Program JKN).

Penduduk yang memiliki kepesertaan Jamkesda telah dilayani pada 31

puskesmas dengan pelayanan IGD 24 jam.

3.3.6 Sasaran 6 : Meningkatkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar

menggunakan 5 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 3.8 Evaluasi Pencapaian Sasaran 6

Indikator Kinerja Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai/

Tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Persentase RT

berprilaku hidup

bersih dan sehat

(PHBS)

83 85 47 75 27 36 X 60,5 80

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

33

Jumlah keluarga

sadar gizi (kadarzi)

didesa

78 80 100 80 60,19 75,24 X 79,73 80

Persentase desa

siaga aktif

24.1 25.5 28.1 40 57 142,5 V 33,68 45

Persentase

posyandu mandiri

dan purnama

42 54 71.14 40 34 85 X 50.29 40

Cakupan bayi yang

mendapat ASI

eksklusif

84 85 80.3 80 58 72,5 X 76,83 80

Rata-rata capaian

Tahun 2015

79,7

Keterangan:

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat diketahui

realisasi dari 5 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa satu

indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu persentase desa

siaga aktif.

Sedangkan sebanyak 3 indikator kinerja tidak mencapai target yang

ditetapkan yaitu

1. Persentase Rumah Tangga (RT) berprilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS)

2. Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) didesa.

3. Cakupan bayi yang mendapat ASI eksklusif

Namun apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2016 dengan

capaian kinerja tahun 2013, 2014 dan 2015, indikator persentase RT berprilaku

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

34

hidup bersih dan sehat (PHBS) menurun menjadi 27%, indikator cakupan bayi

yang mendapat ASI eksklusif menurun menjadi 58%.

Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat masih rendah

disebabkan oleh masih tingginya jumlah perokok aktif yang ada di Kabupaten

Kampar.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar untuk menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan

informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,

sehingga membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dalam

tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Untuk mendukung pencapaian indikator Rumah Tangga berperilaku hidup

bersih dan sehat, pada tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan penyuluhan

masyarakat pola hidup sehat di Puskesmas dan jaringannya, pengembangan

media promosi dan informasi sadar hidup sehat dan pembinaan usaha kesehatan

sekolah tingkat SD.

Untuk memperluas cakupan dan jangkauan pelayanan puskesmas telah

dikembangkan berbagai sarana upaya kesehatan bersumber daya masyarakat

berupa posyandu. Tercatat pada tahun 2016 ada 681 posyandu terdiri dari 87

(13%) posyandu mandiri, 367 (54%) posyandu purnama, 204 (30%) posyandu

madya dan 23 (3,4%) posyandu pratama. Kegiatan posyandu sudah berjalan

dengan baik, jumlah kader juga memenuhi syarat namun capaian kegiatan dan

dana sehat harus ditingkatkan lagi.

Persentase desa siaga aktif meningkat menjadi 57% dari persentase tahun

sebelumnya 28,1%.

Cakupan ASI Eksklusif capaiannya menurun dari tahun sebelumnya yaitu

58% hal ini disebabkan oleh data yang diambil dari bayi yang lulus ASI Ekslusif.

Cakupan keluarga sadar gizi (Kadarzi) di desa belum mencapai target yang

diharapkan dan menurun dari capaian tahun sebelumnya, tahun 2015 capaiannya

100% sedangkan tahun 2016 capaiannya 60,19%. Hal ini menggambarkan semua

indikator di Kadarzi tercapai yaitu:

a. Penimbangan berat badan balita 57%, dengan target 80%

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

35

b. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi dari lahir sampai umur 6 bulan 57,7%

dengan target 80%.

c. Menggunakan garam beryodium dengan cakupan 95,9%.

d. Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil sebesar 80,36%.

e. Memakan makanan beragam.

3.3.7 Sasaran 7 : Meningkatnya Peran Swasta Dalam Pelayanan Kesehatan

Dalam pencapaian sasaran ini, Pemerintah Kabupaten Kampar

menggunakan 2 indikator kinerja dengan capaian sebagai berikut:

Tabel 3.9 Evaluasi Pencapaian Sasaran 7

Indikator Kinerja Hasil

2013

Hasil

2014

Hasil

2015

Target

2016

Hasil

2016

%

Capaian

Tercapai

/ Tidak

Hasil

s.d

2016

Target

Akhir

RPJMD

Jumlah Rumah

Sakit Swasta

5 5 5 5 5 100 V 5 5

Cakupan

pembinaan dan

pengawasan

sarana kesehatan

swasta

78.3 80 80 80 100 125 V 84,58 80

Rata-rata capaian

Tahun 2015

112,5

Keterangan :

V = Tercapai

X = Tidak Tercapai

^ = Pencapaian Hasil masih dibawah target tetapi telah melebihi realisasi tahun

sebelumnya.

Berdasarkan data yang ada pada tabel diatas, secara umum dapat

diketahui realisasi dari 2 indikator kinerja selama tahun 2016 menunjukkan bahwa

sebanyak 2 indikator kinerja mencapai target yang telah ditetapkan yaitu:

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

36

1. Jumlah Rumah Sakit Swasta

2. Cakupan pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan swasta

Selain itu, apabila dibandingkan antara capaian kinerja tahun 2013

dengan capaian kinerja tahun 2014, 2015 dan 2016, indikator cakupan pembinaan

dan pengawasan sarana kesehatan swasta capaiannya sama dengan tahun 2015

yaitu 80%.

Untuk menunjang kebutuhan pelayanan kesehatan jumlah rumah sakit

swasta di Kabupaten Kampar hingga tahun 2016 berjumlah 5 unit, jumlah apotik

61 semuanya telah memiliki izin, jumlah toko obat tercatat sebanyak 134 izin yang

masih berlaku sebanyak 128 toko obat.

Kebutuhan Vaksin pada Tahun 2016 dalam rangka pencegahan penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain vaksin BCG, polio, campak,

DPT-HB-Hib, HBO dan vaksin TT telah terpenuhi 100% dari kebutuhan bayi di

Kabupaten Kampar. Cakupan imunisasi HBO 94,34%, BCG 104,7%, polio

mencapai 100,55%, DPT-HB-Hib 1 dengan persentase 99,26%, polio 2 sebesar

96,8%, DPT-HB-Hib 2 dengan persentase 96,9%, polio 3 dengan persentase

93,7%, DPT-HB-Hib 3 dengan persentase 95,8, polio 4 dengan persentase 92,

campak dengan persentase sebesar 90,24%, imunisasi dasar lengkap (IDL)

dengan persentase 81,11%, cakupan imunisasi TT untuk ibu hamil TT 1 dengan

persentase 16,45%, TT2 sebesar 17,83%, TT3 sebesar 16,86%, TT4 sebesar

14,12%, TT5 sebesar 13,32%. Sedangkan untuk imunisasi pada anak sekolah

atau BIAS dengan cakupan DT kelas 1 sebesar 97,67%, campak kelas 1 sebesar

96,1%, TD kelas 2 dan kelas 3 sebesar 95,37%.

3.4 Tahapan Pengukuran Realisasi Kinerja

Merupakan hasil perbandingan antara rencana kegiatan dengan hasil

pencapaian kegiatan

Evaluasi dan analisis capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan

indikator kinerja realisasi dengan indikator kinerja yang direncanakan. Pada tahun

2016, Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar telah menetapkan 14 sasaran

strategis yang dicapai melalui pelaksanaan 19 program yang meliputi 71 kegiatan.

Semua kegiatan telah dianggarkan dalam APBD Kabupaten Kampar Tahun 2016,

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

37

bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Riau dan Dana alokasi khusus (DAK) yang

berasal dari dana pusat. Merupakan komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten

Kampar dalam mengimplementasikan Rencana Kinerja Tahun 2016.

Menurut teori HL Blum derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor

yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan. Dari keempat faktor itu, faktor perilaku mempunyai pengaruh yang

cukup besar bersama dengan faktor lingkungan.

Dalam tatanan otonomi daerah, Visi Indonesia Sehat 2016 akan dapat

dicapai apabila telah tercapai secara keseluruhan jika Kabupaten/Kota juga Sehat.

Oleh karena itu, selain harus dikembangkan sistem kesehatan Kabupaten/Kota

yang merupakan sub sistem dari Sistem Kesehatan Nasional, harus ditetapkan

pula kegiatan minimal yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota sesuai yang

tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.1457/Menkes/SK/X/2004

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.

3.4.1 Realisasi Anggaran

Target kinerja APBD secara keseluruhan mencakup unsur pendapatan,

belanja, dan pembiayaan. Untuk unsur pendapatan, target kinerja dilihat dari sub

komponen PAD, sedangkan unsur belanja, terget-target kinerja terutama dilihat

dari program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan.

Berikut ini gambaran target kinerja APBD Kabupaten Kampar Tahun 2016

pada Dinas Kesehatan yang secara ringkas dapat dilihat dari Pendapatan, Belanja

dan Pembiayaan Daerah pada anggaran setelah perubahan dan realisasinya.

Tabel 3.10 Gambaran Keuangan Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar Tahun 2016

No. Uraian

Jumlah Lebih/(kurang)

SETELAH

PERUBAHAN

REALISASI

ANGGARAN Rp %

4. PENDAPATAN

DAERAH Rp.19.747.808.090 21.678.258.800 Rp. 1.930.450.710 109,78

4.1 Pendapatan

Asli Daerah Rp.19.747.808.090 21.678.258.800 Rp. 1.930.450.710 109,78

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

38

No. Uraian

Jumlah Lebih/(kurang)

SETELAH

PERUBAHAN

REALISASI

ANGGARAN Rp %

4.1.1 Pajak Daerah

4.1.2 Retribusi

Daerah Rp. 100.000.000 Rp. 79.150.000 Rp. 20.850.000 79,2

4.1.2.01 Retribusi Jasa

Umum

4.1.2.01

Lain-lain

pendapatan

asli daerah

yang syah

(pelayanan

kesehatan

penduduk

miskin BPJS

kesehatan)

Rp.19.647.808.090 Rp21.599.108.800 (Rp1.951.300.710) 109,9

Jumlah

Pendapatan Rp.19.747.808.090 Rp21.599.108.800 (Rp1.951.300.710) 109,9

5. BELANJA

DAERAH 187.319.975.781 171.546.325.564 15.773.650.217 91,58

5.1 Belanja Tidak

Langsung Rp. 84.379.443.882 Rp.81.984.403.532 Rp.2.395.040.350 97,2

5.1.1 Belanja

Pegawai Rp. 84.379.443.882 Rp.81.984.403.532 Rp.2.395.040.350 97,2

5.2 Belanja

Langsung Rp.102.940.531.899 Rp. 89.561.922.032 Rp13.378.609.867 87,0

5.2.1 Belanja

Pegawai Rp.3.675.832.500 Rp.3.407.125.500 Rp.267.707.000 92,7

5.2.2 Belanja Barang

dan Jasa Rp.75.953.731.614 Rp.68.194.353.187 Rp.7.759.378.427 89,8

5.2.3 Belanja Modal Rp.23.310.967.785 Rp.17.960.443.345 Rp.5.350.524.440 77,0

Jumlah

Belanja Rp.187.319.975.781 Rp.171.546.325.564 Rp.15.773.650.217 91,6

Surplus /

(Defisit) (Rp167.572.167.691) (Rp149.868.066.764) (Rp.17.704.100.927) 89,43

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

39

PAD Kabupaten Kampar yang dikelola Dinas Kesehatan meliputi :

Pelayanan Kesehatan, yang terdiri dari :

a. Pelayanan Kesehatan Dasar

b. Pengawasan kualitas air

Pencapaian target PAD tersebut perlu dilihat secara objektif karena terkait

dengan aspek pelayanan publik.

