Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU
DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
RATNI INDAH SURYATINI
A 310080103
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
PENGESAHAN
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN
GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
RATNI INDAH SURYATINI
A 310 080 103
Telah dipertahankan di depan dewan Penguji
Pada Tanggal, 23 Juli 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
1. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno ( )
2. Drs. Andi Haris Prabawa, M. Hum. ( ) 3. Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum. ( )
Surakarta, Juli 2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,
(Drs. Sofyan Anif, M. Si.)
NIK. 547
TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN
GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012
Ratni Indah Suryatini, A 310 080 103, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012.
Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012, (2) mendeskripsikan strategi tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Data pada penelitian ini berupa, tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD. Sumber data penelitian ini berupa interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode pembaca markah dan metode padan ekstralingual.
Hasil penelitian yang diperoleh: (1) bentuk tuturan ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 sejumlah 21 data tuturan ekspresif dengan maksud mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa, (2) strategi tuturan ekspresif yang digunakan pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012 adalah strategi tuturan ekspresif langsung dan tak langsung dengan modus berita, tanya dan perintah. Kata kunci: tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa. 1. Pendahuluan
Bahasa tidak dapat terlepas dari komunikasi manusia, karena hanya dengan
bahasa manusia dapat mengkomunikasikan segala hal. Oleh karena itu, tidaklah
berlebihan bila bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia.
Menurut Chaer dan Agustina (2004: 17) terdapat tiga kompenen yang harus
ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang berkomunikasi, yakni
pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan yang lazim disebut
partisipan; (2) informasi yang dikomunikasikan; dan (3) alat yang digunakan
dalam komunikasi. Berbicara bahasa sebagai alat komunikasi akan terkait erat
dengan ilmu pragmatik. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari
struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu
digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2009: 4).
Salah satu contoh bentuk komunikasi yang memiliki fungsi sosial adalah
interaksi guru dan siswa pada sistem pembelajaran. Interaksi yang terjadi pada
kegiatan pembelajaran biasanya melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan
komunikasi. Berbagai jenis tuturan yang terjadi pada interaksi pembelajaran,
biasanya memiliki sebuah maksud dan tujuan. Dari tuturan tersebut diharapkan
siswa dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan oleh guru, dengan
demikian tujuan dari komunikasi antara penutur dan mitratutur dapat tercapai.
Dalam suatu pembelajaran, guru selalu berusaha melibatkan siswa dalam
setiap interaksinya. Setiap guru pasti mempunyai cara yang berbeda-beda untuk
berinteraksi dengan siswa-siswinya. Tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang
dirasakan oleh penuturnya disebut dengan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ini
mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan
kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian, kesenangan, atau kesengsaraan
(Yule, 2006: 93).
Tuturan yang termasuk dalam tindak tutur ekspresif adalah tuturan
berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji dan
berbelasungkawa. Tuturan yang digunakan oleh guru dan siswa dalam interaksi
pembelajaran dapat memberikan referensi baru, yang kemungkinan dapat
membuat guru dan siswa lebih mudah memahami maksud dan tujuan tuturan
yang telah diucapkan.
Tuturan berikut ini adalah beberapa contoh dari tindak tutur ekspresif
mengucapkan selamat dan memuji.
(1.a) Selamat pagi anak-anak. (1.b) Tepuk tangan! Pinter banget. Tuturan no (1.a) di atas menunjukan, adanya interaksi antara guru dan siswa
pada awal pembelajaran. Tuturan ekspresif mengucapkan selamat pagi di atas,
secara langsung digunakan oleh guru untuk menyapa murid-murid yang
ditemuinya di pagi hari sebelum pembelajaran berlangsung. Tuturan no (1.b)
menunjukan adanya interaksi antara guru dan siswa ketika proses pembelajaran
berlangsung. Tuturan ekspresif memuji tidak langsung di atas, digunakan oleh
guru untuk memuji dan memotivasi siswa secara tidak langsung dengan cara
memberikan tepuk tangan.
