13
397 SENASBASA (4) (2020) (E-ISSN 2599-0519) PROSIDING SEMINAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA) http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif bahasa Indonesia di SMA Santi Oktavia 1 , Sarwiji Suwandi 2 , dan Budhi Setiawan 3 Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta *[email protected], [email protected], [email protected] Info Artikel Abstrak Sejarah Artikel Diterima 29/9/2020 Direvisi 25/10/2020 Dipublikasikan 27/10/20202 Pandemi covid 19 menyebabkan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Melihat kondisi di lapangan dimana guru memanfaatkan model dan media pembelajaran interaktif kurang maksimal sehingga peneliti menggunakan video pembelajaran interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif di SMA. Data penelitian berupa tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia di SMA. Sumber data berupa dokumen video pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia di SMA yang didapatkan dari Pustekkom Kemendikbud. Teknik pengumpulan data menggunakan simak, catat, dan wawancara terbuka. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teori. Teknis analisis data menggunakan analisis data interaktif (Miles dan Huberman). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan tiga belas data tindak tutur direktif yang yang terdiri dari: Permintaan sebanyak empat data, Perintah sebanyak empat data, Memohon sebanyak dua data, memohon berdoa sebanyak satu data, ajakan sebanyak dua data, dan memesan sebanyak satu data. Kata Kunci: Tindak Tutur Direktif, Video Pembelajaran Interaktif di SMA The Covid 19 pandemic causes learning to be carried out online. Seeing the conditions in the field where teachers use interactive learning models and media is not optimal so that researchers use interactive learning videos. This study aims to describe the form of directive speech acts in interactive learning videos in high school. The research data is in the form of directive speech acts in interactive learning videos of Indonesian in SMA. The data source is in the form of an interactive video document of Indonesian language learning in SMA which was obtained from the Ministry of Education and Culture's Pustekkom. Data collection techniques used listening, taking notes, and open interviews. The data validity used source and theory triangulation. The data analysis technique used interactive data analysis (Miles and Huberman). The results of the study concluded that there were thirteen data on directive speech acts consisting of: four data requests, four data orders, two data requests, one data request prayer, two invitations data, and one

Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

397

SENASBASA (4) (2020) (E-ISSN 2599-0519)

PROSIDING SEMINAR

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (SENASBASA)

http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA

Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif bahasa Indonesia di SMA Santi Oktavia1, Sarwiji Suwandi2, dan Budhi Setiawan3

Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Sebelas Maret Surakarta *[email protected], [email protected], [email protected]

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel Diterima 29/9/2020 Direvisi 25/10/2020 Dipublikasikan 27/10/20202

Pandemi covid 19 menyebabkan pembelajaran dilaksanakan secara daring. Melihat kondisi di lapangan dimana guru memanfaatkan model dan media pembelajaran interaktif kurang maksimal sehingga peneliti menggunakan video pembelajaran interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif di SMA. Data penelitian berupa tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia di SMA. Sumber data berupa dokumen video pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia di SMA yang didapatkan dari Pustekkom Kemendikbud. Teknik pengumpulan data menggunakan simak, catat, dan wawancara terbuka. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan teori. Teknis analisis data menggunakan analisis data interaktif (Miles dan Huberman). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan tiga belas data tindak tutur direktif yang yang terdiri dari: Permintaan sebanyak empat data, Perintah sebanyak empat data, Memohon sebanyak dua data, memohon berdoa sebanyak satu data, ajakan sebanyak dua data, dan memesan sebanyak satu data.

Kata Kunci: Tindak Tutur Direktif, Video Pembelajaran Interaktif di SMA

The Covid 19 pandemic causes learning to be carried out online. Seeing the conditions in the field where teachers use interactive learning models and media is not optimal so that researchers use interactive learning videos. This study aims to describe the form of directive speech acts in interactive learning videos in high school. The research data is in the form of directive speech acts in interactive learning videos of Indonesian in SMA. The data source is in the form of an interactive video document of Indonesian language learning in SMA which was obtained from the Ministry of Education and Culture's Pustekkom. Data collection techniques used listening, taking notes, and open interviews. The data validity used source and theory triangulation. The data analysis technique used interactive data analysis (Miles and Huberman). The results of the study concluded that there were thirteen data on directive speech acts consisting of: four data requests, four data orders, two data requests, one data request prayer, two invitations data, and one

Page 2: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

398

data order.

PENDAHULUAN

Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi dan bekerjasama antar manusia. bahasa merupakan sistem simbol suara yang digunakan dalam berkomunikasi (Wardhaugh, 1972:3). Penggunaan Bahasa hendaknya disadari sepenuhnya terutama untuk guru, bahwa dengan menggunakan bahasa yang baik, tujuan pembelajaran akan mudah dipahami oleh siswa sehingga tercipta komunikasi yang baik. Komunikasi tercipta dari sebuah ide seseorang yang dimiliki seseorang yang kemudian ide tersebut diolah menjadi sebuah pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada mitra tutur (penerima). Penggunaan bahasa yang sebenarnya diwujudkan melalui ucapan dan tindakan. Satu hal yang selalu terkait dan tidak terpisahkan dalam tindak tutur adalah penggunaan bahasa lisan. Bahasa lisan cenderung lebih mudah digunakan dan lebih praktis. Penggunaan bahasa lisan sering kali didukung oleh ekspresi, gerak tubuh anggota badan, dan intonasi dengan tujuan memperjelas maksud. Tindak tutur dalam interaksi belajar di kelas merupakan bagian dari studi pragmatik. Pragmatik berkaitan dengan makna dalam konteks, untuk tujuan analitis dilihat dari berbagai perspektif baik dari pembicara, analis, penerima dll (Harlig, 2010:219).