Kebijakan pengelolaan keuangan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

dapat dilihat sebagai berikut :

1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Kebijakan Belanja

a. Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 144.662.000

(Seratus empat puluh empat juta enam ratus enam

puluh dua ribu rupiah.)

Proses : Terlaksana dan terbinanya program pengembangan

puskesmas dan lansia di puskesmas yang menjadi

Pilot Projeck

Output : Terbinanya petugas pelaksana program

pengembangan Perkesmas dan lansia yang kompeten

dalam melaksanakan program serta dalam pencatatan

dan pelaporan.

Outcome : Terciptanya kesamaan visi dan misi pengelola program

pengembangan Perkesmas dan lansia serta tertibnya

administrasi pencatatan dan pelaporan.

Target : 100%

Realisasi : 91,57%

Permasalahan : Adanya perubahan pada belanja jasa atau upah

tenaga harian lepas (THL). Tenaga THL yang S1 1

orang mengundurkan diri pada awal tahun 2016, pada

bulan april 2016 digantikan oleh THL yang

berpendidikan SMA sehingga ada selisih dalam

pembayaran gaji.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

40

Solusi masalah : Dilakukan pembenahan atau perbaikan dalam

penyusunan anggaran ditahun berikutnya.

b. Kegiatan Revitasisasi Sistem Kesehatan

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan sebesar

Rp. 765.696.500

Output : Tersosialisasinya proses akreditasi dan sertifikasi

tenaga.

Outcome : Meningkatnya kinerja petugas puskesmas

Target : 100%

Realisasi : 73,79%

Permasalahan : Dana honor surveior yang dianggarkan untuk 4

puskesmas yang dinilai, dalam pelaksanaannya hanya 3

puskesmas yang layak dilakukan penilaian sehingga

tersisa 1 puskesmas dan besaran honor surveior tidak

bisa terealisasi sesuai DPA.

Solusi masalah : Dilakukan sosialisasi dari hasil pembelajaran langsung

ke puskesmas, dilakukan pembenahan dalam

penyusunan anggaran di tahun berikutnya.

c. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas

Pembantu

Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 7.200.618.000

Output : Terlaksanya pelatihan & Bimtek untuk petugas bantu

Outcome : Terbinanya pelayanan IGD 24 Jam di semua puskesmas

Terget : 100%

Realisasi : 100%

d. Kegiatan Peningkatan Pelayanan & Penanggulangan Masalah

Kesehatan

Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 1.107.266.200

Output : Terlaksananya kunjungan dokter spesialis ke

puskesmas perawatan, terlaksananya pelayanan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

41

kesehatan pada hari-hari besar keagamaan dan

kegiatan lapangan lainnya.

Outcome : Mutu pelayanan kesehatan rujukan dan pelayanan

kegawat daruratan dilapangan.

Target : 100%

Realisasi : 94%

Permasalahan : Adanya keterlambatan dan keterbatasan dana yang ada

di kas daerah.

Solusi Masalah : Dana yang selalu tersedia di kas daerah.

e. Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 8.463.000.000

Output : Meningkatkan upaya kesehatan yang bersifat promotif

dan preventif dalam mencapai target SPM tahun 2016.

Outcome : Mutu pelayanan yang bersifat promotif dan preventif

dapat dirasakan oleh masyarakat.

Target : 100%

Realisasi : 91,64%

Permasalahan : Adanya kegiatan yang tidak bisa terlaksana yang

disebabkan oleh pelaksamaannya sama dengan

kegiatan bidang lain, keterlambatan penyetoran dana

dari pusat ke kas daerah.

Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun

yang akan datang, dana yang selalu tersedia di kas

daerah.

2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Kebijakan Belanja

a. Kegiatan Penyusunan Peta Informasi Masyarakat Kurang Gizi

Input : Dana Rp. 209.465.000,- ( Dua ratus sembilan juta empat

ratus enam puluh lima ribu rupiah)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

42

Kegiatan ini untuk 681 posyandu di 31 Puskesmas yang

dilaksanakan oleh kader posyandu serta pemantuan

oleh petugas puskesmas se Kabupaten Kampar.

Proses : Pengadaan Kartu Menuju Sehat ( KMS ) Revitalisasi

Posyandu dan pengadaan alat alat untuk posyandu

serta penanggulangan Gizi buruk ( TFC ) Pencatatan

dan pelaporan hasil penimbangan oleh petugas

Puskesmas.

Output : Terlaksananya penimbanguuan Balita di 681 posyandu.

Outcome : Terpantaunya pertumbuhan Balita secara berkala di

seluruh Kabupaten Kampar.

Target : 100%

Realisasi : 91,64%

Permasalahan : Adanya keterlambatan memasukkan SPJ oleh 1

puskesmas yaitu puskesmas kampar kiri tengah, adanya

pengurangan jumlah posyandu menjadi 681.

Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun

yang akan datang.

b. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin

Input : Dana Rp. 247.711.000,- ( Dua ratus empat puluh tujuh

juta tujuh ratus sebelas ribu rupiah). Kegiatan ini

dilaksanakan untuk Posyandu pengadaan Kartu menuju

Sehat (KMS) dan cetak buku buku diposyandu serta

pengadaan MP-ASI untuk balita posyandu dan PMT

balita gizi buruk untuk keluarga miskin kegiatan ini

dilaksanakan agar meningkatkan kunjungan masyarakat

agar mau datang membawa anaknya keposyandu dan

dilaksanakan di 31 Puskesmas se Kabupaten Kampar.

Proses : Penyediaan Susu dan biscuit untuk Tambahan makanan

anak baik balita yang sehat dan balita gizi buruk agar

anak balita dapat terpantau perkembangannya.

Pencatatan hasil kegiatan oleh petugas puskesmas.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

43

Output : Terlaksananya pemberian Makanan Pendamping Air

Susu ibu (MP-ASI) pada balita miskin.

Outcome : Meningkatnya status gizi balita di Kabupaten Kampar.

Target : 100%

Realisasi : 99%

Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak cetak KMS Balita,

berkurangnya jumlah posyandu menjadi 681.

Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun

yang akan datang.

c. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi

Input : Dana Rp 267.218.000,- (Dua ratus enam puluh tujuh juta

dua ratus delapan belas ribu rupiah), Kegiatan ini

dilaksanakan untuk penggadaan obat-obatan albendazol

dan multivitamin.

Proses : Penyediaan obat-obatan albendazol dan multivitamin.

Output : Terlaksananya pemberian obat-obatan albendazol dan

multivitamin ke 31 puskesmas.

Outcome : Menurunnya jumlah ibu hamil yang anemia.

Target : 100%

Realisasi : 97,56%

Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak pengadaan obat-obatan

albendazol dan multivitamin, sisa perjalanan dinas

esselon III.

Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun

yang akan datang.

d. Penanggulangan kurang energi protein ( KEP ), anemia gizi besi,

gangguan akibat kurang yodium ( GAKY), Kurang vitamin A dan

kekurangan zat gizi mikro lainnya.

Input : Dana Rp 1.210.532.000,- (satu milyar dua ratus sepuluh

juta lima ratus tiga puluh dua ribu rupiah), kegiatan ini

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

44

dilaksanakan untuk penaggulangan KEP,GAKY, Vit A

dan kekurangan zat gizi mikro.

Proses : Penyediaan KEP,GAKY,Vit A dan kekurangan zat gizi

mikro.

Output : Terlaksananya perbaikan gizi masyarakat kurang gizi.

Outcome : Meningkatnya perbaikan gizi masyarakat dan

kekurangan vitamin A dan kekurangan zat mikro.

Target : 100%

Realisasi : 100%

3. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Kebijakan Belanja

a. Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak Sekolah

Input : Rp. 333.568.000,- (tiga ratus tiga puluh tiga juta lima

ratus enam puluh delapan ribu rupiah). Kegiatan ini

dilaksanakan di 31 Puskesmas.

Proses : Pembelian Vaksin Carrier, honor, dan transport petugas

pemegang program imunisasi, imunisasi rutin dan

imunisasi tambahan.

Output : Terimunisasi Balita dan Murid SD/ sederajat dan ibu

hamil.

Outcome : Terlindungi Balita, Murid SD sederajat dan Ibu Hamil

dari PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi).

Target : 100%

Realisasi : 100%

Permasalahan pada kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak

Sekolah.

1) Tahun 2016 telah menggunakan software by name by address

sehingga puskesmas harus melakukan penyesuaian dengan software

ini

2) Belum tercapainya 100% Desa UCI (Universal Child Imunitation) untuk

semua antigen.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

45

3) Pelaksanaan BOOSTER DPT-HB-Hib & Campak belum sepenuhnya

dilaksanakan Puskesmas.

4) Walaupun cakupan BIAS sudah mencapai target yang ditentukan,

belum semua murid SD sederajat di vaksinasi saat pelaksanaan BIAS.

Hal ini disebabkan adanya beberapa anak yang tidak mendapat izin

orang tua untuk di imunisasi dan ketidak hadiran siswa saat

pelaksanaan BIAS.

5) BIAS DT tidak dilaksanakan dikarenakan ketersediaan vaksin DT tidak

ada

6) Belum semua cold chain (kulkas penyimpanan vaksin) puskesmas

sesuai standarisasi.

7) Masih kurangnya vaccine carrier di puskesmas.

Solusi Masalah pada Kegiatan Pelayanan Vaksinasi Bagi Balita dan Anak

Sekolah.

1) Melaksanakan sosialisasi mengenai penggunaan software imunisasi

2) Melakukan kembali sosialisasi tentang pentingnya imunisasi bagi murid

SD sederajat.

3) Melaksanakan sweeping untuk meningkatan pencapaian imunisasi

dasar lengkap sebagai indikator tercapainya desa UCI (Universal Child

Imunisation).

4) Melaksanakan pertemuan bagi pengelola imunisasi mengenai

Imunisasi

5) Melaksanakan sosialisasi pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap.

6) Mensosialisasikan kembali pentingnya pelaksanaan Booster DPT-HB-

Hib & Campak.

7) Perlunya pengadaan Cold Chain dan Vaccine Carrier yang sesuai

Standarisasi.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

46

b. Kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan

Wabah

Input : Rp. 280.857.000,- (Dua ratus delapan puluh juta delapan

ratus lima puluh tujuh ribu rupiah). Kegiatan ini dilaksanakan

di 31 Puskesmas.

Proses : Penyelidikan Epidemilogi, Penanggulangan KLB, Mobile VCT

HIV/AIDS, W2 mingguan, Surveilans Terpadu Penyakit (STP),

STP KLB, Zero Survey, Surveilans AFP dan PD3I.

Output : Terlaksananya surveilans epidemiologi kasus kejadian luar

biasa (KLB), Terlaksananya Zero Survei HIV AIDS pada

Kelompok sasaran, Honor dan Transportasi Pengelola

Program Surveilans.