Penelitian ingin menjawab “Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur
ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran
2011/2012 dan bagaimanakah strategis tindak tutur ekspresif pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD tahun ajaran 2011/2012?”
2. Landasan Teoretis
Wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu
bangun bahasa (Kushartanti, 2005: 92). Menurut Webster (dalam Sumarlam 2008:
5-6) wacana adalah pemakaian bahasa komunikasi, baik disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wacana
merupakan suatu kesatuan bahasa yang padu, terikat pada konteks dan merupakan
hasil dari sebuah komunikasi. Wacana dapat berupa teks, tuturan, tulisan maupun
bacaan.
Menurut Wijana dan Rohmadi (2009: 7) Pragmatik adalah cabang ilmu
bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan
kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Menurut Levinson (dalam
Rahardi, 2007: 48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang
mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Konteks yang dimaksud
tergramatisasi dan terkondifikasi sehingga tidak dapat dilepaskan dari struktur
bahasanya. Sedangkan menurut Kushartanti (2005: 104) menyatakan bahwa
pragmatik adalah ilmu yang maknanya dipengaruhi oleh hal-hal di luar bahasa.
Menurut Yule (2006: 3) pragmatik adalah studi tentang makna yang
disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (atau
pembaca).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari
tentang hal-hal diluar bahasa dalam sebuah komunikasi berdasarkan konteks
tuturan tersebut.
Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Leech (dalam
Wijana dan Rohmadi, 2009: 12) mengungkapkan bahwa pragmatics studies
meaning in relation to speech situtuation. Sehubungan dengan bermacam-
macamnya makna, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam situasi
tutur antara lain penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan
sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, tuturan sebagai produk tindak verbal.
Menurut Chaer (2010: 27) tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang
bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu.
Richard dan Plat (dalam Abdurrahman, 2006: 127) mengungkapkan bahwa
tindak tutur adalah suatu tuturan atau ujaran yang merupakan satuan fungsional
dalam komunikasi.
Kushartanti (2005: 109) pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan
nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta
di dalam percakapan, bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks amanat itu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tindak tutur adalah ujaran atau tuturan dari
seorang penutur kepada mitra tutur dalam sebuah komunikasi yang mempunyai
maksud dan tujuan tertentu.
Menurut Austin (dalam Chaer, 2004: 53 ) tindak yang dilangsungkan
dengan kalimat performatif, dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang
langung sekaligus, yaitu (1) tindak tutur lokusi, (2) tindak tutur ilokusi, dan (3)
tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan
sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang
bermakna dan dapat dipahami. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang
biasanya diidentifikasikan dengan kalimat performatif yang eksplisit. Tindak tutur
perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain
sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik dari orang itu.
Searle (dalam Rahardi, 2010: 36) menggelompokan tindak tutur ilokusi
kelima macam bentuk tuturan yang masing-masing memiliki fungsi komunikatif,
yaitu tuturan asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi.
Tindak tutur asertif yakni bentuk tutur yang mengikat penutur akan
kebenaran proposisi yang diungkapkan. Adapun yang termasuk ke dalam jenis
tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan menyatakan, menyarankan, membual,
mengeluh, dan mengklaim.
Tindak tutur direktif yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya
untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan
di dalam tuturan itu. Adapun yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini antara
lain memesan, memerintah, memohon, menasehati, dan merekomendasi.
Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan
atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya
tuturan berterima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji
dan berbelasungkawa.
Tindak tutur Komisif yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan
janji atau penawaran, misalnya berjanji, bersumpah, dan menawarkan sesuatu.
Tindak tutur deklarasi yakni bentuk tutur yang menghubungkan isi tuturan dengan
kenyataannya, misalnya berpasrah, memecat, membabtis, memberi nama, dan
menghukum.
Tindak Tutur Langsung dan Tindak Tutur Tidak Langsung. Secara formal,
berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif),
kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperratif). Secara konvensional
kalimat berita digunakan untuk memberikan suatu (informasi), kalimat tanya
untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah,
ajakan, permintaan, atau permohonan. Apabila kalimat-kalimat tersebut
difungsikan secara konvensional, maka tindak tutur yang terbentuk adalah tindak
tutur langsung.