Dalam proses pembelajaran, tuturan guru berperan menempati posisi krusial karena harus mampu memotivasi dan membangkitkan kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Komunikasi yang baik akan meningkatkan kesenangan interaksi pembelajaran. Interaksi antara guru dan siswa tidak terlepas dari peran guru dalam usahanya mendidik dan membimbing siswa agar benar-benar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, sehingga akan tercapai pembelajaran yang efektif. Mulyono (2012:37) pembelajaran yang efektif apablia kegiatan mengajar dapat mencapai tujuan sesuai pada perencanaan awal. Pembelajaran dikatakan efektif ketika peserta didik dapat menyerap materi pelajaran dan efisien. Selain itu pentingnya komunikasi antara guru dan siswa dalam interaksi di kelas. Komunikasi yang baik apabila tuturan penutur dapat dipahami oleh mitra tutur. Hal tersebut senada dengan Lambrou (2014:142) “Communication is a cooperative and joint activity where both speakersand hearers cooperate to reach certain common goals” bahwa kegiatan kooperatif dan bersama-sama dimana penutur dan mitra tutur bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Perilaku keteladanan seorang guru adalah realisasinya kegiatan belajar mengajar dengan menyematkan kepercayaan pada siswa. Guru yang terlihat cakap dan sopan santun akan menarik perilaku siswa dan sebaliknya. Selain itu guru hendaknya memberikan intruksi yang jelas ketika berujar, seperti kalimat perintah atau kalimat pernyataan. Saat penyampaian materi, guru menggunakan tuturan yang mengandung maksud tertentu seperti memberikan arahan, maupun menginginkan siswa untuk melakukan suatu tindakan. Tuturan tersebut disebut dengan tindak tutur ilokusi. Ilokusi tidak deskriptif dan tidak tunduk pada kondisi kebenaran; itu adalah performance of an act in saying something (pelaksanaan suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu) (Austin, 1962:99). Intruksi yang dberikan guru melalui tindak tutur ilokusi dapat melalui tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berasal dari penutur ditujukan kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan secara nyata (Kreidler, 1998:198). Melalui tindak tutur direktif, guru dapat memberikan tugas kepada siswanya agar melakukan tidakan yang diinginkan guru demi ketercapaiannya pembelajaran. Bentuk tindak tutur direktif dapat diklasifikasikan menjadi: Pemintaan, memesan, perintah, memohon, berdoa, mengundang, mengizinkan, saran, dll (Searle, 1979: 12-16). Kemudian ditambahkan oleh Prayitno (2011:42) bentuk tindak tutur direktif terdiri dari enam kategori, yaitu perintah, permintaan,

Page 3: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

399

nasihat, kritikan, ajakan, dan larangan. Penlitian mengenai tindak tutur direktif pernah diteliti oleh St.Y. Slamet (2013) penelitian yang mengangkat bentuk direktif kesantunan dan ketidaksantunan mahasiswa kepada dosen dan karyawan di lingkungan PGSD Jawa tengah. Nanik (2018) penelitian yang mengangkat tentang tindak tutur direktif dalam poster pendidikan, kajian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui strategi dan fungsi tindak tutur direktif dalam poster pendidikan. Rissari Yayuk (2018) penelitian yang mengangkat wujud fungsi tindak tutur pada teks Indonesia Raya dan klasifikasi fungsi tindak tuturnya. Ardianto (2013) penelitian yang mengangkat tentang bentuk, fungsi, dan strategi tndak tutur direktif dalam wacana interaksi kelas anak tunarungu. Persamaannya adalah sama-sama meneliti tindak tutur direktif.

Orientasi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Menengah Atas yang menganut kurikulum 2013, kekuatan Bahasa Indonesia dirancang pengembangan dan pembinaannya di sekolah melalui proses pembelajaran berbasis teks. Dengan berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan bukan sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi sosial dan tujuan tertentu untuk menjadi sumber aktualisasi diri dan mengembangkan kegiatan ilmiah. (Kemendikbud, 2017). Proses pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks tersebut ditempuh melalui tahapan kegiatan peserta didik yang bersistem, yaitu tahap pembangunan konteks dan pemodelan teks, kerja sama membangun teks, serta kerja sama mandiri menciptakan teks yang sesuai dengan teks model. Proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks, bermaksud mengembangkan dan membina pribadi peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir empiris dan kritis serta tindakan yang produktif dan kreatif dalam ranah komunkasi berbahasa Indonesia. Pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjukkan peserta didik terampil berbahasa yakni terampil menyimak, berbicara, membaca, menulis. Keterampilan berbahasa hanya dikuasai dengan latihan yang terus menerus dan sistematis, yakni sering belajar, berlatih, dan membiasakan diri. Selain itu, Sastra Bahasa Indonesia diajarkan di SMA dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa sehingga trampil dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Belajar bahasa Indonesia tidak sekedar belajar pola dan kaidah semata, namun ssiswa dituntut untuk meningkatkan kemampuan berbahasa sesuai budaya Indonesia. Selain itu siswa dapat mengemukakan ide atau gagasannya. Priyatni (2014:41) Tujuan pembelajaran bahasa Indoensia saat ini mengikuti kurikulum 2013 yaitu peserta didik diharapkan mampu berkomunikasi secara efektif, melakukan inkuiri, berbagai informasi, mengekspresikan ide, dan memecahkan berbagai persoalan kehidupan secara lebih bermakna dalam pembelajaran berbasis teks.