Outcome : Terwujudnya pemutusan rantai penularan dan mencegah

kematian.

Target : 100%

Realisasi : 100%

Permasalahan pada pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Surveilans

Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah.

1) Belum semua puskesmas mengirimkan laporan STP tepat waktu pada

tanggal 5 setiap bulan (78% dari seluruh puskesmas).

2) Masih kurangnya penjaringan IMS, HIV/AIDS oleh puskesmas (kasus

baru).

Solusi masalah pada kegiatan Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan

Penanggulangan Wabah

1) Menyurati semua puskesmas agar dapat mengirimkan laporan STP

tepat waktu setiap bulannya (tanggal 5 setiap bulan).

2) Membimbing puskesmas agar dapat melakukan penjaringan IMS,

HIV/AIDS

c. Kegiatan Peningkatan Imunisasi

Input : Rp. 188.420.000,- (seratus delapan puluh delapan juta

empat ratus dua puluh ribu rupiah).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

47

Proses : Pembelian ADS, Buku Register WUS, Buku registrasi

Bayi, Buku Stok Vaksin, Spanduk Imunisasi, dan

Rapat Koordinasi KOMDA KIPI, Pengadaan Kulkas

Penyimpanan Vaksin

Output : Meningkatkan cakupan imunisasi Desa UCI.

Outcome : Terlindungi Bayi dan Ibu Hamil dari PD3I (Penyakit

yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).

Target : 100%

Realisasi : 99,73%

Permasalahan : Adanya sisa nilai kontrak pengadaan spanduk,

pengadaan pakaian petugas kesehatan dalam rangka

pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN),

kelebihan honor petugas parkir dan petugas

kebersihan, belum adanya satu persepsi tentang

Imunisasi TT Bumil, masih adanya bidan desa yang

belum melaksanakan scrining TT.

Solusi Masalah : Perencanaaan anggaran yang lebih baik lagi di tahun

yang akan datang, mensosialisasikan lagi manfaat

pemberian vaksinasi.

d. Kegiatan Pemusnahan/Karantina Sumber Penyebab Penyakit Menular

Input : Rp. 309.334.600,- (tiga ratus sembilan juta tiga ratus tiga

puluh empat ribu enam ratus rupiah). Jumlah puskesmas

yang di SK kan untuk melaksanakan pemeriksaan jamaah

haji ada 23 puskesmas, namun yang melaksanakan

pemeriksaan sebanyak 20 puskesmas karena 3 puskesmas

lagi tidak ada jamaah haji. Jumlah jama’ah yang diperiksa

sebanyak 528 jamaah calon haji (JCH).

Proses : Pengadaan alat-alat laboratorium untuk kegiatan

pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah Haji (CJH) tahap I di

tingkat Puskesmas dan pemeriksaan kesehatan Calon

Jamaah Haji (CJH) tahap II di Kabupaten, melaksanakan

K3JH, Rapat Kelaikan keberangkatan JCH, sosialisasi dan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

48

pertemuan evaluasi kesehatan haji, mengantarkan dan

menjemput Jemaah Haji ke Embarkasi dan Debarkasi.

Output : Terlaksanya kegiatan pemeriksaan kesehatan Calon Jamaah

Haji (CJH). Jumlah jama’ah yang dinyatakan sehat pada

tahap I sebanyak 81 JCH, yang dinyatakan sehat pada tahap

II sebanyak 79 JCH.

Outcome : Terciptanya Calon Jamaah Haji yang sehat dan mandiri.

Target : 100%

Realisasi : 100%

Permasalahan pada kegiatan Pemusnahan/Karantina Sumber Penyebab

Penyakit Menular.

1) Belum berjalannya K3JH (51 %).

2) Belum seluruh Puskesmas yang melaksanakan pembinaan Jamaah

Calon Haji di Puskesmas.

3) Belum seluruh Puskesmas yang melaksanakan Pemeriksaan dan

Pembinaan Kesehatan JCH sesuai konsep wilayah.

4) Tidak seluruh puskesmas melakukan Entry Siskohatkes karena

keterbatasan Jaringan internet

Solusi pemecahan masalah kegiatan Pemusnahan/Karantina

SumberPenyebab Penyakit Menular

1) Mensosialisasikan kembali kepada Jamaah Calon Haji pada saat

pemeriksaan kesehatan haji tahap II akan pentingnya pelaksanaan

Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jamaah Haji (K3JH) untuk memantau

kesehatan Jamaah Haji pasca kepulangan haji.

2) Melakukan sosialisasi/ pertemuan/ pelatihan untuk melakukan

pembinaan terhadap Jamaah Calon Haji (JCH) yang memiliki risiko

tinggi maupun yang sehat.

3) Melaksanakan Pelatihan mengenai siskohatkes kepada petugas

Puskesmas dan meng-Entry laporan kesehatan haji secara ofline

terlebih dahulu

e. Kegiatan Penyemprotan /Fogging Sarang Nyamuk

Input : Dana Rp.476.002.900.- (Empat ratus tujuh puluh enam

juta dua ribu sembilan ratus rupiah )

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

49

Kegiatan ini untuk operasional penyemprotan / fogging

focus pada desa dengan kasus Demam Berdarah

dengan hasil penyelidikan epidemiologi positif dan

penyemprotan/fogging rutin di wilayah endemis demam

berdarah di wilayah puskesmas pada 31 puskesmas

yang tersebar di Kabupaten Kampar.

Proses : Penyemprotan/fogging rutin dan focus dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dengan

pengawasan kegiatan dilakukan oleh pemegang

program demam berdarah dinas kesehatan dan petugas

puskesmas setempat untuk menurunkan jumlah

kejadian dan kematian DBD.

Output : Terlaksananya fogging rutin dan fokus.

Target : 100%

Realisasi : 100%

Permasalahan : Pelaksanaan fogging focus masih dipusatkan di Dinas

Kesehatan karena keterbatasan peralatan mobilisasi

dilapangan, mengakibatkan fogging dilakukan dengan

sistem antrian.

Solusi : Melengkapi fasilitas fogging terhadap puskesmas yang

endemis agar dapat melaksanakan fogging dalam

wilayah kerjanya.

f. Kegiatan Pengadaan Alat Fogging dan Bahan - Bahan Fogging

Input : Dana Rp.99.000.000,- ( Sembilan puluh sembilan juta

rupiah )

Kegiatan ini untuk mendukung operasional penyemprotan

/ fogging focus pada desa dengan kasus Demam

Berdarah dengan hasil penyelidikan epidemiologi positif

dan penyemprotan/fogging rutin di wilayah endemis

demam berdarah di wilayah puskesmas pada 31

puskesmas yang tersebar di Kabupaten Kampar.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

50

Proses : Pengadaan alat fogging dan bahan bahan fogging untuk

kegiatan Penyemprotan/fogging rutin dan focus.

Output : Terlaksananya penyemprotan.fogging rutin dan focus.

Target : 100%

Realisasi : 99,94%

Permasalahan : Kasus DBD meningkat dari tahun sebelumnya.

Solusi : Penanganan kasus sesuai dengan petunjuk yang telah

ada.

g. Kegiatan Pengadaan Vaksin Penyakit Menular

Input : Dana Rp 101.090.000,.- ( seratus satu juta sembilan puluh

ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk pemenuhan kebutuhan vaksin anti

rabies pada seluruh wilayah puskesmas di Kabupaten

Kampar.

Proses : Pengadaan vaksin anti rabies untuk kasus gigitan hewan

penular rabies yang didistribusikan pada 5 rabies center.

Output : Penanggulangan kasus rabies.

Target : 100%

Realisasi : 92,66%

Permasalahan : Jumlah anjing liar sebagai hewan penular rabies semakin

banyak dijumpai, eliminasi terhadap HPR yang dilakukan

oleh instansi terkait.

Solusi :

1) Vaksinasi terhadap HPR oleh dinas peternakan agar

ditingkatkanPenambahan rabies center untuk pemerataan distribusi vaksin

rabies, pengusulan pengadaan SAR.

2) Melakukan eliminasi HPR oleh instansi terkait.

h. Kegiatan Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik

Input : Dana Rp.209.854.000.- (Dua ratus sembilan juta

delapan ratus lima puluh empat ribu rupiah)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

51

Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan

untuk penurunan kasus TB paru, Kusta, Filariasis dam

Prambusia .

Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan dari

pemberantasan penyakit endemik/epidemik yang terdiri

dari penyakit TB paru, Kusta , Filariasis dan Prambusia.

Output : Terlaksananya penatalaksanaan program dan pelaporan

program .

Target : 100%

Realisasi : 100%

Permasalahan : Pencapaian program masih rendah, belum sesuai target

pelaksanaan, kurangnya kerjasama baik lintas program

maupun lintas sektor

Solusi : Meningkatkan supervisi dan bimbingan teknis program,

sosialisasi dan meningkatkan kerjasama terutama

dengan sektor swasta.

i. Kegiatan Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

Input : Dana Rp.215.330.000.- ( Dua ratus lima belas juta tiga ratus

tiga puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan untuk

penurunan kasus Malaria, DBD, Chikungunya, Rabies dan

Diare.

Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan dari

pemberantasan penyakit yang terdiri dari penyakit Malaria,

DBD, Chikungunya, Rabies dan Diare.

Output : Terlaksananya penatalaksanaan program dan pelaporan

program .

Target : 100%

Realisasi : 99,78%

Permasalahan : Masih rendahnya SDM pemegang program P2M.

Solusi : Peningkatan SDM pemegang program P2M melalui

bimbingan teknis dan pelatihan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

52

j. Kegiatan Eliminasi penyakit filariasis

Input : Dana Rp. 105.040.000.- ( Seratus lima juta empat puluh ribu

rupiah )

Kegiatan ini untuk operasional kegiatan yang bertujuan untuk

memutus mata rantai penularan penyakit filariasis.

Proses : Merupakan operasional pelaksanaan kegiatan pemberian obat

masal penyakit filariasis yang dilakukan selama 5 tahun

berturut turut , pelaksanaan nya berupa pemberian obat di

posyandu yang dilakukan oleh kader posyandu dan bidan

desa.

Output : Terlaksananya pemberian obat masal penyakit filariasis dan

pemutusan mata rantai penularan tercapai.

Target : 100%

Realisasi : 99,99%

Permasalahan : Pendataan jumlah sasaran di puskesmas belum

maksimal, alokasi dana APBD tidak mencukupi.

Solusi : Memaksimalkan pendataaan sasaran dengan

pemberdayaan kader-kader kesehatan, meminta

bantuan dana RTI melaui kementrian kesehatan .

k. Kegiatan penanggulangan ISPA

Input : Dana yang tersedia sebesar Rp. 38.890.000

Proses : Pelayanan penderita ISPA / Pneumonia

Output : Tersedianya bahan bantu penatalaksanaan ISPA.

Outcome : Terlaksanya pelayanan penderita ISPA pneumonia.

Target : 100%

Realisasi : 99,36%

Permasalahan : Rendahnya SDM dalam melakukan diagnosa penderita

ISPA Pnemonia, pertukaran pemegang program

dipuskesmas terlalu sering dilakukan.