Di samping itu untuk berbicara secara sopan, perintah dapat diutarakan
dengan kalimat berita atau kalimat tanya agar orang yang diperintah tidak merasa
diperintah, maka akan terbentuk tindak tutur tidak langsung. Seperti tuturan
berikut.
(2.a) Ada makanan di almari.
Tuturan (2.a), bila diucapkan kepada seorang teman yang membutuhkan
makanan, dimaksudkan untuk memerintah lawan tuturnya mengambil makanan
yang ada di almari yang dimaksud, bukan sekedar untuk menginformasikan
bahwa di almari ada makanan.
3. Metode Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SD Negeri Purworejo di Kecamatan Suruh
Semarang dan SD Negeri Gemolong 1 di Gemolong. Waktu penelitian
dilaksanakan bulan Desember 2011-Mei 2012.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti
deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan dan mengungkap bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1 serta strategi tindak tutur ekspresif yang digunakan pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1.
Objek penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1.
Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.
Adapun sumber data dalam penelitian ini, didapat dari interaksi
pembelajaran guru dan siswa Kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode simak, cacat dan dokumentasi. Teknik rekam dalam penelitian ini
menggunakan camera digital. Proses perekaman dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang
terjadi, sehingga dalam praktiknya teknik rekam dapat berjalan apa adanya
(Sudaryanto, 1993: 135).
Teknik simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data
dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Dalam arti, peneliti dalam
upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa
seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan (Mahsun, 2007: 92).
Teknik simak dilakukan dengan meyimak rekaman pada interaksi pembelajaran
guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun
ajaran 2011/2012.
Disamping perekaman, dapat pula dilakukan pencatatan pada kartu data
yang segera dilanjutkan dengan klasifikasi. Selain dengan kartu data proses
pencatatannya pun dapat juga memanfaatkan disket komputer (Sudaryanto, 1993:
135). Setelah merekam, peneliti kemudian mencatat dan mengklasifikasi tindak
tutur ekspresif yang terdapat pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1
SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode markah baca dan
metode padan. Metode baca markah menurut Sudaryanto (1993: 95) disebut juga
metode membaca pemarkah, pemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual
atau identitas konstituen tertentu. Kemampuan membaca pemarkah itu berarti
kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud. Penggunaan metode baca
markah digunakan untuk menganalisis permasalahan pertama yaitu bentuk-bentuk
tindak tutur ilokusi ekspresif pada anak SD.
Metode padan adalah metode penelitian bahasa yang alat penentunya diluar,
terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan. Penelitian ini
bertujuan mengelompokkan bunyi-bunyi bahasa sebagai misalnya (Mahsun, 2007,
117-122 ).
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, berupaya mengindetifikasi
bentuk tuturan dan strategi tindak tutur ekspresif yang terdapat pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1 tahun ajaran 2011/2012.
4. Hasil Penelitian
Tindak tutur ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan
atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya
tuturan memberi selamat, meminta maaf, berterima kasih, menyalahkan, memuji
dan berbelasungkawa (Rahardi, 2010: 36).
Tindak tutur ekspresif dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain
mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Bentuk
tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD
Negeri purworejo dan SD Negeri Gemolong ditentukan berdasarkan eksplikatur,
penanda, konteks, implikatur, maksud dan status sosial.
Berdasarkan hasil penelitian bentuk tindak tutur ekspresif pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Purworejo meliputi: (1) mengucapkan
selamat, (2) memuji, (3) berterima kasih, (4) menyalahkan. Berikut hasil
pemaparan penelitian ini.
4.1 Bentuk-Bentuk Tindak Tutur Ekspresif
Tuturan selamat difungsikan untuk mengucapkan selamat atau digunakan
untuk menyapa seseorang. Berikut ini realisasi bentuk tindak tutur ekspresif
mengucapkan selamat.
1. Selamat pagi anak-anakku yang cantik-cantik sing bagus-bagus, kayak
belok kodek. Siapa yang belum pamit ibu bapak?