Peran guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat besar memberi pengaruh kepada siswanya. Mengahdapi pembelajaran abad 21 sekolah-sekolah Indonesia mengharuskan semua steghoulder pendidikan harus menguasai ICT literacy skill. Guru, siswa, dan orang tua siswa harus melek teknologi dan media komunikasi, dapat melakukan komunikasi yang efektif, berpikir kritis, dapat memecahkan masalah dan dapat berkolaborasi (Syahputra, 2017). Sekolah formal sudah pembelajaran sudah dituntut untuk menerpakan kemampuan 4C yaitu: Ctitical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity. (Daniel, 2010) untuk mencapai pembelajaran yang ideal, kualitas pengajaran selalu terkait dengan penggunaan model pembelajaran yang optimal, berarti bahwa untuk mencapai kualitas pengajaran yang tinggi setiap mata pelajaran harus diorganisasikan dengan model pembelajaran yang tepat dan selanjutnya disampaikan kepada siswa dengan model yang tepat. Ketty (2015) mengangkat tentang aplikasi multimedia dalam pembelajaram Bahasa Ibn. Dengan menggunakan aplikasi tersebut, responden merasa puas dan mebuahkan hasil sesuai tujuan pembelajaran.

Page 4: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

400

Selain itu karakteristik pembelajaran pada abad 21 memiliki sifat interaktif, holistik, integratif, sintifik, kontekstual, tematik, efektif, kolaboratif, inovatif, mandiri, dan berpusat pada peserta didik (Permendikbud, No 55 Thn 2017 pasal 20 ayat 4). Sifat pembelajaran tersebut diperkuat dengan penelitian Huifen (2015) kemahiran bahasa dikonfirmasi menjadi faktor itu memediasi jumlah upaya mental gamer EFL yang diinvestasikan dalam game simulasi Bahasa Inggris berbasis web. Selanjutnya Yogi (2019) game dalam meningkatkan kemahiran bahasa Jepang. Penelitian serupa pernah diteliti oleh Wiwik (2019) meneliti tentang aplikasi permainan yang bertujuan untuk memotivasi belajar Bahasa Inggris.

Pembelajaran yang mengharuskan siswa dan guru menguasai IPTEK dan terjadi pembelajaran yang interaktif, namun kenyataan hasil survei awal di lapangan, dapat diperoleh informasi bahwa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA sebelum masa pandemi, guru menggunakan media pembelajaran yang sederhana seperti power point, media gambar, media youtube dan menggunakan metode ceramah. Kemudian, pembelajaran Bahasa Indonesia pada masa pandemi sebagian besar sekolah menggunakan aplikasi Google Classroom dan Whatsap grup. Media pembelajaran yang digunakan saat pandemi adalah powerpoint, file dokumen, pdf, serta youtube. Metode yang digunakan seperti diskusi yang diadakan di grup. Keaktifan siswa dalam berdiskusi dipengaruhi oleh sistem point plus yang diselenggarakan guru. Selain itu pembelajaran daring sering terhambat karena letak geografis dan siswa yang tidak memiliki hape pintar, sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan efektif.

Berdasarkan paparan di atas, penggunaan media dan metode pembelajaran yang kurang interaktif pada saat pandemi dan sebelum pandemi, menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, sehingga dengan video pembelajaran interaktif dapat dijadikan alternatif penelitian tindak tutur direktif. Alasan peneliti memilih video pembelajaran interaktif yang bekerja sama dengan Pustekkom Kemendikbud karena (1) menyediakan fasilitas belajar baik siswa maupun guru, (2) memiliki berbagai media pembelajaran multimedia berupa: teks, grafis, foto, video, audio, dan animasi, (3) menyediakan kumpulan soal yang lengkap baik untuk latihan maupun try out ujian, (4) guru dapat memodifikasi dan memproduksi rancangan pembelajaran dan materi pembelajaran, (5) siswa dapat mengembangkan jaringan komunikasi dan kreativitas.

Hal tersebut diperkuat oleh penelitian Hakim (2016) yang mengatakan bahwa penerimaan penggunaan teknologi internet sebagai sarana pembelajaran berkaitan dengan tujuan dan sikap responden saat mengakses portal Rumah Belajar Pustekkom Kemendikbud. Penelitian serupa pernah diteliti oleh Susilawati (2019) mengangkat tentang rancangan model pembelajaran inovatif yang dikembangkan Pustekkom dengan hasil penelitian keterlaksanaan model pembelajaran inovatif melalui pemanfaatan Portal Rumah Belajar secara online dan offline di SMP Pesat Bogor, dan dampak positif penerapan model pembelajaran dirasakan cukup besar bagi guru terutama dalam meningkatkan kompetensi TIK. Selanjutnya penelitian oleh Yanti, Eko Kuntarto, dan Agung Rimba Kurniwaan (2020) mengangkat tentang pemanfaatan portal Rumah Belajar Kemendikbud dalam proses pembelajaran di SD. Hasil penelitian berupa langkah-langkah yang dilakukan guru dalam memanfaatkan portal pembelajaran yang dilakukan guru dalam memanfaatkan portal Rumah Belajar dimulai dari persiapan yang memuat kegiatan pembuka, inti, dan penutup pembelajaran. Kemudian fitur yang dimanfaatkan guru berupa BSE dan Bank soal, sementara metode yng digunakan guru yaitu presentasi klasikal, diskusi kelompok keci, dan pembelajaran individual.