Solusi masalah : Peningkatan SDM bagi pemegang program ISPA

Pneumonia, kaderisasi terhadap pengelola program ISPA

Pneumonia.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

53

4. Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Kebijakan Belanja

a. Kegiatan Peningkatan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Input : Rp. 168.293.050,- (seratus enam puluh delapan juta dua

ratus sembilan puluh tiga ribu lima puluh rupiah). Kegiatan ini

dilaksanakan di 31

Puskesmas.

Proses : Pelatihan teknis deteksi dini Kanker Serviks dengan metode

IVA, cetak atlas IVA, Banner PPTM, Buku pencatatan

pelaporan Posbindu, dan sertifikat, Pertemuan Evaluasi

PPTM dan Pertemuan Posbindu PTM bagi pengelola

program, deteksi dini PPTM bagi Pengemudi.

Output : Terbentuknya Posbindu PTM, terlaksananya Pemeriksaan

IVA pada WUS.

Outcome : Terwujudnya deteksi dini penyakit tidak menular

Target : 100%

Realisasi : 99,90%

Permasalahan

1) Masih kurangnya fasilitas Posbindu Kit

2) Belum semua desa dalam lingkup Puskesmas mendirikan Posbindu

PTM.

3) SDM baru dilatih pada akhir tahun

Solusi Masalah

1) Membimbing puskesmas untuk mendirikan posbindu PTM minimal 20%

dari jumlah desa di wilayah Puskesmas.

2) Perlunya pengadaan fasilitas Posbindu Kit.

5. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan anak

a. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang

Mampu

Input : Tersedianya Dana Rp. 216.010.000,- (Dua ratus enam

belas juta sepuluh ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk pelaksanaan Sosialisasi Kelas Ibu

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

54

Hamil bagi 31 Puskesmas se Kabupaten Kampar,

Pencanangan KB Kes tingkat Provinsi Riau oleh tim

penggerak PKK Kabupaten Kampar.

Proses : a. Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada Bidan

Koordinator yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Kampar,

b. Pencanangan kegiatan KB-Kes tingkat provinsi riau

oleh tim penggerak pkk kabupaten kampar

c. Penyuluhan 273 kader dalam pelaksanaan

kesehatan ibu dan bayi bagi 21 kecamatan

dilaksanakan di bangkinang kota oleh tim penggerak

PKK Kabupaten Kampar.

d. Pengadaan paket kelas ibu hamil berupa: buku kelas

ibu hamil, buku kesehatan ibu anak, buku saku

pelayanan kesehatan neonatal dan baliho.

Output : a. Terlaksananya Sosialisasi Kelas Ibu Hamil terhadap

Bidan Koordinator Puskesmas di 31 Puskesmas.

b. Terlaksananya pencanangan kegiatan KB-Kes

tingkat provinsi riau di kabupaten kampar.

c. Terlaksananya sosialisasi penanganan kesehatan ibu

dan bayi terhadap kader di 21 kecamatan.

d. Terlaksananya pengadaan perlengkapan operasional

bidan di Puskesmas/ desa.

Outcome : a. Meningkatnya Derajat Kesehatan Ibu dan Anak.

b. Menurunnya angka kematian ibu.

c. Menurunnya kasus komplikasi kehamilan

b. Kegiatan Perawatan Berkala Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang

Mampu

Input : Rp. 205.920.000,-

Kegiatan ini berupa Pelatihan Manajemen Asfiksia bagi 31

Bidan Puskesmas, Pelatihan Kegawat Daruratan Obstetri

dan Neonatal bagi Bidan UGD 31 Puskesmas. Konsultasi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

55

program kesehatan keluarga ke Dinas Kesehatan Provinsi

Riau dan perlengkapan operasional bidan.

Proses : Pelatihan Manajemen Asfiksia bagi Bidan 31 puskesmas

guna untuk meningkatkan pengetahuan bidan pada saat

menemukan kasus Asfiksia di saat melakukan pertolongan

persalinan

Pelatihan Kegawat Daruratan Obstetric dan Neonatal bagi

bidan UGD 24 jam pada 31 puskesmas, konsultasi program

kesehatan keluarga ke Kementerian Kesehatan RI di

Jakarta dan perlengkapan operasional bidan.

Output : Terlaksananya manajemen asfiksia bagi bidan pada 31

puskesmas guna untuk meningkatkan pengetahuan bidan

dan penanganan pada saat menemukan kasus asfiksia

disaat melakukan pertolongan persalinan, terlaksananya

Pelatihan kegawat daruratan obstetrik dan neonatal bagi

bidan di UGD 24 jam pada 31 puskesmas, konsultasi

program kesehatan keluarga ke kementerian kesehatan RI

di Jakarta dan perlengkapan operasional bidan.

Outcome

Permasalahan

:

:

Meningkatnya Jumlah Bayi Lahir Hidup

Meningkatnya Derajat Kesehatan Ibu dan Anak

Target : 100%

Realisasi : 93,93%

Adanya perjalanan dinas luar daerah yang tidak terealisasi

yang disebabkan oleh waktunya bersamaan dengan acara

pertemuan dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau.

Solusi masalah: Penyusunan anggaran yang lebih baik lagi.

c. Kegiatan Pertolongan Persalinan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang

Mampu

Input : Dana Rp. 214.861.000,- (Dua ratus empat belas juta

delapan ratus enam puluh satu ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk pelatihan BBLR bagi bidan di 31

puskesmas, pelatihan audit maternal perinatal bagi bidan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

56

di 31 puskesmas, konsultasi program kesehatan keluarga

kementrian kesehatan RI di jakarta.

Proses : Pelatihan BBLR merupakan suatu pelatihan kompetensi

bidan dalam menolong persalinan dengan berat bayi lahir

rendah agar tidak menjadi hipotermeo. Pelaksanaannya

berupa pelatihan selama 5 hari dengan pemberian materi

3 hari dan praktek 2 hari.

Output : Terlaksananya penangganan kasus hipotermi agar tidak

terjadi aspeksia pada BBLR.

Menurunnya angka kematian bayi akibat kasus

hipotermia dari berat bayi lahir rendah.

Outcome

Target

Realisasi

Permasalahan

Solusi masalah

:

:

:

:

:

a. Tertanganinya kasus komplikasi bayi, anak dan ibu

melahirkan (terlaksananya penanganan BBLR)

b. Tertanganinya kasusbayi komplikasi akibat BBLR.

c. Terlaksananya penanganan BBLR.

100%

93,93%

Perlu penambahan kegiatan pelatihan BBLR untuk

meningkatkan kinerja bidan yang bertugas di puskesmas

dan desa.

Penambahan anggaran untuk kegiatan tersebut pada

tahun 2016

6. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

a. Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup

Sehat

Input : Dana Rp.94.150.438,- (Sembilan puluh empat juta seratus

lima puluh ribu empat ratus tiga puluh delapan rupiah)

kegiatan berupa pembuatan cetak untuk penyebaran

informasi melalui media promosi berupa buku pedoman

P4K, Poster P4K, buku kohor ibu, bayi dan balita serta cetak

spanduk HKN dan timbal balik media penyuluhan PHBS.

Proses : Pelaksanaan pengembangan media promosi dan informasi

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

57

sadar hidup sehat di Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

dan disalurkan ke puskesmas-puskesmas yang ada

diwilayah Kabupaten Kampar untuk disebarkan ke

masyarakat..

Output : Tersedianya media promosi kesehatan.

Outcome

Target

Realisasi

Permasalahan

Solusi masalah

:

:

:

:

:

Meningkatkan pengetahuan serta informasi ke masyarakat

melalui media promosi serta adanya peningkatan peran aktif

suami, keluarga dan masyarakat dalammerencanakan

persalinan yang aman dan persiapan menghadapi

komplikasi bagi ibu hamil dan meningkatkan cakupan dan

mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir

sehingga ibu hamil di Kabupaten Kampar terdata dan

persalinan nakes meningkat.

100%

99,82%

Adanya sisa nilai kontrak pengadaan brosur PIN dan sisa

transportasi ke Puskesmas.

Penyusunan anggaran yang lebih baik lagi.

b. Kegiatan Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat SD

Input : Dana Rp. 567.155.000,- (Lima ratus enam puluh tujuh juta

seratus lima puluh lima ribu rupiah).

Kegiatan ini bersifat penjaringan murid kelas 1 SD yang

dilakukan oleh Puskesmas sesuai dengan format dan POA

yang telah dibagikan.

Proses : Pelaksanaan penjaringan murid kelas 1 SD sebanyak 496

sekolah (seluruh sekolah dasar) dengan jumlah murid

sebanyak 15.667 orang, penjaringan murid kelas 1 SLTP

sebanyak 181 sekolah sebanyak 11.918 orang dan

penjaringan murid kelas 1 SMU sebanyak 102 sekolah

dengan jumlah murid sebanyak 7.878 orang se Kabupaten

Kampar.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

58

Output : Terlaksananya penjaringan murid kelas 1 SD di 496 sekolah

dasar, penjaringan murid kelas 1 SLTP di 181 sekolah dan

penjaringan murid kelas 1 SMU di 102 sekolah se Kabupaten

Kampar.

Outcome : Terjaringnya kesehatan anak murid sekolah dasar kelas 1

SD, kelas 1 SLTP dan kelas 1 SMU di Kabupaten Kampar.

c. Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat

Input : Dana Rp. 442.000.000,- (Empat ratus empat puluh dua juta

rupiah).

Kegiatan ini berupa penyuluhan ke masyarakat yang

dilaksanakan oleh seluruh lintas program yang ada

dipuskesmas.

Proses : Pelaksanaan penyuluhan kemasyarakat oleh pengelola

lintas program puskesmas dilaksanakan di desa, mesjid,

sekolah-sekolah dan lain-lain.

Output : Terlaksananya 3.600 kali penyuluhan ke masyarakat

seluruh wilayah puskesmas se kabupaten Kampar.

Outcome : Peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat dan

siswa-siswi tentang kesehatan sehingga taraf hidup

kesehatan meningkat dan terbentuknya desa siaga aktif di

Kabupaten Kampar.

Target : 100%

Realisasi : 99,22%

Masalah : Adanya sisa kontrak cetak blanko penjaringan SD dan

blanko penjaringan SLTP dan SMU, sisa transportasi

perjalanan luar daerah, sisa honor pendamping penjaringan

puskesmas.

Solusi Masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

59

7. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Kebijakan Belanja

a. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan

Jaringannya

Input : Total anggaran Rp. 11.026.070.928,- (Sebelas

milyar dua puluh enam juta tujuh puluh ribu

sembilan ratus dua puluh delapan rupiah)

Output : Terlaksananya pelayanan pengobatan bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu

Proses :

1. Klaim jasa pelayanan kesehatan pasien Jamkesda di RSUD Bangkinang

dan RS Petala Bumi.

2. Pembayaran premi peserta Jamkesda integrasi ke BPJS dengan

anggaran 50% dari (35.000 jiwa x 12 bulan) yang tertuang di DPA

sebesar Rp. 4.830.000.000, sedangkan yang dibayarkan sebesar Rp.

4.749.580.500 hal ini disebabkan jumlah peserta BPJS mengalami

fluktuatif tiap bulan dari kuota 35.000 jiwa.

Fluktuatif ini terjadi karena peserta yang terdaftar dari kepesartaan PBI

menjadi peserta BPJS ketenaga kerjaan.