2. Selamat mengerjakan anak-anak! siapa yang bisa boleh maju ke
depan.
Memuji adalah perkataan yang bermaksud untuk memuji lawan bicaranya.
Berdasarkan data penelitian ini, terdapat beberapa kesantunan tuturan ekspresif
memuji. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi memuji dalam kalimat ini adalah
sebagai berikut.
3. Tepuk tangan pinter banget.
4. Betul pinter banget, nilainya berapa?
Menyalahkan adalah tuturan yang bertujuan untuk menyalahkan mitratutur
karena telah melakukan kesalahan. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi untuk
menyalahkan dalam kalimat ini adalah sebagai berikut.
5. No berapa? Yang tunggu bentar ibu lihat soalnya dulu. Betul
jawabanya 68 berati kamu yang salah.
6. Gimana to bayu, kok gak mengerjakan malah rame terus. Besok
jangan lupa harus mengerjakan di rumah!
Berbelasungkawa yang bertujuan untuk menyatakan rasa berbelasungkawa
terhadap suatu kejadian. Adapun bentuk tuturan yang berfungsi untuk menyatakan
rasa belasungkawa dalam kalimat ini adalah sebagai berikut.
7. Doakan saja ya, ibu Anik lekas sembuh. Dan untuk itu anak-anak
tidak boleh nakal ditinggal Bu Anik
4.2 Strategi Tindak Tutur Ekspresif
Wijana (dalam Prayitno, 2011: 121) menyatakan strategi bertutur
berdasarkan teknik penyampaiannya dikelompokkan menjadi dua, yaitu tindak
tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung adalah
tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur, sedangkan tindak
tutur tidak langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi jenis kalimat.
Berdasarkan perolehan data pada interaksi pembelajaran guru dan siswa
kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 tahun ajaran
2011/2012, dapat diketahui dan diperoleh pengertian bahwa strategi yang
digunakan oleh siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1
menggunakan strategi tindak tutur langsung dan tidak langsung.
4.2.1 Startegi Tindak Tutur Ekspresif Langsung.
Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung
maksud penutur. Adapun ada tiga modus dalam tindak tutur berikut yaitu, modus
berita, modus tanya, modus perintah.
Modus berita difungsikan secara konvensional untuk menyatakan sesuatu
bukan pertanyaan atau seruan. Modus perintah difungsikan secara konvensional
untuk memerintah seseorang melakukan suatu. Modus tanya difungsikan secara
fungsional untuk menanyakan sesuatu. Berikut ini cuplikan realisasi bentuk
strategi tindak tutur ekspresif.
8. Selamat pagi anak-anakku yang cantik-cantiik sing bagus-bagus, kayak
belok kodek. Siapa yang belum pamit ibu bapak?
Tuturan no (8) di atas, merupakan tindak tutur ekspresif langsung
mengucapkan selamat dengan maksud menyapa mitratutur yang ditemuinya di
pagi hari.
9. Bagus, bagus belajar apa?
Tuturan no (9) di atas, merupakan tindak tutur ekspresif langsung memuji,
yang mempunyai maksud untuk memuji mitra tutur karena telah belajar di rumah
dan mengerjakan PR.
10. Makane ora ngobrol terus, digatekno (jangan bicara terus,
diperhatikan)!
Tuturan (10) merupakan contoh tuturan ekspresif menyalahkan langsung
dengan modus perintah.
4.2.2 Strategi Tindak Tutur Ekspresif Tidak Langsung.
Berikut ini cuplikan realisasi bentuk strategi tindak tutur ekspresif pada
interaksi guru dan siswa kelas 1SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong
1.
11. Selamat mengerjakan anak-anak! siapa yang bisa boleh maju ke
depan.
12. Tepuk tangan hebat. Tuna netra itu apa?
Tuturan (11) merupakan contoh tuturan ekspresif mengucapkan selamat
tidak langsung dengan modus perintah. Tuturan tersebut mempunyai maksud
untuk memerintah mitratutur mengerjakan tugas.