Alasan kedua, peneliti tidak melakukan penelitian langsung di sekolahan karena kondisi pandemi yang menyulitkan untuk penelitian langsung di kelas. Sekolah masih menggunakan pembelajaran daring dengan memanfaatkan beberapa aplikasi dan terdapat kendala dalam

Page 5: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

401

pelaksanaan pembelajaran daring tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bentuk tindak tutur yang digunakan guru melalui video pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun manfaat penelitian ini yaitu dengan adanya video pembelajaran interaktif maka guru akan lebih bervariasi dalam mengembangkan model dan media pembelajaran. Selain itu kecapakan guru dalam berbahasa lebih dikembangkan agar siswa paham dengan maksud tuturan guru. Kemudian kesadaran dan kepekaan siswa terhadap tuturan guru melalui tindak tutur direktif, dan dengan adanya video pembelajaran interaktif akan mempermudah siswa untuk memahami materi. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan bentuk deskriptif. Penelitian kualitatif menghasilkan data baik berupa deskripsi tulisan maupun lisan (Taylor, Robert dan Marjorie, 2016:7). Data dalam penelitian kualitatif berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat (Bryman, 2004:269). Data penelitian berupa tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia di SMA. Sedangkan Sumber data dalam penelitian ini yaitu berupa dokumen video pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia di SMA yang didapatkan dari Pustekkom Kemendikbud.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak catat dan wawancara terbuka. Cara memperoleh data pertama dengan menyimak video pembelajaran interaktif bahasa Indonesia di SMA untuk mendapatkan data berupa tindak tutur direktif. Teknik selanjutnya menggunakan teknik catat. Teknik catat adalah mencatat beberapa bentuk yang dianggap relevan dan dapat dimasukkan ke dalam penelitian dari penggunaan bahasa yang digunakan secara tertulis (Mahsun, 2005:93).

Validitas data data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teori. Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara memeriksa bukti dari sumber dan menggunakannya untuk justifikasi yang koheren dengan penelitian yang diharapkan (Creswell, 2009:191). Validitas data berupa tindak tutur direktif diuji sesuai dengan teori yang digunakan untuk menganalisis, yaitu menggunakan teori Searle dan dilengkapi dengan teori Prof. Dr. Harun Joko Prayitno tentang tindak tutur direktif.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data interaktif. Analisis data secara interaktif memiliki langkah-langkah sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data sesuai dengan rumusan masalah yang ada, menyusun data yang sudah direduksi sesuai dengan kelompok-kelompoknya, dan terakhir penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992:17). HASIL DAN PEMBAHASAN Tindak Tutur Direktif dalam Video Pembelajaran Interaktif Bahasa Indonesia di SMA

Penelitian ini mengkaji tindak tutur direktif yang terdapat dalam video pembelajaran interaktif Pustekkom Kemendikbud di SMA. Penelitian ini dianalisis berdasarkan teori Searle. Searle membagi tindak tutur direktif menjadi (a) perintah; (b) permintaan; (c) memesan; (d) memohon; (e) memohon berdoa; (f) mengundang; (g) mengizinkan; (h) saran. Selanjutnya dilengkapi teori Prayitno, sebagai berikut: (a) perintah; (b) permintaan; (c) nasihat; (d) kritikan, (e) ajakan, (f) larangan. Adapun hasil penelitian mengenai tindak tutur direktif yang terdapat dalam video pembelajaran interaktif di SMA tersaji dalam tabel berikut.

Tabel 1 Tindak Tutur Direktif dalam Video Pembelajaran Interaktif Bahasa Indonesia di SMA

No Bentuk Tindak Jumalah 1 Permintaan 4 2 Memesan 1

Page 6: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

402

3 Perintah 4 4 Memohon 2 5 Berdoa 1 6 Ajakan 2 7 Mngizinkan - 8 Saran - 9 Kritik -

10 Larangan -

Tabel di atas menunjukkan bahwa guru menggunakan tindak tutur direktif dengan

tujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Adapun realisasi penyebaran tindak tutur direktif terdapat dalam contoh sebagai berikut. Permintaan

Tindak tutur permintaan merupakan sebuah tuturan yang menunjukkan bahwa penutur bermaksud meminta kepada mitra tutur untuk melakukan suatu perbuatan. Penutur mengungkapkan keinginannya agar mitra tutur bisa melakukan sesuatu tindakan atas keinginan dari tuturan yang dituturkan. Pada komunikasi di kelas, tindak tutur yang digunakan oleh guru kepada siswa memiliki fungsi yang berbeda-beda. Data yang menunjukkan tindak tutur direktif ‘meminta’ dapat dilihat pada sejumlah data di bawah ini.