Outcome : Terjaminnya pelayanan kesehatan masyarakat

miskin

Target : 100%

Realisasi : 98,89%

Permasalahan : BPJS dengan anggaran 50% dari (35.000 jiwa x 12

bulan) yang tertuang di DPA sebesar Rp.

4.830.000.000, sedangkan yang dibayarkan

sebesar Rp. 4.749.580.500 hal ini disebabkan

jumlah peserta BPJS mengalami fluktuatif tiap

bulan dari kuota 35.000 jiwa.

Fluktuatif ini terjadi karena peserta yang terdaftar

dari kepesartaan PBI menjadi peserta BPJS

ketenaga kerjaan.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

60

Solusi Masalah : Pendataan peserta jamkesda integrasi diserahkan

kepada dinas terkait, seperti Dinas Sosial dan

berkoordinasi dengan lintas terkait.

b. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Jamkesmas dan Jampersal

Input : Pelayanan Kesehatan Jamkesmas dan Jampersal Rp.

3.053.020.000,- (Tiga milyar lima puluh tiga juta dua

puluh ribu rupiah). Kegiatan ini untuk Operasional dan

Pertemuan Kegiatan Kapitasi BPJS Kabupaten.

Output : Terlaksananya pelayanan kesehatan penduduk miskin

Proses : Kegiatan pendukung, meliputi dukungan operasional

pada Pelaksana Kegiatan, Tim Pengelola JKN di

Puskesmas, Tim Verifikasi Dana Kapitasi BPJS dan Tim

Pengelola JKN di Kabupaten; belanja bahan habis

pakai; belanja cetak dan penggandaan; belanja makan

minum; termasuk belanja perjalanan dinas.

Outcome : Terjaminnya pelayanan kesehatan penduduk miskin

Target : 100%

Realisasi : 42,66 %

Permasalahan : Kegiatan pada rumah tunggu kelahiran baru berjalan

pada bulan April 2016, dari jumlah sasaran ibu hamil

18.000 ibu hamil yang melahirkan dan menggunakan

fasilitas RTK hanya 3% dari sasaran tersebut. Dengan

pagu anggaran Rp. 3.053.020.000 dan terealisasi

sebesar Rp. 1.302.457.363.

Solusi Masalah : Diharapkan pada tahun 2017 kegiatan RTK bisa berjalan

dari bulan januari 2017.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

61

8. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan

a. Kegiatan JaminanKkesehatan Nasional Fasilitas Kesehatan TK.I

Input : Dana yang tersedia Rp. 16.169.367.756,- (Enam belas

milyar seratus enam puluh sembilan juta tiga ratus enam

puluh tujuh ribu tujuh ratus lima puluh enam rupiah).

Output : Terlaksananya pelayanan jaminan kesehatan nasional

difasilitas kesehatan tingkat pertama.

Proses : Kegiatan pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan

tingkat pertama.

Outcome : Terjaminnya pelayanan kesehatan masyarakat.

Target : 100%

Realisasi : 91,54 %

Permasalahan : Belanja obat-obatan dan bahan habis pakai belum

dapat direalisasikan karena untuk pencairan belanja

tersebut harus mengikuti mekanisme keungan yang

mengacu pada Permenkes No. 21 Tahun 2016.

Pada Tahun 2016 belum terbentuk tim pengadaan

barang dan jasa di Dinas Kesehatan sesuai dengan

amanah Permenkes tersebut.

Solusi Masalah : Membentuk Tim pengadaan barang dan jasa untuk

belanja obat- obatan dan bahan habis pakai sesuai

Permenkes No. 21 Tahun 2016.

9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

a. Kegiatan Sosialisasi Menciptakan Lingkungan Sehat.

Input : Dana yang tersedia Rp. 92.900.000,- (Sembilan puluh dua

juta sembilan ratus ribu rupiah).

Lingkungan merupakan salah satu variable yang kerap

mendapat perhatian khusus dalam dalam menilai kondisi

kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan

lingkungan akan disajikan indicator – indicator seperti :

persentase rumah tangga terhadap akses air bersih,

persentase rumah tangga memiliki sanitasi dasar,

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

62

persentase tempat – tempat umum dan pengelolaan

makanan (TUPM) sehat, Institusi pendidikan.

Proses : Honor, cetak stiker dan poster, deklarasi desa stop

BABS, bimtek ke puskesmas, transpor ke puskesmas,

pengadaan tempat sampah medis dan non medis.

Output : Terlaksananya kampanye stop BABS di masyarakat.

Outcome : Desa stop buang air besar sembarangan.

Target : 100%

Realisasi : 100 %

b. Kegiatan penyuluhan menciptakan lingkungan sehat

Input : Anggaran 2016 sebesar Rp. 229.890.000,- (Dua ratus

dua puluh sembilan juta delapan ratus sembilan puluh

ribu rupiah)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas Kabupaten dan

petugas puskesmas se kabupaten kampar.

Proses : Honor petugas puskesmas, belanja kaporit, pelatihan

program kesling bagi sanitarian puskesmas, transpor

puskesmas dan bimtek ke puskesmas.

Output : Terlaksananya penyuluhan Hygiene sanitasi siswa SD.

Outcome : Berubahnya perilaku dan meningkatnya kesadaran

siswa SD tentang Hygiene sanitasi.

Target : 100%

Realisasi : 98,74 %

Permasalahan : Adanya kelebihan biaya perjalanan dinas ke Provinsi

Riau.

Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

63

10. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan

a. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan

Makanan dan Restoran.

Input : Dana yang tersedia Rp. 133.098.000,- (Seratus tiga

puluh tiga juta sembilan puluh delapan ribu rupiah)

Proses : Pengadaan reagen food contamination test, pelatihan

hygiene sanitasi bagi pemilik depot air minum isi ulang,

bimtek ke puskesmas, transpor puskesmas.

Output : Terlaksananya pengawasan dan pengendalian

keamanan makanan restoran atau rumah makan, jasa

boga dan depot air minum isi ulang.

Target : 100%

Realisasi : 100 %

11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

a. Kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Input : Dana Rp. 609.532.320,- (Enam ratus sembilan juta lima

ratus tiga puluh dua ribu tiga ratus dua puluh ribu rupiah)

Proses : Pelaksanaan Rapat Evaluasi Program Puskesmas

empat kali dalam satu tahun, pembuatan laporan

tahunan, pembuatan laporan SPM dan pembuatan profil

kesehatan.

Output : Terlaksananya rapat evaluasi Program Puskesmas

empat kali dalam satu tahun, selesainya pembuatan

Laporan tahunan, laporan SPM dan selesainya Profil

Kesehatan.

Outcome : Diperolehnya gambaran pelayanan yang ada di 31

Puskesmas sekabupaten kampar dan gambaran derajat

kesehatan di kabupaten kampar.

Target : 100%

Realisasi : 97,67 %

Masalah : Adanya perjalanan dinas eselon III dan esselon IV yang

tidak terpakai disebabkan oleh adanya undangan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

64

pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh

pihak penyelenggara kegiatan.

Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.

b. Kegiatan Peningkatan Pemahaman Siknas

Input : Dana Rp. 348.417.000,- (Tiga ratus empat puluh

delapan juta empat ratus tujuh belas ribu rupiah)

Proses : Pendampingan program sikda generik di puskesmas

dan study banding ke luar provinsi Riau untuk melihat

penerapan Sikda Generik.

Output : Terlaksananya Sikda Generik di 21 Puskesma yang ada

di Kabupaten Kampar.

Outcome : Terkomputerisasinya semua kegiatan pelayanan yang

ada di Puskesmas. Mulai dari pendaftaran diloket

sampai ke pengambilan obat.

Target : 100%

Realisasi : 84,63 %

Masalah :

a. Adanya perjalanan dinas eselon III yang tidak terpakai karna ada

undangan pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh pihak

penyelenggara.

b. Biaya Jaringan internet khusus sikda generik di puskesmas tidak dapat

dicairkan 100%, hal tersebut diakibatkan oleh sebagian puskesmas

masih menerapkan sistem off line.

Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.

c. Kegiatan Penyusunan Standarisasi Pelayanan Kesehatan

Input : Tersedianya dana Rp. 407.412..000,- (Empat ratus tujuh

juta empat ratus dua belas ribu rupiah)

Proses : Terlaksananya pengentrian RKA Tahun 2016 dan

APBDP Tahun 2016

Output : Terlaksananya penyusunan Renja, Penja, Penyusunan

RKA 2017 dan APBDP 2016.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

65

Outcome : Terdokumentasinya gambaran Renja, Penja RKA 2017

dan APBDP 2016.

Target : 100%

Realisasi : 99,59 %

Masalah : Adanya perjalanan dinas eselon III dan esselon IV yang

tidak terpakai disebabkan oleh adanya undangan

pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh

pihak penyelenggara kegiatan.

Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.

d. Kegiatan Forum SKPD Bidang Kesehatan

Input : Tersedianya dana Rp. 258.440.800,- Dua ratus lima

puluh delapan juta empat ratus empat puluh ribu

delapan ratus rupiah)

Proses : Terlaksananya Forum SKPD Bidang Kesehatan

Output : Tersusunnya program prioritas Dinas Kesehatan.

Outcome : Terdokumentasinya Renja Tahun 2017.

Target : 100%

Realisasi : 99,59 %

Masalah : Adanya perjalanan dinas eselon III dan esselon IV yang

tidak terpakai disebabkan oleh adanya undangan

pertemuan diluar kota dan biayanya ditanggung oleh

pihak penyelenggara kegiatan.

Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.

12. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Puskesmas /Puskesmas Pembantu dan Jaringannya.

a. Kegiatan Pembangunan Puskesmas

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan

puskesmas adalah Rp. 4.260.560.000 (Empat milyar

dua ratus enam puluh juta lima ratus enam puluh ribu

rupiah).

Proses : Kegiatan pembangunan Puskesmas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

66

Target : 100%

Realisasi : 91,40 %

Masalah : Adanya Sisa Nilai Kontrak, perjalanan dinas luar daerah

tidak terealisasi karena adanya undangan pertemuan

diluar kota dan biayanya ditanggung oleh pihak

penyelenggara kegiatan.

Solusi masalah : Perencanaan anggaran yang lebih baik lagi.

b. Kegiatan Pembangunan Puskesmas Pembantu

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan Pustu

adalah Rp. 808.583.000 (Delapan ratus delapan juta

lima ratus delapan puluh tiga ribu rupiah).

Proses : kegiatan pembangunan

Target : 100%

Realisasi : 99,94 %

c. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan Pustu

adalah Rp. 7.855.533.305 (Tujuh milyar delapan ratus

lima puluh lima juta lima ratus tiga puluh tiga ribu tiga

ratus lima rupiah).

Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana

Puskesmas.

Target : 100%

Realisasi : 87,65 %

Permasalahan : Adanya kelebihan anggaran dari nilai kontrak.

d. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pengadaan sarana

dan prasarana puskesmas pembantu adalah Rp.

2.190.250.000 (Dua milyar seratus sembilan puluh juta

dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

67

Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana

puskesmas pembantu

Target : 100%

Realisasi : 99,4 %

Permasalahan : Tidak ada permasalahan pada kegiatan pembangunan

puskesmas

e. Kegiatan Pembangunan Posyandu

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembangunan

posyandu sebesar Rp. 1.567.870.000,- (Satu milyar lima

ratus enam puluh tujuh ribu delapan ratus tujuh puluh

ribu rupiah)

Proses : Pembangunan Posyandu.