Tuturan (12) merupakan contoh tuturan ekspresif memuji tidak langsung
dengan modus tanya. Tuturan tersebut bermaksud memuji mitra tutur dengan
tepuk tangan karena mitra tutur telah menjawab pertanyaan dengan benar.
5. Simpulan
Tindak tutur ekspresif dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain
mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Bentuk
tindak tutur ekspresif pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD
Negeri purworejo dan SD Negeri Gemolong ditentukan berdasarkan eksplikatur,
penanda, konteks, implikatur, maksud dan status sosial.
Pada interaksi pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo
dan SD Negeri Gemolong 1 ditemukan 21 tuturan ekspresif dengan 4 bentuk
yaitu: mengucapkan selamat, memuji, menyalahkan dan berbelasungkawa. Dari
empat kali pertemuan, ditemukan 4 tuturan ekspresif mengucapkan selamat, 10
tuturan ekspresif memuji, 6 tuturan ekspresif menyalahkan dan 1 tuturan
ekspresif berbelasungkawa.
Strategi tindak tutur yang sering digunakan pada interaksi pembelajaran
guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 adalah
strategi tindak tutur langsung dan tindak langsung. Strategi tindak tutur langsung
adalah tindak tutur yang menyatakan secara langsung maksud penutur, sedangkan
tindak tutur tidak langsung dinyatakan dengan mengubah fungsi jenis kalimat.
Adapun strategi tuturan ekspresif langsung yang ditemukan pada interaksi
pembelajaran guru dan siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri
Gemolong 1 meliputi: (1) tuturan mengucapkan selamat pagi. Tuturan tersebut
merupakan sebuah tuturan langsung yang bermaksud untuk menyapa mitatutur
yang ditemuinya dipagi hari. (2) tuturan memuji yang bermaksud untuk memuji
secara langsung mitratutur karena telah melakukan sesuatu hal dengan baik. (3)
tuturan menyalahkan yang bermaksud untuk menyalahkan mitratutur karena telah
melakukan kesalahan (4) tuturan berbelasungkawa yang bermaksud untuk
menyatakan rasa belasungkawa terhadap sesuatu hal. Sedangkan strategi tuturan
ekspresif tidak langsung yang ditemukan pada interaksi pembelajaran guru dan
siswa kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1 meliputi : (1)
tuturan mengucapkan selamat yang secara halus mempunyai maksud untuk
memerintah mitratutur melakukan sesuatu hal. (2) tuturan memuji yang secara
halus mempunyai maksud untuk memuji mitratutur bukan dengan kata-kata,
namun dengan sebuah tindakan.
6. Saran
Berdasarkan hasil penelitian pada interaksi pembelajaran guru dan siswa
kelas 1 SD Negeri Purworejo dan SD Negeri Gemolong 1, saran yang dapat
penulis berikan kepada pembaca antara lain: para pengguna bahasa, agar dapat
menggunakan tuturan-tuturan yang sesuai dengan situasi tutur agar maksud yang
ingin disampaikan oleh penutur dapat diterima dengan baik oleh mitratutur, para
peneliti bahasa, agar ada penelitian lanjutan dari peneliti ini dengan aspek yang
lain guna menambah khasanah ilmu bahasa, para pendidik, dapat menggunakan
tuturan-tuturan ekspresif dalam pembelajar agar pembelajaran lebih menarik dan
lebih menyenangkan.
Daftar Pustaka
Abdurrahman. 2006. “Prgmatik; Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan”. Lingua. Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra. Volume 1, Nomor 2, Desember 2007.
Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT.
Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2010. Kesantunan Berbahasa. Jakarta: PT. Rineka Cipta. . Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan
Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Parera. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. Prayitno, Harun Joko. 2011. Kesantunan Sosiopragmatik: Studi Pemakaian
Tindak Tutur Direktif di Kalangan Anak Didik SD Berbudaya Jawa Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rahardi, Kunjana. 2010. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Rohmadi muhammad dan Wijana I Dewa Putu. 2009. Analisis Wacana Pragmatik
Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press. Sumarlam. 2008. Analisis Wacana. Solo: Pustaka Cakra Surakarta. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.