Data 1

Konteks Tuturan: Tuturan tersebut diujarkan oleh guru setelah kelompok dua selesai menanggapi presentasi kelompok tujuh. Tuturan guru tersebut dimaksudkan kepada semua siswa untuk menyimpulkan pembelajaran teks eksposisi pada hari itu

Bentuk Tuturan(1): Guru : Oke sip. Itu tanggapan dari kelompok dua terhadap hasil diskusi kelompok

tujuh. Baik setelah kalian presentasi, kemudian kalian menanggapi juga, kalian diminta untuk menyimpulkan pelajaran apa yang sudah dapatkan hari ini. Siapakah dari kalian yang akan menyimpulkan pelajaran ? Esa bisa?

Esa : Kesimpulan yang saya dapatkan pada pembelajaan hari ini adalah saya dapat menyimpulkan ide pokok dari setiap paragraf dan menyimpulkan teks eksposisi. (TTD/Permintaan-ekspo.01)

Tuturan (1) menunjukkan adanya tindak tutur diektif yang berfungsi untuk meminta.

Penggunaan kata ‘diminta’ merujuk pada tindak tutur direktif permintaan. Guru menghendaki siswa untuk melakukan sesuatu. Pada konteks tuturan di atas, guru menghendaki semua siswa untuk menyimpulkan inti pelajaran pada hari tersebut dan guru menawarkan kepada salah satu siswa bernama Esa untuk menyimpulkan.

Data 2 Konteks Tuturan: Tuturan diujarkan oleh ketua kelas di depan kelas saat akan melanjutkan kegiatan diskusi menganalisis struktur teks eksplanasi. Bentuk Tuturan (2): Ketua kelas :Baiklah teman-teman, kita akan membentuk kelompok. Kalian saya minta mengambil gulungan kertas yang ada disini yang didalamnya sudah terdapat

Page 7: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

403

nama-nama sastrawan dan kalian membentuk kelompok sastrawan yang kalian dapatkan. (TTD/Permintaan-Ekspl.04)

Tuturan (2) menunjukkan adanya tindak tutur direktif ‘permintaan’. Tuturan tersebut

disampaikan oleh ketua kelas kepada seluruh siswa di kelas. Ketua kelas menghendaki kepada teman-temanya untuk mengambil gulungan kertas yang didalamnya sudah tercantum nama sastrawan untuk pembagian kelompok. Tindak tutur meminta dituturkan yaitu ‘kalian saya minta mengambil gulungan kertas’. Pada tuturan tersebut, penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘permintaan’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ‘minta’.

Data 3 Konteks Tuturan: Saat siswa sudah selesai mengerjakan tugas, guru ingin mereka mempresentasikan tugasnya. Bentuk Tuturan (3): Guru : bagaimana anak-anak, sudah selesai ? Siswa2 : sudah. Guru : Baik, setelah kalian menyelesaikan tugas kalian, Bapak minta sekarang presentasi. (TTD/Permintaan-ekspl.05)

Tuturan (3) menunjukkan adanya tindak tutur direktif “permintaan”. Tuturan tersebut

di ujarkan oleh guru kepada seluruh siswa. Guru menghendaki agar siswa melakukan presentasi setelah tugas selesai dikerjakan. Tindak tutur permintaan dituturkan yaitu “Bapak minta sekarang presentasi”. Pada tuturan tersebut, penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘permintaan’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ‘minta’.

Data 4 Konteks Tuturan: Guru meminta tolong kepada ketua kelas yang bernama Ratna untuk membagikan kartu Eksposisi kepada teman-temannya. Bentuk Tuturan (4): Guru : Kalau kalian sudah menemukan kalimat utama di awal paragraf, nanti akan

ada kalimat utama lain di akhir paragraf, itu yang disebut dengan paragraf campuran. Nah nanti ketika mengerjakan, ibu akan mendatangi kelompok kalian untuk menjelaskan sekali lagi. Ketua kelas kesini, bagikan ke teman-teman. Saya minta tolong Ratna tolong bagikan ini ke teman-teman. Anak-anak kalian sudah memegang satu kartu teks eksposisi ?silahkan semuanya diangkat.oya berarti semuanya sudah dapat ya? Baik. Setelah kalian mendapatkan kartu, adakah pertanyaan mengenai pengerjaan ? (TTD/Permintaan-Ekspo.06)

Tuturan (4) menunjukkan adanya tindak tutur direktif ‘permintaan’. Tuturan yang

diujarkan guru kepada ketua kelas yang bernama Ratna. Guru mengehendaki Ketua kelas (Ratna) untuk membagikan kartu eksposisi untuk dikerjakan. Tindak tutur permintaan dituturkan yaitu “Saya minta tolong Ratna tolong bagikan ini ke teman-teman”. Pada tuturan tersebut, penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘permintaan’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ‘tolong’.

Page 8: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

404

Perintah Tindak tutur direktif perintah merupakan suatu tindakan dimana penutur bermaksud

memerintah mitra tutur untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang diperintahkan penutur dalam tuturan yang disampaikan. Berikut ini sejumlah data yang diteukan pada video pembelajaran intraktif di SMA berkaitan dengan tindak tutur direktif perintah.