Target : 100%

Realisasi : 99,93 %

f. Kegiatan Pembangunan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Serta

Sarana dan Prasarana (Bantuan Keuangan)

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan ini sebesar Rp.

16.200.438.500,- (Enam belas milyar dua ratus juta

empat ratus tiga puluh delapan ribu lima ratus rupiah)

Proses : Belanja modal pengadaan sarana dan prasarana

puskesmas pembantu serta sarana dan prasarananya.

Target : 100%

Realisasi : 64,67 %

Permasalahan : Adanya kesalahan nomor rekening pada pembangunan

sarana pendukung akreditasi puskesmas.

g. Kegiatan Pembinaan Institusi Kesehatan Swasta

Input : Dana yang tersedia untuk kegiatan pembinaan institusi

swasta sebesar Rp. 160.250.000,- (Seratus enam puluh

juta dua ratus lima puluh ribu rupiah)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

68

Proses : Mengadakan pertemuan antara institusi swasta seperti

rumah sakit swasta, klinik pengobatan swasta dalam

rangka pembinaan institusi tersebut.

Target : 100%

Realisasi : 87,30 %

Permasalahan : Belanja perjalanan dinas luar daerah tidak sepenuhnya

dapat terealisasi karena sesuai dengan real cost.

13. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a. Kegiatan Penyediaan Jasa Surat Menyurat

Input : Dana Rp. 3.600.000,- (Tiga Juta enam ratus ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk pembelian materai, perangko, amplop

untuk selama 1 (satu) tahun.

Proses : Untuk Pengurusan surat menyurat, administrasi Dinas

Kesehatan dan UPTD se- Kabupaten Kampar.

Output : Jumlah Surat Terkirim 1 Tahun

Outcome : Terlaksananya proses surat menyurat dalam satu tahun

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

b. Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Input : Dana Rp. 563.300.000,- ( Lima ratus enam puluh tiga

juta tiga ratus ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk belanja telpon, air dan listrik untuk

UPTD dan Dinas Kesehatan.

Proses : Untuk lancarnya pelaksanaan Kantor Dinas Kesehatan

dan UPTDnya.

Output : Terpenuhinya kebutuhan berkomunikasi, air dan

penerangan

Outcome : Lancarnya pelaksanaan pekerjaan kantor.

Target : 100 %

Realisasi : 83,48 %

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

69

Permasalahan : Pada APBD murni penggunaan listrik tidak mencukupi

dengan dana yang tersedia disebabkan banyaknya

kenaikan daya.

Solusi Masalah : Pada APBD tahun 2017 dianggarkan penambahan dana

sumber air dan listrik agar permasalahan kekurangan

penganggaran dapat terpenuhi dan pelaksanaan

pekerjaan kantor berjalan dengan lancar.

c. Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kenderaan

Dinas/ Operasional

Input : Dana Rp. 1.606.000,- ( Satu juta enam ratus enam ribu

rupiah)

Proses : Untuk keperluan belanja pengurusan Surat Tanda

Nomor Kenderaan (STNK).

Ouput : Terlaksananya pengurusan perizinan Kenderaan Dinas /

Operasional

Outcome : Lancarnya kegiatan operasional Kenderaan Dinas

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

d. Kegiatan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

Input : Dana Rp. 1.147.509.000,- (Satu milyar seratus empat

puluh tujuh juta lima ratus sembilan ribu rupiah)

Kegiatan ini digunakan untuk belanja peralatan

kebersihan dan bahan pembersih Dinas Kesehatan

serta pembayaran jasa petugas cleaning service Dinas

kesehatan dan UPTDnya.

Proses : Untuk memenuhi kebutuhan kebersihan kantor dan

UPTD

Output : Terpelihara kebersihan kantor dan UPTD

Outcome : Lancarnya pekerjaan dan operasional kantor dan

UPTD

Target : 100 %

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

70

Realisasi : 96,77 %

Permasalahan : Adanya sisa anggaran

e. Kegiatan Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

Input : Dana Rp. 54.050.000,- (Lima puluh empat juta lima

puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini digunakan untuk perbaikan peralatan kerja

seperti, AC, Mesin TIK dan Komputer

Proses : Untuk memenuhi perbaikan peralatan kerja kantor

Output : Terlaksananya perbaikan peralatan kerja Kantor dan

UPTDnya yang rusak

Outcome : Tersedianya perbaikan peralatan kerja kantor dan

UPTDnya

Target : 100 %

Realisasi : 98,15 %

f. Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor

Input : Dana Rp. 246.574.700,- (Dua ratus empat puluh enam

juta lima ratus tujuh puluh empat ribu tujuh ratus rupiah)

Kegiatan ini berupa belanja alat tulis kantor untuk Dinas

Kesehatan , UPTD dan Pustu

Proses : untuk memenuhi kebutuhan alat tulis kantor sehari- hari

Output : Tersedianya kebutuhan kantor, UPTd dan Pustu

Oucome : Lancarnya penyelenggaraan administrasi perkantoran

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

g. Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

Input : Dana Rp. 431.194.800,- (Empat ratus tiga puluh satu

juta seratus sembilan puluh empat ribu delapan ratus

rupiah)

Kegiatan ini untuk belanja barang cetak dinas, UPTD

dan pustu

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

71

Proses : Untuk memenuhi kebutuhan barang cetakan dan

penggandaan

Ouput : Tersedianya kebutuhan barang cetakan dan

penggandaan

Outcome : Lancarnya penyelenggaraan administrasi perkantoran

barang cetakan dan penggandaan.

Target : 100 %

Realisasi : 99,82 %

h. Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/ Penerangan

Bangunan Kantor

Input : Dana Rp. 175.774.000,- (Seratus tujuh puluh lima juta

tujuh ratus tujuh puluh empat ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan energi listrik

dan penerangan kantor.

Proses : Untuk penerangan bangunan kantor dan terpenuhinya

kebutuhan energi listrik.

Output : Tersedianya Komponen instalasi listrik/ penerangan

bangunan kantor dan UPTDnya.

Outcome : Lancarnya kegiatan perkantoran dan penerangan

bangunan kantor

Target : 100 %

Realisasi : 99,61 %

i. Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Input : Dana Rp. 74.493.045,- (Tujuh puluh empat juta empat

ratus sembilan puluh tiga ribu empat puluh lima rupiah)

Kegiatan ini untuk belanja pengadaan AC, komputer dan

perlengkapan kantor lainnya yang dapat menunjang

pekerjaan pegawai.

Proses : Untuk terlaksananya system pelayanan kepegawaian

Output : Tersedianya perlengkapan dan peralatan kantor

Outcome : Tercipta pelayanan prima

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

72

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

j. Kegiatan Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-

undangan

Input : Dana Rp. 36.000.000,- (Tiga puluh enam juta rupiah)

Kegiatan ini untuk keperluan belanja surat kabar/

majalah untuk kantor dan UPTDnya.

Proses : Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-

undangan

Output : Terlaksananya penyediaan bahan bacaan dan

perundang-undangan

Outcome : Terealisasinya penyediaan bahan bacaan dan

perundang-undangan

Target : 100 %

Realisasi : 86,33 %

Permasalahan : Pada APBD untuk belanja surat kabar / majalah dana

tidak mencukupi, sehingga dana diajukan di APBD-P.

Pada APBD murni untuk belanja publikasi dan

dokumentasi tidak dianggarkan di APBD-P, sehingga

dana tidak bisa tercapai sesuai dengan target

diakibatkan lamanya proses APBD-P

Solusi Masalah : Laksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dana

dikembalikan ke kas daerah.

k. Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman

Input : Dana Rp. 268.030.000,- (Dua ratus enam puluh delapan

juta tiga puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini berupa belanja makan dan minum rapat di

luar jam kerja dinas Kesehatan serta belanja makan

minum Lokmin Puskesmas.

Proses : Tersedianya makan dan minum pegawai serta makan

minum untuk acara Loka karya Mini sebanyak 30

Puskesmas se Kabupaten Kampar

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

73

Output : Terlaksananya penyediaan Makanan dan minum

pegawai

Outcome : Lancarnya pelaksanaan kerja dan penyediaan makan

dan minum rapat pegawai.

Target : 100 %

Realisasi : 98,91 %

Permasalahan : Ada beberapa UPTD yang tidak melaksanakan lokmin

sehingga biaya makan minum tidak bisa dicairkan.

l. Kegiatan Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah

Input : Dana Rp. 399.370.000,- (Tiga ratus sembilan puluh

sembilan juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini berupa belanja perjalana Dinas Luar Daerah

untuk Koordinasi dan konsultasi.

Proses : adanya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar

daerah oleh pejabat eselon serta pegawai gol III.

Output : Terlaksananya koordinasi dan konsultasi ke Luar

Daerah

Outcome : Adanya singkronisasi perencanaan dan pelaksanaan

program

Target : 100 %

Realisasi : 99,68 %

m. Kegiatan Penyediaan Jasa Tenaga Harian Lepas

Input : Dana Rp. 1.283.208.000,- (Satu milyar dua ratus

delapan puluh tiga juta dua ratus delapan ribu rupiah)

Kegiatan ini berupa Honorarium untuk Tenaga Harian

Lepas Dinas Kesehatan dan Puskesmas se Kab.

Kampar.

Proses : Tersedianya jasa tenaga Honorer / Tenaga Harian

Lepas

Output : Terbayarnya gaji pegawai honorer dan uang

peningkatan kesejahteraan pegawai.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

74

Outcome : Tercapainya jasa pendukung tenaga administrasi kantor

Target : 100 %

Realisasi : 96,53 %

Permasalahan : Adanya hari libur nasional

Solusi Masalah : Mengikuti prosedur yang berlaku

n. Kegiatan Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor

Input : Dana Rp. 195.000.000,- (Seratus sembilan puluh lima

juta rupiah)

Kegiatan ini honorarium untuk penjaga keamanan Dinas

Kesehatan dan Puskesmas.

Proses : Tersedianya jasa pengamanan Kantor

Output : Terbayarnya gaji honorer dan uang peningkatan

kesejahteraan pegawai.

Outcome : Terjaganya aset Puskesmas perawatan dan kantor

Target : 100 %

Realisasi : 99,67 %

14. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Gedung Kantor

Input : Dana Rp. 437.500.000,- (Empat ratus tiga puluh tujuh

juta lima ratus ribu rupiah)

Kegiatan untuk pemeliharaan gedung Dinas beserta

puskesmas perawatan dan non perawatan

Proses : Tersedianya sarana gedung Kantor

Output : Terlaksananya pemeliharaan gedung kantor

Outcome : Terpeliharanya Gedung Kantor

Target : 100 %

Realisasi : 95,94 %

b. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kenderaan Dinas/ Operasional

Input : Dana Rp. 1.094.029.000,- (Satu milyar sembilan puluh

empat juta dua puluh sembilan ribu rupiah)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

75

Kegiatan ini untuk belanja service kenderaan Dinas dan

Puskel Puskesmas.

Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional

Output : Terlaksananya pemeliharaan Kenderaan Dinas & Puskel

ambulance

Outcome : Terpeliharanya kondisi kenderaan Dinas & Puskel

Ambulance

Target : 100 %

Realisasi : 95,88 %

c. Pengadaan Kenderaan Dinas/ Operasional

Input : Dana Rp. 269.822.000,- (Dua ratus enam puluh

sembilan juta delapan ratus dua puluh dua ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk belanja kenderaan Dinas dan Puskel

Puskesmas.

Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional

Output : Terlaksananya pengadaan Kenderaan Dinas /

Operasional

Outcome : Peningkatan Pelayanan Publik

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

d. Pengadaan Kenderaan Dinas (Bantuan Keuangan)

Input : Dana Rp. 346.369.557,- (Tiga ratus empat puluh enam

juta tiga ratus enam puluh sembilan ribu lima ratus lima

puluh tujuh rupiah)

Kegiatan ini untuk belanja kenderaan Dinas dan Puskel

Puskesmas.

Proses : Tersedianya Kenderaan Dinas Operasional

Output : Terlaksananya pengadaan Kenderaan Dinas.

Outcome : Peningkatan Pelayanan Publik

Target : 100 %

Realisasi : 92,89 %

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

76

15. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

a. Kegiatan Bimbingan Tekhnis Implementasi Peraturan Perundang-

undangan

Input : Dana Rp. 5.000.000,- (Lima juta rupiah)

Kegiatan ini berupa belanja perjalanan Dinas dalam

Daerah ke ibu Kota Propinsi dan kecamatan dalam

Kabupaten.

Proses : Terpantaunya Pelaksanaan Kegiatan/Program

Puskesmas

Output : Terlaksananya bimbingan teknis implementasi peraturan

peraturan perundang-undangan

Outcome : Bertambahnya keterampilan petugas puskesmas

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

16. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

Keuangan

a. Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD

Input : Dana Rp. 72.704.000,- (Tujuh puluh dua juta tujuh ratus

empat ribu rupiah)

Proses : Pembuatan laporan kinerja SKPD.

Output : Tersusunnya Laporan Capaian Kinerja SKPD.

Outcome : Diketahuinya tingkatan kinerja SKPD Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar

Target : 100 %

Realisasi : 97,99 %

b. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Input : Dana Rp. 15.000.000,- (Lima belas juta rupiah)

Kegiatan ini berupa penyusunan pelaporan keuangan

akhir tahun

Proses : Pembuatan laporan keuangan SKPD.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

77

Output : Tersusunnya laporan keuangan SKPD akhir tahun

Outcome : Diketahuinya tingkat kinerja SKPD

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

17. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan (Budget Sharing)

a. Kegiatan Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan (Budget

Sharing)

Input : Dana yang tersedia Rp. 5.647.990.000,,- (Lima milyar

enam ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus

sembilan puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan

dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat

kab. Kampar di 31 Puskesmas

Proses : Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan

dengan sistem E-Katalog dan Pelelangan Umum.

Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan Kesehatan

Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas

Target : 100 %

Realisasi : 71,17 %

Permasalahan : Dana sisa pengadaan obat dan BMHP yang ditolak oleh

penyedia di E- Katalog. Penolakan dilakukan penyedia

diakhir tahun (bulan desember 2016) sehingga anggaran

tidak bisa dibelanjakan lagi.

Solusi Masalah : Pengadaan obat akan dilakukan lebih awal untuk bisa

memaksimalkan penggunaan dana

b. Kegiatan Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan

Kesehatan.

Input : Dana yang tersedia Rp. 77.160.000,- (Tujuh puluh tujuh

juta seratus enam puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk meningkatkan mutu penggunaan obat

dan perbekalan kesehatan di Puskesmas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

78

Proses : Pertemuan dengan Dokter Poli dan Penanggung jawab

obat di Puskesmas serta mengadakan supervisi ke

Puskesmas.

Output : Terlaksananya pertemuan peningkatan mutu

penggunaan obat

Outcome : Meningkatnya mutu penggunaan obat dan perbekalan

kesehatan oleh petugas di Puskesmas

Target : 100 %

Realisasi : 99,86 %

c. Kegiatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan

Kesehatan.

Input : Dana yang tersedia Rp. 471.395.000,- (Empat ratus

tujuh puluh satu juta tiga ratus sembilan puluh lima ribu

rupiah)

Kegiatan ini untuk memenuhi ketersediaan obat-obatan

dan perbekalan kesehatan untuk seluruh masyarakat

Kab. Kampar di 31 Puskesmas

Proses : Pendistribusian obat-obatan dan perbekalan kesehatan

di seluruh Puskesmas se Kab. Kampar.

Output : Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan

Outcome : Terlaksananya pelayanan kesehatan di 31 Puskesmas

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

18. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan.

a. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan

Makanan Hasil Produksi Rumah Tangga.

Input : Dana yang tersedia Rp. 68.810.000,- (Enam puluh

delapan juta delapan ratus sepuluh ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan

Pengawasan terhadap IRTP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

79

Proses : Melakukan Pelatihan Keamanan Pangan terhadap

pemilik IRTP di wilayah Kab. Kampar

Output : Terlaksananya Pelatihan Keamanan Pangan

Outcome : Menurunnya Penggunaan BTP yang dilarang

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

Permasalahan : Jumlah IRTP yang begitu banyak dan kurangnya

anggaran untuk melaksanakan Pelatihan Keamanan

Pangan sehingga hanya 50 IRTP yang bisa diberikan

Sertifikat

Solusi Masalah : Penambahan anggaran sehingga bisa menambah

jumlah IRTP yang yang diikutkan Pelatihan Keamanan

Pangan

19. Program Pengawasan Obat dan Makanan

a. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Obat dan

Makanan

Input : Dana Rp. 239.794.500,- (Dua ratus tiga puluh

sembilan juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu

lima ratus rupiah)

Proses : Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan

sampel air minum dan air bersih yang tersebar

diseluruh wilayah Kabupaten Kampar.

Kegiatan ini meliputi pengadaan reagen dan bahan

pemeriksaan serta pengambilan sampel air

(Spesimen) ke lapangan yang terdiri dari Depot air

minum isi ulang, PDAM Tirta Kampar dan sumber air

lainnya.

Output : Terlaksananya pengambilan sampel dan

pemeriksaan laboratorium sampel air sebanyak 190

depot air 35 air bersih masyarakat.

Outcome : Terlaksananya pemeriksaan sampel sebanyak 190

depot air dan 35 air bersih masyarakat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

80

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

Permasalahan : Minimnya dana pengadaan reagen untuk

pemeriksaan sampel sehingga peningkatan

kapasitas (volume) sampel yang diperiksa belum

dapat dipenuhi dan peningkatan jumlah parameter

yang diperiksa masih terbatas (belum dapat

memenuhi semua unsur / parameter minimal dari

Permenkes 492/Menkes/Per/2IV/2010).

Solusi Masalah : Diharapkan peningkatan Input (dana) untuk kegiatan

pemeriksaan air.

b. Kegiatan Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan

Berbahaya.

Input : Dana yang tersedia Rp. 61.670.000,- (Enam puluh

satu juta enam ratus tujuh puluh ribu rupiah)

Kegiatan ini untuk meningkatkan Pembinaan dan

Pengawasan pangan dan bahan berbahaya

Proses : Melakukan petemuan dan pengecekan ke lapangan

terhadap pangan dan bahan berbahaya yang beredar

di wilayah Kab. Kampar

Output : Terhindarnya masyarakat dari bahan berbahaya dan

terlaksananya pelatihan

Outcome : Terjaminnya kemanan bahan pangan dan obat-

obatan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Target : 100 %

Realisasi : 100 %

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

81

3.5 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

3.5.1 Kelompok Barang yang Dikuasai

Kelompok barang yang dikuasai pada Dinas Kesehatan adalah

sebagaimana yang tercantum dalam tabel inventaris barang milik Dinas

Kesehatan. Kelompok barang yang dikuasai berasal dari pengadaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kampar ataupun yang berasal dari

dana lain seperti APBD Propinsi (Bankeu), APBN (DAK) dan dana hibah lainnya.

3.5.2 Permasalahan dan Solusi

1. Permasalahan

a. Banyaknya tanah milik Puskesmas dan puskesmas pembantu yang belum

memiliki surat/akte, terutama Puskesmas dan pustu yang baru dibangun.

b. Banyaknya kendaraan milik puskesmas yang belum memiliki surat-surat

(STNK/BPKB)

2. Solusi

a. Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui Kepala Puskesmasnya sudah

berupaya untuk mengurus surat keterangan dari kepala desa setempat.

Sebagai bahan untuk dapat di aktekan melalui dana APBD Dinas

Kesehatan Kabupaten Kampar pada tahun yang akan datang.

b. Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar melalui kepala puskesmasnya sudah

berupaya untuk mengurus surat-surat kendaraan dinas yang terkait.

3.5.3 Perbekalan Kesehatan

Menurut undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yang

menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak azasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

indonesia.

Dalam undang-undang kesehatan No. 36 Tahun 2009 tersebut, banyak

memberikan peluang bagi peningkatan pembangunan kesehatan karena dalam

pasal 171 ayat (2) besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi,

kabupaten / kota dialokasikan minimal 10% dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah diluar gaji. Anggaran kesehatan di Kabupaten Kampar yang meliputi

anggaran Dinas Kesehatan sebesar Rp. 51.024.803.437 atau 4,98% dari total

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

82

APBD Kabupaten Kampar Rp. 1.024.441.155.103 Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Kampar mendapatkan anggaran Rp. 48.755.740.500 atau 4,8% dari

total APBD Rp. 1.024.441.155.103. Persentase anggaran dibidang kesehatan

untuk Kabupaten Kampar adalah 9,8% dan angka ini meningkat 2,3% dari tahun

2015 dengan persentase 7,5%. Namun demikian perlu adanya peningkatan

alokasi anggaran dibidang kesehatan ini sesuai dengan amanat Undang- undang

kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu 10% dari total APBD diluar gaji.

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

83

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Kesehatan Kabupaten

Kampar Tahun 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja atas

pelaksanaan APBD Kabupaten Kampar Tahun 2016 dan wujud keberhasilan

atau kegagalan pencapaian misi Pemerintah Kabupaten Kampar.

Secara umum rata-rata hasil pencapaian kinerja Tahun 2016 adalah

sebesar 93,57% maka Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar dikategorikan

sangat berhasil dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi meskipun

capaian ini masih terbatas pada indikator kinerja yang dapat diukur.

Tahun 2016, pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan

pemerintahan didasarkan komitmen Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar yang

tertuang dalam perjanjian kinerja Tahun 2016 yang dilandasi dengan rencana

pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Tahun 2011- 2016. Secara

ringkas seluruh capaian kinerja pada tahun 2016 telah memberikan arah bagi

jajaran pemerintah Kabupaten Kampar untuk meningkatkan kinerjanya pada

masa selanjutnya secara berkesinambungan. Oleh karena itu, sesuai dengan

hasil analisa capaian kenerja 2016, dirumuskan beberapa langkah penting

sebagai strategi pemecahan masalah yang dapat dijadikan sebagai salah satu

bahan pertimbangan dimasa selanjutnya, sebagai berikut:

1. Perbaikan perencanaan pembangunan lima tahunan sebagai landasan

pembangunan yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam rencana kinerja

setiap tahunnya secara lebih akurat dan cermat. Sehingga rencana kinerja

yang disepakati secara bersama-sama dengan stakeholders, dapat

diwujudkan dan diukur kinerjanya secara lebih akurat dengan hasil yang

lebih optimal

2. Menjadikan hasil kinerja Tahun 2016 sebagai langkah nyata untuk

perbaikan perencanaan dan kinerja tahun 2017 dengan mengantisipasi

BAB IV

PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

84

kegagalan pencapaian target tahun 2016 dan mempertahankan

keberhasilan yang diraih ditahun 2016.