Data 5 Konteks Tuturan: Guru mengulas materi pembelajaran minggu kemarin dengan materi teks eksplanasi. Guru menghendaki siswanya untuk memberi definisi teks eksplanasi. Bentuk Tuturan (5) Guru :Baik anak-anak, sebelum kita lanjut pembelajaran hari ini, bapak akan materi pembelajaran minggu kemarin. Coba siapa yang masih ingat pembelajaran minggu kemarin ? Siswa C : Saya pak, tentang pengertian teks eksplanasi. Guru : Ya tentang pengertian teks eksplanasi. Coba sebutkan yang lebih jelas Siswa C :Teks eksplanasi adalah teks menceritakan fenomena alam. (TTD/Perintah. Ekspo.06)

Tuturan (5) menunjukkan adanya tindak tutur direktif yang berfungsi untuk

memerintah. Tuturan diujarkan oleh guru kepada siswa C. Guru mengendaki siswanya untuk menyebutkan lebih jelas lagi mengenai definisi teks teksplanasi. Tuturan “coba sebutkan” penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘perintah’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ’sebutkan’.

Data 6 Konteks Tuturan: Pembelajaran dimulai dengan tayangan video yang diputarkan oleh guru dan siswa mencermatinya. Bentuk Tuturan (6): Guru : Anak-anak, untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan melihat tayangan video. Nah nanti anak-anak cermati video yang akan bapak putarkan. (TTD/Perintah. Ekspo.07)

Tuturan (6) menunjukkan adanya tindak tutur direktif yang berfungsi untuk

memerintah. Tuturan diujarkan oleh guru kepada seluruh siswa. Guru mengendaki siswanya untuk mencermati video yang telah ditayangkan guru sebagai kegiatan pembuka. Tuturan “Nah nanti anak-anak cermati video yang akan bapak putarkan” penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘perintah’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ‘cermati’.

Data 7 Konteks Tuturan: Kegiatan pembelajaran dilanjutkan oleh guru dengan siswa mencermati teks eksplanasi di buku siswa.

Page 9: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

405

Guru : Baik anak-anak kita akan melanjutkan kegiatan dengan mencermati teks eksplanasi di buku siswa. Sekarang silakan kalian buka halaman 57-58.

Guru : Baik, sudah selesai membacanya anak-anak ? Siswa2 : Sudah Guru : Ya bagus. Tadi kalian sudah melihat tayangan video berupa tayangan

apa anak-anak? Siswa2 : Banjir (TTD/Perintah. Ekspl.08)

Tuturan (7) menunjukkan adanya tindak tutur direktif yang berfungsi untuk

memerintah. Tuturan diujarkan oleh guru kepada seluruh siswa. Guru mengendaki siswanya untuk mencermati teks eksplanasi dengan membuka buku siswa pada halaman 57-58. Tuturan “sekarang silahkan kalian buka halaman 57-58” penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘perintah’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ‘silakan’.

Data 8 Konteks Tuturan: Diskusi siswa telah selesai dan guru menghendaki siswa untuk memindahkan tugas dan mempresentasikan

Bentuk Tuturan(8): Guru : Anak-anak sudah selesai diskusinya? setelah kalian menyelesaikan

diskusi kalian, hasil diskusi kalian, silakan kalian pindahkan ke kertas plano untuk dipresentasikan kepada kelompok lain. Paham? Ya sekarang laksanakan. (TTD/Perintah. Ekspl.012)

Tuturan (8) menunjukkan adanya tindak tutur direktif yang berfungsi untuk

memerintah. Tuturan diujarkan oleh guru kepada siswanya. Guru mengendaki siswanya untuk menindahkan hasil diskusi ke kertas Plano lalu dipresentasikan kepada kelompok lain. Tuturan “silakan kalian pindahkan ke kertas plano untuk dipresentasikan kepada kelompok lain” penanda lingual yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut adalah tindak tutur ‘perintah’ yaitu ditandai dengan adanya lingual verba ‘silakan pindakan’. Memohon

Tindak tutur direktif memohon adalah tindak pertuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur dimaksudkan agar mitra tutur dapat mengabulkan sesuatu yang diinginkan penutur dalam tuturan tersebut. Berikut ini contoh data yang menunjukkan tindak tutur direktif “memohon”.

Data 9 Konteks Tuturan: Siswa yang bernama Ogi belum mengerti dengan materi yang dijelaskan guru ,beliau menginginkan guru untuk menjelaskan kembali Bentuk Tuturan (9): Siswa D : Saya ngin bertanya Guru : Iya silahkan Siswa D : Berarti kita akan mempelajari tiga jenis paragraf bu?

Page 10: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

406

Guru : Ya pertanyaannya bagus, kita akan mempelajari 3 jenis paragraf berdasarkan gagasan pokoknya. Ada lagi yang ditanyakan nak ? oiya Ogi

Siswa (Ogi) : Saya kurang paham dengan paragraf campuran TTD/Memohon. Ekspo.05)

Tuturan yang terkandung dalam data tuturan (9) merupakan bentuk tindak tutur

direktif “memohon”. Tuturan direktif “memohon” disampaikan dalam tuturan “saya kurang paham dengan paragraf campuran, mohon dijelaskan”. Pada tuturan tersebut, tindak tutur memohon ditujukan dengan penanda lingual verbal “mohon”. Memohon Berdoa

Tindak tutur direktif memohon adalah tindak pertuturan yang disampaikan oleh penutur kepada mitra tutur dimaksudkan bersama-sama memanjatkan doa. Berikut ini contoh data yang menunjukkan tindak tutur direktif “memohon berdoa”.

Data 10 Konteks Tuturan: Guru yang sedang mengabsen siswanya dan mendoakan siswa yang sakit.

Bentuk Tuturan (10): Guru : Adakah hari ini teman kalian tidak hadir ? Siswa : Ada buk Guru : Siapa? Siswa : Mbak um Guru : baik kita doakan semoga teman kita cepat sembuh ya Siswa : Amin (TTD/berdoa.Pu.01)

Tuturan yang terkandung dalam data tuturan (10) merupakan bentuk tindak tutur

direktif “memohon doa”. Tuturan direktif “memohon berdoa” disampaikan dalam tuturan “baik kita doakan semoga teman kita cepat sembuh ya”.Pada tuturan tersebut, tindak tutur memohon ditujukan dengan penanda lingual verbal “semoga”. (TTD/Perintah. Ekspo.01) Ajakan

Tindak tutur direktif “ajakan” adalah suatu tindak tutur yang dituturkan penutur dengan maksud tujuan yaitu menginginkan mitra tutur untuk bersama-sama melakukan sesuatu yang dituturkan. Berikut ini data yang menunjukkan tindak tutur direktif “ajakan” dapat dilihat pada data dibawah ini.

Data 11 Konteks tuturan: Guru membagi kelompok belajar dengan metode match and mind mipping. Bentuk Tuturan (11): Guru: Oke kita sekarang berkelompok ya,sekarang kita bagi tiga kelompok. Yuk mulai berhitung. Semuanya sudah memiliki angka, dan sekarang boleh tunjuk 3 orang. (TTD/Ajakan-Ekspl.01)

Tuturan yang terkandung dalam data (11) merupakan tindak tutur direktif “ajakan”.

Tuturan tersebut disampaikan guru kepada semua siswa di kelas. Guru menghendaki agar

Page 11: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

407

siswa berhitung untuk membagi tiga kelompok Tindak tutur direktif ditujukan pada tuturan “Yuk mulai berhitung”. Pada data tersebut, tindak tutur direktif “ajakan” diwujudkan dengan hadirnya penanda lingual “yuk” yang berati memiliki makna ajakan.

Data 12 Konteks Tuturan: Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengawali berdoa dan guru menanyakan kehadiran siswa. Bentuk tuturan (12): Siswa B : Untuk mengawali kegiatan pembelajaran hari ini marilah kita berdoa

bersama-sama. Berdoa mulai. Berdoa selesai. Guru : Semoga dengan membaca doa, kegiatan hari ini bisa berjalan dengan

lancar. Ada yang tidak hadir anak-anak? Seluruh Siswa : Hadir semua pak, (TTD/Ajakan-Ekspl.08) Tuturan yang terkandung dalam data (12) merupakan tindak tutur direktif “ajakan”.

Tuturan tersebut disampaikan siswa B kepada teman-temannya. Siswa B menghendaki berdoa bersama sebelum kegiatan pelajaran dimulai. Tindak tutur direktif ditujukan pada tuturan “marilah kita berdoa bersama-sama..”. Pada data tersebut, tindak tutur direktif “ajakan” diwujudkan dengan hadirnya penanda lingual “marilah” yang berati memiliki makna ajakan. Memesan

Tindak tutur direktif “memesan” adalah suatu tindak tutur yang dituturkan penutur dengan maksud tujuan yaitu menginginkan mitra tutur untuk menjaga amanah atau mengingatkan. Berikut ini data yang menunjukkan tindak tutur direktif “memesan” dapat dilihat pada data dibawah ini.

Data 13 Konteks Tuturan: Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberi pesan pada siswa untuk belajar materi minggu depan Bentuk Tuturan (13): Siswa : Sudah buk Guru : Ada yang mau ditanyakan? Siswa : Tidak Guru : Jika tidak ada yang ditanyakan ibuk akan akhiri pembelajaran pada pagi hari ini. Kalian jangan lupa belajar untuk minggu depan. Wassalamualaikum wr wb Siswa :Walaikumsalam wr wb. (TTD/memesan-Ekspo.09)

Tuturan yang terkandung dalam data (13) merupakan tindak tutur direktif

“memesan”. Tuturan tersebut disampaikan guru kepada siswanya. Guru menghendaki siswanya agar belajar untuk materi minggu depan . Tindak tutur direktif ditujukan pada tuturan “kalian jangan lupa belajar...”. Pada data tersebut, tindak tutur direktif “Memesan” diwujudkan dengan hadirnya penanda lingual “jangan lupa” yang berarti memiliki makna memesan.

Page 12: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

408

SIMPULAN Penggunaan tindak tutur direktif di dalam kelas penting karena untuk memperkuat

pemahaman siswa dalam menerima tuturan dari guru. Mengantisipasi pembelajaran di abad 21 dimana guru dan siswa harus melek teknologi dan informasi, khususnya bagi guru untuk menerapkan 4C di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang berbasis teks. Guru harus menerapkan model pembelajaran yang tepat agar siswa antusias di dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud No 55 Thn 2017 pasal 20 ayat 4 yang mengehendaki guru untuk menerapkan pembelajaran yang interaktif, inovatif. Namun dengan Melihat kondisi lapangan dimana beberapa guru di SMA belum memanfaatkan model dan media pembelajaran secara maksimal, maka penelitian mengenai video pembelajaran interaktif guna memperluas wawasan guru terhadap model maupun media pembelajaran yang digunakan serta mempertajam kemahiran guru dalam berbahasa dengan melihat gaya berbahasa setiap sampel guru di dalam video pembelajaran interaktif yang bervariasi dan memiliki karakteristik berbeda-beda. Selain itu, karena kondisi pandemi yang menyebabkan pembelajaran dilaksanakan secara daring.