3. Melakukan konsolidasi organisasi secara internal dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan komitmen jajaran aparatur di Dinas

Kesehatan Kabupaten Kampar terhadap tugas dan fungsi pelayanan umum.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan agar dapat

mecapai tujuan dan sasaran dikaitkan dengan upaya mewujudkan visi dan

misi Pemerintah Kabupaten Kampar.

5. Mekanisme pengumpulan data kinerja terus ditingkatkan secara

berkesinambungan sehingga pencapaian kinerja dapat dimonitor secara

berkala dan didukung dengan informasi yang lebih akurat.

6. Meningkatkan pengalokasian penggunaan anggaran secara adil dan merata

agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi

dalam pemberian pelayanan.

7. Mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya manusia yang ada sebagai

motor penggerak dan pelaku pembangunan sekaligus selaku pelayan

masyarakat.

Sebagai akhir kata, segenap aparatur Dinas Kesehatan Kabupaten

Kampar mengharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2016

ini dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas kami kepada para stakeholders dan

sebagai sumber informasi penting dalam pengambilan keputusan guna

peningkatan kenerja selanjutnya.

LAMPIRAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

LAMPIRAN

Misi IV : Mewujudkan pembangunan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Utama

Kondisi Kinerja

Utama Awal

(2010)

Target Kinerja

Utama Kinerja

Tahun Utama Akhir

2016 RPJMD

1

Peningkatan kualitas

dan kuantitas pelayanan

kesehatan serta sarana

dan prasarana

kesehatan

Meningkatnya

kualitas pelayanan

kesehatan

- Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani

- Cakupan kunjungan ibu hamil K4

- Cakupan kunjungan puskesmas

- Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

berkompetensi

- Cakupan kunjungan bayi

- Cakupan pelayanan ibu nifas

- Cakupan balita gizi buruk perawatan

- Cakupan desa/kelurahan Universal Child-

Immunization (UCI)

95.65

95

85.62

85

72.86

85

100

81.48

90

95

90

90

100

95

100

100

100

95

100

95

100

100

100

100

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

Meningkatnya

derajat Kesehatan

Masyarakat

- Menurunnya angka kematian bayi

- Menurunnya angka kematian anak

- Menurunnya angka kematian ibu melahirkan

- Meningkatnya usia harapan hidup

- Angka gizi buruk

- Jumlah puskesmas terakreditasi

- Angka kesakitan DBD

- Penemuan kasus TB

- Penyembuhan kasus TB

- Cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif

34

32

102

69.88

4.5

2

53

70

80

65

24 24

32

102

71.6

3.5

10

50

90

100

80

32

102

71.6

3.7

8

50

85

95

80

Meningkatnya

infrastruktur

Kesehatan

Masyarakat

- Jumlah infrastruktur Puskesmas perawatan

dengan kecamatan

- Jumlah infrastruktur Puskesmas Non

Perawatan untuk 30.000 penduduk

- Jumlah Puskesmas pembantu dengan desa

- Jumlah posyandu

8 Unit

19 Unit

28 Unit

633 Unit

8

23

172

750

9

23

180

681

2 Peningkatan partisipasi Meningkatnya - Persentase rumah memiliki sanitasi dasar 50 100 100

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

3

masyarakat dalam

kesiapsiagaan

menghadapi masalah

kesehatan dan prilaku

hidup bersih dan sehat

Peningkatan Partisipasi

Masyarakat dalam

prosentase rumah

dan lingkungan

sehat

Meningkatnya

persentase rumah

dan lingkungan

sehat

sehat

- Rasio rumah layak huni

- Persentase penduduk yang memiliki jamban

sehat

- Persentase penduduk berakses air bersih

- Persentase jamban sehat

80.64

70

90

70

100

80

90

80

100

80

90

80

Jumlah penduduk

yang memiliki

jaminan kesehatan

- Jumlah penduduk miskin yang mendapat

jaminan kesehatan

- Cakupan pelayanan jamkesmas

70

40.36

100

100

100

100

Meningkatnya

perilaku hidup

bersih dan sehat

- Persentase RT berperilaku hidup bersih dan

sehat

- Jumlah keluarga sadar gizi (kadarzi) di desa

- Persentase desa siaga aktif

- Persentase posyandu mandiri dan purnama

60

80

25

30

60

80

80

45

35

80

80

80

45

40

80

Meningkatnya

peran swasta dalam

- Jumlah rumah sakit swasta

- Cakupan pembinaan dan pengawasan

5

70

5

70

5

80

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

pembangunan

kesehatan

penyelenggaraan

kesehatan

sarana kesehatan swasta

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

LAMPIRAN

Realisasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dihubungkan dengan Target SPM Nasional

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Target SPM (%)

Batas waktu

pencapaian

(Tahun)

Realisasi SPM Realisasi SPM

Tahun 2015

(%)

Tahun 2016

(%)

1

Pelayanan kesehatan

dasar

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4

2. Cakupan ibu hamil dengan

komplikasi yang ditangani

3. Cakupan pertolongan persalinan

oleh bidan atau tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi

kebidanan

4. Cakupan pelayanan ibu nifas

5. Cakupan neonatal dengan

komplikasi yang ditangani

6. Cakupan kunjungan bayi

7. Cakupan desa /kelurahan

universal child immunization

95

80

90

90

80

90

100

2015

2015

2015

2015

2010

2010

2010

92,24

100

92,04

92,92

100

90,14

59

93,2

100

96,2

92,4

100

98

74,8

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

(UCI)

8. Cakupan pelayanan anak balita

9. Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI pada anak usia

6-24 bulan keluarga miskin

10. Cakupan balita gizi buruk

mendapat perawatan

11. Cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat

12. Cakupan peserta KB Aktif

13. Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit

A. Acute Flacid Paralysis (AFP)

rate per 100.000 penduduk

<15 tahun

B. Penemuan penderita

Pneumonia Balita

C. Penemuan pasien baru TB

90

100

100

100

70

100

100

100

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2010

2010

65,06

72,96

100

96,83

63,90

80

11,07

100

65

100

100

100

67

75

41,2

35

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

BTA Positif

D. Penderita DBD yang ditangani

E. Penemuan penderita Diare

14. Cakupan pelayanan kesehatan

dasar masyarakat miskin

100

100

100

2010

2010

2015

100

88

11,07

100

67

90

2 Pelayanan kesehatan

rujukan

15. Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat miskin

16. Cakupan pelayanan gawat darurat

level 1 yang harus diberikan

sarana kesehatan (RS) di

Kab/kota

100

100

2015

2015

100

100

31

100

3

4

Penyelidikan

Promosi

17. Cakupan desa atau kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi <24 jam

100 2015 100 100

18. Cakupan Desa Siaga Aktif 80 2015 28,1 57

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Tahun 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

Profil Target Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar

tahun 2016 adalah sbb:

No Jenis Pelayanan Dasar

& Sub Kegiatan

Indikator Target SPM

Tahun 2015

I. Pelayanan Kesehatan

Dasar

1. Cakupan Kunjungan ibu

hamil K4

95 %

2. Cakupan ibu hamil dengan

Komplikasi yang ditangani

80 %

3. Cakupan pertolongan

persalinan oleh bidan atau

tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi

kebidanan.

90 %

4. Cakupan pelayanan ibu nifas 90 %

5. Cakupan neonatal dengan

komplikasi yang ditangani.

80 %

6. Cakupan kunjungan bayi. 90 %

7. Cakupan desa/kelurahan UCI 100%

8. Cakupan pelayanan anak

balita

90%

9. Cakupan pemberian

makanan pendamping ASI

pada anak usia 6-24 bln

keluarga miskin.

100%

10. Cakupan balita gizi buruk

mendapat perawatan.

100%

11. Cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD dan

setingkat.

100

12. Cakupan peserta KB aktif. 70%

13. Cakupan penemuan dan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

penanganan penderita

penyakit

A. AFP rate per 100.000

penduduk kurang dari 15

tahun

100%

B. Penemuan penderita

Pneumonia balita

100%

C. Penemuan pasien baru

TB BTA Positif

100%

D. Penderita DBD yang

ditangani

100%

E. Penemuan penderita

Diare

100%

14. Cakupan pelayanan

kesehatan dasar masyarakat

miskin.

100%

II Pelayanan kesehatan

rujukan

15. Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien

masyarakat miskin

100%

16. Cakupan pelayanan gawat

darurat level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan

(RS) di kab/kota.

100%

III Penyelidikan 17. Cakupan desa/kelurahan

mengalami KLB yang

dilakukan penyelidikan

epidemiologi kurang dari 24

jam.

100%

IV Promosi 18. Cakupan desa siaga aktif. 80 %

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian Kinerja Tahun 2016 tidak terlepas dari kebijakan strategis prioritas

pada penggunaan anggaran guna terlaksananya pembangunan dibidang kesehatan

yang dilaksanakan secara bertahap pada setiap periode dalam rangka

mengimplementasikan misi organisasi dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan

Kabupaten Kampar.

No Sasaran Indikator Kinerja Target

1 Meningkatnya kualitas

pelayanan kesehatan

Cakupan Komplikasi kebidanan

yang ditangani

Cakupan kunjungan

puskesmas

Cakupan kunjungan bayi

Cakupan balita gizi buruk dapat

perawatan

Cakupan desa / kelurahan

Universal Child Immunization

(UCI)

100

15

95

100

100

2 Meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat

Menurunnya angka kematian

daerah (Disdukcapil)

Menurunnya angka kematian

bayi

Menurunnya angka kematian

anak

Menurunnya angka kematian

ibu melahirkan

Meningkatnya usia harapan

hidup

Disdukcapil

33

32

102

71

3 Meningkatnya infrastruktur

kesehatan masyarakat

Jumlah puskesmas perawatan

dengan kecamatan

Jumlah puskesmas non

perawatan untuk 30.000

9

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016

penduduk

Jumlah puskesmas pembantu

dengan desa

Rasio tempat tidur RSUD

dengan jumlah penduduk

(RSUD)

22

171

RSUD

4 Meningkatnya persentase rumah

dan lingkungan sehat

Persentase rumah memiliki

sanitasi dasar sehat

Rasio rumah layak huni

85

95

5 Jumlah penduduk yang memiliki

jaminan kesehatan

Jumlah penduduk miskin yang

mendapat jaminan kesehatan

Cakupan pelayanan

jamkesmas

90

100

6 Meningkatnya perilaku hidup

bersih dan sehat

Persentase RT berprilaku

hidup bersih dan sehat

Persentase desa siaga aktif

Persentase posyandu mandiri

dan purnama

Cakupan bayi yang mendapat

ASI ekslusif

Jumlah keluarga sadar gizi

(kadarzi) di Desa

75

40

40

80

80

7 Meningkatnya peran swasta

dalam penyelenggaraan

kesehatan

Jumlah rumah sakit swasta

Cakupan pembinaan dan

pengawasan sarana kesehatan

swasta

5

80