Hasil penelitian mengenai tindak tutur direktif yang dianalisis menggunakan teori Searle yang dilengkapi oleh Prayitno dapat diperoleh hasil sebagai berikut : (1) tindak tutur direktif permintaan dapat diperoleh empat buah data, tindak tutur direktif ‘permintaan’ ditandai dengan kata “minta”, (2) tindak tutur direktif perintah dapat diperoleh empat buah data, tindak tutur direktif ‘perintah’ ditandai dengan kata”coba, silakan”, (3) tindak tutur direktif memohon diperoleh dua buah data, tindak tutur ‘memohon’ ditandai dengan kata ‘mohon’, (4) tindak tutur direktif memohon berdoa diperoleh satu buah data, tindak tutur direktif ‘memohon berdoa’ ditandai dengan kata “semoga”, (5) tindak tutur direktif ajakan diperoleh dua buah data, tindak tutur direktif ‘ajakan’ ditandai dengan kata”yuk,mari”, (6) tindak tutur direktif memesan diperoleh satu buah data, tindak tutur direktif ‘memesan’ ditandai dengan “jangan lupa”.

DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. (2012). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :

Rineka Cipta. Ardianto. (2013). Tindak Tutur Direktif Guru dalam Wacana Interaksi Kelas Anak

Tunarungu. Litera, 12 (1), 1-12. Austin, J. L. (1962). How do to Things with Words. Oxford New York: Oxford University

Press. Bryman. 2004. Social Resesarch Methods. Oxford:Oxford University Press. Creswell, J.W. (2009). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods

approaches. United States: SAGE Publications, Inc. Danial, M. (2010). Pengaruh Strategi Pembelajaran PBL dan GI terhadap Metakognisi dan

Penguasaan Konsep Kimia Dasar Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNM. Disertasi Program PascaSarjana (S3) Universitas Negeri Malang.

Eni Susilawati. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Inovatif yang Memanfaatkan Portal Rumah Belajar di SMP Pesat Bogor. Jurnal Teknodik, 23(1), 41-54.

Harlig, Kathleen Bardovi. (2010). Exploring the pragmatics of interlanguage pragmatics: Definition by design in Pragmatics across languages and cultures (edited by Anna Trosborg) (Handbook of pragmatics; 7). New York: Walter de Gruyter GmbH & Co.

Ketty Chachill, Adeline Engkamat, Adib Sarkawi, dan Awang Rozaimi. (2015). Interactive Multimedia-based Mobile Application for Learning Iban Language (I-MMAPS for Learning Iban Language). Procedia Social and Behavioral Sciences, 167 (2015), 267-273.

Page 13: Tindak tutur direktif dalam video pembelajaran interaktif

409

Kreidler, Charles, W. (1998). Introduction English Semantics. London: Routledge. Lambrou, M. (2014). Stylistics, Conversation Analysis and The Cooperative Principle. In M.

Burke (Ed.), The Routledge handbook of stylistics. London and New York: Routledge.

Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Miles, B. M., & Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas

Indonesia. Terjemahan:Tjetjep Rohedi Rosidi. Minanti Tirta Yanti, Eko Kurnanti, Agung Rimba Kurniawan. (2020). Pemanfaatan Portal

Rumah Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pebelajaran Daring di Sekolah Dasar. ADI WIDYA: Jurnal Pendidikan Dasar, 5(1), hlm 61-68.

Nanik Sumarsih. (2018). Strategi dan Fungsi Tindak Tutur dalam Poster Pendidikan. Widyaparwa, 46 (1) , 49-60.

Prayitno, H.J. (2011). Kesantunan Sosiopragmatics. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Press.

Rissari Yayuk. (2018). Tutur pada Teks “ Indonesia Raya” Karya W.R Supratman. Metalingua, 16 (2), 247-256.

Searle, J. R. (1979). Expression and Meaning Studies in The Theory of Speech Acts. United States of America: Cambridge University Press.

St.Y. Slamet dan Suwarto W.A (2013). Tindak Tutur Direktif Kesantunan Berbahasa Mahasiswa di Lingkungan PGSD Jawa Tengah: Tinjauan Sosiopragmatik. Widyaparwa, 41 (1), 22-26.

Suherli, dkk. (2017). Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MK Kelas X Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Syahputra, E., Surya, E., (2017). The Development of Learning Model Based on Problem Solving to Construct High-Order Thinking Skill on the Learning Mathematics of 11th in SMA/MA. Journal of Education and Practice, 8(6). 80-85.

Taylor, S., Robert B., dan Marjorie L. D. (2016). Introduction to Qualitative Research Methods (Fourth Edition). New Jearsey: John Wileey & Sons, Inc.

Wardhaugh, Roland. (1972). Introduction to linguistics. New York: McGraw-Hill Inc. Wildan, Hakim. (2016). Pengaruh Penerimaan Teknologi dengan Kebergunaan Web:

Studi Kasus Portal Rumah Belajar Kemendikbud. Jurnal Ultimacomm, 8(1), 37-59. Wiwik Andreani dan Yi Ying. (2019). "PowPow" interactive game in supporting English

vocabulary learning for elementary students”. Procedia Computer Science 157 (2019), 473-478.

Yogi Idjaja, Renaldi Steven, Kevin Tanuwijaya, dan Irma Kartika Waiory. (2019). The Use of Role Playing Game for Japanese Language Learning. Procedia Computer Science 157 (2019), 298-305.